laporan praktik kerja lapangan
DESCRIPTION
download ajaTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI RUMAH SAKIT PINDAD BANDUNG
Jl. Jendral Gatot Subroto no.517 ( Papanggungan )
Bandung 40285 Telp. (022)7309807,(022)7321964
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (UN)
Dan Ujian Nasional Kompetensi Kejuruan (UNKK)
Disusun oleh :
1. Thia Agustina ( 1.12.01061 )
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FARMASI
BINA HARAPAN SUMEDANG
SUMEDANG
Tahun Ajaran 2014/2015
Kata PengantarAssalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang telah kami laksanakan di Rumah Sakit PINDAD.
Laporan praktek kerja industri ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban
tertulis dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL).Yang telah dilaksanakan pada
tanggal 1 Juli-30 Agustus 2014. Laporan ini juga ditunjukan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam proses pembelajaran di SMK Farmasi BHS Sumedang.
Adapun penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini berdasarkan data-data
yang telah diperoleh selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan(PKL), buku-buku
pedoman, media elektronik, serta bimbingan dari para pembimbing.
Banyak hambatan yang kami lalui selama melaksanakan praktek kerja lapangan
maupun selama dalam penyusunan laporan kegiatan praktek kerja lapangan. Namun
dengan adanya dukungan dari beberapa pihak. Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan
laporan ini dengan baik untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Ade Djoeanda, MM., MBA selaku Kepala Sekolah SMK Farmasi Bina
Harapan Sumedang.
2. Ibu Indah Laily Hilmi, S.Farm.,MKM., Apt selaku Kepala Instansi Rumah Sakit Umum
PINDAD.
3. Ibu Dewi Dailah Rahmat, S.Farm., Apt selaku Ketua panitia pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan dan pembimbing dari sekolah SMK Farmasi Bina Harapan Sumedang.
4. Seluruh karyawan di Instalansi Farmasi Rumah Sakit Umum PINDAD Bandung yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya selama kami melaksanakan praktek kerja lapangan.
5. Keluarga yang telah memberi dukungan selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
ini berangsung
6. Dan teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kegiatan Praktek Kerja
Lapangan ini ini masih banyak terdapat kekurangan.Dengan demikian kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan laporan
ini.Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan khususnya bagi
siswa-siswi SMK Farmasi Bina Harapan Sumedang.
Sumedang, Agustus 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan PKL
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mencapai hidup sehat bagi penduduk,
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Upaya kesehatan dititik
beratkan pada upaya penyembuhan yang berangsur-angsur kearah keterpaduan
kesehatan yang menyeluruh.
Upaya kesehatan yang menyangkut peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
dan pemulihan penyakit harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan, dilaksanakan bersama pemerintah dan masyarakat. Salah satu juga
harus dikembangkan adalah pemanfaatan fungsi kesehatan.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka kita mengenal IFRS yang merupakan
pelayanan farmasi dirumah sakit yaitu salah satu kegiatan yang menunjang pelayanan
kesehatan. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem yang
berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat bermutu, termasuk pelayanan
farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Salah satu cara untuk mengenal dan mendalami ruang lingkup IFRS adalah
dengan diadakan PKL ( Praktek Kerja Lapangan ) yang merupakan salah satu cara upaya
untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja farmasi di tingkat menengah.
Dengan diadakannnya PKL ini diharapkan siswa-siswi SMK Farmasi BHS dapat
memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja dibidang farmasi serta mempunyai pengetahuan
yang memadai serta kualifikasi dan sumber daya manusia di dunia kesehatan terutama
farmasi.
(Pedoman pkl tahun 2014/2015)
1.2 Maksud dan tujuan PKL
Siswa tidak hanya pandai secara teori, namun juga memiliki keahlian kejuruan
farmasi atau profesi dasar sesuai kebutuhan dunia usaha dalam waktu singkat.
Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk
mengaplikasikan praktek siswa dan siswi di luar sekolah dan juga agar siswa dan siswi
mengetahui bagaimana praktek sesungguhnya di tempat kerja atau instansi terkait.
Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah agar siswa dan siswi terlatih di dunia
industri atau instansi terkait dan siswa bisa mengapreasiasikan keunggulan masing-masing
tempat PKL serta siswa dan siswi dapat mengukur kemampuannya masing-masing di
dunia kefarmasian. Dan untuk dijadikannya kegiatan yang nantinya siswa dan siswi
mampu berintropeksi diri untuk lebih baik kedepannya. Pemaparan tujuan siswa-siswi
PKL yaitu :
1. Untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang terdapat disekolah ini.
2. Untuk mempelajari kondisi dan mekanisme kerja, sehingga siswa dapat beradaptasi
dengan cepat saat terjun langsung ke dunia pendidikan.
3. Untuk menambah wawasan dan pengalaman para siswa-siswi dalam dunia kerja.
4. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan.
5. Menghasilakan siswa-siswi yang dapat bersaing didunia kerja.
Manfaat kegiatan PKL
A. Manfaat bagi Peserta PKL
A. Lebih mengetahui dunia kefarmasian ;
B. Mengetahui karakteristik pelayanan resep di Rumah Sakit ;
C. Mengetahui spesialit/pengelompokan obat dan jenis- jenis obat dinstalasi farmasi
Rumah Sakit terkait ;
D. Menjalin kerja sama yang baik antar rekan kerja.
(Pedoman pkl tahun 2014/2015)
B. Manfaat bagi Sekolah
1. Mengikat kerja sama yang baik antar pihak sekolah dan intansi atau Rumah Sakit yang
terkait ;
2. Menjadikan lulusan yang siap kerja dan kompeten di bidang kefarmasian ;
3. Meningkatkan mutu siswa dan siswi dalam kompetensi dalam bidang farmasi.
C. Manfaat bagi Rumah Sakit
1. Dapat membagi ilmunya kepada siswa dan siswi PKL;
2. Membantu dan meringankan pekerjaan di Instalasi Farmasi terkait.
D. Manfaat bagi Pihak Lain
Diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan referensi atau sumber informasi yang
dapat dikembangkan menjadi lebih baik.
1.4 Tempat dan waktu kegiatan PKL
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan mulai dari tanggal 1 July 2014 dan
berakhir pada tanggal 31 Agustus 2014 bertempat di Rumah Sakit Umum PINDAD
dengan alamat Jl. Jendral Gatot Subroto no 517 (Papanggungan).
Fase Tanggal/bulan/waktu
Persiapan 16 - 20 Juni 2014
Pelaksanaan 01 Juli - 30 Agustus 2014
Pelaporan 22 September 2014
(Pedoman Pkl tahun 2014/2015)
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TEMPAT PELAKSANAAN PKL
2.1 PENGERTIAN RUMAH SAKIT
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
983/MenKes/SK/XI/1992, rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi
teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan penderita yang dilakukan secara multi disiplin oleh berbagai kelompok
profesional terdidik dan terlatih, yang menggunakan prasarana dan sarana fisik. Rumah
sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik, dan
subspesialistik disebut rumah sakit umum.
Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yg
terorganisir serta sarana kedokteran yg permanen menyelenggarakan pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambung, diagnosis serta pengobatan
penyakit yg di derita oleh pasien. (American Hospital Association; 1974).
Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan
kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat
dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya yang diselenggarakan. (Wolper dan Pena;
1987).
Rumah Sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat pendidikan serta
penelitian kedokteran di selenggarakan. (Association of Hospital Care; 1947)
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
(Wikipedia)
(http://www.search.ask.com/web) (pengertian rumah sakit menurut beberapa ahli -
Ask.com Search)
Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan
fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga
merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. (World
Health Organization)
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. (Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit)
2.1 INTALANSI FARMASI RUMAH SAKIT
2.2.1 PENGERTIAN INSTALANSI FARMASI RUMAH SAKIT
Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu departemen atau unit atau bagian di suatu
rumah sakit yang berada di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa
orang apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan
kompeten secara profesional dan merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang ditujukan
untuk keperluan rumah sakit itu sendiri (Siregar dan Lia, 2004).
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu bagian/divisi atau fasilitas di
Rumah Sakit tempat penyelengaraan semua kegiatan pekerjaan yang ditujukan untuk
keperluan Rumah Sakit itu sendiri. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi
obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep Dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional dibawah pimpinanan seorang
Apoteker dan dibantu oleh beberapa orang Apoteker.
( PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/
MENKES/ PER/V/2011 )
2.2.2 TUJUAN INSTALANSI FARMASI RUMAH SAKIT
a. Memberi manfaat kepada penderita, Rumah Sakit, sejawat profesi, kesehatan, dan
farmasi oleh Apoteker Rumah Sakit yang kompeten dan memenuhi syarat.
b. Membantu dalam penyediaan perbekalan yang memadai oleh Apoteker Rumah
Sakit yang memenuhi syarat.
c. Menjamin pendidikan professional yang bermutu melalui penetapan dan
pemeliharaan standar etika profesional, pendidikan dan pencapaian, dan melalui
peningkatan kesejahteraan ekonomi.
d. Meningkatkan penelitian dalam pendidikan farmasi Rumah Sakit dan dalam ilmu
farmasi pada umumnya.
e. Menyebarkan pengetahuan farmasi dengan mengadakan pertukaran informasi
antara para Apoteker Rumah Sakit, anggota profesi dan spesialis lainnya.
f. Memperluas dan memperkuat kemampuan Apoteker Rumah Sakit untuk secara
efektif mengelola suatu pelayanan farmasi yang terorganisir serta memberikan pelayanan
klinik.
g. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian pendidikan farmasi Rumah Sakit
pembaruan bagi masyarakat, pemerintah industri farmasi dan professional kesehatan
lainnya.
h. Membantu menyediakan personel pembantu yang bermutu untuk Instalasi
Farmasi Rumah Sakit (IFRS).
i. Membantu dalam pengembangan dan kemajuan profesi kefarmasian.
2.2.3 TUGAS INSTALANSI FARMASI RUMAH SAKIT
Tugas utama Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah pengelolaan mulai dari
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita
sampai dengan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan di gunakan
dalam Rumah Sakit untuk penderita rawat tinggal, rawat jalan, maupun untuk semua
unit termasuk poliklinik Rumah Sakit.
( Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 889/ MenKes/ Per/v/2011 )
2.2.4 FUNGSI INTALANSI FARMASI RUMAH SAKIT
Menurut SK Menkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 fungsi instalasi farmasi rumah
sakit adalah sebagai tempat pengelolaan perbekalan farmasi serta memberikan pelayanan
kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan. IFRS mempunyai dua fungsi
dalam melaksanakan tugas dan pelayanan farmasi yaitu fungsi non-klinik dan fungsi
klinik. Lingkup fungsi farmasi nonklinik adalah perencanaan; penetapan spesifikasi
produk dan pemasok; pengadaan; pembelian; produksi; penyimpanan; pengemasan dan
pengemasan kembali; distribusi; dan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang
beredar dan digunakan di rumah sakit secara keseluruhan (Siregar dan Lia, 2004).
Lingkup fungsi farmasi klinik mencakup pengkajian dan pelayanan resep,
penelusuran riwayat penggunaan obat, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, visite,
pemantauan terapi obat (PTO), monitoring efek samping obat (MESO), evaluasi
penggunaan obat (EPO), dispensing sediaan khusus yaitu pencampuran obat suntik,
penyiapan nutrisi parenteral dan penanganan sediaan sitotoksik, serta pemantauan kadar
obat dalam darah (PKOD) .
(Kepmenkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004).
BAB III
KEADAAN TEMPAT KEGIATAN PKL
3.1 SEJARAH BERDIRINYA RUMAH SAKIT PINDAD
3.1.1 SEJARAH RUMAH SAKIT PINDAD
Rumah sakit umum PINDAD diresmikan oleh jendral Achmad Yani pada tanggal
04 mei 1945 yang pada awalnya bernama rumah sakit Chandra Kirana. Secara resmi
rumah sakit Chandra Kirana di sah kan pada tanggal 01 mei 1967 sesuai dengan surat
keputusan Kodam III siliwangi No. Kep.96/V/1967 dengan kapasitas 100 tempat tidur dan
kurang lebih 100 orang pegawai. Kemudian di tingkatkan menjadi DENKES yang disebut
Detesemen Kesehatan perindustrian angkatan darat dibawah pimpinan komandan teknis
tetap direktur PINDAD, Komandan Teknis Perwira Kes Dam IV.
Pada tahun 1971 dibawah pimpinan Lectol Dr. Sulaeman A.S, sempat mengadakan
kursus Kejuruan selama 1 tahun tahun 1972 nama Denkes diubah menjadi Bina kesehatan
Industri dengan jumlah karyawan 170 orang.
Pada tahun 1977, berdasarkan surat keputusan MENHAKAM No. Skep/226/II/1977
tanggal 25 Febuari 1977. Rumah sakit KCK PINDAD di tetapkan sebagai Rumah Sakit
Abri TK. IV dengan Kapasitas 75 tempat tidur.
Rumah Sakit Umum PINDAD merupakan rumah sakit swasta yang di miliki oleh
PT. Cakra Mandiri Pratama (CMP) sebagai anak perusahaan PT. PINDAD berdasarkan
klasifikasi rumah sakit swasta bila di tinjau dari sarananya RSU PINDAD merupakan
rumah sakit umum pertama di bandung yang di sejajarkan dengan rumah sakit
pemerintahan tipe D, dengan fasilitas 63 tempat tidur . Berdasarkan pelayanannya rumah
sakit PINDAD dapat di sejajarkan dengan rumah sakit pemerintah tipe C, karena
mempunyai dokter spesialis THT, Orthopedi, penyakit dalam, mata, bedah, radiologi, dan
lain – lain.Pada tahun 1997 Rumah Sakit Umum PINDAD telah berkembang menjadi unit
mandiri yang dilengkapi oleh 16 bidang spesialis untuk masyarakat umum.
Dengan menejemen yang professional, staf yang tangguh dan tenaga medis atau
paramedik yang berkualitas diharapkan tetap mampu mempertahankan penampilannnya
dalam memberikan pelayanan dibidang kesehatan secara professional dengan sentuhan
kemanusiaan. Lingkungan rumah sakit yang sejuk, bebas dari gangguan bising dari
kendaraan dan bebas polusi akan sangat membantu terhadap kelangsungan upaya
penyembuhan dan nyaman untuk beristirahat bagi penderita yang dirawat. Lokasi
RS.PINDAD ini sangat mudah dijangkau dari segala arah.
Sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat, RSU Pindad melaksanakan bakti
sosial, memberikan pelayanan pengobatan kepada masyarakat kurang mampu melalui
kerjasama dengan instansi pada waktu-waktu tertentu antara lain melaksanakan operasi
hernia, katarak dan bibir sumbing. RSU Pindad juga memberikan pelayanan kepada
BPJS baik untuk karyawan aktif, pensiunan, swasta maupun keluarga miskin.
RSU Pindad sebagai institusi pelayan jasa kesehatan terus berupaya untuk dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang mandiri, bermutu dan terpercaya di dalam
operasionalnya.
3.1.2 SEJARAH UMUM IFRS PINDAD
Instalasi farmasi rumah sakit umum PINDAD pada awalnya merupakan sebuah
Depo obat yaitu tempat pengelolaan yang belum bisa mengadakan obat sendiri (obat dibeli
di apotek) didalam pendiriannya instalasi farmasi tidak memerlukan Surat Izin Apotek
(SIA) tetapi hanya surat Izin RSU PINDAD.
Rumah Sakit Umum PINDAD berdiri pada bulan maret 1999 dengan Dra.Muliati
sebagai pimpinanya. Instalasi farmasi RSU bertugas untuk menyediakan permintaan dari
masing-masing poli yang ada di rumah sakit. Instalasi farmasi RSU PINDAD melayani
permintaan alat kesehatan, resep untuk pasien, rawat inap dan rawat jalan dan Partik.
Instalasi farmasi rumah sakit umum PINDAD mempunyai beberapa ruangan yaitu
ruang tunggu, tempat penerimaan resep, dan penyerahan obat kepada pasien diruang
pelayanan resep. Ruang kepala instalasi farmasi, ruang penyimpanan infus dan aqua dest,
ruang administrasi dan keuangan, lemari penyimpanan obat, kamar mandi dan mushola.
A. Peranan Kepala Instalasi Farmasi RSU PINDAD (Apoteker)
a. Menyusun program kerja instalasi farmasi.
b. Memimpin, mengatur dan menyelenggarakan kegiatan kefarmasian.
c. Membuat, memperbaiki dan mengembangkan protap sesuai dengan pengembangan
ilmu farmasi.
d. Melaksanakan pengawasan, pembimbing dan evaluasi terhadap staf instalasi farmasi.
e. Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan perbekalaan farmasi.
f. Membuat pengaturan jadwal kerja staf instalasi farmasi.
g. Melaksanakan pengontrolan kegiatan pelayanan maupun administrasi.
h. Membuat laporan hasil kegiatan baik harian, bulanan, maupun tahunan.
B. Bagian pengadaan dan perencanaan
a. Pengadaan
Bagian pengadaan di instalasi farmasi bertugas mengkoordinasi pemesanan
perbekalan kesehatan dengan membuat perencanaan pengadaan untuk diusulkan ke
instalasi farmasi rumah sakit. Mencatat pemesanan, melakukan kegiatan administrasi
farmasi yang berkaitan dengan pengadaan, membuat laporan hasil kegiatan dan
mengikuti pertemuan berkala di instalasi farmasi.
b. Perencanaan
Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan
farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran , untuk menghindari kekosongan
obat dengan menggunakan metode yang dapat di pertanggung jawabkan dan dasar –
dasar perencanaan yang telah di tentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi
metode konsumsi dan epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
C. Bagian Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan dengan cara menempatkan obat-
obat yang diterima pada suatu tempat tertentu yang dinilai aman. Tujuannya adalah :
1. Memelihara mutu obat yang baik
2. Menjaga kelangsungan ketersediaan obat
3. Menghindari pengunaan obat yang tidak bertangung jawab
Tempat penyimpanan obat atau sediaan dapat dibedakan atas dasar suhu, tempat
khusus terutama untuk obat golongan narkotika atau tempat khusus bahan kimia lainnya
yang mudah terbakar.
D. Bagian Distribusi
Bagian distribusi bertugas sebagai kordinator pelaksanaan distribusi,
mengkoordinasi seluruh kegiatan, seperti menyimpan obat terutama menyimpan obat
narkotik dan obat keras tertentu. Melaksanakan pengawasan terhadap distribusi obat
untuk persediaan ruangan.
Sistem distribusi di RSU PINDAD menggunakan sistem resep perorangan. Resep di
bawa pasien atau keluarga pasien untuk di serahkan ke bagian instalasi farmasi tanpa ada
penyimpanan di poli kecuali untuk keperluan dokter, dokter bedah, dokter di ruangan
IGD. Untuk obat yang masuk ke keperluan cito atau cepat ke instalasi farmasi obat
langsung di ambil oleh dokter, perawat, atau asisten apoteker.
E. Bagian Administrasi
Mempunyai tugas sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan administrasi
pembelian, penjualan dan penyediaan perbekalan atau laporan membuat konsep surat
menyurat di lakukan oleh instalasi farmasi. Selain itu administrasi farmasi juga
melaksanakan penyimpanan dan mendokumentasikannya serta mengikuti pertemuan
berkala di instalasi farmasi rumah sakit.
F. Jenis Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum PINDAD
Instalasi farmasi RSU PINDAD selain melayani resep juga distribusi perbekalan
terutama obat, alat kesehatan habis pakai, ragen untuk keperluan instalasi atau poli,
instalasi tersebut meliputi :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Laboratorium
c. Gizi
d. Kamar Operasi
e. Instalasi radiologi
f. Rawat Inap
Meliputi 5 ruang yaitu :
1. Ruang anak
2. Ruang penyakit dalam
3. HCU
4. Ruang bersalin
5. Ruang bedah
g. Rawat jalan
Meliputi 10 poli yaitu:
1. Poli baru
2. Poli THT
3. Poli umum
4. Poli anak
5. Poli obgyn
6. Poli kb/kia
7. Poli bedah umum
8. Poli gigi
9. Poli orthopedi
10. Poli kulit dan kelamin
G. Perlengkapan Instalasi Farmasi RSU PINDAD
Perlengkapan di instalasi farmasi meliputi
a. Sebuah lemari khusus untuk penyimpanan obat narkotik dan psikotropika
b. Sebuah lemari es tempat penyimpanan obat yang tidak tahan panas ( insulin,
beberapa injeksi dan suppositoria )
c. Alat – alat peracikan seperti mortir, stemper, gelas ukur, corong dll.
d. Empat buah rak untuk menyimpan obat golongan paten
e. Tiga buah rak untuk menyimpan obat golongan generik
f. Dua buah rak untuk menyimpan obat golongan askes
g. Sebuah rak untuk obat salep dan terutama obat luar
Pengelompokan Obat IFRS PINDAD
a. Berdasarkan alphabetis
b. Berdasarkan kelompok obat generik dan non generik
c. Berdasarkan kelompok obat Askes
d. Berdasarkan kelompok Obat Narkotika dan Psikotropika
e. Berdasarkan kelompok obat tidak tahan panas ( Insulin, beberapa injeksi dan
suppositoria )
H. Tujuan, visi, misi, dan filosofi Rumah Sakit Umum PINDAD
A. Tujuan RSU PINDAD
Tujuan umum:
Memberi konstribusi pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui
pelayanan kesehatan yang profesional .
Tujuan khusus
a. Mandiri secara organisasi
b. Pelayanan di lakukan berdasarkan standar profesi
c. Melengkapi dan meningkatkan fasilitas pelayanan
d. Menghasilkan manfaat yang optimal serta dapat meningkatkan kesejahteraan
karyawan dan menjamin kesinambungan organisasi .
A. Visi
Menjadi rumah sakit yang profesional mandiri bermutu dan terpercaya pada tahun 2015
B. Misi
1. Menciptakan kemandirian rumah sakit baik secara organisasi maupun secara
finansial serta berkonstribusi positif terhadap PT. Pindad
2. Meningkatkan dan memanfaatkan sumber daya untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang efektif, efisien, bermutu dan terpercaya.
3. Meningkatkan klasifikasi rumah sakit menjadi type madya setara dengan type C
4. Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan
C. Moto Rumah sakit
Rumah sakit pindad mempunyai moto “ASRI” yang merupakan kepanjangan dari
A : Asih
Menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap sesama
S : Sehat
Pasien Sehat, Karyawan sehat, dan lingkungan sehat
R : Ramah
Mewarnai sikap prilaku karyawan
I : Inovatif
Senantiasa belajar dan berkembang untuk mencapai tujuan
D. Filosofi Rumah Sakit
1. Pasien menjadi prioritas utama
2. Berkembang untuk maju
3. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis
4. Karyawan punya arti
( Arsip RSU PINDAD )
3.2 STRUKTUR ORGANISASI
3.2.1 Struktur Umum Organisasi PINDAD
Struktur organisasi rumah sakit umum pindad terdiri dari direktur, komite medis,
wakil direktur, komite medis fungsional, SPI .
Kabid penunjang membawahi
UR. Farmasi, UR gizi, UR Penunjang diagnostik, Ur pengadaan.
Kabid Umum & Sdm Membawahi
Kabid umum & sdm, UR. Sekretariat, UR. Sdm & diklat, UR. Rumah tangga, UR.
Logistik.
Kabid Bangbinus membawahi
UR. Pengembangan Perusahaan, UR. Humas, UR. Sim, UR. Rekam medis.
Kabid Yamed membawahi
Inst. Rawat jalan, Inst Rawat inap, Inst Kamar operasi, Inst Gawat darurat.
Kabid Keuangan membawahi
UR. Akuntansi, UR. Administrasi pasien, UR. Perbendaharaan.
Kabid Keperawatan membawahi
UR. Mutu keperawatan, UR. Logistik keperawatan, UR. Sdm & Etik profesi keperawatan,
Karu-karu.
3.2.2 Struktur Organisasi IFRS PINDAD dan penjelasannya
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.134/Menkes/SK/VI/1978,
tentang susunan organisasi dan tata kerja RSU, di dalam IFRS, selain staf farmasi dan tata
usaha, juga terdapat unit aktifitas, yaitu unit pelengkapan, distribusi dan produksi.
IFRS dipimpin oleh seorang apoteker yang bertanggung jawab kepada pimpinan
Rumah Sakit. Instalansi rumah sakit membawahi dua divisi yaitu divisi pelayanan dan
administrasi.
IFRS Pindad dipimpin oleh seorang apoteker yang bernama Indah Laily Hilmi,
S.Farm.,MKM., Apt yang membawahi :
Bidang Perencanaan : Eli Hasanah
Bidang Pengadaan : Eli Hermawati
Bidang Pelayanan : Rizwan Fauzi
Bidang Distribusi : Riki Lukito
Bidang Administrasi : Yayuk Nuryanah dan Karlina
( Arsip RSU PINDAD )
3.3 SUMBER DAYA MANUSIA
3.1.1 Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Umum PINDAD
Sumber daya manusia di rumah sakit terdiri atas staf pimpinan rumah sakit yaitu
dewan pengawas dan direktur rumah sakit, staf pelayan klinik maupun staf medik,
perawatan, pelayanan giji, rekam medik pelayanan laboratorium klinik, patologi, bank
darah, anestesi, sentral sterilisasi dan farmasi serta staf pelaksana administrasi meliputi,
staf pelayan sosial, perpustakaan, kedokteran, pengelola administrasi dan niaga rumah
sakit. Staf pelaksana pelayanan kepada penderita rawat jalan meliputi staf poliklinik dan
pelayanan gawat darurat.
Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Umum PINDAD :
Dokter Umum
Dokter Spesialis
Dokter Gigi
Perawat
Bidan
Petugas radiologi
Petugas Laboratorium
Apoteker
Asisten Apoteker
Manajemen dan Administrasi
Tenaga yang lainnya
3.2.2 Sumber Daya Manusia di IFRS PINDAD
Sumber daya manusia di instalansi farmasi rumah sakit secara umum dibagi
menjadi dua golongan yaitu Apoteker dan Asisten Apoteker.
3.2.3 Fasilitas dan Pelayanan di IFRS
Instalansi Farmasi rumah sakit harus terletak di area yang dapat memfasilitasi
pelayanan kepada penderita dan integrasi dengan sistem komunikasi dan transfortasi.
Ruangan dan perlengkapannya harus dalam jumlah dan bentuk yang aman dan
lingkungan penyimpanan obat yang terkendali. Desain ruangan dan perlengkapan harus
sesuai untuk pelaksanaan sediaan steril dan pengemasan.
Instalansi Farmasi RS harus mempunyai tempat terpisah sebagai tempat konsultasi
penderita. Kepala IF harus mempunyai ruangan terpisah (kantor pribadi). Instalansi
farmasi RSU Pindad mempunyai beberapa ruangan,
Pelayanan kefarmasian di RSU Pindad, jenis-jenis resep yang dilayani di instalansi
farmasi antara lain :
a. Resep partik (resep umum/ biasa)
b. Resep jppk ( Jaminan Pelayanan dan Pemulihan Kesehatan)
Yaitu resep yang harus di bayar apabila tidak memenuhi resep standar
c. Resep kontraktor
Misalnya pasien tersebut dari kontraktor hardlent :
Setelah menerima resepnya apakah obat tersebut masuk standar obat hardlent atau tidak
kalau tidak maka obat di selisihkan dengan obat yang masuk standar hardlent. Obat yang
tidak masuk standar, disalin lalu salinan nya diberikan kepada pasien (kontraktor nya)
jika pasien mau membeli obat yang di salin, pasien hanya bayar 20%.
Perusahaan yg sudah bekerja sama dengan PINDAD
1. External
a. BSM (Bandung Super Mall)
b. Hardlent Medical Husada
c. Topindo Kencana
d. Goodrich
e. PT. Plami
f. Bintang Agung
g. PT. Nyaka Hera Husada
2. Internal
a. RS. Cakra Mandiri Pratama
b. Nisa (Niaga dan Jasa)
c. Manufaktur
d. Dimincu
e. Turen
3. Industri perusahaan
a. JT ( Difisi senjata)
b. Rekin
c. TC ( Tempo dan kor)
d. Stetper
4. Resep Askes
a. Askes wajib
b. Askes komersial
Kegiatan ini merupakan tugas pokok dari IFRS yang terdiri dari :
a. Memasukan data resep dalam komputer
Kegiatan ini merupakan langkah awal setelah kita menerima resep. Bertujuan untuk
memberikan informasi harga obat yang mau dibeli pasien.
b. Mempersiapkan Obat dan Memberi Etiket
Setelah pasien kembali dengan membawa resep dan kwitansi sebagi bukti pembayaran,
tugas kita mempersiapkan obat yang diminta resep, menuliskan etiket yg meliputi
penulisan nomor, tanggal, nama pasien dan cara pengunaan obat, juga menulis salinan
resep bila perlu.
c. Meracik Obat
Peracikan dilakukan bila terdapat resep yang meminta diracik. Meracik bisa dari tablet
atau kapsul yang di buat menjadi kapsul, serbuk, meracik salep atau krim, menambahkan
zat ke dalam sirup atau drop dan yang lainya.
Kegitan ini diperlukan ketelitian, karena apabila terjadi kesalahan dalam pengambilan
ataupun dalam peracikan obat akibat nya akan fatal.
d. Pengemasan Obat
Kegiatan ini dilakukan ketika obat sudah selesai di siapkan dan diberi etiket. Pengemasan
dilakukan sekaligus untuk memeriksa obat apakah sesuai dengan yang diminta di resep
tersebut. Apabila benar, obat dimasukan kedalam kantong plastik.
e. Melakukan Stock off name
Kegiatan ini adalah perhitungan perbekalan kesehatan yang dilakukan secara periodik.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengecek kesesuaian jumlah obat dengan data yang ada
pada kartu stock juga untuk pengawasan perputaran obat. Biasanya dilakukan setiap satu
bulan sekali, pada awal bulan.
3.4 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja di IFRS atau di RSU PINDAD
Letak ruangan yang strategis
Kenyamanan dan kebersihan terjaga dengan baik
Interaksi sosial antar pegawai terjalin dengan baik
Antusias, semangat dan disiplin pegawai dalam mengerjakan tugasnya sangat besar
Pelayanan yang baik terhadap pasien.
( Arsip RSU PINDAD )
BAB IVPEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN PKL
4.1 Kejadian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum PINDAD
4.1.1 Kegiatan yang dilakukan di RSU PINDAD
1. Menghafal Letak Obat
Sebelum saya membantu melayani resep saya diwajibkan menghafal obat dan letak obat.
Untuk memudahkan melayani resep dan akan lebih cepat melayani pasien.
2. Membaca Resep
Sebagai seorang calon asisten apoteker saya harus memahami terlebih dahulu obat yang
ada di IFRS PINDAD kegitan ini sangat bermanfaat bagi saya, karena dengan kegiatan ini
saya bisa berlatih membaca resep yang ditulis oleh Dokter yang berbeda - beda. Saya juga
bisa mengetahui jenis- jenis resep yang ada di rumah sakit umum PINDAD.
3. Stelling
Adalah kegiatan mencatat dan menyesuaikan data di kartu stock dengan keadaan
sebenarnya . Ini berfungsi untuk mengetahui persediaan obat agar tidak terjadi
kekosongan . Kegiatan ini harus kita lakukan setiap mengambil obat atau pun memasukan
obat ke dalam tempatnya. Dengan kegiatan ini pula apoteker dapat mengevaluasi tingkat
perputaran obat tersebut.
4. Pelayanan Resep
Kegiatan ini merupakan tugas pokok dari IFRS yang terdiri dari :
a. Memasukan data resep dalam komputer
Kegiatan ini merupakan langkah awal setelah kita menerima resep. Bertujuan untuk
memberikan informasi harga obat yang mau dibeli pasien.
b. Mempersiapkan Obat dan Memberi Etiket
Setelah pasien kembali dengan membawa resep dan kwitansi sebagi bukti pembayaran,
tugas kita mempersiapkan obat yang diminta resep, menuliskan etiket yg meliputi
penulisan nomor, tanggal, nama pasien dan cara pengunaan obat, juga menulis salinan
resep bila perlu.
c. Meracik Obat
Peracikan dilakukan bila terdapat resep yang meminta diracik. Meracik bisa dari tablet
atau kapsul yang di buat menjadi kapsul, serbuk, meracik salep atau krim, menambahkan
zat ke dalam sirup atau drops, mengoplos sediaan suspensi dan yang lainnya.
Kegitan ini diperlukan ketelitian, karena apabila terjadi kesalahan dalam pengambilan
ataupun dalam peracikan obat akibat nya akan fatal.
d. Pengemasan Obat
Kegiatan ini dilakukan ketika obat sudah selesai di siapkan dan diberi etiket. Pengemasan
dilakukan sekaligus untuk memeriksa obat apakah sesuai dengan yang diminta di resep
tersebut. Apabila benar, obat dimasukan kedalam kantong plastik.
e. Melakukan Stock off name
Kegiatan ini adalah perhitungan perbekalan kesehatan yang dilakukan secara periodik.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengecek kesesuaian jumlah obat dengan data yang ada
pada kartu stock juga untuk pengawasan perputaran obat. Biasanya dilakukan sebulan
sekali setiap awal bulan.
4.1.2 Kegiatan diintalansi farmasi RS
2.1 Sistem Penyimpanan Obat
1. Alphabetis adalah cara penyimpanan obat menurut nama obat sesuai dengan
alphabet
2. Bentuk sediaan adalah cara penyimpanan obat menurut bentuk dari sediaan jenis
obat tersebut
3. FIFO (First In First Out) adalah cara penyimpanan obat dimana obat yang pertama
masuk, maka harus pertama dikeluarkan
4. FEFO ( First Expired First Out ) adalah cara penyimpanan obat dimana obat yang
sudah dekat Expired maka barang tersebut harus dikeluarkan pertama
5. LIFO ( Last In First Out ) adalah cara penyimpanan yang dimana barang masuk
terakhir tetapi dikeluarkan pertama.
2.2 Sistem Penyimpanan Resep
Resep disimpan minimal selama 3 tahun, yang di kelompokan menurut tanggal, nomor
urut, dan jenis resep, yang disimpan pada suatu ruangan khusus
2.5 Cara Pemusnahan Resep
Dilakukan selama 4 tahun sekali, setelah dimusnahkan dibuat berita acara pemusnahan.
Dilaporkan ke kantor dinas kesehatan, dan ke kepala balai besar pemeriksaan obat dan
makanan serta kepada kepala dinas kesehatan provinsi .
Tata Cara Pemusnahan :
1. Resep Narkotika dihitung lembarannya
2. Resep lainya ditimbang
3. Resep dihancurkan dengan mesin penghancur, dikubur, atau dibakar.
(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 280/MenKes/V/1981)
Obat dimusnahkan sesuai dengan jenis obat contoh nya :
1. Sirup : Di encerkan terlebih dahulu dan langsung di buang ke instalasi pengelolaan air
limbah
2. Tablet dan Kapsul : Dengan cara dilarutkan dalam air lalu dibuang ke instalasi
pengelolaan air limbah
3. Injeksi dan infusan : Larutan di buang ke instalasi pengolaan air limbah lalu wadah
atau sediaan di hancurkan dengan mesin penghancur.
(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 280/MenKes/V/1981)
Pengadaan obat di RSU PINDAD:
a. Pemesanan
Pemesanan obat di lakukan setiap waktu, pengecekan obat nama yang akan mulai
habis baru dilakukan pemesanan ke PBF dapat melalui surat pesanan (SP) atau telepon.
Banyaknya pesanan di sesuaikan dengan kebutuhan.
b. Penerimaan
Barang yang datang dari PBF di terima langsung oleh petugas instalasi farmasi
untuk di periksa apakah sesuai atau tidak dengan pesanan. Bila barang tidak sesuai
dengan pemesanan barang dapat di kembalikan ( retur barang ).
c. Penyimpanan
1. Berdasarkan bentuk sediaan
2. Berdasarkan peruntukan
3. Berdasarkan alphabet
(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 280/MenKes/V/1981)
4.2 Kendala-kendala yang dihadapi
Selama kami melaksanakan PKL di Instalansi Farmasi Rumah Sakit Umum
PINDAD, penyusunan menemukan beberapa permasalahan yang ada, yaitu sebagai
berikut:
a. Kendala pengetahuan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang terbatas.
b. Keterampilan melayani pasien.
c. Kendala dalam membaca resep dokter.
d. Lambat dalam beradaptasi.
e. Belum tahu tata letak penyimpanan obat-obatan dan alkes di tempat kerja.
f. Kurangnya keberanian dalam bertanya.
4.3 Penyelesaian masalah
Tidak sedikit kendala yang kami hadapi saat melakukan kegiatan PKL, tetapi
penyusun mengatasinya dengan cara :
a. Banyak pertanyaan kepada pembimbing di tempat PKL
b. Belajar cepat rapih dan memuaskan pasien
c. Sering membaca resep dan memahami tulisan masing-masing dokter
d. Cepat menyesuaikan diri
e. Sering membantu dalam penyediaan obat ataupun alkes yang tercantum dalam resep
f. Memberanikan diri dalam bertanya.
4.5 Perkiraan Hasil Kerja Yang Dicapai
Setelah PKL, kami mendapatkan pengalaman dan tentunya pengetahuan, seperti
meracik obat di rumah sakit, mengoplos sediaan sirup, cara menstok dan meretur obat
dan masih banyak lainnya. Sehingga kami dapat mengetahui kondisi dunia kerja yang
akan kami hadapi dan akan kami ambil pengalaman untuk masa depan yang akan datang
bila kami bekerja di rumah sakit.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Selama kegiatan PKL di Rumah Sakit PINDAD, kami sebagai penyusun laporan
dapat menyimpulkan bahwa Instalansi Farmasi Rumah Sakit Pindad sebagai salah satu
pelayanan kesehatan masyarakat serta merupakan suatu tempat pengabdian profesi dan
memiliki fungsi pelayanan kesehatan (non profit oriented), bisnis (profit oriented), dan
pendidikan (education). Pengelolaan apotek meliputi pengelolaan sediaan farmasi, system
manajemen, pelayanan kefarmasian, system administrasi, barang maupun keuangan dan
ketenaga kerjaan telah berjalan dengan baik.
Intalansi Farmasi Rumah Sakit Umum Pindad telah memiliki kelengkapan obat
yang cukup memadai dan tata ruang yang cukup baik untuk menunjang pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit. Selain itu, pelayanan di Intalansi Farmasi Rumah Sakit Umum
Pindad sudah cukup baik seperti tenaga kerja intalansi yang ramah dan berwawasan luas
di bidang apotek, waktu pelayanan resep yang optimal, ruang tunggu yang cukup
memadai, serta dalam meningkatkan pelayanan terhadap pasien, apoteker IFRS Pindad
menerapkan sistem komputerisasi.
Dengan adanya kegiatan PKL memberikan gambaran nyata bagi siswa-siswi untuk
mengetahui penerapan ilmu yang telah dipelajari di dunia pendidikan untuk diterapkan di
dunia usaha. Selain itu, siswa juga dapat mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan
wawasan di dunia industri yang belum atau bahkan tidak didapat di dunia pendidikan
formal.
Banyak hal yang kami dapat selama kami melakukan PKL di Rumah Sakit Umum
Pindad, diantaranya :
1. Di Rumah Sakit Pindad kami dapat belajar dan menerapkan ilmu teoritas dari sekolah
secara langsung/dunia kerja.
2. Kami dapat mengenal dan memahami secara langsung tugas dan fungsi Intalansi Farmasi
dan seluruh hal yang berperan di dalamnya.
3. Banyak ilmu pengetahuan dan wawasan tentang kefarmasian di IFRS yang telah kami
dapatkan.
4. Berbagai pengalaman yang telah kami dapatkan selama PKL yang berguna untuk dunia
kerja di masa yang akan datang.
5. Sistem distribusi obat yang berada di instalasi farmasi RSU PINDAD gunakan resep
perseorangan yang mana alur distribusi pasien atau keluarga pasien langsung
menyerahkan resep ke instalasi farmasi.
5.2 SARAN
UNTUK SEKOLAH :
Penulis menyarankan agar waktu PKL diperpanjang menjadi 3 bulan, agar
siswa/siswi bisa benar-benar mengetahui seluk beluk dunia kerja di bidang kefarmasian
dan bisa lebih siap menghadapi dunia kerja.
Lebih mempererat hubungan kerja sama antara pihak sekolah dengan Rumah
Sakit Umum Pindad.
UNTUK INSTALANSI FARMASI RSU. PINDAD :
Perluasan IFRS untuk menunjang pelayanan kesehatan yang lebih efektif.
Penambahan jumlah tenaga kefarmasian di IFRS Pindad guna meningkatkan mutu
pelayanan kefarmasian yang optimal.
Perlu diadakan peningkatan dalam kelengkapan persediaan
Perlu adanya penambahan ruangan untuk gudang penyimpanan obat agar teratur.
Semoga IFRS Pindad masih bisa menjadi tempat PKL untuk para siswa/siswi dari sekolah
farmasi khususnya siswa/siswi dari SMK Farmasi BHS SMD.
Daftar pustaka
1. Surat keputusan Menteri Kesehatan RI No. 134/MenKes/SK/IV/1987 tentang
Instalansi Farmasi Rumah Sakit ( Bab 2 )
2. Surat keputusan Menteri Kesehatan RI No. 539/MenKes/VI/1994 tentang
Rumah Sakit ( Bab 2 )
3. Arsip Rumah Sakit PINDAD ( Struktur Organisasi di RS.PINDAD )
4. Pengertian rumah sakit menurut beberapa ahli - Ask.com Search
5. [email protected] tentang sejarah RSU.PINDAD
6. http://www.search.ask.com/web
7. Buku Pedoman PKL 2013/2014 ( Latar Belakang, tujuan, manfaat PKL )
8. MIMS Edisi 2012/2013 ( Nama obat, Komposisi, Golongan Obat, Khasiat )