laporan oh fix

Upload: farel-isbister-stewart-gurning

Post on 19-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    1/30

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Peningkatan populasi hewan dalam jumlah besar menjadi masalah tersendiri bagi

    kesehatan manusia, terutama hewan kecil seperti anjing dan kucing karena hewan-hewan

    tersebut dapat menularkan dan membawa berbagai agen penyakit. Salah satu solusi untuk

    memecahkan permasalahan di atas adalah melakukan tindakan sterilisasi pada anjing

    maupun kucing baik pada jantan maupun betina. Sterilisasi pada hewan betina dapat

    dilakukan dengan hanya mengangkat ovariumnya saja (ovariectomy) atau mengangkat

    ovarium beserta dengan uterusnya (ovariohisterectomy) (Fossum,!!).

    "variohisterectomy merupakan prosedur pembedahan membuang uterus, adne#a dan

    ovarium. "variohisterectomy ("$) istilah kedokteran yang terdiri dari ovariectomy dan

    histerectomy. "variectomy adalah tindakan pengamputasian, mengeluarkan danmenghilangkan ovarium dari rongga abdomen. Sedangkan $ysterectomy adalah tindakan

    pengamputasian, mengeluarkan dan menghilangkan organ uterus dari dalam tubuh. %adi

    ovariohisterectomy merupakan tindakan bedah & operasi pengangkatan organ reproduksi

    betina dari ovarium sampai dengan uterus ($osgoog,!!').

    "variohisterctomy dapat juga dilakukan untuk terapi pengobatan pada kasus-kasus

    reproduksi seperti pyometra, endometritis, tumor uterus, cyste, hiperplasia dan neoplasia

    kelenjar mamae. eputusan untuk melakukan ovariohisterektomi dipilih ketika berbagai

    jenis terapi lain sudah tidak memungkinkan. Selain itu, tindakan operasi ini juga

    dianjurkan dilakukan pada anjing betina yang sudah tua yang tidak ingin dikawinkan lagi

    dengan tujuan untuk mencegah terjadinya tumor kelenjar mamae. indakan bedah ini akan

    memberikan e*ek pada hewan seperti perubahan tingkah laku seperti hewan tidak berahi,

    tidak bunting, dan tidak dapat menyusui. Perubahan tingkah laku ini dapat terjadi akibat

    ketidakseimbangan hormonal (+eyer . /)

    1.2 Tujuan

    0dapun tujuan dari praktikum kastrasi ini adalah sebagai berikut 1

    +engetahui apa yang dimaksud dengan ovariohisterectomy.

    +engetahui teknik operasi ovariohisterectomy pada kucing.

    +engetahui keuntungan dan kerugian ovariohisterectomy.

    1.3 Manfaat

    0dapun man*aat yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut 1

    +ahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ovariohisterectomy.

    +ahasiswa dapat mengetahui teknik operasi ovariohisterectomy pada kucing.

    +ahasiswa dapat mengetahui keuntungan dan kerugian ovariohisterectomy.

    BAB 2

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    2/30

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertan !an "ung# $%ar&'#tere(t&)* +$H,

    "variohisterectomy merupakan prosedur pembedahan membuang uterus, adne#a dan

    ovarium. "variohisterectomy ("$) istilah kedokteran yang terdiri dari ovariectomy danhisterectomy. "variectomy adalah tindakan pengamputasian, mengeluarkan dan

    menghilangkan ovarium dari rongga abdomen. Sedangkan $ysterectomy adalah tindakan

    pengamputasian, mengeluarkan dan menghilangkan organ uterus dari dalam tubuh. %adi

    ovariohisterectomy merupakan tindakan bedah & operasi pengangkatan organ reproduksi

    betina dari ovarium sampai dengan uterus ($osgoog,!!').

    2ama lain "variohystectomy yaitu spay, *emal neutering, sterili3ation, *i#ing,

    dese#ing, ovary and uterine ablation dan pengangkatan uterus. "variohysterectomy

    merupakan tindakan bedah yang sering dilakukan pada hewan kecil. 0dapun 0natomi

    topogra*i organ reproduksi kucing bagian dalam menurut 4ice (5) adalah sebagai berikut 1

    "variohysterectomy merupakan salah satu tindakan bedah untuk mengatasi kelainan

    pada ovarium dan saluran reproduksi hewan betina. eputusan untuk melakukan

    ovariohisterektomi dipilih ketika berbagai jenis terapi lain sudah tidak memungkinkan."variohisterektomi adalah tindakan bedah yang dilakukan untuk mengangkat dan membuang

    uterus dan ovariumnya sekaligus dari tubuh hewan betina. 6erbagai kasus yang

    memungkinkan diambilnya tindakan bedah ini diantaranya adanya tumor atau kista pada

    ovarium dan pada kasus pyometra yaitu penimbunan nanah pada uterus. Selain itu, tindakan

    operasi ini juga dianjurkan dilakukan pada anjing betina yang sudah tua yang tidak ingin

    dikawinkan lagi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya tumor kelenjar mamae. 7ndikasi

    dilakukannya ovariohisterectomy adalah a) Sterilisasi, penyembuhan penyakit saluran

    reproduksi (pyometra, tumor ovary, cyste ovary) tumor uterus (leiomyoma, *ibroma,

    *ibroleiomyoma). b)umor mammae, veneric sarcoma, prolapsus uterus dan vagina. c) $ernia

    inguinalis, modi*ikasi tingkah laku agar mudah dikendalikan.d)Penggemukan. e)+odi*ikasi

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    3/30

    tingkah laku yaitu, lebih mudah dikendalikan, lebih jinak, membatasi jumlah populasi

    (Pearson./8).

    "variohysterectomi dapat mengakibatkan ketidakseimbangan hormonal untuk

    sementara waktu. $al tersebut dapat terjadi dikarenakan ovarium merupakan kelenjar yang

    juga ber*ungsi sebagai kelenjar endokrin. 2amun, keuntungan dari dilakukannya

    ovariohisterktomi adalah dapat mencegah terjadinya tumor mamae dan akan menghilangkan

    kemungkinan terjadinya kasus pyometra (2ash,!!').

    2.2 Keuntungan !an Kerugan $%ar&'#tere(t&)* +$H,

    Keuntungan $%ar&'#tere(t&)* +$H,

    Secara umum keuntungan melakukan ovariohisterectomy adalah 1

    . +enghilangkan 9keributan: hewan pada periode estrus

    . +encegah lahirnya anak anjing&kucing yang tidak diinginkan.

    8. +enghilangkan stress akibat kebuntingan.

    ;. +engurangi resiko terkena kanker mammae, ovarium dan uterus.

    . +enghilangkan resiko pyometra dan in*eksi uterus lain.

    5. erapi terhadap penyakit-penyakit uterus dan ovarium.+enurut 2ash (!!') erdapat beberapa kerugian apabila tidak dilakukan "$ pada

    kucing betina, yaitu antara lain 1

    . spontaneous ovulators

    kucing betina adalah

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    4/30

    dan antibiotik mungkin akan berhasil. Secara umum, pengobatan pyometra

    membutuhkan "$ yang cukup sulit dan mahal.

    Kerugan $%ar&'#tere(t&)* +$H,

    0dapun kerugian dari dilakukannya ovariohisterectomy yaitu 1

    . erjadinya obesitas atau kegemukan

    elemahan dari kucing yang di "$ ialah terjadinya kegemukan atau obesitas.4ata-rata seekor kucing betina yang di "$ membutuhkan asupan kalori sebanyak

    > untuk menjaga berat badannya. ucing yang di "$ akan mengalami penurunan

    metabolisme basal sehingga meningkatkan deposit lemak dalam tubuh. "besitas

    banyak terjadi pada kucing yang di "$ setelah dewasa kelamin.

    . $ilangnya potensi breed dan nilai genetic (2ash,!!').

    6eberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada saat melakukan ovariohysterectomy

    diantaranya yaitu1

    "variant remanant syndrome. Sindrom ini menyebabkan hewan tetap estrus

    pasca ovariohysterectomy, hal ini disebabkan karena pengambilan ovarium

    yang tidak sempurna.

    Fistula pada traktus reproduksi, *istula berkembang dari adanya respon

    in*lamasi terhadap material operasi seperti benang.

    @rinary uncontinence. +erupakan kejadian tidak dapat mengatur spincter

    vesica urinary. $al ini dapat tejadi karena adanya perlekatan (adhesi) atau

    granuloma pangkal uterus yang mengganggu spincter vesica urinary.

    Pendarahan (hemorragi). ?ilaporakan sebagai causa mortalitas umum setelah

    dilakukannya ovariohysterectomy, disebabkan karena rupture pada pembuluh

    ovarium ketika ligamentume suspensorium diregangkan (2ash,!!').

    2.3 Ma(a)-Ma(a) Teknk $era#

    Pada hewan kecil, ada macam teknik operasi bedah laparatomy yang bisa dilakukan

    yaitu 1

    . eknik 6edah Aaparotomy 0nterior (?orsal&Branial) 1 ?aerah insisinya antara

    umbilicus dan cartilago #iphoideus.

    b). eknik 6edah Aaparotomy Posterior (Central&Baudal). ?aerah insisinya antara

    umbilicus dan tepi pelvis (7brahim,!!!).

    2./ Penangatan0Manaje)en Hean Pre $era#

    Penanganan atau manajemen hewan yang dilakukan pada pre operasi adalah sebagai

    berikut 1 Fossum (!!)

    Pemeriksaan ?iagnostik

    ?iperlukan pemeriksaan darah meliputi Packed Bell Colume (PBC) dan otal protein

    Plasma (PP). @ntuk toy breeddan hewan yang merupakan prediposisi hypoglicemia

    perlu dilakukan pemeriksaan gula darah. Pada anjing yang bermasalah dengan

    pembekuan darah, seperti von Willebrand disease, memerlukan trans*usi plasma beku

    atau cryoprecipitatedan menghindari penyuntikan pada intramuskularis.

    $ewan dipuasakan '- jam sebelum pembedahan

    Preparasi situs pembedahan?ilakukan pencukuran pada daerah abdomen dari daerah #iphoid ke arah pubis.

    Pemberian sedativa

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    5/30

    @ntuk memudahkan pencukuran bisa dilakukan pengekangan sebelum dilakukan

    pencukuran menggunakan aceproma3ine (!,!!-!,! ml&kg 66 7m), yang bere*ek

    setelah !-8! menit sejak penyuntikan.

    Pemberian premedikasi

    +enggunakan 0tropin Sul*at (!,!'-!,5 ml&kg 66 SB atau 7+), menit kemudian

    baru diberikan induksi anasthesi

    7nduksi 0nasthesi

    +enggunakan etamin $Bl (anjing !,!5-!, ml&kg 66 7C atau 7+, kucing !,!-!,

    ml&kg 66 7C atau 7+) dikombinasikan dengan #yla3ine dengan perbandingan 1

    +emposisikan hewan pada rebah dorsal atau lateral dan keempat kakinya di*iksasi

    menggunakan tali

    Pemberiansurgical drape.

    ?i*iksasi menggunakan towel clampsisi lateral.

    Pada lokasi pembedahan diolesi antiseptik alkohol (dibiarkan ! menit) dan providone

    iodine (dibiarkan menit).

    2. Penanganan0Manaje)en Hean Pa#(a $era#

    Penanganan Pasca "perasi yaitu1 Fossum (!!)

    . Pasien ditempatkan dalam kandang yang bersih dan kering (diistirahatkan)

    . Perlindungan luka operasi dengan memberikan gurita pada kucing untuk menghindari

    kucing menggigit atau menjilat luka.

    8. Auka bekas operasi diperiksa secara kontiyu dan dilakukan pengobatan pada bekas

    luka selama lebih kurang / hari, ontrol luka dan bersihkan dengan 2aBl *isiologis

    atau dengan desin*ektan setiap hari bila daerah sayatan kotor atau terkena tanah.

    ;. 6eri nutrisi yang baik dan antibiotika seperti nebacetin untuk mencegah timbulnya

    sekunder in*eksi, tiap hari sekali diinjeksi asam tol*enamic secara subkutan.

    . Pemberian obat 0mo#icilin dan Dound Euard.

    5. %ahitan di buka setelah bekas operasi kering yaitu lebih kurang / hari pasca operasi.

    BAB 3

    MET$D$L$I

    1.1 Alat !an Ba'an

    3.1.1 Alat

    ?uk Blamp

    ?uk

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    6/30

    0llis *orceps

    0rteri clamp

    2eedle holder

    Spuit cc

    Scalpel dan 6lade

    Pinset 0natomis dan BhirurgisEunting lurus tajam-tumpul, gunting tumpul-tumpul

    Batgut chromic 8.!,catgut plain,dan silk

    2eedle

    Dadah stainless steel

    imer, stetoskop, dan termometer

    ertas koran

    Perlak

    ali kekang

    Aampu penghangat

    3.2.2 Ba'an

    Seekor kucing jantan dengan berat badan , kg

    0tropin sediaan dosis !,!; mg&kg dan konsentrasi !, mg&ml, maka (!,!;

    mg&kg # , kg) & !, mg&ml !,8 ml

    Gyla3in dosis ( mg&kg # , kg) & ! mg&ml !, ml

    etamin dosis (! mg&kg # , kg) & !! mg&ml !, ml

    ol*enamic acid dosis ; mg&kg, sediaan ;! mg&ml, 66 , kg. (; mg&kg # ,

    kg) & ;! mg&ml !, ml

    Cicilin dosis mg&kg, sediaan !! mg&ml, 66 , kg. ( mg&kg # , kg) &

    !! mg&ml !,88 ml H ml (vicilin topical )

    0mo#ycillin dosis (! mg&kg # , kg)& mg&ml ,/5 ml

    6etamo# dosis ( mg&kg # , kg) & ! mg&ml !, ml

    Bastran dosis (!,! mg&kg # , kg) & ;! mg&ml !,!;; ml

    0lkohol /!>

    Povidone iodine

    2ebacetin

    2acl Fisiologis

    apas dan tampon

    3.2 Pre!ur

    3.2.1 Preara# Alat Be!a'

    - towel clamp, pinset (anatomis dan sirurgis), scalpel dan blade, gunting

    (tumpul-tumpul dan tajam-tumpul), arteri clam, dan allis tissue *orceps

    dimasukan dalam wadah peral

    - wadah peral dibungkus koran

    0lat 6edah

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    7/30

    - dimasukan dalam oven steril beserta drape dan tampon

    - disterilisasi pada suhu !!oB selama 5! menit

    - untuk gunting dan needle holder dicuci dengan alkohol /!>

    - alat yang telah steril ditata di meja operasi

    3.2.2 Per#aan Hean

    - dipuasakan '- jam sebelum pembedahan

    - dilakukan pemeriksaan signalement dan data *isiologis hewan

    - diberikan sedativa aceproma3in, ditunggu !-8! menit

    - diberikan premedikasi atropin sul*atlalu ditunggu I menit- diberikan anestesi campuran ketamine-#yla#ine lalu ditunggu sampai

    muncul stadium 8

    - direstrain pada meja operasi dengan bantuan tali kompor

    - disumpalkan kapas&kassa&tampon steril ke mulut hewan

    - dicukur rambut pada daerah abdomen dari daerah #iphoid ke arah pubis

    - dipasangkan drape yang dijepit dengan menggunakan towel clamp

    - diolesi antiseptik alkolhol (dibiarkan ! menit) dan providone iodine

    (dibiarkan menit) pada lokasi pembedahan.

    3.2.3 Per#aan $erat&r !an A##ten

    - tangan dicuci dengan sabun hingga ke sela jari dan kuku

    - dibilas dengan air mengalir hingga bersih

    - pencucian dilakukan hingga lengan dan dilakukan beberapa kali hingga

    benar J benar bersih

    - dilakukan sterilisasi menggunakan antiseptik

    - tangan dikeringkan

    - dikenakan pakaian operasi, glove, masker, dan penutup rambut

    - dihindarkan menyentuh benda lain yang berpotensi mencemarkan

    kuman

    $asil

    $ewan

    $asil

    Praktikan

    $asil

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    8/30

    3.2./ $era#

    - daerah site operasi diolesi dengan antiseptik secara sirkuler dari bagian

    sentral (tempat yang akan dioperasi) bergerak ke arah peri*er

    - dilakukan insisi di linea alba pada caudal pusar, meliputi kulit,

    subcutan, rongga peritoneal.

    - ?icari lokasi uterus dengan titik orientasi vesica urinaria menggunakan

    spay hookdan jari telunjuk.

    - ?itarik perlahan uterus ke permukaan, hati-hati dengan tekanan negati*

    rongga abdomen sehingga memudahkan usus halus keluar menghalangi

    lapangan pandang.- ?ipisahkan ovarium dan uterus dari penggantungnya.

    - ?ilakukan ligasi menggunakan catgut chromic 8-! pada pembuluh

    darah dan ligasi bagian proksimal ovarium dengan metode three forceps

    tiemenggunakansquare knot.

    - ?ipotong ovarium

    - ?ilakukan prosedur yang sama pada ovarium yang lain

    - Setelah ovarium dipotong, dilakukan preparasi untuk corpusuteri.

    - ?ibuat ligasi di bagian corpus !,- cm dibawah bi*urcasio uteri dengan

    metode three forceps tie.

    - ?ipotong uterus diantara ligasi proksimal dan ligasi medial, disisakan

    forcepsuntuk membuat alur jahitanpaker kerr.

    - dipotong corpus uteri.

    - ?ikembalikan bagian uteri ke dalam rongga abdomen, dipastikan tidak

    ada perdarahan dari ligasi.

    - ?iberi antibiotik penicillin propain E (PPE) powder atau 0mphicillin

    pada rongga abdomen

    - ?ilakukan penjahitan pada muskulus menggunakan catgut chromic 8-!

    dan triangle-tip needle dengan jahitan simple continious. %ahitan

    dimulai mm dari tepi insisi, kemudian ditaburi dengan PPE.

    - ?ilanjutkan penjahitan subcutan menggunakan catgut plain 8-! dan

    roundtip needle dengan jahitan simple continious atau hori3ontal

    continous, ditaburi dengan PPE.

    $ewan

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    9/30

    - ?ijahit kulit menggunakan silk -! dan triangle-tip needle dengan

    jahitan simple interrupted atau *ord interlocking atau matras silang

    - ?iberi providone iodine pada luka dan ditaburi dengan PPE atau

    nebacetin powder

    - ?iberikan bandage pada luka

    - diinjeksikan betamo# dengan dosis mg&kg 66 setelah hewan sadar

    - dipakaikan colar untuk mencegah hewan menjilati lukanya, kemudian

    hewan dimasukan ke kandang hingga kondisi *isiologis (pulsus, suhu,

    respirasi kembali normal)

    3.2. Pa#(a $era#

    - dilakukan pemantauan kondisi hewan seperti temperatur, dan *rekuensi

    na*as, na*su makan, urinasi, de*ekasi serta kondisi luka setiap hari

    - diberikan antibiotik 0mo#ycillin kali sehari selama hari secara

    peroral

    - diberikan asam ol*enamic setiap hari secara subkutan

    - ditaburkan antibiotik nebacetin pada luka setiap hari

    - pada hari ketujuh jahitan diperiksa dan dilepas apabila luka sudah

    kering

    - kucing dilepaskan ketika luka sudah benar J benar sembuh dan kucing

    sudah sehat

    $asil

    $ewan

    $asil

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    10/30

    BAB /

    HASIL

    /.1 Ana)ne#a

    Sgnale)ent

    2ama 1 Kolanda

    %enis $ewan 1 ucing

    elamin 1 6etina

    4as&6reed 1 ?omestik

    Darna bulu&kulit 1 hitam putih

    @mur 1 tahun

    6erat 6adan 1 , kg

    anda khusus 1 bibir setengah hitam setengah pink

    Pe)erk#aan Hean

    $ospital 2ame 1 CLL47204K BA727B "F @27CL4S7K "F 640D7%0K0

    0ddress 1 %l. + $aryono

    Bity 1 +alang

    anggal 1 / "ktober !

    emp 1 8',8oB 4espirasi 1 ' kali&menit

    Pulse 1 5 kali&menit B4 1 normal ( M detik)

    +embrane color 12ormal (merah muda) 6ody weight 1 , kg$ydration 1 M detik (baik) 6ody condition1 normal

    Bolor and consistency o* *eses1 coklat padat

    6ody condition 1 N @nderweight N "verweight O 2ormal

    S*#te) 4e%e

    a. 7ntegumentary

    O 2ormal

    N 0bnormal

    b. "tic

    O 2ormal

    N 0bnormal

    c. "ptalmic

    O 2ormal

    N 0bnormal

    d. +usculoskeletal

    O 2ormal

    N 0bnormal

    e. 2ervus

    O 2ormal

    N 0bnormal

    *. Bardiovaskuler

    O 2ormal

    N 0bnormal

    g. 4espiration

    O 2ormal

    N 0bnormal

    h. ?igesty

    O 2ormal

    N 0bnormal

    Aympatic

    O 2ormal

    N 0bnormal

    j. 4eproduction

    O 2ormal

    N 0bnormal

    k. @rinaria

    O 2ormal

    N 0bnormal

    De#kr# A5n&r)al

    -

    6ak#na#

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    11/30

    Ka

    idak

    Batatan1 kucing dalam keadaan sehat dan stabil

    D#ea#e 4e(&r!

    -

    /.2 Data *ang !er&le'

    "&r) $era# $H

    0 Signalement

    2ama Pemilik 1 elompok 0/ emp 1 8',oB

    0lamat 1 +alang +embran mukosa 1 merah muda

    2ama 1 Kolanda B4 1 M detik

    %enis elamin 1 6etina Pulsus 1 kali&menit%enis $ewan 1 ucing 4espirasi 1 kali&menit

    4as&6reed 1 ?omestik $ydration 1 2ormal

    A K&ntr&l Ana#te#

    $5at&l&ngan

    $5at

    D#

    +)g0kg

    BB,

    K&n#entra#

    +)g0)l,

    6&lu)e

    $5at

    +)l,

    4ute 7aktu

    0mo#ilin 0ntibiotik ! & ,/5 P" S dd

    0tropin Premedikasi !.!; !, !,8 SB 81!

    etamin0nestesi

    umum! !! !, 7+ 81!

    Gyla3ine0nestesi

    umum ! !, 7+ 81!

    2ormal

    saline

    Bairan

    *isiologis ml topical ;.!

    ol*en 0nalgesik ; ;! !, SB .!

    6etamo# 0ntibiotik ! !, 7+ 5.

    B K&ntr&l Pe)erk#aan

    Ment ! 8! ; 5! / ! ! !

    Pul#u#+0)ent

    , '' '! 5! 5' ' ' ! '

    Te) +&8, 8', 8/,/ 8/,' 8/,8 8/,' 8/,5 85,/ 85, 8,'

    4e#ra# 5 ;' 5! '! ;! ;; ;;

    Ment 8 ! 5 '! !

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    12/30

    Pul#u#+0)ent

    ,! ; 5 ! 5 5

    Te) +&8, 8, 85, 85,8 85,5 85,' 8/,

    4e#ra# ;! 8 8 ;! 85 8

    Mula ana#te#9 8.! D76

    Mula $era#98.;! D76

    Sele#a &era#9.!! D76

    /. "&r) M&nt&rng Pa#(a $era#

    2ama hewan 1 Kolanda 2ama pemilik 1 elompok 0/

    %enis hewan 1 ucing 0lamat 1 +alang

    4as&Breed 1 ?omestic 2omor telepon 1 -

    @mur 1 I tahun

    %enis kelamin 1 6etina

    anggal Pemeriksaan erapi

    "kt !Suhu 1 8/,'oB

    Pulsus 1 !; kali&menit

    B4 1 M detik

    0ppetice 1 H H H

    ?e*ekasi 1 H H

    @rinasi 1 H H

    SA 1 H H

    &

    0mo#ilin syrup ,/5 ml secara

    P.", G sehari

    ol*enamic !, ml SB

    2ebacetin

    "kt !Suhu 1 8' oB

    Pulsus 1 !! kali&menit

    B4 1 M detik

    0ppetice 1 H H

    ?e*ekasi 1 H H H

    @rinasi 1 H H H

    SA 1 H H H

    &

    0mo#ilin syrup ,/5 ml P."

    G sehari

    2ebacetin

    8 "kt !Suhu 1 8',;oB

    Pulsus 1 5 kali& menit

    B4 1 M detik

    0ppetice 1 H H H

    ?e*ekasi 1 H H H

    @rinasi 1 H H H

    SA 1 H H H

    &

    0mo#ilin syrup ,/5 ml secara

    P.", G sehari

    2ebacetin

    ; "kt !Suhu 1 8',oB

    Pulsus 1 !; kali& menit

    B4 1 M detik

    0ppetice 1 H H H

    ?e*ekasi 1 H H H

    @rinasi 1 H H H

    SA 1 H H H

    &

    0mo#ilin syrup ,/5 ml secara

    P.", G sehari

    ol*enamic !, ml SB

    2ebacetin

    "kt !Suhu 1 8',5oB

    Pulsus 1 !; kali& menit

    B4 1 M detik

    0ppetice 1 H H H

    ?e*ekasi 1 H H H

    @rinasi 1 H H H

    SA 1 H H H

    &

    0mo#ilin syrup ,/5 ml secara

    P." G sehari

    2ebacetin

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    13/30

    5 "kt !Suhu 1 8',5 oB

    Pulsus 1 !! kali& menit

    B4 1 M detik

    0ppetice 1 H H H

    ?e*ekasi 1 H H H

    @rinasi 1 H H H

    SA 1 H H H

    &

    ol*enamic !, ml SB

    2ebacetin

    / "kt !Suhu 1 8',8 oB

    Pulsus 1 5 kali& menit

    B4 1 M detik

    0ppetice 1 H H H

    ?e*ekasi 1 H H H

    @rinasi 1 H H H

    SA 1 H H H

    &

    2ebacetin

    ' "kt !Suhu 1 8', oB

    Pulsus 1 ; kali& menit

    B4 1 M detik

    0ppetice 1 H H H

    ?e*ekasi 1 H H H

    @rinasi 1 H H H

    SA 1 H H H

    &

    2ebacetin

    /.3 Per'tungan D#

    Pre)e!ka#

    0tropin sul*at (!, mg)

    0tropin sediaan dosis !,!; mg&kg dan konsentrasi !, mg&ml,

    +aka, 0tropin sul*at D x BB

    K 0,04

    mg

    kgBBx2,2kg

    0,25mg/ml !,8 ml

    Ana#tetku)

    Gyla3ine $Bl (>)

    Jumlah pemberian=berat badan dosis aplikasi

    kandungan sediaan

    Gyla3in dosis ( mg&kg # , kg) & ! mg&ml !, ml

    etamin (!>)

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    14/30

    Jumlah pemberian=berat badan dosis aplikasi

    kandungan sediaan

    etamin dosis (! mg&kg # , kg) & !! mg&ml !, ml

    Analge#k

    ol*enamic aciddosis ; mg&kg, sediaan ;! mg&ml, 66 , kg.

    ol*en D x BB

    K 4

    mg

    kg BB x 2,2kg

    40mg /ml !, ml

    Ant5&tk

    0mo#ylin

    ?osis ! mg&kg 66, sediaan & mg&ml

    0mo#ylin D x BB

    K 20

    mg

    kg BB x 2,2kg

    25mg /ml ,/5 ml

    6etamo#

    ?osis mg&kg 66, sediaan ! mg&ml

    6etamo# D x BB

    K 15

    mg

    kg BB x 2,2kg

    150mg /ml !, ml

    BAB

    PEMBAHASAN

    1.1 Anal#a Pre!ur

    .1.1 Pre $era#

    egiatan pra operasi laparotomi meliputi sterilisasi alat bedah, persiapan hewan,

    persiapan obat obatan, persiapan operator serta persiapan ruang operasi. Sterilisasi pada

    alat-alat bedah bertujuan untuk menghilangkan seluruh mikroba yang terdapat pada alat-

    alat bedah, agar tidak mengkontaminasi pasien dan yang dapat membuat proses

    kesembuhan terhambat. 6enang operasi yang dapat digunakan adalah dari bahan benang

    surgical gut yang diserap oleh tubuh ketika waktu penyembuhan maupun setelahnya. ipe

    benang surgical gut ini berasal dari lapisan submucosa domba atau serosa dari usus halus

    sapi, yang diambil, dibersihkan dan disterilisisasi (artohatmodjo, !!;).

    Sterilisasi pada alat J alat bedah bertujuan untuk menghilangkan bakteri ataupun

    agen penyebab kontaminasi yang terdapat pada alat J alat bedah, agar jaringan J jaringan,

    organ ataupun pembuluh darah yang steril saat dibedah tidak terkontaminasi mikroba

    patogen tersebut. Peralatan bedah minor yang disterilisasi meliputi1 allis tissue *orcep,towel clam, scapel handel, pinset anatomis dan cirrurgis, arteri clam, drape, dan tampon

    dimana alat J alat ini disterilisasi panas sedangkan alat lain seperti needle holder, gunting

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    15/30

    tumpul-tumpul dan gunting tajam-tumpul disetril dengan menggunakan alkohol /!>.

    ?imana pembungkusan alat J alat bedah dilakukan dengan cara alat J alat yang akan

    disterilkan dimasukkan kedalam wadah peral, selanjutnya wadah peral dibungkus dengan

    menggunakan koran secara rapat sehingga semua bagian wadah tertutup rapat, selanjutnya

    dimasukkan kedalam autoclave !B selama menit beserta drape dan tampon. Setelah

    alat selesai disterilisasi alat dikeluarkan dan ditata diatas meja operasi.Persiapan J persiapan yang dilakukan pada hewan meliputi pemeriksaan

    signalemen, anamnese, status present, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu. ?ata

    *isiologis hewan yang harus diambil sebelum operasi yaitu suhu tubuh, *rekuensi jantung,

    *rekuensi na*as, lim*onodulus, dan selaput lendir. ahapan selanjutnya adalah restrain

    hewan, kemudian pembiusan yang dimulai dari tahap pembiusan, pre medikasi, induksi,

    dan maintenance. Preparasi hewan dimulai dengan daerah operasi dicukur minimal ! cm

    di sekitar sayatan, pencukuran dilakukan pada daerah abdomen dari daerah #iphoid ke arah

    pubis. Setelah itu, sayatan dan daerah di sekitar sayatan dibersihkan dengan alkohol /!>.

    Selanjutnya dikeringkan dengan tampon kemudian diolesi dengan iodine tincture 8>.

    Setelah itu hewan siap dibawa ke meja operasi. etika berada di atas meja operasi, posisi

    hewan disesuaikan dengan keadaan. eempat kaki dapat diikat ke ujung J ujung meja

    menggunakan sumbu kompor dengan simpul om*ool. emudian hewan ditutup dengan

    duk, disesuaikan, dan di*iksasi dengan towel clamp.

    Syarat ruang operasi yang digunakan antara lain adalah ruang operasi harus bersih,

    semua peralatan yang ada dalam ruang operasi dibersihkan, lantai dan meja operasi

    dibersihkan dan didesin*ektan, di dalam ruang operasi disiapkan alas kaki yang khusus

    digunakan hanya di ruang operasi, ruang operasi harus mendapat penerangan yang cukup

    dan lampu operasi harus disediakan. Seseorang dapat melakukan operasi, harus memiliki

    kompetensi berikut (?armojono, !)1) +emahami prosedur operasi, operator harus betul-betul memahami teknik operasi yang

    akan dijalankan.

    ) ?apat memprediksi hal-hal yang akan terjadi dan harus siap apabila terjadi sock atau

    perdarahan.

    8) ?apat memperkirakan hasil operasi.

    Seorang operator harus mempunyai personal hygiene1 operator harus sehat, mencuci

    tangan dengan sabun dan antiseptik, memakai baju operasi, sarung tangan, topi, dan

    masker. Petugas operasi harus mencuci tangan, kuku sampai siku dengan sabun dan sikat

    kemudian melakukan scrubbing. Posisi tangan diangkat ke atas sehingga saat dibilas air

    mengalir dari jari sampai ke siku. emudian tangan dikeringkan dengan handuk.

    Pembagian petugas operasi1

    "perator @tama Steril

    0sisten "perator Steril

    8 0sisten 0lat Steril Steril

    ; Petugas Peralatan 2on Steril

    0naestesiolog Steril & 2on Steril

    Persiapan operator dan asisten dimulai dengan langkah J langkah yang harus

    dilakukan oleh operator dan asisten adalah menggunakan tutup kepala dan masker,

    mencuci kedua tangan dengan sabun dan menyikatnya dengan sikat pada air yang

    mengalir. Pencucian dimulai dari ujung jari yang paling steril kemudian dibilas dengan

    arah dari ujung jari ke lengan yang dilakukan sebanyak ! J #. Setelah selesai mencuci

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    16/30

    tangan dan membilasnya, keran ditutup dengan siku untuk mencegah kontaminasi.

    emudian tangan dikeringkan dengan handuk dan glove dipakai. Setelah semua langkah

    dilalui, operasi siap dilakukan.

    .1.2 $era#

    0pabila semua persiapan pada pre operasi telah siap, maka selanjutnya masuk pada

    tahap operasi. Prosedur pertama pada teknik operasi ini setelah teranestesi, hewan

    diletakkan di meja operasi dengan posisi rebah dorsal dan untuk mempertahankan posisi

    tersebut, keempat kaki di*iksasi pada meja operasi. ?aerah site operasi diolesi dengan

    antiseptik secara sirkuler dari bagian sentral (tempat yang akan dioperasi) bergerak ke arah

    peri*er. emudian dilakukan pemasangan duk sebanyak ; lembar kain duk atau

    menggunakan satu lembar duk dengan lubang&celah ditengah selanjutnya duk dijepit

    dengan duk klem. Pada praktikum ovariohysterectomy ini teknik bedah yang dilakukan

    yaitu teknik bedah laparatomy caudal. ?imana teknik operasi menggunakan teknik bedah

    laparatomy caudal ini adalah sebagai berikut 1 pertama dilakukan insisi di linea alba pada

    caudal pusar, meliputi kulit, subcutan, dan rongga peritoneal. Setelah dilakukan insisidicari lokasi uterus dengan titik orientasi vesica urinaria menggunakan spay hook dan jari

    telunjuk hal ini dilakukan karena uterus terletak disamping vesica urinaria. Setelah

    ditemukan ditarik perlahan uterus ke permukaan, hati- hati dengan tekanan negati* rongga

    abdomen sehingga memudahkan usus halus keluar menghalangi lapangan pandang

    (Bolville,!!)

    Selanjutnya, untuk mengangkat ovarium dan uterus pertama ovarium dan uterus

    harus dipisahkan terlebih dahulu dengan penggantungnya. Setelah terpisah dilakukan ligasi

    menggunakan catgut chromic8-

    ! pada pembuluh darah danligasi bagian proksimal ovarium

    dengan metode three forceps tie

    menggunakan square knot agar

    tidak terjadi perdarahan.

    Selanjutnya jika sudah

    dipastikan ligasi kuat maka

    dilakukan pemotongan ovarium.

    Selanjutnya untuk ovarium yang

    lainnya dilakukan prosedur yang

    sama dengan sebelumnya. Setelah ovarium terpotong, lakukan preparasi untuk corpus

    uteri. Pertama dibuat ligasi dibagian corpus !,- cm di bawah bi*urcasio uteri dengan

    metode three forceps tie. Setelah dipastikan ligasi kuat dan tidak akan terjadi kebocoran

    pembuluh darah maka selanjutnya dilakukan pemotongan uterus diantara ligasi proksimal

    dan ligasi medial, sisakan *orceps untuk membuat alur jahitanparker kerr. Aalu potong

    corpus uteri.

    Setelah corpus uteri dipotong, kembalikan bagian uteri ke dalam rongga abdomen,

    pastikan tidak ada perdarahan dari ligasi agar tidak terjadi komplikasi pasca operasi.

    Selanjutnya rongga abdomen dibersihkan dengan normal saline secara topical. pada

    praktikum ini hewan yang di "$ mengalami kebuntingan dengan usia lebih kuraang minggu, karena usia kebuntingan masih muda dan *etus belum berkembang maka

    keputusannya tetap dilakukan "$ pada kucing tersebut. Setelah bagian uteri dikembalikan

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    17/30

    ke dalam rongga abdomen, dan rongga abdomen telah dibersihkan dengan normal saline

    maka bagian luka diberi antibiotik Penicillin Propain E (PPE) powder atau 0mpicillin

    pada rongga abdomen.

    Selanjutnya dilakukan penjahitan pada

    muskulus menggunakan catgut chromic 8-! dan

    triangle-tip needle dengan jahitan simplecontinous. %ahitan dimulai mm dari tepi insisi,

    kemudian ditaburi dengan PPE. emudian

    dilanjutkan dengan penjahitan subcutan

    menggunakan catgut plain 3-0 dan round-tip

    needle dengan jahitan simple continous atau

    horizontal continous, lalu taburi dengan PPE.

    Pada praktikum ini pada subcutan juga dilakukan

    penjahitan kosmetik agar luka cepat menyatu dan

    mempermudahkan dalam melakukan penjahitan

    pada kulit. Selanjutnya dilakukan penjahitan pada

    kulit menggunakan silk -! dan triangle-tip

    needle dengan jahitan simple interrupted atau

    ford interlockingatau matras silang. Aalu luka diberi providone iodine dan ditaburi dengan

    PPE atau nebacetin powder sebagai antibiotik untuk mencegah terjadinya in*eksi pada luka

    dan agar luka cepat kering. Aalu diberikan bandage pada luka untuk mencegah hewan

    menjilati atau menggigit lukanya. %ika perlu diberikan colar untuk mengekang hewan agar

    luka benar-benar aman. Selanjutnya diinjeksikan betamo# yang merupakan antibiotik

    dengan dosis mg&kg 66 setelah hewan sadar. kemudian hewan dimasukan ke kandang

    yang hangat hingga kondisi *isiologis (pulsus, suhu, respirasi kembali normal)(artohatmodjo, !!;).

    .1.3 Pt $era#

    egiatan yang dilakukan pada post operasi "variohysterectomy ("$) antara lain

    adalah dilakukan pemantauan kondisi hewan seperti temperatur, dan *rekuensi na*as, na*su

    makan, urinasi, de*ekasi serta kondisi luka. Selain itu dilakukan pemasangan in*use pada

    kucing bila perlu, dikarenakan selama operasi kucing berpotensi mengalami dehidrasi dan

    perdarahan. 7n*use tetap diberikan hingga H8 jam post operasi karena kondisi kucing masih

    belum stabil (Suriadi, !!/). 0ntibiotik 0mo#icillin diberikan selama sehari kali selama

    hari secara peroral. Selain itu diberikan ol*enamic acid secara subkutan kali hari

    untuk meredakan rasa nyeri post operati*. Auka operasi secara rutin dikontrol

    kebersihannya dan kesembuhannya. ucing juga diberikan pakan dan air yang cukup,

    perlindungan luka operasi dengan memberikan bandage pada luka dan colar pada kucing

    untuk menghindari kucing menggigit atau menjilat luka, pemberian in*us jika perlu,

    pemberian vitamin jika perlu, dan pada hari ke tujuh jahitan dibuka. ucing dilepaskan

    ketika luka sudah benar J benar sembuh dan kucing sudah sehat.

    Pada praktikum ini, keadaan kucing saat pelaksanaan operasi yaitu suhu kucing

    normal sampai pada menit ke / yaitu masih diatas 8/!B. 2amun pada menit ke ! suhu

    tubuh kucing menjadi 85,/!B dan terus menurun hingga ke menit ! yaitu 8,'!B.

    Selanjutnya pada menit ke 8 suhu tubuh kucing perlahan naik hingga normal lagi pada

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    18/30

    menit ke ! yaitu 8/,!B. $al ini terjadi mungkin disebabkan oleh pengaruh anasthesi.

    @ntuk pulsus dan respirasi masih rata-rata normal. Buman pada menit ke pulsus kucing

    naik yaitu '' kali per menit. $al ini mungkin disebabkan karena kucing stress sebelum

    operasi atau ungkin juga disebabkan karena kesalahan praktikan saat perhitungan. @ntuk

    perawatan di rumah kucing ditempatkan pada kandang yang bersih dan kering dengan

    lampu penghangat di dalamnya. eesokan harinya kucing sudah kembali normal baiktemperatur tubuh, pulsus, B4, de*ekasi, urinasi dll. 6ahkan kucing sudah bisa berjalan

    secara normal. Pada hari ke /, luka sudah mulai mengering dan semua jahitannya sudah di

    lepas. Setelah kucing dipastikan sudah benar-benar sehat yaitu hari ke delapan kucing

    kemudian kembali dilepas.

    .2Anal#a Ha#l

    .2.1 $5at *ang !gunakan

    Atr&n Sulfat

    0tropin merupakan agen preanestesi yang digolongkan sebagai antikolinergik atau

    parasimpatolitik. 0tropin sebagai prototip antimuskarinik mempunyai kerja menghambat

    e*ek asetilkolin pada syara* postganglionik kolinergik dan otot polos. $ambatan ini bersi*at

    reversible dan dapat diatasi dengan pemberian asetilkolin dalam jumlah berlebihan atau

    pemberian antikolinesterase. (0chmad, !!5)

    "ar)ak&knetk

    +ekanisme kerja 0tropine memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik

    secara reversible (tergantung jumlahnya) yaitu, hambatan oleh atropine dalam dosis kecil

    dapat diatasi oleh asetilkolin atau agonis muskarinik yang setara dalam dosis besar. $al ini

    menunjukan adanya kompetisi untuk memperebutkan tempat ikatan. $asil ikatan pada

    reseptor muskarinik adalah mencegah aksi seperti pelepasan 7P8 dan hambatan adenililsiklase yang di akibatkan oleh asetilkolin atau antagonis muskarinik lainnya. (%ay dan

    irana, !!)

    "ar)ak&!na)k

    0lkaloid belladonna mudah diserap dari semua tempat, kecuali kulit. Pemberian

    atropin sebagai obat tetes mata menyebabkan absorbsi dalam jumlah yang cukup besar lewat

    mukosa nasal, sehingga menimbulkan e*ek sistemik dan bahkan keracunan. @ntuk

    mencegah hal ini perlu dilakukan penekanan kantus internus mata setelah penetesan obat

    agar larutan atropin tidak masuk ke rongga hidung, terserap dan menyebabkan e*ek sistemik.

    ?ari sirkulasi darah, atropin cepat memasuki jaringan dan kebanyakan mengalami hidrolisis

    en3imatik oleh hepar. Sebagian diekskresi melalui ginjal dalam bentuk asal.0tropin mudah

    diserap, sebagian dimetabolisme di dalam hepar dan dibuang dari tubuh terutama melalui air

    seni. +asa paruhnya sekitar ; jam.

    0tropin dapat menimbulkan beberapa e*ek, misalnya pada susunan syara* pusat,

    merangsang medulla oblongata dan pusat lain di otak, menghilangkan tremor, perangsang

    respirasi akibat dilatasi bronkus, pada dosis yang besar menyebabkan depresi na*as, eksitasi,

    halusinasi dan lebih lanjut dapat menimbulkan depresi dan paralisa medulla oblongata. L*ek

    atropin pada mata menyebabkan midriasis dan siklopegia. Pada saluran na*as, atropin dapat

    mengurangi sekresi hidung, mulut dan bronkus. L*ek atropin pada sistem kardiovaskuler

    (jantung) bersi*at bi*asik yaitu atropin tidak mempengaruhi pembuluh darah maupuntekanan darah secara langsung dan menghambat vasodilatasi oleh asetilkolin. Pada saluran

    pencernaan, atropin sebagai antispasmodik yaitu menghambat peristaltik usus dan lambung,

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    19/30

    sedangkan pada otot polos atropin mendilatasi pada saluran perkencingan sehingga

    menyebabkan retensi urin ($idayat, !!)

    "ar)ak&tera

    0tropin sul*at bersi*at reversibel dan pada pemberiannya dapat dimetabolisir oleh

    semua spesies. ?osis yang dianjurkan untuk anjing dan kucing adalah !,!-!,!;; mg&kg

    66 0tropin sul*at dapat diberikan secara subcutan, intramuskuler atau intravena. Pemberian.secara intravena digunakan apabila ingin bere*ek cepat (Plumb, !!').

    ?igunakan untuk mengurangi sekresi salive dan bronchial, melindungi jantung dari

    e*ek vagal inhibitiondan mencegah e*ek muskarinik anticholinesterase seperti neotigmine.

    0tropine dapat menurunkan peristaltic intestinal dan menyebabkan dilatasi pupil. ?apat

    diberikan secara rutin bersamaan dengan penggunaan ketamine, phencycline dan a3aperone,

    tetapi pemberian tidak dianjurkan pada kondisi takikardi. 0tropine dapat diberikan subkutan

    atau intramuscular 8!-;! menit sebelum anestesi atau segera sebelum anestesi dilakukan bila

    diberikan intravena (Sardjana, !!).

    :*la;ne

    Gyla3ine merupakan obat sedati*, analgesia dan perelaksasi otot.

    "ar)ak&knetk

    Gyla3in diabsorpsi dengan cepat tetapi bioavailabilitas tidak lengkap dan bervariasi.

    6ioavailabilitas pada anjing!> setelah pemberian secara intramuscular. Pada anjing dan

    kucing onset terjadi sekitar ! menit setelah pemberian secara 7+ atau SB dan sekitar

    8menit setelah pemberian secara intravena.

    "ar)ak&!na)k

    Gyla3ine menimbulkan e*ek relaksasi muskulus sentralis, selain itu juga mempunyai e*ek

    analgesi. ondisi tidur yang ringan sampai kondisi narcosis yang dalam dapat tercapai,tergantung pada dosis untuk masing-masing spesies hewan. 6ila dipakai bersama barbiturate

    dan ketamine potensiasi yang terjadi dapat mencapai !>. "bat ini ber*ungsi sebagai

    sedative terutama pada sapid an domba, tetapi dapat juga dipakai untuk kuda, kucing, anjing,

    primate dan kelinci. L*ek sedasi tercapai meksimal ! menit setelah pemberian

    intramuscular dan berakhir setelah satu jam (Sardjana, !!).

    "ar)ak&knetk

    Gyla3ine diinjeksikan secara intramuskular menyebabkan iritasi kecil pada daerah

    suntikan, tetapi tidak menyakitkan dan akan hilang dalam waktu ; J ;' jam. Gyla3ine

    dapat diberikan secara intravena, intramuskular, ataupun subkutan. Gyla3ine mengandung8,8 mg&ml hidroklorida #yla3ine dalam larutan air injeksi berbasis. Gyla3ine dapat

    diperoleh juga sebagai bubuk kristal murni. ?osis intramuskular hingga !,8 mg&kg untuk

    ternak telah. @ntuk menginduksi muntah pada kucing, #yla3ine adalah dosis pada !,

    sampai !, mg&pon (!,;;- mg&kg) intramuskular. @ntuk anjing dosis bahkan bisa lebih

    tinggi. Gyla3ine tersedia dalam ! mg&ml dalam konsentrasi ! botol ml dan !! mg&ml

    pada konsentrasi ! ml botol (Eorda et al., !!).

    Keta)n

    etamin $Bl merupakan agen anastesi dissosiati* yang digunakan pada manusia dan

    dunia veteriner. etamin merupakan produk anastesi paling aman untuk anjing kecil dan

    kucing. etamin mempunyai si*at analgesik, anastetik dan kataleptik dengan kerja singkat.

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    20/30

    Si*at analgesiknya sangat kuat untuk sistem somatik, tetapi lemah untuk sistem viseral.

    urang dapat merelaksasi otot, bahkan kadang-kadang tonusnya sedikit meninggi dan

    pasien masih dapat merespon adanya perintah (6rander et al., !!5 Eaniswara, !!).

    "ar)ak&knetk

    etamin akan diabsorbsi melalui intravena yang dapat merangsang kardiovaskular

    karena e*ek perangsangnya pada pada pusat simpatis. etamin mempunyai si*at analgesik,

    anestetik, dan kataleptik dengan kerja singkat. L*ek anestesinya ditimbulkan oleh

    penghambatan e*ek membran dan neurotransmitter eksitasi asam glutamat pada reseptor 2-

    +etil-?-Spartat. Si*at analgesiknya sangat kuat untuk sistem somatik, tetapi lemah untuk

    sistem viseral (ul et al., !).

    "bat anestetik yang sering digunakan pada kucing adalah ketamin. ?alam

    penggunaannya ketamin mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya yaitu mempunyai

    mula kerja (onset of action ) yang cepat dan e*ek analgesik yang kuat serta aplikasinya

    cukup mudah, yaitu dapat diinjeksikan secara intramuskular. 2amun, ketamin juga

    mempunyai kerugian yaitu tidak terjadi relaksasi otot sehingga dapat menimbulkan

    kekejangan dan depresi ringan pada saluran respirasi (Eorda et al., !!)."ar)ak&!na)k

    etamin bekerja nyata untuk meningkatkan darah ke otak, konsumsi oksigen

    dan tekanan intrakaranial. etamin menurunkan *rekuensi perna*asan, tonus otot saluran

    na*as akan terkontrol dengan baik dan re*lek-re*lek saluran na*as biasanya tidak

    terganggu. Penggunaan ketamin telah dikaitkan dengan kondisi disorientasi paska

    operasi, ilusi penginderaan, persepsi dan gambaran mimpi yang seolah hidup (yang

    disebut *enomena awal sadar & emergence phenomena).

    "ar)ak&tera

    ?osis yang dianjurkan untuk anjing dan kucing adalah !-! mg&kg 66 secaraintramuskuler. etika digunakan sebagai obat tunggal, ketamin tidak menghasilkan relaksasi

    muskulus skeletal yang baik, dan dapat mencapai recovery dengan segara dan biasanya

    dapat menyebabkan konvulsi pada anjing dan terkadang kucing. @ntuk menghindari e*ek

    tersebut, banyak dokter hewan yang menggunakan ketamin bersama-sama dengan dia3epam,

    aceproma3in, #yla3ine thiobarbiturat atau anastesi inhalasi (Aumb, !!/). etamine dosis

    rendah menghasilkan analgesik yang baik, tetapi ketamine menyebabkan kekejangan otot

    dan peningkatan denyut jantung, tetapi ketamine menyebabkan kekejangan otot dan

    peningkatan denyut jantung (Aumb, !!/).

    T&lfena)("ar)ak&knetk1 0sam ol*enamic (2 - ( - metil - 8 - kloro*enil) 0sam antranilat adalah

    steroid agen anti - in*lamasi non (2S07?), yang termasuk dalam kelompok *enamate.

    0ktivitas anti - in*lamasi asam ol*enamic dievaluasi dalam berbagai model binatang

    peradangan. ?itemukan bahwa itu adalah ; kali lebih kuat dari *enilbuta3on dalam model

    pembelajaran tikus. "AFL?72L menunjukkan ditandai si*at analgesik dan anti - piretik.

    Setelah pemberian oral , kadar darah yang e*isien dengan cepat tercapai (Bma# tercapai

    dalam sampai jam pada hewan berpuasa , atau sampai ; jam bila diberikan dengan

    makanan) dan berada cukup tinggi untuk mengerahkan aksi anti - in*lamasi yang

    memuaskan selama minimal ; sampai 85 jam."ar)ak&!na)k 1 0sam ol*enamic merupakan inhibitor poten en3im siklooksigenase,

    sehingga menghambat sintesis mediator in*lamasi penting seperti tromboksan (#) 6 dan

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    21/30

    prostaglandin ( PE ) L . erjanya tidak hanya oleh sintesis prostaglandin, tetapi juga

    memiliki tindakan antagonis langsung pada reseptor. ol*enamic acid dikenal sangat e*ekti*

    setiap kali untuk mengurangi peradangan, demam dan nyeri.

    "ar)ak&knetk

    ?osis dan sediaan 1

    dosis 1 ; mg&kg 66 (ml&! kg 66) dosis tunggal secara intravena

    Sediaan 1 7njeksi dalam botol ! ml, !! ml, ! ml.

    A) & di saluran pencernaan pada penggunaan dosis tunggal secara oral. 2ilai

    puncak konsentrasi serum dan 0@B meningkat sebanding dengan meningkatnya dosis. L*ek

    terapi 0mo#icillin akan tercapai setelah - jam setelah pemberian per oral. +eskipun

    adanya makanan di saluran pencernaan dilaporkan dapat menurunkan dan menunda

    tercapainya nilai puncak konsentrasi serum 0mo#icillin, namun hal tersebut tidak

    berpengaruh pada jumlah total obat yang diabsorpsi.

    ?istribusi obat bebas ke seluruh tubuh baik. 0mo#icillin dapat melewati plasenta,

    tetapi tidak satupun menimbulkan e*ek teratogenik. 2amun demikian, penetrasinya ke

    tempat tertentu seperti tulang atau cairan serebrospinalis tidak cukup untuk terapi kecuali di

    daerah tersebut terjadi in*lamasi. Selama *ase akut (hari pertama), meningen terin*lamasi

    lebih permeable terhadap 0mo#icillin, yang menyebabkan peningkatan rasio sejumlah obatdalam susunan sara* pusat dibandingkan rasionya dalam serum. 6ila in*e*ksi mereda,

    in*lamasi menurun maka permeabilitas sawar terbentuk kembali. %alan utama ekskresi

    melalui system sekresi asam organik (tubulus) di ginjal, sama seperti melalui *iltrate

    glomerulus. Penderita dengan gangguan *ungsi ginjal, dosis obat yang diberikan harus

    disesuaikan.0mo#icillin (alpha-amino-p-hydo#y-ben3yl-penicillin) adalah derivat dari 5

    aminopenicillonic acid, merupakan antibiotika berspektrum luas yang mempunyai daya

    kerja bakterisida. 0mo#icillin, akti* terhadap bakteri gram positi* maupun bakteri gram

    negati*.

    6akteri gram positi*1 Streptococcus pyogenes, Streptococcus viridan, Streptococcus

    *aecalis, ?iplococcus pnemoniae, Borynebacterium sp, Staphylococcus aureus, Blostridiumsp, 6acillus anthracis. 6akteri gram negati*1 2eisseira gonorrhoeae, 2eisseriameningitidis,

    $aemophillus in*luen3ae, 6ordetella pertussis, Lscherichia coli, Salmonella sp, Proteus

    mirabillis, 6rucella sp.0mo#icillin digunakan sebagai antibiotik spektrum luas

    .2.2 Sta!u) Ana#t'e# *ang !aka

    Pada praktikum kali ini digunakan atropine sul*ate yang ber*ungsi untuk mengurangi

    sekresi saliva dan bronkial, melindungi jantung dari e*ek vagal inhibitiondan mencegah

    e*ek muskarinik anticholinesterase seperti neostigmine. 0tropine dapat menurunkan

    peristaltik intestinal dan menyebabkan dilatasi pupil. ranQuli3er yang disediakan adalahaceproma3ine maleate yang dapat digunakan oleh hampir semua hewan sebagai neuroleptic.

    "bat ini bekerja menekan sistem sara* pusat, termasuk pusat termoregulator dan pada

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    22/30

    umumnya menguatkan kerja obat J obat anestetik, hipnotik dan sedative-analgesik.

    Pemberian secara subkutan yaitu J 8! menit sebelum anestesi atau J ! menit

    intramuskuler sebelum anestesi, sedangkan pemberian intravena sebaiknya diawali dengan

    dosis paling rendah. egunaan di klinik pada umumnya untuk tranQuili3er dan sedasi,

    antiemetik, spasmolotik, antihistamin (e*eknya sangat sedikit), hipotensi, dan adrenergic

    block (at3ung, !)."bat hipnotik dan sedative yang digunakan adalah #yla3ine yang menimbulkan e*ek

    relaksasi muskulus sentralis, selain itu juga mempunyai e*ek analgesi. ondisi tidur yang

    ringan sampai kondisi narcosis yang dalam dapat tercapai, tergantung pada dosis untuk

    masing J masing spesies hewan. 6ila dipakai bersama barbiturate dan ketamine potensiasi

    yang terjadi dapat mencapai !>. L*ek sedasi tercapai maksimal ! menit setelah

    pemberian intramuskular dan berakhir setelah satu jam. Gyla3ine yang dipakai untuk tujuan

    relaksasi muskulus pada umumnya dikombinasikan dengan ketamine untuk beberapa spesies

    hewan terutama babi, kucing, kelinci dan primate (Sulistia, !8). Pada hewan kecil e*ek

    sampingnya meliputi bradikardia dan penurunan cardiac output, vomit, tremor, motilitas

    intestinal menurun tetapi kontraksi uterus meningkat, selain itu juga mempengaruhi

    keseimbangan hormonal, antara lain menghambat produksi insulin dan antidiuretic hormone

    (0?$). etamine bersama #yla3ine dapat dipakai untuk anestesi pada kucing. $ampir pada

    semua hewan, ketamine dengan pemberian tunggal bukan obat anestetik yang bagus, karena

    obat ini tidak merelaksasi muskulus bahkan kadang J kadang tonus sedikit meningkat. L*ek

    puncak pada hewan umumnya tercapai dalam waktu 5 J ' menit dan anestesi berlangsung

    selama 8! J ;! menit, sedang untuk recoverydibutuhkan waktu J ' jam (Pathak et al.,

    !).

    Pada praktikum ini, operasi dilakukan setelah hewan memberikan tanda J tanda

    memasuki stadium ketiga yang terbagi menjadi ; tahap, yaitu (Sardjana et al., !)1

    . Tahap 11 4espirasi mulai teratur dan bersi*at thoracoabdominal, terjadi hystagmus, re*leks

    cahaya positi*, tonus muskulus mulai menurun, re*leks palpebral, konjunctiva dan kornea

    menghilang.

    . Tahap 21 respirasi teratur dan bersi*at abdominothoracal, *rekuensi respirasi meningkat, pupil

    midriasis, re*leks cahaya menurun dan re*leks kornea negative.

    8. Tahap 31 respirasi teratur dan tipenya abdominal karena terjadi kelumpuhan sara* intercostals,

    dilatasi pupil, tonus muskulus makin menurun.

    ;. Tahap 41 respirasi tidak teratur, pupil midrasis, tonus muskulus menurun, re*leks sphincter ani

    dan kelenjar air mata negati*.

    Sebelumnya dilakukan persiapan hewan meliputi *iksasi kucing pada meja operasi dan

    pencukuran rambut pada saat muncul stadium 77, dengan tanda kesadaran mulai hilang,

    respirasi lebih dalam, re*leks laring hilang dan dapat terjadi gerakan-gerakan ekstremitas

    yang tidak terkendali.

    Pada saat operasi tetap dilakukan pemantauan terhadap kondisi hewan seperti pulsus

    dan temperatur dihitung setiap menit, selain itu anasthesi hewan juga dikontrol. Pada

    praktikum ini diberikan premedikasi atropin sul*at pada jam 8.!. Pemberian premedikasi

    ini memiliki banyak tujuan, salah satu tujuannya yaitu untuk mengurangi obat-obatan

    anasthesi, maka pada praktikum ini setelah menit pasca pemberian premedikasi,

    selanjutnya dilakukan pemberian anasthesi pada hewan, +enggunakan etamin $Bl (anjing!,!5-!, ml&kg 66 7C atau 7+, kucing !,!-!, ml&kg 66 7C atau 7+) dikombinasikan

    dengan #yla3ine dengan perbandingan 1. 0nasthesi ini diberikan pada pukul 8.!. pada

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    23/30

    praktikum ini hewan ulai sadar pada pukul .!, yang berarti bahwa masa recovery hewan

    termasuk cepat.

    .2.3 P'*#(al E

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    24/30

    adanya rasa nyeri pada anus atau rektum, adanya benda asing atau *eses yang keras. (Fowler.

    !!').

    0danya aksi-aksi atau pengeluaran seperti batuk, bersin hick-up, *rekuensi dantipe

    na*asnya perlu diperhatikan. (Fowler. !!').

    $idung

    Perhatikan keadaan hidung dan leleran yang keluar, rabalah suhu lokal denganmenempelkan jari tangan pada dinding luar hidung. Serta lakukanlah perkusi pada daerah

    sinus*rontalis. (Fowler. !!').

    Pharyn#,Aarin#, rakea

    ?ilakukan palpasi dari luar dengan memperhatikan reaksi dan suhunya, perhatikan pula

    lim*oglandula regional, suhu, konsistensi, dan besarnya, lalu bandingkan antara

    lim*oglandula kanan dan kiri. (Fowler. !!').

    4ongga dada

    Perkusi digital dilakukan dengan membaringkan kucing pada alas yang kompak, dan

    diperhatikan suara perkusi yang dihasilkan. Palpasi pada intercostae lalu perhatikan adanyarasa nyeri pada pleura dan edeme subcutis. (6oddie. 5). (Fowler. !!').

    S#te) Srkula#

    ?iperhatikan adanya kelainan alat peredaran darah seperti anemia, sianosis, edema

    atau ascites, pulsus venosus, kelainan pada denyut nadi, dan sikap atau langkah

    hewan.Periksa *rekuensi, irama dan kualitas pulsus atau nadi, kerjakan pemeriksaan secara

    inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi pada daerah jantung (sebelah kiri). Perhatikan pula

    adanya pulsasi di daerah vena jugularis dengan memeriksa pada &8 bawah leher. (6oddie.

    !!).

    S#te) L)'at(a

    ?ilakukan inspeksi, untuk mengetahui kemungkinan adanya kebengkakan

    padalim*oglandula. Aim*oglandula yang dapat dipalpasi pada kucing yaitu lgl.

    subma#illaris, lgl. parotidea, lgl. retropharyngealis, lgl. cervicalis anterior, lgl. cervicalis

    medius, lgl. cervicalis caudalis, lgl. prescapularis, lgl. a#illaris (dapat teraba jika kaki

    diabduksikan), lgl. inguinalis, lgl. super*icialis (pada betina disebut lgl. supramammaria),

    lgl. poplitea, lgl. mesenterialis. Palpasi dilakukan di daerah lim*oglandula, dengan cara

    memperhatikan reaksi, panas, besar dan konsistensinya serta simetrinya kanan dan kiri

    (6oddie. !!).

    S#te) L&k&)&t&r

    Perhatikanlah posisi, cara berdiri dan berjalan hewan. Periksalah musculi dengan

    membandingkan ekstremitas kanan dan kiri. Serta melakukan palpasi. Perhatikan pula suhu,

    kontur, adanya rasa nyeri dan pengerasan. Pemeriksaan tulang seperti musculi diperhatikan

    bentuk, panjang dan keadaan. Persendian diperiksa dengan cara inspeksi cara berjalan dan

    keadaan persendian, lakukanlah palpasi apakah ada penebalan, cairan (pada kantong

    synovial ataukah pada vagina tendinea).

    $rgan Ur&&et(a

    Perhatikanlah sikap pada waktu kencing. 0mati air seni (kemih) yang keluar,

    warnanya, baunya dan adanya anomali (darah, jonjot, kekeruhan dan lain sebagainya).

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    25/30

    emperatur tubuh internal diukur dengan mengukur rektal menggunakan termometer.

    Suhu tubuh menunjukkan adanya variasi sepanjang hari dan dapat dipengaruhi oleh berbagai

    hal seperti penyakit, status hormonal dan aktivitas hewan. Produksi panas dapat meningkat

    bilamana terjadi peningkatan aktivitas otot dan metabolisme dibawah pengaruh hormon

    seperti hormon tiroid dan katekolamin. emperatur tubuh terendah ditemukan pada waktu

    pagi, sedikit meningkat pada tengah hari dan suhu tertinggi ditemukan pada sore hari.Peningkatan temperatur tubuh secara *isiologis dapat terjadi setelah makan, setelah kerja

    keras, pada hari melahirkan (kecuali anjing, biasanya temperatur tubuhnya subnormal), pada

    temperatur atmos*er yang tinggi dan bilamana hewan mengalami aksitasi. (Didiyono, !!5).

    0rteri yang dapat digunakan untuk memeriksa pulsus kucing adalah arteri yang

    terletak dibawah kulit. Pulsus dapat diraba pada arteria *emoralis pada paha bagian dalam.

    Pada umumnya hewan muda, kecil, bunting dan betina memiliki *rekuensi yang lebih besar

    dibanding hewan tua, besar, jantan dan tidak bunting. Pulsus meningkat dapat terjadi secara

    *isiologis pada saat bekerja, gerak dan terkejut akibat adanya simpatikotoni. Pada keadaan

    patologis, pulsus meningkat dapat ditemukan pada kasus demam, keracunan, anemia serta

    penyakit jantung. Sedangkan *rekuensi pulsus yang menurun dapat terjadi pada kasus

    penurunan aktivitas jantung (Didiyono, !!5).

    Secara *isiologis *rekuensi na*as dapat dipengaruhi oleh umur, stimuli, kerja. 6ila

    terjadi hecheln yakni berna*as pendek, dangkal dengan lidah terjulur maka *rekuensi na*as

    tidak dapat dihitung dan dievaluasi. Frekuensi na*as yang meningkat terjadi pada keadaan

    stress, kerja, demam dan adanya rasa sakit. Sebaliknya juga dapat terjadi penurunan

    *rekuensi na*as pada depresi kepekaan pusat na*as pada kasus seperti peningkatan tekanan

    dalam otak, hilang kesadaran, uremia dan tekanan oksigen yang meningkat (Didiyono,

    !!5).

    Pemeriksaan apillary !efill "ime (B4) bertujuan untuk menentukan waktupengisian kembali kapiler. eknik ini seringkali digunakan untuk mengetahui kondisi atau

    tingkat dehidrasi seekor hewan dengan mengamati kualitas sistem sirkulasi dengan melihat

    waktu pengisian kembali kapiler (capillary refill time). $asil dari pemeriksaan B4 ini

    adalah pada kondisi hewan normal sangat cepat (- detik). Pada kondisi hewan mengalami

    dehidrasi, maka B4 akan semakin lambat (bisa lebih dari 8 detik).

    6erdasarkan hasil pengamatan pada persiapan hewan pre operasi, didapatkan data

    sebagai berikut1

    emp 1 8',oB 4espirasi 1 &menit

    Pulse 1 &menit B4 1 normal (M detik)+embrane color 12ormal 6ody weight 1 , kg

    $ydration 1 M detik 6ody condition 1 normal

    Bolor and consistency o* *eses1 normal

    +enurut ?armojono (!), data kondisi *isiologisnya normal kucing adalah sebagai

    berikut1

    emp 1 8/, J 8,oB 4espirasi 1 8 J !&menit

    Pulse 1 '! J !&menit B4 1 M detik

    6erdasarkan data diatas, dapat kita ketahui bahwa pada umumnya, kondisi kucing

    normal, namun dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa perna*asan kucing sangat cepat(diatas normal) $al ini dapat terjadi kemungkinan karena kondisi kucing yang stress atau

    pun karena adanya kesalahan praktikan saat menghitung *rekuensi na*as kucing. Selain itu

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    26/30

    juga didapatkan pulsuskucing dibawah normal yaitu kali per menit. $al ini mungkinjuga

    disebabkan kucing ketakutan atau mungkin juga karena kesalahan praktikan saat

    menghitungnya.

    Pada kontrol pemerisaan saat operasi yang meliputi pulsus, temperatur dan respirasi

    didapatkan keadaan kucing saat pelaksanaan operasi yaitu suhu kucing normal sampai pada

    menit ke / yaitu masih diatas 8/

    !

    B. 2amun pada menit ke ! suhu tubuh kucing menjadi85,/!B dan terus menurun hingga ke menit ! yaitu 8,' !B. Selanjutnya pada menit ke 8

    suhu tubuh kucing perlahan naik hingga normal lagi pada menit ke ! yaitu 8/, !B. $al ini

    terjadi mungkin disebabkan oleh pengaruh anasthesi. @ntuk pulsus dan respirasi masih rata-

    rata normal. Buman pada menit ke pulsus kucing naik yaitu '' kali per menit. $al ini

    mungkin disebabkan karena kucing stress sebelum operasi atau ungkin juga disebabkan

    karena kesalahan praktikan saat perhitungan

    .2./ "akt&r *ang Me)engaru' re# Ke#e)5u'an Luka

    Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki kerusakan

    yang terjadi. omponen utama dalam proses penyembuhan luka adalah kolagen disamping sel

    epitel. Fibroblas adalah sel yang bertanggung jawab untuk sintesis kolagen. Fisiologi

    penyembuhan luka secara alami akan mengalami *ase-*ase seperti dibawah ini 1

    a. Fase in*lamasi

    Fase ini dimulai sejak terjadinya luka sampai hari kelima. Segera setelah terjadinya

    luka, pembuluh darah yang putus mengalami konstriksi dan retraksi disertai reaksi hemostasis

    karena agregasi trombosit yang bersama jala *ibrin membekukan darah. omponen

    hemostasis ini akan melepaskan dan mengakti*kan sitokin yang meliputi #pidermal $rowth

    %actor (LEF), &nsulin-like $rowth %actor (7EF'( )lateled-derived $rowth %actor (P?EF)

    dan "ransforming $rowth %actor beta (EF-R) yang berperan untuk terjadinya kemotaksis

    netro*il, makro*ag, mast sel, sel endotelial dan *ibroblas. eadaan ini disebut *ase in*lamasi.

    Pada *ase ini kemudian terjadi vasodilatasi dan akumulasi lekosit)olymorphonuclear (P+2).

    0gregat trombosit akan mengeluarkan mediator in*lamasi "ransforming $rowth %actor beta

    * (EF ) yang juga dikeluarkan oleh makro*ag. 0danya EF akan mengaktivasi

    *ibroblas untuk mensintesis kolagen.

    b. Fase proli*erasi atau *ibroplasi

    Fase ini disebut *ibroplasi karena pada masa ini *ibroblas sangat menonjol perannya.

    Fibroblas mengalami proli*erasi dan mensintesis kolagen. Serat kolagen yang terbentuk

    menyebabkan adanya kekuatan untuk bertautnya tepi luka. Pada *ase ini mulai terjadi

    granulasi, kontraksi luka dan epitelialisasi

    c. Fase remodeling atau maturasi

    Fase ini merupakan *ase yang terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan luka.

    erjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan pematangan

    parut. 0ktivitas sintesis dan degradasi kolagen berada dalam keseimbangan. Fase ini

    berlangsung mulai 8 minggu sampai tahun . 0khir dari penyembuhan ini didapatkan parut

    luka yang matang yang mempunyai kekuatan '!> dari kulit normal.

    iga *ase tersebut diatas berjalan normal selama tidak ada gangguan baik *aktor luar

    maupun dalam.

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    27/30

    "akt&r *ang )e)engaru' en*e)5u'an luka 9 (Bolville,!!)

    0. Faktor lokal

    . Suplai pembuluh darah yang kurang

    . ?enervasi

    8. $ematoma

    ;. 7n*eksi

    . 7radiasi

    5. +echanical stress

    /. ?ressing material

    '. ehnik bedah

    . 7rigasi

    !. Llektrokoagulasi

    . Suture materials

    . 0ntibiotik

    8. ipe jaringan

    ;. Facilitious wounds

    6. Faktor umum

    . @sia

    . 0nemia

    8. 0nti in*lammatory drugs

    ;. Bytoto#ic and metabolic drugs

    . ?iabetes mellitus

    5. $ormon/. 7n*eksi sistemik

    '. %aundice

    . Penyakit menular

    !. +alnutrisi

    . "besitas

    . emperatur

    8. rauma, hipovolemia dan hipoksia

    ;. @remia

    . Citamin B dan 0

    5. race metals

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    28/30

    BAB =

    PENUTUP

    =.1 Ke#)ulan

    ?ari pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa

    "variohisterectomy merupakan prosedur pembedahan membuang uterus, adne#a dan

    ovarium. "variectomy adalah tindakan pengamputasian, mengeluarkan dan menghilangkan

    ovarium dari rongga abdomen. Sedangkan $ysterectomy adalah tindakan pengamputasian,

    mengeluarkan dan menghilangkan organ uterus dari dalam tubuh. %adi ovariohisterectomy

    merupakan tindakan bedah & operasi pengangkatan organ reproduksi betina dari ovarium

    sampai dengan uterus. "variohisterctomy dilakukan dengan tujuan untuk mengontrol populasi

    hewan dan juga dilakukan untuk terapi pengobatan pada kasus-kasus reproduksi seperti

    pyometra, endometritis, tumor uterus, cyste, hiperplasia dan neoplasia kelenjar mamae. pada

    praktikum ini dilakukan "variohysterectomy dengan teknik bedah laparatomy caudal dimana

    daerah insisinya antara umbilicus dan tepi pelvis. "bat yang digunakan untuk "$ terdiri dari

    obat premedikasi, obat bius, sedative, dan antibiotik. Premedikasi yang diberikan berupa

    sul*at atropine dengan dosis !.!; g&kg 66, rute pemberian SB (subcutan). 0nastesi terdiri

    dari campuran ketamin !, ml dan #yla3ine !, ml secara intramuscular. ombinasi

    ketamin-#yla3in merupakan kombinasi obat anestesi yang ideal karena menghasilkan e*ek

    yang sinergis yaitu e*ek analgesik yang kuat dan relaksasi otot yang bagus. Perawatan pasca

    operasi sangat menetukan proses kesembuhan luka. dilakukan pemantauan kondisi hewan

    seperti temperatur, dan *rekuensi na*as, na*su makan, urinasi, de*ekasi serta kondisi luka.

    reatment yang dilakukan memberikan amo#ilin syrup setiap hari secara per oral selama

    hari, serta pemberian nebacetin secara topikal setiap hari hingga jahitan mengering. Selain itu

    juga diberikan injeksi ol*enamic acid dengan dosis ; mg&kg 66 secara subcutan kali hari.

    Pembukaan jahitan dilakukan pada hari ketujuh atau pada saat luka sudah benar-benar kering

    dan kondisi hewan sudah sehat kembali.

    =.2 Saran

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    29/30

    Pada praktikum ini sudah berjalan lancar, namun pada proses pelaksanaan operasi

    sterilitas masih kurang, sebaiknya pada praktikum sterilitas selama operasi benar-benar

    dijaga. semoga pelaksanaan praktikum selanjutnya berjalan lebih baik lagi.

    DA"TA4 PUSTAKA

    0chmad.S. 0. !!5.+nalisis ,etabolit ekunder. @E+ press. yogyakarta.

    Bolville , 6assert %. !!. linical +natomy and )hysiology for eterinary "echnicians . St.

    Aouis 1 +osby, 7nc

    ?armojono, $. !./apita elekta /edokteran eteriner 1ewan /ecil' 2.%akarta 1 Pustaka

    Populer "bor.

    Fossum, .D. !!. mall +nimal urgery #d 2 1 +osby

    $osgoog,E., et al. !!'. mall +nimal )aediatric ,edicine +nd urgery. 4ford 1

    6utterworth $einemann

    7brahim, 4. !!!. )engantar &lmu Bedah eteriner #disi )ertama. Syiah uala @niversity

    Press 1 ?arussalam 6anda 0ceh

    %ay,than hoon dan kirana,raharja. !!. bat-obat penting. Eramedia %akarta.

    at3ung, 6E. !.%armakologi 5asar dan /linik.Salemba +edika 1 %akarta

    artohatmodjo, Sunarso. !!;. "eknik )en6ahitan 7uka. LEB1 %akarta.

    ul +, oc K, 0lkan F, "gurtan . !. "he #ffects of 8ylazine-/etamine and 5iazepam-

    /etamin on +rterial Blood )ressure and Blood $ases in 5og. "%C4 ;()1;-8.

    +eyer . /. Banine Surgery. 0merican Ceterinary Publication, 7nc. Santa 6arbara

    Bali*ornia.

    2ash $ ?C+. !!'. Spaying - Dhy itTs a Eood 7dea. www.peteducation.com.U%uli !!'V.

  • 7/23/2019 Laporan OH Fix

    30/30

    Pathak SB, +igan %+, Peshin P, Singh 0P. !.+nasthetic and 1emodynamic #ffecs of

    /etamin in Buffalo alves. 0m.%.Cet (;8)1'/-'//.

    Pearson./8. "he omplication of variohysterectomy in the Bitch. %urnal Small aminal

    Prctices ;1/

    Plumb, ?. B., !!'. )lumb9s eterinary 5rug 1andbook :th edition. he 7"D0 State

    @niversity Press. 0mes.

    4ice, ?an. 5.1e omplete Book f 5og Breeding. Bhina1 6arron:s Lducation Series.

    Sardjana, 7 omang Diarsa. !.Bedah eteriner. @nair Press 1 Surabaya

    Sulistia E. !8.%armakologi dan "erapi. Ldisi.8. 6agian Farmakologi. Fakultas edokteran

    @niversitas 7ndonesia. %akarta.

    Suriadi. !!/.,ana6emen luka. S7LP +uhammadiyah. Pontianak.

    LAMPI4AN