laporan magang fix

58
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tinggi diharapkan mampu menghasilkan sarjana yang akan mengisi posisi manajerial menengah sampai puncak dengan bekal pengetahuan dan kemampuan yang didapat di perguruan tinggi. Kenyataan di lapangan seringkali menunjukkan bahwa lulusan perguruan tinggi (fresh graduated) belum mampu secara optimal mengaplikasikan pengetahuan yang didapatnya ke dalam dunia kerja. Hal itu disebabkan karena adanya kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan kenyataan di lapangan yang lebih kompleks terutama dalam manajemen di bidang kesehatan di rumah sakit, di dinas kesehatan atau puskesmas yang merupakan suatu institusi denga sumber daya yang padat ilmu, pada teknologi dan padat karya. 1

Upload: katie-powell

Post on 26-Dec-2015

140 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Magang Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan tinggi diharapkan mampu menghasilkan sarjana yang akan

mengisi posisi manajerial menengah sampai puncak dengan bekal

pengetahuan dan kemampuan yang didapat di perguruan tinggi. Kenyataan

di lapangan seringkali menunjukkan bahwa lulusan perguruan tinggi (fresh

graduated) belum mampu secara optimal mengaplikasikan pengetahuan

yang didapatnya ke dalam dunia kerja. Hal itu disebabkan karena adanya

kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan kenyataan di lapangan yang

lebih kompleks terutama dalam manajemen di bidang kesehatan di rumah

sakit, di dinas kesehatan atau puskesmas yang merupakan suatu institusi

denga sumber daya yang padat ilmu, pada teknologi dan padat karya.

Untuk melengkapi kemampuan mahasiswa dengan pengalaman

praktis di lapangan, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

menegmbangkan program magang di instansi yang terkait dengan kesehatan

baik instansi pemerintah, swasta, maupun lembaga swadaya masyarakat

(LSM).

Magang merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan

pada Program Sarjana Kesehatan Masyarakat (S1). Pada dasarnya kegiatan

ini adalah kegiatan intrakurikuler yang berupa kegiatan belajar di lapangan

yang dirancang untuk memberikan pengalaman praktis kepada para

mahasiswa dalam menggunakan aplikasi teori ke dalam praktek lapangan.

1

Page 2: Laporan Magang Fix

Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya

masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah

Anemia Gizi Besi (AGB), masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

(GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas terutama

di kota-kota besar (Supariasa, 2013).

Kota Palu mempunyai angka kasus gizi buruk yang meningkat selama

3 tahun terakhir. Pada tahun 2011 kasus gizi buruk di Kota Palu sebanyak

47 kasus, tahun 2012 sebanyak 63 kasus dan tahun 2013 sebanyak 63 kasus.

Berbagai upaya yang telah dilakukan dalam rangka menangani kasus gizi

buruk diantaranya melakukan pelatihan penanganan kasus gizi buruk bagi

petugas kesehatan Puskesmas yang ada di kota Palu (Dinkes Kota Palu,

2013).

Gizi buruk membawa dampak bukan hanya pada kehidupan anak-anak

yang masih berusia muda, akan tetapi dapat terjadi pada semua golongan

usia. Dampak buruk itu dapat termanifestasi dalam bentuk ringan atau berat.

Gangguan tumbuh kembang fisik, rendahnya daya tahan terhadap penyakit,

tingkat kecerdasan yang kurang dari seharusnya, prestasi kerja, dan prestasi

olahraga yang rendah adalah bentuk manifestasi dampak keadaan gizi yang

tidak optimal. Dengan kata lain, gizi buruk membawa dampak yang tidak

menguntungkan terhadap berbagai aspek kehidupan suatu bangsa (Moehji,

2003).

2

Page 3: Laporan Magang Fix

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memberikan kemampuan mahasiswa melalui kesepadanan

pengetahuan yang diperoleh dengan fenomena yang ada di Dinas

Kesehatan Kota Palu yang relevan dengan bidang kesehatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Meningkatkan penegtahuan mahasiswa dalam manajemen

kesehatan.

b. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mengumpulkan

data.

c. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi

masalah kesehatan.

d. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menyusun rencana

pemecahan masalah.

1.3 Manfaat Magang

1.3.1 Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan di bidang manajemen

dan teknis kesehatan masyarakat.

b. Terpapar dalam kondisi yang sesungguhnya dan pengalaman di

instansi kesehatan dan atau institusi lain yang relevan.

c. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah

yang tepat terhadap pemecahan permasalahan kesehatan

masyarakat.

3

Page 4: Laporan Magang Fix

d. Mendapat bahan untuk penulisan karya tulis ilmiah.

1.3.2 Bagi Institusi Tempat Magang

a. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu

penyelesaian tugas-tugas kantor untuk kebutuhan di unit kerja

masing-masing.

b. Institusi mendapat alternatif calon karyawan yang telah dikenal

mutu dan kredibilitasnya.

c. Mendapatkan masukan baru dari pengembangan keilmuan di

perguruan tinggi.

d. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan

bermanfaat antara institusi tempat magang dengan PSIKM FKIK

UNTAD.

1.3.3 Bagi Program Studi

a. Laporan magang dapat menjadi salah satu audit internal kulaitas

pengajaran.

b. Memperkenalkan program kepada instansi yang bergerak di bidang

kesehatan.

c. Mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaa

kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

d. Terbinanya jaringan kerjasama dengan institusi tempat magang

dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara

substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber

4

Page 5: Laporan Magang Fix

daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan

masyarakat.

1.4 Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Senin, 17 Maret 2014 – Sabtu, 19 April 2014

Tempat : Kantor Dinas Kesehatan Kota Palu

Kecamatan : Palu Timur

Kabupaten/Kota : Kota Palu

5

Page 6: Laporan Magang Fix

BAB II

ANALISIS SITUASI UMUM

2.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Palu

2.1.1 Visi

Pembangunan kesehatan di Kota Palu memiliki komitmen penuh

menegakkan Pancasila dan UUD 1945 melalui program-program kerja

dibidang kesehatan dengan visi : “Terwujudnya Pelayanan

Kesehatan Terdepan Menuju Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan

Berkeadilan“

2.1.2 Misi

Visi pembangunan kesehatan Kota Palu di break down menjadi

5 misi dalam rangka mewujudkan visi pembangunan kesehatan, yaitu :

1. Meningkatkan mutu layanan serta akses layanan secara adil,

merata, layak dan terjangkau;

2. Meningkatkan perlindungan kesehatan bagi masyarakat terutama

golongan rentan (Ibu, Bayi, Balita, Lansia) dari paparan penyakit;

3. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sehat

dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat;

4. Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pembiayaan dan

upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.

5. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan

secara berkelanjutan.

6

Page 7: Laporan Magang Fix

2.2 Tujuan dan Sasaran

2.2.1 Tujuan

Tujuan utama yang harus dicapai oleh Dinas Kesehatan Kota

Palu adalah meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat di Kota Palu

dengan tujuan khusus sebagai berikut :

1) Meningkatkan mutu dan jangkauan layanan secara adil dan merata.

2) Meningkatnya perlindungan kesehatan bagi masyarakat pada

golongan rentan.

3) Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku

hidup bersih dan sehat.

4) Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mewujudkan

kemandirian pembiayaan kesehatan dan upaya kesehatan

bersumber daya masyarakat.

5) Meningkatnya kompetensi sumber daya kesehatan secara

berkelanjutan.

2.2.2 Sasaran

1) Meningkatnya aksesibilitas dan kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan.

2) Menurunnya angka kematian ibu, bayi, dan balita.

3) Meningkatnya derajat kesehatan lansia.

4) Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit.

5) Terwujudnya perilaku hidup masyarakat yang bersih dan sehat.

6) Meningkatnya kualitas sanitasi lingkungan dan perumahan.

7

Page 8: Laporan Magang Fix

7) Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat miskin.

8) Meningkatnya kualitas sumber daya tenaga kesehatan, pengelolaan

administrasi dan peningkatan manajemen dan regulasi perizinan.

2.3 Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Walikota Palu Nomor 22 Tahun 2008 tentang

uraian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Kesehatan Kota Palu mempunyai

tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

a. Tugas Pokok

Melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan dibidang

pelayanan kesehatan, pengendalian masalah kesehatan, promosi

kesehatan, regulasi dan mutu layanan dan jaminan sarana kesehatan serta

tugas pembantuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Kesehatan juga

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1) Pengkoordinasian perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan

kesehatan, pengendalian masalah kesehatan, promosi kesehatan,

regulasi dan mutu layanan serta jaminan sarana kesehatan;

2) Penyelenggaraan pembinaan dan pengumpulan dan pengolahan

data, penyusunan rencana dan program bidang pelayanan kesehatan,

pengendalian masalah kesehatan, promosi kesehatan, regulasi dan

mutu layanan serta jaminan sarana kesehatan;

3) Pengelolaan perizinan dan pelaksanaan pelayanan di bidang

8

Page 9: Laporan Magang Fix

pelayanan kesehatan, pengendalian masalah kesehatan, promosi

kesehatan, regulasi dan mutu layanan serta jaminan sarana

kesehatan;

4) Pengkoordinasian, pengendalian dan pengawasan serta evaluasi

pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian

masalah kesehatan, promosi kesehatan, regulasi dan mutu layanan

serta jaminan sarana kesehatan;

5) Penyelenggaraan ketatausahaan dan tatalaksana;

6) Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai

tugas pokok dan fungsi (Profil Kesehatan Kota Palu Sulawesi

Tengah, 2012).

9

Page 10: Laporan Magang Fix

2.4 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Palu

3

4

5

6

7

8

9

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Palu

10

SekretarisDr. Royke Abraham

Kepala Dinas Kesehatan Kota PaluDrg. Emma Sukmawati, M.si.M.kes

Sub Bagian Penyusunan Program Data EvaluasiI Komang GD Woliantara, S.KM,MM,M.Kes

Kelompok Jabatan Fungsional

Sub Bagian Tata UsahaKetut Kasmawati Nuka, SKM

Sub Bagian Keuangan dan PerlengkapanAndi Nuraspianti

Bidang Jaminan & Sarana Kesehatan

Andi Djohar Pettalolo, SKM

Bidang Promosi KesehatanRegulasi & Mutu Layanan

Falmah Pakas, SKM, M.Si

Bidang Pelayanan Kesehatan

Dr. Muh. Natsir, MPH

Bidang PengendalianMasalah Kesehatan

Drg. Lutfiah sahabudin, M.KM

Seksi Jaminan Kesehatan

Ani Kadir, SKM

Seksi Promosi Kesehatan

Sitti Rachmah, SKM, MSCPH

Seksi Pelayanan Kesehatan,Rujukan & Kesehatan Khusus

Diah Eka Noervana, SKM

Seksi PengendalianPenyakit

Gunawan, SKM.M.Kes

Seksi Pelayanan Sarana DanPeralatan Kesehatan

Andi Rasidah Parampasi

Seksi Regulasi & Perizinan

Ketut Kasmawati Nuka, SKM

Seksi Surveilans Epidemiologi, Imunisasi & Kesehatan Mata

Moh. Irzam,S.KM

Seksi Kesehatan Ibu & Anak

Hj. Titin Lestari, S.E., M.Kes

Seksi Kefarmasian

Rosminah, SKM

Seksi pengembangan MutuLayanan

Najmah Lasa, B. Sc

Seksi Gizi

Sitti Djaroh, SKM.M.Kes

Seksi Kesehatan Lingkungan & Pengendalian Dampak

LingkunganSuanda, SKM

UPTD

Page 11: Laporan Magang Fix

Dinas Kesehatan Kota Palu Sulawesi Tengah merupakan salah satu

Instansi dibawah Pemerintah Kota Palu Sulawesi Tengah yang saat ini

dipimpin oleh seorang Kepala Dinas.

a. Adapun struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Palu Sulawesi Tengah

yaitu sebagai berikut:

1) Kepala Dinas

2) Sekretaris Dinas membawahi 3 sub bagian yaitu:

a. Sub.Bag Perencanaan Program

b. Sub.Bag Keuangan dan Perlengkapan

c. Sub.Bag Tata Usaha

3) Bidang Pelayanan Kesehatan membawahi 3 seksi yaitu:

a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Kesehatan Khusus.

b. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak.

c. Seksi Gizi

4) Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan membawahi 3 seksi yaitu:

a. Seksi Pengendalian Penyakit

b. Seksi Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra

c. Seksi Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Dampak

Lingkungan

5) Bidang Promosi Kesehatan, Regulasi dan Mutu Layanan membawahi

3 seksi yaitu:

a. Seksi Promosi Kesehatan

b. Seksi Regulasi dan Perizinan

11

Page 12: Laporan Magang Fix

c. Seksi Pengembangan Mutu Layanan

6) Bidang Jaminan Sarana Kesehatan membawahi 3 seksi yaitu:

a. Seksi Jaminan Kesehatan

b. Seksi Pelayanan Sarana dan Peralatan Kesehatan

c. Seksi Kefarmasian

b. Tugas Pokok dan Fungsi Tiap Bidang

1) Kepala Dinas

a) Tugas Pokok

Membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan tugas

penyelenggaraan pemerintahan dibidang pelayanan kesehatan,

pengendalian masalah kesehatan, regulasi dan mutu layanan,

jaminan sarana kesehatan serta tugas pembantuan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

b) Fungsi Kepala Dinas

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Dinas

menyelenggarakan fungsi :

1. Pengkoordinasian perumusan kebijakan teknis bidang

pelayanan kesehatan, pengendalian masalah kesehatan,

promosi kesehatan, regulasi dan mutu layanan serta jaminan

sarana kesehatan.

2. Penyelenggaraan pembinaan dan pengumpulan serta

pengolahan data, penyusunan rencana dan program di bidang

pelayanan kesehatan, pengendalian masalah kesehatan,

12

Page 13: Laporan Magang Fix

promosi kesehatan, regulasi dan mutu layanan serta jaminan

sarana kesehatan.

3. Pengolahan perizinan dan pelaksanaan di bidang pelayanan

kesehatan, pengendalian masalah kesehatan, promosi

kesehatan, regulasi dan mutu layanan serta jaminan sarana

kesehatan.

4. Pengkoordinasian, pengendalian dan pengawasan serta

evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kesehatan,

pengendalian masalah kesehatan, promosi kesehatan, regulasi

dan mutu layanan serta jaminan sarana kesehatan.

5. Penyelenggaraan ketatausahaan dan tatalaksana

6. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah

sesuai tugas pokok dan fungsi

2) Sekretaris

Sekretaris membawahi 3 sub bagian yaitu subbag perencanaan

program dan evaluasi, subbag keuangan dan perlengkapan dan

subbag tata usaha.

a) Tugas Pokok Sekretaris

Membantu Kepala Dinas dalam rangka penyusunan

program dan tugas pelayanan administrasi secara terpadu dan

terkoordinasi dengan bidang-bidang sesuai ruang lingkup tugas

satuan organisasi di lingkungan dinas.

13

Page 14: Laporan Magang Fix

b) Fungsi Sekretaris

Dalam melaksanakan tugasnya, sekretaris

menyelenggarakan fngsi sebagai berikut :

1. Pelaksanaan perencanaan program kerja

2. Pengelolaan keuangan dan asset

3. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian umum

4. Pelaksanaan urusan evaluasi dan pelaporan

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

sesuai bidang tugasnya.

c) Subbag Perencanaan Program dan Evaluasi

Subbag perencanaan program dan evaluasi mempunyai

tugas pokok dan fungsi melakukan pengumpulan dan

pengolahan data, penyusunan rancangan program kerja,

pengolahan dan penyajian, menganalisa data dan informasi

bidang kesehatan monitoring dan evaluasi serta melaksanakan

tugas lain yang diberikan oleh atasan.

d) Subbag Keuangan dan Perlengkapan

Subbag keuangan dan perlengkapan mempunyai tugas

pokok dan fungsi melaksanakan penyusunan program kerja,

penyusunan rencana anggaran dinas, pembukuan, verifikasi,

perbendaharaan dan pengelolaan administrasi keuangan, urusan

rumah tangga dan perlengkapan dinas, serta melaksanakan tugas

lain yang diberikan oleh atasan.

14

Page 15: Laporan Magang Fix

e) Subbag Tata Usaha

Subbag tata usaha mempunyai tugas pokok dan fungsi

melaksanakan penyusunan program kerja, pengolahan

administrasi kepegawaian, surat menyurat dan kearsipan,

kepustakaan dan hubungan masyarkat serta melaksanakan tugas

lain yang diberikan oleh atasan.

3) Bidang Pelayanan Kesehatan

Bidang pelayanan kesehatan membawahi 3 seksi yaitu seksi

pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan kesehatan khusus, seksi

kesehatan ibu dan anak dan seksi gizi.

a) Tugas Pokok Bidang Pelayanan Kesehatan

Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja,

penyimpan data dan bahan dalam rangka perumusan kebijakan

teknis, pelaksanaan pembinaan, pengawasan bidang pelayanan

kesehatan dasar, rujukan dan kesehatan khusus, kesehatan ibu

dan anak serta gizi.

b) Fungsi Bidang Pelayanan Kesehatan

Bidang pelayanan kesehatan memiliki fungsi untuk :

1. Penyusunan program kerja

2. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan

3. Pembinaan usaha pengembangan rumah sakit, poliklinik,

puskesmas, usaha peningkatan mutu kesehatan masyarakat

dan kesehatan khusus.

15

Page 16: Laporan Magang Fix

4. Pengawasan pelaksanaan usaha pengembangan upaya

kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta

kegiatan rumah sakit dan puskesmas.

5. Analisis, penilaian teknis dan usaha-usaha penyiapan sarana

pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan kesehatan khusus.

6. Penyusunan program kesehatan ibu dan anak, kesehatan

reproduksi dan keluarga berencana, perbaikan gizi

masyarakat.

7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak,

kesehatan reproduksi dan keluarga berencana serta

kesehatan usila melalui puskesmas dan rumah sakit.

8. Penyelenggaraan upaya dan peningkatan gizi masyarakat.

9. Pelaksanaan evaluasi, pengendalian da penyusunan laporan.

10. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

sesuai tugas pokok dan fungsi.

c) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Kesehatan

Khusus.

Seksi pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan kesehatan

khusus mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan

pengumpulan dan pengolahan data penyusunan program dan

rencana kerja, pelakasaan pembinaan, pengawasan dan

pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan kesehatan khusus serta

melaksanan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

16

Page 17: Laporan Magang Fix

d) Seksi Kesehatan Ibu dan Anak

Seksi Kesehatan ibu dan anak mempunyai tugas pokok

dan fungsi melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data,

penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan dalam

rangka perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan ibu dan

anak, dalam melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

atasan.

e) Seksi Gizi

Seksi gizi mempunyai tugas pokok dan fungsi

melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data, penyusunan

program dan rencana kerja, penyiapan bahan dalam rangka

perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengawasan dan

pengembangan upaya-upaya penyelengaraan perbaikan gizi

masyarakat, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

atasan.

4) Bidang Pengendalian Masalah kesehatan

Bidang pengendalian masalah kesehatan membawahi 3 seksi

yaitu seksi pengendalian penyakit, seksi surveillans epidemiologi,

imunisasi dan kesehatan mata dan seksi lingkungan dan

pengendalian dampak lingkungan.

a) Tugas Pokok Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja,

peyiapan data dan bahn dalam rangka perumusan kebijakan

17

Page 18: Laporan Magang Fix

teknis, pelaksanaan pembinaan, pengawasan bidang

pengendalian masalah kesehatan.

b) Fungsi Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

Bidang pengendalian masalah kesehatan melakukan

fungsinya sebagai berikut :

1. Penyusunan program kerja

2. Penyelengaraan penyiapan rancangan perumusan kebijakan

teknis di bidang pengendalian masalah kesehatan.

3. Penyelenggaraan penyusunan data base.

4. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

masalah kesehatan.

5. Pelaksaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

6. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

sesuai tugas pokok dan fungsi.

c) Seksi Pengendalian Penyakit

Seksi pengendlian penyakit mempunyai tugas pokok dan

fungsi melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data

peyusunan program serta rencana kerja, pelaksanaan pembinaan,

pengawasan dan pelayanan bidang pengendalian penyakit serta

melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

d) Seksi Surveillans Epidemiologi, Imunisasi dan kesehatan Matra

Seksi surveillans epidemiologi, imunisasi dan kesehatan

matra mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan

18

Page 19: Laporan Magang Fix

pengumpulan dan pengolahan data penyusunan program serta

rencana kerja, pelaksanaan, pembinaan, pengawasan bidang

surveillans epidemiologi, imunisasi dan kesehatan matra serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

e) Seksi Lingkungan dan Pengendalian Dampak lingkungan

Seksi lingkungan dan pengendalian dampak lingkungan

mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan pengumpulan

dan pengolahan data penyusunan program serta rencana kerja,

pelaksanaan pembinaan, pengawasan kesehatan lingkungan dan

pengendalian dampak lingkungan serta melaksanakan tugas lain

yang diberikan oleh atasan.

5) Bidang Promosi kesehatan, Regulasi dan Mutu Layanan

Bidang promosi kesehatan, regulasi dan mutu pelayanan

membawahi tiga seksi yaitu seksi promosi kesehatan, seksi regulasi

dan perizinan, seksi pengembagan mutu layanan.

a) Tugas Pokok Bidang Promosi Kesehatan, Regulasi dan Mutu

Layanan

Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja,

penyiapan data dan bahan dalam rangka perumusan kebijakan

teknis, pelaksanaan pembinaan, pengawasan bidang promosi

kesehatan, regulasi dan mutu layanan.

19

Page 20: Laporan Magang Fix

b) Fungsi Bidang Promosi Kesehatan, Regulasi dan Mutu Layanan

Bidang promosi kesehatan, regulasi dan mutu layanan

melakukan fungsinya sebagai berikut:

1. Penyusunan program kerja

2. Penyelenggaran penyiapan rancangan perumusan kebijakan

teknis di bidang promosi kesehatan, regulasi dan mutu

layanan.

3. Penyelengaraan penyusunan data base

4. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

bidang promosi kesehatan, regulasi dan mutu layanan.

5. Pelaksanan pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

6. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

sesuai tugas pokok dan fungsi.

c) Seksi Promosi Kesehatan

Seksi promosi kesehatan mempunyai tugas pokok dan

fungsi melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data

penyusunan program serta rencana, pelaksanaan pembina,

pengawasan dan pelayanan promosi kesehatan, regulasi dan

mutu layanan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

atasan.

d) Seksi Regulasi dan Perizinan

Seksi regulasi dan perizinan mempunyai tugas pokok dan

fungsi melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data,

20

Page 21: Laporan Magang Fix

penyusunan program dan rencana kerja, pelaksanaan pembinaan

dan pengawasan, penerbitan bidang regulasi dan perizinan serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

e) Seksi Pengembangan Mutu Layanan

Seksi pengembangan mutu layanan mempunyai tugas

pokok dan fungsi melaksanakan pengumpulan dan pengolahan

data penyusunan program rencana kerja, pelaksanaan pembinaan

pengawasan dan pembangunan mutu layanan serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

6) Bidang Jaminan Sarana Kesehatan

Bidang jaminan sarana kesehatan, seksi pelayanan sarana dan

peralatan kesehatan dan seksi kefarmasian.

a) Tugas Pokok Bidang Jaminan Sarana Kesehatan

Melaksanakan penyusunan rencana program kerja,

penyiapan data dan bahan dalam rangka perumusan kebijakan

teknis, pelaksanaan pembinaan, pengawasan bidang jaminan

sarana kesehatan.

b) Fungsi Bidang Jaminan Sarana Kesehatan

Bidang promosi kesehatan, regulasi dan mutu layanan

melakukan fungsinya sebagai berikut :

1. Penyusunan program kerja.

2. Penyelenggaraan penyiapan rancangan perumusan kebijakan

teknis di bidang jaminan kesehatan.

21

Page 22: Laporan Magang Fix

3. Penyelenggaraan penyusunan data base.

4. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

bidang jaminan sarana kesehatan.

5. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

6. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

sesuai tugas pokok dan fungsi.

c) Seksi Jaminan Kesehatan

Seksi jaminan kesehatan mempunyai tugas pokok dan

fungsi melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data

penyusunan program dan rencana kerja, pelaksanaan

pembinaan, pengawasan dan penyelenggaraan jaminan

kesehatan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

atasan.

d) Seksi Pelayanan Saran dan Peralatan Kesehatan

Seksi pelayanan saran dan peralatan kesehatan mempunyai

tugas pokok dan fungsi melaksanakan pengumpulan dan

pengolahan data, penyusunan program rencana kerja,

pelaksanaan pembinaan dan pengawasan, pelayanan sarana dan

peralatan kesehatan serta melaksanakan tugas lain yang

diberikan oleh atasan.

e) Seksi Kefarmasian

Seksi kefarmasian mempunyai tugas pokok dan fungsi

melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data penyusunan

22

Page 23: Laporan Magang Fix

program dan renca kerja, pelaksanaan pembinaan, penyuluhan,

pengumpulan bahan pelaksanaan pengawasan, distribusi dan

rencana kebutuhan obat-obat serta melaksanakan tugas lain yang

diberikan oleh atasan.

2.5 Sumber Daya Dinas Kesehatan

2.5.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya tenaga kesehatan yang bekerja pada Dinas

Kesehatan Kota Palu termasuk UPTD sebanyak 586 orang yang

terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan tingkat pendidikan serta

ditempatkan sesuai keahlian yang dimiliki.

Tabel 2.5.1 Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan Kota Palu

No Unit/PTDJenis Kelamin Jumla

hKeterangan

Laki-laki Perempan

1. Dinkes Kota Palu 21 59 80

2. UPTD

1. Puskesmas Tawaeli 7 31 38

2. Puskesmas Pantoloan 9 29 38

3. Puskesmas Mamboro 7 20 27

4. Puskesmas Talise 14 37 51

5. Puskesmas Singgani 5 56 61

23

Page 24: Laporan Magang Fix

6. Puskesmas Kawatuna 4 34 38

7. Puskesmas Birobuli 7 37 44

8. Puskesmas

Mabelopura 8 41 49

9. Puskesmas Bulili 2 38 40

10.Puskesmas Kamonji 5 51 56

11.Puskesmas Sangurara 5 30 35

12.Puskesmas Tipo 3 20 23

13.Gudang Farmasi 3 3 6

Jumlah 100 486 586

Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai Dinas Kesehatan Kota

Palu umumnya berasal dari latar belakang pendidikan kesehatan yaitu

sekitar 97,78% , lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 2.5.2 Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Kesehatan Kota Palu

24

Page 25: Laporan Magang Fix

NO Tingkat Pendidikan Jumlah %

1. SD 0 0

2. SLTP 0 0

3. SMU Sederajat 125 23,33

4. D1 Kesehatan 151 25,77

5. D3 Kesehatan 190 32,42

6. D3 Non Kesehatan 2 0,34

7. S1 Kesehatan 61 10,41

8. S1 Non Kesehatan 11 1,88

9. S2 Kesehatan Masyarakat 4 0,68

10. S2 Non Kesehatan 1 0,17

11. Dokter/Dokter Gigi 41 7,00

Jumlah 586 100

2.5.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Pada bagian ini diuraikan tentang sarana dan prasarana

kesehatan sebagai penunjang pelayanan kesehatan diantaranya

Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya.

1. Puskesmas

Sejak Tahun 2001 s/d Tahun 2010 jumlah Puskesmas yang

ada di Kota Palu sebanyak 12 (dua belas) buah yang terdiri dari 11

(sebelas) unit Puskesmas non perawatan dan 1 (satu) unit

Puskesmas perawatan. Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk

25

Page 26: Laporan Magang Fix

pada Tahun 2010 adalah 3,83 yang berarti bahwa pada Tahun 2010

setiap Puskesmas melayanai sekitar 26.098 jiwa penduduk.

2. Rumah Sakit

Perkembangan Rumah Sakit dapat diketahui melalui

perkembangan fasilitas perawatan yang diukur dengan jumlah RS

dan sarana penunjangnya, yaitu tempat tidur dan rasionya terhadap

penduduk.

Tabel 2.5.3 Jumlah RS dan Jumlah TT di Kota Palu Tahun 2010

No Jenis RS Jumlah TT Rasio TT/10.000

Penduduk

1. RS Umum 9 1.043 33,04

2. RS Bersalin 5 88 2,81

3. RS Khusus 1 25 0,80

3. Sarana Kesehatan Lainnya

Dalam mencari pelayanan kesehatan, selain ke Puskesmas

dan RS, masyarakat juga mengnjungi Balai Pengobatan/Poliklinik

dan praktek dokter swasta serta sarana farmasi (apotek, toko obat,

dll). Pada Tahun 2010 sarana farmasi yang ada di Kota Palu terdiri

dari 28 sarana toko obat, dan 86 sarana apotek. Selain itu terdapat

367 sarana praktek swasta yang terdiri dari 67 praktek dokter

spesialis, 111 praktek dokter umum, 1 praktek dokter gigi spesialis,

34 praktek dokter gigi dan 154 praktek bidan. Keberadaan sarana

farmasi dan praktek dokter maupun praktek bidan tersebut sangat

26

Page 27: Laporan Magang Fix

membantu jangkauan pelayanan kesehatan sehingga masyarakat

dapat memilih fasilitas pelayanan kesehatan sesuai keinginannya

khususnya bagi masyarakat yang tidak dapat berkunjung ke

Puskesmas atau RS.

BAB III

ANALISIS SITUASI KHUSUS

27

Page 28: Laporan Magang Fix

3.1 Analisis Situasi Seksi Gizi

Bidang pelayanan kesehatan membawahi tiga seksi di dalamnya yaitu

seksi pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan kesehatan khusus, seksi

kesehatan ibu dan anak, dan seksi gizi. Setiap seksi memiliki tugas dan

kewajiban masing-masing. Untuk seksi gizi bertanggung jawab mengenai

program perbaikan gizi masyarakat.

Program perbaikan gizi masyarakat merupakan bagian integral dari

program kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan

derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya. Untuk mencapai

tujuan tersebut, program perbaikan gizi harus dilaksanakan secara sistematis

dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan melalui suatu rangkaian upaya

terus-menerus mulai dari perumusan masalah, penetapan tujuan yang jelas,

penentuan strategi intervensi yang tepat sasaran, identifikasi kegiatan yang

tepat serta kejelasan tugas pokok dan fungsi institusi yang berperan

diberbagai tingkat administrasi.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

bidang kesehatan 2010-2014 telah ditetapkan salah satu sasaran

pembangunan yang akan dicapai adalah menurunkan prevalensi gizi kurang

menjadi setinggi-tingginya 15% dan menurunkan prevalensi balita pendek

menjadi setingi-tingginya 32%. Untuk mencapai sasaran RPJMN tersebut,

dalam rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat telah ditetapkan 8

indikator kinerja, yaitu : (1) balita gizi buruk mendapat perawatan; (2) balita

ditimbang berat badannya; (3) bayi usia 0-6 bulan mendapat Air Susu Ibu

28

Page 29: Laporan Magang Fix

KEPALA BIDANGdr. Muh. Natsir, MPH

KEPALA SEKSI GIZISiti Djaroh SKM, M.Kes

STAF

Raodah Pettalolo, SKM

Suhartono Muh. Pratono, SKM

Febriyanti Lataha, SKM

Dian Nur Ilam M., SKM

(ASI) secara eksklusif; (4) rumah tangga mengonsumsi garam beryodium;

(5) balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; (6) ibu hamil mendapat 90

tablet Fe; (7) melaksanakan surveilans gizi; (8) penyediaan stok cadangan

(buffer stock) Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk daerah

bencana.

3.2 Struktur Organisasi Seksi Gizi

BAB IV

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS BAHASAN

29

Page 30: Laporan Magang Fix

4.1 Identifikasi

Bidang pelayanan kesehatan khususnya seksi gizi memiliki program

yang diarahkan untuk menyelenggarakan upaya perbaikan dan

meningkatkan status gizi masyarakat terutama usaha pencegahan dan

penanggulangan masalah gizi, khususnya masalah Kurang Energi Kronik

(KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), dan anemia ibu hamil. Dalam upaya

peningkatan status gizi masyarakat, baik usaha pencegahan maupun

penanggulangan masalah gizi, ditetapkan 8 indikator kinerja sebagai bentuk

Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat tahun 2010-2014 , yaitu :

1. Balita ditimbang berat badannya (D/S)

2. Balita gizi buruk mendapat perawatan

3. Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A

4. Bayi usia 0-6 bulan mendapat Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif

5. Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe

6. Rumah tangga mengonsumsi garam beryodium

7. Melaksanakan surveilans gizi

8. Penyediaan stok cadangan (buffer stock) Makanan Pendamping Air

Susu Ibu (MP-ASI) untuk daerah bencana.

Untuk mencapai target dari 8 indikator tersebut, seksi gizi Dinas

Kesehatan Kota dalam pelaksanaannya dibantu oleh seluruh puskesmas

yang ada di kota Palu. Setiap puskesmas memiliki tanggung jawab terhadap

kelurahan yang berada di wilayah kerja masing-masing. Hasil capaian dari 8

indikator kinerja aksi pembinaan gizi kemudian dilaporkan setiap bulannya

30

Page 31: Laporan Magang Fix

oleh puskesmas kepada Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Palu untuk

selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi sebagai laporan

perbaikan gizi untuk wilayah Kota Palu.

4.2 Prioritas

Telah dipaparkan sebelumnya, bahwa usaha pencegahan dan

penanggulangan masalah gizi dikhususkan pada masalah Kurang Energi

Protein (KKP), Kekurangan Vitamin A (KVA), dan anemia ibu hamil.

Olehnya dalam upaya perbaikan gizi tidak hanya memerlukan penanganan

lintas sektor yang terkait, tetapi juga diperlukan dukungan politis secara

nasional.

Pemerintah telah mengupayakan cara untuk menangani masalah gizi

buruk yaitu pemberian makanan tambahan dan didirikannya pusat

pemulihan balita gizi buruk yaitu Therapeutic Feeding Center. Akan tetapi

keberadaan pusat pemulihan tersebut belum dapat memberikan hasil

intervensi kasus gizi sesuai dengan harapan karena belum dimanfaatkan

secara maksimal, masih banyak keluarga yang enggan membawa anaknya

untuk dirawat di TFC dengan berbagai alasan.

Permasalahan gizi buruk sebagian besar berasal dari keluarga kurang

mampu dengan pengetahuan yang kurang terutama pengetahuan ibu tentang

pola asuh dan pemberian makan sehingga tidak dapat mempertahankan

status gizi balita. Standar Pelayanan Minimal (SPM) mengamanatkan bahwa

seluruh gizi buruk harus mendapat penanganan 100% baik secara rawat inap

maupun rawat jalan atau perawatan di rumah. Hal inilah yang menyebabkan

31

Page 32: Laporan Magang Fix

angka kasus gizi buruk selama 3 tahun terakhir meningkat dan selanjutnya

akan menjadi prioritas pembahasan dalam penulisan laporan ini.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

32

Page 33: Laporan Magang Fix

5.1 Hasil

Tabel 5.1.1 Gambaran Jumlah Kasus Gizi Buruk Kota Palu Kurun

Waktu 3 Tahun Dari Tahun 2004 S/D 2013

UraianTahun

2011 2012 2013

Jumlah Kasus Gizi Buruk Kota Palu 47 63 63

Persentase (%) 0,19 0,22 0,21

Tabel 5.1.1 Jumlah Kasus Gizi Buruk Kota Palu Tahun 2012

No PuskesmasJumlah Kasus Gizi Buruk

L P Jumlah

1 Pantoloan 5 10 15

2 Tawaeli 0 3 3

3 Mamboro 1 4 5

4 Talise 0 0 0

5 Singgani 2 1 3

6 Kamonji 0 2 2

7 Sangurara 1 3 4

8 Tipo 1 4 5

9 Kawatuna 2 2 4

10 Birobuli 2 7 9

11 Mabelopura 6 5 11

12 Bulili 2 0 2

Kota Palu 31 32 63

Tabel 5.1.3 Jumlah Kasus Gizi Buruk Kota Palu Tahun 2013

No PuskesmasJumlah Kasus Gizi Buruk

L P Jumlah

1 Pantoloan 3 2 5

33

Page 34: Laporan Magang Fix

2 Tawaeli 1 0 1

3 Mamboro 0 0 0

4 Talise 1 2 3

5 Singgani 9 7 16

6 Kamonji 4 4 8

7 Sangurara 2 1 3

8 Tipo 1 1 2

9 Kawatuna 1 0 1

10 Birobuli 3 9 12

11 Mabelopura 6 6 12

12 Bulili 0 0 0

Kota Palu 31 32 63

5.2 Pembahasan

Gizi buruk adalah kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat

kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan/atau menderita sakit

dalam kurun waktu lama. Hal ini ditandai dengan status gizi sangat kurus

(menurut BB terhadap TB) yaitu < -3 SD, LILA < 11,5 cm untuk anak 6-59

bulan dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus,

kwashiorkor atau marasmik-kwashiorkor.

UNICEF (1988) menyatakan bahwa gizi kurang dipengaruhi oleh

penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Faktor penyebab kurang

gizi dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:

34

Page 35: Laporan Magang Fix

Ada beberapa kriteria anak gizi buruk, yaitu gizi buruk tanpa

komplikasi dan gizi buruk dengan komplikasi. Gizi buruk tanpa komplikasi

memiliki tanda-tanda, yaitu terlihat sangat kurus, adanya edema, BB/TB < -

3 SD dan LILA < 11,5 cm untuk anak 6-59 bulan. Apabila terdapat anak

gizi buruk yang memiliki tanda-tanda seperti gizi buruk tanpa komplikasi

maka anak tersebut hanya perlu diberikan penanganan secara rawat jalan.

Gizi buruk dengan komplikasi memiliki tanda-tanda seperti gizi buruk

tanpa komplikasi namun disertai dengan salah satu atau lebih dari tanda

komplikasi medis seperti Anokresia, Pneumonia, Anemia berat, Dehidrasi

berat dan penurunan kesadaran. Apabila terdapat anak gizi buruk yang

memiliki tanda-tanda seperti diatas maka anak anak tersebut perlu diberikan

penanganan secara rawat inap di Rumah Sakit, Puskesmas Perawatan, Pusat

Pemulihan Gizi (PPG) atau Therapeutic Fedding Center (TFC). Hal ini

dilakukan agar anak tersebut mendapat perawatan yang lebih intensif

35

Page 36: Laporan Magang Fix

sehingga keadaan anak tersebut membaik dan komplikasi yang diderita

dapat segera sembuh.

Pada tahun 2013 jumlah balita gizi buruk tertinggi yaitu terdapat di

puskesmas Singgani dan

Angka kejadian kasus gizi buruk di Kota Palu meningkat karena

beberapa faktor, yaitu karena rendahnya tingkat sosial ekonomi keluarga,

rendahnya tingkat pendidikan dan terutama tingkat pengetahuan ibu yang

kurang tentang pola asuh dan pemberian makan sehingga tidak dapat

mempertahankan status gizi anak.

Gizi buruk merupakan masalah yang perlu penanganan serius.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah antara lain melalui revitalisasi

Posyandu dalam meningkatkan cakupan penimbangan balita, penyuluhan

dan pendampingan, pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) atau

Pemberian Makanan Tambahan (PMT), peningkatan akses dan mutu

pelayanan gizi melalui tatalaksana gizi buruk di Puskesmas Perawatan dan

Rumah Sakit, penanggulangan penyakit menular dan pemberdayaan

masyarakat melalui Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) (Depkes, 2008).

Upaya untuk penanggulangan kasus gizi buruk perlu kepedulian

berbagai sektor sehingga akar masalah dapat diselesaikan, misalnya

menciptakan lapangan kerja bagi kepala keluarga sehingga keluarga

memiliki daya beli yang cukup untuk memenuhi ketersediaan pangan

keluarga. Selain sektor terkait, dibutuhkan pula peran lembaga sosial

kemasyarakatan (PKK, LSM) tokoh masyarakat, tokoh agama untuk

36

Page 37: Laporan Magang Fix

melakukan koordinasi dalam penemuan kasus gizi buruk di wilayah

setempat serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya melalui

posyandu agar penurunan status gizi yang terjadi dapat segera dicegah dan

segera ditangani.

Menurut Moehji (2003), penanggulangan gizi buruk dapat dilakukan

dengan beberapa cara yaitu:

1. Pemeliharaan gizi pada masa prenatal.

2. Pengawasan tumbuh kembang anak sejak lahir.

3.  Pencegahan dan penanggulangan dini penyakit infeksi melalui imunisasi

dan pemeliharaan sanitasi.

4. Pengaturan makanan yang tepat dan benar.

5. Pengaturan jarak kelahiran.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tujuan utama yang harus dicapai oleh Dinas Kesehatan Kota Palu adalah

meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat di Kota Palu. Adapun

sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Kesehatan Kota Palu yaitu

Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya. Puskesmas yang

37

Page 38: Laporan Magang Fix

ada di Kota Palu sebanyak 12 (dua belas) buah yang terdiri dari 11

(sebelas) unit Puskesmas non perawatan dan 1 (satu) unit Puskesmas

perawatan. Rumah Sakit yang ada di Kota Palu yaitu terdiri dari rumah

sakit umum sebanyak 9 buah, rumah sakit bersalin 5 buah, dan rumah

sakit khusus 1 buah. Sedangkan sarana kesehatan lainnya, pada tahun

2010 sarana farmasi yang ada di Kota Palu terdiri dari 28 sarana toko

obat, dan 86 sarana apotek. Selain itu terdapat 367 sarana praktek swasta

yang terdiri dari 67 praktek dokter spesialis, 111 praktek dokter umum, 1

praktek dokter gigi spesialis, 34 praktek dokter gigi dan 154 praktek

bidan.

2. Bidang pelayanan kesehatan membawahi tiga seksi di dalamnya yaitu

seksi pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan kesehatan khusus, seksi

kesehatan ibu dan anak, dan seksi gizi. Seksi gizi seksi gizi memiliki

program yang diarahkan untuk menyelenggarakan upaya perbaikan dan

meningkatkan status gizi masyarakat terutama usaha pencegahan dan

penanggulangan masalah gizi, khususnya masalah Kurang Energi Kronik

(KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), dan anemia ibu hamil.

3. Dalam kurun waktu 3 tahun angka kejadian kasus gizi buruk meningkat.

Hal ini karena beberapa faktor, yaitu karena rendahnya tingkat sosial

ekonomi keluarga, rendahnya tingkat pendidikan dan terutama tingkat

pengetahuan ibu yang kurang tentang pola asuh dan pemberian makan

sehingga tidak dapat mempertahankan status gizi anak.

38

Page 39: Laporan Magang Fix

4. Gizi buruk merupakan masalah yang harus ditangani dengan serius.

Beberapa upaya dalam menangani kasus gizi buruk yaitu dengan adanya

kepedulian berbagai sektor sehingga akar masalah dapat diselesaikan,

misalnya dengan menciptakan lapangan kerja bagi kepala keluarga

sehingga keluarga memiliki daya beli yang cukup untuk memenuhi

ketersediaan pangan keluarga. Selain sektor terkait, dibutuhkan pula

peran lembaga sosial kemasyarakatan (PKK, LSM) tokoh masyarakat,

tokoh agama untuk melakukan koordinasi dalam penemuan kasus gizi

buruk di wilayah setempat serta memantau pertumbuhan dan

perkembangan anaknya melalui posyandu agar penurunan status gizi

yang terjadi dapat segera dicegah dan segera ditangani.

6.2 Saran

Dalam rangka menangani masalah gizi buruk sebaiknya dilakukan

kerjasama dan peran dari berbagai sektor agar akar masalah dapat

diselesaikan sehingga dapat meningkatkan status gizi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012, Profil Dinas Kesehatan Kota. Palu.

Anonim, 2012, Laporan Tahunan Program Gizi Dinas Kesehatan Kota, Palu.

Anonim, 2013, Laporan Tahunan Program Gizi Dinas Kesehatan Kota, Palu.

Anonim, 2014, Buku Pedoman Magang Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako, PSIKM FKIK UNTAD Palu.

39

Page 40: Laporan Magang Fix

Depkes, 2008, Pedoman Respon Cepat Penganggulangan Gizi Buruk, Depkes RI, Jakarta.

Moehji, Sjahmien., 2003, Ilmu Gizi Jilid II Penanggulangan Gizi Buruk, Papas Sinar Sinanti, Jakarta.

Supariasa, 2013, Penilaian Status Gizi, Kedokteran EGC, Jakarta.

40