laporan magang fix

59
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan. 1

Upload: bertinimut

Post on 20-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Magang Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat

disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada

kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar

oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen

virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus

akut.

Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati

diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit

hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian

setiap tahunnya. Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau

pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi

hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian

saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa

panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah

beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak

kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis

biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.

Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia yang juga ketua kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan,

Alli Sulaiman, virus hepatitis menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap

tahun lebih dari 1.300.000 orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta

komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk

atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen

yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan

gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi penting.

Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah

kesehatan masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan,

memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari

sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus

1

Page 2: Laporan Magang Fix

hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-

kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan

dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang

kurang dari keadaan sebenarnya.

Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami

Anoreksia atau penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi

akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi

produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang

cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah

lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute

parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak

adekuat atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-

kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI

tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral

dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau bila abnormalitas

mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan

enteral. Asam amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat

diinfuskan melalui vena sentral atau perifer.

Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada

anggota keluarga menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga

dan klien siap menghadapi resiko terburuk dari penyakit hepatitis beserta

komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan diri dengan

pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang

aman, sistem pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara

umum, mencuci tangan, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali

pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan sebaik-baiknya. Apabila hal

ini tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti keluarga dan penderita

harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan bahkan dapat

menyebabkan kematian.

2

Page 3: Laporan Magang Fix

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melakukan anamnesa dan mengetahui macam diit untuk kasus pasien

Hepatitis A pada salah satu pasien di RSUD Kota Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui penyebab terjadinya Hepatitis A pada salah satu pasien

di RSUD Kota Semarang.

b. Mengetahui penatalaksanaan konsumsi diit pasien Hepatitis A pada

salah satu pasien di RSUD Kota Semarang.

c. Mengetahui status gizi pasien pada salah satu penderita Hepatitis A

di RSUD Kota Semarang.

d. Mengetahui kecukupan nutrisi pada salah satu penderita Hepatitis A

di RSUD Kota Semarang.

C. Ruang Lingkup

1. Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian bidang ilmu Kesehatan Masyarakat

khususnya kajian bidang Gizi Kesehatan Masyarakat.

2. Lingkup Masalah

Masalah penelitian dibatasi pada mengumpulkan data melalui wawancara

pada responden, dan menganalisa pasien dalam penyakit Hepatitis A di

RSUD Kota Semarang.

3. Lingkup Sasaran

Sasaran dalam penelitian ini adalah pasien penyakit Hepatitis A di RSUD

Kota Semarang.

4. Lingkup Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Semarang.

5. Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2013.

D. Manfaat

3

Page 4: Laporan Magang Fix

1. Institusi Kesehatan

Mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit Hepatitis A dan untuk

dianalisis sebabnya sehingga dapat melakukan penatalaksanaan

penyakit Hepatitis A.

2. Peneliti

Mengaplikasikan teori yang diperoleh dalam perkuliahan serta menambah

wawasan di bidang gizi kesehatan masyarakat khususnya dalam

menganalisa penyakit Hepatitis A .

3. Masyarakat

Menjadi salah satu rujukan informasi bagi masyarakat yang menjelaskan

tentang gambaran penyakit Hepatitis A di RSUD Kota Semarang.

4. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Hasil dari penelitian ini merupakan masukan bagi peneliti lain dalam

bidang Kesehatan Masyarakat untuk melakukan penelitian yang lebih

mendalam mengenai anamnesa dan perlakuan asupan gizi pada

penderita Hepatitis A khususnya di RSUD Kota Semarang.

BAB II

4

Page 5: Laporan Magang Fix

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hepatitis A

Hepatitis A adalah penyakit yang mengenai sel-sel hati yang disebabkan

oleh virus hepatitis A (VHA). Self-limiting dan memberikan kekebalan seumur

hidup. Menurut WHO (2012) Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan

oleh virus hepatitis A. Virus ini menyebar terutama bila (dan tidak divaksinasi)

tidak terinfeksi orang ingests makanan atau air yang terkontaminasi dengan

tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan

kurangnya air bersih, sanitasi yang tidak memadai dan kebersihan pribadi

yang buruk.

B. Etologi

Hepatitis A virus akut merupakan infeksi virus yang ditularkan melalui

transmisi enteral virus RNA yang mempunyai diameter 27 nm. Virus ini

bersifat self-limiting dan biasanya sembuh sendiri, lebih sering menyerang

individu yang tidak memiliki antibodi virus hepatitis A seperti pada anak-anak,

namun infeksi juga dapat terjadi pada orang dewasa. Jarang terjadi fulminan

(0.01%) dan transmisi menjadi hepatitis konis tidak perlu ditakuti, tidak ada

hubungan korelasi akan terjadinya karsinoma sel hati primer. Karier HAV

sehat tidak diketahui. Infeksi penyakit ini menyebabkan pasien mempunyai

kekebalan seumur hidup. HAV terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh

satu atau lebih protein.beberapa virus juga memiliki outer-membran envelop.

Virus ini bersifat parasite obligat intraseluler, hanya dapat bereplikasi didalam

sel karena asam nukleatnya tidak menyandikan banyak enzim yang

diperlukan untuk metabolisme protein, karbohidrat atau lipid untuk

menghasilkan fosfat energi tinggi. Biasanya asam nukleat virus menyandi

protein yang diperlukan untuk replikasi dan membungkus asam nukleatnya

pada bahan kimia sel inang. Replikasi HAV terbatas di hati, tetapi virus ini

terdapat didalam empedu, hati, tinja dan darah selama masa inkubasi dan

fase akhir preicterik akut penyakit. HAV digolongkan dalam picornavirus,

subklasifikasi sebagai hepatovirus, diameter 27 – 28 nm dengan bentuk kubus

simetrik, untai tunggal (single stranded), molekul RNA linier 7,5 kb, pada

manusia terdiri dari satu serotipe, tiga atau lebih genotipe, mengandung lokasi

netralisasi imunodominan tunggal, mengandung tiga atau empat polipeptida

5

Page 6: Laporan Magang Fix

virion di kapsomer, replikasi di sitoplasma hepatosit yang terinfeksi, tidak

terdapat bukti adanya repliksai di usus, menyebar pada galur primata non

manusia dan galur sel manusia (IPD UI, 2009).

C. Patofisiologis

Diawali dengan masuk nya virus kedalam saluran pencernaan, kemudian

masuk kealiran darah menuju hati(vena porta), lalu menginvasi ke sel

parenkim hati. Di sel parenkim hati virus mengalami replikasi yang

menyebabkan sel parenkim hati menjadi rusak. Setelah itu virus akan keluar

dan menginvasi sel parenkim yang lain atau masuk kedalam ductus biliaris

yang akan dieksresikan bersama feses.  

Sel parenkim yang telah rusak akan merangsang reaksi inflamasi yang

ditandai dengan adanya agregasi makrofag, pembesaran sel kupfer yang

akanmenekan ductus biliaris sehinngga aliran bilirubin direk terhambat,

kemudian terjadi penurunan eksresi bilirubin ke usus. Keadaan ini

menimbulkan ketidakseimbangan antara uptake dan ekskresi bilirubin dari sel

hati sehingga bilirubin yang telah mengalami proses konjugasi (direk) akan

terus menumpuk dalam sel hati yang akan menyebabkan reflux (aliran

kembali keatas) ke pembuluh darah sehingga akan bermanifestasi kuning

pada jaringan kulit terutama pada sklera kadang disertai rasa gatal dan air

kencing seperti teh pekat akibat partikel bilirubin direk  berukuran kecil

sehingga dapat masuk ke ginjal dan di eksresikan melalui urin.  Akibat bilirubindirek yang kurang dalam usus mengakibatkan gangguan

dalam produksi asam empedu ( produksi sedikit ) sehingga proses

pencernaan lemak terganggu (lemak bertahan dalam lambung dengan waktu

yang cukup lama) yang menyebabkan regangan pada lambung, sehingga

merangsang saraf simpatis dan saraf parasimpatis mengakibatkan teraktifasi

nya pusat muntah yang berada di medula oblongata yang menyebabkan

timbulnya gejala mual, muntah dan menurun nya nafsu makan.

D. Stadium Klinis

90% dari semua pasien HAV akut adalah subklinis, sering tidak

terdeteksi. Akhir dari prodromal dan awal dari fase klinis di tandai dengan urin

yang berwarna coklat, urobilinogenuria persisten, proteinuria ringan dan

microhaematuria dapat berkembang. Feses biasanya acholic, dengan

terjadinya ikteric (60-70% pada anak-anak, 80-90% pada dewasa). Sebagian

6

Page 7: Laporan Magang Fix

gejala mereda, namun demam bisa tetap terjadi. Hepatomegali, nyeri tekan

hepar splenomegali, dapat ditemukan. Akhir masa inkubasi LDL dapat

meningkat sebagai espresi duplikasi virocyte, peningkatan SGOP, SGPT,

GDH. Niali Transaminase biasanya tidak terlalu diperlukan untuk menentukan

derajat keparahan. Peningkatan serum iron selalu merupakan ekspresi dari

kerusakan sel hati. AP dan LAP meningkat sedikit. HAV RNA terdeteksi

sekitar 17 hari sebelum SHPT meningkat dan beberapa hari sbelum HAV IgM

muncul. Viremia bertahan selama rata-rata 79 hari setelah peningkatan GPT ,

durasinya sekitar 95 hari (IPD UI, 2009).

E. Masa Penyembuhan

Fase ikterik berlangsung sekitar 2-6 minggu. Parameter laboratorium

benar-benar normal setelah 4-6 bulan. Normalisasi dari serum asam empedu

juga dianggap sebagai perameter dari penyembuhan.

1. Tirah baring selama stadium akut

pasien di anjurkan isthirahat di tempat tidur sampai hampir bebas dari

ikterik dan transaminase serum sudah menurun mendekati normal

2. Diet yang bergizi

yaitu diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat selama periode anoreksia

pasien di beri makan sediklit-sedikit tapi sering, bila terus menerus

muntah makanan di beri secara intravena. Bila nafsu makan telah pullih

gizi dengan protein tinggi dapat mempercepat pemulihan

F.  Komplikasi Hepatitis A

1.  Hepatitis Fulminan

yaitu suatu sindrom klinis akibat nekrosis masif sel-sel hati, sehingga

terjadi gagal hati yang berat secara mendadak. Keadaan ini ditandai

dengan ensefalopati yang progresif, hati menciut, bilirubin meningkat

cepat, waktu pembekuan memanjang dan koma hepatikum

2. Hepatitis kronik persisten

7

Page 8: Laporan Magang Fix

yaitu perjalanan penyakit yang mermanjang 4 – 8 bulan. Terjadi pada 5-

10% pasien. Meskipun terlambat pasien-pasien hepatitis kronis persisten

akan selalu sembuh kembali

3. Hepatitis relaps

yaitu kekambuhan setelah serangan awal akibat minum alkohol atau

aktivitas fisik berlebih. Ikterik biasanya tidak terlalu nyata. Tirah baring

akan segera diikuti kesembuhan.

i. Hepatitis kronik aktif (hepatitis agresif) kerusakan hati permanen

berlanjut menjadi sirosis. Terapi kortikosteroid dapat memperlambat

perluasan cedera hati tapi prognosis tetap buruk. Kematian biasanya

terjadi dalam 5 tahun.

ii.  Kanker hati (karsinoma hepato seluler) merupakan komplikasi lanjut

yang cukup bermakna. Penyebab utamanya adalah infeksi HBV kronik 

dan sirosis

G. Gejala Klinis Hepatitis A

1. Hepatitis A Klasik : timbul secara mendadak didahului gejala prodromal

sekitar 1 minggu sebelum jaundice.

2. Hepatitis A relaps : Timbul 6-10 minggu setelah sebelumnya dinyatakan

sembuh secara klinis. Kebanyakan terjadi pada umur 20-40 tahun. Gejala

relaps lebih ringan daripada bentuk pertama.

3. Hepatitis A kolestatik : Terjadi pada 10% penderita simtomatis. Ditandai

dengan pemanjangan gejala hepatitis dalam beberapa bulan disertai

panas, gatal-gatal dan jaundice.

4. Hepatitis A protracted : Pada biopsi hepar ditemukan adanya inflamasi

portal dengan piecemeal necrosis, periportal fibrosis, dan lobular

hepatitis.

5. Hepatitis A fulminan : paling berat dan dapat menyebabkan kematian,

ditandai dengan memberatnya ikterus, ensefalopati, dan pemanjangan

waktu protrombin.

H. Diagnosis Hepatitis A

8

Page 9: Laporan Magang Fix

Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik seperti :

kurang nafsu makan, lemas, mual, kadang-kadang muntah, kembung, diare,

sakit kepala, dan kuning (jaundice). Pada hepatitis akut, mual dan kurang

nafsu makan umumnya hanya dalam waktu singkat. Warna kuning (jaundice)

disebabkan kadar bilirubin yang berlebihan, namun warna-warna kuning

tersebut kadang-kadang tidak muncul. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan

penunjang berupa pemeriksaan serologi : IgM anti HAV dapat dideteksi

selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya. Anti HAV yang positif tanpa IgM

anti HAV mengindikasikan infeksi lampau.

I. Penentuan Status Gizi

a. Penentuan status gizi langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat

penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masing-masing

penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut:

1. Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari

sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan

berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari

berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan

asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola

pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan

jumlah air dalam tubuh.

2. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai

status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan

yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini

dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti

9

Page 10: Laporan Magang Fix

kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat

dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid

clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat

tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.

Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang

dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala

(symptom) atau riwayat penyakit.

3. Blokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang

diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan

tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan

juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan

terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi, Banyak gejala klinis yang

kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong

untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

4. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi

dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat

perubahan struktur dari jaringan.

Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta

senja epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan adalah

tes adaptasi gelap.

b. Penentuan status gizi tidak langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu:

survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian

dan penggunaan metode ini akan diuraikan sebagai berikut:

10

Page 11: Laporan Magang Fix

1. Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi

secara tidak lang¬sung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang

dikonsumsi

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran

tentang kon¬sumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan

individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan

kekurangan zat gizi.

2. Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data beberpa statistik kesehatan seperti angka kematian

berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab

tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.

Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak

langsung pengukuran status gizi masyarakat.

3. Faktor Ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah

ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan

lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung

dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.

Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk

mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar

untuk melakukan program intervensi gizi (Schrimshaw, 1964). Secara

ringkas, penilani status gizi.

11

Page 12: Laporan Magang Fix

J. Kebutuhan Zat Gizi Penderita Hepatitis A

Diet khusus bagi penderita hepatitis dalam jumlah yang optimal

membantu penyembuhan luka pada sel-sel hati dan memulihkan kekuatan

hati. Selain itu, dapat meningkatkan regenerasi sel-sel hati yang rusak,

memperbaiki penurunan berat badan akibat kurang nafsu makan, mual dan

muntah, mencegah katabolisme protein, mencegah atau mengurangi ascites,

dan koma hepatik.

Dalam diet Hepatitis mencakup pemenuhan zat-zat gizi yang diperlukan

tubuh, seperti :

1. Kalori dalam jumlah yang tinggi untuk mencegah pemecahan protein yang

diberikan bertahap sesuai kemampuan penderita hepatitis. Kalori

diberikan dalam jumlah tinggi karena adanya demam dan diperlukan

untuk proses regenerasi jaringan serta untuk menambah persediaan

tenaga. Kebutuhan kalori bersifat individual sehingga perlu perhitungan

khusus.

2. Protein perlu diberikan dalam jumlah yang tinggi agar dapat memperbaiki

jaringan hati yang rusak dan mempertahankan fungsi-fungsi utama tubuh.

Selain itu, protein merupakan agen lipotropik yang merubah lemak

menjadi lipoprotein  agar dapat keluar dari hati untuk mencegah

perlemakan hati.

3. Pemberian lemak sesuai kondisi penderita hepatitis. Jika ada gangguan

pencernaan lemak/steatorhea dan mual, gunakan lemak dengan asam

lemak rantai sedang (Medium Chain Triglyserida) karena jenis lemak ini

tidak membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam proses

absorpsinya. Selain itu, pemberian lemak harus dikurangi tetapi

pembatasan terlalu ketat tidak dianjurkan karena akan mengurangi

kelezatan makanan sehingga akan menurunkan nafsu makan. Lemak

diberikan dalam mudah yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.

4. Asupan Natrium diberikan dalam jumlah yang rendah, tergantung tingkat

edema dan ascites

5. Selain makanan, perlu suplemen B kompleks, vitamin K (untuk mencegah

perdarahan), vitamin C dan Zink untuk mempercepat penyembuhan.

6. Penambahan vitamin A dan D yang berlebihan sangat tidak dianjurkan

karena akan memperberat fungsi hati yang sakit

12

Page 13: Laporan Magang Fix

7. Bentuk makanan diberikan dalam bentuk lunak terutama bila ada mual

dan muntah.

Dalam melaksanakan diet ini bersifat individual atau sangat bergantung

pada kondisi kesehatan seseorang sehingga perlu berkonsultasi langsung

dengan ahli gizi dan dokter. Selain diet, faktor lingkungan sangat berperan

dalam pencegahan penyakit hepatitis seperti menjaga kebersihan makanan

dan alat makan yang menjadi media penularan hepatitis. Oleh karena itu,

untuk mengurangi resiko terkena hepatitis, sebaiknya kita dapat menerapkan

pola hidup sehat seperti tidur minimal 8 jam sehari, berolahraga secara

teratur, mengurangi stress, menjaga kebersihan makanan dan alat makan,

makan makanan bergizi dalam jumlah seimbang sesuai kebutuhan dan

menjaga hubungan sosial.

K. Penilaian BMI (Body masa index/masa index tubuh)

Index Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) adalah suatu alat

bantu untuk mengetahui status gizi seseorang. Index Massa Tubuh tersedia

dalam criteria Asia Pasifik dan WHO. Kriteria Asia Pasifik diperuntukkan untuk

orang-orang yang berdomisili di daerah Asia, karena massa tubuhnya lebih

kecil sekitar 2-3kg/m2 dibandingkan dengan orang Afrika , Eropa , Amerika

maupun Australia.Rumus Body Massa Index adalah :

BMI ¿berat badan(kg)tinggibadan(m2)

Dengan kriteria Aisa pasifik yaitu :

BMI : < 18,5 (Underweight)

BMI : 18,5 s/d < 23 (Healthy Weight)

BMI : 23 s/d < 25 (Overweight)

BMI : 25 s/d < 30 (Obese Class I)

BMI : >= 30 (Obese Class II)

13

Page 14: Laporan Magang Fix

L. Perkiraan Kebutuhan Energi ( REE )

Kebutuhan energy total diperhitungkan dari REE , efek termik makanan ,

factor stress dan aktivitas fisik setiap individu. Sedangkan kebutuhan protein ,

karbohidrat dan lemak disesuaikan dengan berat badan dan jenis penyakit.

Asupan energy , protein, karbohidrat dan lemak harian selama dirawat di

perhitungkan dari makanan yang dikonsumsi baik yang berasal dari Rumah

Sakit maupun luar Rumah Sakit.

Tabel 2.1 Perkiraan Kebutuhan Energi (REE) untuk bayi dan anak-anak

Usia EER (kkal / hari )

0-3 ( 89x BB (kg )) +75

4-6 ( 89x BB (kg )) -44

7-12 ( 89x BB (kg )) -78

13-36 ( 89x BB (kg )) -80

Sumber : Pediatric Nutrition Assesment

Untuk anak-anak 3 tahun dan yang lebih tua dapat digunakan persamaan

EER termasuk faktor tambahan untuk memperhitungkan tinggi rendahnya

aktivitas fisik.

Table 2.2 Koefisien aktivitas fisik untuk berat badan normal laki-laki dan

perempuan usia 3 – 18 tahun.

PA

PAL* Boys Girls

Sedentary 1,00 1,00

Low active 1,13 1,16

Active 1,26 1,31

Very active 1,42 1,56

Sumber : Pediatric Nutrition Assesment.

14

Page 15: Laporan Magang Fix

Pengaruh energy pada anak yang mengalami kondisi penyakit kronik dapat

menambahkan perkiraan energy dengan melihat tabel 2.3

Tabel 2.3 perkiraan energy dengan factor stress dan effectnya

Type of stress Multiply REE by

Starvation 0,70-0,85

Surgery 1,05-1,5

Sepsis 1,2-1,6

Closed head injury 1,3

Trauma 1,1-1,8

Growth failure 1,5-2,0

Burn 1,5-2,5

Sumber : Pediatric Nutrition Assesment

15

Page 16: Laporan Magang Fix

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Assesment

1. Identitas

b. Identitas pasien

Nama pasien : An. L

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat dan tanggal lahir : -

Umur : 9 tahun

Alamat : Batursari , Mranggen Demak

c. Identitas Orang tua/wali : -

2. Anamnesis

Kiriman dari : Poliklinik Anak RSUD Kota

Semarang

Dengan diagnosa : Tes Lab. Albumin , dan USG

Abdomen

Tanggal / jam : 12 Agustus 2013

a. Keluhan Utama :BAK berwarna coklat seperti teh , pemeriksaan lab

negatif, sejak 1 bulan terakhir mata ikterik , muntah , pusing, gatal-

gatal , kaki bengkak.

b. Riwayat penyakit sekarang :

Pasien mengeluh pusing, perut terasa tidak enak sehingga sering

muntah tetapi tidak berlendir , gatal-gatal disebagian tubuhnya serta

BAB yang sering. Terasa lemas dan malas untuk mengkonsumsi

makanan , sehingga berat badan berangsur menurun , kemudian

akan dilakukan tes lab dengan melihat albumin dan USG abdomen ,

sehingga diambil keputusan untuk opname agar dapat dilakukan obs.

Ikterik berkelanjutan.

c. Riwayat penyakit dahulu

16

Page 17: Laporan Magang Fix

Orang tua mengaku bahwa anaknya tidak pernah mengalami riwayat

penyakit yang serius , hanya demam dan diare biasa yang pernah

dialami.

d. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

1. Riwayat antenatal :

Ibu pasien teratur memeriksakan kehamilannya ke bidan, tidak

ada keluhan yang berarti selama kehamilannya. Bayi lahir cukup

bulan, pasien anak ke 3.

2. Riwayat natal :

Spontan/tidak spontan : Spontan

Berat badan lahir : 3000 gram

Panjang badan lahir : ibu lupa

Lingkar kepala : ibu lupa

Penolong : Bidan

Tempat : BPS

3. Riwayat postnatal :

a. Lahir langsung menangis, kulit kemerahan dan gerak aktif.

b. Riwayat Imunisasi

BCG : 2 bulan

Polio : 3,4 dan 5 bulan

Hep. B : 3,4 dan 9 bulan

DPT : 3,4 dan 5 bulan

Campak : 9 bulan

4. Pola Makan

Pasien merupakan anak yang tidak menerima ASI eksklusif.

Diberikan ASI hanya sesekali karena pekerjaan orang tua bertani

dan dagang sehingga diganti dengan susu formula. Saat ini,

pasien gemar makan jajanan pinggir jalan di sekolah dan

minuman instan yang sering dibelinya saat pulang sekolah.

Sebelum sakit, pasien selalu jajan sembarangan dan makan

makanan yang banyak mengandung pengawet , karena sudah

terbiasa makan masakan orang tua yang banyak memakai

penyedap rasa. Pasien merupakan anak yang aktif sehingga

pola makan yang tidak teratur.

17

Page 18: Laporan Magang Fix

5. Riwayat Keluarga

Seperti yang diungkapkan orang tua , bahwa seluruh anggota

keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit seperti keluhan

anak ke-3 nya tersebut.

6. Riwayat Sosial Lingkungan

Pasien merupakan anak bungsu dan tinggal bersama orang tua serta

ke-2 kakaknya di rumah. Di dalam rumah terdapat 3 buah kamar

dengan ventilasi dan penerangan yang cukup. Di dalam rumah juga

terdapat 1 buah kamar mandi dan wc yang tergabung jadi satu.

Rumah terletak didaerah persawahan dengan lantai belum keramik

serta belum banyak polusi yang menyebar.

3. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : Tampak sakit sedang

b. Kesadaran : Komposmentis

4. Pengukuran Tanda vital

Tensi : 110/80 mmHg

Nadi : 90 x/menit

Suhu : 36,8 °C

Respirasi : 20 x/menit

Berat badan : 17 kg

Tinggi badan : 125cm

5. Inspeksi

a. Kulit : Warna sawo matang, lemak bawah kulit cukup ,

kelembaban cukup, turgor cukup, tidak pucat.

b. Kepala : bulat, simetris

c. Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut.

d. Mata : Kelopak mata tidak oedem, konjungtiva ananemis, sclera

ikterik , kornea jernih , lensa jernih , refleksi cahaya (+/+)

e. Telinga : Bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen (-/-)

f. Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan cuping

hidung (-) secret (-)

18

Page 19: Laporan Magang Fix

g. Mulut : Bibir kering, sianosis (-), lidah bersih, faring tidak hiperemis

h. Abdomen :Simetris, rata.

i. Ekstremitas : Tidak ada kelainan, lengkap, akral hangat.

j. Genitalia : Tidak ada kelainan.

k. Anus : Ada, tidak ada kelainan.

6. Palpasi

a. Leher : Tidak ada nyeri.

b. Dada : Simetris.

c. Abdomen : teraba hati menebal

7. Pemeriksaan laboratorium sederhana

a. Darah : ada

b. Bilirubin : +++

B. Diagnosa Gizi

Pasien mengalami mual , muntah dan kurang nafsu makan ,

sehingga tubuh pasien semakin melemah serta asupan makanan

semakin kurang, berat badan yang semakin turun serta kondisi fisik yang

pucat , jad Rumah Sakit merujuk pasien untuk dirawat inap sehingga akan

mendapatkan perawatan yang baik untuk dapat mengembalikan nafsu

makan dan memperbaiki kondisi pasien , sehingga pasien dapat

berangsur-angsur pulih.

Dalam prakteknya , dari bagian instalasi gizi Rumah Sakit

memberikan diit makanan Lunak rendah lemak tinggi protein , agar

asupan nutrisi dapat terpenuhi dengan baik.

C. Penatalaksanaan

1. Usulan Pemeriksaan

Test Albumin

Pemeriksaan darah lengkap

Tes Alkali

Tes fostarase

Tes Gamma GT

USG Abdomen

19

Page 20: Laporan Magang Fix

2. Pencegahan

a. Menjaga kebersihan individu dan lingkungan dengan penerapan

PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ).

Atau dengan terapi obat seperti berikut :

Loratadine 1x10ml

Urdafalk 2x200ml

Cuvit CL 2x1 cth

20

Page 21: Laporan Magang Fix

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Penentuan status gizi

BMI = BB (kg) /TB(m2 )

= 17 / 1,5625

= 10, 88 underweight ( BMI < 18,5 underweigth )

2. Kebutuhan kalori sehari

BBI =( Tb (cm ) – 100 ) x 1

= 125- 100 x 1 = 25 kg

EER = ( 89 x bb(kg) - 78 )

= ( 89 x 17 – 78 )

= 1435 kkal

Adanya pengaruh aktivitas yaitu bedrest di RS maka asupan kalori pasien

menjadi 1435 kkal x 1,13 = 1621,55 kkal

Asupan kalori juga dipengaruhi factor stress 1621,55 x 1,2 = 1945,86 kkal

Jadi , asupan kalori yang dibutuhkan oleh pasien penderita hepatitis A di

RSUD Kota Semarang adalah 1945,86 kkal.

Kebutuhan Protein : 20 % x 1945,86 = 389,172 kkal / 4 = 97,3 gr

Lemak : 20% x 1945,86 = 389,172 kkal / 9 = 43,2 gr

Karbohidrat : 60% x 1945,86 = 1167,516 kkal / 4 = 291,8 gr

21

Page 22: Laporan Magang Fix

Tabel 4.1 Asupan nutrisi yang diberikan Rumah Sakit dengan diit rendah lemak tinggi kalori.

Menu Bahan berat energi protein Lemak Karbohidrat PAGI

- Bubur Beras 25gr 90 1,7 0,175 19,725

- Galantin asam mnsayam giling 35gr 105,7 6,37 8,75 0

- Sup sawi hijau +kembang tahu Sawi hujau 50gr 11 1,15 0,15 2

Kembang tahu 5gr 19 2,445 0,69 1,165

- Teh manis Teh 5gr 6,6 0,975 0,035 3,39Gula 15gr 54,6 0 0 14,1

II : Snack (sirup) Sirup 25gr 53,25 0 0 13,75

SIANG

- Bubur Beras 50gr 15 0,25 0 3,25 - Bandeng presto grg Tepung beras 5gr 6,45 1 0,24 0

Bandeng presto 50gr 64,5 10 2,4 0Minyak 5gr 43,5 0,05 4,9 0

- Tempe bacem Tempe 50gr 100,5 10,4 4,4 6,75

Kecap 2,5gr 1,15 0,14 0,032 0,225 - Bobor bayam+jipang Bayam 50gr 18 1,75 0,25 3,25

Jipang 25gr 6,4 0,2 0,025 1,675 - Buah (pisang ) Pisang raja 75gr 90 0,9 0,15 23,85

SORE / MALAM - Bubur Beras 50gr 15 0,25 0 3,25

- Telur dadar Telur ayam 50gr 81 6,4 5,75 0,35

22

Page 23: Laporan Magang Fix

Minyak 5gr 43,5 0,05 4,9 0 - Rolade tahu Tahu putih 75gr 51 5,85 3,45 1,2

Telur ayam 5gr 81 6,4 5,75 0,35 - Sambal grg jipang + kacang panjang

Jipang 50gr 13 0,3 0,05 3,35

Kacang panjang 25gr 11 0,675 0,075 1,95

- Teh manis Teh 5gr 6,6 0,975 0,035 3,39

Gula 15gr 54,6 0 0 14,1

Total kalori 1042,35 57,96 42,207 121,07

23

Page 24: Laporan Magang Fix

Tabel 4.2 Asupan tambahan diluar diit yang diberikan oleh Rumah Sakit

Menu Bahan berat energi protein Lemak Karbohidrat PAGISirup + susu putih Susu

putih10gr 34,3 0,82 1 5,5

Sirup 25gr 53,25 0 0 13,75

MALAM Sirup + susu putih Susu

putih 10gr 34,3 0,82 1 5,5

Sirup 25gr 53,25 0 0 13,75

Total kalori 175,1 1,64 2 38,5

Tabel 4.3 Kalori total ( diit RS + tambahan )

energi protein Lemak Karbohidrat

Total kalori dari RS1042,35 57,96 42,207 121,07

Total kalori sendiri 175,1 1,64 2 38,5

Total kalori 1217,45 59,6 44,207 159,57

Tabel 4.4 Tingkat kebutuhan kalori pasien saat menjalani perawatan

No Zat gizi konsumsi Angka

kebutuhan

Tingkat

kecukupan (%)

Kriteria

1 Energy 1217,45 1945,86 62,56 % KURANG

2 Protein 59,6 97,3 61,25% KURANG

3 Lemak 44,2 43,2 102,3% CUKUP

4 Karbohidrat 159,6 291,8 54,68% KURANG

B. Pembahasan

1. Analisis penyakit

Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis

A. Virus ini menyebar terutama melalui ingests makanan atau air yang

terkontaminasi dengan tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini sangat erat

24

Page 25: Laporan Magang Fix

kaitannya dengan kurangnya penggunaan air bersih, sanitasi yang tidak

memadai dan kebersihan pribadi yang buruk.Tidak seperti hepatitis B dan

C, infeksi hepatitis A tidak menyebabkan penyakit hati kronis dan jarang

berakibat fatal, tetapi dapat menyebabkan gejala yang melemahkan tubuh

dan dapat menjadi hepatitis fulminan (gagal hati akut), yang berhubungan

dengan kematian yang tinggi.

Hepatitis A terjadi secara sporadis dan dalam epidemi di seluruh

dunia, dengan kecenderungan untuk kambuh siklik. Setiap tahun ada

sekitar 1,4 juta diperkirakan kasus hepatitis A di seluruh dunia.

Virus hepatitis A merupakan salah satu penyebab yang paling sering

infeksi bawaan makanan. Wabah terkait dengan makanan atau air yang

terkontaminasi dapat meletus eksplosif, seperti epidemi di Shanghai pada

tahun 1988 yang mempengaruhi sekitar 300 000 orang. Di Indonesia

berdasarkan data yang berasal dari Departemen Kesehatan, hepatitis A

masih merupakan bagian terbesar dari kasus – kasus hepatitis akut yang

dirawat yaitu berkisar dari 39,8 – 68,3 %.1di beberapa daerah seperti

Jakarta, Bandung, dan Makassar berkisar antara 35%-45% pada usia 5

tahun.

Penyakit ini dapat menimbulkan konsekuensi ekonomi dan sosial

yang signifikan dalam masyarakat, karena , diperlukan beberapa minggu

atau bulan untuk orang sembuh dari penyakit untuk kembali ke pekerjaan,

sekolah atau kehidupan sehari-hari. 

Wilayah geografis dapat dicirikan memiliki tingkat tinggi, menengah atau

rendah infeksi hepatitis A. Daerah dengan tingkat tinggi infeksi

seperti di negara-negara berkembang dengan kondisi sanitasi yang sangat

buruk dan praktek-praktek higienis, kebanyakan anak (90%) telah terinfeksi

dengan virus hepatitis A sebelum usia 10 tahun. Mereka yang terinfeksi di

masa kecil tidak mengalami gejala nyata. Wabah jarang terjadi karena

anak-anak lebih tua dan orang dewasa umumnya kebal. Gejala penyakit

suku di daerah ini rendah dan wabah jarang terjadi.

Daerah dengan tingkat menengah infeksi seperti di negara

berkembang, negara-negara dengan ekonomi transisi, dan wilayah di mana

kondisi sanitasi adalah variabel, anak-anak seringkali luput infeksi pada

anak usia dini. Ironisnya, kondisi ekonomi dan sanitasi dapat menyebabkan

25

Page 26: Laporan Magang Fix

peningkatan kerentanan yang lebih tinggi pada kelompok usia yang lebih

tua dan tingkat penyakit yang lebih tinggi, seperti infeksi terjadi pada

remaja dan orang dewasa, dan wabah besar dapat terjadi.

Daerah dengan tingkat infeksi rendah seperti di negara-negara maju

dengan kondisi sanitasi dan higienis yang baik, tingkat infeksi rendah.

Penyakit dapat terjadi di kalangan remaja dan orang dewasa dalam

kelompok berisiko tinggi, seperti menyuntikkan pengguna narkoba, pria

homoseksual, orang-orang yang bepergian ke daerah endemisitas tinggi,

dan dalam populasi terisolasi seperti komunitas agama tertutup.

Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik seperti

: kurang nafsu makan, lemas, mual, kadang-kadang muntah, kembung,

diare, sakit kepala, dan kuning (jaundice). Pada hepatitis akut, mual dan

kurang nafsu makan umumnya hanya dalam waktu singkat. Warna kuning

(jaundice) disebabkan kadar bilirubin yang berlebihan, namun warna-warna

kuning tersebut kadang-kadang tidak muncul. Selanjutnya dilakukan

pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan serologi : IgM anti HAV dapat

dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya. Anti HAV yang positif

tanpa IgM anti HAV mengindikasikan infeksi lampau.

Pasien memiliki keluhan pusing, perut terasa tidak enak sehingga

sering muntah tetapi tidak berlendir , gatal-gatal disebagian tubuhnya serta

BAB yang sering. Terasa lemas dan malas untuk mengkonsumsi makanan

, sehingga berat badan berangsur menurun , kemudian akan dilakukan tes

lab dengan melihat albumin dan USG abdomen , sehingga diambil

keputusan untuk opname agar dapat dilakukan obs. Ikterik berkelanjutan.

Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan tes laboratorium selain

menggunakan anamnesa atau pemeriksaan fisik untuk obs. Ikterik yaitu

dilakukan tes albumin , alkali , serta USG Abdomen . Hasil lab pertama

yang dilakukan negative tetapi terindikasi hepatitis A dan akan dilakukan uji

lab berkelanjutan.

Pasien sudah terindikasi penyakit Hepatitis A berdasarkan

pemeriksaan penunjang yang ada walaupun tetap dilakukan obs. Ikterik

26

Page 27: Laporan Magang Fix

berkelanjutan . Oleh karena itu, pasien harus diberikan penatalaksanaan

yan benar, baik dari perawatan, diet makanan, dan obat yang diberikan

secara oral maupun parenteral. Perawatan yang diberikan oleh dokter

adalah tirah baring di rawat inap RSUD Kota Semarang. Hal ini sesuai

dengan teori yang ada bahwa pasien hepatitis A harus bedrest minimal 5-7

hari hingga nafsu makan kembali baik dan perawatan secara oral dalam

pengawasan.

Diet makanan penting diperhatikan pada pasien Hepatitis A. Diet

yang diberikan adalah diet tinggi kalori dan rendah lemak. Selama di rawat

inap, instalasi gizi RSUD Kota Semarang sudah memberikan diet tinggi

kalori yang baik untuk pasien. Diet yang diberikan bertujuan untuk

memperbaiki keadaan fisik pasien agar mudah recoveri dari penyakitnya ,

mencegah indikasi yang lebih parah dan juga untuk mencukupi kebutuhan

nutrisi pasien. Menu yang diberikan adalah menu lunak tinggi kalori rendah

lemak.

Pasien hepatitis A juga perlu diberikan obat sesuai anjuran dokter

untuk memperbaiki imun tubuhnya. Pasien diberikan obat baik melalui oral

dan parenteral. Obat yang diberikan melalui oral adalah Loratadine 1x10ml

, Urdafalk 2x200ml , Cuvit CL 2x1 cth , sedangkan melalui parenteral

adalah ceftriaxone dan ranitidine. Untuk memperbaiki cairan tubuh, maka

diberikan cairan parenteral infus RL.

2. Kecukupan asupan gizi pasien saat dirawat

Pasien penderita hepatitis A yaitu an. L mengalami gizi kurang

ditandai dengan BMI < 18,5 yaitu hanya sebesar 10,88 dari berat badan

hanya 17kg dan tinggi badan 125 cm.

Dari hasil recall pasien saat dirawat , total kebutuhan energy sebesar

1945,86 kkal, ketika di Rumah Sakit pasien mendapatkan asupan sebesar

1217,45 kkal , asupan makanan didapat dari diit Rumah Sakit serta

makanan tambahan dari keluarga. Kebutuhan energy masih kurang untuk

pasien yang mengakibatkan proses metabolisme tubuh tidak maksimal

dan dipengaruhi factor lain dari pasien yaitu bedrest total di Rumah Sakit

dan stress karena perubahan kegiatan pasien setiap harinya.

27

Page 28: Laporan Magang Fix

Kebutuhan asupan protein pasien sebanyak 97,3 gr dan

dibandingkan dengan konsumsi pasien dalam sehari sebanyak 59,6 gr,

maka asupan protein masih kurang , hal tersebut dapat mempengaruhi

proses recovery yang kurang maksimal.

Banyaknya asupan lemak yang dikonsumsi pasien 44,2 gr dengan

jumlah kebutuhan 43,2 gr , maka asupan lemak pasien sudah

tercukupi ,karena pasien bedrest di Rumah Sakit sudah 3 hari dan kurang

memiliki aktivitas fisik.

Konsumsi karbohidrat pasien sebanyak 159,6 gr sedangkan

kebutuhan karbohidaratnya 291,8 gr , jadi pasien termasuk kurang asupan

karbohidrat , karena pasien hanya mengkonsumsi makanan lunak yaitu

bubur dimana jumlah kalori lebih sedikit dibandingkan nasi. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kurang asupan nutrisi ,

karena yang dialami pasien saat di rawat adalah mengalami mual ,

muntah dan kurang nafsu makan yang menyebabkan metabolisme tubuh

tidak bekerja dengan baik dan mengakibatkan pasien mengalami lemas

serta recovery kurang maksimal.

28

Page 29: Laporan Magang Fix

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Anamnesa yang diberikan pada pasien yakni BAK berwarna coklat ,

mata ikterik , muntah , diare , gatal- gatal dan bengkak pada kaki. Serta

dari hasil pemeriksaan laboratorium yaitu tes albumin , alkali , serta

USG Abdomen, dimana hepar teraba dan mengalami penebalan

sehingga dapat didiagnosa bahwa pasien mengalami penyakit hepatitis

A, dengan disertai hasil lab penunjang.

2. Status gizi pasien tergolong kurang / kurus , dapat dilihat dari BMI

nya yg < 18,5 yaitu 10,88

3. Diit yang diberikan oleh pasien penderita Hepatitis A adalah Lunak

Tinggi Kalori Rendah Lemak.

4. Asupan nutrisi pasien tergolong kurang, dibuktikan dengan hasil recall

konsumsi pasien dalam sehari yaitu :

a. Kebutuhan energy 1945,86 kkal sedangkan asupan energy hanya

1217,45 kkal

b. Kebutuhan protein 97,3gr sedangkan asupan protein 59,6gr

c. Kebutuhan lemak 43,2 gr sedangkan asupan lemak 44,2 gr

d. Kebutuhan karbohidrat sebanyak 291,8 gr sedangkan asupannya

159,6 gr

B. Saran

1. Pengawasan orang tua lebih ditingkatkan karena anak usia sekolah

yang banyak beraktivitas dan masih sering jajan disembarang tempat

menjadikan salah satu factor penyebab suatu penyakit.

2. Lingkungan yang bersih juga dapat mengurangi resiko angka kesakitan ,

sehingga pola hidup bersih dan sehat selalu diterapkan.

3. Diagnosa yang cepat sangat dibutuhkan agar dapat segera diberi

penanganan yang baik. Sebaiknya, tenaga medis dalam menegakkan

diagnosa harus dilakukan dengan ketelitian serta kemampuan yang

lebih baik lagi.

29

Page 30: Laporan Magang Fix

4. Kecukupan nutrisi sangat penting untuk proses recovery penyakit ,

sehingga dihimbau untuk orang tua dapat memberikan tambahan

makanan yang bernutrisi tinggi kepada anak/ pasien.

30

Page 31: Laporan Magang Fix

DAFTAR PUSTAKA

ACUTE VIRAL HEPATITIS dalam buku HARRISON’S PRINCIPLES OF INTERNAL MEDICINE 16th Edition. L.Kasper MD, Dennis dkk United States of America: Mc Graw Hill. 2005

ACUTE VIRAL HEPATITIS dalam buku HARRISON’S PRINCIPLES OF INTERNAL MEDICINE 17th Edition. L.Kasper MD, Dennis dkk United States of America: Mc Graw Hill. 2008HEPATITIS VIRUS AKUT dalam buku PANDUAN PELAYANAN MEDIK. perhimpunan dokter specialis penyakit dalam indonesia. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2010.

Ahmed M, Munshi SU, Nessa A, Ullah MS, Tabassum S, Islam MN. High prevalence of hepatitis A virus antibody among Bangladeshi children and young adults warrants pre-immunization screening of antibody in HAV vaccination strategy. Indian J Med Microbiol. Jan-Mar 2009;27(1):48-50.

Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Beth L. Leonberg, MS, MA, RD, CSP, FADA, CNSD. 2008. Pediatric Nutrition Assesment. American Dietetic Assosiation.

CDC. Notice to readers: FDA approval of VAQTA (hepatitis A vaccine, inactivated) for children aged >1 year. MMWR. October 14, 2005;54(40):1026.

CDC. Notice to readers: FDA approval of Havrix (hepatitis A vaccine, inactivated) for persons aged 1-18 years. MMWR. December 9, 2005;54(48):1235-1236.

Feinstone SM, Kapikian AZ, Purceli RH. Hepatitis A: detection by immune electron microscopy of a viruslike antigen associated with acute illness. Science. Dec 7 1973;182(116):1026-8.

Fiore AE, Wasley A, Bell BP. Prevention of hepatitis A through active or passive immunization: recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP). MMWR Recomm Rep. May 19 2006;55:1-23.

Hammitt LL, Bulkow L, Hennessy TW, Zanis C, Snowball M, Williams JL, et al. Persistence of antibody to hepatitis A virus 10 years after vaccination among children and adults. J Infect Dis. Dec 15 2008;198(12):1776-82.

31

Page 32: Laporan Magang Fix

Klevens RM, Miller JT, Iqbal K, Thomas A, Rizzo EM, Hanson H, et al. The evolving epidemiology of hepatitis a in the United States: incidence and molecular epidemiology from population-based surveillance, 2005-2007. Arch Intern Med. Nov 8 2010;170(20):1811-8.

Puspa R. 2011. Pendekatan Diagnostik Dan Hepatitis Akut. Arjawinangun

Suwitra, 2010 HEPATITIS VIRUS AKUT dalam BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM Ed IV Jilid I.  Jakarta : pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Todd EC, Greig JD, Bartleson CA, Michaels BS. Outbreaks where food workers have been implicated in the spread of foodborne disease. Part 4. Infective doses and pathogen carriage. J Food Prot. Nov 2008;71(11):2339-73.

Tuti Soenardi dan Susirah Sutardjo. 2003. Hidangan Sehat untuk Penderita Lever. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Victor JC, Monto AS, Surdina TY, Suleimenova SZ, Vaughan G, Nainan OV, et al. Hepatitis A vaccine versus immune globulin for postexposure prophylaxis. N Engl J Med. Oct 25 2007;357(17):1685-94.

Wasley A, Grytdal S, Gallagher K. Surveillance for acute viral hepatitis–United States, 2006. MMWR Surveill Summ. Mar 21 2008;57(2):1-24.

Wasley A, Samandari T, Bell BP. Incidence of hepatitis A in the United States in the era of vaccination. JAMA. Jul 13 2005;294(2):194-201.

WHO. 2012. Hepatitis A. www.childrengrowup.wordpress.com.2012. Penanganan Terkini Hepatitis A

32

Page 33: Laporan Magang Fix

LAMPIRAN

33

Page 34: Laporan Magang Fix

Lampiran 1. Tabel menu 10 hari RSUD Kota SemarangSIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013

INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG

WAKTUMENU I MENU II

VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN

PAGI - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Tahu bacem - Galantin ayam grg telur - Galantin ayam kukus - Ayam goreng - Ayam goreng - bacem telur puyuh

07.00 - Galantin ayam grg telur - Sup sayuran (wortel - Sup sayuran (wortel - Tempe goreng - Soto - Soto

  - Sup sayuran (wortel + kembang kol) serut + kemb. Kol) - Soto - Teh manis - Teh manis

  + kembang kol) - Teh manis - Teh manis - Teh manis    

  - Teh manis     - VIP : Buah      - VIP : Buah          

SNACK - Snack II : Snack II : Snack - Snack II : Snack II : Snack

10.00 - Teh manis     - Susu    

SIANG - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Bandeng presto grg - Bandeng presto grg - Pepes kakap - Ikan gurami bakar - Ikan lele goreng - Pepes bandeng

12.00 - Pepes kakap - Tempe bacem - Tempe bacem - Pepes Ayam - Tempe goreng - Tempe bacem

  - Tempe bacem - Sayur asem (kacang - Sayur asem (kacang - Tempe goreng - Sayur bening - Sayur bening

  - Sayur asem (kacang panjang + jipang panjang + jipang rajang - Sayur bening (bayam + gambas) (bayam + gambas)

  panjang + jipang) - Buah - Buah (bayam + gambas) - Buah - Buah

  - Buah - Air putih - Air putih - Buah - Air putih - Air putih

  - Air putih  

  - Air putih

 

34

Page 35: Laporan Magang Fix

SNACK - VIP : Snack - - - VIP : Snack - -

16.00            

SORE - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Telur dadar - Telur dadar - Telur dadar - Telur ceplok - Telur ceplok - Bola daging grg telur

16.30 - Ayam bacem - Rolade tahu - Rolade tahu - Bola daging grg telur - Tahu bacem - Tahu bacem

  - Rolade tahu - Asem2 buncis + - Asem2 buncis + - Tahu bacem - Sayur lodeh (nangka - Sayur lodeh (jipang

  - Asem2 buncis + Wortel wortel serut - Sayur lodeh (nangka muda + kcg panjang) rajang + kcg panjang)

  wortel - Teh manis - Teh manis muda + kcg panjang) - Teh manis - Teh manis

  - Buah     - Buah    

  - Teh manis     - Teh manis    

35

Page 36: Laporan Magang Fix

SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013

INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG

WAKTUMENU III MENU IV

VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN

PAGI - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Bistik galantin daging - Bistik galantin daging - Bistik galantin daging - Semur ayam - Semur telur - Semur telur

07.00 - Bistik telur - Setup buncis+wortel - Sup (buncis + wortel - Semur tahu - Tumis jipang + - Sup wortel serut +

  - Setup buncis+wortel - Teh manis serut) - Tumis jipang+kacang kacang panjang jipang rajang

  - Teh manis   - Teh manis Panjang - Teh manis - Teh manis

  - VIP : buah     - Teh manis            - VIP : buah    

SNACK - Snack II : Snack II : Snack - Snack II : Snack II : Snack

10.00 - Sirup     - Teh manis    

SIANG - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Ayam kentucky - Ayam Kentucky - Gadon daging - Udang goreng tepung - Ikan lele goreng - Pepes kakap

12.00 - Gadon daging - Tempe bacem - Tempe bacem - Pepes kakap - Tempe mendoan - Tempe bacem

  - Tempe bacem - Sop (Brokoli, wortel, - Sop (Brokoli, wortel - Tempe mendoan - Sayur asem (kacang - Sayur asem (jipang

  - Sop (Brokoli, wortel kol) serut + kol) - Sayur asem (kacang panjang + jipang) rajang+kcg panjang)

  kol) - Buah - Buah panjang + jipang) - Buah - Buah

  - Buah - Air putih - Air putih - Buah - Air putih - Air putih

  - Air putih     - Air putih  

SNACK - VIP : Snack - - - VIP : Snack - -

16.00       

   

36

Page 37: Laporan Magang Fix

SORE - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Telur dadar - Telur dadar - Telur dadar - Bola daging grg telur - Bola daging grg telur - Bola daging grg telur

16.30 - Bandeng presto - Tahu bacem - Tahu bacem - Telur ceplok - Tahu bacem - Tahu bacem

  - Tahu bacem - Sayur lodeh (kacang - Sayur lodeh (kacang - Tahu bacem - Bobor kangkung + - Bobor kangkung +

  - Sayur lodeh (kacang pjg+terong+jipang) panjang+jipang rajang) - Bobor kangkung + labu siam labu siam

  pjg+terong+jipang) - Teh manis - Teh manis labu siam - Teh manis - Teh manis

  - Buah     - Buah    

  - Teh manis     - Teh manis    

SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013

37

Page 38: Laporan Magang Fix

INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG

WAKTUMENU V MENU VI

VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN

PAGI - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Galantin asam mns - Galantin asam mns - Galantin asem mns - Telur bacem - Telur bacem - Telur bacem

07.00 - Tahu goreng - Sup sawi hijau + - Sup sawi hijau + - Tahu goreng - Kare buncis+wortel - Kare buncis+wortel

  - Sup sawi hijau + kembang tahu kembang tahu - Kare buncis+wortel - Teh manis serut

  kembang tahu - Teh manis - Teh manis - Teh manis   - Teh manis

  - Teh manis     - VIP : buah      - VIP : buah        

SNACK - Snack II : Snack II : Snack - Snack II : Snack II : Snack

10.00 - Susu     - Sirup    

SIANG - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Bandeng presto grg - Bandeng presto grg - Gadon daging - Ayam kentucky - Ayam kentucky - Telur puyuh bacem

12.00 - Gadon daging - Tempe bacem - Tempe bacem - Telur puyuh bacem - Tahu bacem - Tahu bacem

  - Tempe bacem - Bobor bayam+jipang - Bobor bayam+jipang - Tahu bacem - Cap jay kuah (wortel+ - Cap jay kuah (wortel se

  - Bobor bayam+jipang - Buah - Buah - Cap jay kuah (wortel+ kemb kol+sawi sdk) rut, kemb kol,sawi sdk)

  - Buah - Air putih - Air putih kemb kol+sawi sdk) - Buah - Buah

  - Air putih     - Buah - Air putih - Air putih

        - Air putih  

SNACK - VIP : Snack - - - VIP : Snack - -

16.00            

SORE - Nasi / bubur

- Nasi / bubur

- Bubur - Nasi / bubur

- Nasi / bubur

- Bubur

38

Page 39: Laporan Magang Fix

JAM - Telur ceplok - Telur ceplok - Telur ceplok - Nugget ayam - Nugget ayam - Nugget ayam

16.30 - Ayam goreng - Rolade tahu - Rolade tahu - Telur dadar - Tempe goreng - Tempe bacem

  - Rolade tahu - Sambal grg jipang + - Sambal grg jipang + - Tempe goreng - Asem2 buncis+ tahu - Asem2 buncis+ tahu

  - Sambal grg jipang + kacang panjang kacang panjang - Asem2 buncis+ tahu - Teh manis - Teh manis

  kacang panjang - Teh manis - Teh manis - Buah    

  - Buah     - Teh manis    

  - Teh manis          

39

Page 40: Laporan Magang Fix

SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013

INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG

WAKTUMENU VII MENU VIII

VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN

PAGI - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Bola daging grg telur - Bola daging grg telur - Bola daging grg telur - Telur bacem - Telur bacem - Telur bacem

07.00 - Tahu goreng - Sup (makroni + - Sup (makroni + - Tahu goreng - Kare kcg panjang + - Kare kcg panjang +

  - Sup (makroni + + buncis + wortel) + buncis + wortel) - Kare kcg panjang + jipang rajang) jipang rajang)

  + buncis + wortel) - Teh manis - Teh manis jipang rajang) - Teh manis - Teh manis

  - Teh manis     - Teh manis      - VIP : buah     - VIP : buah    

SNACK - Snack II : Snack II : Snack - Snack II : Snack II : Snack

10.00 - Teh manis     - Susu    

SIANG - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Gurami asam manis - Ikan lele goring - Ikan lele goreng - Ayam kentucky - Ayam kentucky - Gadon daging

12.00 - Tempe mendoan - Tempe mendoan - Tempe bacem - Gadon daging - Tempe bacem - Tempe bacem

  - Bakwan jagung - Sayur asem (kacang - Bening bayam+wortel - Tempe bacem - Sup (kemb kol + - Sup (kemb kol +

  - Sayur asem (kacang panjang + jipang) Serut - Sup (kemb kol + wortel + gambas) wortel + gambas)

  panjang + jipang) - Buah - Buah wortel + gambas) - Buah - Buah

  - Buah - Air putih - Air putih - Buah - Air putih - Air putih

  - Air putih   - Air putih  

SNACK - VIP : Snack - - - VIP : Snack - -

16.00       

   

40

Page 41: Laporan Magang Fix

SORE - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Gulai telur - Gulai telur - Gulai telur - Bandeng presto grg - Bandeng presto grg - Bandeng presto grg

16.30 - Gulai ayam - Gulai tahu - Gulai tahu - Ayam goreng - Tahu goreng - Tahu goreng

  - Gulai tahu - Cap jay grg (wortel + - Cap jay grg (wortel + - Tahu goreng - Sayur lodeh (jipang+ - Sayur lodeh (jipang+

  - Cap jay grg (wortel + kemb kol + sawi sdk) kemb kol + sawi sdk) - Sayur lodeh (jipang+ kcg panjang + terong) kcg panjang)

  kemb kol + sawi sdk) - Teh manis - Teh manis kcg panjang + terong) - Teh manis - Teh manis

  - Buah     - Buah    

  - Teh manis     - Teh manis    

SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013

41

Page 42: Laporan Magang Fix

INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG

WAKTUMENU IX MENU X

VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN

PAGI - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Semur galantin dgg - Semur galantin dgg - Semur galantin dgg - Nugget ayam - Nugget ayam - Nugget ayam

07.00 - Bacem tempe - Asem-asem buncis - Asem-asem buncis - tahu goring - Sup (wortel+buncis - Sup (wortel serut +

  - Asem-asem buncis + tahu + wortel serut - Sup (wortel+buncis + kemb jamur) +buncis+ kemb jamur)

  + tahu - Teh manis - Teh manis + kemb jamur) - Teh manis - Teh manis

  - Teh manis     - Teh manis      - VIP : buah     - VIP : buah    

SNACK - Snack II : Snack II : Snack - Snack II : Snack II : Snack

10.00 - Sirup     - Teh manis    

SIANG - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Udang goreng tepung - Ikan lele goring - Pepes kakap - Opor ayam - Opor ayam - Opor telur cetak

12.00 - Pepes kakap - Tahu bacem - Tahu bacem - Opor telur cetak - Opor tahu - Opor tahu

  - Tahu bacem - Bening bayam + - Bening bayam+wortel - Opor tahu - Oseng kcg panjang+ - Oseng kcg panjang+

  - Bening bayam + Wortel Serut - Oseng kcg panjang+ wortel + taoge wortel serut + taoge

  wortel - Buah - Buah wortel + taoge - Buah - Buah

  - Buah - Air putih - Air putih - Buah - Air putih - Air putih

  - Air putih   - Air putih  

SNACK - VIP : Snack - - - VIP : Snack - -

16.00            

SORE - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

- Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur

JAM - Telur ceplok - Telur ceplok - Telur ceplok - Telur dadar - Telur dadar - Telur dadar

42

Page 43: Laporan Magang Fix

16.30 - Daging bacem - Tempe goring - Tempe bacem - Bandeng presto grg - Tempe goreng - Tempe bacem

  - Tempe goreng - Sambel goreng buncis - Sambel goreng buncis - Tempe goreng - Sayur lodeh (jipang+ - Sayur lodeh (jipang rjg

  - Sambel goreng buncis + jipang Rajang + jipang rajang - Sayur lodeh (jipang+ kcg panjang) + kcg panjang)

  + jipang rajang - Teh manis - Teh manis kcg panjang) - Teh manis - Teh manis

  - Buah     - Buah    

  - Teh manis     - Teh manis    

SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013

43

Page 44: Laporan Magang Fix

INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG

WAKTUMENU 31  

VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN      

PAGI - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur      

JAM - Galantin ayam grg telur - Galantin ayam grg telur - Galantin ayam grg telur      

07.00 - Tempe goreng - Cap jay kuah (wortel+ - Cap jay kuah (wortel+      

  - Cap jay kuah (wortel+ kemb kol+sawi hijau) kemb kol+sawi hijau)      

  kemb kol+sawi hijau) - Teh manis - Teh manis      

  - Teh manis            - VIP : buah          

SNACK - Snack II : Snack II : Snack      

10.00 - Sirup          

SIANG - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur      

JAM - Udang grg tepung - Ikan lele - Gadon daging    

12.00 - Gadon daging - Tempe bacem - Tempe bacem      

  - Tempe bacem - Bobor kangkung + - Bobor kangkung +      

  - Bobor kangkung + Jipang jipang      

  jipang - Buah - Buah      

  - Buah - Air putih - Air putih      

  - Air putih      

SNACK - VIP : Snack - -      

16.00 

         

SORE - Nasi / bubur

- Nasi / bubur

- Bubur      

JAM - Telur bacem - Telur bacem - Telur bacem      

44

Page 45: Laporan Magang Fix

16.30 - Ayam bacem - Tahu goring - Tahu bacem      

  - Tahu goreng - Gulai nangka + kol - Gulai kacang panjang      

  - Gulai nangka + kol + kacang panjang + jipang rajang      

  + kacang panjang - Teh manis - Teh manis      

  - Buah          

  - Teh manis          

45

Page 46: Laporan Magang Fix

Lampiran 2. Foto wawancara dengan orang tua pasien

46