laporan kkn fix

24
I. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Pembangunan nasional akan berjalan dengan baik apabila kualitas sumber daya manusia dan sumber daya alam terpenuhi. Pemberdayaan potensi masyarakat sangat diperlukan untuk menunjang program pembangunan nasional yang digalangkan pemerintah. Tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata secara material dan spiritual berdasarkan pancasila dalam wadah kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berkedaultan rakyat, dalam suasana kehidupan yang aman, bersahabat, tertib dan damai. Pembangunan desa merupakan salah satu bagian dari pembangunan yang sangat mempengaruhi akan berhasilnya pembangunan nasional karena desa adalah komunitas terkecil dari negara Indonesia. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia di pedesaan sangatlah penting guna tercapainya tujuan pembangunan nasional. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di desa bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat secara berkelanjutan. Mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai perkembangan zaman. Sumber daya manusia dapat ditingkatkan dengan memulai memberikan penyuluhan berupa motivasi dan yang 1

Upload: yonatha-novara-liem

Post on 31-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kkn Fix

I. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Pembangunan nasional akan berjalan dengan baik apabila kualitas sumber

daya manusia dan sumber daya alam terpenuhi. Pemberdayaan potensi masyarakat

sangat diperlukan untuk menunjang program pembangunan nasional yang

digalangkan pemerintah. Tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan

masyarakat adil dan makmur yang merata secara material dan spiritual

berdasarkan pancasila dalam wadah kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,

bersatu, berkedaultan rakyat, dalam suasana kehidupan yang aman, bersahabat,

tertib dan damai. Pembangunan desa merupakan salah satu bagian dari

pembangunan yang sangat mempengaruhi akan berhasilnya pembangunan

nasional karena desa adalah komunitas terkecil dari negara Indonesia. Oleh karena

itu peningkatan kualitas sumber daya manusia di pedesaan sangatlah penting guna

tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia di desa bertujuan untuk

menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat secara berkelanjutan. Mampu

memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai perkembangan zaman.

Sumber daya manusia dapat ditingkatkan dengan memulai memberikan

penyuluhan berupa motivasi dan yang lebih penting adalah kerjasama dari pihak

masyarakat sendiri dengan pihak pemerintah maupun dari mahasiswa. Mahasiswa

memiliki peran yang cukup penting dengan kegiatan yang bermanfaat untuk

membantu masyarakat dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat melalui

lembaga.

Kuliah Kerja Mahasiswa Universitas Jember tahun 2012/2013 di Desa

Wonorejo Kecamatan Kencong Kabupaten Jember merupakan salah satu program

Nasional Perguruan Tinggi di Indonesia yang bertujuan membantu masyarakat

dan pemerintah dalam menghadapi masalah-masalah guna menunjang

pembangunan desa sehingga dapat mendekatkan perguruan tinggi terhadap

masyarakat serta memberikan pemahaman dan pengalaman mahasiswa yang ikut

dalam program KK.

1

Page 2: Laporan Kkn Fix

Desa Wonorejo merupakan salah satu desa di kecamatan Kencong

Kabupaten Jember Jawa Timur. Mayoritas penduduk Wonorejo bekerja sebagai

petani dan selebihnya adalah pegawai negeri sipil, buruh bangunan, swasta, dan

buruh tani. Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan

nonformal dengan pendekatan kelompok atau Social group work untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan yang ada di desa. Dalam hal ini adalah program

pemerintah dalam pembangunan pertanian dan pedesaan melalui Gapoktan

(Gabungan Kelompok Tani). Pembentukan dan pengembangan Gapoktan

dibentuk di setiap desa dengan menggunakan prinsip kemandirian lokal yang di

capai melalui prinsip keotonomian dan pemberdayaan.

Semenjak awal 1990-an Gapoktan sesungguhnya telah dikenal. Saat ini,

Gapoktan diberi pemaknaan baru, termasuk bentuk dan peran yang baru.

Gapoktan menjadi lembaga penghubung petani satu desa dengan lembaga-

lembaga lain di luarnya. Gapoktan di harapkan berperan untuk fungsi-fungsi

pemenuhan permodalan pertanian, pemenuhan sarana produksi, pemasaran produk

pertanian, dan termasuk untuk menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan

petani.

Menurut Keputusan Menteri Pertanian Nomor 93/Kpts/OT.210/3/1997

tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani menyatakan bahwa, “Gabungan

Kelompok Tani adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan

usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai

peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani

lainnya. Gapoktan merupakan Wadah Kerjasama Antar Kelompok tani (WKAK),

yaitu kumpulan dari beberapa kelompok tani yang mempunyai kepentingan yang

sama dalam pengembangan komoditas usaha tani tertentu untuk menggalang

kepentingan bersama”.

Tujuan utama pembentukan dan penguatan Gapoktan adalah untuk

memperkuat kelembagaan petani yang ada, sehingga pembinaan pemerintah

kepada petani akan terfokus dengan sasaran yang jelas. Kelembagaan pertanian

meliputi kelembagaan penyuluhan, kelompok tani, Gapoktan, koperasi tani,

penangkar benih, pengusaha benih, institusi perbenihan lainnya, kios, KUD, pasar

2

Page 3: Laporan Kkn Fix

desa, pedagang, asosiasi petani, asosiasi industri olahan, asosiasi benih, dan lain-

lain (Syahyuti, 2007).

Desa Wonorejo merupakan sebuah desa dengan mayoritas penduduknya

bekerja di bidang pertanian. Desa ini memiliki potensi yang luar biasa namun

kelompok-kelompok masyarakat khususnya para petani kurang mendapatkan

perhatian dari pihak pemerintah. Hal ini menimbulkan berbagai permasalahan

yang dialami oleh para petani desa Wonorejo seperti: mahalnya harga pupuk dan

distribusi pupuk yang kurang merata ke seluruh petani yang ada di desa

Wonorejo. Pada kesempatan ini, mahasiswa KK 2012/2013 Universitas Jember

memberikan solusi kreatif yang dapat membantu para petani mengatasi

permasalahan tersebut. Setelah melakukan kegiatan survey, banyak petani

mengeluhkan harga pupuk yang mahal dan distribusi pupuk yang kurang merata.

Berdasarkan permasalahan tersebut, kami memberikan saran kepada para petani

agar beralih menggunakan pupuk organik sebagai solusi dari permasalah tersebut.

Namun para petani kurang mengetahui cara atau teknik dalam pembuatan pupuk

organik. Oleh sebab itu, kami melakukan kegiatan penyuluhan beserta praktek

dalam pembuatan pupuk organik sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat

khususnya di gabungan kelompok tani (Gapoktan). Besar harapan kami bahwa

kegiatan ini akan memberi manfaat yang besar kepada petani di desa Wonorejo.

Pupuk organik memiliki nilai ekonomi dan sangat bermanfaat bagi

lingkungan. Nilai ekonomi yang dimaksud yakni pembuatan pupuk organik

menghasilkan pupuk yang berkualitas tinggi namun pembuatannya tidak

membutuhkan dana yang begitu besar dibandingkan dengan membeli pupuk

kimia. Sehingga, petani diharapkan tidak selalu menggunakan pupuk kimia saja.

Selain itu, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik berasal

dari sisa-sisa buah dan sayuran yang tidak terpakai. Hasil dari pembuatan pupuk

tersebut sangat aman bagi lingkungan karena bahan yang digunakan berasal

bahan-bahan alami.

3

Page 4: Laporan Kkn Fix

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dari laporan ini

adalah:

1. Banyaknya petani di desa Wonorejo yang belum tergabung dalam

sebuah wadah sehingga sulit untuk mengembangkan usaha dalam

bidang pertanian.

2. Adanya ketergantungan terhadap pupuk anorganik atau kimia yang

berdampak pada kesuburan tanah.

3. Mahalnya harga pupuk anorganik serta distribusinya yang kurang

merata ke seluruh petani desa Wonorejo.

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

1. Membentuk suatu wadah untuk menampung para petani yang berupa

gabungan kelompok tani (gapoktan).

2. Membentuk struktur organisasi dari gapoktan

3. Menampung berbagai permasalahan yang dialami oleh para petani.

4. Menawarkan solusi yang sesuai dengan permasalahan yang dialami.

Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh para petani desa Wonorejo,

mahasiswa KK 2012/2013 memberikan penyuluhan beserta praktek tentang

teknik pembuatan pupuk organik.

1.3.2 Manfaat

a. Bagi Masyarakat Desa:

1. Terbentuknya wadah untuk para petani berupa gapoktan.

2. Meningkatknya kemampuan masyarakat desa dalam berorganisasi.

3. Memperoleh informasi baru tentang perkembangan pemikiran yang

berkaitan dengan upaya pembangunan masyarakat desa khususnya dalam

bidang pertanian.

4. Mendorong percepatan pembangunan di daerah.

5. Masyarakat memperoleh bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan ketrampilan

sehingga terbentuk kader penerus pembangunan.

4

Page 5: Laporan Kkn Fix

6. Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pendidikan, IPTEK

dan keterampilan

b. Bagi Mahasiswa :

1. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan program

pengembangan dan pembangunan masyarakat desa.

2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam menerapkan ilmu

pengetahuan yang diperoleh selama studinya untuk membantu memecahkan

masalah yang dihadapi masyarakat.

3. Membina masyarakat menjadi inovator, dinamisator, dan informator.

4. Memperoleh pengalaman yang berharga kepada mahasiswa dengan terlibat

langsung dalam kehidupan masyarakat desa.

c. Bagi Universitas :

1. Sebagai umpan balik hasil pengintegrasian mahasiswa di tengah-tengah

masyarakat dan atau pemerintah dengan berbagai permasalahannya guna

penyempurnaan kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat

dan pemerintah.

2. Meningkatkan dan memperluas kerja sama dengan masyarakat dan

pemerintah.

d. Bagi Masyarakat dan Pemerintah :

1. Memperoleh informasi baru tentang perkembangan pemikiran yang

berkaitan dengan upaya pembangunan masyarakat desa.

2. Mendorong percepatan pembangunan di daerah.

3. Masyarakat memperoleh bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan ketrampilan

sehingga terbentuk kader penerus pembangunan.

4. Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pendidikan, IPTEK

dan keterampilan.

5

Page 6: Laporan Kkn Fix

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Tempat dan Waktu

Kuliah Kerja (KK) ini dilaksanakan di wilayah Desa Wonorejo,

Kecamatan Kencong Kabupaten Jember. Kegiatan KK dilaksanakan mulai 17

Juni sampai 31 Juli 2013. Pembentukan Gapoktan dan musyawarah bersama

anggota dan pengurus dilaksanakan di Dusun Krajan B.

2.2 Sasaran / Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dari kegiatan pembentukan gabungan kelompok tani

adalah para petani yang tersebar di Desa Wonorejo.

2.3 Jenis Kegiatan dan Metode

2.3.1 Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan yang dilaksanakan berupa pembentukan gapoktan dan

penawaran solusi terhadap berbagai permasalahan yang dialami dengan

melakukan musyawarah bersama anggota dan pengurus gapoktan.

2.3.2 Metode

Metode-metode yang diterapkan dalam pelaksanaaan program ini antara

lain:

1. Metode Pendekatan Personal dan Massa

Metode pendekatan personal dilaksanakan dengan latar belakang kondisi

sosial para petani. Melalui metode ini diharapkan penyampaian informasi akan

lebih diterima oleh para petani. Metode pendekatan massa dilakukan dengan

berkomunikasi secara langsung dengan para petani yang ada di Desa

Wonorejo.

2. Musyawarah

Metode ini dilakukan untu membentuk gabungan kelompok tani beserta

stuktur organisasinya. Pada musyawarah juga dilakukan persamaan visi dan

misi serta berbagai permasalahan yang dialami oleh para petani kemudian

diberikan solusi yang sekiranya dapat membantu dan sesuai dengan

6

Page 7: Laporan Kkn Fix

permasalahan yang di alami. Metode musyawarah ini dilakukan agar

komunikasi tidak hanya satu arah melainkan dua arah.

3. Sosialisasi tentang pembuatan pupuk organik cair

Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang

teknik dan manfaat pupuk organik cair. Pembuatan pupuk organik cair ini

diharapkan juga memberikan motivasi kepada para petani desa Wonorejo

untuk memanfaatkan kotoran sapi/kambing, buah-buah busuk/sayuran busuk

sebagai bahan dasar pupuk. Sehingga petani juga tidak tergantung lagi dengan

pupuk kimia yang menyebabkan kesuburan tanah menjadi berkurang.

4. Praktik pembuatan pupuk organik cair

Kegiatan sosialisasi pembuatan pupuk organik cair dilanjutkan dengan praktik

langsung. Hal ini dimaksudkan untuk memberi pengarahan secara langsung

agar petani dapat mempraktekkan sendiri dengan mudah.

2.4 Kendala dan Pemecahan

2.4.1 Kendala

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaaan program kelompok Kuliah

Kerja ini antara lain:

1. Wilayah Desa Wonorejo yang cukup luas sehingga kelompok tani yang ada

belum bisa terjangkau.

2. Kurangnya keaktifan dari beberapa kelompok tani yang ada di desa Wonorejo

yang menyebabkan kegiatan ini belum maksimal.

3. Beberapa petani masih enggan untuk mencoba pupuk organic dan lebih suka

memilih pupuk anorganik yang mengakibatkan kesuburan tanah menjadi

berkurang.

4. Kurangnya kesadaran para petani dalam memanfaatkan baha-bahan yang tidak

terpakai seperti kotoran sapi/kambing, sayur dan buah busuk dalam pembuatan

pupuk.

7

Page 8: Laporan Kkn Fix

2.4.2 Pemecahan

1. Dengan cara mengundang perwakilan kelompok tani untuk tiap-tiap dusun.

2. Memicu keaktifan kelompok tani melalui kegiatan yang bermanfaat sehingga

timbul motivasi dan semangat untuk berpartisipasi dalam suatu kelompok tani.

3. Memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada para petani tentang

pentingnya pupuk organic bagi tanaman dan kesuburan tanah.

4. Memberikan sosialisasi dan penyuluhan tentang pemanfaatan bahan-bahan

organic yang tidak terpakai seperti kotoran sapi/kambing/ayam, sayur dan

buah busuk yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk

organic cair.

2.5 Rencana Biaya dan Realisasi Biaya

2.5.1 Rencana Biaya

No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah

1 Penggandaan materi 50 Rp 500 Rp 25.000

2 Sewa OHP 1 Rp 50.000 Rp 50.000

3 Makan+takjil peserta 50 Rp 10.000 Rp 500.000

4 Uang transport pemateri 2 Rp 20.000 Rp 40.000

5 Makan+takjil pemateri 2 Rp 10.000 Rp 20.000

Jumlah Rp 635.000

2.5.2 Realisasi Biaya

No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah

1 Penggandaan materi 25 Rp 500 Rp 12.500

2 Sewa OHP 1 Rp 50.000 Rp 50.000

3 Makan+takjil peserta 25 Rp 10.000 Rp 250.000

4 Uang transport pemateri 2 Rp 15.000 Rp 30.000

5 Makan+takjil pemateri 2 Rp 10.000 Rp 20.000

Jumlah Rp 362.500

8

Page 9: Laporan Kkn Fix

III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil kegiatan

Kegiatan pembuatan pupuk organik cair telah dilaksanakan pada hari

Minggu 21 Juli 2013 di kediaman Bapak Miarto di dusun Krajan B. Kegiatan ini

dihadiri oleh bapak-bapak kelompok tani desa Wonorejo dan mahasiswa Kuliah

Kerja 2012/2013 Universitas Jember. Kegiatan ini dimulai pada pukul 9 pagi

sampai pukul 12 siang. Mahasiswa memulai kegiatan tersebut dengan

mengumpulkan bahan-bahan yang akan digunakan seperti: pupuk kandang, buah-

buah busuk, bakteri dan air. Kegiatan tersebut berlangsung lancar dan para petani

berpartisipasi membantu kegiatan tersebut. Setelah kegiatan pembuatan pupuk

selesai, mahasiswa berbincang dan berdiskusi dengan petani desa Wonorejo.

Beberapa petani menanyakan beberapa pertanyaan mengenai teknik pembuatan

pupuk organik cair tersebut. Hal ini menunjukkan keseriusan petani dalam

kegiatan pembuatan pupuk organik tersebut.

Pupuk organik cair yang telah dibuat oleh mahasiswa KK dan petani desa

Wonorejo disimpan di rumah bapak Miarto untuk menunngu proses fermentasi.

Proses ferementasi tersebut membutuhkan waktu 10-15 hari. Setelah menunggu

selama 10 hari, yaitu pada tanggal 30 Juli 2013 mahasiswa KK dan petani desa

Wonorejo berkumpul kembali di kediaman bapak Miarto. Kegiatan ini

dilaksanakan sebagai wujud kepedulian mahasiswa KK 2012/2013 kepada petani

desa Wonorejo. Kegiatan ini berjalan cukup lancar dan juga mahasiswa KK

mampu menunjukkan hasil pembuatan pupuk organik cair yang telah dibuat

bersama-sama dengan para petani. Pupuk yang telah jadi secara simbolis

diserahkan ke ketua gabungan kelompok tani (gapoktan) desa Wonorejo. Besar

harapan mahasiswa bahwa pembuatan pupuk organik cair dapat bermanfaat bagi

para petani. Terlebih lagi, mahasiswa juga ingin sekali petani desa Wonorejo

dapat meneruskan kegiatan tersebut sehingga adanya kontinuitas penerapan ilmu

pengetahuan yang telah diberikan oleh mahasiswa KK 2012/2013 .

9

Page 10: Laporan Kkn Fix

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pupuk Organik Cair

Kegiatan pembuatan Pupuk Organi Cair (POC) telah dilaksanakan oleh

mahasiswa KK 2012/2013 di desa Wonorejo, Kecamatan Kencong. Kegiatan ini

merupakan solusi dari mahasiswa KK 2012/2013 untuk mengatasi permasalahan

petani. Pupuk Organik Cair (POC) adalah pupuk cair yang berbahan dasar kotoran

sapi/kambing yang kemudian dicampur dengan buah-buah atau sayuran busuk

yang difermentasikan secara anaerob dengan bakteri pengurai, selanjutnya

disaring dan diambil cairnya.

Beberapa bahan yang digunakan sebagai pupuk organik cair merupakan

limbah yang sudah tidak digunakan. dengan pembuatan pupuk organik cair ini

limbah dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku produk lain yang memiliki nilai

lebih tinggi. Pupuk organik cair mulai banyak diminati oleh petani karena selain

ramah lingkungan, pengaplikasiannya juga mudah tanpa harus memperhatikan

dosis pupuk.

Bahan – bahan yang digunakan dalam kegiatan pembuatan pupuk organik

cair ini terdiri dari sisa – sia sayuran dan buah yang telah tidak terpakai, kotoran

ternak, tanaman legume dan gulma yang banyak terdapat disekitar kita.

Pembuatan dilakukan dengan cara pencacahan bahan yang bertujuan untuk

memudahkan bakteri dalam merombak bahan menjadi pupuk, selanjutnya

menambahkan bakteri dalam bentuk EM4 yang sudah diaktivkan. Prinsip

pembuatan pupuk organik cair ini adalah fermentasi anaerob yang dilakukan

dengan bantuan mikrobia (bakteri).

Bahan – bahan seperti buah dan sisa sayuran memiliki benyak macam

kandungan hara yang diperlukan tanaman. Demikian pula dengan gulma yang

dapat dirombak selulosa dan ligninnya. Untuk meningkatkan kadar hara pupuk

ditambahkan pula kotoran ternak seperti kotoran kambing , kotoran sapi, dan

kotoran ayam yang masing – masing memiliki kandungan tertinggi dan sangat

dibutuhkan oleh tanaman. Misalnya kotoran kambing mengandung unsur kalium

dan silica yang tinggi dan sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk rangsangan

pembuahan dan ketegaran tanaman. Kotoran ayam mengandung unsur hara makro

10

Page 11: Laporan Kkn Fix

yang mutlak dibutuhkan tanaman seperti kalium, kalsium dan nitrogen yang

cukup tinggi. Sementara kotoran sapi mengandung nitrogen tinggi serta beberapa

unsur hara lainnya dalam jumlah tertentu. Selain dari kotoran hewan ternak

penambahan unsur nitrogen juga dapat diambil dari tanaman legume. Tanaman

legume memiliki banyak kandungan N karena legum mampu berasosiasi dengan

bakteri rhizobium yang berfungsi menambat N di udara, sehingga serapan N yang

didapat dan disimpan dalam tanaman legume cukup tinggi. Dengan demikian

pembuatan pupuk cair tidak hanya dapat membuat pupuk organik cair majemuk,

melainkan pupuk organik cair tunggal dengan cara menggabungkan beberapa

bahan yang memiliki kandungan unsur hara tinggi tertentu.

EM4 merupakan biakan bakteri yang berfungsi untuk mendegradasi

selulosa dan lignin yang terdapat dalam bahan. Fungsi lain dari EM4 adalah

menurunkan C/N ratio bahan sehingga menjadi C/N ratio pupuk yang dikehendaki

oleh tanaman. Biakan bakteri EM4 pada dasarnya bukanlah biakan yang aktif dan

dapat digunakan secara langsung, melainkan harus diaktifken terlebih dahulu.

Aktivator bakteri EM4 dapat dilakukan dengan cara penambahan tetes tebu dan

air dengan dosis untuk tiap liter air ditambahkan 2 cc EM4 dan 4 cc tetes/molase.

Molase dapat pula diganti dengan gula putih ataupun gula merah. Selanjutnya

campuran didiamkan selama 24 jam. Dengan demikian bakteri dalam EM4 telah

aktif.

Ciri – ciri pupuk organik cair yang telah jadi atau terfermentasi sempurna

adalah berbau harum atau manis (berbau alkoholik), sedikit berbuih, dan tumbuh

jamur di permukaan. Berdasarkan pada hasil percobaan yang telah dilakukan,

secara umum dinyatakan berhasil karena telah menunjukkan ciri fisik sesuai

dengan pupuk organik yang jadi. Hasil campuran kotoran sapi dan buah – buahan

berwarna coklat susu. Tekstur dan tingkat kekentalan pupuk yang dihasilkan

bertekstur kasar. Hal ini dapat terjadi karena saat pemotongan bahan

(pencacahan), besar cacahan tidak seragam dan cenderung lebih besar sehingga

bakteri lebih sulit mendegradasi lingning dan selulosa yang terdapat didalam

bahan. Sementara kekentalannya rata – rata encer.

11

Page 12: Laporan Kkn Fix

Untuk membedakan antara pupuk organik cair yang tidak jadi, seharusnya

dilakukan pula perlakuan kontrol, yaitu tanpa penambahan EM4. Berdasar pada

literatur ciri fisik pupuk organik yang tidak jadi adalah berbau busuk seperti bau

bangkai, tidak berbuih dan tidak tumbuh jamur. Ketidak berhasilan tersebut dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah penutupan tempat yang

kurang rapat, sehingga oksigen masih dapat masuk dan bakteri anaerob tidak

dapat bekerja secara maksimal. Selain itu dominansi antara kandungan bakteri

patogenik dan bakteri yang bermanfaat juga menentukan keberhasilan pembuatan

pupuk organik cair ini. Oleh karena itu pemilihan bahan juga tidak diperkenankan

memiliki bahan yang terlalu busuk. Hal ini dicegah untuk mengurangi bakteri

patogenik (termasuk bahan terserang penyakit) yang tumbuh selama proses

fermentasi. Oleh karena itu penutupan wadah fermentasi harus dilakukan dengan

benar agar fermentasi dapat berjalan sempurna dan menghasilkan pupuk organik

cair yang berkualitas baik.

3.2.2 Posdaya Gabungan Kelompok Tani

Tujuan utama dari kegiatan Posdaya yakni memberdayakan masyarakat.

Mahasiswa memberikan ilmu yang telah diperoleh ketika di Universitas untuk

diaplikasikan kepada masyarakat. Dalam hal ini, mahasiswa memberikan ilmunya

(transfer knowledge) untuk membantu masyarakat mengatasi permasalahan yang

ada di lapangan. Kegiatan Posdaya memberikan peran lebih kepada mahasiswa

untuk aktif di masyarakat. Mahasiswa terjun langsung di kehidupan masyarakat.

Setelah itu, mahasiswa melakukan survey untuk mencari potensi desa guna

membantu program pemerintah yaitu pembanguanan nasional.

Setelah melakukan diskusi dengan para petani, kami memutuskan untuk

memberikan penyuluhan mengenai posdaya kepada kelompok tani desa

Wonorejo. Hal ini, bertujuan agar kelompok tani desa Wonorejo memiliki wadah

yang jelas agar mereka bisa saling bekerja sama dengan petani lain untuk

meningkatkan hasil pertanian merka sendiri. Hal ini akan melatih sikap

kemandirian petani. Dan juga, para petani dapat saling bertukar informasi dengan

12

Page 13: Laporan Kkn Fix

petani lain sehingga diharapakan pertanian di desa Wonorejo semakin maju dan

berkualitas.

Gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang ada di desa Wonorejo memiliki

kepengurusan yang berasal dari masyarakat desa Wonorejo sendiri. Mereka

adalah bapak-bapak petani yang sehari-hari bekerja di sawah. Meskipun di desa

Wonorejo telah memiliki gapoktan namun organisai ini masih belum berdaya. Hal

ini, terbukti dari beberapapa permasalahan yang sampai saat ini belum dapat

diselesaikan. Selain itu juga, para petani tidak dapat menyelesaikan permasalahan-

permasalahan di lapangan. Oleh sebab itu, dari sekian banyak masalah yang ada

kami memberikan solusi megenai teknik pembuatan pupuk organik cair. Hal ini,

kami sesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas mahasiswa Kuliah Kerja. Kami

berharap kegiatan posdaya ini kedepannya dapat memberikan manfaat kepada

petani desa Wonorejo. Jika hal ini terjadi maka tidak menutup kemungkinan

bahwa bidang pertanian desa Wonorejo akan menjadi kawasan pertanian terbaik

khususnya di kecamatan Kencong. Adapun struktur organisasi gabungan

kelompok tani desa Wonorejo adalah sebagai berikut:

Struktur Organisasi Gabungan Kelompok Tani Desa Wonorejo

Tahun 2013/2014

Ketua Umum : Sukaryono

Sekretaris : Sudarmaji

Bendahara : Sumardi

Unit Usaha Jasa

1. Semprotan : H. Abdul Ghofur

2. Pengolahan : Tono

3. Pemodalan : Djuwaris

4. Pemasaran : Ponijan

Kelompok Tani :

1. Ketua Kelompok Tani Setyo Luhur (Sidoreno) : Suhanto

2. Ketua Kelompok Tani Harapan Tani (Sidoreno) : Miseri

13

Page 14: Laporan Kkn Fix

3. Ketua Kelompok Tani Dewi Sri (Sidoreno) : Nur Cahyo

4. Ketua Kelompok Tani Kayu Manis (Krajan A) : Ponijan

5. Ketua Kelompok Tani Seger Waras (Krajan A) : Mukhlis

6. Ketua Kelompok Tani Rukun Tani (Krajan A) : Woko

7. Ketua Kelompok Tani Tani Mulyo (Krajan A) : Dirjo

8. Ketua Kelompok Tani Ngudi Kaweruh (Krajan B) : Fendik

9. Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur (Krajan B) : Sukaryono

10. Ketua Kelompok Tani Ngudi Rejeki (Krajan C) : Sumardi

11. Ketua Kelompok Tani Gemah Ripah (Krajan C) : Sudarmaji

12. Ketua Kelompok Tani Mardi Tani (Gumukbanji) : Djuwaris

13. Ketua Kelompok Tani Ngudi Mulyo (Gumukbanji) : Ismail

14. Ketua Kelompok Tani Sido Makmur (Gumukbanji) : H. Abdullah Turan

15. Ketua Kelompok Tani Widodo (Jatisari) : Tono

16. Ketua Kelompok Tani Rahayu (Jatisari) : Marsono

14

Page 15: Laporan Kkn Fix

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil kegiatan dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Untuk kegiatan yang kami berikan ini, mendapat sambutan yang cukup baik

dari para peserta khususnya para kelompok tani, dimana mereka mau

mendengarkan sosialisasi yang kami berikan ini dan mau ikut secara

bersama-sama praktek membuat pupuk.

2. Seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan lancar walaupun terdapat kendala

sedikit yaitu pada saat praktek pembuatan pupuk, namun adanya hambatan

tersebut mampu memberikan pengetahuan pada bapak-bapak tani khusunya

dalam pembusukan buah atau sayur yang menjadi bahan pembuatan pupuk

organic cair.

4.2 Saran

1. Kegiatan yang telah dilakukan ini diharapkan menjadi program yang

berkelanjutan bagi KK/KKN selanjutnya sehingga ada kesinambungan antara

program yang telah dilakukan dengan program selanjutnya.

2. Adanya sosialisasi terkait aplikasi penggunaan pupuk organic cair.

3. Masyarakat diharapkan dapat mengambil manfaat dari adanya kegiatan ini

sehingga buah-buah, sayuran, dan kotoran sapi/kambing tidak terbuang begitu

saja.

4. Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa serta pihak-pihak kelompok tani dapat

bersinergi sehingga apa yang diharapkan oleh masing-masing pihak dapat

terwujud.

15