laporan koloni bakteri

13
LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI A. TOPIK Morfologi koloni bakteri B. TUJUAN Melatih keterampilan isolasi koloni bakteri Mempelajari morfologi koloni bakteri C. HARI DAN TANGGAL PELAKSANAAN Hari : kamis Tanggal : Tempat : D. DASAR TEORI Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil (meskipun ada kecualinya), berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop (Dwidjoseputro, 2005). Menurut Pelczar dan Chan (2008), morfologi bakteri dijelaskan sebagai berikut: Bentuk Bakteri Berdasarkan bentuk morfologinya, maka bakteri dapat dibagi, atas tiga golongan. Yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral.

Upload: akkuhhammie

Post on 15-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

isi laporan koloni bakteri pada mikrobiologi

TRANSCRIPT

Page 1: laporan koloni bakteri

LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI

A. TOPIK

Morfologi koloni bakteri

B. TUJUAN

Melatih keterampilan isolasi koloni bakteri

Mempelajari morfologi koloni bakteri

C. HARI DAN TANGGAL PELAKSANAAN

Hari : kamis

Tanggal :

Tempat :

D. DASAR TEORI

Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang.

Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak

berklorofil (meskipun ada kecualinya), berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya

sehingga hanya tampak dengan mikroskop (Dwidjoseputro, 2005).

Menurut Pelczar dan Chan (2008), morfologi bakteri dijelaskan sebagai berikut:

Bentuk Bakteri

Berdasarkan bentuk morfologinya, maka bakteri dapat dibagi, atas tiga golongan. Yaitu

golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral.

Basil (dari bacillus) berbentuk serupa tongkat pendek silindris. Sebagian besar bakteri

berupa basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua-dua atau terlepas

satu sama lain. Yang bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil, yang dua-dua disebut

diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedangkan ujung-ujung

yang masih bergandengan itu tajam. Contohnya: Bacillus tetani dan Bacillus diphtheria

(Hastuti, 2011).

Kokus (dari coccus) adalah bakteri yang bentuknya berupa bola-bola kecil. Golongan

ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-gandengan panjang seperti tali

Page 2: laporan koloni bakteri

leher, ini disebut streptokokus; ada yang bergandengan dua-dua, ini disebut diplococcus; ada

yang mengelompok berempat, ini disebut tetracoccus; kokus yang mengelompok merupakan

suatu untaian disebut stafilokokus, sedang kokus yang mengelompok serupa kubus disebut

sarsina. Contohnya: Diplococcus pneumoniae dan Diplococcus gonorrhea (Hastuti, 2011).

Spiral (dari spirilium) ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa

spiral. Bakteri yang berbentuk spiral ini tidak banyak terdapat. Golongan ini merupakan

golongan yang paling kecil, jika disbanding dengan golongan yang palinng kecil, jika

disbanding dengan golongan kokus maupun golongan basil.

Bentuk tubuh bakteri terpengaruhi oleh keadaan medium dan oleh usia. Maka untuk

membandingkan bentuk serta besar-kecilnya bakteri perlulah diperhatikan bahwa kondisi

bakteri itu harus sama, penyinaran oleh sumber cahaya apapun harus sama, dan usia piaraan pun

harus sama. Pada umumnya bakteri piaraan yang masih muda, yaitu sekitar 6 sampai 12 jam,

nampak lebih besar daripada bakteri berasal dari koloni yang lebih tua. Bakteri dari koloni yang

sudah tua sering menunjukkan kelainan-kelainan seperti sel-sel yang mempunyai cabang, sel-sel

yang agak besar dan tak beraturan bentuknya. Kecuali itu, didalam piaraan yang agak tua selalu

kedapatan sel-sel yang sudah mati. Bakteri yang menunjukkan kelainan-kelainan akan

memperoleh bentuknya yang normal kembali, apabila dipiara di dalam medium yang baru.

Besar kecilnya bakteri

Pada umumnya bakteri itu kecil sekali, sehingga kita memerlukan mikroskop untuk

mengamatinya. Ada juga bakteri yang agak besar yang dapat kita lihat dengan tidak perlu

menggunakan mikroskop. Akan tetapi untuk mengamati sifat morfologinya lebih teliti tetap

perlu mikroskop.

Kokus ada yang berdiameter 0,5 µ, ada pula yang diameternya sampai 2,5 µ. Basil ada

yang lebarnya antara 0,2 sampai 2,0 µ. Sedang panjangnya ada yang 1 sampai 15 µ. Ukuran-

ukuran yang menyimpang dari ketentuan ini banyak pula. Seperti telah disebutkan di depan,

maka pengukuran besar kecilnya bakteri itu perlu didasarkan atas standar yang sama. Pada

umumnya bakteri yang umurnya 2 sampai 6 jam itu ternyata lebih besar daripada 24 jam.

Page 3: laporan koloni bakteri

Gambar 1. Macam-macam bentuk sel bakteri (Pelczar dan Chan, 2008)

E. ALAT DAN BAHAN

AlatBahan

Colony Counter

Loupe

Penggaris

Medium

Biakan bakteri yang

berasal dari tangan dan

udara atau makanan

F. PROSEDUR KERJA

pengamatan morfologi koloni

Mengambilbiakan 2 biakan bakteri lempeng, yaitu 1 biakan bakteri berasal dari tangan

dan 1 biakan bakteri lainnya berasal dari makanan.

Memilih salah satu biakan dari beberapa campuran bakteri yang tumbuh pada medium

lempeng.

Melakukan pengamatan morfologi koloni dan macam-macam bakteri yang meliputi :

Warna koloni

Bentuk koloni

Page 4: laporan koloni bakteri

Tepi koloni

Elevasi koloni ( kenaikan permukaan koloni)

Kepekatan koloni

Mengkilat atau suram

Diameter koloni

Melakukan perhitungan jumlah koloni bakteri dan menulis hasil pengamatan saudara

dalam tabel pengamatan bakteri.

Pembuatan biakan murni bakteri

Menyediakan 2 buah medium lempeng NA dan 2 buah medium miring NA.

Memilih 2 macam koloni bakteri yang berasal dari biakan campuran (sama dengan

koloni yang diamati pada pengamatan morfologi koloni bakteri). Tulislah nomor

koloni yang saudara pilih itu pada medium lempeng dan medium miring yang telah

tersedia.

Secara aseptik inokulasikan bakteri itu ke:

Medium lempeng, dengan arah zig-zag, dengan memakai jarum inokulasi ujung

lurus (tiap medium hanya diinokulasi dengan 1 macam koloni bakteri).

Page 5: laporan koloni bakteri

Medium miring, dengan arah lurus mulai dari permukaan medium miring bagian

bawah menuju ke atas (tiap medium hanya diinokulasi dengan 1 macam koloni

bakteri). Hati-hati jangan sampai jarum inokulasi menusuk medium.

Diinkubasikan biakan tersebut pada 37̊>C dan lakukan pengamatan setelah biakan

bakteri berumur 1 x 24 jam atau 2 x 24 jam.

Catatlah bentuk koloni bakteri yang tumbuh pada medium miring.

Gambar 2. Bentuk koloni Bakteri pada medium agar miring (Sumber: Fardiaz,1989)

Isolasi bakteri

Menyiapkan 2 biakan bakteri.

Secara aseptis, menggunakan jarum inokulasi dengan ujung lurus, lalu menempelkan

jarum inokulasi pada bakteri yang tumbuh di medium.kemudian menanam inokulum

pada medium yang diinginkan.

Menutup medium biakan bakteri yang lama maupun medium untuk isolasi.

Matikan bakteri yang diduga masih berada di jarum inokulasi dengan membakar

ujung jarum inokulasi pada lampu spiritus.

G. DATA HASIL PENGAMATAN

Page 6: laporan koloni bakteri

Tabel 1 Hasil pengamatan metode tuang (cawan petri)

Morfologi dan tipe pertumbuhan bakteri

Ciri-ciri Koloni 1 Koloni 2

Morfologi Koloni

Warna koloni

Bentuk koloni

Tepi koloni

Elvasi koloni

Mengkilat/suram

Diameter koloni

Kepekatan koloni

Jumlah koloni

Cirri lainnya

Asal bakteri

Tipe pertumbuhan

Medium miring

Putih

Circular, irregular

Raised

Lobate

Suram

Bulatan 1 : 0,5 cm, 2: 0,3 cm

Pekat

Banyak

Dari bubur kacang ijo

Enchinulate

Putih

Circular

Umbonate

Undulate

Suram

Bulatan 1 : 0,7̊ cm, 2 : 0,4

cm 3: 0,5 cm

Pekat

Banyak

Dari bubur kacang ijo

Beaded

Tabel 2. Hasil pengamatan isolasi bakteri pada medium agar miring

No. koloni Bentuk koloni

1 Enchinulate

2 Beaded

Tabel 3. Hasil pengamatan bakteri jari tangan manusia

Page 7: laporan koloni bakteri

Warna

bakteri

Bentuk

koloni

Margin

koloni

Elevasi

koloni

Mengakilap/

suram

Diameter

koloni

Kepekatam

koloni

Jumlah

Koloni

Orenage Circular Entire convex Mengkilap 4 Renggang Banyak

Hijau Circular Entire convex Mengkilap 2 Ranggang Sedikit

Putih Circular Entire convex Suram 3 Renggang Sedikit

Kuing Circular Entire convex mengkilap 2 Padat Banyak

H. PEMBAHASAN

Dalam praktikum isolasi bakteri, memerlukan lignkungan dan medium yang memiliki zat

hara untuk pertumbuhan sel, sintesis sel, keperluan energy dalam metabolism dan

pergerakkan yang sesuai dengan mikroorganisme. Yang digunakan dalam parktikum adalah

medium pada yaitu Agar (Natrium Agar). Natrium agar yang digunakan karena yang

dibiakkan adalah Bakteri. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan terdapat 3 jenis medium

yaitu metode tuang (Cawan Petri), Agar Miring dan Tangan Manusia.

a. Metode Tuang (cawan Petri)

Metode tuang terdiri dari penginokulasian biakan murni dalam hal ini

digunakan Bakteri dari makanan yang sudah dibuat dalam cara 1 dengan

medium NA dalam cawan petri. Selanjutnya media yang  digunakan yaitu

NA. kemudian dituangkan NA ke cawan ini, diputar untuk mencampur

isinya dan dibiarkan memadat. Setelah mengental, maka setelah

diinkubasi selama 2 hari akan nampaklah koloni yang tertanam pada agar

tersebut.  Inkubasi dilakukan dengan kondisi cawan terbalik untuk

mencegah air kondensasi jatuh di atas permukaan sehingga dapat terjadi

penyebaran koloni (Waluyo, 2004). Tujannya adalah memisahkan sel-sel

bakteri satu sama lain sehingga terbentuk menjadi koloni-koloni yang

terpisah dalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel dari

satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Pada percobaan isolasi

bakteri dengan menggunakan media NA ini didapatkan bentuk koloni

menyebar tidak teratur. Dari hasil pengamatan cawan petri kita dapat mengetahui

Page 8: laporan koloni bakteri

morfologi dan tipe pertumbuhan bakteri dari medium agar dimana cawan petri dari koloni 1

mempunyai ciri morfologi koloni berwarna putih, bentuknya circular, irregular, apabila

dilihat dari tepi berbentuk raised, dan dari elevasi koloninya lobate, warnanya suram, dan

berdiameter dengan bulatan pertama 0,5 cm, dan bulatan kedua 0,3 cm kepekatan dari

koloni sangat pekat yang berjumlah banyak berasal dari bubur kacang ijo. Tipe pertumbuhan

dari medium agar koloni 1 selama 24 jam sangat cepat. Dari hasil pengamatan cawan petri

koloni 2 kita dapat mengetahui ciri morfologi dengan warna putih berbentuk circular dengan

tepi koloni undulate dan dari elevasi koloni umbonate berwarna suram dengan berdiameter

bulatan pertama 0,7̊ cm dan bulatan kedua 0,4 dan bulatan ke ketiga 0,5 cm, kepekatan dari

koloni 2 sangat pekat dengan jumlah yang sangat banyak berasal dari bubur kacang ijo. Tipe

pertumbuhan dari medium agar koloni 2 selama 24 jam sangat cepat.

b. Agar Miring

Pada metode media NA disiapkan dalam tabung reaksi dengan

keadaan miring. Setelah diinkubasi selama 1 X 24 jam, satu koloni bakteri

diambil dari cawan petri sedikit (bakteri makanan medium NA) dengan

menggunakan jarum ose (ujungnya berbentuk bulat) dan digoreskan

dengan arah zig-zag dimulai dari bawah tabung. Setelah itu diinkubasi

selama 2 X 24 jam untuk melihat pertumbuhan bakteri. Dalam percobaan

yang dilakukan ada pertumbuhan bakteri yang terlihat di permukaan

agar. Hasil pengamatan dari isolasi bakteri pada medium agar miring kami mendapatkan

koloni 1 berbentuk enchinulate dan koloni 2 berbentuk beaded.

c. Tangan Manusia

Pada pengamatan yang ketiga yaitu menggunakan tangan manusia

sama seperti metode tuang yang sudah dibuat dalam 1medium dengan

medium NA dalam cawan petri. Selanjutnya media yang  digunakan yaitu

NA. kemudian dituangkan NA ke cawan ini, diputar untuk mencampur

isinya dan dibiarkan memadat. Setelah mengental, maka setelah

diinkubasi selama 2 hari akan memadat dan disinilah mulai di capkan

tangan manusia pada cawan pterui dan akan diinkubasi selama 2 X 24

Jam dan akan nampaklah koloni yang tertanam pada agar tersebut. 

Page 9: laporan koloni bakteri

Inkubasi dilakukan dengan kondisi cawan terbalik untuk mencegah air

kondensasi jatuh di atas permukaan sehingga dapat terjadi penyebaran

koloni (Waluyo, 2004).

I. DISKUSI

a. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi jumlah dan jenis bakteri pada suatu tempat?

Jawab :

Nutrein , Media, kondisi fisik,

b. Apakah kegunaan biakan bakteri?

Jawab :

Untuk mengetahui jenis dari bakteri yang terdapat, dari 1 jenis adapat di pelajari ciri

morofologinya.

c. Mengapa ada perbedaan warna koloni-koloni bakteri?

Karena ada pigmen yang berpengaruh pada bakteri

J. DAFTAR PUSTAKA

Alcamo IE (2001).Fundamentals of microbiology. Boston: Jones and Bartlett

Ristiati NP. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru

Sekolah Menengah IBRD Loan No 397̊9.

Waluyo, L . 2007̊ . Mikrobiologi Umum . Universitas Muhammadiyah Malang Press. Malang

Page 10: laporan koloni bakteri