laporan kimfis 2_kkm_kelompok satu b_rizka maharana
DESCRIPTION
Laporan kimfisTRANSCRIPT
-
LAPORAN MINGGUAN
KIMIA FISIKA 2
No. / Judul Percobaan : Konsentrasi Krisis Misel
Tanggal Percobaan : 13 April 2012
Disusun Oleh
Nama : Rizka Maharana
NIM : 1007035003
Kelompok : 1B
Asisten : Desi Ridho
NIM : 0907035014
LABORATORIUM KIMIA ANALITIK, ANORGANIK DAN FISIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
-
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cairan mempunyai sifat menyerupai gas dalam hal gerakannya yang mengikuti
gerakan brown dan gaya alirnya (fluiditasnya). Selain itu cairan juga menunjukkan
adanya tegangan permukaan yang merupakan salah satu sifat penting lainnya dari
cairan. Permukaan cairan berperilaku seperti lapisan yang memiliki tegangan dan
cenderung mengambil bentuk permukaan paling sempit . Suatu larutan juga akan
cenderung menghantarkan suatu daya listrik jika interaksi antar molekulnya juga
banyak. System misel digunakan sebagai deterjen, pembawa obat, sintesis organik,
pengapungan buih dan penemuan minyak bumi disebabkan oleh fungsi pelarutannya,
materi dapat ditransportasikan oleh air setelah materi itu melarut dalam hirokarbon
misel. Dalam termodinamika, pembentukan misel menunjukkan bahwa entalpi
pembentukan dalam system air adalah kemungkinan positif (merupakan pembentukan
endotermik). Pembentukan misel dapat terjadi pada konsentrasi di atas kkm yang
bertujuan untuk mengetahui harga kkm. Untuk mengetahui hal tersebut diperlukan
tabel entalpi yang sangat erat hubungannya dengan kkm.
Zat pengaktif permukaan atau Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan
aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan
kotoran yang menempel pada permukaan bahan.
Oleh karena itu yang melatarbelakangi percobaan KKM ini adalah untuk dapat
memahami lebih jauh bahwa pada Konsentrasi Kritis Misel dapat dipengaruhi oleh
suhu dan konsentrasi larutan.
1.2 Tujuan Percobaaan
- Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap DHL suatu larutan dalam hal ini
digunakan larutan gelatin yang bersifat surfaktan.
- Mengetahui pengaruh suhu terhadap DHL suatu larutan dalam hal ini
digunakan larutan gelatin yang bersifat surfaktan.
-
- Mengetahui Prinsip kerja dari alat konduktometer.
-
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Cairan mempunyai volume tetap dan hanya sedikit dipengaruhi oleh
tekanan.rapat dan viskositasnya lebih besar daripada gas. Dua zat cair dapat
bercampur sempurna, bercampur sebagian atau tidak bercampur.
Dari teori 4ionic dapat dianggap, bahwa cairan adalah kelanjutan dari hasil
gas molekul-molekulnya mempunyai gaya tarik yang kuat, hingga dapat menahan
volume yang tetap. Namun demikian molekul-molekulnya masih dapat bergerak
bebas, hanya gerakannya terbatas, tidak seperti dalam fase gas. Gaya yang bekerja
antara molekul-molekul cairan berupa gaya Van Der Waals atau gaya listrik akibat
adanya dipole gaya ini menyebabkan adanya asosiasi molekul. Tidak seperti pada
gas, pengetahuan tentang cairan belum lengkap.
Gaya tarik molekul-molekul dalam cairan sama kesegala arah, tetapi molekul-
molekul pada permukaan cairan lebih tertarik ke dalam cairan ini. Ini disebabkan
karena jumlah molekul dalam fase uap lebih kecil daripada fase cair. Akibatnya zat
cair selalu berusaha mendapatkan luas permukaan terkecil. Karena itu tetesan-tetesan
dan gelembung-gelembung gas berbentuk bulat, karena bentuk ini mempunyai luas
permukaan kecil.
Untuk memperluas permukaan cairan, diperlukan kerja untuk membawa
molekul-molekul dari bagian dalam dan melawan gaya tarik menarik. Tenaga
permukaan adalah kerja yang diperlukan untuk memperbesar luas permukaan cairan
sebesar 1 cm3. Satuan tenaga permukaan = erg / cm
3. (Sukardjo, 1989).
Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik
dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan
minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh
karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang
suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak / lemak
(lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, 4onic4c4 atau
-
netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorpsi pada antar
muka udara air, minyak air, dan zat padat cair, membentuk lapisan 5ionik
dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam
kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak. Umumnya bagian non
polar (lipofilik) adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang
polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil
Zat pengaktif permukaan (surfaktan) dalam larutan encer bersifat sebagai zat
terlarut normal. Untuk larutan dengan konsentrasi tinggi/ larutan pekat, maka akan
terjadi perubahan mendadak pada beberapa sifat fisik seperti: tekanan osmosis,
turbiditas, daya hantar listrik dan tegangan muka. Surfaktan dan zat aktif permukaan
merupakan spesies yang aktif pada antarmuka antara dua fase, seperti antarmuka
antara fase hidrofil dan hidrofob. Surfaktan berakumulasi pada antarmuka, dan
mengubah tegangan permukaan (Atkins,1997:262).
Koloid terdiri dari koloid anionic, kationik dan non ionic. Surfaktan termasuk
micelles anion yang umumnya merupakan suatu garam.. Dan pada temperature tinggi,
dapat menaikkan cmc dan tidak terjadi lagi micelles. Tetapi dengan adanya elektrolit
dapat merendahkan cmc. Banyak koloid anionic yang 5onic5c55 emulgator, detergent
dan stabilizer dispersi koloid yang baik (Sukardjo, 1989:218).
Surfaktan (sabun) merupakan salah satu contoh koloid asosiasi. Sabun
merupakan molekul organic yang terdiri dari dua kelompok gugus.Gugus pertama,
dinamakan liofolik (hidrofob bila medium pendespersinya adalah air) yang berarti
benci air dan gugus kedua,dinamakan liofilik (hidrofilik bila medium pendespirsinya
air) yang mempunyai arti suka air.Pada sabun, gugus hidrofilik memiliki afinitas
yang sangat kuat terhadap medium air, sedangkan gugus hidrofob bergabung dengan
gugus hidrofob dari molekul sabun lain membentuk agregat yang dinamakan misel.
Misel-misel ini dapat terdiri dari 100 molekul. Gugus-gugus hidrofob akan
berkumpul dibagian dalam misel, sedangkan gugus hidrofilik akan berada diluar
(Bird, 1993:297).
-
Misel adalah kumpulan molekul berukuran koloid, walaupun tidak ada tetesan
lemak. Hal ini, disebabkan oleh adanya ekor hidrofobnya cenderung berkumpul, dan
kepala hidrofilnya memberikan perlindungan. Dan misel merupakan penggabungan
(agregasi dari ion ion surfaktan), dimana rantai hidrokarbon yang lipofil akan
menuju ke bagian dalam misel, meninggalkan gugus hidrofil yang berkontak dengan
medium air. Misel hanya terbentuk diatas konsentrasi misel 6onic6 (CMC) dan di
atas temperature Kraft (Atkins, 1997:259).
Fenomena terbentuknya misel dapat diterangkan, yaitu dibawah konsentrasi
6onic6 misel, konsentrasi surfaktan (sabun) yang mengalami adsorpsi pada antar
muka bertambah jika konsentrasi surfaktan total dinaikkan. Akhirnya tercapailah
suatu titik dimana baik antar muka maupun dalam cairan menjadi jenuh dengan
monomer keadaan inilah yang disebut KKN jika sulfaktan terus bertambah lagi
hingga berlebihan, maka mereka akan beragregasi terus membentuk misel.Pada
peristiwa ini tenaga bebas system berkurang (Tim kimia fisik, 2010:11).
Pembentukan misel dapat terjadi pada konsentrasi diatas kkm untuk
mengetahui harga kkm yang paling tepat diperlukan tabel entalpi, karena entalpi
sangat erat kaitannya dengan kkm. Jika konstanta kesetimbangan k, dan perubahan
energy standart = G0, maka untuk miselisasi 1 mol zat pemantap sesuai dengan
persamaan berikut:
Pada kkm x = 0 dan G0 = RT ln (kkm)
Sehingga:
Dengan mengintegralkan persamaan diatas diperoleh persamaan:
Membuat grafik ln (kkm) lawan 1/T dapat diperoleh harga Ho/R sebagai slopenya
(Tim kimia fisik, 2010:12).
Termodinamika terbentuknya misel menunjukan bahwa entalpi pembentukan
dalam system air mungkin positif ( jadi pembentukan tersebut endotermik ) dengan
H 1-2 kJ per mol satuan surfaktan. Pembentukan misel di atas, CMC menunjukkan
bahwa perubahan entropi yang menyertai pembentukannya pasti positif, dan
pengukuran menghasilkan 6onic sekitar +140 Jk-1
mol-1
pada temperature kamar.
-
Perubahan entropi yang positif walaupun molekul itu berkumpul, menunjukkan
adanya kontribusi pelarut pada entropi molekul akan lebih bebas bergerak setelah
molekul pelarut terkumpul menjadi kumpulan kecil. Hal ini masuk akal, karena tiap
molekul terlarut individual terkurung dalam pelarut yang teratur, tetapi setelah sel
misel terbentuk, molekul pelarut hanya perlu membentuk satu kurungan yang lebih
besar. Kenaikan energi ketika gugus hidrofob berkumpul dan mengurangi tuntutan
strukturnya pada pelarut, merupakan asal-usul antaraksi hidrofob yang akan
menstabilkan pengelompokan gugus hidrofob dalam makromolekul biologis.
Antaraksi hidrofob merupakan contoh dari proses keteraturan, yang distabilkan oleh
kecenderungan menuju ketakteraturan pelarut yang lebih besar (Atkins, 1997 : 259).
-
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
Beaker glass
Waterbath
Pipet tetes
Corong kaca
Erlenmeyer
Gelas ukur
Pipet volume
Bulp
Konduktometer
Neraca analitik
Labu takar
3.1.2. Bahan
Gelatin
Akuades
Tissue
Kertas Label
-
3.2. Prosedur Percobaan
Ditimbang 8,25 gram gelatin
Diencerkan dalam 250 ml air panas
Diencerkan lagi dengan variasi konsentrasi gelatin 0,001 M; 0,002 M; 0,003
M; 0,004 M; dan 0,005 M dalam 100 ml akuades
Diukur daya hantar listrik pada suhu ruang, 33o, 35o dan 37o
-
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Pengamatan
4.1.1 Daya Hantar Listrik/Konduktivitas
Suhu
Daya Hantar Listrik / Konduktivitas ( )
0,001 M 0,002
M
0,003
M
0,004
M
0,005
M
Ruang 208 230 254 237 252
33o 211 238 258 240 258
35o 240 255 282 263 286
37o 223 228 263 245 265
4.1.2 Konsentrasi Kritis Misel
T (K) KKM 1/T ln KKM
303 9500 0,00330 9,159
306 9600 0,00326 9,169
308 10000 0,00325 9,210
310 10100 0,00323 9,220
4.2 Perhitungan
-
4.3 Grafik
4.3.1 Pengaruh Suhu terhadap DHL pada Suhu Ruang
4.3.2 Pengaruh Suhu terhadap DHL pada Suhu 33o
y = 9500x + 207,7 R = 0,6443
0
50
100
150
200
250
300
0 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 0,006
DH
L (
s/cm
)
Konsentrasi (M)
DHL vs Konsentrasi pada suhu ruang
y = 9600x + 212,2 R = 0,6194
0
50
100
150
200
250
300
0 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 0,006
DH
L (
s/cm
)
Konsentrasi (M)
DHL vs Konsentrasi pada Suhu 33o
-
4.3.3 Pengaruh Suhu terhadap DHL pada Suhu 35o
4.3.4 Pengaruh Suhu terhadap DHL pada Suhu 37o
y = 10000x + 235,2 R = 0,6855
230
240
250
260
270
280
290
0 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 0,006
DH
L (
s/cm
)
Konsentrasi (M)
DHL vs Konsentrasi pada suhu 35o
y = 10100x + 214,5 R = 0,6815
220
225
230
235
240
245
250
255
260
265
270
0 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 0,006
DH
L (
s/cm
)
Konsentrasi (M)
DHL vs Konsentrasi pada Suhu 37o
-
4.3.5 Grafik ln KKM vs 1/T
4.4 Pembahasan
Surfaktan adalah senyawa pengaktif permukaan yang dapat diproduksi dari
reaksi kimia atau biokimia. Ciri utama surfaktan adalah memiliki molekul ampifilik
(konfigurasi kepala-ekor), yang berarti memiliki gugus polar dan non polar yang
molekulnya sama. SDS (Sodium Dodesil Sulphat) merupakan surfaktan 13onic13c
yang secara luas diproduksi untuk pembersih.
Menurut sifat 13onic dari molekul dalam larutan, surfaktan digolongkan:
1) surfaktan 13onic13c, terionisasi memberi muatan 13onic13c13 anion
hidrofobik dan sedikit muatan positif.
2) Surfaktan kationik, terionisasi membentuk banyak muatan positif kationik
hidrofobik dan sedikit muatan 13onic13c13 13onic13c hidrofobik.
3) Surfaktan amfoterik, surfaktan ini dapat bersifat 13onic13c kationik atau
netral tergantung pada pH larutan.
y = -900x + 12,124 R = 0,7797
9,15
9,16
9,17
9,18
9,19
9,2
9,21
9,22
9,23
0,00322 0,00323 0,00324 0,00325 0,00326 0,00327 0,00328 0,00329 0,0033 0,00331
ln K
KM
1/T
-
4) Surfaktan non 14onic, tidak terionisasi dalam larutan. Surfaktan ini biasanya
tidak toksik, netral, stabil terhadap elektrolit dan stabil dengan zat 14onic.
Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar
suatu larutan dan mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit dalam air dengan
cara menetapkan hambatan suatu kolom cairan selain itu konduktometer memiliki
kegunaan yang lain yaitu mengukur daya hantar listrik yang diakibatkan oleh gerakan
partikel di dalam sebuah larutan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar pada alat ini adalah
perubahan suhu dan konsentrasi. Dimana jika semakin besar suhunya maka daya
hantar pun juga akan semakin besar dan apabila semakin kecil suhu yang digunakan
maka sangat kecil pula daya hantar yang dihasilkan dan begitu dengan sebaliknya
antara konsentrasi dan daya hantar. Oleh sebab itu pengaruh suhu dan konsentrasi
dapat mempengaruhi daya hantar.
Misel adalah kumpulan molekul berukuran koloid, namun bersifat seperti
surfaktan, dimana hal ini disebabkan oleh adanya ekor hidrofobnya cenderung
berkumpul, dan kepala hidrofilnya memberikan perlindungan. Dan misel merupakan
penggabungan (agregasi dari ion ion surfaktan), dimana rantai hidrokarbon yang
lipofil akan menuju ke bagian dalam misel, meninggalkan gugus hidrofil yang
berkontak dengan medium air. Misel hanya terbentuk diatas konsentrasi Kritis Misel.
Hal ini dapat dilihat dari grafik yang ada diatas.
Pada percobaan ini kita menggunakan beberapa alat yaitu :
Konduktometer = Untuk menghitung daya hantar listrik (DHL) pada suatu
larutan
Waterbath = untuk menaikkan suhu pada larutan gelatin yang ingin kita
hitung DHLnya
Labu ukur = Untuk mengencerkan larutan gelatin dalam beberapa macam
konsentrasi.
Neraca analitik = Untuk menimbang gelatin dengan lebih akurat.
-
Adapun pada percobaan ini juga terdapat beberapa faktor kesalahan, yaitu :
Ketidak sensitifan alat konduktometer dalam mengukur DHL suatu larutan
Kesalahan paralaks yang berdampak pada pengamatan tanda batas tera pada
saat pengenceran.
Kesalahan awal berupa penimbangan dimana hasil pengenceran awal dan
seterusnya akan ters menerus salah atau tidak sesuai dengan yang Diharapkan.
Pada saat pelarutan gelatin tidak terlalu larut, sehingga konsentrasi awal yang
diinginkan akan berkurang dengan semestinya.
Adapun pertama tama adalah melarutkam gelatin dalam berbagai macam konsentrasi
dimana berbagai macam konsentrasi ini akan kita uji Daya Hantar Listriknya dengan
sebuah alat yang bernama konduktomter. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui
kondisi dimana misel terbentuk. Inilah yang dinamakan Konsentrasi Kritis Misel.
Gelatin adalah suatu bahan makanan yang bersifat koloid, dimana bersifat
juga seperti surfaktan yang pada salah satu sisi gugus molekulnya terdapat hidrofob
yaitu suatu gugus yang menolak air (polar) yang otomatis suka terhadap minyak
(non-polar), dan pada salah saatu sisinya bersifat hidrofilik, yaitu molekul yang suka
terhadap air.
Faktor faktor yang ikut berperan dalam membentuk misel adalah :
- Konsentrasi, yaitu suatu keadaan dimana konsentrasi adalah salah satu faktor
yang mempengaruhi pembentukan misel, dimana semakin tinggi konsentrasi
suatu larutan maka terjadinya misel akan semakin rendah yang ditandai
dengan tingginya daya hantar listrik (DHL).
- Suhu, dimana makin besar suhu makan akan makin besar pula DHL yang
akan dihasilkan, dimana pada suhu yang tinggi pertumbuhan molekul akan
semakin sering, hal ini yang meperanyak interaksi molekul yang terjadi.
-
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan grafik yang didapatkan makin besar konsentrasi maka Daya
Hantar Listrik akan makin bertambah
Berdasarkan grafik yang didapatkan makin besar konsentrasi maka Daya
Hantar Listrik akan makin bertambah
Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor atau yang di celupkan
dalam larutan akan menerima rangsang dari suatu ion-ion yang menyentuh
permukaan konduktor, lalu hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada
outputnya yakni berupa angka .
5.2 Saran
Sebaiknya menggunakan bahan lain yang bersifat surfaktan misalnya yaitu
detergen.
-
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P W. 1996. Kimia Jilid II Edisi IV. Jakarta : Erlangga.
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta : Gramedia.
Tim Kimia Fisik. 2010. Penentun Praktikum Termodinamika Kimia. Jember : FMIPA
Universitas Jember
Sukardjo. 1997. Termodinamika Kimia. Jakarta : Erlangga.
-
LEMBAR PENGESAHAN
Konsentrasi Kritis Misel
Samarinda, 20 April 2012
Asisten, Praktikan
Deasy Ridho R Rizka Maharana
0907035014 1007035003