laporan kimfis 3
TRANSCRIPT
Color In My Life
Home About Us Contact
FAQ Laporan Praktikum Kimia Tentang Termokimia
Posted in
Kamis, 31 Januari 2013
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Reaksi kimia berlangsung dengan menyerap atau membebaskan energi. Reaksi yang
membebaskan energi disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi yang menyerap energi disebut endoterm. Satu contoh reaksi eksoterm adalah pembakaran gas alam, sedangkan contoh reaksi endoterm adalah fotosintesis. Reaksi eksoterm umumnya berlangsung lebih dramatis daripada reaksi endoterm. Pada saat pereaksi mengalami pembebasan atau penyerapan, reaksi disertai sejumlah energi yang disebut dengan kalor reaksi.
Kebanyakan reaksi berlangsung dalam sistem terbuka dengan tekanan tetap (tekanan atmosfir). Jadi, kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap (dimana volume dapat berubah) dapat berbeda dari perubahan energi dalam (∆E). untuk menyatakan kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap para ahli mendefinisikan suatu besaran termodinamika, yaitu entalpi (H). Entalpi menyatakkan kandungan kalor zat atau sistem. Perubahan entalpi (∆H) dari suatu reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan oleh reaksi itu. Untuk mengetahui perubahan entalpi pada reaksi, maka kami melakukan percobaan dengan cara menetralkan NaOH dengan HCl, dengan menggunakan alat yang disebut kalorimeter.
B. Rumusan Masalah 1. Berapa mol NaOH dan HCl ?2. Berapa perubahan entalpi reaksi NaOH dan HCl ?3. Berapa perubahan entalpi reaksi penetralan 1 mol NaOH dan HCl ?4. Bagaimana persamaan termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCl ?
5. Reaksi kimia apa yang terjadi pada proses penetralan NaOH dan HCl ?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui mol NaOH dan HCl.2. Untuk menentukan perubahan entalpi reaksi NaOH dan HCl.3. Untuk menentukan perubahan entalpi penetralan 1 mol NaOH dan HCl.4. Untuk mengetahui persamaan termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCl.5. Untuk mengetahui reaksi kimia yang terjadi pada proses penetralan NaOH dan HCl.
D. Manfaat Penelitian 1. Dapat mengetahui mol NaOH dan HCl.2. Dapat mengetahui perubahan entalpi reaksi NaOH dan HCl.3. Dapat mengetahui perubahan entalpi penetralan 1 mol NaOH dan HCl.4. Dapat mengetrahui mengetahui persamaan termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCl.5. Dapat mengetahui reaksi kimia yang terjadi pada proses penetralan NaOH dan HCl.
BAB IIDASAR TEORI
A. KalorimetriKalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau perubahan
fisik. Kalorimeter adalah alat untuk mengukur panas dari reaksi yang dikeluarkan.Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata kalorimetri berasal dari bahasa Latin yaitu calor, yang berarti panas.
Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada makhluk hidup yang memproduksi karbondioksida dan buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavosier (1780) mengatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal itu membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran panas oleh makhluk hidup juga dapat dihitung oleh perhitungan kalorimetri langsung (direct calorymetry), dimana makhluk hidup ditempatkan didalam kalorimeter untuk dilakukan pengukuran.
Jika benda atau system diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur perubahan suhu tersebut, bersamaan dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan panas.
Sebagai contoh, jika energi dari reaksi kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah panas yang ditambahkan. Kalorimeter digunakan untuk menghitung energi dari makanan dengan membakar makanan dalam atmosfer dan mengukur jumlah energi yang meningkat dalam suhu kalorimeter.
Bahan yang masuk kedalam kalorimetri digambarkan sebagai volume air, sumber panas yang dicirikan sebagai massa air dan wadah atau kalorimeter dengan massanya dan panas spesifik. Keseimbangan panas diasumsikan setelah percobaan perubahan suhu digunakan untuk menghitung energi tercapai.
Cara penemuan kalor reaksi dengan menggunakan calorimeter disebut kalorimeter. Data ∆H reaksi yang terdapat pada tabel-tabel umumnya ditentukan secara kalorimetris.
Kelorimeter adalah suatu sistem terisolasi (tidak ada pertukaran materi maupun energi dengan lingkungan diluar kalorimeter). Dengan demikian, semua kalor yang dibebaskan oleh reaksi yang terjadi didalam kalorimeter tidak ada yang terbuang keluar kalorimeter. Dengan mengukur kenaikan suhu di dalam kelorimeter, kita dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat kalorimeter berdasarkan rumus :
q air = m x c x ∆Tq bom = C x ∆Hdengan, q = jumlah kalor
m = massa air (larutan) di dalam kelorimeter (gram)
c = kalor jenis air (larutan) di dalam kelorimeter (J ) C = kapasitas kalor dari bom kalorimeter ∆H = kenaikan suhu larutan (kalorimeter)
ΔT = perubahan suhu (C atau K)
Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kelor rekasi sama dengan kalor yang diserap oleh air (larutan) dan bom, tetapi tandanya berbeda..
q reaksi = -(q air + q bom)
Bagan kalorimeter bom yang digunakanuntuk reaksi-reaksi pembakaran
Bagan kalorimeter sederhanaKalorimetri bom terdiri dari sebuah bom (wadah tempat berlangsungnya reaksi
pembakaran, biasa terbuat dari bahan stainless steel) dan sejumlah air atau suatu larutan yang dibatasi dengan wadah kedap panas.
Kalorimeter sederhana dapat disusun dari 2 buah gelas styrofoam seperti gambar diatas. Styrofoam merupakan bahan nonkonduktor, sehingga jumlah kalor yang diserap atau yang berpindah ke lingkungn dapat di abaikan. Jika suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka kalor sepenuhnya akan diserap oleh larutan di dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi yang berlangsung tergolong endoterm, maka kalor itu diserap dari larutan di dalam gelas. Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan, sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.
q reaksi = - q larutanKalorimeter yang baik memiliki kapasitas kalor kecil. Artinya kalorimeter tersebut
benar-benar sebagai sistem yang terisolasi, sehingga perubahan kalor yang terjadi dari reaksi hanya berpengaruh terhadap perubahan suhu air atau larutan yang ada di dalam kalorimeter.
Reaksi yang berlangsung dalam calorimeter merupakan reaksi yang berlangsung pada volum konstan (∆V = 0), maka perubahan kalor yang terjadi dalam sistem akan sama dengan perubahan energi dalamnya.
∆U = qPengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran, dapat dilakukan
manggunakan kalorimeter pada tekanan konstan. Misalnya pada kalorimeter stirofoam yang dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter jenis ini umunya dilakukan untuk mengukur kalor reaksi di mana reaksinya berlangsung dalam bentuk larutan, misalnya untuk mengukur perubahan kalor yang terjadi pada reaksi netralisasi asam-basa.
Pada kalorimeter yang reaksi kimianya berlangsung pada tekanan konstan (∆P = 0), maka perubahan kalor yang terjadi dalam sistem akan sama dengan perubahan entalpinya.
∆H = q
Oleh karena dianggap tidak ada kalor Termokimia adalah ilmu yang membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan
reaksi kimia. Dalam praktiknya termokimia lebih banyak berhubungan dengan pengukuran kalor yang menyertai reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan perubahan struktur zat, misalnya perubahan wujud atau perubahan struktur kristal. Untuk mempelajari perubahan kalor dari suatu proses perlu kiranya dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan energi apa saja yang dimiliki oleh suatu zat, bagaimana energi tersebut berubah, bagaimana mengukur perubahan energi tersebut, serta bagaimana pula hubungannya dengan struktur zat.
Yang diserap maupun dilepaskan oleh sistem ke lingkungan selama reaksi berlangsung, maka :
q + q + q = q
B. H Cl (Asam Klorida)Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (H Cl ). Ia adalah asam
kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif.
C. NaOH (Natrium Hidroksida) Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium
hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen.Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
NaOHNama sistematis Natrium hidroksidaNama lain Soda kaustikRumus Molekul NaOH
Densitas 2,1 g/ cm3, padatTitik leleh 318oC (591 K)
: Titik didih 1390oC (1663 K)Kelarutan dalam air 111 g/ 100 mL (20oC)Massa molar 39,9971 g/molPenampilan zat padt putihTitik nyala tidak mudah terbakar
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan : Alat :
1. Calorimeter2. Gelas Kimia 100 mL3. Gelas Ukur 25 mL4. Termokimia5. Pipet tetes
Bahan :1. Larutan NaOH 3 M2. Larutan HCl 3 M
B. Cara Kerja1. Ambil 10 mL Larutan NaOH 3 M, kemudian masukkan ke dalam gelas kimia. Ukur suhu
NaOH sebagai suhu awal.2. Ambil 10 mL larutan HCl 3 M, kemudian masukkan ke dalm gels kimia. Ukur suhu HCl
sebagai suhu awal reaksi.3. Masukkan kedua larutan ke dalam kelorimeter kemudian diaduk.4. Catat suhu maksimal (suhu paling tinggi) sebagai suhu akhir reaksi.5. Ulangi langkah 1 sampai 4 diatas sebanyak 3 kali.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pelaksanaan : Selasa, 8 Oktober 2012 Tempat : Laboratorium Kimia SMA N 1 Jetis
BAB IVDATA DAN PEMBAHASAN
A. Tujuan Percobaan : Menentukan perubahan entalpi reaksi penetralan NaOh dan HCl.
B. Alat dan Bahan : Alat :
1. Calorimeter2. Gelas Kimia 100 mL3. Gelas Ukur 25 mL4. Termokimia5. Pipet tetes
Bahan :1. Larutan NaOH 3 M2. Larutan HCl 3 M
C. Cara Kerja1. Ambil 10 mL Larutan NaOH 3 M, kemudian masukkan ke dalam gelas kimia. Ukur
suhu NaOH sebagai suhu awal.2. Ambil 10 mL larutan HCl 3 M, kemudian masukkan ke dalm gels kimia. Ukur suhu HCl
sebagai suhu awal reaksi.3. Masukkan kedua larutan ke dalam kelorimeter kemudian diaduk.4. Catat suhu maksimal (suhu paling tinggi) sebagai suhu akhir reaksi.5. Ulangi langkah 1 sampai 4 diatas sebanyak 3 kali.
D. Data Pengamatan
Pengamatan 1No Larutan Suhu awal Volume
(mL)Molaritas
(M)Suhu rata-
rataSuhu akhir
1 NaOH 30 10 3 82 HCL 31 10 3
Total 61 20 6 8
Pengamatan 2No Larutan Suhu awal Volume
(mL)Molaritas
(M)Suhu rata-
rataSuhu akhir
1 NaOH 30 10 3 9,52 HCL 31 10 3
Total 61 20 6 9,5
Pengamatan 3No Larutan Suhu awal Volume
(mL)Molaritas
(M)Suhu rata-
rataSuhu akhir
1 NaOH 31 10 3 82 HCL 31 10 3
Total 62 20 6 8
E. Pertanyaan1. Hitung Mol NaOH dan HCl!2. Hitung Perubahan entalpi Reaksi!3. Hitung Perubahan entalpi reaksi penetralan 1 mol NaOH dan HCl!4. Tuliskan Persamaan termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCl!
F. Pernyataan
Sebanyak 10 mL (=10 gram) larutan HCl 1 M bersuhu 30 dicampur dengan 10
mL (=10 gram) NaOH 1 M bersuhu 31 dalam suatu calorimeter gelas Styrofoam. Suhu
campur 38,5 . Kelor jenis larutan dianggap sama dengan klor jenis air yaitu 4,18
J perubahan entalpi reaksi :
1. Mol NaOH dan HCL:
10 mL = 0,01 L. Maka:
1 Mol NaOH = M X V = 3 X 0,01 L = 0,03 M
1 Mol HCL = M X V = 3 X 0,01 L = 0,03 M
2. Perubahan Entalpi Reaksi
10 mL = 10 g
Massa NaOH +HCL = 10g + 10g
= 20g
q larutan 1 = m (NaOH + HCL) x c x ∆T
= 20g x 4,18 J X 8 K
= 668,8 J
q reaksi = -q larutan
= -668,8 J
q larutan 2 = m (NaOH + HCL) x c x ∆T
= 20g x 4,18 Jg^(-1) K^(-1) X 9,5 K
= 794,2 J
q reaksi = -q larutan
= -794,2 kJ
q larutan 3 = m (NaOH + HCL) x c x ∆T
= 20g x 4,18 Jg^(-1) K^(-1) X 16 K
= 668,8 J
q reaksi = -q larutan
= -668,8 J
Jadi, ∆H = 668,8+794,2+668,8
= -2131,8 J
3. Perubahan Entalpi Reaksi penetralan 1 mol NaOH dan HCL
q (1 mol NaOH dan 1 mol HCL)
= x -2131,8 J
= -71060 J
=-71,06 kJ
4. Persamaan termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCL
∆H = -71,06 kJ
BAB VPENUTUP
A. KesimpulanDari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Mol NaOH dan HCl yaitu 0.03 mol.2. Perubahan entalpi reaksi NaOH 10 ml dan HCl 10 ml adalah
-2131,8 J.3. Perubahan entalpi dari penetralan 1 mol NaOH dan HCl
adalah -71,06 kJ/mol.4. Persamaan termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCl
yaitu, NaOH + HCl ->NaCl + H2O ∆H = - 71,06 kJ/mol
5. Reaksi kimia yang terjadi pada proses penetralan NaOH dan HCl adalah reaksi eksoterm,
karena NaOH dan HCl membebaskan energi sehingga perubahan entalpinya bertanda negatif.6. Perubahan entalpi reaksi yang di lepaskan atau diserap hanya
bergantung kepada keadaan awal dan keadaan akhir. Semakin tinggi temperatur reaksi makin cepat laju reaksinya.
7. Perubahan kalor pada suatu zat atau sistem di tentukan oleh perubahan suhu, masa zat dan kalor jenis, kalor jenis adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat setinggi 1 k.
8. Menghitung banyaknya kalor yang dibebaskan atau diserap berdasarkan suhu pada larutan yang masa dan kapasitas panas bahan kalori ternyata ditentukan.
2. Saran
Jika melakukan pengamatan pada suatu larutan lakukanlah dengan teliti dalam mengamati, jangan tergesa-gesa agar tidak terjadi kesalahan pada waktu pengukuran suhu dan dalam mengukur volum larutan harus sesuai takaran jangan kurang atau lebih karena dapat mempengaruhi hasil reaksi yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Asam Klorida. Diambil 25 Oktober 2011http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorida
Anonim. 2011. Kalorimetri. Diambil 25 Oktober
2011 http://id.wikipedia.org/wiki/kalorimetri Purba, Michael. 2004. KIMIA UNTUK SMA KELAS XI 2A. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 2006. KIMIA UNTUK SMA KELAS XI. Jakarta: Erlangga.
. Penentuan tetapan kalorimeter
Percobaan pertama bertujuan untuk menentukan tetapan kalorimeter dengan menggunakan
air panas dan air dingin. Air panas dan air dingin dengan volume yang sama dicampurkan
dalam kalorimeter diaduk, dan diamati temperaturnya. Berdasarkan catatan suhu yang
didapatkan pada percobaan, suhu campuran air dingin dan air panas berkisar antara 33 oC –
35 oC.
Pada percobaan penentuan tetapan kalorimeter ini di dapatkan peningkatan suhu saat
penambahan bahan lain yakni air panas. Sebelum ditambah dengan air panas, suhu air dalam
kalorimeter sebesar 30 oC. Dan ketika ditambahkan air panas, temperatur air naik menjadi
35 oC. Pada percobaan ini terjadi proses secara eksotermik karena sistem melepaskan kalor.
Hal tersebut dapat dilihat pada data hasil pengamatan yang menunjukkan penurunan suhu
sistem (Campuran) yang mula-mula sebesar 35 oC turun perlahan-lahan menjadi 33 oC.
Jika kalorimeter tidak menyerap kalor dari campuran air, maka kalor yang diberikan oleh air
panas sama dengan kalor yang diserap oleh air dingin. Tetapi karena kalorimeter juga ikut
menyerap kalor, maka kalor yang diserap oleh kalorimeter adalah selisih kalor yang
diberikan oleh air panas dikurangi dengan kalor yang diserap oleh air dingin (q3 = q2 – q1).
Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan cara membagi jumlah kalor yang diserap oleh
kalorimeter (q3) dengan penghangatan perubahan suhu pada kalorimeter.
C = q3∆TC = tetapan kalorimeter (J/K)
q = kalor yang diserap (J)
ΔT = perubahan suhu (K)
Berdasarkan perhitungan diperoleh tetapan kalorimeter sebesar 52 J/K
2. Penentuan Kalor Pelarutan Etanol Dalam Air
Kalor atau panas pelarutan dari etanol dapat diperoleh dengan cara
mencampurkan zat tersebut ke dalam kalorimeter yang berisi air dingin, sehingga akan
bereaksi dan akan timbul suatu reaksi yang disertai dengan perubahan suhu, dan pelepasan
sejumlah kalor. Perubahan kalornya tergantung ada konsentrasi awal dan akhir larutan yang
terbentuk.
Dalam percobaan ini, dihasilkan panas pelarutan,sehingga temperatur campuran air dengan
etanol meningkat. Adapun peningkatan suhu campuran terjadi karena adanya kalor pelarutan
yaitu kalor yang menyertai pelarutan etanol dalam air.
3. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
Inti dari percobaan ini adalah menentukan kalor pada reaksi HCl dan NaOH. Mula-mula
larutan HCl dimasukkan kedalam kalorimeter dan dicatat temperaturnya, kemudian larutan
NaOH yang temperaturnya sama dengan temperatur HCl tadi dicampurkan dengan HCl.
Setelah diamati terjadi perubahan suhu HCl sebelum dan sesudah dicampurkan dengan
NaOH.
Pada peercobaan terjadi reaksi antara asam klorida (HCl) dan basa natrium hidroksida
(NaOH) yang menghasilkan garam dengan air. Reaksi tersebut dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Yang bertindak sebagai sistem dalam reaksi ini adalah HCl dan NaOH dan yang bertindak
sebagai lingkungan adalah air dan, sebagai medium pelarut kedua zat tersebut. Pada reaksi
tersebut suhu larutan meningkat, hal ini terjadi karena pada saat reaksi terjadi pelepasan
kalor. Kalor yang dilepaskan oleh sistem reaksi (NaOH dan HCl) diserap oleh lingkungan
pelarut dan material lain (Kalorimeter). Akibatnya suhu lingkungan naik yang ditunjukkan
oleh kenaikan suhu larutan. Jadi dalam percobaan tersebut yang diukur bukanlah suhu sistem,
melainkan suhu lingkungan tempat terjadinya reaksi. Sedangkan sistem pada reaksi tersebut
suhunya turun dan mencapai keadaan stabil membentuk NaCl dan H2O.
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal, yakni :
Pada masing-masing percobaan, campuran antara kedua larutan selalu mengalami
perubahan temperatur.
Perubahan temperatur pada penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH relatif lebih
besar dibandingkan perubahan kalor pada percobaan lain.
Setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan kalor.
Salah satu cara untuk mengukur perubahan kalor adalah dengan melakukan percobaan
menggunakan kalorimeter.
I. Kemungkinan kesalahan
Kurang terampilnya praktikan dalam melakukan percobaan
Kurang terampilnya praktikan dalam membaca suhu pada termometer
Daftar Pustaka
Anonim. 2009. Termokimia, http://akuadalahorangsukses.blogspot.com/../archive.html
Anonim. 2009. Termokimia, http://aatuhalu.wordpress.com/../Termokimia.htm
Hiskia, A dan Tumapalu. 1991. Stoikiometri Energi Kimia, Bandung : ITB Press
Syukri S. 1999. Kimia Dasar I, Bandung : ITB Press
4.2 Pembahasan
Termokimia adalah cabang dari termodinamika karena tabung reaksi dan isinya
membentuk sistem yang mempelajari kalor dalam suatu reaksi kimia. Contoh termokimia
dalam kehidupan sehari-hari adalah termos air. Termos air memiliki lapisan dalam yang
dirancang sedemikian rupa dan diisolasi sehingga panas air yang ada di dalam termos tidak
dapat keluar dari sistemnya sehingga air tetap panas.
Tetapan kalorimeter dapat diperoleh dengan mencampurkan akuades yang bersuhu
kamar dengan akuades yang bersuhu 100C lebih tinggi dari suhu kamar dengan volume yang
sama lalu memasukkannya ke dalam kalorimeter. Hitung suhu campuran tersebut dengan
selang waktu tertentu sambil diaduk. Saat pencampuran terjadi pelepasan kalor dari akuades
bersuhu tinggi (panas) ke akuades bersuhu rendah (dingin). Akuades dingin menerima kalor
dari akuades panas sehingga didapat suhu campuran. Namun, kalor yang dilepas air panas
tidak sama dengan kalor yang diserap air dingin karen kalorimeter juga ikut menyerap kalor.
Maka besar kalor yang diserap oleh kalorimeter adalah selisih antara kalor yang dilepas air
panas dengan kalor yang diserap air dingin.
Penentuan kalor reaksi Zn+CuSO4 dapat diperoleh dengan memsaukkan larutan
CuSO4 ke kalorimeter lalu mengukur suhunya. Campurkan bubuk Zn ke kalorimeter dan ukur
suhu campurannya. Perubahan konsentrasi awak dan akhir larutan adalah perubahan kalor
yang terjadi.
Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air dapat diperoleh dengan mengukur suhu
awal air di dalam kalorimeter lalu mengukur suhu etanol dan mencampurkan etanol ke dalam
air.suhu campuran diukur selang beberapa menit.
Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH diperoleh dengan mengukur suhu HCl di
dalam kalorimeter dan mengukur suhu NaOH sehingga suhunya sama dengan HCl lalu
mencampurkannya ke dalam kalorimeter dan mengukur suhunya.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan
panas.Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia
dengan eksperimen disebut kalorimetri. Prinsip kerja kalorimeter adiabatik adalah tidak
terjadi perpindahan panas antara sistem dan lingkungan. Kalorimeter adiabatik sederhana
disusun sedemikian rupa dengan menggunakan isolator yang ditempatkan di sekeliling gelas
kimia agar dapat memperlambat pertukaran kalor antara sistem dengan lingkungan.
4.2.1 Analisis Prosedur
a. Penetapan Kalorimeter
Akuades sebanyak 20cm3 dimasukkan ke kalorimeter dan dicatat
temperaturnya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan suhu awal akuades dingin (T1),
keadaaan ini terjadi pada saat isotermal. Dipanaskan akuades 20cm3 ke gelas kimia sampai
suhunya 100C diatas suhu T1. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan suhu akuades kedua (T2).
Akuades dicampurkan ke kalorimeter dan diaduk. Pengadukan bertujuan untuk
mencampurkan akuades panas dan akuades dingin agar keduanya homogen. Dicatat suhu
pencampuran selang waktu 1 menit. Hal ini untuk mendapatkan suhu campuran akuades.
Dibuat kurva pengamatan temperatur vs selang waktu. Hal ini untuk mengatahui harga
penurunan akuades panas dan akuades dingin. Pada saat terjadi pencanpuran, suhu akuades
panas dan akuades dingin mengalami perubahan. Suhu akuades panas akan turun dan suhu
akuades dingin akan meningkat akibat adanya pelepasan kalor oleh akuades panas dan
penyerapan kalor pada akuades dingin. Namun kalor yang diserap air dingin tidak sama
dengan kalor yang dilepas air hangat. Hal ini dikarenakan kalorimeter juga ikut menyerap
panas yang dilepas oleh air panas.
b. Penentuan Kalor reaksi Zn +CuSO4
CuSO4 dimasukkan sebanyak 40 cm3 1 M ke dalam kalorimeter dan dicatat
suhu selama 2 menit selang waktu ½ menit. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kenaikan
atau penurunan suhu CuSO4 setiap selang waktu 30 detik dan di dapatkan suhu awal
CuSO4 (T1). Bubuk Zn ditimbang sebanyak 3 gram dan dimasukkan ke kalorimeter. Hal ini
bertujuan utnuk mereaksikan Zn dengan CuSO4. Dicatat suhu pencampuran selama 10 menit
sekang waktu 1 menit. Kenaikan temperatur diukur dengan grafik.
c. Penentuan Kalor pelarutan Etanol dalam Air
Air sebanyak 18 cm3 dimasukkan ke kalorimeter dan diukur temperatur air
selama 2 menit selang waktu ½ menit. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan suhu konstan air
sebagai suhu awal air. Diukur temperatur etanol sebanyak 29 cm3 di dalam gelas beker. Dari
perlakuan ini akan didapatkan suhu etanol sebelum pencampuran. Dicampurkan etanol ke
dalam kalorimeter berisi air dan dicatat suhu pencampuran selama 4 menit selang waktu ½
menit. Perlakuan ini akan didapatkan suhu campuran air-etanol. Diulangi percobaan untuk
variasi volume air dan etanol yang berbeda. Variasi volume etanol dan air yang berbeda akan
memberikan informasi mengenai hubungan antara ∆H dengan banyaknya mol air dalam mol
etanol.
d. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
Asam klorida 2 M sebanyak 20 cm3 dimasukkan ke dalam kalorimeter dan
diukur suhunya. Perlakuan ini akan didapatkan suhu awal asam klorida. NaOH 2,05 M
sebanyak 20 cm3 dicatat suhunya hingga suhunya sama dengan suhu HCl. Perlakuan ini
bertujuan untuk menyamakan suhu HCl dengan NaOH, sebab apabila suhu keduanya berbeda
maka terjadi dua perubahan kalor yaitu perubahan kalor reaksi dan perubahan kalor campuran
dengan suhu yang berbeda. Dicampurkan basa ke kalorimeter dan diukur suhu campuran
selama 5 menit dengan selang waktu ½ menit. Reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi
asam kuat oleh basa kuat karena larutan asam yang pertama kali dimasukkan ke kalorimeter.
Dibuat grafik untuk memperoleh perubahan temperatur akibat reaksi ini. reaksi pada
percobaan ini adalah
HCl + NaOH - NaCl +H2O
4.2.2 Analisis Hasil
a. Penentuan kalorimeter
Air panas dan air dingin yang dicampurkan mengalami perubahan kalor. Air dingin
menyerap kalor dari air panas dan air panas melepas kalor ke air dingin. Namun kalor yang
dilepas tidak sama dengan kalor yang ditrerima air dingin karena kalorimeter turut menyerap
panas dari air panas. Dari percobaan diperoleh tetapan kalorimeter (k) sebesar +13,361
kj/mol. Tanda positif menunjukkan bahwa terjadi reaksi endoterm yaitu penyerapan kalor
sebesar 13,361 dalam setiap molnya. Grafik menunjukkan bahwa pencampuran air panas dan
air dingin mengalami penurunan suhu pada menit awal yaitu 330C pada menit pertama.
Namun, pada menit menit selanjutnya (menit ke 4 sampai 10) suhu campuran konstan yaitu
320C.
b. Penentuan Kalor reaksi Zn+CuSO4
Reaksi antara Zn dengan CuSO4 adalah
Zn + CuSO4+2e ZnSO4 +Cu2+
Suhu sebelum dan sesudah pencampuran berubah yaitu semakin naik karena
Zn bereaksi dengan CuSO4 sehingga memerlukan energi untuk melepaskan Cu menjadi
Cu2+ Zn untuk mengikat SO4. Entalpi yang dihasilkan yaitu sebesar +15,475 kj/ mol. Tanda
positif menunjukan bahwa terjadi reaksi endoterm yaitu penyerapan kalor. Nilai sebesar
15,475 kj/mol menyatakan bahwa kalor yang dibutuhkan untuk membentuk satu mol
ZnSO4 sebesar 15,475 kj.
c. Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air
Kalor pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau
dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar. Pelarutan etanol dalam air
mengalmai perubahan kalor maksimum saat etanol dilarutkan dalam air yang tak terhingga.
Pada grafik, perubahan entalpi semakin besar maka mol etanol semakin sedikit. Namun pada
saat mencapai ∆H maksimum yaitu 3,626 kj, mol etanol masih mengalami penurunan
meskipun ∆H mengalami penurunan. ∆H kembali sedikit naik pada saat mencapai jumlah
mol paling minimum. Penurunan ∆H disebabkan oleh jumlah air yang terlalu besar
sedangkan jumlah etanol terlalu kecil sehingga air tidak dapat menyerap kalor dari etanol
lagi.
d.Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH
Pencampuran basa kuat ke dalam asam kuat mengakibatkan adanya panas netralisasi
yang disebabkan oleh netralisasi asam oleh basa kuat. Selama lima menit, suhu NaOh dengan
HCl konstan yaitu 380C. Hal ini disebabkan untuk menghindari terjadinya reaksi perubahan
kalor campuran larutan yang memiliki suhu berbeda. Perubahan entalpi pada kalor penetralan
didapat sebesar +32,62 kj/mol. Tanda positif menunjukan bahwa terjadi reaksi endoterm
yaitu penyerapan energi. Nilai 32,62kj menunjukan bahwa kalor yang dibutuhkan untuk
menetrlakan saru mol campuran HCl dengan NaOH sebesar 32,62 kj. Reaksi yang terjadi
pada percobaan ini adalah
HCl+NaOH NaOH + H2O ∆H = +32,62kj/mol
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Penentuan tetapan kalorimetri berdasarkan percobaan diperoleh sebesar 13,361
joule/mol. Entalpi reaksi dari Zn+CuSO4 diperoleh sebesar 15, 47 kj/mol. Kalor pelarutan
etanol dalam air pada ∆H terakhir sebesar 2,787 kj/mol . Kalor penetralan HCl danNaOH
sebesar .
5.2 Saran
Praktikum selanjutnya disarankan agar melakukan percobaan kalor penetralan basa
lemah dengan asam kuat dan membandingkan hasilnya dengan penetralan asam kuat dengan
basa kuat.