makalah tegangan permukaan kimfis

Upload: adinda-diandri-putri

Post on 07-Jul-2018

517 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    1/44

    MAKALAH PBL 3

    MATA KULIAH KIMIA FISIKA

    TEGANGAN PERMUKAAN

    Disusun oleh :

    KELOMPOK 3

    Adinda Diandri Putri (1406553013)

    Mohamad Aufar Ghaizani (1406552944)

    Nur Annisa (1406552931)

    Rossalina Kurniawan (1406552982)

    Tubagus Rizaldy (1406552950)

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK

    2015

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    2/44

      "

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………...2

    PETA KONSEP ………………………………………………………………………………..3

    BAB I LANDASAN TEORI ……………………………………………………………………….4

    BAB II JAWABAN PERTANYAAN ……………………………………………………………..11

    Bagian A ………………………………………………………………………………11

    Bagian B ………………………………………………………………………………17

    Bagian C ………………………………………………………………………………29

    BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………43

    DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………44

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    3/44

      #

    PETA KONSEP

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    4/44

      $

    BAB I

    LANDASAN TEORI 

    Tegangan Permukaan 

    • Pengertian Tegangan Permukaan

    Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang menyebabkan

     permukaan cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan

    oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa segera

    diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan kecil

    cairan. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair

    (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan terjadi karena

     permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga permukaannya tampak seperti

    selaput tipis. Tegangan permukaan ini dipengaruhi oleh gaya-gaya kimia antara

    molekul air, seperti gaya tarik antar-molekul.

    Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya tiap satuan panjang yang bekerja pada

     permukaa zat atau sebagai energi persatuan luas yang diperlukan untuk meningkatkan area

     permukaan suatu cairan yang diakibatkan oleh gaya antarmolekul. Dalam sudut

    termodinamika, tegangan permukaan juga dapat dideskripsikan sebagai suatu peristiwa dimana

    cairan memiliki tendensi mengurangi permukaan hingga titik rendah dari potensial energi

     permukaan yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan permukaan.

    Tegangan permukaan (!) adalah intensitas gaya tarik modulus persatuan panjang

    sepanjang suatu garis di permukaan.

    ! "  #

    $% ............... (1)

    ! = tegangan permukaan (dyne/cm)

    & = gaya yang dibutuhkan untuk memecah lapisan film (N/dyne)

    ' = panjang benda (m/cm)

    Karena cairan cenderung menurunkan luas permukaannya, dibutuhkan kerja dari luar,

    dimana usaha yang dibutuhkan adalah

    ( " &*+ ............... (2)

    ( " ! ,* '* + " !* -. ............... (3)

    •  Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    5/44

      %

    a.  Jenis cairan

    Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air,

    maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin

    karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.

     b.  Suhu

    Tegangan permukaan cairan turun bila suhu naik, karena dengan bertambahnya suhu

    molekul- molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh interaksi antara

    molekul berkurang sehingga tegangan permukaannya menurun.

    c. 

    Adanya zat terlarut

    Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan tegangan

     permukaan. Untuk air adanya elektrolit anorganik dan non elektrolit tertentu seperti

    sukrosa dan gliserin menaikkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya zat- zat

    seperti sabun, detergen, dan alkohol adalah efektif dalam menurunkan tegangan

     permukaan (Yazid, 2005).

    d.  Surfaktan

    Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena

    cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan

    mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun

    merupakan salah satu contoh dari surfaktan.

    e.  Konsentrasi zat terlarut

    Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap

    sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorpsi pada permukaan larutan.

    Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan

    tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar

    daripada didalam larutan.Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan

    menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil

    daripada didalam larutan.

    •  Fenomena Penting Akibat Tegangan Permukaan

    o  Kapilaritas

    Peristiwa kapilaritas adalah naik turunnya permukaan zat cair melalui pipa kapiler.

    Kapilaritas terjadi karena gaya kohesi dari tegangan permukaan dan gaya adhesi

    antara zat cair dan tabung kaca. Peristiwa ini tanpa disadari terjadi disekeliling kita

    seperti peristiwa naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor adalah peristiwa

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    6/44

      &

    kapilaritas. Pengisapan air dan unsur hara oleh tumbuhan melalui jaringan kapiler

    merupakan peristiwa kapilaritas. Hal lainnya yaitu pengisapan air oleh kertas atau

    kain juga merupakan peristiwa kapilaritas.

    o  Bentuk Tetesan adalah Bulat

    Tetes cairan memiliki bentuk hampir bulat. Karena tegangan permukaan, permukaan

     bebas dari cairan cenderung untuk mencapai luas permukaan minimum. Karena bola

    memiliki luas permukaan minimum untuk volume tertentu cairan, cairan mencoba

    mengadopsi bentuk bola. Contohnya adalah tetesan air atau tetesan merkuri.

    SURFAKTAN

    •  Pengertian, Karakteristik, dan Fungsi Surfaktan

    Surfaktan (Surface active agent ) adalah bahan aktif permukan yang dapat

    diproduksi secara sintesis kimia maupun biokimia. Karakteristik utama surfaktan

    adalah pada aktifitas permukaannya. Surfaktan mampu meningkatkan kemampuan

    menurunkan tegangan permukaan dan antar muka suatu cairan, meningkatkan

    kemampuan pembentukan emulsi minyak dalam air, mengubah kecepatan agregasi

     partikel terdispersi yaitu dengan menghambat dan mereduksi flokulasi dan coalescence

     partikel yang terdispersi sehingga kestabilan partikel yang terdispersi semakin

    meningkat. Surfaktan juga mampu mempertahankan gelembung atau busa yang

    terbentuk lebih lama. Karena sifatnya dapat menurunkan tengangan permukaan,

    surfaktan dapat digunakan sebagai bahan pembasah, bahan pengemulsi dan bahan

     pelarut.

    Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan

     bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (hidrofobik). Bagian polar molekul

    surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Umumnya bagian non polar

    (hidrofobik) adalah merupakan rantai alkil yang panjang ”ekor”, sementara bagian yang

     polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil dan nampak sebagai “kepala” surfaktan.

    Gambar 1. Representasi Struktur Surfaktan

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    7/44

      '

    Gugus hidrofilik pada surfaktan bersifat polar dan mudah bersenyawa dengan

    air, sedangkan gugus hidrofobik bersifat non polar dan mudah bersenyawa dengan

    minyak. Pada suatu molekul surfaktan, salah satu gugus harus lebih dominan

     jumlahnya. Molekul-molekul surfaktan akan diadsorpsi lebih kuat oleh air

    dibandingkan dengan minyak apabila gugus polarnya yang lebih dominan. Sebaliknya,

    apabila gugus non polarnya lebih dominan, maka molekul-molekul surfaktan tersebut

    akan diadsorpsi lebih kuat oleh minyak dibandingkan dengan air. Akibatnya tegangan

     permukaan minyak menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase

    kontinyu. 

    •  Pengertian Misel

    Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan

     permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan

    konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan

    melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi

    terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle C oncentration (CMC). Tegangan

     permukaan akan menurun hingga cmc tercapai. Setelah cmc tercapai, tegangan

     permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh

    danterbentuk misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya. 

    •  CMC (Critical Micelle Concentration)

    Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan

     permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan

    konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan

    melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel, konsesntrasi

    terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration  (CMC). Tegangan

     permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan

     permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan

    terbentuk misel yang berada daam keseimbangan dinamis dengan monimernya

    (Genaro, 1990).

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    8/44

      (

    Gambar 2. Struktur Misel

    •  Penggunaan/Aplikasi Surfaktan

    Penggunaan surfaktan sangat bervariasi, seperti bahan deterjen, kosmetik,

    farmasi, makanan, tekstil, plastik dan lainlain. Beberapa produk pangan seperti

    margarin, es krim, dan lain-lain menggunakan surfaktan sebagai satu bahannya. Syarat

    agar surfaktan dapat digunakan untuk produk pangan yaitu bahwa surfaktan tersebut

    mempunyai nilai  Hydrophyle Lypophyle Balance  (HLB) antara 2-16, tidak beracun,

    serta tidak menimbulkan iritasi. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu

    sebagai bahan pembasah (wetting agent ), bahan pengemulsi (emulsifying agent ) dan

     bahan pelarut ( solubilizing agent ). 

    ADSORPSI

    •  Pengertian Adsorpsi

    Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada

     permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaaan zat

    tersebut. Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana adsorbat

    adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya,

    sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa

    senyawa karbon.

    Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom atau

    molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau

    zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang

    mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai

    gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap

    masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat

     pada permukaannya (Sukardjo, 1990).

    Komponen yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), sedangkan daerah tempat

    terjadinya penyerapan disebut adsorben (adsorbent  / substrate). Berdasarkan sifatnya,

    adsorpsi dapat digolongkan menjadi adsorpsi fisik dan kimia. 

    Perbedaan adsorpsi fisika dan kimia : 

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    9/44

      )

    •  Faktor-faktor yang mempengaruhi Adsorpsi, yakni:

    a.  Waktu kontak f. pH

     b.  Karakteristik adsorben g. Temperatur

    c. 

    Luas permukaan

    d.  Kelarutan adsorbat

    e.  Ukuran molekul adsorbat

    •  Isoterm Adsorpsi

    Isoterm adsorpsi adalah adsorpsi yang menggambarkan hubungan antara zat

    yang teradsorpsi oleh adsorben dengan tekanan atau konsentrasi pada keadaan

    kesetimbangan dan temperatur konstan. Persamaan yang sering digunakan untuk

    menggambarkan data percobaan isoterm telah dikembangkan oleh

    1) Freundlich,

    2) Langmuir, dan

    3) Brunauer, Emmett, dan Teller (Isoterm BET).

    Adsorpsi fisika Adsorpsi kimia

    Molekul terikat pada adsorben oleh

    gaya Van der Walls

    Molekul terikat pada adsorben oleh

    ikatan kimia

    Mempunyai entalpi reaksi -4

    sampai -40 kJ/mol

    Mempunyai entalpi reaksi -40 sampai

    800kJ/mol

    Dapat membentuk lapisan

    multilayer

    Membentuk lapisan Monolayer

    Adsorpsi hanya terjadi pada suhu

    dibawah titik didih adsorbat

    Adsorpsi dapat terjadi pada suhu

    tinggi

    Jumlah adsorpsi pada permukaan

    merupakan fungsi adsorbat

    Jumlah adsorpsi pada permukaan

    merupakan karakteristik adsorben dan

    adsorbatTidak melibatkan energi aktivasi

    tertentu

    Melibatan energi aktivasi tertentu

    Bersifat tidak spesifik Bersifat sangat spesifik

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    10/44

      *+

    •  Pengertian Adsorben

    Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari

    suatu fase fluida. Kebanyakan adsorben adalah bahan- bahan yang sangat berpori dan

    adsorpsi berlangsung terutama pada dinding pori- pori atau pada letak-letak tertentu didalam partikel itu. Oleh karena pori-pori biasanya sangat kecil maka luas permukaan

    dalam menjadi beberapa orde besaran lebih besar daripada permukaan luar dan bisa

    mencapai 2000 m/g. Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau karena

     perbedaan polaritas yang menyebabkan sebagian molekul melekat pada permukaan

    tersebut lebih erat daripada molekul lainnya.

    Adsorben yang digunakan secara komersial dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

    kelompok polar dan non polar.

    a.  Adsorben Polar

    Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben yang termasuk

    kedalam kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan zeolit.

     b.  Adsorben non polar

    Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis adsorben yang termasuk

    kedalam kelompok ini adalah polimer adsorben dan karbon aktif.

    Menurut IUPAC (Internasional Union of Pure and Applied Chemical) ada beberapa

    klasifikasi pori yaitu :

    a.  Mikropori : diameter < 2nm

     b. 

    Mesopori : diameter 2 – 50 nm

    c.  Makropori:diameter>50nm

    Adsorben yang Umum Digunakan : Zeolit

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    11/44

      **

    BAB II

    JAWABAN PERTANYAAN

    Bagian A

    1.  Dalam kasus di atas terjadi fenomena permukaan pada fluida, jelaskan

    pengertian tentang fenomena permukaan, dan jelaskan mengapa terjadi

    perubahan tegangan permukaan setelah adanya nanopartikel.

    Fenomena permukaan merupakan peristiwa – peristiwa yang terjadi di dekat atau pada

     permukaan suatu zat atau fase. Beberapa peristiwa yang merupakan fenomena

     permukaan adalah tegangan permukaan, tegangan interfacial, adsorpsi, penyebaran

    cairan di permukaan, dan katalitik.

    Tegangan permukaan dapat terjadi setelah adanya nanopartikel dikarenakan pada

    nanopartikel sering ditemukan dengan bahan aglomerasi dengan berbagai komposisi

    seperti sifat kimia dan elektromagnetiknya. Nanopartikel dapat tersebar seperti aerosol,

    suspense/koloid atau dalam keadaan menggumpal. Sebagai contoh, nanopartikel

    magnetik cenderung mengelompok, membentuk sebuah aglomerat, kecuali permukaan

    mereka dilapisi dengan bahan non-magnetik, dan dalam keadaan menggumpal,

    nanopartikel dapat berperilaku sebagai partikel yang lebih besar, tergantung pada

    ukuran aglomerat tersebut. Perilaku nanopartikel inilah yang membuat tegangan

     permukaan dapat terjadi setelah adanya nanopartikel.

    Penambahan nanopartikel pada suatu fluida basa pada konsentrasi yang tinggi

    menyebabkan tegangan permukaan meningkat seiring dengan meningkatnya

    konsentrasi partikel. Ini disebabkan karena peningkatan gaya Van der Waals antar

     partikel yang terakumulasi pada interfase gas – cair yang dapat menyebabkan

    meningkatkan energi bebas permukaan yang juga dapat meningkatkan tegangan

     permukaan.

    2.  Istilah tegangan permukaan (surface tension) sangat erat hubungannya dengan

    istilah intermolecular forces, jelaskan definisi dan hubungan dari kedua istilah

    tersebut.

     Intermolecular forces (gaya intermolekular) adalah gaya tarik/ tolak yang terjadi

    antarmolekul. Apabila molekul – molekul berada dalam suatu materi, gayanya disebut

    cohesive force (antara molekul cairan) sementara jika berada dalam dua materi yang

     berbeda, gayanya disebut adhesive force (antara cairan dan udara).

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    12/44

      *"

    Gambar 3. Terjadinya Tegangan Permukaan

    Tegangan permukaan ( surface tension) terjadi karena permukaan zat cair mempunyai

    kecendrungan untuk menegang, sehingga permukaannya seolah – olah ditutupi oleh

    suatu lapisan yang tipis dan elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik menarik antara

     partikel sejenis di dalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul

    ditarik oleh molekul lain yang sejenis didekatnya ( Interior Molecule) dengan gaya yang

    sama ke segala arah (cohesive force). Sedangkan pada permukaan cairan, tiap molekul

    ditarik oleh molekul sejenis didekatnya ( Exterior Molecule) dengan arah gaya hanya

    kesamping dan kebawah (adhesive force). Akibat terdapat perbedaan gaya tarik,

    sehingga ada sisa gaya yang bekerja pada lapisan atas cairan. Gaya tersebut mengarah

    kebawah karena molekul dibawah permukaan jumlahnya lebih banyak dan jarak antara

    molekul lebih rapat. Adanya gaya atau tarikan kebawah menyebabkan permukaan

    cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. Keadaan tegang inilah yang

    disebut dengan tegangan permukaan ( surface tension). Sehingga dapat disimpulkan

     bahwa tegangan permukaan ( surface tension) berhubungan erat dengan gaya

    intermolekular, yakni gaya tarik antar molekul cairan. Semakin kuat gaya

    intermolekular maka semakin kuat tegangan permukaan.

    3.  Ada beberapa metoda yang dapat kita gunakan untuk menentukan tegangan

    permukaan dari suatu cairan, jelaskan metoda apa saja yang Anda ketahui,

    terangkan prinsipnya dan sertakan gambar.

    1)  Metode Kenaikan Kapiler

    Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian cairan yang naik

    melalui suatu kapiler. Bila suatu pipa kapiler di masukkan ke dalam cairan yang

    membasahi dinding maka cairan akan naik ke dalam kapiler karena adanya

    tegangan muka. Kenaikan cairan sampai pada suhu tinggi tertentu sehingga

    terjadi keseimbangan antara gaya ke atas dan ke bawah. Metode kenaikan

    kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    13/44

      *#

    untuk mengukur tegangan antar muka. Sudut kontak ! dibentuk oleh permukaan

    zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut ini timbul akibat gaya tarik menarik

    antar zat yang sama (cohesive force) dan gaya tarik antar molekul zat yang

     berbeda (adhesive force). Karena dalam pipa kapiler gaya adhesi antara partikelair dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara partikel-partikel air, maka

    air akan naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa cenderung turun dalam pipa

    kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada gaya adhesinya. Jika sudut

    kontak lebih besar dari 90o cairan akan tertekan kebawah membentuk cekungan.

    / "  $01234

    567 ............... (1)

    h : tinggi permukaan zat cair (m)

    ! : tegangan permukaan (N m-1)

    8 : massa jenis (kg/m3)

    r : jari-jari (m)

    9 : sudut kontak (m/s2)

    Gambar 4. Metode Kenaikan Kapiler

    2)  Metode Tensiometer Cincin Du-Nuoy

    Metode ini bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun

    tegangan antarmuka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk

    melepaskan suatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan

    tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.

    ! "  #

    :;7 + ?@A >@AB>CD ............... (2)

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    14/44

      *$

    Gambar 5. Metode Cincin Du-Nuoy

    3)  Metode Bobot Tetes

    Alat yang digunakan adalah stalagnometer. Prinsip kerja nya ialah tegangan

     permukaan ditentukan oleh bobot jenis cairan yang menetes secara perlahan

    dari ujung pipa yang berdiri tegak

    ! "  E6

    $;7 ............... (3)

    Gambar 6. Metode Bobot Tetes

    4)  Metode Hitung Jumlah Tetes

    Pada metode ini dihitung jumlah tetes yang dikandung suatu volume tertentuyang akan diukur tekanan permukaannya.

    Kemudian dibandingkan dengan cairan yang kira-kira tekana permukaannya

    sama dengan cairan yang akan diukur

    0F

    0G"

     HF 5F

    HG5G ............... (4) 

     N : jumlah tetesan ; 8 : massa jenis

    Gambar 7. Metode Jumlah Tetes

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    15/44

      *%

    4.  Air juga memiliki tegangan permukaan, tahukah Anda berapa tegangan

    permukaan air? Ketika Anda mempelajari tegangan permukaan air, Anda akan

    menemukan istilah “skin-like”, terangkan pengertian dari istilah tersebut, dan

     jelaskan mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi.

    Tegangan permukaan air bervariasi berdasarkan suhu dimana air tersebut ditempatkan.

    Sebagai contoh, air pada suhu 0oC memiliki tegangan permukaan sebesar 0,076 N/m

    sedangkan pada suhu 20oC memiliki tegangan permukaan sebesar 0,072 N/m. Dalam

    air, terdapat dua jenis molekul, yakni molekul eksterior (pada permukaan) dan interior

    (dibawah permukaan). Molekul interior pada setiap sisinya akan tertarik ke segala arah

    sehingga resultan gayanya bernilai nol. Sedangkan molekul pada permukaan (molekul

    eksterior) tidak memiliki gaya tarik ke arah atas karena tidak ada zat cair diatasnya.

    Oleh karena itu pada permukaan zat cair molekul memiliki gaya resultan ke arah bawah

    yang menyebabkan beberapa kekuatan ketidakseimbangan pada permukaan cairan. Hal

    tersebut membuat keadaan energi dari molekul pada interior jauh lebih rendah

    dibandingkan dengan molekul pada eksterior. Karena itu, molekul mencoba untuk

    mempertahankan luas permukaan minimum, sehingga memungkinkan lebih banyak

    molekul memiliki keadaan energi yang lebih rendah. Inilah yang menciptakan seperti

    ada kulit ( skin-like) pada permukaan air.

    5.  Dapatkah anda menjelaskan kenapa pada konsentrasi rendah nanopartikel FeC,

    tegangan permukaan nanofluida lebih rendah dibandingkan dengan tegangan

    permukaan air, sedangkan pada konsentrasi tinggi, tegangan permukaan

    nanofluida adalah hampir sama dengan tegangan permukaan air?

    Percobaan Bhattacharya (2004) telah meneliti tentang studi tegangan permukaan yang

    dipengaruhi oleh konsentrasi, suhu dan penambahan zat bahwa suhu dan konsentrasi

    dapat meningkatkan dan menurunkan tegangan dari suatu permukaan zat cair. Pada

     percobaan ini dilakukan variasi konsentrasi dalam senyawa yang digunakan sebagai

    acuan variable bebas (Larutan 2-propanol dengan variasi konsentrasi 0,6 M ; 0,4 M ;

    0,2M dan 0,1M), sedangkan metode kenaikan kapiler digunakan sebagai variabel

    terikat. Didapat hasil percobaan diatas dalam tabel berikut.

    NoKonsentrasi (2-

    propanol)

    Percobaan I h

    (cm)

    Percobaan II

    h (cm)

    Percobaan III

    h (cm)

    Rata-rata h

    (cm)

    1. 0,1 M 2,5 2,5 2,5 2,5

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    16/44

      *&

    Tabel 1. Variasi konsentrasi senyawa terhadap tegangan permukaan dengan metode

    kenaikan kapiler

    Didapat hasil dari nilai tegangan permukaan dari beberapa zat dalam data diatas dengan

    menggunakan regresi linear, seperti :

    1.  Tegangan permukaan air dalam percobaan = 72,8 dyne/cm

    2.  Tegangan permukaan 2-propanol : 0,1 M = 48,61 dyne/cm

    3. 

    Tegangan permukaan 2-propanol : 0,2 M = 53,22 dyne/cm

    4.  Tegangan permukaan 2-propanol : 0,4 M = 59,63 dyne/cm

    5.  Tegangan permukaan 2-propanol : 0,6 M = 68,61 dyne/cm

    Sehingga dari data percobaan yang diketahui didapat bahwa kenaikan dari konsentrasi

    suatu zat / konsentrasi nanopartikel dalam zat cair akan menurunkan tegangan

     permukaan zat sehingga nilai tegangan permukaan akan hampir sama dengan tegangan

     permukaan air. Tegangan permukaan zat cair yang diamati memiliki hasil yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena molekul memiliki daya tarik menarik antara

    molekul sejenis yang disebut dengan daya kohesi. Daya kohesi suatu zat selalu sama,

    sehingga pada permukaan suatu zat cair akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak

    adanya keseimbangan daya kohesi. Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi

     pada bidang mengakibatkan kedua zat cair itu susah bercampur. Tegangan yang terjadi

     pada air akan bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik atau senyawa-

    senyawa.

    Bagian B

    1.  Dapatkah Anda membantu memberikan penjelasan tentang proses pembuatan

    surfaktan, seperti yang diharapkan mahasiswa tersebut? Berikan uraian secara

    sistematik.

    Produksi surfaktan alcohol lemak

    Fatty alcohol diperoleh dengan cara hidrogenasi metil ester/asam lemak

    RCH2OH + SO3 ! RCH2OSO3H

    2. 0,2 M 2,2 2,4 2,3 2,3

    3. 0,4 M 2,2 2,1 2,1 2,1

    4. 0,6 M 2,2 2,0 1,8 2,0

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    17/44

      *'

    RCH2OSO3H + NaOH! RCH2OSO3 Na + H2O

    Berikut adalah proses – prosesnya:

    1.   Process Air Separataion

    Tujuannya untuk mencegah korosif pada reactor sebab embun dapat bereaksi bila

    ditambah SO3 dan dapat memekatkan warna produk

    2.  Sulfur Trioxide Generation

    SO2 -> SO3,dengan katalis V2O5 

    •  Pembakaran Sulfur

    Sulfur cair dimasukkan ke pembakar sulfur, sehingga sulfur menguap

    (650oC)

    •  Pengkonversian SO2 

    3.  Sulfasi

    Dilakukan di reaktor film multitude untuk mengontrol keakurasian rasio mol

    antara SO3 dengan umpan organic

    Prosesnya:

    •  Umpan dimasukkan dibagian atas dan mengalir ke bawah samping pipa

    •  Ketika reaksi eksotermis, air dingin pada aliran control dijaga agar

    temperature 45-50oC maksimum

    •  Yield reaksi sebesar 97% dapat dicapai

    4.   Netralisasi

    •  Produk dari reaktor harus dinetralisasi segera dengan hidrolisis untuk

    menghindari kualitas produk yang buruk. Dilakukan dengan pencampuran

    multibladed untuk hasil yang homogen

    •   Netralisasi akan memelihara sifat-sifat alkali sekecil apapun untuk menjaga

    kelancaran dan stabilitas proses

    5.  Exhaust Gas Treatment

    Penghilangan komposisi gas dengan meregulsi lingkungan gas lemah terdiri dari

    zat-zat organik sisa SO3  non reaksi dan gas SO2. Pertama kedua kotoran

    dipindahkan dan di electrostatic presipitator. Sisa gas SO2 dipindahkan dan reaksi

    dengan menambah soda kaustik yang mengalir berlawanan dengan scrubbing

    column. Konsentrasi gas sisa dalam gas lemah SO2 dilepaskan kedalam atmosfir

    dengan Pmax 5 ppm.

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    18/44

      *(

    2.  Diketahui bahwa surfaktan memiliki gugus hidrofilik dan lipofilik. Terangkan

    kedua hubungan tersebut dan hubungannya dengan surfaktan. Jelaskan juga

    pengertian tentang surfaktan beserta fungsi dan jenisnya. Ketika Anda

    mempelajari surfaktan, Anda akan menemukan istilah “misel”, berikan

    penjelasan tentang istilah tersebut. Berikan contoh tentang kinerja salah satu

    surfaktan, gunakan gambar sebagai ilustrasinya.

    Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik

    sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Surfaktan

    ( surface active agent ) adalah bahan aktif permukan yang dapat diproduksi secara

    sintesis kimia maupun biokimia dimana karakteristik utama surfaktan adalah pada

    aktifitas permukaannya. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari

    molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik)

    dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul

    surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang

    menyebabkan surfaktan dapat diadsorpsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat

     padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan

    rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam

    fase minyak. Umumnya bagian non polar (lipofilik) adalah merupakan rantai alkil yang

     panjang, sementara bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil.

    Surfaktan mempunyai peran penting untuk menurunkan tegangan permukaan bahan

    yang dikenai. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai bahan

     pembasah (wetting agent), bahan pengemulsi (emulsifying agents), dan sebagai bahan

     penglarut (solubilizing agents).

    Klasifikasi surfaktan berdasarkan muatannya dibagi menjadi empat golongan yaitu :

    1. 

    Surfaktan anionik  yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion.

    Surfaktan ini membentuk kelompok surfaktan yang paling besar dari jumlahnya.

    Sifat hidroliknya berasal dari bagian kepala ionik yang biasanya merupakan gugus

    sulfat atau sulfonat. Pada kasus ini, gugus hidrofob diikat ke bagian hidrofil dengan

    ikatan C-O-S yang labil, yang mudah dihidrolisis. Beberapa contoh dari surfaktan

    anionik adalah linier alkilbenzen sulfonat (LAS), alkohol sulfat (AS), alpha olefin

    sulfonat (AOS) dan parafin atau secondary alkane sulfonat (SAS). Surfaktan jenis

    ini banyak digunakan pada industri laundri dan juga dimanfaatkan dalam proses

     perbaikan atau perawatan tanah yang tercemar minyak. Surfaktan ini dapat

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    19/44

      *)

     bereaksi dalam air cucian dengan ion air sadah bermuatan positif seperti kalsium

    dan magnesium.

     Natrium dodekil sulfonat : C12H23CH2SO3-Na+ 

     Natrium dodekil benzensulfonat : C12

    H25

    ArSO3-Na

    Gambar 8. Contoh Surfaktan Anionik

    2.  Surfaktan kationik  yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation.

    Kegunaanya pada industri pelembut pakaian dan deterjen, surfaktan kationik akan

    membuat bahan menjadi lebih lembut. Biasanya juga ditemui sebagai agent

     pembersih pada pembersih rumah dan toilet. Contohnya garam alkil trimethil

    ammonium, garam dialkil-dimethil ammonium dan garam alkil dimethil benzil

    ammonium.

    C12H25Cl + N(CH3)3 " [C12H25 N-(CH3)3] + Cl-

    Gambar 9. Contoh Surfaktan Kationik

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    20/44

      "+

    3.  Surfaktan nonionik   yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan.

    Surfaktan sejenis ini tidak berdisosiasi dalam air, tetapi bergantung pada struktur

    (bukan keadaan ion-nya) untuk mengubah hidrofilitas yang membuat zat tersebut

    larut dalam air. Surfaktan nonionik biasanya digunakan bersama-sama dengan

    surfaktan aniomik. Jenis ini hampir semuanya merupakan senyawa turunan

     poliglikol, alkiloamida atau ester-ester dari polihidroksi alkohol. Contohnya ester

    gliserin asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak,

     polietilena alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina,

    dialkanol amina dan alkil amina oksida.

    Pentaeritritit palmitat : CH3(CH2)14COO-CH2-C(CH2OH)3 

    Polioksietilendodekileter : C12H25-O-(CH2-CH2O)2H

    Gambar 10. Contoh Surfaktan Nonionik

    4.  Surfaktan amfoter  yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan

     positif dan negative, bergantung pada kondisi pH lingkungan. Contohnya surfaktan

    yang mengandung asam amino, betain, fosfobetain. Surfaktan pada umumnya

    disintesis dari turunan minyak bumi, seperti linier alkilbensen sulfonat (LAS), alkil

    sulfonat (AS), alkil etoksilat (AE) dan alkil etoksilat sulfat (AES).

    Gambar 11. Contoh Surfaktan Amfoter

    Salah satu sifat khas surfaktan adalah pembentukan misel yaitu fenomena penting

    yang mempengaruhi sifat permukaan seperti detergensi, solubilisasi dan tegangan

     permukaan. Misel adalah kumpulan ion – ion surfaktan atau molekul surfaktan

    yang berkumpul menjadi satu bentuk, dengan gugus hidrofil di luar dan terikat padaair sedangkan gugus hidrofob berada di dalam untuk membentuk globulan –

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    21/44

      "*

    globulan minyak, dengan struktur bulat dengan diameter sekitar 5 nm yang

    terbentuk dari monomer-monomer surfaktan. Bagian dalam misel tersusun dari

    rantai hidrokarbol surfaktan sedangkan bagian luar misel tersusun dari kepala

    ioniknya.

    Misel terbentuk karena 2 faktor yang saling berkompetisi, yaitu pemindahan rantai

    hidrokarbon menjauhi air ke interior seperti minyak mendorong miselisasi. Ini

    utamanya akibat efek entropi disebut juga efek hidrofobik (sebagai contoh:

    terbentuk misel dari molekul surfaktan mendorong penurunan entropi surfaktan

    namun air mengalami kenaikan entropi jauh lebih besar), dan tolak menolak antar

    gugus kepala polar saat mereka saling mendekat menghalangi proses agregasi

    (sebagai contoh: gugus kepala harus mengalami dehidrasi jika ingin mendekat satu

    sama lain, hal ini memicu tolakan hidrasi). Surfaktan, tak hanya beragregasi

    membentuk misel spheris tapi juga silinder, bilayer dan misel terbalik.

    Gambar 12. Tipe Misel Spherical, Bilayer, dan Silinder

    Pada aplikasinya sebagai bahan pembersih untuk material kain, tanah dan sejenisnya,

    surfaktan dapat bekerja melalui tiga cara yang berbeda, yakni roll up, emulsifikasi dan

    solubilisasi.

    a.  Roll up

    Pada mekanisme ini, surfaktan bekerja dengan menurunkan tegangan antarmuka

    antara minyak dengan kain atau material lain yang terjadi dalam larutan berair.

     b.  Emulsifikasi

    Pada mekanisme ini surfaktanmenurunkan tegangan antarmuka minyak-larutan dan

    menyebabkan proses emulsifikasi terjadi.

    c. 

    Solubilisasi

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    22/44

      ""

    Melalui interaksi dengan misel dari surfaktan dalam air (pelarut), senyawa secara

    simultan terlarut dan membentuk larutan yang stabil dan jernih. Mekanismenya roll

    up dan emulsifikasi terdapat pada Gambar berikut.

    Gambar 13. Mekanisme Kerja Surfaktan (a) Roll Up dan (b) Emulsi

    3.  Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, jelaskan dan uraikan dengan

    singkat? Untuk penggunaan dalam bidang pangan, ada syarat – syarat tertentu

    yang harus dipenuhi oleh surfaktan, uraikan secara singkat.

    Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai bahan pembasah

    (wetting agent ), bahan pengemulsi (emulsifying agent ) dan bahan pelarut ( solubilizing

    agent ). Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi

    dengan cara menurunkan tegangan antarmuka antara fasa minyak dan fasa cair.

    Surfaktan dipergunakan baik berbentuk emulsi minyak dalam air maupun berbentuk

    emulsi air dalam minyak.

    Emulsi didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua fasa cairan yang tidak

    saling melarut, dimana salah satu cairan terdispersi dalam bentuk globula-globula

    cairan lainnya. Cairan yang terpecah menjadi globula – globula dinamakan fase

    terdispersi, sedangkan cairan yang mengelilingi globula – globula dinamakan fase

    kontinu atau meduim dispersi. Berdasarkan jenisnya emulsi dibedakan menjadi dua,

    yaitu :

    1. 

    Emulsi minyak dalam air (O/W)

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    23/44

      "#

    Adalah emulsi dimana bahan pengemulsinya mudah larut dalam air sehingga air

    dikatakan sebagai fase eksternal.

    2.  Emulsi air dalam minyak (W/O)

    Adalah emulsi dimana bahan pengemulsinya mudah larut dalam minyak.

    Syarat agar surfaktan dapat digunakan untuk produk pangan yaitu surfaktan tersebut

    mempunyai nilai  Hydrophyle Lypophyle Balance  (HLB) antara 2-16, tidak beracun,

    serta tidak menimbulkan iritasi. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu

    sebagai bahan pembasah (wetting agent ), bahan pengemulsi (emulsifying agent ) dan

     bahan pelarut ( solubilizing agent ).

    4.  Setelah Critical Micelle Concentration (CMC) tercapai, tegangan permukaan akan

    konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan terbentuk

    misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya.

    Bagaimana menentukan CMC, gambarkan salah satu grafik yang dapat

    menunjukkan penentuan CMC!

    Definisi CMC (Critical Micelle Concentration)

    Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan

     permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan

    konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan

    melebihii konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel, konsesntrasi

    terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration  (CMC). Tegangan

     permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan

     permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan

    terbentuk misel yang berada daam keseimbangan dinamis dengan monimernya

    (Genaro, 1990).

    Salah satu sifat surfaktan adalah mengalami agregasi spontan dalam air dan membentuk

    struktur seperti misel, silinder, bilayer, dan lain-lain. Struktur ini sering juga dinamakan

    koloid asosiasi. Ketika sodium dodecylsulfate (SDS) ditambahkan ke air, pada

    konsentrasi rendah, anion molekul dodecylsulfate terlaurt sebagai individual ion.

    Karena adanya rantai karbon, SDS cenderung mengadsorpsi pada interface udara-air

    dengan rantai hidrokarbon mengarah ke fase uap. Tegangan permukaan turun dengan

    meningkatnya konsentrasi SDS.

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    24/44

      "$

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai CMC, untuk deret homolog surfaktan

    rantai hidrokarbon, nilai CMC bertambah 2 kali dengan berkurangnya satu atom C

    dalam rantai. Gugus aromatik dalam rantai hidrokarbon akan memperbesar nilai CMC

    dan juga memperbesar kelarutan. Adanya garam menurunkan nilai CMC surfaktan ion.

    Penurunan CMC hanya bergantung pada konsentrasi ion lawan, yaitu makin besar

    konsentrasinya makin turun CMC -nya.

    Karena pada CMC terjadi penggumpalan dari molekul surfaktan, maka cara penentuan

    cmc dapat menggunakan cara-cara penentuan besaran fisik yang menunjukkan

     perubahan dari keadaan ideal menjadi tak ideal. Di bawah cmc larutan menjadi bersifat

    ideal. Sedangkan diatasnya cmc larutan bersifat tak ideal. Besaran fisik yang dapat

    digunakan ialah tekanan osmosa, titik beku larutan, hantaran jenis atau hantaran

    ekivalen, kelarutan solubilisasi, indeks bias, hamburan cahaya, tegangan permukaan,

    dan tegangan antarmuka.

    Grafik 1. Hubungan Konsentrasi dengan Tegangan Permukaan

    Grafik diatas menunjukan bahwa tegangan permukaan cenderung untuk turun seiring

     bertambahnya konsentrasi surfaktan yang diberikan hingga CMC. Saat CMC tercapai

    tegangan permukaan dari suatu larutan akan konstan dan tidak terpengaruh banyaknya

    konsentrasi surfaktan yang diberikan, hal ini menunjukkan bahwa menjadi jenuh dan

    terbentuk misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya. Di

     bawah CMC hanya terbentuk unimer dan diatas CMC, misel berkestimbangan dengan

    unimer.

    Cara menentukan CMC

     Nilai konsentrasi kritis misel (CMC) dapat diketahui dengan membuat grafik hubungan

    antara konsentrasi (C) dengan daya hantar listrik (DHL) suatu larutan pada setiap

    temperaturnya.

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    25/44

      "%

    " Contoh Grafik Penentuan Nilai CMC

    Grafik 2. Hubungan Konsentrasi dengan Daya Hantar Listrik pada Gelatin

    Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara C vs DHL pada gelatin untuk suhu

    30,C. Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa  perubahan nilai DHL paling

    tinggi terjadi saat konsentrasi 2,38 g/L. Sehingga, dapat dikatakan nilai CMC pada

    suhu 30,C yaitu sebesar 2,38 g/L.

    " Contoh Grafik Penentuan Energi Miselisasi

    Untuk menentukan energi miselisasi (#H), dibuat terlebih dahulu grafik hubungan

    antara konsentrasi (C) dengan daya hantar listrik (DHL) seperti grafik diatas dengan

    temperatur yang bervariasi, misalnya untuk suhu pada 30°C, 32°C, 34°C, 36°C, dan

    38°C. Sehingga, setelah dibuat seluruh grafik tersebut, dibuat kembali grafik

    hubungan antara (1/T) dengan (ln CCM), dimana nilai CCM telah didapatkan

    seluruhnya dari grafik antara konsentrasi dan daya hantar listrik sebelumnya.

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    26/44

      "&

    Grafik 3. Hubungan CMC pada Setiap Temperatur

    Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara 1/T vs ln CCM pada penentuan

    nilai konsentrasi kritis misel gelatin dalam pelarut air. Berdasarkan grafik tersebut

    diperoleh persamaan garis y = 239,2x + 0,081 dan R 2  = 0,746. Persamaan garis

    tersebut menyatakan . Gradien garis dinyatakan , sehingga

    diperoleh nilai #H yakni 1988,709 J atau 1,989 kJ.

    5.  Dalam produk kosmetik, biasanya terdapat lebih dari satu jenis surfaktan.

    Dapatkah anda menjelaskan alasan penggunaan surfaktan ini, dan apakah

    surfaktan yang dipilih harus dari golongan yang sama atau tidak? Jelaskan dan

    berikan contoh, tambahkan referensi yang anda gunakan untuk mendukung

    penjelasan anda.

    Secara umum kosmetik dan personal tersebut memberikan manfaat sebagai Pembersih

    (rambut & kulit), Perlindungan kulit, penahan air, Penghilang bau. Sebagai pengguna

    konsumen, tentunya menilai produk dari segi warna, bau, tekstur, keamanan, dan

    aplikasi produk itu sendiri. Salah satu dari penentuan faktor-faktor produk itu

     berkualitas adalah dari penggunaan surfaktan.Syarat-syarat suatu kosmetik dalam aplikasinya :

    a.  Memberikan kulit yang sehat

     b.  Menjaga kelembaban

    c. 

    Bebas dari kotoran dan tidak toksik

    d.  Tidak memberikan efek iritasi

    e.  Tidak menimbulkan alergi

    Surfaktan merupakan senyawa yang dapat menurukan tegangan permukaan suatu

    system, dimana adalah subtansi yang dalam keadaan rendah mempunyai sifat dapat

    terabsorbsi pada sebagian atau seluruh antar muka sistem. Surfaktan mempunyai gugus

    hidrofil dan lipofil yang seimbang sehingga mampu menjadi jembatan penghubung

    antara polar dan nonpolar yang dapat menyebabkan terjadinya interaksi antara ke 2 fase

    tersebut dengan baik.

    Pada kosmetik dan  personal care, surfaktan yang digunakan memiliki syarat-syarat.

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    27/44

      "'

    Syarat – syarat untuk surfaktan yang digunakan dalam kosmetik antara lain :

    a.  Surfaktan harus stabil efektivitasnya selama dalam penyimpanan maupun selama

     penggunaannya. Pengaruh pH dan kadar asam tidak boleh menghambat efektivitas

    dari surfaktan itu sendiri.

     b.  Kadar surfaktan yang digunakan tidak boleh mengiritasi, melukai, atau sensitif pada

    kulit; misalnya untuk kosmetik yang memiliki kontak dengan mata, seperti sampo,

    atau yang diabsorpsi oral, seperti lipstik dan pasta gigi.

    c.  Surfaktan tidak boleh mempunyai efek samping yang tidak diinginkan, misalnya

    dalam aerosol tidak boleh merusak logam atau dalam desinfektan tidak boleh

    menghambat efektivitas dari surfaktan itu.

    d.  Surfaktan tidak boleh mempengaruhi bau dan warna dari kosmetik.

    Untuk meminimalkan risiko medis, pembuat kosmetik cenderung menggunakan

    surfaktan polimer. Selain itu surfaktan anionik, kationik, nonionik, dan amfoterik juga

    dapat digunakan. Beberapa penelitian menggunakan surfaktan alami karena lebih aman

    untuk diaplikasikan.

    Dan fungsi dari surfaktan yang berperan dalam kosmetik itu sendiri yaitu :

    1. 

    Surfactants, Cleansing Agents

    2.  Surfactants, Emulsifying Agents

    3. 

    Surfactants, Foam Boosters

    4.  Surfactants, Hydrotropes

    5.  Surfactants, Solubilizing Agents

    6. 

    Surfactants, Suspending Agents

    Jenis-jenis surfaktan yang digunakan dalam kosmetik beserta fungsinya antara lain :

    a.  Surfaktan Anionik

    Surfaktan ini berguna untuk aplikasi yang memerlukan pembersihan (perlengkapan

    mandi dan busa). 

    •  Surfaktan Asam Karboksilat

    Stearat   digunakan untuk produk seperti deodoran dan anti- perspirant . Garam 

    (Natrium stearat) digunakan untuk membuat sabun yang sangat baik.

    • 

    Sulfat

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    28/44

      "(

     Natrium lauril sulfat (SLS), Amonium sulfat lauril (ALS) atau teretoksilasi, dan

     Natrium sulfat laureth (SLES) digunakan dalam penggunaan pembuatan sabun.

    Surfaktan tersebut merupakan pembuat foam yang sangat baik, agen pembersih,

    dan harganya relatif murah.

    •  Asam sulfonat

    Umumnya lebih ringan dibandingkan sulfat. Mereka termasuk Taurates (berasal

    dari taurin), Isethionates (berasal dari asam isethionic), sulfonat olefin, dan

    Sulfosuccinates. Surfaktan ini jarang digunakan harganya yang relatif mahal

    untuk diproduksi.

    b.  Surfaktan Kationik

    Surfaktan kationik yang paling banyak digunakan dalam kosmetik yaitu Quats.

    Quats seperti klorida Cetrimonium dan Klorida Stearalkonium memberikan dasar

    untuk kondisioner rambut.  Masalah dari surfaktan kationik biasanya tidak

    kompatibel dengan surfaktan anionik . Sehingga sulit untuk menghasilkan produk

    yang bersih atau murni jika digunakan secara bersamaan. Surfaktan kationik juga

     bisa menyebabkan iritasi sehingga hal tersebut juga harus dipertimbangkan ketika

    akan menggunakan kosmetik dengan kationik. 

    c.  Surfaktan Amfoter

    Contohnya antara lain seperti pada Lauriminodipropionate Natrium dan

    Lauroamphodiacetate Dinatrium. Amfoterik digunakan dalam kosmetik sebagai

     surfaktan sekunder . Amfoterik dapat membantu meningkatkan busa dan bahkan

    iritasi, di gunakan untuk shampo bayi dan produk pembersih lain yang memerlukan

    kelembutan. Kekurangan adalah bahwa mereka tidak memiliki sifat pembersihan

    yang baik dan tidak berfungsi dengan baik sebagai emulsifier. 

    d.  Surfaktan Non ionik

    Surfaktan yang tidak bermuatan. Paling sering digunakan sebagai emulsifier, bahan

     pendingin, dan agen pelarut . Non ionik yang digunakan untuk kosmetik termasuk

    alkohol, alkanolamides, ester, dan oksida amina. Surfaktan non ionik yang umum

    digunakan yaitu surfaktan teretoksilasi tetapi surfaktan ini dapat bersifat

    karsinogenik. Alkohol seperti setil alkohol atau stearil digunakan dalam krim dan

    lotion untuk memberikan kelembutan pada kulit. Alkohol juga membantu

    menstabilkan emulsi dan dapat mengurangi iritasi. Oksida amina seperti oksida

    Cocamidopropylamine digunakan untuk meningkatkan busa dalam produk

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    29/44

      ")

     pembersih. Ester polisorbat juga merupakan bahan pelarut yang sangat baik untuk

    minyak wangi.

    Bagian C

    1.  Ada beberapa istilah yang hampir mirip, yaitu adsorpsi, adsorben dan adsorbat,

    dapatkah Anda menjelaskan perbedaannya? Berikan penjelasan juga tentang

     jenis adsorpsi, sertakan dengan contoh.

    •  Adsorpsi adalah pemisahan bahan dari suatu campuran gas atau cair dimana

     bahan yang akan dipisahkan ditarik oleh permukaan zat padat.

    •  Adsorbat adalah senyawa terlarut yang dapat diserap (berupa campuran

    gas atau cairan)

    •  Adsorben adalah padatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan

    senyawa yang diserap (berupa padatan)

    Contoh : proses adsorpsi molekul organic oleh karbon aktif. Pada proses adsorpsi

    ini, molekul organic bertindak sebagai adsorbat sedangkan karbon aktif bertindak

    sebagai adsorben.

    Jenis adsorpsi berdasarkan proses terjadinya ada dua, yaitu adsorpsi kimia dan

    adsorpsi fisika. 

    1.  Adsorpsi fisika ( Physisorption)

    Adsorpsi fisika terjadi ketika Interaksi antara adsorben dan adsorbat adalah

    gaya Van der Walls, dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan

     permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan,

    maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media. Adsorpsi

    fisika ini memiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil.

    Molekul terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi fisika

    relatif rendah sekitar 20 kJ/mol.

    Contoh : Adsorpsi oleh karbon aktif. Karbon aktif merupakan senyawa karbon

    yang diaktifkan dengan cara membuat pori pada struktur karbon

    tersebut. Aktivasi karbon aktif pada temperatur yang tinggi akan menghasilkan

    struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas

     permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada

     permukaan media adsorpsi. 

    2.  Adsorpsi kimia (Chemisorption)

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    30/44

      #+

    Adsorpsi kimia terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia (bukan ikatan van Dar

    Walls) antara senyawa terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media.

    Chemisorpsi terjadi diawali dengan adsorpsi fisik, yaitu partikel

    adsorbat tertarik ke permukaan adsorben melalui gaya Van der Walls

    ataubisa melalui ikatan hidrogen. Dalam adsorpsi kimia, partikel melekat pada

     permukaan dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan

    cenderung mencari tempat yang memaksimumkan bilangan koordinasi dengan

    substrat.

    Contoh : Ion exchange

    2.  Proses atau mekanisme adsorpsi secara umum dapat berlangsung melalui tiga

    tahap, jelaskan apa saja? Tuliskan referensi yang Anda rujuk dan kalau ada

    model atau video untuk proses ini, anda bisa tambahkan sebagai penjelasan.

    Tahap berlangsungnya adsorpsi:

    1.  Transfer molekul zat – zat terlarut yang teradsorpsi menuju lapisan film yang

    mengelilingi adsorben

    2.  Difusi zat terlarut yang teradsorpsi melalui lapisan film ( film diffusion process)

    3. 

    Difusi zat terlarut yang teradsorpsi melalui kapiler/pori dalam adsorben ( pore

    diffusion process)

    Setelah tahap diatas, terjadi proses adsorpsi sebenarnya, yaitu adsorpsi zat terlarut yang

    teradsorpsi pada dinding pori atau permukaan adsorben.

    3.  Dalam adsorpsi isotherm, terdapat 5 tipe yang biasanya digambarkan dalam

    grafik, yang memperlihatkan apakah adsorpsi yang tejadi pada suhu konstan

    tersebut monolayer atau multilayer. Jelaskan pengertian dari adsorpsi isotherm

    dan jelaskan 5 tipe yang dimaksud. Dalam model adsorpsi isoterm kita

    diperkenalkan dengan model adsorpsi isotherm Langmuir, Freundlich, dan BET.

    Jelaskan perbedaannya antara ketiga model tersebut. Berikan masing-masing

    satu contoh persamaannya. Dapatkan kita menentukan efisiensi kapasitas

    adsorpsi dari model yang diberikan? Jelaskan. (Sertakan dengan referensi yang

    anda gunakan) 

    Adsorpsi Isoterm adalah adsorpsi yang menggambarkan hubungan antara zat yang

    teradsorpsi oleh adsorben dengan tekanan atau konsentrasi pada suhu konstan.

    Terdapat 5 tipe adsorpsi isoterm yang biasa digunakan dalam grafik, yaitu:

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    31/44

      #*

    Gambar 14. Tipe Adsorpsi Isoterm

    1.  Adsorpsi Isoterm Tipe I

    •  Membentuk lapisan monolayer

    •  Adsorpsi kimiawi dan adsorpsi fisika

    •  Dilihat dari grafik, mula - mula konsentrasi atau tekanan bertambah

     berbanding lurus dengan zat yang teradsorpsi, kemudian konstan.

    •  Hubungan matematik yang menjelaskan adsorpsi isotherm tipe I adalah

    isotherm Langmuir.

    •  Pada penjelasan dengan persamaan BET, ketikaI

    IJK L dan M N L, maka hal

    tersebut akan mnyebabkan formasi monolayer

    •  Contohnya adalah adsorpsi Nitrogen atau hydrogen dengan arang pada

    temperatur dekat -1800

    o

    C.2.

     

    Adsorpsi Isoterm Tipe II

    •  Membentuk lapisan multilayer

    •  Adsorpsi Fisika

    •  Dilihat dari grafik, bagian datar di tengah menunjukkan lapisan monolayer

    yang kemudian terbentuk lapisan lagi yang menyebabkan lapisan multilayer.

    •  Hubungan matematik yang menjelaskan adsorpsi isotherm tipe II adalah

    isotherm BET (Brunaur, Emmet, dan Teller)•  Contohnya adalah nitrogen yang diadsorpsi oleh silica gel pada -1950

    oC

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    32/44

      #"

    3.  Adsorpsi Isoterm Tipe III

    •  Membentuk lapisan multilayer

    •  Adsorpsi Fisika

    • Hubungan matematik yang menjelaskan adsorpsi isotherm tipe II adalahisotherm BET (Brunaur, Emmet, dan Teller)

    •  Pada persamaan BET, jika nilai M K L maka Adsorpsi Isoterm type III terjadi.

    •  Contohnya adalah bromine yang di adsorpsi oleh silica gel / iodie pada 790

    oC

    4.  Adsorpsi Isoterm Tipe IV

    •  Membentuk lapisan multilayer

    • Adsorpsi Fisika

    •  Dilihat dari grafik, hampir mirip dengan tipe II tetapi perbedaannya tipe IV

    adalah lanjutan tipe II, lanjutannya menuju bagian datar/konstan.

    •  Hubungan matematik yang menjelaskan adsorpsi isotherm tipe IV adalah

    isotherm BET (Brunaur, Emmet, dan Teller)

    •  Kondensasi gas pada pori atau kapiler

    •  Contohnya adalah benzene yang diadsorpsi oleh Fe2O3  pada 500oC dan

    adsorpsi benzene oleh silica gel  pada 500

    o

    C.5.

     

    Adsorpsi Isoterm Tipe V

    •  Membentuk lapisan multilayer

    •  Adsorpsi Fisika

    •  Dilihat dari grafik, hampir mirip dengan tipe III tetapi perbedaannya tipe V

    adalah lanjutan tipe III, lanjutannya menuju bagian datar/konstan.

    •  Hubungan matematik yang menjelaskan adsorpsi isotherm tipe IV adalah

    isotherm BET (Brunaur, Emmet, dan Teller)•  Kondensasi gas pada pori atau kapiler

    •  Contohnya adalah uap air diadsorpsi oleh arang pada 1000oC

    Perbedaan Isoterm Langmuir, Freundlich dan BET:

    •  Isoterm Langmuir 

    Isoterm ini berdasar asumsi bahwa:

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    33/44

      ##

    a.  Adsorben mempunyai permukaan yang homogen dan hanya dapat

    mengadsorpsi satu molekul adsorbat untuk setiap molekul adsorbennya. Tidak

    ada interaksi antara molekul-molekul yang terserap.

     b.  Semua proses adsorpsi dilakukan dengan mekanisme yang sama.

    c.  Hanya terbentuk satu lapisan tunggal saat adsorpsi maksimum.

    Langmuir mengasumsikan bahwa zat padat mempunyai permukaan yang seragam di

    setiap bagian. Kemudian, Langmuir mengasumsikan bahwa molekul yang diadsorpsi

    tidak berinteraksi dengan molekul lain, karena molekul yang diadsorpsi akan

    dilokalisasi pada bagian tertentu suatu zat. Pendekatan Langmuir didasarkan oleh

    kinetika adsorpsi molekul (k A) yang dipengaruhi oleh tekanan parsial adsorbate,

     jumlah lokalisasi adsorpsi yang belum ditempati (N – n) dimana N merupakan jumlah

    lokalisasi pada permukaan dan merupakan lokalisasi yang sudah ditempati dan laju

    dari desorpsi (k D). Saat kesetimbangan, laju adsorpsi dan desorpsi dari molekul akan

    sama

    >OP Q R S " >TS …………… (1)

    Sehingga konstanta kesetimbangan untuk proses adsorpsi dan desorpsi akan

    dirumuskan sebagai berikur

    UBV "

    WO

    WT "

    X

    YZH[X\ …………… (2)

    Misalkan $  merupakan fraksi lokalisasi adsorpsi yang telah ditempati pada waktu

    tertenru, maka $ dapat dirumuskan sebagai berikut

    ] "^

    _  ] "

      `ab Y

    cd`ab Y 

    Asumsi Langmuir memiliki banyak keterbatasan, seperti asumsi bahwa gas yang

    diadsorpsi harus berperilaku sebagai gas ideal, sehingga asumsi ini hanya berlaku pada

    tekanan rendah. Kemudian, kebanyakan permukaan tidak memiliki permukaan yangseragam. Kemudian molekul yang diadsorpsi pasti akan mengalami interaksi dengan

    molekul yang sejenis. Kemudian, terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa

    molekul yang diadsorpsi dapat bergerak di permukaan.

    •  Isoterm Freundlich 

    Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang

    heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    34/44

      #$

     beda. Persamaan ini merupakan persamaan yang paling banyak digunakan saat

    ini. Persamaan Freundlich adalah sebagai berikut :

    e " >fF

    g …………… (3)

    e " +hi  …………… (4)

    Adsoprsi yang tidak melibatkan gas memiliki persamaan sebagai berikut :

    j

    E" >MchX  …………… (5) 

    klm e " klm > n c

    XklmM …………… (6)

    dimana,

    y = berat atau volume zat yang teradsobrsi per satuan luas atau massa adsorban.

    x = banyaknya zat terlarut yang teradsorpsi (mg)

    m = massa dari adsorben (mg) atau tekanan untuk gas

    P = tekanan saat kesetimbangan tercapai

    C = konsentrasi dari adsorbat yang tersisa dalam kesetimbangan

    k, n = konstanta adsorben

    Persamaan ini mengemukakan lokalisasi adsorpsi pada permukaan akan memiliki heat

    of adsorption yang berbeda, atau lebih tepatnya berubah secara eksponensial

     bergantung pada cakupan permukaan.

    •  Isoterm BET 

    Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang

    homogen. Perbedaan isoterm ini dengan Langmuir adalah BET berasumsi bahwa

    moleku – molekul adsorbat bisa membentuk lebih dari satu lapisan adsorbat di

     permukaannya. Pada isoterm ini, mekanisme adsoprsi untuk setiap proses adsorpsi berbeda-beda. Mekanisme yang diajukan dalam isoterm ini adalah

    I

    o IJ[I"

      c

    op1n

      1[c

    op1

    I

    IJ …………… (7)

    dimana,

    q = Volume

    f = Tekanan

    fr= Tekanan uap jenuh adsorbat pada suhu tertentu

    s = B   tF[tu   hvw 

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    35/44

      #%

    Isoterm Langmuir biasanya lebih baik apabila diterapkan untuk adsorpsi kimia,

    sedangkan isoterm BET akan lebih baik daripada isotherm Langmuir bila diterapkan

    untuk adsorpsi fisik.

    4.  Teknologi adsorpsi adalah dikenal paling ekonomis. Bagaimana menurut anda?

    Berikan contoh kasus untuk proses adsorpsi terutama kasus untuk penghilangan

    merkuri dalam hidrokarbon cair? Tuliskan referensi yang anda gunakan!

    Adsorpsi merupakan teknik pemurnian yang dikenal ekonomis karena dari segi

     penggunaan, ketersediaan, dan biayanya dinilai unggul. Adsorpsi menganut prinsip

    yang sederhana tanpa membutuhkan kondisi spesifik yang ekstrim. Adsorbent, yaitu

    zat pengadsorpsi merupakan zat yang umumnya dapat diregenerasi sehingga dapat

    digunakan kembali dan mengurangi biaya perusahaan. Salah satu penerapan adsorpsi

    yang kerap digunakan adalah proses penghilangan merkuri pada hidrokarbon cair.

    Teknologi adsorpsi yang paling ekonomis adalah adsorpsi dengan karbon aktif karena

    karbon aktif biasanya dibuat dari bahan baku yang mudah didapatkan dan dengan harga

    yang murah. Seseuai dengan referensi yang didapatkan EPA, “Capsule Report:

     Aqueous Mercury Treatment ”, National Risk Management Research Laboratory Office

    of Research and Development, US EPA Cincinnati, OH 45268.1997, untuk proses

    adsorpsi penghilangan merkuri dalam hidrokarbon cair dapat dilakukan dengan 2 cara

    yaitu adsorpsi dengan karbon aktif bubuk dan adsorpsi dengan karbon aktif granular.

    Penghilangan merkuri dengan proses adsorpsi dengan karbon aktif umumnya

    digunakan untuk penghilangan merkuri dengan konsentrasi yang rendah. Untuk proses

    adsorpsi dengan karbon aktif dapat dilakukan dengan filter karbon aktif granular.

    Karbon aktif merupakan zat karbon yang berwarna hitam dan mempunyai porositas

    yang tinggi. Diameter partikel molekul karbon aktif antara 10-105 [A] dan luas

     permukaan spesifiknya antara 500 – 1500 m2 per gram, mempunyai daya adsorpsi yang

     besar terhadap zat-zat misalnya detergent, senyawa phenol, warna organic, gas H2S,

    methane dan zat-zat lainnya dalam bentuk gas maupun cairan.

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    36/44

      #&

    Sifat dan Jenis Karbon Aktif

    Daya adsorpsi karbon aktif tergantung dari ukuran partikel atau luas permukaan s

     pesifiknya dan juga cara pengaktifannya. Dilihat dari bentuk ukuran partikelnya dapat

    digabungkan dalam dua jenis yaitu

    •  Karbon aktif bubuk (Powder Activated Carbon)

    Karbon aktif bubuk mempunyai ukuran partikel yang sangat halus sekitar 50 – 75

    u (micron). Karena ukuran partikelnya yang sangat kecil, maka biasanya dicampur

    dengan kandungan air sekitar 30-50%

    •  Karbon aktif butiran (Granular Activated Carbon).

    Yaitu karbon aktif dalam bentuk butiran atau kepingan (flake) dengan ukuran

     partikel 0,16 – 1,5 mm. Cara pengerjaan maupun cara pengangkutannya lebih

    mudah.

    Proses Adsorpsi Merkuri dengan Karbon Aktif Bubuk

    Pada umunya, karbon aktif diinjeksikan kedalam air baku dalam tangki khusus (Contact

    Chamber) yang dilengkapi dengan pengaduk atau dapat disesuaikan dengan peralatan

    yang ada. Melalui kontak dan pencampuran, zat polutan yang ada dalam air baku akan

    teradsorp oleh karbon aktif. Selain itu, karbon aktif yang telah menyerap zat-zat polutan

    tersebut bersama-sama dengan kotoran lainnya dipisahkan dengan cara koagulasi

    sehingga keluar zat berupa lumpur yang berwarna hitam. Untuk mengefektifkan proses

    koagulasinya biasanya dapat dilakukan dengan cara memberikan koagulan  Poly

     Alumunium Chloride serta pengontrolan proses yang ketat.

    Proses Adsorpsi Merkuri dengan Karbon Aktif Granular

    Adsorpsi dengan karbon aktif butiran (granular) adalah proses yang paling banyak

    digunakan untuk menghilangkan merkuri di dalam air. Prosesnya adalah dengan cara

    mengalirkan air yang mengandung merkuri ke dalam suatu filter yang diisi dengan

    karbon aktif. Proses filtrasinya dapat dilakukan dengan cara gravitasi maupun dengan

    tekanan, tetapi yang sering digunakan adalah dengan filtrasi tekanan. Dilihat dari

    system pengalirannya dapat dibagi dua yaitu aliran dari atas ke bawah (down flow) dan

    aliran dari bawah ke atas (up flow). Sedangkan prosesnya dapat dilakukan seri maupun

     parallel.

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    37/44

      #'

    5.  Karbon aktif, zeolit, clay, kitosan dan sebagainya telah dimanfaatkan sebagai

    adsorben untuk mengadsorp logam seperti merkuri. Dapatkah anda menjelaskan

    konsep adsorpsi dari beberapa jenis adsorbent tersebut? Apa yang membedakan

    sehingga efisiensi kapasitas adsorben itu berbeda? Faktor apa sajakah yang

    berpengaruh pada adosrpsi logam berat? Jelaskan secara umum!

    Zeolit, clay, kitosan adalah nama – nama dari adsorben yang umum digunakan di

    Indonesia, adsorben tersebut dapat ditemukan di alam dengan melewati beberapa

     proses, namun juga dapat dibuat di laboratorium.

    Adsorpsi Oleh Membran Zeolit

    Dalam keadaan normal maka ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh

    molekul air bebas yang membentuk bulatan di sekitas kation. Bila kristal tersebut

    dipanaskan selama beberapa jam, biasanya pada temperatur 250-900oC, maka kristal

    zeolit yang bersangkutan berfungsi menyerap gas atau cairan.

    Daya serap (absorbansi) zeolit tergantung dari jumlah ruang hampa dan luas

     permukaan. Biasanya mineral zeolit mempunyai luas permukaan beberapa ratus meter

     persegi untuk setiap gram berat. Beberapa jenis mineral zeolit mampu menyerap gas

    sebanyak 30% dari beratnya dalam keadaan kering. Pengeringan zeolit biasanya

    dilakukan dalam ruang hampa dengan menggunakan gas atau udara kering nitrogen

    atau methana dengan maksud mengurangi tekanan uap ari terhadap zeolit itu sendiri,

    Keuntungan lain dari penggunaan mineral zeolit sebagai bahan penyaring adalah

     pemilahan molekul zat yang terserap, disamping penyerapan berdasarkan ukuran garis

    tengah molekul ruang hampa.

    Apabila ada dua molekul atau lebih yang dapat melintas, tetapi karena adanya

     pengaruh kutub atau hubungan antara molekul zeolit itu sendiri dengan molekul zat

    yang diserap, maka hanya sebuah saja yang diloloskan, sedang yang lain ditahan atau

    ditolak. Molekul yang berkutub lebih atau tidak jenuh akan lebih diterima daripada

    yang tidak berkutub atau yang jenuh. Air dalam etanol dapat teradsorpsi karena gaya

    tarik dari permukaan membran zeolit lebih besar dari pada gaya tarik yang menahan air

    tersebut untuk tetap larut dalam etanol. Dengan memanfaatkan sifat fisik dan kimia

    zeolit tersebut yaitu sifat hidrofilik dan ukuran pori < 0.44 nm sehingga air dalam etanol

    dapat diserap secara sempurna dan pada akhirnya kemurniannya meningkat. Adsorpsi

    terjadi pada permukaan pori membran.

    Partikel zeolit memiliki tiga tipe pori, yaitu macropore dan micropore (masing-

    masing dengan ukuran >50nm dan

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    38/44

      #(

    Macropore merupakan jalan masuk ke dalam partikel menuju micropore. Macropore

    tidak berkontribusi terhadap besarnya luas permukaan membran zeolit. Sebaliknya,

    micropore adalah penyebab besarnya luas permukaan membran zeolit. Micropore

    tersebut sebagian besar terbentuk selama proses aktifasi.

    Pada micropore inilah sebagian besar peristiwa adsorpsi terjadi. Proses adsorpsi

    terjadi melalui tiga tahap, yaitu:

    1.  Macro transport: pergerakan material organik melalui sistem macropore membran

    zeolit.

    2. 

    Micro transport: pergerakan material organik melalui sistem mesopore dan

    micropore dari membran zeolit.

    3.  Sorption: melekatnya material organik pada permukaan membran zeolit, yaitu di

     permukaan macropore, mesopore dan micropore.

    Hal yang membedakan antara zeolite, clay, dan kitosan, selain zat penyusunnya,

    tetapi juga bentuk serta luas permukaan dari adsorben tersebut. Kita mengetahui bahwa

    semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang dapat terserap,

    sehingga adsorben tersebut lebih lama jenuh. Keefektifan adsorben dilihat dari waktu

     penyerapan adosorbat dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk meregenerasi

    adsorban tersebut. Semakin lama adsorben jenuh, dan makin cepat atau mudah

    regenerasinya, maka ia semakin baik.

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan adsorpsi suatu adsorben

    diantaranya adalah sebagai berikut : 

    a)  Luas Permukaan Adsorben 

    Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak asorbat yang diserap, sehingga

     proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter partikel maka

    semakin luas permukaaan adsorben, dan sebaliknya. 

     b) 

    Ukuran Partikel 

    Semakin kecil ukuran partikel yang digunakan maka semakin besar kecepatan

    adsorpsinya. Ukuran partikel dalam bentuk butir adalah lebih dari 0,1 mm,

    sedangkan ukuran diameter dalam bentuk serbuk adalah 200 mesh. 

    c) 

    Waktu Kontak  

    Semakin lama waktu kontak dapat memungkinkan proses difusi dan penempelan

    molekul adsorbat berlangsung lebih baik. Konsentrasi zat-zat organik akan turun

    apabila kontaknya cukup dan waktu kontak biasanya sekitar 10-15 menit. 

    d)  Distribusi Ukuran Pori 

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    39/44

      #)

    Distribusi pori akan mempengaruhi distribusi ukuran molekul adsorbat yang masuk

    dalam partikel adsorben. Kebanyakan zat pengadsorpsi atau adsorben merupakan

     bahan yang sangat berpori dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding

     pori atau letak-letak tertentu di dalam partikel tersebut.

    Di samping itu, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi adsorpsi, yaitu :

    a.   Agitation (Pengadukan)

    Tingkat adsorpsi dikontrol baik oleh difusi film maupun difusi pori, tergantung

     pada tingkat pengadukan pada sistem.

     b.  Karakteristik Adsorban (Misal : Karbon Aktif)

    Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan karakteristik penting karbon aktif

    sesuai dengan fungsinya sebagai adsorban. Ukuran partikel karbon mempengaruhi

    tingkat adsorpsi; tingkat adsorpsi naik dengan adanya penurunan ukuran partikel.

    Oleh karena itu adsorpsi menggunakan karbon PAC (Powdered Acivated Carbon)

    lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan karbon GAC (Granular Acivated

    Carbon).

    c.  Kelarutan Adsorbat

    Senyawa terlarut memiliki gaya tarik-menarik yang kuat terhadap pelarutnya

    sehingga lebih sulit diadsorpsi dibandingkan senyawa tidak larut.

    d.  Ukuran Molekul Adsorbat

    Hal ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa gaya tarik antara karbon dan

    molekul akan semakin besar ketika ukuran molekul semakin mendekati ukuran pori

    karbon. Tingkat adsorpsi tertinggi terjadi jika pori karbon cukup besar untuk

    dilewati oleh molekul.

    e.   pH

    Asam organik lebih mudah teradsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa

    organik efektif pada pH tinggi.

    f.  Temperatur

    Tingkat adsorpsi naik diikuti dengan kenaikan temperatur dan turun diikuti dengan

     penurunan temperatur.

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    40/44

      $+

    6.  Untuk dapat mengetahui regenerasi penggunaan adsorben setelah digunakan,

    perlu dilakukan proses desorpsi, jelaskan dan bagaimana caranya?

    Gambar 15. Proses Adsorpsi – Desorpsi

    Adsorpsi dan desorpsi adalah suatu proses yang reversibel. Desorpsi merupakan proses

     pelepasan adsorbat dari adsorben, dimana proses ini membutuhkan energi panas,

    sehingga disebut proses endotermik. Jumlah adsorbat yang terkandung di dalam

    adsorban dapat digambarkan oleh garis isoters pada diagram tekanan vs temperature

    (ln P vs -1/T) seperti pada gambar berikut.

    Grafik 4. Hubungan ln P terhadap -1/T

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    41/44

      $*

    Proses desorpsi disebut juga pendingin adsorpsi, proses ini membutuhkan energi panas.

     Namun, ada 4 tahap dalam proses desorpsi dan tahapan tersebut terdiri dari proses

    endotermik dan eksotermik. Keempat tahapan ini digambarkan dalam gambar berikut :

    Grafik 5. Diagram Clapeyron Ideal

    Keempat proses tersebut adalah sebagai berikut:

    1. 

    Proses Pemanasan (pemberian tekanan)

    Selama periode ini, tidak ada aliran metanol yang masuk maupun keluar dari

    adsorber. Adsorber menerima panas sehingga temperatur adsorber meningkat dan

    diikuti oleh peningkatan tekanan dari tekanan evaporasi menjadi tekanan

    kondensasi. Proses ini sama seperti proses kompresi pada sistem pendingin mekanik.

    2.  Proses pemanasan-desorpsi-kondensasi

    Selama periode ini, adsorber terus dialiri panas sehingga adsorber terus mengalami

     peningkatan dan temperatur yang menyebabkan timbulnya uap desorpsi. Sementara

    itu, katup aliran ke kondensor dibuka sehingga adsorbat dalam bentuk gas mengalir

    ke kondensor untuk mengalami proses kondensasi menjadi cair. Kalor laten

     pengembunan adsorbat diserap oleh media pendingin pada kondenser. Siklus ini

    sama dengan siklus kondensasi pada sistem pendingin mekanik.

    3. 

    Proses pendinginan (penurunan tekanan)

    Selama periode ini, tidak ada aliran metanol yang masuk maupun keluar dari

    adsorber. Adsorber melepaskan panas dengan cara didinginkan sehingga suhu diadsorber turun dan diikuti oleh penurunan tekanan dari tekanan kondensasi ke

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    42/44

      $"

    tekanan evaporasi. proses ini sama seperti proses ekpansi pada sistem pendingin

    mekanik.

    4.  Proses pendinginan-adsorpsi-evaporasi

    Selama periode ini, adsorber terus melepaskan panas sehingga adsorber terus

    mengalami penurunan temperatur dan tekanan yang menyebabkan timbulnya uap

    adsorpsi. Sementara itu, katup aliran dari evaporator ke adsorber dibuka sehingga

    adsorbat dalam bentuk uap mengalir dari evaporator ke adsorber. Adsorbat dalam

     bentuk uap dihasilkan dari proses penyerapan kalor oleh adsorbat dari lingkungan

    sebesar kalor laten penguapan adsorbat tersebut. Proses ini berlangsung pada

    tekanan saturasi yang rendah sehingga penyerapan kalor berlangsung pada

    temperatur saturasi yang rendah pula.

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    43/44

      $#

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    • 

    Tegangan permukaan ( surface tension)  terjadi karena permukaan zat cair cenderung

    untuk menegang dan dipengaruhi oleh gaya – gaya kimia antara molekul air, seperti

    intermolecular forces. Tegangan permukaan zat cair juga dipengaruhi oleh cohesive

     force dan adhesive force. 

    •  Air pada suhu 0°C memiliki tegangan permukaan sebesar 0,076 N/m sedangkan pada

    suhu 20°C memiliki tegangan permukaan sebesar 0,072 N/m, sehingga nilai tegangan

     permukaan air berbeda-beda tergantung pada suhunya.

    • 

    Surfaktan ( surface active agent ) adalah bahan aktif permukan yang dapat diproduksi

    secara sintesis kimia maupun biokimia dimana karakteristik utama surfaktan adalah

     pada aktifitas permukaannya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan

    air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (hidrofobik).

    •  Penggunaan surfaktan sangat bervariasi, seperti bahan deterjen, kosmetik, farmasi,

    makanan, tekstil, plastik dan lain-lain.

    •  Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Adsorbat

    adalah senyawa terlarut yang dapat terserap. Sedangkan adsorben adalah padatan

    dimana di permukaannya terjadi pengumpulan senyawa yang diserap.

    •  Adsorpsi isotherm dibagi menjadi 3 yaitu Langmuir, Freundlich, dan BET.

    •  Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan adsorpsi suatu adsorben, seperti

    1. 

    Luas permukaan adsorben

    2.  Ukuran partikel

    3.  Waktu kontak

    4. 

    Distribusi ukuran pori

    5.   Agitation (pengadukan)

    6.  Karakteristik adsorban

    7. 

    Kelarutan adsorbat

    8.  Ukuran molekul adsorbat

    9.   pH

    10. 

    Temperatur

  • 8/19/2019 MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS

    44/44

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2012. Adsorption. www.newworldencyclopedia.org. Diakses pada 3 November 2015.

    Anonim. 2014. Adsorption Isotherm. www.chemistrylearning.com . Diakses pada 3 November 2015.

    Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika  Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.

    Dogra, S.K. 1990. Kimia Fisika dan Soal-soal . UI-Press. Jakarta.

    EPA. “Capsule Report : Aqueous Mercury Treatment ”. National Risk Management Research

    Laboratory Office of Research and Development. US EPA Cincinnati. OH 45268.1997.

    Ball, David W. 2003. Physical Chemistry. USA: Brooks/ Cole Thomson.

    Bird, Tony. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

    Lando, Jerome B. and Maron, Samuel H. 1990. Fundamental of Physical Chemistry. London: Collier

    Macmillan Publisher.

    Patterson, J.W., Wastewater Treatment Technology, 2nd

    ed. Ann Arbor Science. 1985.

    Ruthven DM, editor.  Encyclopedia of Separation Technology, Volume 1 (A kirk-Othmer

    Encyclopedia). New York: J Wiley.

    Setyaningsih H. 1995. Pengolahan limbah batik dengan proses kimia dan adsorpsi karbon aktif [tesis].

    Jakarta: Program Pascasarjana, Universitas Indonesia.

    Sukardjo. 1990. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rineka Cipta.

    Tim dosen USU. Chapter II . Sumatera Utara.