laporan kesuburan tanah

18
DASAR-DASAR ILMU TANAH TANAMAN INDIKATOR PEMANFAATAN TANAH NAMA : I KOMANG TRI WIDYA PUTRA NIM : G111 09 327 KELOMPOK : X (SEPULUH) HARI/TANGGAL : SELASA/ 3 NOVEMBER 2009 ASISTEN : YULFIRA JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2009

Upload: i-komang-tri-widya-p

Post on 05-Jul-2015

586 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KESUBURAN TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH

TANAMAN INDIKATOR PEMANFAATAN TANAH

NAMA : I KOMANG TRI WIDYA PUTRA

NIM : G111 09 327

KELOMPOK : X (SEPULUH)

HARI/TANGGAL : SELASA/ 3 NOVEMBER 2009

ASISTEN : YULFIRA

JURUSAN AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2009

Page 2: LAPORAN KESUBURAN TANAH

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk memahami konsep ideal kesuburan tanah kita memulainya dengan

konsep tanah itu sendiri. Tanah, menurut konsep komposisi dasarnya tersusun dari

beberapa bagian yang terintegrasi secara holistik, saling mempengaruhi saling kait

menjadi satu kesatuan sistem utuh yang seolah tidak dapat terpisahkan dengan sifat

dan ciri tertentu secara spesifik. Komposisi dasar tanah meliputi air, udara, bahan

mineral dan bahan organik.

Bagian-bagian tanah yang dimaksud itu adalah, air dan udara yang

menempati porsi 25 % dan 25 %. Air dan udara menempati porsi 50 % dari

keseluruhan volume tanah. Yang selanjutnya adalah porsi untuk mineral yang

mencapai sektar 45 % dan bahan organik dengan porsi 5 %. Komposisi ini

merupakan porsi ideal bagi tanah terutama untuk keperluan budidaya pertanian.

Bisa dikatakan proporsi ini merupakan dasar bagi konsep kesuburan tanah itu

mencapai keadaan yang ideal bagi perkembangan tanaman.

Masing-masing komponen seperti air, udara, mineral dan bahan organik ini

mempunyai peran yang khas dan tidak dapat saling menggantikan. Artinya

keberadaannya adalah mutlak harus ada, agar fungsi-fungsi dan peran-perannya

ada pada sistem tanah tersebut. Contoh, air diperlukan sebagai media untuk aktifitas

metabolisme dalam tubuh tanaman dengan fungsi yang kompleks. Selain itu fungsi

air di dalam tanah adalah sebagai media pembawa hara dan oksigen sehingga

dapat diserap oleh tanaman dan mikroba yang ada di bahan organik.

Page 3: LAPORAN KESUBURAN TANAH

Sedangkan udara juga merupakan faktor mutlak bagi tanaman maupun

kehidupan di dalam tanah sebagai bagian dari sistem metabolisme makhluk hidup di

dalam tanah yang kompleks juga. Udara yang dimaksud adalah ruang bagi Oksigen,

CO2 dan gas-gas lain yang dalam siklus metabolisme makhluk hidup di dalam

tanah.

Adapun mineral merupakan bagian dari cadangan hara, karena dengan

proses mineralisasi akan menjadi unsur-unsur hara yang siap diserap oleh tanaman

maupun kehidupan lain di dalam tanah. Mineral menjaga kestabilan bentuk dan

struktur tanah sehingga tidak mudah berubah komposisi komponennya oleh

pengaruh perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan di dalam tanah.

Struktur tanah juga akan menopang tanaman dan memberi ruang gerak kehidupan

bagi akar tanaman dan makhluk hidup lainnya di dalam tanah.

Bagian yang terkecil dari penyusun tanah adalah bahan organik. Meskipun

demikian kecil proporsi jumlahnya (kecuali organosol), justru menjadi kunci bagi

berlangsungnya dinamika kehidupan di dalam tanah, atau dapat dikatakan bahan

organik (BO) merupakan kunci bagi dinamika kesuburan tanah. Bahan organik

menjadi kunci karena dengan dinamikanya sifat-sifat tanah bisa dikelola menuju

kondisi yang ideal bagi tanaman.

Berdasarkan uraian diatas maka praktikum mengenai indikator sebagai

kesuburan tanaman perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

perkembangan tanaman jagung dalam fraksi pasir dan tanah fraksi liat.

Page 4: LAPORAN KESUBURAN TANAH

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

perkembangan tanaman jagung dalam tanah yang berfraksi pasir dan tanah

berfraksi liat, serta mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhinya.

Kegunaan dari praktikum ini adalah agar kita dapat mengetahui

perbandingan perkembangan tanaman jagung dan jenis tanah apa yang baik untuk

dimanfaatkan bagi lahan pertanian jagung yang mampu berproduksi dengan baik.

Page 5: LAPORAN KESUBURAN TANAH

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kesuburan tanah bisa diukur berdasarkan beberapa indikator kesuburan

tanah. Beberapa indikator kesuburan tanah yang biasa digunakan oleh para ahli

tanah antara lain adalah kapasitas absorsbsi, tingkat kejenuhan basa, kandungan

liat dan kandungan bahan organik.

Kapasitas Absorbsi adalah kemampuan tanah untuk mengikat suatu kation

oleh partikel-partikel koloid tanah, dan ini secara langsung mencerminkan

kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran hara dalam bentuk kation.

Semakin tinggi nilai kapasitas absorbsi, maka tanah dikatakan kesuburannya

semakin baik, yang biasanya susunan kationnya yang didominasi oleh unsur K

(Kalium), Ca (Calsium) dan Mg (Magnesium), sehingga nilai pH tanah normal

(berkisar 6,5) (Hakim, dkk., 1986).

Kejenuhan Basa, mencerminkan akumulasi susunan kation. Peningkatan

nilai persen kejenuhan basa mencerminkan semakin tingginya kandungan basa-

basa tanah pada posisi nilai pH tanah yang menyebabkan nilai kesuburan kimiawi

optimal secara menyeluruh. Nilai kesuburan kimiawi secara sederhana dicermnkan

oleh nilai pH, karena nilai pH akan mampu mempengaruhi dan mencerminkan

aktifitas kimiawi sekaligus aktifitas biologis dan kondisi fisik di dalam tanah (Foth,

1987).

Kandungan liat, merupakan ukuran kandungan partikel koloid tanah. Partikel

dengan ukuran ini mempunyai luas permukaan dan ruang pori tinggi sehingga

mempunyai kemampuan absorbsi juga tinggi serta diikuti kemampuan saling tukar

yang tinggi pula diantara partikel koloid. Kemampuan absorbsi ini bisa untuk air

maupun zat hara, sehingga menjadi cermin peningkatan kesuburan tanah. Namun

Page 6: LAPORAN KESUBURAN TANAH

jika kandungan liat pada komposisi tinggi menjadi tidak ideal untuk budidaya

maupun pengolahan tanah. Kandungan liat yang tinggi menyebabkan perkolasi,

inlfiltrasi, permeabilitas, aerasi tanah menjadi lebih rendah sehingga menyulitkan

peredaran air dan udara (Hardjowigeno, 1987).

Kandungan BO merupakan indikator paling penting dan menjadi kunci

dinamika kesuburan tanah. Bahan organik mempunyai peran yang multifungsi, yaitu

mampu merubah sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah. Selain itu bahan

organik juga mampu berperan mengaktifkan persenyawaan yang ditimbulkan dari

dinamikanya sebagai ZPT (zat pengatur tumbuh), sumber Enzim (katalisator reaksi-

reaksi persenyawaan dalam metabolisme kehidupan) dan Biocide (obat pembasmi

penyakit dan hama dari bahan organik) (Pairunan, dkk., 1985).

Bahan organik dikatakan mampu merubah sifat fisik tanah, karena kondisi

fisik tanah yang keras/liat (pejal) akan dapat berubah menjadi tanah yang gembur

oleh adanya bahan organik. Kondisi tanah yang lepas (sangat berpasir), maka fisik

tanah dapat dibuat menjadi kompak, karena agregasi meningkat oleh adanya bahan

organik. Ruang pori tanah juga meningkat, akibatnya kemampuan tanah dalam

menyimpan air dan menyediakan ruang udara akan semakin proporsional (baik). Hal

ini bermanfaat untuk menghindarkan tekanan kekeringan pada perakaran.

Bahan organik juga dapat merubah sifat kimia tanah, yaitu melalui proses

dekomposisi yang dilakukan oleh mikroba yang memang selalu menempel pada

bahan organik. Bahan organik bisa merubah sifat biologi tanah dengan

meningkatkan populasi mikroba di dalam tanah. Populasi mikroba yang meningkat

menyebabkan dinamika tanah akan semakin baik dan menjadi sehat alami.

Peningkatan mikroba akan meningkatkan kemantapan agregasi partikel-partikel

penyusun tanah. Dengan demikian menyebabkan struktur tanah menjadi lebih baik

Page 7: LAPORAN KESUBURAN TANAH

karena ketahanannya menghadapi tekanan erodibilitas (perusakan) tanah.

Meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman sehingga tanaman

tumbuh sehat tanpa perlu campur tangan pupuk (Hardjowigeno, 1987).

Dengan daya dukung kesuburan tanah yang optimal maka pertumbuhan

tanaman menjadi normal, sehat dan produktif. Maka perlakuan pemupukan yang

sesuai konsep kesuburan diatas akan menyebabkan efektifnya pemupukan,

sehingga tanaman menjadi produktif dan menyebabkan lebih hemat dan efisien

pada biaya-biaya dan penggunaan tenaga kerja. Dengan tanah yang subur maka

tanaman akan tumbuh dengan sehat, berproduksi tinggi dan hidup lebih lama

dengan umur yang lebih panjang. Maka apabila tanah subur petani akan makmur

dan sejahtera.

Oleh karenanya kita harus kembali ke jalan yang benar, yaitu jalan menuju

kesuburan tanah yang ideal dengan konsep kesuburan yang sesuai dengan fitrah

tanah itu sendiri. Konsep untuk menuju kesuburan tanah yang ideal sampai pada

lapisan tanah yang lebih dalam sehingga perakaran tanaman area, dapat

berkembang dengan baik dan hasil yang maksimal. Namun demikian konsep ini

nantinya akan terus diperbaiki dan dikembangkan untuk menuju kesempurnaan

kemudian.

Kebiasaan menggunakan pupuk kimia dan racun kimia yang berlebihan

adalah jalannya atau caranya orang-orang yang sesat, yang tidak memahami

konsep dasar kesuburan tanah yang berkelanjutan. Maka sudah saatnya kita

kembali ke jalan yang benar dengan selalu menggunakan pupuk organik dan

meninggalkan kebiasaan penggunaan pupuk dan racun kimia yang berlebihan.

Dengan pupuk organik yang cukup dengan cara yang baik maka hasilnya akan

Page 8: LAPORAN KESUBURAN TANAH

memuaskan dan menjadikan produksinya maksimal petani pendapatannya

meningkat (Darmawijaya, 1990).

Page 9: LAPORAN KESUBURAN TANAH

III. METODELOGI PERCOBAAN

3.1. Waktu Dan Tempat

Praktikum Tanaman sebagai \Iindikator Pemanfaatan Tanah yang

dilaksanakan pada hari Selasa, 10 November 2009, pukul 14 WITA sampai selesai,

di Laboratorium Fisika Tanah Jurusan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian, Universitas

Hasanuddin.

3.2. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ember, pot, penampungan,

dan takaran.

Bahan yang digunakan dalam praktukum ini adalah jagung, tanah berstektur

liat, tanah bertesktur pasir dan air.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam percobaan tanaman sebagai indikator pemanfaatan

kesuburan tanaman adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan pot yang berisi tanah pada percobaan kapasitas pegang air

ditambahkan bahan organik secukupnya.

2. Menanami dengan jagung yang sudah tumbuh lalu dipindahkan tanamkan pada

kedua pot tersebut

3. Menyimpan sampai jagung berumur kurang lebih 2 bulan, sambil tetap dilakukan

penyiraman.

Page 10: LAPORAN KESUBURAN TANAH

4. Melihat dan membandingkan pertumbuhan tanaman jagung pada tanah

bertekstur liat ditambah bahan organik dengan tanah bertekstur pasir

ditambahkan bahan organik.

Page 11: LAPORAN KESUBURAN TANAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 9: Perbandingan Sebagai indicator kesuburan tanaman antara tanah

bertekstur liat dan tanah bertekstur pasir

Tekstur tanah Sebagai indikator kesuburan tanaman (Jagung)

Liat Tumbuh maksimal

Pasir Tidak tumbuh maksimal

Sumber data primer ; 2009

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil yang dilakukan pada praktikum ini, pada tanah liat

tanaman yg digunakan sebagai tanaman indikator tumbuh maksimal diakibatkan

tanah liat

Page 12: LAPORAN KESUBURAN TANAH

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum sebagai indikator

kesuburan tanaman ini, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada tanah tekstur liat, pertumbuhan jagung tumbuh dengan maksimal.

2. Pada tanah tekstur pasir, pertumbuhan jagung tumbuh tidak maksimal.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tanah sebagai indikator kesuburan

tanaman yaitu kapasitas absorbsi, bahan organik, kandungan liat tanah,

dan kejenuhan basa.

5.2. Saran

Sebaiknya dalam pertanian perlu dengan selalu menggunakan pupuk

organik dan meninggalkan kebiasaan penggunaan pupuk dan racun kimia yang

berlebihan. Dengan pupuk organik yang cukup dengan cara yang baik maka

hasilnya akan memuaskan dan menjadikan produksinya maksimal petani

pendapatannya meningkat.

Page 13: LAPORAN KESUBURAN TANAH

DAFTAR PUSTAKA

Buckman, H. O., N, C Brady, 1982. Ilmu Tanah. Penerbit Bharata Karya Aksara : Jakarta.

Foth., 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Hardjowigeno, S. 1987. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Mediyatma Sarana Perkasa, Jakarta.

Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta