laporan kerja praktik di pt pertamina (persero) ru-iv cilacap tahun 2014
DESCRIPTION
Ayu Listiani (15311019)Laporan Kerja Praktik TL-4098 Teknik Lingkungan ITB 2014Tema: Pengelolaan Limbah B3Tempat: PT Pertamina (Persero) RU-IV CilacapTRANSCRIPT
-
LAPORAN KERJA PRAKTIK
TL 4098
EVALUASI PENGELOLAAN
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP
disusun oleh:
Ayu Listiani
15311019
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
-
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
EVALUASI PENGELOLAAN
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP
disusun oleh:
AYU LISTIANI (15311019)
Disusun sebagai salah satu syarat untuk lulus mata kuliah Kerja Praktik (TL-
4098) pada Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:
Environmental Section Head
Herman Sumantri
Nopek: 605826
Pembimbing Lapangan
Rakhmat Ibnas
Nopek: 747573
Mengetahui,
HSE Manager
Leodan Haadin
Nopek: 734843
-
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
EVALUASI PENGELOLAAN
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP
disusun oleh:
AYU LISTIANI (15311019)
Disusun sebagai salah satu syarat untuk lulus mata kuliah Kerja Praktik
(TL-4098) pada Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:
Koordinator Kerja Praktik Dosen Pembimbing Kerja Praktik
Dr. Moch. Chaerul, ST., MT. Dr. Sukandar, S.Si., MT.
NIP. 197409262008011006 NIP. 197311012006041001
-
ABSTRAK
Dalam proses produksi produk BBM dan non-BBM, PT Pertamina (Persero) RU-
IV Cilacap menghasilkan berbagai macam limbah B3 sebagai produk sampingan.
Limbah B3 membutuhkan perlakuan khusus dan ketat dibandingkan dengan
limbah non-B3 karena sifatnya yang berbahaya dan beracun bagi manusia dan
lingkungan sehingga dibutuhkan pengelolaan yang tepat sebelum limbah-limbah
B3 ini dikembalikan ke lingkungan. Limbah B3 yang dihasilkan oleh PT
Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap mayoritas terdiri dari oil sludge, spent
catalyst, spent clay, mineral wool, tanah terkontaminasi dan berbagai kemasan
bekas produk B3. Pengelolaan limbah B3 yang saat ini dilakukan oleh PT
Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap meliputi reduksi, pengemasan dan
pewadahan, pelabelan, penyimpanan, pengangkutan serta pemanfaatan. Kegiatan
pengolahan dan pemanfaatan belum mendapat izin dari KLH sehingga tidak dapat
dijalankan, akan tetapi nyatanya PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
melakukan kegiatan pemanfaatan limbah B3. Semua limbah B3 dari PT Pertamina
(Persero) RU-IV Cilacap diserahkan pengolahannya ke pihak ketiga, termasuk
kepada PT Holcim Indonesia Tbk. PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
memiliki nota kesepakatan (MoU) dengan PT Holcim Indonesia Tbk di mana PT
Holcim Indonesia Tbk akan memanfaatkan limbah B3 dari PT Pertamina
(Persero) RU-IV Cilacap dengan metode co-processing. Dalam metode yang
ramah lingkungan ini limbah B3 dibakar dengan tujuan untuk memanfaatkan
limbah sebagai bahan bakar dan juga bahan baku alternatif sehingga tidak
menimbulkan residu.
Kata kunci: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap, limbah B3, pengelolaan
limbah B3, TPS limbah B3, metode co-processsing.
-
ABSTRACT
In a process production of fuel and non-fuel, PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap produces a wide range of hazardous waste (B3) as a byproduct. This
hazardous waste has a specific and rigorous treatment compared with non-
hazardous waste because its dangerous and toxic to humans and environment so
we need proper management of this hazardous waste before its returned to the
environment. Hazardous waste produced by PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap comprise the majority of oil sludge, spent catalyst, spent clay, mineral
wool, contaminated soil and other packaging products ex hazardous materials.
Hazardous waste management that currently carried out by PT Pertamina
(Persero) RU-IV Cilacap are reduction, packaging, labelling, storaging,
transporting and also utilization. Hazardous waste processing and utilization
hasnt received permission from KLH so it cant be done. In fact, PT Pertamina
(Persero) RU-IV Cilacap still doing hazardous waste utilization. All hazardous
waste from PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap is given to a third party to be
processing, including to PT Holcim Indonesia Tbk. PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap has a memorandum (MoU) with PT Holcim Indonesia Tbk where PT
Holcim Indonesia Tbk will utilize that hazardous waste with co-processing
method. With this environmental friendly method, hazardous waste is burned with
the aim of utilizing waste as a fuel and also alternative raw materials to avoid
residues.
Keywords: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap, hazardous waste, hazardous
waste management, Satellite Accumulation Point of hazardous waste, co-
processsing method.
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 i
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat, karunia
dan lindungan-Nya saya dapat melaksanakan kerja praktik serta menyelesaikan
laporannya dengan lancar. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu selama masa kerja praktik dan penulisan
laporan, yaitu kepada:
1. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan berupa doa,
semangat dan materi;
2. Bapak Dr. Sukandar, S.Si., MT selaku dosen pembimbing yang telah
memberi banyak ilmu, nasihat serta bimbingan selama kerja praktik dan
penyusunan laporan;
3. Bapak Dr. Mochammad Chaerul, S.T., MT selaku Koordinator Kerja Praktik
yang telah memberikan bimbingan dan informasi terkait pelaksanaan kerja
praktik;
4. Bapak Dr. Herto Dwi Ariesyadi, S.T., MT., Ph.D. selaku Ketua Prodi Teknik
Lingkungan Institut Teknologi Bandung yang telah mendukung kelancaran
kegiatan kerja praktik;
5. Ibu Titi, Pak Yono beserta para staf Tata Usaha Teknik Lingkungan Institut
Teknologi Bandung yang telah membantu urusan administrasi terkait kerja
praktik;
6. Bapak Leodan Haadin selaku Manager Health Safety and Environment PT
Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap yang selalu ramah menyapa, berbagi ilmu
dan sangat memperhatikan kami selama kerja praktik di tengah kesibukannya;
7. Bapak Herman Sumantri selaku Environment Head Section PT Pertamina
(Persero) RU-IV Cilacap yang selalu memberikan ilmu dan wawasan baru
serta sering mengajak makan siang bersama Environment Section. Semoga
sehat selalu ya Pak;
8. Bapak Dasiyo, Bapak Rakhmat Ibnas dan Ibu Nina Febriana Rahmadani
selaku pembimbing lapangan atas segala data, tawa, cerita, ilmu dan
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 ii
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
pengalaman berharga serta ruangan dan meja kerja yang sangat membantu
dalam penulisan laporan;
9. Bapak Warsanto selaku Kepala Gudang Penyimpanan Limbah B3 yang selalu
sabar memberikan penjelasan, mengajak berjalan-jalan di area kilang dan
telah membelikan nasi padang di kunjungan pertama ke gudang;
10. Pak Wahyu dan Environment Section lainnya serta Safety Section, Fire &
Insurance Section dan Occupational Health Section yang memberikan ilmu
serta semangat selama saya melaksanakan kerja praktik di sana;
11. Bapak Hery Harnoto dan Mas Andi dari bagian Diklat, Bapak Eko serta staf
dari bagian Litsus dan Bapak Anggoro serta staf dari bagian HR yang sangat
membantu dalam pembuatan kartu HSE serta badge kerja praktik;
12. Teman sekamar kost Budi Khairunnisa Solekha, yang setia berjuang bersama
menjalani kerja praktik di Cilacap;
13. Teman-teman seperjuangan KP di Environment yang baru datang saat kami
akan pulang, Riri, Nurul, Rio, Arga dari ITS, Yoyo dari UPN, Yona dan
Awal dari UII, Hana, Yuanita, Veli dari Undip. Terima kasih atas segala
cerita dan jalan-jalannya. Selamat berjuang!;
14. Dati dan Dihap, dua teman bimbingan dan diskusi yang sangat inspiratif!;
15. Teman-teman Cetar (Amay, Chissy, Uni, Ninis) yang selalu menghibur
dengan obrolannya di grup, semoga bisa segera ke Korea!;
16. Teman-teman Narayana penerus bangsa yang selalu meramaikan grup Line
dengan obrolan yang maunya berbobot tapi malah sering tidak berbobot tapi
menyenangkan, terima kasih atas hiburan dan kebersamaannya selama ini.
Sayang kalian selalu!;
17. Swargalokanata, Askharadiva, Arkaniyata dan Wariga Sangkara serta semua
pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu di sini yang juga turut
membantu kelancaran kerja praktik dan penulisan laporan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri sebagai penulis dan
juga para pembacanya.
Cilacap, 25 Juni 2014
Penulis
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 iii
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
1.2. TUJUAN KERJA PRAKTIK .................................................................. 2
1.2.1. TUJUAN UMUM .......................................................................... 2
1.2.2. TUJUAN KHUSUS ...................................................................... 2
1.3. RUANG LINGKUP ................................................................................ 3
1.4. METODOLOGI ...................................................................................... 3
1.5. WAKTU DAN TEMPAT KERJA PRAKTIK ........................................ 4
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN ............................................................... 4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................. 6
2.1. SEJARAH PT PERTAMINA (PERSERO)............................................. 6
2.2. VISI DAN MISI PT PERTAMINA (PERSERO) ................................... 8
2.2.1. VISI PT PERTAMINA (PERSERO) ............................................ 8
2.2.2. MISI PT PERTAMINA (PERSERO) ........................................... 8
2.3. LOGO PT PERTAMINA (PERSERO) .................................................. 9
2.4. PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP .............................. 10
2.5. VISI DAN MISI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP .. 13
2.5.1. VISI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ........... 13
2.5.2. MISI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP .......... 13
2.6. DESKRIPSI KEGIATAN PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV
CILACAP .............................................................................................. 14
2.6.1. KILANG MINYAK I (FOC I DAN LOC I) ............................... 15
2.6.2. KILANG MINYAK II (FOC II DAN LOC II) .......................... 17
2.6.3. KILANG PARAXYLENE COMPLEX ......................................... 20
2.6.4. KILANG LPG DAN SULPHUR RECOVERY UNIT (SRU) ...... 21
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 iv
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
2.6.5. DEBOTTLENECKING PROJECT CILACAP (DPC) ................. 22
2.6.6. SARANA PENUNJANG ............................................................. 23
2.7. HEALTH SAFETY AND ENVIRONMENT (HSE) PT PERTAMINA
(PERSERO) RU-IV CILACAP .............................................................. 24
2.7.1. FIRE INSURANCE (PENANGGULANGAN KEBAKARAN) ... 25
2.7.2. SAFETY (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)....... 26
2.7.3. ENVIRONMENT (LINDUNGAN LINGKUNGAN) .................... 27
2.8. STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN PT PERTAMINA
(PERSERO) RU-IV CILACAP .............................................................. 30
BAB III KONDISI EKSISTING PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT
PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ................................. 32
3.1. GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT
PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP .................................... 32
3.2. REGULASI TERKAIT PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT
PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ..................................... 32
3.3. IZIN TERKAIT PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT PERTAMINA
(PERSERO) RU-IV CILACAP ............................................................. 33
3.4. SUMBER DAN JENIS LIMBAH B3 YANG DIHASILKAN PT
PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ..................................... 34
3.5. PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT PERTAMINA (PERSERO)
RU-IV CILACAP................................................................................... 37
3.5.1. PENGURANGAN VOLUME LIMBAH B3............................... 37
3.5.2. PENGEMASAN DAN PEWADAHAN LIMBAH B3 ............... 37
3.5.3. PELABELAN LIMBAH B3 ........................................................ 38
3.5.4. PENGANGKUTAN LIMBAH B3 .............................................. 39
3.5.5. PENYIMPANAN LIMBAH B3 ................................................. 40
3.5.6. PENGOLAHAN LIMBAH B3 .................................................... 43
3.5.7. PEMANFAATAN LIMBAH B3 ................................................ 44
3.5.8. DOKUMEN PENGELOLAAN LIMBAH B3 ............................ 44
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 v
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 45
4.1. LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) ................. 45
4.2. PERATURAN TERKAIT PENGELOLAAN LIMBAH B3 ................. 49
4.3. IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI LIMBAH B3 ............................ 52
4.4. KARAKTERISTIK LIMBAH B3 ......................................................... 56
4.5. PRINSIP PENGELOLAAN LIMBAH B3 ............................................ 60
4.5.1. KONSEP 3R PENGELOLAAN LIMBAH B3 ............................ 61
4.5.2. MEKANISME CRADLE TO GRAVE .......................................... 62
4.6. PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI INDONESIA ................................ 65
4.6.1. PENGEMASAN LIMBAH B3 .................................................... 66
4.6.2. PELABELAN LIMBAH B3 ........................................................ 67
4.6.3. PENYIMPANAN LIMBAH B3 .................................................. 84
4.6.4. PENGANGKUTAN LIMBAH B3 .............................................. 88
4.6.5. PENGOLAHAN LIMBAH B3 .................................................... 90
4.6.6. PEMANFAATAN LIMBAH B3 ................................................. 91
4.6.7. KONSEP DOKUMEN PERJALANAN LIMBAH B3................ 91
4.7. NERACA LIMBAH B3 ......................................................................... 95
4.8. PENGELOLAAN LIMBAH B3 PADA KEGIATAN
PENGELOLAAN MINYAK ................................................................. 96
4.9. CO-PROCESSING ............................................................................... 105
4.10. PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI JAMNAGAR REFINERY ........ 107
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ................... 111
5.1. IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI LIMBAH B3 .......................... 111
5.2. KUANTITAS LIMBAH B3 ................................................................ 118
5.3. EVALUASI KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH B3 ................... 127
5.4. EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 ...................... 128
5.4.1. EVALUASI PEDOMAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI
PT PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP ................... 128
5.4.2. EVALUASI REDUKSI LIMBAH B3 ....................................... 130
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 vi
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
5.4.3. EVALUASI PENGEMASAN DAN PEWADAHAN
LIMBAH B3 .............................................................................. 131
5.4.4. EVALUASI PELABELAN LIMBAH B3 ................................. 137
5.4.5. EVALUASI PENYIMPANAN LIMBAH B3 ........................... 144
5.4.6. EVALUASI PENGANGKUTAN LIMBAH B3 ....................... 159
5.4.7. EVALUASI PENGOLAHAN LIMBAH B3 ............................. 163
5.4.8. EVALUASI PEMANFAATAN LIMBAH B3 .......................... 169
5.5. PERBANDINGAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PT
PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP DENGAN
JAMNAGAR REFINERY INDIA ........................................................ 173
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 175
6.1. SIMPULAN ........................................................................................ 175
6.2. SARAN ............................................................................................... 177
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 178
LAMPIRAN ....................................................................................................... 180
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 vii
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Proses-Proses Utama Kilang PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap.................................................................................................. 14
Tabel 2.2. Kapasitas FOC I ................................................................................... 16
Tabel 2.3. Kapasitas LOC I ................................................................................... 16
Tabel 2.4. Produksi Kilang I (FOC I dan LOC I) .................................................. 17
Tabel 2.5. Kapasitas FOC II .................................................................................. 18
Tabel 2.6. Kapasitas LOC II .................................................................................. 19
Tabel 2.7. Produksi Kilang II (FOC II dan LOC II) .............................................. 19
Tabel 2.8. Kapasitas LOC III ................................................................................. 20
Tabel 2.9. Kapasitas Kilang Paraxylene Complex ................................................ 21
Tabel 2.10. Produksi Kilang Paraxylene ............................................................... 21
Tabel 4.1. Karakteristik Limbah B3 menurut Peraturan di Indonesia, Eropa, dan
Amerika ................................................................................................ 57
Tabel 4.2. Peletakan Simbol Limbah B3 ............................................................... 80
Tabel 4.3. Prinsip Dasar Co-processing Limbah B3 dan Limbah Lainnya pada
Kiln Semen ......................................................................................... 106
Tabel 4.4. Jumlah Limbah B3 Jamnagar Refinery dan Cara Pengelolaannya .... 108
Tabel 5.1. Daftar Limbah B3 dari Sumber Spesifik di PT Pertamina (Persero)
RU-IV Cilacap ................................................................................... 112
Tabel 5.2. Jenis Limbah B3 di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ............. 115
Tabel 5.3. Identifikasi Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ....... 116
Tabel 5.4. Neraca Limbah Form II PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode Bulan Februari 2014 ............................................................. 120
Tabel 5.5. Denah Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV Periode Bulan
Juni 2014 ............................................................................................ 121
Tabel 5.6. Sebagian Neraca Limbah untuk Penilaian Proper (Juli 2013-
Juni 2014) ........................................................................................... 123
Tabel 5.7. Jumlah Limbah yang Dihasilkan di PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap Periode Juli 2013-Juni 2014.................................................. 124
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 viii
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Tabel 5.8. Matriks Perbandingan Pengemasan Limbah B3 Menurut Peraturan dan
Realisasinya........................................................................................ 136
Tabel 5.9. Matriks Perbandingan Pelabelan Limbah B3 Menurut Peraturan dan
Realisasinya........................................................................................ 143
Tabel 5.10. Matriks Perbandingan Penyimpanan Limbah B3 Menurut
Peraturan dan Realisasinya ............................................................... 156
Tabel 5.11. Jenis Limbah dan Pengolahannya Selama Periode Juli 2013-Juni
2014 .................................................................................................. 166
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 ix
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta Lokasi PT Pertamina (Persero) .................................................. 8
Gambar 2.2. Logo Lama PT Pertamina (Persero) .................................................. 9
Gambar 2.3. Logo Baru PT Pertamina (Persero) ................................................... 9
Gambar 2.4. Peta Lokasi Pabrik PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ........... 12
Gambar 2.5. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ............................................... 12
Gambar 2.6. Lokasi PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ............................... 12
Gambar 2.7. Tata Letak Kilang PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ............. 13
Gambar 3.1. Kegiatan di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap dan Limbah
B3 yang Dihasilkan .......................................................................... 35
Gambar 3.2. Beberapa Limbah B3 yang Dihasilkan PT Pertamina (Persero)
RU-IV Cilacap ................................................................................. 36
Gambar 3.3. Pengemasan Limbah Cartridge Bekas dalam Drum Logam ........... 38
Gambar 3.4. Pengemasan Limbah Sand Filter dalam Jumbo Bag ...................... 38
Gambar 3.5. Pengemasan Limbah Cair dalam IBC.............................................. 38
Gambar 3.6. Drum Wadah Limbah B3 yang Diberi Label Identitas Limbah
B3 ..................................................................................................... 39
Gambar 3.7. Label Simbol Limbah B3 (a) Korosif (b) Beracun .......................... 39
Gambar 3.8. Tong Plastik Wadah Limbah B3 yang Diberi Label Wadah
Kosong ............................................................................................ 39
Gambar 3.9. Pengangkutan Eksternal Menuju Tempat Pengolahan ................... 40
Gambar 3.10. Gudang TPS Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap............................................................................................ 41
Gambar 3.11. Layout Gudang TPS Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap............................................................................................ 41
Gambar 3.12. Sludge Pond PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ................... 42
Gambar 3.13. Layout Sludge Pond PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ....... 42
Gambar 3.14. Kondisi TPS Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap............................................................................................ 42
Gambar 3.15. Penataan Drum Limbah B3 di dalam TPS ..................................... 43
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 x
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Gambar 3.16. Sludge pada Sludge Pond............................................................... 43
Gambar 4.1. Hierarki Pengelolaan Limbah .......................................................... 48
Gambar 4.2. Kaitan Komponen dalam Proses Industri ........................................ 50
Gambar 4.3. Mata Rantai Perjalanan Limbah B3 dan Manifestasinya ................ 64
Gambar 4.4. Kemasan Limbah B3 Cair (A) dan Sludge atau Padat (B) .............. 67
Gambar 4.5. Bentuk Dasar Simbol Limbah B3 .................................................... 69
Gambar 4.6. Simbol Limbah B3 Mudah Meledak ............................................... 69
Gambar 4.7. Simbol Limbah B3 Berupa Cairan Mudah Menyala ....................... 70
Gambar 4.8. Simbol Limbah B3 Berupa Padatan Mudah Menyala ..................... 71
Gambar 4.9. Simbol Limbah B3 Reaktif .............................................................. 71
Gambar 4.10. Simbol Limbah B3 Beracun .......................................................... 72
Gambar 4.11. Simbol Limbah B3 Korosif ........................................................... 72
Gambar 4.12. Simbol Limbah B3 Infeksius ......................................................... 73
Gambar 4.13. Simbol Limbah B3 Berbahaya Terhadap Lingkungan .................. 73
Gambar 4.14. Label Limbah B3 ........................................................................... 74
Gambar 4.15. Label Limbah B3 Wadah dan/atau Kemasan Limbah B3
Kosong ........................................................................................... 75
Gambar 4.16. Label Limbah B3 Penandaan Posisi Tutup Wadah dan/atau
Kemasan Limbah B3 ...................................................................... 75
Gambar 4.17. Contoh Pelekatan Simbol Limbah B3 pada Tempat Penyimpanan
dengan 2 Karakteristik Dominan (Predominan) ............................ 78
Gambar 4.18. Contoh Pelekatan Simbol Limbah B3 dan Label Limbah B3 ....... 79
Gambar 4.19. Pola Penyimpanan Kemasan Drum ............................................... 85
Gambar 4.20. Penyimpanan Limbah B3 dengan Rak .......................................... 85
Gambar 4.21. Tempat Penyimpanan Limbah B3 Cair dalam Jumlah Besar ........ 86
Gambar 4.22. Pola Sirkulasi Udara dalam Tempat Penyimpanan Limbah B3 .... 86
Gambar 4.23. Tata Ruang Gudang Penyimpanan Limbah B3 ............................. 88
Gambar 4.24. Skema Perjalanan Dokumen Limbah B3 ....................................... 93
Gambar 4.25. Skema Penanganan Limbah untuk Usaha Eksplorasi dan
Produksi......................................................................................... 97
Gambar 4.26. Skema Crude Oil Recovery ......................................................... 103
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 xi
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Gambar 5.1. Jumlah Timbulan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap Periode Juli 2013-Juni 2014 ............................................ 125
Gambar 5.2. Jumlah Timbulan Limbah B3 PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap Tahun 2010-2014 .............................................................. 126
Gambar 5.3. Tong Sampah Limbah B3 dan Limbah non-B3 ............................ 131
Gambar 5.4. Berbagai Kemasan yang Digunakan untuk Mengemas Limbah
B3 .................................................................................................. 132
Gambar 5.5. Kondisi Drum yang Penyok dan Berkarat .................................... 133
Gambar 5.6. Drum Minyak Pertamina ............................................................... 133
Gambar 5.7. Limbah Kaleng Bekas yang Belum di-Press ................................. 134
Gambar 5.8. Limbah Kaleng Bekas yang Sedang di-Press ................................ 134
Gambar 5.9. Limbah Kaleng Bekas yang Sudah di-Press ................................. 135
Gambar 5.10. Alat Press Kaleng ........................................................................ 135
Gambar 5.11. Simbol Limbah B3 Berbahaya Terhadap Lingkungan ................ 138
Gambar 5.12. Simbol Limbah B3 pada Kemasan .............................................. 139
Gambar 5.13. Label Limbah B3 pada Kemasan ................................................. 140
Gambar 5.14. Pengisian Label Limbah B3 dengan Data Logbook .................... 140
Gambar 5.15. Pemasangan Simbol dan Label Limbah B3 pada Kemasan ........ 140
Gambar 5.16. Pemasangan Simbol dan Label Limbah B3 pada Kemasan
yang Salah .................................................................................... 141
Gambar 5.17. Pemasangan Label pada Kemasan Limbah B3 Kosong .............. 141
Gambar 5.18. Simbol Limbah B3 yang Dipasang di Gudang TPS Limbah
B3 ................................................................................................. 142
Gambar 5.19. Simbol Limbah B3 Dipasang di Kendaraan Pengangkut Limbah
B3 ................................................................................................. 143
Gambar 5.20. Posisi Gudang TPS Limbah ......................................................... 145
Gambar 5.21. Gudang TPS Limbah B3 .............................................................. 145
Gambar 5.22. Pintu Gerbang Gudang TPS Limbah B3 ..................................... 146
Gambar 5.23. Papan Petunjuk di Depan Gudang TPS Limbah B3 .................... 147
Gambar 5.24. Tanggul dan Ventilasi Gudang TPS Limbah B3 ......................... 147
Gambar 5.25. Papan Petunjuk Nama Limbah B3 ............................................... 148
Gambar 5.26. Atap TPS Limbah B3................................................................... 148
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 xii
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Gambar 5.27. Pintu TPS Limbah B3 .................................................................. 149
Gambar 5.28. Lantai dan Saluran di TPS Limbah B3 ........................................ 149
Gambar 5.29. Kotak P3K dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di TPS
Limbah B3 ................................................................................... 150
Gambar 5.30. Alat Komunikasi, Tangga dan Timbangan di TPS Limbah B3 ... 151
Gambar 5.31. Shower dan Eyewash pada TPS Limbah B3 ................................ 151
Gambar 5.32. Prosedur Tanggap Darurat di TPS Limbah B3 ............................ 152
Gambar 5.33. Sistem Blok Penyimpanan Limbah B3 di TPS ............................ 153
Gambar 5.34. Penyimpanan Kemasan Limbah B3............................................. 154
Gambar 5.35. Sludge Pond ................................................................................. 154
Gambar 5.36. Kelengkapan di Sludge Pond ....................................................... 155
Gambar 5.37. Denah Sumur Pantau di Sludge Pond .......................................... 155
Gambar 5.38. Alat Angkut Internal yang Digunakan PT Pertamina (Persero)
RU-IV Cilacap ............................................................................. 160
Gambar 5.39. Pengangkutan Limbah B3 dengan Transporter ........................... 161
Gambar 5.40. Truk Transporter dengan Simbol Limbah B3 ............................. 162
Gambar 5.41. Mata Rantai Perjalanan Limbah B3 dan Manifestasinya yang
Dilakukan PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap ..................... 164
Gambar 5.42. Pengolahan Limbah B3 oleh PT Holcim Indonesia Tbk ............. 167
Gambar 5.43. Flowchart Sludge Oil Recovery ................................................... 168
Gambar 5.44. Drum Bekas Katalis Digunakan sebagai Wadah Limbah B3 ...... 170
Gambar 5.45. Tong Sampah dari Drum Bekas ................................................... 171
Gambar 5.46. Alat Rotary Kiln dari Drum Bekas .............................................. 171
Gambar 5.47. Pemanfaatan Drum Bekas sebagai Tong Sampah ....................... 171
Gambar 5.48. Pemanfaatan Drum Bekas sebagai Rotary Kiln ........................... 172
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 1
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi adalah dasar penting dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh
manusia. Peningkatan kebutuhan energi di Indonesia yang kini sedang terjadi
merupakan dampak dari kian bertambahnya jumlah penduduk dan kian
berkembangnya kegiatan ekonomi. Kondisi tersebut makin didukung oleh
berubahnya gaya hidup masyarakat yang semakin konsumtif. Negara Indonesia
harus berjuang agar kebutuhan energi masyarakatnya selalu terpenuhi secara
terus-menerus.
PT Pertamina (Persero) merupakan perusahaan negara yang bergerak di
bidang energi dengan produk minyak, gas, energi baru dan energi terbarukan.
Usaha tersebut dilakukan dari sektor hulu hingga ke hilir mulai dari kegiatan
eksplorasi hingga pengolahan minyak mentah yang diikuti oleh pemasaran
produk. Produk yang dihasilkan berupa produk BBM dan non-BBM seperti
premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, pelumas, aspal, Liquefied
Petroleum Gas (LPG), Paraxylene dan lain-lain. PT Pertamina (Persero) Refinery
Unit IV Cilacap merupakan unit yang memiliki kapasitas produksi terbesar di
Indonesia sejumlah 348.00 barrel/hari yang memasok 34% kebutuhan BBM
nasional atau 60% kebutuhan BBM untuk Pulau Jawa. Seiring dengan
meningkatnya permintaan produk BBM dan non-BBM di Indonesia, maka
optimalisasi produksi pun akan turut ditingkatkan untuk memenuhi permintaan
pasar.
Dengan produksi BBM dan non-BBM yang dioptimalkan ini tentunya juga
akan dihasilkan limbah B3 dalam jumlah yang sangat besar. Pengelolaan limbah
B3 memerlukan perhatian khusus dan utama sebelum dikembalikan ke lingkungan
agar tidak menimbulkan dampak negatif baik bagi lingkungan maupun bagi
manusia. Pada UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup pasal 59 dijelaskan bahwa setiap orang yang menghasilkan
limbah B3 wajib melakukan pengelolaan terhadap limbah B3 yang dihasilkannya.
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 2
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Menurut PP No. 18 tahun 1999 Jo. PP No. 85 tahun 1999, kegiatan pengelolaan
dapat meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan. Tujuan utama pengelolaan limbah B3
tentunya adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.
Menurut PP No. 18 tahun 1999 Jo. PP No. 85 tahun 1999 dengan berbagai
macam jenis limbah B3 yang dihasilkannya, maka PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap tentu memiliki kewajiban untuk mengelolanya sesuai peraturan yang ada.
Proses pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) RU-
IV Cilacap inilah yang menjadi fokus utama kerja praktik kali ini. Dari kondisi
eksisting yang diperoleh selama melakukan kerja praktik akan dilakukan evaluasi
terhadap kegiatan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan PT Pertamina (Persero)
RU-IV Cilacap dengan mengacu pada berbagai peraturan yang berlaku.
1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktik
Maksud dan tujuan dari kerja praktik ini adalah:
Mengetahui jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan
oleh PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
Mengadakan pengamatan dan evaluasi terhadap sistem pengelolaan
limbah B3 di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
Mengetahui kinerja pengelolaan limbah B3 di PT Pertamina (Persero)
RU-IV Cilacap.
Membantu memberikan saran terhadap sistem pengelolaan limbah B3
yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pelaksanaan kerja praktik ini adalah:
Identifikasi limbah B3 yang dihasilkan oleh PT Pertamina (Persero) RU-
IV Cilacap.
Evaluasi pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh PT Pertamina
(Persero) RU-IV Cilacap meliputi reduksi, pengemasan dan pewadahan,
pelabelan, penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan serta
pemanfaatan.
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 3
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
1.4. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam kerja praktik ini yaitu:
Observasi lapangan
Pengumpulan data-data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung di area kilang PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
Wawancara
Melakukan pencarian data dan informasi dengan bertanya pada para
pembimbing di bagian HSE serta pegawai lainnya di area kilang PT
Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
Studi literatur
Melakukan pengambilan data dan informasi dari referensi berupa buku,
jurnal, laporan dan website yang berhubungan dengan pengelolaan
limbah B3 sebagai acuan untuk menganalisis dan mengevaluasi sistem
pengelolaan limbah B3 di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap yang
data-data kondisi eksistingnya diperoleh dari observasi dan wawancara.
1.5. Waktu dan Tempat Kerja Praktik
Kerja praktik ini dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
pada:
Periode pelaksanaan : 16 Juni 20 Juli 2014
Alamat : Jalan Letjen MT Haryono No. 77 Lomanis,
Cilacap, Jawa Tengah.
Departemen : Health Safety and Environment
Contact Person : Rakhmat Ibnas HSE Pertamina RU-IV Cilacap
(0282508674)
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 4
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
1.6. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang penulis memilih Pengelolaan Limbah B3
di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap sebagai tema kerja praktek,
tujuan yang ingin dicapai, ruang lingkup penelitian, metodologi yang
digunakan dalam penelitian serta waktu dan tempat kerja praktik. Bagian ini
disusun untuk menjadi gambaran awal tentang kegiatan kerja praktek yang
dilakukan.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang dijadikan objek
penelitian, yaitu PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap meliputi sejarah,
visi dan misi, lokasi, kegiatan produksi, struktur organisasi perusahaan, serta
informasi mengenai departemen Health Safety and Environment (HSE).
BAB III KONDISI EKSISTING
Bab ini berisi tentang kondisi eksisting pengelolaan limbah B3 di PT
Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap meliputi gambaran umum, sumber dan
jenis limbah B3 yang dihasilkan, peraturan yang digunakan, fasilitas dan
sistem pengelolaan limbah yang dilakukan.
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam
menganalisis kondisi eksisting pengelolaan limbah B3 di PT Pertamina
(Persero) RU-IV Cilacap. Pada bab ini dibahas mengenai pengertian limbah
B3, identifikasi limbah B3, peraturan terkait pengelolaan limbah B3, serta
sistem pengelolaan limbah B3 menurut peraturan yang berlaku.
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 5
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisis dan pembahasan dari penulis terhadap pengelolaan
limbah B3 di PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap. Di bab ini akan
dibandingkan antara kondisi eksisting dengan tinjauan pustaka sehingga
dapat diberikan evaluasi dan saran terhadap pengelolaan limbah B3 yang
dilakukan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran terkait
keseluruhan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh PT Pertamina
(Persero) RU-IV Cilacap.
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 6
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah PT Pertamina (Persero)
Berdasarkan UU No. 19 Tahun 1960 Tentang Pendirian Perusahaan Negara
dan UU No. 44 Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, maka
pada tahun 1961 dibentuk perusahaan negara sektor minyak dan gas bumi, PN
Pertamina dan PN Permina, yang bergerak dalam usaha eksplorasi, eksploitasi,
pengolahan, serta pemasaran. Pada tahun 1971 kemunculan UU No. 8 Tahun 1971
menetapkan penggabungan kedua perusahaan tersebut menjadi PN Pertamina,
sebagai pengelola tunggal dalam pemenuhan kebutuhan minyak dan gas bumi
negara.
Sebagai upaya Pertamina dalam memenuhi kebutuhan minyak bumi, yang
semakin meningkat tiap tahunnya, maka pada tahun 1974 dibangunlah kilang
minyak yang dirancang untuk mengolah bahan baku minyak mentah dari Timur
Tengah, dengan tujuan selain untuk mendapatkan produk BBM juga untuk
mendapatkan bahan dasar minyak pelumas dan aspal. Kemudian mengikuti UU
No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, maka status PN Pertamina
diubah menjadi Perusahaan Perseroan, yang sesuai dengan PP No. 31 Tahun
2003.
PT Pertamina (Persero) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis
Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum
& HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09
Oktober 2003. Pendirian perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan
(Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31
Tahun 2003 "Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak Dan
Gas Bumi Negara (Pertamina) Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)".
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 7
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Sesuai akta pendiriannya, maksud dari perusahaan perseroan adalah untuk
menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun
di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.
Adapun tujuan dari perusahaan perseroan adalah untuk:
1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perseroan secara
efektif dan efisien.
2. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perseroan melaksanakan
kegiatan usaha sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan
dan turunannya.
2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat
pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang
telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik perseroan.
3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan
produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG
4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.
Unit-unit pengolahan minyak dan gas bumi yang dikelola oleh PT
Pertamina (Persero) terbagi atas tujuh lokasi, seperti yang ditunjukkan pada peta
di Gambar 2.1. yaitu:
1. Refinery Unit I Pangkalan Brandan (Sumatra Utara), kapasitas 5.000
BPSD*.
2. Refinery Unit II Dumai dan Sungai Pakning (Riau), kapasitas 170.000
BPSD*.
3. Refinery Unit III Plaju dan Sungai Gerong (Sumatra Selatan), kapasitas
132.500 BPSD*.
4. Refinery Unit IV Cilacap (Jawa Tengah), kapasitas 348.000 BPSD*.
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 8
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
5. Refinery Unit V Balikpapan (Kalimantan Timur), kapasitas 253.500
BPSD*.
6. Refinery Unit VI Balongan (Jawa Barat), kapasitas 125.000 BPSD*.
7. Refinery Unit VII Kasim (Papua Barat), kapasitas 10.000 BPSD*.
*dengan BPSD adalah barrel per stream day.
Gambar 2.1. Peta Lokasi PT Pertamina (Persero)
(Sumber: PT Pertamina (Persero))
2.2. Visi dan Misi PT Pertamina (Persero)
2.2.1. Visi PT Pertamina (Persero)
Visi dari PT Pertamina (Persero) adalah:
Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.
2.2.2. Misi PT Pertamina (Persero)
Misi dari PT Pertamina (Persero) adalah:
Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru yang terbarukan secara
terintegrasi berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 9
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
2.3. Logo PT Pertamina (Persero)
Setelah 35 tahun menggunakan logo seperti Gambar 2.2., PT Pertamina
(Persero) mengganti logo menjadi seperti pada Gambar 2.3. pada akhir tahun
2005 ketika dipimpin Direktur Utama Widya Purnama.
Gambar 2.2. Logo Lama PT Pertamina (Persero)
(Sumber: PT Pertamina (Persero))
Gambar 2.3. Logo Baru PT Pertamina (Persero)
(Sumber: PT Pertamina (Persero))
Keterangan Gambar 2.3. :
1. Biru : Melambangkan kehandalan, dapat dipercaya dan bertanggungjawab.
Sumber daya manusia sebagai mitra kerja yang loyal serta memiliki komitmen
untuk berdedikasi.
2. Hijau : Melambangkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
Sumber daya lingkungan sebagai mitra kerja yang berorientasi pada pelayanan
masyarakat.
3. Merah : Melambangkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam keadaan.
Sumber daya manusia sebagai sebagai mitra kerja yang tangguh dan pantang
menyerah.
Pemikiran perubahan Logo sudah dimulai sejak 1976 setelah terjadi krisis
Pertamina pada saat itu. Pemikiran tersebut dilanjutkan pada tahun-tahun
berikutnya dan diperkuat melalui Tim Restrukturisasi Pertamina tahun 2000 (Tim
Citra) termasuk kajian yang mendalam dan komprehensif sampai pada pembuatan
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 10
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
TOR dan perhitungan biaya. Akan tetapi, program tersebut tidak sempat
terlaksana karena adanya perubahan kebijakan/pergantian Direksi. Wacana
perubahan logo tetap berlangsung sampai dengan terbentuknya PT Pertamina
(Persero) pada tahun 2003. Pertimbangan yang mendorong adanya pergantian
logo adalah untuk dapat membangun semangat/spirit baru, mendorong perubahan
Corporate Culture bagi seluruh pekerja, mendapatkan image yang lebih baik
diantara global oil & gas companies serta mendorong daya saing perusahaan
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, antara lain :
Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi Perseroan.
Perubahan strategi perusahaan untuk menghadapi persaingan paska
PSO serta semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru dibidang
Hulu dan Hilir.
Dengan adanya perubahan logo PT Pertamina (Persero) sekaligus
meluncurkan slogan (band driver) SEMANGAT TERBARUKAN. Dengan slogan
tersebut cita-cita untuk menjadi penyedia energi global dapat diwujudkan melalui
percepatan perubahan dan langkah nyata transformasi, guna menggapai visi
menjadi perusahaan nasional kelas dunia.
2.4. PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap (Gambar 2.5.) merupakan
Unit Operasi Direktorat Pengolahan tebesar dan terlengkap, dilihat dari hasil
produksinya, di Indonesia. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 34%
kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Selain itu
kilang ini menjadi satu-satunya kilang di Indonesia yang memproduksi aspal dan
base oil untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur Indonesia.
Tujuan pembangunan kilang minyak di Cilacap adalah untuk memenuhi
kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi masyarakat Pulau Jawa, mengingat
secara geografis posisi kilang Cilacap di sentra Pulau Jawa atau dekat dengan
konsumen terpadat penduduknya di Indonesia. Di samping itu juga untuk
mengurangi ketergantungan impor BBM dari luar negeri dan sebagai langkah
efisiensi karena memudahkan suplai dan distribusi.
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 11
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap mempunyai suatu landasan yang
disebut dengan Tata Nilai Budaya. Nilai dan budaya tersebut dikenal dengan
6C, yaitu:
1. Clean (Bersih)
2. Competitive (Kompetitif)
3. Confident (Percaya Diri)
4. Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)
5. Commercial (Komersial)
6. Capable (Berkemampuan)
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap berlokasi di Jalan. MT.Haryono
Nomor 77, Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah Indonesia 53221 (Gambar 2.4.
dan Gambar 2.6.). Kilang RU-IV dibangun di Cilacap dengan luas area total
526,71 Ha. Tata letak kilang minyak Cilacap (Gambar 2.7.) beserta sarana
pendukung yang ada adalah sebagai berikut :
1.Area Kilang Minyak dan Kantor : 203,19 ha
2.Area Terminal dan Pelabuhan : 50,97 ha
3.Area Pipa Track dan Jalur Jalan : 12,77 ha
4.Area Perumahan dan Sarananya : 100,80 ha
5.Area Rumah sakit dan Lingkungannya : 10,27 ha
6.Area Lapangan Terbang : 70 ha
7.Area Paraxylene : 9 ha
8.Sarana Olah Raga / Rekreasi : 69,71 ha +
Total 526,71 ha
Beberapa pertimbangan dipilihnya Cilacap sebagai lokasi kilang adalah :
1. Studi kebutuhan BBM menunjukkan bahwa konsumen terbesar adalah
penduduk pulau Jawa.
2. Daerah Cilacap dan sekitarnya telah direncanakan oleh pemerintah
sebagai pusat pengembangan produksi untuk wilayah Jawa bagian selatan.
3. Terdapat jaringan pipa Maos - Jogjakarta dan Cilacap - Padalarang
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 12
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
sehingga penyaluran produksi bahan bakar minyak menjadi lebih mudah.
4. Tersedianya sarana pelabuhan alami yang sangat ideal karena lautnya cukup
dalam dan tenang karena terlindung Pulau Nusakambangan.
Gambar 2.4. Peta Lokasi Pabrik PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
Gambar 2.5. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
Gambar 2.6. Lokasi PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 13
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Gambar 2.7. Tata Letak Kilang PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
2.5. Visi dan Misi PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2.5.1. Visi PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Visi dari PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap adalah:
Menjadi kilang minyak yang unggul di Asia Tenggara dan kompetitif pada tahun
2015.
2.5.2. Misi PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Misi dari PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap adalah:
Mengolah minyak bumi menjadi produk BBM dan NBM, dan petrokimia untuk
memberikan nilai tambah bagi perusahaan dengan tujuan memuaskan
stakeholder melalui peningkatan kinerja perusahaan secara profesional,
berstandar internasional, dan berwawasan lingkungan.
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 14
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
2.6. Deskripsi Kegiatan PT Pertamina (Persero) RU- IV Cilacap
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap merupakan salah satu unit operasi
dari Direktorat Hilir Pertamina dengan proses-proses utama kilang seperti pada
Tabel 2.1.. Kegiatannya membawahi kilang minyak dan kilang Paraxylene.
Kilang minyak Cilacap yang saat ini memiliki kapasitas 348.000 barrel/hari
dibangun dalam 2 tahap, yaitu pada tahun 1974 dan 1981, sedangkan kilang
Paraxylene dibangun pada tahun 1990. Saat ini tengah dibangun kilang RFCC
(Residual Fluid Catalytic Cracking) untuk meningkatkan produksi gasoline, LPG
dan propylene. Pertamax yang saat ini telah diproduksi PT Pertamina (Persero)
RU-IV Cilacap, produksinya akan lebih efisien.
Kilang utama disebut dengan Fuel Oil Complex (FOC) dan kilang pelumas
disebut dengan Lube Oil Complex (LOC). Bahan baku (minyak mentah) diolah di
FOC untuk menghasilkan bahan bakar minyak (BBM) sebagai produk utama dan
long residue sebagai bahan baku untuk LOC untuk diolah dan menghasilkan
bahan dasar minyak pelumas (Lube Oil Base Stock [LOBS]) dan asphalt
component.
Tabel 2.1. Proses-Proses Utama Kilang PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
No. Jenis Proses Unit Proses Tujuan Proses
1. Persiapan Desalter Menurunkan air,
menurunkan garam
2. Pemisahan Crude Distilling Unit (CDU)
High Vacuum Unit (HVU)
Pemisahan primer
berdasar titik didih
3. Treating
Hydrotreating dan demetalisasi
(HDS, ARHDM, DHDT),
Amine Absorber
Pemurnian
4. Konversi
Hydrocracker, Fluid Catalytic
Cracking (FCC), RFCC,
Delayed Coker, Visbreaker,
Platforming, H2 plant
Perengkahan,
pembentukan
(reforming)
5. Perbaikan kualitas Hydotreater (HDS) Perbaikan kualitas
6. Proses lain Polimerisasi, Isomerisasi
(Penex, Totaray), Wax
Polimerisasi,
aromatisasi, filtrasi
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 15
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
2.6.1. Kilang Minyak I (FOC I dan LOC I)
Kilang yang beroperasi sejak 24 April 1974 ini awalnya berkapasitas
100.000 BPSD. Kemudian karena adanya peningkatan kebutuhan konsumen maka
pada tahun 1996 melalui Debottlenecking Project Cilacap kapasitasnya
ditingkatkan menjadi 118.000 BPSD. Kilang ini dirancang untuk mengolah bahan
baku minyak mentah dari Timur Tengah dengan maksud selain mendapatkan
produk BBM sekaligus untuk mendapatkan produk NBM yaitu bahan dasar
minyak pelumas (lube oil base) dan aspal yang sangat dibutuhkan di dalam
negeri. Minyak dari Timur Tengah dipilih karena karakter minyak dalam negeri
yang tidak bisa menghasilkan bahan dasar pelumas dan aspal.
Dalam perkembangan selanjutnya, kilang ini tidak hanya mengolah Arabian
Light Crude (ALC) tetapi juga Iranian Light Crude (ILC) dan Basrah Light Crude
(BLC). Kilang Minyak I PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap meliputi:
1. Fuel Oil Complex (FOC I), untuk memproduksi BBM (Premium,
Kerosene, ADI/IDO, dan IFO).
2. Lube Oil Complex (LOC I), menghasilkan produk non BBM (LPG, base
oil, Minarex, Slack Wax, Parafinic, dan aspal).
3. Utilities Complex (UTL), menyediakan semua kebutuhan dari unit-unit
proses seperti steam, listrik, angin instrumen, air pendingin serta fuel
system.
4. Offsite Facilities
Kapasitas pada FOC I (Area 10) dapat dilihat di Tabel 2.2. sedangkan unit-unit
prosesnya meliputi:
1. Unit 11: Crude Distilling Unit (CDU) I
2. Unit 12: Naphta Hydrotreater I
3. Unit 13: Hydro Desulphurizer Unit (HDS)
4. Unit 14: Platformer Unit
5. Unit 15: Propane Manufacturer Unit (PMF)
6. Unit 16: Meroxtreater Unit
7. Unit 17: Sour Water Stripper Unit (SWS)
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 16
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
8. Unit 18: Nitrogen Plant
9. Unit 19: CRP Unit (Hg Removal)
Kapasitas pada LOC I (Area 20) dapat dilihat pada Tabel 2.3. sedangkan unit-unit
prosesnya meliputi:
1. Unit 21: High Vacuum Unit (HVU) I
2. Unit 22: Prophane Deasphalting Unit (PDU) I
3. Unit 23: Fulfural Extraction Unit (FEU) I
4. Unit 24: Methyl Ethyl Keton (MEK) Dewaxing Unit (MDU) I
5. Unit 25: Hot Oil System I
Tabel 2.2. Kapasitas FOC I
Unit Kapasitas Desain
TPSD BPSD
CDU I 16.126 118.000
NHT I 2.805 25.600
Hydrodesulfurizer 2.300 17.000
Platformer I 1.650 14.900
Propane Manufacturing 43,5 -
Merox Treater 2.116 15.700
Sour Water Stripper 780 -
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
Tabel 2.3. Kapasitas LOC I
Unit Kapasitas Desain
(TPSD)
HVU 2.574
PDU 538
FEU 478-573
MDU 226-337
Hydrotreating Unit -
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 17
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Pada Tabel 2.4. dapat dilihat produksi yang dilakukan di Kilang I (FOC I
dan LOC I).
Tabel 2.4. Produksi Kilang I (FOC I dan LOC I)
Unit Feed Produk
FOC I
Arabian Light Crude
Iranian Light Crude
Basrah Light Crude
Refinery Fuel Gas
Kerosene/Avtur
Industrial Diesel Oil
Gasoline/Premium
Automotif Diesel Oil
Industrial Fuel Oil
LOC I Long Residu FOC I
HVI 60
HVI 95
Slack Wax
Asphalt
Minarex A
Minarex B
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
2.6.2. Kilang Minyak II (FOC II dan LOC II)
Kilang ini dibangun pada tahun 1981 dengan pertimbangan untuk dapat
memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri yang terus meningkat. Kilang yang
mulai beroperasi 4 Agustus 1983 ini berkapasitas awal 200.000 BPSD, yang
kemudian ditingkatkan menjadi 238.000 BPSD setelah Debottlenecking Project
Cilacap. Kilang ini mengolah minyak cocktail yaitu minyak campuran dari
dalam maupun luar negeri.
Minyak mentah dalam negeri, yang memiliki kadar sulfur lebih rendah dari
Arabian Light Crude (ALC), merupakan campuran dengan komposisi 80% Arjuna
Crude dan 20% Attaka Crude yang pada perkembangan selanjutnya
menggunakan crude oil lain dengan komposisi yang menyerupai rancangan awal.
Perluasan kilang dirancang oleh Universal Oil Product (UOP) untuk fuel oil
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 18
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
complex, Shell International Petroleum Maatschappij (SIPM) untuk lube oil
complex dan Fluor Eastern, Inc. untuk offsite facilities.
Unit-unit proses pada FOC II (Area 01) meliputi:
1. Unit 008: Caustic and Storage Unit
2. Unit 009: Nitrogen Plant
3. Unit 011: Crude Distillation Unit (CDU) II
4. Unit 012: Naphta Hydrotreater Unit (NHT) II
5. Unit 013: Aromatic Hydrogenation (AH) Unibon Unit
6. Unit 014: Continous Catalytic Regeneration (CCR) Platformer Unit
7. Unit 015: Liquified Petroleum Gas (LPG) Recovery Unit
8. Unit 016: Minimize Alkalinity Merchaptan Oxidation (Minalk Merox)
Treater Unit
9. Unit 017: Sour Water Stripper (SWS) II
10.Unit 018: Thermal Distillate Hydrotreater Unit
11.Unit 019: Visbreaker Thermal Cracking Unit
Unit-unit proses pada LOC II (Area 02) meliputi:
1. Unit 021: High Vacuum Unit (HVU) II
2. Unit 022: Prophane Deasphalting Unit (PDU) II
3. Unit 023: Fulfural Extraction Unit (FEU) II
4. Unit 024: Methyl Ethyl Keton (MEK) Dewaxing Unit (MDU) II
5. Unit 025: Hot Oil System II
Tabel 2.5. Kapasitas FOC II
Unit Kapasitas Desain
TPSD BPSD
CDU II 30.680 230.000
NHT II 2.441 20.000
AH Unibon 3.084 23.000
Platformer II 2.441 20.000
LPG Rec 636 -
Naphta Merox 1.311 11.100
SWS 2.410 -
THDT 1.802 13.200
Visbreaker 8.390 55.600
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 19
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Tabel 2.5. menunjukkan kapasitas FOC II, Tabel 2.6. menunjukkan
kapasitas LOC II, sedangkan Tabel 2.7. menunjukkan produksi kilang II yang
terdiri dari FOC II dan LOC II. Kapasitas LOC III ditunjukkan pada Tabel 2.8..
Tabel 2.6. Kapasitas LOC II
Unit Kapasitas Desain
(TPSD)
HVU 3.883
PDU 784
FEU 1.786-2.270
MDU 501-841
Hydrotreating Unit -
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
Tabel 2.7. Produksi Kilang II (FOC II dan LOC II)
Unit Feed Produk
FOC II
Arjuna Crude
Attaka Crude
Minas Crude
SLC
LPG
Naphtha
Gasoline/Premium
Kerosene
HDO/LDO
IFO
LOC II Long Residu
FOC I
HVI 95
HVI 160S
HVI 650
Asphalt
Minarex H
Slack Wax
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
Selain itu terdapat Kilang III dengan bahan baku distilat LOC I dan LOC II
yang menghasilkan produk HVI 650, Propane Asphalt, Minarex, dan Slack Wax.
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 20
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Tabel 2.8. Kapasitas LOC III
Unit Kapasitas Desain
(TPSD)
HVU -
PDU 784
FEU -
MDU 501-841
Hydrotreating Unit 1.700
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
2.6.3. Kilang Paraxylene Complex
Berdasarkan pertimbangan adanya bahan baku Naphta dan sarana
pendukung seperti tangki, dermaga, dan utilities, maka pada 1988 dibangunlah
Kilang Paraxylene Complex (KPC) guna memenuhi kebutuhan bahan baku kilang
PTA (Purified Terephtalic Acid) di Plaju, sekaligus sebagai usaha meningkatkan
nilai tambah produk kilang BBM. Kilang yang beroperasi sejak 20 Desember
1990 ini menghasilkan produk NBM dan Petrokimia.
Kapasitas produksi KPC adalah 590.000 ton/tahun. Naptha yang kemudian
diolah menjadi paraxylene 270.000 ton, LPG 17.000 ton, raffnate 92.000 ton,
heavy aromat 10.000 ton, fuel gas/excess 81.000 ton/tahun. Produk paraxylene
sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku ke pusat aromatic
Plaju dan sebagian lagi untuk diekspor. Sedangkan produk benzene
keseluruhannya diekspor dan produk yang lain digunakan untuk keperluan dalam
negeri dan keperluan sendiri.
Unit-unit proses KPC (Area 80) meliputi:
1. Unit 81: Nitrogen Plant Unit
2. Unit 82: Naphta Hydrotreating Unit
3. Unit 84: CCR Platformer Unit
4. Unit 85: Sulfolane Unit
5. Unit 86: Tatoray Unit
6. Unit 87: Xylene Fractionation Unit
7. Unit 88: Paraxylene Extractination Unit
8. Unit 89: Isomar Unit
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 21
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Kapasitas dan produksi kilang Paraxylene dapat dilihat pada Tabel 2.9. dan
Tabel 2.10..
Tabel 2.9. Kapasitas Kilang Paraxylene Complex
Unit Kapasitas
Desain (TPSD)
NHT 1.791
CCR Platformer 1.791
Sulfolane 1.100
Tatoray 1.730
Xylene Fractionator 4.985
Parex 4.440
Isomar 3.590
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
Tabel 2.10. Produksi Kilang Paraxylene
Unit Feed Produk
Paraxylene Naphtha
Paraxylene
Benzene
LPG
Toluene
(Sumber: PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap)
2.6.4. Kilang LPG dan Sulphur Recovery Unit (SRU)
Kilang yang beroperasi sejak 27 Februari 2002 ini bertujuan untuk
mendukung komitmen perusahaan terhadap lingkungan serta untuk memenuhi
peraturan UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
dengan Proyek Langit Biru. Kilang ini terdiri dari unit proses dan fasilitas
penunjang. Proyek ini dapat mengurang emisi gas dari kilang Refinery Unit IV
Cilacap, khususnya SO2 yang dapat direduksi menjadi sulfur sehingga emisi yang
dibuang ke udara akan lebih ramah terhadap lingkungan. Dibangunnya kilang
SRU dapat meningkatkan off gas sebagai refinery fuel gas maupun flare gas
sehingga dapat dijadikan bahan baku LPG dan Naphta (condensate) selain
menghasilkan sulfur cair.
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 22
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Unit-unit proses kilang ini (Area 90) meliputi:
1. Unit 90: Utilities Complex
2. Unit 91: Gas Treating Unit
3. Unit 92: LPG Recovery Unit
4. Unit 93: Sulphur Recovery Unit
5. Unit 94: Tail Gas Unit
6. Unit 95: Refrigerant Unit
2.6.5. Debottlenecking Project Cilacap (DPC)
Debottlenecking Project Cilacap (DPC) digagas untuk meningkatkan
kapasitas operasional PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap dengan modernisasi
instrumentasi kilang yang meliputi unit pada FOC I, FOC II, Utilities I, Utilities
II, LOC I, dan LOC II. Modernisasi ini termasuk pengoperasian Utilities IIA yang
dihubungkan dengan Utilities I dan Utilities II serta beroperasinya LOC III.
Proyek peningkatan kapasitas kilang minyak secara keseluruhan termasuk
Kilang Paraxylene Complex dan pembuatan sarana pengolahan pelumas baru
(LOC III) yang selesai pada Maret 1999. Proyek ini bertujuan untuk
mengingkatkan kapasitas pengolahan FOC I dari 100.000 BPSD menjadi 118.000
BPSD, FOC II dari 200.000 BPSD menjadi 230.000 BPSD, LOC I dan LOC II
dari 225.000 TPSD menjadi 286.800 TPSD, serta unit baru LOC III dapat
memproduksi 141.200 TPSD lube base untuk semua grade. Proyek ini membuat
total kapasitas kilang BBM naik dari 300.000 BPSD menjadi 348.000 BPSD,
produksi bahan baku minyak pelumas (lube base oil) naik dari 255.000 TPSD
menjadi 428.000 TPSD atau sebesar 69%, sedangkan produksi aspal naik dari
512.000 TPSD menjadi 720.000 TPSD atau sebesar 40,63%. Dengan TPSD
adalah ton per stream day.
Pendanaan Debottlenecking Project Cilacap (DPC) berasal dari pinjaman
dari 29 bank dunia yang dikoordinir oleh CITICORP dengan penjamin US Exim
Bank. Dana yang dipinjam sebesar US$ 633 juta. Sedangkan sistem penyediaan
dananya adalah Non Recourse Financing, di mana pengembalian pinjaman
berasal dari hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh proyek sehingga dana
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 23
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
pinjaman tersebut tidak membebani anggaran Pemerintah maupun cash flow PT
Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
2.6.6. Sarana Penunjang
Sarana-sarana penunjang dalam mendukung kelancaran dari operasi kilang,
baik kilang yang memproduksi BBM, Non BBM maupun Paraxylene antara lain:
1. Utilities
Utilities, yang menyediakan tenaga linstrik, uap, dan air untuk kebutuhan
industri maupun perkantoran, perumahan, rumah sakit, dan fasilitas lainnya.
Untuk PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap kapasitasnya sebagai berikut:
a. Generator (pembangkit tenaga listrik): 102 MW
b. Boiler: 730 ton/jam
c. Sea water desalination (desalinasi air laut): 450 ton/jam
2. Laboratorium
Laboratorium yang telah mendapatkan sertifikat spesifikasi SNI 19-17025
berfungsi sebagai pengontrol spesifikasi dan kualitas bahan baku serta produk
antara maupun produk akhir. Laboratorium ini dilengkapi dengan fasilitas
penelitian dan pengembangan sehingga produk yang dihasilkan senantiasa
terjaga kualitasnya agar tetap mampu bersaing di pasaran.
3. Bengkel pemeliharaan
Fasilitas bengkel dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan perawatan
permesinan dan lain-lain. Fungsi bengkel ini tidak hanya sebagai sarana
perbaikan peralatan, tetapi juga sebagai sarana pembuatan suku cadang
pengganti yang diperlukan. Di samping itu juga melayani perbaikan dan
pemeliharaan sarana permesinan bagi industri lainnya.
4. Pelabuhan khusus
Bahan baku minyak mentah PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap seluruhnya
didatangkan melalui fasilitas kapal tanker. Hasil produksinya dijual tidak hanya
melalui fasilitas perpipaan, mobil tangki dan tangki kereta api, tetapi juga
melalui kapal. Pada saat ini PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap memiliki
fasilitas pelabuhan dengan kapasitas 250.000 DWT yang terdiri dari pelabuhan
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 24
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
untuk bongkar minyak mentah dan membuat produk-produk kilang untuk
tujuan domestik maupun manca negara lainnya.
5. Tangki penimbun
Tangki-tangki dibangun untuk menampung bahan baku minyak mentah,
produk antara, produk akhir maupun untuk menampung air bersih. Semua ini
untuk keperluan operasional. Jenis-jenis tangki yang dipakai:
a. Floating roof, untuk menyimpan minyak ringan dan mentah.
b. Fixed dome roof, untuk menyimpan minyak yang mempunyai flash point
kurang dari 160F.
c. Fixed cone roof, untuk menyimpan minyak yang mempunyai flash point
lebih dari 160F.
d. Bola, untuk menyimpan gas terutama LPG.
6. Sistem informasi dan komunikasi
Mendukung kelancaran operasional kilang, sistem informasi, dan komunikasi,
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap. Di instalasi kilang telah dilakukan
otomatisasi dengan melengkapi sistem komputerisasi seperti OCS, MySAP,
dan lain-lain. Untuk mempermudah komunikasi dipasang sarana radio, Public
Automatic Branch Exchange (PABX), dan peralatan elektronika lainnya.
2.7. Health Safety and Environment (HSE) PT Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap
Unit ini bertugas menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan dalam
bidang Health Safety and Environment (HSE). Bidang HSE bertanggung jawab
langsung kepada General Manager PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV
Cilacap. HSE memiliki tugas dan fungsi utama, yaitu:
1. Sebagai advisor body dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja,
kebakaran (peledakan) dan pencemaran lingkungan.
2. Mengkoordinir kegiatan pengawasan dan monitoring lingkungan kerja
untuk tercapainya kondisi operasi perusahaan yang aman, nyaman dan
berwawasan lingkungan
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 25
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
3. Mengkoordinir pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat dalam hal
kebakaran, tumpahan minyak, kegagalan tenaga (black out) secara cepat
dan tepat untuk meminimize kerugian.
4. Mengkoordinir kegiatan pelatihan dan pembinaan aspek HSE untuk
seluruh pekerja dan mitra kerja, dan pembinaan karir / kompetensi
pekerja fungsi HSE melalui kursus/pelatihan, safety talk, operation talk,
dsb.
5. Menjalin kerjasama dengan Instansi/Institusi Pemerintah dalam hal
penerapan peraturan Lindungan Lingkungan dan Keselamatan &
Kesehatan Kerja.
6. Merencanakan dan menentukan garis kebijakan program PROPER,
SMKP, SMK3, SMKK, SMT dan AMDAL sebagai bahan untuk
pengambil keputusan oleh Top Manajemen.
7. Mengkoordinir tindakan penyelidikan kejadian yang berakibat fatal / lost
time accident bersama dengan bidang / fungsi terkait.
Dalam melaksanakan tugasnya, bidang HSE dibagi menjadi tiga bagian.
2.7.1. Fire Insurance (Penanggulangan Kebakaran)
Fungsi unit Penanggulangan Kebakaran adalah mengkoordinasikan,
mengawasi, mengevaluasi serta memimpin kegiatan pencegahan dan
penanggulangan resiko serta tertib administrasi secara efektif dan efisien sesuai
standar kualitas yang ditetapkan untuk mendukung keamanan dan kehandalan
operasi kilang. Tugas dan fungsi Fire Insurance adalah:
1. Mencegah dan menanggulangi kebakaran/peledakan sekitar daerah
operasi PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.
2. Meningkatkan kehandalan sarana untuk penanggulangan kebakaran.
3. Meningkatkan kesiapsiagaan sarana untuk penanggulangan kebakaran.
4. Menyelidiki (fire investigation) setiap kasus terjadinya kebakaran.
5. Melaksanakan risk survey dan kegiatan pemantauan terhadap
rekomendasi asuransi.
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 26
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
6. Melakukan fire inspection secara rutin dan berkala terhadap sumber
bahaya yang berpotensi terhadap resiko kebakaran.
2.7.2. Safety (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Fungsi bagian ini adalah merencanakan, mengatur, menganalisis dan
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
guna tercapainya kondisi kerja yang sama, sesuai norma kesehatan untuk
meminimalkan kerugian perusahaan. Adapun tugas dan fungsi Safety adalah:
1. Mencegah dan menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Meningkatkan kehandalan sarana dan prasarana untuk pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan kerja.
3. Meningkatkan kesiapsiagaan personil dalam menghadapi setiap potensi
terjadinya kebakaran.
4. Menyelidiki (accident investigation) setiap kasus terjadinya kecelakaan.
5. Melaksanakan pengawasan terhadap cara kerja aman melalui ijin kerja,
inspeksi KK, gas test, dsb.
6. Memantau dan mengukur kualitas lingkungan kerja.
7. Menangani hazard, yang mencakup bahaya fisik, kimia, biologi,
ergonomis.
8. Menyediakan dan mendistribusikan alat-alat pelindung diri (APD).
9. Melaksanakan pembinaan aspek HSE, safety talk, safety meeting, dsb.
10.Menerapkan Manajemen Keselamatan Proses (MKP) dan Sistem
Manajemen Kesehatan Kerja (SMKK).
Dalam melaksanakan tugasnya, bagian Safety dibagi menjadi:
1. Occupational Health (Kesehatan Lingkungan Kerja [Keslingker])
2. Unit pemenuhan regulasi dan kesisteman KK
3. Safety Inspector
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 27
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
2.7.3. Environment (Lindungan Lingkungan)
Fungsi bagian ini adalah mengkoordinasikan, mengawasi, dan memimpin
kegiatan operasional, meliputi pemantauan/pengelolaan lingkungan, B3, kegiatan
house keeping dan pertamanan/penghijauan untuk menunjang tercapainya
lingkungan kerja yang bersih, aman, nyaman, serta meminimalkan dampak
lingkungan akibat operasional kilang guna mematuhi ketentuan/standar yang telah
diterapkan pemerintah. PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
merupakan salah satu pelopor Green Factory di Indonesia, hal ini ditunjukkan
dengan diperolehnya sertifikasi ISO 14001 yang mengedepankan Sistem
Manajemen Lingkungan.
Tanggung jawab Environmental Section antara lain adalah:
a. Mengkoordinir perencanaan dan usulan : Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP), ABI dan melaksanakan ABO serta memantau
realisasinya.
b. Menyetujui hasil analisis study, evaluasi terhadap sarana & prasarana
serta metode yang digunakan untuk pemantauan dan penanggulangan
pencemaran.
c. Mengkoordinir pelaksanan analisis dan evaluasi penentuan lokasi titik
pengambilan sample serta frekwensi monitoring yang dilakukan untuk
masing-masing parameter, sistem, metode dan alat yang digunakan
untuk pemantauan lingkungan serta penanggulangan pencemaran.
d. Menyetujui hasil analisis dan evaluasi penentuan lokasi titik pengambilan
sample serta frekuensi monitoring yang dilakukan untuk masing-masing
parameter,mengkoordinir hasil pemantauan serta mengeluarkan
rekomendasi sebagai masukan pengelolaan lingkungan lebih lanjut guna
peningkatan optimalisasi sistem pengelolaan / pengolahan limbah.
e. Mengevaluasi dan menyetujui yang berkaitan dengan pemantauan
lingkungan dalam usaha memenuhi daya dukung lingkungan Menyetujui
hasil penghitungan beban pencemaran berikut analisis sistem, metode
dan alat yang digunakan.
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 28
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
f. Mengkoordinir pelaksanan analisis dan evaluasi sistem, metode dan alat
yang digunakan untuk pemantauan lingkungan serta penanggulangan
pencemaran.
g. Menyetujui hasil analisis dan evaluasi penentuan lokasi titik pengambilan
sample serta frekuensi monitoring yang dilakukan untuk masing-masing
parameter yang berkaitan dengan pemantauan lingkungan dalam usaha
memenuhi daya dukung lingkungan
h. Mengkoordinir hasil pemantauan serta mengeluarkan rekomendasi
sebagai masukan pengelolaan lingkungan lebih lanjut guna peningkatan
optimalisasi sistem pengelolaan /pengolahan limbah.
i. Mengkoordinir pelaksanan analisis dan evaluasi sistem, metode dan alat
yang digunakan untuk pemantauan lingkungan serta penanggulangan
pencemaran.
j. Menyetujui : hasil analisis dan evaluasi penentuan lokasi titik
pengambilan sampel serta frekuensi monitoring yang dilakukan untuk
masing-masing parameter, hasil penghitungan beban pencemaran berikut
analisis sistem, metode dan alat yang digunakan, hasil investigasi dan
evaluasi setiap kejadian yang menimbulkan pencemaran
k. Mengkoordinir hasil pemantauan serta mengeluarkan rekomendasi
sebagai masukan pengelolaan lingkungan lebih lanjut guna peningkatan
optimalisasi sistem pengelolaan / pengolahan limbah.
l. Mengevaluasi dan menyetujui : pembuatan sarana proteksi paparan
hazardous material serta mengevaluasi untuk memastikan sistem
pemantau limbah berfungsi baik dan optimal, yang berkaitan dengan
pemantauan lingkungan dalam usaha memenuhi daya dukung
lingkungan.
m. Mereview, menganalisis, mengevaluasi,mengkoordinir dan up-dating
AMDAL (Analisis Masalah Dampak Lingkungan) seperti ANDAL, RKL
dan RPL, Mengkoordinir merencanakan, pengawasan, analisis study dan
evaluasi terhadap pelaksanaan pemantauan lingkungan dari aspek
BIOGEOFISKIM (Biologi, Geologi, Fisika dan Kimia) dan SOSEKBUD
-
Evaluasi Pengelolaan Limbah B3
PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
2014 29
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
(Sosial, Ekonomi dan Budaya) baik internal maupun dengan pihak
eksternal (lembaga penelitian / study lingkungan dan sebagainya)
n. Mengkoordinasikan pelaksanaan / pengawasan kegiatan dan monitoring
lingkungan kerja Environmental Section untuk tercapainya kondisi
operasi perusahaan yang aman dan nyaman,mengkoordinasikan
pendistribusian, updating dan sosialisasi perundangan / peraturan aspek
lingkungan terkait serta implementasinya serta mengkoordinasikan dan
mengevaluasi pelaksanaan Kegiatan Hari Lingkungan, Forum
Lingkungan, Seminar Lingkungan, baik yang sifatnya internal maupun
eksternal.
o. Mengkoordi