bab 2 profil pt. pertamina (persero) ru iii

22
BAB 2 PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT III 2.1. Sejarah 2.1.1. Sejarah Perkembangan Pertamina Pada tahun 1671 di daerah Cibodas dekat dengan Majalenka, Jawa Barat, dilakukan usaha pengeboran minyak pertama di Indonesia oleh seorang pengusaha Belanda Jean Reenik dan Reerink, tetapi usaha ini mengalami kegagalan. Seorang pengusaha lainnya juga mengadakan pengeboran di Telaga Tiga yang bernama Aeliko Jan Zijlker, tetapi usaha ini mengalami kegagalan. Baru padda tahun 1885 berhasil ditemukan sumur minyak komersial pertama di Indonesia yaitu Telaga Tunggal dengan kedalaman 121 meter. Kemudian berturut-turut ditemukan sumur minyak bumi di Kruka, Jawa Timur tahun 1887, Ledok (Cepu) tahun 1901 Pramusian (Tarakan) tahun 1905 dan Talang Akbar 1921. Setelah minyak bumi ditemukan maka berdirilah kilang-kilang pengolahan minyak antara lain di Wonokromo (1890), Pangkalan Brandan (1891), Cepu (1894), Plaju dan Sungai Gerong (1920) menyusul beberapa kilang pengolahan lainnya. Usaha pengeboran dilakukan oleh maskapai perusahaan asing 5

Upload: sri-kuswatun

Post on 04-Jan-2016

627 views

Category:

Documents


81 download

DESCRIPTION

Pada tahun 1671 di daerah Cibodas dekat dengan Majalenka, Jawa Barat, dilakukan usaha pengeboran minyak pertama di Indonesia oleh seorang pengusaha Belanda Jean Reenik dan Reerink, tetapi usaha ini mengalami kegagalan. Seorang pengusaha lainnya juga mengadakan pengeboran di Telaga Tiga yang bernama Aeliko Jan Zijlker, tetapi usaha ini mengalami kegagalan. Baru padda tahun 1885 berhasil ditemukan sumur minyak komersial pertama di Indonesia yaitu Telaga Tunggal dengan kedalaman 121 meter. Kemudian berturut-turut ditemukan sumur minyak bumi di Kruka, Jawa Timur tahun 1887, Ledok (Cepu) tahun 1901 Pramusian (Tarakan) tahun 1905 dan Talang Akbar 1921.Setelah minyak bumi ditemukan maka berdirilah kilang-kilang pengolahan minyak antara lain

TRANSCRIPT

BAB 2

PROFIL

PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT III

2.1. Sejarah

2.1.1. Sejarah Perkembangan Pertamina

Pada tahun 1671 di daerah Cibodas dekat dengan Majalenka, Jawa

Barat, dilakukan usaha pengeboran minyak pertama di Indonesia oleh seorang

pengusaha Belanda Jean Reenik dan Reerink, tetapi usaha ini mengalami

kegagalan. Seorang pengusaha lainnya juga mengadakan pengeboran di

Telaga Tiga yang bernama Aeliko Jan Zijlker, tetapi usaha ini mengalami

kegagalan. Baru padda tahun 1885 berhasil ditemukan sumur minyak

komersial pertama di Indonesia yaitu Telaga Tunggal dengan kedalaman 121

meter. Kemudian berturut-turut ditemukan sumur minyak bumi di Kruka,

Jawa Timur tahun 1887, Ledok (Cepu) tahun 1901 Pramusian (Tarakan)

tahun 1905 dan Talang Akbar 1921.

Setelah minyak bumi ditemukan maka berdirilah kilang-kilang

pengolahan minyak antara lain di Wonokromo (1890), Pangkalan Brandan

(1891), Cepu (1894), Plaju dan Sungai Gerong (1920) menyusul beberapa

kilang pengolahan lainnya. Usaha pengeboran dilakukan oleh maskapai

perusahaan asing seperti Royal Dutch Company, Shell, Stanvac, Caltex dan

lain-lain. Tetapi setelah kemerdekaan, dilakukan usaha-usaha untuk

mengambil alaih kekuasaan di bidang industri minyak dan gas bumi. Di

antaranya PT. ETMSU menjadi PT. PERTAMINA berdasarkan perintah dari

Kolonel Ibnu Sutowo tanggal 10 Desember 1957 yang kemudian tanggal

tersebut dijadikan sebagai hari jadi PERTAMINA.

Pada tahun 1990 pemerintah mengeluarkan Undang-Undang yang

disebut juga dengan Undang-Undang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.

Pada tahun 1991 dibentuk tiga perusahaan Negara disektor minyak dan gas

bumi, yaitu :

5

6

1. PN Pertamina, Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia

(disahkan berdasarkan PP Nomor 3/1961) perusahaab ini bermula dari

perusahaan Nederlandsche Indische Aardolie Mattschappij (NIAM) yang

didirikan pada tahun 1921.

2. Pada tanggal 1 Januari 1959 berubah menjadi PT. Pertambangan Minyak

Indonesia (PT. PERMINDO). Kemudian pada tahun 1965 PN ini

mengambil alih semua kekayaan Shell Indonesia termasuk didalamnya

Kilang Plaju, Balik Papan dan Wonokromo.

3. PN PERMINA, Perusahaan Negara Minyak Nasional (disahkan

berdasarkan PP Nomor 198/1961) perusahaan ini merupakan peralihkan

nama dari PT. ETMSU. Sejak tahun 1961 Pn inilah yang melakukan

operasi penyediaan dan pelayanan bahan bakar minyak dalam negeri.

4. PN PERMIGAN, Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia ( PT.

MRI) yang berlokasi di Sumatera Utara, namanya berubah menjadi

PERMIGAN pada tahun 1961. Pada tanggal 6 April 1962 pemerintah

Indonesia membeli semua fasilitas penyulingan dan produksi PT. SHELL

di Jawa Tengah. Namun karena kinerjanya yang semakin memburuk, PN

ini dibubarkan pada tahun 1965 melalui SK Menteri Urusan Minyak dan

Gas Bumi Nomor 6/M/Migas/66. Kekayaan yang dimilikinya berupa

sumur minyak dan penyulingan di Cepu dijadikan pusat pendidikan

dengan dibukanya Akademi Minyak dan Gas Bumi. Fasilitas

pemasarannya diserahkan pada PN PERMINA.

Berdasarkan PP Nomor 27/1968, maka pada tanggal 20 Agustus 1968

dibentuk Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional

(PN PERTAMINA). Perusahaan ini merupakan peleburan dari PN

PERTAMINA dan PT. PERTAMINA.

Sebagai landasan kerja bagi PN PERTAMINA maka pada tanggal 15

September 1971 dibuat Undang-Undang landasan kerja baru, yaitu Undang-

Undang Nomor 8 tahun 1971. Undang-Undang menjadikan PERTAMINA

sebagai pengelola tunggal di bidang industry minyak dan gas bumi di

Indonesia. Selain itu nama PN Pertamina diganti menjadi Perusahaan

7

Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PERTAMINA) pada tanggal

28 November 1983 lapangan minyak Pendopo dan Lirik yang dioperasikan

STANVAC, dialihkan operasinya kepada PERTAMINA karena habis masa

kontraknya.

Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri,

PERTAMINA hingga saat ini telah mengoperasikan 7 Refinery Unit (RU)

yang tersebar di Indonesia, yaitu :

1. RU. I : Pangkalan Berandan, Sumatera Utara

2. RU. II : Dumai, Riau

3. RU. II : Plaju- Sungai Gerong, Sumatera Selatan

4. RU. IV : Cilacap, Jawa Tengah

5. RU. V : Balikpapan, Kalimantan Timur

6. RU. VI : Balongan, Jawa Barat

7. RU. VII : Kasim, Papua

Gambar 2.1.1. Lokasi dan Kapasitas Kilang di Indonesia

8

2.1.2. Sejarah Perkembangan PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit III

PT. Pertamina RU (Refinery Unit) III Plaju merupakan satu dari tujuh

unit pengolahan yang dimilliki oleh PT. Pertamina. Daerah operasi

PT.Pertamina RU III ini meliputi kilang Plaju dan Sungai Gerong serta

terminal Pulau Semambu dan Tanjung Uban.

Kilang minyak Plaju didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun

1903, kilang ini mengolah minyak mentah dari Prabumulih dan Jambi. Pada

tahun 1957, kilang ini diambil oleh PT. SHELL Indonesia dan pada tahun

1965 pemerintah Indonesia mengambil alih kilang Plaju dari PT. SHELL

Indonesia. Kilang mempunyai kapasitas produksi 100 MBCD (Million Barrel

Calendar Day). Kilang Sungai Gerong didirikan oleh STANVAC pada tahun

1920. Kilang yang berkapasitas produk 70 MBCD ini kemudian dibeli PT.

PERTAMINA pada tahun 1970, sekarang kapasitasnya tinggal 25 MBCD

sesuai dengan unit yang masih ada.

Pada tahun 1873, kedua kilang ini mengalami proses integrasi. Kedua

kilang ini disebut dengan Kilang Musi. Kilang ini di bawah pengawasan

Pertamina RU III dan bertanggung jawab dalam pengadaan BBM untuk

wilayah Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung.

Sebagaian besar peralatan di Kilang Plaju menggunakan teknologi lama

sehingga sudah tidak efisien lagi. Normalnya umur pabrik ini adalah 20 tahun

dan sampai sekarang ini, pabrik Pertamina RU. III ini sudah beroperasi

melebihi umurnya. Berdasarkan pertimbangan tersenut direncanakanlah

pembuatan kilang minyak baru yang disebut dengan Proyek Kilang Musi

(PKM). Sesuai dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalamInpres

Nomor 12 dan 13 tahun 1983 tentang penjadwalan kembali PKM, maka

pelaksanaan PKM dilakukan secara bertahap. PKM tahan I dijalankan tahun

1982 dengan menitikberatkan pada konvservasi energi dengan tujuan untuk

meningkatkan efisiensi unit-unit proses.

Hal ini diwujudkan dengan melakukan revamping dan pembaangunan

unti baru. Upaya yang telah dilakukan pada PKM tahap I adalah sebagai

berikut :

9

1. Revamping dapur dan beberapa peralatan CD Plaju untuk menurunkan

pemakaian bahan bakar.

2. Revamping FCCU (Fuild Catalytic Cracking Unit) dan unit Light End

Sungai Gerong.

3. Pembangunan destilasi bertekanan hampa (New Vacuum) distilation unit,

NVDU di Sungai Gerong dengan kapasitas produksi 48 MBCD long

residue.

4. Mengganti koil pemanas tangki.

5. Melengkapi fasilitas transfer produk antara kilang Plaju dan Sungai

Gerong.

6. Memanfaatkan semaksimal mungkin.

Dengan upaya tersebut, pemakaian refinery fuel menurun dari 11.07 %

menjadi TSRF/ton crude. Proyek Kilang Musi tahap I telah selesai bulan

September 1986. Tahap II dari PKM ini dijalankan pada tahun 1991 dengan

melakukan pembaharuan sebagai berikut :

1. Peningkatan kapasitas produksi-produksi kilang polypropylene menjadi

45.000 ton/tahun.

2. Revamping RFCCU (Resid Fluid Catalytic Cracking Unit) dan unit

alkilasi.

3. Redesign siklon FCCU Sungai Gerong.

4. Modifikasi unit Redistiller I/II Plaju.

5. Pemanasan Gas Turbin Generator Complex (GTCC) dan perubahan

frekuensi listrik dari 60 Hz ke 50 Hz.

6. Pembanguan Water Treatment Unit (WTU) dan Sulphur Acid Recovery

Unit (SARU).

Secara umum, sejarah Pertamina RU. III dan perubahan-perubahan yang

terjadi dapat dilihat padaaa tabel dibawah ini :

Tahun Sejarah

1903 Pembangunan Kilang Minyak di Plaju oleh PT. SHELL (Belanda)

1926 Kilang Sungai Gerong dibangun oleh STANVAC (AS)

1957 Kilang Plaju diambil alih oleh PT. SHELL Indonesia

10

1965 Kilang Plaju/ SHELL dengan kapasitas

1970 Kilang Sungai Gerong/ STANVAC dibeli oleh Negara/

PERTAMINA

1971 Pendirian kilang polypropylene untuk memproduksi pellet polytam

dengan kapasitas 20.000 ton/tahun

1973 Integrasi operasi kilang Plaju dan Sungai Gerong

1982 Pendirian Plaju Aromatic Center (PAC) dan Proyek Kilang Musi I

(PKM I) yang berkapasitas 98 MBCD

1982 Pembangunan High Vacuum Unit (HVU) Sungai Gerong dan

revamping CDU (konservasi energy)

1984 Proyek pembangunan kilang TA/PTA dengan kapasitas produksi

150.000 ton/tahun

1986 Kilang PTA (Purifed Terephtalic Acid) mulai berproduksi dengan

kapasitas 150.000 ton/tahun

1987 Proyek pengembangan konservasi energi/ Energy Conservation

Improvemant (ECI)

1988 Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang (UPEK)

1990 Debottlenecking kapasitas kilang PTA menjadi 225.000 ton/tahun

1994 PKM II: Pembangunan unit polypropylene baru dengan kapasitas

45.200 ton/tahun, revamping RFCCU- Sungai Gerong dan unit

alkilasi, redesign siklon RFCCU Sungai Gerong, modifikasi unit

Redistilling I/II Plaju, pemasangan Gas Turbine Generator

Complex (GTGC) dan perubahan frekuensi listrik dari 60 Hz ke 50

Hz, dan pembangunan Water Treatment Unit (WTU) dan Sulphuric

Acid Recovery Unit (SARU)

2002 Pembangunan jembatan integrasi Kilang Musi

2003 Jembatan integrasi Kilang Musi yang menghubungkan Kilang Plaju

dengan Kilang Sungai Gerong diresmikan.

2007 Kilang TA/ PTA berhenti beroperasi

Tabel 2.1.2. Sejarah perkembangan PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Sumber: Pedoman BPST Angkatan XIV Pertamina, 1999, Palembang.

11

2.2. Lokasi dan Tata Letak Pabrik

PT. PERTAMINA (Persero) RU. III Plaju merupakan salah satu unit

proses produksi dalam jajaran direktorat pengolahan yang terletak di Sumatera

Selatan. RU III Plaju ini mempunyai dua buah kilang yaitu:

1. Kilang Minyak Plaju

2. Kilang Minyak Sungai Gerong

Kilang minyak Plaju terletak disebelah selatan Sungai Musi dan sebelah

barat Sungai Komering yang luas areanya lebih kurang 258 Ha, sedangkan kilang

minyak Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai Musi dan Sunagi

Komering dengan luas area lebih kurang 153 Ha.

Untuk lebih jelasnya lokasi PT. Pertamina (Persero) RU. III dapat dilihat

pada gambar

Gambar 2.2.1. Lokasi Kilang PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Luas wilayah kerja PT. Pertamina (Persero) RU. III ialah 1812,6 Ha,

sedangkan luas wilayah efektif yang dipergunakan oleh PT. Pertamina (Persero)

RU. III dapat dilihat pada tabel 1.2.2 berikut

12

No. Tempat Luas (Ha)

1. Area perkantoran Kilang Plaju 229,60

2. Area Kilang Sungai Gerong 153,90

3. Diklat-SDM Sungai Gerong 34,95

4. RDP dan Lap. Golf Bagus Kuning 51,40

5. RDP Kenten 21,20

6. Lapangan Golf Kenten 80,60

7. RDP Plaju, Sungai Gerong dan Ilir 349,37

Tabel 2.2.2 Lokasi dan tata letak Kilang PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Sumber: Pedoman BPST Angkatan XIV Pertamina, 1999, Palembang.

2.3. Manajemen Perusahaan

2.3.1. Visi, Misi dan Tata Nilai

PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju- Sungai Gerong

mempunyai visi, misi, dan tata nilai sebagai berikut:

A. Visi

“Menjadi Kilang Minyak dan Petrokimia yang unggul, maju dan

terkemuka di Asia Tenggara 2015”

B. Misi

Mengelolah KIlang Minyak dan Petrokimia:

1. Menghasilkan produk BBM, NBM, dan Petrokimia yang bermutu

internasional untuk dipasarkan di dalam ataupun diluar negeri.

2. Berdasarkan pada etika dan prinsip-prinsip bisnis unggulan.

3. Untuk memberikan nilai tambah lagi bagi perusahaan dan Stage

Holder.

C. Tata Nilai

1. Clean (Bersih)

Dikelolah secara professional, menghindari bentrok kepentingan,

tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan

integritas, serta berpedoman pada asas-asas tata kelola koorporasi

yang baik.

13

2. Competitive (Kompetitif)

Mampu berkompetisi dalam skala regional mauoun internasional,

mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya

sadar biaya dan menghargai kinerja.

3. Convident (Percaya Diri)

Berperan dalam membangun ekonomi nasional, menjadi pelopor

dalam reeformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

4. Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan otientasi komersial, mengambil

keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang unggul.

5. Capable (Berkemampuan)

Dikelolah oleh pemimpin dan pekerja yang professional dan

memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam

membangun kemampuan riset dan pengembangan.

6. Costumer Focus

Focus terhadap kebutuhan konsumen atau pelanggan dengan

memberikan pelayanan yang memuaskan.

2.3.2. Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU III

Struktur organisasi PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju- Sungai

Gerong berdasarkan surat keputusan Direksi Pertamina No. Kpts.

007/C0000/99-SO tanggal 13 Januari 1999 bahwa PT. Pertamina (Persero)

RU III Plaju-Sungai Gerong dipimpin oleh seorang General Manager

(GM) yng bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur

Pengolahan Pertamina di Jakarta. General Manager Peramina (Persero)

RU III membawahi beberapa Manager dan Kepala Bidang (Kabid) antara

Lain:

1. Production Manager

2. Refinery Planning and Optimization Manager

3. Maintenance Planning and Support Manager

4. Maintenance Excecution Manager

5. Reliability Manager

14

6. Engineering and Development Manager

7. Procurement Manager

8. Health, Safety and Environment Manager (HSE)

9. Operational Performance Improvement Coordinator Manager

10. Turn Around Manager

11. General Affairs Manager

12. HR Area/ BP Manager

13. Financial Manager

14. Information and Technology Area Manager

15. Director of Pertamina Hospital

16. Marine Manager

2.3.3. Process Engineering (PE)

Process Engineering (PE) berada dibawah pengawasan langsung

lapangan manager Engineering dan pengembangan. Struktur organisasi di

Process Engineering (PE) dapat dilihat pada lampiran. Tugas Process

Engineering (PE) di PT. PERTAMINA (Persero) RU III adalah sebagai

berikut:

1. Melakukan studi-studi untuk mengembangkan kilang PT.

PERTAMINA (Persero) RU III

2. Melakukan sourcing bahan-bahan kimia dan katalis-katalis baru.

3. Bekerja sama dengan bagian operasi dalam menyelesaikan masalah

teknis. Masalah teknis yang biasa diselesaikan bukan yang bersifat

harian melainkan yang bersifat continyu

4. Memberikan saran kepada bagian operasi untuk melakukan perbaikan

atau perubahan agar dapat mencapai kondisi proses yang optimum.

5. Melakukan modifikasi pada proses sehingga dihasilkan kondisi

operasi yang lebih efisien dan ekonomis.

2.4. Kepegawaian

PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong merupakan suatu

industry yang berpotensi tinggi terhadap bahay kecelakaan, kebakaraan,

15

pencemaran lingkungan, dan penyakit akibat kerja. PT. Pertamina (Persero) RU

III Plaju-Sungai Gerong mengadakan sarana yang diperlukan untuk menunjang

kegiatan tersebut, merevisi prosedur kerja melaksanakan program pelatihan dan

mendeteksi secar dini sumber-sumber bahaya, serta melakukan evaluasi dan audit.

Area kilang merupakan area yang tertutup untuk umum sehingga untuk dapat

masuk kedalam area tersebut seseorang harus memiliki kartu pass atau visitor

card (bagi yang bukan karyawan serta peserta kerja praktek dan peserta

kunjungan pabrik) ataupun kartu identitas lain atau ID Card (bagi karyawan) yang

dikeluarkan oleh pihak keamanan. Jika seseorang sudah dapat masuk ke area

kilang maka ia diharuskan untuk memakai alat-alat keselamatan kerja (APD) dan

sepatu safety.

PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong mempunyai sebuah

badan khusus yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja yaitu

Health, Safety and Environment. (HSE). HSE terdiri atas empat bagian dengan

fungsi yang berbeda-beda, yaitu:

1. OH (Occupation Health)

2. Safety

3. Fire and Insurance

4. Environment

PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong memiliki ketentuan-

ketentuan umum dan khusus dalam pelaksanaan ketentuan kerja, yaitu:

1. Ketentuan Umum

a. Tamu dan rekanan tidak diizinkan masuk daerah kilang tanpa

persetujuan/ izin dari manager kilang security

b. Bagde tanda pengenal khusus harus dikenakan pada tempat yang mudah

dilihat pada saat memasuki ataupun berada pada tempat yang mudah

dilihat pada saat memasuki ataupun berada pada daerah pabrik/ kilang.

c. Tidak dibenarkan membawa senjata api, senjata tajam, korek api, obat

bius, atau minuman yang beralkohol didalam area kilang.

d. Dilarang menghasut, berkelahi, dan bercanda (bermain) yang dapat

membahayakan keselamatan pekerja.

16

e. Dilarang menyentuh dan mengoperasikan alat-alat operasi kecuali divisi

yang bersangkutan.

2. Ketentuan Khusus

a. Merokok

Dilarang keras merokok di area kilang kecuali ditempat khusus yang

telah disetujui oleh pimpinan HSE sebagai tempat merokok.

b. Alat Potret dan Handphone

Semua yang menggunakan alat potret atau kamera di dalam kilang

harus dilindungi oleh surat izin memotret yang dapat diperoleh dari

bidang HSE.

Alat potret hanya boleh digunakan di daerah yang dinyatakan

dalam surat izin tersebut dan tidak boleh dialihkan untuk pekerjaan

lainnya ataupun di daerah lainnya.

Ketika melewati daerah terlarang, alat potret dan perlengkapan

lainnya harus dimatikan.

Alat potret tidak boleh menggunakan bliyz

Tidak diperbolehkan mengoperasikan handphone didalam kilang

c. Keadaan Darurat

Matikan semua perlengkapan dengan kemungkinan sebagai sumber

nyala api seperti rokok, mesin mobil, mesin las, dan sebagainnya.

Personil yang mengemudi kendaraan hasus memarkirkan

kendaraannya ke tepi jalan dan mematikan mesin, berikan jalan

kepada mobil pemadam kebakaran dan mobil ambulance.

Segera menuju ke tempat berkumpul dengan berjalan kaki

“Assembly Point” (bendera warna hijau dengan symbol “A”) yang

berlokasi.

Plaju : Depan kantor Ren Tek Pem

: Depan bengkel bubut

: Depan kantor ITP

: Depan kantor las kilang

Sungai Gerong : Belakang kantor CD & L

: Belakang pemeliharaan

17

d. Keselamatan

Semua orang yang memasuki area kilang harus memakai helm,

pelindung telinga, kacamata, masker, sepatu safety dan

pengamanan lainnya.

Patuhilah semua tanda-tanda keselamatan, baik itu yang berada di

jalan raya, dalam gedung, perumahan area kilang, battery limit, dll

e. Kendaraan

Setiap orang yang mengendarai kendaraan bermotor di dalam

kilang yang memiliki surat mengemudi dan surat izin masuk

kendaraan.

Batas kecepatan di area pabrik dan di jalan-jalan kompleks

perusahaan Pertamina adalah 40 km/jam

Setiap kendaraan dilarang memuat melampaui batas muatan

maksimumyang diizinkan.

Jangan lebih dari tiga orang termasuk supir di tempat duduk depan

dalam kendaraan yang sedang berjalan (khusus untuk mobil pick

up)

Dilarang keras membawa penumpang, alat-alat ataupun barang-

barang besar dan berat di atas kendaraan roda dua di area kilang.

f. Kebersihan

Adalah tanggung jawab setiap orang untuk memelihara daerahnya

selalu bersih dan rapi dan membuang sampah pada tempatnya.

g. Kecelakaan

Setiap orang bertanggung jawab untuk melaporkan kejadian yang

menyebabkan rusaknya alat-alat dan terlikanya personil ke bagian

HSE dengan menghubungi nomor:

PLAJU : 8777, 76692, dan 131

Sungai Gerong : 8225, 8222, dan 141

Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah karyawan yang bekerja di PT.

Pertamina (Persero) RU III Plaju- Sungai Gerong adalah sebanyak 1821 orang.

Dimana karyawan ini terbagi atas dua bagian, yaitu :

1) Karyawan yang terlibat langsung dalam proses produksi

18

Yang termasuk dalam proses produksi ini adalah karyawan yang

bekerja di lapangan, seperti operator dan kepala jaga. Jam kerja yang

berlaku merupakan sistem shift yang terbagi atas:

Shift pagi : Jam 07.00 s.d 15.00 WIB

Shift siang : Jam 15.00 s.d 23.00 WIB

Shift malam : Jam 23.00 s.d 07.00 WIB

Terdapat empat kelompok shift yaitu A, B, C, dan D. pengaturan

kerjanya dilakukan dengan sistem 3-1 yang berarti tiga hari kerja dan satu

hari libur.

2) Karyawan yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi

Yang termasuk dalam bagian ini adlah karyawan yang bekerja di

dalam kantor seperti engineering dan orang yang bekerja di bagian SDM,

jam kerja bagi kelompok ini adalah jam kerja regular yang diatur sebagai

berikut:

Senin – Kamis : jam 07.00 s.d 15.30 WIB

Istirahat : jam 12.00 s.d 12.30 WIB

Jumat : jam 07.00 s.d 15.30 WIB

Istirahat : jam 11.00 s.d 13.00 WIB

Untuk menjalankan operasinya PT. Pertamina (Persero) RU III

Plaju- Sungai Gerong mempekerjakan pegawai-pegawainya secara garis

besar dibagi menjadi:

a) Pegawai Pembina : pegawai dengan golongan P1, P2, dst

b) Pegawai Utama : pegawai dengan golongan 5-1

c) Pegawai Madya : pegawai dengan golongan 9-6

d) Pegawai Biasa : pegawai dengan golongan 16-10