analisis kestabilan transien dan mekanisme pelepasan beban ... · 3 •melaksanakan studi mengenai...

45
Nama : Syahrul Hidayat NRP : 2209100161 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT 2. Dr. Eng. Ardyono Priyadi ST, M.Eng Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan 1 Presentasi Seminar Tugas Akhir

Upload: doantu

Post on 23-Aug-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Nama : Syahrul HidayatNRP : 2209100161

    Pembimbing :1. Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT2. Dr. Eng. Ardyono Priyadi ST, M.Eng

    Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero)

    Refinery Unit (RU) VI Balongan

    1

    Presentasi Seminar Tugas Akhir

  • 2

    • Di PT. Pertamina RU VI Balongan, stabilitastransien belum dianalis secara mendalamsehingga perlu dilakukan studi stabilitastransien untuk mengetahui kestabilansistem saat terjadi gangguan transien

    Pendahuluan : Latar Belakang

  • 3

    • Melaksanakan studi mengenai kestabilantransien sistem kelistrikan PT. PertaminaRU VI Balongan

    • Merancang suatu skema load sheddingyang handal agar sistem kelistrikan PT.Pertamina RU VI Balongan dapat kembalistabil ketika terjadi gangguan yangmengakibatkan sistem tidak stabil

    Pendahuluan : Tujuan

  • 4

    • Bagaimana pola operasi pada sistem kelistrikan di PT.Pertamina RU VI Balongan

    • Bagaimana respon frekuensi dan tegangan serta sudutrotor di PT. Pertamina RU VI Balongan saat dilakukananalisis kestabilan transien

    • Bagaimana merancang skema load shedding yang handalpada PT. Pertamina RU VI Balongan

    Pendahuluan : Permasalahan

  • 5

    Teori Penunjang : Stabilitas Sistem Tenaga Listrik

    Stabilitas sistem tenaga secara luas didefinisikan sebagai kemampuan dari suatusistem tenaga untuk tetap dalam kondisi operasi seimbang saat terjadi kondisinormal dan dapat mengembalikan ke kondisi seimbang setelah terjadi gangguan

    Berdasarkan Paper IEEE definition and classification of power system stability,kestabilan sistem tenaga listrik dibagi menjadi tiga kategori yaitu :1. Kestabilan sudut rotor2. Kestabilan frekuensi3. Kestabilan tegangan

    Kestabilan Sistem Tenaga

    Kestabilan Sudut Rotor

    Kestabilan Frekuensi

    Kestabilan Tegangan

    Kestabilan Sudut Akibat Gangguan Kecil

    Kestabilan Transien

    Jangka Pendek

    Jangka Pendek

    Jangka Panjang

    Kestabilan Tegangan Gangguan Kecil

    Kestabilan Tegangan Gangguan Besar

    Jangka Pendek Jangka Panjang

  • 6

    Teori Penunjang : Kestabilan Transien

    Kestabilan transien merupakan kemampuan dari sistem tenaga listrik untuk mempertahankan kondisi sinkron ketika sistem mengalami gangguan transien.

    Gangguan transien :• Gangguan hubung singkat• Generator Outage• Motor starting• Perubahan beban atau pembangkitan secara tiba-tiba

    Dampak ketidakstabilan sistem akibat gangguan transien:• Penurunan frekuensi atau tegangan• Pelepasan beban• Lepasnya generator dari sistem• Rusaknya peralatan• dll

  • 7

    Standar : Frekuensi

    IEEE Std C37.106™-2003 : IEEE Guide for Abnormal Frequency Protection for Power Generating Plants

    Continuous Operation :

    99.17 – 100.83 %

  • Standar : Pelepasan Beban

    IEEE Std C37.106™-1987 : IEEE Guide for Abnormal Frequency Protection for Power Generating Plants

    Step

    Frequency Trip Point

    (Hz)

    FrequencyTrip Point

    (%)

    Percent of Load

    Shedding (%)

    Fixed Time Delay

    (Cycles) on Relay

    1 59.3 98.83 10 6

    2 58.9 98.16 15 6

    3 58.5 97.5

    As required to

    arrest decline before 58.2

    Hz

    8

  • STG51-G-101A

    STG51-G-101B

    STG51-G-101C

    STG51-G-101D

    STG51-G-101E

    Swing

    22 MW 22 MW 22 MW 22 MW 22 MW

    9

    Single Line Diagram PT. Pertamina Balongan

    MW MVAR MVA %PF

    Source (Swing

    Buses) 20.294 13.713 24.492 82.86 Lagging

    Source (Non-

    Swing Buses) 64.500 41.646 76.777 84.01 Lagging

    Total Demand 84.794 55.359 101.265 83.73 Lagging

    Total Motor

    Load 72.352 40.591 82.691 87.21 Lagging

    Total Static Load 11.586 1.974 11.753 98.58 Lagging

  • 10

    Studi Kasus

    Kasus Keterangan Waktu (s)

    Generator Outage

    Gen Out 1 Generator 51-G-101B trip 2

    Gen Out 1 LS Generator 51-G-101B trip 2

    Load shedding tahap 1 2.681

    Load shedding tahap 2 3.142

    Gen Out 2 Generator 51-G-101B dan 51-G-101C trip 2

    Gen Out 2 LS Generator 51-G-101B dan 51-G-101C trip 2

    Load shedding tahap 1 2.441

    Load shedding tahap 2 2.722

    Load shedding tahap 3 2.823

    Short Circuit

    SC 0.42 kV Hubung singkat 3 fasa pada bus 13-PMC3-01B 2

    CB 13PSW301B open 2.1

    SC 3.15 kV Hubung singkat 3 fasa pada bus 13-PMC2-01B 2

    CB 13PSW201B open 2.3

    SC 20 kV Hubung singkat 3 fasa pada bus 13-PTR1-01B PRIMARY BUS 2

    CB 13PSW201B1 open 2.1

    SC 10 kV Hubung singkat 3 fasa pada bus 51-G-101B BUS 2

    CB48 open 2.1

    SC 10 Kv LS Hubung singkat 3 fasa pada bus 51-G-101B BUS 2

    CB48 open 2.1

    Load shedding tahap 1 3.141

    Load shedding tahap 2 3.502

    Motor starting

    Mstart CB 12PTR501A-CB Closed (Motor 12-K-501A-M start) 2

  • 11

    STG51-G-101A

    STG51-G-101B

    STG51-G-101C

    STG51-G-101D

    STG51-G-101E

    Studi Kasus : Gen Out 1 (t=2 detik)

  • 12

    6.21°

    51-G-101-B Out

    9.02°

    Perlu dilakukan Load shedding

    Studi Kasus : Gen Out 1 (t=2 detik)

  • 13

    Studi Kasus : Gen Out 1 LSLoad shedding 2 tahap

    Load shedding tahap 2 dilakukanketika frekuensi sistem turunmencapai 98.16% ditambah delay0.12 s (setelah dilakukan loadshedding tahap 1) denganmelepas 15% dari total bebant = 3.022+0.12 = 3.142 detik

    Load shedding tahap 1 dilakukanketika frekuensi sistem turunmencapai 98.83% ditambah delay0.12 s dengan melepas 10% daritotal bebant = 2.561+0.12 = 2.681 detik

  • 14

    9.00°6.21°

    6.21°

    97.98%

    Studi Kasus : Gen Out 1 LSLoad shedding 2 tahap

    0.42 kV 100.14 80.07 100.12

    3.15 kV 98.77 87.35 98.66

    20 KV 100.23 89 100.11

    10 kV (Gen) 99.99 91.4 99.95

    Sebelum

    gangguan(%)

    Sebelum

    LS(%)

    Setelah

    LS(%)Tegangan

    100%

  • 15

    Studi Kasus : Gen Out 1 LSRekapitulasi Load shedding tahap 2 tahap

    Untuk kasus Gen Out 1 LS dapatdisimpulkan sistem dapat kembali stabildengan melakukan load shedding 2 tahapdengan kuantitas beban 21.393 MW

    Load shedding Beban (MW) Beban (%) t (detik)

    Load shedding tahap 1 8.594 10.135 2.681

    Load shedding tahap 2 12.799 15.09 3.142

    Total 21.393 25.225

  • 16

    STG51-G-101A

    STG51-G-101B

    STG51-G-101C

    STG51-G-101D

    STG51-G-101E

    Studi Kasus : Gen Out 2 (t=2 detik)

  • 17

    6.19°

    51-G-101-B dan 51-G-101C Out

    10.04°

    Perlu dilakukan Load shedding

    Studi Kasus : Gen Out 2 (t=2 detik)

  • 18

    Studi Kasus : Gen Out 2 LSLoad shedding 3 tahap

    Load shedding tahap 2 dilakukanketika frekuensi sistem turunmencapai 98.16% ditambah delay0.12 s (setelah dilakukan loadshedding tahap 1) dengan melepas15% dari total bebant = 2.602+0.12 = 2.722 detik

    Load shedding tahap 1 dilakukanketika frekuensi sistem turunmencapai 98.83% ditambah delay0.12 s dengan melepas 10% dari totalbebant = 2.321+0.12 = 2.441 detik

    Load shedding tahap 3 dilakukanketika frekuensi sistem turunmencapai 97.5% (setelah dilakukanload shedding tahap 2) denganmelepas 22.85% dari total bebant = 2.823 detik

  • 19

    10.98°6.19°

    6.19°

    97.47%

    Studi Kasus : Gen Out 2 LSLoad shedding 3 tahap

    0.42 kV 100.1 80.07 100.12

    3.15 kV 98.64 78.85 98.75

    20 KV 100.01 80.56 100.2

    10 kV (Gen) 100 85.07 100.06

    Tegangan Sebelum

    gangguan(%)

    Sebelum

    LS(%)

    Setelah

    LS(%)

  • 20

    Studi Kasus : Gen Out 2 LSLoad shedding tahap 3 tahap

    Untuk kasus Gen Out 2 LS dapatdisimpulkan sistem dapat kembali stabildengan melakukan load shedding 3 tahapdengan kuantitas beban 41.131 MW

    Load shedding Beban (MW) Beban (%) t (detik)

    Load shedding tahap 1 8.594 10.135 2.441

    Load shedding tahap 2 12.799 15.09 2.722

    Load shedding tahap 3 19.378 22.85 2.823

    Total 41.131 48.075

  • 21

    Studi Kasus : SC 0.42 kV Bus 18-PMC3-01A (t=2 detik)CB 304 open (t=2.3 detik)

    6.21°6.08°

  • 22

    100.43%

    100.06%

    0.42 kV 100.14 91.22 100.41

    3.15 kV 98.77 90.14 99.03

    20 KV 100.23 91.74 100.48

    10 kV (Gen) 99.99 94 100.16

    Tegangan Sebelum

    gangguan(%)

    Minimum

    saat SC(%)

    Steady

    state

    Studi Kasus : SC 0.42 kV Bus 18-PMC3-01A (t=2 detik)CB 304 open (t=2.3 detik)

    100%

  • 23

    Studi Kasus : SC 3.15 kV Bus 17-PMC2-01A (t=2 detik)CB 17PSW201A open (t=2.3 detik)

    6.21°5.75°

  • 24

    101.56%

    100.07%

    Studi Kasus : SC 3.15 kV Bus 13-PMC2-01B (t=2 detik)CB 13PSW201B open (t=2.3 detik)

    0.42 kV 100.14 77.13 101.22

    3.15 kV 98.77 75.96 99.81

    20 KV 100.23 76.94 101.25

    10 kV (Gen) 99.99 82.6 100.6

    Tegangan Sebelum

    gangguan(%)

    Minimum

    saat SC(%)

    Steady

    state

    100%

  • 25

    Studi Kasus : SC 20 kV Bus 17-PTR1-01A PRIMARY BUS (t=2 detik)CB 17PSW201A1 open (t=2.1 detik)

    6.21° 5.75°

  • 26

    101.68%

    100.01%

    100%

    0.42 kV 100.14 5.33 101.27

    3.15 kV 98.77 5.25 99.8

    20 KV 100.23 5.31 101.25

    10 kV (Gen) 99.99 34 100.6

    Tegangan Sebelum

    gangguan(%)

    Minimum

    saat SC(%)

    Steady

    state

    Studi Kasus : SC 20 kV Bus 17-PTR1-01A PRIMARY BUS (t=2 detik)CB 17PSW201A1 open (t=2.1 detik)

  • 27

    Studi Kasus : SC 10 kV Bus 51-G-101B BUS (t=2 detik)CB48 open (t=2.1 detik)

    6.21°

    9.02°

  • 28

    Perlu dilakukan Load shedding

    Studi Kasus : SC 10 kV Bus 51-G-101B BUS (t=2 detik)CB48 open (t=2.1 detik)

  • 29

    Studi Kasus : SC 10 kV LS Bus 51-G-101B BUS (t=2 detik)CB48 open (t=2.1 detik)Load shedding 2 tahap

    Load shedding tahap 2 dilakukanketika frekuensi sistem turunmencapai 98.16% ditambahdelay 0.12 s dengan melepas10% dari total bebant = 3.382+0.12 = 3.502 detik

    Load shedding tahap 1 dilakukanketika frekuensi sistem turunmencapai 98.83% ditambahdelay 0.12 s dengan melepas10% dari total bebant = 3.021+0.12 = 3.141 detik

  • 30

    6.21°

    6.21°97.98%

    Studi Kasus : SC 10 kV LS Bus 51-G-101B BUS (t=2 detik)CB48 open (t=2.1 detik)Load shedding tahap 2 tahap

    100%

    0.42 kV 100.14 52.78 100.03

    3.15 kV 98.77 51.98 98.66

    20 KV 100.23 52.65 100.12

    10 kV (Gen) 99.99 67 99.95

    Tegangan Sebelum

    gangguan(%)

    Sebelum

    LS(%)

    Setelah

    LS(%)

  • 31

    Studi Kasus : Sc 10 kV LSLoad shedding 2 tahap

    Untuk kasus SC 10 kV LS dapatdisimpulkan sistem dapat kembalistabil dengan melakukan loadshedding 2 tahap dengan kuantitasbeban 21.393 MW

    Load shedding Beban (MW) Beban (%) t (detik)

    Load shedding tahap 1 8.594 10.135 2.681

    Load shedding tahap 2 12.799 15.09 3.142

    Total 21.393 25.225

  • 32

    Studi Kasus : Mstart Motor 12-K-501A-M 5.7 MW starting(t=2 detik)

    CB 12PTR501A-CBClosed

    5.5° 5.59°

  • 33

    Studi Kasus : Mstart Motor 12-K-501A-M 5.7 MW starting(t=2 detik)

    100%

    99.83%

    99.9%

    0.42 kV 100.14 90 97.5

    3.15 kV 98.77 86.8 95

    10 kV (Gen) 99.99 86.09 94.74

    Tegangan Sebelum

    gangguan(%)

    Minimum

    saat MS(%)

    Steady

    state

  • KESIMPULAN

    • Pada kasus lepasnya generator mengakibatkan sistem menjadi tidak stabil.Untuk mengembalikan kestabilan sistem, untuk lepasnya satu generatormemerlukan pelepasan beban 2 tahap dan untuk lepasnya dua generatormemerlukan pelepasan beban 3 tahap.

    • Pada kasus hubung singkat di level tegangan 10 kV (bus di bawahgenerator) mengakibatkan sistem menjadi tidak stabil. Untukmengembalikan kestabilan sistem memerlukan pelepasan beban 2 tahap.

    • Pada kasus hubung singkat di level tegangan 20 kV, tegangan pada busutama (20 kV) menurun hingga 5,31 % dikarenakan titik gangguan yangberada di dekat bus utama. Tegangan kembali stabil pada 101.25 %.

    • Pada kasus hubung singkat dilevel tegangan 0.42 kV dan 3.15 kV,penurunan tegangan dan frekuensi masih dalam batas aman. Untukhubung singkat tegangan 0.42 kV, generator stabil pada frekuensi 100.06%dan tegangan 100.16%. Sedangkan untuk tegangan 3.15 KV generator stabilpada frekuensi 100.07 % dan tegangan 100.6 %

    • Pada kasus motor starting tidak terlalu berpengaruh pada stabilitas sistem,penurunan tegangan terendah pada 86.8 % dan stabil pada 95 %.

    34

  • 35

  • Nama : Syahrul HidayatNRP : 2209100161

    Pembimbing :1. Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT2. Dr. Eng. Ardyono Priyadi ST, M.Eng

    Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero)

    Refinery Unit (RU) VI Balongan

    36

    Presentasi Seminar Tugas Akhir

  • 37

    Standar : Tegangan

    Tegangan Nominal Kondisi Normal500 kV +5%, -5% 150 kV +5%, -10%70 kV +5%, -10% 20 kV +5%, -10%

    Standar Tegangan KedipIEEE Std 1159-1995 : IEEE Recommended Practice for Monitoring Electric Power Quality

  • Persamaan pengaturan gerakan rotor satu mesin sinkron didasarkan pada prinsip dasardinamika yang menyatakan bahwa torsi percepatan adalah hasil perkalian dari momeninersia dan percepatan sudut. Dalam sistem MKS (meter-kilogram-second) persamaannyadapat dituliskan seperti :

    J 𝑑2𝜃𝑚

    𝑑𝑡2= 𝑇𝑎 = 𝑇𝑚 - 𝑇𝑒

    Dimana,J Momen kelembaman total dari massa rotor dalam kg-𝑚2

    𝜃𝑚 Pergeseran sudut dari rotor terhadap suatu sumbu yang diam dalam radian mekanis(rad)

    𝑡 Waktu dalam detik (s)𝑇𝑚 Momen putar mekanis atau poros penggerak yang diberikan oleh prime mover

    dikurangi dengan momen putar perlambatan (retarding) yang disebabkan oleh rugi-rugi perputaran, dalam N-m

    𝑇𝑒 Momen putar elektris atau elektromagnetik, dalam N-m𝑇𝑎 Momen putar kecepatan percepatan bersih (net), dalam N-m

  • 𝑀𝑑2𝛿𝑚𝑑𝑡2

    = 𝑃𝑚 − 𝑃𝑒

    𝑃𝑚 < 𝑃𝑒 = Putaran generator melambat

    𝑃𝑚 > 𝑃𝑒 = Overspeed

  • Penyebab Transien :1. Lepasnya generator2. Hubung singkat3. Motor starting4. Penambahan atau pengurangan beban (dalam jumlah besar) secara

    tiba-tiba

  • Load shedding :1. Analisis aliran daya untuk mengetahui aliran daya pada sistem

    meliputi daya yang disuplai dari generator dan daya yang mengalirke masing-masing substation serta pada beban

    2. Setelah analisis aliran daya dapat ditentukan beban mana yangdilepas dengan mengkombinasikan sesuai besar daya pada bebanuntuk memenuhi kebutuhan pelepasan beban.

    3. Pada simulasi transien, event yang dilakukan adalah generatorlepas kemudian pelepasan sesuai tahapan yang ada

  • Perubahan frekuensi sebagai fungsi waktu dengan adanya pelepasan beban

  • Untuk pelepasan beban bagaimana jika tidak menemukan kombinasi yang tepat untuk pelepasan beban 10 % :Untuk 10 % ini bisa lebih tidak harus tepat tapi tidak boleh kurang karena tidak memenuhi untuk kebutuhan beban yang harus dilepas.Jadi rekomendasi pelepasan beban 10% tadi adalah rekomendasi “minimum” beban yang harus dilepas, jika lebih tidak ada masalah.

  • Simulasi hubung singkat :Event ke 1 :

    Hubung singkat 3 fasa pada bus yang mengalami gangguanEvent ke 2 :

    CB open sesuai hirarki waktu pemutusan CB

  • V

    INFINITEBUS

    IT

    Xs

    E

    E = V + JI Xs

    sincosXs

    EI

    cosVIP

    sinXs

    VEP