laporan kel 1 gizi makro

55
Daftar Isi DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… 1 BAGIAN 1 A. Tujuan Pembelajaran …………………………………………………… 2 B. Skenario 1 ………………………………………………………………... 2 C. Daftar Kata Kunci………………………………………………………... 2 D. Daftar Pertanyaan………………………………………………………... 3 E. Pengelompokan Pertanyaan Berdasarkan Tujuan Pembelajaran ……………………………………. 4 F. Pembahasan…………………………………………………………….... 5 Hunger dan Appetite ....................................................... ............................. 5 Zat Gizi Makro…………………………………………………………….. 8 Komposisi Tubuh …………………………………………………………. 14 Keseimbangan Energi …………………………………………………….. 15 Marasmus …………………………………………………………………. 18 BAGIAN 2 A. Tujuan Pembelajaran …………………………………………………… 21 B. Skenario 2 ………………………………………………………………... 21 C. Daftar Kata Sulit ………………………………………………………… 21 D. Daftar Kata Kunci………………………………………………………... 22 E. Daftar Pertanyaan………………………………………………………... 22 F. Pengelompokan Pertanyaan Berdasarkan Tujuan Pembelajaran ……………………………………. 23 G. Pembahasan…………………………………………………………….... 24 1

Upload: ulatun-nikmah

Post on 25-Jun-2015

519 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kel 1 Gizi Makro

Daftar Isi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… 1

BAGIAN 1

A. Tujuan Pembelajaran …………………………………………………… 2

B. Skenario 1 ………………………………………………………………... 2

C. Daftar Kata Kunci………………………………………………………... 2

D. Daftar Pertanyaan………………………………………………………... 3

E. Pengelompokan Pertanyaan

Berdasarkan Tujuan Pembelajaran ……………………………………. 4

F. Pembahasan…………………………………………………………….... 5

Hunger dan Appetite .................................................................................... 5

Zat Gizi Makro…………………………………………………………….. 8

Komposisi Tubuh …………………………………………………………. 14

Keseimbangan Energi …………………………………………………….. 15

Marasmus …………………………………………………………………. 18

BAGIAN 2

A. Tujuan Pembelajaran …………………………………………………… 21

B. Skenario 2 ………………………………………………………………... 21

C. Daftar Kata Sulit ………………………………………………………… 21

D. Daftar Kata Kunci………………………………………………………... 22

E. Daftar Pertanyaan………………………………………………………... 22

F. Pengelompokan Pertanyaan

Berdasarkan Tujuan Pembelajaran ……………………………………. 23

G. Pembahasan…………………………………………………………….... 24

Pembahasan Skenario.................................................................................... 24

Obesitas ………..………………………………………………………….. 28

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 37

1

Page 2: Laporan Kel 1 Gizi Makro

A. Tujuan Pembelajaran

1. Mampu menjelaskan definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi hunger dan

appetite

2. Mampu menjelaskan komposisi tubuh

3. Mampu menjelaskan zat gizi makro

4. Mampu menjelaskan fungsi zat gizi makro

5. Mampu menjelaskan pencernaan, absorpsi, dan ekskresi zat gizi makro

6. Mampu menjelaskan akibat kekurangan dan kelebihan zat gizi makro

7. Mampu menyebutkan sumber bahan makanan yang mengandung zat gizi makro

8. Mampu menjelaskan keseimbangan energi

9. Mampu menghitung kebutuhan energi, dan faktor yang mempengaruhi kebutuhan

energi

10. Mampu menghitung kebutuhan energi

11. Mampu menilai komposisi tubuh

12. Mampu menilai status karbohidrat, lemak, dan protein

B. Skenario 1

Di suatu daerah perkampungan nelayan di Kelurahan Penjaringan ditemukan beberapa

anak sekolah SD yang terlihat kurus, perut buncit, pendek, rambut berwarna merah, tipis

dan mudah dicabut. Anak-anak ini tidak terbiasa untuk sarapan pagi, kecuali minum teh

dan makan gorengan satu buah. Mereka sering jajan di pinggir jalan di dekat sekolah

seperti cireng, cimol, minuman yang berwarna. Sementara di rumah hanya makan nasi

setengah piring sekitar 50-75 gr satu kali atau dua kali dengan lauk tahu atau tempe dan

kerupuk serta kecap. Mereka sering tidak masuk sekolah dengan alasan sakit seperti batuk,

pilek, dan diare.

C. Daftar Kata Kunci

1. Kurus

2. Perut buncit

3. Pendek

4. Rambut merah, tipis, dan mudah dicabut

5. Tidak biasa sarapan

6. Jajan dipinggir jalan

7. Sakit batuk, pilek, diare

2

Page 3: Laporan Kel 1 Gizi Makro

8. Makan nasi setengah piring

9. Lauknya tahu dan tempe

10. Makan 1 atau 2 kali sehari

D. Daftar Pertanyaan

1. Apakah definisi dari hunger dan appetite?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hunger dan appetite?

3. Apa itu komposisi tubuh?

4. Apa saja yang menjadi komponen dari komposisi tubuh?

5. Apa dampak ketidakseimbangan komposisi tubuh?

6. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan komposisi tubuh?

7. Jelaskan pengertian dari zat gizi makro?

8. Apa saja yang termasuk ke dalam zat gizi makro? Jelaskan masing-masing

fungsinya!

9. Jelaskan definisi dari makanan dan zat gizi?

10. Bagaimana mekanisme pencernaan, absorpsi, dan ekskresi dari masing-masing zat

gizi makro?

11. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses pencernaan, absorpsi dan eksresi

zat gizi makro?

12. Apa saja akibat dari kekurangan dan kelebihan zat gizi makro?

13. Apa saja sumber bahan-bahan makanan yang mengandung zat gizi makro?

14. Jelaskan definisi dari energi dan keseimbangan energi?

15. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keseimbangan energi?

16. Berapakah kebutuhan energi normal?

17. Bagaimana cara menghitung kebutuhan energi?

18. Bagaimana komposisi tubuh yang normal?

19. Berapa jumlah kebutuhan karbohidrat, protein, dan lemak dalam 1 hari?

20. Apakah kebiasaan makan pada anak-anak SD tersebut sudah memenuhi kebutuhan

normal? Mengapa demikian?

21. Apa yang menyebabkan perut anak tersebut menjadi buncit?

22. Apa pentingnya sarapan?

23. Apa yang menyebabkan rambut anak tersebut menjadi berwarna merah, tipis, dan

mudah dicabut?

3

Page 4: Laporan Kel 1 Gizi Makro

24. Apa penyebab anak tersebut pendek dan kurus?

25. Apa yang membuat anak tersebut menjadi sakit (batuk, pilek, diare)?

26. Termasuk ke dalam kategori apakah kondisi anak tersebut?

E. Pengelompokan Pertanyaan Berdasarkan Tujuan Pembelajaran

Tujuan 1 : Mampu menjelaskan definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi

hunger dan appetite.

(1) Apakah definisi hunger dan appetite?

(2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hunger dan appetite?

Tujuan 2 : Mampu menjelaskan komposisi tubuh.

(1) Apa itu komposisi tubuh?

(2) Apa saja yang menjadi komponen dari komposisi tubuh?

(3) Apa dampak ketidakseimbangan komposisi tubuh?

(4) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan komposisi tubuh?

(5) Bagaimana komposisi tubuh yang normal?

Tujuan 3&4 : Mampu menjelaskan zat gizi makro & mampu menjelaskan fungsi zat

gizi makro

(1) Jelaskan pengertian dari zat gizi makro?

(2) Apa saja yang termasuk ke dalam zat gizi makro? Jelaskan masing-

masing fungsinya!

Tujuan 5 : Mampu menjelaskan pencernaan, absorpsi, dan ekskresi zat gizi makro

(1) Bagaimana mekanisme pencernaan, absorpsi, dan ekskresi dari masing-

masing zat gizi makro?

(2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses pencernaan, absorpsi

dan eksresi zat gizi makro?

Tujuan 6 : Mampu menjelaskan akibat kekurangan dan kelebihan zat gizi makro

(1) Apa saja akibat dari kekurangan dan kelebihan zat gizi makro?

(2) Apa yang menyebabkan perut anak tersebut menjadi buncit?

(3) Apa yang menyebabkan rambut anak tersebut menjadi berwarna merah,

tipis, dan mudah dicabut?

(4) Apa penyebab anak tersebut pendek dan kurus?

(5) Apa yang membuat anak tersebut menjadi sakit (batuk, pilek, diare)?

4

Page 5: Laporan Kel 1 Gizi Makro

Tujuan 7 : Mampu menyebutkan sumber bahan makanan yang mengandung zat gizi

makro

(1) Apa saja sumber bahan-bahan makanan yang mengandung zat gizi

makro?

Tujuan 8 : Jelaskan definisi dari energi dan keseimbangan energi?

(1) Jelaskan definisi dari energi dan keseimbangan energi?

Tujuan 9 : Mampu menghitung kebutuhan energi, dan faktor yang mempengaruhi

kebutuhan energi

(1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan energi?

(2) Apa pentingnya sarapan?

Tujuan 10 : Mampu menghitung kebutuhan energi

(1) Berapakah kebutuhan energi normal?

(2) Bagaimana cara menghitung kebutuhan energi?

(3) Apakah kebiasaan makan pada anak-anak SD tersebut sudah memenuhi

kebutuhan normal? Mengapa demikian?

Tujuan 11 : Mampu menilai komposisi tubuh

(1) Berapa jumlah kebutuhan karbohidrat, protein, dan lemak dalam 1 hari?

F. Pembahasan

Hunger dan Appetite

Berdasarkan Merriam Webster Medical Dictionary kata hunger memiliki tiga definisi.

Yang pertama adalah kebutuhan makanan yang mendesak. Kedua berarti sensasi tidak

menyenangkan yang biasanya terjadi akibat kekurangan makanan dan secara langsung di

akibatkan oleh stimulus pada saraf sensoris di perut karena adanya kontraksi dan gerakan

berputar pada perut yang kosong. Ketiga berarti kondisi lemah yang diakibatkan oleh

kelaparan yang berkepanjangan. Sedangkan appetite berarti hasrat untuk makan.

Pengertian yang hampir sama mengenai hunger juga dijabarkan dalam California and

Western Medicine Volume XXX No.3. Dalam jurnal tersebut di sebutkan bahwa hunger

adalah sensasi tidak menyenangkan yang sulit untuk dijelaskan dan terjadi secara periodic

selama perut dalam keadaan kosong. Lebih mudahnya biasanya dideskripsikan sebagai

rasa kekosongan di dalam epigastrum. Hal tersebut memungkinkan timbulnya rasa sakit

yang perih sekali disertai dengan sakit kepala, lemah, pusing (puyeng), dan mudah marah.

Sedangkan pengertian hunger menurut buku Perspective in Nutritions adalah hal fisiologis

5

Page 6: Laporan Kel 1 Gizi Makro

utama (internal) yang mendorong manusia untuk mencari makanan dan memakannya,

terutama diatur oleh isyarat bawaan untuk makanan.

Pengertian yang lebih spesifik mengenai appetite juga terangkum dalam jurnal tersebut

dimana dinyatakan bahwa appetite adalah hasrat terhadap makanan dan minuman yang

berupa kesenangan. Hasrat terebut bergantung kepada pertemuan sebelumnya dengan

makanan tersebut dan penampilan secara fisik dari makanan. Kemungkinan dapat terjadi

secara tiba-tiba sesaat sebelum waktu makan dan biasanya membangunkan rasa,

pandangan, dan bau dari makanan tertentu yang dikatakan lezat oleh beberapa individu.

Dalam buku Perspective in Nutrition, appetite merupakan pengaruh fisiologis utama

(eksternal) yang mengenbangkan untuk mencari makanan dan memakannya, tanda ini

sering tidak hadir pada orang yang sangat kelaparan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hunger diantaranya:

1. Sistem peripheral tubuh: hormon

2. Sistem saraf pusat: hipotalamus, nervus vagus

3. Lingkungan: suhu, kelembaban, kemampuan

4. Emosional: mood

5. Penyakit tertetu: obesitas, anorexia nervosa, psikopatologis

Faktor-faktor yang mempengaruhi appetite diantaranya:

1. Lingkungan: suhu dan kelembaban

2. Emosional: stress

3. Pengaruh metabolik: kebutuhan energi, tingkat neurotransmitter berbagai hormon

4. Penyakit

5. Pengaruh obat

6. Sosial: agama dan budaya

7. Kesenangan: kelezatan, rasa, tekstur, bau

Beberapa teori tentang peran nutrient pada terjadinya rasa lapar dan kenyang telah

dikenal, antara lain:

1. Teori glukostatik : kemoreseptor di nucleus ventromedialis mempunyai afinitas

terhadap glukosa dan diaktifkan olehnya. Bila utilisasi glukosa tinggi respto ini

berlaku sebagai “rem” terhadap nucleus lateralis sehingga proses makanan

kemudian berhenti. Sebaliknya, bila utilisasi glukosa rendah, tidak terjadi stimulasi

pada reseptor ventromedialis dan timbul rasa lapar yang menyebabkan terjadinya

konsumsi makanan.

6

Page 7: Laporan Kel 1 Gizi Makro

2. Teori lipostatik : menurut teori ini, terdapatnya metabolit seperti lipoprotein lipase

yang beredar dalam darah mempengaruhi hipotalamus untuk membentuk set point

yang menentukan masukan energi. Set point ini dapat berubah setiap waktu sesuai

jumlah jaringan lemak tubuh.

3. Teori aminostatik : kadar asam amino pada sirkulasi darah menentukan mulai atau

berakhirnya rasa lapar. Binatang akan makan lebih banyak pada diet rendah protein

untuk menunjukan kecendrungan untuk memilih makanan dengan kandungan asam

amino yang seimbang.

4. Teori termostatik : pada lingkungan dingin binatang makan lebih banyak

dibandingkan pada lingkungan panas.

Diketahui juga bahwa ada sekitar 20-30 peptida usus bersifat sebagai hormone dan

neurotransmitter sehingga merupakan pertanda internal. Diantaranya adalah:

1. Gastrin : meningkatkan kontraksi lambung menyebabkan masukan makanan

meningkat.

2. Kolesistokinin : mengurangi kontraksi lambung menyebabkan masukan makanan

menurun.

3. Glikogen hati rendah menyebabkan rasa lapar.

4. Insulin menurunkan glukosa darah sehingga masukan makanan yang dibutuhkan

meningkat.

5. Dopamin menyebabkan makan lebih banyak.

6. Serotanin menyebabkan makan berkurang.

Bukan hanya itu rasa lapar juga dipengaruhi oleh beberapa keadaan seperti kegiatan

fisik yang, keadaan sakit, lingkungan fisik maupun psikis.

Secara ringkasnya rasa lapar atau hunger dipengaruhi oleh susunana saraf pusat

dimana hipotalamus sebagai sentranya. System lain seperti keadaan liver, jaringan lemak,

hormone, dan saluran cerna. Lingkungan terkait dengan ketersediaan makanan, suhu, dll.

Penyakit yang dipengaruhi oleh keadaan obesitas beserta anoreksia/bulimia dan gangguan

jiwa. Emosi juga ikut mempengaruhi rasa lapar yang berupa stress, nuansa jiwa, dan

persepsi.

Berdasarkan Bender’s dictionary of nutrition, control appetite terdapat di hipotalamas

lateral. Amygdala juga mengontrol perilaku makan. Amygdala adalah Disisi lain ada

beberapa faktor yang mempengaruhi nafsu makan (appetite). Pemilihan atau penolakan

makanan yang terjadi pada suatu makanan baru merupakan salah satu faktornya. Pengaruh

social meliputi budaya dan agama. Lingkungan dan suhu. Metabolik berupa meningkatnya

7

Page 8: Laporan Kel 1 Gizi Makro

kebutuhan energi. Faktor farmakologik serta faktor hedonic yang berupa sensasi kelezatan

yaitu rasa, tekstur, dan aroma.

Keadaan malnutrition pada seorang anak juga mempengaruhi nafsu makan seseorang.

Contohnya saja pada anak yang kwashiorkor maka nafsu makannya akan berkurang.

Sedangkan pada anak yang mengalami marasmus tingkat nafsu makan tidak dipengaruhi.

Zat Gizi Makro

Makanan adalah bahan yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan

kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh dan berguna bila dimasukkan ke

dalam tubuh. Menurut Kamus Gizi makanan adalah bahan pangan yang telah mengalami

pengolahan atau pemasakan sehingga siap untuk disajikan.

Pengertian zat gizi menurut buku Prinsip Dasar Ilmu Gizi adalah ikatan kimia yang

diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan

memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan. Menurut Kamus Gizi, zat gizi

adalah substansi dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk hidup sehat, terdiri

dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Di dalam tubuh zat-zat gizi tersebut

berfungsi sebagai sumber energi/tenaga (utamanya karbohidrat dan lemak), sumber zat

pembangun (protein), terutama untuk pertumbuhan, perkembangan, pertahanan dan

perbaikan jaringan tubuh, serta sumber zat pengatur (vitamin dan mineral). Bila

kekurangan/kelebihan dapat menyebabkan perubahan karakteristik biokimia dan fisiologis

tubuh.

“Makro” berarti besar, zar gizi makro adalah zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh

dalam jumlah besar untuk menjalankan fungsinya dalam tubuh. Zat-zat gizi makro terdiri

dari zat gizi yang dapat menghasilkan kalori atau energi. Zat gizi dapat mahkluk hidup

peroleh dari makanan. Zat – zat gizi yang termasuk ke dalam golongan zat gizi makro

adalah karbohidrat, lemak, dan protein.

1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Pada

tumbuhan, glukosa disintesis dari karbondioksida dan air melalui fotosintesis dan

disimpan sebagai pati. Hewan dapat menyintesis karbohidrat dari asam amino, tetapi

sebagian besar karbohidrat hewan berasal dari tumbuhan. Karbohidrat diklasifikasikan

menjadi:

8

Page 9: Laporan Kel 1 Gizi Makro

1) Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi

karbohidrat yang lebih sederhana, contohnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa.

2) Diskarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida, contohnya maltose

dan sukrosa.

3) Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh unti

monosakarida, contohnya rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa. Sebagian besar

oligosakarida tidak dapat dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia.

4) Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unti monosakarida,

contohnya pati dan dekstrin.

Fungsi dari karbohidrat antara lain:

1) Sebagai sumber energi

2) Pemberi rasa manis pada makanan

3) Penghemat protein

4) Pengatur metabolisme lemak

5) Membantu pengeluaran feses

Pencernaan, Absorpsi, dan Ekskresi Karbohidrat

Pencernaan karbohidrat:

Makanan + enzim amilase → menghidrolisis pati / amilum → disakarida maltosa

→ ke lambung → amilase ludah dicerna oleh asam klorida dan enzim pencerna protein

→ enzim amilase yang dikeluarkan pankreas mencernakan pati menjadi dekstrin dan

maltosa → penyelesaian pencernaan karbohidrat → oleh enzim-enzim disakaridase →

dikeluakan sel-sel mukosa usus halus, berupa maltase, sukrase dan laktase.

Absorpsi karbohidrat:

Monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) → diabsorpsi→ melalui sel epitel

usus halus.

Bila konsentrasi monosakarida cukup tinggi : absorpsi secara pasif . Bila

konsentrasi turun : absorpsi secara aktif. Glukosa dan galaktosa lebih cepat diabsorpsi

daripada fruktosa. Monosakarida melalui vena porta dibawa ke hati di mana fruktosa

dan galaktosa diubah menjadi glukosa. Jadi, semua disakarida pada akhirnya diubah

menjadi glukosa.

Ekskresi karbohidrat:

Dalam waktu 1-4 jam setelah makan, serat makanan dan sebagian kecil pati yang

tidak dapat dicerna memasuki usus besar untuk difermentasikan oleh mikroorganisme.

9

Page 10: Laporan Kel 1 Gizi Makro

Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida,

hidrogen, metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap. Pada

kadar rendah, sebagian besar gas-gas hasil fermentasi akan dikeluarkan melalui paru-

paru, tetapi bila melampui kemampuan kolon untuk mengabsorpsi, gas akan

dikeluarkan melalui anus (flatus).

Sumber karbohidrat

Sumber karbohidrat terdapat dalam padi-padian/serealia, umbian-umbian, kacang-

kacangan, gula; hasil olahan seperti mie, roti, bihun, tepung-tepungan, selai, sirup.

Kekurangan karbohidrat dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya

kurang gizi. Sedangkan apabila terlalu berlebih karbohidrat akan menimbulkan

obesitas.

2. Lemak

Lipid adalah sekelopok senyawa heterogen meliputi lemak, minyak, steroid,

malam (wax), dan senyawa terkait yang berikatan lebih. Lipid memiliki sifat umum

berupa relatif tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut nonpolar seperti eter dan

kloroform.

Lipid diklasifikasikan menurut komposisi kimianya menjadi:

1) Lipid sederhana

a. Lemak netral

b. Ester asam lemak dengan berbagi alkohol

2) Lipid kompleks/ majemuk

a. Fosfolipida

b. Glikolipid/ glikosfingolipid

c. Lipid kompleks lain (contohnya sulfolipid, aminolipid, lipoprotein)

3) Lipid turunan (contohnya asam lemak, gliserol, steroid, aldehida lemak,

vitamin larut lemak, badan keton, hormon, hidrokarbon).

Fungsi dari lemak antara lain:

1) Sumber energi terbesar

2) Sumber asam lemak esensial

3) Alat angkut vitamin larut lemak

4) Menghemat protein

5) Memberi rasa kenyang dan kelezatan

10

Page 11: Laporan Kel 1 Gizi Makro

6) Sebagai pelumas

7) Memelihara suhu tubuh

8) Sebagai pelindung tubuh

Pencernaan, Absorpsi dan Ekskresi Lemak

Makanan + air ludah → mengeluarkan enzim lipase lingual → hidrolisis

trigliserida → digliserida dan asam lemak (lebih banyak lemak susu) → asam empedu

→ mengemulsi lemak.

Lipase (dari pankreas dan dinding usus halus) → menghidrolisis lemak → emulsi

→ digliserida, monoliserida, gliserol dan asam lemak

Fosfolipase (dari pankreas) → menghidrolisis fosfolipida → asam lemak dan

lisofosfogliserida.

Kolesterol esterase (dari pankreas) → menghidrolisis ester kolesterol

Proses absorpsi lemak:

Hasil pencernaan lipida → diabsorpsi ke dalam membran mukosa usus halus →

dengan cara difusi pasif.

Hasil Pencernaan Lipida Lipida Aborpsi

Gliserol

As. Lemak rantai pendek Diserap langsung ke dalam darah

As. Lemak rantai menengah

Asam lemak rantai panjang Diubah menjadi trigliserida di dalam

Monogliserida sel-sel usus halus

Trigliserida Membentuk kilomikron, masuk kedalam

limfe,

Koleserol kemudian ke dalam aliran darah

Fosfolipida

Sumber lemak

Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa

sawit, jagung, dll), mentega, margarine, lemak hewani, kacang-kacangan, susu, keju,

serta makanan yang dimasak dengan minyak.

11

Page 12: Laporan Kel 1 Gizi Makro

Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketersediaan energi dan

mengakibatkan terjadinya katabolisme/perombakan protein. Defisiensi asam lemak

akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan, terjadinya kelainan pada kulit,

umumnya pada balita terjadi luka “eczematous” pada kulit. Sedangkan kelebihan

lemak berhubungan dengan kenaikan trigliserida dalam plasma (hipertrigliseridemia)

juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung koroner. Kadar trigliserida plasma

banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat makanan dan kegemukan.

3. Protein

Protein pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia Belanda bernama Gerardus

Mulder (1802-1880). Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan

bagian terbesar tubuh sesudah air. Protein mempunyai berat molekul antara lima ribu

hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat

oleh ikatan peptida. Protein diklasifikasikan menjadi:

1) Protein bentuk serabut

2) Protein globular

3) Protein konjugasi

Fungsi dari protein diantaranya :

1) Membantu proses pertumbuhan dan pemeliharaan

2) Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh

3) Mengatur keseimbangan air

4) Memelihara netralitas tubuh

5) Membentuk antibodi

6) Mengangkut zat-zat gizi

7) Sumber energi

Pencernaan, Absorpsi, dan Ekskresi Protein

Pencernaan protein :

Asam klorida lambung → membuka gulungan protein (proses denaturasi) →

enzim pencernaan → memecah peptida → asam klorida → mengubah enzim

pepsinogen tidak aktif → menjadi bentuk aktif pepsin → hingga terbentuk campuran

polipeptida, protease dan pepton → pankreas → mengeluarkan tripsinogen,

kimotripsinogen, prokarboksipeptidase, dan proeastase.

12

Page 13: Laporan Kel 1 Gizi Makro

Sentuhan kimus teradap mukosa usus halus merangsang dikeluarkannya enzim

enterokinase yang mengubah tripsinogen tidak aktif yang berasal dari pankreas

menjadi tripsin aktif. Perubahan ini juga dilakukan oleh tripsin sendiri secara oto-

katalitik. Tripsin dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain berasal dari

pankreas. Kimotripsinogen diubah menjadi beberapa jenis kimotripsin aktif;

prokarboksipeptidase dan proelastase diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase

aktif. Enzim-enzim pankreas ini memecah protein dari polieptida menjadi peptida

lebih pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi asam amino.

Mukosa usus halus mengeluarkan enzim amino peptidase yang memecah

polipeptida menjadi asam amino bebas. Mukosa usus halus juga mengandung enzim

dipeptidase yang memecah dipeptida tertentu. Enzim-enzim proteolitik pada akhirnya

dapat mencernakan sebagian besar protein makanan menjadi asam amino bebas.

Absorpsi protein :

Asam amino segera di absorpsi 15 menit setelah makan.

Empat sistem absorpsi aktif usus halus :

1) Asam amino netral

2) Asam amino asam dan basa

3) Prolin

4) Hidroksiprolin

Absorpsi ini menggunakan mekanisme transpor natrium seperti halnya pada

absorpsi glukosa.

Asam amino → memasuki sirkulasi darah → melalui vena porta → dibawa ke

hati → sebagian digunakan oleh hati dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah dibawa

ke sel-sel jaringan.

Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung

usus halus.

Beberapa jenis protein karena struktur fisika atau kimianya tidak dapat dicerna dan

dikeluarkan melalui usus halus tanpa perubahan. Protein yang tidak dapat diabsorpsi

akan masuk ke dalam usus besar. Dalam usus besar terjadi metabolisme mikroflora

kolon dan produknya dikeluarkan dalam bentuk feses.

Sumber protein

Sumber protein yang baik adalah bahan makanan hewani seperti telur, susu,

daging, unggas, ikan, kerang. Selain itu, ada juga sumber protein nabati seperti

13

Page 14: Laporan Kel 1 Gizi Makro

kacang-kacangan & hasil olahnya tahu, tempe, dengan asam amino pembatas

metionin. Padi-padian dan hasilnya relatif rendah kandungan protein. Protein tidak

komplit dengan asam amino pembatas lisin.

Kekurangan protein dapat menimbulkan penyakit kwashiorkor, marasmus.

Sedangkan kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan

amoniak darah, kenaikan ureum darah, demam, dan obesitas.

Komposisi Tubuh

Komposisi tubuh adalah berat tubuh dikurangi Ether akstrak Fat dan hal ini adalah

sama dengan (sinonim) FFM ( fat-free-mass)

Komponen terbesar ditempati oleh air sebanyak 62,4% dan selebihnya merupakan

senyawa:

1. Organik

Terdiri dari protein 15%-; lipid 15%-; dan hidrat arang 5%- berat badan. Senyawa-

senyawa organik ini dijumpai dalam bentuk:

A. Berstruktur = sebagai senyawa protein, fosfolipid, kolesterol, glikolipid, dll.

B. Tidak berstruktur = sebagai senyawa yang merupakan cadangan makanan, zat

sampah, senyawa-senyawa intermediate dalam berbagai jalur metabolisme

nutrien.

2. Anorganik

Terdiri dari mineral 5% berat badan; dan mineral ini dijumpai dalam bentuk:

A. Kation kation utama adalah Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Fe2+, Fe3+. Kation lainnya

dalam jumlah kecil adalah Zn2+ dan Cu2+.

B. Anion terdiri dari Cl-, HCO3-, H2PO42-, PO4

3-, SO44-. Komposisi ini masih

dipengaruhi oleh faktor makanan, penyakit, umur, dll. (Ikhtisar Biokimia A,

FKUI, 2000: 3)

Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi tubuh diantaranya:

1. Umur dan jenis kelamin

2. Stature (Tinggi Badan, Perawakan)

3. Ras

4. Herediter

5. Kehamilan

6. Aktivitas fisik

14

Page 15: Laporan Kel 1 Gizi Makro

Pengaruh dari ketidakseimbangan komposisi tubuh akan menyebabkan :

1. Kelebihan energi energi yang hilang lebih banyak dari energi yang masuk

melalui makanan

2. Kekurangan energi terjadi penambahan berat badan karena LBM (lean body

mass = basis lemak bebas) ataupun lemak.

Keseimbangan Energi

Energi adalah sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup,

menunjang pertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Dalam Kamus Gizi energi adalah

kapasitas tubuh, jaringan, atau sel untuk bekerja, yang diukur dalam kilokalori. Energi

dapat diperoleh dari karbohidrat, protein, dan lemak. Keseimbangan energi dapat dicapai

apabila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang

dikeluarkan. Sedangkan dalam Kamus Gizi, keseimbangan energi didefinisikan sebagai

perbedaan antara asupan energi dari makanan dengan pengeluaran energi karena

metabolisme basal dan aktivitas fisik. Keseimbangan energi dapat menghasilkan berat

badan ideal atau normal. Keseimbangan energi positif akan meningkatkan proses

pertumbuhan. Pada orang dewasa, keseimbangan energi positif akan meningkatkan

cadangan lemak, yang mengakibatkan kegemukan. Keseimbangan energi negatif akan

mengakibatkan penggunaan cadangan lemak dan protein tubuh, mengakibatkan kurang

gizi dan wasting (kurang gizi akut). Jika konsumsi sama dengan energi yang dikeluarkan,

tidak menghasilkan pertambahan/pengurangan berat badan.

Kebutuhan Energi

Definisi kebutuhan energi menurut FAO/WHO adalah konsumsi energi berasal

dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia

mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan

keadaan jangka panjang dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang

dibutuhkan secara sosial dan ekonomi.

Terdapat tiga komponen yang mempengaruhi tingkat kebutuhan energi seseorang,

diantaranya:

1. BMR (Basal Metabolic Rate)

BMR merupakan komponen terbesar dari keluaran energi harian (sekitar 2/3

total energi). BMR adalah energi minimal untuk menjalankan proses faal dalam

tubuh (fungsi alat pernapasan, sirkulasi darah, peristaltik usus, kegiatan kelenjar,

15

Page 16: Laporan Kel 1 Gizi Makro

tonus otot, kerja organ tubuh seperti jantung, paru, ginjal, pankreas dll,

metabolisme dalam sel, untuk mempertahankan suhu tubuh) ketika tubuh istirahat.

Adapun faktor yang mempengaruhi BMR adalah:

1) Faktor primer

a. Luas permukaan tubuh

Sebagai contoh BMR orang yang berpostur lebih pendek akan lebih rendah

dengan orang yang kurus jangkung karena luas permukaan tubuhnya

memang lebih kecil.

b. Jenis kelamin

BMR wanita lebih rendah 5-10% dengan laki-laki dengan BB sama karena

wanita lebih banyak mengandung lemak sementara laki-laki banyak

mengandung otot. BMR wanita dewasa berfluktuasi menurut siklus haid.

Titik terendah 1 minggu sebelum ovulasi sebesar 6-15% karena progesteron

tinggi. Tertinggi sebelum haid karena estrogen lebih dominan. Dengan

perbedaan 359 kkal/hari.

c. Usia

Pengaruh usia terhadap BMR berkaitan dengan kegiatan metabolisme sel-

sel tubuh. Pada masa pertumbuhan BMR cukup besar karena keaktifan sel-

sel tubuh. Setelah usia 25 tahun, BMR akan susut sebanyak 2-5% per

dekade hingga usia 65 tahun. Pada usia 65 tahun nilai BMR akan tetap.

d. Komposisi tubuh

Otot, organ tubuh, kelenjar lebih aktif daripada lemak dan tulang. Oleh

karena itu, kebutuhan energi per BB lebih tinggi bila tubuh lebih banyak

mengandung otot daripada lemak dan tulang. Massa tubuh tak berlemak

(LBM) adalah faktor pengaruh paling besar terhadap BMR karena

metabolisme jaringan tersebut memang besar. Pada atlet BMR akan lebih

besar 5% daripada orang yang bukan atlet.

e. Keaktifan kelenjar penghasil hormon

Sekresi kelenjar tiroid dan adrenal meningkatkan BMR. Kekurangan

sekresi kelenjar tirod berupa hormon tiroksin menurunkan BMR. Begitu

pula sebaliknya. Sekresi kelenjar adrenal berupa epinefrin atau adrenalin

terjadi sebagai akibat stimulasi emosional yang berlebihan misalnya terjadi

saat marah, ketakutan, atau stress. Akibatnya, BMR akan meningkat.

16

Page 17: Laporan Kel 1 Gizi Makro

f. Kehamilan

Selama hamil terjadi kenaikan aktivitas metabolik pada jaringan ibu dan

tambahan aktivitas metabolik karena janin dan plasenta. Semakin lanjut

kehamilan semakin tinggi BMR. Kehamilan akan meningkatkan BMR

sebesar 20-25%

2) Faktor sekunder

a. Status gizi

Status gizi kurang akan menurunkan BMR hingga 20%. Ini merupakan

upaya untuk mempertahankan BB pada konsumsi makanan di bawah

kebutuhan.

b. Aktivitas fisik

c. Tidur

Selama tidur otot tubuh dan emosi mengalami relaksasi. Ini akan

menurunkan BMR sebanyak 10%.

d. Demam

Demam akan menaikkan BMR. Penambahan suhu tubuh sebesar 1℃ diatas

37℃ akan menaikkan BMR 12-13%.

2. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem

penunjangnya. Aktivitas fisik memerlukan energi diluar kebutuhan untuk

metabolisme basal. Banyaknya energi yang dibutuhkan tergantung dari banyaknya

otot yang bergerak, lama dan beratnya aktivitas yang dilakukan.

3. SDA (Specific Dinamic Action)/ pengaruh dinamik khusus makanan

SDA adalah energi tambahan yang diperlukan tubuh untuk pencernaan

makanan, aborpsi dan metabolisme zat-zat gizi yang menghasilkan energi.

Untuk menghitung kebutuhan normal energi seseorang diperlukan penjumlahan tiga

komponen berikut:

1) AMB/ BMR (Basal Metabolic Rate)

a. Rumus Harris-Benedict

AMB laki-laki = 66,5 + 13,7BB (kg) + 5,0 TB (cm) – 6,8 U

AMB Perempuan = 655 + 9,6 BB (kg) + 1,8 TB (cm) – 4,7 U

17

Page 18: Laporan Kel 1 Gizi Makro

b. WHO/FAO 1985

Umur Rumus

0-3 tahun Laki-laki = 60,9 BB – 54/ Perempuan = 61,0 BB – 51

3-10 tahun Laki-laki = 22,7 BB + 495/ Perempuan = 22,5 B + 499

10-15 tahun Laki-laki = 17,5 BB + 651/ Perempuan = 12,2 BB + 746

18-30 tahun Laki-laki = 15,3 BB + 679/ Perempuan = 14,7 BB + 496

30-60 tahun Laki-laki = 11,6 BB + 879/ Perempuan = 8,7 BB + 829

>60 tahun Laki-laki = 13,5 BB + 487/ Perempuan = 10,5 BB + 596

Selain itu, terdapat rumus yang lebih mudah:

AMB = 1 kkal (pria) atau 0,9 kkal (wanita) × BB (kg) × 24 jam, atau

AMB = 30 kkal (pria) atau 25 kkal (wanita) × BB (kg)

2) Aktivitas fisik

Aktivitas ringan = 20% × AMB

Aktivitas sedang = 30% × AMB

Aktivitas berat = 40% × AMB

Aktivitas sangat berat = 50% × AMB

3) SDA/ pengaruh dinamik khusus makanan

SDA = 10% × AMB

Jadi, besar kebutuhan energi seseorang adalah jumlah dari:

AMB + aktivitas fisik + SDA

Marasmus

Marasmus merupakan salah satu sindrom klinis gizi kurang yang parah. Marasmus

ditandai oleh pelisutan tubuh yang ekstrem; tubuh penderita marasmus hanya terlihat

“tulang dan kulit”. Marasmus merupakan adaptasi fisiologis terhadap keterbatasan energi

dari makanan. Pada keadaan ini terjadi pengurangan secara nyata jumlah jaringan lemak

dan subkutan disamping terdapat pula atrofi jaringan visceral. Mereka yang mengalami

marasmus akan membatasi aktivitas fisiknya dan memiliki laju metabolisme dan

pergantian protein yang menurun untuk menghemat nutrient. Penderita marasmus akan

lebih rentan terhadap penyakit dan memiliki kemungkinan besar untuk meninggal atau

mengalami disabilitas karena infeksi. The Wellcome Trust Working Party dalam tahun

18

Page 19: Laporan Kel 1 Gizi Makro

1970 mendefinisikan marasmus dengan kriteria berat badan menurut usia yang berada di

bawah 70% dari standar internasional.

Penderita marasmus memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut:

1. Perut tampak buncit karena penegangan lambung dan usus yang terpuntir. Hati

membesar dengan sudut tumpul dan lunak disebabkan infiltrasi lemak.

2. Rambut merah yang disebabkan oleh depigmentasi

3. Pendek dan kurus.

Kebutuhan karbohidrat, protein, dan lemak bagi anak-anak beruisa 7-12 tahun jika

diperhitungkan secara kasar adalah:

Karbohidrat

1 gram karbohidrat = 4kkal. Kebutuhan karbohidrat tiap hari sekitar 55% - 75%.

Kebutuhan kalori anak 7-9 tahun = 1800kkal

55% x 1800kkal = 990kkal : 4kkal = 247,5 gram

75% x 1800kkal = 1350kkal : 4kkal = 337,5 gram

Kebutuhan kalori anak 10-12 tahun = 2050kkal

55% x 2050kkal = 1127,5 kkal : 4kkal = 281,86 gram

75% x 2050kkal = 1537,5 kkal : 4kkal = 384,38 gram

Jadi kebutuhan karbohidrat anak tersebut 247,5 gram - 384,38 gram

Protein

1 gram protein = 4kkal. Kebutuhan karbohidrat tiap hari sekitar 10% - 15%.

Kebutuhan kalori anak 7-9 tahun = 1800kkal

10% x 1800kkal = 180kkal : 4kkal = 45gram

15% x 1800kkal = 270kkal : 4 kkal = 67,5 gram

Kebutuhan kalori anak 10-12 tahun = 1800kkal

10% x 2050kkal = 205kkal: 4kkal = 51,25 gram

15% x 2050kkal = 307,5kkal : 4kkal = 76,86 gram

Jadi kebutuhan protein anak tersebut 45 gram – 76,86 gram

19

Page 20: Laporan Kel 1 Gizi Makro

Lemak

1 gram lemak = 9kkal. Kebutuhan karbohidrat tiap hari sekitar 20% - 30%.

Kebutuhan kalori anak 7-9 tahun = 1800kkal

20% x 1800kkal = 360kkal : 9kkal = 40gram

30% x 1800kkal = 540kkal : 9kkal = 60gram

Kebutuhan kalori anak 10-12 tahun = 1800kkal

20% x 2050kkal = 410kkal : 9kkal = 45,56 gram

30% x 2050kkal = 615kkal :9kkal = 68,5 gram

Jadi kebutuhan lemak anak tersebut 40gram - 68,5 gram

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah marasmus adalah:

1. Penyuluhan ibu dan anak

2. Penyuluhan sadar gizi (misalnya penyuluhan sarapan)

3. Membiasakan makan ikan

4. Menaikan status ekonomi/ pendapatan dengan kerajinan

20

Page 21: Laporan Kel 1 Gizi Makro

A. Tujuan Pembelajaran

1. Mampu menjelaskan definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi hunger dan

appetite

2. Mampu menjelaskan komposisi tubuh

3. Mampu menjelaskan jenis zat gizi makro

4. Mampu menjelaskan fungsi zat gizi makro

5. Mampu menjelaskan pencernaan, absorpsi, dan ekskresi zat gizi makro

6. Mampu menjelaskan akibat kekurangan dan kelebihan zat gizi makro

7. Mampu menyebutkan sumber bahan makanan yang mengandung zat gizi makro

8. Mempu menjelaskan keseimbangan energi

9. Mampu menghitung kebutuhan energi, dan faktor yang mempengaruhi kebutuhan

energi

10. Mampu menghitung kebutuhan energi

11. Mampu menilai komposisi tubuh

12. Mampu menilai status karbohidrat, protein, dan lemak

B. Skenario 2

Di suatu wilayah kumuh perkotaan ditemukan banyak ibu-ibu yang gemuk. Kebiasaan

makan ibu-ibu tersebut makan besar 3 kali. Di samping makan besar, ibu-ibu tersebut

sering jajan goreng-gorengan di sore hari, menghabiskan makanan anaknya yang tidak

habis, serta sering jajan mie goreng, bakso di malam hari menjelang tidur. Mereka

berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan sedikit aktivitas fisik. Mereka jarang

memasak makanan untuk keluarga tetapi lebih sering membeli makanan matang untuk

makan keluarga dengan alasan lebih irit daripada harus memasak sendiri. Mereka biasa

membeli lauk seperti telur goreng, tahu goreng, tempe goreng tanpa sayuran. Mereka

mengeluhkan pusing kepala, dada berdebar-debar, sesak napas, dan tensi darah tinggi.

C. Daftar Kata Sulit

1. Kumuh : keadaan lingkungan tidak layak huni dilihat dari segi

kebersihan, tata letak, kesehatan, ekonomi, keamanan.

2. Gemuk : keadaan dimana terjadi penumpukan lemak berlebih

sehingga menyebabkan berat badan melebihi normal.

21

Page 22: Laporan Kel 1 Gizi Makro

3. Dada berdebar-debar : kondisi dimana denyut jantung yang lebih cepat dari

normal

4. Tensi darah tinggi : tekanan darah seseorang yang di atas normal (>120/80)

5. Sedikit aktivitas fisik : aktivitas yang memerlukan sedikit pembakaran energi.

D. Daftar Kata Kunci

1. Gemuk

2. Makan Besar 3x

3. Jajan goreng-gorengan

4. Tanpa sayuran

5. Makan bakso menjelang tidur

6. Sedikit aktivitas fisik

7. Pusing kepala

8. Dada berdebar-debar

9. Sesak napas

10. Tensi darah tinggi

11. Wilayah kumuh perkotaan

12. Menghabiskan makanan sisa anaknya

13. Membeli lauk yang digoreng

E. Daftar Pertanyaan

1. Apa definisi dari obesitas?

2. Apa penyebab dari obesitas

3. Apa gejala dan ciri-ciri obesitas?

4. Apa faktor risiko obesitas?

5. Berapa kalori yang dihasilkan dari tempe goreng, tahu goreng, telur goreng?

6. Berapa kebutuhan energi yang dibutuhkan ibu umur 17-49 tahun?

7. Berdasarkan keluhan yang dirasakan, apakah ibu-ibu tersebut menderita suatu

penyakit?

8. Apa dampak dari obesitas yang berkelanjutan?

9. Bagaimana cara mengatasi obesitas?

10. Apakah kualitas dari gorengan mempengaruhi tingkat keamanan makanan?

11. Bagaimana pola makan yang seimbang dan teratur?

22

Page 23: Laporan Kel 1 Gizi Makro

12. Apakah ada hubungan antara tidak mengonsumsi sayuran dengan keluhan ibu-ibu

tersebut?

13. Mengapa obesitas dapat terjadi pada lingkngan kumuh yang secara ekonomi juga

rendah?

14. Apakah makan menjelang tidur itu buruk? Jelaskan!

15. Berapa perkiraan kasar energi yang masuk dari pola makan yang dilakukan ibu-ibu

tersebut?

16. Apakah hubungan antara hunger dan appetite dengan obesitas?

17. Mengapa ibu-ibu tersebut mengalami pusing kepala, sesak napas, dada berdebar-

debar, tekanan darah tinggi?

18. Apa perbedaan komposisi tubuh ibu normal dengan ibu obesitas?

19. Bagaimana seseorang bisa digolongkan obesitas?

F. Pengelompokan Pertanyaan Berdasarkan Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan 1 : Mampu menjelaskan definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi

hunger dan eppetite.

Pertanyaan: Apakah hubungan antara hunger dan appetite dengan obesitas?

2. Tujuan 2 : Mampu menjelaskan komposisi tubuh.

Pertanyaan: Apa gejala dan ciri-ciri obesitas?

3. Tujuan 4 : Apakah ada hubungan antara tidak mengonsumsi sayuran dengan keluhan

ibu-ibu tersebut?

4. Tujuan 5 : Apakah makan menjelang tidur itu buruk? Jelaskan!

5. Tujuan 6 : Mampu menjelaskan akibat kekurangan dan kelebihan zat gizi makro.

Pertanyaan: (1) Apa penyebab obesitas?

(2) Apa defenisi obesitas?

(3) Apa faktor risiko obesitas?

(4)Berdasarkan keluhan yang dirasakan, apakah ibu-ibu tersebut menderita

suatu penyakit?

(5) Apa dampak dari obesitas yang berkelanjutan?

(6)Mengapa obesitas dapat terjadi pada lingkungan kumuh yang secara

ekonomi juga rendah?

(7)Mengapa ibu-ibu itu mengalami pusing kepala, sesak napas, dada

berdebar-debar, tekanan darah tinggi?

23

Page 24: Laporan Kel 1 Gizi Makro

6. Tujuan 7 : Mampu menyebutkan sumber bahan makanan yang mengandung zat

makro.

Pertanyaan: (1) Bagaimana cara mengatasi obesitas?

(2) Apakah kualitas dari gorengan mempengaruhi tingkat keamanan

makanan?

(3) Bagaimana pola makan yang seimbang dan teratur?

(4) Apakah ada hubungan antara tidak mngonsumsi sayuran dengan

keluhan ibu-ibu tersebut?

7. Tujuan 8 : Mampu menjelaskan keseimbangan energi

Pertanyaan : (1) Apa penyebab obesitas?

(2) Bagaimana pola makan yang seimbang dan teratur?

8. Tujuan 9 : Mampu menghitung kebutuhan energi, dan factor yang mempengaruhi

kebutuhan energi

(1) Berapa kebutuhan energi yang dibutuhkan ibu berumur 17-49 tahun?

(2) Apakah makan menjelang tidur buruk? Jelaskan!

9. Tujuan 10 : Mampu menghitung kebutuhan energi

(1) Berapa kalori yang dihasilkan dari tempe goreng, tahu goreng, dan

telur goreng?

(2) Berapa kebutuhan energi yang dibutuhkan ibu-ibu umur 17-49 tahun?

(3) Apakah makan menjelang tidur itu buruk? Jelaskan!

(4) Berapa perkiraan kasar energi yang masuk dari pola makan yang

dilakukan ibu-ibu tersebut?

10. Tujuan 11 : Mampu menilai komposisi tubuh

(1) Apa gejala dan cirri-ciri obesitas?

(2) Apa perbedaan komposisi tubuh orang normal dengan orang obesitas?

(3) Bagaimana seseorang bisa digolongkan obesitas?

G. Pembahasan

Pembahasan Skenario

a. Obesitas dapat terjadi pada lingkungan kumuh :

1. Genetik

24

Page 25: Laporan Kel 1 Gizi Makro

2. Social ekonomi yang lemah

3. Pendidikan rendah

4. Aktivitas tubuh kurang

5. Kemajuan teknologi

Faktor genetik adalah faktor yang paling mempengaruhi obesitas, lalu faktor

lingkungan. Masayarakat pada tringkat ekonomi rendah cenderung berpersepsi bahwa,

gemuk terkait dengan kesejahteraan, jika pada sosial ekonomi tinggi tubuh yang gemuk

bukan gambaran yang kesejahteraan, tubuh rampinglah yang lebih baik. sosial ekonomi

lemah juga ada kecenderungan terjadi peninggian kolesterol, tidak benar yang jajan hanya

kelompok ekomomi lemah kaya, justru karena tinggal di kampung kumuh yang rumahnya

hanya satu kamar dan keadaan miskin uang untuk penyediaan alat alat dapur tidak ada,

biasanya lebih murah beli makanan matang dan jajan dari pada memasak sendiri. karena

pendidikan ibu yang rendah, akibatnya displin terhadap anak kurang diperhatikan maka

sudah biasa anak jajan makanan yang tidak ada gunanya seperti teh botol atau teh di

dinginkan dimasukan plastik dan dijual 200 - 500 rupiah, ubi gorengan, tahu pong dan lain

jajanan yang harganya berkisar antara 500 - 1000 rupiah dan bila anak tidak habis

biasanya di habiskan ibu nya (sebab ada persepsi makanan adalah rejeki tidak boleh

dibuang), ditambah ibu tidak bekerja akibatnya ada kecenderungan terjadi obesitas pada

ibu di kalangan miskin, kelebihan berat badan. Kemudahan teknologi yang berkembang

pesat, menurutnya juga membatasai gerak. "Remote TV, eskalator, antar jemput dengan

kendaraan mengakibatkan malas bergerak (Dokter Endang Darmoutomo MS, SpGK, ).

Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung

mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang,

akan mengalami obesitas.

b. Memakan makanan sebelum tidur meningkatkan tingkat trigliserida darah. Tingkat

trigliserida yang tinggi juga berkaitan dengan sindrom metabolik dan resistensi insulin

yang pada nantinya terkait dengan peningkatan berat badan. Asupan kalori yang dimakan

sebelum tidur dengan tidak melakukan aktivitas fisik apapun tubuh tidak memiliki pilihan

tetapi langsung menyimpan kalori sebagai bentuk lemak. Selain itu AMB semasa tidur

juga berkurang 10% hal tersebut menyebabkan pengeluaran energi selagi tidur tidak

sebesar pengeluaran energi ketika beraktivitas.

25

Page 26: Laporan Kel 1 Gizi Makro

c. Kualitas makanan (gorengan) dapat mempengaruhi tingkat keamanan makanan,

missal minyak yang digunakan adalah minyak jlantah (bekas) bersifat karsinogen dan

berbahaya bagi tubuh, pemasakan/menggoreng dengan api yang kecil terus-menerus akan

meningkatkan jumlah minyak yang terserap dalam makanan. Minyak kelapa sawit

mengandung 100 gr lemak dalam 100 gr jumlahnya.

Lemak mudah teroksidasi menimbulkan radikal bebas yang akan mencari kestabilan &

akan menempel pada makanan.

Makanan makin sering dipanaskan makin banyak lemak trans (biang kerok kanker).

Minyak goreng = minyak kelapa sawit (100%lemak) lemak jenuh

Minyak kelapa = lemak tak jenuh

d. Kalori dari tempe goreng, tahu goreng, dan telur goreng

Tahu goreng : 115 kkal

Tempe goreng : 350 kkal ( tempe pasar ) atau 336 kkal (tempe murni)

Telur goreng : 251 kkal

e. Tidak ada kaitan antara sayuran dengan ciri-ciri yang ditimbulkan, tetapi berkaitan

dengan obesitas itu sendiri. Dalam sayur ada serat dengan beberapa manfaat dapat

menurunkan kolesterol.

1. Serat berhubungan dengan waktu transit (makanan melalui mulut sampai anus; secara

umum waktu transit pengosongan lambung (kenyang lebih lama)

a. Makanan rendah serat menghasilkan feses yang keras dan keriting

Makanan tinggi serat meningkatkan berat feses

b. Serat dapat mengontrol metabolisme glukosa dan lipida

c. Serat makanan diduga menghalangi siklus yang berkaitan dengan pembuatan asam

empedu yang disintesis dalam hati dari kolesterol. Serat menyerap asam empedu,

sehingga diperlukan pengganti asam empedu tersebut dengan mensintesis kembali

dari kolesterol.

Sedangkan menurut Chien dan Anderson : sintesis kolesterol dalam hati mungkin

berubah oleh asam lemak rantai pendek yang diperoleh oleh serat larut air.

26

Page 27: Laporan Kel 1 Gizi Makro

d. Waktu transit : makanan setelah ditelan adalah waktu yang diperlukan makanan

untuk melalui mulut sampai anus. Waktu transit ada dua : pengosongan lambung

dan transit dalam usus halus : dipengaruhi oleh viskositas polisakarida. Serat

mempunyai viskositas yang tinggi sehingga memperlambat pengosongan lambung,

yang menimbulkan rasa kenyang lebih besar dan keterlambatan penyampaian zat-

zat gizi ke usus halus.

e. Dari buku gizi kesmas

Obes terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi :

asupan energi berlebih dapat terjadi karena asupan lemak berlebih. Pada berat yang

sama asupan lemak akan lebih tinggi dari karbohidrat (serat itu masuk kedalam

karbohidrat)

2. Energi lemak serat maka jika org obes makan lemak akan bnyk energi yg tersimpan

3. Sayur : membantu penglihatan, meningkatkan konsentrasi, antioksidan (hijau),

kuning-orange (vit C), merah (penglihatan).

f. Penyakit kardiovaskular memiliki keluhan dan gejala antara lain:

1. Sakit di dada yang berkepanjangan

2. Nafas yang pendek atau sesak nafas

3. Berkeringat

4. Mual dan muntah

5. Pusing

6. Lemah

7. Sakit di rahang, leher, dan bahu

8. Detak jantung yang irregular

Tanda-tanda yang dialami oleh ibu-ibu tersebut terdapat dalam beberapa gejala penyakit

kardiovaskuler. Hipertensi juga merupakan salah satu factor risiko terjadi penyakit

kardiovaskuler. Namun masih belum bisa di tentukan bahwa ibu itu benar-benar mengidap

penyakit kardiovaskuler.

27

Page 28: Laporan Kel 1 Gizi Makro

g. Perbedaan komposisi tubuh antara orang normal dan orang obesitas :

Lean man

70 kg

Obese man

100kg

Water 60% 47%

Protein 17% 13%

Fat 17% 35%

Remainder 6% 5%

Obesitasa. Defenisi Obesitas

Menurut Soetjiningsih (1999); Obesitas merupakan suatu keadaan patologis yaitu

terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh

yang normal. Menurut WHO (2000); Secara sederhana mendefinisikan obesitas sebagai

kondisi abnormal atas akumulasi lemak yang ekstrim pada jaringan adiposa yang dapat

mengganggu kesehatan. Inti dari obesitas ini adalah terjadinya keseimbangan energi

positif yang tidak diinginkan dan bertambahnya berat badan. Menurut Kamus Gizi;

Obesitas adalah suatu penyakit dengan ciri-ciri timbunan lemak tubuh yang berlebihan.

Batasan obesitas beragam antar para ahli, namun biasanya digunakn patokan kelebihan

berat badan sebesar 20% atau lebih dari berat badan ideal. Namun berat badan saja tidak

cukup karena tinggi badan, bentuk dan besar rangka ikut menentukan berat badan. Pada

berat badan yang sama bisa berbeda tingkat obesitas. Di Indonesia dinilai dengan memakai

indeks massa tubuh (IMT), berat badan (kg) : tinggi2 (m). Disebut obesitas jika nilainya

lebih dari 27,0.

b. Klasifikasi Obesitas

Berdasarkan IMT :

(Internasional) : Obesitas tingkat 1 : 30-34,9

Obesitas tingkat 2 : 35-39,9

Obesitas tingkat 3 : > 40

(Asia) : Normal : 18,5-22,9

: Overweight : > 23

28

Page 29: Laporan Kel 1 Gizi Makro

: Pre obesitas : 23-24,9

: Obesitas tingkat 1 : 25-29,9

: Obesitas tingkat 2 : > 30

c. Gejala dan Ciri-ciri Obesitas

1. Gangguan pernafasan dan sesak napas.

Penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan di dalam dinding dada

bisa menekan paru-paru, walaupun hanya melakukan aktivitas ringan.

2. Nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoarthritis (terutama di daerah

pinggul, lutut dan pergelangan kaki)

3. Kelainan kulit

4. Memiliki pertumbuhan tubuh yang relative lebih sempit dibandingkan dengan

berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat di buang secara efisien dan

mengeluarkan keringat lebih banyak.

5. Edema di tungkai dan pergelangan kaki

Gejala obesitas berdasarkan distribusi jaringan lemak:

1. Apple shape body (distribusi jaringan lemak lebih banyak di bagian dada dan

pinggang)

2. Pear shape body (distribusi jaringan lemak lebih banyak di bagian pinggul dan

paha)

Ciri-ciri Obesitas :

a. Wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkap

b. Leher relatif pendek

c. Dada membusung dengan payudara membesar

d. Perut membuncit

e. Pada anak laki-laki: burried penis(penis terkubur)

f. Pubertas dini

g. Tungkai berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling

menempel dan bergesekan

h. Lingkar lengan dan paha lebih besar dari normal

i. Tangan relatif lebih kecil dan jari-jari bentuknya meruncing

29

Page 30: Laporan Kel 1 Gizi Makro

d. Diagnosis

Seseorang dapat diketahui menderita obesitas dilihat dari pengukuran

antropometrinya. Dari pengukuran antropometri ini dapat diketahui berat badan, tinggi

badan, serta lipatan lemak bawah kulit yang dapat dijadikan tanda obesitas. Indikasi

obesitas jg dapat dilihat dari normal atau tidaknya IMT. IMT merupakan rumus matematis

yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa, dan dinyatakan sebagai berat badan

(dalam kiogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter): IMT= BB/TB2.

Selain itu juga dapat dikukan:

- Dengan desintrometri

- Pengukuran total kalium tubuh, total air tubuh,

- Dengan USG, CT, MRI.

- Water displacement test

- Tes darah : apakah obesitas ini disebabkan penyakit lain. Sebelumnya dilakukan

anamnesis.

BODPOD cara : orang dimasukkan dalam satu alat (sejenis kapsul) diruangan itu suhu

konstan 24-26 derajat celsius, tekanan darah dan kelembaban relatif, masukkan data-data,

ada prediksi dari volume paru dan presentase lemak tubuh baru bisa diprediksikan.

Perhitungan dari hokum Boyle.

Deteksi sedini mungkin obesitas :

Kenaikan BB yang signifikan

Kenaikan BMI

Kenaikan lipatan perut (gejala klinik)

Banyak makan

e. Penyebab

Faktor Tipe Pengaruh terhadap penumpukan

lemak

Umur Unmodified Kelebihan lemak tubuh lebih sering

terjadi pada orang dewasa dan orang

yang paruh baya

30

Page 31: Laporan Kel 1 Gizi Makro

Menopause Unmodified Peningkatan deposit lemak abdominal

Jenis Kelamin Unmodified Umumnya wanita memiliki lemak

yang lebih banyak

Keseimbangan

energi positif

Modified Dalam jangka waktu yang panjang,

keseimbangan energi mempromosikan

penyimpanan lemak

Komposisi pada

makanan

Modified Peningkatan asupan energi dari asupan

lemak tinggi, intake alcohol, dapat

berkontribusi terhadap obesitas

Aktivitas fisik Modified Penurunan aktivitas fisik

mempengaruhi keseimbangan energi

dan penyimpanan lemak tubuh.

Metabolisme

Basal

Modified Nilai yang kecil indetik dengan

besarnya berat badan.

Meningkatnya

sensasi

kelaparan

Modified Dipengaruhi oleh hormone dan

stimulasi kepada otak

Rasio masa

tubuh bebas

lemak dan masa

tubuh berlemak

Modified Tingginya rasio tubuh berlemak

terkait dengan besarnya berat badan

Keberagaman

social dan faktor

perilaku

Modified Obesitas terkait dengan status

sosioekonomi, kondisi keluarga,

relasi, gaya hidup, konsumsi makanan

cepat saji tinggi lemak. TIngginya

wkatu menonton televise, merokok,

meningkatanya intake alcohol, kurang

tidur.

Genetik Unmodified Mempengaruhi keseimbangan energi

melalui pengeluaran energi,

penyimpanan kelebihan energi sebagai

jaringan adipose atau jaringan oto, dan

proporsi yang relative antara lemak

dan karbohidrat yang digunakan oleh

31

Page 32: Laporan Kel 1 Gizi Makro

tubuh.

Melahirkan Modified Perempuan yang baru saja melahirkan

akan menuju ke peningkatan berat

badan

Faktor genetik adalah faktor yang paling mempengaruhi obesitas, lalu faktor

lingkungan. Masayarakat pada tringkat ekonomi rendah cenderung berpresepsi bahwa,

gemuk terkait dengan kesejahteraan, jika pada sosial ekonomi tinggi tubuh yang gemuk

bukan gambaran yang kesejahteraan, tubuh rampinglah yan lebih baik. Sosial ekonomi

lemah juga ada kecenderungan terjadi peninggian kolesterol, tidak benar yang jajan hanya

kelompok ekomomi lemah kaya, justru karena tinggal di kampung kumuh yang rumahnya

hanya satu kamar dan keadaan miskin uang untuk penyediaan alat-alat dapur tidak ada,

biasanya lebih murah beli makanan matang dan jajan dari pada memasak sendiri. Karena

pendidikan ibu yang rendah , akibatnya displin terhadap anak kurang di perhatikan maka

sudah biasa anak jajan makanan yang tidak ada gunannya seperti teh botol atau teh di

dinginkan dimasukan plastik dan dijual 200 - 500 rupiah, ubi gorengan, tahu pong dan lain

jajanan yang hargannya berkisar antara 500 - 1000 rupiah dan bila anak tidak habis

biasanya di habiskan ibu nya (sebab ada persepsi makanan adalah rejeki tidak boleh

dibuang) ditambah ibu tidak bekerja akibatnya ada kecenderungan terjadi obesitas pada

ibu di kalangan miskin, kelebihan berat badan. Kemudahan teknologi yang berkembang

pesat, menurutnya juga membatasi gerak. "Remote TV, eskalator, antar jemput dengan

kendaraan mengakibatkan malas bergerak (Dokter Endang Darmoutomo MS, SpGK, ).

Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung

mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang,

akan mengalami obesitas.

f. Dampak

1. Diabetes Melitus Tipe 2

NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey) III menyebutkan

bahwa kurang lebih 12% orang dengan BMI 27 menderita diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2

merupakan tipe diabetes yang paling sering ditemui, yaitu sekitar 85% - 90% dari

keseluruhan penderita diabetes. Obesitas merupakan faktor risiko utama pada diabetes tipe

2. Sebanyak 80% dari penderita penyakit tersebut menderita obese.

32

Page 33: Laporan Kel 1 Gizi Makro

Bagi mereka yang mengalami kegemukan di sekitar perut (abdominally obese), salah

satu mekanisme yang diduga menjadi predisposisi diabetes tipe 2, adalah terjadinya

pelepasan asam-asam lemak bebas secara cepat, yang berasal dari suatu lemak visceral

yang membesar. Proses ini menerangkan terjadinya sirkulasi tingkat tinggi dari asam-asam

lemak bebas di hati sehingga kemampuan hati untuk mengikat dan mengekstrak insulin

dari darah menjadi berkurang. Hal ini dapat mengakibatkan hiperinsulinemia. Akibat

lainnya adalah peningkatan glukoneogenesis - dimana glukosa darah meningkat.

Efek kedua dari peningkatan asam-asam lemak bebas adalah menghambat

pengambilan glukose oleh sell otot, dengan demikian, walalupun kadar insulin meningkat,

namun glukosa darah tetap abnormal tinggi.  Hal ini menerangkan suatu resistensi

fisiologis terhadap insulin seperti yang terdapat pada diabetes tipe 2.

2. Hipertensi

Obesitas merupakan suatu faktor utama (bersifat fleksibel ) yang mempengaruhi

tekanan darah dan juga perkembangan hipertensi. Kurang lebih 46% pasien dengan BMI

27 adalah penderita hipertensi. Framingham Studi telah menemukan bahwa peningkatan

15% BB dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 18%.

Dibandingkan dengan mereka yang mempunyai BB normal,  orang yang overweight

dengan kelebihan BB sebesar 20% mempunyai risiko delapan kali lipat lebih besar

terhadap hipertensi.

3. Hiperkolesterolemia

Kadar abnormal lipid darah erat kaitannya dengan obesitas. Kurang lebih 38% pasien

dengan BMI 27 adalah penderita hiperkolesterolemia.  Pada kondisi ini, perbandingan

antara HDL (High Density Lipoprotein) dengan LDL (low Density Lipoprotein)

cenderung menurun (dimana kadar trigliserida secara umum meningkat) sehingga

memperbesar risiko Atherogenesis.

Framingham Studi memperlihatkan bahwa untuk setiap 10% kenaikan BB  terjadi

peningkatan plasma kolesterol sebesar 12 mg/dL.

Dari data NHANES II juga ditemukan bahwa risiko hiperkolesterolemia (serum

kolesterol 250 mg/dL) pada orang Amerika yang overweight adalah 1.5 kali lebih besar

dibandingkan pada individu normal usia 20 sampai 75 tahun.

4. Penyakit Jantung Koroner (PKH)

Kurang lebih sebanyak  40% kejadian CHD terjadi pada seseorang dengan BMI di atas

21, sehingga penyakit ini sebetulnya dapat dicegah.

5. Stroke

33

Page 34: Laporan Kel 1 Gizi Makro

Overweight merupakan faktor risiko utama terhadap stroke. Kegemukan (terutama di

sekitar perut/abdomen) dapat meningkatkan risiko stroke (kondisi ini tidak tergantung

besarnya BMI).

6. Penyakit Kantung Empedu

Orang obese cenderung lebih mudah terkena batu empedu.

7. Osteoarthritis (OA)

Overweight berhubungan dengan OA pada sendi tangan dan lutut. Bagaimanapun,

keterbatasan kemampuan berolah raga pada pasien OA juga dapat peranan terhadap

timbulnya overweight.

8. Kanker

Obesitas dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit kanker tertentu. Suatu studi

yang dilakukan oleh American Cancer Society menjelaskan bahwa kematian yang

diakibatkan oleh kanker prostat dan rektal-colon (colorectal) meningkat pada laki-laki

obese, sedangkan  kanker endometrium, uterus, mulut rahim (cervix), dan indung telur

(ovarium) meningkat pada wanita obese. Dibandingkan wanita dengan berat normal pada

masa post-menopausal, wanita obese mempunyai risiko yang lebih tinggi terhadap kanker

payudara.

Selain itu dampak dari obesitas adalah :

1. Peningkatan risiko mortalitas dan morbiditas

Peningkatan kematian di antara orang obes adalah kejadian untuk penyakit parah yang

mengancam nyawa meliputi diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskuler, hormone yang

sensitif, dan kanker gastrointestinal

2. Dislipidemia

3. Kelainan menstruan dan fertilitas

4. Menganggu fungsi respirasi : menimbulkan sleep apnea

5. Penyakit gastrointestinal

6. Masalah psikososial

g. Pencegahan

Ada beberapa pencegahan obesitas diantaranya:

1. Biasakan sarapan sebelum melakukan aktivitas di pagi hari. Sebab dengan sarapan

anda akan menjaga konsistensi asupan energi sepanjang hari.. Sarapan yang dipilih

34

Page 35: Laporan Kel 1 Gizi Makro

juga menentukan, gunakan sarapan sereal, karena sereal mengandung kandungan-

kandungan yang baik berupa efek kenyang dengan energi yang tidak begitu tinggi.

Orang yang jarang sarapan pagi cenderung akan mengkonsumsi cemilan-cemilan, atau

malah akan mengkonsumsi energi yg lebih banyak di waktu siang hari untuk

menggantikan kebutuhan energinya. Hal ini lah yang bisa menyebabkan kenapa orang

yang tidak sarapan cenderung lebih gemuk. Sebab dengan mengkonsumsi makanan

sekaligus dengan energi tinggi, tubuh cenderung akan menyimpan kelebihannya

sebagai lemak

2. Perbanyak Serat Dari Buah dan Sayuran, yang akan melapisi dinding usus sehingga

Anda akan lebih mudah cepat merasa kenyang.

3. Hindari Cemilan Padat Kalori, misalnya gula yang terkandung dalam keripik kentang

jauh lebih besar dari gula yang terkandung dalam sepiring nasi.

4. Mengubah pola hidup

5. Asupan gizi seimbang

(3-20) % lemak

(10-20) % protein

(50-70)% karbohidrat

6. Mengatur pola makan

Pola makan seimbang yang dikembangkan sejak tahun 1950 oleh Prof. DR. dr. Poerwo

Soedarmo dan telah mengakar di kalangan masyarakat adalah 4 Sehat 5 Sempurna.

Komposisinya adalah makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, dan susu.

Pada tahun 1995 Direktorat Gizi Depkes mengeluarkan Pedoman Umum Gizi

Seimbang (PUGS) yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari 4 Sehat 5 Sempurna

dan dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat untuk medapatkan pola makan yang

sehat dan seimbang. 13 pesan dasar PUGS tersebut adalah sebagai berikut:

1. Makanlah aneka ragam makanan,

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi,

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi,

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhanenergi,

5. Gunakan garam beryodium,

6. Makanlah makanan sumber zat,

7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 4 bulan

8. Biasakan makan pagi,

9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya,

35

Page 36: Laporan Kel 1 Gizi Makro

10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur,

11. Hindari minum minuman beralkohol,

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan,

13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

FAO/WHO menganjurkan bagi negara berkembang standar konsumsi pangan tersiri

atas: 50% kalori berasal dari makanan pokok, 15-20% energi dari pangan hewani, 20-

25% energi dari kacang-kacangan/ biji berminyak, 8% energi dari gula, serta 5%

energi dari sayur dan buah-buahan.

h. Treatment

1. Mengubah gaya hidup

2. Mengurangi appetite , jgn menunda makan

3. Substitusi makanan (pengobatan)

Pilih Makanan Pengganti. Daripada makan es krim yang berkalori tinggi, lebih baik

pilih yogurt untuk camilan sehari-hari. Karena, yogurt mampu menurunkan kolesterol

darah, sehingga kesehatan jantung Anda tetap terjaga. Yogurt juga menjaga microflora

yang berfungsi mencegah masuknya penyakit ke dalam saluran penceranaan Anda.

Cukup mengonsumsi yogurt 1 atau 2 gelas sehari saja sudah.

4. Mengurangi yang berbau lemak

5. Pengaturan diet (pengobatan)

Diet dan olahraga. Jika berat badan Anda mulai berlebih di atas batas normal, maka

Anda perlu sedikit melakukan diet karbohidrat (nasi, keripik, kentang goreng), lemak

(minyak, makanan yang digoreng, margarin) dan semua makanan yang diolah

memakai gula (sirup, permen dan selai). Buat Target. Agar diet semakin bersemangat,

Anda perlu membuat target pencapaian, misalnya bulan ini bisa menurunkan berat

badan 2 kg saja.

6. Olahraga (pengobatan)

7. Penurunan berat badan

8. Dengan suntik leptin.

Leptin adalah hormone yang menghambat rasa keinginan untuk makan, berlawanan

dengan hormone grelin. Ada seorang anak yang obesitas dan disuntik leptin. Anak

tersebut mengalami penurunan berat badan sekitar 15 kg dalam waktu 12 bulan.

36

Page 37: Laporan Kel 1 Gizi Makro

Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Arisman.2002. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Gibney, Michael J. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Shinya, Hiromi. 2007. The Miracle of Enzyme. Jakarta: Penerbit Qanita.

Wardlaw, Gordon.M dan Hampl, Jeffrey.S. 2002. Perspectives in Nutrition edisi 7. New

York: Mc Graw Hill.

WHO. 2002. The Asia-Pasific Perspective: Redefining Obesity and Its Treatment.

Australia: WHO.

Wiseman, Gerald. 2002. Nutrition and Health. London: Taylor and Francais.

www.nhlbi.nih.govhttp://www.google.co.id/

#hl=id&q=kelebihan+dan+kekurangan+zat+gizi+makro&fp=e44a1e277da32d7

http://my.opera.com/zones/blog/2008/10/20/gizi-makro-

http://www.who.int/topics/obesity/en/

http://www.scumdoctor.com/obesity/Fast-Food-That-Cause-Obesity.html

http://obesitas.web.id/sebab.html

http://www.scumdoctor.com/obesity/Clinical-Signs-Obesity.html

http://www.scumdoctor.com/obesity/Obesity-And-Eating-Habits.html

http://majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=457

http://freddish.wordpress.com/2007/10/04/khasiat-dan-kandungan-gizi-tempe/

http://pdfgod.com/kandungan-asam-lemak-pada-minyak-goreng-pdf.html

http://www.rowett.ac.uk/edu_web/sec_pup/body_comp.pdf

www.obesitas.web.id

37