laporan kasus psikiatri
DESCRIPTION
lapkas psikiatriTRANSCRIPT
Laporan Kasus
Skizofrenia
Pembimbing:
dr. Dharmady Agus, Sp. KJ
Penyusun:
Adhytio Yasashii | NIM: 07120100012
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA DHARMAWANGSA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Periode: Agustus 2015 – September 2015
Laporan Kasus Psikiatri
Fakultas Kedokteran – UPH
RS Dharmawangsa
No. Rekam Medis : 112.12.16
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 14 Juli 2015
Riwayat Perawatan : Pasien Lama (perawatan ke 11 sejak tahun 1983)
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 49 tahun
Bangsa/Suku : Jawa dan Medan
Agama : Islam
Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Pernikahan : Tidak menikah
Alamat : Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Anamnesis diperoleh dari:
1. Autoanamnesis
2. Alloanamnesis (18 Juli 2015, Ny. D, teman sekolah pasien sejak SD)
A. Keluhan Utama
Pasien mengalami gejala halusinasi, mood swing yang meliputi
serangan depresi, dan waham sejak 2 minggu sebelum masuk rumah
sakit.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien merasakan halusinasi yang didengar oleh pasien menjadi
lebih keras dan mengganggu. Halusinasi diakui pasien telah muncul
sejak ia berusia 13 tahun. Serangan kali ini bersifat cukup berat pada
pengakuan keluarga pasien. Pasien berteriak teriak dan tidak bisa
tidur, ditambah dengan gejala mood swing yang cukup buruk. Hal
kedua yang membuat pasien dirawat kali ini adalah keluarga pasien
sedang pergi berlibur sehingga pasien dititipkan pada RS
Dharmawangsa.
Halusinasi saat ini diakui pasien bahwa ia mendengar dan melihat
hal yang seharusnya tidak ada. Riwayat penyakit pasien yang sudah
lama membuat pasien dapat mengetahui kata-kata psikopatologi yang
sering dipakai seperti halusinasi, ilusi dan waham. Halusinasi yang
didengar pasien bersifat negatif, mulai dari menyuruh pasien untuk
membunuh orang lain, hingga membunuh diri pasien sendiri. Hal ini
dikatakan pasien sebagai sesuatu yang sudah biasa, tetapi pada
serangan terakhir ini pasien sudah merasa terpojokkan, karena ada 10
orang yang menyuruhnya. Semua suara yang didengarnya berasal dari
pria yang bersuara gagah dan seperti menyuruh kasar. Halusinasi
yang dilihat pasien ada berupa penampakkan setan dalam berbagai
bentuk sehingga pasien merasa takut. Pada hari pertama pasien
dirawat kali ini, pasien mandi dan kemudian sesaat setelah ia
mengejamkan mata, muncul setan yang membuatnya terkaget
sehingga takut untuk sendirian.
Pasien merasa bahwa dirinya merupakan seseorang yang spesial,
dimana ia memiliki tingkat intelegensi yang sangat tinggi. Pasien
mengaku sebagai penemu satelit yang dikirim ke luar angkasa untuk
komunikasi. Pasien juga mengaku bahwa ia merupakan anak jenderal
yang paling berkuasa di Indonesia sehingga ia kebal hukum. Seiring
dengan pengobatan pasien, hal-hal ini menjadi makin berkurang.
Pada serangan kali ini pasien merasakan suatu rasa sedih yang
menurutnya berlebihan, tetapi hal ini terjadi diantara perasaan yang
normal. Hal ini telah terjadi sebelumnya, tetapi kal ini ia tidak terlalu
bisa menahannya. Saat pasien merasa sedih, ia lampiaskan kepada
orang lain melalui kata-kata kasar dan kemarahan bahkan pada orang
yang ia tidak kenal. Pada hari-hari awal perawatan, pasien terus
menerus marah kepada setiap orang yang ada di sekitarnya, ia berkata
bahwa biasanya ia orang yang riang tetapi hanya saat sedih ia menjadi
pemarah. Seiring dengan pengobatan yang dikonsumsi pasien, ia
merasa lebih baik dan sekarang sudah lebih normal, ia bilang
serangan sedih menjadi jauh berkurang.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Pada awalnya pasien mendengar suara dari satu orang yang
menyuruhnya untuk melakukan berbagai macam hal. Perintah yang
lebih banyak diberikan adalah yang bersifat buruk seperti mendorong
adik pasien dari balkoni. Hal ini awalnya dianggap sebagai kenakalan
biasa oleh orang tua pasien, tetapi seiring berkembangnya pasien, ia
menjadi makin nakal dan tidak dapat dikontrol. Alasan awal pasien
dibawa ke dokter spesialis jiwa adalah karena pasien buang air kecil
di sembarang tempat tanpa peduli larangan, mendengar hal-hal yang
tidak ada, dan ia sangat mudah marah. Sejak pertama kali diagnosa
skizofrenia ditegakkan pada pasien, pemberian obat dilakukan secara
rutin, dan terkadang ada episode serangan yang berlebihan sehingga
pasien harus dirawat di sanatorium.
Penyakit lain yang diderita oleh pasien adalah diabetes mellitus,
tetapi pasien sudah menjalani pengobatan untuk penyakit itu hingga
sekarang. Pasien sudah mengetahui gangguan jiwa yang ia derita dan
tahu kapan ia merasakan serangan yang berlebihan. Pasien mengaku
telah menggunakan banyak zat psikoaktif sejak pasien berada di
bangku SMA, tetapi pasien tidak tahu zat apa yang ia pakai, hanya
mengetahui nama panggilan zat-zat tersebut. Zat-zat yang
dideskripsikan oleh pasien mengarah kepada zat-zat psikoaktif yang
bersifat sebagai upper, kemungkinan besar adalah ekstasi. Pasien
hanya mencoba-coba saja dan kemudian berhenti setelah selesai SMA.
Pasien mengaku tidak pernah merasa ketergantungan apalagi hingga
sakau.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
Pasien lupa dengan riwayat ibu pasien saat sednang mengandung
pasien. Hal yang diingat oleh pasien adalah ketika pasien masih kecil
saat di sekolah dasar. Pasien saat SD dan beralih ke SMP mulai
mendengar bisikan-bisikan yang ia tidak tahu asalnya darimana, dan
ia pun cenderung menjadi lebih nakal dari sebelumnya. Saat itu pasien
juga sempat mendorong adik pasien dari balkoni hingga adik pasien
luka-luka dan butuh dijahit. Pasien saat itu mengaku tidak merasa
salah karena ia hanya mengikuti bisikan. Setelah kejadian itu pasien
dibawa ke dokter oleh ayah dan ibu pasien karena dianggap nakalnya
berlebihan.
Pada saat pubertas, pasien masuk ke SMA dan sangatlah nakal, ia
sering ikut dan bahkan memulai tawuran dengan SMA seberang,
tetapi ia berhenti ketika salah satu temannya meninggal karena
tawuran. Saat SMA pasien memiliki sebuah geng yang bernama “Black
Power”, kelompok ini berguna sebagai teman pasien dalam melakukan
kegiatan nakal, seperti menggunakan berbagai macam narkoba dan
juga melakukan tindakan seks diluar nikah dengan beberapa wanita.
Pasien mengaku memiliki banyak pacar, dan salah satu pacar pasien
hamil tetapi hal ini tidak dapat dikonfirmasi lebih lanjut. Saat sedang
pesta narkoba dengan teman-teman pasien, ia pernah ditangkap oleh
polisi tetapi dibebaskan kemudian setelah diinterogasi dan ditemukan
pasien merupakan salah satu pasien sanatorium. Setelah selesai SMA,
pasien melanjuti kuliah tetapi setelah 2 tahun ia keluar karena tidak
mau lanjut.
Saat ini pasien mengaku tidak pernah menikah secara resmi, hanya
pernah sekali menikah siri karena salah satu pacarnya hamil,
kemudian ia memiliki anak kedua dengan wanita tersebut. Setelah
anak kedua lahir, ia meninggalkan wanita tersebut dan tidak pernah
mendengar kabar mereka lagi.
E. Riwayat Keluarga
Meninggal dunia Pasien
F. Situasi Kehidupan Ekonomi Sekarang
Ekonomi keluarga pasien ditopang oleh adik pasien yang bernama Tn.
Y, saat ini adik pasien bekerja sebagai pialang saham dan memiliki
penghasilan yang cukup untuk merawat pasien. Pasien tidak memiliki
penghasilan sendiri, oleh karena itu ia hanya mengandalkan adiknya,
sehingga saat adik pasien menyuruh pasien untuk dirawat, ia hanya bisa
menurut saja, ia kurang suka dengan hal ini tetapi ia senang adiknya
berhasil tidak seperti dirinya.
III. STATUS MENTAL (3 September 2015)
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien merupakan laki-laki usia 49 tahun, penampilan pasien
sesuai dengan usia pasien. Pasien cenderung terlihat kurang
terurus, karena rambut pasien sudah beruban dengan gigi yang
sudah banyak lepas. Selain hal diatas, pasien terlihat baik,
dengan pakaian yang sesuai, bahkan terkesan modis karena
masih menggunakan kalung dan gelang. Ia mengaku
menggunakan sandal yang berbeda warna karena ia ingin
terlihat keren, berbeda dari yang lain. Kebersihan diri terlihat
cukup baik, dan pasien memiliki postur yang baik. Tidak ada
suatu kebiasaan yang janggal saat melakukan anamnesa
terhadap pasien.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Saat sebelum wawancara pasien sedang mengobrol dengan
pasien-pasien lain serta bernyanyi santai, dan ia menyambut
pemeriksa dengan senang. Pasien tanggap dan mengajak
pemeriksa untuk duduk bersama sehingga wawancara dapat
dilaksanakan dengan baik. Selama wawancara pasien terlihat
sangat kooperatif, dan tampak senang, kemudian ia pun
melanjutkan wawancara sambil merokok, ia bilang ia menjadi
lebih tenang dengan merokok. Setelah usai wawancara, pasien
memohon ijin untuk makan siang, bahkan mengajak pemeriksa
untuk ikut makan dengannya.
3. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien termasuk sangat kooperatif saat sedang diperiksa,
bahkan ia mengatakan kepada pemeriksa bahwa ia sangat
senang jika sedang berbicara dengan pemeriksa, ia pun
memohon untuk dijadikan tugas tulis pemeriksa.
B. Pembicaraan
Pasien memiliki kuantitas bicara yang dalam batas normal,
dapat merespons terhadap pertanyaan pemeriksa dengan
spontan, lancar, serita memiliki ekspresi yang ceria.
C. Mood dan Afek
1. Mood : euthym
2. Afek : normal
3. Keserasian : serasi
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : auditorik (+), visual (+), gustatorik (-),
kinestesia (-), olfaktorik (-)
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus pikir :
a. Produktivitas : cukup ide
b. Kontinuitas : asosiasi longgar (-),
inkoherensi (-), word salad (-), flight of ideas (-)
c. Hendaya berbahasa : tidak terganggu
2. Isi pikir :
a. Preokupasi : tidak ada
b. Waham : grandiosa, dan dipengaruhi
F. Sensorium dan Kognisi
1. Kesadaran
a. Kesadaran Neurologik : compos mentis
b. Kesadaran Psikologik : terganggu
2. Inteligensia : taraf pendidikan sesuai dengan tingkat
pendidikan/akademik
3. Orientasi :
a. Waktu
Pasien mengetahui hari, tanggal, bulan dan tahun
b. Tempat
Pasien mengetahui bahwa dirinya di sanatorium
Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jakarta, dekat dengan
blok M, dan juga Bulungan, tetapi jauh dari rumah
pasien
c. Orang
Pasien dapat menyebutkan nama anggota keluarga
pasien, dokter yang merawatnya, dan juga nama
pemeriksa saat ini
4. Memori :
a. Jangka Panjang
Pasien dapat mengingat alamat tempat tinggalnya,
kegiatan apa saja yang dilakukannya dan tempat-tempat
yang pernah ia kunjungi sebelum perawatan
b. Jangka Pendek
Pasien dapat menceritakan apa yang dia alami pada pagi
hari
c. Sesaat
Pasien dapat mengulang hal yang baru saja ia katakan
5. Konsentrasi dan perhatian :
Selama wawancara konsentrasi pasien kurang baik,
terdapat beberapa kali pasien menoleh menjauhi
pemeriksa, sehingga harus dipanggil untuk melanjutkan
wawancara. Pasien dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan dengan baik
6. Kemampuan membaca dan menulis :
Pasien dapat menuliskan namanya dan alamat tempat
tinggalnya dengan benar. Pasien juga dapat membaca
kalimat yang dituliskan oleh pemeriksa. Kemampuan
berhitung pasien cukup baik.
7. Kemampuan visuospasial :
Pemeriksa meminta pasien untuk menggambarkan dua
buah pentagon yang berpotongan dan dapat ditiru dengan
benar.
8. Pikiran abstrak :
Pasien dapat menceritakan kisah “Kancil dan Pak Tani”
dengan baik, menggunakan ungkapan-ungkapan yang
kreatif, seperti “sepintar-pintarnya tupai meloncat”
9. Kemampuan menolong diri sendiri :
Pasien dapat mandi, makan dan mengganti pakaian sendiri
tanpa bantuan orang lain
G. Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan keinginannya dengan cukup baik
dibandingkan hari awal perawatan, sekarang lebih dapat menahan
perintah-perintah dari bisikan yang ia dengar, pasien juga lebih dapat
menahan rasa marah dari kesedihan yang ia rasakan.
H. Judgment dan Tilikan
Derajat 5 : Sadar bahwa dirinya sakit tetapi tidak bisa menerapkan
dalam mengatasinya, ia membutuhkan bantuan dan obat.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Pasien dapat dipercaya sebagian, karena setelah dilakukan perkataan
pasien dengan data yang terdaftar pada rekam medis, dan juga
alloanamnesa terdapat kecocokan.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus
Keadaan Umum : sehat
Kesadaran :
compos mentis
Tensi : 120/80
mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu Badan : 36,6 C
Pernafasan :
18x/menit
Tinggi Badan : 176 cm
Berat Badan : 68 kg
Bentuk Badan : kurus, normal
Sistem kardiovaskular : suara jantung S1S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Sistem respiratorius : bunyi nafas vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-
Sistem gastrointestinal : abdomen supel, timpani, nyeri tekan (-), massa (-)
Sistem muskuloskeletal : jalan normal, nyeri (-), deformitas (-)
Sistem urogenital : nyeri berkemih (-), urine kuning, jernih, kelainan
(-)
Sistem dermatologi : tidak ada kelainan
Status Neurologikus
Saraf kranialis (I – XII)
N. Olfaktorius : dbn
N. Optikus : dbn
N. Okulomotoris : dbn
N. Troklearis : dbn
N. Trigeminus :
dbn
N. Abdusens : dbn
N. Fasialis : dbn
N. Vestibulokoklearis :
dbn
N. Glosofaringeal : dbn
N. Vagus : dbn
N. Aksesorius : dbn
N. Hipoglosus : dbn
Gejala rangsang selaput otak : (-)
Gejala tekanan intrakranial : (-)
Mata : gerakan ke 8 arah normal, tidak ada kelumpuhan, nistagmus (-)
Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya langsung +/+
Motorik : tonus baik, kekuatan 5/5/5/5, koordinasi baik, refleks fisiologis
(+)
Sensibilitas : baik
Sistem saraf otonom : dalam batas normal
Fungsi luhur : terganggu
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium 19 Agustus 2015
Hasil Lab Nilai StandarHemoglobin 13,3 13-16Leukosit 9,8 5 - 10'Basofil 0 <1Eosinofil 3 1- 3'Neutrofil Batang 2 2 - 6'Neutrofil Segmen 54 50 - 70Limfosit 33 20 - 40Monosit 6 2 - 8'Laju Endap Darah 13 <15Trombosit 340 150-400 Triglesira 145 <200Kolesterol Total 166 <200HDL 39 35 - 55LDL 98 <130 Ureum 34 10 - 50'Kreatinin 0,8 0,5 - 1,4 Asam Urat 3,8 3,4 - 7 SGOT 33 <37SGPT 38 <40Protein 8,2 6 - 8,4Albumin 5 3,5 - 5,5Globulin 3,2 2,3 - 3,5 Gula Darah Puasa 115 70 - 110Gula 2 jam PP 166 < 140
Kesan : terdapat sedikit peningkatan pada gula darah puasa dan gula
darah 2 jam post prandial, menunjukkan kecurigaan pada diabetes mellitus
tipe 2. Riwayat penyakit pasien menunjukkan gula darah pasien terkontrol
jika melihat hasil diatas.
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien Tn. S usia 49 tahun, suku Batak dan Jawa, beragama Islam,
merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pendidikan terakhir SMA.
Pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa dengan keluhan halusinasi,
mood swing yang meliputi serangan depresi, dan waham sejak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit.
Gejala ini sudah ada sejak pasien usia 13 tahun, dimulai dari suatu
kenakalan kanak-kanak hingga akhirnya menyebabkan adik pasien terluka.
Pasien mendengar suara-suara yang memerintahkan pasien untuk
membunuh orang lain dan dirinya sendiri. Pasien melihat banyak makhluk
gaib yang membuatnya terkejut. Pasien merasa bahwa dirinya merupakan
seseorang yang spesial, merupakan penemu satelit dan juga orang yang
sangat kaya serta disegani.
Saat datang penampilan pasien cukup baik, tetapi memiliki mood swing
yang berlebihan, diakui sebagai pelampiasan rasa sedih dan stres pasien
sehingga ia membentak orang disekitarnya. Selama perawatan, gejala-gejala
tersebut berkurang, dan ia dapat bergaul dengan pasien lain secara baik.
Pasien terkesan ramah terhadap orang lain jika tidak diganggu, tetapi sangat
galak jika ada yang menyelak pembicaraannya. Pasien suka memanggil
dirinya sebagai “Pak RT” karena ia mengaku mengenal semua pasien beserta
penyakitnya.
Dalam wawancara yang dilakukan beberapa kali oleh pemeriksa, pasien
tampak kooperatif, tetapi dalam beberapa pertemuan pasien nampak lebih
sedih dan suram dibandingkan hari lainnya. Saat pasien sedang sedih,
pemeriksa hanya menemaninya duduk dan ia akan berterima kasih kepada
pemeriksa. Pasien sering mengajak pemeriksa untuk makan siang
bersamanya ataupun menunjukkan barang-barang miliknya.
Secara umum didapat kesan bahwa informasi yang diberikan pasien
cukup dapat dipercaya, dimana informasi yang diperoleh pasien sesuai
dengan keterangan dari alloanamnesis dan juga rekam medis pasien.
Kemampuan menilai realita pasien terganggu karena terdapat waham
grandiosa, halusinasi auditorik dan juga halusinasi visual. Daya nilai sosial
pasien tidak terganggu. Selama wawancara perhatian pasien beberapa kali
teralihkan sehingga harus dipanggil kembali agar dapat melanjutkan
wawancara.
Pemeriksaan fisik dan neurologis tidak memberikan hasil yang bermakna.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan sedikit abnormalitas yang dapat
menunjukkan pasien menderita diabetes mellitus tipe 2.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ini ditemukan adanya perubahan pola perilaku atau
psikologis yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan
suatu gejala yang menimbulkan penderitaan dan gangguan dalam berbagai
fungsi psikososial dan pekerjaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien
ini mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan dari hasil anamnesa, wawancara, pemeriksaan status
mental, laboratorium, dan pemeriksaan fisik, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
AXIS I:
A. Berdasarkan gejala-gejala, terdapat pola perilaku atau psikologik yang
secara klinik bermakna yang ditemukan pada pasien yaitu:
1. Tilikan terganggu
2. Kemampuan menilai realita terganggu (adanya waham dan
halusinasi)
3. Lingkungan terganggu
4. Aktivitas sehari-hari dan fungsi sosial terganggu
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu psikosis.
B. Berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut:
1. Kesadaran neurologis : Compos Mentis (E4V5M6)
2. Orientasi : Baik
3. Daya ingat : Baik
4. Kemunduran intelektual : Ada
5. Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan
gangguan jiwa atas dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
6. Penggunaan zat psikoaktif : Tidak ada saat ini atau dalam
5 tahun terakhir
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien TIDAK menderita suatu
gangguan mental organik serta TIDAK menderita suatu gangguan mental
dan gangguan perilaku akibat zat psikoaktif.
C. Berdasarkan penemuan bermakna yang didapat dari auto dan allo
anamnesa, didapatkan:
1. Waham grandiosa
2. Waham dipengaruhi (delusion of influence)
3. Halusinasi auditorik dan visual
4. Berlangsung lebih dari 1 bulan
5. Halusinasi dan waham sangat menonjol dibandingkan gejala
lainnya
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SKIZOFRENIA (F20)
D. Berdasarkan penelahaan lebih dalam, didapatkan:
1. Memenuhi kriteria umum diagnosa skizofrenia
2. Suara halusinasi memberi perintah (+)
3. Halusinasi visual (+)
4. Waham dipengaruhi (+)
5. Waham grandiosa (+)
6. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta
gejala katatonik secra relatif tidak menonjol.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SKIZOFRENIA
PARANOID (F20.0)
AXIS II:
Berdasarkan auto dan alloanamnesis disimpulkan bahwa, pasien tidak
memiliki gangguan kepribadian dan tidak ada retardasi mental.
AXIS III:
Berdasarkan auto dan alloanamnesa, pemeriksaan fisik dan neurologis,
dikatahui bahwa pasien tidak memiliki penyakit yang mempengaruhi kondisinya
sekarang. Pasien memiliki diabetes mellitus tipe 2 yang terkontrol dengan
Biguanide.
AXIS IV:
Berdasarkan auto dan alloanamnesa, tidak ditemukan stresor psikososial
dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi pasien saat ini.
AXIS V:
Berdasarkan skala Global Assessment of Functioning (GAF) pada kasus ini
adalah 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Axis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
Axis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis
Axis III : Diabetes Mellitus tipe 2
Axis IV : Tidak ada
Axis V : GAF = 60
IX. DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologik : Diabetes Mellitus tipe 2
2. Psikologik : Skizofrenia Paranoid
3. Sosial/Keluarga/Budaya : Tidak ada
X. PROGNOSIS
A. Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis baik:
Pasien sadar dengan kondisinya
Pasien mau minum obat
Pasien kooperatif
B. Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk:
Tidak ada penjaga khusus pasien dirumah
Terkesan sendiri tanpa teman
XI. TERAPI
A. Psikofarmaka
Aripiprazole 1 x 10 mg (tab)
B. Psikoterapi
Konseling keluarga:
o Memberi informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai
penyakit pasien dan pentingnya memberi dukungan moril
serta motivasi pada pasien.
Terapi suportif :
Memberi motivasi pada pasien untuk mengkonsumsi obat
secara rutin dan teratur demi kesembuhan penyakitnya
Pengawasan minum obat rutin, agar gejala dan keluhan
menjadi lebih ringan
Memberi dukungan moril dan mental pada pasien
Terapi sosial :
Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rekreasi
Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan berkelompok, seperti
bermain bersama
C. Terapi problem organobiologik
Metformin 2 x 500 mg (tab)
XII.LAMPIRAN - LAMPIRAN