laporan kasus ppt anastesi

16
LAPORAN KASUS BAGIAN ANASTESI Jenis Pembedahan : Modified Radikal Mastektomi Rencana Anestesi : General Anesthesia – Intubasi

Upload: faisal-majied

Post on 31-Dec-2015

101 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

tugas coass

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Ppt Anastesi

LAPORAN KASUS BAGIAN ANASTESI

Jenis Pembedahan : Modified Radikal Mastektomi

Rencana Anestesi : General Anesthesia – Intubasi

Page 2: Laporan Kasus Ppt Anastesi

1. Identitas Pasien

• Nama : Ny. SUsia : 47 thJenis Kelamin : PerempuanAlamat : BTN Manggasa Permai Berat Badan : 50 kgRegister : 62300xxJenis Pembedahan : Modified Radikal Mastektomi sinistraRencana Anestesi : General Anesthesia – Intubasi

Page 3: Laporan Kasus Ppt Anastesi

2. Persiapan Pre Operasi

• ANAMNESIS• Keluhan dirasakn sejak 3 tahun yang lalu,

awalnya hanya berupa benjolan kecil, bertambah besar dan dirasakan nyeri, muncul luka pada benjolan pada beberapa bulan lalu, Tidak ada riwayat alergi obat-obatan, makanan, riwayat DM (-), HT (-), asma (-), puasa mulai jam 22.00 (6 jam sebelum operasi)

Page 4: Laporan Kasus Ppt Anastesi

. Pemeriksaan Fisik Pre-operasi Airway Paten, nafas spontan, RR 18x/mnt, Rh (-), Wh(-), mallampati 1, leher bebas, buka mulut ≥ 3jari, gigi goyang (-), gigi palsu (-), foto thorax normal Akral hangat, kering, merah, nadi 84 x /mnt, TD 120/80, CRT 6 jam lalu.Jenis pembedahan : Modified Radikal Mastektomi

Page 5: Laporan Kasus Ppt Anastesi

Pemeriksaan fisis pasca oprasi

• B1 : Airway Paten, nafas spontan, RR 20 x/mnt, Rh (-), Wh (-)B2 : Akral hangat, kering, merah, nadi 92 x /mnt, TD 130/75, CRT < 2”, S1S2 single regular, murmur (-)B3 : sadar penuh, GCS 15, Pupil isokor, reflek cahaya +/+B4 : terpasang kateter 16 fr, BAK spontan (+), urin warna kuning (+)B5 : BU (+) B6 : mobilitas (+), edema (-)

Page 6: Laporan Kasus Ppt Anastesi

PREMIDIKASI

• Premedikasi ialah pemberian obat sebelum induksi anestesi dengan tujuan untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anesthesia diantaranya:• Meredakan kecemasan dan ketakutan• Memperlancar induksi anesthesia• Mengurangi sekresi kelenjar ludan dan bronkus• Meminimalkan jumlah obat anestetik• Mengurangi mual muntah pasca bedah• Mengurangi isi cairan lambung• Mengurangi reflek yang membahayakan

Page 7: Laporan Kasus Ppt Anastesi

• Pada pasien ini diberikan obat premedikasi berupa inj. Metoclopramide 10 mg, inj. Ranitidine 50 mg, inj. midazolam 2.5 mg. Metoclopramide dan ranitidine diberikan untuk profilaksis dari PONV. Midazolam juga bisa berfungsi sebagai induksi, sedasi, dan mengurangi kebutuhan obat anestesi.

Page 8: Laporan Kasus Ppt Anastesi

PEMAKAIAN OBAT ANASTESI

• Pada kasus ini induksi anastesi menggunakan propofol (Propofol Induction IV 1–2.5 mg/kgMaintenance infusion IV 50–200 µg/kg/minSedation infusion IV 25–100 µg/kg/min)

• Analgetik : menggunakan fentanyl (Fentanyl Intraoperative anesthesia IV 2–150 µg/kgPostoperative analgesia IV 0.5–1.5 µg/kg)

Page 9: Laporan Kasus Ppt Anastesi

• Pada kasus ini jenis anestesi yang digunakan adalah general anestesi dengan intubasi. Sebelum dilakukan intubasi diperlukan muscle relaxant sehingga proses intubasi lebih mudah dilakukan.

• Secara teoritis, pemberian 10–15% dosis intubasi muscle relaksan 5 menit sebelum induksi akan menempati cukup reseptor sehingga paralisis akan cepat mengikuti ketika keseimbangan relaxant sudah diberikan.

Page 10: Laporan Kasus Ppt Anastesi

INTUBASI• Pasien diposisikan pada posisi supine

Memastikan kondisi pasien stabil dengan vital sign dalam batas normalObat midazolam dosis 2.5 mg diberi intravena untuk tujuan premedikasiObat berikut dimasukkan secara intravena: Fentanil 100µg Propofol 80mg• Pasien diberi oksigen 100% 5-10 liter dengan metode over face mask• Pemberian oksigen (preoksigenasi) 100% 10 liter dilanjutkan dengan metode face mask selama 2-5 menit

Page 11: Laporan Kasus Ppt Anastesi

• • Dipastikan apakah airway pasien paten• Dimasukkan muscle relaxant atracurium 25mg intravenous dan diberi bantuan nafas dengan ventilasi mekanik• Dipastikan pasien sudah berada dalam kondisi tidak sadar dan stabil untuk dilakukan intubasi ETT 6.0• Dilakukan intubasi ETT 6.0 dilakukan ventilasi dengan oksigenasi• Cuff dikembangkan, lalu cek suara nafas pada semua lapang paru dan lambung dengan stetoskop, dipastikan suara nafas dan dada mengembang secara simetris ETT 6.0 difiksasi agar tidak lepas dan disambungkan dengan ventilator

Page 12: Laporan Kasus Ppt Anastesi

• • Maintenance dengan inhalasi oksigen 2 lpm,, dan isofluran MAC 1%• Monitor tanda-tanda vital pasien, produksi urin, saturasi oksigen, tanda-tanda komplikasi (pendarahan, alergi obat, obstruksi jalan nafas, nyeri)• Dilakukan ekstubasi apabila pasien mulai sadar, nafas spontan dan ada reflek-reflek jalan napas atas, dan dapat menuruti perintah sederhana.

Page 13: Laporan Kasus Ppt Anastesi

Dosis muscle relaxzant

• Intubation Dose (mg/kg)Onset of Action for Intubating Dose (min) ( Atracurium 0.5- 0.6 )

• Maintenance Dosing by Boluses (mg/kg)) (Atracurium 0,1-0,2 )

Page 14: Laporan Kasus Ppt Anastesi

Kontrol Nyeri dan PONV (Postoperative nausea and vomiting)

• Salah satu cara mengontrol nyeri postoperative adalah dengan pre-emptive analgesia.

• Pre-emptive analgesia adalah pemberian analgesik sebelum insisi, yang mencegah terjadinya sensitisasi sentral yang timbul dari injuri karena insisi dan inflamasi (intervensi preoperative, analgesia intraoperatif, dan manajemen nyeri postoperative).

Page 15: Laporan Kasus Ppt Anastesi

• Nyeri ringan hingga sedang (mild to moderate) bisa diterapi dengan asetaminofen dan kodein oral. Sebagai alternatif bisa digunakan opioid agonis-antagonis (butarphanol 1-2mg atau nalbuphine 5-10mg) atau ketorolacmethamine 30 mg iv

Page 16: Laporan Kasus Ppt Anastesi

• Nyeri sedang-berat (moderate to severe) di PACU bisa diterapi dengan opioid parenteral atau intraspinal, anestesi regional, atau blok saraf spesifik.