laporan kasus asuhan keperawatan keluarga ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_widha...

144
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. B DENGAN TUBERKULOSIS PARU PADA An. N DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGELANG UTARA KOTA MAGELANG KTI Disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Tugas Akhir Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang OLEH : WIDHA NUR RAFIKA NIM. P1337420515068 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN MAGELANG 2018

Upload: others

Post on 01-May-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. BDENGAN TUBERKULOSIS PARU PADA An. N

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGELANG UTARAKOTA MAGELANG

KTI

Disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Tugas AkhirPada Program Studi D III Keperawatan Magelang

OLEH :WIDHA NUR RAFIKANIM. P1337420515068

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANGJURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN MAGELANG2018

Page 2: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

ii

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. BDENGAN TUBERKULOSIS PARU PADA An. N

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGELANG UTARAKOTA MAGELANG

KTI

Disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Tugas AkhirPada Program Studi D III Keperawatan Magelang

OLEH :WIDHA NUR RAFIKANIM. P1337420515068

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANGJURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN MAGELANG2018

Page 3: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Widha Nur Rafika

NIM : P1337425015068

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini

adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri; bukan merupakan

pengambilan alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil

tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Laporan Kasus Karya

Tulis Ilmiah ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut sesuai dengan ketemuan yang berlaku.

Magelang, Maret 2018

Yang membuat penyataan,

Widha Nur RafikaNIM.P1337420515068

Page 4: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

-_--___-_-_---II

LETMAR PERSETUJUAI\I PEMBIMBING

Hasil Laporan Kasus oleh widha Nur Rafika, NIM. pl3374zosl506g

dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. B dengan Tuberkulosis

Paru pada An. N di rYilayah Kerja Puskesmas Magelang utara Kota

Magelang ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

IV

Page 5: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

LEMBAR PENGESAEAN

Hasil Laporan Kasus oleh Widha Nur Rafika, NIM. P133742A515068

dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. B dengan Tuberkulosis

Paru pada Anak di YYilayah Kerja Puskesmas Magelang Utara Kota

Magetang ini telah dipertahankan di depan d.** penguji pada tanggal28 Maret

2018.

NIP. 1

NIP. 1

NIP. 196

ii,,r,

lirli.'.lii:

Hermani Triredjeki. S.Kep.. Ns.. M.KesNrP. 1 96902221988A32A01

. .. . ... ..)5l.,ffir

;.,''r'4;':]lii

''t,rli

I)ewan Penguji

Page 6: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

vi

PRAKATA

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan

Keperawatan Keluarga Tn. B dengan Tuberkulosis Paru pada Anak di

Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Utara Kota Magelang” ini disusun untuk

memenuhi sebagai syarat ujian akhir program pada Program Studi DIII

Keperawatan Magelang.

Dalam penyusunan Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari

bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Warijan, S.Pd, A.Kep., M.Kes, Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang

2. Putrono, S.Kep, Ns, M.Kes, Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes

Semarang

3. Hermani Tri Redjeki,S.Kep., Ns., M.Kes., Ketua Program Studi D III

Keperawatan Magelang yang telah memberikan izin dan kesempatan dalam

pembuatan Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Moh Ridwan, S.KM, M.PH dan Adi Isworo, S.KM, M.PH selaku dosen

pembimbing satu dan dua yang telah memberikan bimbingan dan arahan

dalam penyusunan Laporan Kasus ini.

5. Pramono Giri Kriswoyo, S.Pd, M.PH, selaku dosen penguji Laporan Kasus

ini.

Page 7: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

vii

6. Kedua orang tua saya Bapak Asnawi dan Ibu Supadha, serta adik saya Ahmad

Nur Shodik yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Sahabat-sahabat saya Aaf Efiana, Arinta Dian, Tria Cahyanti dan Handayani

yang tidak pernah bosan memberikan semangat dan doa selama penulisan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Rekan-rekan seperjuangan angkatan Kresna khususnya Firda Arifani, Jania

Fahriza, Putri Sulistyowati, Ajeng Puspita, Ryan Putra, dan Hendra Setiawan

di Prodi Keperawatan Magelang.

9. Semua pihak yang telah membantu penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan imbauan,

kritikan, masukan dan tindak lanjut dari pembaca yang bersifat membangun.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Magelang, Maret 2018

Penulis

Widha Nur Rafika

Page 8: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS .................................. iii

LEMBAR PERSEUJUAN PEMBIMBING ................................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... v

PRAKATA ..................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan masalah ................................................................................ 4

C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 4

D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6

A. Konsep Penyakit ................................................................................. 6

1. Definisi .......................................................................................... 6

2. Etiologi .......................................................................................... 7

3. Klasifikasi ..................................................................................... 7

4. Manifestasi Klinis TB paru Anak ................................................. 9

5. Patofisiologi .................................................................................. 12

6. Komplikasi .................................................................................... 13

7. Pemeriksaan Penunjang TB Paru pada Anak ................................ 13

8. Penatalaksanaan TB Paru pada Anak ............................................ 15

9. Pencegahan TB Paru pada Anak ................................................... 17

B. Konsep Keluarga ................................................................................. 18

1. Pengertian Keluarga ....................................................................... 18

2. Struktur Keluarga .......................................................................... 19

Page 9: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

ix

3. Ciri-ciri Struktur Keluarga ............................................................ 21

4. Tipe Keluarga ................................................................................ 21

5. Fungsi Keluarga ............................................................................ 25

6. Tahap Perkembangan Keluarga .................................................... 25

C. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga ............................................... 30

1. Pengkajian ..................................................................................... 31

2. Diganosa ........................................................................................ 39

3. Perencanaan ................................................................................... 53

4. Implementasi ................................................................................. 54

5. Evaluasi ......................................................................................... 56

D. Konsep Tumbuh Kembang Anak ........................................................ 57

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan................................. 57

2. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan .................................... 58

3. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan .... 59

4. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik pada Anak ............ 62

PATHWAYS ............................................................................................ 69

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 70

A. Rancangan Penelitian ........................................................................... 70

B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 70

C. Subjek Penelitian ................................................................................. 70

D. Tempat dan Waktu .............................................................................. 71

E. Pengumpulan Data .............................................................................. 71

F. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 73

G. Analisa Data dan Penyajian Data ........................................................ 73

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 74

A. Hasil .................................................................................................... 74

1. Biodata Klien ................................................................................ 74

2. Pengkajian ..................................................................................... 74

3. Perumusan Masalah ...................................................................... 80

4. Intervensi ....................................................................................... 82

5. Implementasi ................................................................................. 83

Page 10: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

x

6. Evaluasi ......................................................................................... 84

B. Pembahasan ......................................................................................... 87

C. Keterbatasan ........................................................................................ 96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 98

A. Simpulan ............................................................................................. 98

B. Saran .................................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 101

LAMPIRAN ................................................................................................... 104

Page 11: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Frekuensi tanda dan gejala TB paru sesuai kelompok umur ..................... 11

2.2 Tumbuh Kembang pada Anak .................................................................. 63

2.3 Skala Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga ........................................... 53

2.4 Kriteria Satandar dalam Perencanaan ....................................................... 54

4.1 Pemeriksaan Fisik Keluarga Tn. B ............................................................ 76

4.2 Skala Priorotas Diagnosa Keperawatan Keluarga .................................... 80

Page 12: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Organ paru-paru ........................................................................................ 6

2.2 Pathway TB ............................................................................................... 69

2.3 Genogram .................................................................................................. 33

4.1 Genogram Keluarga Tn. B ....................................................................... 75

4.2 Denah Rumah Keluarga Tn. B .................................................................. 78

Page 13: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. B dengan Tuberkulosis Parupada An. N di Wilayah kerja Puskesmas Magelang Utara KotaMagelang

LAMPIRAN 2 : SAP Tuberkulosis paru pada anak

LAMPIRAN 3 : Leaflet Tuberkulosis paru pada anak

LAMPIRAN 4 : Lembar Konsultasi Bimbingan

LAMPIRAN 5 : Daftar Riwayat Hidup

Page 14: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit Tuberkulosis menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian di

Dunia. Sampai saat ini angka kejadian penyakit ini di Dunia belum banyak

penurunan. Di seluruh dunia, tingkat penurunan kejadian hanya 1,5% dari

tahun 2014 sampai 2015. Pada tahun 2015, diperkirakan ada 10,4 juta kasus

TB baru (kejadian) di seluruh dunia, di mana 5,9 juta (56%) berada di antara

laki-laki, 3,5 juta (34%) di antara perempuan dan 1,0 juta (10%) di antara

anak-anak. Enam negara menyumbang 60% kasus baru: India, Indonesia,

China, Nigeria, Pakistan dan Afrika Selatan (World Health

Organization,2016). Penyakit ini menjadi perhatian global. India, Indonesia

dan China merupakan negara dengan penderita Tuberkulosis terbanyak yaitu

berturut-turut 23%, 10% dan 10% dari seluruh penderita di dunia (WHO,

Global Tuberculosis Report, 2015) (Kemenkes RI, 2015).

Pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus Tuberkulosis sebanyak

330.910 kasus, meningkat bila dibandingkan semua kasus yang ditemukan

pada tahun 2014 yang sebesar 324.539 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang

dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu

Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah (Kemenkes RI , 2015).

Hasil cakupan penemuan kasus Tuberkulosis di Indonesia pada tahun

2016, Provinsi Jawa Tengah terdapat 28.842 orang dari 298.128 orang di

Indonesia atau sebanyak 9,67%. Dari semua jenis kasus di Jawa Tengah

Page 15: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

2

terdapat 14.139 orang dengan BTA + (49,02%). Jumlah kasus baru

tuberkulosis paru BTA + yang terjadi pada anak (usia 0-14 tahun) sebanyak

121 orang (0,85%) (Kemenkes RI, 2017). Proporsi kasus Tuberkulosis paru

pada anak di antara kasus baru yang tercatat di Jawa Tengah tahun 2015

sebesar 7,51 %, meningkat dibandingkan pada tahun 2014 yaitu 6,63 %. Ada

sebanyak 2.975 anak yang tertular Tuberkulosis Paru BTA Positif dewasa

yang berhasil ditemukan dan diobati (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2015).

Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi

basil Tuberkulosis. Dengan angka insiden rate (IR) penderita baru BTA+

sebesar 107/100.000 penduduk, maka perkiraan banyaknya penderita baru

BTA+ di Kota Magelang tahun 2014 sebanyak 129 penderita (Profil

Kesehatan Kota Magelang, 2014).

Proporsi Kasus Tuberkulosis Paru Anak 0 – 14 Tahun adalah jumlah

kasus pada Anak (0 – 14 tahun) terhadap pasien (semua tipe) yang ditemukan

dan diobati. Jumlah kasus yang terjadi pada tahun 2014 di Kota Magelang

sebanyak 83 kasus sehingga diperoleh proporsi kasus penyakit ini sebesar

19,48% (Profil Kesehatan Kota Magelang, 2014).

Angka Kesembuhan Penderita Tuberkulosis Paru BTA+ tahun 2014 di

Kota Magelang sebesar 24% lebih rendah dari capaian tahun 2013 yang

sebesar 27%. Sedangkan untuk angka keberhasilan pengobatan mencapai

hasil sebesar 32,67% (Profil Kesehatan Kota Magelang, 2014). Jumlah

penderita Tuberkulosis Paru pada anak berdasarkan hasil studi pendahuluan

di Balai Kesehatan Mayarakat (BALKESMAS) Kota Magelang periode

Page 16: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

3

Januari sampai September 2017 terdapat 46 anak (BALKESMAS Kota

Magelang, 2017). Sedangkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas

Magelang Utara Kota Magelang pada periode Januari sampai November

2017, terdapat 10 anak dengan Tuberkulosis Paru (Puskesmas Magelang

Utara, 2017).

Masalah keperawatan yang sering muncul dari penyakit Tuberkulosis

paru adalah kurang pengetahuan dalam mengenal masalah pada keluarga

(Farida, dkk, 2013) dan ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan

tubuh (Azhar, Khadijah dan Dian Perwitasari, 2013).

Keluarga sangat berperan dalam perawatan anggota yang menderita

Tuberkulosis Paru. Peran keluarga yang dapat dilakukan dalam mengurangi

penyebaran infeksi adalah pengawasan penampunyan dahak, membersihkan

alat makan dan minum penderita, dan keteraturan minum obat agar tidak

terjadi kekambuhan dan resisten terhdapa obat (Farida, Eddy Syahrial, dan

Lita Sri Handayani, 2013).

Faktor risiko utama kejadian Tuberkulosis Paru pada anak terjadi pada

tingkat rumah tangga seperti kontak dengan sumber penularan serta kondisi

malnutrisi yang berat. Anak yang terinfeksi kuman tuberkulosis sebagian

besar tertular dari anggota keluarga, pengasuh ataupun tetangga (Nurwitasari

& Chatarina, 2015). Dengan proses asuhan keperawatan keluarga penulis

berharap keluarga mampu mengenal dan mengatasi masalah keluarga dan

bermanfaat untuk keluarga, lingkungan dan masyarakat. Dengan kemampuan

keluarga dalam mengenal dan mengatasi masalah diharapkan masyarakat

Page 17: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

4

menjadi lebih sehat dan dapat menurunkan prevalensi penyakit Tuberkulosis

Paru khususnya pada anak.

Jadi menurut uraian diatas penulis tertarik mengambil kasus tentang

Tuberkulosis Paru pada keluarga. Pengambilan kasus ini semoga bisa

membantu meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat anggota yang

sakit. Sehingga angka kesembuhan pada penyakit akan meningkat dan akan

menurunkan prevalensi di Indonesia, khususnya magelang.

B. Rumusan masalah

Bagaimana proses asuhan keperawatan keluarga dengan Tuberkulosis

Paru pada anak dilaksanakan.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga dengan Tuberculosis

dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tuberkulosis paru

pada anak di wilayah kerja Puskesmas Magelang Utara”. Serta

meningkatkan kemampuan keluarga dalam menjaga kesehatan untuk

meningkatkan kualitas kesehatan keluarga.

2. Tujuan khusus

a. Menggambarkan pengkajian keperawatan yang dilakukan meliputi,

biodata klien dan keluarga, riwayat kesehatan klien dan keluarga,

hasil pemeriksaan data fokus, dan pemeriksaan penunjang terhadap

keluarga.

Page 18: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

5

b. Mendiagnosa dan menentukan prioritas masalah keperawatan yang

di temukan pada keluarga.

c. Perencanaan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada

keluarga.

d. Pelaksanaan tindakan keperawatan untuk memecahkan masalah yang

ditemukan pada keluarga.

e. Mengevaluasi respon keluarga terhadap asuhan keperawatan yang

telah dilakukan pada keluarga.

f. Menyusun pendokumentasian terhadap tindakan yang telah

dilakukan pada keluarga dengan TBC.

g. Meningkatkan kemampuan keluarga memenuhi tugas keluarga.

h. Membahas kesenjangan antara teori dan kasus di masyarakat.

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Keluarga : mengetahui tanda, gejala dan penanganan TB pada anak.

2. Bagi pengemban ilmu dan teknologi keperawatan :

a. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan menjadi panduan dalam

pengelolaan keluarga dengan Tuberkulosis pada anak.

b. Menjadi sumber informasi dan bahan perbandingan dalam

melakukan asuhan keperawatan pada keluarga dengan TB paru pada

anak.

c. Memperluas wawasan dan pengetahuan penulis dalam melakukan

asuhan keperawatan keluarga.

Page 19: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Penyakit

1. Definisi

Tuberculosis atau TB adalah penyakit infeksius yang terutama

menyerang perenkim paru. Tuberculosis paru adalah suatu penyakit

menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis yang

merupakan salah satu penyakit saluran pernapasan bagian bawah yang

sebagian besar basil tuberculosis masuk kedalam jaringan paru melalui

airbone infection. (Alsagaff, 1995) dalam (Wijaya & Putri, 2013).

TBC paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim

paru-paru dan disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Somantri,

2009) dalam (Ardiansyah, 2012).

Sedangkan menurut Junaidi (2010) dalam buku (Ardiansyah, 2012)

menyebutkan sebagai suatu infeksi akibat Mycobacterium tuberculosis

yang dapat menyerang berbagai organ terutama paru-paru.

sumber : anonim

Gambar 2.1: organ paru

Page 20: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

7

2. Etiologi

Ada beberapa jenis penyebab dari penyakit TB paru adalah agen

infesius utama, Mycobacterium tuberculosis adalah batang aerobik tahan

asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar

ultraviolet (Wijaya & Putri, 2013).

Mycobacterium tuberculosis mempunyai ukuran panjang 1-4/um

dan tebal 0,3-0,6/um. Jenis Mycobacterium tuberculosis berdasarkan

perbedaan secara epidemiologi adalah:

a. M.tuberculosae

b. Varian asian

c. Varian african I

d. Varian african II

e. M.bovis.

Proses terjadinya infeksi oleh M.tuberculosis biasanya secara

inhalasi, sehingga TB paru merupakan manifestasi klinis yang paling

sering organ lainnya. Penularan penyakit ini sebagian besar melalui

inhalasi basil yang mengandung droplet nuklei, khususnya yang didapat

dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang

mengandung basil tahan asam (BTA).

3. Klasifikasi

Belum ada kesepakatan yang pasti dari klinikus, ahli radiologi, ahli

patologi, mikrobiologi dan ahli kesehatan masyarakat dalam pembagian

klasifikasi TB paru, namun klasifikasi ini diperlukan untuk proses

Page 21: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

8

menetapkan stategi terapi (Setiati dkk, 2014). Berikut adalah klasifikasi

TB paru :

a. Pembagian secara patologis

1) Tuberkulosis primer, bakteri TB terhirup dari udara melalui

saluran pernapasan dan sampai pada alveolus, kemudian bakteri

akan di tangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Jika makrofag

dalam alveolus yang menangkap lemah, maka bakteri akan

hidup pada makrofag tersebut dan menghancurkan makrofag.

Bakteri TB yang berada di alveolus akan membentuk fokus

lokal (fokus ghon) sedangkan fokus inisial bersama-sama

dengan limfa denopati bertempat di hilus (kompleks primer

ranks) dan disebut TB primer.

2) Tuberkulosis sekunder, terjadi jika bakteri TB masih hidup

dalam keadaan dorman di jaringan parut. TB sekunder bisa

terjadi jika daya tahan tubuh menurun, pecandu alkohol akut,

silikois, penderita diabetes militus dan AIDS. TB sekunder

dapat disebabkan oleh infeksi lanjutan dari sumber kesogen,

terutama pada usia tua dengan riwayat TB saat muda.

b. Pembagian secara radiologis (luas lesi)

1) Tuberkulosis minimal, terdapat sebagian kecil infiltrat

nonkavitas pada satu paru atau kedua paru, tetapi jumlahnya

tidak melebihi satu lobus.

Page 22: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

9

2) Tuberkulosis sedang (moderately advanced tuberculosis),

terdapat kavitas dengan diameter lebih dari 4 cm. Jumlah

infiltrat bayangan halus tidak lebih dari satu bagian paru. Bila

bayangannya kasar tidak lebih dari sepertiga bagian satu paru.

3) Far advanced tuberculosis, terdapat infiltrat dan kavitas yang

melebihi keadaan pada moderately advanced tuberculosis.

c. TB paru BTA positif dengan kriteria :

1) Dengan atau tanpa gejala klinik

2) BTA positif: mikroskopik positif 2 kali, mikroskopik positif 1

kali disokong biakan positif 1 kali atau disokong radiologik

positif 1 kali.

3) Gambaran radiologik sesuai dengan TB paru

d. TB paru BTA negatif dengan kriteria :

1) Gejala klinik dan gambaran radiologik sesuai dengan TB paru

aktif

2) BTA negatif, biakan negatif tetapi radiologik positif.

4. Manifestasi Klinis TB paru anak

Tuberkulosis biasa disebut dengan the great imitator yaitu suatu

penyakit yang memiliki banyak kemiripan gejala umum dengan penyakit

lain, bahkan kadang-kadang asimtomatik. Anak kecil seringkali tidak

menunjukkan gejala walaupun sudah tampak pembesaran kelenjar hilus

pada foto toraks (Wijaya & Putri, 2013).

Page 23: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

10

Manifestasi klinik TB paru dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala

respiratorik dan gejala sistemik:

a. Gejala respiratorik

Pada sebagian besar kasus TB paru pada anak, tidak ada manifestasi

respiratorik yang menonjol. Batuk kronik merupakan gejala tersering

pada dewasa, tetapi pada anak bukan merupakan gejala utama. Fokus

primer TB paru pada anak umumnya terdapat di daerah parenkim

yang tidak mempunyai reseptor batuk. Akan tetapi, gejala batuk

kronik pada TB paru anak dapat timbul bila limfadenitis regional

menekan bronkus sehingga menyerang reseptor batuk secara kronik.

Selain itu, batuk berulang dapat timbul karena anak dengan TB

mengalami penurunan imunitas tubuh sehingga mudah mengalami

infeksi respiratorik akut (IRA) berulang (IDAI, 2010)..

b. Gejala sistemik

Manifestasi sistemik adalah gejala yang bersifat umum dan tidak

spesifik karena dapat disebabkan oleh berbagai penyakit atau

keadaan lain. Sebagian besar anak dengan TB tidak memperlihatkan

tanda dan gejala selama beberapa waktu. Sesuai dengan sifat kuman

TB yang lambat membelah, manifestasi klinis TB umumnya

berlangsung bertahap dan perlahan (IDAI, 2010). Manifestasi

sistemik antara lain :

1) Demam lama (≥ 2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang

jelas (bukan demam typoid, infeksi saluran kemih, malaria dan

Page 24: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

11

lain-lain), yang dapat disertai dengan keringat malam. Demam

umumnya tidak tinggi

2) Batuk lama >3 minggu, dan sebab lain telah disingkirkan

3) Berat badan turun tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik dalam

1 bulan dengan penanganan gizi yang adekuat

4) Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan

BB tidak naik dengan adekuat

5) Lesu atau malaise

6) Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku

diare.

Tabel 2.1: frekuensi tanda dan gejala TB paru sesuai kelompokumur dalam buku Ikatan Dokter Anak Indonesia (2010).

Kelompokumur

Bayi Anak Akil balik

GejalaDemam Sering Jarang SeringKeringatmalam

Sangat jarang Sangat jarang Jarang

Batuk Sering Sering SeringBatukproduktif

Sangat jarang Sangat jarang Sering

Hemoptisis Tidak pernah Sangat jarang Sangat jarangDispnu Sering Sangat jarang Sangat jarangTandaRonki basah Sering Jarang Sangat jarangMengi Sering Jarang JarangFremitus Sangat jarang Sangat jarang JarangPerkusipekak

Sangat jarang Sangat jarang Jarang

Suara napasberkurang

Sering Sangat jarang Jarang

Page 25: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

12

5. Patofisiologi

Terjadinya penyakit TB biasanya karena infeksi melalui udara,

yaitu melalui inhalasi dropplet yang mengandung kuman-kuman basil

tuberkel yang dikeluarkan penderita TB sewaktu batuk, bersih atau saat

berbicara.

Basil tuberkel yang mencapai alveolus dan di inhalasi biasanya

terdiri atas satu sampai tiga gumpalan. Basil yang lebih besar cenderung

bertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus, sehingga tidak

menyebabkan penyakit (Wijaya & Putri, 2013).

Setelah kuman berada dalam ruang alveolus, kuman akan mulai

membuat reaksi peradangan. Kemudian leukosit polimorfonuklear

tampak memfagosit bakteri di alveolus, namun tidak membunuh

organisme tersebut.Sesudah hari pertama maka leukosit diganti oleh

makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan

timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia selular ini akan sembuh

dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal atau proses

dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di

dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju getah

bening regional. Makrofag yang menggandakan ilfiltrasi menjadi lebih

panjang dan sebagian bersatu, sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit

yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10-

20 jam (Ardiansyah, 2012).

Page 26: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

13

6. Komplikasi

Penyakit tuberkulosis jika tidak segera dibrikan penanganan

dengan benar akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi dibagi menjadi

dua yaitu komplikasi dini dan komplikasi lanjut (Setiati, 2014 ).

Komplikasi dini terdiri dari :Pleuritis, Efusi pleura, Empsiema,

Laringitis, TB usus, dan Poncet’s arthropathy.

Komplikasi lanjut terdiri dari : Obstruksi jalan napas SOPT (Sindrom

Obstruksi Pasca Tuberculosis), Kerusakan parenkim berat fibrosis

paru, Kor pulmonal, Amiloidosis, dan Karsinoma paru.

7. Pemeriksaan penunjang TB paru Anak

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk memperkuat bukti adanya

penyakit TB pada anak. Pemeriksaan yang dapat dilakukan berdasarkan

buku Ikatan Dokter Anak Indonesia (2010) antara lain:

a. Uji tuberkulin

Tuberkulin adalah komponen protein kuman TB yang mempunyai

sifat antigenik yang kuat. Pada tes uji tuberkuin, penderita TB akan

disuntikkan tuberculin unit secara intracutan jika anak telah

terinfeksi TB maka terjadi reaksi berupa indurasi di area suntikan.

Ukuran indurasi dan bentuk reaksi pada pengujian ini tidak dapat

menentukan beratnya proses penyakit.

b. Uji interferon

Jika pemeriksaan uji tuberkulin adalah salah satu cara yang dianggap

tidak praktis, maka ada cara baru yang telah dikembangkan yaitu uji

Page 27: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

14

interferon (interferon gamma release assay, IGRA) yaitu dengan

memeriksa spesimen darah. Hasil pemeriksaan ini diharapkan dapat

membedakan infeksi TB dengan sakit TB.

c. Radiologis

Pada pemeriksaan radiologis, gambaran toraks pada anak dengan TB

tidak khas, sehingga harus didukung dengan pemeriksaan penunjang

lain. Secara umum, gambaran radiologis yang dapat menunjukkan

adanya TB adalah sebagai berikut : 1) Pembesaran kelenjar hilus, 2)

Konsolidasi segmental/lobar, 3) Milier, 4) Kalsifikasi dengan

infiltrat, 5) Atelektasis, 6) Kavitas, 7) Efusi pleura, dan 8)

Tuberkuloma.

d. Serologis

Pemeriksaan ini diharapkan dapat membedakan antara infeksi TB

dan sakit TB. Namun, sampai saat ini pemeriksaan masih dalam

penelitian. Pemeriksaan serologis dilakukan dengan pemeriksaan

imunologik antigen-antibodi spesifik untuk M. Tuberculosis ELISA

dengan menggunakan PPD, A60, 38kDa, lipoarabinomanan (LAM)

dengan bahan pemeriksaan dari darah, sputum, cairan bronkus,

cairan pleura dan CSS.

e. Mikrobiologis

Pemeriksaan mikrobiologis yang dilakukan terdiri dari dua kategori

yaitu pemeriksaan mikroskopis apusan langsung untuk menemukan

BTA dan pemeriksaan biakan kuman M. Tuberculosis.

Page 28: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

15

f. Patologi anatomi

Pemeriksaan penunjang yang mempunyai nilai tinggi meskipun tidak

setinggi mikrobiologi adalah pemeriksaan histopatologik, yang dapat

memberikan gambaran yang khas. Pemeriksaan ini dapat

menunjukkan gambaran granulomayang ukuranyya kecil, terbentuk

dari agregasi sel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit.

8. Penatalaksanaan TB paru Anak

Penatalaksanaan TB pada anak terbagi menjadi dua, yaitu

penatalaksanaan secara medis dan non medis (IDAI, 2010).

a. Penatalaksanaan secara medis

Secara medis, penyakit TB harus mengonsumsi obat dalam jangka

waktu yang lama, obat TB utama saat ini adalah rifampisin (R),

isoniazid (H), pirazinamid (Z), etambutol (E), dan streptomisin (S).

Rifampisin dan Isoniazid merupakan obat pilihan utama dan

ditambah dengan pirazinamid, etambutol, dan streptomisin. Obat TB

lain pada anak adalah para-aminosalicylic acid (PAS), cycloserin

terizidone, ethionamide, prothionamide, ofloxacin, levofloxacin,

moxiflokxacin, gatifloxacin, ciprofloxacin, kanamycin, amikacin, dan

capreomycin, yang digunakan jika terjadi MDR (Ikatan Dokter Anak

Indonesia, 2010).

b. Penatalaksanaan non medis

Sebagai perawat, kita juga harus memberikan pelayanan yang sesuai

dengan wewenang. Penatalaksaan non mendis yang dapat kita

lakukan antara lain :

Page 29: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

16

1) Pendekatan DOTS

Hal yang paling penting pada penatalaksanaan TB adalah

keteraturan minum obat. Pemahaman tentang strategi

penanggulangan TB yang dikenal sebagai DOTS menjadi salah

satu upaya untuk meningkatkan keteraturan minum obat (Wijaya

& Putri, 2013).

Strategi DOTS terdiri atas lima komponen yaitu :

a) Komitmen dari pengambil keputusan (orang tua) termasuk

dukungan dana.

b) Diagnosis TB dengan pemeriksaan sputum secara

mrikoskopis.

c) Pengobatan dengan panduan OAT jangka pendek dengan

pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat.

d) Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan

mutu terjamin.

e) Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan

pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TB.

2) Lacak sumber penularan dan case finding

Apabila kita memenukan anak dengan TB, maka harus dicari

sumber penularan yang menyebabkan anak tersebut tertular TB.

Sember penularan adalah orang dewasa yang menderita TB aktif

dan kontak erat dengana anak tersebut. Pelacakan sumber

infeksi sentripetal dilakukan dengan cara pemeriksaan radiologis

Page 30: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

17

dan BTA sputum. Bila ditemukan sumbernya, maka perlu

dilakukan pelacakan sentrifugal, yaitu mencari anak lain di

sekitarnya yang mungkin juga tertula, begitu juga sebaliknya.

Pelacakan tersebut dapat dilakukan dengan cara anamnesis,

pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang (Ardiansyah,

2012).

3) Aspek edukasi dan sosial ekonomi

Pengobatan TB berhubungan erat dengan masalah sosial ekonomi,

karena pengobatan TB memerlukan pengobatan dalam waktu yang

cukup lama, maka biaya yang diperlukan juga cukup besar. Selain

itu perlu juga penanganan gizi, karena tanpa gizi yang baik

pengobatan medis saja tidak akan mencapai hasil yang optimal

(Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010).

9. Pencegahan TB paru anak

Menurut buku Ikatan Dokter Anak Indonesia (2010), berikut cara

pencegahan TB pada anak:

a. Imunisasi BCG

Imunisasi ini diberikan pada usia sebelum 2 bulan. Bila BG

diberikan pada usia >3 bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberkulin

terlebih dahulu. Insidens TB anak yang mendapat BCG berhubungan

dengan kualitas vaksin yang digunakan, pemberian vaksin, jarak

pemberian vaksin, dan intensitas pemaparan infeksi. Kontraindikasi

imunisasi BCG adalah kondisi imunokompromais, misalnya

Page 31: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

18

defisiensi imun, infeksi berat, gizi buruk, dan gagal tumbuh pada

bayi prematur, BCG ditunda hingga bayi mencapai BB normal.

b. Kemoprofilaksis

Terdapat dua macam kemoprofilaksis, yaitu primer dan sekunder.

Kemoprofilaksis primer bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi

TB, sedangkan kemoprofilaksis sekunder bertujuan untuk mencegah

berkembangnya infeksi menjadi sakit TB. Kemoprofilaksis primer

diberikan pada anak yang kontak dengan TB menular, terutama

dengan BTA sputum positif, tetapi belum terinfeksi (uji tuberkulin

negatif). Obat yang diberikan adalah isoniazid dengan dosis 5-10

mg/kgBB/hari. Kemoprofilaksis sekunder diberikan pada anak yang

telah terinfeksi, tetapi belum sakit, ditandai dengan uji tuberkulin

posistif, sedangkan klinis dan radiologis normal. Tidak semua anak

diberikan kemoprofilaksis sekunder, tetapi hanya anak yang masuk

dalam kelompok risiko tinggi untuk berkembang menjadi sakit TB,

yaitu pada anak dengan keadaan imunokompromais. Lamanya

profilaksis yang optimal belum diketahui, namun sebagian banyak

peneliti menganjurkan waktu antara 6-12 bulan (Setiati, 2014).

B. Konsep keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adaptasi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan

Page 32: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

19

fisik, mental, emosional serta sosial setiap anggota. (Duval, 1972) dalam

(Bakri, 2017).

Menurut Bailon dan Maglaya (1989) dalam Zaidin Ali (2010)

keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan

darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang

berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran dan menciptakan serta

mempertahankan suatu budaya.

Sedangkan menurut Raisner (1980) dalam Zaidin Ali (2010)

keluarga merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari dua orag atau

lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang

terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.

Jadi menurut penulis keluarga adalah kumpulan dua individu atau

lebih yang mempunyai ikatan perkawinan, adopsi, adaptasi yang tinggal

dalam satu rumah dan saling berinteraksi untuk mempertahankan budaya

dan mencapai tujuan dalam keluarga.

2. Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga

melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat. Menurut Padila (2012) ada

beberapa macam struktur keluarga di Indonesia, antara lain :

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu di susun melalui jalur

ayah.

Page 33: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

20

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu di susun melalui jalur

Ibu.

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

ibu.

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

ayah.

e. Keluarga Kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,

dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suami atau istri

Struktur keluarga menurut Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi

oleh Friedman dalam Suprajitno (2014) adalah :

a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing

anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan

masyarakat atau peran formal dan informal.

b. Struktur norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang

dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan

dengan kesehatan.

Page 34: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

21

c. Struktur komunikasi keluarga, menggambarkan pola komunikasi

ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan

anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.

d. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota

keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk

mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.

3. Ciri-ciri Struktur Keluarga

Menururut Padila 2012 :

a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara

anggota keluarga

b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka

juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan

tugasnya masing-masing

c. Ada perbedaan dan ke khususan : setiap anggota keluarga

mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

4. Tipe Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari

berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial,

maka tipe keluarga berkembang mengikutinya (Bakri,2017). Secara

umum tipe keluarga di bagi menjadi 2 yaitu keluarga tradisional dan

keluarga non tradisional (modern).

a. Tipe keluarga tradisional

Yang termasuk dalam tipe keluarga tradisional anatara lain:

Page 35: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

22

1.) Keluarga inti

Keluarga inti merupakan keluarga kecil dalam satu rumah.

Mereka terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak-anak.

2.) Keluarga besar

Keluarga besar merupakan gabungan dari beberapa keluarga inti

yang tinggal dalam satu rumah. Anggota keluarga besar ini,

semakin lama akan semakin banyak mengikuti perkembangan

keluarga. Anggota keluarga besar misalnya, kakek, nenek, tante,

paman, keponakan, saudara sepupu, cucu, cicit dan lain

sebagainya.

3.) Keluarga dyad / pasangan inti

Tipe keluarga ini biasanya terjadi pada sepasang suami-istri

yang baru saja menikah. Mereka yang telah membina rumah

tangga tapi belum dikaruniai anak atau keduanya sepakat untuk

tidak memiliki anak.

4.) Keluarga Single parent

Single parent adalah kondisi seseorang yang tidak memiliki

pasangan lagi. Hal ini bisa disebabkan karena perceraian atau

meninggal dunia. Akan tetapi Single parent mensyaratkan

adanya anak, baik anak kandung maupun anak angkat.

5.) Keluarga Single adult/ bujang dewasa

Keluarga ini juga biasa disebut dengan pasangan yang sedang

LDR (Long Distance Relationship), yaitu pasangan yang

Page 36: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

23

berpisah sementara waktu karena urusan kerja atau kuliah.

Sebutan keluarga Single adult tidak hanya ditujukan untuk orang

yang sudah menikah saja, tapi bisa digunakan untuk seseorang

yang sudah dewasa namun tidak tinggal bersama dirumah

melainkan kost untuk urusan kerja atau kuliah.

b. Tipe keluarga non tradisional

1) The unmarriedteenege mother

Adalah kehidupan ibu dan anak kandungnya tanpa pernikahan.

2) Reconstituded nuclear

Sebuah keluarga yang pernah berpisah, tapi kembali

membentuk keluarga inti melalui perkawinan kembali. Mereka

tinggal serta hidup bersama anak-anaknya, baik anak dari

pernikahan sebelumnya atau hasil dari perkawinan baru.

3) The stepparent family

Kehidupan seorang anak dengan orang tua tiri.

4) Commune family

Keluarga yang tinggal dalam satu rumah, menggunakan fasilitas

bersama tanpa memiliki hubungan darah.

5) The non marital heterosexsual cohibiting family

Keluarga tanpa ikatan pernikahan, seseorang memutuskan untuk

hidup bersama dengan pasangannya. Namun dalam waktu yang

relatif singkat, seseorang itu kemudian berganti pasangan lagi

dan tetap tanpa hubungan pernikahan.

Page 37: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

24

6) Gay and lesbian family

Seseorang dengan jenis kelamin sama menyatakan hidup

bersama sebagaima pasangan.

7) Cohibiting couple

Keluarga yang hidup dan tinggal bersama tanpa ikatan

pernikahan karena alasan tertentu.

8) Group-marriage family

Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga

bersama dan mereka merasa sudah menikah, sehingga berbagi

sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anak.

9) Group network family

Adalah keluarga inti yang dibatasi oleh aturan atau nilai-nilai,

hidup bersama dan saling menggunakan barang-barang rumah

tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan

anak.

10) Foster family

Keluarga yang bersedia menerima anak tanpa ada hubungan

darah dalam sementara waktu.

11) Institusional

Anak atau orang dewasa yang tinggal dalam suatu panti.

12) Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak memiliki perlindungan yang

permanen karena krisis personal.

Page 38: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

25

5. Fungsi Keluarga

Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam

(Suprajitno, 2014) adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga

berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk

perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi

mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan sosial

sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain

di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi

dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawata/pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktivitas tinggi.

6. Tugas perkembangan keluarga

Konsep tentang tahap siklus kehidupan bergantung pada asumsi

bahwa dalam keluarga mempunyai ketergantungan yang tinggi pada

Page 39: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

26

setiap anggota keluarga, dan keluarga harus mampu kembali setiap kali

ada penambahan atau pengurangan anggota keluarga atau setiap kali anak

sulung mengalami perubahan dalam tahap perkembangan. Perubahan

tersebut biasanya terjadi salam peran, penyesuaian terhadap perkawinan,

pengasuhan anak dan disiplin yang selalu berubah dari satu tahap ke

tahap yang lain (Marderer dan Hill, 1983)(Ali , 2010)

Siklus kehidupan keluarga dibagi menjadi delapan tahap yaitu :

a. Tahap I : keluarga pemula. Keluarga pemula adalah keluarga yang

baru menikah, keluarga baru, dan perpindahan dari keluarga asal

atau status lajang ke hubungan baru yang intim.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membangun perkawinan

yang saling memuaskan, menghubungan ikatan persaudaraan dan

haromonis.

Masalah kesehatan yang akan muncul pada tahap ini antara lain (1)

penyesuaian seksual dan peran pernikahan, (2) penyuluhan dan

konseling keluarga berencana, (3) penyuluhan dan konseling

prenatal, dan (4) komunikasi dan informasi.

b. Tahap II : keluarga yang sedang mengasuh anak. Tahap ini dimulai

saat kelahiran anak pertama sampai bayi berusia 30bulan atau 2,5

tahun.

Tugas pekembangan keluarga pada tahap ini adalah membentuk

sebuah keluarga baru sebagai sebuah unit yang mantap,

menyelesaikan tugas perkembangan yang bertentangan dan

Page 40: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

27

kebutuhan anggota keluarga, mempertahankan pernikahan yang

memuaskan, dan memperluas hubungan baik dengan keluarga besar

dengan menambah peran orang tua, kakek, dan nenek.

Masalah kesehatan utama keluarga yang terjadi pada tahap ini adalah

(1) pendidikan maternitas yang berpusat pada keluarga, (2)

perawatan bayi yang baik, (3) pengenalan dan penanganan masalah

kesehatan fisik secara dini, (4) imunisasi, (5) konseling

perkembangan anak, (6) keluarga berencana, (7) interaksi keluarga,

dan (8) peningkatan kesehatan terutama pada gaya hidup yang sehat.

c. Tahap III : keluarga dengan anak pra sekolah. Tahap ini dimulai

ketika anak berusia 2,5 tahun sampai anak berusia 5 tahun; saat ini

anggota keluarga terdiri dari 3-5 orang yaitu suami, istri dan anak.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah memenuhi kebutuhan

anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan,

dan lain-lain; mensosialisasikan anak; mengintegrasikan anak yang

baru tapi tetap memenuhi kebutuhan anak yang lain;

mempertahankan hubungan yang sehat di dalam keluarga dan di luar

keluarga. Masalah kesehatan fisik utama dalam tahap perkembangan

ini adalah penyakit menular yang lazim pada anak-anak, anak jatuh,

luka, luka bakar, keracunan dan kecelakaan lain.

Sedangkan masalah psikososial keluarga yang mungkin timbul

adalah (1) hubungan pernikahan, beberapa penelitian mengatakan

adanya penurunan kepuasan pasangan pada tahap ini, (2) persaingan

Page 41: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

28

antara kakak dan adik, (3) keluarga berencana, (4) kebutuhan

pertumbuhan dan perkembangan, (5) masalah pengasuhan anak

seperti disiplin anak, penganiayaan, penerlantaran anak, keamanan

dirumah, (6) masalah komunikasi keluarga.

d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah. Dimulai ketika anak

berusia 6 tahun dan berakhir pada usia 13 tahun.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

mensosialisasikan anak, termasuk meningkatkan prestasi anak di

sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang

sehat; mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan;

memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

Masalah kesehatan pada tahap ini adalah (1) orang tua akan mulai

jauh dengan anak karena anak sudah mempunyai teman sebaya,

perlu diperhatikan pengaruh lingkungan anak, (2) orang tua

mengalami banyak tekanan dari luar, (3) kelemahan/ kecacatan pada

anak akan terlihat pada periode ini melalui pengamatan perawat

sekolah dan guru.

e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja. Tahap ini dimulai ketika

anak berusia 13 tahun sampai 19/20 tahun.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

mengembangkan kebebasan dalam bertanggung jawab ketika anak

remaja mulai dewasa dan mandiri; memfokuskan kembali hubungan

pernikahan; berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak.

Page 42: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

29

Masalah kesehatan pada tahap ini adalah (1) peningkatan risiko

penyakit jantung koroner pada orang tua dengan usia lebih dari 35

tahun, (2) penyalahgunaan obtat dan alcohol, (3) hubungan keluarga

perlu mendapat perhatian lebih.

f. Tahap VI : keluarga yang mulai melepaskan anak dengan usia

dewasa muda.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah memperluas

siklus keluarga dengan adanya anggota baru dari pernikahan anak;

melanjutkan/ memperbaharui keharmonisan pernikahan dan

menyesuaikan kembali hubungan pernikahan; membantu orang tua

lanjut usia yang mengalami gangguan kesehatan.

Masalah kesehatan yang muncul pada tahap ini adalah (1)

peningkatan komunikasi antara anak yang sudah dewasa dan orang

tua, (2) masalah transisi peran bagi suami-istri, (3) masalah

perawatan orang tua lanjut usia, (4) munculnya masalah kesehatan

yang bersifat kronis, (5) masalah dengan gaya hidup kurang sehat

yang perlu di perhatikan.

g. Tahap VII : orang tua usia pertengahan. Tahap ini di mulai ketika

anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir ketika sudah

pension atau kematian salah satu pasangan orang tua.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menciptakan

lingkunga keluarga yang meningkatkan kesehatan; mempertahan kan

hubungan yang harmonis dengan orang tua lansia; memperkokoh

Page 43: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

30

hubungan pernikahan. Masalah kesehatan yang terjadi pada tahap ini

adalah (1) masalah dengan pemahaman tentang kesehatan, (2)

masalah yang burhubungan dengan keharmonisan pernikahan, (3)

masalah yang berhubungan dengan keharmonisan anggota keluarga,

(4) masalah yang berhubungan dengan perawatan keluarga.

h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lanjut usia. Tahap ini

dimulai ketika pasangan memasuki masa pensiun sampai salah satu

pasangan meninggal dunia.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah mempertahankan

pengaturan hidup yang memuaskan; menyesuaikan diri terhadap

pendapatan yang menurun; mempertahankan hubungan pernikahan;

menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan; mempertahankan

hubungan keluarga antar generasi.

Masalah kesehatan yang akan terjadi adalah (1) masalah kesehatan

lanjut usia, (2) masalah dengan isolasi sosial, depresi, gangguan

kognitif, masalah psikologis yang serius, (3) perlunya peningkatan

kemampuan merawat pasangan, (4) kekurangan nutrisi yang akan

mengganggu kesehatan, (5) masalah yang berkaitan dengan rumah,

penghasilan, kurang rekreasi, dan fasilitas perawatan yang kurang

memadai.

C. Proses asuhan keperawatan keluarga

Menurut Suprajitno (dalam Bakri, 2017) asuhan keperawatan keluarga

adalah suatu rangkaian keperawatan yang diberikan melalui praktik

Page 44: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

31

keperawatan dengan sasaran keluarga. Tahapan dari proses keperawatan

adalah pengkajian, diagnosis keperawatan, prencanaan, implementasi dan

evaluasi.

1. Pengkajian

Pada tahap ini, perawat wajib melakukan pengkajian atas

permasalahan yang ada. Yaitu tahap dimana seorang perawat harus

menggali informasi secara terus-menerus dari anggota keluarga yang

dibinanya (Muwarni, 2008 dalam Bakri, 2017).

Dalam proses ini perawat harus melakukan pendekatan kepada

keluarga mengunakan metode yang tepat supaya mendapatkan informasi

yang lengkap dan akurat guna menegakkan diagnosis di tahap

berikutnya. Salah satu metode yang bisa digunakan oleh perawat adalah

menggunakan bahasa sehari-hari, lugas dan sederhana (Bakri,2017). Hal-

hal yang dikaji dalam keluarga antara lain:

a. Data umum

Data ini mencakup kepala keluarga, alamat dan telepon, pekerjaan

anggota keluarga, pendidikan anggota keluarga, dan komposisi

keluarga yang bisa di buat genogram.

1) Tipe keluarga, yang menjelaskan mengenai jenes/tipe keluarga.

Untuk menentukan tipe keluarga, lakukan indentifikasi terhadap

KKnya.

2) Suku bangsa, digunakan untuk mengidentifikasi budaya suku

keluarga yang terkait dengan kesehatan

Page 45: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

32

3) Agama, mengidentifikasi kepercayaan yang dianut keluarga

yang dapat mempengaruhi kesehatan.

4) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan

seluruh anggota keluarga.

5) Aktivitas rekreasi keluarga, yang dimaksud aktivitas rekreasi

keluarga bukan hanya pergi berlibur ke tempat rekreasi,

melainkan waktu yang digunakan untuk berkumpul dan

bercengkrama bersama dengan anggota keluarga yang lain.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Menjelaskan kondisi keluarga saat ini dan menjadi fokus utama

dalam pengkajian. Tidak hanya masalah kesehatan, tapi juga

status ekonomi dan sosial keluarga.

2) Tugas perkembangan yang belum terpenuhi

Menjelakan apakah tugas perkembangan pada keluarga sudah

terpenuhi atau belum. Jika ada yang belum terpenuhi, dikaji apa

penyebab dan apakah tugas perkembangan tersebut harus segera

diselesaikan atau bisa ditunda.

3) Riwayat keluarga inti

Tidak hanya menjelakan riwayat kesehatan anggota keluarga,

tapi menjelaskan juga riwayat penyakit yang berisiko menurun,

bagaimana pencegahan penyakit, imunisasi yang dilakukan,

fasilitas kesehatan yang pernah digunakan, riwayat

Page 46: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

33

perkembangan dan kejadian penting yang pernah dialami

keluarga.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Riwayat keluarga besar dari suami-istri untuk mendeteksi

adanya penyakit yang bersifat degeratif.

Gambar 2.3 : Genogram

Laki-laki Perempuan Klien

Meninggal Menikah Pisah

Cerai Tidak menikahAnak adopsi

Aborsi KembarTinggal serumah

Page 47: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

34

c. Data lingkungan

1) Karakteristik rumah

Menjelaskan tentang hasil identifikasi rumah yang dihuni

keluarga, meliputi luas rumah, tipe, jumlah ruangan,

pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, dan digambarkan

dengan denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas

Menjelaskan tentang tempat keluarga tinggal, meliputi

kebiasaan, seperti lingkungan fisik, nilai norma yang dianut

penduduk setempat, dan bududaya yang mempengaruhi

kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Menjelaskan apakah keluarga sering berpindah tempat, atau

keluarga yang anggota keluarga yang tinggal jauh sering

berkunjung.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan tentang waktu yang dihabiskan bersama-sama dan

interaksi keluarga dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Fasilitas kesehatan yang digunakan keluarga untuk menunjang

kesehatan, peralatan kesehatan yang dimiliki keluarga, support

sistem dari anggota keluarga dan masyarakat dan fasilitas sosial

yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan

Page 48: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

35

d. Struktur keluarga

1) Menjelaskan struktur apa yang ada pada keluarga tersebut

(patrilineal, matrilineal, patrilokal, matrilokal, atau keluarga

kawin)

2) Struktur peran, menjelaskan peran masing-masing anggota

keluarga di keluarga ataupun di masyarakat.

3) Nilai atau norma keluarga, menjelaskan tentang aturan yang

dipelajari dan dianut keluarga yang berhubungan dengan

kesehatan.

4) Pola komunikasi keluarga, menjelaskan bagaimana komunikasi

dalam keluarga, siapa pengambil keputusan, dan peran anggota

keluarga dalam berkomunikasi, serta hal apa saja yang

mempengaruhi komunikasi keluarga.

5) Struktur kekuatan keluarga, menjelaskan kemampuan keluarga

dalam mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga

untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Menjelaskan tentang pengajaran dalam keluarga dan ditekankan

pada bagaimana pola kebutuhan keluarga dan responnya,

perasaan anggota keluarga terhadap anggota lain, sensitivitas

anggota keluarga, bagaimana penanaman kebersamaan antar

anggota keluarga, kepercayaan dan perhatian antar anggota

Page 49: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

36

keluarga, bagaimana hubungan dan interaksi keluarga dengan

lingkungan sekitar.

2) Fungsi sosialisasi

Menjelaskan bagaimana keluaga membesarakan anak,

kebudayaan yang dianut keluarga, kedisiplinan, nilai, norma dan

perilaku di keluarga dan masyarakat.

3) Fungsi reproduksi

Menjelaskan jumlah anak dalam keluarga, perencanaan jumlah

anak, dan metode yang digunakan untuk mengendalikan jumlah

anak.

4) Fungsi ekonomi

Menjelaskan upaya keluarga dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari, penghasilan keluarga, kemampuan keluarga

memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat.

5) Fungsi pemenuhan dan pemeliharaan kesehatan

Tujuan pengkajian berkaitan dengan tugas keluarga di bidang

kesehatan:

a) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah

kesehatan, meliputi pengertian, tanda gejala, faktor

penyebab, penanggulangan terutama pada masalah yang

sedang dialami.

b) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil

keputusan pada tindakan kesehatan yang tepat, meliputi

Page 50: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

37

pamahaman sifat masalah, masalah kesehatan yang

dirasakan keluarga, perasaan keluarga terhadap masalah

yang sedang dialami, sikap yang kurang mendukung dari

keluarga terhadap upaya kesehatan, kemampuan

menjangkau fasilitas kesehatan, kepercayaan terhadap

tenaga kesehatan, apakah sudah mendapat informasi

kesehatan dengan tepat untuk melakukan tindakan dalam

mengatasi masalah kesehatan.

c) Upaya mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga

merawat anggota yang sakit meliputi, pengetahuan keluarga

tentang penyakit, pemahaman keluarga tentang perawatan

yang diperlukan, pengetahuan keluarga tentang peralatan,

cara dan fasilitas untuk merawat anggota yang sakit,

pengetahuan tentang sumber yang dimiliki, dan sikap

keluarga terhadap anggota yang sakit.

d) Mengetahui kemampuan keluarga memelihara

/memodifikasi lingkungan rumah sehat meliputi,

pengetahuan tentang sumber yang ada di lingkungan

sekitar, kemampuan keluarga melihat mafaat pemeliharaan

lingkungan, pengetahuan keluarga tentang pentingnya

lingkungan yang sehat, upaya pencegahan penyakit.

e) Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan

fasilitas pelayanan kesehatan dimasyarakat meliputi,

Page 51: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

38

pengetahuan keluarga tetang fasilitas kesehatan seperti

dimana tempatnya, manfaatnya, dan kemampuan

menjangkau fasilitas kesehatan, kepercayaan terhadap

tenaga kesehatan, dan pengalaman yang kurang

menyenangkan tentang fasilitas dan tenaga kesehatan.

f) Fungsi religius, menjelaskan tentang kegiatan keagamaan

yang dipelajari, dianut dan dijalankan oleh keluarga yang

berhubungan dengan kesehatan.

g) Fungsi rekreasi, menjelaskan kemampuan keluarga dalam

merencanakan kegiatan rekreasi baik didalam rumah

maupun di luar rumah.

f. Stress dan koping keluarga

1) Stresor jangka pendek, stresor yang dialami keluarga

memerlukan waktu kurang lebih 6 bulan untuk peyelesaian.

2) Stresor jangka panjang, stresor yang dialami keluarga dan

memerlukan waktu lebih dari 6 bulan untuk penyelesaian.

3) Untuk mengetahui kemampuan keluarga merespon stresor, dan

menjelaskan bagaimana keluarga berespons terhadap stressor

4) Strategi koping, menjelaskan tentang mekanisme pertahanan

(koping) yang digunakan keluarga untuk menghadapi stresor.

5) Disfungsi strategi adaptasi, menjelaskan tentang perilaku

keluarga yang tidak adaptif ketika mempunyai masalah.

Page 52: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

39

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga tidak berbeda

jauh dengan pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada individu di

klinik/ rumah sakit. Pemeriksaan tersebut meliputi :

1) Tanda-tanda vital

Pemeriksaan ini menunjukkan hasil pemeriksaan dari nadi, suhu

tubuh, tekanan darah, dan respirasi.

2) Antropometri

Pemeriksaan ini meliputi tinggi badan, berat badan, (lingkar

perut, dada, lengan,kepala bagi bayi).

3) Nutrisi

Untuk menjelaskan kebiasaan makan, pola makan, dan jenis

makanan yang dikonsumsi setiap hari.

4) Aktivitas/istirahat

Menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan keluarga dan

waktu istirahat keluarga.

5) Pernapasan

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pola napas, bentuk dada

saat bernapas, dan bunyi napas. Digunakan untuk menjelaskan

kondisi sistem pernapasan.

6) Kardiovaskuler

Menjelaskan keadaan jantung dan pembuluh darah klien.

Page 53: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

40

7) Pencernaan

Menjelaskan kondisi sistem pencernaan anggota keluarga seperti

mual, muntah, peristaltik usus, anoreksia dan pola BAB.

8) Perkemihan

Menjelaskan berapa banyak air kencing yang dikeluarkan setiap

hari. Apakah ada kelainan atau tidak.

9) Muskuloskeletal

Menjelaskan tentang kondisi otot dan tulang anggota keluarga.

10) Pengindraan

Pemeriksaan yang biasa dilakukan meliputi pemeriksaan mata,

hidung dan telinga. Apakah masih normal atau tidak.

11) Reproduksi

Menjelaskan apakah fungsi reproduksi anggota keluarga masih

berfungsi dengan baik atau tidak.

12) Neurologis

Menjelaskan tingkat kesadaran keluarga dan keadaan sistem

saraf keluarga.

h. Harapan keluarga

Pengkajian dilakukan untuk menjelaskan bagaimana harapan

keluarga terhadap perawat untuk membantu menyelesaikan masalah

kesehatan yang dialami keluarga.

2. Diagnodis keperawatan

Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan meliputi:

Page 54: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

41

a. Pengelompokan data

Kegiatan ini sama dengan analisa data pada asuhan keperawatan

klinik.

b. Perumusan diagnosis keperawatan

Perumusan masalah diarahkan pada individu dan keluarga.

Komponen perumusan diagnosis keperawatan meliputi masalah

(problem), penyebab (etiologi), dan atau tanda (sign). Menurut

Suprajitno (2014) perumusan diagnosis keperawatan menggunakan

aturan yang telah di sepakati, terdiri dari :

1) Masalah (prolem, P) adalah suatu pernyataan tidak tepenuhinya

kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau

anggota (individu) keluarga.

2) Penyebab (etiologi, E) adalah suatu pernyataan yang dapat

menyebabkan masalah dengan mengacu pada kelima fungsi

tugas keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan

yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan,

atau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

3) Tanda (sign, S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif

yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak

yang mendukung masalah dan penyebab.

Tipologi diagnosis keperawatan dibedakan menjadi tiga kelompok

yaitu :

Page 55: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

42

1) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang

dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat

dengan cepat.

2) Diagnosis risiko/ risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang

belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan

aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera

mendapatkan bantuan perawat.

3) Diagnosis potential adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga

ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan

kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan

yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

c. Diagnosa dan intervensi yang sering muncul pada anak dengan TB

(Nanda, 2015 NIC dan NOC)

1) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan

fasilitas kesehatan.

a) Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolik.

b) Batasan karakteristik :

(1) Ketidakmampuan memakan makanan

(2) Kurang minat pada makanan

(3) Membran mukosa pucat

(4) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat

Page 56: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

43

(5) Tonus otot menurun

c) NOC

(1) Status nutrisi: Asupan makanan dan cairan

(2) Status nutrisi: Asupan nutrisi

d) Kriteria hasil

(1) Asupan gizi, makanan, dan cairan tidak menyimpang

dari rentang normal

(2) Rasio berat badan atau tinggi badan tidak menyimpang

dari rentang normal

(3) Hidrasi tidak menyimpang dari rentang normal

(4) Asupan kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat,

vitamin, mineral, zat besi, kalium, dan natrium

sepenuhnya adekuat

e) NIC

(1) Manajemen gangguan makan

(a) Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik

dengan klien (dan orang terdekat klien dengan tepat)

(b) Monitor tanda-tanda fisiologi (tanda-tanda vital,

elektrolit)

(c) Dorong klien untuk memonitor sendiri asupan

nutrisi makanan harian dan menimbang berat badan

secara tepat

Page 57: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

44

(d) Observasi klien selama dan setelah pemberian

makan atau makanan ringan untuk menyakinan

bahwa intake atau asupan makanan yang cukup

tercapai dan dipertahankan

(e) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk

mengembangkan rencana perawatan dengan

melibatkan klien dan orang-orang terdekat dengan

tepat

(2) Manajemen nutrisi

(a) Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien

untuk memenuhi gizi

(b) Identifikasi adanya alergi atau intolerasi makanan

yang dimiliki pasien

(c) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang

dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi

(d) Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan diet untik

kondisi sakit

(e) Dorong pasien untuk (bersedia dilakukan) uji

skrining dalam menentukan efek obat

(3) Bantuan peningkatan berat badan

(1) Kaji makanan kesukaan pasien, baik itu kesukaan

pribadi atau dianjurkan budaya dan agamanya

(2) Lakukan perawatan mulut sebelum makan

Page 58: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

45

(3) Bantu pasien untuk makan atau suapi pasien

(4) Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana cara

membeli makanan murah tetapi bergizi tinggi

2) Hipertermia berhubungan dengan ketidaksanggupan keluarga

memodifikasi lingkungan.

a) Definisi: suhu inti tubuh di atas normal diurnal karena

kegagalan termoregulasi.

b) Batasan karakteristik:

(1) Gelisah

(2) Kulit terasa hangat

(3) Kulit kemerahan

(4) Takikardia

(5) Letargi

(6) Takipnea

c) NOC

Termoregulasi

d) Kriteria hasil:

(1) Penurunan suhu kulit (suhu tubuh dalam batas normal

36,5o C – 37,5o C)

(2) Melaporkan kenyamanan suhu

(3) Tidak menunjukkan dehidrasi

(4) Pernapasan normal

Page 59: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

46

e) NIC

(1) Perawatan demam

(a) Monitor warna kulit dan suhu

(b) Lakukan kompres hangat

(c) Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya

(d) Monitor asupan dan keluaran tutup klien dengan

selimut tipis

(e) Dorong konsumsi cairan

(f) Kolaborasi pemberian obat atau cairan IV

(antipiretil, agen antibakteri, dan agen anti

menggigil)

(2) Pengaturan suhu

(a) Monitor suhu setiap 2 jam

(b) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat

(c) Monitor dan laporkan adanya hipotermia

(d) Sesuaikan suhu lingkungan untuk kebutuhan pasien

(e) Pasang alat monitor suhu secara kontinu

3) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit

a) Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau

obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan

kebersihan jalan nafas.

Page 60: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

47

b) Batasan karakteristik :

(1) Suara napas tambahan

(2) Perubahan frekuensi napas

(3) Perubahan pola napas

(4) Sianonosis

(5) Dispnea

(6) Sputum dalam jumlah berlebihan

(7) Kesulitan verbalisasi

c) NOC

Status pernafasan: Kepatenan jalan napas

d) Kriteria Hasil

(1) Frekuensi pernapasan dalam batas normal

(2) Kemampuan untuk mengeluarkan sekret tidak ada deviasi

dari kisaran normal

(3) Tidak ada suara napas tambahan

(4) Tidak ada pernapasan cuping hidung

(5) Tidak ada dispnea saat istrirahat atau dengan aktivitas

ringan

(6) Tidak ada batuk

(7) Tidak ada akumulasi sputum

e) NIC

(1) Manajemen jalan napas

(a) Posisikan untuk meringankan ventilasi

Page 61: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

48

(b) Lakukan fisioterapi dada

(c) Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk

melakukan batuk

(d) Motivasi pasien untuk bernapas pelan, dalam,

berputar dan batuk

(e) Gunakan teknik yang menyenangkan untuk

memotivasi bernafas dalam kepada anak-anak (misal:

meniup balon, meniup layaknya pesta, meniup kincir,

peluit, harmonika, buat lomba meniup dengan bola

ping pong, meniup bulu)

(f) Auskultasi suara napas, catat area yang ventilasinya

menurun atau tidak ada dan adanya suara tambahan.

(g) Kelola pemberian bronkodilator

(h) Ajarkan pasien bagaimana menggunakan inhaler

sesuai resep

(i) Monitor status pernapasan dan oksigen

(2) Monitor pernapasan

(a) Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan

beranapas

(b) Catat pergerakan dada dan retraksi pada otot

supraclaviculas dan interkosta

(c) Monitor suara napas tambahan dan pola napas

(d) Monitor kemampuan batuk efektif pasien

Page 62: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

49

(e) Catat onset, karakteristik dan lamanya batuk

(f) Berikan bantuan terapi napas (misalnya: nebulizer)

4) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengambil keputusan

a) Definisi: Kelebihan atau defisit oksigenasi dan/atau eliminasi

karbondioksida pada membran alveolar-kapiler.

b) Batasan karakteristik:

(1) Sesak napas

(2) Penurunan karbondioksida

(3) Diaforesis

(4) Napas cuping hidung

(5) Gelisah

(6) Pola pernapasan abnormal

c) NOC

Status pernapasan: pertukaran gas

d) Kriteria hasil:

(1) Frekuensi pernapasan dalam batas normal

(2) Irama pernapasan normal

(3) Tidak menggunakan otot bantu pernapasan

(4) Tidak sianosis

e) NIC

(1) Manajemen jalan napas

(a) Posisikan untuk meringankan ventilasi

Page 63: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

50

(b) Motivasi pasien untuk bernapas pelan, dalam,

berputar dan batuk

(c) Gunakan teknik yang menyenangkan untuk

memotivasi bernafas dalam kepada anak-anak

(misal: meniup balon, meniup layaknya pesta,

meniup kincir, peluit, harmonika, buat lomba

meniup dengan bola ping pong, meniup bulu)

(d) Auskultasi suara napas, catat area yang ventilasinya

menurun atau tidak ada dan adanya suara tambahan.

(e) Kelola pemberian bronkodilator

(f) Ajarkan pasien bagaimana menggunakan inhaler

sesuai resep

(g) Monitor status pernapasan dan oksigen

(2) Monitor pernapasan

(a) Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan

beranapas

(b) Catat pergerakan dada dan retraksi pada otot

supraclaviculas dan interkosta

(c) Monitor suara napas tambahan dan pola napas

(d) Monitor kemampuan batuk efektif pasien

(e) Catat onset, karakteristik dan lamanya batuk

(f) Berikan bantuan terapi napas (misalnya: nebulizer)

Page 64: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

51

(3) Terapi oksigen

(a) Pertahankan kepatenan jalan napas

(b) Monitor aliran oksigen

(c) Berikan oksigen sesuai dengan resep

(d) Atur dan ajarkan klien dan keluarga mengenai

penggunaan perangkat oksigen yang memudahkan

mobilitas.

5) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah

a) Definisi: Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang

berkaitan dengan topik tertentu.

b) Batasan karakteristik:

(1) Ketidakakuratan mengikuti perintah

(2) Kurang pengetahuan

(3) Perilaku tidak tepat

c) NOC

Pengetahuan: Proses penyakit

d) Kriteria hasil

(1) Menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,

prognosis, dan program pengobatan

(2) Mampu melaksanakan prosedur yang di jelaskan secara

benar

Page 65: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

52

(3) Mampu menjelaskan kembali apa yang di jelaskan

perawat/tim

e) NIC

Pengajaran : proses penyakit

(1) Kaji tingkat pengetahuan pasien tekait dengan proses

penyakit yang spesifik

(2) Review pengetahuan pasien mengenai kondisinya

(3) Jelaskan tanda gejala yang umum dari penyakit

(4) Jelaskan mengenai proses penyakit

(5) Jelaskan komplikasi yang mungkin ada

(6) Perkuat informasi yang di berikan dengan anggota tim

kesehatan

d. Penerapan prioritas

Penerapan prioritas pada proses keperawatan keluarga di lakukan

menggunakan penilaian (skoring) diagnosis. Skoring dilakukan jika

perawat merumuskan dianosis lebih dari satu. Proses skoring

menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya

(1976) sebagai berikut:

1) Tentukan skor untuk setiap kriteria

2) Kemudian, skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan

dengan bobot skor yang diperolehskor tertinggi x bobot3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.

Page 66: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

53

Tabel 2.3 : Skala prioritas masalah kesehatan keluarga Bailondan Maglaya (1976) dalam Suprajitno (2014)

NO KRITERIA SCORE BOBOT

1 Sifat masalahSkala :Tidak/kurang sehatAncaman kesehatanKeadaan sejahtera

321

1

2 Kemungkinan masalahdapat diubahSkala :MudahSebagianTidak dapat

210

2

3 Potensial masalah untukdicegahSkala:TinggiCukupRendah

321

1

4 Menonjolnya masalahSkala :Masalah berat, harus segeraditangani Ada masalah,tetapi tidak perlu segeraditangani masalah tidakdirasakan.

210

1

3. Perencanaan

Menurut Nursalam (2001) dalam Bakri (2017) perencanaan adalah

pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau

mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan pada diagnosis

keperawatan tahap ini, dimulai setelah menentukan diagnosis

keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi.

Page 67: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

54

Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus

yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan

standar yang mengacu pada penyebab. Tujuan dirumuskan dengan

konsep SMART (Spesifik, Measurable/ dapat diukur, Achivable/ dapat

dicapai, Rasional, Time/waktu). Selanjutnya merumuskan tindakan

keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar. (Suprajitno,

2014 dan Padila, 2012).

Tabel 2.4: Kriteria standar dalam perencanaan oleh Dion dan Betan(2013) dalam Bakri (2017)

No Kriteria Standar1. Pengetahuan Keluarga mampu menjelakan kembali kepada

perawat tentang pengertian suatu penyakit.Keluarga mampu menjelakan kembali kepadaperawat tentang tanda dan gejala suatu penyakit.

2. Sikap Keluarga mampu memutuskan tindakan untukdiikuti pasien.Keluarga mampu mengatur waktu pengobatanke pusat layanan kesehatan.

3. Psikomotor Keluarga menghidakan makanan sesuaikebutuhan pasien.Keluarga sudah mulai melakukan pengobatan kepusat layanan.

4. Implementasi

Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun.

Tujuan dari pelaksanaan ini adalah membantu pasien dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.

Selama tahap pelaksanaan, perawat terus melakukan pengumpulan data

Page 68: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

55

dan memilih tindakan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan

pasien (Nursalam, 2001)(Bakri, 2017).

Menurut Muwarni (2007) dalam Bakri (2017) tindakan

keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal berikut :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dan kebutuhan kesehatandengan cara :

1) Memberikan informasi yang tepat

2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang

kesehatan

3) Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang

tepat, dengan cara:

1) Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan

2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan yang ada di

sekitar keluarga

3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan

c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga

yang sakit, dengan cara:

1) Mendemonstrasikan cara perawatan

2) Menggunakan alat dan failitas yang ada di rumah

3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan

d. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan

yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara:

Page 69: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

56

1) Menemukan sumber-sumber yang dapat di gunakan keluarga

2) Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal

mungkin

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada disekitarnya, dengan cara:

1) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar lingkungan

keluarga

2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir pada proses asuhan keperawatan.

Menurut Nursalam (2001) dalam Bakri (2017) evaluasi bisa dimulai dari

pengumpulan data, apakah masih perlu direvisi untuk menentukan,

apakah informasi yang telah dikumpulkan sudah mencukupi, dan apakah

perilaku yang diobservasi sedah sesuai. Diagnosis juga perlu dievaluasi

dan hal keakuratan dan kelengkapannya. Tujuan dan intervensi evaluasi

adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut dapat dicapai secara

efektif.

Evaluasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah

diberikan, kemudian dilakukan penialaian untuk melihat

keberhasilannya. Jika tindakan yang dilakukan belum berhasil, maka

perlu dicari cara atau metode lainnya. Semua tindakan keperawatan tidak

dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga, melainkan

Page 70: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

57

secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga (Bakri,

2017).

Tahapan ini dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi

formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan

keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir. (Bakri,

2017).

Pada tahap evaluasi format yang digunakan adalah SOAP secara

operasional yaitu :

S : berisi ungkapan klien tentang keluhan yang dirasakan secara subjektif

oleh keluarga setelah diberikan tindakan keperawatan.

O : berisi penjelasan keadaan objektif yang didapat dari pengamatan

perawat setelah tindakan keperawatan.

A : berisi tentang analisa perawat setelah mengetahui respon subjektif

dan objektif dari keluarga yang diberikan tindakan, kemudian

dibandingkan dengan kriteria dan standar yang di tetapkan untuk

menentukan tindakan selanjutnya.

P : berisi tentang rencana perawat setelah menganalisa keadaan keluarga.

D. Konsep tumbuh kembang anak

1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan pertambahan jumlah dan

ukuran sel secara kuantitatif, dimana sel-sel tersebut mensintetis protein

baru yang nantinya akan menunjukkan pertambahan seperti umur, tinggi

Page 71: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

58

badan, berat badan, dan pertumbuhan gigi (Maryunani, 2010) dalam

(Wulandari dan Erawati, 2016).

Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan

keahlian (kualitas) dan merupakan aspek tingkat laku pertumbuhan.

Contohnya, kemampuan berjalan, berbicara, dan berlari (Marmi dan

Raharjo, 2012) dalam (Wulandari dan Erawati, 2016).

Sedangkan menurut Soetjiningsih (1998), Tanuwijaya (2003)

dalam Wulandari dan Erawati (2016) mengatakan bahwa pertumbuhan

dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda namum saling berkaitan

dan sulit untuk dipisahkan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah

perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ,

maupun individu dan bersifat kuantitatif. Perkembangan adalah

pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.

2. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan

Tumbuh kembang merupakan hal yang sangat penting pada anak

serta merupakan proses juga utama yang hakiki. Ciri-ciri tumbuh

kembang anak menurut Maryunani (2011) dalam Wulandari dan Erawati

(2016) adalah :

a. Bahwa manusia itu tumbuh dan berkembang sejak dalam rahim

sebagai janin, akan berlanjut dengan proses tumbuh kembang anak,

dan kemudian tumbuh kembang dewasa.

b. Dalam periode tertentu, terdapat adanya periode percepatan atau

periode perlambatan, antara lain :

Page 72: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

59

1) Pertumbuhan cepat terjadi pada masa janin.

2) Pertumbuhan cepat kembali pada masa akil balik (12-16 tahun).

3) Selanjutnya pertumbuhan kecepatannya secara berangsung-

angsur berkurang sampai suatu waktu (sekitar usia 18 tahun)

berhenti.

c. Terdapat adanya laju tumbuh kembang yang berlainan di antara

organ-organ.

d. Tumbuh kembang merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh

dua faktor penentu, yaitu faktor genetik yang merupakan faktor

bawaan, yang menunjukkan potensi anak dan faktor lingkungan,

yang merupakan faktor yang menentukan apakah faktor genetik

(potensi) anak akan tercapai.

e. Pola perkembangan anak mengikuti arah perkembangan yang

disebut sefalokaudal (dari arah kepala ke kaki) dan proksimal-distal

(menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat,

kemudian baru yang jauh).

f. Pola perkembangan anak sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya

berbeda-beda.

3. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Faktor herediter/genetik

Faktor genetika atau herediter merupakan faktor yang dapat di

turunkan sebagai dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh

kembang anak. Menurut Wulandari dan Erawati (2016) yang

Page 73: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

60

termasuk faktor genetika adalah :1) Faktor bawaan yang abnormal

atau patologis, seperti kelainan kromosom, kelahiran bibir sumbing,

2) Jenis kelamin, 3) Keluarga, 4) Ras, 5) Bangsa, dan 6) Umur.

b. Faktor eksternal

Yang termasuk faktor eksternal dalam faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan menurut Wulandari dan Erawati

(2016) adalah :

1) Lingkungan pranatal

Kondisi lingkungan fetus dalam uterus dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan janin, antara lain gangguan

gizi, gangguan endokrin pada ibu, ibu yang mengalami rubeola,

toxoplasmosis, sifilism, herpes, dan radiasi.

2) Lingkungan postnatal

Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan bayi setelah lahir adalah :

a) Gizi

Apabila kebutuhan gizi tidak atau kurang terpenuhi maka

dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan.

Namun, jika asupan gizi berlebihan juga akan terjadi

penumpukan lemak dalam sel atau jaringan bahkan

pembuluh darah.

b) Budaya lingkungan

Pola perilaku ibu hamil dipengaruhi oleh budaya yang

dianutnya, misalnya larangan untuk makan makanan

Page 74: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

61

tertentu padahal zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin.

c) Status sosial dan ekomoni keluarga

Anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan ekonomi dan

pendidikan tinggi akan lebih tercukupi dalam pemenuhan

kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan

dibanding dengan keluarga dengan ekomoni dan pendidikan

yang rendah.

d) Iklim atau cuaca

Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak,

misal saat musim penghujan anak akan lebih mudah

terserang penyakit.

e) Olahraga atau latihan fisik

Dengan berolahraga maka akan terjadi peningkatan

aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot jaringan

sel.

f) Posisi anak dalam keluarga

Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah

atau anak bungsu akan mempengaruhi pola perkembangan

anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga.

g) Status kesehatan

Anak dalam kondisi sehat dan sejahtera akan cepat dalam

pertumbuhan dan perkembangan jika dibandingkan dengan

anak yang sakit.

Page 75: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

62

c. Faktor internal

Faktor internal dalam diri anak yang dapat mempengaruhi

proses tumbuh kembang anak yaitu:

1) Kecerdasan

2) Pengaruh hormonal, ada 3 hormon yang mempengaruhi tumbuh

kembang anak yaitu :

a) Hormon somatotropin atau growth hormon, berpengaruh

dalam pertumbuhan tinggi badan

b) Hormon tiroid, berfungsi menstimulasi metabolisme tubuh,

jika kekurangan hormon ini akan menyebabkan retardasi

fisik dan mental bila berlangsung dalam waktu lama. Jika

kelebihan akan mengakibatkan gangguan kardiovaskuler,

metabolisme, otak, mata, seksual dan lain-lain.

c) Hormon gonadotropin, mempunyai peranan penting dalam

fertilisasi dan reproduksi.

3) Pengaruh emosi

4) Proses maturasi atau pematangan kepribadian anak diperoleh

melalui proses belajar dari lingkungan keluarga.

4. Tahap pertumbuhan dan perkembangan fisik anak

Pada tahapan tumbuh kembang pada anak, dibedakan pada

beberapa tahap yaitu bayi, toddler, prasekolah, sekolah dan remaja.

Dalam Ridha (2014) dijelaskan bagaimana tumbuh kembang pada anak

yang dapat diamati oleh orang tua, adalah sebagai berikut :

Page 76: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

63

Tabel 2.2 : tahap tumbuh kembang pada anak dalam Ridha (2014)

a. Tumbuh kembang bayi, umur 0-12 bulanNo

Usia(bln)

Tumbuh KembangFisik Motorik Sensoris Sosialisasi

1. 1 BB akanmeningkat150-200gr/mg, TBmeningkat2,5 cm/bln,LK 1,5cm/bln,besarnyakenaikanakanberlangsungsampai usia6 bulan.

Mulaimengangkatkepala denganbantuan orangtua, tubuh ditengkurapkan,kepalamenoleh kekanan kiri,reflekmenghisap,menelan,menggenggamsudah mulaipositif.

Matamengikutisinar ketengah

Bayi sudahmulaitersenyumpada orang disekitarnya.

2. 2-3 Fontanelposteriorsudahmenutup

Mengangkatkepala, dadadan berusahauntukmenahannyasendiri dengantangan,memasukkantanga kemulut, mulaiberusahamenarikbenda-benda disekitarnya,bisa dudukdenganpunggung disokong, mulaiasik bermainsendiri dengantangan danjarinya.

Sudah bisamengikutiarah sinarke tepi,koordinasike atas danke bawah,mulaimendengarkan suarayang didengarnya.

Mulai tertawapadaseseorang,senang jikatertawa keras,menangissudah mulaiberkurang.

3. 4-5 BB menjadi2 kali BBlahir,ngeces

Jika dudukkepala sudahseimbang danpunggung

Sudah bisamengenalorang-orangyang ada

Senang jikaberinteraksidengan oranglain

Page 77: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

64

No

Usia(bln)

Tumbuh KembangFisik Motorik Sensoris Sosialisasikarena tidakadanyakoordinasimenelansaliva.

mulai kuat,biladitngkurapkansudah bisamulaimiringdankepala sudahbisa tegaklurus, reflekprimitif sudahmulai hilang,berusahameraih bendasekitarnyadengan tangan

didekatnya,akomodasimata positif

walaupunbelum pernahdilihatnya,sudah bisamengeluarkan suarapertandatidak senangbilamainannya/bendamiliknyadiambil olehorang lain

4. 6-7 BBmeningkat90-150gr/mg, TBmeningkat1,25cm/bln, LKmeningkat0,5 cm/bln,kenaikan iniakanberlangsungsampai usia12 bulan,gigi sudahmulaitumbuh.

Bayi sudahbisamembalikkanbadan sendiri,memindahkananggota badandari tangansatu ke tanganyang lain,mengambilmainan dengantangannya,senangmemasukkankaki ke mulut,sudah mulaibisamemasukkanmakanan kemulut sendiri.

Sudah dapatmembedakanorang yangdikenalnyadan yangtidakdikenalnya,jika bersamadengan orangyang tidakdikenal bayiakna merasacemas, sudahdapatmenyebutataumengeluarkan suare em,bayi biasanyacepatmenangis jikaterdapat hal-hal yangtidakdisenangimyaakan tetapiakan cepattertawa lagi

5. 8-9 Sudah bisa Bayi Bayi

Page 78: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

65

No

Usia(bln)

Tumbuh KembangFisik Motorik Sensoris Sosialisasiduduksendiri,koordinasitangan kemulutsangatsering, bayimulaitengkurapsendiri danmulaibelajaruntukmerangkak,sudah bisamengambilbendamenggunakan jari-jarinya.

tertarikdenganbenda-benda kecilyang adadisekitarnya.

mengalamistrangeranxietysehingga diaakanmenangis,memeluk/merangkulorang yangdicintainya,jika dimarahisudah bisamemberikanreaksimenangis/tidak senang,mulaimengulangkata “dadadada”, tapibelum punyaarti.

6. 10-12

BB 3 kaliBB lahir,gigi bagianatas danbawahsudah mulaitumbuh

Sudah belajarberdiri tapitidak bertahanlama, belajarberjalandenganbantuan, sudahbisa berdiridan duduksendiri, mulaibelajarmenggunakansendok tapilebih senangmenggunakantangan, sudahbisa bermain ciluk ba, mulaisenangmencoret-coretkertas

Visualaculty 20-50 positif,sudah dapatmembedakan bentuk

Emosipositif,cemburu,marah, lebihsenangdenganligkunganyang sudahdiketahui,merasa takutpada situasiasing,mengertiperintahsederhana,sudahmengertinamanyasendiri, sudahbisamenyebutabi, ummi.

Page 79: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

66

b. Tumbuh kembang BATITA, umur 1-3 tahunNo Usia

(bulan)Tumbuh kembang

Motorik kasar Motorik halus1. 15 Sudah bisa berjalan sendiri

tanpa bantuan orang lainSudah bisa memegangicangkir, memasukkan jarike lubang, membuka kotak,melempar benda.

2 18 Mulai berlari tapi masihsering jatuh, menarik-narikmainan, mulai senang naiktangga tetapi masihdengan bantuan

Sudah bisa makanmenggunakan sendok, bisamembuka halaman buku,belajar menyusun balok-balok

3. 24 Berlari sudah baik, dapatnaik tangga sendiri dengan2 kaki tiap tahap

Sudah bisa membuka pintu,membuka kunci,menggunting sederhana,minum menggunakna gelasatau cangkir, sudah dapatmenggunakan sendokdengan baik

4. 36 Sudah bisa naik turuntangga tanpa bantuan,memakai baju denganbantuan, mulai bisa naiksepeda roda 3

Bisa menggambarlingkaran, mencucitangannya sendiri,menggosok gigi.

c. Tumbuh kembang pra sekolahNo

Usia(thn)

Tumbuh kembangMotorik kasar Motorik

halusSosialemosional

Pertumbuhanfisik

1. 4 Berjalanberjinjit,melompat,melompatdengan satukaki,menangkapbola danmelemparkandari ataskepala

Sudah bisamenggunakan guntingdenganlancar, sudahbisamenggambarkotak,menggambargaris vertikalmaupunhorizontal,belajarmembukadanmemasang

Page 80: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

67

No

Usia(thn)

Tumbuh kembangMotorik kasar Motorik

halusSosialemosional

Pertumbuhanfisik

kancing baju2. 5 Berjalan

mundur sambiljinjit, sudahdapatmenangkapdan melemparbola denganbaik, sudahdapatmelompatdengan kakibergantian

Menulisangka-angka,menulifhuruf,menulis kata-kata, belajarmenulisnama, belajarmengikat talisepatu

Bermainsendirimulaiberkurang,seringberkumpuldengantemansebaya,interaksisosialselamabermainmeningkat, sudahsiap untukmenggunakan alat-alatbermain.

BBmeningkat2,5 kg/th, TBmeningkat6,75-7,5cm/th

d. Tumbuh kembang usia sekolahMotorik Sosial emosional Pertumbuhan fisikLebih mampumenggunakan otot-ototkasar daripada otot-otothalus. Misalnya loncattali, batminton, padaakhir masa sekolahmotorik halus lebihberkurang, anak laki-laki lebih aktif daripada anak perempuan.

Mencari lingkungan yanglebih luassehinggacenderung sering pergidari rumah hanya untukbermain dengan teman,saat ini sekolah sangatberperan untukmembentuk pribadi anak,di sekolah anak hausberinteraksi denganorang lain selainkeluarganya, sehinggaperan guru sangatlahbesar.

BB meningkat 2-3 kg/th, TBmeningkat 6-7cm/th.

Page 81: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

68

e. Tumbuh kembang remajaPertumbuhan fisik Sosial emosional

Merupakan tahappertumbuhanyang sangat pesat,tinggi badan 25%, BB 50%,semua sistem tubuh berubah danyang paling banyak perubahanadalah sistem endokrin, bagian-bagian tubuh tertentu memanjang,misalnya tangan, kaki, proporsitubuh memanjang

Kemampuan akan bersosialisasimeningkat, relasi dengan temanwanita/pria akan lebih pentingdengan teman yang sejenis,penampilan fisik remaja sangatpenting karena mereka inginditerima oleh temannya, dandisamping itu persepsi terhadapbadannya akan mempengaruhikonsep dirinya, peranan orang tua/keluarga sudah tidak begitu pentingtetapi sudah mulai beralhir padateman sebaya.

Page 82: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

69

PATHWAYS

Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh

b.d ketidakmampuankeluarga memanfaatkan

fasilitas kesehatan

Ketidakefektifan bersihanjalan napas b.d

ketidakmampuan keluargamerawat anggota yang

sakit

Deman karenaperadangan

Hipertermi b.dketidaksanggupan

keluargamemodifikasi

ligkungan

Mual, anoreksia

Penurunan BB

M. Tuberculosis M. bovis

Tertiup melalui udara

Masuk ke saluranpernapasan

Menempel pada bronchioleatau alveolus

Priliferasi sel epitel pada dindingbasil, membentuk dinding antarabasil dan organ yang terinfeksi

(tuberkel)

Infeksi primer

Sembuh

Bakteri muncul kembali

Peningkatan produktivitassekret

Batuk produktif

Pecahnya pembuluhdarah

Reaksi sitemik

KalsifikasiKerusakanmembran

alveolar-kapiler

Sesak napas

Gangguanpertukaran gas b.dketidakmampuan

keluargamengambilkeputusan

Kurang informasi

Defisiensipengetahuan b.dketidakmampuan

keluarga mengenalmasalah TB

Gambar 2.2: pathways TBSumber:modifikasi dari (Arif Mutaqin ,2008),(Andra dan Putri, 2013) ,(NANDA, 2015),

Page 83: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

70

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan studi kasus yaitu, dengan memaparkan kasus dan

menggunakan pendekatan proses keperawatan pada kasus yang dipilih, yaitu

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB paru pada Anak. Penelitian ini

sesuai dengan pendapat Dantes (2012) yang menjelaskan penelitian deskriptif

merupakan suatu penelitian yang mendeskripsikan suatu fenomena/peristiwa

secara sistematis sesuai dengan apa adanya juga dilakukan untuk memperoleh

informasi mengenai keadaan saat ini.

B. Populasi dan sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau wilayah generalisasi

yang terdiri dari subjek maupun objek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan di

tarik kesimpulan (Hasdianah dkk, 2015).

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu

sehingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro, 2011).

C. Subjek penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek orang, sesuai dengan teori yang

dijelaskan oleh Arikunto (2013) bahwa subjek penelitian dapat berupa benda,

hal atau orang. Kriteria subjek/responden adalah keluarga yang memiliki anak

berusia 0-14 tahun yang menderita TB paru dan bersedia menjadi responden.

Page 84: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

71

D. Tempat dan waktu

1. Tempat penelitian

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan masalah

ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit dilakukan di

Puskesmas Magelang Utara Kota Magelang.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Januari sampai dengan 12

Januari 2018.

E. Pengumpulan data

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan

untuk mengumpulkan data (Hasdianah dkk, 2015). Teknik pengumpulan data

yang dilakukan oleh penulis anatra lain:

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber

(Hasdianah dkk, 2015). Peneliti akan mewawancarai narasumber

(keluarga) secara langsung mengenai keluhan apa yang dirasakan klien

pada saat pengkaijian. Peneliti juga akan menanyakan apa saja tindakan

yang telah diberikan oleh petugas puskesmas. Pada saat wawancara

peneliti bisa menggunakan lembar format pengkajian dan lembar format

asuhan keperawatan keluarga untuk memudahkan dalam menggali

informasi yang dibutuhkan untuk proses asuhan keperawatan keluarga.

Page 85: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

72

2. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak

hanya mengukur sikap dari responden namun juga dapat digunakan untuk

merekam berbagai fenomena yang terjadi (Hasdianah dkk, 2015).

Peneliti akan melakukan pengamatan langsung kepada keluarga

khususnya anak yang sedang sakit, apakah tindakan yang sudah

diberikan kepada keluarga sudah mencapai kriteria hasil yang telah

ditetapkan. Keadaan yang perlu diamati, apakah keluarga sudah

mengetahui tentang penyakit yang diderita oleh anaknya, keluarga sudah

mengetahui bagaimana merawat anaknya yang sedang sakit dan

memastikan tindakan yang dilakukan keluarga sudah benar.

3. Pemeriksaan fisik

Peneliti mengumpulkan data dengan melakukan pemeriksaan fisik

seluruh anggota keluarga meliputi, inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi

dan pemeriksaan head to toe, karena pemeriksaan fisik dapat digunakan

untuk mengidentifikasi masalah yang akan digunakan sebagai data dasar

dalam menentukan masalah (Setiawati dan Agus, 2008).

4. Studi dokumentasi

Peneliti menggunakan berbagai sumber catatan medis serta hasil

pemeriksaan penunjang untuk membahas mengenai TB paru pada klien

dan keluarga (Data Sekunder Puskesmas, 2017).

Page 86: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

73

F. Instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data (Hasdianah dkk, 2015). Instrumen/alat yang digunakan

dalam pengumpulan data yaitu:

1. Lembar / format asuhan keperawatan keluarga.

2. Alat tulis

3. Alat kesehatan (tensi meter, stetoskop dan termometer)

G. Analisa data dan penyajian data

Analisa data menjelaskan bagaimana seorang peneliti mengubah data

hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil

kesimpulan penelitian (Hasdianah dkk, 2015). Analisa data dimulai dari

pengumpulan data melalui wawancara/anamnesa, observasi, pemeriksaan

fisik dan studi dokumentasi. Selanjutnya data dianalisa untuk menentukan

diagnosa serta menentukan prioritas masalah dan menyusun rencana

keperawatan untuk mengatasi masalah. Kemudian melakukan tindakan

keperawatan sesuai waktu yang telah ditentukan dan mengevaluasi respon

klien terhadap tujuan dan kriteria yang telah direncanakan.

Data disajikan secara narasi sesuai dengan desain penelitian studi kasus,

bisa ditambahkan juga ungkapan verbal dari responden yang menjadi data

pendukung.

Page 87: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

74

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Biodata klien

Klien bernama An. N berjenis kelamin perempuan, umur 3 tahun,

beragama Islam dan alamat di Kedungsari, Magelang. Orang tua klien

bernama Tn. B dan Ny. S.

2. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada hari Rabu tanggal 8 Januari tahun 2018

pada pukul 11:15 WIB pada Ny. S di Kedungsari. Tipe keluarga klien

adalah keluarga inti dengan jumlah anggota keluarga 4 orang yaitu, Tn. B

(37 tahun) pendidikan terakhir SMA sebagai Ayah, Ny. S (37 tahun)

pendidikan terakhir SMP sebagai Ibu, dan An. P (11 tahun) masih duduk

di bangku kelas 4 SD sebagai Kakak, dan An. N (3 tahun) masih duduk

di bangku paud sebagai anggota keluarga yang sakit. Semua anggota

keluarga beragama Islam, bersuku Jawa dan bangsa Indonesia.

Penghasilan yang diperoleh keluarga berasal dari Tn. B yang

bekerja sebagai karyawan swasta sebesar Rp. 800.000,- setiap bulan.

Penghasilan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti

belanja, membayar listrik, membayar air, memenuhi kebutuhan sekolah

dan untuk biaya pengobatan ketika salah satu anggota keluarga sakit.

Page 88: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

75

Gambar 4.1: genogram keluarga Tn. B

Keterangan :

Riwayat kesehatan An. N sebelumnya belum pernah menderita

penyakit kronis ataupun yang mengancam jiwa, namun terkadang

terserang flu dengan keluhan batuk, pilek dan panas. Ny. S mengatakan

An. N sakit dengan keluhan yang sama yaitu batuk, pilek dan panas sejak

11 Agustus 2017, kemudian diperiksakan di puskesmas dan dokter sudah

3 minggu tetapi tidak ada perubahan, kemudian dirujuk oleh dokter ke

BALKESMAS Magelang untuk dilakukan pemeriksaan Rontgen dan uji

tuberkulin. Hasil dari pemeriksaan tersebut menunjukkan positif

tuberculosis paru.

: laki- laki

: perempuan

: anggota keluarga yang sakit

: tinggal satu rumah

Page 89: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

76

Saat ini An. N menjalani pengobatan rutin di Puskesmas Magelang

Utara. Klien mengatakan masih pilek, sudah tidak batuk dan panas lagi.

Ny. S mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang menderita

penyakit tubercukosis paru.

Pengobatan An. N dimulai sejak 12 oktober 2017, obat yang

didapat An. N adalah Rifampisin 1x2 tablet, dengan dosis 25 mg setiap

hari. Obat diminum dengan cara digerus atau dijadikan puyer pada pagi

hari dan diminum secara teratur. Pengawasan minum obat dilakukan oleh

semua anggota keluarga khususnya Ny. S. keluarga mengatakan tidak

mengetahui tentang penyakit Tuberculosis paru yang sedang diderita oleh

anaknya. Keluarga tidak mengetahui tentang Tuberculosis paru,

penyebab, tanda gejala, pengobatan dan pencegahan dari penyakit

tersebut.

Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.1 : pemeriksaan fisik keluarga Tn. B

Pemeriksaan

Anggota keluargaTn. B Ny. S An. P An. N

TTV TD: 120/70mmhgN : 86x/menitRR : 18x/menitS : 37,3o C

TD: 110/80mmHgN: 88x/menitRR: 20x/menitS : 37oC

N: 90x/menitRR: 21x/menitS: 36,9oC

N: 98x/menitRR: 24x/menitS: 36,8oC

Antropometri

BB: 58 kgTB: 160 cm

BB: 54 kgTB: 140 cm

BB: 31 kgTB: 131 cm

BB: 13 kgTB: 84 cm

Kepala Simetris,rambuthitam, sedikitkotor

Simetris,rambut adabeberapauban,sedikit

Simetris,rambutluruskecoklatan,dan bersih

Simetris,rambut ikal/gelombang,bersih

Page 90: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

77

Pemeriksaan

Anggota keluargaTn. B Ny. S An. P An. N

kotorMata Sklera tidak

ikterik,konjungtivatidak anemis

Sklera tidakikterik,konjungtivatidakanemis

Sklera tidakikterik,konjungtivatidakanemis

Sklera tidakikterik,konjungtivatidakanemis

Hidung Simetris,bersih, tidakadapembesaranpolip

Simetris,bersih, tidakadapembesaranpolip

Simetris,bersih, tidakadapembesaranpolip

Simetris,bersih, tidakadapembesaranpolip

Leher Tidak adapembesarankelenjartyroid

Tidak adapembesarankelenjartyroid

Tidak adapembesarankelenjartyroid

Tidak adapembesarankelenjartyroid

Mulut Bersih,mukosa bibirlembab

Bersih,mukosabibirlembab

Bersih,mukosabibirlembab

Bersih,mukosabibirlembab

Telinga Bersih,simetris,tidak adagangguanpendengaran

Simetris,bersih, tidakadagangguanpendengaran

Tidak adagangguanpendengaran, bersih,simetris

Simetris,bersih, tidakadagangguanpendengaran

Dada Simetris simetris simetris simetrisParu-paru I : simetris

P: vocalfremitussamaP: resonanA: Vesikuler

I : simetrisP: vocalfremitussamaP: resonanA:Vesikuler

I : simetrisP: vocalfremitussamaP: resonanA:Vesikuler

I : simetrisP: vocalfremitussamaP: resonanA:Vesikuler

Jantung I: simetrisP: IC terabaP: RedupA: reguler

I: simetrisP: IC terabaP: RedupA: reguler

I: simetrisP: IC terabaP: RedupA: reguler

I: simetrisP:IC terabaP: RedupA: reguler

Abdomen I: datarA: Bisingusus 13x/menitP: tidak adanyeri tekanP: timpani

I: datarA: Bisingusus 12x/menitP: tidak adanyeri tekanP: timpani

I: datarA: Bisingusus 12x/menitP: tidak adanyeri tekanP: timpani

I: datarA: Bisingusus 10x/menitP: tidak adanyeri tekanP: timpani

Page 91: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

78

Pemeriksaan

Anggota keluargaTn. B Ny. S An. P An. N

Ekstremitas

tidak adakelainan

tidak adakelainan

tidak adakelainan

tidak adakelainan

KU CM CM CM CM

Rumah yang ditempati adalah rumah kontrakan. Luas rumah

sebesar 21 m2 dengan panjang 7 meter dan lebar 3 meter menghadap ke

barat. Tipe rumah permanen yang terdiri dari 3 ruangan yaitu 1 kamar

tidur anak yang sekaligus dijadikan ruang tamu, ruang keluarga dan

ruang makan, 1 kamar tidur orang tua, dan 1 dapur. Kamar mandi yang

digunakan adalah kamar mandi umum. Rumah semi permanen, bangunan

terdiri dari setengah bata dan setengah kayu dan seng, atap terbuat dari

seng, terdapat 1 jendela dan 1 pintu, jendela jarang dibuka, keadaan

ruangan lembab, pengab, keramik plester lembab, rumah kotor, sekitar

rumah banyak sampah. Pencahayaan yang masuk kurang. Sampah

dibuang di tempat pembuangan di depan rumah. Penerangan

menggunakan listrik sumber air bersih dari PDAM untuk memasak dan

mencuci. Rumah terlihat tidak tertata dengan baik.

Gambar 4.2 : denah rumah Tn.B

Keterangan :

1

3

2U

S

Page 92: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

79

Luas rumah 21 m2

1. Kamar anak, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan2. Kamar orang tua3. Dapur

Keluarga Tn. B tinggal di pemukiman padat penduduk, jarak antar

rumah sangat dekat. Tetangga sekitar cukup ramah dan akrab dengan

keluarga Tn. B. Jika salah satu terkena musibah tetangga yang lain akan

membantu. Interaksi dengan masyarakat sekitar baik, aktif mengikuti

kegiatan sosial yang diadakan di lingkungan rumah seperti kegiatan

PKK, posyandu dan kumpul rutin RT. Bahasa yang digunakan dalam

keseharian adalah bahasa Jawa. Keluarga tinggal di kontrakan yang

sekarang selama 1 tahun, masa habis kontrakan pada 24 Februari 2018

mendatang, kemudian akan pindah ke kontrakan yang baru. Sarana

transportasi yang digunakan adalah angkutan umum. Keluarga tidak

mempunyai jadwal khusus untuk berekreasi bersama diluar rumah.

Kegiatan kumpul keluarga dilakukan pada malam hari sambil menonton

televisi dan makan bersama.

Keluarga berperan sesuai dengan perannya masing-masing. Tidak

ada yang mempunyai kepercayaan tertentu yang bertentangan dengan

kesehatan. Pola komunikasi dalam keluarga terbuka, apabila ada masalah

akan diselesaikan dengan musyawarah dan keputusan disetujui oleh

semua anggota keluarga.

Keluarga sadar bahwa kesehatan sangat penting dan mahal

harganya. Setiap salah satu anggota ada yang sakit pasti akan

Page 93: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

80

diperiksakan ke pelayan kesehatan. Seperti halnya An. N yang sedang

sakit TB paru sudah diperiksakan dan dipantau kesehatannya dengan

melakukan pengobatan rutin di Puskesmas Magelang Utara.

Kebutuhan nutrisi keluarga cukup terpenuhi, makan sehari 3 kali

dengan porsi sekitar 10-15 sendok makan. Komposisi makanan yaitu

nasi, sayur dan lauk. Tidak mempunyai gangguan pada sistem

pencernaan dan eliminasi. Kebutuhan tidur setiap anggota keluarga

terpenuhi dengan baik. Aktivitas yang dilakukan tidak menimbulkan

masalah kesehatan dan tidak ada yang merokok di rumah.

3. Perumusan masalah

Hasil pengkajian ditemukan data kesehatan An. N dengan keluhan

masih pilek, tidak batuk dan panas lagi. Ibu klien sudah memeriksakan ke

pelayanan kesehatan dan didiagnosa Tuberculosis paru di BALKESMAS

dan menjalani pengobatan rutin di Puskesmas Magelang Utara. Keluarga

mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang diderita anaknya,

penyebab, tanda gejala, pengobatan dan pencegahan penyakit tersebut.

Keadaan ruangan di rumah klien lembab, pengab, keramik plester

lembab, rumah kotor, sekitar rumah banyak sampah. Pencahayaan yang

masuk kurang. An. N mendapat dukungan penuh dari keluarga dalam

menjalankan pengobatan.

Prioritas diagnosa dari masalah yang sudah ditemukan sebagai

berikut:

Page 94: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

81

a. Difisiensi pengetahuan tentang Tuberculosis berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

Tabel 4.2 : skala prioritas diagnosa keperawatan keluarga

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran1 Sifat masalah:

tidak/ kurangsehat

3/3 x 1 1 Masalah sudah terjadi

2 Kemungkinanmasalahdiubah: mudah

2/2 x 2 2 Masalah mudah diubahkarena keinginankeluarga untukmengetahui tentangpenyakit danperawatannya.

3 Potensialmasalah untukdicegah: cukup

2/3 x 1 2/3 Masalah cukup bisadicegah karenapemberian pendidikankesehatan hanya bisadilakukan dengan tenagakesehatan

4 Menonjolnyamasalah: harussegeraditangani

2/2 x 1 1 Tanpa pengetahuantentang penyakit,keluarga tidak akanmampu menyelesaikanmasalah kesehatannya.

Jumlah skor 4 2/3

b. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidaksanggupan keluarga

memodifikasi lingkungan.

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran1 Sifat masalah:

ancamankesehatan

2/3 x 1 2/3 Masalah belum terjadi,tetapi berisiko terjadi.

2 Kemungkinanmasalahdiubah: mudah

2/2 x 2 2 Mendemostrasikanpenataan dan perawatanrumah agar bersih dankebutuhan ventilasi danpencahayaan tercukupi.

3 Potensialmasalah untukdicegah: cukup

2/3 x 1 2/3 Masalah dapat dicegahjika keluarga maumelakukan apa yang

Page 95: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

82

No Kriteria Hitungan Skor Pembenarandiinstruksikan dandidemonstrasikan.

4 Menonjolnyamasalah: harussegeraditangani

2/2 x 1 1 Rumah yang kotor,lembab pengab, dankurang ventilasi akanberisiko menginfeksianggota keluarga yanglain.

Jumlah skor 4 1/3

4. Intervensi

Rencana keperawatan dilakukan pada tanggal 9 Januari 2018. Diagnosa

keperawatan keluarga mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:

a. Difisiensi pengetahuan Tuberculosis berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

1) Tujuan umum dari diagnosa defisiensi pengetahuan adalah

keluarga mampu mengenal masalah kesehatan terkait

Tuberculosis paru.

2) Tujuan khususnya adalah keluarga mampu :

a) Mengatakan paham tentang pengertian, penyebab, tanda

gejala, pengobatan, penanganan dan pencegahan penyakit.

b) Melaksanakan tindakan yang telah dijelaskan dengan benar.

c) Mengulangi penjelasan yang telah diberikan oleh perawat.

Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah :

1) Kaji tingkat pengetahuan keluarga terkait proses penyakit yang

spesifik

2) Review pengetahuan keluarga mengenai kondisi An. N

Page 96: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

83

3) Jelaskan kepada keluarga mengenai penyakit

b. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidaksanggupan keluarga

memodifikasi lingkungan.

1) Tujuan umum dari diagnosa risiko infeksi adalah keluarga

mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya

infeksi lagi.

2) Tujuan khususnya adalah keluarga mampu :

a) Terbebas dari tanda gejala infeksi.

b) Mendiskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang

mempengaruhi dan pencegahan infeksi.

c) Mencegah timbulnya infeksi.

d) Menunjukkan perilaku hidup sehat.

Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah :

1) Demonstrasikan penataan rumah agar bersih dan rapi,

pencahayaan dan ventilasi tercukupi.

2) Berikan informasi pentingnya minum obat secara rutin.

3) Anjurkan kontrol rutin dan lakukan pemeriksaan kesehatan jika

mengalami masalah kesehatan.

5. Implementasi

Implementasi keperawatan dilakukan pada hari Rabu, 10 Januari

2018 dan hari Kamis, 11 Januari 2018 pada pukul 10:00 WIB dengan

masalah keperawatan pertama defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan terkait

Page 97: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

84

Tuberculosis paru. Memberikan pendidikan kesehatan tentang

pengertian, penyebab, tanda gejala, pengobatan, dan pencegahan.

Tindakan keperawatan untuk masalah keperawatan kedua risiko

infeksi berhubungan dengan ketidaksanggupan keluarga memodifikasi

lingkungan dengan mendemonstrasikan penataan rumah agar bersih dan

rapi, pencahayaan dan ventilasi tercukupi. Memberikan informasi

pentingnya minum obat secara rutin untuk kesembuhan An. N.

Menganjurkan untuk selalu rutin kontrol dan melakukan pemeriksaan

jika mengalami masalah kesehatan ke pelayanan kesehatan terdekat.

6. Evaluasi

Evaluasi dilakukan selama 2 hari yaitu, hari Kamis dan Jumat

setelah tindakan keperawatan keluarga terlaksana. Hasil evaluasi selama

2 hari sebagai berikut :

Hari Kamis, 11 Januari 2018 pada pukul 11:30 WIB

Evaluasi tindakan keperawatan keluarga pada masalah defisiensi

pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan terkait penyakit Tuberculosis paru pada anak.

S :Ny. S mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan yang diberikan,

dan mengatakan jika ada beberapa hal yang belum dimengerti seperti

penanganan dan pencegahan dirumah.

O :Keluarga terlihat masih belum sepenuhnya mengerti dan paham

tentang penyakit yang diderita An. N, namun keluarga sudah mampu

menjelaskan kembali beberapa hal yang telah disampaikan.

Page 98: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

85

A :Masalah keperawatan keluarga ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah teratasi sebagian.

P :Motivasi keluarga untuk menerapkan penjelasan yang telah diberikan

dan berikan penjelasan kembali tentang penanganan dan pencegahan

penyakit yang bisa dilakukan di rumah.

Evaluasi tindakan keperawatan keluarga pada masalah risiko infeksi

berhubungan dengan ketidaksanggupan keluarga memodifikasi/

memelihara lingkungan.

S :Ny. S mengatakan sudah mengerti mengenai demonstrasi yang

dilakukan dan akan mencoba sendiri.

O :Keluarga terlihat antusias saat diberikan penjelasan, mampu

menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan.

A :Masalah keperawatan keluarga ketidaksanggupan keluarga dalam

memodifikasi lingkungan teratasi sebagian.

P :Anjurkan dan monitor keluarga untuk melakukan apa yang telah

didemonstrasikan untuk perawatan anak dengan Tuberculosis paru.

Hari Jumat, 12 Januari 2018 pada pukul 11:30 WIB

Evaluasi tindakan keperawatan keluarga pada masalah defisiensi

pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan terkait penyakit Tuberculosis paru pada anak.

S :Keluarga mengatakan senang dan berterimakasih sudah datang

kerumah dan diberi penjelasan tentang penyakit yang diderita An. N

Page 99: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

86

O :Keluarga terlihat mengerti dan senang dengan informasi yang telah

disampaikan dan mampu menjelaskan kembali materi.

A :Masalah keperawatan keluarga ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah teratasi.

P :Motivasi keluarga untuk selalu hidup bersih dan sehat guna mencegah

penyakit.

Evaluasi tindakan keperawatan keluarga pada masalah risiko infeksi

berhubungan dengan ketidaksanggupan keluarga memodifikasi/

memelihara lingkungan.

S : Keluarga mengatakan sudah melakukan apa yang didemonstrasikan.

O : Rumah keluarga Tn. B terlihat lebih bersih dan rapi, pintu dan jendela

sudah terbuka, pencahayaan dan ventilasi terpenuhi.

A : Masalah keperawatan keluarga ketidaksanggupan keluarga dalam

memodifikasi lingkungan teratasi.

P : Motivasi keluarga untuk selalu menjaga kebersihan rumah.

Hasil evaluasi diagnosa yang muncul pada tanggal 8 Januari 2018,

penulis menyimpulkan bahwa masalah keperawatan keluarga yang

muncul sudah teratasi, dibuktikan dengan Ny. S yang mampu

menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan sebelumnya oleh penulis.

Keluarga sudah melakukan apa yang diajarkan dan didemonstrasikan

perawat dalam menata lingkungan rumah supaya kebutuhan pencahayaan

dan ventilasi terpenuhi, mampu menghindari terjadinya infeksi pda

Page 100: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

87

keluarga, seperti sudah membuka pintu dan jendela rumah,

membersihkan rumah dan menata rumah.

B. Pembahasan

Pada pembahasan kasus di atas, masalah yang muncul pada keluarga

Tn. B akan dijelaskan beberapa hal terkait dengan diagnosa keperawatan,

mengapa ditegakkan diagnosa tersebut, intervensi yang akan dilakukan untuk

keluarga dalam membantu menyelesaikan masalah, akibat yang terjadi jika

masalah tidak teratasi, faktor pendukung dan penghambat tindakan

keperawaan dan evaluasi.

Pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data bahwa An. N masih

menderita pilek, namun tidak batuk dan panas lagi. Keluarga Tn. B belum

mampu mengenal penyakit yang sedang diderita oleh anaknya dengan baik.

Hal ini ditandai dengan ketidaktahuan keluarga tentang pengertian, tanda,

gejala, dan penanganan tuberkulosis paru pada anak. Keluarga bertanya

bagaimana bisa anaknya menderita tuberkulosis paru, sedangkan anggota

keluarga lain tidak. Keluarga sudah mampu mengambil keputusan yang tepat

dengan membawa anak ke pusat pelayanan kesehatan jika anak sakit. Selain

itu, keluarga mampu merawat anggota yang sakit dan menggunakan fasilitas

kesehatan dengan baik terlihat dari keluarga sudah membawa anggota yang

sakit ke pusat pelayanan kesehatan, merawat di rumah dengan arahan dari

petugas kesehatan, dan melakukan perawatan kepada anggota yang sakit di

rumah. Namun, keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan rumah agar

menunjang kepada kesehatan keluarga. Ketidakmampuan keluarga

Page 101: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

88

memodifikasi dan memelihara lingkungan rumah yang dapat menyebabkan

infeksi yang akan menimbulkan penyakit tuberkulosis paru lagi. Terlihat dari

jendela dan pintu yang jarang dibuka, keadaan rumah yang lembab,

pencahayaan kurang dan kebutuhan ventilasi otomatis tidak terpenuhi.

Manifestasi yang terjadi pada An. N adalah demam dan batuk pada

awal terkena penyakit sesuai dengan teorinya Setiati (2014) dan IDAI (2010).

Keadaan anak yang pilek saat dilakukan pengkajian bisa terjadi karena

lingkungan rumah yang lembab, ventilasi kurang dan pencahayaan juga

kurang yang menyebabkan anak mudah terserang penyakit infeksi pada

saluran pernapasan atas seperti batuk dan pilek (Oktaviani, 2009).

Kesenjangan yang ditemukan penulis saat pengkajian adalah tidak

semua gejala yang ada di teori terdapat di kondisi klien saat awal sakit seperti

An. N yang tidak mengalami anoreksia, lesu dan penurunan berat badan. Hal

ini wajar karena menurut Wijaya & Putri (2013) dijelaskan bahwa penyakit

Tuberculosis kadang-kadang asimtomatik.

Berdasarkan hasil pengkajian dapat ditegakkan diagnosa keperawatan

defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan. Data yang mendukung tentang masalah yang

muncul adalah keluarga tidak tahu tentang penyakit tuberkulosis paru,

dilengkapi dengan data objektif pendukung keluarga terlihat bingung ketika

ditanya tentang penyakit An. N. Diagnosa ke dua yang muncul adalah risiko

infeksi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi

Page 102: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

89

lingkungan. Didukung dengan keadaan lingkungan rumah yang lembab,

pengab, kebutuhan ventilasi dan pencahyaan kurang.

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan adalah hal

yang perlu diperhatikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan

berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan

dana habis (Suprajitno, 2014). Masalah ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah tuberkulosis paru dapat berdampak pada tugas kesehatan lainnya,

yaitu ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat,

ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit, ketidakmampuan

keluarga memodifikasi lingkungan dan ketidak mampuan keluarga

menggunakan fasilitas kesehatan (Suprajitno, 2014). Tugas pemeliharaan

kesehatan keluarga yang ditemukan pada keluarga Tn. B adalah

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah dan ketidakmampuan keluarga

memodifikasi lingkungan. Setelah masalah teratasi, diharapkan keluarga

mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan dengan baik.

Dampak lebih lanjut yang bisa terjadi apabila masalah defisiensi

pengetahuan dan risiko infeksi adalah ketidakmamuan keluarga mencegah

dan memantau pengobatan An. N yang tidak boleh terputus, karena jika

pengobatan terputus akan terjadi resisten terhadap obat (MDR), begitu juga

dengan risiko infeksi apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan

timbulnya anggota keluarga lain yang akan terinfeksi (IDAI, 2010).

Masalah keperawatan defisiensi pengetahuan sudah sesuai dengan

teori yang jelaskan oleh Wijaya dan Putri (2013), namun terjadi kesenjangan

Page 103: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

90

pada masalah keperawatan risiko infeksi adalah perbedaan antara teori

dengan keadaan di lapangan. Dalam buku IDAI (2010) dijelaskan bahwa

tuberkulosis pada anak sangat jarang terjadinya penularan, sehingga dalam

pathways tuberkulosis pada anak tidak ada risiko infeksi (penularan kepada

orang lain). Ada beberapa faktor yang membedakan tuberkulosis dewasa dan

anak antara lain kuman ini sangat jarang ditemukan didalam sekret

endobronkial pada pasien anak, ada bebebrapa hal yang dapat menjelaskan

hal tersebut, pertama jumlah kuman pada anak biasanya sedikit, namun

karena imunitas anak masih lemah jumlah yang sedikit sudah mampu

menyebabkan sakit pada anak. Kedua, lokasi infeksi primer yang kemudian

berkembang menjadi sakit tuberkulosis primer biasanya terjadi di daerah

parenkim yang jauh dari bronkus, sehingga tidak terjadi produksi sputum.

Ketiga tidak ada atau sedikitnya produksi sputum dan tidak terdapat pada

reseptor batuk di daerah parenkim yang menyebabkan jarangnya terdapat

gejala batuk pada tuberkulosis anak.

Diambilnya masalah keperawatan risiko infeksi didukung oleh

keadaan lingkungan rumah Tn. B. Keadaan lingkungan rumah yang pengab,

lembab, pencahayaan dan ventilasi kurang menjadi faktor yang mepengaruhi

terjadinya TB pada An. N. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan

oleh Halim dkk (2015) bahwa kelembaban rumah, pencahayaan rumah, dan

kebutuhan ventilasi yang tidak memehuni syarat merupakan faktor risiko

untuk kejadian TB paru pada anak. Begitu juga dengan pendapat yang di

jelaskan oleh Adhalia dkk (2016) bahwa kelembaban dan pencahayaan

Page 104: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

91

merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kasus kejadian

Tuberculosis. Selain masalah fisik rumah yang tidak sehat, faktor yang tidak

kalah penting yang mempengaruhi terjadinya penyakit ini adalah status

ekonomi yang rendah dan penghasilan kurang (Ardiansyah, 2012).

Penjelasan tersebut dapat diterapkan pada kejadian di keluarga Tn. B,

anggota keluarga lain dan penduduk sekitar tidak ada yang menderita

tuberkulosis sebelumnya. An. N menderita penyakit ini karena tertular droplet

dari orang dewasa yang berada di tempat yang lembab, akhirnya terhirup dan

menempel pada paru. Karena sistem kekebalan tubuh pada anak masih lemah

sehingga mudah terserang penyakit. Keadaan anak yang mudah sakit bisa

terjadi karena salah satu faktor seperli lingkungan rumah yang kurang bersih,

lembab, pencahayaan kurang dan ventilasi tidak terpenuhi. Lingkungan

rumah yang seperti itu menyebabkan kuman dapat berkembang biak

(Adhalia, dkk, 2016).

Beberapa diagnosa dalam teori Wijaya dan Putri (2013) tidak muncul,

dikarenakan keadaan klien tidak menunjukkan adanya masalah

keseperawatan. Diagnosa yang tidak muncul antara lain hipertermia

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan,

yang sakit, ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit, dan gangguan

pertukan gas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil

keputusan.

Page 105: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

92

Perencanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yang jelaskan

oleh Suprajitno (2014) dan Padila (2012) dengan menggunakan konsep

SMART dan intervensi yang digunakan sesuai. Menurut Riasmini (2017),

perencanaan untuk diagnosa ketidakmampuan keluarga

memodifikasi/memelihara lingkungan adalah identifikasi faktor risiko,

pencegahan infeksi dan manajemen lingkungan keamanan. Penjelasan kepada

keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya

penularan penyakit tuberkulosis paru pada anggota keluarga yang lain.

Keluarga juga perlu mengetahui tentang pengertian, tanda dan gejala,

penyebab, penularan, dan penatalaksanaan tuberkulosis paru agar keluarga

mampu mengenal masalah kesehatan dengan baik. Rencana keperawatan

keluarga yaitu pendidikan kesehatan tentang penyakit tuberkulosis paru.

Ditemukan intervensi yang tidak sesuai dengan teori, seperti perkuat

informasi yang diberikan dengan anggota tim kesehatan. Tidak digunakannya

intervensi tersebut dikarenakan tidak ada pendampingan ketika melakukan

asuhan keperawatan keluarga dari puskesmas.

Tindakan yang telah dilakukan selama memberikan asuhan

keperawatan keluarga untuk masalah defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah terkait tuberkulosis

paru adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian

tuberkulosis paru, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, dan

penatalaksanaan. Semua tindakan keperawatan seperti pendidikan kesehatan

dilakukan dengan cara kunjungan rumah. Metode yang digunakan selama

Page 106: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

93

penyuluhan adalah ceramah, diskusi dan demonstrasi menggunakan media

leflet. Penyuluhan dengan metode ceramah dapat meningkatkan pengetahuan

(Lubis, dkk, 2013). Metode ini dipilih agar mudah diterima oleh keluarga

seperti yang dijelaskan oleh Notoatmodjo (2014) metode ceramah baik untuk

sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah, sementara leaflet

merupakan suatu bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan

melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat

maupun gambar atau kombinasi.

Hambatan yang dihadapi saat melakukan implementasi keperawatan

adalah ketidakhadiran semua anggota keluarga pada saat pendidikan

kesehatan tentang penyakit tuberkulosis paru karena kendala anggota

keluarga dengan aktivitas masing-masing. Hal ini berdampak pada kurangnya

informasi pada anggota keluarga yang lain tentang tuberkulosis paru.

Hambatan lain yang ditemukan adalah sulitnya memberikan pemahaman

kepada keluarga Tn. B, hal ini bisa disebabkan karena tingkat pendidikan

keluarga Tn. B khususnya Ny. S yang mendampingi An. N terus-menerus

kurang. Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi kemampuan

pemahaman dan tingkat pengetahuan (Hutari, dkk, 2016).

Tindakan yang telah dilakukan selama memberikan asuhan

keperawatan pada keluarga dengan masalah keperawatan risiko infeksi

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

adalah mendemostrasikan penataan ruangan supaya lebih rapi dan bersih,

menganjurkan untuk selalu membuka jendela dan pintu agar kebutuhan

Page 107: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

94

ventilasi dan pencahyaan terpenuhi, menganjurkan menjemur bantal dan

kasur di bawah sinar matahari. Memberikan informasi pentingnya imunisasi

untuk mencegah penyakit tertentu. Menganjurkan keluarga untuk memantau

pengobatan yang sedang dijalankan oleh An. N. Keluarga menjelaskan jika

An. N minum obat dengan teratur. Respon keluarga menjelaskan bahwa An.

N sudah minum obat dengan teratur setiap pagi dan selalu mengambil obat ke

puskesmas jika obat habis, menjelaskan jika sudah memisahkan alat makan

dan minum An. N untuk mencegah terjadinya infeksi, sesuai dengan teori

yang disampaikan Suprajitno (2014) bahwa merawat anggota yang sakit dapat

mengetahui keadaan sakitnya, sikap perkembangan perawatan yang

dibutuhkan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga, sikap keluarga

terhadap anggota yang sakit sehingga keluarga Tn. B sudah mampu merawat

anggota yang sakit.

Tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan,

namun beberapa tindakan dimodifiksi sesuai kebutuhan dari keluarga.

Hambatan yang dihadapi saat melakukan implementasi keperawatan adalah

ketidakhadiran seluruh anggota keluarga pada saat diberikan penjelasan

tentang pentingnya penataan rumah, kerapian dan kebersihan rumah,

kebutuhan ventilasi dan pencahayaan terpenuhi adalah hal penting untuk

kesehatan khususnya masalah tuberkulosis pada anak.

Kesenjangan yang ditemukan pada implementasi adalah beberapa

tindakan tidak dilakukan sesuai dengan teori. Ketika implementasi akan

dilakukan, perawat harus memilih tindakan yang paling sesuai dengan

Page 108: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

95

kebutuhan keluarga. Sama halnya dengan tindakan yang diberikan kepada

keluarga Tn. B, telah disesuaikan dengan kebutuhan (Bakri, 2017).

Rencana tindakan diarahkan untuk mengubah pengetahuan sikap dan

tidakan keluarga, sehingga keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan

(Suprajitno, 2014). Bila rencana tindakan tidak atau belum berhasil, maka

perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan

mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan keluarga. Oleh

karena itu, kunjungan dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan

waktu dan kesediaan keluarga.

Evaluasi pertama didapatkan hasil, secara subjektif keluarga

menjelaskan jika sudah mengerti tentang penyakit tuberculosis paru yang

diderita An. N. Keluarga mampu menjelaskan kembali beberapa materi yang

sudah diberikan meskipun ada yang masih belum tepat. Keluarga terlihat

antusias ketika diberikan penjelasan. Keluarga sudah mengerti pentingnya

penataan lingkungan yang sehat. Hasil evaluasi keseluruhan adalah keluarga

mampu mengenal masalah kesehatan dan memahami pentingnya

memodifikasi lingkungan untuk kesehatan.

Evaluasi kedua, yang bertujuan untuk mendapatkan data perubahan

perilaku pada keluarga dan penerapan kehidupan sehari-hari dari penyuluhan

yang telah diberikan. Keluarga sudah menunjukkan perubahan perilaku

terbukti saat penulis melakukan kunjungan rumah, jendela dan pintu sudah

terbuka, penataan rumah sudah diperbaiki, dan rumah lebih bersih.

Page 109: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

96

Tahap akhir pada proses asuhan keperawatan ini mengobservasi

perubahan perilaku keluarga sudah sesuai dengan yang telah diajarkan.

Perencanaan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan hasil evaluasi yang

diharapkan. Pada tahap evaluasi ini masalah ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan dan ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan sudah teratasi.

Kemampuan keluarga dalam menerima informasi tentang penyakit

yang dialami An. N kurang baik. Evaluasi defisiensi pengetahuan dilakukan

dua kali pertemuan dikarenakan keluarga belum memahami penjelasan yang

diberikan. Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemahaman keluarga

menerima informasi adalah tingkat pendidikan yang rendah (Hatari, dkk,

2016).

Rencana tindak lanjut agar keluarga mempertahankan perubahan

perilaku menjadi lebih sehat adalah memotivasi keluarga untuk selalu

menjaga kebersihan rumah dan selalu melakukan pengawasan minum obat

dengan teratur, memanfaatkan tenaga kesehatan untuk mengetahui masalah

kesehatan pada keluarga.

C. Keterbatasan

Penulisan penelitian ini pasti mempunyai keterbatasan dan hambatan.

Keterbatasan yang di alami penulis dalam menyusun penelitian ini antara lain,

kurangnya buku sumber khusus tuberculosis pada anak, keterbatasan waktu

pengambilan kasus, kehadiran seluruh anggota keluarga yang tidak pasti saat

dilakukan tindakan asuhan keperawatan.

Page 110: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

97

Hambatan yang dialami penulis ketika melakukan penelitian berasal

dari keluarga yaitu pendidikan keluarga yang rendah. Hal ini sesuai dengan

teori yang di jelaskan oleh Bakri (2017) bahwa hambatan dalam pemecahan

masalah kesehatan keluarga terdiri dari 2 faktor yaitu hambatan dari keluarga,

antara lain pendidikan keluarga yang rendah, keterbatasan sumber daya

keluarga, kebiasaan yang melekat, dan sosial budaya dan hambatan dari

perawat antara lain sarana dan prasarana yang tidak mencukupi, kondisi alam,

kesulitan berkomunikasi, dan keterbatasan pengetahuan perawat tentang

kultur keluarga.

Page 111: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

98

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pada penelitian ini mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga

dengan Tuberculosis paru pada anak. Menggambarkan proses asuhan

keperawatan pada keluarga Tn. B dengan masalah utama defisiensi

pengetahuan Tuberculosis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan.

Pengkajian keperawatan dilakukan untuk mendapatkan data yang

digunakan untuk perumusan masalah meliputi biodata klien dan keluarga,

riwayat kesehatan klien dan keluarga, hasil pemeriksaan data fokus, dan

pemeriksaan penunjang. Penulis mendapatkan data An. N menderita

Tuberculosis paru, An. N dan keluarga belum pernah menderita penyakit

kronis maupun mengancam jiwa. Keadaan umum An. N baik, sudah tidak

pilek, batuk dan panas. Hasil pemeriksaan rontgen dan uji tuberkulin yang

dilakukan di BALKESMAS kota magelang menunjukkan positif

Tuberculosis paru.

Diagnosa yang ditemukan adalah defisiensi pengetahuan tentang

Tuberculosis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan dan risiko infeksi berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga memodifikasi lingkungan.

Perencanaan keperawatan untuk diagnosa defisiensi pengetahuan adalah

berikan pendidikan kesehatan tentang Tuberculosis meliputi pengertian,

Page 112: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

99

penyebab, tanda gejala, pengobatan, penanganan dan pencegahan. Untuk

diagnosa kedua risiko infeksi, demonstrasikan penataan rumah supaya bersih

dan rapi sehingga pencahayaan dan ventilasi tercukupi, berikan informasi

pentingnya minum obat secara rutin, dan anjurkan untuk melakukan

pemeriksaan ke pelayanan kesehatan jika mengalami masalah kesehatan.

Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk masalah defisiensi

pengetahuan adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang Tuberculosis

meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala, pengobatan, penanganan dan

pencegahan. Untuk masalah kedua risiko infeksi dengan mendemonstrasikan

penataan rumah supaya bersih dan rapi sehingga pencahayaan dan ventilasi

tercukupi, memberikan informasi pentingnya minum obat secara rutin, dan

menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan jika

mengalami masalah kesehatan.

Evaluasi dari proses asuhan keperawatan keluarga didapatkan hasil

keluarga sudah mampu menjelaskan kembali materi yang di berikan dan

menyatakan sudah mengerti dengan apa yang disampaikan, keluarga sudah

menunjukan perubahan perilaku hidup sehat terbukti dengan jendela dan

pintu sudah dibuka, penataan rumah sudah diperbaiki dan rumah lebih bersih.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah :

1. Keluarga

Diharapkan keluarga mau dan mampu merawat anggota keluarga yang

sakit setelah mendapat penyuluhan dari petugas kesehatan sehingga

Page 113: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

100

derajat kesehatan keluarga akan meningkat. Selain itu keluarga juga

mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan baik dan

benar.

2. Institusi

Diharapkan sarana dan prasarana (buku) dari pihak institusi diperbanyak

dan diperbaharui karena ini merupakan hal yang sangat penting dalam

penyusunan karya tulis ilmiah.

3. Puskesmas

Diharapkan pihak puskesmas melakukan kunjungan ke rumah klien

dengan penyakit yang membutuhkan perhatian khusus seperti

Tuberculosis paru karena mereka membutuhkan informasi mengenai cara

pencegahan dan penanganan. Dengan cara penyuluhan penularan

Tuberculosis paru dapat dicegah sedini mungkin dan dapat menurunkan

angka prevalesni penderita Tuberculosis paru.

4. Petugas kesehatan

Diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan perannya di

masyarakat dalam memberikan informasi kesehatan mengenai penyakit

tertentu seperti Tuberculosis paru supaya masyarakat mengetahui tentang

penyakit sehingga dapat mencegah dan merawat jika ada yang sakit.

Page 114: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

101

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu Henny. (2010). Aplikasi Praktis Asuhan KeperawatanKeluarga. Jakarta: CV Agung Seto.

Adhalia, Chandrika Karisa, dkk. (2016). Hubungan Kelembaban Ruangan danCahaya Pada Rumah Penderita TB Paru dengan Kasus Kejadian Tb paru diWilayah Kerja Puskesmas Langensari II. Jakarta.

Ali, Zaidin. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: Buku KedokteranEGC.

Ardiyansyah, M. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: DivaPress.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, Sumiyati. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakatterhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis di RW 04 kelurahanLagoa Jakarta Utara. Jakarta.

Azhar, Khadijah dan Dian Perwitasari. (2013). Kondisi Fisik Rumah dan Perilakudengan Prevalensi TB Paru di Provinsi DKI Jakarta, Banten dan Sulawesi.Media Litbangkes. Vol 23( 172-181).

Bakri, Maria H. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: PustakaMahardika.

Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, Joanne M., Wagner,Cheryl M. (2016). Nursing Interventions Classification. Singapura: Elsevier.

Dantes, Nyoman. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.

Farida, Eddy Syahrial, dan Lita Sri Handayani. (2013). Gambaran PeranKeluarga Terhadap Penderita TBC di Wilayah Kerja Puskesmas KotaDatar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang ProvisiSumatra Utara.

Halim, Roni Naning, dan Dwi Budi Satrio. (2015). Faktor Risiko Kejadian TBParu pada Anak Usia 1-5 Tahun Di Kabupaten Kebumen. Vol 17, No 2,Hal. 26-39.

Hasdianah, dkk. (2015). Buku Ajar Dasar-Dasar Riset Keperawatan. Yogyakarta:Nuha Medika.

Page 115: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

102

Herdman, T. Heather dan Shigemi Kamitsuru. (2015). Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Ikatan dokter Anak Indonesia. (2010). Respirologi Anak, Edisi pertama, CetakanKedua. Jakarta: IDAI.

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. (online), (http://spiritia.or.id/dokumen/pedoman-tbnasional2014.pdfdiakses tanggal 20 November 2017).

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Jawa Tengah 2013. (online),(http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2013/13_Prov_Jateng_2013.pdf diakses tanggal 20 Oktober 2017)

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Kota Magelang 2014.(online),(http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2014/3371_Jateng_Kota_Magelang_2014 diakses tanggal 20 Oktober2017).

Kementrian Kesehatan RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015.(online), (http://www.kemkes.go.id/ diakses tanggal 20 Oktober 2017).

Lubis, Zul Salasa Akbar, Namora Lumongga Lubis dan Eddy Syahrial. (2013).Pengaruh Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Diskusi TerhadapTingkat Pengetahuan dan Sikap Anak Tentang PHBS di Sekolah DasarNegeri 065014 Kelurahan Namogajah Kecamatan Medan Tuntungan.

Moorhead, sue.,Johnson, Mariono., Mass, Maridean L., Swanson, Elizabeth.(2016). Nursing Outcomes Classification. Singapura: Elsevier.

Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan GangguanSistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.

Nurwitasari, Anasyia dan Chatarina Umbul Wahyuni. (2015). Pengaruh StatusGizi dan Riwayat Kontak Terhadap Kejadian Tuberkulosis Anak diKabupaten Jember. Jurnal Berkala Epidemiologi: Vol 3 (158-169).

Oktaviani, Vita Ayu. (2009). Hubunga antara sanitasi Fisik Rumah denganKejadian Infeksi Saluran Pernapasan Atas Pada Balita di Desa CepogoKecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Jurnal kesehatan.

Page 116: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

103

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. (2014). Buku AjarPenyakit Dalam. Jakarta: Internal Publishing.

Padila. (2012). Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riasmini, Ni Made, dkk. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu,Keluarga, Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP,NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta : UniversitasIndonesia (UI-press)

Ridha, H. Nabiel. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Sastroasmoro, Sudigdo. (2011). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.Jakarta: Sagung Seto.

Suprajitno. (2014). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik.Jakarta:EGC.

Surapsari, Juwalita (Penterjemah). (2008). Lecture Notes: Penyakit Infeksi, EdisiKeenam. Jakarta: Erlangga.

Utara, Puskesmas Magelang. (2016). Prevalensi Penyakit TBC. Magelang:Puskesmas Magelang Utara.

WHO. (2016). Global Tuberculosis Report 2016. (online),(http://www.who.int/tb/publications/global_report/en/ diakses tanggal 20Oktober 2017).

Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza. (2013). Keperawatan MedikalBedah. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wulandari, Dewi dan Meira Erawati. (2016). Buku Ajar Keperawatan Anak.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 117: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 118: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 119: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 120: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 121: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 122: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 123: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 124: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 125: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 126: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 127: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 128: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 129: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 130: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 131: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Tuberculosis paru pada anak

Sub pokok bahasan : Perawatan keluarga dengan Tuberculosis paru pada anak

Sasaran : Keluarga

Hari /Tanggal : Rabu, 10 Januari 2018

Waktu : 09:00 WIB

Tempat : Rumah Tn. B, Kedungsari.

Penyuluh : Widha Nur Rafika

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 20 menit di

Rumah Tn. B diharapkan keluarga mengetahui pengertian TB paru pada

anak, tanda gejala dan pencegahan TB paru pada anak.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan tentang TB paru pada anak

diharapkan mampu:

1. Menyebutkan pengertian TB paru

2. Menyebutkan penyebab TB paru

3. Menyebutkan tanda dan gejala TB paru pada anak

4. Menyebutkan cara mencegah TB paru pada anak

5. Menyebutkan cara penatalaksaan TB paru pada anak

Page 132: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

B. Sasaran dan target

Sasaran yang dituju adalah keluarga Tn. B yang salah satu anggota keluarga

menderita Tuberculosis paru pada anak.

C. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi

D. Susunan acara

No Uraian kegiatan Metode Media Waktu1 Pendahuluan :

a. Memberi salamb. Memperkenalkan diric. Menjelaskan tujuand. Kontrak waktu

Ceramah Lisan 2 menit

2 Pelaksanaana. Menjelaskan

pengertian Anemiab. Menjelaskan penyebab

Anemiac. Menjelaskan tanda dan

gejala Anemiad. Menjelaskan cara

mencegah Anemiae. Menjelaskan cara

penatalaksaan Anemiaf. Menjelaskan makanan

yang perlu dihindaridan contoh makanan.

Ceramah Diskusi Tanya

jawab

Leaflet 13 menit

3 Penutupa. Memberikan

kesempatan padapasien untukbertanya

b. Menyampaikan

Ceramah Lisan 5 menit

Page 133: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

kesimpulan materic. Memberi evaluasi

secara lisand. Memberi salam

E. Penataan tempat

Keterangan

A : Penyuluh

B : Audience

F. Media

Leaflet

G. Materi (Terlampir)

H. Evaluasi (Terlampir)

I. Sumber

Ardiyansyah, M. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta:Diva Press.

Ikatan dokter Anak Indonesia. (2010). Respirologi Anak, Edisi pertama,Cetakan Kedua. Jakarta: IDAI.

Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien denganGangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza. (2013). Keperawatan MedikalBedah. Yogyakarta: Nuha Medika.

A

B

BB

B

Page 134: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

EVALUASI

Pertanyaan

1. Sebutkan pengertian TB paru

2. Jelaskan tanda dan gejala TB paru pada anak

Jawaban

1. TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil

Mycobacterium tuberculosis yang merupakan salah satu penyakit saluran

pernapasan bagian bawah. Penyakit ini menular melalui udara.

2. Tanda dan gejala TB paru pada anak

a. Demam lama (≥ 2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas

(bukan demam typid, infeksi saluran kemih, malaria dan lain-lain),

yang dapat disertai dengan keringat malam. Demam umumnya tidak

tinggi

b. Batuk lama >3 minggu, dan sebab lain telah disingkirkan

c. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik dalam 1

bulan dengan penanganan gizi yang adekuat

d. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan BB tidak

naik dengan adekuat

e. Lesu aatu malaise

f. Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.

Page 135: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

TENTANG TB PARU PADA ANAK

A. Pengertian

TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil

Mycobacterium tuberculosis yang merupakan salah satu penyakit

saluran pernapasan bagian bawah. Penyakit ini menular melalui udara.

B. Penyebab

Penyebab dari penyakit TB paru adalah agen infesius utama,

Mycobacterium tuberculosis adalah batang aerobik tahan asam yang

tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet

Proses terjadinya infeksi oleh M.tuberculosis biasanya secara

inhalasi, sehingga TB paru merupakan manifestasi klinis yang paling

sering organ lainnya. Penularan penyakit ini sebagian besar melalui

inhalasi basil yang mengandung droplet nuklei, khususnya yang didapat

dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang

mengandung basil tahan asam (BTA).

C. Tanda dan gejala

1. Demam lama (≥ 2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang

jelas (bukan demam typid, infeksi saluran kemih, malaria dan lain-

lain), yang dapat disertai dengan keringat malam. Demam

umumnya tidak tinggi

2. Batuk lama >3 minggu, dan sebab lain telah disingkirkan

Page 136: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

3. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik dalam 1

bulan dengan penanganan gizi yang adekuat

4. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan BB

tidak naik dengan adekuat

5. Lesu aatu malaise

6. Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.

D. Cara mencegah

1. Imunisasi BCG

Imunisasi ini diberikan pada usia sebelum 2 bulan. Bila BG

diberikan pada usia >3 bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberkulin

terlebih dahulu.

2. Kemoprofilaksis

Terdapat dua macam kemoprofilaksis, yaitu primer dan sekunder.

Kemoprofilaksis primer bertujuan untuk mencegah terjadinya

infeksi TB, sedangkan kemoprofilaksis sekunder bertujuan untuk

mencegah berkembangnya infeksi menjadi sakit TB.

E. Penatalaksaan

1. Penatalaksanaan secara medis

Secara medis, penyakit TB harus mengonsumsi obat dalam

jangka waktu yang lama, obat TB utama saat ini adalah rifampisin

(R), isoniazid (H), pirazinamid (Z), etambutol (E), dan streptomisin

(S). Rifampisin dan Isoniazid merupakan obat pilihan utama dan

ditambah dengan pirazinamid, etambutol, dan streptomisin.

Page 137: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

2. Penatalaksanaan non medis.

a. Pendekatan DOTS

Hal yang paling penting pada penatalaksanaan TB adalah

keteraturan minum obat. Salah satu upaya untuk meningkatkan

keteraturan minum obat adalah dengan melakukan pengawasan

langsung terhadap pengobatan (directly observed treatment).

Strategi DOTS terdiri atas lima komponen yaitu :

1) Komitmen dari pengambil keputusan (orang tua) termasuk

dukungan dana.

2) Diagnosis TB dengan pemeriksaan sputum secara

mrikoskopis.

3) Pengobatan dengan panduan OAT jangka pendek dengan

pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat.

4) Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan

mutu terjamin.

5) Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan

pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TB.

b. Lacak sumber penularan dan case finding

Apabila kita mememukan anak dengan TB, maka harus dicari

sumber penularan yang menyebabkan anak tersebut tertular

TB. Sember penularan adalah orang dewasa yang menderita

TB aktif dan kontak erat dengana anak tersebut.

Page 138: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

Pengobatan TBparu pada anak

Penyakit TB harus men-gonsumsi obat dalamjangka waktu yanglama, yaitu selama 6-12 bulan. obat TB uta-ma saat ini adalah ri-fampisin (R), isoniazid(H), pirazinamid (Z),etambutol (E), danstreptomisin (S). Rifam-pisin dan Isoniazidmerupakan obat pili-han utama dan dit-ambah dengan pi-razinamid, etambutol,dan streptomisin.

WIDHA NUR RAFIKAP1337420515068

Temukan Oba Sampai Sembuh TB

TOSSTB

Jauhkan anak dari asap rokok

Page 139: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

Tuberkulosis atau disingkat TB adalah penya-kit infeksi yang disebabkan oleh ku-man Mycobacterium Tuberculosis. Kuman inimenyerang organ paru – paru manusia.Penyakit ini bukan penyakit menurunmelainkan penyakit MENULAR.

APA ITUTB paru?

Penularan TB paru

GEJALA TB PARU PADA ANAKGEJALA TB PARU PADA ANAKGEJALA TB PARU PADA ANAK

GEJALA UTAMA

Deman, biasanya ter-jadi > 2 minggu(tanpa sebab lain)disertai keringat mal-am. Demam biasanyatidak terlalu tinggi.

GEJALA LAINNYA

Nafsu makan turun Diare

Batuk BB turun Lesu

PEMERIKSAANPENUNJANGPemeriksaan dahak dilakukan 2 kali yaitu

ketika dating ke pelayanan kesehatandan saat sesudah bangun tidur

Rontgen dada pada anak denganTB paru tidak khas, sehingga harus

didukung dengan pemeriksaanpenunjang lain.

3. Uji Tuberkulin

Page 140: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 141: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 142: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 143: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan
Page 144: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ...repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/068_WIDHA NUR...Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Widha Nur Rafika

2. NIM : P1337420515068

3. Tanggal lahir : 30 April 1997

4. Tempat lahir : Kabupaten Semarang

5. Jenis kelamin : Perempuan

6. Alamat rumah : Saren, Jatijajar Rt 04, Rw 02, Kec. Bergas, Kab.

Semarang

7. Telepon : 0857 999 633 85

8. Email : [email protected]

9. Riwayat Hidup

a. Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 01 Jatijajar di Kabupaten Semarang,

lulus tahun 2009

b. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Temanggung, lulus

tahun 2012

c. Pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Ungaran, lulus tahun 2015

10. Prestasi yang didapat

a. Lomba LCC tingkat Kecamatan (SD)

b. Lomba pendidikan agama tingkat Kabupaten (SMP)

Magelang, Maret 2018

Widha Nur Rafika