laporan kasus abses peritonsilar

21
PERITONSILAR DAN ABSES PARAFARING LAPORAN KASUS STASE THT RUMAH SAKIT ISLAM PONDOK KOPI JAKARTA 2008

Upload: nisakhairunnisa

Post on 18-Feb-2016

181 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

hgfytfyfu

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

ABSES PERITONSILAR DANABSES PARAFARING

LAPORAN KASUS STASE THT RUMAH SAKIT ISLAM PONDOK KOPI JAKARTA 2008

Page 2: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

THANKS TO .... DR. H. NASDARISAN, SP.THT ( PEMBIMBING)

TEMAN-TEMAN SEJAWAT

Page 3: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

ANATOMI NORMAL DARI TONSIL PALATINA DAN JARINGAN DISEKITARNYA

Page 4: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

ABSES PERITONSILAR Radang di jaringan ikat longgar peritonsil

yang mengakibatkan pembentukan nanah di jaringan peritonsil.

Nanah terletak diantara kapsul tonsil dan fosa tonsil.

Daerah superior dan lateral fosa tonsilaris merupakan jaringan ikat longgar, oleh karena itu infiltrasi supurasi ke ruang peritonsil tersering menempati menempati daerah ini, sehingga tampak palatum mole membengkak

Page 5: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

PATOLOGI Radang umumnya berasal dari tonsil dan

merupakan komplikasi tonsilitis akut. Kuman penyebabnya menembus kapsul,

masuk ke dalam fosa supratonsil sehingga terjadi infiltrat peritonsiler.

Udem dapat menjalar ke jaringan sekitar yaitu ke palatum mole, uvula dan radiks lingua

Abses terbentuk kira-kira sesudah 4 hari.

Page 6: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

CIRI KHAS Tampak penggembungan (bulging) terutama

di daerah supratonsil. Uvula terdorong kesisi yang sehat

(kontralateral).

Page 7: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

GEJALA KLINIS Nyeri spontan pada sisi yang sakit ( lebih

hebat dibanding tonsilitis akut), Nyeri menelan, Nyeri telinga disisi yang sakit ( reffered pain). Ludah tertumpuk didalam mulut akibat nyeri

telan yang hebat (ptialismus), dan Suara berubah seperti orang mengulum

makanan panas dalam mulut ( plummy voice).

Page 8: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

DIAGNOSIS Terihat adanya udem hebat di daerah

palatum mole sehingga jika penderita minum, minuman keluar dari hidung.

Udem palatum mole juga menimbulkan suara bindeng (rinolalia aperta).

Trismus spasme m. pterigoideus interna Kepala miring ke arah sakit (tortikolis)

spasme m. sternocleidomastoideus

Page 9: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

LANJUTAN... Lidah kotor disertai foetor ex ore Udem dan hiperemi pada tonsil, palatum

mole, uvula dan radiks lingua. Tonsil keluar dari fosa tonsiler (dislokasio

tonsil). Uvula terdorong kesisi yang sehat. Kelenjar leher membesar disertai nyeri tekan.

Page 10: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

Abscess Peritonsillar kiri

Udem, hiperemis dan tonsil kiri dengan detritus yang dilapisi oleh eksudat putih. Uvula terdorong kesisi yang sehat

Page 11: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

MENENTUKAN DIAGNOSIS Pungsi dilakukan pada pertemuan 2 buah

garis yaitu vertikal melalui arkus anterior dan horizontal melalui basis uvula dengan arah belakang.

Jika terdapat nanah maka dibuat diagnosis abses, tetapi jika tidak terdapat nanah maka didiagnosis sebagai infiltrat.

Page 12: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

TERAPI Antibiotika dosis tinggi, Obat simtomatik. Juga perlu kumur-kumur dengan cairan hangat Kompres air dingin pada leher. Bila telah terbentuk abses, kemudian dilakukan

pungsi pada daerah abses, kemudian diinsisi untuk mengeluarkan nanah.

Tempat insisi ialah daerah yang paling menonjol dan lunak, atau pada pertengahan garis yang menghubungkan dasar uvula dengan geraham atas terakhir pada sisi yang sakit.

Page 13: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

LANJUTAN .. Bila terdapat trismus, maka untuk mengatasi

nyeri, diberikan analgesia (lokal), dengan menyuntikkan xylocain atau novocain 1 % di ganglion sphenopalatinum.

Ganglion ini terletak di bagian belakang atas lateral dari konka media.

Kemudian pasien dianjurkan untuk operasi tonsilektomi “a chaud” bersamaan dgn drenase abses “ a tiede” 3-4 hari sesudah drenase abses “a froid” 4-6 minggu sesudah drenase abses

Page 14: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

KOMPLIKASI

Abses pecah spontan mengakibatkan terjadinya perdarahan, aspirasi paru atau piemia.

Penjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring, sehingga terjadi abses parafaring.

Bila terjadi penjalaran ke daerah intrakranial, trombosis sinus kavernosus, meningitis dan abses otak.

Page 15: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

CT SCAN ABSES PERITONSILAR

Page 16: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

ABSES PARAFARING Etiologi

Akibat tusukan jarum pada waktu melakukan tonsilektomi dengan anestesi lokal

Limfogen Hematogen

Page 17: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

GEJALA DAN TANDA YANG UTAMA Demam tinggi Pembengkakan dengan nyeri tekan di

daerah submandibula terutama pada angulus mandibula

Udem uvula, pilar tonsil, palatum dan pergeseran ke medial dinding lateral faring

Pembengkakan dinding lateral faring, sehingga menonjol kearah medial.

Trismus

Page 18: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

DIAGNOSIS Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat

penyakit, gejala dan tanda klinik. Bila meragukan, dapat dilakukan

pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen jaringan lunak AP atau CT scan.

Page 19: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

TERAPI Diberi antibiotika dosis tinggi secara

perenteral terhadap kuman aerob dan anaerob.

Evakuasi abses harus segera dilakukan bila tidak ada perbaikan dengan antibiotika dalam 24-48jam

Caranya melalui insisi dari luar dan intraoral.

Page 20: Laporan Kasus Abses Peritonsilar

KOMPLIKASI Proses peradangan dapat menjalar secara

hematogen, limfogen atau langsung (perkontinuitatum) ke daerah sekitarnya.

Penjalaran keatas dapat mengakibatkan peradangan intrakranial,

ke bawah menyusuri selubung karois mencapai mediastinum.

Abses juga dapat menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah.

Bila pembuluh karotis mengalami nekrosis, dapat terjadi ruptur, sehingga terjadi perdarahan hebat.

Bila terjadi periflebitis atau endoflebitis dapat timbul tromboflebitis dan septikemia.

Page 21: Laporan Kasus Abses Peritonsilar