laporan kasus 2

31
LAPORAN KASUS A. Identitas Nama : Tn. M. Fikri Usia : 18 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Kramat Sentiong Tanggal MRS : 07 Juni 2014 B. Anamnesis (alloanamnesis) Keluhan Utama Tidak sadarkan diri Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dibawa temannya dengan keluhan tidak sadarkan diri setelah mengalami kecelakan motor pada hari sabtu malam (07 Juni 2014) diperkirakan sore hari (menjelang maghrib) dan dibawa ke UGD RSIJ Cempaka putih. Sampai di RS sekitar pukul 19.55 WIB. Menurut teman pasien, pasien ditemukan di jalan raya, pada saat pasien sadar di UGD pasien muntah sebanyak 1 kali. Pasien tidak ingat kejadian yang dialaminya. C. Pemeriksaan Fisik Kesadaran : E 2 V 3 M 2 Keadaan Umum : Tampak sakit berat Tanda Vital : TD : 130/70 mmHg Nadi : 110x/menit

Upload: selena-talakua

Post on 10-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

lapkas saraf

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

A. IdentitasNama: Tn. M. FikriUsia: 18 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiAlamat: Kramat SentiongTanggal MRS: 07 Juni 2014

B. Anamnesis (alloanamnesis)Keluhan UtamaTidak sadarkan diriRiwayat Penyakit SekarangPasien datang dibawa temannya dengan keluhan tidak sadarkan diri setelah mengalami kecelakan motor pada hari sabtu malam (07 Juni 2014) diperkirakan sore hari (menjelang maghrib) dan dibawa ke UGD RSIJ Cempaka putih. Sampai di RS sekitar pukul 19.55 WIB. Menurut teman pasien, pasien ditemukan di jalan raya, pada saat pasien sadar di UGD pasien muntah sebanyak 1 kali. Pasien tidak ingat kejadian yang dialaminya.

C. Pemeriksaan FisikKesadaran: E2V3M2Keadaan Umum: Tampak sakit beratTanda Vital: TD: 130/70 mmHg Nadi: 110x/menit Nafas: 22x/menit Suhu: AfebrisStatus Generalis:Kepala: Normochepal, luka robek pada sisi kanan (frontoparietal dextra)Mata: Konjungtiva : anemis -/-, Sklera : ikterik -/-Telinga: Normotia, perdarahan telinga (-), battle sign (-), othorea (-)Hidung: septum lurus, perdarahan (-), rhinorea (-)Leher: Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), luka (-)Toraks: Paru: Dada simetris kanan dan kiri, Vesikuler +/+, wheezing-/-, Ronkhi -/-Jantung: BJ I, II murni reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen: Datar, supel, bising usus (+) normalEkstremitas: Akral hangat , udem pretibial -/-, sianosis -/-, RCT < 2 detikStatus LokalisRegio frontoparietal dextra Inspeksi: tampak adanya hematom, tampak luka robek Palpasi: nyeri tekan (+)Regio orbita dextra Inspeksi : Tampak adanya vulnus laseratum, adanya hematom pada sekeliling mata kanan (raccon eye dextra) Palpasi : Nyeri tekan (+)Status Neurologi:Kesadaran: SomnolenRM: Kaku kuduk (tidak diperiksa), Laseque/Kernig tidak dapat dinilai Brudzinki I/II/III = tidak dapat dinilai, Patrick tidak dapat dinilai, Kontrapatrick tidak dapat dinilaiSO: Pupil bulat, isokor, ODS 2 mm, reflex cahaya +/+, GBM tidak dapat diperiksa, wajah simetris, lidah tidak tidak dapat dinilai.Motorik: Kekuatan otot sulit dinilai, tonus otot normalSensorik: Tidak dapat dinilai Refleks Fisiologis:Biceps: +/+Triceps: +/+Patella: +/+Achiles: +/+Refleks Patologis:Babinski : -/-Chadock : -/-Fungsi Vegetatif: BAB dan BAK belum dapat dinilaiPemeriksaan Penunjang:GDP81 mg/%

Ureum29,1 mg%

Kreatinin0,7 mg%

SGOT54 uL

SGPT29 uL

Leukosit 8600/uL

HB12,3 gr/dL

HT37,3 %

Trombosit 287.000/uL

CT-Scan

Kesan : tampak adanya hematom di luar tulang tengkorak pada regio frontoparietal, tampak massa hyperdens pada regio frontoparietal dextra dan disertai fraktur basis kranii.D. ResumePasien dengan keadaan tidak sadar akibat kecelakaan motor pada hari sabtu (07 Juni 2014) diperkirakan sore hari (menjelang maghrib) dan dibawa ke UGD RSIJ Cempaka putih. Sampai di RS sekitar pukul 19.55 WIB. Dengan GCS E2V3M2 (Somnolen). Saat pasien sadar, pasien muntah sebanyak 1 kali. Pasien tidak ingat kejadian yang dialaminya. Pada pemeriksaan fisik dan status lokalisKepala: Normochepal, luka robek pada sisi kanan (frontoparietal dextra)Mata: Konjungtiva : anemis -/-, Sklera : ikterik -/-Telinga: Normotia, perdarahan telinga (-), battle sign (-), othorea (-)Hidung: septum lurus, perdarahan (-), rhinorea (-)Leher: Kaku belakang leher, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)Toraks: Paru: Dada simetris kanan dan kiri, Vesikuler +/+, wheezing-/-, Ronkhi -/-Jantung: BJ I, II murni reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen: Datar, supel, bising usus (+) normalEkstremitas: Akral hangat , udem pretibial -/-, sianosis -/-, RCT < 2 detikStatus LokalisRegio frontoparietal dextra Inspeksi: tampak adanya hematom, tampak luka robek Palpasi: nyeri tekan (+)Regio orbita dextra Inspeksi : Tampak adanya vulnus laseratum, adanya hematom pada sekeliling mata kanan (raccon eye dextra) Palpasi : Nyeri tekan (+)Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil berupa adanya luka robek pada regio frontoparietal, hematom pada sekitar regio orbita dextra yang disertai dengan vulnus laseratum. Hasil pemeriksaan lainnya dalam batas normal.Pada hasil pemeriksaan status neurologi Kesadaran: SomnolenRM: Kaku kuduk (tidak diperiksa), Laseque/Kernig tidak dapat dinilai Brudzinki I/II/III = tidak dapat dinilai, Patrick tidak dapat dinilai, Kontrapatrick tidak dapat dinilaiSO: Pupil bulat, isokor, ODS 2 mm, reflex cahaya +/+, GBM tidak dapat diperiksa, wajah simetris, lidah tidak tidak dapat dinilai.Motorik: Kekuatan otot sulit dinilai, tonus otot normalSensorik: Tidak dapat dinilai

Refleks Fisiologis:Biceps: +/+Triceps: +/+Patella: +/+Achiles: +/+Refleks Patologis:Babinski : -/-Chadock : -/-Fungsi Vegetatif: BAB dan BAK belum dapat dinilaiPada pemeriksaan status neurologi didapatkan hasil berupa kesadaran pasien yang somnolen dengan GCS 11. Pada pemeriksaan ini hanya dapat dilihat bentuk pupil, ukuran dan refleks cahaya yang positif, pada pemeriksaan refleks baik fisiologi maupun patologi tidak terdapat kelainan. Untuk peeriksaan lainnya belum dapat dinilai.Pemeriksaan darah rutinGDP81 mg/%

Ureum29,1 mg%

Kreatinin0,7 mg%

SGOT54 uL

SGPT29 uL

Leukosit 8600/uL

HB12,3 gr/dL

HT37,3 %

Trombosit 287.000/uL

Fungsi hati, fungsi ginjal dan GDP pada kasus ini dalam batas normal.

Hasil dari pemeriksaan CT-Scan terdapat kesan tampak adanya hematom jaringan di luar tulang tengkorak pada regio frontoparietal, tampak massa hyperdens pada regio frontoparietal dextra dan disertai fraktur basis kranii.

E. Diagnosis KerjaCedera kepala dengan epidural hematom dan subgaleal hematomF. Diagnosis BandingCedera kepala dengan subdural hematom dan subgaleal hematom

G. Penatalaksanaan Tirah baring Perawatan selama 7-10 hari Terfacef 1x1gr IV Tradosic 2x1amp IV Acram 2x1 tab Cernevit 1x1gr IV Travensis 3x1 gr Coditam 2x1 tab Kalnex 3x1 IV Enerbol 3x1 tab Aspirasi perdarahan subgalealH. PrognosisQuo ad vitam: ad bonamQuo ad functionam: ad bonam

I. Daftar masalah1. Derajat cedera kepala pada kasus ini2. Dasar diagnosis pada kasus ini3. Perbedaan subdural dengan epidural hematomFollow upTanggal Pemeriksaan Terapi

8-6-2014 TV: TD 110/70, N 84x/mnt, RR 20x/mnt, Suhu afebris GCS 9, tampak sakit berat Sakit kepala RM : kk (-), L/K tt, BI II III (-/-/-), Patrick/Kontrapatrick (-/-), GBM baik kesegala arah, RC +/+, wajah simetris, lidak tidak ada deviasi Mototorik 5 5 tonus otot baik 5 5 Sensorik raba baik RF: BTR/KPR/APR (+/+/+) RP: Babinski/Cahdock (-/-)

Terfacef 1x1gr IV Tradosic 2x1amp IV Acram 2x1 tab Cernevit 1x1gr IV

9-6-2014 TV: TD 110/80, N 82x/mnt, RR 18x/mnt, Suhu afebris GCS 15, tampak sakit sedang Keluhan sakit kepala dan nyeri sekitar dada RM : kk (-), L/K tt, BI II III (-/-/-), Patrick/Kontrapatrick (-/-), GBM baik kesegala arah, RC +/+, wajah simetris, lidak tidak ada deviasi Motorik 5 5 tonus otot baik 5 5 Sensorik raba baik RF: BTR/KPR/APR (+/+/+) RP: Babinski/Cahdock (-/-)

Acram 2x1 tab Travensis 3x1 gr Cernevit 1x1 gr tab Coditam 2x1 tab Kalnex 3x1 IV Aspirasi hematom subgaleal Pemasangan verban elastis

10-6-2014 TV: TD 110/80, N 82x/mnt, RR 18x/mnt, Suhu afebris GCS 15, tampak sakit sedang Keluhan sakit kepala dan dada RM : kk (-), L/K tt, BI II III (-/-/-), Patrick/Kontrapatrick (-/-), GBM baik kesegala arah, RC +/+, wajah simetris, lidak tidak ada deviasi Motorik 5 5 tonus otot baik 5 5 Sensorik raba baik RF: BTR/KPR/APR (+/+/+) RP: Babinski/Cahdock (-/-)

Kalnex 3x1 IV Coditam 2x1 tab Tradosic 2x1 amp IV Enerbol 3x1 tab

11-6-2014 TV: TD 110/80, N 82x/mnt, RR 18x/mnt, Suhu afebris GCS 15, tampak sakit ringan Nyeri di sekitar dada RM : kk (-), L/K tt, BI II III (-/-/-), Patrick/Kontrapatrick (-/-), GBM baik kesegala arah, RC +/+, wajah simetris, lidak tidak ada deviasi Motorik 5 5 tonus otot baik 5 5 Sensorik raba baik RF: BTR/KPR/APR (+/+/+) RP: Babinski/Cahdock (-/-)

Anbacin 2x500mg kap Tradosic 2x1 amp IV Enerbol 3x1 tab Kalnex 3x1 IV

Pada tanggal 9 Juni 2014 kesadaran pasien sudah menjadi composmentis dan pada pemeriksaan tanggal 9 Juni 2014 sudah dapat diperiksa secara keseluruhan untuk pemeriksaan neurologis dan tidak didapatkan adanya kelainan neurologis. Pada tanggal 9 Juni 2014 pasien mengeluh sakit kepala dan nyeri sekitar dada dan mendapat pengobatan, pada tanggal ini juga pasien mendapat penatalaksanaan untuk subgaleal hematomnya dengan cara aspirasi menggunakan jarum infus (abocat) ukuran 14, setelah itu dilakukan pemasangan verban elastis. Pada tanggal 17 Juni pasien sudah tidak ada keluhan apapun dan diperbolehkan pulang.

Analisa Masalah

1. Derajat cedera kepala pada kasus ini

Pada kasus:Pasien pada kasus ini mengalami penurunan kesadaran kemungkinan sejak kejadian yaitu sore hari (menjelang maghrib) hingga tiba di UGD sekitar pukul 19.55 WIB . Kemungkinan terjadinya penurunan sekitar > 3 jam dan < 24 jam. Setelah dilakukan pemeriksaan GCS E2V3M2 (Somnolen) dan tidak ingat akan kejadian yang dialaminya. Maka pasien masuk dalam kriteria derajat cedera kepala berat.

2. Dasar diagnosis pada kasus ini Epidural hematomEpidural hematom adalah salah satu jenis perdarahan intracranial yang paling sering terjadi karena fraktur tulang tengkorak. Ketika pembuluh darah mengalami robekan maka darah akan terakumulasi dalam ruang antara dura dan tulang tengkorak, keadaan inlah yang di kenal dengan sebutan epidural hematom.Pemeriksaan CT-Scan dapat menunjukkan lokasi, volume, efek, dan potensi cedera intrakranial lainnya. Pada epidural biasanya pada satu bagian saja (single) tetapi dapat pula terjadi pada kedua sisi (bilateral), berbentuk bikonfek.. Densitas darah yang homogen (hyperdens), berbatas tegas.Pada kasus kasus ini didapatkan hasil CT-Scan berupa massa hyperdens pada regio frontoparietal dextra yang berbentuk seperti lensa (bikonfeks). Hasil dari pemeriksaan CT-Scan ini dapat menjadi acuan untuk mendiagnosis pasti letak perdarahan yang terjadi dan juga bentuk perdarahannya. Maka dapat disimpulkan pasien pada kasus ini mengalami epidural hematom.

Subgaleal hematomPembengkakan jaringan lunak ataupun perdarahan pada daerah yang terkena trauma. Untuk mengetahui perdarahan subgaleal/perdarahan aponeurotik dapat dilakukan dengan pemeriksaan CT-Scan dengan gambaran perdarahan yang hanya sebatas antara kulit dan tulang tengkorak.

Pada kasus:Hasil pemeriksaan CT-Scan pada pasien ini memberikan kesan adanya perdarahan subgleal. Yaitu berupa gambaran lesi pada jaringan antara kulit dan tulang tengkorak. Maka dapat dipastikan pasien pada kasus ini mengalami perdarahan subgaleal.

3. Perbedaan subdural dengan epidural hematomTipe hematomEpidural Subdural

LokasiAntara tulang tengkorak dengan duramaterAnatara duramater dengan arachnoid

Pembuluh darah Temporoparietal: Arteri meninge media Frontal: Arteri ethmoidal anterior Occipital: sinus sigmoid atau transverses Vertex: sinus sagitalis superiorBridging vein (jembatan vena)

GejalaLucid interval disertai ketidaksadaranNyeri kepala yang dapat meningkat dan kebingungan atau linglung

Gambaran CT-ScanBiconvex lensCrescent shaped

CEDERA KEPALAPENDAHULUANCedera kepala atau yang disebut dengan trauma kapitis adalah ruda paksa tumpul/tajam pada kepala atau wajah yang berakibat disfungsi cerebral sementara. Merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif, dan sebagian besar karena kecelakaan lalulintas.Adapun pembagian trauma kapitis adalah: Simple head injury Commotio cerebri Contusion cerebri Laceratio cerebri Basis cranii fractureSimple head injury dan Commotio cerebri sekarang digolongkan sebagai cedera kepala ringan. Sedangkan Contusio cerebri dan Laceratio cerebri digolongkan sebagai cedera kepala berat.Pada penderita harus diperhatikan pernafasan, peredaran darah umum dan kesadaran, sehingga tindakan resusitasi, anmnesa dan pemeriksaan fisik umum dan neurologist harus dilakukan secara serentak. Tingkat keparahan cedera kepala harus segera ditentukan pada saat pasien tiba di Rumah Sakit.MEKANISME DAN PATOLOGICedera kepala dapat terjadi akibat benturan langsung atau tanpa benturan langsung pada kepala. Kelainan dapat berupa cedera otak fokal atau difus dengan atau tanpa fraktur tulang tengkorak.Cedera fokal dapat menyebabkan memar otak, hematom epidural, subdural dan intraserebral. Cedera difus dapat mengakibatkan gangguan fungsi saja, yaitu gegar otak atau cedera struktural yang difus.Dari tempat benturan, gelombang kejut disebar ke seluruh arah. Gelombang ini mengubah tekanan jaringan dan bila tekanan cukup besar, akan terjadi kerusakan jaringan otak di tempat benturan yang disebut coup atau ditempat yang berseberangan dengan benturan (contra coup)PATOFISIOLOGIGangguan metabolisme jaringan otak akan mengakibatkan oedem yang dapat menyebabkan heniasi jaringan otak melalui foramen magnum, sehingga jaringan otak tersebut dapat mengalami iskhemi, nekrosis, atau perdarahan dan kemudian meninggal.Fungsi otak sangat bergantung pada tersedianya oksigen dan glukosa. Cedera kepala dapat menyebabkan gangguan suplai oksigen dan glukosa, yang terjadi karena berkurangnya oksigenisasi darah akibat kegagalan fungsi paru atau karena aliran darah ke otak yang menurun, misalnya akibat syok.Karena itu, pada cedera kepala harus dijamin bebasnya jalan nafas, gerakan nafas yang adekuat dan hemodinamik tidak terganggu sehingga oksigenisasi cukup.GAMBARAN KLINISGambaran klinis ditentukan berdasarkan derajat cedera dan lokasinya. Derajat cedera dapat dinilai menurut tingkat kesadarannya melalui system GCS, yakni metode EMV (Eyes, Verbal, Movement)

PEMBAGIAN CEDERA KEPALA1. Simple Head InjuryDiagnosa simple head injury dapat ditegakkan berdasarkan: Ada riwayat trauma kapitis Tidak pingsan Gejala sakit kepala dan pusingUmumnya tidak memerlukan perawatan khusus, cukup diberi obat simptomatik dan cukup istirahat.2. Commotio CerebriCommotio cerebri (geger otak) adalah keadaan pingsan yang berlangsung tidak lebih dari 10 menit akibat trauma kepala, yang tidak disertai kerusakan jaringan otak. Pasien mungkin mengeluh nyeri kepala, vertigo, mungkin muntah dan tampak pucat.Vertigo dan muntah mungkin disebabkan gegar pada labirin atau terangsangnya pusat-pusat dalam batang otak. Pada commotio cerebri mungkin pula terdapat amnesia retrograde, yaitu hilangnya ingatan sepanjang masa yang terbatas sebelum terjadinya kecelakaan. Amnesia ini timbul akibat terhapusnya rekaman kejadian di lobus temporalis. Pemeriksaan tambahan yang selalu dibuat adalah foto tengkorak, EEG, pemeriksaan memori. Terapi simptomatis, perawatan selama 3-5 hari untuk observasi kemungkinan terjadinya komplikasi dan mobilisasi bertahap.3. Contusio CerebriPada contusio cerebri (memar otak) terjadi perdarahan-perdarahan di dalam jaringan otak tanpa adanya robekan jaringanyang kasat mata, meskipun neuron-neuron mengalami kerusakan atau terputus. Yang penting untuk terjadinya lesi contusion ialah adanya akselerasi kepala yang seketika itu juga menimbulkan pergeseran otak serta pengembangan gaya kompresi yang destruktif. Akselerasi yang kuat berarti pula hiperekstensi kepala. Oleh karena itu, otak membentang batang otak terlalu kuat, sehingga menimbulkan blockade reversible terhadap lintasan asendens retikularis difus. Akibat blockade itu, otak tidak mendapat input aferen dan karena itu, kesadaran hilang selama blockade reversible berlangsung.Timbulnya lesi contusio di daerah coup , contrecoup, dan intermediatemenimbulkan gejala deficit neurologik yang bisa berupa refleks babinsky yang positif dan kelumpuhan UMN. Setelah kesadaran pulih kembali, si penderita biasanya menunjukkan organic brain syndrome.Akibat gaya yang dikembangkan oleh mekanisme-mekanisme yang beroperasi pada trauma kapitis tersebut di atas, autoregulasi pembuluh darah cerebral terganggu, sehingga terjadi vasoparalitis. Tekanan darah menjadi rendah dan nadi menjadi lambat, atau menjadi cepat dan lemah. Juga karena pusat vegetatif terlibat, maka rasa mual, muntah dan gangguan pernafasan bisa timbul.Pemeriksaan penunjang seperti CT-Scan berguna untuk melihat letak lesi dan adanya kemungkinan komplikasi jangka pendek. Terapi dengan antiserebral edem, anti perdarahan, simptomatik, neurotropik dan perawatan 7-10 hari.4. Laceratio CerebriDikatakan laceratio cerebri jika kerusakan tersebut disertai dengan robekan piamater. Laceratio biasanya berkaitan dengan adanya perdarahan subaraknoid traumatika, subdural akut dan intercerebral. Laceratio dapat dibedakan atas laceratio langsung dan tidak langsung.Laceratio langsung disebabkan oleh luka tembus kepala yang disebabkan oleh benda asing atau penetrasi fragmen fraktur terutama pada fraktur depressed terbuka. Sedangkan laceratio tidak langsung disebabkan oleh deformitas jaringan yang hebat akibat kekuatan mekanis.5. Fracture Basis CraniiFractur basis cranii bisa mengenai fossa anterior, fossa media dan fossa posterior. Gejala yang timbul tergantung pada letak atau fossa mana yang terkena. Fraktur pada fossa anterior menimbulkan gejala: Hematom kacamata tanpa disertai subkonjungtival bleeding Epistaksis RhinorrhoeFraktur pada fossa media menimbulkan gejala: Hematom retroaurikuler, Ottorhoe Perdarahan dari telingaDiagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan X-foto basis kranii. Komplikasi : Gangguan pendengaran Parese N.VII perifer Meningitis purulenta akibat robeknya duramaterFraktur basis kranii bisa disertai commotio ataupun contusio, jadi terapinya harus disesuaikan. Pemberian antibiotik dosis tinggi untuk mencegah infeksi. Tindakan operatif bila adanya liquorrhoe yang berlangsung lebih dari 6 hari.Klasifikasi keparahan cedera kepala

PEMERIKSAAN PENUNJANGYang dapat dilakukan pada pasien dengan trauma kapitis adalah:1. CT-ScanUntuk melihat letak lesi dan adanya kemungkinan komplikasi jangka pendek.2. Lumbal PungsiUntuk menentukan ada tidaknya darah pada LCS harus dilakukan sebelum 6 jam dari saat terjadinya trauma3. EEGDapat digunakan untuk mencari lesi4. Roentgen foto kepalaUntuk melihat ada tidaknya fraktur pada tulang tengkorakDIAGNOSABerdasarkan : Ada tidaknya riwayat trauma kapitisGejala-gejala klinis : Interval lucid, peningkatan TIK, gejala laterlisasi Pemeriksaan penunjangKOMPLIKASIJangka pendek :1. Hematom Epidural Letak : antara tulang tengkorak dan duramater Etiologi : pecahnya A. Meningea media atau cabang-cabangnya Gejala : setelah terjadi kecelakaan, penderita pingsan atau hanya nyeri kepala sebentar kemudian membaik dengan sendirinya tetapi beberapa jam kemudian timbul gejala-gejala yang memperberat progresif seperti nyeri kepala, pusing, kesadaran menurun, nadi melambat, tekanan darah meninggi, pupil pada sisi perdarahan mula-mula sempit, lalu menjadi lebar, dan akhirnya tidak bereaksi terhadap refleks cahaya. Ini adalah tanda-tanda bahwa sudah terjadi herniasi tentorial. Akut (minimal 24jam sampai dengan 3x24 jam) Interval lucid Peningkatan TIK Gejala lateralisasi hemiparese Pada pemeriksaan kepala mungkin pada salah satu sisi kepala didapati hematoma subkutan Pemeriksaan neurologis menunjukkan pada sisi hematom pupil melebar. Pada sisi kontralateral dari hematom, dapat dijumpai tanda-tanda kerusakan traktus piramidalis, misal: hemiparesis, refleks tendon meninggi dan refleks patologik positif. CT-Scan : ada bagian hiperdens yang bikonveks LCS : jernih Penatalaksanaannya yaitu tindakan evakuasi darah (dekompresi) dan pengikatan pembuluh darah.2. Hematom subdural Letak : di bawah duramater Etiologi : pecahnya bridging vein, gabungan robekan bridging veins dan laserasi piamater serta arachnoid dari kortex cerebri Gejala subakut : mirip epidural hematom, timbul dalam 3 hari pertamaKronis : 3 minggu atau berbulan-bulan setelah trauma CT-Scan : setelah hari ke 3 diulang 2 minggu kemudianAda bagian hiperdens yang berbentuk cresent. Hiperdens yang berbentuk cresent di antara tabula interna dan parenkim otak (bagian dalam mengikuti kontur otak dan bagian luar sesuai lengkung tulang tengkorak)Isodens terlihat dari midline yang bergeser Operasi sebaiknya segera dilakukan untuk mengurangi tekanan dalam otak (dekompresi) dengan melakukan evakuasi hematom. Penanganan subdural hematom akut terdiri dari trepanasi-dekompresi.3. Perdarahan IntraserebralPerdarahan dalam cortex cerebri yang berasal dari arteri kortikal, terbanyak pada lobus temporalis. Perdarahan intraserebral akibat trauma kapitis yang berupa hematom hanya berupa perdarahan kecil-kecil saja. Jika penderita dengan perdarahan intraserebral luput dari kematian, perdarahannya akan direorganisasi dengan pembentukan gliosis dan kavitasi. Keadaan ini bisa menimbulkan manifestasi neurologik sesuai dengan fungsi bagian otak yang terkena.4. Oedema serebriPada keadaan ini otak membengkak. Penderita lebih lama pingsannya, mungkin hingga berjam-jam. Gejala-gejalanya berupa commotio cerebri, hanya lebih berat. Tekanan darah dapat naik, nadi mungkin melambat. Gejala-gejala kerusakan jaringan otak juga tidak ada. Cairan otak pun normal, hanya tekanannya dapat meninggi. TIK meningkat Cephalgia memberat Kesadaran menurunJangka Panjang : 1. Gangguan neurologisDapat berupa : gangguan visus, strabismus, parese N.VII dan gangguan N. VIII, disartria, disfagia, kadang ada hemiparese2. Sindrom pasca traumaDapat berupa : palpitasi, hidrosis, kelelahan, konsentrasi berkurang, libido menurun, mudah tersinggung, sakit kepala, kesulitan belajar, mudah lupa, gangguan tingkah laku, misalnya: menjadi kekanak-kanakan, penurunan intelegensia, menarik diri, dan depresi.TERAPICKR : Perawatan selama 3-5 hari Mobilisasi bertahap Terapi simptomatik Observasi tanda vitalCKS : Perawatan selama 7-10 hari Anti cerebral edem Anti perdarahan Simptomatik Neurotropik Operasi jika ada komplikasiCKB : Seperti pada CKS Antibiotik dosis tinggi Konsultasi bedah saraf PROGNOSASkor GCS penting untuk menilai tingkat kesadaran dan berat ringannya trauma kapitis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Chusid, Neuroanatomi Korelatif dan Neurology Fungsional, bagian dua. Gajah Mada University Press, 20002. Harsono, Kapita Selekta Neurologi, edisi kedua. Gajah Mada University Press, 20033. Iskandar J, Cedera Kepala, PT Dhiana Populer. Kelompok Gramedia, Jakarta, 20024. Sidharta P, Mardjono M, Neurologi Klinis Dasar, Dian Rakyat, Jakarta, 2000