laporan gksi fix
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
berperan dalam pembinaan kepribadian dan mental manusia yang mengarah
pada peningkatan daya pikir manusia dan penguasan ilmu dan teknologi.
Sebagai calon sarjana teknologi pertanian, kita dituntut untuk dapat
memahami dan menerapkan ilmu dan teknologi pangan dalam dunia kerja.
Kegiatan magang merupakan sarana bagi mahasiswa untuk dapat
mengaplikasikan, menganalisa, mencocokkan, dan meninjau kembali teori-
teori yang diperoleh selama dibangku perkuliahan dengan praktek yang ada di
lapangan, dimana melibatkan mahasiswa untuk turut serta dalam melakukan
praktek kerja secara langsung. Dengan demikian, mahasiswa akan
mendapatkan gambaran secara nyata di lapangan secara langsung yang
sebelumnya hanya diketahui melalui teori-teori saja dan memungkinkan
adanya sebuah kajian baru.
Dengan adanya magang dapat mengasah kemampuan mahasiswa untuk
dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang mungkin ditemukan
selama magang berlangsung, berpikir kritis untuk bertindak cepat dan tepat,
dan melatih kreatifitas dalam menghasilkan inovasi baru. Disamping itu,
kegiatan magang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa
mengenai hubungan antara teori dengan penerapan di dunia kerja (lapangan)
dan memperoleh pengalaman kerja secara langsung yang bukan hanya
mengandalkan science semata melainkan juga kemampuan komunikasi dan
organisasi yang baik, sehingga dapat menjadikan bekal bagi mahasiswa
setelah terjun di masyarakat serta meningkatkan wawasan mahasiswa tentang
berbagai kegiatan industri pengolahan hasil pertanian.
GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) merupakan unit usaha yang
bergerak di bidang pengolahan susu dan tersebar di berbagai provinsi. Salah
satunya terdapat di daerah Boyolali (Divisi Usaha Pengolahan dan Pemasaran
Susu Wilayah Jawa Tengah) dalam manajemen pengelolaan pabrik di pimpin
oleh manajer divisi yang diangkat oleh pengurus GKSI pusat Jakarta.
Awalnya GKSI Boyolali hanya mengolah susu segar dari unit-unit koperasi
disekitar jawa tengah untuk didistribusikan ke industri pengolahan susu.
Namun setelah masing-masing unit koperasi mampu mengelola
pendistribusian secara langsung ke industri pengolahan susu, supply susu
segar ke GKSI Boyolali menurun, sehingga GKSI boyolali menerima sistem
kerjasama dengan beberapa industri pengolahan susu sebagai pengelola
proses produksi produk olahan susu perusahaan yang bersangkutan. Salah
satunya, pada tahun 2011-sekarang GKSI Boyolali bekerja sama dengan PT.
SO GOOD FOOD memproduksi susu kental manis. Dengan adanya kegiatan
Magang Mahasiswa ini diharapkan akan menambah pengetahuan kami para
mahasisiwa, yang sebelumnya hanya memperoleh teorinya saja di
perkuliahan.
B. Tujuan kegiatan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan magang yang dilakukan di Gabungan
Koperasi Susu Indonesia adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dengan penerapan di dunia kerja.
b. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat
menjadikan bekal bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat.
c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan industri
pengolahan hasil pertanian.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari kegiatan magang yang dilakukan di Gabungan
Koperasi Susu Indonesia adalah:
a. Mengetahui system pengolahan limbah dan sanitasi di GKSI.
b. Mengetahui rangkaian proses clean in place (CIP) pada proses
produksi SKM di GKSI.
c. Mengetahui prosedur Quality Control (QC) di GKSI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Susu
Definisi susu segar mengacu pada SNI 01-3141-2011 (Badan
Standarisasi Nasional, 2011) adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat
dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang
kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambahkan sesuatu apapun dan
belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan. Buckle et al. (2009)
mendefinisikan susu merupakan sekresi dari kelenjar susu binatang yang
menyusui anaknya. Komposisi susu dapat sangat beragam tergantung dari
beberapa faktor diantaranya jenis ternak, waktu pemerahan, keragaman akibat
dari musim, serta adanya pemalsuan susu.
Susu hewan, terutama sapi biasanya diolah menjadi aneka produk
turunan seperti metega, yoghurt, es krim, keju, dan lain-lain Susu segar
merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki gizi yang tinggi karena
mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang yang baik jika
dikomsumsi seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang
sangat dibutuhkan oleh manusia. Nilai gizinya yang tinggi juga menyebabkan
susu merupakan medium yang sangat disukai oleh mikrooganisme untuk
pertumbuhan dan perkembangannya sehingga dalam waktu yang sangat
singkat susu menjadi tidak layak dikonsumsi bila tidak ditangani secara benar.
Adapun syarat susu yang baik meliputi banyak faktor, seperti warna, rasa, bau,
berat jenis, kekentalan, titik beku, titik didih, dan tingkat keasaman (Anonima,
2010).
Dalam berbagai spesies komposisi susu tergantung pada berbagai faktor
antara lain; bangsa, masa laktasi, pakan, dan frekuensi pemerahan. Sehingga
sangat sulit dalam menentukan komposisi susu normal (Darmajati, 2008).
Menurut Girisonta, 1995. Susunan zat gizi air susu adalah sebagai
berikut:
a. Air : 87,7%
b. Lemak : 3,45%
c. Protein : 3,2% (terdiri dari casein : 2,7% dan albumin : 0,5%)
d. Laktosa : 4,6%
e. Mineral : 0,85%
f. Vitamin-vitamin
Menurut Standar nasional Indonesia (SNI) susu kental manis
didefinisikan sebagai produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh
dengan menghilangkan air dari campuran susu segar dan gula atau dengan
rekonstitusi (pelarutan/pencampuran) susu bubuk dengan penambahan gula
dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan
pangan yang diijinkan. Standar Susu Kental Manis berdasarkan Codex Stan
282-1971 dan SNI Susu Kental Manis 2971-2011, harus mengandung protein
minimal 6.5-9.52% dan kadar lemak minimal 8%. Dalam Industri dikenal
pembagian Susu Kental Manis sebagai berikut :
a. Susu Kental Manis (Full Cream)
Susu kental manis jenis ini dibuat dari susu segar dengan
penambahan gula dan dihilangkan sebagian airnya atau dapat juga dibuat
dari campuran susu bubuk dengan gula dan bahan tambahan pangan lain
yang diijinkan. Kadar lemaknya minimal 8% tanpa ada penambahan lemak
atau minyak nabati. Kadar proteinnya yang lebih tinggi dari jenis yang lain
(standar protein menurut SNI SKM, minimal 6.5%) membuat produk ini
cocok dikonsumsi sebagai minuman susu. Varian rasa yang biasa
ditemukan pada susu kental manis adalah plain (putih) dan cokelat.
b. Susu Kental Manis Lemak Nabati
Kini telah banyak tersedia dipasaran produk susu jenis ini. Susu
kental manis lemak nabati dibuat dari susu segar yang ditambahkan gula,
diganti sebagian lemaknya dengan lemak nabati yang kemudian
dihilangkan sebagian airnya. Atau dapat juga dibuat dari campuran susu
bubuk dengan gula dan diganti sebagian lemaknya dengan lemak nabati.
Penggantian sebagian lemaknya dengan lemak nabati memungkinkan
konsumen mendapat asupan lemak tidak jenuh dari lemak nabati yang baik
bagi kesehatan.
Bahan baku susu kental manis biasanya terdiri dari gula, susu bubuk/susu
segar, susu skim bubuk, lemak susu, laktosa, dan dapat juga difortifikasi
dengan vitamin dan mineral. Sedangkan susu kental manis lemak nabati terdiri
dari bahan baku yang berupa gula, susu bubuk/susu segar, lemak nabati,
penstabil, perisa, vitamin dan mineral. Penambahan lemak nabati pada susu
kental manis lemak nabati berfungsi sebagai pengganti sebagian lemak dari
susu kental manis, sedangkan produk Krimer Kental Manis menggunakan
lemak nabati sebagai sumber lemak produk tersebut karena krimer kental
manis lebih ditujukan sebagai topping atau pelengkap makanan lain.
Fungsi penambahan gula pada Susu kental Manis selain sebagai pemberi
rasa manis juga sebagai pengawet untuk mencegah terjadinya pembusukan
dengan menurunkan ketersediaan air bebas yang menjadi penunjang
kehidupan mikroba pembusuk. Biasanya kadar gula dalam SKM dan KKM
sekitar 43-47%. Hampir setengah dari komposisi sekaleng SKM atau KKM
merupakan gula. Kandungan gula yang tinggi di dalam SKM menjadikan
SKM memiliki umur simpan yang panjang, hingga 12 bulan dalam kemasan
tertutup pada suhu ruang.
B. Pengolahan Susu
Proses pengolahan susu bertujuan untuk memperoleh susu yang beraneka
ragam, berkualitas tinggi, berkadar gizi tinggi, tahan simpan, mempermudah
pemasaran dan transportasi, sekaligus meningkatkan nilai tukar dan daya
guna bahan mentahnya. Proses pengolahan susu selalu berkembang sejalan
dengan berkembangnya ilmu dibidang tekologi pangan. Dengan demikian
semakin lama akan semakin banyak jenis produk susu yang dikenal. Hal ini
sangat menggembirakan dan merupakan langkah yang sangat tepat untuk
mengimbangi laju permintaan pasar (Saleh, 2010).
Proses pembuatan susu pada setiap industri sangat bervariasi tergantung
dari jenis produk yang dihasilkan. Teknologi pengolahan SKM, SKM lemak
nabati, dan KKM hanya berbeda dari segi formula, sedangkan teknologi
prosesnya tidak berbeda. Secara umum proses pembuatan SKM, SKM lemak
nabati, ataupun KKM dimulai dengan persiapan bahan baku yang terdiri dari
susu segar/susu bubuk/susu skim, air, gula, penstabil nabati, lemak
susu / lemak nabati, vitamin dan mineral, dan bahan-bahan lainnya sesuai
formula. Bahan baku tersebut di campur dan dilarutkan didalam mixing tank.
Kemudian produk melalui tahap filtrasi untuk mencegah bahaya fisik masuk
ke produk akhir. Pada proses ini, produk dipompa melalui filter.
Kemudian produk dihomogenisasi untuk menyeragamkan ukuran lemak
dan mencegah berkumpulnya partikel lemak yang berukuran besar.
Pasteurisasi dilakukan pada produk yang telah dihomogenisasi. Pasteurisasi
dilakukan dengan melewatkan produk pada Plate Heat Exchanger untuk
membunuh mikroba pembusuk sehingga produk aman dikonsumsi.
Dalam proses ini juga dilakukan seeding lactose, yaitu penambahan
laktosa bubuk dengan spesifikasi tertentu yang bertujuan untuk mempercepat
pembentukan kristal laktosa yang berpengaruh terhadap tekstur produk akhir.
Pembentukan kristal laktosa berperan dalam pemberian tekstur berpasir
(sandiness) yang ada pada susu kental manis. Bila kristal laktosa yang
terbentuk terlalu besar maka produk yang dihasilkan bertekstur kasar,
sedangkan bila berukuran kecil (kurang dari 10 mikron), tidak ada sensasi
berpasir yang dirasakan dan produk yang dihasilkan memiliki citarasa yang
smooth. Kemudian produk dialirkan ke dalam Tangki Aging untuk didiamkan
selama 2 jam dengan pengaduk yang terus bergerak untuk memberikan
kesempatan terbentuknya kristal laktosa yang berukuran seragam dan merata.
Selanjutnya produk dimasukkan kedalam kemasan kaleng yang telah
disterilisasi untuk menjaga kualitas produk susu kental manis.
BAB III
TATA LAKSANA KEGIATAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksaan Kegiatan
Kegiatan magang mahasiswa ini dilaksanakan selama satu bulan pada
tanggal 20 Juli sampai 20 Agustus 2013 di Gabungan Koperasi Susu
Indonesia, yang beralamatkan di Jalan Cendana Winong, Boyolali, Jawa
Tengah.
B. Metode Pelaksanan Kegiatan Magang
Pelaksanan kegiatan magang mahasiswa yang dilaksanakan di
Gabungan Koperasi Susu Indonesia ini menggunakan metode:
a. Praktek Kegiatan
Turut serta dalam melakukan praktek kerja secara langsung dalam proses
produksi di Gabungan Koperasi Susu Indonesia, meliputi:
1. Terlibat dalam penerimaan bahan baku.
2. Terlibat dalam proses pengolahan.
3. Terlibat dalam pemeriksaan mutu mulai dari bahan baku sampai
produk akhir.
4. Terlibat dalam pemeriksaan limbah.
b. Identifikasi Masalah
1) Wawancara
Metode ini dikakukan untuk memperoleh dan menggali
informasi tentang perusahaan dan topik kegiatan yang ada di lapangan
dengan menanyakan langsung kepada kepala departemen dan staf atau
karyawan yang berkaitan dengan masing-masing proses dalam
pengolahan susu baik proses produksi, pemeriksaan mutu ataupun
pengelolaan limbahnya.
2) Observasi
Metode ini dikakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara langsung di lapangan untuk mengetahui permasalahan yang
terjadi.
3) Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari pustaka yang
berkaitan dengan kegiatan magang di Gabungan Koperasi Susu
Indonesia. Studi pustaka berperan penting sebagai bahan atau sumber
pembanding antara teori dengan penerapan di lapangan kerja yang ada
di Gabungan Koperasi Susu Indonesia.
4) Dokumentasi dan Data
Metode ini dilaksanakan dengan mendokumentasikan dan
mencatat data atau hasil-hasil lainnya dari sumber-sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan di Gabungan Koperasi Susu Indonesia.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Institusi Mitra
1. Sejarah Perusahaan
Perkembangan usaha sapi perah rakyat di Indonesia semakin lama
mendapat kemajuan dan produksi susu terus meningkat, maka jawatan
kesehatan dan jawatan koperasi Indonesia membina terbentuknya
koperasi susu, hal ini menngingat susu adalah barang cepat rusak serta
daerah pemeliharaan sapi perah jauh dari tempat pemasaran.
Dengan keadaan tersebut pemeliharaan sapi perah yang tadinya
hanya sebgai sumber pupuk, maka secara berangsur-angsur beralih dan
merupakan sumber penghasilan susu dan dalam periode 1948 sampai
dengan 1960 peranan koperasi susu tidak ssedikit andilnya dalam
pengembangan sapi perah.
Pada tahun 1981 dibangun pabrik pengolahan susu (milk
treatment) sebanyak 4 unit dan juga pabrik makanan ternak (PMT)
sebanyak 2 unit yang merupakan bantuan kredit pemerintah (pinjaman
lunak) dengan nilai RP 7,4 M. Adapun milk treatment Boyolali adalah
merupakan salah satu unit pabrik pengolahan susu milik GKSI yang
berlokasi di Boyolali untuk provinsi Jawa Tengah.
Alasan pendirian pabrik di Boyolali karena sekitar 60% produksi
susu di Jawa Tengah dari Kabuaten Boyolali. Milk treatment Boyolali
merupakan salah satu paket kredit dari pemerintah melalui proyek
pengembangan koperasi dibidang persusuan atau peternakan yang
pimpinan proyeknya adalah Dirjen Koperasi. Proyek ini disetujui dengan
menggunakan dana dari pemerintah (penyertaan modal pemerintah/PMP)
lewat Departemen Keuangan. Adapun kredit ini dengan jangka waktu
pengembalian selama 10 tahun dengan bunga 4% setahun.
Milk treatment didirikan dengan maksud agar koperasi susu lebih
dekat untuk mengirimkan susu ke pabrik, mengingat sifatnya yang
mudah rusak sehingga penanganannya harus secermat dan secepat
mungkin. Sedangkan KUD yang lokasinya jauh dari milk treatment ini,
seperti Semarang, Salatiga dan Klaten di tempatkan mesin pendingin
susu (milk cooling). Milk Treatment Boyolali dimulai pembangunannya
pada bulan Februari 1982 dengan menghabiskan biaya sebesar Rp
965.845.000 dengan perincinan :
Harga tanah : Rp 54.860.000
Harga bangunan : RP 421.000.000
Harga Mesin : Rp 489.985.000
Pabrik ini diresmikan penggunaannya oleh Menteri Koperasi yaitu
Bapak Gustandar Arifin, SH pada tanggal 27 Juli 1983. Pada awalnya
GKSI melakukan kerja sama usaha dengan perusahaan Indolacto dan
perusahaan So Good Food. Namun setelah berjalan 7 tahun, Indolacto
mundur dari kerja sama tersebut. Sehingga hingga saat ini hanya PT So
Good Food yang melakukan kerja sama usaha dengan pihak GKSI untuk
produksi susu kental manis.
2. Lokasi perusahaan
Milk treatment Boyolali berdomisili di Jalan Cendana Desa
Winong, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali. Telp. 0276-321001,
321885. Fax 0276-321884. Dengan batas lokasi :
Sebelah Barat : tanah kavling
Sebelah Selatan : jln Desa Winong
Sebelah Timur : tanah kavling
Sebelah Utara : sungai
3. Tujuan Pendirian Perusahaan (Visi dan Misi)
1. Untuk meningkatkan kapasitas penampungan susu segar di Jawa
Tengah dari 9000 liter per hari menjadi 30000 liter per hari pada
masa tahun 1982.
2. Menigkatkan pelayanan GKSI kepada anggota.
3. Mengurangi resiko kerusakan susu, sebelum dikirim ke IPS untuk
diolah lebih lanjut.
KASIkeuangan
KASIadm umum
KASIproduksi
KASIlaboraorium
KASIteknik
Staffseksi
Staffseksi
Staffseksi
Staffseksi
Staffseksi
4. Struktur Organisasi
GKSI Boyolali (Divisi Usaha Pengolahan dan Pemasaran Susu
Wilayah Jawa Tengah) merupakan unit usaha GKSI yang bergerak di
bidang pengolahan susu, dalam manajemen pengelolaan pabrik di pimpin
oleh manajer divisi yang diangkat oleh pengurus GKSI pusat Jakarta.
Dalam pelaksanaan tugas setiap harinya, manajer divisi mewadahi
5 orang kasie, masing-masing kasie membawahi staff seksi. Karyawan
GKSI diangkat dan diberhentikan oleh pengurus GKSI pusat Jakarta,
peraturan kepegawaian yang memuat hak dan kewwajiban karyawan
dibuat oleh pengurus pusat.
Manajer mendelegasikan tugas pekerjaan kepada masing-masing
kepala seksi seusuai dengan bidang tugas dan kewenangannya masiing-
masing, kemudian setiap kepala seksi mendelegasikan tugas dan
tanggung jawab pekerjaan kepada staff di bawahnya. Masing-masing
staff seksi mempertanggungjawabkan tugas pekerjaannya kepada kepala
seksi yang bersangkutan, setiap keala seksi bertanguung jawab kepada
manajer divisi. Manajer divisi bertanggung jawab langsung kepada
direktur utama GKSI pusat.
Manajer Divisi
Gambar 4.1.4 Struktur Organisasi GKSI Boyolali
5. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Pegawai
Karyawan GKSI DUPS wilayah Jawa Tengah diangkat dan
diberhentikan oleh pengurus GKSI pusat Jakarta, peraturan kepegawaian
yang memuat hak dan kewwajiban karyawan dibuat oleh pengurus pusat.
a. Jam kerja
Diatur dalam peraturan kepegawaian perusahaan, yakni 5 hari kerja
seminggu untuk karyawan kantor dengan waktu atau hari kerj
asebagai berikut :
- Senin s/d kamis jam 08.00-16.00 istirahat jam12.00-13.00
- Jumat jam 08.00-16.00 istirahat jam 11.30-13.00
- Sabtu libur
Bagi karyawan operasional seperti produksi, laboratorium dan
teknik dibagi menjadi 2 shift pagi dan siang, masing-masng shift
memiliki waktu kerja 8 jam. Sedangkan dibagian satpam jam kerja
dibagi menjadi 3 shift per hari, masing-masing 8 jam. Untuk libur
karyawan diatur secara bergilir.
b. Cuti Kerja
Cuti tahunan selama 12 hari kerja, cuti melahirkan bagi karyawati
selama 3 bulan, cuti haid selama 2 hari.
c. Pengupahan
Pembayaran upah atau gaji karyaan dilaksanakan pada setiap akhir
bulan, besarnya upah tergantung masa kerja, jabatan, tingkat
pendidikan, serta produktivitas kerja yang dimiliki setiap
karyawan. Pembayaran upah karyawan secara umum telah
memenuhi standar UMK yang ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten.
d. Kesejahteraan
Setiap karyawan berhak mendapat bantuan berupa bantuan
pernikahan selama menjadi karyawan sebanyak 1 kali.
B. Hasil Kegiatan dan Pembahasan
1. Pengenalan Produk
a. Jenis Produk
Produk Real Good “nyot-nyot” merupakan produk snack minuman
susu yang tersedia dalam 3 varian rasa, yaitu rasa coklat, rasa
strawberry, dan rasa keju. Produk susu kental manis Real Good “nyot-
nyot” diproduksi dengan bahan baku berupa Skim Milk Powder.
Produk dikemas kedalam bentuk piece seberat 18 gr.
Produk Real Good “nyot-nyot” terbagi menjadi 2 macam kemasan,
yaitu kemasan renceng dan inner. Untuk kemasan renceng, terdapat
10 pieces produk dimana 1 pack berjumlah 15 renceng. Sedangkan
untuk kemasan inner, produk dikemas dalam kardus kecil yang
didalamnya berisi 5 pieces produk dan dalam 1 pack berjumlah 30
kardus kecil.
b. Data Produksi
Tabel 4.2.2.1 Data Produksi SKM “nyot-nyot” Soo Good Food
Waktu Produksi
Rasa Produk Yang Dipasarkan
(box)
Produk Gagal (box)
Total
November 2012
Coklat 29260 193 29453
Desember 2012
Keju, Strawberry,
Coklat
144062 1108 145170
Januari 2013
Keju, Strawberry,
Coklat
130588 848 131436
Februari 2013
Coklat dan Strawberry
33646 244 33890
Waktu Produksi
Rasa Total
Mei 2013 Coklat dan Strawberry
29619
Juni 2013 Coklat dan Strawberry
36964
Juli 2013 Coklat dan Strawberry
28172
c. Bahan Baku Susu Kental Manis
Produk pangan yang bermutu tinggi dibuat dari bahan-bahan
yang berkualitas pula. Untuk itu, penyedian bahan baku pembuatan
susu kental manis Real Good “nyot-nyot” sangat memperhatikan
bahan baku yang digunakan guna memenuhi standart mutu dan
kualitas produk sehingga dapat diterima oleh konsumen.
Bahan baku yang dipakai dalam pembuatan susu kental manis
Real Good “nyot-nyot” memiliki spesifikasi tertentu. Setelah bahan
datang, inspeksi masih harus dilakukan sebelum penerimaan dan
penyimpanan sementara, guna memastikan kualitasnya, apakah layak
digunakan atau tidak. Bahan baku tersebut harus lulus inspeksi secara
visual, fisik, kimia, dan mikrobiologi.
Adapun komposisi ketiga produk susu kental manis Real Good
“nyot-nyot” terdiri dari :
1. Rasa Coklat
Powder materials : Stabilizer, Skim Milk Powder, Sweet Whey
Powder, Maltodextrin, Gula Rafinasi, Lactose, Disodium
Phosphate, Potassium Sorbate, Cocoa Powder.
Liquid materials : Air, Lechitin, RBD Palm Oil.
2. Rasa Strawberry
Powder materials : Stabilizer, Skim Milk Powder, Sweet Whey
Powder, Maltodextrin, Gula Rafinasi, Lactose, Disodium
Phosphate, Potassium Sorbate, Ponceau Red Colour ex univar.
Liquid materials : Air, Lechitin, RBD Palm Oil, Clauding
Agent R 0901013, cream FLV R1123765, strawberry flavor
R0902692.
3. Rasa Keju
Powder materials : Stabilizer, Skim Milk Powder, Sweet Whey
Powder, Maltodextrin, Gula Rafinasi, Lactose, Disodium
Phosphate, Potassium Sorbate, Colour Tartrazine, Cheese Mate
Flavour Sensient, Cheese Powder Kerry.
Liquid materials : Air, Lechitin, RBD Palm Oil, Cheese Cake
Flavor IFF.
Bahan baku produksi susu kental manis Real Godd “nyot-nyot”
dibagi menjadi 2, yaitu powder materials dan liquid material. Powder
materials terdiri dari: skim milk powder, gula rafinasi, sweet whey
powder, lactose, stabilizer, potassium sorbat, maltodextrin, disodium
fosfat. Sedangkan liquid materials terdiri dari : air, RBD palm oil,
lechitin.
1. Skim Milk Powder
Skim Milk Powder (SMP) adalah susu bubuk tanpa lemak
atau Cream yang dibuat dengan cara pengeringan atau spray dryer
untuk menghilangkan sebagian air dan lemak tetapi masih
mengandung laktosa, protein, mineral, vitamin yang larut dalam
lemak seperti vitamin A, D, E, K, dan vitamin yang larut air (B12).
Kandungan Skim Milk Powder sama dengan kandungan yang
terdapat dalam susu segar tetapi berbeda dalam kandungan
lemaknya yaitu kurang lebih 1%. Skim Milk Powder digunakan
untuk mencapai kandungan solid non fat pada produk dan sebagai
sumber protein serta memperbaiki tekstur pada produk akhir.
2. Laktosa
Bubuk laktosa ditambahkan setelah proses pendinginan.
Penambahan laktosa bertujuan untuk menstimulasi pembentukan
kristal laktosa yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron sehingga
penyebarannya merata dan menghasilkan produk susu kental manis
dengan tekstur yang lembut, halus dan tidak menimbulkan rasa
berpasir. Sifat laktosa adalah larut dalam air dan membentuk
larutan dalam susu.
3. Gula Rafinasi
Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis pada
makanan atau minuman. Gula yang digunakan adalah gula rafinasi.
Tabel 4.3.1 Tabel Standar Mutu Gula
Sumber : Codex dan SNI.
4. Air
Air berfungsi melarutkan bahan baku terutama yang
berbentuk powder seperti gula, skim milk powder, dan stabilizer.
Selain itu air juga digunakan untuk proses cleaning in place (CIP).
Pasokan air yang digunakan oleh pabrik GKSI diperoleh Tlatar,
Boyolali. Pasokan air tidak langsung dari pabrik, dikarenakan air
yang ada memiliki sifat sadah dengan kandungan Fe yang tinggi.
Sehingga dapat membahayakan dan mempengaruhi proses
produksi.
Sifat penting CODEX SNI
White sugar Gula Kristal Putih (GKP)
Sukrosa, % Min. 99,5 Min. 99,3
Gula invert,% Max. 0,1 Maks. 0,1
Air, % Max. 0,1 Maks. 0,1
Abu, % 0,04 - 0,1 Maks. 0,1
Warna 60 - 150 ICUMSA (Putih)
60 – 70 remisi direduksi(BULOG)
SO2, mg/kg 20 – 70 Maks. 20
As, mg/kg Max. 1,0 Maks. 1,0
Cu, mg/kg Max. 2.0 Maks. 2,0
Pb, mg/kg Max. 0,5 Maks. 2,0
Besar jenis butir, mm - 0,8 – 1,2
5. RBD Palm Oil
Palm oil berfungsi untuk substitusi milk fat agar mencapai
total lemak yang diinginkan dan memberikan cita rasa gurih pada
SKM. Palm oil berwujud beku pada suhu kamar, sehingga sebelum
masuk proses produksi harus dicairkan terlebih dahulu
menggunakan panas.
2. SOP (Standard Operating Procedure) Mutu Bahan Baku
a. Inspeksi Pengujian Skim Milk Powder (SMP)
- TUJUAN
Menguraikan sistem inspeksi dan pengujian yang dilakukan pabrik
SKM GKSI Boyolali pada saat penerimaan Skim Milk Powder
(SMP).
- RUANG LINGKUP
Berlaku untuk semua SMP yang diterima dari sub kontraktor, milik
perusahaan, disewa atau yang disediakan oleh pelanggan. Inspeksi
dilakukan untuk setiap kedatangan SMP secara random dari setiap
satu bagian per Chyper.
- DEFINISI
SMP merupakan produk susu yang diperoleh dengan
menghilangkan sebagian besar air dari susu skim dengan cara
pengeringan melalui proses pengadukan. Kadar air maksimal 4 %.
- PROSEDUR
Uji KA (Gravimetri) : Kadar air maksimal 4%
Uji Penampakan : Penampakan tidak menggumpal,
tidak ada bau menyimpang dan mudah turun.
Uji Asiditas : Asiditas < 0,14%
Pengujian Kadar Lemak : (Metode Gerber) Kadar lemak
maksimal 1,4 %
Uji Laktosa : Kriteria 54,1%
Uji Mineral : Kriteria 7,9%
Protein : Kriteria 33,4%
Uji kebersihan kemasan : Kriteria kering, bersih dan tidak
rusak
Mold dan Yeast : Kriteria 50/50 gram
Coliform : Kriteria < 10 Cfu/gram
TPC : Kriteria Max. 50.000/gram
b. Inspeksi Dan Pengujian Laktosa
- TUJUAN
Menguraikan sistem inspeksi dan pengujian yang dilakukan pabrik
SKM GKSI pada saat penerimaan laktosa.
- RUANG LINGKUP
Berlaku untuk semua laktosa yang diterima dari sub kontraktor,
milik perusahaan, disewa atau yang disediakan oleh pelanggan.
Inspeksi dilakukan untuk setiap kedatangan laktosa secara random
dari setiap 1 bag/chyper.
- PROSEDUR
Organoleptik : warna putih, aroma susu, bentuk serbuk
kering
Pengujian KA : Kriteria 4%
c. Inspeksi dan Pengujian Palm Oil
- TUJUAN
Menguraikan sistem inspeksi dan pengujian yang dilakukan oleh
pabrik SKM GKSI Boyolali pada saat penerimaan palm oil.
- RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua palm oil yang diterima sampai
dengan palm oil tersebut diterima untuk di proses selanjutnya atau
ditolak.
- PROSEDUR
Uji Kebersihan Kemasan : kering, bersih dan tidak rusak.
Bentuk, Warna dan Aroma : bentuk (cairan kental), warna
(kuning transparan), aroma
(tidak menyimpang, tidak bau
tengik)
Kadar Fat : kadar fat 99,9%
Angka Peroksidase : max 0,3 ME/kg
Kadar FFA : max 0,05% sebagai palm acid
Kadar Air : max 0,01%
Pengujian Berat Jenis : 1,4565-1,4585
Pengujian Angka Penyabunan : 196-202
Pengujian Angka Iodine : 50-55
Pengujian Lovibond Color : 45,1/4 cell
d. Inspeksi dan Pengujian Gula
- TUJUAN
Menguraikan sistem inspeksi dan pengujian yang dilakukan pabrik
SKM GKSI pada saat penerimaan gula.
- RUANG LINGKUP
Berlaku pada setiap gula datang sampai dengan gula diterima
sebagai bahan tambahan atau ditolak. Contoh diambil secara
randomdari setiap truk sebanyak < 1 bag/batch.
- PROSEDUR
Organoleptik : warna putih bersih dan larutan
jernih, aroma tidak berbau, rasa
manis gula.
Pengujian KA : < 0,05%
Pengujian Kadar Gula Reduksi : < 0,05%
Pengujian Kalsium : 30 mg/100 mg (karbonat)
Pengujian Sulfit : < 20 ppm
Pengujian PH : > 5,5
Polarisasi : min 99%
Mineral : max 0,015%
Kadar Gula Inversi : max 0,02%
Kadar Logam Berat : max 5 ppm (Pb)
Mold dan Yeast : 20/20 Cfu/g
Coliform : < 0 Cfu/g
Uji Kebersihan Kemasan : kering, bersih, dan tidak rusak.
e. Inspeksi dan Pengujian Whey Powder
- TUJUAN
Menguraikan sistem inspeksi dan pengujian yang dilakuakan
pabrik SKM GKSI pada saat penerimaan Whey Powder.
- RUANG LINGKUP
Berlaku untuk semua Whey Powder yang diterima dari sub
kontraktor, milik perusahaan, disewa atau yang disediakan oleh
pelanggan. Inspeksi dilakukan untuk setiap kedatangan Whey
Powder secara random dari setiap 1 bag/chyper.
- PROSEDUR
Organoleptik : -
Pengujian KA : 3,5-5%
Pengujian Kadar Fat : 1-1,5 %
Pengujian Protein : 11-14,5%
Pengujian Laktosa : 63-75 %
Pengujian ASH : 8,2 -8,8 %
3. Quality Control
Team QC yang berada di GKSI terdiri dari 9 orang yang dibagi
menjadi 3 shift untuk QC produksi. Sedangkan QC mikro hanya 2 shift.
QC manager : Bpk. Yunianto
Supervisor QC: Nana
QC produksi : Rosi, Prima, Rindang, Yuliana, Bpk Pramono
QC mikro : Yunita dan Umi
Pengujian yang dilakukan oleh tim QC dibagi menjadi 3 yaitu
bagian proses, CIP, dan retained sample. Untuk pengujian selama proses
produksi terdapat 5 uji yang dilakukan setelah proses mixing dan pada saat
proses kristalisasi yaitu : brix, PH, viskositas, BJ, TS. Sedangkan pada
tahap filling, uji yang dilakukan adalah penimbangan dan pengecekan
kemasan setiap 15 menit. Lalu setiap 30 menit dilakukan pengambilan
produk secara acak untuk retained sample dan setiap 1 jam, dilakukan
pengujian brix dan PH.
Pada saat proses CIP, tim QC menguji larutan asam, basa, dan
bilasan. Retained sample dilakukan tiap bulannya sampai produk habis
masa simpannya atau kadaluarsa. Adapun uji yang dilakukan adalah uji
organoleptik, PH, dan brix.
4. Quality Control (Inspection and Test)
a. WI ANALISA BOBOT JENIS
- TUJUAN
Untuk mengukur bobot jenis zat cair
- PRINSIP
Pengukuran berat jenis dengan menggunakan piknometer adalah
perbandingan bobot zat di udara pada suhu 20o terhadap bobot air
dengan volume dan suhu yang sama.
- PERALATAN
1) Piknometer
2) Neraca analitik
3) Aquadest
4) Tissue
- PROSEDUR
1) Siapkan piknometer yang bersih dan kering
2) Timbang piknometer kosong (a)
3) Timbang piknometer berisi aquadest (b) dengan suhu 20oC
4) Hitung bobot air (b-a)
5) Buang air dalam piknometer, bersihkan dan keringkan
6) Timbang piknometer isi (c)
7) Hitung bobot sampel uji (c-a)
8) Hitung bobot jenis sampel dengan rumus :
Berat jenis = b−ac−a
b. WI ANALISA PH
- TUJUAN
Untuk mengukur pH larutan contoh produk
- PRINSIP
Menggunakan pH meter adalah gabungan elektroda gelas hydrogen
sebagai standar polimer dan elektroda kolomel referens pasangan
elektroda ini akan menghasilkan perubahan tegangan 59.1 mv/ph
unit pada 25oC.
- PERALATAN
1) PH meter
2) Batang elektroda
3) Beaker glass
4) Larutan buffer
5) Tissue
6) Aquadest dalam botol semprot
- PROSEDUR
1) Kalibrasi ph meter dengan larutan buffer ph sesuai dengan WI-
QC-003-00
2) Bersihkan batang elektroda dengan aquadest dan keringkan
dengan tissue
3) Celupkan batang elektroda ke dalam beaker glass yang berisi
larutan contoh
4) Catat hasil pembacaan nilai ph
5) Setiap selesai melakukan pengukuran ph, batang elektroda harus
dibersihkan dengan aquadest, dikeringkan dengan tissue dan
ujung batang elektroda ditutup dengan plastik penutupnya.
c. WI ANALISA TOTAL SOLID
- TUJUAN
Untuk menegtahui % total solid dan aiar dari sejumlah contoh
sampel
- PERALATAN
1) Cawan aluminium
2) Pipet
3) Neraca analitik (akurasi 0.1 mg)
4) Oven
5) Desikator
6) Penjepit
7) Pipet volume ml
- METODE
Metode oven kering
- PROSEDUR
1) Panaskan cawan aluminimum dalam oven dengan suhu 103oC ±
2 oC selama 1 jam
2) Keluarkan cawan aluminium dan dinginkan dalam desikator
3) Timbang cawan aluinium dengan neraca analitik dan catat berat
cawan
4) Timbang sampel produk sebanyak 1-2 gr dan tuangkan dalam
cawan aluminium yang telah diketahui beratnya
5) Catat berat awal
6) Masukkan dalam oven, panaskna dengan suhu 103oC ± 2 oC
selama 3 jam
7) Keluarkan cawan dari oven dan dinginkan dalam desikator
selama 15 menit
8) Timbang cawan aluminium dengan neraca analitik
9) Catat hasil penimbangan dan lakukan perhitungan sebagai
berikut :
% total solid = berat residu x 100 / berat contoh awal
Total solid (g/l) = berat residu x 1000 / volume contoh
d. WI ANALISA % BRIX
- TUJUAN
Untuk menegtahui % brix suatu contoh larutan. % brix adalah
presentase gram zat terlarut dalam suatu contoh larutan.
- PRINSIP
Dengan memanfaatkan perbedaan refraksi cahaya yang dihasilkan
oleh prisma dan contoh larutan. Semakin tinggi konsentrasi larutan
makan semakin kecil sudut yang dihasilkan.
- PERALATAN DAN BAHAN
PERALATAN
1) Hand held refractometer / HI 96801 Hanna Refractometer
2) Pipet tetes
3) Tissue
BAHAN
1) Aquadest
- PROSEDUR
1) Kalibrasi refractometer
2) Teteskan contoh larutan pada kaca prisma refractometer dan
ratakan Hand Held Refractometer
3) Arahkan refractometer pada cahaya teran, kemudian dilihat
pembacaan skala melalui lubang teropong
4) Jika skala kabur, putar pengatur hingga pembacaan skala tampak
jelas
HI 9680 Hanna Refractometer
1) Tekan tombol read dan baca nilai % brix yang dihasilkan
2) Bilas kaca prisma dengan aquadest dan bersihkan dengan kertas
tissue
3) Tekan tombol OFF pada HI 96801 Hanna Refractometer
e. WI UJI VISKOSITAS
- TUJUAN
Untuk mengukur kekentalan zat cair
- PRINSIP
Kekentalan diukur berdasarkan kecepatan alir zat cair
- PERALATAN
1) Papan viscometer
2) Stopwatch
3) Tissue
- PROSEDUR
1) Ambil smapel secukupnya dan tempatkan pada papan
viscometer
2) Tegakkan papan vikometer dan ukur turunnya susu kental manis
pada papan tersebut selama 5 detik dengan stopwatch.
3) Baca angka yang ditunjukkan pada papan viscometer saat 5
detik
4) Bersihkan papan viscometer dengan tissue
f. WI UJI ORGANOLEPTIK SKM
- RUANG LINGKUP
Pengujian organoleptik susu kental manis meliputi uji warna,
kekentalan, bau/aroma, dan rasa
- PRINSIP
Pengujian organoleptik ini dilakukan dengan menggunakan indera
manusia, seperti uji warna dan kekentalan menggunakan mata, uji
bau/aroma menggunakan hidung, dan uji rasa menggunakan lidah
- PROSEDUR
1) Mengamati warna dan tekstur produk SKM
2) Mencium aroma produk SKM
3) Mencicipi rasa produk SKM
g. WI PENGUJIAN AIR CIP
- RUANG LINGKUP
Pengujian ditetapkan terhadap air CIP yang digunakan sebelum dan
setelah proses produksi
- PENGAMBILAN SAMPEL
Pengambilan sampel dilakukan menggunakan wadah plastik dari
tangki asam atau basa. Air bilasan (residu) CIP diambil dari pipa
pembuangan air
- ALAT DAN BAHAN
1) Wadah untuk sampel
2) Erlenmeyer 250 ml
3) Volume pipet 10 ml
4) Buret 50 ml
5) PH meter
6) Beaker glass
7) NaOH 1%
8) HCl 1%
9) Indicator PP 1%
10) Aquadest
- PROSEDUR (Pengujian Konsentrasi Bahan Kimia)
CIP ASAM
1) Pipet sampel 10 ml dan masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
2) Tambahkan 3 tetes indicator PP 1%
3) Titrasi dengan NaOH 1% sampai terjadi perubahan warna, dari
tidak berwarna menjadi merah muda
4) Kriteria keberhasilan : konsentrasi asam 1,2 %
Perhitungan konsentrasi asam =
Volume NaOH 1 %Volumesampel (10 ml)
x konsentrasi asam(68 %)
CIP SODA
1) Pipet sampel 10 ml dan masukkan ke dalam erlenmeye 250 ml
2) Tambahkan 3 tetes indicator PP 1%
3) Titrasi dengan larutan HCl 1% sampai terjadi perubahan warna
dari merah muda menjadi tidak berwarna
4) Kriteria keberhasilan : konsentrasi soda 1.5%
Perhitungan konsentrasi soda =
VolumeHCl 1 %Volumesampel (10 ml)
x konsen trasisoda (98 % )
h. WI PENGUJIAN TOTAL PLATE COUNT
- RUANG LINGKUP
Meliputi pengujian total plate count untuk bahan baku, sampel in
processing dan produk jadi
- PRINSIP
TPC dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah mikroba yang
terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung koloni
bakteri yang ditumbuhkan pada media agar
- RUJUKAN
SNI 2791 : 2011 : Susu Kental Manis
- PERALATAN
1) Cawan petri dari gelas atau plastik (diameter : 90-100 mm)
2) Pipet ukur (1, 5, 10, dan 25)
3) Micro Pipette Adjustable volume 50 s.d 1000 µL
4) Pipette Tips volume 50 s.d 1000 µL
5) Waterbath 45oC ± 1oC
6) Inkubator 32oC ± 1oC
7) Colony counter
8) Autoklaf
9) Laminar Air Flow
- BAHAN
1) Media pengencer : Bacteriological Peptone
2) Media pembenihan : Plate Count Agar
- CARA KERJA
1) Lakukan persiapan dan homogenisasi sampel
2) Masukkan sebanyak 1 ml dari pengenceran 101, 102 dalam
cawan petri steril secara simplo dan duplo
3) Tuangkan ke dalam cawan petri sebanyak 15-20 ml pedia PCA
yang sudah didinginkan hinggan temperature 45oC ± 1oC pada
masing-masing cawan yang masih tersuspensi
4) Goyangkan cawan peti dengan hati-hati hingga contoh tercapur
rata dengan pembenihan dan diamkan sampai padat
5) Kerjakan pemeriksaan control medium (blanko), control positif
dan negative
6) Masukkan semua cawan petri dengan posisi terbalik ke dalam
inkubator pada suhu 32oC ± 1oC selama 24-48 jam
- PERHITUNGAN KOLONI
Hitung jumlah koloni pad asetiap seri pengenceran kecuali cawan
petri yang berisi koloni menyebar. Pilih cawan yang mempunyai
jumlah koloni 25 sampai dengan 250
i. WI PENGUJIAN YEAST AND MOLD
- TUJUAN
Mengetahui total kapang dam khamir yang terdapat pada sejumlah
contoh produk
- PRINSIP
Produk yang akan dianalisa diikubasi terlebih dahulu pada suhu
25oC selama 24 jam. Kemudian contoh ditanam pada media PDA.
Sampel diinkubasi pada suhu 25oC selama 3 hari. Pembacaan dapat
dilakukan pada hari ke 3
- PERALATAN
1) Cawan petri steril
2) Tabung ulir
3) Literan stainless
4) Botol scott
5) Pipet ukur 1 ml steril atau transfer pipet
6) Inkubator
7) Colony counter
8) Vortex mixer
9) Api spirtus
10) Korek api
11) Spidol permanent
- MEDIA
PDA (Potato Dextrose Agar) dan Aquadest
- PROSEDUR
1) Beri identitas pada larutan pengencer dan cawan petri steril
2) Pipet 1 ml sampel susu secara aseptos ke dalam cawan petri
steril. Bila perlu lakukan pengenceran telebih dahulu. Pipet 1 ml
contoh, masukkan secar aseptis ke dalam 9 ml larutan TW.
Homogenkan dengan vortex mixer. Faktor pengenceran = 10-3
kemudian pipet sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri steril.
Lakukan penanaman secara duplo. Tuangi 12-15 ml media PDA
45oC, ritasikan sampai homogen. Lakukan secara aseptis
3) Diamkan hingga media agar dan inokulum memadat
4) Inkubasikan cawan petri pada suhu 25oC selama 3-5 hari
5) Lakukan pembacaan awal pada hari ke-3 dan pembacaan akhir
pada hari ke-5
6) Hitung semua koloni yang tumbuh
Total yeast dan mold/ml = jumlah koloni yang tumbuh x 1/FP
(faktor pengenceran)
Cawan petri diletakkan dalam posisi terbalik (tutup di bawah) dan
ditumpuk maksimum 6 tumpukan
j. WI PENGUJIAN TOTAL COLIFORM
- TUJUAN
Mengetahui total coliform yang terdapat pada sejumlah contoh
produk maupun contoh air
- METODE
Metode fermentasi laktosa – ALT (Angka Lempeng Total) pada
media selektif DL (Desoxycholate Lactose) agar, media Violet Red
Bile Agar (VRBA) atau Chromocult Agar.
- PERALATAN DAN BAHAN
1) Cawan petri steril
2) Laboratory bottle 250 ml
3) Pipet ukur 1 ml atau transferpette 1000µ
4) Media VRBA
- PROSEDUR
1) Beri identitas pada cawan petri steril
2) Masukkan 1 ml sampel secara aseptis ke dalam larutan
pengencer 9 ml, homogenkan
3) Pipet 1 ml larutan tersebut ke dalam cawan petri steril
4) Tuangi cawan petri tersebut dengan 12-15 ml media VRBA agar
45oC secara aseptis, rotasikan sampai homogeny
5) Biarkan hingga media agar dan inokulum memadat
6) Inkubasikan pada suhu 30oC selama 24 jam
7) Lakukan pengamatan koloni yang tumbuh
- KRITERIA
Koloni coliform : Berwarna merah dan dikelilingi zona presipitasi
kemerahan dengan diameter = 0,5 mm
Total coliform/g = jumlah koloni coliform yang tumbuh pada 2
cawan petri
5. Quality Control (Good Manufacturing Practices Standard)
GKSI berkomitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas yang
menjamin keselamatan, kesehatan dan kepuasan konsumen GKSI demi
kelangsungan perusahaan. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab
seluruh karyawan GKSI untuk berperan aktif dalam mencapai sasaran
mutu tersebut. GMP yaitu meliputi aturan seluruh aktivitas
pekerja/karyawan di dalam kawasan pabrik GKSI untuk menghasilkan
produk yang bermutu tinggi serta menjamin keselamatan dan kepuasan
konsumen.
a. Penanggung Jawab dan Pelaksanaan
1) Penanggung jawab
- Seluruh karyawan wajib melaksanakan GMP di lingkungan
pabrik dengan baik.
- Shift leader, Supervisor dan Manager bertanggung jawab atas
pelaksanaan GMP di seluruh unit kerja.
2) Pelaksanaan
- GMP harus dilaksanakan di setiap tempat dimana produk atau
bahan baku disimpan, diproses, dikemas, termasuk di tempat
penyimpanan bahan kemasan.
- Seluruh karyawan seperti yang tercantum dalam butir 3.1 harus
mengikuti pelatihan GMP.
- Pelatihan penyegaran GMP diberikan kepada seluruh karyawan
setidaknya sekali dalam setahun.
b. Definisi
- Pekerja atau karyawan adalah setiap orang yang bekerja di kawasan
pabrik yang mempunyai hubungan dengan perusahaan dan
mendapatkan upah kerja.
- Pengunjung adalah setiap orang bukan pekerja yang ada di kawasan
pabrik yang sedang mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan
atau sebagai tamu.
- Area Produksi adalah area di dalam kawasan pabrik yang meliputi
area proses, area gudang, laboratorium, dan ruang pendukung/utility
serta ruang lain yang berhubungan dengan kegiatan produksi
seperti : ruang administrasi proses, kantin, dan toilet.
- Area Kotor adalah area atau ruang di dalam kawasan pabrik yang
berpeluang menjadi sumber kontaminansi atau pencemaran terhadap
produk, seperti : area pembuangan sampah, area pengolahan limbah,
area merokok dan toilet.
- Area Bersih adalah area atau ruang di dalam kawasan pabrik yang
selalu dijaga kebersihannya agar tidak menjadi sumber kontaminasi
terhadap produk, seperti : area proses, area gudang, laboratorium.
- Area Steril adalah area atau ruang di dalam kawasan pabrik yang
selalu dijaga kebersihannya serta tetap steril, dan hanya petugas yang
berkepentingan saja yang diijinkan masuk, seperti area filling dan
laboratorium mikrobiologi.
- Kotoran adalah semua benda asing yang terdapat dalam lingkungan
proses dan atau terikat dalam produk yang dapat menyebabkan
kontaminasi produk sehingga tidak dapat dikonsumsi. Kotoran
tersebut misalnya : kotoran hewan, tinja, plastik, dll.
- Sanitizer adalah bahan kimia berbentuk padat, cair atau gas yang
digunakan sebagai pembunuh mikroba pada konsentrasi yang telah
dilakukan.
c. Prosedur dan Kebijaksanaan
1) Sepatu dan Pakaian Pelindung
- Seragam kerja adalah pakaian yang terdiri dari baju, celana
panjang, sepatu, penutup kepala (cap), masker dan sarung tangan
yang harus dikenakan pekerja pengunjung selama bekerja atau
berkunjung di area bersih (area penimbangan bahan baku dan
proses) dan area steril (area filling).
- Pakaian pribadi karyawan harus ditinggalkan di loker atau
dikenakan di bawah pakaian seragam. Dilarang
meletakkan/menggantungkan pakaian pribadi di dalam area
produksi.
- Pakaian pribadi yang dikenakan dari rumah tidak boleh dipakai di
area bersih (penimbangan bahan baku dan proses) dan area steril
tanpa dilindungi pakaian seragam. Peraturan ini berlaku untuk
semua karyawan termasuk tamu dan pekerja lepas.
- Karyawan yang telah ditentukan menggunakan seragam,
dibagikan masing-masing 7 set. Seragam dipakai dalam keadaan
bersih. Seragam kotor/yang telah dipakai, dibawa pulang dan
dicuci oleh masing-masing karyawan.
- Karyawan mulai memakai seragam di “Area/Ruang”.
2) Higiene dan Kebiasaan Karyawan
Mencuci dan Mensanitasi Tangan
- Tempat cuci tangan yang memisahkan area steril atau area bersih
dari area kotor, misalnya :
Pintu masuk ke area proses dari area penerimaan bahan baku
Pintu masuk ke area proses dari area pengiriman barang
Pintu masuk ke area proses dari area pembuangan sampah
Tempat-tempat lain yang dianggap kritis atau diperlukan
seperti kantin dan toilet.
- Tempat cuci tangan dilengkapi dengan kran, air, sabun cuci
tangan dan pengering.
- Karyawan yang akan masuk ke area bersih dari area kotor wajib
mencuci tangan dengan fasilitas yang telah disediakan tersebut
- Mencuci dan mengeringkan tangan dengan benar sebelum
memulai pekerjaan, sesudah makan dan minum, setelah dari
toilet, setiap selesai istirahat dan setiap waktu tangan terkena
kontaminan lain atau kotor.
- Karyawan wajib mensanitasi tangan menggunakan sanitizer jika
memasuki area steril, memegang produk atau benda yang kontak
secara langsung dengan produk, seperti : bahan pengemas roll
film dan mesin filling. Demikian juga setelah memegang barang
yang kotor, misalnya : alat sanitasi, produk yang bocor, produk
yang jatuh ke lantai, peralatan maintenance, dan setelah bersin
- Menjaga Kebersihan Badan, Mandi Secara Teratur.
- Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam area produksi.
Makanan dan minuman hanya boleh disimpan, dibawa dan
dikonsumsi di area yang telah ditentukan (area kantin/rest area).
- Dilarang merokok dan mengunyah permen karet kecuali di area
kantin.
- Dilarang meludah di lantai, batuk atau bersin pada produk atau
peralatan produksi. Jangan membiasakan memegang atau
membersihkan gigi, mulut, mata, hidung dan telinga.
- Dilarang menggigit-gigit tusuk gigi, batang koek api dan
sejenisnya di area produksi kecuali area kantin.
- Tidak diperbolehkan memakan perhiasan, meliputi : jam tangan,
anting, cincin, dll. Pin, bross dan peniti diperbolehkan dengan
catatan dipakai di dalam seragam.
- Ballpoint dan peralatan lain tidak boleh disimpan diatas pinggang,
termasuk saku, lubang kanding, kerah baju, atau belakang telinga.
Jika harus membawa peralatan tersebut agar ditempatkan di saku
celana kerja. Ballpoint yang digunakan adalah ballpoint mekanik.
Peralatan tersebut bisa jatuh ke produk sewaktu bekerja.
- Kuku harus bersih dan pendek. Cat kuku atau perhiasan di kuku
dan bulu mata palsu dilarang dikenakan di dalam area produksi.
- Dilarang menggunakan yang menyengat, balsam, minyak kayu
putih dan sejenisnya jika memasuki area produksi.
- Dilarang memegang atau mengeluarkan uang atau dompet selama
bekerja di area produksi.
- Dilarang duduk di lantai. Duduk pada bangku yang bersih yang
disediakan.
- Membuang sampah pada tempat yang disediakan.
- Dilarang meletakkan produk, peralatan, bahan baku atau bahan
kemasan di lantai.
- Menggunakan alat pembersih dengan benar, hanya di area yang
telah ditentukan dan jangan dicampur.
- Karyawan harus bebas dari luka infeksi, luka terbuka pada
tangan, lengan, wajah atau kepala. Jika harus menangani produk
maka menggunakan pelindung luka yang telah ditentukan.
- Bila karyawan sedang menjalani pemeriksaan kesehatan atau di
bawah pengawasan kesehatan menunjukkan tanda-tanda adanya
penyakit menular, luka membuka, borok, luka infeksi atau hal-hal
yang tidak biasa lainnya harus dikeluarkan dari area produksi
sampai kondisi dinyatakan baik. Kayawan tersebut harus
langsung melaporkan kondisi kesehatannya kepada supervisor.
3) Kerapihan Karyawan
- Rambut harus bersih, rapih dan harus masuk di dalam cap
- Karyawan yang memiliki kumis atau jenggut harus bersih dan
rapih dan ditutup dengan masker/penutup jenggot.
- Karyawan yang memiliki jambang harus pendek, bersih, rapih
dan tidak boleh lebih panjang dari batas telinga bawah. Jambang
yang melebihi ketentuan harus menggunakan penutup.
4) Penerimaan Susu dan Bahan Baku
5) Pengunjung atau Tamu
- Semua pengunjung yang akan memasuki area pabrik harus di
dampingi oleh petugas.
- Pengunjung harus menerapkan CPMB sebagaimana karyawan.
6) Halaman dan Bagian Luar Pabrik
- Halaman dan bagian luar gedung pabrik harus bersih, terpelihara,
tidak berdebu dan rapih.
- Seluruh halaman tidak ditumbuhi tanaman liar, rumput terpotong
rapih, tidak ada timbunan sampah yang akan menjadi tempat
berkembang biak hama.
- Tempat bongkar dan muat barang, tempat parkir dan jalan untuk
kendaraan harus bersih.
- Saluran air di dalam pabrik harus terpelihara dan tidak ada air
menggenang.
- Tempat sampah harus tertutup sehingga tidak mengundang
serangga dan hama. Tempat sampah harus tepelihara dan sampah
diangkut secara teratur agar tidak tertimbun.
d. Gedung
- Gedung dirancang atau dimodifikasi sehingga dapat mencegah
masuknya serangga, burung, binatang pengerat atau binatang
lainnya.
- Ruang proses sebaiknya tidak berhubungan langsung dengan bagian
luar gedung.
- Dinding dan lantai haru sdibuat mudah dibersihkan. Jika ada bagian
yang retak/mengelupas agar segera diperbaiki.
- Penumpukan bahan baku minimal berjarak 30 cm dari dinding untuk
memudahkan pembersihan dinding.
- Langit-langit selau terkontrol dalam kondisi bersih, bebas dari debu
dan sarang laba-laba.
- Pintu yang dikeluarkan untuk keluar masuk area produksi terbuat
dari bahan yang mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan
membuka kea rah luar.
- Jendela dilengkapi dengan screen dengan mesh untuk mencegah
masuknya serangga, dibersihkan dan diperiksa kondisinya secara
berkala.
- Pada beberapa bagian area produksi dilengkapi dengan plastik
curtain yang di desain sedemikian sehingga mencegah masuknya
lalat atau serangga. Pemeriksaan plastik curtain dilakukan secara
berkala sehingga tidak terdapat kotoran yang menempel atau robek.
- Jika terdapat bahan baku yang tercecer atau tumpah harus segera
dibersihkan.
- Pencahayaan di semua area, terutama di area proses, filling dan
pengepakan harus mencukupi sehingga penanganan produk dan
pembersihan dapat dilakukan dengan benar.
- Bla lampu di area penimbangan bahan baku, proses dan area filling
harus tahan getaran dan ditutup pelingdung untuk mencegah
pencemaran jika bola lampu pecah.
- Ventilasi yang ada di area produksi di design mengalirkan udara
keluar, dari area bersih ke area kotor.
- Ventilasi dilengkapi dengan screen atau filter.
- Area produksi yang menggunakan AC, pemeriksaan filter AC,
cooling water dilakukan secara berkala
e. Produksi
- Bahan Baku dan Bahan Kemas
1) Periksa kedatangan bahan baku dan bahan pengemas dibonkar.
Barang harus bebas dari kotoran burung, tikus, infestasi serangga,
tumbuhan, zat berbau asing dan menyengat atau benda yang
bukan pada tempatnya.
2) Kendaraan angkutan harus bersih, tidak ada lubang, retakan yang
memungkinkan pencemaran dan tempat berkembangbiak hama.
3) Muatan barang yang dicurigai tidak memenuhi persyaratan GMP
harus dilaporkan kepada supervisior yang bertanggung jawab.
Jika perlu agar diberi tanda khusus untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut sehingga diketahui kelayakannya.
4) Gunakan bahan baku dan bahan kemas dengan system rotasi yang
benar, yaitu system FEFO (Fast Expired First Out). Untuk
menunjang hal ini, label palet harus dicantumkan production date,
expired date dan tangal kedatangan barang.
5) Kemasan bahan baku dan bahan kemas harus dijaga
kebersihannya dan dalam kondisi tertutup rapi.
6) Palet kotor atau rusak tidak boleh digunakan. Palet harus selalu
dibersihkan, diperbaiki dan disimpan dalam area yang bebas
tikus, burung, serangga, debu, jamur dan disimpan dalam area
yang bebas tikus, burung, serangga, debu, jamur dan dari
kontaminasi barang-barang yang tidak diinginkan.
7) Bahan baku disimpan sesuai dengan petunjuk di spesifikasi
barang.
- Proses Produksi
1) Dilarang menyimpan produk, bahankemasan, peralatan dalam
kondisi tidak bersih dan tidak tersanitasi. Penyimpanan harus
pada tempat yang telah ditentukan.
2) Bahan kimia disimpan pada wadah khusus dan diberi label yang
jelas.
3) Bahan yang terbuat dari gelas atau kaca tidak diperbolehkan
dipakai di area proses, penimbangan bahan baku dan area filling.
Jika diperlukan harus diberi pelindung dan harus dimonitoring.
4) Benda yang tidak boleh digunakan di dalam area produksi
meliputi : staples, paper clips, pita, karet, jarum, paku,
gantungan/aksesoris…………., dan cutter.
5) Perhatikan sewaktu merancang bahan baku agar tidak terdapat
barang-barang yang tidak dikehendaki masuk ke dalam mesin
atau terikut ke produk, misalnya : benang dan plastik dari
kemasan.
6) Bahan baku atau bahan kemas yang tidak langsung habis agar
ditutup rapid dan rapat.
- Pengkodean
1) Pengkodean pada setiap produk harus benar, jelas dan format
sesuai dengan ketentuan
f. Pest Control
- Kegiatan pest control dilakukan oleh kontraktor yang ditunjuk,
meliputi :
a) Insect Killer
Pemasangan Insect Killer untuk menghambat masuknya serangga
ke area bersih atau steril Tray pada insect killer diperiksa secara
rutin dan dibersihkan sesegera mungkin jika terdapat bangkai
serangga.
b) Rodent Control
Pengendalian hama tikus dilakukan baik di area luar pabrik,
bagian luar bangunan maupun di dekat pintu keluar masuk area
produksi.
c) Fumigasi (fogging)
Fogging dilakukan secara teratur dan terjadwal.
- Semua pestisida harus diperlakukan sebagai bahan kimia, disimpan
terpisah dengan produk jadi, bahan baku dan bahan kemas.
g. Audit Internal
- Audit CPMB bertujuan untuk memastikan program GMP telah
terlaksana dengan baik dan efektif.
- Karyawan yang ditemukan melakukan pelanggaran harus
diperingatkan. Jika karyawan secara terus-menerus melakukan
pelanggaran yang sama, supervisor atau manager berhak
memberikan sanksi.
- Audit dilakukan oleh karyawan yang telah ditraining sebelumnya
dan menguasai area yang diaudit.
- Auditor yang mengaudit suatu area adalah karyawan yang bukan
merupakan bagian dari area yang diaudit.
- Pencatatan setuap hasil audit harus benar dan didokumentasikan.
- Kekurangan hasil audit yang tidak dapat di pecahkan oleh bagian
akan didiskusikan bersama untuk menentukan alternatif
pemecahannya.
- Audit dilaksanakan minimal 1 kali dalam sebulan untuk setiap area.
6. Mesin dan Peralatan Produksi
a. Mesin Processing
Pemanas model Scraped Surface Heater (SC 01) 2 buah
Bahan Stainless steel 304 (SS 304)
Rotor 190 rpm
Power : 25 HP (elektrik motor 3 phase 380 V, 50 Hz) : Gear box
Helical gears 7.5 : 1
Temperatur air panas 140oC
Temperatur konsentrat 55oC
b. Pompa-Pompa
Positive Transfer Pump 2 buah
Tipe : pompa double lobe
Kapastitas : 7500 liter/jam
Geared motor : 5 HP, 3 phases, 380 V, 50 Hz
RPM : 200 rpm
Konstruksi : Sanitary CIP compatible
Positive Transfer Pump 2 buah
Tipe : pompa double lobe
Kapastitas : 20000 liter/jam
Geared motor : 10 HP, 3 phase, 380 V, 50 Hz
RPM : 300 rpm
Konstruksi : Sanitary CIP compatible
Positive Transfer Pump 7 buah
Tipe : progressive cavity pump
Kapastitas : 7500 liter/jam
Geared motor : 7,5 HP, 3 phase, 380 V, 50 Hz
RPM : 400 rpm
Konstruksi : Sanitary CIP compatible
Positive Transfer Pump 1 buah
Tipe : progressive cavity pump
Kapastitas : 1000 liter/jam
Geared motor : 1 HP, 3 phases, 380 V, 50 Hz
Material : stator - food grade polymer rotor - SS 304
Konstruksi : Sanitary CIP compatible
c. Mixing Tank 1 buah
Kapasitas : 10000 liter
Tipe : Vertikal dengan dasar kerucut
Agitator dengan geared box motor 40 HP
Hopper masuk gula dan bubuk susu skim
Manhole, termometer, CIP, connection
d. Screw Conveyor dengan Hopper 1 buah
Aplikasi : untuk gula dan susu skim milk
Kapasitas : 3964 kg gula dan 562 kg susu skim tiap 15
menit
Kecepatan : 63 rpm
Geared Motor : 5 HP, 3 phase, 380 V, 50 Hz
e. Holding Tank SS 304 2 buah
Kapasitas : 10000 kg/tank
Agitator : vertikal 10 HP
Perlengkapan : T valve (twin outlet), light glass, sight glass
dan man hole
f. Homogenizer 1 unit
Kapasitas : 7500 liter/jam
Jumlah piston : 2 buah
Motor : 120 HP, 380 V, 50 Hz, 3 phases
Tekanan stage 1 : 250 bar
Tekanan stage 2 : 50 bar
g. Balance tank 1 buah
Kapasitas : 500 liter
Perlengkapan : nylon dilter 200 micron, valve, termometer, Baume
meter dan CIP connection
h. Pendingin Scraped Surface 1 set
Motor : 30 HP, 3 phases, 380 V, 50 Hz
Gearbox : Helical gears- speed ratio 7.5: 1
Temperatur air : 4oC
Temperatur konsentrat : 32oC
i. Flash Cooler 1 set
Material : Stainless steel/Karbon steel, Stainless steel
– steam nozzle
Bentuk : Silinder vertical – dasar kerucut
Temp. awal : 35oC
Temp. keluar : 28oC
j. Pendingin Scrapped Surface 1 buah
Motor : 10 HP, 3 phases, 380 V, 50 Hz
Gearbox helical speed ratio 7.5: 1
Temperatur air : 4 oC
Temperatur masukkan konsentrat : 28 oC
Temperatur keluaran konsentrat : 24 oC
k. Kristalisasi Storage Tank 4 buah
Kapasitas : 10.000 liter/tank
Tipe : vertikal silinder, double jaket dengan isolasi
ditengahnya
Perlengkapan: manhole, light glass, sight glass dan double valve
Agitator : 10 HP dengan gear motor
l. Lactose Seeding 1 buah
Tipe : Hammer mill impactor
Motor : 5 HP, 3 phases, 380 V, 50 Hz
m.Lactose Vats 1 buah
Kapasitas : 300 liter
Agitator : 2 HP
Kelengkapan : anti foam inlet, sought/light glass, filter
steril dan filling tunel
n. 1 Unit Filler, Seamer, Labeller dan Case Packer (4 line)
Bahan
Mixing
Dipanaskan dalam mesin pemanas (SSH), 55oC
Filtrasi
Dialirkan dalam Balance Tank
Ditampung sementara dalam Holding Tank
Homogenisasi
Pasteurisasi
Ditampung dalam Holding Time, dipertahankan 92oC 25 detik
Dialirkan dalam SSC (Schrape Surface Cooler), suhu diturunkan 35oC
Dialirkan dalam Flash Cooler I, suhu 32oC
Dialirkan dalam Flash Cooler II, suhu 28oC
Laktosa
Dialirkan dalam Flash Cooler III, suhu 24oC
Dialirkan dalam SSC (Schrape Surface Cooler), suhu 20oC
Disimpan dalam Storage tank
Filling
Packaging
7. Proses Produksi Susu Kental Manis
Gambar 4.7.1 Diagram Alir Proses Produksi
a. Tahapan Proses: Proses produksi SKM
1) Skim Milk Powder dan bahan tambahan dicampur dalam mixer,
dipanaskan didalam mesin pemanas SSH (Schrape Surface Heater)
hingga suhu 55oC selama 10-15 menit kemudian ditambah 5 menit
supaya gula dan lemak campur/larut dengan susu.
2) Susu Kental Manis bersuhu 55oC yang berasal dari SSH dipompa ke
dalam Holding tank, yang kemudian dari holding tank susu dipompa
masuk/lewat balance tank melalui Filter (Saringan metal).
3) Susu Kental Manis Suhu 55oC dari balance tank dipompa ke mesin
homogenizer, tekanan homogenizer mencapai 200 Psi.
4) SKM yang telah dihomogenisasi dipompa ke mesin pasteurisasi
(Pasteurizer) dipanaskan mencapai suhu 92oC selama 25 detik,
dilengkapi dengan unit FDV (Flow Divertion Valve) yang bekerja
unuk mengatur bila suhu yang diinginkan dalam pasteurisasi belum
mencapai, secara otomatis susu akan kembali ke unit pasteurizer.
5) SKM yang telah dipasteurisasi bersuhu 92oC dipompa masuk ke
dalam Tangki Holding Time untuk dipertahankan suhunya 92oC
selama 25 detik. Kemudian susu dipompa ke Unit SSC (Schrape
Surface Cooler), suhu diturunkan dari 92oC menjadi 35oC. Kemudian
susu dipompa ke FC (Flash Cooler) I, suhu diturunkan menjadi
32oC, dan dipompa ke FC II. Sebelum dialirkan ke FC II
ditambahkan lakosa melewati unit static mixer, agar laktosa dapat
bercampur dengan susu.
6) Di dalam FC II suhu susu diturunkan menjadi 28oC. Dari FC II susu
dipompa ke FC III untuk diturunkan suhunya menjadi 24oC. pada
masing-masing FC dilengkapi dengan unit Vacum diatasnya untuk
menguapkan susu (disedot kadar airnya sekitar 10%). Dan tiap-tiap
FC ini juga diperlengkapi dengan unit/panel pengontrol suhu.
7) SKM dengan suhu 24oC dari FC III dipompa ke SSC untuk
diturunkan suhunya menjadi 20oC den kemudian dipompa ke dalam
tangki penyimpanan sebagai SKM siap dikemas.
b. Pengisian
SKM siap kemas dari storage tank dipompa ke unit mesin filler
diberi umpan kemasan dengan kecepatan 450/menit, selanjutnya masuk
ke dalam unit closer (penutup kemasan). Susu dalam kemasan dibawa
keluar ke unit Accumulator melalui conveyor. Dari sini susu kemasan
dialirkan/didorong ke unit Label (diberi label/merk dagang). Setelah
diberi label SKM dialirkan ke unit Cartoner untuk dimasukkan ke
dalam karton. Dari unit Cartoner didorong ke unit Sealer/pengeleman
karton/dos. Dari unit sealer didorong ke Unit Sealer/pengeleman
karton/dos. Dari unit sealer didorong ke unit compressor/unit
pengepresan karton. Setelah dos karton dipres kemudian
didorong/dibawa ke tempat terbuka untuk dimasukkan ke dalam unit
pallet. Setiap pallet berisi 64 dos/karton, disusun 8 x 8 dos.
8. Layout Lokasi dan Produksi
Pabrik GKSI Boyolali memiliki dua bangunan utama dan beberapa
bangunan penunjang. Dua gedung utama meliputi yang pertama yaitu
gedung yang didalamnya terdapat kantor, ruang atau laboratorium
pengujian dan ruang produksi. Dan bangunan utama kedua yaitu khusus
untuk utilitas yang menunjang proses produksi. Gedung-gedung lainnya
seperti mushola, area parkir, area kantor, ruang satpam, gudang dan
terdapat pula IPAL untuk pengelolaan limbah cair.
Gambar 8.1 Layout Lokasi Bangunan GKSI
Tata letak dari masing-masing bangunan seperti yang dapat dilihat
pada Gambar 8.1 untuk gedung utama didalamnya terdapat lobby dan
ruang tamu, disebelah ruang tamu terdapat ruang meeting, kantor manager
dan staff produksi. Di lantai atas terdapat ruang director dan kantor staff.
Selain itu juga terdapat ruang produksi yang didalamny terdapat berbagai
macam rangkaian alat proses produksi untuk susu kental manis, terdapat
ruang tersendiri untuk masing-masing CIP, filling, packing, retained
sample, reject product room, ruang penyimpanan raw material yang dekat
dengan alat masuknya bahan awal dan ruang penyimpanan produk jadi.
Didekat ruang produksi terdapat laboratoriun QC untuk menguji setiap
tahapan proses produksi. Selin berbagai rangkaian alat produksi susu
kental manis, juga terdapat ruang yang didalamnya terdapat peralatan
seperti evaporasi, cold room.
Bangunan selanjutnya yaitu ruang utilitas (power house) didalamnya
terdapat berbagai peralatan penunjang untuk proses produksi seperti
boiler, genset, chiller unit, panel PLN, water peservoir. Dibagian belakang
terdapat Gudang penyimpanan produk jadi yang nantinya akan dikirimkan
ke pusat dengan menggunakan truck box. Terdapat pula IPAL yang
disalurkan dari proses produksi yang merupakan tempat pengolahan
limbah cair.
9. Sanitasi
Sanitasi yang dilakukan di GKSI meliputi :
a. Sanitasi peralatan untuk pengujian seperti gelas ukur, Erlenmeyer, pipet
ukur, dan tabung reaksi dibersihkan dengan cara :
1) Dicuci dengan air dingin dan sabun.
2) Dibilas sampai bersih.
3) Setelah bersih dikeringkan pada rak.
4) Peralatan tersebut diangkat kemudian dimasukkan dalam oven untuk
disterilisasi dengan temperature 180oC selama 2 jam.
5) Dari oven kemudian diambil dan disimpan pada almari yang bebas
kuman.
b. Sanitasi Proses
1) peralatan dan pipa-pipa dengan cara CIP (Cleaning in Place) yaitu
dengan cara :
a) Mesin dinyalakan dengan memutar saklar main power pada posisi
ON di panel listrik induk
b) Pembilasan dengan air
c) Ukur air tangki pengukur (1600 liter)
d) Transfer air ke mixer
e) Sirkulasi air dari tangki ke mixer ke tangki SSH 1 sampai suhu
75oC.
f) Jika suhu sudah mencapai 75 oC, matikan mesin dan biarkan agar
semua produk masuk ke tangki mixer.
g) Transfer larutan dari tangki mixer ke tangki Kristal 1
h) Jika produk di tangki mixer sudah semua ditransfer, matikan
mesin.
i) Air di transfer dari tangki Kristal 1 ke balance tank, kemudian
ditransfer lagi ke homogenizer. Dari homogenizer kemudian
diteruskan ke tangki SSH 2.
j) Suhu di setting pada 80oC
k) Setelah suhu tercapai, kemudian ditransfer dari SSH 2 ke SSC 1.
Dari tangki SSC 1 kemudian ditansferke Tangki Kristal 2.
l) Jika air sudah penuh di tangki Kristal 2, valve dibuka dan tombol
lobe pumb 2 dinyalakan untuk ditransfer dari tangki Kristal 2 ke
Flash cooler.
m)Dari flash cooler air ditransfer ke tangki SSC 2.
n) jika masih terdapat produk di tangki Kristal akhir, pipa tangki
SSC 2 disambungkan ke retum CIP.
o) jika tidak ada produk di tangkikristal akhir,pipa tangki SSC 2
disambungkan ke tangki Kristal akhir.
p) Setelah semua air masuk ke tangki Kristal akhir, kemudian air di
transfer dari tangki Kristal akhir ke jalur return menuju jalur
pembuangan.
2) Sanitasi lantai
a) Cara pembersihan untuk lantai : disapu kemudian dipel
menggunakan air dan bahan pembersih lantai.
c. Sanitasi Karyawan
1) Karyawan yang bekerja di GKSI Boyolali harus menggunakan
pakaian putih-putih dan memakai sepatu boot yang bersih.
2) Karyawan harus menjaga kebersihan diri selama dalam perusahaan
dan harus menaati peraturan kebersihan dalam perusahaan.
d. Pengolahan limbah
Limbah yang dihasilkan oleh GKSI terdiri dari limbah padat, cair,
dan gas. Limbah padat yang dihasilkan meliputi kardus, kertas, bag,
plastik, drum, dan lain-lain. Limbah padat tersebut dibuang pada tempat
pembuangan milik GKSI untuk selanjutnya dibakar. Unit pengolahan
limbah cair dirancang untuk mengolah air buangan industri susu agar
kualitas air olahan memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah.
Urut-urutan proses pengolahan adalah sebagai berikut :
1) Penampungan Limbah Sementara.
Limbah masuk ke penampungan limbah sementara. Dalam
keadaan darurat, limbah (darurat) tidak diproses dan dibuang secara
langsung.
2) Perforated Screen Tank
Bak ini berfungsi sebagai penyaring air limbah dari padatan yang
besar sebelum masuk ke dalam proses pengolahan.
3) Bak Air Flotation
Air limbah yang mengandung minyak masuk ke air flotation tank
untuk memisahkan oil dari air limbah, dengan bantuan udara dari
blower maka terjadi pemisahan. Air yang telah terpisah dari oil akan
masuk ke bak equalization. Minyak yang terpisah dari air masuk ke
oil/fat tank secara grafitasi.
4) Bak Equalisasation
Fungdi dari bak ini adlah untuk menyeragamkan fluktuasi
karakter yang ada dalam air limbah sehingga karakteristik untuk
proses selanjutnya bias relative seragam. Agar proses penyeragaman
dapat berlangsung dengan baik, dalam bak ini dipasang blower.
Yang fungsinya untuk memasukkan udara ke air limbah sehingga
tercampur dengan sempurna, selain itu adanya blower akan
mencegah bau busuk dan akan membantu proses penurunan suhu air
limbah.
5) Bak aerasi
Bak aerasi adalah bak yang disediakan untuk terjadinya proses
penguraian limbah dengan melibatkan mikroorganisme secara
aerobic. System yang diterapkan adalah lumpur akif. Pada bak ini
dipasang dan diciptakan suatu kondisi agar mikroorganisme pengurai
polutan bias hidup dan berkembang biak dengan baik.
Pada bak ini dipasang blower yang berfungsi sebagai pemasok
udara (oksigen) yang dibutuhkan oleh mikroorganisme. Kedalam
bak ini ditaburkan bakteri aktif dengan merk diagrasimba yang
berbentuk cair dan bahan kimia berupa UREA dan TSP sebagai
nurisi mikroorganisme pengurai.
6) Bak Sedimentasi
Fungsi dari bak sedimentasi ini adalah memisahkan padatan. Air
bersih yang berada diatas endapan lumpur akan mengalir ke bak
selanjutnya yaitu treated water tank. Sedangkan lumpurnya
dikembalikan ke bak aerasi dengan pompa. Fungsinya adalah untuk
mempertahankan populasi mikroorganisme pemakan limbah
tersebut.
7) Bak treated water
Air hasil dari pengolahan ditampung di bak treated water tank
sebelum dibuang ke sungai atau dimanfaatkan untuk keperluan lain.
Dalam treated water tank terdapat indikator makhluk hidup berupa
ikan.
10.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktek kerja di Gabungan Koperasi Susu
Indonesia, dapat diambil kesimpulan dari uraian dan penjelasan yang ada
dalam laporan sebagai berikut:
1. Gabungan Koperasi Susu Indonesia yang bekerjasama dengan PT. Soo
Good Food memproduksi Susu Kental Manis dengan variasi rasa Keju,
Coklat dan Strawberi.
2. Bahan baku pembuatan susu kental manis adalah susu segar, Gula, Skim
Milk Powder, Butter Milk Powder, Whey Powder, Modified Starch,
Lactose, Cocoa Powder, flavor, dan vitamin.
3. Proses Produksi Susu Kental Manis meliputi; mixing, homogenizing,
pasteurization, cooling, seeding lactose, standarization, dan filling.
B. Saran
1. Mempertahankan serta meningkatkan kualitas kerja karyawan GKSI
Boyolali.
2. Sistem sanitasi dan quality control masih perlu ditingkatkan.
3. Semua manajemen dan sistem ketenagakerjaan dapat dipertahankan.
4. Perlu ditingkatkan lagi kesadaran dan kedisiplinan tentang pentingnya
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
DAFTAR PUSTAKA