laporan farset .doc

Upload: rifqi-indrawan

Post on 14-Apr-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    1/28

    I. Tujuan

    Dapat membuat sediaan larutan dalam bentuk larutan sejati dan eliksir dengan

    baik.

    Dapat mengetahui preformulasi dan cara pembuatan sediaan larutan baik larutan

    sejati maupun eliksir.

    II. Teori Dasar

    Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia

    terlarut, missal: missal terdispersi secara molecular didalam pelarut yang sesuai

    atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul molekul dalam

    larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuksediaan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki

    ketelitian yang baik jika larutan diencerkan dengan sempurna. Untuk semua

    larutan terutama yang mengandung larutan yang mudah menguap, harus

    digunakan wadah yang tertututp rapat dan terhindar dari panas berlebih. (FI ed

    IV. 1995)

    Bentuk sediaan larutan digolongkan menurut cara pemberiaanya, seperti

    larutan oral dan larutan topical, atau penggolongan berdasarkan system pelarutseperti spiit, tingtur, dan larutan air. Sedangkan larutan yang diberikan secara

    parenteral disebut sebagai injeksi. Banyak larutan oral yang mengandung etanol

    disebut sebgai elksir. Eliksir merupakan suatu larutan sejati dengan kelarutan

    zat aktif dalam air relative kecil, pelarut utama yang digunakana auntuk sediaan

    eliksir adalah air, karena sifatnya yang mudah didapat dan inert. (FI ed III hal

    32, 1979)

    Sirop adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebih

    dari 66,0% (FI ed III hal 31, 1979). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

    sediaan larutan :

    1. Kelarutan zat aktif

    Untuk meningkatkan kecepatan proses melarut :

    - Menggunakan panas perlu diperhatikan kestabilan senyawa terhadap

    panas

    1

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    2/28

    - Mengurangi ukuran partikel zat terlarut (menghaluskan) peningkatan

    luas permukaan terhadap pelarut.

    - Menggunakan bahan pembantu pelarut (pelarut campur)

    - Pengadukan

    2. Kestabilan zat aktif dalam larutan

    3. Dosis takaran

    4. Penyimpanan

    5. Penampilan menarik (rasa,warna,viskositas)

    Sediaan larutan sejati umumnya terdiri dari :

    1. Bahan berkhasiat atau zat aktif

    2. Bahan pembantu

    Eliksir merupakan suatu larutan sejati dengan kelarutan zat aktif dalam

    air relative kecil, pelarut utama yang digunakana auntuk sediaan eliksir adalah

    air, karena sifatnya yang mudah didapat dan inert. (FI ed III , 1979)

    Dalam eliksir ada beberepa hal yang digunakan untuk meningkatkan zat

    aktif, diantaranya adalah

    Menggunakan pelarut campur

    Pengontrolan pH

    Solubilisasi misealar

    Kompleksasi

    Metode umum pembuatan eliksir adalah dengan menggunakan metode

    pelarut campur , yakni: Dalam melarutkan zat aktif pada sediaan eliksir ada 2

    metode yaitu

    Bahan berkhasiat dilarutkan pada salah satu pelarut campur

    dengan kelarutan bahan berkhasiat yang paling besar, kemudian

    tambahkan pelarut lainnya sekaligus.

    Bahan aktif dilarutkan sedikit sedikit dalam pekarut campur apabilakelarutan zat berkhasiat dalam masing masing pelarut tidak terlalu tinggi(H.Syamsuni. 2006)

    Eliksir merupakan cairan jernih, rasa manis, larutan hidroalkohol.Digunakan untuk pemakaian oral, umumnya mengandung flavouring agentuntuk meningkatkan rasa enak. Eliksirdibagi menjadi dua kelompok:

    2

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    3/28

    1. Non medicated eliksir : digunakan sebagai bahan tambahanNon medicated eliksir biasanya ditambahkan kedalam sediaan

    dengan tujuan untuk meningkatkan rasa atau menghilangkan rasa

    sebagai bahan pengencer eliksir mengandung bahan aktif obat.Pemilihan cairan pembawa bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harusmempertimbangkan kelarutan dan kestabilan dalam air dan alcohol, bila nonmedicated eliksir yang digunakan sebagai bahan pengencer,

    kandungan akhir dari alkohol dalam sediaan harus diperhitungkan .Karakteristik flavor dan warna yang terdapat dalam non medicated eliksir jangan

    bertentangan dengan medicated eliksir secara umumdan dengan seluruhkomponen yang terdapat pada seluruh formula, maka untuk menjagakerusakan sediaan dan mikroorganisme perlu ditambahkan

    persepativ: Eliksir yang mengandung versikel lebih dari 20% yang terdiri dari

    alkohol, propilenglikol, atau gliserol, perlu ditambah anti jamur, perlu ditambahanti ragi dan anti jamur. Sebagai pengawet dapat digunakan turunan asam

    benzoat (senyawa esternya) (Neo Galih,2012)

    2. Medicated eliksir: mengandung bahan berkhasiat obatDibandingkan dengan sirup, eliksir kurang manis dan kurang kental. Hal

    tersebut berkaitan dengan kandungan gulanya sehingga kemampuannyamenutupi rasa tidak enak semakin kecil, kemampuan eliksir untuk menjagakelarutan lebih baik bila dibandingkan dengan sirup. Eliksirjugamerupakan sediaan yang stabil, karena proporsi jumlah alkohol yangdikandungnya bervariasi, tergantung pada keperluan maka zat aktif

    yang sukar larut dalam air dan larut dalam alkohol diperlukan jumlah

    alkohol yang lebih besar. Selain alkohol, digunakan juga gliserin danpropilenglikol sebagai pemanis, dapat pula digunakan sorbitol disampingsukrosa, bahkan pemanis buatan. Alkohol yang terdapat dalam sediaan eliksir

    berkisar antara 10-12%, tetapi ada yang menggunakan hanya 3% sajadan yang tertinggi 44%.

    Keuntungan eliksir:a) Mudah ditelan dibandingkan dengan tablet atau kapsul

    b) Rasanya enakc) Larutan jernih, tidak perlu dikocok lagi

    Kekurangan eliksir:a) Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak

    b) Karena mengandung bahan yang mudah menguap, maka harus disimpandalam botol bertutup kedap dan jauh dari sumber api.

    III. Preformulasi

    a. Sukrosa (DepKes, 1995: 762 dan Rowe, Raymon C., 2009: 703)

    Pemerian : Warna : Putih tidak berwarna

    3

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    4/28

    Rasa : Manis

    Bau : Tidak berbau

    Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut

    dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam

    kloroform dan eter.

    Ukuran partikel : 342,30

    Titik Lebur : 160oC - 186oC dengan penguraian

    pKa : 12,62

    pH larutan : -

    Bobot Jenis : 1,6g/cm3

    Stabilitas : Stabil diudaraInkompatibilitas : Dapat terurai dengan sulfat.

    Kegunaan : Bahan tambahan (Pemanis)

    b. Metil paraben (DepKes, 1995: 378 dan Rowe, Raymon C., 2009: 441)

    Pemerian : Warna : Putih

    Rasa : Tidak berasa

    Bau : Hampir tidak berbau

    Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih dalam 3,5 etanol (95%) P, dan dalam 3 bagian aseton P; mudah

    larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak

    lemah nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih

    Ukuran partikel : 152,15

    Titik Lebur : 125oC 128oC

    pKa : 8,4 pada suhu 22oC

    pH Larutan : 4 8Bobot Jenis : 1,352 g/cm3

    Stabilitas : Mudah terurai oleh udara

    Inkompatibilitas : Aktivitas antimikroba dari Metil paraben dan

    lainnya dapat sangat berkurang dengan adanya surfaktan nonionik seperti

    polisorbat 80 akibat terbentuknya misel.

    Kegunaan : Bahan Tambahan (Pengawet)

    c. Propil Paraben (DepKes, 1995: 535 dan Rowe, Raymon C., 2009: 596)

    4

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    5/28

    Pemerian : Warna : Putih

    Rasa : Tidak berasa

    Bau : Tidak berbau

    Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5

    bagian etanol (95%) P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian

    gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemah, mudah laru dalam larutan

    alkali hidroksida

    Ukuran partikel : 180,20

    Titik Didih : 295oC

    pKa : 8,4 pada suhu 22oC

    pH Larutan : 4 8Bobot Jenis : 1,288 g/cm3

    Stabilitas : -

    Inkompatibilitas : Aktivitas antimikroba dari Propil paraben dapat

    berkurang jauh dengan adanya surfaktan nonionik akibat terbentuknya

    misel.

    Kegunaan : Bahan Tambahan (Pengawet)

    d. Sorbitol (DepKes, 1995: 576 dan Rowe, Raymon C., 2009: 679)Pemerian : Warna : Putih

    Rasa : Manis

    Bau : Tidak berbau

    Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam

    etanol (95%) P, dalam methanol P dan asam asetat P.

    Ukuran Partikel : 182,17

    Titik Lebur : -pKa : -

    pH Larutan : 4,5 7

    Bobot Jenis : 1,49 g/cm3

    Stabilitas : Secara kimia relatif inert dan kompatibel dengan

    sebagian bahan tambahan. Satbil di udara dan tidak membusuk di suhu

    tinggi.

    5

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    6/28

    Inkompatibilitas : Dapat membentuk larutan air kelat dengan

    banyak divalent dan trivalent ion logam dalam kondisi asam dan basa

    kuat. Penambahan polietilen glikol cair ke sorbitol dengan agitasi kuat,

    menghasilkan lilin gel larut air dengan titik leleh 35o-40oC. Dapat

    bereaksi dengan zat besi oksida sehingga merubah warna.

    Kegunaan : Bahan Tambahan (Anti Caplocking Agent,

    pemanis)

    IV. Alat dan Bahan

    Alat Bahan

    Gelas ukurTimbanganLabu ErlenmeyerBatang PengadukPipet TetesKertas SaringCorongBotol Kaca BeningKertas PerkamenStatip dan BuretBeaker GelasKlem Buret

    ParasetamolSukrosaMetil ParabenPropil ParabenSorbitolEtanolGliserinPropilenglikolAir Matang

    V. Perhitungan

    a. Larutan

    Formula I

    Sirupus simpleks 25% = x 100 mL = 25 mL.

    Formula II

    Sirupus simpleks 75% = x 100 mL = 75 mL.

    Formula III

    Sirupus simpleks 25% = x 100 mL = 25 mL.

    Metil paraben 0,18% = x 100 mL = 0,18 g = 180

    mg.

    Propil paraben 0,02% = x 100 mL = 0,02 g = 20 mg.

    Formula IV

    6

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    7/28

    Sirupus simpleks 25% = x 100 mL = 25 mL.

    Metil paraben 0,2% = x 100 mL = 0,2g = 200mg.

    Formula V

    Sirupus simpleks 25% = x 100 mL = 25 mL.

    Sorbitol 15% = x 100 mL = 15 mL.

    Jumlah keseluruhan yang dibutuhkan

    Sirupus simpleks

    Total keseluruhan yang dibutuhkan = 175 mL.

    Dibuat : 650 mg dalam 1000 ml air

    Sukrosa = x 1000 = 650 mg

    Metil paraben = 0,18 g + 0,2 g = 0,38 g

    Propil paraben= 0,02 g

    Sorbitol = 15 mL

    b. Elixir

    Parasetamol 120 mg/ 5ml sebanyak 100 ml

    Parasetamol = x 120 = 2400 g = 2,4 mg

    Perhitungan KD parasetamol

    1. Volume air : 100 ml % air = x 100 % = 67,29%

    Volume etanol : 48,6 ml % etanol = x 100 % = 32,70%

    KD = ( % etanol x Kd etanol ) + ( % air x Kd air )= ( x 25,7 ) + ( x 78,5 )

    = 61,22.

    2. Volume air : 100 ml % air = x 100 % = 67,11 %

    Volume etanol : 49 ml % etanol = x 100 % = 32,88 %

    KD = ( % etanol x Kd etanol ) + ( % air x Kd air )

    7

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    8/28

    = ( x 25,7 )+ ( x 78,5 )

    = 61,13.

    3. Volume air : 100 ml. % air = x 100 % = 67,34 %

    Volume etanol : 48,5 ml. % etanol = x 100 % = 32,65 %

    KD = ( % etanol x Kd etanol ) + ( % air x Kd air )

    = ( x 25,7 )+ ( x 78,5 )

    = 61,251

    Rata rata KD =

    =

    = 61,20

    Pemilihan kombinasi pelarut

    A. Parasetamol = ( % air x Kd air ) + ( % gliserin x Kd gliserin ) + ( % Propilenglikol x Kd propilen glikol )

    = (0,6 x 78,5) + (0,2 x 42,5) + (0,2 x 50)

    = 47,1 + 8,5 + 10

    = 65,6.

    B. Parasetamol = ( % air x Kd air ) + ( % gliserin x Kd gliserin ) + ( % etanol xKd etanol )

    = ( 0,7 x 78,5 ) + ( 0,2 x 42,5 ) + ( 0,1 x 25,7 )= 54,95 + 8,5 + 2,57

    = 66,02.

    Perhitungan bj(bobot jenis)Untuk menghitung bobot jenis dapat menggunakan rumus:

    W3 W1

    W2-W1

    Dimana : W1 = Bobot Pikno kosong

    W2 = Bobot Pikno + air

    W3 = Bobot Pikno + Etanol

    8

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    9/28

    Diketahui :

    a. Perhitungan Berat jenis eliksir (air : gliserin : etanol) (70 : 20 : 10)

    w1 = 14,3766 ; w2= 26,3809

    W3 botol 1 = 26,8920; w3 botol 2= 26,7432

    Ditanyakan : Bobot Jenis botol dengan cara I dan II

    Jawab :

    Botol cara I = 26,8920 24,3766 = 12,5154 = 0,5111

    26,3809 14,3766 12,0043

    Botol cara II = 26,7432 14,3766 = 12,3666 = 0,3623

    26,3809 14,3766 12,0043

    VI. Penimbangan

    A. Larutan

    Bahan Formula I FormulaII

    FormulaIII

    FormulaIV

    FormulaV

    Sirupussimplex

    25 mL 75 mL 25 mL 25 mL 25 mL

    Metilparaben

    - - 180 mg 200 mg -

    Propilparaben

    - - 20 mg - -

    Sorbitol - - - - 15 mlAquadest Ad 100

    mLAd 100mL

    Ad 100mL

    Ad 100mL

    Ad 100mL

    B. Elixir

    Bahan Eliksir a Eliksir b Eliksir c Eliksir dParasetamol 2,4 mg 2,4 mg 2,4 mg 2,4 mg

    Etanol - - 10 mL 10 mLPropilen

    glikol

    10 mL 10 mL - -

    Aquadest Ad 100 mL Ad 100 mL Ad 100 mL Ad 100 mL

    VII. Prosedur

    A. Sediaan Larutan

    o Pertama sirupus simplex dibuat untuk seluruh kelompok

    dengan cara :

    9

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    10/28

    o Formula 1 sirupus simplex 25%

    Bahan ditimbang dan diukur masing-masing, botol kaca bening

    dikalibrasi dengan cara sebanyak 100ml air dimasukkan ke dalam botol lalu

    batas air ditandai dengan spidol., Sirupus simpleks 25 ml dituang dalam botol

    yang telah dikalibrasi lalu ditambah air matang hingga batas kalibrasi.

    o Formula 2 sirupus simplex 75%

    Bahan ditimbang dan diukur masing-masing, botol kaca bening

    dikalibrasi dengan cara sebanyak 100ml air dimasukkan ke dalam botol lalu

    batas air ditandai dengan spidol., Sirupus simpleks 75 ml dituang dalam botol

    yang telah dikalibrasi lalu ditambah air matang hingga batas kalibrasi.

    o Formula 3 sirupus simplex 25% + metil paraben 0,18% + propel paraben

    0,02%

    Bahan ditimbang dan diukur masing-masing, botol kaca bening

    dikalibrasi dengan cara sebanyak 100ml air dimasukkan ke dalam botol lalu

    batas air ditandai dengan spidol. Sirupus simpleks 25 ml dituang dalam botol

    yang telah dikalibrasi. 180 mg metil paraben dan 20 mg propil paraben

    dimasukan kedalam beaker gelas lalu ditambah 20ml air kemudiandipanaskan hingga larut. Setelah larut dimasukkan kedalam botol yg telah

    berisi sirupus dan ditambahkan air hingga batas kalibrasi.

    o Formula 4 sirupus simplex 25% + 0,2% metil paraben

    Bahan ditimbang dan diukur masing-masing, botol kaca bening

    dikalibrasi dengan cara sebanyak 100ml air dimasukkan ke dalam botol lalu

    batas air ditandai dengan spidol. Sirupus simpleks 25 ml dituang dalam botol

    yang telah dikalibrasi. 200 mg metil paraben dimasukan kedalam beaker gelaslalu ditambah 20ml air kemudian dipanaskan hingga larut. Setelah larut

    dimasukkan kedalam botol yg telah berisi sirupus dan ditambahkan air hingga

    batas kalibrasi.

    o Formula 5

    Bahan ditimbang dan diukur masing-masing, botol kaca bening

    dikalibrasi dengan cara sebanyak 100ml air dimasukkan ke dalam botol lalu

    batas air ditandai dengan spidol. Sirupus simpleks 25 ml dituang dalam botol

    10

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    11/28

    yang telah dikalibrasi. lalu 15ml sorbitol dimasukkan kedalam botol yg telah

    berisi sirupus dan ditambahkan air hingga batas kalibrasi.

    o Evaluasi sediaan

    Ke 5 botol di amati organoleptiknya seperti rasa, bau, dan warna. Selain

    itu dilihat apakah ada pertumbuhan mikroba seperti terjadinya kekeruhan atau

    perubahan warna. Lalu diamati terjadinya Kristal pada botol dengan cara

    setiap pengamatan dari tiap botol dituangkan 1sendok cairan. Pengamatan

    dilakukan selama 4 hari yaitu pada hari ke 0, 1, 3, dan 7hari.

    B. Eliksir

    1. Eliksir formula 1 Air : Gliserin : Propilenglikol (60:20:20)

    o Cara pertamaKalibrasi botol sebanyak 100ml, lalu air 60 ml, gliserin 20ml, dan

    propilenglikol 20ml dimasukan kedalam botol yang telah dikalibrasi, dikocokhingga pelarut tersebut saling bercampur sampai homogen, lalu masukkan zataktif parasetamol ke dalam campuran pelarut tersebut, kocok hingga parasetamollarut sempurna,ad air sampai 100ml, amati.

    o Cara keduaKalibrasi botol sebanyak 100 ml, lalu parasetamol di larutkan dalam

    masing-masing pelarut, parasetamol dilarutkan dalam 60ml air lalu masukkan

    kedalam botol, parasetamol dilarutkan dalam 20 ml gliserin lalu masukkan botol,

    parasetamol dilarutkan dalam 20 ml propilenglikol masukkan kedalam botol,

    setelah semua pelarut telah melarutkan semua parasetamol, ad air sampai 100ml,

    amati. Lakukan pengamatan terhadap kelarutan zat aktif pada setiap cara

    pelarutan, tentukan mana yang terbaik dan Lakukan evalusi sediaan larutan

    meliputi :

    Evaluasi organoleptik

    pH (gunakan pH meter) Berat jenis(gunakan piknometer)

    Volume terpindahkan

    2. Eliksir formula 2 Air: gliserin: etanol (70:20:10)o Cara pertama

    Kalibrasi botol sebanyak 100ml, lalu air 70 ml, gliserin 10ml, dan etanol10ml dimasukan kedalam botol yang telah dikalibrasi, dikocok hingga pelaruttersebut saling bercampur sampai homogen, lalu masukkan zat aktif parasetamolke dalam campuran pelarut tersebut, kocok hingga parasetamol larut sempurna,

    11

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    12/28

    amati.o Cara kedua

    Kalibrasi botol sebanyak 100 ml, lalu parasetamol di larutkan dalammasing-masing pelarut, parasetamol dilarutkan dalam 70ml air lalu masukkankedalam botol, parasetamol dilarutkan dalam 20 ml gliserin lalu masukkan

    botol, parasetamol dilarutkan dalam 10 ml etanol masukkan kedalam botol,setelah semua pelarut telah melarutkan semua parasetamol, amati. Lakukan

    pengamatan terhadap kelarutan zat aktif pada setiap cara pelarutan, tentukanmana yang terbaik dan Lakukan evalusi sediaan larutan meliputi :

    Evaluasi organoleptik

    pH (gunakan pH meter)

    Berat jenis(gunakan piknometer)

    Volume terpindahkan

    VIII. Data Pengamatan

    A. Sediaan Larutan

    1. Sirupus simplex 25%

    12

    KELOMPOK1

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna:beningRasa : ++Bau :++

    Warna :jernihRasa : -Bau : ++

    Warna:BeningRasa : -Bau : +

    Warna :beningkekuninganRasa : -Bau : +

    Pertumbuhan mikroba - Tidak ada Tidak ada Ada +Kristal pada mulut botol - Tidak ada Tidak ada Tidak ada

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    13/28

    13

    KELOMPOK

    2

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna:JernihRasa : +++Bau :+

    Warna :JernihRasa : -Bau : +

    Warna :JernihRasa : -Bau : ++

    Warna :JernihRasa : -Bau : +++

    Pertumbuhan mikroba - Tidak ada Tidak ada Tidak ada

    Kristal pada mulut botol - Tidak ada Tidak ada Tidak ada

    KELOMPOK3

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7Organoleptik Warna:

    JernihRasa: +++Bau: +

    Warna :JernihRasa : -Bau : +

    Warna :JernihRasa : -Bau : ++

    Warna :JernihRasa : -Bau : +++

    Pertumbuhan mikroba - Tidak ada Tidak ada Tidak adaKristal pada mulut botol - Tidak ada Tidak ada Tidak ada

    KELOM

    POK4

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :JernihRasa : +Bau :

    +

    Warna :JernihRasa : -Bau : +

    Warna :JernihRasa : -Bau : +

    Warna :JernihRasa : -Bau : +

    Pertumbuhan mikroba - Tidak ada Tidak ada Tidak adaKristal pada mulut botol - Tidak ada Tidak ada Tidak ada

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    14/28

    2. Sirupus simplex 75%KELOMPOK1

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :beningRasa : +++Bau : +

    Warna :beningRasa :-Bau:++

    Warna :beningRasa:-Bau :++

    Warna:beningRasa : -Bau: +

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - + -

    KELOMPOK2

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :beningRasa : +++Bau : +

    Warna :beningRasa :-Bau:+

    Warna :beningRasa:-Bau :++

    Warna:beningRasa : -Bau: +++

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - -

    K Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    14

    KELOMP

    OK5

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :JernihRasa : ++Bau :

    Warna :JernihRasa : -Bau : +

    Warna :JernihRasa : -Bau :

    Warna :JernihRasa : -Bau : +

    Pertumbuhan mikroba - Tidak ada Tidak ada Tidak ada

    Kristal pada mulut botol - Tidak ada Tidak ada Tidak ada

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    15/28

    ELOM

    POK3

    Organoleptik Warna :beningRasa : ++Bau : ++

    Warna :beningRasa :-Bau:++

    Warna :beningRasa:-Bau :++

    Warna:beningRasa : -Bau: ++

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - +

    KELOMPOK4

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :kekuninganRasa : ++Bau : ++

    Warna :kekuninganRasa :-Bau:++

    Warna :kekuninganRasa:-Bau :++

    Warna:kekuninganRasa : -Bau: ++

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - +

    KELOMPO

    K5

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari

    ke-3

    Hari ke-7

    Organoleptik Warna :kekuninganRasa : ++++

    Bau : +

    Warna :kekuninganRasa :-Bau:+

    Warna :kekuninganRasa:-Bau :+

    Warna:kekuninganRasa : -Bau: +

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - +

    3. Sirupus simplex 25% + Metil Paraben 0,18% : Propil Paraben 0,02%KELOMPO

    K1

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :beningRasa : +Bau : +

    Warna :beningRasa :-Bau:++

    Warna :beningRasa:-Bau :++

    Warna:beningRasa : -Bau: ++

    Pertumbuhan mikroba - - - +Terdapat kristal pada

    tutup botol

    - - _ -

    KELOMPOK

    2

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :beningRasa : ++Bau : +

    Warna :beningRasa :-Bau:++

    Warna :beningRasa:-Bau :++++

    Warna:beningRasa : -Bau: ++

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - -

    15

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    16/28

    KEL

    OMPOK3

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :bening

    Rasa : +Bau : +

    Warna :bening

    Rasa :-Bau:+

    Warna :bening

    Rasa:-Bau :+

    Warna:bening

    Rasa : -Bau: +

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - -

    KELO

    MPOK4

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :beningRasa : ++

    Bau :mint ++

    Warna :beningRasa :-

    Bau: mint ++

    Warna :beningRasa:-

    Bau :mint ++

    Warna:beningRasa : -

    Bau: mint++

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - -

    KELOM

    POK5

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :beningRasa : +Bau : +

    Warna :beningRasa :-Bau: +

    Warna :beningRasa:-Bau +

    Warna:beningRasa : -Bau: +

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - ++

    4. Sirupus Simplex 25% + Metil Paraben 0,2%

    KELOMP

    OK1

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :beningRasa : +Bau : +

    Warna :beningRasa :-Bau: ++

    Warna :beningRasa:-Bau :++

    Warna:beningRasa : -Bau: ++

    Pertumbuhan mikroba - - - +++Terdapat kristal padatutup botol

    - - - +

    KELOMPO

    K

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :beningRasa : +Bau : +

    Warna :beningRasa :-Bau: +++

    Warna :beningRasa:-Bau :+++

    Warna:beningRasa : -Bau: ++

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - -

    16

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    17/28

    2

    KE

    LOMPOK3

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :beningRasa : +Bau : +

    Warna :beningRasa :-Bau: +

    Warna :beningRasa:-Bau :+

    Warna:beningRasa : -Bau: +

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - -

    KEL

    OMPOK4

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :bening

    Rasa : ++Bau :mint ++

    Warna :bening

    Rasa :-Bau: mint+

    Warna :bening

    Rasa:-Bau :mint+

    Warna:bening

    Rasa : -Bau: mint +

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - + -

    KELOMPOK5

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :beningRasa : ++Bau : +

    Warna :beningRasa :-Bau: +

    Warna :beningRasa:-Bau : +

    Warna:beningRasa : -Bau: +

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - -

    5. Sirupus Simplex 25% + Sorbitol 15%

    KELOMPOK1

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :beningRasa : ++Bau : +

    Warna :beningRasa :-Bau: +

    Warna :beningRasa:-Bau :+

    Warna:beningRasa : -Bau: +

    Pertumbuhan mikroba - - - +Terdapat kristal padatutup botol

    - - + +

    KELOMP

    O

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :beningRasa : ++++Bau : +

    Warna :beningRasa :-Bau: +

    Warna :beningRasa:-Bau :+

    Warna:beningRasa : -Bau: +

    Pertumbuhan mikroba - - - -

    17

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    18/28

    K2

    Terdapat kristal padatutup botol

    - - - -

    K

    ELOMPOK3

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :beningRasa : +Bau : +

    Warna :beningRasa :-Bau: +

    Warna :beningRasa:-Bau :+

    Warna:beningRasa : -Bau: +

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - -

    KE

    LOMPOK4

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :

    beningRasa : ++Bau : +

    Warna :

    beningRasa :-Bau: +

    Warna :

    beningRasa:-Bau :+

    Warna:

    beningRasa : -Bau: +

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - -

    KEL

    OMPOK5

    Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-7

    Organoleptik Warna :bening

    Rasa : ++Bau : +

    Warna :bening

    Rasa :-Bau: +

    Warna :bening

    Rasa:-Bau :+

    Warna:bening

    Rasa : -Bau: +

    Pertumbuhan mikroba - - - -Terdapat kristal padatutup botol

    - - - -

    Keterangan untuk semua tabel :Rasa :+ = sedikit manis++ = manis

    ++++ = sangat manis- = tidak dilakukan percobaanBau :+ = sedikit berbau++ = berbau++++ = sangat bauPertumbuhan mikroba :+ = tumbuh

    - = tidak tumbuhKristal pada tutup botol :

    + = terjadi kristal

    18

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    19/28

    - = tidak terjadi kristalB. Eliksir

    1. Penentuan konstanta dielektrik parasetamol

    Titrasi kel 1dan 2: Vol air : 100mlVol etanol : 48,6mlTitrasi kel 1dan 2: Vol air : 100ml

    Vol etanol : 49mlTitrasi kel 1dan 2: Vol air : 100ml

    Vol etanol : 48,5ml2. Sediaan Eliksir

    a. Air : gliserin : propilen glikol (60:20:20)

    Tabel1. Membuat pelarut campur terlebih dahulu baru zat aktif dicampurkan.

    Tabel2. Terlebih dahulu melarutkan zat aktif pada salah satu pelarut.

    19

    Evaluasi Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5OrganoleptisWarna

    Rasa

    Bau

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas++++

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas+++

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas++

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas++

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas+++pH 6 6 6 6 6Kejernihan Jernih+++ Jernih++ Jernih+++ Jernih+++ Jernih+++Bobot jenis 1,0640 1,0365 1,07 1,0124 1,078Volume

    terpindahkan

    100ml 95ml 97ml 100ml 98ml

    Evaluasi Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5

    OrganoleptisWarna

    Rasa

    Bau

    Bening++++

    Pahit++

    Khas+++

    Bening++

    Pahit++

    Khas+++

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas+++

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas+++

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas+++pH 6 6 6 6 6Kejernihan Jernih+++ Jernih++ Jernih+++ Jernih+++ Jernih+++Bobot jenis 1,0627 1,0492 1,005 1,0584 1,079Volume

    terpindahkan

    96,5ml 96,5ml 95ml 100ml 96,5ml

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    20/28

    b. Air

    b. Air: gliserin : etanol (70 :20:10)

    Tabel3. Membuat pelarut campur terlebih dahulu baru zat aktif dicampurkan.

    Tabel4. Terlebih dahulu melarutkan zat aktif pada salah satu pelarut.

    20

    Evaluasi Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5OrganoleptisWarna

    Rasa

    Bau

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas++

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas+++

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas++

    Bening+++

    Pahit++

    Khas+

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas++pH 6 6 7 6 6Kejernihan Jernih+++ Jernih++ Jernih+++ Jernih+++ Jernih++Bobot jenis 1,0523 1,0764 1,05 0,5111 0,965Volume

    terpindahkan

    99ml 97,5ml 95ml 99ml 97ml

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    21/28

    Keteranketerangan untuk semua table :+ : tidak ++ : Agak/sedikit+++ : bening/pahit/khas/jernih++++ : sangat

    IX. Pembahasan

    Pada praktikum kali ini praktikan membuat sediaan larutan sejati, yaitu

    larutan (sirup) dan eliksir. Menurut literature sirop adalah sediaan cair berupa

    larutan yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa

    tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66,0% (FI ed III hal 31, 1979), maka

    pada pembuatan larutan dibutuhkan sirupus simplex dalam jumlah yang banyak.

    Dalam praktikum ini sirupus simplex dibuat dalam satu waktu untuk semua

    kelompok, hal ini dilakukan agar mengefisiensikan waktu praktikum. Sebab

    proses pembuatan sirupus cukup lama.

    Dalam percobaan sediaan larutan digunakan lima formulasi dalam lima

    botol bening kaca yang berbeda, ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan

    beberapa sediaan yang diberi bahan tambahan pengawet dan yang tidak diberi

    bahan tambahan pengawet. Sehingga dapat diketahui pengaruh penambahan

    pengawet pada suatu sediaan. Pembuatan larutan sejati untuk tiap formula secara

    umum sama, hanya saja untuk formula yang menggunakan pengawet metil

    21

    Evaluasi Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5OrganoleptisWarna

    Rasa

    Bau

    Bening++

    Pahit++

    Khas+++

    Bening+

    Pahit++++

    Khas++

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas+++

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas+

    Bening+++

    Pahit+++

    Khas++pH 6 6 7 6 6Kejernihan Jernih++++ Jernih+ Jernih+++ Jernih+++ Jernih+++Bobot jenis 1,0496 1,0816 1,06 0,3623 1,054Volume

    terpindahkan

    100ml 97ml 96ml 100ml 97,5ml

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    22/28

    paraben dan propil paraben, terlebih dahulu dilarutkan dengan cara

    memanaskannya di atas penangas air dengan air 20 ml agar lebih cepat larut, hal

    ini dikarenakan data kelarutan metil paraben lebih larut dalam air panas dan

    propil paraben sangat sukar larut dalam air. Sehingga pemanasan dan

    pengadukan dapat meningkatkan kelarutan kedua zat tersebut.

    Pada pengamatan dari formula 1 yang berisi sirupus simpleks 25%.

    Sirupus simpleks dalam formula ini berperan sebagai pemanis dalam larutan dan

    sebagai zat pengawet guna mencegah kontaminasi mikroorganisme pada sediaan.

    Pada hari dilakukannya percobaan, hari pertama setelah percobaan, dan hari ketiga

    dari semua kelompok tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme dengan indikasi

    masih beningnya sediaan, namun menginjak hari ke 7 sediaan kelompok 1 dan 5terjadi pertumbuhan mikroba ditandai dengan warna sediaan yg kejernihannya

    berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa sirupus simpleks tidak dapat menghambat

    pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat pada sediaan larutan. Faktor

    kemungkinan yang menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme adalah kecilnya

    jumlah konsentrasi sukrosa dan jumlah air yang lebih banyak dalam sediaan,

    sehingga membuat mikroorganisme dapat bertahan dan dapat tumbuh pada

    sediaan yang dibuat, sehingga memberikan bau pada sediaan, karena kita ketahuiair merupakan media yang sangat cocok untuk perkembangan mikroorganisme.

    Pada pengamatan kristalisasi, tidak terjadi pengkristalan pada tutup botol karena

    konsentrasi sukrosa yang kecil sehingga kecil kemungkinan sediaan

    membentuknya kristal gula pada tutup botol sediaan. Pada pengamatan

    organoleptik hanya dilakukan sekali yaitu pada saat praktikum dilakukan, karena

    dikhawatirkan pada hari selanjutnya sudah terjadi pertumbuhan mikroba pada

    sediaan sehingga akan membahayakan praktikan.Pada pengamatan dari formula 2 yang berisi sirupus simplex 75% dan air.

    Konsentrasi sirupus yang besar dalam sediaan ini diharapkan dapat lebih baik

    mencegah pertumbuhan mikroba dibandingkan dengan sediaan 2 karena

    kandungan air lebih sedikit. Hal ini terbukti, karena dilihat dari hasil pengamatan

    rata-rata kelompok yang membuat sediaan formula 2, pada hari pertama hingga

    hari ke tujuh tidak terlihat pertumbuhan mikroorganisme yang diindikasi dengan

    jernihnya warna sediaan, ini menunjukkan bahwa sirupus simpleks yang

    22

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    23/28

    digunakan sebagai zat pengawet dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme

    yang terdapat pada sediaan. Faktor yang menyebabkan tidak tumbuhnya

    mikroorganisme adalah besarnya konsentrasi sukrosa yang digunakan dan

    kecilnya jumlah air dalam sediaan, sehingga dapat menghambat pertumbuhan

    mikroorganisme pada sediaan yang dibuat, juga tidak menimbulkan bau pada

    sediaan. Namun, pada pengamatan kristalisasi, pada hari ke-3 kelompok 1 terjadi

    pengkristalan pada tutup botol, dan pada hari ke-7 kelompok 3,4, dan 5 juga

    mengalami pengkristalan pada tutup botol. Faktor kemungkinan yang terjadi

    karena konsentrasi sukrosa yang besar sehingga sediaan membentuknya kristal

    gula pada tutup botol sediaan. Pada pengamatan organoleptik, sediaan

    menghasilkan rasa yang sangat manis.Pada pengamatan dari formula 3 yang berisi sirupus simpleks 25%, metil

    paraben 0,18%, dan propil paraben 0,02%. Penggunaan metil paraben dan propil

    paraben dalam sediaan ini berfungsi sebagai bahan pengawet untuk menghindari

    kontaminasi mikroorganisme terhadap sediaan yang dapat mempengaruhi

    stabilitas sediaan, menggunakan perbandingan metilparaben dan propilparaben

    karena dengan adanya campuran kedua pengawet tersebut dapat menghambat

    mikroorganisme secara luas (spectrum luas). Namun tetap harus menggunakanperbandingan yang biasanya pada sirup metilparaben 0,18%: propilparaben 0,02%

    karena meskipun pengawet tersebut ditambahkan secara berlebih tidak akan ada

    efek yang meningkat untuk membahas mikroorganisme, yang ada hanya efek

    merugikan terhadap tubuh karena mudah diserap usus dan dapat menyebabkan

    kanker ataupun alergi. Sedangkan sirupus simpleks dalam sediaan berfungsi

    sebagai pemanis. Pada pengamatan hari pertama sampai kelima tidak terjadi

    pertumbuhan mikroorganisme dari semua kelompok. Namun pada hari ke-7 padasediaan kelompok satu terjadi pertumbuhan mikroba ditandai dengan adanya

    sedikit kekeruhan pada sediaan larutan formula 3, hal ini mungkin disebabkan

    karena karena adanya kontak langsung tangan praktikan yang tidak steril dan

    mengandung mikroba hal lainnya adalah tidak sterilnya botol dan air. Dari hal-hal

    tersebut diatas dapat mengakibatkan pertumbuhan mikroba walaupun telah diberi

    pengawet tetapi jika alat dan pembuat sediaan tidak steril maka kemungkinan

    tumbuhnya mikroba dapat terjadi. Tetapi kekeruhan yang terjadi belum tentu

    23

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    24/28

    merupakan adanya pertumbuhan mikroba sebab dapat pula akibat dari granul-

    granul metil paraben dan propil paraben yang tersebar dikarenakan sukar larut di

    dalam air. Pada pengamatan kristalisasi pada mulut botol, pada hari ke-7

    kelompok 3 hingga 4 mengalami kristal pada tutup botol, dan pada pengamatn

    organoleptik, rasa dari sediaan manis, dan tercium bau mint hingga hari ke-7.

    Pada pengamatan dari formula 4 yang berisi sirupus simpleks 25%, dan

    metil paraben 0,2%. Sediaan keempat ini sama halnya seperti pada sediaan tiga

    hanya saja pada sediaan empat ini hanya diberi pengawet metil paraben. Seperti

    yang telah dijelaskan diatas metil paraben adalah suatu bahan tambahan pengawet

    yang larut dalam air mendidih untuk mencegah terjadinya kontaminasi

    mikroorganisme terhadap sediaan karena dapat mempengaruhi stabilitas sediaan.Sedangkan sirupus simpleks berfungsi sebagai pemanis. Dari data pengamatan

    pada hari ke-7 sediaan kelompok 1 terjadi pertumbuhan mikroba dan Kristal pada

    tutup botol, meskipun pada sediaan formula 4 ini telah diberikan pengawet,

    pertumbuhan mikroba tetap terjadi. Penggunaan satu bahan pengawet dalam

    sediaan keempat bertujuan untuk membandingkan hasil dari sediaan yang diberi

    dua jenis pengawet yaitu sediaan ketiga. Dari hasil perbandingan tersebut dapat

    diketahui penggunaan pengawet yang lebih baik apakah menggunakan dua jenispengawet atau hanya salah satu saja. Tetapi dalam kenyataannya penggunaan

    pengawet baik itu dua jenis maupun satu jenis mikroba tetap tumbuh. Hal ini

    seperti yang telah dijelaskan pada sediaan ketiga dapat terjadi karena adanya

    kontak langsung dengan praktikan,faktor suhu dan udara,alat dan bahan yang

    tidak steril. Kristalisasipun dapat terjadi karena hari ke-7 sudah terjadi penuangan

    yang cukup banyak. Pada pengamatan organoleptik, rasa tidak terlalu manis dan

    menimbulkan bau khas.Pada pengamatan dari formula 5 berisi sirupus simpleks 25% dan sorbitol

    15%. Penambahan sorbitol pada formula ini selain bertujuan sebagai pemanis juga

    bertujuan sebagai pencegah terjadinya kristalisasi gula (sukrosa) pada daerah leher

    botol (caplocking). Namun, penambahan sorbitol dengan dosis tinggi akan

    menyebabkan diare. Pada pengamatan hari pertama sampai kelima tidak

    menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri, tetapi pada hari ke-7 kelompok 1

    terjadi pertumbuhan mikroba. Pengamatan Kristal pada tutup botol rata-rata

    24

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    25/28

    kelompok tidak mengalami kristal, hanya pada kelompok 1 kristal pasa tutup boto

    terjadi di hari ke-3 dan ke- 7. Hal ini mungkin terjadi karena sirupus simpleks

    akan terurai bila adanya udara, dan sorbitol yang bersifat higroskopis terhadap

    udara dari luar. Pada pengamatan organoleptis rasa manis dan bau yang khas.

    Eliksir merupakan suatu larutan sejati dengan kelarutan zat aktif dalam air

    relative kecil, pelarut utama yang digunakana auntuk sediaan eliksir adalah air,

    karena sifatnya yang mudah didapat dan inert (FI ed III , 1979). Pada praktikum

    kali ini praktikan melakukan perbandingan pembuatan eliksir dengan dua cara

    pembuatan. Untuk pembuatan eliksir ini ternyata pada kedua cara tersebut tidak

    ada perbedaan yang signifikan namun terdapat perbedaan hanya pada kejernihan

    (warna) dan volume terpindahkannya.Untuk larutan eliksir yang dibuat dengan metode kedua lebih jernih bila

    dibandingkan dengan eliksir yang menggunakan metode pertama. Hal tersebut

    seharusnya tidak terjadi karena pada metode pembuatan pertama zat-zat aktif

    tidak terlarut dengan sempurna jika dibandingkan dengan metode pembuatan yang

    kedua.. Pada metode pertama, zat aktif dilarutkan atau dicampurkan bersama-

    sama pada pelarut campur, sedangkan pada pembuatan kedua, zat aktif dilarutkan

    terlebih dahulu pada salah satu pelarut dengan kelarutan zat aktif yang palingbesar Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya

    penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut

    dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.

    (http://wong168.wordpress.com/2010/04/page/5/). Sehingga metode pembuatan

    kedua lebih jernih dibandingkan dengan metode pertama.

    Perbedaan yang kedua yaitu pada volume terpindahkan, untuk eliksir yang

    pertama pengurangan volume terpindahkannya lebih besar dibandingkan dengan

    metode yang kedua. Pada perbandingan metode pembuatan eliksir untuk

    praktikum kali ini hanya terdapat dua perbedaan saja untuk parameter yang

    lainnya hampir tidak ada perbedaan yang signifikan.

    Usulan Formula

    Formula Eliksir

    Untuk formula eliksir diusulkan bahwa sebaiknya dalam pembuatan eliksir

    25

    http://wong168.wordpress.com/2010/04/page/5/http://wong168.wordpress.com/2010/04/page/5/
  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    26/28

    digunakan metode kedua yang menggunakan pelarut campur karena dapat

    meningkatkan kelarutan yang dapat melarutkan zat aktif secara sempurna. Dan

    untuk pelarut campurnya hindari dari penggunaan alkohol yang dapat digantikan

    dengan gliserin.

    X. Kesimpulan

    26

  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    27/28

    Daftar Pustaka

    Anief, Moh, 1995, Farmasetika, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1978). Formularium Nasional, Edisi II,

    Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1995). Farmakope Indonesia, Edisi IV,

    Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1979). Farmakope Indonesia, Edisi III,

    Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

    Galih, Neo.2012. Eliksir-definisi, keuntungan, kekurangan, cara pembuatan. Diakses

    dari http://neogalih.blogspot.com/2012/03/mata-kuliah-farmasetika-

    eliksir.html. pada tanggal 12 Maret 2013 pukul 10:54

    Ikatan Apoteker Indonesia. (2010). ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia, Volume

    46, Penerbit Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.Rowe, Raymon C., Paul J. Sheskey., and Marian E. Quinn. (2009). Handbook of

    Pharmaceutical Excipients, 6thedition, The Pharmaceutical Press, London.

    27

    http://neogalih.blogspot.com/2012/03/mata-kuliah-farmasetika-eliksir.htmlhttp://neogalih.blogspot.com/2012/03/mata-kuliah-farmasetika-eliksir.htmlhttp://neogalih.blogspot.com/2012/03/mata-kuliah-farmasetika-eliksir.htmlhttp://neogalih.blogspot.com/2012/03/mata-kuliah-farmasetika-eliksir.html
  • 7/29/2019 laporan farset .doc

    28/28