laporan bulanan lamongan bulan 1-dedy

36
 Laporan Bulanan Ke-1 PT MAZA PRADITA SARANA Hal - 1 LAPORAN BULANAN KE-1  “ KEGIATAN PENYUS UNAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL KAWASAN EKONOMI KHUSUS KABUPATEN LAMONGAN RESUME KEGIATAN DAN HASIL KEGIATAN TENAGA AHLI Perioda : Juni  Juli 2012 Kegiatan : 1. Apresiasi dan Pembahasan KAK 2. Pembentukan Tim Ahli 3. Rancangan / Design Pekerjaan Hasil Perioda ke-1 : 1. Persepsi dan Apresiasi KAK 2. Identifikasi Kebutuhan Tenaga Ahli yang kompeten Tim Ahli : Ahmad Trias MT (Team Leader) : Dr. Wasifah H Anim,SE, M.Si : Ir.Dedy Setyo Oetomo ,MBA.T : Pringgo Dwiyantoro,SE,MM,M.Si : Ir. Asep Zainal Muttaqin : Gendut Winarto, ST : R. Anne Dewi Nurliana, ST : Candra Daniswara,Amd (Asisten T. Ahli) : Rangga Maulana Yusuf, Amd (Asiten (T.Ahli) Uraian Kegiatan Perioda ke-1 : Pada tahap awal ini adalah melakukan apresiasi dan persepsi terhadap Kerangka  Acuan Kerja Pekerjaan ini. Identifikasi ruang lingkup pekerjaan serta pembagian substansi pekerjaan untuk penyusunan kebutuhan tenaga ahli . Penetapan kriteria tenaga ahli dan proses seleksi tenaga ahli yang akan dibentuk. . Maka berdasarkan tersebut dapat diuraikan kegiat an utama pada Perioda ke-1 ini adalah : 1) Rapat Koordinasi fihak penyedia jasa dengan pengguna jasa mengenai kesiapan penerimaan pekerjaan ini, dan rencana target pencapaian pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. 2)  Apresiasi Kerangka Acuan Kerja serta pemahaman penyedia jasa atas indikator pencapaian pekerjaan serta analisis kebutuhan pekerjaan. 3) Penyusunan kebutuhan pekerjaan meliputi : kebutuhan tenaga ahli pelaksana pekerjaan, rencana kerja penyedia jasa dan penyiapan dokumen administrasi.

Upload: dedy-setyo-oetomo

Post on 15-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

LAPORAN BULANAN KE-1 KEGIATAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL KAWASAN EKONOMI KHUSUS KABUPATEN LAMONGAN RESUME KEGIATAN DAN HASIL KEGIATAN TENAGA AHLIPerioda : Juni Juli 2012Kegiatan : 1. Apresiasi dan Pembahasan KAK 2. Pembentukan Tim Ahli 3. Rancangan / Design Pekerjaan

Hasil Perioda ke-1: 1. Persepsi dan Apresiasi KAK 2. Identifikasi Kebutuhan Tenaga Ahli yang kompeten

Tim Ahli : Ahmad Trias MT (Team Leader) : Dr. Wasifah H Anim,SE, M.Si: Ir.Dedy Setyo Oetomo ,MBA.T : Pringgo Dwiyantoro,SE,MM,M.Si: Ir. Asep Zainal Muttaqin: Gendut Winarto, ST: R. Anne Dewi Nurliana, ST: Candra Daniswara,Amd (Asisten T. Ahli): Rangga Maulana Yusuf, Amd (Asiten (T.Ahli)

Uraian Kegiatan Perioda ke-1 :

Pada tahap awal ini adalah melakukan apresiasi dan persepsi terhadap Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan ini. Identifikasi ruang lingkup pekerjaan serta pembagian substansi pekerjaan untuk penyusunan kebutuhan tenaga ahli . Penetapan kriteria tenaga ahli dan proses seleksi tenaga ahli yang akan dibentuk. . Maka berdasarkan tersebut dapat diuraikan kegiatan utama pada Perioda ke-1 ini adalah :1) Rapat Koordinasi fihak penyedia jasa dengan pengguna jasa mengenai kesiapan penerimaan pekerjaan ini, dan rencana target pencapaian pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.2) Apresiasi Kerangka Acuan Kerja serta pemahaman penyedia jasa atas indikator pencapaian pekerjaan serta analisis kebutuhan pekerjaan. 3) Penyusunan kebutuhan pekerjaan meliputi : kebutuhan tenaga ahli pelaksana pekerjaan, rencana kerja penyedia jasa dan penyiapan dokumen administrasi. 4) Penyaringan dan penyeleksian calon tenaga ahli yang akan melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan didalam KAK..

LAMPIRAN :Dokumen Pelaksanaan Pekerjaan 1. Kerangka Acuan Kerja 2. Dokumen Administrasi 3. Rencana Anggaran Biaya .

DETAIL KEGIATAN DAN HASIL KEGIATAN TENAGA AHLI

Tim Ahli : Ahmad Trias MT Posisi: Team Leader

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Tenaga Ahli yang Terlibat dalam penyusunan laporan 2. Melakukan Koordinasi dengan Tenaga ahli terkait Pembuatan outline laporan 3. Melakukan Koordinasi dengan Tenaga ahli terkait job description masing-masing tenaga ahli

Bentuk Kegiatan : Rapat

Lokasi kegiatan: Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1: 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan 2. Job desription masing-masing tenaga ahli 3. Outline Laporan 4. Time Schedule penyelesaian pekerjaan

Tim Ahli : Dr. Wasifah H Anim,SE, M.Si Posisi: Ahli Ekonomi Wilayah

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli yang terlibat dalam penyusunan laporan 2. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli terkait Pembuatan outline laporan 3. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli terkait job description masing-masing tenaga ahli 4. Mendeskripsikan Job description untuk pekerjaan Ahli Ekonomi Wilayah. 5. Menyusun outline laporan terutama untuk kajian Ekonomi Wilayah.

Bentuk Kegiatan : Rapat dan Kerja Mandiri

Lokasi kegiatan: Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1: 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan 2. Job desription tenaga ahli Ahli Ekonomi Wilayah 3. Outline Laporan

Tim Ahli : Ir.Dedy Setyo Oetomo ,MBA.T Posisi: Ahli Teknik Industri

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli yang terlibat dalam penyusunan laporan 2. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli terkait Pembuatan outline laporan 3. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli terkait job description masing-masing tenaga ahli 4. Mendeskripsikan Job description untuk pekerjaan Ahli Teknik Industri. 5. Menyusun outline laporan terutama untuk kajian Industri.

Bentuk Kegiatan : Rapat dan Kerja Mandiri

Lokasi kegiatan: Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1: 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan 2. Job desription tenaga ahli Ahli Teknik Industri 3. Outline Laporan

Tim Ahli : Pringgo Dwiyantoro,SE,MM,M.SiPosisi: Ahli Investasi Keuangan

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli yang terlibat dalam penyusunan laporan 2. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli terkait Pembuatan outline laporan 3. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli terkait job description masing-masing tenaga ahli 4. Mendeskripsikan Job description untuk pekerjaan Ahli Investasi Keuangan. 5. Menyusun outline laporan terutama untuk kajian Investasi keuangan kawasan Industri.

Bentuk Kegiatan : Rapat dan Kerja Mandiri

Lokasi kegiatan: Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1: 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan 2. Job desription tenaga ahli Ahli Teknik Industri 3. Outline Laporan

Tim Ahli : Ir. Asep Zainal MuttaqinPosisi: Ahli Teknik Sipil

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli yang terlibat dalam penyusunan laporan 2. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli terkait Pembuatan outline laporan 3. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli terkait job description masing-masing tenaga ahli 4. Mendeskripsikan Job description untuk pekerjaan Ahli Teknik Sipil. 5. Menyusun outline laporan terutama untuk kajian Teknik Sipil dan Infrastruktur kawasan Industri.

Bentuk Kegiatan : Rapat dan Kerja Mandiri

Lokasi kegiatan: Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1: 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan 2. Job desription tenaga ahli Ahli Teknik Industri 3. Outline Laporan

Tim Ahli : R. Anne Dewi Nurliana, STPosisi: Ahli Lingkungan

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli yang terlibat dalam penyusunan laporan 2. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli terkait Pembuatan outline laporan 3. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli terkait job description masing-masing tenaga ahli 4. Mendeskripsikan Job description untuk pekerjaan Ahli Lingkungan. 5. Menyusun outline laporan terutama untuk kajian Lingkungan kawasan Industri.

Bentuk Kegiatan : Rapat dan Kerja Mandiri

Lokasi kegiatan: Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1: 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan 2. Job desription tenaga ahli Ahli Teknik Industri 3. Outline Laporan

Tim Ahli : Gendut Winarto, STPosisi: Ahli Teknik Arsitektur

Perioda : Juni Juli 2012

Kegiatan : 1. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli yang terlibat dalam penyusunan laporan 2. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli terkait Pembuatan outline laporan 3. Melakukan Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga ahli terkait job description masing-masing tenaga ahli 4. Mendeskripsikan Job description untuk pekerjaan Ahli Arsitektur. 5. Menyusun outline laporan terutama untuk kajian Site plan,layout dan kajian arsitektur kawasan Industri.

Bentuk Kegiatan : Rapat dan Kerja Mandiri

Lokasi kegiatan: Kantor PT. Maza Pradita Sarana

Hasil Bulan ke-1: 1. Daftar Nama Tenaga yang terlibat dalam kegiatan 2. Job desription tenaga ahli Ahli Teknik Industri 3. Outline Laporan

HASIL KEGIATAN BULAN KE-1A. Daftar Tenaga Ahli dan Assisten tenaga ahli yang terlibat dalam proses pengerjaan FS Finansial dan Ekonomi Pengembangan KEK Lamongan

Pelaksana Pekerjaan1. Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah Kota, 1 orang. Merupakan team leader, bertugas mengkoordinir tim. Pendidikan minimal S2 dan berpengalaman di bidangnya minimal 3 tahun. Mempunyai tugas untuk melakukan analisis terkait tata guna lahan dan kebijakan tata ruang kawasan.2. Tenaga Ahli Ekonomi Wilayah, 1 orang, dengan pendidikan minimal S1 dan berpengalaman minimal 5 tahun atau S2 dan berpengalaman minimal 3 tahun. Mempunyai tugas untuk melakukan analisis terkait daya saing KEK dan pengaruh keberadaan KEK Lamongan. terhadap perekonomian wilayah.3. Tenaga Ahli Teknik Industri, 1 orang, dengan pendidikan minimal S1 dan berpengalaman di bidangnya minimal 5 tahun atau S2 dan berpengalaman di bidangnya minimal 3 tahun. Mempunyai tugas untuk melakukan analisis terkait potensi sektor industri termasuk analisis rantai nilai dan SWOT KEK Lamongan.4. Tenaga Ahli Investasi Keuangan, 1 orang, dengan pendidikan minimal S1 dan berpengalaman di bidangnya minimal 5 tahun atau S2 dan berpengalaman dibidangnya minimal 3 tahun. Mempunyai tugas untuk melakukan pengumpulan data dan analisis ekonomi dan finansial KEK Lamongan termasuk analisis sensitivitas.5. Tenaga Ahli Lingkungan, 1 orang, dengan pendidikan minimal S1 dan berpengalaman di bidangnya minimal 5 tahun atau S2 dan berpengalaman dibidangnya minimal 3 tahun. Menganalisis kelayakan KEK Lamongan dari aspek lingkungan serta menyusun rekomendasi antisipasi dampak lingkungan.6. Tenaga Ahli Teknik Sipil, 1 orang, dengan pendidikan minimal S1 dan berpengalaman di bidangnya minimal 5 tahun atau S2 dan berpengalaman dibidangnya minimal 3 tahun. Mempunyai tugas untuk melakukan analisis terhadapaspek rencana pengaembangan infrastruktur KEK.7. Tenaga Ahli Arsitektur, mempunyai tugas menganalisa kondisi vegetasi, iklim, profil fisik kawasan, besaran perbandingan lahan, ruang terbuka hijau, kantor pengelola kawasan, penerangan jalan, unit pemadam kebakaran dan sarana penunjang lainnya serta merencanakan zoning kawasan dan menyusun site plan

1. Tim Ahli : Ahmad Trias MT Posisi: Team Leader(CV Terlampir)

2. Tim Ahli : Dr. Wasifah H Anim,SE, M.Si Posisi: Ahli Ekonomi Wilayah(CV Terlampir)

3. Tim Ahli : Ir.Dedy Setyo Oetomo ,MBA.T Posisi: Ahli Teknik Industri(CV Terlampir)

4. Tim Ahli : Pringgo Dwiyantoro,SE,MM,M.SiPosisi: Ahli Investasi Keuangan(CV Terlampir)

5. Tim Ahli : Ir. Asep Zainal MuttaqinPosisi: Ahli Teknik Sipil(CV Terlampir)

6. Tim Ahli : R. Anne Dewi Nurliana, STPosisi: Ahli Lingkungan(CV Terlampir)

7. Tim Ahli : Gendut Winarto, STPosisi: Ahli Teknik Arsitektur(CV Terlampir)

8. Candra Daniswara,Amd (Asisten T. Ahli)9. Rangga Maulana Yusuf, Amd (Asiten (T.Ahli)

B. Jadwal Penyelesaian Pekerjaan

C. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Laporan Bulanan Ke-1D. PT MAZA PRADITA SARANAHal - 1

E. Job Description dari Masing-masing Tenaga Ahli

F. Ruang Lingkup Pekerjaana. Melakukan desk study peraturan perundangan, konsep Kawasan Ekonomi Khusus dan penerapannya baik di dalam maupun luar negeri.b. Melakukan survey, pengukuran lokasi dan analisis terkait dengan struktur ruang seperti tata guna lahan, vegetasi, iklim, sifat fisik dan kimia tanah, profil fisik kawasan, sistem drainase dan kondisi utilitasc. Menyusun konsep pengembangan infrastruktur: sarana/prasarana, jaringan jalan, lingkungan, listrik, air bersih, telekomunikasi, dan infrastruktur laind. Merencanakan zoning, besaran dan perbandingan lahan yang meliputi lahan komersial dan lahan untuk sarana dan prasarana serta ruang terbuka hijau, Kantor Pengelola Kawasan Industri, Penerangan Jalan, Unit Pemadam Kebakaran dan sarana penunjang lainnya.e. Menyusun Site Plan dengan skala 1 : 1000f. Menyusun analisis rantai nilai, dampak ekonomi, SWOT dan daya saingg. Analisis Kelayakan Lingkungan meliputi analisis dampak lingkungan serta rekomendasi antisipasi dampak lingkungan.h. Analisa Kelayakan Finansial dan Ekonomi KEK Lamongan

G. Penjelasan Urutan Penyelesaian PekerjaanPengantar: Tahapan dan Rencana KerjaRencana Kerja menjelaskan tentang pelaksanaan metodologi yang menggambarkan tentang metode-metode penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial dituangkan dalam praktek kerja atau pelaksanaan untuk mewujudkannya. Dengan demikian, penjelasan tentang rencana kerja ini akan mengikuti proses dan tahapan penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial, Dengan kata lain, metodologi penyusunan dituangkan kembali dalam tahapan kerja yang menggambarkan langkah-langkah penyusunan naskah akademik secara sistematis. Dengan cara ini maka rencana kerja yang dijalankan secara bertahap nantinya juga mencerminkan milestone dari kegiatan penyusunan naskah akademik. Rencana kerja yang diterjemahkan sebagai kegiatan bertahap akan meliputi 5 (lima) tahap kegiatan utama, sesuai metodologi teknis, yaitu

a) Persiapan dan identifikasi kondisi awal pembangunan kawasan. b) Penentuan arah pengembangan kawasan. c) Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan. d) Perumusan rencana teknis ruang kawasan. e) Penetapan rencana teknik ruang kawasan.Tahapan rencana kerja dimaksud dijelaskan sebagai tahapan pekerjaan sebagaimana dibawah.Tahap 1:TAHAP PERSIAPANTahap persiapan adalah suatu kegiatan untuk menyiapkan pelaksanaan (pekerjaan) penyusunan naskah akademik. Tahap persiapan ini akan mencakup kegiatan: (i) mobilisasi konsultan dan staff pendukung, (ii) pemenuhan fasilitas kerja dan logistic, (iii) koordinasi dan konsultasi dengan klien (iv) melakukan reviu atau studi awal terkait pembangunan kawasan dan identifikasi awal kawasan, (v) perbaikan metodologi sesuai dengan hasil studi awal, serta perumusan kembali rencana kerja secara lebih terinci, (vi) penyusunan Laporan Pendahuluan, termasuk presentasi kesiapan kerja penyusunan naskah akademisPekerjaan atau kegiatan tahap persiapan akan dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) minggu di bulan pertama penugasan. Kegiatan pada tahap awal (persiapan) ini lebih bersifat manajerial sementara kegiatan yang sifatnya teknis adalah dalam mempersiapkan rencana kerja teknis (pelaksanaan bantuan teknis).Tahap 2:TAHAP PERENCANAANTahap perencanaan dimaksudkan adalah perencanaan untuk pelaksanaan penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial. Pada tahap perencanaan maka dimulai dengan kajian dan analisis kebijakan tentang pengembangan industry khususnya di Lamongan, dan kebutuhan Kawasan ekonomi Khusus. Dengan demikian pada tahap ini akan dirumuskan arah pengembangan industry dan pengembangan Kawasan ekonomi Khusus; dan sekaligus merumuskan kebutuhan untuk pembangunan Kawasan ekonomi Khusus. Tahap perencanaan ini akan menghasilkan konsep rencana awal tentang industry dan Kawasan ekonomi Khusus di Lamongan. Tahap 3:TAHAP STUDI LAPANGAN Tahapan studi lapangan sebenarnya merupakan bagian dari kajian untuk mengumpulkan data terkait dengan kawasan. Data lapangan yang dikumpulkan adalah sesuai dengan konsep awal yang telah disusun; termasuk juga data tentang kebutuhan dalam pembangunan Kawasan ekonomi Khusus. Tahap 4: TAHAP ANALISIS DAN PERUMUSAN RENCANA TEKNISTahap analisis ini merupakan analisis terhadap semua hasil telaah dan pengumpulan data untuk dituangkan dalam konsep Rencana Teknis Kawasan. Pada tahap analisis dan penyusunan rumusan rencana teknis ini berbagai aspek atau dimensi analisis dilakukan sesuai komponen pembangunan Kawasan ekonomi Khusus. Beberapa komponen analisis sesuai rencana Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial diantaranya: Analisis kelembagaan dan organisasi Analisis sarana dan prasarana Analisis LOkasi dan lingkungan, termasuk site plan Analisis kebutuhan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial Perumusan Rencana TeknisOutput utama dari Analisis dan perumusan Rencana Teknis adalah: Rumusan solusi dan penanganan terhadap masalah yang sudah diidentifikasi Konsep Rencana tapak bangunan Rencana Struktur & Pola Tata Ruang Kawasan Rencana tapak kawasan Rumusan dan rencana bangunan (tipe dan jumlahnya) Rumusan mekanisme keterpaduan kawasan dengan kawasan sekitarnya Rencana Ruang Kawasan Industri (termasuk rencana teknik) Rumusan kendala dan peluang pengembangan Tahap 5: TAHAP PENETAPAN RENCAN TEKNISTahapan penetapan merupakan tahap akhir dari teknis penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial yang mana dokumen akan dikonsultasikan untuk kemudian mendapatkan pengesahan sebagai dokumen yang secara resmi diberlakukan. Terkait dengan konteks pekerjaan yang dilakukan, maka pengesahan akan dibatasi pada tim teknis yang dinilai merupakan wakil dari penerima manfaat Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial Kawasan Industri. Tahapan penetapan sebenarnya merupakan penetapan dari Rumusan dan Rencana yang telah disusun. Sebagai bagian dari penetapan adalah penyempurnaan semua rumusan dan rencana yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Penetapan rumusan dan rencana dilakukan melalui workshop konsultasi yang menghadirkan semua stakeholder terkait dengan pengembangan Kawasan Industri LamonganOutput utama pada tahap penetapan Rencana Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial adalah Dokumen Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial, yang juga meliputi: Rencana pengembangan organisasi dan kelembagaan Rencana pembiayaan dan sumber pendanaan Rencana mekanisme monitoring, pengawasan dan pengendalian Penjelasan tentang indikasi kebijakan dan program pembangunan Identifikasi stakeholder yang terlibat, termasuk tugas & tanggung jawab masing-masing stakeholder dalam Kawasan Industri. Rencana Pelaksanaan Pembangunan Fisik, dan anggaran biaya pembangunan Tahap penetapan adalah penyelesaian pekerjaan secara teknis. Tahap ini kemudian akan diikuti penyelesaian pekerjaan secara manajerial, yaitu Tahap Kompilasi dan PelaporanTahap 8: KOMPILASI DAN PELAPORANTahap kompilasi dan pelaporan merupakan tahap akhir kerja manejerial penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial. Secara teknis Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial sudah selesai pada tahap penetapan Rencana Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial. Secara manajerial akhir kerja penugasan akan diwujudkan dengan memproduksi laporan akhir, yaitu Laporan kegiatan dilengkapi dengan dokumen teknis Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial. Dengan demikian, tahap ini merupakan tahap akhir manajerial untuk melakukan kompilasi laporan-laporan.Tahap 9: Milestone dan DeliverableMilestone kegiatan menunjukkan proses yang didalamnya kegiatan penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial dilaksanakan dan hasil atau outputnya diproduksi pada setiap tahapan kegiatan. Hasil pada setiap tahapan ini memberikan akumulasi hasil/output yang mengarah pada hasil akhir atau tujuan akhir dari bantuan teknis. Dengan demikian milestone dapat mencerminkan satuan waktu yang mewakili suatu kegiatan antara yang penting dalam keseluruhan peride kegiatan bantuan teknis. Satuan atau tahapan waktu pada milestone merupakan serangkaian kegiatan dan menunjukkan penyelesaian komponen kegiatan tertentu atau suatu laporan yang diperlukan. Dengan demikian milestone dan hasil antara yang ada dapat menjadi suatu tanda pada Rencana Kerja yang menunjukkan bahwa bahwa suatu kegiatan atau pekerjaan telah diselesaikan, baik sebagaian atau seluruhnya.

H. Bentuk Laporan PekerjaanSalah satu kewajiban konsultan melaksanakan pekerjaan ini adalah membuat laporan dari hasil seluruh kegiatan sebelum pelaksanaan, selama dan setelah masa pelaksanaan kegiatan, baik hasil surveylapangan maupun hasil pengolahan data.Semua laporan ditulis dalam bahasa Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh pemberi tugas, dengan ukuran kertas format A4 dan diserahkan kepada pemberi tugas, setelah dilaksanakan asistensi / presentasi dan disetujui tim teknis.a. Laporan Riset Desain, berisi:Merupakan peta jalan bagi tenaga ahli dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan. Riset desain paling tidak terdiri atas atas identifikasi, perumusan dan pemetaan permasalahan, kerangka teori dan model penelitian. Riset desain akan dibahas antara tenaga ahli dan pengguna jasa. Riset Desain final diserahkan paling lambat 4 (empat) minggu sejak penetapan Tenaga Ahli Rencana Kerja penyedia jasa menyeluruh Usulan metodologi pemetaan yang akan diterapkan. Rincian struktur organisasi dan staf penyedia jasa. Rincian program kerja dan penjadwalan pengumpulan data yang akan dilakukan. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya. Jadwal kegiatan penyedian jasa.b. Laporan PendahuluanLaporan pendahuluan berisi data primer dan sekunder awal yang telah diperoleh baik dari survey maupun rapat koordinasi. Dalam laporan pendahuluan juga dipaparkan indikasi hasil studi berdasarkan pengolahan data. Laporan pendahuluan ini akan dipaparkan kepada pihak pengguna jasa. Laporan Pendahuluan diserahkan paling lambat 12 (dua belas) minggu sejak penetapan Tenaga Ahlic. Laporan Laporan AkhirMerupakan uraian dan status kondisi terakhir dari pekerjaan yang sudah dilakukan selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan apa yang sudah digariskan dalam Kerangka Acuan Kerja sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan, dan diserahkan 22 (dua puluh dua) minggu sejak SPMK diterbitkand. Soft copy / Compact Disk (CD)Compact Disk (CD)yang berisi file-file laporan Pendahuluan, Laporan Bulanan, Laporan Antara, Konsep laporan Akhir, laporan Akhir,serta Ringkasan Eksekutif Summary sebanyak 5 (lima) keping, diserahkan bersaman dengan laporan akhir

I. Hasil Penyamaan Persepsi perihal Kawasan Ekonomi Khusus1. Pengertian Kawasan Ekonomi KhususDefinisi KEK sendiri yang diatur dalam UU KEK Pasal 1 ayat 1, yaitu Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.Selain definisi tersebut, maka hal terpenting yang menjadi nilai jual bagi kalangan investor adalah kemudahan atau fasilitas yang diberikan oleh negara terhadap konsepsi KEK tersebut. Fasilitas atau kemudahan merupakan faktor yang akan menarik kalangan investor. Melalui kemudahan ini diharapkan para investor hanya cukup datang ke badan pengelola untuk mengurus segala izin yang berhubungan dengan kegiatan investasi tersebut. Disisi lain fasilitas atau insentif yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan kepada para investor, jadi ada semacam keistimewaan atau perlakuan khusus dibidang tertentu yang berbeda di luar dearah KEK tersebut, seperti adanyatax holidayuntuk jangka waktu tertentu, penangguhan atau pembebasan bea masuk termasuk di bidang perpajakan.

2. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Kawasan Ekonomi KhususSedangkan maksud/tujuan dari pengembangan KEK, antara lain :a) Memberi peluang bagi peningkatan investasi melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatan industri, ekspor impor serta kegiatan ekonomi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.b) Meningkatkan pendapatan devisa bagi negara melalui perdagangan internasional.c) Meningkatkan kesempatan kerja, kepariwisataan dan investasi.Selain itu fungsi dari diadakannya KEK, antara lain :a) Menjadi pusat kegiatan ekonomi dan terkait dengan wilayah pengembangan lainnya.b) Harus mampu memberikan manfaat bagi kawasan lain.c) KEK bukan merupakan kawasan tertutup sehingga memberikan efek ganda terhadap perekonomian lokal.d) Harus dapat mendorong pertumbuhan industri pendukung di sekitar kawasan.Akhirnya untuk membuat konsep KEK di Indonesia berjalan mulus dan sesuai dengan standar dunia, pemerintah telah membentuk Tim Nasional Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia (Timnas KEKI) berdasarkan Surat Keputusan Menko Perekonomian No.Kep-21/M.EKON/03/2006 tertanggal 24 Maret 2006. Timnas KEKI dalam laporan pendahuluan telah menetapkan 12 kriteria untuk menjadikan kawasan sebagai kawasan ekonomi khusus, yaitu :a) KEKI harus diusulkan sendiri oleh pemda dan memperoleh komitmen kuat dari pemda bersangkutan. Komitmen itu berupa kesedian pemda untuk menyerahkan pengelolaan kawasan yang diusulkan kepada manajemen khusus.b) Kepastian kebijaksanaan, meliputi dukungan aspek legal dalam pengembangan kegiatan ekonomi, baik kebijakan fiskal ataupun non fiskal.c) Merupakan pusat kegiatan wilayah yang memenuhi RTRW. Selain itu telah ditetapkan sebagai kawasan perindustrian atau oleh UU telah ditetapkan sebagai wilayah dengan perlakuan khusus.d) Tidak harus satu kesatuan wilayah, namun merupakan kawasan yang relatif telah berkembang dan memiliki keterkaitan dengan wilayah pengembangan lain.e) Sudah tersedia fasilitas infrastruktur pendukung.f) Tersedia lahan untuk industri minimal 10 hektar ditambah lahan untuk perluasannya.g) Tersedia tenaga kerja yang terlatih di sekitar lokasi.h) Lokasi harus memberikan dampak ekonomi yang signifikan.i) Lokasi tidak terlalu jauh dengan pelabuhan dan bandara internasional. Selain itu secara geopolitis wilayah KEK bersaing dengan negara lain atau bisa menjadi komplementer dari sentra produksi di negara lain.j) Secara ekonomi strategis, dekat dengan lokasi pasar hasil produksi, tidak jauh dari sumber bahan baku atau pusat distribusi internasional.k) Tidak mengganggu daerah konservasi alam, danl) Memiliki batas yang jelas baik batas alam maupun batas buatan, serta kawasan yang mudah dikontrol keamanannya, sehingga mencegah upaya penyelundupan

Tabel : Keunggulan dan Tantangan Pengembangan KEK

KeunggulanTantangan

Pemanfaatan sektor basis yang memiliki keunggulan comparative dan competitive advantagePeningkatan akses pada pusat-pusat pelayanan untuk menciptakan income multiplication

Pengembangan sektor unggulan yang menciptakan multiplier effect terhadap pembangunan regional (khususnya kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja)Menurunkan biaya-biaya konsumsi barang dan jasa

Peningkatan produksi sektor-sektor unggulan diversifikasi hulu-hilir sektor/komoditas unggulanBiaya Pelaksanaan Pembebasan Tanah yang tinggi

Biaya Konstruksi yang tinggi dan sifatnya yang berjangka panjang

3. Arah Kebijakan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan suatu konsep pengembangan wilayah yang berbasiskan pengerahan kemampuan kekuatan ekonomi lokal atau daerah setempat yang sudah ditetapkan sebelumnya sebagai satu wilayah KEK dengan dasar hukum Keppres No. 89 tahun 1996 tentang Kawasan Ekonomi Khusus sebagaimana telah diubah dengan Keppres No. 9 tahun 1998, dan kemudian diubah lagi dengan Keppres No. 150 tahun 2000.Dengan demikian, KEK dapat dikatakan sebagai tempat pengembangan kegiatan strategis untuk kepentingan nasional yang mengemban fungsi: Kawasan yang dapat meningkatkan daya guna kegiatan ekonomi nasional melalui aglomerasi kegiatan sejenis atau saling menunjang; Kawasan yang akan menyediakan lapangan kerja, fasilitas umum, fasilitas sosial, serta sarana dan prasarana bagi masyarakat; Mendorong kegiatan ekonomi yang ada, optimasi pemanfaatan sumberdaya, peningkatan nilai tambah, penguatan kegiatan jasa dan perdagangan; Pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat, memperkuat keterkaitan kegiatan ekonomi kawasan, dan melibatkan investor swasta dengan kemitraan usaha; Pengembangan diversifikasi usaha, penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi kawasan, peningkatan efisiensi pemanfaatan sumberdaya, peningkatan kemitraan dan diversifikasi usaha, dan pengembangan lebih lanjut pusat-pusat pelayanan serta jaringan infrastruktur; Menggali dan menumbuhkembangkan potensi yang ada di wilayah KEK, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia dengan dipacu oleh investasi berupa PMDN dan PMA yang bergerak pada pengolahan lahan dan industri yang berorientasi ekspor.Arah kebijakan pengembangan KEK dapat diinisiasi dari hal berikut : Pengembangan KEK di Indonesia tidak berorientasi kepada konsep pengembangan KEK di Negara Cina (yang lebih berorientasi pada komando pemerintah), tapi lebih mengarah kepada model yang dilaksanakan di India dan Filipina (yaitu lebih berorientasi pada market). KEK bukan merupakan obat untuk menyelesaikan semua permasalahan pengembangan wilayah. Pengembangan KEK diutamakan untuk dikembangkan pada kawasan-kawasan strategis (secara regional) yang relativesudah berkembang. Kebijakan pengembangan KEK akan diintegerasikan dengan kebijakan pembangunan pemerintah yang telah ada. Pengembangan KEK merupakan inisiatif yang diupayakan private-led, bukangovernment-led. Pendekatan pembangunan campuran baik dari sisi supply (investasi besar, teknologi tinggi) maupun pengembangan system demand (peningkatan kapasitas lokal dan daya beli penduduk dengan pemberian akses seluas-luasnya untuk berperan dalam KEK) dengan pengaturan jadual pengembangan yang tepat. Komitmen yang kuat disertai kebijakan yang konsisten dari Pemerintah dalam jangka panjang dimana terjadinya kontinuitas kebijakan pengembangan KEK secara substansial meskipun terjadi perubahan sisi aparatur kepemerintahan.

4. Peraturan yang terkait dengan Kawasan Ekonomi Khusus Peraturan Terkait Fasilitas Fiskal .Walaupun secara legal, aturan yang mengatur secara spesifik besaran dan jenis pemberian fasilitas fiskal belum ada, namun pada dokumen Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 2012 tentang Perlakuan Kepabeanan,Perpajakan, Dan Cukai Serta Tata Laksana Pemasukan Dan Pengeluaran Barang Ke Dan Dari Serta Berada Di Kawasan Yang Telah Di Tetapkan Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas di sebutkan fasilitas dan kemudahan yang dimiliki oleh Kawasan perdagangan bebas hanya berupa fasilitas keringanan fiskal, tetapi juga mencakup fasilitas non-fiskal melalui penyederhanaan birokrasi, kemudahan melakukan usaha, serta pelayanan yang efisien kepada pelaku usaha. Pengaturan fasilitas fiskal mencakup bidang-bidang Perpajakan, . kepabeanan, cukai, pajak daerah dan retribusi dan berupa :a) Pengurangan PPh, Pengurangan PBB bagi Tenant/investor yang berada di kawasan ekonomi khusus b) Penangguhan Bea Masuk c) Pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku atau bahan penolong produksid) Tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk barang kena pajake) Tidak dipungut PPh imporf) Penyerahan barang kena pajak dari tempat lain di dalam daerah pabean ke KEK dapat diberikan fasilitas tidak dipungut PPN dan PPnBMg) Setiap wajib pajak yang melakukan usaha di KEK diberikan insentif berupa pembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah

Untuk fasilitas non-fiskal diberikan kemudahan di bidang pertanahan, keimigrasian, perizinan, dan tidak memberlakukan ketentuan yang mengatur bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal, kecuali yang dicadangkan untuk UMKM dan koperasi.Terhadap fasilitas tertentu dan fasilitas non fiskal diatas perlu disinkronisasi dan harmonisasikan dengan peraturan perundang-undangan lainnya, sebab jangan sampai pengalaman UU No. 25 Tahun 2007 khususnya tentang pertanahan dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. Bagi pemerintah sendiri keinginan untuk mengembangkan suatu kawasan ekonomi khusus ada hubungannya dengan kegiatan investasi pada umumnya, hal ini dapat dilihat dari tujuan pengembangan KEK, yaitu :a) Peningkatan investasib) Penyerapan tenaga kerjac) Penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan ekspord) Meningkatkan keunggulan kompetitif produk ekspore) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal, pelayanan dan kapital bagi peningkatan eksporf) Mendorong terjadinya peningkatan kualitas SDM melalui transfer teknologi.

Peraturan Terkait Fasilitas Non Fiskal pada sektor pertanahan, perizinan, keimigrasian, dan investasi.Menurut Pasal 36 Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, dikatakan bahwa di KEK diberikan kemudahan untuk memperoleh hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.Sedangkan Pasal 37 menyebutkan bahwa Badan Usaha yang telah memperoleh tanah di lokasi yang sudah ditetapkan sebagai KEK berdasarkan Peraturan Pemerintah diberikan hak atas tanah.Serta dalam Pasal 38 ayat (1) disebutkan bahwa KEK diberikan kemudahandan keringanan di bidang perizinan usaha, kegiatan usaha, perindustrian, perdagangan, kepelabuhan, dan keimigrasian bagi orang asing pelaku bisnis, serta diberikan fasilitas keamanan. Dan pada pasal (2) dikatakan Kemudahan dan keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Peraturan Terkait bentuk insentif daerah dalam investasi bidang Industri ManufakturKebijakan Pemerintah terkait dengan fasilitas atau kemudahan bagi para investor menunjukkan bahwa Pemerintah secara aktif memberikan dukungan terhadap para pengusaha untuk memperoleh layanan dari Pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah dalam mempermudah aktivitas usahanya. Dasar kebijakan yang menaunginya adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2008 Tentang Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal.Dasar pertimbangan lain dari adanya kebijakan ini juga adalah bahwa untuk menjamin tidak adanya pertentangan dengan prinsip pemberian insentif dan pemberian kemudahan penanaman modal dan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka Pemerintah menilai perlu untuk mengeluarkan pedoman pemberian insentif dan pemberian kemudahan-kemudahan penanaman modal di daerah. Selain itu, secara formal, PP ini juga telah mengacu kepada kebijakan inti lainnya yaitu Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang kemudian telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 1997 tersebut.Kebijakan dasar lainnya sebagai acuan dalam kebijakan atau PP mengenai pemberian insentif ini adalah Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Selain itu, PP Nomor 45 Tahun 2008 ini juga mengacu secara formal kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.Dalam pemberian insentif, tidaklah jauh berbeda dengan pembayaran pajak, dapat saja pemerintah daerah memberikan pengurangan, keringanan atau bahkan pembebasan terhadap beberapa pungutan yang ada seperti retribusi daerah, dana stimulasi atau justru pemberian bantuan modal. Selain itu, dalam konteks kemudahan, pemerintah daerah dapat saja memberikan kemudahan lainnya dalam investasi seperti : Penyediaan data atau informasi peluang investasi Penyediaan sarana dan prasarana Penyediaan lokasi data lahan Pemberian bantuan teknis Percepatan pemberian perizinan.

5. Kriteria Pemilihan Lokasi KEKBerdasarkan ketentuan Pasal 4 Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2009 dan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011, lokasi KEK yang dapat diusulkan untuk ditetapkan sebagai KEK harus memenuhi persyaratan :A. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung.Rencana Tata Ruang Wilayah meliputi kawasan budidaya yang peruntukannya berdasarkan peraturan daerah rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dapat digunakan untuk kegiatan KEK yang diusulkan.B. Adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan.Dukungan pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota paling sedikit meliputi:a) Komitmen rencana pemberian insentif berupa pembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah serta kemudahan; danb) Pendelegasian kewenangan di bidang perizinan, fasilitas, dan kemudahan dengan mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penanaman modal.Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan.Posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional merupakan lokasi yang memiliki akses ke pelabuhan atau bandar udara atau tempat lain yang melayani kegiatan perdagangan internasional, infrastruktur transportasi yang menghubungkan lokasi KEK dengan pelabuhan atau bandar udara atau tempat lain yang melayani kegiatan perdagangan internasional.Posisi yang dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia merupakan lokasi yang memiliki akses ke:a) Alur Laut Kepulauan Indonesia;b) jaringan pelayaran yang menghubungkan antarpelabuhan internasional hub di Indonesia dan pelabuhan internasional di Indonesia; danc) jaringan pelayaran yang menghubungkan antara pelabuhan internasional hub dan pelabuhan internasional dengan pelabuhan internasional di negara lain.Posisi yang terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan merupakan lokasi yang berdekatan dengan sumber bahan baku industri pengolahan yang dikembangkanMempunyai batas yang jelas .Batas yang jelas meliputi batas alam antara lain dapat berupa sungai atau laut atau batas buatan antara lain dapat berupa pagar atau tembok atau batas lain yang terlihat secara fisik.Pada batas KEK harus ditetapkan pintu keluar atau masuk barang untuk keperluan pengawasan barang yang masih terkandung kewajiban kepabeanan dengan berkoordinasi dengan kantor pabean setempat

6. Kebijakan KEK di Indonesiaa. Kebijakan Berkaitan Penanaman ModalBerkaitan dengan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kebijakan mengenai Penanaman Modal yang diwujudkan ke dalam produk hukum tercantum dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Undang-Undang tersebut mencantumkan hal ini, pada Bab XIV Pasal 31 tentang KEK, yaitu : Untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah, dapat ditetapkan dan dikembangkan KEK. Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan penanaman modal tersendiri di kawasan ekonomi khusus Ketentuan mengenai kawasan ekonomi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan undang-undangb. Pertimbangan Dasar Pengembangan KEKSeperti telah dijabarkan dalam Undang-Undang tersebut, pengembangan kawasan ekonomi khusus dapat dilakukan dengan berbagai pertimbangan dasar yaitu : Perlunya dilaksanakan pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan dengan berlandaskan demokrasi ekonomi untuk mencapai tujuan bernegara Perlunya peningkatan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dimana hal ini dilakukan untuk mempercepat pembangunan ekonomi nasional dan mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi Indonesia Perlunya penciptaan iklim penanaman modal yang kondusif, promotif, memberikan kepastian hukum, keadilan, dan efisiensi dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional, sehingga Indonesia dinilai mampu menghadapi perubahan perekonomian global dan turut serta dalam berbagai kerjasama internasionalApabila dicermati dengan seksama dalam setiap ayat di dalam kebijakan mengenai Kawasan Ekonomi Khusus tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa terdapat beberapa isu strategis yang menjadi titik tolak dalam upaya pengembangan kawasan ekonomi khusus. Isu tersebut adalah :a) Adanya prasyarat bagi wilayah yang akan dikembangkan sehingga harus memenuhi kriteria wilayah strategis yang layak dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus. Kriteria ini dapat saja mencakup kriteria secara teknis dan non teknis yang secara umum sama namun dalam implementasinya sangat bergantung kepada kondisi wilayah yang akan dikembangkan.b) Syarat kestrategisan dapat pula dimaknai sebagai sebuah kepemilikan daya saing dari suatu wilayah yang akan dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus. Hal ini untuk menunjang kriteria dasar yang menyatakan layak tidaknya suatu tempat untuk dijadikan KEK. Terlebih ketika dihadapkan kepada keunggulan yang ditawarkan.c) Adanya sinyal terhadap diberlakukannya perlakuan khusus di kawasan yang bersangkutan untuk memberikan makna yang lebih strategis dalam upaya peningkatan penanaman modald) Pengaturan secara detail membutuhkan kebijakan tersendiri yang mengatur berbagai aspek dalam konteks pengembangan kawasan ekonomi khusus, seperti telah dinyatakan dalam ayat 3 mengenai undang-undang yang mengatur hal tersebut.

J. Outline Laporan FS Finansial dan Ekonomi KEK Lamongan

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Dasar Hukum1.4 Ruang Lingkup Pekerjaan 1.4.1 Ruang Lingkup Kegiatan 1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah Studi 1.5 Kerangka Metodologis Dan Strategi Pencapaian 1.6 Keluaran Dan Manfaat 1.6.1 Keluaran 1.6.2 Manfaat 1.7 Sistematika Laporan Akhir BAB II KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEK LAMONGAN2.1 Kebijakan Pengembangan KEK2.2 Kriteria Pemilihan Lokasi KEK 2.3 Kebijakan KEK di Indonesia 2.4 Review MP3EI terkait Pengembangan KEK Lamongan 2.5 Pendekatan Perencanaan Kawasan Industri 2.5.1 Dasar-Dasar Perancangan Tata Letak Dalam Kawasan Industri2.5.2 Ruang Lingkup Perencanaan Fasilitas Kawasan Industri 2.5.3 Tujuan Perencanaan Dan Pengaturan Tata Letak Pabrik dalam Kawasan Industri 2.5.4 Prinsip Dasar Dalam Perencanaan Tata Letak Pabrik dalam Kawasan Industri 2.5.5 Langkah-langkah Perencanaan Tata Letak Pabrik dalam Kawasan Industri BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMONGAN3.1 Kondisi Umum3.2 Letak Geografis dan Batasan Administrasi 3.3 Kondisi Fisik Alami Wilayah 3.1.1 Topografi Wilayah 3.1.2 Kondisi Geologi Regional 3.1.3 Kondisi Jenis Tanah 3.1.4 Penggunaan Lahan 3.1.5 Kondisi Hidrologi dan Hidrogeologi 3.1.6 Kondisi Klimatologi 3.4 Kondisi Sosial Kependudukan 3.4.1 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk 3.4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk 3.4.3 Ketenagakerjaan 3.5 Kondisi Perekonomian 3.5.1 Besaran Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 3.5.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi 3.5.3 Struktur Perekonomian 3.5.4 Pendapatan Regional Per Kapita 3.5.5 Perkembangan Ekonomi Sektoral : Sektor Industri 3.6 Kondisi Prasarana dan Sarana Wilayah 3.6.1 Prasarana Transportasi 3.6.2 Sarana Pendidikan 3.6.3 Sarana Kesehatan 3.7 Potensi Sumberdaya Wilayah 3.7.1 Sektor Pertanian 3.7.2 Sektor Perikanan 3.7.3 Sektor Kehutanan 3.7.4 Sektor Perkebunan 3.7.5 Kondisi Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal 3.8 Kebijakan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan 3.8.1 Rencana Struktur Ruang 2011-2031 3.8.2 Rencana Pola Ruang 2011-2031 3.8.3 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten 2011-2031 BAB IV ANALISA DAN KONSEP PENGEMBANGAN KEK LAMONGAN4.1 Lokasi Pengembangan KEK Lamongan 4.2 Kesesuaian dan Daya Dukung Lahan KEK Lamongan 4.3 Analisis Potensi dan Kegiatan Industri 4.3.1 Analisis Ketersedian Potensi (Bahan Baku) Industri 4.3.2 Analisis Potensi Kegiatan Industri Lokal 4.3.3 Analisis Potensi Investasi 4.4 Analisis Tapak Kawasan 4.4.1 Analisis Eksternal Tapak 4.4.2 Analisis Internal Tapak 4.5 Analisis Pola Penggunaan Lahan KEK Lamongan 4.5.1 Analisis Kelembagaan Kawasan Ekonomi Khusus Lamongan 4.5.2 Analisis Branding Kawasan Ekonomi Khusus Lamongan 4.6 Konsep Pengembangan KEK Lamongan 4.6.1 Hubungan Fungsional 4.6.2 Kebutuhan Ruang Pengembangan 4.6.3 Zonasi KEK Lamongan 4.6.4 Konsep Struktur Ruang dan Sirkulasi BAB V MASTERPLAN KEK LAMONGAN5.1 Visi dan Misi KEK Lamongan 5.2 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pengembangan KEK Lamongan 5.2.1 Tujuan Pengembangan KEK Lamongan 5.2.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan KEK Lamongan 5.3 Rencana Pemanfaatan KEK Lamongan 5.3.1 Rencana Struktur Ruang 5.3.2 Rencana Zonasi/Kaveling 5.3.3 Rencana Perpetakan (Site Plan) 5.3.4 Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan5.4 Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan dan Sirkulasi 5.4.1 Jaringan Jalan 5.4.2 Sirkulasi Kendaraan5.4.3 Rambu Lalu Lintas/Jalan 5.4.4 Sirkulasi Pejalan Kaki 5.4.5 Rencana Perparkiran 5.5 Rencana Pengembangan Jaringan Utilitas 5.5.1 Rencana Pengembangan Jaringan Air Bersih 5.5.2 Rencana Pengembangan Jaringan Limbah 5.5.3 Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Listrik 5.5.4 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi 5.5.5 Rencana Pengembangan Jaringan Drainase dan Air Kotor 5.5.6 Rencana Pengembangan Persampahan 5.6 Rencana Pengelolaan Kawasan BAB VI ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL KEK LAMONGAN6.1 Dukungan Kondisi Makro Ekonomi 6.1.1 Kependudukan 6.1.2 Produk Domestik Bruto Nasional dan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Timur 6.1.3 Pertumbuhan Investasi dan Industri Nasional dan Propinsi Jawa Timur 6.1.4 Pertumbuhan Ekspor Impor Nasional dan Jawa Timur 6.1.5 Kondisi Ekonomi, Industri dan Investasi di Kab.Lamongan 6.2 Dampak Ekonomi 6.3 Kelayakan Ekonomi 6.3.1 Dampak Pengembangan Kawasan Industri terhadap Pertumbuhan Ekonomi Wilayah 6.3.2 Dampak Investasi Terhadap Penciptaan Lapangan Kerja 6.3.3 Dampak Investasi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat 6.3.4 Dampak Investasi terhadap Pendapatan Asli Daerah 6.3.5 Dampak Ekonomi Terhadap Lingkungan 6.4 Kelayakan Finansial 6.4.1 Asumsi yang digunakan 6.4.2 Skenario Investasi Dan Pemasaran 6.4.3 Proyeksi Biaya Operasional 6.4.4 Proyeksi Pendapatan 6.4.5 Proyeksi Cash Flow 6.4.6 Kelayakan Finansial 6.4.7 Kriteria Analisis Finansial BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI7.1 Kesimpulan 7.2 Kendala dan Hambatan 7.3 Indikasi Program Percepatan 7.3.1 Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan 7.3.2 Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur 7.3.3 Pemerintah Pusat 7.3.4 Pengembang Kawasan PT.Jakamitra