laporan bio fotosintesis

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu: katabolisme dan anabolisme Katabolisme merupakan reaksi kimiawi yang membebaskan energi melalui perombakan nutrien, disebut juga reaksi disimilasi atau reaksi peruraian, jadi merupakan reaksi katabolik sel. Bila sel merombak ikatan-ikatan kimiawi tertentu selama metabolisme, energi yang dilepaskan menjadi tersedia untuk melangsungkan kerja biologis (Kimball, 1983) Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang dapat diperolehnya dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia.

Upload: erica-poespa-ningroem

Post on 26-Oct-2015

206 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

biologi umum

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Bio Fotosintesis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh

makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena

metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Sel merupakan unit

kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan aktivitas hidup, di

antaranya metabolisme. Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2,

yaitu: katabolisme dan anabolisme Katabolisme merupakan reaksi kimiawi yang

membebaskan energi melalui perombakan nutrien, disebut juga reaksi disimilasi

atau reaksi peruraian, jadi merupakan reaksi katabolik sel. Bila sel merombak

ikatan-ikatan kimiawi tertentu selama metabolisme, energi yang dilepaskan

menjadi tersedia untuk melangsungkan kerja biologis (Kimball, 1983)

Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan

atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui

pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang

sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi

makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang dapat diperolehnya dari

lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia. Hewan sebagian besar dapat

bergerak, harus mencari makanannya sendiri, ukuran tubuhnya terbatas pada

ukuran tertentu dan harus menjaga integritas mekaniknya untuk hidup dan

pertumbuhan (Salisbury, 1995).

Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah

kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi

bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi

pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang

dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik

yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses

fotosintesis (Salisbury, 1995).

Bagaimana tumbuhan mendapat energi untuk tetap bertahan hidup. Teori

awal tentang hal ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan sebelum abad ke-18

Page 2: Laporan Bio Fotosintesis

menyatakan bahwa sumber energi tumbuhan berasal dari tanah. Baru pada abad

ke-18 Staphen Hales mengemukakan pendapat dan fakta bahwa tumbuhan

memperoleh energi melalui proses fotosintesis (Kimball, 1983).

Dengan kehadiran cahaya, fotosintesis dapat terjadi pada sembarang

bagian hijau tumbuhan, akan tetapi pada tumbuhan yang khusus, hanya daun

dengan bagian permukaan yang luas dan kloroplas yang melimpah yang

merupakan pusat utama proses fotosintesis. Karbondioksida yang digunakan pada

proses fotosintesis diperoleh dari atmosfer yang biasanya mengandung gas ini

sekitar 0,03 persen volume. Karena kutikula relatif kedap gas, maka

karbondioksida yang digunakan harus memasuki daun terutama lewat stomata.

Setelah berada di dalam daun, karbondioksida itu berdifusi ke dalam sistem ruang

udara antar sel dan larut dalam air yang menjenuhkan dinding sel-sel mesofil.

Karbondioksida ini lalu berdifusi atau bergerak aktif karena aliran protoplasma,

melalui air pada sitoplasma memasuki kloroplas. Dengan kehadiran cahaya

terjadilah fotosintesis dalam kloroplas. Jika sehelai daun sedang aktif

berfotosintesis, konsentrasi karbondioksida pada permukaan kloroplas akan

menipis dan suatu gradasi karbondioksida akan terbentuk antara permukaan

kloroplas dan atmosfer luar. Asalkan stomata tetap terbuka, karbondioksida akan

terus berdifusi ke dalam daun, jumlahnya bergantung pada terjalnya gradasi

konsentrasi. Dalam pada itu jika konsentrasi karbondioksida menurun pada

permukaan kloroplas, konsentrasi oksigen akan meningkat dan suatu gradasi

oksigen akan terbentuk pada arah yang berlawanan dari gradasi karbondioksida.

Jadi, difusi karbondioksida ke arah dalam itu diikuti oleh simultan oksigen ke arah

luar (Loveless, 1991).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuktikan bahwa dalam

fotosintesis dihasilkan oksigen (O2), mengamati pengaruh cahaya dan CO2

terhadap pembentukan oksigen pada proses fotosintesis, untuk mengetahui ada

tidaknya simpanan amilum dalam jaringan daun yang diberi perlakuan cahaya

matahari berbeda, dan untuk mengukur jumlah CO2 yang dibebaskan selama

respirasi serta menghitung respiratory quotient (RQ).

BAB II

Page 3: Laporan Bio Fotosintesis

TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan dengan hewan pada dasarnya sama yaitu membutuhkan

makanan untuk bertahan hidup. Akan tetapi yang membedakannya adalah pada

tumbuhan mendapatkan makanan dengan cara mensintesis sendiri senyawa

organik yang dibutuhkannya untuk mengubahnya menjadi makanan, hal ini terjadi

pada jenis tumbuhan tingkat tinggi. Tetapi ada pula tumbuhan yang mendapatkan

makanannya dengan cara menjadi parasit pada tumbuhan inangnya. Pada

tumbuhan tingkat tinggi terjadi proses fotosintesis untuk dapat mensintesis

senyawa organik yang dibutuhkannya (Kimball, 1983).

Transpor air dan unsur hara serta transpor hasil fotosintesis untuk sampai ke

berbagai bagian tubuh tanaman memerlukan sistem transportasi. Anabolisme

adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks.

Katabolisme adalah peristiwa sintesis. Peristiwa sintesis persenyawaan kimia pada

umumnya memerlukan energi, misalnya energi cahaya untuk fotosintesis, dan

energi kimia untuk kemosintesis (Simbolon, 1989).

Laju pembentukan oksigen dapat digunakan sebagai petunjuk untuk

laju fotosintesis yang dilakukn tumbuhan. Oleh karena oksigen hanya perlahan-

lahan larut dalam air maka gelembung-gelembung tersebut tetap sama, maka

jumlah gelembung yang dibentuk setiap satuan waktu akn menunjukkan lajunya

fotosintesis, jika semua faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis tersebut

dibuat tetap (Saktiyono, 1999)

Tumbuhan tingkat tinggi umumnya tergolong organisme autotrof,

yaitu makhluk yang dapat mensintesis senyawa organik yang dibutuhkannya. Hal

ini dapat dilakukan karena tumbuhan itu mempunyai klorofil. Klorofil adalah

pigmen karena menyerap cahaya, yakni radiasi elektromagnetik di spektrum kasat

mata. Cahaya putih mengandung semua warna spektrum kasat mata dari warna

merah sampai violet, tidak seluruh panjang gelombang unsur dapat diserap

dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil tadi berfungsi menyerap cahaya

matahari. Tenaga eksitasi yang diperoleh klorofil digunakan untuk memecah

molekul air menjadi hidrogen dan oksigen yang dibebaskan ke atmosfir, peristiwa

ini disebut peristiwa fotolisis air (Supeni, 1996).

Page 4: Laporan Bio Fotosintesis

Praktikum kali ini akan melakukan percobaan tentang pembentukan

karbohidrat pada fotosintesis. Fotosintesis adalah proses sintesis senyawa organik

dari senyawa anorganik (CO2 dan H2O) yang berlangsung di dalam butir-butir

klorofil dalam lingkungan yang cukup sinar matahari. Pembentukan karbohidrat

pada fotosintesis sebaiknya memilih tumbuhan dikotil yang daunnya tidak terlalu

besar (panjang 3-6 cm, lebar 2-4 cm). Daunnya berwarna hijau seluruhnya, tidak

terlalu tebal, tidak berbulu dan tidak banyak berlekuk dipermukaannya, seperti

daun bougenvil, mawar, cabe, kacang tanah dan sebagainya (Yakti, 1994).

Respirasi adalah proses pembebasan energi kimia yang tersimpan di

dalam molekul organik sel hidup. Proses respirasi dalam sel ini terjadi secara

bertahap yaitu glikolisis, siklus Krebs dan sistem transpor elektron. Glikolisis

adalah serangkaian reaksi yang mengubah molekul glukosa menjadi 2 asam

piruvat dengan menghasilkan NaDH dan ATP. Siklus Krebs adalah perubahan

asetil ko-A menjadi ko-A dan berlangsung dimitokondria dan pada proses ini

dihasilkan dua molekul ATP. Transpor elektron berlangsung dimembran dalam

mitokondria dan dihasilkan 34 ATP (Salisbury, 1995).

Proses respirasi dalam sel ini terjadi secara bertahap yaitu glikolisis, siklus

Krebs dan sistem transpor elektron. Glikolisis adalah serangkaian reaksi yang

mengubah molekul glukosa menjadi 2 asam piruvat dengan menghasilkan NaDH

dan ATP. Siklus Krebs adalah perubahan asetil ko-A menjadi ko.A dan

berlangsung di mitokondria dan pada proses ini dihasilkan dua molekul ATP.

Transpor elektron berlangsung dimembran dalam mitokondria dan dihasilkan 34

ATP (Supeni, 1996).

Dalam respirasi aerob ini terjadi 3 tahapan reaksi yaitu:

1. Tahap glikolisis, merupakan rangkaian reaksi perubahan glukosa menjadi

asam piruvat. Peristiwa perubahannya, yaitu glukosa glulosa – 6 – fosfat

fruktosa 1,6 difosfat 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat

asam piruvat. Jadi hasil dari glikolisis, yaitu molekul asam piruvat, molekul

NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi, dan molekul

ATP untuk setiap molekul glukosa.Glikolisis adalah serangkaian reaksi

biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi dua molekul asam piruvat..

Page 5: Laporan Bio Fotosintesis

2. Tahap siklus krebs adalah proses pengubahan asam piruvat menjadi CO2, H+,

dan ATP. Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan

pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi

kimia.

3. Rantai transportasi elektron respiratori, yaitu dari daur Krebs akan keluar

elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron)

dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs

yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan

terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2 (Peter, 1976).

Respirasi anaerob adalah proses penguraian glukosa untuk menghasilkan

tenaga tanpa menggunakan oksigen. Seperti organisme seperti bakteri dan

tumbuhan menjalankan proses ini. Proses ini menghasilkan sedikit tenaga. Secara

umumnya terdapat sedikit perbedaan antara respirasi dan fotosintesis oleh

tumbuhan (Peter, 1976)

Respirasi anaerob sebenarnya dapat juga berlangsung didalam udara yang

bebas, akan tetapi proses ini tidak menggunakan O2 yang tesedia di udara tersebut.

Pernapasan anaerob sering juga disebut dengan fermentasi. Meskipun tidak

semua fermentasi iti anaerob. Contoh mikroorganisme yang mendapatkan energi

dengan respirasi anaerob lain :

Sacharomyces cerevisieae :

C6H12O6 2 C2H5OH + 2CO2 + 21 kal

Bakteri asam cuka :

CH3CH2OH + O2 CH3COOH + H2O + 116 kal

Perbandingan antara jumlah CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang

digunakan biasa dikenal dengan Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan

disingkat dengan RQ. Diketahui nilai RQ untuk karbohidrat = 1, protein < 1 (= 0,8

- 0,9), lemak < 1 (0,7) dan asam organik > 1 (1,33). Nilai RQ ini tergantung pada

bahan/substrat untuk respirasi dan sempurna tidaknya proses respirasi dan kondisi

lainnya (Dwidjoseputro,1986).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

Page 6: Laporan Bio Fotosintesis

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum kali ini dilaksanakan pada 17 November 2011 pukul 08.00-10.00

WITA bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Fotosintesis

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah beaker glass,

corong kaca, tabung reaksi, cutter, dan kawat.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Hydrilla

verticillata, air kolam, dan larutan 0,25% NaHCO3.

3.2.2 Pembentukan Karbohidrat pada Fotosintesis

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah beaker

glass,cawan petri, hot plate dan pinset.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalahdaun

tumbuhan segar, larutan JKJ, alkohol 95%, air dan kertas

karbon/aluminium foil.

3.2.3 Pengukuran Respirasi Kecambah

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah respirometer

ganong, statif, corong gelas, dan penunjuk waktu.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

kecambah kacang hijau, larutan KOH 10 %, akuades, dan vaselin.

3.3 Prosedur Praktikum

3.3.1 Fotosintesis

1. Beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat sepanjang kira-kira

15 cm dimasukkan ke dalam corong kaca.

2. Corong kaca (1) dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi

medium, dimana setiap 100 ml air ditambahkan 2 ml NaHCO3 0,25 %

dengan posisi corong menghadap ke bawah.

Page 7: Laporan Bio Fotosintesis

3. Bagian atas corong ditutup dengan tabung reaksi yang diusahakan

sebagian besar medium dalam keadaan terbalik (di dalam bak yang

berisi air).

4. Masing-masing perlakuan ditandai dengan label A, B, C, D, E, dan F

di mana

A = medium air dan diletakkan tempat terang dalam ruangan

(intensitas cahaya I)

B = medium air dan diletakkan di luar ruangan di bawah pohon

(intensitas cahaya II).

C = medium air dan diletakkan di luar ruangan, di tempat

terbuka(intensitas cahaya III).

D = medium air + larutan NaHCO3, diletakkan di tempat terang

dalam ruangan (intensitas cahaya I).

E = medium air + larutan NaHCO3, diletakkan di luar ruangan di

bawah pohon (intensitas cahaya II).

F = mediumair + larutan NaHCO3 dan diletakkan di luar ruangan,

di tempat terbuka(intensitas cahaya III).

5. Gelembung-gelembung gas yang muncul dari potongan cabang/ranting

yang terjadi selama 15’ dan 30’ diamati. Banyaknya gelembung yang

muncul per satuan waktu dapat digunakan sebagai petunjuk laju

fotosintesis.

6. Hasil pengamatan/data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk

grafik. Pembahasan dan kesimpulan dibuat.

3.3.2 Pembentukan Karbohidrat pada Fotosintesis

1. Daun tumbuhan yang belum kena sinar matahari ditutup sebagian

dengan aluminium foil/kertas karbon dan dijepit selama 2 x 24 jam

(sore hari s.d pagi hari III).

2. Air dalam beaker glassdirebus sampai mendidih pada lampu spiritus

atau panci berisi air mendidih di atas kompor.

3. Alkohol di dalam beaker glass kecil dipanaskan pada air mendidih.

4. Daun tumbuhan yang akan diuji dimasukkan ke dalam air panas (5

menit) sampai layu, kemudian ke dalam alkohol panas (5 menit).

Page 8: Laporan Bio Fotosintesis

5. Percobaan ini diulangi dengan menggunakan daun lain yang tidak

diberi perlakuan air panas.

6. Daun (4) tersebut dicuci dengan air panas dan dimasukkan ke dalam

larutan JKJ selama beberapa menit.

7. Daun dicuci dengan air kemudian dibentangkan dan diamati perubahan

yang terjadi (amilum + JKJ memberikan warrna biru sampai kehitam-

hitaman).

3.3.3 Pengukuran Respirasi Kecambah

1. Alat dan bahan disiapkan, 10 gram kecambah kacang hijau ditimbang.

2. Akuades dimasukkan ke dalam pipa respirometer. Kecambah

dimasukkann ke dalam tabung respirometer dan sumbatnya diputar

sampai kedua lubang berhadapan.

3. Permukaan air dalam pipa diatur pada skala 20 dengan jalan

menaikkan dan menurunkan pipa.

4. Sumbat diolesi dengan vaselin. Kemudian diputar sehingga udara di

dalam tabung respirometer terpisah dari udara luar dan dibiarkan

selama 30 menit.

5. Perubahan permukaan air dalam pipa diamati. Jika permukan airnya

turun maka nilainya positif dan jika permukaan air naik berarti nilainya

negatif.

6. Kegiatan (1-5) diulangi dengan menggunakan KOH 10%.

Page 9: Laporan Bio Fotosintesis

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pembentukan Oksigen Pada Fotosintesis

Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Ordo : Hydrocharitales

Family : Hydrocharitaceae

Genus : Hydrilla

Species : Hydrilla verticillata

Keterangan :

1. Daun

2. Batang

Gambar 1. Hydrilla verticillata

Page 10: Laporan Bio Fotosintesis

Gambar 2. Cara kerja fotosintesis

Tabel 1. Pengamatan untuk Hydrilla verticillata

No Percobaan Jumlah Gelembung

0 Menit 15 Menit 30 Menit

1 A 0 21 137

2 B 0 61 173

3 C 0 31 133

4 D 0 29 657

5 E 0 360 1023

6 F 0 41 512

Waktu yang digunakan pada pembentukan oksigen : 0, 15 dan 30 menit.

1

2

4

5

3

Keterangan :

1. Tabung reaksi

2. Beaker glass

3. Corong kaca

4. Akuades

5. Hydrilla verticillata

Page 11: Laporan Bio Fotosintesis

0 15 300

200

400

600

800

1000

1200

Grafik Pengamatan Pembentukan Oksigen Pada Fotosintesis

Gelembung AGelembung BGelembung CGelembung DGelembung EGelembung F

Waktu (menit)

Jum

lah

Gel

embu

ng

Grafik 1. Hubungan antara jumlah gelembung dengan waktu

Page 12: Laporan Bio Fotosintesis

4.1.2 Pembentukan Karbohidrat

Tabel 2. Pengamatan pada Daun Kiara Payung

No Perlakuan Gambar Keterangan

1. Daun segar Daun belum

mendapat

perlakuan,

berwarna hijau

segar

2. Daun ditutupi

alumunium foil

Daun ditutup

dengan aluminium

foil dan dijepit

dengan klip

3. Alumunium

foil pada daun

lepas/dibuka

Bagian daun yang

ditutupi aluminium

foil tampak sedikit

menguning dan

tulang daun

mengkerut

4. Daun direndam

di air panas

kemudian

direndam di

alkohol panas

Daun warna hijau

tua dan tampak

layu

Page 13: Laporan Bio Fotosintesis

5. Daun direndam

dengan alkohol

panas

Daun berwarna

hijau tua. Pada

bagian daun yang

ditutup aluminium

foil berwarna lebih

muda

6. Daun direndam

dengan larutan

JKJ

Daun berwarna

kehitam-hitaman

Tabel 3. Pengamatan pada Daun Bougenville

No Perlakuan Gambar Keterangan

1. Daun segar Daun belum

mendapat

perlakuan,

berwarna hijau

segar.

2. Daun ditutupi

Alumunium

foil

Daun ditutup

dengan aluminium

foil dan dijepit

dengan klip

Page 14: Laporan Bio Fotosintesis

3. Alumunium

foil pada daun

lepas/dibuka

Bagian daun yang

ditutupi aluminium

foil tampak sedikit

menguning dan

tulang daun

mengkerut

4. Daun direndam

di air panas

kemudian

direndam di

alkohol panas

Daun warna hijau

tua dan tampak

layu

5. Daun direndam

dengan alkohol

panas

Daun berwarna

hijau tua. Pada

bagian daun yang

ditutup aluminium

foil berwarna lebih

muda

6. Daun direndam

dengan larutan

JKJ

Daun berwarna

kehitam-hitaman

Page 15: Laporan Bio Fotosintesis

Gambar 4. Hasil Pengamatan Respirasi Kecambah + Larutan KOH 100 % dengan Alat Respirometer Ganong

Gambar 3. Hasil Pengamatan Respirasi Kecambah + Akuades dengan Alat Respirometer Ganong

4.1.3 Pengukuran Respirasi Kecambah

4.1.3.1 Perhitungan

Kecambah + Aquades

Diketahui:

Volume gas dalam 1 jam = Volume gas yang digunakan x 60/t

Volume gas dalam dalam 1 jam/ Kg = Volume gas dalam 1 jam x 1/m

T (Waktu) = 1,2 menit

Keterangan :

1. Respirometer ganong dan

statif

2. Kecambah + aquades

3. Tabung respirometer

4. Sumbat tabung

5. Selang

6. Suntikan

7. Eosin

1

Page 16: Laporan Bio Fotosintesis

Ditanya :

a). Volume gas dalam 1 jam = ........?

b). Volume gas dalam 1 jam/kg = ........?

Jawab :

a) Volume gas dalam 1 jam = Volume gas yang digunakan x 60/t

=277,5 x 10-7 x 60/3,3

=277,5 x 10-7 x 10, 18

=50,45 x 10-7

=5, 045 x 10-6 m3/jam

b) Volume gas dalam dalam 1 jam/Kg= Volume gas dalam 1 jam x 1/m

=5, 045 x 10-6 x 1/0,01

=5, 045 x 10-6 x 100

=5, 045 x 10-4 x 10-4 m3/ jam/ kg

Kecambah + KOH

Diketahui:

Volume gas dalam 1 jam = Volume gas yang digunakan x 60/t

Volume gas dalam dalam 1 jam/Kg = Volume gas dalam 1 jam x 1/m

T (Waktu) = 1,2 menit

Ditanya :

a). Volume gas dalam 1 jam = ........?

b). Volume gas dalam 1 jam/kg = ........?

Jawab :

a) Volume gas dalam 1 jam = Volume gas yang digunakan x 60/t

=2,6 x 10-7 x 60/1,2

=2,6 x 10-7 x 50

=1,3 x 10-5 m3/ jam

b) Volume gas dalam dalam 1 jam/Kg= Volume gas dalam 1 jam x 1/m

=1,3 x 10-5 x 1/ 0,01

=1,3 x 10-5 x 100

=1,3 x 10-3 m3/jam/Kg

Page 17: Laporan Bio Fotosintesis

Tabel 4. Hasil Pengukuran Jumlah CO2 yang dihasilkan pada kecambah

No

.Perlakuan

Volume GasHasil

Dalam 1 jam Volume kg/jam

1. Kecambah+akuades

5,045 x 10-4

m3

jam/kg

5,045 x 10-6 m3/jam -

2.Kecambah+larutan

KOH 10%1,3 . 10−3 m3

jam/kg1,3 . 10-5 m3/jam -

4.2 Pembahasan

Praktikum fotosintesis ini terdapat dua percobaan yang dilakukan yaitu

tentang pembentukan oksigen pada proses fotosintesis dan penentuan karbohidrat

pada daun tumbuhan. Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks,

proses ini menggunakan energi matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil

yang terdapat dalam kloroplas. Fotosintesis selain memerlukan cahaya matahari

sebagai bahan bakar juga memerlukan karbondioksida dan air sebagai bahan

anorganik yang akan diproses untuk menghasilkan karbohidrat dan melepaskan

oksigen.

Reaksi yang terjadi saat fotosintesis adalah :

CO2 + H2O

cahayaklorofil C6H12O6 + O2 + Energi panas

Dari reaksi tersebut kita dapat memperkirakan bahwa pada fotosintesis

terbentuk oksigen. Percobaan pertama mencoba membuktikan hal tersebut.

Hydrilla dimasukkan ke dalam gelas beaker yang terlebih dahulu telah dilengkapi

dengan corong penutup dan gelas kimia, kemudian dimasukkan air yakinkan pada

saat air memenuhi gelas beaker dan masuk ke dalam gelas kimia tidak terdapat

gelembung udara dari luar. Gelas beaker yang berisi air ini diletakkan di 2 tempat

yang berbeda kadar cahaya yang bertujuan untuk memperoleh hasil gelembung

yang berbeda pula jumlahnya sehingga didapatkan hubungan antara jumlah

Page 18: Laporan Bio Fotosintesis

gelembung dengan kadar cahaya yang ada.Banyaknya gelembung yang terjadi

dapat menunjukkan bahwa dalam proses fotosintesis dapat ditemukan hasil yaitu

oksigen. Faktor lain yang menentukan besarnya jumlah oksigen yang dihasilkan

merupaka banyak sedikitnya cahaya yang menyinari ketika proses fotosintesis

tersebut atau intensitas cahayanya. Tanaman yang lebih lama mengalami

penyinaran ternyata akan lebih banyak menghasilkan oksigen ke udara bebas.

Jumlah oksigen yang dihasilkan diluar ruangan lebih banyak daripada jumlah

oksigen yang diletakkan didalam ruangan. Dapat ditarik permasalahan yang dapat

diketahui jalan keluarnya yaitu cahaya merupakan bagian terpenting yang ada

dalam kehidupan. Perbandingan pada tanaman menggunakan medium air yang

berada didalam ruangan (tanpa cahaya) dengan tanaman yang berada didalam

ruangan.

Perbandingan pada tanaman menggunakan medium air yang berada di

dalam ruangan (tanpa cahaya) dengan tanaman yang berada di dalam ruangan

(tanpa cahaya) ditambah larutan Natrium Hidrogen Karbonat (NaHCO3)

menunjukkan hasil gelembung yang berbeda, yaitu yang ditambah NaHCO3

menghasilkan gelembung yang lebih banyak. Kemudian pada perlakuan tanaman

pada medium air di luar ruangan (cahaya) dengan di luar ruangan ditambah

larutan NaHCO3 menunjukkan hasil yang sama seperti halnya di luar ruangan,

yaitu dengan penambahan larutan NaHCO3 gelembung yang dihasilkan akan lebih

banyak. Jadi, dalam percobaan ini dapat disimpulkan bahwa larutan NaHCO3

berfungsi untuk mempercepat proses fotosintesis karenasenyawa ini setelah

bereaksi dengan air (H2O) akan terurai menjadi gas CO2 yang digunakan oleh

tumbuhan untuk proses fotosintesis.

Percobaan kedua yaitu pada suatu percobaan mengetahui ada atau tidaknya

amilum dalam daun. Adanya amilum dalam suatu tanaman dapat mengakibatkan

bahwa tanaman ternyata menggunakan alasan Pada percobaan kedua

dilakukan pengamatan terhadap daun tumbuhan kiara payung dan daun bunga

kertas (bougenville) untuk mengetahui ada tidaknya kandungan amilum dalam

daun. Adanya amilum dalam suatu daun tanaman menunjukkan bahwa tanaman

tersebut melakukan fotosintesis. Pertama-tama daun kiara payung dan daun bunga

kertas ditutup sebagian dengan aluminium foil selama 2 hari (48 jam). Ketika

Page 19: Laporan Bio Fotosintesis

dibuka terdapat bagian batas yang berwarna lebih muda dibanding dengan bagian

yang dibiarkan terbuka. Kemudian daun dimasukkan ke dalam gelas beker yang

berisi airyang telah di panaskan sebelumnya. Kemudian dimasukkan pada alkohol

panas dan didiamkan selama 5 menit, ternyata setelah diangkat daun menjadi

berubah warna dari hijau tua menjadi hijau muda dan layu terutama pada bagian

yang bekas ditutup dengan aluminium foil. Pada percobaan ini diketahui bahwa

penggunaan air panas untuk membuka pori sel dan mematikan sel tersebut,

kemudian penggunaan alkohol untuk melunturkan klorofil pada daun (dapat

dilihat terjadi perubahan warna). Percobaan dilanjutkan dengan penambahan

larutan JKJ pada daun. Suatu daun apabila berwarna biru sampai kehitam-hitaman

menunjukkan daun tersebut mengandung amilum. Terlihat perubahan yang terjadi

pada daun, yaitu warna daun yang tidak tertutup aluminium foil berwarna

kehitam-hitaman. Hal ini menunjukkan bahwa pada daun yang tertutup aluminium

foil tidak terjadi proses fotosintesis dan pada bagian yang tidak ditutup aluminium

foil terjadi fotosintesis karena mengandung amilum. Jadi, larutan JKJ berfungsi

sebagai indikator penentu apakah suatu daun menghasilkan amilum atau tidak

sebagai bukti ada tidaknya proses fotosintesis.

Pada percobaan ketiga dilakukan pengamatan terhadap respirasi yang

dilakukan oleh kecambah. Respirasi yang dilakukan oleh kecambah memerlukan

oksigen dan menghasilkan karbondioksida. Ini berarti respirasi yang dilakukan

oleh kecambah adalah respirasi aerob. Pengamatan terhadap respirasi yang

dilakukan oleh kecambah bertujuan untuk mengukur jumlah CO2 yang dilepaskan

selama proses respirasi. Dalam percobaan ini menggunakan kecambah

menggunakan 10 gram kecambah kacang hijau segar. Penggunaan kecambah

kacang hijau ini didasarkan karena kecambah kacang hijau masih aktif dalam

pertumbuhan, sehingga intensitas respirasinya walaupun belum besar tetapi dapat

mewakili pengamatan kali ini. Selain itu kecambah ukurannya tidak relatif besar,

sehingga sesuai dengan medium yang digunakan. Percobaan ini dilakukan 2 kali

yakni pertama menggunakan aquades dan yang kedua menggunakan larutan KOH

10%. Larutan ini kemudian dimasukkan ke dalam tabung respirometer.

Perlakuan ini menggunakan larutan eosin yang di injeksikan melalui celah

kecil pada tabung. Larutan eosin ini berfungsi sebagai indikator menentukan laju

Page 20: Laporan Bio Fotosintesis

respirasi pada kecambah. Selain itu indikator ini juga berwarna merah sehingga

dapat mempermudah praktikan dalam pengamatan. Pada perlakuan pertama

dengan menggunakan aquadest terlihat permukaan air pada alat respirometer

ganong menjadi naik, maka nilainya negatif (-) dengan waktu 1 menit 12

detik.Pada perlakuan kedua pun dengan menggunakan larutan KOH 10%,

permukaan air pada respirometer ganong menjadi naik, maka nilainya menjadi

negatif (-) pula, namun dengan waktu 1 menit 12 detik.

Hal ini disebabkan KOH lebih bersifat basa dibandingkan dengan aquades.

Larutan aquades bukanlah sebagai larutan, namun bersifat stabil. KOH yang

bersifat lebih kuat lebih cepat menangkap reaksi oksigen (O2) dan hasilnya akan

lebih banyak dan cepat naik pada skala respirometer karena peran KOH tersebut

merupakan larutan yang dapat menangkap O2 sehingga jika menggunakan KOH

larutan eosin yang digunakan sebagai indikator laju respirasi pada kecambah

menunjukkan hasil

Page 21: Laporan Bio Fotosintesis

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen.

2. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas cahaya, CO2, H2O, dan

adanya klorofil.

3. NaHCO3 berfungsi untuk mempercepat fotosintesis dengan

menambah asupan CO2 pada tanaman.

Page 22: Laporan Bio Fotosintesis

4. Pada daun yang tidak tertutup aluminium foil berwarna biru

kehitaman. Hal ini menunjukkan pada daun yang tertutup aluminium

foil tidak terjadi proses fotosintesis dan pada bagian yang tidak

ditutup aluminium foil terjadi fotosintesis dan pada daun tersebut

mengandung amilum.

5. Respirasi menggunakan KOH lebih cepat dibandingkan menggunakan

akuades. Hal ini karena KOH dan kecambah dalam perlakuan ini

mengalami kompetisi pengikatan O2 sehingga oksigen yang

diperlukan menjadi banyak dan dapat mamacu proses respirasi lebih

cepat.

5.2 Saran

Praktikan menyarankan bahwa dalam melakukan percobaan

dilakukan dengan efektif dan waktu yang seefisien mungkin agar tidak

menjadi keterlambatan penggunaan laboratorium lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1986. Biologi Umum. Rajawali Press. Jakarta.

Kimball, J.W. 1983. Biology Fifth Edition. Addision – Wesley Publishing

Company INK. Massachusetts.

Lovelles. A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. PT

Gramedia. Jakarta.

Peter H. Raven et al. 1976. Biology Of Plant Second Edition. Worth Publisher

Inc. New York.

Saktiyono, 1999. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Salisbury, B. dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB.Bandung.

Simbolon, dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.

Supeni, Tri. dkk. 1996. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Yakti, Sri, dkk, 1994. Evaluasi Biologi. PT. Pabelan. Surakarta.

Page 23: Laporan Bio Fotosintesis

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI

OLEH :

NAMA : ERICA PUSPA NINGRUM

NIM : J1C111208

KELOMPOK : I (SATU)

ASISTEN : RIZKI RAHMADINA

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2011