laporan fotosintesis dan respirasi

27
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI OLEH : NAMA : SINGGIH TRI WIDODO NIM : J1E111040 KELOMPOK : IV (EMPAT) ASISTEN : NATALINA

Upload: singgih-adz-dzaki-ghassan-al-farabi

Post on 20-Jan-2016

2.211 views

Category:

Documents


104 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI

OLEH :

NAMA : SINGGIH TRI WIDODO

NIM : J1E111040

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : NATALINA

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2011

Page 2: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau

fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui pola

atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang

sepanjang hidupnya, kebanyakan tumbuhan tidak berpindah-pindah, memproduksi

makanan sendiri, menggantungkan diri pada apa yang didapat dari

lingkungannnya sampai batas-batas yang tersedia. Hewan sebagian besar dapat

bergerak dan harus mencari makanannya sendiri, ukuran tubuhnya terbatas pada

ukuran tertentu dan harus menjaga integritas mekanisnya untuk dapat hidup dan

tumbuh terus (Kimball,1992).

Tenaga eksitasi yang diperoleh klorofil digunakan untuk memecah

molekul air menjadi hidrogen dan oksigen kemudian oksigen ini dibebaskan ke

atmosfer sehingga peristiwa ini disebut fotolisis air. Cahaya matahari berfungsi

melepaskan klorofil dan melepaskan H2 yang berfungsi sebagai aseptor H. Ini

dinamakan reaksi terang karena menggunakan energi cahaya matahari, namun

pada proses fotosintesis tidak terdapat pada setiap sel, tetapi pada sel yang

mengandung pigmen (Salisbury,1995).

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang

berarti menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan

senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Selain itu, fotosintesis

dapat diartikan sebagai proses sintesis karbohidrat tertentu dari karbon dan air

yang dilakukan oleh sel-sel yang berklorofil dibantu dengan bantuan sinar

matahari dan melepaskan oksigen (Slamet, 1997).

Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-

senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada

hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2

sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O.

Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan

dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang

Page 3: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air.

Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk

dalam reaksi-reaksi respirasi (Champbell,1983).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk membuktikan bahwa dalam

fotosintesis dihasilkan oksigen (O2), mengamati pengaruh cahaya dan CO2

terhadap pembentukkan oksigen pada proses fotosintesis, mengetahui ada

tidaknya simpanan amilum dalam jaringan daun yang diberi perlakuan cahaya

matahari berbeda, dan mengukur jumlah CO2 yang dibebaskan selama respirasi

dan menghitung repiratory quotient (RQ) NYA.

Page 4: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fotosintesis

Reaksi fotosintesis dapat dituliskan dalam bentuk :

6CO2 + 6H2O + 48 HV → C6H12O6 + 6O2

Dalam reaksi ini dihasilkan HV sebagai foton cahaya tampak dan C6H12O6

adalah glukosa. Persamaan reaksi dalam fotosintesis menunjukkan hubungan

antara zat-zat yang digunakan selama proses tersebut berlangsung dan dihasilkan

oleh proses tersebut. Laju fotosintesis tidak meningkat terus secara tidak terbatas

dengan meningkatnya penyinaran. Maka Blackman mengambil kesimpulan bahwa

tidak ada proses berlawanan yang terlibat, suatu reaksi yang memerlukan cahaya

dan yang lain tidak memerlukannya. Yang terakhir ini dinamakan reaksi gelap.

Pada intensitas cahaya sedang reaksi terang membatasi atau melanjutkan seluruh

proses. Dengan kata lain, pada intensitas ini reaksi gelap mampu menangani

semua substansi intermediet yang dihasilkan oleh cahaya. Akan tetapi, dengan

meningkatnya intensitas cahaya pada akhirnya akan mencapai suatu titik yang

pada saat itu reaksi gelap berlangsung pada kapasitas maksimum penyinaran lebih

lanjut efektif lagi dan proses tersebut mencapai laju yang mantap

(Champbell,1983).

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2.

Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton

oleh pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya

terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer)

dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan

ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna

hijau (Mader, 2001).

Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon

dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang

mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain

sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan

ionisasi sulfida atau hydrogen (Syamsuri, 2002 ).

Page 5: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

Saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi

fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor

elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH. Pada reaksi gelap

ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai

proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus

Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (kemudian

menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak

bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam

keadaan gelap (tanpa cahaya) (Syamsuri, 2002 ).

Tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan

amilum. Hick dan Blackman berhasil menemukan bahwa sinar matahari yang

diterima digunakan untuk memecah molekul air menjadi H+ dan O2 Peristiwa ini

dikenal dengan istilah fotolisis. Fotosintesis berlangsung dengan bantuan sinar

matahari sehingga disebut reaksi terang. Pada reaksi terang, molekul air terurai

menjadi molekul oksigen dan proton. Dalam reaksi tersebut dihasilkan energi

dalam bentuk ATP dan NADP+. Kemudian H+ yang dihasilkan dalam reaksi

penguraian air tersebut ditangkap oleh NADP sehingga terbentuk NADPH.

Persamaan reaksiya adalah sebagai berikut :

12H2O + ATP + 24NADP → 6O2 + ATP + 24NADPH

Reaksi terang ini biasa terjadi pada bagian grana ( Kimball, 1992).

Blackman mengemukakan reaksi gelap yang terjadi di stroma. Dalam reaksi

gelap, ATP dan NADPH yang terbentuk digunakan untuk pembentukan sukrosa

dari karbondioksida, dengan persamaan reaksinya sebagai berikut :

6CO2 + 12H2O + energi + NADPH → (CH2O)6 + 6H2O

Jika dua reaksi di atas digabungkan, maka akan menghasilkan persamaan

reaksi fotosintesis sebagai berikut :

6CO2 + 12H2O + energi → C6H12O6 + 6H2O + 6O2

Jadi, reaksi gelap hanya berlangsung jika tersedia energi kimia dan proton

yang dihasilkan oleh reaksi terang. Tanpa didahului oleh reaksi terang, reaksi

gelap tidak akan berlangsung (Syamsuri, 2002 ).

Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis ada yang berasal dari luar dan

dari dalam. Faktor yang berasal dari dalam yang mempengaruhi fotosintesis

Page 6: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

adalah umur daun, struktur dan susunan daun, distribusi dan sifat stomata serta

jumlah klorofil dan akumulasi karbohidrat. Sedangkan faktor luar yang

mempengaruhi fotosintesis adalah suplai air, cahaya, pengaruh kadar CO2, kadar

air, pengaruh senyawa tertentu dan pengaruh kadar O2 (Tjitrosoepomo, 1981).

2.2. Respirasi

Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-

senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada

hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2

sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O.

Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan

dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang

secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air.

Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk

dalam reaksi-reaksi respirasi (Champbell,1983).

Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan O2

di udara, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan

proses respirasi yang membutuhkan O2, sebaliknya respirasi anaerob merupakan

proses respirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi anaerob

sering disebut juga dengan nama fermentasi. Proses fermentasi ini umumnya

dijumpai pada sistem perakaran tumbuhan jika mengalami penggenangan

(Champbell,1983).

Faktor selanjutnya yaitu tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies

tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan

tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies.

Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding

tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam

masa pertumbuhan (Syamsuri, 2002).

Page 7: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, pukul 16.00 - 18.00 WITA,

tanggal 15 November 2011. Bertempat di Laboratorium Ekologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum yang telah dilakukan meliputi

beaker glass, corong kaca, tabung reaksi, erlenmeyer, cutter, cawan petri, hot

plate, penjepit, respirometer ganong dan statif, corong gelas dan penunjuk waktu.

Bahan yang digunakan dalam praktikum yang telah dilakukan yaitu

hydrilla verticillata, air kolam, larutan 0,25 % NaHCO3, daun bougenville, daun

filisium, larutan JKJ, alkohol 95%, air, kertas karbon/aluminium foil, kecambah

kacang hijau (segar), larutan KOH 10% dan aquadest, dan vaselin.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Fotosintesis

1. Dimasukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat sepanjang

kira-kira 15 cm ke dalam corong kaca.

2. Dimasukkan corong kaca (1) ke dalam beaker glas yang berisi medium,

dimana setiap 100 mL air ditambahkan 2 mL NaHCO3 0,25%, dengan

posisi corong menghadap ke bawah.

3. Ditutup bagian atas corong dengan tabung reaksi yang mengusahakan

corong berisi sebagian besar medium, dalam keadaan terbalik (di dalam

bak yang berisis air).

4. Ditandai masing-masing perlakuan dengan label A, B, C, D, E dan F

dimana

A = medium air dan meletakkannya di tempat terang dalam ruangan

(intensitas cahaya I)

Page 8: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

B = medium air dan meletakkannya di luar ruangan di bawah pohon

(intensitas cahaya II)

C = medium air dan meletakkannya di luar ruangan, di tempat terbuka

(intensitas cahaya III)

D = medium air + larutan NaHCO3 meletakkan di tempat terang dalam

ruangan (intensitas cahaya I).

E = medium air + larutan NaHCO3, meletakannya di luar ruangan

dibawah pohon (intensitas cahaya II)

F = medium air = larutan NaHCO3, meletakannya di luar ruangan terbuka

(intensitas cahaya III)

5. Diamati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari potongan

cabang/ranting yang terjadi selama 15’, 30’, dan 45’. Banyaknya

gelembung yang muncul per satuan waktu dapat digunakan sebagai

petunjuk laju fotosintesis. Perhitungan dilakukan 3 kali dan mengambil

rata-ratanya.

6. Hasil pengamatan/data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk grafik.

Dibuat pembahasan dan kesimpulan saudara.

3.3.2 Pembentukkan karbohidrat pada fotosintesis

1. Ditutup sebagian daun tumbuhan yang belum kena sinar matahari dengan

aluminium foil/kertas karbon dan menjepitnya selama 2 X 24 jam (sore

hari I s.d pagi hari III).

2. Direbus air dalam beaker glas sampai mendidih pada lampu spritus atau

panci berisi air mendidih di atas kompor.

3. Dipanaskan alcohol di dalam beaker glass kecil pada air mendidih (2)

4. Dimasukkan daun tumbuhan yang akan diuji ke dalam ke dalam air panas

(5 menit) sampai layu, kemudian kedalam alkohol (5 menit).

5. Diulang percobaan ini dengan menggunakan daun lain yang tidak diberi

perlakuan air panas.

6. Dicuci daun (4) tersebut dengan air panas dan memasukkan ke dalam

larutan JKJ selama beberapa menit.

Page 9: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

7. Dicuci dengan air kemudian membentangkan dan mengamati perubahan

yang terjadi (Ingat Amilum + JKJ memberikan warna biru sampai

kehitam-hitaman).

3.3.3 Pengukuran Respirasi kecambah

1. Disiapkan alat dan bahan, menimbang 10 gr kecambah kacang hijau.

2. Dimasukkan akuadest ke dalam pipa respirometer, dan memasukkan

kecambah (No. 1) ke dalam tabung respirometer dan memutar sumbatnya

sampai kedua lubang berhadapan.

3. Diatur permukaan air dalam pipa pada skala 20 dengan jalan menaikkan

dan menurunkan pipa.

4. Dioleskan sumbat dengan vaselin, kemudian memutar sehingga udara di

dalam tabung respirometer terpisah dari udara luar. Membiarkan selama

30 menit.

5. Diamati perubahan permukaan air dalam pipa. Jika permukaan airnya

turun maka nilainya positif dan jika permukaan airnya naik maka nilainya

negative.

6. Diulang kembali kegiatan (1-5) dengan menggunakan KOH 10%.

Page 10: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 1. Pengamatan pembentukan oksigen Hydrilla verticillata pada

fotosintesis.

No Perlakuan 5 menit 10 menit 15 menit

1 A: medium air diletakkan

di tempat terang dalam

ruangan.

0 4 4

2 B: medium air diletakkan

di luar ruangan di bawah

pohon.

0 12 23

3 C: medium air diletakkan

di luar ruangan pada

tempat terbuka.

5 12 197

4 D: medium air+NaHCO3

diletakkan di tempat

terang dalam ruangan.

0 2 2

5 E: medium air+NaHCO3

diletakkan di luar ruangan

di bawah pohon.

0 25 34

6 F: medium air+NaHCO3

diletakkan di luar ruangan

pada tempat terbuka.

0 1 248

Page 11: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

Grafik 1. Grafik hubungan antara jumlah gelembung dan waktu

Tabel 2. Pengamatan pembentukan karbohidrat pada fotosintesis

No PerlakuanGambar Keterangan GambarDaun Bougenvil

Daun Filisium sp

Daun Bougenvil

Daun Filisium sp

1 Daun sebelum didihkan

Jaringan daun masih keras, berwarna hijau

Jaringan daun masih keras, berwarna hijau

Page 12: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

2 Sesudah dimasukkan dalam air panas

Layu karena jaringan daun melunak, masih berwarna hijau

Layu karena jaringan daun melunak, masih berwarna hijau

3 Sesudah dimasukkan dalam alkohol

Warnanya kekuningan

Warnanya kekuningan

4 Sesudah dimasukkan dalam JKJ

Bagian yang tidak ditutup alumunium foil berwarna hitam

Bagian yang tidak ditutup alumunium foil berwarna hitam

5 Daun tanpa perlakuan air panas

Jaringan daun masih keras, warna masih hijau

Jaringan daun masih keras, warna masih hijau

Page 13: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

6 Sesudah direndam JKJ tanpa air panas

Terdapat bercak berwarna hitam, tidak terlalu tampak

Terdapat bercak berwarna hitam, tidak terlalu tampak

Keterangan :

1. Kecambah

2. Eosin

3. Air atau KOH

Gambar 1. Rangkaian alat respirometer

Perhitungan Kecambah + akuades:

Volume gas yang akan digunakan = 280 mm3

= 2,8 x 10-7 m3

Waktu (T) = 0 menitVolume gas dalam 1 jam = 2,8 x 10-7 x (m3 jam)

= 2,8 x 10-7 x (m3 jam)= 0 m3 jam

Massa = 10 gram = 0,01 kgLaju respirasi = volume gas dalam 1 jam x

= 0 x

= 0 m3 jam/kg

Kecambah + KOH:

Volume gas yang akan digunakan = 280 mm3

= 2,8 x 10-7 m3

Waktu (T) = 15 menitVolume gas dalam 1 jam = 2,8 x 10-7 x (m3 jam)

Page 14: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

= 2,8 x 10-7 x

= 11,2 x 10-7 m3 jamMassa = 10 gram = 0,01 kgLaju respirasi = volume gas dalam 1 jam x

= 11,2 x 10-7 x

= 11,2 x 10-5 m3 jam/kg

4.2 Pembahasan

Laju fotosintesis dapat bertambah dan juga dapat berkurang. Pengurangan

kecepatan fotosintesis ini salah satunya disebabkan karena adanya pengaruh kadar

air dalam daun, banyaknya daun, dan cahaya matahari. Laju fotosintesis dalam

praktikum bisa dilihat dari banyaknya gelembung yang muncul per satuan waktu.

Reaksi fotosintesis menghasilkan oksigen, hal ini terlihat dari reaksi di atas, yang

mana CO2 dan H2O bereaksi dengan bantuan cahaya matahari diubah oleh klorofil

menjadi oksigen dan energi.

Dari percobaan fotosindesis pada daun Hydrilla verticillata, pada grafik,

medium yang diletakkan di luar ruangan akan memiliki gelembung udara yang

lebih banyak dari medium yang diletakkan di bawah pohon, dan medium yang

diletakkan di bawah pohon memiliki gelembung udara yang lebih banyak dari

medium yang berada di dalam ruangan. Hal ini jelas diakibatkan dari intensitas

cahaya matahari yang ada pada tempat tersebut. Di luar ruangan intensitas cahaya

mataharinya akan lebih banyak daripada di dalam ruangan, sehingga proses

fotosintesis yang terjadi pada Hydrilla yang ada di luar lebih tinggi dibandingkan

yang di dalam. Selain itu juga daun pada Hydrilla verticillata juga sedikit,

sehingga gelembung yang dikeluarkan hanya sedikit dan sangat kecil.

Percobaan ini juga terdapat medium yang bercampur dengan NaHCO3.

Pada medium ini proses fotosintesis yang terjadi seharusnya akan semakin cepat,

karena senyawa NaHCO3 di dalam air akan terurai menjadi NaOH dan CO2. Salah

satu faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah jumlah CO2, penambahan

NaHCO3 akan berfungsi sebagai katalis, karena dengan adanya penguraian unsur

NaHCO3 menjadi NaOH dan CO2, maka konsentrasi CO2 dalam medium tersebut

Page 15: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

secara otomatis akan bertambah, dan laju proses fotosintesis juga akan semakin

cepat.

Percobaan kedua yaitu untuk mengetahui ada tidaknya kandungan amilum

dalam daun. Adanya amilum dalam suatu daun tanaman menunjukkan bahwa

tanaman tersebut melakukan fotosintesis. Percobaan ini menggunakan sampel

daun kertas (Bougenvil) dan daun kiara payung (Filisium sp.). Pertama-tama

kedua daun ditutup dengan aluminium foil selama 2x24 jam. Setelah dibuka

bagian yang tertutup oleh kertas aluminium foil dengan bagian yang tetap terbuka

terlihat batas, namun tetap berwarna hijau tua. Tujuan dari perlakuan ini adalah

untuk menghalangi sinar matahari masuk, sehingga menghalangi proses

fotosintesis pada bagian daun yang tertutup.

Setelah alumunium foil dibuka, daun kertas dan daun kiara payung diberi

perlakuan dengan merendam dalam air panas, alkohol panas, dan larutan JKJ.

Pertama, kedua daun direndam dalam air panas selama 5 menit. Setelah

perendaman daun menjadi layu. Air panas pada percobaan ini berfungsi untuk

melemahkan jaringan daun sehingga daun menjadi layu. Kemudian direndam

dalam alkohol panas selama 5 menit dan warna daun menjadi kekuningan. Fungsi

alkohol ini adalah untuk meluruhkan klorofil pada daun. Meluruhnya klorofil

akan mempermudah untuk mengamati ada tidaknya amilum pada daun.

Selanjutnya kedua daun direndam dalam larutan JKJ. Larutan JKJ berfungsi

sebagai indikator ada tidaknya amilum. Apabila terdapat amilum maka akan

memberikan warna biru kehitaman pada daun. Setelah direndam, terlihat bagian

yang tidak ditutup alumunium foil berwarna hitam menunjukkan bahwa pada

bagian daun tersebut terdapat amilum sebagai hasil fotosintesis. Sedangkan pada

bagian daun yang tertutup alumunium foil warnanya tidak menghitam. Hal ini

berarti tidak dihasilkan amilum pada bagian daun tersebut karena proses

fotosintesisnya terganggu akibat bagian daun tersebut tidak mendapat sinar

matahari.

Keadaan daun kertas dan daun kiara payung setelah diberi perlakuan seperti

di atas adalah daun menjadi layu karena jaringan daun telah melunak dan warna

daun menjadi kekuningan karena klorofilnya telah meluruh. Pada bagian yang

tidak ditutup dengan alumunium foil berwarna hitam sedangkan bagian yang

Page 16: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

ditutup tidak berwarna hitam. Warna hitam pada daun ini menunjukkan bahwa

pada bagian daun tersebut terjadi pembentukkan amilum

Perlakuan kedua adalah daun kertas dan daun kiara payung direndam dalam

alkohol dan larutan JKJ. Setelah perendaman dalam alkohol, terlihat warna hijau

daun sedikit berkurang. Hal ini terjadi karena alkohol meluruhkan klorofil daun.

Namun, klorofil tidak meluruh sempurna disebabkan jaringan daun dengan

perlakuan ini masih keras karena sebelumnya tidak direndam dengan air panas.

Kemudian perendaman JKJ menghasilkan bintik-bintik berwarna hitam pada daun

yang tidak ditutup alumunium foil. Bintik-bintik hitam disini menunjukkan dalam

proses fotosintesis dihasilkan amilum. Warna hitam pada perlakuan ini tidak

terlalu tampak dibandingkan dengan perlakuan pertama disebabkan klorofil pada

daun belum meluruh sempurna sehingga menyulitkan untuk mengamati amilum

yang terbentuk.

Keadaan daun kertas dan daun kiara payung yang diberi perlakuan kedua

cukup berbeda dengan dibandingkan dengan keadaan daun dengan perlakuan

pertama. Daun kertas dan daun kiara payung pada perlakuan ini tidak layu karena

jaringan daunnya masih keras dan warnanya masih hijau karena klorofil tidak

meluruh sempurna. Pada kedua daun ini juga terdapat warna hitam yang

menunjukkan pembentukkan amilum pada daun tetapi hanya berupa bercak

kehitaman. Klorofil yang belum meluruh sempurna menyebabkan bercak hitam

tidak terlalu tampak.

Pada percobaan ketiga mengenai respirasi digunakan kecambah kacang

hijau. Penggunaan kecambah kacang hijau ini didasarkan karena kecambah

kacang hijau masih aktif dalam pertumbuhan, sehingga intensitas respirasinya

walaupun belum besar tetapi dapat mewakili pengamatan kali ini. Selain itu

kecambah ukurannya kecil, sehingga sesuai dengan medium yang digunakan.

Percobaan ini menggunakan dua perlakuan berbeda yaitu dengan menggunakan

akuades dan dengan menggunakan larutan KOH.

Perlakuan pertama dengan menggunakan akuades. Kecambah dan akuades

dimasukkan dalam tabung respirometer, kemudian sumbatnya diolesi dengan

vaselin. Fungsi dari vaselin ini adalah untuk memisahkan udara di dalam tabung

respirometer dengan udara dari luar. Pada perlakuan ini didapat waktu yang

Page 17: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

diperlukan eosin untuk bergerak sama dengan nol karena permukaan air dalam

pipa tidak berubah. Sehingga volume gas yang dihasilkan dan laju respirasi juga

tidak ada. Hal ini terjadi karena faktor kecambah yang sudah tidak segar lagi dan

kerusakan pada alat.

Perlakuan kedua dengan menggunakan larutan KOH. Lamanya waktu yang

diperlukan eosin untuk bergerak adalah 15 menit. Volume gas yang digunakan

adalah 2,8x10-7 m3. Melalui perhitungan, volume gas dalam 1 jam adalah 11,2x10-

7 m3/jam. Laju respirasi 0,01 kg kecambah diperoleh sebesar 11,2x10-5 m3/jam kg.

Pada keadaan yang normal bila dibandingkan pada respirometer yang

menggunakan akuades dengan larutan KOH, respirometer yang menggunakan

KOH proses respirasinya lebih cepat. Hal ini lebih disebabkan karena larutan

KOH adalah basa yang dapat merangsang keluarnya CO2 sehingga KOH

merupakan zat yang dapat mempengaruhi terjadinya respirasi pada kecambah

sedangkan akuades tidak dapat bereaksi dengan O2 sehingga tidak berpengaruh

terhadap proses respirasi.

Page 18: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Melalui percobaan menggunakan Hydrilla

verticillata menunjukkan bahwa fotosintesis menghasilkan O2.

2. Proses fotosintesis sangat dipengaruhi oleh

intensitas cahaya matahari yang diserap oleh tumbuhan.

3. Secara teoritis, penambahan NaHCO3 bertujuan

untuk mempercepat terjadinya proses fotosintesis, karena NaHCO3 di air

akan terurai menjadi NaOH dan CO2.

4. Pada percobaan daun yang ditutupi dengan

aluminium foil, bagian daun yang tidak ditutupi dengan aluminium foil

berwarna lebih cerah yang membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan

amilum

5.2 Saran

Praktikan berharap agar disiplin dalam melakukan segala kegiatan

praktikum lebih ditingkatkan lagi baik itu untuk praktikan sendiri maupun asisten

pembimbing.

Page 19: Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

DAFTAR PUSTAKA

Champbell, James G. 1983. Micro Biology a Laboratory Manual. AddisonWesley. New York

Kimball, J.W. 1992. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Mader, S. 2001. Biologi sevent edition. New York. Mcgraw-HillCompanies

Salisbury, F.B & Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB. Bandung.

Slamet, 1997. Sains Biologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Syamsuri. 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Tjitrosoepomo. 1981. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.