laporan bio 1

27
HALAMAN PENGESAHAN Laporan lengkap BIOLOGI DASAR dengan judul praktikum “ Cara menggunakan mikroskop” disusun oleh Nama : Nasrawati Nim : 091304016 Kelas/ klp : A/V Jurusan : Kimia Telah dikoreksi dan dikoreksi oleh Asisten / koordinator Asisten maka dinyatakan dinyatakan diterima. Makassar,21Oktober 2009 Koordinator Asisten Asisten ( Wahyuniar Basir, S.Pd ) ( Nurul Magfirah, S.Pd )

Upload: nananasra

Post on 24-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporn biologi 1

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Bio 1

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap BIOLOGI DASAR dengan judul praktikum “ Cara

menggunakan mikroskop” disusun oleh

Nama : Nasrawati

Nim : 091304016

Kelas/ klp : A/V

Jurusan : Kimia

Telah dikoreksi dan dikoreksi oleh Asisten / koordinator Asisten maka

dinyatakan dinyatakan diterima.

Makassar,21Oktober 2009

Koordinator Asisten Asisten

( Wahyuniar Basir, S.Pd ) ( Nurul Magfirah, S.Pd )

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab

Rachmawati,S.Si.M.Si

(NIP. 132205575 )

Page 2: Laporan Bio 1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memahami peranan mikroskop merupakan hal yang sangat diperlukan dalam

mempelajari mikroorganisme. Mengingat mikroorganisme tersebut tidak dapat dilihat

secara kasat mata. Mikroskop bernilai hakiki sebagai alat pembesar suatu objek atau

sediaan. Dimana ukuran benda yang kecil dapat dilihat dengan mata manusia dengan

menggunakan mikroskop tersebut tentunya juga dengan perbesaran tertentu. Jika

jarak mata setengahnya maka ukuran benda yang tampak dua kalinya. Akan

tetapi,mata tidak dapat memusatkan pada benda-benda yang jaraknya kurang dari 25

cm. Sebab itu merupakan jarak yang paling maksimum untuk pembesaran efektif.

Supaya semua dapat terlihat, suatu benda harus berlawanan dengan mata pada sudut

1º atau lebih besar dari 25 cm. Hal ini sesuai untuk partikel dengan diameter kira-kira

0,1 mm.

Kebanyakan mikroorganisme seperti sel terlalu kecil untuk dilihat oleh kasat

mata manusia. Untuk dapat mencarinya dan juga untuk memperhatikan struktur dan

bentuknya maka penggunaan mikroskop sangat perlu fungsi pembesaran sistem lensa

alat untuk diletakkan antara benda dan mata, terutama untuk memperbesar sudut

nyata yang berlawanan dengan mata terhadap benda di dalam medan mikroskopis.

Selain dari pembesaran ini, ada dua faktor lain yang sangat penting ialah kontras dan

resolusi.

Untuk dapat menggunakan mikroskop ini secara maksimal, maka diperlukan

pengetahuan tentang penggunaan mikroskop yang benar sehingga diperoleh hasil

pengamatan yang tepat. Selain itu penggunaan mikroskop yang sesuai dengan

prosedur yang benar akan menjaga mikroskop dari kerusakan..Oleh karenanya, perlu

diadakan percobaan seperti ini.

Page 3: Laporan Bio 1

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa terampil

menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk sediaan sederhana.

C. Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum ini adalah mahasiswa terampil menggunakan mikroskop

biologi dengan cepat dan aman untuk sediaan sederhana.

Page 4: Laporan Bio 1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati

obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan

manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop

berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi

(mikroskop cahaya) dan mikrookop tiga dimensi ( mikroskop stereo ). Sedangkan

berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan

mikroskop elektron. (Anonim, 2009)

Mikroskop optik dapat dibedakan menjadi mikroskop biologi ( monokuler ) dan

mikroskop binokuler.

Menurut tim pengajar, 2009, mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan

benda tipis transparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau

lampu. Pada mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif

dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut :

a. Objektif 4x dan okuler 10x, pembesaran total 40x

b. Objektif 10x dan okuler 10x, pembesaran total 100x

c. Objektif 40x dan okuler 10x, pembesaran total 400x

d. Objektif 100x dan okuler 100x, pembesaran total 1000x

Kebanyakan obyek yang diamati dengan menggunakan mikroskop monokuler

harus memiliki ukuran yang kecil dan tipis, sehingga dapat ditembus cahaya.

Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan lebih besar dari wujud sebenarnya,

hal ini disebut perbesaran. ( Goldston,2004 ).

Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop

mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan

stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa

okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung

Page 5: Laporan Bio 1

tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal

(monokuler) atau ganda ( binokuler ). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat

dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. sistem lensa yang

ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa

mikroskop yang lain. (Anonim, 2009)

Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini

menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri

penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai

aperture (NA). Nilai aperture adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang

akan menentukan daya pisah spesimen. (Anonim,2009)

Lensa okuler merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas

tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar

bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk

berkisar antara 4-25 kali. (Anonim,2009)

Lensa kondensor berrfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada

obyek yang akan difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya

pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi

satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik.

(Anonim,2009)

Mikroskop binokuler atau stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda

yang tidak terlalu, transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun

dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah objektif dan dua buah

okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan kedua belah

mata. Kekuatan pembesaran lensanya tidak terlalu kuat, umumnya sebagai berikut :

Objektif 1x atau 2x dengan okuler 10x atau 15x. ( Tim Pengajar,2009 )

Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antonio Van Leuwenhoek yaitu

mikroskop denga lensa tunggal pada abad ke-17. Cara penggunaan mikroskop ini

adalah dengan meletakkan objek yang diperiksa pada ujung jarum dan di sisi lain

Page 6: Laporan Bio 1

lensa dibawa ke dekat mata kemudian menekan atau mengendorkan jarum di depan

lensa, sehingga diperoleh titik fokusnya.

Mikroskop merupakan alat optik untuk mengamati benda- benda yang sangat

kecil, misalnya rambut, bakteri, dan sel sel sehingga tampak jelas. Mikroskop

sederhana terdiri dari dua buah lensa positif ( cembung ). Lensa positif yang

berdekatan dengan mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi sebagai lup. Lensa

positif yang berdekatan denga benda disebut lensa objektif.

Berdasarkan sistem pencahayaannya, mikroskop dibagi menjadi dua yaitu

mikroskop optik dan mikroskop bukan optik. Mikroskop optik, yaitu mikroskop yang

proses perbesaran benda menggunakan cahaya biasa ( cahaya tampak ). Mikroskop

bukan optik, mikroskop yang memperbesar benda dengan bantuan radiasi panjang

gelombang sinar pendek. Mikroskop optik dapat dibedakan menjadi mikroskop

biologi atau monokuler dan mikroskop stereo atau binokuler. Mikroskop biologi

digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan.

Untuk menggunakan mikroskop maka diperlukan pengetahuan tentang

penggunaan mikroskop yang benar sehingga diperoleh hasil pengamatan yang tepat.

Page 7: Laporan Bio 1

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Hari / tanggal : Rabu, 21 Oktober 2009

Pukul : Pukul 15.00 s.d. 17.00 WITA

Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan

1. Alat :

a. Mikroskop Biologi

b. Kotak Peralatan berisi : 1. Kaca Benda

2. Kaca Penutup

c. Pisau silet baru

d. Kain Planel

e. Lap katun

2. Bahan :

1. Daun waru ( Hibischus tiliaceus )

2. Daun Labu ( Cucurbita muschata )

3. Daun Kembang Sepatu ( Hibischus rosa- sinensis )

4. Bawang merah ( Allium cepa )

C. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan Mikroskop

1.1. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat di hadapan.

1.2. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Jangan sekali-kali

menggosok lensa dengan kain.

1.3. Membuka kotak peralatan, mengeluarkan cawan petri yang berisi kaca

benda dan kaca penutup. Membersihkan kain benda dengan kain katun

atau kertas saring.

Page 8: Laporan Bio 1

1.4. Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya,

buku catatan, bahan-bahan untuk praktikum. Selainnya disingkirkan

pada tempat yang lain yang sudah disediakan.

2. Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam Tubus

2.1. Memperhatikan keadaan ruangan praktikum, darimana arah datangnya

cahaya yang lebih terang ( dari depan, kiri atau kanan ). Mengarahkan

cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Membuka diafragma atau

putar lempeng pada posisi lubang sedang. Mikroskop yang memiliki

kondensor diatur posisinya mendekati meja sediaan dan meenggunakan

cermin datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor menggunakan cermin

cekung.

2.2. Mengatur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek

menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.

2.3. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-

10 mm atau tubus turun maksimal.

2.4. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata

kanan ( perlu latihan ) akan tampak medan bundar putih ( medan padang

). Jika terangnya tidak merata, menggerakkan sedikit cermin sampai

terangnya rata. Kalau terlalu silau, persempit diafragma atau lubang

pada lempeng. Jika medan pandang masih kabur berarti kurang cahaya

yang masuk, membuka diafragma pasang lubang lebih besar pada

lempeng.

2.5. Mikroskop siap dipakai mengamati sediaan.

3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan

3.1. Dengan tangan memutar pengatur kasar atau makrometer ke arah

empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan mengecil,

melakukan sebaliknya. Apa yang terjadi?. Mikroskop model lain

yang tubusnya miring atau tidak bisa naik turun, maka meja sediaan

Page 9: Laporan Bio 1

yang bergerak naik turun apabila makrometer dan mikrometer

diputar.

3.2. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan

sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang

meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.

3.3. Memperhatikan jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10

mm. Jika jarak itu longgar, tangan memutar makrometer menurunkan

tubus sambil melihat dari samping ujung objektif mendekati kaca benda

sampai maksimum 5-10 mm.

3.4. Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer

menaikkan tubus perlahan-lahan. Amati medan pandang sampai muncul

bayangan. Kalau tubus telah diangkat, setengah putaran makrometer

belum juga muncul bayangan, berarti terlewatkan. Mengulangi kembali

mulai pada 3.3. kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur, maka

teropong terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai

bayangan jelas garis atau batasan – batasannya.

3.5. Memeriksa okuler ( pembesaran berapa? ) dan objektif ( pembesaran

berapa? ). Menghitung pembesaran bayangan yang anda lihat.

3.6. Setelah diamati, preparat dikeluarkan.

4. Membuat Preparat Sederhana

Mengamati irisan bawang merah ( allium cepa )

4.1. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan.

4.2. Meletakkan satu sayatan bawang merah di tengah-tengah.

4.3. Memegang kaca penutup dengan tangan yang sebelahnya antara empu

jari dengan telunjuk pada sisi atau pinggir yang berlawanan.

4.4. Menyentuhkan sisi kaca penutup pada kaca benda dengan kemiringan 45

derajat, kemudian melepaskannya.

4.5. Memasang preparat pada meja sediaan dan amati 3.2;3.3;3.4 dan 3.5.

Page 10: Laporan Bio 1

5. Mengganti Pembesaran

5.1. Memutar lensa objektif sampai lensa objektif yang lebih panjang ( kuat )

tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik ( periksa pembesaran ).

5.2. Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan

yang lebih besar. Mengamati bayangan yang ada.

5.3. Apabila akan mengamati bahan yang lain, maka menaikkan tubus.

Mengeluarkan preparat yang sudah diamati dan bersihkan kaca benda

dan kaca penutup.

5.5. Membuat sediaan baru sesuai langkah 4.1. sampai dengan 4.6.

5.6. Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, memperhatikan hal-

hal berikut :

a. Preparat tidak boleh tersimpan di atas meja sediaan, harus

dikeluarkan.

b. Preparat basah harus dibersihkan dengan lap katun ( kaca benda

+ kaca penutup ). Simpan dalam cawan petri dan masukkan ke

dalam kotak perlengkapan.

c. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Tubus

diturunkan serendah mungkin.

d. Simpan mikroskop dalam kotak mikroskop.

e. Semua peralatan yang telah dipakai dibersihkan dengan lap katun

dan disimpan dalam kotaknya.

f. Peralatan sendiri, disimpan sendiri untuk dipakai untuk kegiatan

berikutnya.

g. Sisa bahan yang tidak digunakan lagi dibuang ke tempat sampah

yang tersedia.

Page 11: Laporan Bio 1

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

1. Trikoma Bentuk Bintang pada Daun Waru ( Hibischus tiliaceus )

Pembesaran 5 x 15

Keterangan :

1. Trikoma Bentuk Bintang

2. Trikoma Bentuk Tanduk pada Daun Labu ( Cucurbita muschata )

Pembesaran 10 x 15

3. Sel Kubus pada Bawang Merah ( Allium cepa )

Pembesaran 10 x 15

Keterangan :

1. Trikoma Bentuk Tanduk

Page 12: Laporan Bio 1

Keterangan :

1. Dinding sel

2. Inti sel

3. Sitoplasma

4. Stomata pada Daun Kembang Sepatu ( Hibiscus rosa sinensis )

Pembesaran 10 x 15

Keterangan :

1.Stomata

Keterangan Gambar :

Page 13: Laporan Bio 1

1. Makrometer ( Pengattur Kasar ),sebagai alat penggerak tubus ke atas atau ke

bawah secara kasar.

2. Mikrometer ( Penagtur Halus ), sebagai alat penggerak tubus ke ata atau ke

bawah secara halus.

3. Lengan atau pemegang, bagian yang dipegang bilamana kita mengangkat

mikroskop.

4. Penggerak Mekanik, sebagai alat pengatur letak kaca benda pada meja..

5. Sumbu Inklinasi

6. Pengatur Kondensor, apabila diputar berfungsi untuk menaikkan atau

menurunkan kondensor.

7. Kaki, sebagai alas tempat tumpuan berdiri.

8. Cermin, sebagai alat penangkap dan pemantul cahaya.

9. Diafragma, sebagai alat pengatur banyaknya cahaya yang masuk ke

kondensor.

10. Kondensor, lensa yang menghimpun berkas cahaya dari cermin masuk ke

lubang meja sediaan.

11. Meja sediaan, sebagai tempat meletakkan kaca benda ( objek glass )

12. Sengkeling, sebagai penjepit atau pengatur letak sediaan ( objek glass )

13. Lensa Objektif, berfungsi menerima bayangan sediaan kemudian

membesarkannya.

14. Revolver, sebagai tempat melekatnya lensa objektif berbagai ukuran.

15. Tubus, pada ujung atasnya terdapat lensa okuler.

16. lensa Okuler, berfungsi menerima bayangan dari objektif dan

membesarkannya.

B. Pembahasan

Page 14: Laporan Bio 1

Sebelum menggunakan mikroskop, terlebih dahulu kita harus memperhatikan

keadaan ruangan, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang ( dari depan, kiri

atau kanan ). Lalu mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut.

Membuka diafragma atau putar lempeng pada posisi lubang sedang. Mikroskop yang

memiliki kondensor diatur posisinya mendekati meja sediaan dan gunakan cermin

datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor gunakan cermin cekung. Mengatur posisi

revolver sehingga lensa objektif yang paling pendek menghadap ke sediaan.

Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif atau tubus turun maksimum.

Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata kanan. Jika

medan pandang sudah nampak maka mikroskop siap dipakai untuk mengamati

preparat.

Setelah itu letakkan preparat di atas meja sediaan sedemikian rupa sehingga

bahan yang di amati berada di tengah lubang meja, jepit kaca benda dengan

sengkeling sehingga tidak goyang. Jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari

10 mm, jika longgar putar markometer menurunkan tubus sambil dilihat dari samping

ujung objektif mendekati kaca benda sampai maksimum 5 – 10 mm. Meneroponglah

lewat lensa okuler sambil tangan memutar makrometer menaikkan tubus perlahan-

lahan. Amati medan pandang sampai muncul bayangan. Dan apabila akan mengamati

bahan yang lain, maka naikkan tubus. Keluarkan preparat yang sudah diamati dan

bersihkan kaca benda dan kaca penutup. Lalu masukkan kembali preparat yang lain

yang akan diamati.

Setelah selesai melakukan pengamatan atau menggunakan mikroskop, maka

preparat harus dikeluarkan dan dibersihkan. Kemudian bersihkan badan mikroskop

dengan kain planel. Tubus diturunkan serendah mungkin. Semua peralatan yang telah

dipakai dibersihkan dengan lap katun dan disimpan dalam kotaknya.

Page 15: Laporan Bio 1

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Mikroskop merupakan alat optik untuk mengamati benda-benda yang sangat

kecil. Mikroskop pada dasarnya memiliki dua komponen utama yaitu komponen

optik dan komponen mekanik yang masing-masing memiliki fungsi masing-masing.

Dalam pengamatan sediaan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop

akan mengalami pembesaran yang bermacam-macam sehingga objek atau bayangan

yang dihasilkan dapat mencapai maksimum dan jelas.

B. Saran

1. Untuk Laboratorium : Kelengkapan bahan-bahan praktikum sebaiknya

diperhatikan agar tidak menjadi hambatan dalam

melakukan aktifitas praktikum.

2. Untuk Asisten : Sebaiknya asisten terus mendampingi dan mengawasi

praktikan, sehingga apabila praktikan melakukan hal

yang keliru atau bahkan berbahaya, semuanya dapat

segera diantisipasi.

3. Untuk Praktikan : Semua praktikan harus aktif dalam kegiatan

pengamatan.

Page 16: Laporan Bio 1

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Mikroskop. www.google.com. Diakses pada 24 Oktober 2009

Goldston,P. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 Edisi II. Jakarta: PT. Ikrar

Mandiri Abadi Jakarta

Nasir, Mochamad, Johanes Sogiyanto, Jesmandt Situmorang. 1993. Penuntun

Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Pengajar, Tim. 2009. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi

FMIPA UNM

Page 17: Laporan Bio 1

Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek

yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia

tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada

kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya)

dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber

cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

A. Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop

mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan

stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa

okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung

tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal

(monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat

dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung

mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa

yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan

lensa-lensa mikroskop yang lain.

Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang

dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah

kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada

mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya

matahari.

Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan

struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa

obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai apertura (NA).

Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan

daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan

sebagai dua benda yang terpisah.

Page 18: Laporan Bio 1

Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung,

berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan

yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar

antara 4 - 25 kali.

Lensa kondensor, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek

yang akan difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah

maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu.

Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik.

B. Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk

benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7

hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga

dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya.

Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan

mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih

tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk

tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek

yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa

obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali,

sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop

terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang

dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai

mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus.

Page 19: Laporan Bio 1

C. Mikroskop Elektron

Sebagai gambaran mengenai mikroskop elektron kita uraikan sedikit dalam buku ini.

Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan

sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop

elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan

untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek

diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur

detil internal sel.