laporan bio dwi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Panca indera manusia mempunyai daya kemampuan yang terbatas. Salah
satunya adalah indera penglihatan. Dimana indera penglihatan kita tidak bias
sampai melihat hal-hal yang tidak bias dilihat secara kasat mata. Oleh karena itu,
adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memanfaatkan untuk
mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk menemukan alat bantu untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu penemuan tersebut adalah mikroskop
(Campbell, 2000).
Mikroskop adalah alat optik untuk mengamati benda-benda yang sangat
kecil, misalnya rambut, bakteri, dan sel sehingga tampak jelas. Mikroskop
sederhana terdiri dari dua lensa positif (cembung). Lensa positif yang berdekatan
dengan mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi sebagai lup. Lensa positif
yang berdekatan dengan benda disebut lensa objektif. Jarak titik api lensa objektif
lebih kecil dari pada jarak titik api lensa okuler (Syamsuri, 2001).
Mikroskop masa kini yang banyak digunakan dilaboratorium merupakan
mikroskop yang mempergunakan lensa gabungan (lensa okuler dan lensa objektif)
secara terpisah. Sistem ini dipergunakan oleh Hans dan Zacaharies Jansen pada
tahun 1600. Pada mikroskop ini digunakan cahaya sebagai pemantul objek
bayangan. Sedangkan mikroskop elektron ini menggunakan elektron sebagai
pemantul bayangan objek. Sejak itulah banya ahli yang menemukan berbagai teori
tentang sel, dimana objek yang memerlukan terkadang sangat kecil dan tidak
memuaskan bila pengamatannya hanya menggunakan mikroskop biasa selain itu
banyak bagian-bagian kecil yang lainnya yang tidak terdeteksi, oleh karena itu
dibuatlah berbagai macam bentuk mikroskop. Untuk itulah mikroskop
mempunyai arti yang sangat penting dalam ilmu pengetahuan (Campbell, 2010).
1.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenali bagian-bagian mikroskop,
memahami fungsi dan terampil menggunakannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap
mikrobiologi. Yang memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati jasad
renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari
moulds, tetapi orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang
pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van
Leeuwenhoek (1632-1723), menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang
sederhana. Dengan mikroskop tersebut dia dapat melihat organisme sekecil
mikroorganisme (Wahyu, 2012).
Kata mikroskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya
kecil dan scropos yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa
mikroskop adalah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mata telanjang. Alat utama dalam mikroskop yang digunakan untuk mengamati
adalah lensa objektif dan lensa okuler. Dalam mikroskop baik lensa objektif
maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Lensa obyektif
biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar. Setiap lensa
obyektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan.
Sistem lensa obyektif dapat memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan
bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan
nyata tadi diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan bayangan nyata yang kita
lihat (Kusnada, 2003).
Dua nilai penting sebuah mikroskop adalah daya pembesaran dan
penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar
objeknya terlihat dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan
ukuran kejelasan citra, yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan
masih dapat dibedakan sebagai dua titik berbeda dan terpisah (Wahyu, 2012).
Bila kita ingin perbesaran sudut yang lebih besar daripada pembesaran
kaca pembesar, oleh karena itu keberadaan mikroskop sangat diperlukan. Benda O
yang akan diteliti diletakkan pada titik focus pertamas F dari lensa obyektif, yang
membentuk bayangan nyata dan diperbesar yaitu I. Bayangan ini terletak tepat
pada titik fokus pertama F1 dari okuler yang membentuk bayangan semu dari I
pada I.
Macam-macam mikroskop, yaitu:
a. Mikroskop Cahaya
Merupakan mikroskop yang mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari alat-alat
yang bersifat optik, berguna untuk mengamati benda-benda atau preparat yang
transparan. Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa ialah mikroskop ultraviolet,
karena cahaya ultraviolet tak dapat dilihat oleh mata manusia maka bayangan
benda harus direkam pada piringan peka cahaya. Mikroskop ini menggunakan
lensa kurva.
b. Mikroskop Pendar
Mikroskop ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau antigen dalam
jaringan.
c. Mikroskop Medan Gelap
Mikroskop ini digunakan untuk mengamati bakteri hidup, khususnya bakteri yang
begitu tipis yang hampir mendekati daya pisah mikroskop majemuk.
d. Mikroskop Fasekontras
Mikroskop ini digunakan untuk mengamati benda hidup dalam keadaan alaminya,
tanpa menggunakan bahan pewarna. Pada bawah meja obyeknya dan pada lensa
obyektifnya terpasang perlengkapan fase kontras.
e. Mikroskop Elektron
Banyak komponen sel seperti mitokondria, ribosom dan retikulum endoplasma
yang begitu kecil tidak bisa dilihat secara detail dengan mikroskop biasa. Mereka
hanya bisa melihat dengan mikroskop electron.
f. Mikroskop Elektron Pemayaran
Mikroskop ini menggunakan berkas elektron, tetapi yang seharusnya
ditransmisikan secara serempak ke seluruh medan elektron difokuskan sebagai
titik yang sangat kecil dan dapat digerakkan maju mundur pada specimen (Lata,
2012).
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama "Compound light
microscope" adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu
sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada
mikroskop konvensional. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih
berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar
ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan
mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor.
Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa obyektif,
lensa okuler, dan kondensor.Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada
kedua ujung tabung mikroskop sedangkan penggunaan lensa okuler terletak
pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda
(binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa
obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop
terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat.Sistem lensa yang
ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan
lensa-lensa mikroskop yang lain.
2. Mikroskop elektron.
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk
melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro
statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan
gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh
lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan
jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek
dibandingkan mikroskop cahaya.
Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu :
1. Berdasarkan kegiatan pengamatan
Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan
menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan
mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel.
Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa
okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler.
2. Kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan.
Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan,
mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang
umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field,
fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal).
Berdasarkan sistem pencahayaan mikroskop dibagi menjadi 2 yaitu
mikroskop optik dan mikroskop bukan optik :
a. Mikroskop optik yaitu mikroskop yang proses pembesar benda menggunakan
cahaya benda (cahaya tampak). Contohnya : mikroskop majemuk, mikroskop
binokuler.
b. Mikroskop bukan optik yaitu mikroskop yang memperbesar benda dengan
bantuan radiasi panjang gelombang sinar pendak. Contoh : mikroskop sinar X,
mikroskop Ion, dan mikroskop elektron.
(Syamsuri, 2001).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 16 Oktober 2012 pukul 14.00-
16.00 WITA bertempat di Laboratorium Biologi Umum Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop
cahaya monokuler dan binokuler, kaca benda, kaca penutu, pinset, pipet tetes,
kuas, air, preparat, dan lain-lain.
3.3 Prosedur Kerja
1. Mencari Bidang Penglihatan
a. Tabung dinaikkan menggunakan makrometer (pemutar kasar), sehingga
lensa obyektif tidak membentur meja/panggung bila revolver diputar-
putar.
b. Lensa obyektif ditempatkan pembesaran lemah (4X atau 10X) dengan
memutar revolver sampai berbunyi “klik” (posisinya satu poros dengan
lensa okuler).
c. Diafragma dibuka sebesar-besarnya dengan menarik tangkainya ke
belakang.
d. Letak cermin diatur sedemikian rupa kearah cahaya, hingga terlihat
lingkaran (lapngan pandang) yang sangat terang di dalam lensa okuler.
Mikroskop siap digunakan.
2. Mencari Bayangan Sediaan
a. Tabung mikroskop dinakkan menggunakan makrometer, hingga jarak
antar lensa obyektif dengan permukaan meja ±3cm.
b. Sediaan yang akan diamati diletakkan di tengah-tengah lubang meja
benda, digunakan penjepit sediaan agar tidak bergeser.
c. Makrometer diputar ke belakang sampai penuh (hati-hati), sambil
menempatkan noda sediaan tepat di bawah lensa obyektif dengan
permukaan atas kaca penutup hanya ±1 mm
d. Mata dibidikkan ke lensa okuler sambil memutar makrometer ke depan
searah jarum jam secara hati-hati sampai tampak bayangan yang jelas.
e. Untuk mendapatkan pembesaran yang kuat, revolver diputar dan lensa
obyektif yang sesuai. Kemudian fungsi micrometer dimainkan secara
perlahan dan hati-hati. ( Ingat bila menggunakan lensa obyektif 100X,
maka di atas sediaan perlu ditetesi minyak imersi terlebih dahulu).
3. Memelihara Mikroskop
a. Mikroskop harus selalu diangkat dan dibawa dalam posisi tegak, dengan
satu tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan yang lain
menyangga pada dasar atau kakinya.
b. Apabila tabung perlu dicondongkan posisinya, maka cukup memutar
engsel penggerak sebagai titik putar. Setelah selesai harus ditegakkan
kembali.
c. Diusahakan agar lensa obyektif lemah (4X atau 10X) berada satu poros
di bawah lensa okuler. Kedudukan tabung diatur sedemikian rupa
sehingga ujung lensa obyektif lemah berjarak ± 1cm dari atas meja
benda.
d. Kedudukan penjepit sediaan diatur dengan rapi dan cermin pada posisi
tegak agar debu tidak banyak menempel.
e. Apabila pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah berakhir,
bersihkan sisa minyak dengan menggunakan cairan Xilol sesegera
mungkin, dan keringkan denggan kain lap yang bersih.
f. Selanjutnya setiap akan menggunakan mikroskop, bersihkan lensa atau
bagian lainnya dengan kain lap bersih dari bahan yang halus (flanel).
4. Pengukuran Mikroskopis atau Mikrometri
Untuk mengetahui ukuran obyek yang diamati dengan mikroskop dapat
dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut Mikrometer Obyektif
dan Mikrometer Okuler.
5. Menggambar Hasil
Hasil pengamatan dengan mikroskop dapat dituangkan dalam bentuk
gambar, yang dilakukan dengan alat fotografi atau dengan tangan (manual).
Gambar yang baik harus dapat menyampaikan ide yang jelas dari suatu struktur
yang nyata sebagaimana tampak hubungan antara bagian-bagian yang diamati.
Adapun ciri-ciri gambar yang baik adalah jelas, mempunyai keterangan yang
lengkap, rapi, dan cermat. Gambar diatur sedemikian rupa, dibagian tengah
halaman buku, disertai judul, keterangan pembesaran, biasanya satu halaman
hanya untuk 1-2 gambar saja, letak keterangan gambar pada sisi yang sama
dengan jarak garis penunjuk diusahakan sama dan tidak saling berpotongan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
NO GAMBAR KETERANGAN
1. Mikroskop Cahaya Monokuler
Gambar 1
Gambar 2
1. Lensa Okuler
2. Tabung
3. Lensa Objektif
4. Penjepit
5. Kondensor
6. Cermin
7. Makrometer
8. Mikrometer
2. Mikroskop Cahaya Binokuler
Gambar 1
1.Lensa Okuler
2.Lensa Objektif
3.Diagfragma
4.Reflektor
5.Tabung
6.Makrometer
7.Mikrometer
8.Revolver
9.Penjepit
10.Meja objektif
11.Pengatur
Kondensor
12.Kondensor
13.Tangkai
Mikroskop
14.Sekrup Ensel
15.Alas kaki
4.2. Pembahasan
Dari hasil percobaan dari praktikum biologi tentang mikroskop diperoleh
hasil yaitu, mikroskop adalah alat untuk mengamati objek yang sangat halus. Dan
mikroskop yang sering digunakan dalam Biologi adalah mikroskop cahaya,
menurut lensa okulernya dibedakan menjadi dua macam: mikroskop cahaya
monokuler (berlensa okuler tunggal) dan mikroskop cahaya binokuler (berlensa
okuler ganda). Disebut monokuler karena lensa okuler yang tersedia di ujung
tabung hanya ada 1 buah dan hanya memungkinkan untuk dilihat dengan satu
mata saja. Dan dalam penggunaannya pun cahaya yang digunakan dalam hal ini
untuk mengamati preparat merupakan cahaya alami yang dipantulkan oleh cermin
yang berada di bawah panggung atau meja benda. Sedangkan mikroskop listrik
binokuler ini sudah termasuk modern karena menggunakan cahaya buatan dalam
pengamatan preparatnya, yaitu lampu yang terdapat di bawah lensa kondensor
sehingga tidak akan menghambat kondisi pengamatan apabila tidak ada sinar
alami atau sinar matahari.
Perbedaan antara mikroskop monokuler dan binokuler adalah pada
mikroskop monokuler hanya memiliki satu lensa okuler sedangkan mikroskop
binokuler memiliki 2 buah (sepasang) lensa okuler serta pada sumber cahaya
mikroskop monokuler bersumber dari cahaya matahaari sedangkan binokuler
bersumber pada cahaya lampu.
Adapun bagian-bagian dari mikroskopterdiri dari bagian mekanik dan
bagian optic meliputi :
1. Bagian Mekanis
Bagian ini bersifat sekunder namun sangat penting agar mikroskop dapat
digunakan dengan baik. Bagian mekanis terdiri atas:
a. Kaki dasar atau basis
Berfungsi sebagai penyangga supaya mikroskop dapat berdiri dengan kokoh
b. Pilar, lengan , dan engsel penggerak
Berfungsi untuk mengatuf kedudukarki mikroskop sesuai yang kita
kehendaki.
c. Meja Benda
Merupakan tempat untuk meletakkan benda/obyek yang akan diamati. Pada
bagian tengah meja terdapat lubang yang berfungsi untuk meloloskan cahaya
yang berasal dari cermin pemantul. Di bawah meja atau panggung terdapat
sub panggung yang padanya melekat kondensor yang berfungsi untuk
memfokuskan cahaya ke obyek yang akan diamati. Di bawah kondensor
terdapat diafragma untuk mengatur sedikitnya cahaya yang diperlukan.
d. Sekrup penggerak sediaan/obyek
Jumlahnya dua 2 tersusun pada satu sumbu yang berfungsi untuk
menggerakkan sediaan keatas dan kebawah (sekrup_atas) menggerakkan
sediaan kekiri dan ke sebelah kanan (sekrup bawah).
e. Sekrup pengatur jarak antara teropong dengan sediaan
Jumlahnnya 2 buah atau menjadi satu, yang mempunyai dua fungsi, yaitu
sebagai pengatur atau penggerak kasar (makrometer) dan sebagai penggerak
halus (mikrometer).
2. Bagian optik
Bagian ini terdiri dari cermin, lensa kondensor, diafragma, lensa obyektif,
lensa okuler. Alat- alat tersehut merupakan bagian yang utama atau primer dari
sebuali mikroskop.
a. Cermin
Berfungsi untuk memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke obyek yang kita
akan amati. Pada setiap mikroskop selalu dilengkapi cermin dengan permukaan
ganda, yaitu permukaan datar dan permukaan cekung. Permukaan datar
digunakan apabila sumber cahaya cukup terang, sedangkan permukaan cekung
digunakan apabila intensitas cahaya kurang atau tidak terang.
b. Lensa kondensor
Mikroskop yang baik biasanya dilengkapi dengan lensa kondensor yang
merupakan kombinasi dari dua lensa yang berfungsi untuk memfokuskan
cahaya ke obyek yang sedang diamati. Apabila kondisi ruangan kekurangan
cahaya maka dengan .menggunakan cermin cekung dan mengatur kondensor
akan diperoleh pencahayaan yang lebih baik.
c. Diafragma
Merupakan bagian yang dapat diputar atau digeser tangkainya ke salah saty
arah yang kita suka. Diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya
yang diperlukan saat sedang mengamati obyek yang akan diamati.
d. Lensa objektif
Berfungsi untuk memperbesar obyek yang diamati secara langsung, biasanya
letaknya dekat dengan sediaan dan terdap 2, 3 atau lebih lensa di pasang
sekaligus pada revolver yang dapat diputar. Pada umumnya dijumpai
mikroskop dengan tiga lensa obyektif yaitu 4x, 10x, dan 40x atau 45x. Lensa
obyektif memiliki beberapa tipe yang bisa digunakan pada berbagai mikroskop
antara lain: akromat, semi apokromat (flourit), apokromat, plan akromat (plan)
dan plan apokromat (plan apo).
e. Lensa okuler
Lensa ini terletak di atas tabung mikroskop yang dipakai pengamat untuk
melihat bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif. Lensa okuler mempunyai
perbesaran 5x, 10x, 12,5x, dan 15x.
Adapun cara menggunakan mikroskop dengan baik dan benar diantaranya.
1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan
mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di
hadapan pemakai.
2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah
berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai klik
pada revolver.
3. Bukalah difragma sebesar-besarnya dengan menarik tangkainya ke
belakang.
4. Aturlah letak cermin sedemikian rupa kearah cahaya, hingga terlihat
lingkaran yang sangat terang di dalam lensa okuler.
5. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan
jepit dengan penjepit objek/benda.
6. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar objek dengan cara
memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk
mempertajam putarlah pemutar halus.
7. Apabila bayangan objek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar
gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10x, 40x atau 100x,
dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik.
8. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan
simpan pada tempat yang tidak lembap.
Adapun cara memelihara mikroskop diantaranya, yaitu:
1. Mikroskop diangkat dan dibawa dalam posisi tegak, dengan satu
tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan lainnya
menyangga pada dasarnya.
2. Apabila tabung perlu dicondongkan posisinya, maka cukup
dilakukan dengan memutar engsel penggerak sebagai titik putar.
Setelah selesai harus ditegakkan kembali.
3. Usahakan agar lensa obyektif (4x atau 10x) berada satu poros di
bawah lensa okuler. Aturlah kedudukan tabung sedemikian rupa
sehingga ujung lensa obyektif lemah berjarak ± 1 cm dari atas meja
benda.
4. Aturlah kedudukan penjepit sediaan dengan rapid an cermin pada
posisi tegak agar debu tidak banyak menempel.
5. Apabila pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah
berakhir, bersihkan sisa minyak dengan menggunakan cairan Xilol
sesegera mungkin, dan keringkan dengan kain lap yang bersih.
6. Selanjutnya setiap akan menggunakan mikroskop, bersihkan lensa
atau bagian lainnya dengan kain lap bersih dari bahan yang halus
(flannel).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk meningkatkan
kemampuan daya pisah seseorang sehingga memungkinkan dapat
mengamati obyek yang sangat halus sekalipun.
2. Sebuah mikroskop terdiri dari dua bagian komponen mekanik dan
optis. Bagian mekanik terdiri dari kaki, pilar/lengan/engsel
penggerak, meja benda, sekrup penggerak sediaan, dan sekrup
pengatur jarak antara teropong dengan sediaan. Bagian optik terdiri
dari cermin, lensa kondensor, diafragma, lensa obyektif dan lensa
okuler.
3. Mikroskop cahaya dibedakan menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya
monokuler (berlensa okuler tunggal) dan mikroskop cahaya
binokuler (berlensa okuler ganda)
5.2. Saran
Praktikum yang akan akan datang saya harapkan agar asisten lebih
memberikan bimbingan dan arahan kepada para praktikan sehingga praktikum
dapat berjalan lancar. Selain itu, kerjasama antara asisten dengan praktikan harus
ditingkatkan, terutama dalam membimbing praktikan agar praktikan dapat bekerja
dengan benar dan bersungguh-sungguh dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Kusnada. Dkk. 2003. Mikrobiologi. Bandung: Jica.
Syamsuri, Istamar. 2001. Biologi Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Lata, 2012. Alat Optik Mikroskop
http://airm59.blogspot.com/2012/05/makalah-lata-optik- mikroskop.html?m=1 Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012
Wahyu, 2012. Makalah Tentang Mikroskop
http://wahyufkip.wordpress.com/2012/04/22/makalah-tentang-mikroskop- 2/ Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012