laporan fotosintesis
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
PERCOBAAN II
FOTOSINTESIS
NAMA :JIHADULHAQ BIN MARRA
NIM : I 111 12 046
KELOMPOK : 1
ASISTEN : ST. RAHBIAH
LABORATORIUM BIOLOGI DASAR
UNIT PELAKSANA TEKNIS – MATA KULIAH DASAR
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah
kemampuannya untuk menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi
bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya
berlangsung cukup cahaya, dan oleh karena itu maka asimilasi zat-karbon disebut
juga fotosintesis. Lengkapnya adalah bahwa fotosintesis atau asimilasi zat-karbon
itu suatu proses di mana zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah
menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan cahaya matahari.
Pengubahan energi sinar menjadi energy kimia (karbohidrat) dan kemudian
pengubahan energi kimia menjadi energi kerja pada peristiwa pernefasan dalam
tubuh tumbuhan merupakan rangkaian proses kehidupan di dunia ini
(Dwidjoseputro,1994)
Fotosintesis mempunyai arti penting khusus yang lain, terlepas dari
produksi makanan bagi kita dan para binatang. Arti yang sangat penting tersebut
adalah mengubah pancaran energi menjadi energi kimia. Matahari adalah sumber
dari semua energi dan tumbuhan hijau merupakan pabrik yang mampu mengikat
energi ini dalam molekul senyawa organik. Energi mekanik dari makanan, yang
menunjukkan perubahan energi oleh matahari yang ditangkap tumbuhan hijau
melalui fotosintesis, dilepaskan dan membuatnya tersedia ketika benda-benda
tersebut dioksidasi (Pradhan, 2001).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic
H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan
cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil,
yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball,
2002).
Fotosintesis dilakukan baik oleh sel eukariotik, yaitu semua tumbuhan dan
ganggang, maupun oleh sel prokariotik, yaitu bakteri hijau dan bakteri merah.
Dalam organisme sederhana ini proses penangkapan energi matahari dilakukan
oleh organel yang disebut kromatofor, sedang dalam jasad eukariotik, organel
yang melakukan penangkapan energi matahari itu adalah kloroplast. Organel ini
mengandung pigmen-pigmen fotosintesis, yaitu klorofil-a dan klorofil-b, sedang
pada tumbuhan hijau juga terdapat pigmen lain dari golongan karotenoid,
misalnya β-karoten (Sulaiman, 1995).
Untuk terjadinya fotosintesis, energi dalam bentuk elektron yang tereksitasi
pada berbagai pigmen harus disalurkan ke pigmen pengumpul energi yang disebut
pusat reaksi. Daun dari kebanyakan spesies menyerap lebih dari 90% cahaya ungu
dan biru, demikian pula cahaya jingga dan merah. Hampir seluruh penyerapan ini
dilakukan oleh pigmen pada kloroplast. Pada membran tilakoid, setiap foton dapat
mengeksitasi suatu elektron dari pigmen karotenoid dan klorofil. Klorofil
berwarna hijau, untuk menyerap cahaya (Lakitan, 1993).
I.2 Tujuan percobaan
Tujuan dalam percobaan kali ini adalah :
Membuktikan bahwa proses fotosintesis akan menghasilkan glukosa
Membuktikan bahwa proses fotosintesis melepaskan O2 atau oksigen
I.3 Waktu dan tempat
Percobaan ini dilakukan pada hari selasa, 02 oktober 2012 pada pukul
11.00-14.00 WITA. di Laboratorium Biologi Dasar Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic
H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan
cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil,
yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball,
2002).
Energi foton yang digunakan untuk menggerakkan elektron melawanan
gradient panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen dengan tenaga reduksi kuat,
yang secara termodinamis mampu mereduksi CO2 di dalam fotosistem II dari air
dengan pelepasan O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap sebuah foton masuk
ke dalam sebuah keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada keadaan dasar
pindah ke orbit (Anwar, 1984).
Untuk kebanyakan tanaman, fotosintesis menjadi jenuh cahaya pada
kerapatan pegaliran yang jauh di bawah maksimum yang biasa dialaminya,
sebagian besar karena masalah penyediaan CO2, tetapi di daerah beriklim sedang
(temperate) dan daerah kutub, kebalikannya sering terjadi, dimana fotosintesis
dibatasi oleh intensitas cahaya yang rendah (Fitter dan Hay, 1991).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat
anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini
energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang
selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan
reaksinya dapat dituliskan :
6H2O + 6CO2 + Cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan
jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi
merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai
molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya
seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah
karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-
sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan
antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball,
2002).
Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem
I tersusun oleh klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi
secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 700 nm. Pada fotosistem
II perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan tereksitasi secara
maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 680 nm (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis merupakan penyedia makanan bagi hampir seluruh kehidupan
di dunia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Organisme memperoleh
senyawa organik yang digunakan untuk energi dan rangka karbon dengan cara
autotrofik atau heterotrofik. Organisme autotrof menyediakan makanan bagi
dirinya secara total tanpa memakan atau menguraikan organisme lain. Sedangkan
organisme hetereotrof memenuhi kebutuhan materi organik dari organisme lain
dengan cara memakan organisme lain, menguraikan sisa tubuh organisme yang
telah mati (Campbell, 2002).
Fotosintesis dapat dilakukan oleh organisme yang memiliki pigmen klorofil
pada sel tubuhnya. Ada empat kelompok organisme yang memiliki klorofil yaitu
tumbuhan, ganggang, protista uniseluler dan prokariota fotosintetik. Klorofil pada
tumbuhan terdapat di dalam kloroplas sedangkan pada organisme uniseluler
subtansi klorofil terdapat di dalam sitoplasma. Dengan klorofil Organisme
tersebut mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul
organik kaya energi dari prekursor anorganik yaitu air (H2O) dan karbondioksida
(CO2).Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas oleh karena klorofil terdapat dalam
kloroplas. Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan
yang berwarna hijau pada tumbuhan, termasuk batang hijau dan buah yangbelum
matang. Akan tetapi daun merupakan tempat paling utama berlangsungnya
fotosintesis pada sebagian besar tumbuhan. Terdapat kira-kira setengah juta
kloroplas tiap miliminter persegi permukaan daun (Campbell, 2002).
Tanaman berhijau daun menangkap energi matahari dan mengubahnya
menjadi energi kimia melalui proses yang dikenal sebagai fotosintesis.
Fotosintesis tergantung pada:
Faktor luar : hara, mineral, air, CO2, suhu dan energy
Faktor dalam : pigmen, enzim, tingkat organisasi (Dartius, 1991).
Fotosintesis adalah jalan kecil metabolism dimana NADPH dan ATP
diproduksi oleh reaksi terang dan dipakai untuk merombak anorganik CO2
menjadi organic karbon. Reaksi ini menunjukkan “reaksi gelap” fotosintesis,
tetapi penunjukan iini sangat menyesatka, sejak implikasi ini bisa mereka proses
tanda adanya cahaya. Bagaimanapun, beberapa enzim kritis dalam penurunan
karbon mengaktifkan cahaya; dalam kamar gelap mereka tidak aktif atau
menunjukkan aktivitas yang melemah (Hopkins, 1995).
Di antara faKtor-faktor pembatas fotosintesis, agaknya intensitas cahaya
mendapat perhatian yang paling besar. Cahaya matahari penuh pada hari cerah
pada musim kemarau mempunyai intensitas sekitar 10000 “foot candle”. Pada
daun tumbuhan yang habitat normalnya cahaya terang, laju fotosintesisnya
cenderung sebanding dengan intensitas cahaya yang diterima oleh daun, sampai
maksimum seperlima atau sepertiga cahaya matahari penuh. Titik yang padanya
terdapat peningkatan intensitas lebih lanjut namun tidak meningkatkan laju
fotosintesis dinamakan titik jenuh cahaya (Tjitrosomo, 1990).
Secara alami, siklus gelap-terang berlangsung selama 24 jam, berarti lama
periode terang 14 jam, maka lama periode gelap otomatis adalah 10 jam, dan
sebaliknya. Lama periode gelap kritis (critical night) bersifat konstan, tetapi lama
periode terang kritis (critical day) tidak konstan. Cahaya dengan intensitas yang
rendah (3 sampai 10 kali intensitas cahaya bulan purnama) yang diberikan selama
periode gelap sudah cukup efektif untuk menghambat pembungaan tanaman hari
pendek; sebaliknya interupsi malam akan merangsang pertumbuhan pembungaan
tanaman hari panjang. Dalam fenomena interupsi malam, yang lebih menentukan
adalah total energi cahaya yang diterima, bukan intensitas cahaya yang diberikan
(Lakitan, 1996)
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan
sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan
cahaya matahari. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu
melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam
daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986)
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz.
Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi,
dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara
langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan
memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air.
Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi
yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak
lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan
adanya oksigen (Kimball, 1993).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan
amilum. Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang
sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus,
dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa
warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan
adanya amilum (Malcome, 1990).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah penjepit, gelas piala,
tabung reaksi, corong, korekapidan kaki tiga.
III.2 Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah daun mangga
(Mangifera indica), Tanaman Hydrilla verticillata hoele, kertas timah
(alumunium foil), alcohol, JKJ (yodium, klaium, iodide) dan air panas.
III.3 Cara kerja
A. Percobaan sachs
1) Menutup permukaan daun mangga dibagian tengahnya dengan kertas timah
dan jepit rapat dengan menggunakan penjepit kertas.
2) Membiarkan daun sperti keadaan itu selama seminggu (lebih lama lebih
baik). Setelah itu, daun dipetik dan merebusnya pada air mendidih. Hal ini
dilakukan dengan tujuan mematikan sel sel daun dan untuk melayukan daun
agar nantinya klorofil mudah larut.
3) Kemudian mencelup daun percobaan kedalam alkohol mendidih beberapa
saat, hal ini dilakukan agar klorofil pada daun larut dengan sempurna
4) Setelah itu, mencelupkannya lagi kedalam larutan JKJ selama beberapa saat,
lalu membilasnya dengan air mengalir agar sisa larutan JKJ hilang
5) Mengamati daun percobaan dengan seksama. warna hitam atau biru tua pada
daun menunjukkan adanya amilum sebagai haasil proses fotosintesis.
B. Percobaan ingenhouz
1) Mengisi gelas piala dengan air kemudian Hydrilla verticillata dimasukkan ke
dalamnya
2) Membalik corong dan memasukkannya ke dalam gelas piala sedemikian rupa
sehingga Hydrilla verticillata semuanya berada di bawah corong
3) Menutup pangkal corong dengan tabung reaksi terbalik yang berisi sejumlah
air
4) Menempatkan percobaan dibawah matahari atau cahaya lampu yang
mempunyai intensitas tinggi
5) Setelah itu, kami mengamati apakah terjadi gelembung gelembung udara
yang terkumpul di dasar tabung reaksi. Jika ada berarti terbentuk oksigen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil
A. Percobaan Sachs
a. Gambar awal daun mangga yang kertas aluminium foilnya telah dilepaskan
b. gambar proses pencelupan daun mangga kedalam air mendidih
c. gambar daun mangga yang telah di celupkan kedalam air mendidih/air panas
mengalami perubahan warna pada daun yaitu coklat kekuning-kuningan.
1
2
3
4
5
6
d. gambar proses pencelupan daun ke dalam alkohol
e. gambar daun mangga yang telah dicelupkan kedalam alkohol yang
mengalami perubahan warna
f. Proses pencelupan daun mangga kedalam larutan JKJ
7
8
910
11
g. Gambar daun mangga yang telah dicelupkan kedalam larutan JKJ.
Keterangan Gambar :
1. Bagian daun mangga yang tidak tertutup kertas aluminium foil.
2. Bagian daun mangga yang tertutup kertas aluminium foil.
3. Gelas piala
4. Air mendidih/air panas
5. Kawat kasa
12
13
6. Kaki tiga
7. Daun mangga yang telah dicelupkan kedalam air panas
8. Gegep
9. Alkohol
10. Pemanas spritus/bunsen
11. Daun mangga yang telah dicelupkan kedalam alkohol.
12. Larutan JKJ
13. Butiran amilum.
B. Percobaan Ingenhouz
Keterangan:
1. Tabung reaksi
2. Gelas Piala
3. Air
1
2
3
4
5
4. Corong terbalik
5. Tanaman hydrilla verticillata Hoele.
Tabel Pengamatan
No Waktu (menit) Jumlah Gelembung Udara
1. 0-5 25
2. 5-10 31
3. 10-15 38
4. 15-20 47
Total 141
IV.2 Pambahasan
a. Percobaan sachs
Pada perlakuan pertama, daun ditutup dengan alumunium foil dibagian
tengahnya. Warna daun pada bagian yang ditutup menjadi berwarna hijau
keputihan. Hal ini disebabkan karena pada bagian daun tersebut tidak terjadi
proses fotosintesis. Amilum yang terbentuk sebelum daun ditutupi lama kelamaan
akan habis digunakan, sehingga tidak lagi terdpat amilum pada bagian daun
tersebut. Akibatnya, bagian daun yang ditutupi dengan kertas timah tidak sesegar
daun yang tidak ditutupi dan melakukan fotosintesis.
Pada perlakuan kedua, daun direbus pada air mendidih. Keadaan daun
setelah diperlakukan seperti ini adalah daun terluhat layu. Hal ini disebabkan oleh
matinya sel sel daun karena suhu yang sangat panas. Warna daun saat itu adalah
hijau kekuningan. Perubahan warna ini juga disebabkan karena matinya sel sel
pada daun.
Pada perlakuan ketiga, daun dicelup pada alkohol mendidih selama
beberapa saat. Setelah dicelup daun terlihat kaku. Warna daun saat itu adalah
putih pucat. Perubahan ini terjadi karena klorofil yang terkandung pada daun telah
terlarut dengan sempurna selama proses pencelupan.
Pada perlakuan ketiga, daun dicelup pada larutan JKJ selama beberapa
menit. Pada bagian yang tertutupi, warna daun adalah putih pucat. Warnanya tidak
berubah seperti saat setelah dicelup pada alkohol. Ini disebabkan karena pada
bagian daun yang tertutupi tidak terdapat. Lain halnya dengan bagian yang tidak
tertutupi, warna daun berubah menjadi biru tua/ungu. Hal ini dikarenakan larutan
JKJ tadi bereaksi dengan amilum yang terkandung dalam daun sehingga terjadilah
perubahan warna.
Karbohidrat, dalam hal ini glukosa, dibentuk dari karbon dioksida dan air
dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang
terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada
buah, daun, atau umbi (anna poedjiadi, 1994). Hal ini membuktikan proses
fotosintesis menghasilkan glukosa.
b. Percobaan ingenhouz
Pada 5 menit pertama, daun hydrilla verticillata yang ditempatkan
dibawah sinar matahari terlihat mengeluarkan gelembung udara. Jumlah
gelembung udara yang terlihat adalah 28 butir
Dalam 10 menit, daun hydrilla verticillata telah menghasilkan 59
gelembung udara. Terjadi peningkatan jumlah gelembung pada tanaman ini
sebanyak 31 butir gelembung udara.
Pada menit ke 15, gelembung udara yang terlihat semakin banyak. Yaitu
97 butir gelembung. Pertambahan gelembungnya adalah 38 butir.
Di menit ke 20, jumlah gelembung yang dihasilkan oleh tanaman hydrilla
verticillata adalah sebanyak 144 butir gelembung. Pertambahan gelembungnya
adalah 47 butir gelembung. Ini membuktikan kepada kita bahwa proses
fotosintesis menghasilkan udara. Semakin lama proses fotosintesis, maka semakin
banyak udara yang dihasilkan.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Dalam percobaan yang telah kita lakukan, dapat saya simpulkan bahwa
proses fotosintesis pada tumbuhan menghasilkan glukosa. Hal ini dapat
dibuktikan dari percobaan sachs yang telah dilakukan. Pada permukaan
daun yang tidak ditutupi akan terjadi perubahan warna setelah dicelup
dalam larutan JKJ, ini disebabkan karena amilum yang merupakan hasil
fotosintesis bereaksi terhadap larutan JKJ tadi sehingga terjadi perubahan
warna. Sedangkan, pada bagian daun yang tidak ditutupi, tidak terjadi apa-
apa karena tidak adanya amilum yang terkandung dalam bagian daun
tersebut. Dalam percobaan sachs juga menunjukkan bahwa sinar matahari
merupakan hal yang sangat mempengaruhi fotosintesis.
2. Selain itu, proses fotosintesis juga melepaskan oksigen sebagai hasil selain
glukosa. Hal ini dapat kita buktikan dalam percobaan ingenhouz.setelah
ditempatkan di bawah sinar matahari, tanaman Hydrilla verticillata
mengeluarkan gelembung gelembung udara. Gelembung tersebut berasal
dari hasil proses fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman Hydrilla
verticillata. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa proses fotosintesis
menghasilkan glukosa dan melepaskan O2 atau oksigen.
V.2 Saran
Dalam penulisan laporan seperti ini, hendaknya tidak terpaku dalam satu
sumber saja. Akan tetapi juga harus mencari referensi dari berbagai sumber. Baik
itu dari buku maupun dari internet. Selain itu, salah satu tujuan dibuatnya tulisan
ini agar kita semua mengetahui tentang fotosintesis, maka pengetahuan yang dapat
diambil dalam penulisan laporan ini tidak dinikmati sendiri melainkan sebaiknya
di bagi dengan orang lain agar pengetahuan kita semua dapat meningkat
khususnya tentang fotosintesis
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.
Campbell, et. al. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta. Erlangga.
Dartius. 1991. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. USU-Press. Medan.
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Fitter, A. H dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM- Press.Yogyakarta.
Hopkins, W. O. 1995. Introduction to Plant Physiology. John Willey&Sons Inc. New York.
Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lakitan, B. 1993. Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Malcome. B. W. 1990.Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Bandung.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta
Pradhan, S. 2001. Plant Physiology. Har-Anand Publications Pvt Ltd. New Delhi.
Sulaiman, A. H dan G. Sinuraya. 1995. Dasar-Dasar Biokimia Untuk Pertanian.USU-Press. Medan.
Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Tjitrosomo, S. S. 1990. Botani Umum 2. Angkasa. Bandung.
Wikipedia. 2007. fotosintesis. http://id.wikipedia.org/wiki/fotosintesis/. Diakses Tanggal 05 Oktober 2012.Pukul 20.27 WITA.