laporan antara pekerjan fasilitasi sinkronisasi program rtr ksn perkotaan medan, binjai, deli...
DESCRIPTION
Puji Syukur dipanjatkan kepada TUHAN, atas berkat hikmat dan pengetahuan-Nya konsultan dapat menyelesaikan laporan antara pekerjan Fasilitasi Sinkronisasi Program RTR KSN Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (MEBIDANGRO).Setelah konsultan menjalankan tahapan demi tahapan teknik penyusunan dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Investasi Jangka Menengah Bidang Pekerjaan Umum, konsultan mendapatkan pada tahap inventarisasi arahan spasial tujuan, kebijakan dan strategi Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan Binjai Deli Serdang dan Karo (Mebidangro), disarankan untuk direvisi agar dapat berfungsi dengan baik. Hal ini penting mengingat berbagai temuan hasil analisis strategi sasaran spasial yang tidak cukup akurat (not in location). Sedangkan pada tahap sintesa program/kegiatan terdapat beberapa program/kegiatan bidang cipta karya yang perlu di detailkan jenis infrastruktur, dan lokasi agar dapat dipertahankan dalam masa 5 tahun mendatang.Didalam penyusunan laporan antara ini, beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai upaya untuk penyempurnaan adalah dilakukannya fasilitasi dan koordinasi antar sektor terutama konfirmasi program/kegiatan dan dukungan data/dokumen dari sektor agar dokumen ini berdayaguna.Laporan antara ini terdiri atas pendahuluan, rencana terpadu, peta program prioritas (matrik 2), peta program investasi (matrik rencana terpadu). Khusus pada peta, konsultan menampilkan beberapa KSN yang menjadi focus pemerintah pada tahun 2015 dan peta wilayah sungai dan jaringan jalan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat khusus di wilayah Provinsi Sumatera Utara.Kata kunci pada laporan ini adalah RPIIJM, Bidang Ke-PU-an, Dekonsentrasi dan KSN.TRANSCRIPT
-
Laporan Antara
~ ii ~
Kata Pengantar
Puji Syukur dipanjatkan kepada TUHAN, atas berkat hikmat dan pengetahuan-Nya konsultan
dapat menyelesaikan laporan antara pekerjan Fasilitasi Sinkronisasi Program RTR KSN Perkotaan
Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (MEBIDANGRO).
Setelah konsultan menjalankan tahapan demi tahapan teknik penyusunan dokumen Rencana
Terpadu dan Program Investasi Investasi Jangka Menengah Bidang Pekerjaan Umum, konsultan
mendapatkan pada tahap inventarisasi arahan spasial tujuan, kebijakan dan strategi Rencana Tata
Ruang Kawasan Perkotaan Medan Binjai Deli Serdang dan Karo (Mebidangro), disarankan untuk
direvisi agar dapat berfungsi dengan baik. Hal ini penting mengingat berbagai temuan hasil
analisis strategi sasaran spasial yang tidak cukup akurat (not in location). Sedangkan pada tahap
sintesa program/kegiatan terdapat beberapa program/kegiatan bidang cipta karya yang perlu di
detailkan jenis infrastruktur, dan lokasi agar dapat dipertahankan dalam masa 5 tahun
mendatang.
Didalam penyusunan laporan antara ini, beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai upaya untuk
penyempurnaan adalah dilakukannya fasilitasi dan koordinasi antar sektor terutama konfirmasi
program/kegiatan dan dukungan data/dokumen dari sektor agar dokumen ini berdayaguna.
Laporan antara ini terdiri atas pendahuluan, rencana terpadu, peta program prioritas (matrik 2),
peta program investasi (matrik rencana terpadu). Khusus pada peta, konsultan menampilkan
beberapa KSN yang menjadi fokus pemerintah pada tahun 2015 dan peta wilayah sungai dan
jaringan jalan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat khusus di wilayah Provinsi Sumatera
Utara.
Kata kunci pada laporan ini adalah RPIIJM, Bidang Ke-PU-an, Dekonsentrasi dan KSN.
Semoga Bermanfaat
Jakarta, Agustus 2014
AOGA Expert Member:
1. Co-Team Leader, Tiar Pandapotan Purba, ST;
2. GIS Expert , Nur Irfan Ashary, ST
3. Asistant, Gregi Sandi
-
Laporan Antara
~ iii ~
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 1
Latar Belakang ...................................................................................................... 1
Manfaat dan Fungsi ............................................................................................. 2
Kedudukan Pedoman RPI2-JM dalam Peraturan Perundangan Lainnya ........... 2
Kedudukan RPI2-JM dalam SPS dan SPP............................................................. 3
Fungsi 4
Manfaat ................................................................................................................ 4
Asas 4
Muatan5
Landasan Hukum ................................................................................................. 5
Isu dan Permasalahan Prioritas ........................................................................... 6
Rencana Terpadu ................................................................................................................................ 13
Tujuan Pengembangan KSN ............................................................................... 13
Kebijakan dan Strategi Pengembangan KSN ..................................................... 13
Arahan Spasial Pengembangan KSN MEBIDANGRO ........................................ 22
Program Prioritas Investasi Pengembangan KSN MEBIDANGRO .................... 37
Sintesa Program/Kegiatan Bidang Sumber Daya Air ........................... 37
Sintesa Program/Kegiatan Bidang Bina Marga .................................... 40
Sintesa Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya .................................... 48
Rencana Terpadu ............................................................................................... 53
PENUTUP............................................................................................................................................ 70
-
Laporan Antara
~ iv ~
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang KSN Mebidangro ................................................. 13
Tabel 2. Arahan Spasial Tujuan 1 ........................................................................................................ 22
Tabel 3. Arahan Spasial Tujuan 2 ....................................................................................................... 27
Tabel 4. Arahan Spasial Tujuan 3 ...................................................................................................... 28
Tabel 5. Arahan Spasial Tujuan 4 ....................................................................................................... 31
Tabel 6. Kawasan Pengembangan Menurut Zona Budidaya ........................................................... 53
Tabel 7. Kawasan Pengembangan Menurut Zona Lindung ............................................................. 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kedudukan Pedoman RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum pada KSN Terhadap Peraturan
Perundang Undangan Terkait ......................................................................................... 3
Gambar 2. Kedudukan RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum dalam Sistem Perencanaan Spasial
(SPS) dan Sistem Perencanaan Pembangunan (SPP) ....................................................... 4
DAFTAR PETA
Peta 1. Ruang Lingkup Wilayah Kajian ................................................................................................ 8
Peta 2. Kawasan Strategis Nasional Prioritas Tahun 2015 di Pulau Sumatera................................... 9
Peta 3. Wilayah Sungai di Provinsi Sumatera Utara .......................................................................... 10
Peta 4. Jaringan Jalan di Pulau Sumatera ..........................................................................................11
Peta 5. Jaringan Jalan di Provinsi Sumatera Utara ........................................................................... 12
Peta 6. Struktur Ruang KSN MEBIDANGRO ..................................................................................... 20
Peta 7. Pola Ruang KSN MEBIDANGRO ............................................................................................. 21
Peta 8. Sasaran Wilayah/Kawasan Tujuan 1 (satu) ........................................................................... 33
Peta 9. Sasaran Wilayah/Kawasan Tujuan 2 (dua) ........................................................................... 34
Peta 10. Sasaran Wilayah/Kawasan Tujuan 3 (tiga) .......................................................................... 35
Peta 11. Sasaran Wilayah/Kawasan Tujuan 4 (empat) ...................................................................... 36
Peta 12. Program Prioritas Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Sumber Daya Air ......... 50
Peta 13. Program Prioritas Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Bina Marga ................... 51
Peta 14. Program Prioritas Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya ...................52
Peta 15. Rencana Terpadu Tujuan 1 (satu) ........................................................................................ 66
Peta 16. Rencana Terpadu Tujuan 2 (Dua) ....................................................................................... 67
Peta 17. Rencana Terpadu Tujuan 3 (Tiga) ....................................................................................... 68
Peta 18. Rencana Terpadu Tujuan 4 (empat) ................................................................................... 69
-
Laporan Antara
~ 1 ~
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu muatan Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah mengatur
tentang kawasan strategis, baik kawasan strategis Nasional, kawasan strategis provinsi, dan
kawasan strategis kabupaten/kota. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya
berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap: a) tata ruang diwilayah
sekitarnya b) kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya dan/ atau c)
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kawasan Perkotaan Mebidangro berdasar PP No.26 tahun 2008 tentang RTRWN merupakan
salah satu kawasan strategis nasional yang ditetapkan dari sudut kepentingan ekonomi yang
terdiri dari seluruh wilayah Kota Medan, seluruh wilayah Kabupaten Binjai, seluruh wilayah
Kabupaten Deli Serdang dan sebagian wilayah Kabupaten Karo dengan luas keseluruhan kurang
lebih 302.697 Ha.
Kawasan Strategis Nasional Perkotaan Mebidangro memerlukan penanganan pembangunan
lintas wilayah dan lintas sektor secara terpadu untuk mencegah permasalahan-permasalahan.
Seperti tingginya tingkat kemacetan yang berdampak in-efisiensi kegiatan sosial ekonomi
masyarakat, penurunan daya dukung dan daya tampung lahan yang semakin kritis, berkurangnya
secara signifikan ruang-ruang terbuka publik (open space) serta berkurangnya ruang terbuka
hijau sebagai ketahanan bagi keseimbangan lingkungan dan tingginya aktivitas di kawasan
terhadap alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan.
Untuk menjaga keberlangsungan pemanfaatan ruang agar sesuai dengan rencana tata ruang
Kawasan Perkotaan Mebidangro, telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (Perpres
62/2011) yang merupakan dasar penyelenggaraan penataan ruang kawasan tersebut yang
bertujuan untuk mewujudkan kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif,
berdaya saing secara internasional, dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional di bagian
utara Pulau Sumatera, mewujudkan lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan
tata air DAS, mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan
mewujudkan pertahanan dan keamanan Negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan
Perkotaan Mebidangro.
-
Laporan Antara
~ 2 ~
Dalam upaya mendorong implementasi Perpres 62/2011 harus didukung oleh semua pihak baik di
pusat maupun di daerah, perlu untuk mensinkronkan dan menterpadukan program/kegiatan
pembangunan kawasan yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota. Instrumen operasional untuk mensinkronkan program RTR di KSN perkotaan
Mebidangro sejauh ini belum ada. Perpres No. 62 tahun 2011 sebagai payung hukum untuk
memadukan pembangunan kawasan masih dianggap kurang efektif. Oleh karena ini diperlukan
dokumen yang lebih praktis berupa RPI2JM KSN Perkotaan tahun 2015 - 2019 yang disepakati
seluruh stakeholders di KSN Perkotaan. Sejauh ini hal tersebut belum ada sehingga melalui
kegiatan ini, dokumen RPI2JM KSN Perkotaan tahun 2015 2019 dapat disusun dan menjadi
pedoman pembangunan sektoral.
Manfaat dan Fungsi
Didalam pelaksanaan pekerjaan ini, pemahaman terhadap pedoman RPI2-JM Bidang Pekerjaan
Umum pada Kawasan Strategis Nasional (KSN) menjadi penting karena diharapkan dokumen ini
menjadi dokumen yang diacu oleh pemerintah pusat dalam penganggaranan di tingkat nasional
kepada kawasan kawasan strategis nasional yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia.
Problematika yang dihadapi oleh Kementerian Pekerjaan Umum khususnya pada 3 Direktorat
Jenderal adalah belum fokusnya tiap perencana anggaran dalam meletakkan program kedalam
kawasan yang didorong dan atau kawasan yang dikendalikan. Untuk itu didalam bab ini sub
bahasan akan dibahas 3 bagian yakni pengerti RPI2-JM, fungsi dan kedudukan RPI2-JM dalam
sistem perencanaan pembangunan dan penganggaranan Negara.
RPI2JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN merupakan dokumen rencana terpadu pembangunan
infrastruktur tahunan bidang pekerjaan umum dalam 5 (lima) tahun yang berisi sinkronisasi
program pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum pada KSN, yang akan disepakati
oleh Ditjen Penataan Ruang bersama-sama dengan Ditjen Sumber Daya Air, Ditjen Bina Marga,
dan Ditjen Cipta Karya dan ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum.
Kedudukan Pedoman RPI2-JM dalam Peraturan Perundangan Lainnya
Pedoman ini merupakan salah satu peraturan pelaksanaan yang diperlukan dalam rangka
implementasi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Kedudukan
pedoman penyusunan RPI2JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN sebagaimana terlihat pada
gambar dibawah ini.
-
Laporan Antara
~ 3 ~
Gambar 1. Kedudukan Pedoman RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum pada KSN Terhadap Peraturan
Perundang Undangan Terkait
Sumber : Pedoman RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum Pada KSN, 2014
Kedudukan RPI2-JM dalam SPS dan SPP
RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum berkedudukan sebagai dokumen yang mengintegrasikan
kebijakan spasial dan kebijakan infrastruktur bidang pekerjaan umum. Kebijakan spasial dalam
RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN mengacu pada RTRW Nasional beserta rencana
rincinya yaitu RTR Kawasan Strategis Nasional, sedangkan kebijakan infrastruktur bidang
pekerjaan umum dalam RPI2-JM ini mengacu pada RPJP Nasional, RPJM Nasional, dan Rencana
Strategis Kementerian Pekerjaan Umum.
Renstra Pekerjaan Umum yang berupa pembangunan infrastruktur yang lokasi programnya
berada dalam cakupan wilayah KSN dijabarkan ke dalam RPI2JM bidang Pekerjaan Umum pada
KSN, untuk selanjutnya dianggarkan. Sedangkan Renstra Pekerjaan Umum non infrastruktur dan
infrastruktur di luar cakupan wilayah KSN dapat langsung dianggarkan.
Selanjutnya, RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum ini merupakan salah satu dasar dalam penyusunan
rencana kerja tahunan (RKP) dan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Pekerjaan Umum.
Kedudukan RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN dalam sistem perencanaan spasial dan
sistem perencanaan pembangunan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
-
Laporan Antara
~ 4 ~
Gambar 2. Kedudukan RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum dalam Sistem Perencanaan Spasial (SPS) dan
Sistem Perencanaan Pembangunan (SPP)
Sumber: Pedoman RPI2JM Bidang PU, 2014
Fungsi
RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN merupakan acuan pelaksanaan pembangunan
infrastruktur tahunan bidang pekerjaan umum dalam 5 (lima) tahun, baik lokasi, perkiraan
besaran/volume, waktu pelaksanaan, dan penetapan besaran investasi.
Manfaat
Manfaat RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN adalah:
1. Menjamin keterpaduan pembangunan infrastruktur bidang Pekerjaan Umum pada KSN;
2. Mewujudkan efisiensi dalam penganggaran pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan
umum pada KSN;
3. Mewujudkan efektifitas pelaksanaan pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan
umum pada KSN; dan
4. Menjamin pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum pada KSN tepat sasaran.
Asas
Asas yang mendasari penyusunan RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum KSN meliputi:
1. Kewilayahan, merupakan pendekatan yang tidak sektoral tetapi objeknya adalah entitas
wilayah/kawasan strategis yang akan didorong dan mendorong terciptanya stuktur ruang
yang efektif dan efisien.
-
Laporan Antara
~ 5 ~
2. Keterpaduan, merupakan integrasi dalam perencanaan dan sinkronisasi dalam
pemrograman pembangunan yang saling terkait untuk mengisi kekurangan dan
kebutuhan masing-masing.
3. Keberlanjutan, merupakan pendekatan dalam pemrograman investasi infrastruktur
Pekerjaan Umum jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang dengan
memperhatikan aspek-aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
4. Koordinasi, merupakan pendekatan dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur
Pekerjaan Umum yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik Pemerintah,
pemerintah daerah, maupun masyarakat/dunia usaha, sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing.
5. Optimalisasi sumber daya, merupakan pendekatan dalam pemanfaatan sumber daya
yang sesuai dengan kewenangan dan kapasitas pendanaan untuk tujuan pengembangan
kawasan/wilayah melalui pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum.
6. Skala prioritas, merupakan pendekatan dalam pemrograman investasi infrastruktur
Pekerjaan Umum dengan memperhatikan skala prioritas wilayah/kawasan, sehingga
terdapat kawasan yang didorong pengembangannya dan kawasan yang dikendalikan.
Muatan
RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN memuat program pembangunan investasi
infrastruktur bidang Pekerjaan Umum yang membentuk struktur ruang KSN yang terdiri atas:
1. Program pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, yang meliputi antara lain
jaringan jalan bebas hambatan, jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer,
dan jaringan jalan strategis nasional;
2. Program pembangunan infrastruktur sumber daya air, yang meliputi antara lain
konservasi (waduk, embung, situ), jaringan irigasi, jaringan reklamasi rawa, jaringan tata
air tambak, penyediaan air baku, pengendali banjir/lahar/sedimen, dan pengamanan
pantai; dan
3. Program pembangunan infrastruktur prasarana permukiman, yang meliputi antara lain
jaringan air minum, jaringan pengelola limbah, jaringan drainase, jaringan pengelola
persampahan, serta infrastruktur DPP dan agropolitan;
Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
-
Laporan Antara
~ 6 ~
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025;
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
7. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
dan
13. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014.
14. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo.
Isu dan Permasalahan Prioritas
Beberapa isu dan permasalahan prioritas didalam pengembangan Kawasan Strategis Nasional
Perkotaan Medan Binjai Deli Serdang Dan Karo sebagai berikut;
1. Aksesibilitas yang belum memadai, belum terjangkau antara pusat-pusat kegiatan dengan
kawasan permukiman;
2. Belum terpadunya kawasan perdagangan dan jasa yang ada;
3. Belum diperhatikannya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup didalam
pengembangan kawasan industry terutama di sepanjang Koridor Ekonomi Sumatera;
4. Belum adanya kawasan terpadu berfungsi ekonomi khusus didalam kawasan perkotaan
Mebidangro;
5. Adanya tekanan lingkungan pada sisi utara dan selatan kawasan, sehingga perlu
diarahkan pengembangan kegiatan ke sisi barat dan timur kawasan;
-
Laporan Antara
~ 7 ~
6. Berkembangkan sektor informal pada pusat-pusat kegiatan kawasan dan mengganggu
kelancaran lalu lintas dan kenyamanan lingkungan;
7. Kualitas pelayanan dan jangkauan jaringan transportasi perkotaan belum terpadu;
8. Kualitas pelayanan dan jangkauan jaringan energy listrik yang perlu ditingkatkan;
9. Kualitas pelayanan dan jangkauan jaringan telekomunikasi yang perlu ditingkatkan;
10. Kualitas pelayanan dan jangkauan jaringan persampahan, drainase, air minum dan air
limbah yang perlu ditingkatkan;
11. Belum adanya lembaga kerjasama antar daerah yang berfungsi untuk melakukan
koordinasi, fasilitasi kerja sama, dan kemitraan dalam pemanfaatan ruang dan
pengendalian pembangunan Kawasan Perkotaan Mebidangro;
12. Belum adanya kegiatan promosi investasi didalam dan di luar negeri memanfaatkan kerja
sama ekonomi subregional Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand;
13. Perlunya pemertahanan RTH tidak kurang dari 30% (tiga puluh persen) dari kawasan dari
kawasan fungsional perkotaan dan mewujudkan hutan paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari setiap DAS dengan sebaran yang proporsional yang berada di Kawasan
Perkotaan Mebidangro;
14. Perlunya pemertahanan lahan pertanian pangan berkelanjutan;
15. Adanya hutan produksi (HP) di dalam kawasan perkotaan yang perlu dijaga sebagai
bagian dari fungsi kawasan hidrogeologis daerah tangkapan air.
-
Laporan Antara
~ 8 ~
Peta 1. Ruang Lingkup Wilayah Kajian
-
Laporan Antara
~ 9 ~
Peta 2. Kawasan Strategis Nasional Prioritas Tahun 2015 di Pulau Sumatera
-
Laporan Antara
~ 10 ~
Peta 3. Wilayah Sungai di Provinsi Sumatera Utara
-
Laporan Antara
~ 11 ~
Peta 4. Jaringan Jalan di Pulau Sumatera
-
Laporan Antara
~ 12 ~
Peta 5. Jaringan Jalan di Provinsi Sumatera Utara
-
Laporan Antara
~ 13 ~
Rencana Terpadu
Tujuan Pengembangan KSN
Adapun tujuan dari pengembangan KSN Kawasan Perkotaan Medan Binjai Deli Serdang dan Karo
sebagai berikut;
1. Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing secara
internasional, dan berkelanjutan sebagai Pusat Kegiatan Nasional di bagian utara Pulau
Sumatera;
2. Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan tata air DAS;
3. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan; dan
4. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan
Perkotaan Mebidangro.
Kebijakan dan Strategi Pengembangan KSN
Dengan berbagai isu dan permasalahan yang dihadapi oleh kawasan, dan sesuai dengan
peraturan presiden nomor 62 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Mebidangro, terdapat 7 (tujuh) kebijakan dan 48 (empat puluh delapan) langkah strategi untuk
mewujudkan 4 (empat) tujuan pentaan ruangnya.
Tabel 1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang KSN Mebidangro
Tujuan Kebijakan Strategi
Kawasan
Perkotaan
Mebidangro yang
aman, nyaman,
produktif,
berdaya, saing
secara
internasional, dan
berkelanjutan
sebagai pusat
1. Pengembangan dan
pemantapan fungsi
Kawasan Perkotaan
Mebidangro sebagai
pusat perekonomian
nasional yang
produktif dan efisien
serta mampu bersaing
secara internasional
terutama dalam kerja
1. Mengembangkan pusat-pusat kegiatan
yang memiliki aksesibilitas eksternalyang
memadai dan mudah terjangkau dari
kawasan permukiman;
2. Mengembangkan kawasan perdagangan
dan jasa secara terpadu pada pusatpusat
kegiatan, simpul-simpul transportasi, serta
koridor-koridor jalan arteri;
3. Mengembangkan kawasan industri yang
tersebar di sepanjang jaringan jalanLintas
Timur Sumatera dan sekitar pelabuhan
-
Laporan Antara
~ 14 ~
Tujuan Kebijakan Strategi
kegiatan nasional
di bagian utara
Pulau Sumatera;
sama ekonomi
subregional Segitiga
Pertumbuhan
Indonesia-Malaysia-
Thailand;
serta bandar udara sebagai bagian dari
Koridor Ekonomi Sumatera dengan tetap
memperhatikan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup serta fungsi
ekosistem;
4. Mengembangkan sebagian Kawasan
Perkotaan Mebidangro yang
menyelenggarakan fungsi perekonomian
bersifat khusus yang terdiri atas satu atau
beberapa zona pengolahan ekspor,
logistik, industri, pengembangan
teknologi, pariwisata, energi, dan/atau
ekonomi lainnya; dan
5. Mengarahkan pengembangan perkotaan
pada arah timur dan barat,
danmengendalikan pengembangan di
kawasan pesisir dan perbukitan di bagian
selatan Kawasan Perkotaan Mebidangro.
2. Peningkatan akses
pelayanan pusat-pusat
kegiatan perkotaan
Mebidangro sebagai
pembentuk struktur
ruang perkotaan dan
penggerak utama
pengembangan
wilayah Sumatera
bagian utara;
1. Menetapkan pusat kegiatan yang tersebar
dan seimbang di Kawasan
PerkotaanMebidangro;
2. Mengembangkan pusat-pusat kegiatan
yang memiliki aksesibilitas eksternal yang
memadai dan didukung oleh jaringan
prasarana yang terpadu;
3. Mengembangkan pusat-pusat kegiatan
yang memiliki aksesibilitas internal yang
memadai dari permukiman;
4. Mengembangkan lokasi kegiatan sektor
informal secara terpadu dengan pusat-
pusat kegiatan yang tidak mengganggu
kelancaran lalu lintas dan kenyamanan
-
Laporan Antara
~ 15 ~
Tujuan Kebijakan Strategi
lingkungan;
5. Meningkatkan keterkaitan antarpusat
kegiatan perkotaan Mebidangro dengan
kawasan perkotaan dan perdesaan di
sekitarnya; dan
6. Mengembangkan pusat-pusat pelayanan
perdesaan yang memiliki aksesibilitas
internal.
3. Peningkatan kualitas
dan jangkauan
pelayanan jaringan
prasarana
transportasi, energi,
telekomunikasi,
sumber daya air, serta
prasarana perkotaan
Kawasan Perkotaan
Mebidangro yang
merata dan terpadu
secara internasional,
nasional, dan regional;
1. Meningkatkan kualitas dan jangkauan
pelayanan jaringan transportasi perkotaan
yang seimbang dan terpadu antara
jaringan jalan, jalur pedestrian, jalur
sepeda, jalur evakuasi bencana, angkutan
massal yang berbasis moda jalan, jaringan
jalur kereta api, transportasi laut, dan
transportasi udara yang tidak mengganggu
keutuhan kawasan lindung dan ekosistem
yang bersifat unik atau bernilai konservasi
tinggi (high conservation value);
2. Meningkatkan kualitas dan jangkauan
pelayanan jaringan energi listrik, minyak
dan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat di Kawasan Perkotaan
Mebidangro;
3. Meningkatkan kualitas dan jangkauan
pelayanan jaringan telekomunikasi yang
mencapai seluruh pusat kegiatan dan
permukiman di Kawasan Perkotaan
Mebidangro;\
4. Meningkatkan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air dengan
-
Laporan Antara
~ 16 ~
Tujuan Kebijakan Strategi
berbasis pengelolaan wilayah sungai
secara terpadu; dan
5. Meningkatkan kualitas dan jangkauan
pelayanan air minum, air limbah, drainase,
dan persampahan secara terpadu untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat di
Kawasan Perkotaan Mebidangro.
4. Peningkatan
koordinasi, integrasi,
dan sinkronisasi
pembangunan
Kawasan Perkotaan
Mebidangro melalui
kerja sama
antardaerah,
kemitraan pemangku
kepentingan, dan
penguatan peran
masyarakat.
1. Mengembangkan lembaga kerja sama
antardaerah yang berfungsi untuk
melakukan koordinasi, fasilitasi kerja sama,
dan kemitraan dalam pemanfaatan ruang
dan pengendalian pembangunan Kawasan
Perkotaan Mebidangro;
2. Meningkatkan integrasi dan sinkronisasi
pembangunan antara Pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota di Kawasan Perkotaan
Mebidangro;
3. Meningkatkan promosi investasi di dalam
dan luar negeri serta memanfaatkan kerja
sama ekonomi subregional Segitiga
Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand;
dan
4. Mendorong penguatan peran masyarakat
dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian pembangunan Kawasan
Perkotaan Mebidangro melalui berbagai
forum dan lembaga pendukung
pengembangan Kawasan Perkotaan
Mebidangro.
Lingkungan Peningkatan fungsi, 1. Mewujudkan RTH paling sedikit 30% (tiga
-
Laporan Antara
~ 17 ~
Tujuan Kebijakan Strategi
perkotaan yang
berkualitas dan
keseimbangan
tata air DAS;
kuantitas, dan kualitas RTH
dan kawasan lindung
lainnya di Kawasan
Perkotaan Mebidangro;
puluh persen) dari kawasan fungsional
perkotaan dan mewujudkan hutan paling
sedikit 30% (tiga puluh persen) dari setiap
DAS dengan sebaran yang proporsional
yang berada di Kawasan Perkotaan
Mebidangro;
2. Menyelenggarakan upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup
berbasis wilayah sungai dan DAS; dan
3. Merehabilitasi dan merevitalisasi kawasan
lindung yang telah mengalami kerusakan
fungsi lindung.
Pemanfaatan
sumber daya alam
secara
berkelanjutan;
dan
Peningkatan keterpaduan
antarkegiatan budi daya
serta keseimbangan
antara perkotaan dan
perdesaan sesuai dengan
daya dukung dan daya
tampung lingkungan;
1. Menetapkan lokasi dan kegiatan budi daya
yang meliputi permukiman, pertanian,
kelautan dan perikanan, transportasi,
sosial, budaya, pertahanan dan keamanan
negara, pariwisata, pertambangan,
industri, dan hutan produksi dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi,
sosial, budaya, dan lingkungan;
2. Mengembangkan kegiatan perkotaan yang
meliputi permukiman, perdagangan dan
jasa, serta industri secara terpadu sesuai
dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan;
3. Menyeimbangkan pengembangan
kegiatan dengan penyediaan permukiman
serta prasarana dan sarana, untuk
mewujudkan pelayanan optimal serta
lingkungan yang bersih dan sehat;
4. Mengembangkan kegiatan perdagangan
-
Laporan Antara
~ 18 ~
Tujuan Kebijakan Strategi
dan jasa skala internasional, nasional,
regional, dan lokal secara merata;
5. Mengembangkan kegiatan industri yang
memiliki keterkaitan dengan sumber
bahan baku di kawasan sekitarnya dan
keterkaitan dengan pasar internasional,
nasional, dan regional;
6. Mempertahankan kegiatan pertanian
produktif dan spesifik di perdesaan dengan
memperhatikan dampak perkembangan
kota dan konservasi air dan tanah;
7. Mewajibkan pemerintah daerah
menetapkan dan mempertahankan lahan
pertanian pangan berkelanjutan;
8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya
alam tak terbarukan sesuai daya dukung
lingkungan secara berkelanjutan dan
mengutamakan masyarakat lokal;
9. Mengendalikan pemanfaatan kawasan
hutan produksi untuk menjaga fungsi
hidrogeologis daerah tangkapan air;
10. Memanfaatkan wilayah pesisir serta
perairan pantai untuk kegiatan
transportasi, pariwisata, perikanan, dan
pertambangan secara terpadu;
11. Mengembangkan kegiatan budi daya darat
dan laut yang berbasis mitigasi bencana
dan adaptasi perubahan iklim global; dan
12. Mewajibkan instansi Pemerintah dan
pemerintah daerah melaksanakan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis dalam rangka
penyusunan dan evaluasi kebijakan,
-
Laporan Antara
~ 19 ~
Tujuan Kebijakan Strategi
rencana, dan/atau program yang
berpotensi menimbulkan dampak dan/atau
risiko lingkungan hidup di Kawasan
Perkotaan Mebidangro sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pertahanan dan
keamanan negara
yang dinamis
serta integrasi
nasional di
Kawasan
Perkotaan
Mebidangro.
Peningkatan fungsi dan
fasilitas pertahanan dan
keamanan negara di
Kawasan Perkotaan
Mebidangro; dan
1. Menyediakan ruang untuk kawasan
pertahanan dan keamanan negara;
2. Mengembangkan kegiatan budi daya
secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan pertahanan dan keamanan
negara; dan
3. Mengembangkan zona penyangga yang
memisahkan antara kawasan pertahanan
dan keamanan negara dan kawasan budi
daya terbangun di sekitarnya.
Sumber: Olahan Konsultan, 2014
-
Laporan Antara
~ 20 ~
Peta 6. Struktur Ruang KSN MEBIDANGRO
-
Laporan Antara
~ 21 ~
Peta 7. Pola Ruang KSN MEBIDANGRO
-
Laporan Antara
~ 22 ~
Arahan Spasial Pengembangan KSN MEBIDANGRO
Berdasarkan hasil analisis input dan output terhadap berbagai dokumen perencanaan spasial,
yang terdiri atas RTR Kawasan Mebidangro, RTRWN, RTRW Pulau Sumatera, RTRW Provinsi
Sumatera Utara, RTRW Kota Medan, RTRW Kota Binjai, RTRW Kabupaten Deli Serdang, dan
RTRW Kabupaten Karo dapat disimpulkan sebagaimana yang terdapat didalam tabel dibawah ini.
Tabel 2. Arahan Spasial Tujuan 1
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
1 Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya, saing secara internasional, dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional di bagian utara Pulau Sumatera;
1 Pusat kegiatan di kawasan perkotaan inti di Kota Medan
a) Pusat pemerintahan provinsi;
b) Pusat pemerintah kota dan/atau kecamatan;
c) Pusat perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, dan regional;
d) Pusat pelayanan pendidikan tinggi;
e) Pusat pelayanan olahraga skala internasional, nasional, dan regional;
f) Pusat pelayanan kesehatan skala internasional, nasional, dan regional;
g) Pusat kegiatan industri kreatif;
h) Pusat kegiatan industri manufaktur;
i) Pusat kegiatan industri hilir pengolahan hasil sektor unggulan perkebunan, perikanan, dan kehutanan;
j) Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;
k) Pusat pelayanan transportasi laut internasional dan nasional;
l) Pusat pelayanan transportasi udara internasional dan nasional;
m) Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
n) Pusat kegiatan pariwisata; dan
o) Pusat kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya.
2 Pusat kegiatan di kawasan perkotaan Binjai di Kota Binjai,
a) Pusat pemerintahan kota dan/atau kecamatan;
b) Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal;
-
Laporan Antara
~ 23 ~
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
c) Pusat pelayanan pendidikan tinggi;
d) Pusat pelayanan olahraga skala lokal;
e) Pusat pelayanan kesehatan skala lokal;
f) Pusat kegiatan industri hilir pengolahan hasil sektor unggulan perkebunan, perikanan, dan kehutanan;
g) Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional; dan
h) Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
3 Pusat kegiatan di Kawasan Perkotaan Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang
a) Pusat pemerintahan kecamatan;
b) Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala internasional, nasional,
c) Dan regional;
d) Pusat pelayanan kesehatan skala lokal;
e) Pusat kegiatan industri manufaktur;
f) Pusat kegiatan industri hilir pengolahan hasil sektor unggulan
g) Perkebunan, perikanan, dan kehutanan;
h) Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan
i) Barang regional;
j) Pusat kegiatan pariwisata; dan
k) Pusat kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya.
4 Pusat kegiatan di Kawasan Perkotaan Sunggal di Kabupaten Deli Serdang
a) Pusat pemerintahan kecamatan;
b) Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal;
c) Pusat pelayanan olahraga skala lokal;
d) Pusat pelayanan kesehatan skala lokal;
e) Pusat kegiatan industri manufaktur;
f) Pusat kegiatan industri mikro, kecil, dan menengah;
g) Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional; dan
h) Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara.
5 Pusat kegiatan di Kawasan Perkotaan Tanjung Morawa di Kabupaten Deli Serdang
a) Pusat pemerintahan kecamatan;
-
Laporan Antara
~ 24 ~
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
b) Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal;
c) Pusat pelayanan olahraga skala lokal;
d) Pusat pelayanan kesehatan skala lokal;
e) Pusat kegiatan industri manufaktur;
f) Pusat kegiatan industri mikro, kecil, dan menengah; dan
g) Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional.
6 Pusat kegiatan di Kawasan Perkotaan Percut Sei Tuan di Kabupaten Deli Serdang
a) Pusat pemerintahan kecamatan;
b) Pusat perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, dan regional;
c) Pusat pelayanan pendidikan tinggi;
d) Pusat pelayanan olahraga skala internasional, nasional, dan regional;
e) Pusat pelayanan kesehatan skala nasional dan regional;
f) Pusat industri manufaktur;
g) Pusat kegiatan industri hilir pengolahan hasil sektor unggulan perkebunan, perikanan, dan kehutanan;
h) Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;
i) Pusat kegiatan pariwisata; dan
j) Pusat kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya.
7 Pusat kegiatan di Kawasan Perkotaan Pancur Batu di Kabupaten Deli Serdang
a) Pusat pemerintahan kecamatan;
b) Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal;
c) Pusat pelayanan pendidikan tinggi;
d) Pusat pelayanan olahraga skala lokal;
e) Pusat pelayanan kesehatan skala lokal;
f) Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;
g) Pusat kegiatan pariwisata; dan
h) Pusat kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya.
8 Pusat kegiatan di Kawasan Perkotaan Lubuk Pakam di Kabupaten Deli Serdang
a) Pusat pemerintahan kabupaten dan/atau
-
Laporan Antara
~ 25 ~
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
kecamatan;
b) Pusat perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, dan regional;
c) Pusat pelayanan olahraga skala lokal;
d) Pusat pelayanan kesehatan skala regional;
e) Pusat kegiatan industri manufaktur;
f) Pusat kegiatan industri hilir pengolahan hasil sektor unggulan perkebunan, perikanan, dan kehutanan;
g) Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;
h) Pusat pelayanan transportasi udara internasional dan nasional; dan
i) Pusat kegiatan pariwisata.
9 Pusat kegiatan di Kawasan Perkotaan Galang di Kabupaten Deli Serdang
a) Pusat pemerintahan kecamatan;
b) Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala regional;
c) Pusat pelayanan olahraga skala lokal;
d) Pusat pelayanan kesehatan skala lokal;
e) Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;
f) Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara; dan
g) Pusat kegiatan pertanian.
10 Pusat kegiatan di Kawasan Perkotaan Berastagi di Kabupaten Karo
a) Pusat pemerintahan kecamatan;
b) Pusat perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, dan regional;
c) Pusat pelayanan olahraga skala lokal;
d) Pusat pelayanan kesehatan skala lokal;
e) Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;
f) Pusat kegiatan pariwisata;
g) Pusat kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya; dan
h) Pusat kegiatan pertanian.
11 Zona L1 yang merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
a) Zona L1 yang merupakan kawasan hutan lindung; dan
b) Zona L1 yang merupakan kawasan resapan air.
-
Laporan Antara
~ 26 ~
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
c) Zona L1 yang menurut penunjukan kawasan hutan masih ditetapkan sebagai zona B4, yang selanjutnya disebut B4/L1
d) Zona L1 yang menurut penunjukan kawasan hutan masih ditetapkan sebagai hutan produksi tetap pada zona B7
e) Zona L1 yang menurut penunjukan kawasan hutan masih ditetapkan sebagai hutan produksi yang dapat dikonversi pada zona B7, yang selanjutnya disebut B7/L1,
12 Zona L2 yang merupakan kawasan perlindungan setempat
a) Zona L2 yang merupakan sempadan pantai;
b) Zona L2 yang merupakan sempadan sungai;
c) Zona L2 yang merupakan kawasan sekitar waduk; dan
d) Zona L2 yang merupakan RTH kota.
13 Zona L3 yang merupakan kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
a) Zona L3 yang merupakan suaka margasatwa;
b) Zona L3 yang merupakan taman hutan raya;
c) Zona L3 yang merupakan taman wisata alam;
d) Zona L3 yang merupakan kawasan pantai berhutan bakau; dan
e) Zona L3 yang merupakan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
14 Zona L4 yang merupakan kawasan rawan bencana alam
a) Zona L4 yang merupakan kawasan rawan tanah longsor;
b) Zona L4 yang merupakan kawasan rawan gelombang pasang; dan
c) Zona L4 yang merupakan kawasan rawan banjir.
15 Zona L5 yang merupakan kawasan lindung geologi
a) Zona L5 yang merupakan kawasan rawan bencana alam geologi; dan
1) Zona L5 yang merupakan kawasan rawan letusan gunung berapi;
2) Zona L5 yang merupakan kawasan yang terletak di zona patahan aktif;
3) Zona L5 yang merupakan kawasan rawan abrasi; dan
4) Zona L5 yang merupakan kawasan rawan bahaya gas beracun.
b) Zona L5 yang merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah berupa sempadan mata air.
16 Zona B1, zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan sangat tinggi dan tinggi, kualitas pelayanan
-
Laporan Antara
~ 27 ~
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
prasarana dan sarana tinggi, dan bangunan gedung dengan intensitas tinggi, baik vertikal maupun horizontal.
1) Kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi;
17 Zona B2, merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang mempunyai kualitas daya dukung lingkungan tinggi dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana tinggi.
1) Kawasan peruntukan perumahan kepadatan sedang;
18 Zona B3, merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang mempunyai kualitas daya dukung lingkungan sedang dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana tinggi.
1) Kawasan peruntukan perumahan kepadatan rendah;
19 Zona B4, merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan sedang serta kualitas pelayanan prasarana dan sarana sedang.
1) Kawasan peruntukan perumahan kepadatan rendah;
Sumber: Analisis, 2014
Tabel 3. Arahan Spasial Tujuan 2
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
2 Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan tata air DAS;
1 Zona L1 yang merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
a) Zona L1 yang merupakan kawasan hutan lindung; dan
b) Zona L1 yang merupakan kawasan resapan air.
c) Zona L1 yang menurut penunjukan kawasan hutan masih ditetapkan sebagai zona B4, yang selanjutnya disebut B4/L1
d) Zona L1 yang menurut penunjukan kawasan hutan masih ditetapkan sebagai hutan produksi tetap pada zona B7
e) Zona L1 yang menurut penunjukan kawasan hutan masih ditetapkan sebagai hutan produksi yang dapat dikonversi pada zona B7, yang selanjutnya disebut B7/L1,
2 Zona L2 yang merupakan kawasan perlindungan setempat
a) Zona L2 yang merupakan sempadan pantai;
-
Laporan Antara
~ 28 ~
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
b) Zona L2 yang merupakan sempadan sungai;
c) Zona L2 yang merupakan kawasan sekitar waduk; dan
d) Zona L2 yang merupakan RTH kota.
3 Zona L3 yang merupakan kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
a) Zona L3 yang merupakan suaka margasatwa;
b) Zona L3 yang merupakan taman hutan raya;
c) Zona L3 yang merupakan taman wisata alam;
d) Zona L3 yang merupakan kawasan pantai berhutan bakau; dan
e) Zona L3 yang merupakan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
4 Zona L4 yang merupakan kawasan rawan bencana alam
a) Zona L4 yang merupakan kawasan rawan tanah longsor;
b) Zona L4 yang merupakan kawasan rawan gelombang pasang; dan
c) Zona L4 yang merupakan kawasan rawan banjir.
5 Zona L5 yang merupakan kawasan lindung geologi
a) Zona L5 yang merupakan kawasan rawan bencana alam geologi; dan
1) Zona L5 yang merupakan kawasan rawan letusan gunung berapi;
2) Zona L5 yang merupakan kawasan yang terletak di zona patahan aktif;
3) Zona L5 yang merupakan kawasan rawan abrasi; dan
4) Zona L5 yang merupakan kawasan rawan bahaya gas beracun.
b) Zona L5 yang merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah berupa sempadan mata air.
Sumber: analisis, 2014
Tabel 4. Arahan Spasial Tujuan 3
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
3 Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan; dan
1 Zona B1, zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan
-
Laporan Antara
~ 29 ~
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
sangat tinggi dan tinggi, kualitas pelayanan prasarana dan sarana tinggi, dan bangunan gedung dengan intensitas tinggi, baik vertikal maupun horizontal.
1) Kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi;
2) Kawasan peruntukan pemerintahan provinsi;
3) Kawasan peruntukan pemerintahan kabupaten, kota, dan/atau kecamatan;
4) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, dan regional;
5) Kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi;
6) Kawasan peruntukan pelayanan olahraga skala internasional, nasional, regional, dan lokal;
7) Kawasan peruntukan pelayanan kesehatan skala internasional, nasional, regional, dan lokal;
8) Kawasan peruntukan industri kreatif;
9) Kawasan peruntukan industri manufaktur;
10) Kawasan peruntukan pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;
11) Kawasan peruntukan pelayanan transportasi udara internasional dan nasional;
12) Kawasan peruntukan kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
13) Kawasan peruntukan kegiatan pariwisata; dan
14) Kawasan peruntukan kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya.
2 Zona B2, merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang mempunyai kualitas daya dukung lingkungan tinggi dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana tinggi.
1) Kawasan peruntukan perumahan kepadatan sedang;
2) Kawasan peruntukan pemerintahan kabupaten, kota, dan/atau kecamatan;
3) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala regional;
4) Kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi;
5) Kawasan peruntukan pelayanan olahraga skala internasional, nasional, regional, dan lokal;
6) Kawasan peruntukan pelayanan kesehatan skala internasional, nasional, regional, dan lokal;
7) Kawasan peruntukan industri mikro, kecil, dan
-
Laporan Antara
~ 30 ~
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
menengah;
8) Kawasan peruntukan kegiatan industri hilir pengolahan hasil sektor unggulan perkebunan, perikanan, dan kehutanan;
9) Kawasan peruntukan pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;
10) Kawasan peruntukan pelayanan transportasi laut internasional dan nasional;
11) Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara;
12) Kawasan peruntukan kegiatan pariwisata; dan
13) Kawasan peruntukan kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya.
3 Zona B3, merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang mempunyai kualitas daya dukung lingkungan sedang dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana tinggi.
1) Kawasan peruntukan perumahan kepadatan rendah;
2) Kawasan peruntukan pemerintahan kecamatan;
3) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, dan regional;
4) Kawasan peruntukan pelayanan olahraga skala lokal;
5) Kawasan peruntukan pelayanan kesehatan skala lokal;
6) Kawasan peruntukan industri manufaktur;
7) Kawasan peruntukan industri hilir pengolahan hasil sektor unggulan perkebunan, perikanan, dan kehutanan;
8) Kawasan peruntukan pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;
9) Kawasan peruntukan pelayanan transportasi udara internasional dan nasional;
10) Kawasan peruntukan kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
11) Kawasan peruntukan kegiatan pariwisata; dan
12) Kawasan peruntukan kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya.
4 Zona B4, merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan sedang serta kualitas pelayanan prasarana dan sarana sedang.
1) Kawasan peruntukan perumahan kepadatan rendah;
2) Kawasan peruntukan kegiatan pariwisata;
3) Kawasan peruntukan kegiatan pertanian tanaman pangan;
-
Laporan Antara
~ 31 ~
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
4) Kawasan peruntukan kegiatan hortikultura;
5) Kawasan peruntukan kegiatan perkebunan; dan
6) Kawasan peruntukan kegiatan peternakan.
7) Zona B4 yang menurut penunjukan kawasan hutan masih ditetapkan sebagai hutan lindung pada zona L1, yang selanjutnya disebut L1/B4
8) Zona B4 yang menurut penunjukan kawasan hutan masih ditetapkan sebagai hutan produksi tetap pada zona B7, yang selanjutnya disebut B7/B4
9) Zona B4 yang menurut penunjukan kawasan hutan masih ditetapkan sebagai hutan produksi terbatas pada zona B7, yang selanjutnya disebut B7/B4
5 Zona B5, merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan sedang.
1) Kawasan peruntukan pertanian dengan irigasi teknis.
6 Zona B6, zona perairan laut dengan karakteristik sebagai kawasan yang potensial untuk kegiatan kelautan serta kegiatan pariwisata kelautan.
1) Kawasan peruntukan kegiatan budi daya perikanan;
2) Kawasan peruntukan kegiatan transportasi laut; dan
3) Kawasan peruntukan kegiatan pariwisata.
7 Zona B7, merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan sedang dan rendah.
1) Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas;
2) Kawasan peruntukan hutan produksi tetap; dan
3) Kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi.
4) Di dalam Zona B7 terdapat Zona B7 yang menurut penunjukan kawasan hutan masih ditetapkan sebagai hutan lindung pada zona L1, yang selanjutnya disebut L1/B7
Sumber: analisis, 2014
Tabel 5. Arahan Spasial Tujuan 4
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
4 Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan Perkotaan Mebidangro;
1 Zona B1, zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan sangat tinggi dan tinggi, kualitas pelayanan prasarana dan sarana tinggi, dan bangunan gedung
-
Laporan Antara
~ 32 ~
No Tujuan Wilayah/Kawasan SWK
K D (1) (2) (3) (4) (5)
dengan intensitas tinggi, baik vertikal maupun horizontal.
2) Kawasan peruntukan kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
-
2 Zona B2, merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang mempunyai kualitas daya dukung lingkungan tinggi dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana tinggi.
2) Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara;
-
3 Zona B3, merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang mempunyai kualitas daya dukung lingkungan sedang dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana tinggi.
2) Kawasan peruntukan kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
-
Sumber: analisis, 2014
-
Laporan Antara
~ 33 ~
Peta 8. Sasaran Wilayah/Kawasan Tujuan 1 (satu)
-
Laporan Antara
~ 34 ~
Peta 9. Sasaran Wilayah/Kawasan Tujuan 2 (dua)
-
Laporan Antara
~ 35 ~
Peta 10. Sasaran Wilayah/Kawasan Tujuan 3 (tiga)
-
Laporan Antara
~ 36 ~
Peta 11. Sasaran Wilayah/Kawasan Tujuan 4 (empat)
-
Laporan Antara
~ 37 ~
Program Prioritas Investasi Pengembangan KSN MEBIDANGRO
Hasil analisis input dan output tahap 1b, melalui matrik program prioritas investasi pembangunan
infrastruktur bidang pekerjaan umum, terdapat beberapa program/kegiatan yang disintesakan,
yakni;
1. Sintesa program/kegiatan bidang sumber daya air;
2. Sintesa program/kegiatan bidang bina marga;
3. Sintesa program/kegiatan bidang cipta karya.
Sintesa program/kegiatan tersebut merupakan hasil perpaduan dari dokumen perencanaan
pembangunan yakni ;
1. Indikasi Program Utama Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan MEBIDANGRO, tahun
2014-2019;
2. Rencana Jangka Menengah Nasional, tahun 2010 2014;
3. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Bina Marga;
4. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya;
5. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Sumber Daya Air;
6. Rencana Kerja Pemerintah Bidang Pekerjaan Umum, sampai tahun 2017;
7. Hasil Konsinyasi Regional tahun 2014;
8. Rencana Program Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Utara;
9. Rencana Program Jangka Menengah Daerah Kota Medan;
10. Rencana Program Jangka Menengah Daerah Kabupaten Deli Serdang;
11. Rencana Program Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karo;
Sintesa Program/Kegiatan Bidang Sumber Daya Air
A.1. Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Sei Ular 18.500 Ha (1.444 Ha) Kab. Deli Serdang dan
Serdang Bedagai. Rp. 7.190.197.000 (th 2014);
A.2. Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Bandar Sidoras 3.017 Ha (525 Ha) Kab. Deli Serdang.
Rp. 3.251.541.000 (th 2014);
A.3. Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Bandar Dolok 5.600 Ha (328 Ha) Kab. Deli Serdang. Rp.
1.641.107.000 (th 2014);
A.4. Rehab. Jaringan Reklamasi Rawa Paya Lah - lah 4.000 Ha Kab. Karo (450 Ha). Rp.
2.767.076.000 (th 2014);
-
Laporan Antara
~ 38 ~
A.5. Jaringan irigasi yang dioperasikan dan dipelihara O&P Saluran Penghubung Kiri D.I. Sei
Ular Kab. Deli Serdang (20 Km). Rp. 1.125.492.000 (th 2014);
A.6. Jaringan irigasi yang dioperasikan dan dipelihara O&P Bendung Sungai Ular Kab. Deli
Serdang/Sergei (1 Bh). Rp. 126.280.000 (th 2014);
A.7. Jaringan irigasi yang dioperasikan dan dipelihara Operasional Rutin. Rp. 1.561.725.000
(th 2014);
A.8. Jaringan irigasi yang dioperasikan dan dipelihara O&P Bendung Bandar Sidoras Kab.
Deli Serdang (1 Bh). Rp. 118.580.000 (th 2014);
A.9. Jaringan irigasi yang dioperasikan dan dipelihara Pemeliharaan Peralatan
Elektrik/CCTV pada Bendung-Bendung Elektrik (6 Buah Bendung Elektrik)di Kota
Medan. Rp. 165.332.000 (th 2014);
A.10. Jaringan irigasi yang dioperasikan dan dipelihara O&P D.I. Sungai Ular Kiri (Timbang
Deli, Sumber Rejo Baru, Sumber Rejo dan Ramonia) Kab. Deli Serdang. Rp.
2.527.720.000 (th 2014);
A.11. Sarana/prasarana pengendalian banjir yang dibangun berupa Supervisi Pembangunan
Prasarana Pengendalian Banjir di Sekitar Bandara Kualanamu Kab. Deli Serdang
(Lanjutan) MYC. Rp. 118.162.000 (th 2014);
A.12. Sarana/prasarana pengendalian banjir yang dibangun berupa Pembangunan Prasarana
Pengendalian Banjir di Sekitar Bandara Kualanamu Kab. Deli Serdang (Lanjutan) MYC.
Rp. 14.181.727.000 (th 2014);
A.13. Sarana/prasarana pengendalian banjir yang dibangun berupa SID Pengendalian Banjir
ROB (Pasang) Belawan Kota Medan. Rp. 1.000.000.000 (th 2014);
A.14. Sarana/prasarana pengendalian banjir yang dibangun berupa Dokumen Lingkungan
Pembangunan Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Asahan. Rp. 1.200.000.000 (th
2014);
A.15. Sarana/prasarana pengendalian banjir yang direhabilitasi berupa Supervisi Rehabilitasi
Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Deli Hilir Kota Medan (Lanjutan) MYC. Rp.
1.655.604.000 (th 2014);
A.16. Sarana/prasarana pengendalian banjir yang direhabilitasi berupa Rehabilitasi Prasarana
Pengendalian Banjir Sungai Deli Hilir Kota Medan (Lanjutan) MYC. Rp. 33.108.064.000
(th 2014);
A.17. Sarana/prasarana pengendalian banjir yang direhabilitasi berupa Perbaikan Tanggul
Kritis Sungai Percut Sep. 500 M Kab. Deli Serdang. Rp. 5.000.000.000 (th 2014);
-
Laporan Antara
~ 39 ~
A.18. Sarana/prasarana pengendalian banjir yang di operasikan dan dipelihara berupa OP
Medan Flood Control Kota Medan (3 Km). Rp. 1.202.800.000 (th 2014);
A.19. Sarana/prasarana pengendalian banjir yang di operasikan dan dipelihara berupa OP
Sungai Ular Kab. Deli Serdang & Sergei (10 Km). Rp. 220.900.000 (th 2014);
A.20. Sarana/prasarana pengendalian banjir yang di operasikan dan dipelihara berupa O&P
Sungai Serdang Kab. Deli Serdang (10 Km). Rp. 220.900.000 (th 2014);
A.21. Sarana/prasarana pengendalian banjir yang di operasikan dan dipelihara berupa
Perbaikan Pintu Elektrik Medan Flood Control Kota Medan. Rp. 205.270.000 (th 2014);
A.22. Waduk yang dibangun, berupa Detail Desain Bendungan Lausimeme Lanjutan Kab. Deli
Serdang (MYC). Rp. 4.000.000.000 (th 2014);
A.23. Sarana/prasarana penyediaan air baku yang direhabilitasi berupa Rehabilitasi Intake
Bangunan Bendung PDAM Binjai di Kota Binjai (0,01 M3/Det). Rp. 2.500.000.000 (th
2014);
A.24. TP-OP, OP Irigasi Medan, Rp. 15.239.800.000 (th 2014);
A.25. TP-OP, OP Rawa Medan, Rp. 8.982.600.000 (th 2014);
A.26. Pengembangan dan peningkatan sumber air dari sungai WS Belawan-Ular-Padang dan
WS Wampu-Besitang. (s.d 2019);
A.27. Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan sumber air dari CAT Medan. (s.d 2019);
A.28. Pengembangan dan peningkatan prasarana sumber daya air berupa pengendalian
banjir berupa waduk di Waduk Lau Simeme di Hulu Sungai Percut di Kabupaten Deli
Serdang. (s.d 2019);
A.29. Pengembangan dan peningkatan prasarana sumber daya air berupa pengendalian
banjir Flood Way Deli Percut di Kecamatan Medan Amplas di Kota Medan. (s.d 2019);
A.30. Pengembangan dan peningkatan kolam retensi Sembahe River Bank di Kecamatan
Kutalimbaru di Kabupaten Deli Serdang. (s.d 2019);
A.31. Pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI): DI Teknis Namu Sira-sira, DI
Teknis Bandar Siboras, DI Teknis Medan Krio, DI Teknis Sumber Rejo Lama, DI Teknis
Ramonia, DI Teknis Bekala, dan DI Teknis Namorambe di Kawasan Perkotaan
Mebidangro. (s.d 2019);
A.32. Pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI): DI Semi Teknis Ranto Panjang
dan DI Semi Teknis Langau di Kabupaten Deli Serdang. (s.d 2019);
A.33. Pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI): DI lainnya di Kawasan Perkotaan
Mebidangro. (s.d 2019);
-
Laporan Antara
~ 40 ~
A.34. Pengembangan dan peningkatan Daerah Rawa (DR): DR Paluh Manan, DR Paluh
Merbau, DR Sisir Gunting, DR Bulu Cina, DR Serdang/Haru Gemuk, dan DR Sei Tuan di
Kabupaten Deli Serdang. (s.d 2019);
A.35. Pengembangan dan peningkatan pengamanan pantai di seluruh pantai rawan abrasi di
Kawasan Perkotaan Mebidangro. (s.d 2019).
Sintesa Program/Kegiatan Bidang Bina Marga
B.1. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin jalan
ruas Bts. Kota Stabat - Bts. Kota Binjai. Vol 3.4 Km, Rp. 221.3 (dlm juta) (s.d 2017);
B.2. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin jalan
ruas Jln. Amir Hamzah (Binjai). Vol 7.5 Km, Rp. 487.8 (dlm juta) (s.d 2017);
B.3. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin jalan
ruas Jln. Lingkar Luar Binjai. Vol 8 Km, Rp. 518.5 (dlm juta) (s.d 2017);
B.4. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin jalan
ruas Bts. Kota Binjai - Bts. Kota Medan. Vol 8 Km, Rp. 521.6 (dlm juta) (s.d 2017);
B.5. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin jalan
ruas Jln. Soekarno-Hatta (Binjai). Vol 4.6 Km, Rp. 301.1 (dlm juta) (s.d 2017);
B.6. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin jalan
ruas Jln. Binjai Raya (Medan), Vol 2.6 Km, Rp. 167.8 (dlm juta) (s.d 2017);
B.7. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin jalan
ruas Jln. Gatot Subroto (Medan). Vol 1.9 Km, Rp. 133.3 (dlm juta) (s.d 2017);
B.8. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin jalan
ruas Jln. Sisingamangaraja (Medan), Vol 9.1 Km, Rp. 651.6 (dlm juta) (s.d 2017);
B.9. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin jalan
ruas Bts. Kota Medan - Bts. Kota Lubuk Pakam, Vol 14 Km, Rp. 1010.3 (dlm juta) (s.d
2017);
B.10. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin jalan
ruasJln. Industri (Medan), Vol 3.6 Km, Rp. 259.2 (dlm juta) (s.d 2017);
B.11. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin jalan
ruas Jln. Ngumban Surbakti (Medan), Vol 3.4 Km, Rp. 248 (dlm juta) (s.d 2017);
B.12. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin jalan
ruas Jln. A.H. Nasution (Jln. Tritura/Jln. Karya Jasa) (Medan) , Vol 5.4 Km, Rp. 386.6
(dlm juta) (s.d 2017);
-
Laporan Antara
~ 41 ~
B.13. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Jln. Medan (Lubuk Pakam), Vol 3.0. Rp. 219.1 (dlm juta) (s.d 2017);
B.14. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Bts. Kota Medan - Tembung - Lubuk Pakam, Vol 33.8, Rp. 2.433,6 (dlm juta) (s.d 2017);
B.15. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Jln. Pertahanan/Jln. Cemara (Medan), Vol 1.3, Rp. 95.3 (dlm juta) (s.d 2017);
B.16. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Jln. Kolonel Bejo (Medan), Vol 3.0, Rp. 216.0 (dlm juta) (s.d 2017);
B.17. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Jln. Pancing (Medan), Vol 3.4, Rp. 242.4 (dlm juta) (s.d 2017);
B.18. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Medan - Belawan (Medan). Vol 8.0, Rp. 576.1 (dlm juta) (s.d 2017);
B.19. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Jln. Asrama (Medan). Vol 1.5, Rp. 108.8 (dlm juta) (s.d 2017);
B.20. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Jln. Kapten Sumarsono (Medan). Vol 5.0 Km, Rp. 356.4 (dlm juta) (s.d 2017);
B.21. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Jln. Helvetia (Medan). Vol 1.0 Km, Rp. 68.4 (dlm juta) (s.d 2017);
B.22. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Jln. Pertempuran (Medan). Vol 0.6 Km Rp. 42 (dlm juta) (s.d 2017);
B.23. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Jln. Yos Sudarso (Medan), Vol 11.5 Km, Rp. 826.4 (dlm juta) (s.d 2017);
B.24. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Bts. Kota Lubuk Pakam - Bts. Kab. Serdang Bedigai, Vol 4.1 Km, Rp. 269.1 (dlm juta) (s.d
2017);
B.25. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Jln. Siantar (Lubuk Pakam). Vol 6.2 Km, Rp. 443.5 (dlm juta) (s.d 2017);
B.26. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Bts. Keb. Deli Serdang - Perbaungan, Vol 1.9 Km, Rp. 120.9 (dlm juta) (s.d 2017);
B.27. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Perbaungan - Bts. Deli Serdang/Sei Buluh, Vol 13.0 Km, Rp. 842.9 (dlm juta) (s.d 2017);
B.28. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Bts. Deli Serdang/Sei Buluh - Sei Rampah, Vol 13.1 Km, Rp. 850 (dlm juta) (s.d 2017);
-
Laporan Antara
~ 42 ~
B.29. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Sei Rampah - Bts. Kota Tebing Tinggi, Vol 13 Km, Rp. 845.1 (dlm juta) (s.d 2017);
B.30. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Bts. Kota Medan - Bts. Kab. Tanah Karo.Vol 38 Km, Rp. 2472.7 (dlm juta) (s.d 2017);
B.31. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Jln. Yamin Ginting (Medan). Vol 12 Km, Rp. 778.1 (dlm juta) (s.d 2017);
B.32. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin ruas
Bts. Deli Serdang - Bts. Kota Kabanjahe. Vol 19.9 Km, Rp. 1296.5 (dlm juta) (s.d 2017);
B.33. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan Sei Belengking. Vol/Rp. 18.6 (dlm juta) (s.d 2017);
B.34. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei tandem hilir i. Vol/rp. 6 (dlm juta) (s.d 2017);
B.35. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei tandem hilir ii. Vol/rp. 6 (dlm juta) (s.d 2017);
B.36. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei tandem hilir iii. Vol/rp. 7 (dlm juta) (s.d 2017);
B.37. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei kuala bingei. Vol/rp. 4.5 (dlm juta) (s.d 2017);
B.38. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei tandem ii. Vol/rp. 5 (dlm juta) (s.d 2017);
B.39. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei tandem iii. Vol/rp. 6.0 (dlm juta) (s.d 2017);
B.40. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei tandem iv. Vol/rp. 4.5 (dlm juta) (s.d 2017);
B.41. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei tandem v. Vol/rp. 4.6 (dlm juta) (s.d 2017);
B.42. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei tandem i. Vol/rp. 4.6 (dlm juta) (s.d 2017);
B.43. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit besar 6. Vol/rp. 4 (dlm juta) (s.d 2017);
B.44. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit besar 7. Vol/rp. 4 (dlm juta) (s.d 2017);
B.45. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasionalberupa pemeliharaan rutin
jembatan sei seguti. Vol/rp. 4 (dlm juta) (s.d 2017);
-
Laporan Antara
~ 43 ~
B.46. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei semayang 1. Vol/rp. 4 (dlm juta) (s.d 2017);
B.47. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei semayang 2. Vol/rp. 3 (dlm juta) (s.d 2017);
B.48. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei semayang 3. Vol/rp. 5 (dlm juta) (s.d 2017);
B.49. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei rambi. Vol/rp. 12.2 (dlm juta) (s.d 2017);
B.50. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei rambi 1. Vol/rp. 6.0 (dlm juta) (s.d 2017);
B.51. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei rambi 2. Vol/rp. 2.5 (dlm juta) (s.d 2017);
B.52. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei rambi 3. Vol/rp. 3.0 (dlm juta) (s.d 2017);
B.53. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit besar 4. Vol/rp. 3.5 (dlm juta) (s.d 2017);
B.54. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan parit besar 1. Vol/rp. 5 (dlm juta) (s.d 2017);
B.55. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan parit besar 3. Vol/rp. 4.0 (dlm juta) (s.d 2017);
B.56. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei sikambing. 15.0 (dlm juta) (s.d 2017);
B.57. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 10. Vol/rp. 6 (dlm juta) (s.d 2017);
B.58. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 11. Vol/rp. 6 (dlm juta) (s.d 2017);
B.59. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 12. Vol/rp. 7 (dlm juta) (s.d 2017);
B.60. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 2. Vol/rp. 8 (dlm juta) (s.d 2017);
B.61. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei belawan 1 a. Vol/rp. 15 (dlm juta) (s.d 2017);
B.62. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei belawan 1 b. Vol/rp. 15 (dlm juta) (s.d 2017);
-
Laporan Antara
~ 44 ~
B.63. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei babura a. Vol/rp. 30 (dlm juta) (s.d 2017);
B.64. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei babura b. Vol/rp. 30 (dlm juta) (s.d 2017);
B.65. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 1 a. Vol/rp. 11 (dlm juta) (s.d 2017);
B.66. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 1 b. Vol/rp. 11 (dlm juta) (s.d 2017);
B.67. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei batang kuis. Vol/rp. 8 (dlm juta) (s.d 2017);
B.68. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 1. Vol/rp. 7 (dlm juta) (s.d 2017);
B.69. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 9. Vol/rp. 2 (dlm juta) (s.d 2017);
B.70. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei kuala. Vol/rp. 21 (dlm juta) (s.d 2017);
B.71. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 7. Vol/rp. 6 (dlm juta) (s.d 2017);
B.72. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 8. Vol/rp. 6 (dlm juta) (s.d 2017);
B.73. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 1. Vol/rp. 3 (dlm juta) (s.d 2017);
B.74. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 2. Vol/rp. 2.5 (dlm juta) (s.d 2017);
B.75. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit besar. Vol/rp. 16.0 (dlm juta) (s.d 2017);
B.76. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei rotan 1. Vol/rp. 8.5 (dlm juta) (s.d 2017);
B.77. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei rotan 2. Vol/rp. 3.2 (dlm juta) (s.d 2017);
B.78. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei rotan 3. Vol/rp. 6.0 (dlm juta) (s.d 2017);
B.79. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei rotan 4. Vol/rp. 12.0 (dlm juta) (s.d 2017);
-
Laporan Antara
~ 45 ~
B.80. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei rotan 5 . Vol/rp. 5.3 (dlm juta) (s.d 2017);
B.81. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei segitiga. Vol/rp. 82 (dlm juta) (s.d 2017);
B.82. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei silalas. Vol/rp. 44 (dlm juta) (s.d 2017);
B.83. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit busuk. Vol/rp. 19.2 (dlm juta) (s.d 2017);
B.84. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 1. Vol/rp. 5.0 (dlm juta) (s.d 2017);
B.85. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan jembatan helvetia a. Vol/rp. 40 (dlm juta) (s.d 2017);
B.86. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei parit 4. Vol/rp. 12.3 (dlm juta) (s.d 2017);
B.87. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pemeliharaan rutin
jembatan sei riung. Vol/rp. 15.5 (dlm juta) (s.d 2017);
B.88. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pelebaran jalan Bts. Kota
Medan - Tembung - Lubuk Pakam, Vol 2 Km, Rp. 14.250 (dlm juta) (2015);
B.89. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pelebaran jalan Jln.
Siantar (Lubuk Pakam), Vol 0.6 Km, Rp. 8.015,6 (dlm juta) (2016);
B.90. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa rekonstruksi/peningkatan
struktur jalan Bts. Kota Stabat - Bts. Kota Binjai. Vol 1 Km, Rp. 5.700 (dlm juta) (2015);
B.91. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa rekonstruksi/peningkatan
struktur jalan Jln. Lingkar Luar Binjai. Vol 1 Km, Rp. 5.700 (dlm juta) (2015);
B.92. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa rekonstruksi/peningkatan
struktur jalan Jln. Ngumban Surbakti (Medan). Vol 3.33 Km, Rp. 4164.6 (dlm juta)
(2015);
B.93. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa rekonstruksi/peningkatan
struktur jalan Jln. Medan (Lubuk Pakam). Vol 1.50, Rp. 1.878.2 (dlm juta) (2015);
B.94. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa rekonstruksi/peningkatan
struktur jalan Jln. Pancing (Medan). Vol 1.00, Rp. 7000 (dlm juta) (s.d 2017);
B.95. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa rekonstruksi/peningkatan
struktur jalan Bts. Keb. Deli Serdang - Perbaungan. Vol 1 Km, Rp. 7000 (2015);
-
Laporan Antara
~ 46 ~
B.96. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa rekonstruksi/peningkatan
struktur jalan Bts. Deli Serdang/Sei Buluh - Sei Rampah. Vol 0.55 km, Rp. 8030.0 (dlm
juta) (2015);
B.97. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa rekonstruksi/peningkatan
struktur jalan Sei Rampah - Bts. Kota Tebing Tinggi. Vol 3.9. Rp. 11310.0 (dlm juta)
(2016);
B.98. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa pembangunan jalan bebas
hambatan ruas Medan - Kuala Namu. Vol 5 km, Rp. 501070.4 (dlm juta) (s.d 2017);
B.99. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jalan arteri primer ruas
jalan Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai-Lubuk Pakam-Tanjung Morawa-Lingkar Luar
Kota Medan-Sunggal-Binjai-Batas Binjai/Langkat (s.d 2019);
B.100. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jalan arteri primer ruas
jalan Medan-Belawan (s.d 2019);
B.101. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jalan arteri primer ruas
jalan Medan-Batang Kuis-Kuala Namu (s.d 2019);
B.102. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jalan arteri primer ruas
jalan Lubuk Pakam-Kuala Namu-Belawan (s.d 2019);
B.103. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jalan arteri primer ruas
jalan Kuala Namu-Tanjung Morawa (s.d 2019);
B.104. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa jalan arteri primer ruas
jalan Percut Sei Tuan-Tembung-Tanjung Morawa (s.d 2019);
B.105. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa jalan arteri primer ruas
jalan Medan Sunggal-Medan Timur-Percut Sei Tuan (s.d 2019);
B.106. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa jalan arteri primer ruas
jalan Medan Selayang-Pancur Batu (s.d 2019);
B.107. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa jalan kolektor primer 1
ruas Pengembangan dan peningkatan jalan Pancur Batu Berastagi (s.d 2019);
B.108. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa jalan kolektor primer 1
ruas jalan Berastagi-Kabanjahe (s.d 2019);
B.109. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa jalan kolektor primer 2
ruas jalan Deli Tua- Sinembah Tanjung Muda Hilir-Tiga Juhar-Bangun Purba (s.d 2019);
B.110. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa jalan kolektor primer 2
ruas jalan Pagar Merbau-Galang-Bangun Purba-Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai
(s.d 2019);
-
Laporan Antara
~ 47 ~
B.111. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa jalan kolektor primer 2
ruas jalan Galang-Batas Deli Serdang/Serdang Bedagai (s.d 2019);
B.112. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa jalan kolektor primer 2
ruas jalan Batas Deli Serdang/ Simalungun-Pekan Gunung Meriah-Jalan Batas Deli
Serdang/Simalungun (s.d 2019);
B.113. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jaringan Jalan Arteri
Sekunder ruas jalan yang menghubungkan Kota Binjai dengan Kota Medan dan
Kawasan Perkotaan Lubuk Pakam (s.d 2019);
B.114. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jaringan Jalan Arteri
Sekunder ruas jalan yang menghubungkan Kawasan Perkotaan Pancur Batu dengan
Kawasan Perkotaan Lubuk Pakam melalui Kecamatan Deli Tua (s.d 2019);
B.115. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jaringan Jalan Arteri
Sekunder ruas jalan yang menghubungkan Kota Medan dengan Kawasan Perkotaan
Percut Sei Tuan dan Kawasan Perkotaan Lubuk Pakam melalui Kecamatan Batang Kuis
(s.d 2019);
B.116. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jaringan Jalan Arteri
Sekunder ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Medan Helvetia dengan
Kecamatan Medan Labuhan (s.d 2019);
B.117. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jaringan Jalan Arteri
Sekunder ruas jalan yang menghubungkan Kawasan Perkotaan Percut Sei Tuan
dengan Kawasan Perkotaan Lubuk Pakam melalui Kecamatan Batang Kuis dan
Kecamatan Pantai Labu (s.d 2019);
B.118. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jaringan Jalan Arteri
Sekunder ruas jalan yang menghubungkan Kawasan Perkotaan Lubuk Pakam dengan
Kecamatan Beringin dan Kecamatan Pantai Labu (s.d 2019);
B.119. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jaringan jalan bebas
hambatan ruas jaringan jalan bebas hambatan antarkota Medan- Tanjung Morawa-
Lubuk Pakam-Kuala Namu (s.d 2019);
B.120. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jaringan jalan bebas
hambatan ruas jaringan jalan bebas hambatan dalam kota Belawan-Medan-Tanjung
Morawa (s.d 2019);
B.121. Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional berupa Jaringan jalan bebas
hambatan ruas jaringan jalan bebas hambatan dalam kota Binjai-Medan (s.d 2019).
-
Laporan Antara
~ 48 ~
Sintesa Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya
C.1. Penyediaan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh Kel Setia, Kel
Tangsi (Binjai Kota) Kota Binjai, (thn 2015)
C.2. Pembangunan Drainase Primer Kec. Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang, (thn 2015)
C.3. SPAM Terfasilitasi Pdam Tirta Deli, (thn 2015)
C.4. Optimalisasi Ikk Pantai Labu, (thn 2015)
C.5. Pembangunan Spam Ikk Pancur Batu Kap. 25 L/Dt, (thn 2015)
C.6. Spam Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil Desa Kampung Selemak, Kec. Hamparan Perak,
(thn 2015)
C.7. Pembangunan Spam Metro Medan, (thn 2015)
C.8. Pembangunan Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh Kota Lubuk Pakam, (thn
2015)
C.9. Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Kws Permukiman Perdesaan Kec Payung
Kabupaten Karo, (thn 2015)
C.10. SPAM Di Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil di Lau Solu Kec. Mardinding, (thn 2015)
C.11. SPAM Di Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil di Desa Kampung Selemak Kec. Hamparan
Perak, (thn 2015)
C.12. SPAM Di Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil di Desa Tanjum Bampu Kec. Stm Hulu. (thn
2015)
C.13. Pengembangan dan peningkatan Jaringan Transmisi Air Minum di Kawasan Perkotaan
Mebidangro (sd. 2019)
C.14. Pengembangan dan peningkatan perluasan jaringan distribusi ke masyarakat di
Kawasan Perkotaan Mebidangro. (sd. 2019)
C.15. Pengembangan dan peningkatan SPAM meliputi IPA Deli Tua, IPA Sibolangit, IPA
Sunggal, IPA Marcapada, IPA Hamparan Perak, IPA Sei Ular, IPA Limau Manis, IPA
Belumai, dan IPA S. Percut di Kawasan Perkotaan Mebidangro. (sd. 2019)
C.16. Pengembangan dan peningkatan saluran drainase primer: Sungai Badera-Belawan,
Sungai Babura-Deli, Sungai Kera-Percut, Sungai Diski, Sungai Bingai, Sungai Bengkatan,
Sungai Mencirim, Sungai Lubuk Dalam, Sungai Ular, Sungai Serdang, Sungai Percut,
Sungai Deli, Sungai Belawan, Lau Asam, Lau Belim, dan Lau Mulgap di Kawasan
Perkotaan Mebidangro. (sd. 2019)
C.17. Pengembangan dan peningkatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) IPAL Cemara di
Kecamatan Medan Timur di Kota Medan. (sd. 2019)
-
Laporan Antara
~ 49 ~
C.18. Pengembangan dan peningkatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) IPAL Mencirim
di Kecamatan Binjai Timur di Kota Binjai. (sd. 2019)
C.19. Pengembangan dan peningkatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) IPAL Binjai di
Kecamatan Binjai Utara di Kota Binjai. (sd. 2019)
C.20. Pengembangan dan peningkatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) IPAL Lubuk
Pakam di Kecamatan Lubuk Pakam di Kabupaten Deli Serdang. (sd. 2019)
C.21. Pengembangan dan peningkatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) IPAL Sunggal di
Kecamatan Sunggal di Kabupaten Deli Serdang. (sd. 2019)
C.22. Pengembangan dan peningkatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) IPAL Sinembah
Tanjung Muda Hilir di Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir di Kabupaten Deli
Serdang. (sd. 2019)
C.23. Pengembangan dan peningkatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Namorambe di
Kecamatan Namorambe di Kabupaten Deli Serdang. (sd. 2019)
C.24. Pengembangan dan peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Terjun di Kecamatan
Medan Marelan di Kota Medan. (sd. 2019)
C.25. Pengembangan dan peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Mencirim di
Kecamatan Binjai Timur di Kota Binjai. (sd. 2019)
C.26. Pengembangan dan peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Namobintang di
Kecamatan Pancur Batu di Kabupaten Deli Serdang. (sd. 2019)
C.27. Pengembangan dan peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Durian Tonggal di
Kecamatan Pancur Batu di Kabupaten Deli Serdang. (sd. 2019)
C.28. Pengembangan dan peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tadukan Raga di
Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir di Kabupaten Deli Serdang. (sd. 2019)
C.29. Pengembangan dan peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Batang Kuis di
Kecamatan Batang Kuis di Kabupaten Deli Serdang. (sd. 2019)
C.30. Pengembangan dan peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional/TPST di
Kabupaten Deli Serdang. (sd. 2019)
-
Laporan Antara
~ 50 ~
Peta 12. Program Prioritas Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Sumber Daya Air
-
Laporan Antara
~ 51 ~
Peta 13. Program Prioritas Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Bina Marga
-
Laporan Antara
~ 52 ~
Peta 14. Program Prioritas Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
-
Laporan Antara
~ 53 ~
Rencana Terpadu
Rencana terpadu adalah program/kegiatan infrastruktur bidang pekerjaan umum yang telah
diseleksi berdasarkan sifat strategi dari sasaran wilayah/kawasan yang dapat didefinisikan untuk
mengendalikan dan atau untuk mendorong sasaran wilayah/kawasan.
Berdasarkan rencana tata ruang