$325$1 .,1(5-$...(enam) rtr ksn sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) rtr ksn siap untuk...

81

Upload: others

Post on 07-Jun-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

LAPORANKINERJA2017

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANGKEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN

Page 2: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 disusun

dengan maksud untuk mengkomunikasikan capaian kinerja tahunan yang

terkait dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam

Perjajian Kinerja (PK) sekaligus sebagai sarana untuk

mempertanggungjawaban tingkat kinerja yang dicapai.

Dokumen Laporan Kinerja (LKj) terdiri dari empat bagian, Pertama,

memaparkan gambaran umum tugas, fungsi direktorat dan struktur organisasi,

serta isu strategis, permasalahan, dan tantangan yang dihadapi oleh Direktorat

Perencanaan Tata Ruang untuk memenuhi target pencapaian kinerja. Kedua, menjelaskan tentang

Rencana Kinerja atau Perjanjian Kinerja Tahunan, termasuk penjelasan terkait perubahan anggaran

yang terjadi selama tahun anggaran 2017 yang mempengaruhi pengukuran kinerja Direktorat

Perencanaan Tata Ruang. Ketiga, menjelaskan tentang akuntabilitas kinerja yang dicapai Direktorat

melalui pengukuran kinerja, perbandingan pencapaian kinerja, dan evaluasi kinerja yang dilengkapi

dengan analisis akuntabilitas kinerja dan tinjauan aspek keuangan, serta hal-hal pokok yang perlu

dipertimbangkan untuk meningkatkan kinerja direktorat pada masa yang akan datang dan Keempat

adalah penutup yang merupakan kesimpulan dari capaian kinerja dan upaya penyelesaian

permasalahan dalam pencapaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

Penilaian akuntabilitas kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang mengacu pada dokumen

Penetapan Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2017 yang ditetapkan di awal tahun

anggaran meskipun kemudian didalam pelaksanaanya terdapat perubahan anggaran dan program

yang dinamis, baik berupa perubahan jumlah paket pekerjaan maupun alokasi dana kegiatan yang

semuanya dilakukan melalui proses revisi anggaran serta tercantum dalam dokumen hasil revisi.

Dengan disusunnya Laporan Kinerja (LKj), di samping sebagai suatu kewajiban, diharapkan dapat

dimanfaatkan sebagai bahan untuk melakukan evaluasi guna peningkatan kinerja dan

penyempurnaan proses perencanaan dan penganggaran, baik di lingkungan Direktorat

Perencanaan Tata Ruang khususnya maupun kinerja Direktorat Jenderal Tata Ruang pada umumnya

sehingga visi dan misi yang ditetapkan dalam dokumen Renstra dapat tercapai.

Jakarta, Januari 2018

Direktur Perencanaan Tata Ruang

Aria Indra Purnama, ST. MUM

NIP. 19681228 199703 1 003

Page 3: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

ii Laporan Kinerja Tahun 2017

Ringkasan eksekutif

Direktorat Perencanaan Tata Ruang merupakan salah satu unit eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional. Sementara fungsi yang diemban Direktorat Perencanaan Tata Ruang adalah penyiapan perumusan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional; penyiapan dan pelaksanaan program di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional; penyiapan instrumen dan pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang; penyiapan pengelolaan data dan informasi serta bahan komunikasi; penyusunan pedoman bidang perencanaan tata ruang; penyusunan dan pelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional, termasuk kawasan perbatasan negara; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Mengacu pada isu strategis, tugas pokok dan fungsi, serta kebijakan pemerintah di tahun 2017

maka kegiatan prioritas Direktorat Perencanaan Tata Ruang di tahun 2017 adalah penetapan

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) hasil Peninjauan Kembali (telah ditetapkan sebagai

Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2017), Penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

Nasional sebagai Peraturan Presiden, Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan

(pemenuhan amanat Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah serta

pemenuhan nawacita terkait pembangunan dari daerah pinggiran), Penyusunan dan Legalisasi

NSPK Bidang Perencanaan (sesuai family tree NSPK dan target RPJMN), serta penyebarluasan

informasi tentang penataan ruang nasional (RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan dan RTR KSN).

Perjanjian Kinerja merupakan pernyataan komitmen dan janji kesepakatan kinerja di Tahun 2017

yang akan diwujudkan oleh Direktur Perencanaan Tata Ruang sebagai penerima amanah kepada

atasan langsungnya yaitu Direktur Jenderal Tata Ruang dengan mengacu pada dokumen DIPA/RKA-

KL tahun 2017. Untuk mendukung pencapaian sasaran kegiatan “meningkatnya kualitas rencana

tata ruang pada tingkat nasional”, Direktorat Perencanaan Tata Ruang memiliki 4 (tiga) indikator

kinerja yaitu :

1. IKK 1 : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, didukung oleh 1 (satu) paket

pekerjaan dengan pagu anggaran Rp. 1,359,412,000 dan target output 1 (satu) RTRWN

2. IKK 2 : Jumlah Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara, didukung oleh 8

(delapan) paket pekerjaan dengan pagu anggaran Rp. 6,408,402,000 dan target output 8

(delapan) RDTR Kawasan Perbatasan

3. IKK 3 : Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN), didukung oleh 4

(empat) paket pekerjaan dengan pagu anggaran Rp. 7,606,428,000 dan target output 15

(lima belas) RTR KSN

Page 4: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

iii Laporan Kinerja Tahun 2017

4. IKK 4 : Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang, didukung oleh 2 (dua) paket

pekerjaan dengan pagu anggaran Rp. 1.850.578.000, dan target output 3 (tiga) fasleg dan

1 RUU NSPK

Di luar keempat IKK tersebut, ada alokasi dana sebesar Rp. 3.379.750.000 untuk pekerjaan layanan

dukungan manajemen Direktorat Perencanaan Tata Ruang (kebijakan dan kemitraan bidang

perencanaan tata ruang) dengan target output 5 (lima) dokumen.

Dengan demikian, total dana yang dikelola oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang di tahun 2017

sebesar Rp. 16.801.356.000 untuk mendukung pelaksanaan 17 (tujuh belas) paket pekerjaan yang

harus dipertanggungjawabkan sebagaimana tercantum dalam dokumen Perjanjian Kinerja

Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

Namun terdapat revisi Perjanjian Kinerja dikarenakan di pertengahan tahun anggaran terdapat

kebijakan penghematan anggaran, sehingga alokasi anggaran yang dikelola Direktorat Perencanaan

Tata Ruang berubah menjadi Rp. 10.746.205.000. Perubahan ini tidak diikuti oleh penurunan

jumlah output pekerjaan namun terjadi perubahan ruang lingkup pekerjaan, disesuaikan dengan

alokasi anggaran yang tersedia.

Dengan memanfaatkan aplikasi pemantauan dan evaluasi berupa SMART-DJA, e-monev Bappenas,

SKMPP maupuan e-monitoring dapat diketahui kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang di akhir

tahun anggaran untuk masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut :

1. IKK 1 : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, tercapai output 1 (satu) RTRWN,

dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 377,452,220 (100 %)

2. IKK 2 : Jumlah Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara, tercapai output 8

(delapan) Rancangan Peraturan RDTR Kawasan Perbatasan dengan realisasi fisik sebesar

100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 5,091,328,600 (99,45 %)

3. IKK 3 : Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN), tercapai output 6

(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk

tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan realisasi fisik

sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 2,183,097,450 (99,98 %)

4. IKK 4 : Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang, tercapai output 3 (tiga) rapermen

NSPK sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 1 RUU dengan realisasi fisik 100% dan

realisasi keuangan Rp. 1,023,159,683 (99,89 %).

Untuk pekerjaan layanan dukungan manajamen Direktorat Perencanaan Tata Ruang (kebijakan dan

kemitraan bidang perencanaan tata ruang) tercapai output 5 (lima) dokumen dengan realisasi fisik

100% dan realisasi keuangan Rp. 2,040,493,807 (99,95 %).

Dengan demikian terdapat realisasi sebanyak 33 (tiga puluh tiga) keluaran dengan realisasi fisik

sebesar 100% dan realisasi keuangan Rp. 10,721,701,960 dari total alokasi anggaran Rp.

10.746.205.000 (penyerapan keuangan 99,71 %).

Page 5: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

iv Laporan Kinerja Tahun 2017

Meskipun secara keseluruhan capain kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada tahun 2017

telah menunjukan kinerja yang baik, (realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan 99,71%) namun

cukup banyak target substansi akhir yang ditargetkan di tahun awal perencanaan tidak dapat

dicapai dikarenakan kebijakan penghematan anggaran yang cukup besar di tengah tahun anggaran

sehingga memaksa harus dilakukan penyesuaian ruang lingkup pekerjaan untuk disesuaikan dengan

alokasi anggaran yang tersedia.

Namun untuk upaya perbaikan terdapat beberapa saran atau harapan guna meningkatan kinerja

Direktoran Perencanaan Tata Ruang di tahun mendatang, yaitu :

a. Penerapan kebijakan besaran pemotongan untuk penghematan untuk masng-masing unit eselon II atau eselon I perlu mempertimbangkan besaran alokasi yang tidak mempengaruhi pencapaian pekerjaan yang mendukung Program Prioritas Nasional, tidak mempunyai implikasi terhadap tuntutan dari pihak ketiga serta alokasi dana yang sudah terserap

b. Koordinasi lebih intensif dengan K/L terkait untuk bersama-sama berkomitmen untuk medukung penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang menjadi target Program Prioritas Nasional maupun RPJMN.

c. Perlunya integrasi untuk aplikasi monitoring dan evaluasi yang dapat memenuhi kebutuhan monitoring evaluasi untuk berbagai keperluan dari berbagai kepentingan agar tidak terlalu banyak aplikasi yang harus diisi dengan tujuan yang sama

d. Menggunakan data dan informasi yang telah diinput ke berbagai aplikasi monitoring dan evaluasi untuk perencanan kebijakan pemrograman di tahun mendatang

e. Lebih diberikan fleksibilitas dalam pengalokasian anggaran untuk pemenuhan target program prioritas nasional, prioritas bidang maupun prioritas K/L agar target-target yang telah dibebankan dapat dicapai

f. Perlu koordinasi intensif dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan terkait kebijakan untuk pemenuhan target kegiatan prioritas nasional dan prioritas bidang yang menjadi tanggungjawab Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

g. Perlunya penambahan sumber daya manusia mengingat adanya keterbatasan ketersediaan sumber daya manusia yang ada namun di sisi lain target yang dibebankan cukup besar

h. Perlu dilakukannya peninjauan kembali target-target RPJMN 2015-2019 karena sasaran dan indikator dalam matriks program tidak sesuai dengan struktur organisasi dan tugas fungsi Direktorat Jenderal Tata Ruang di Kementerian ATR/BPN serta adanya kebijakan baru dalam pemrograman (semula money follow function menjadi money follow program)

i. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tata Ruang dan juga Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2015-2019 perlu ditinjau kembali atau direvisi untuk mengakomodasi tugas, fungsi dan kegiatan masing-masing unit kerja Eselon II yang masih dalam tahap penyesuaian, serta restrukturisasi sasaran program Ditjen Tata Ruang yang mengarah ke pencapaian outcome dan kinerja Kementerian ATR/BPN.

Page 6: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

v Laporan Kinerja Tahun 2017

j. Perlu adanya perencananaan dan tindakan strategis untuk mengatasi kendala penyelesaian kegiatan baik kendala intern maupun dari ekstern sehingga capaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang dapat menjadi lebih baik tiap tahunnya.

k. Peningkatan koordinasi serta peran aktif dari masing-masing bagian dalam Direktorat Perencanaan Tata Ruang dan juga unit kerja Eselon II lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan swakelola maupun kontraktual

Page 7: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017

vi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i Executive Summary ............................................................................................................ ii Daftar isi ............................................................................................................................... vi Daftar Tabel ......................................................................................................................... viii Daftar Gambar ..................................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ I-1

1.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ...................................................................... I-3

1.1.1. Tugas dan Fungsi .......................................................................................... I-3

1.1.2. Struktur Organisasi ....................................................................................... I-5

1.2. Arti Penting Organisasi .............................................................................................. I-7

1.3. Permasalahan dan Isu Strategis ................................................................................ I-8

1.4. Harapan Terhadap Organisasi ................................................................................. I-10

BAB II PERENCANAAN KINERJA.......................................................................................... II-1

2.1 Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ........... II-1

2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ........................ II-4

2.3 Rencana Aksi Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ............................... II-9

2.4 Metode Pengukuran ................................................................................................ II-12

2.5 Perencanaan Anggaran ............................................................................................ II-14

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................ III-1

3.1. Capaian Kinerja Organisasi ....................................................................................... III-1

3.1.1. Pemantauan Progres Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2017 ........................... III-2

3.1.2. Realisasi Perjanjian Kinerja 2017 ................................................................. III-8

3.1.3. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Pada Tahun 2017 dengan Tahun Sebelumnya .......................................... III-18

3.1.4. Perbandingan Target Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2015 – 2019 dengan Capaian Kinerja Tahun 2015 - 2017 ............ III-20

3.1.5. Perbandingan Target RPJMN dengan Realisasi Kinerja Tahun 2017 ......... III-25

3.1.6. Analisis Keberhasilan dan Kegagalan Pencapaian Kinerja ......................... III-30

3.1.7. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya........................................................... III-32

Page 8: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017

vii

3.2. Realisasi Anggaran .................................................................................................. III-33

3.2.1. Realisasi Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang .......................... III-33

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... IV-1

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................... IV-1

4.2 Saran IV-2

Page 9: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Kegiatan Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 . II-3

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 (DIPA-0)... II-5

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 (Revisi) .... II-6

Tabel 2.4 Rencana Aksi Pekerjaan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 (per triwulan) ................................................................................................ II-10

Tabel 2. 5 Sandingan Pagu per Pekerjaan di Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ................................................................................................... II-18

Tabel 3.1 Realisasi Fisik (Substansi Pekerjaan) di-Direktorat Perencanaan Tahun 2017 . III-4

Tabel 3.2 Realisasi Keuangan Kegiatan Direktorat Perencanaan Tahun 2017 .................. III-6

Tabel 3.3 Realisasi Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ................ III-10

Tabel 3.4 Status Kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Indikator Kegiatan I ..... III-12

Tabel 3.5 Status Kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Indikator Kegiatan 2 .... III-16

Tabel 3.6 Status Kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Indikator Kegiatan 3 .... III-17

Tabel 3.7 Sandingan Indikator Kinerja Direktorat Perencanaan tahun 2015-2016 dan 2017....................................................................................................... III-20

Tabel 3.8 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 – 2017 ......................................... III-20

Tabel 3.9 Perbandingan Indikator Output Renstra dan Perjanjian Kinerja ..................... III-22

Tabel 3.10 Perbandingan Target Renstra 2017 dengan Realisasi Kinerja 2017 .............. III-23

Tabel 3. 11 Perbandingan Realisasi Kinerja 2015-2017 dengan Target Renstra ............. III-24

Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017 Dengan Target RPJMN 2015-2019 ........................................................................................ III-27

Tabel 3.13 Backlog Capaian RPJMN 2015-2019 Direktorat Perencanaan Tata Ruang sampai Tahun 2017 ...................................................................................... III-30

Tabel 3.14 Perubahan DIPA Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 .................................................................................................. III-35

Tabel 3.15 Realisasi Triwulan Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 .................................................................................................. III-37

Tabel 3.16 Penyerapan Anggaran Kementerian ATR/BPN, Direktorat Jenderal Tata Ruang, dan Direktorat Perencanaan Tahun 2017 III-40

Page 10: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang ............................ I-5

Gambar 1.2 Bagan Struktur Organisasi Direktorat Perencanaan Tata Ruang..................... I-6

Gambar 1.3 Bagan Bisnis Proses Direktorat Perencanaan Tata Ruang .............................. I-7

Gambar 2.1 Unsur Indikator Kinerja ................................................................................... II-2

Gambar 2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang DIPA Awal ............... II-7

Gambar 2.3 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang DIPA Revisi .............. II-8

Gambar 2.4 Skema Perencanaan dan Monev Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ................................................................................................... II-12

Gambar 2.5 Perubahan Pagu Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ................................................................................................... II-15

Gambar 3.1 Grafik Penyerapan Anggaran Output Kegiatan DIPA Awal.......................... III-38

Gambar 3. 2 Grafik Penyerapan Anggaran Output Kegiatan DIPA Akhir ....................... III-38

Gambar 3.3 Grafik Sandingan Penyerapan Anggaran DIPA Awal dengan DIPA Akhir .... III-38

Gambar 3.4 Efisiensi Penyerapan Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang ......... III-39

Page 11: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-I

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB I-1

BAB I PENDAHULUAN

SAKIP dapat mencerminkan

integrasi dari sistem perencanaan,

sistem penganggaran dan sistem

pelaporan kinerja yang selaras

dengan pelaksanaan sistem

akuntabilitas keuangan. Secara

sederhana, setiap organisasi

diwajibkan mencatat dan

melaporkan setiap penggunaan

keuangan negara serta

kesesuaiannya dengan ketentuan

yang berlaku.

SAKIP akan berguna untuk bisa

mengukur setiap pembangunan

atau kinerja yang dilakukan masing-

masing institusi. Selain itu, sistem

ini bisa juga dijadikan sebagai tolak

ukur untuk mempertanggung-

jawabkan anggaran yang telah

digunakan untuk pelaksanaan

pembangunan. Tujuan dari

penerapan SAKIP adalah untuk

mendorong terciptanya akunta-

bilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang

baik dan terpercaya. Salah satu bentuk dari SAKIP adalah penyusunan Laporan Kinerja (LKj) yang

disusun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang

dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang

diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta

pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Tujuan

Laporan kinerja adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat

atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai. Laporan Kinerja juga sebagai upaya perbaikan

berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. Direktorat

Perencanaan Tata Ruang sebagai sebagai salah satu institusi pemerintah memiliki kewajiban untuk

menyusun Laporan Kinerja sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan dana

yang dialokasikan di tahun 2017. Melalui Laporan Kinerja ini akan dapat dilihat kinerja yang

dihasilkan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang di tahun 2017.

“Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) merupakan penerapan manajemen kinerja pemerintah yang sejalan dan konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi pada pencapaian outcome dan upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014, SAKIP didefinisikan sebagai rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran,dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah “

Page 12: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-I

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB I-2

Penyusunan Laporan Kinerja harus mengikuti prinsip-prinsip pelaporan pada umumnya yaitu laporan harus disusun secara jujur, obyektif, akurat, dan transparan. Disamping itu perlu pula diperhatikan:

1. Prinsip lingkup pertanggungjawaban. Hal-hal yang dilaporkan harus proporsional dengan lingkup kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dan memuat baik mengenai kegagalan maupun keberhasilan.

2. Prinsip prioritas. Yang dilaporkan adalah hal-hal yang penting dan relevan bagi pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban instansi yang diperlukan untuk upaya-upaya tindak lanjutnya.

3. Prinsip manfaat. Manfaat laporan harus lebih besar daripada biaya penyusunannya dan laporan harus mempunyai manfaat bagi peningkatan pencapaian kinerja. Dalam hubungan itu, perlu pula diperhatikan beberapa ciri laporan yang baik seperti relevan, tepat waktu, dapat dipercaya dan diandalkan, mudah dimengerti, jelas dan cermat), dalam bentuk yang menarik (tegas dan konsisten, tidak kontradiktif antar bagian), berdaya banding tinggi (reliable), berdaya uji (verifiable), lengkap, netral, padat, dan mengikuti standar laporan yang ditetapkan

Kementerian Agraria dan Tata Ruang /Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dibentuk pada pemerintahan Presiden Joko Widodo berdasarkan Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2015. Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, Direktorat Perencanaan Tata Ruang merupakan salah satu unit eselon II di bawah Direktorat Jenderal Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.

Sebagai landasan dalam melaksanakan kegiatan untuk mendukung pemenuhan tugas dan fungsinya, Direktorat Perencanaan Tata Ruang mengacu pada target-target yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019 yang tiap tahunnya di-break down dalam RKP, Renstra Kementerian ATR/BPN, Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang serta Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang yang dirinci tiap tahunnya menjadi rencana kerja tahunan (RKT). Pelaksanaan kegiatan tahunan sebagaimana tercantum dalam RKT pada akhir tahun anggaran dipertanggungjawabkan melalui LKj. Dalam melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya tersebut prinsip-prinsip good governance merupakan salah satu prasyarat yang harus dianut sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Salah satu hal penting dalam Laporan Kinerja adalah Pengukuran Kinerja. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang seharusnya terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja ini dilakukan secara berkala yaitu setiap triwulan dan tahunan. Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk terwujudnya organisasi yang akuntabel.

Page 13: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-I

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB I-3

1.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

1.1.1. Tugas dan Fungsi

Direktorat Perencanaan Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perencanaan Tata Ruang menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional;

b. penyiapan dan pelaksanaan program di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional;

c. penyiapan instrumen dan pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang;

d. penyiapan pengelolaan data dan informasi serta bahan komunikasi;

e. penyusunan pedoman bidang perencanaan tata ruang;

f. penyusunan dan pelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional, termasuk kawasan perbatasan negara; dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, dalam menjalankan tugas dan fungsinya Direktorat Perencanaan Tata Ruang terbagi atas 5 (lima) sub direktorat (subdit) yaitu Subdit Perencanaan dan Kemitraan, Subdit Pedoman Perencanaan Tata Ruang, Subdit Perencanaan Tata Ruang Nasional, Subdit Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah I, dan Subdit Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah II.

Adapun penjabaran tugas dan fungsi dari masing-masing subdit adalah sebagai berikut:

a. Subdit Perencanaan dan Kemitraan

Subdirektorat Perencanaan dan Kemitraan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan kebijakan dan strategi, pelaksanaan program, instrumen dan pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat, pengelolaan data dan informasi di bidang perencanaan tata ruang.

Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Perencanaan dan Kemitraan menyelenggarakan fungsi:

1) penyiapan perumusan bahan kebijakan dan strategi operasional, rencana dan program di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional;

Page 14: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-I

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB I-4

2) pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis dan program di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional;

3) penyiapan dan pengelolaan data dan informasi di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional; dan

4) pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis, kriteria, dan pelaksanaan program kemitraan dengan dunia usaha, lembaga pendidikan, dan organisasi nonpemerintah serta pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan tata ruang.

b. Subdit Pedoman Perencanaan Tata Ruang

Subdirektorat Pedoman Perencanaan Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan penyusunan pedoman di bidang perencanaan tata ruang.

Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Pedoman Perencanaan Tata Ruang menyelenggarakan fungsi:

1) pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi kebutuhan pedoman di bidang perencanaan tata ruang; dan

2) penyiapan penyusunan pedoman di bidang perencanaan tata ruang.

c. Subdit Perencanaan Tata Ruang Nasional

Subdirektorat Perencanaan Tata Ruang Nasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi nasional, penyusunan serta peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan perbatasan negara.

Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Perencanaan Tata Ruang Nasional menyelenggarakan fungsi:

1) penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi nasional di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/ kepulauan, dan kawasan perbatasan negara; dan

2) penyiapan bahan penyusunan dan peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan perbatasan negara.

d. Subdit Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah I

Subdirektorat Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi nasional, serta penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang kawasan strategis nasional di wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134, Subdirektorat Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah I menyelenggarakan fungsi:

1) penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan tata ruang kawasan strategis nasional di wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali;

Page 15: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-I

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB I-5

2) penyiapan bahan penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang kawasan strategis nasional di wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali.

e. Subdit Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah II

Subdirektorat Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi nasional, serta penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang kawasan strategis nasional di wilayah Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.

Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah II menyelenggarakan fungsi:

1) penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan tata ruang kawasan strategis nasional di wilayah Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua; dan

2) penyiapan bahan penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang kawasan strategis nasional di wilayah Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.

1.1.2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang (Ditjen Tata Ruang) dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

SEKRETARIATDIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT PERENCANAAN

TATA RUANG

DIREKTORAT PEMANFAATAN

RUANG

DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN

DIREKTORAT PEMBINAAN PERENCANAAN TATA

RUANG DAN PEMANFAATAN RUANG

DAERAH

Page 16: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-I

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB I-6

Gambar 1.2 Bagan Struktur Organisasi Direktorat Perencanaan Tata Ruang

Secara garis besar, bisnis proses yang dilakukan di Direktorat Perencanaan Tata Ruang adalah perencanaan rencana tata ruang yang bersifat Nasional serta penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria yang dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah, perkotaan dan perdesaan. Rencana umum tata ruang nasional yang disusun adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Mengacu salah satu muatan dari RTRWN, perlu disusun rencana rinci tata ruang nasional yaitu Rencana Tata Ruang 7 (tujuh) Pulau/Kepulauan dan Rencana Tata Ruang 76 (tujuh puluh enam) Kawasan Strategis Nasional (KSN).

Keseluruhan rencana tata ruang nasional yang disusun oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang akan dijadikan sebagai salah satu acuan oleh Direktorat Pemanfaatan Ruang dan Penataan Kawasan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya serta dijadikan sebagai bahan oleh Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah dalam pemberian persetujuan substansi rancangan peraturan daerah RTRW Provinsi, kabupaten dan Kota. Dalam pemberian persetujuan substansi, Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah juga akan melihat apakah dalam proses penyusunan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, Rencana Rinci Kawasan Strategis Provinsi/Kabupaten, dan Rencana Detail Tata Ruang sudah mengacu pada rencana tata ruang nasional dan NSPK yang dihasilkan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang. Secara garis besar bisnis proses Direktorat Perencanaan Tata Ruang dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

DIREKTORAT

PERENCANAAN TATA RUANG

SUBDIREKTORAT PERENCANAAN DAN KEMITRAAN

Seksi Perencanaan Umum dan Monitoring Evaluasi

Seksi Data, Informasi dan Kemitraan

SUBDIREKTORAT PEDOMAN PERENCANAAN TATA RUANG

Seksi Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perkotaan

Seksi Pedoman Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kawasan

Perdesaan

SUBDIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG NASIONAL

Seksi Perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau dan

Kepulauan

Seksi Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

SUBDIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS WILAYAH II

Seksi Wilayah IIA

Seksi Wilayah IIB

SUBDIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG KAWASAN

STRATEGIS NASIONAL WILAYAH I

Seksi Wilayah IA

Seksi Wilayah IB

Subbagian

Tata Usaha

Kelompok Jabatan Fungsional Umum dan/ Tertentu

Page 17: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-IV

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB I-7

Gambar 1.3 Bagan Bisnis Proses Direktorat Perencanaan Tata Ruang

1.2. Arti Penting Organisasi

Direktorat Perencanaan Tata Ruang bertugas menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional yang meliputi kegiatan:

a. perencanaan kebijakan teknis pemrograman dan monitoring evaluasi pelaksanaan kebijakan perencanaan tata ruang;

b. pelaksanaan perencanaan dan kemitraan bidang perencanaan tata ruang;

c. penyelenggaraan kajian, penyebarluasan, pengelolaan data dan informasi, komunikasi, serta pengembangan sistem informasi bidang perencanaan tata ruang;

d. penetapan rancangan NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang termasuk penyusunan RUU Pengelolaan Ruang Udara dan Laut Nasional;

e. tindak lanjut penetapan Peraturan Pemerintah RTRWN (kegiatan sinkronisasi dan sosialisasi)

f. penyusunan dan penetapan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

g. penyusunan, penetapan dan sosialisasi Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional

h. penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran

Untuk mewujudkan hal tersebut, Direktorat Perencanaan Tata Ruang melakukan koordinasi, fasilitasi, dan evaluasi bersama dengan pihak internal dan pihak eksternal seperti Bappenas, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dll.

Page 18: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-IV

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB I-8

1.3. Permasalahan dan Isu Strategis

Permasalahan dan isu-isu strategis Direktorat Perencanaan Tata Ruang yang dapat mempengaruhi kinerja Ditjen Tata Ruang dalam penyelenggaraan tata ruang, meliputi:

a. Belum sinkronnya rencana pembangunan dengan rencana tata ruang (RTR).

Rencana pembangunan (nasional dan daerah) dan rencana tata ruang harus dapat saling mengacu dan mengisi. Akan tetapi, saat ini RTR belum menjadi pedoman pembangunan sektoral dan belum selaras dengan rencana pembangunan yang menjadi acuan pembiayaan pembangunan. Sebagai contoh tidak ada kesinambungan antara Rencana Kegiatan Pemeritahan (RKP) tahun 2017 dengan target Rencana Strategis Ditjen Tata Ruang dan RPJMN.

b. Belum tersedianya NSPK bidang perencanaan tata ruang

NSPK bidang perencanaan tata ruang sangat diperlukan dalam penyusunan rencana tata ruang Provinsi/Kabupaten/Kota, kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan..

c. Belum berkembangnya kawasan perbatasan negara

Kawasan perbatasan sebagai ‘beranda negara’ perlu mendapatkan prioritas penanganan seiring dengan berkembangnya berbagai isu dan permasalahan yang dihadapi. Isu utama di daerah perbatasan adalah isu geografis territorial, menyangkut penentuan tapal batas (demarkasi dan delimitasi) wilayah Indonesia dengan tetangga.

Sesuai dengan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Undang-undang No. 43 Tahun 2008 tentang wilayah Negara, kawasan perbatasan memiliki nilai strategis bagi kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan nasional. Sesuai dengan arahan pembangunan jangka panjang nasional, upaya pengembangan kawasan perbatasan dilakukan dengan mengubah arah kebijakan yang cenderung berorientasi kedalam (memandang perbatasan semata-mata pertahanan keamanan) menjadi berorientasi ke luar (memanfaatkan perbatasan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dengan tetangga). Pendekatan pembangunan selain pendekatan keamanan (security approach) juga dilakukan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach).

Saat ini masih banyaknya permasalahan-permasalahan di kawasan perbatasan baik dari aspek sosial, ekonomi, lingkungan, infrastruktur, dan pertahanan serta keamanan, diantaranya:

1) Terisolasi dan tertinggalnya kawasan perbatasan negara merupakan isu utama perbatasan

2) Belum efektifnya pengembangan PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di perbatasan.

3) Masih terdapat segmen batas wilayah negara yang belum disepakati (overlapping claim areas)

4) Pengamanan dan pengelolaan batas wilayah negara belum optimal

Page 19: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-IV

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB I-9

5) Pengelolaan perbatasan negara belum terintegrasi antarprogram, antar K/L

d. Kurangnya keterpaduan pelaksanaan pembangunan ruang udara, lautan, dan daratan maka perlu integrasi tata ruang udara, lautan dan daratan didukung dengan pengaturan, pemanfaatan ruang dalam tanah, khususnya di perkotaan mengingat intensitas pemanfaatannya semakin meningkat.

Isu strategis utama bidang tata ruang terkait erat dengan agenda pemerataan pembangunan antar wilayah terutama Desa, Kawasan Timur Indonesia dan Kawasan Perbatasan. Namun selain itu, bidang tata ruang juga berkaitan erat dengan berbagai agenda pembangunan lainnya, termasuk di dalamnya agenda memperkuat sistem pertahanan melalui penyusunan peraturan perundangan tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional (PRUN) dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim, salah satunya dengan penetapan RTR Laut Nasional.

e. Kawasan strategis nasional yang mempunyai fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, pertahanan keamanan dan pertumbuhan ekonomi belum seluruhnya memiliki landasan hukum. Hal ini terjadi dikarenakan :

Perubahan kebijakan di daerah yang sangat dinamis mempengaruhi proses penyepakatan muatan rencana tata ruang kawasan strategis nasional.

Perlunya keseimbangan antara kawasan budidaya dengan kawasan lindung.

Perlunya arahan rinci untuk perwujudan kawasan berfungsi pertahanan dan keamanan.

Pembangunan perkotaan menghadapi tantangan besar, yaitu pembangunan perkotaan sebagai pusat-pusat pertumbuhan diarahkan untuk mewujudkan kota-kota berkelanjutan dan berdaya saing, melalui pemerataan pembangunan.

f. Masih kurangnya informasi bidang perencanaan tata ruang

Masih kurangnya informasi dan komunikasi untuk mempermudah para pemangku kepentingan mendapatkan akses langsung informasi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), RTR Pulau/Kepulauan, dan RTR KSN melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Dengan adanya permasalahan dan isu-isu strategis tersebut, Direktorat Perencanaan Tata Ruang berusaha untuk menindaklanjuti ke dalam program dan kegiatan prioritas pada tahun 2017 meliputi:

a. Integrasi Nawacita, RPJMN, dengan RTRWN yang diwujudkan dalam kegiatan Penetapan Peninjauan Kembali RTRWN dan Peraturan Presiden Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional

b. Mengembangkan kawasan perbatasan negara yang diwujudkan dalam kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

c. Memadukan pelaksanaan pembangunan ruang udara, lautan dan daratan yang diwujudkan dalam kegiatan Penyusunan materi teknis Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Ruang Udara Nasional

Page 20: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-IV

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB I-10

d. Mempercepat penataan kawasan metropolitan yang diwujudkan dalam kegiatan Penyusunan reviu Peraturan Presiden No 54 Tahun 2008 tentang Jabodetabekpunjur, Lgalisasi Raperpres RTR KSN Cekungan Bandung.

e. Mempercepat penyelesaian amanat RTRWN melalui legalisasi KSN Heart of Borneo dan Taman Nasional Komodo

f. Legalisasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 15, 16, 17 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota.

g. Menyebarluaskan informasi bidang perencanaan tata ruang yang diwujudkan dalam kegiatan penyebarluasan informasi RTRWN, pulau/kepulauan dan KSN

1.4. Harapan Terhadap Organisasi

Direktorat Perencanaan Tata Ruang melalui kegiatan prioritas, diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan dan isu-isu strategis tata ruang melalui :

a. Perencanaan program/kegiatan tata ruang untuk memenuhi amanat-amanat Undang-Undang Penataan Ruang berupa penyusunan rencana tata ruang nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional. Dengan tersedianya rencana tata ruang nasional yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk rencana tata ruang provinsi, kabupaten kota maka tujuan penataan ruang yaitu mewujdukan mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan akan dapat terwujud.

b. Penyusunan rencana detail di kawasan perbatasan negara (sebagai salah satu amanat UU No 23 tahun 2014) agar tersedia acuan untuk pembangunan di kawasan perbatasan negara khususnya di Pintu Lintas Batas Negara (PLBN) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Hal ini sejalan dengan salah satu Nawacita ketiga yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran

c. Percepatan penyusunan dan fasilitasi legalisasi pedoman maupun rencana tata ruang nasional, pulau/kepulauan dan kawasan strategis nasional agar dapat segera menjadi acuan dan diimplementasikan oleh stakeholders pusat dan daerah.

d. Pelaksanaan pemrograman tahunan guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta amanat-amanat peraturan perundangan yang berlaku dan secara terus menerus melakukan evaluasi yang digunakan sebagai umpan balik untuk penyempurnaan proses perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan.

Page 21: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-1

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1 Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017

Penyusunan RKT dilakukan seiring dengan agenda penyusunan program dan kebijakan anggaran oleh pimpinan satuan organisasi yang akan dicapai pada tahun berjalan. RKT merupakan hasil proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis.

Rencana Kinerja tahunan meliputi sasaran strategis, sasaran program, sasaran kegiatan utama, indikator kinerja sasaran dan target yang

ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan dengan melakukan penetapan sasaran, penyusunan indikator sasaran dan menetapkan target. Sasaran yang dimaksud pada rencana kinerja ini adalah sasaran yang dimuat dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) untuk kemudian dipilih sasaran mana yang akan diwujudkan pada tahun yang bersangkutan beserta indikator kinerja sasaran dan rencana tingkat capaiannya. RKT menggambarkan kegiatan tahunan sebagai bentuk komitmen organisasi dalam pelaksanaan pembangunan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun sesuai dengan indikator kinerja beserta target-targetnya berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis.

Komponen rencana kinerja meliputi :

1. Sasaran Sasaran yang dimaksud pada rencana kinerja ini adalah sasaran sebagaimana dimuat dalam dokumen Renstra. Selanjutnya diidentifikasi sasaran mana yang akan diwujudkan pada tahun yang bersangkutan beserta indikator dan rencana tingkat capaiannya (targetnya).

2. Program Program-program yang ditetapkan merupakan program-program yang berada dalam lingkup kebijakan tertentu sebagaimana dituangkan dalam strategi yang diuraikan pada dokumen rencana strategis. Selanjutnya perlu diidentifikasi dan ditetapkan program-program yang akan dilaksanakan pada tahun bersangkutan, sebagai cara untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

3. Kegiatan Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu. Dalam komponen kegiatan ini perlu ditetapkan indikator kinerja kegiatan dan rencana capaiannya.

4. Indikator Kinerja Kegiatan Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan.

“ Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Renstra dan akan dilaksanakan oleh satuan organisasi melalui berbagai kegiatan tahunan”

Page 22: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-2

Gambar 2.1 Unsur Indikator Kinerja

Sumber : Pedoman Penyusunan Lkj

Indikator kinerja kegiatan yang akan ditetapkan dapat dikategorikan kedalam kelompok input, output, outcome, benefit, dan impact. Indikator-indikator tersebut secara langsung atau tidak langsung dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran. Dalam hubungan ini, penetapan indikator kinerja kegiatan merupakan proses identifikasi, pengembangan, seleksi dan konsultasi tentang indikator kinerja atau ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan dan program-program instansi. Penetapan indikator kinerja kegiatan harus didasarkan pada perkiraaan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data dukung yang harus diorganisasi. Indikator kinerja dimaksud hendaknya: (i) spesifik dan jelas, (ii) dapat diukur secara obyektif, (iii) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan (iv) tidak bias.

Dokumen Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019, Rencana Strategis Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2015 – 2019, dan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja.

Tujuan disusunnya Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 adalah sebagai pedoman/acuan dalam penyusunan program dan kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang beserta pagu anggarannya sesuai dengan sasaran strategik yang telah ditetapkan.

Berdasarkan rancangan output dari unit kerja di Direktorat Perencanaan Tata Ruang, dan untuk mewujudkan outcome dari Direktorat Jenderal Tata Ruang, maka dapat diidentifikasi target kinerja di Direktorat Perencanaan Tata Ruang. Penentuan target kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang berdasarkan target Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang dan Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2015 - 2019. Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebagai unit pelaksana tingkat eselon II yang melaksanakan Program Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang telah menetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang diturunkan dari Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang dan Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2015-2019. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Perencanaan Stratejik

Perencanaan Kinerja

Pelaporan Kinerja

Pengukuran Kinerja

Penganggaran Kinerja

Perjanjian Kinerja

Indikator Kinerja

Indikator Kinerja merupakan unsur

utama akuntabilitas kinerja

Page 23: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-3

Tabel 2.1 Rencana Kegiatan Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017

PROGRAM/KEGIATAN/SASARAN/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN/OUTPUT SATUAN PRIORITAS

N/B/KL

TARGET

2017

PROGRAM : PERENCANAAN TATA RUANG DAN PEMANFAATAN RUANG

A. Kegiatan: Perencanaan Tata Ruang 1 Terwujudnya Perencanaan dan Kemitraan Perencanaan Tata Ruang

B01 Jumlah dokumen Kebijakan Teknis, Program Perencanaan Tata Ruang, dan pelaksanaan

monitoring dan evaluasi kinerja

Dokumen KL 5

01. Dokumen Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang Dokumen 3

02. Dokumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan perencanaan tata ruang Dokumen 2

B02 Jumlah Dokumen data dan informasi serta kemitraan bidang perencanaan tata ruang Dokumen KL 3

01. Dokumen data dan informasi serta kemitraan bidang perencanaan tata ruang Dokumen 3

B03 Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk atau mendapatkan fasilitasi

pengembangannya dalam perencanaan tata ruang

Kelompok N 1

01. Forum masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk atau mendapatkan fasilitasi

pengembangannya dalam perencanaan tata ruang

Kelompok 1

2 Tersusunnya Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang

B04 Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK perencanaan tata ruang Wilayah dan

Perdesaan

Dokumen N 6

01. Dokumen Materi Teknis NSPK Perencanaan Tata Ruang Wilayah (termasuk ruang udara dan

laut)

Dokumen 3

02. Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Wilayah (termasuk ruang udara dan laut) Dokumen 0

03. Dokumen Materi Teknis NSPK Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perdesaan Dokumen 3

04 Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perdesaan Dokumen 0

B05 Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Wilayah

Perkotaan

Dokumen KL 4

01. Dokumen Materi Teknis NSPK Perencanaan Tata Ruang Perkotaan Dokumen 2

02. Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Perkotaan Dokumen 2

3 Tersusunnya Dokumen Kajian, Perencanaan, dan Peninjauan Kembali RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, dan Laut

Nasional

B06 Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali RTRWN Dokumen N 0

01. Dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali RTRWN Dokumen 0

02. Dokumen RTRWN Dokumen 0

B07 Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali, dan RTR Pulau/Kepulauan Dokumen/

Pulau/

Kepulauan

N 4

01. Dokumen Kajian, Materi Teknis, peninjauan kembali RTR Pulau/Kepulauan Dokumen/

Pulau/

Kepulauan

3

02. Dokumen RTR Pulau/Kepulauan Dokumen/

Pulau/

Kepulauan

1

B08 Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR dan peninjauan kembali RTR Laut Nasional Dokumen N 1

01. Dokumen Kajian dan Materi Teknis RTR Laut Nasional Dokumen 0

02. Dokumen peninjauan kembali RTR Laut Nasional Dokumen 0

03. Dokumen RTR Laut Nasional Dokumen 1

4 Tersusunnya Dokumen Kajian dan Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

B09 Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali, dan RDTR kawasan perbatasan

negara

Dokumen KL 8

01. Dokumen Kajian dan Materi Teknis RTR dan RDTR kawasan perbatasan negara Dokumen 4

02. Dokumen peninjauan kembali RTR dan RDTR kawasan perbatasan negara Dokumen 0

03. Dokumen RTR dan RDTR Kawasan perbatasan negara Dokumen 4

5 Tersusunnya Dokumen Kajian, Perencanaan, dan Peninjauan Kembali RTR KSN Wilayah I dan II

B10 Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah I Dokumen/

KSN

N 3

01. Dokumen Kajian dan Materi Teknis RTR KSN Wilayah I Dokumen 0

02. Dokumen peninjauan kembali RTR KSN Wilayah I Dokumen 1

03. Dokumen RTR KSN Wilayah I Dokumen 2

Page 24: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-4

PROGRAM/KEGIATAN/SASARAN/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN/OUTPUT SATUAN PRIORITAS

N/B/KL

TARGET

2017

B11 Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah II Dokumen/

KSN

N 3

01. Dokumen Kajian dan Materi Teknis RTR KSN Wilayah II Dokumen 0

02. Dokumen peninjauan kembali RTR KSN Wilayah II Dokumen 0

03. Dokumen RTR KSN Wilayah II Dokumen 3

B12 Jumlah dokumen materi teknis dan review RTR KSN Jabodetabekjur Dokumen/

KSN

N 0

01. Dokumen Materi Teknis RTR KSN Jabodetabekjur Dokumen/

KSN

0

02. Dokumen review RTR KSN Jabodetabekjur Dokumen/

KSN

0

6 Terselenggaranya pengelolaan administrasi Perkantoran

B13 Jumlah laporan pengelolaan administrasi perkantoran Laporan KL 7

01. Laporan Administrasi Umum Direktorat Laporan 3

02. Laporan Pembinaan SDM Laporan 2

03. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Unit 2

Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada tahun 2017 tidak mencerminkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang, hal tersebut dikarenakan pelaksanaan pekerjaan tahun 2017 mengikuti kebijakan Rencana Kegiatan Pemerintahan (RKP) 2017 yang merupakan arahan Bappenas. Implikasi perbedaan antara Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perencanaan Tata Ruang berdampak pada pemenuhan target Renstra yang tidak tercapai, karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Rencana Kinerja Tahunan merupakan turunan dari Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017

Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja, target yang harus dicapai serta total besaran alokasi dana yang harus dipertanggunjawabkan. Melalui perjanjian kinerja, terwujud komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang menghasilkan output kegiatan pada tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Penyusunan Perjanjian Kinerja dilakukan dengan tujuan :

1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur;

2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;

3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberi pengahargaan dan sanksi

4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah;

5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

Page 25: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-5

Perjanjian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang dilakukan antara Direktur Perencanaan Tata Ruang dengan Direktur Jenderal Tata Ruang. Pada awal tahun anggaran 2017 Direktorat Perencanaan Tata Ruang menandatangani pernyataan berupa Perjanjian Kinerja yang akan dihasilkan pada tahun 2017. Perjanjian Kinerja merupakan pernyataan komitmen dan janji kesepakatan kinerja di Tahun 2017 yang akan diwujudkan oleh Direktur Perencanaan Tata Ruang sebagai penerima amanah kepada atasan langsungnya yaitu Direktur Jenderal Tata Ruang dengan mengacu pada dokumen DIPA/RKA-KL tahun 2017.

Dokumen Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang memuat informasi tentang sasaran yang ingin dicapai dalam Tahun 2017 meliputi sasaran, program, kegiatan dan indikator kinerja untuk mewujudkan sebagian dari sasaran yang harus dicapai oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang yang mengacu kepada Sasaran Strategis, Indikator Kinerja (Outcome dan Output), serta target di Rencana Kinerja Tahunan di tahun 2017. Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perencanaan Tata Ruang DIPA-0 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 (DIPA-0)

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional

1. Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

1 Dokumen pendukung RTRWN

2. Jumlah Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

3 Faselg RDTR Kawasan Perbatasan

5 Rancangan RDTR Kawasan Perbatasan

3. Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)

11 Fasleg RTR KSN

4 Dokumen Pendukung RTR KSN

4. Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang

3 Fasleg NSPK 1 RUU PRUN

KEGIATAN ANGGARAN

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara

Rp. 11.571.018.000,-

2. Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang

Rp. 1.850.578.000,-

3. Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Rp. 3.379.750.000,-

PAGU ANGGARAN DIT. PERENCANAAN TATA RUANG Rp. 16.801.356.000,-

Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2017 mengalami revisi pada pertengahan tahun anggaran. Hal tersebut dikarenakan adanya penghematan anggaran dan juga adanya perubahan pejabat eselon 1. Kebijakan penghematan ini tidak mempengaruhi jumlah target output yang ingin dicapai namun terjadi perubahan pada total pagu anggaran yang berimplikasi pada perubahan ruang lingkup dari target yang semula ingin dicapai. Dengan adanya perubahan ruang lingkup maka target yang akan dicapai di akhir tahun anggaran juga mengalami perubahan.

Page 26: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-6

Hal ini dikarenakan penerapan kebijakan penghematan anggaran disertai dengan kebijakan tidak diperbolehkannya terjadi pengurangan output pekerjaan.

Mengacu pada dokumen Perjanjian Kerja DIPA-0 Tahun 2017 jumlah alokasi dana di Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebesar Rp. 16.801.356.000,- kemudian akibat kebijakan penghematan anggaran berubah menjadi Rp. 10.746.205.000,-. Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perencanaan Tata Ruang DIPA revisi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 (Revisi)

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional

1. Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

1 RTRWN

2. Jumlah Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

3 Rancangan Peraturan RDTR Kawasan Perbatasan

5 Rancangan Peraturan RDTR Kawasan Perbatasan

3. Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)

6 Raperpres RTR KSN sudah Fasleg

5 Raperpres RTR KSN siap Fasleg

4 Bahan sosialisasi RTR KSN

4. Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang

3 Rapermen NSPK sudah Fasleg

1 RUU PRUN

KEGIATAN ANGGARAN

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara

Rp. 7.550.359.710,-

2. Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang Rp. 1.027.196.683,-

3. Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Rp. 2.168.648.607,-

PAGU ANGGARAN DIT. PERENCANAAN TATA RUANG Rp. 10.746.205.000,-

Page 27: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-7

Gambar 2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang DIPA Awal

Page 28: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-8

Gambar 2.3 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang DIPA Revisi

Memperhatikan target masing-masing indikator kinerja serta kebijakan pemerintah untuk mendukung pencapaian nawacita dan kebijakan pemrograman yang berubah dari pendekatan money follow function menjadi money follow program dirasa perlu dilakukan review terhadap target-target yang telah ditetapkan dalam Dokumen Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

Page 29: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-9

2.3 Rencana Aksi Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017

Salah satu bentuk dari penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) adalah tersusunnya Rencana Aksi pada setiap unit kerja instansi pemerintahan. Tersusunnya Rencana Aksi akan memberikan informasi target yang ingin dicapai oleh instansi pemerintahan dalam kurun waktu satu tahun anggaran.

Rencana Aksi merupakan rencana kegiatan yang disusun secara terjadwal dalam rangka pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Rencana Aksi disusun segera setelah Perjanjian Kinerja ditetapkan dan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan monitoring terhadap pencapaian target kinerja sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan. Rencana Aksi mengandung unsur-unsur sasaran strategis, indikator Kinerja, target, kegiatan, rencana Pelaksanaan, penanggung jawab; dan pelaksana.

Sasaran strategis untuk Rencana Aksi sesuai dengan sasaran strategis dalam penetapan kinerja. Indikator kinerja Rencana Aksi ditetapkan sesuai dengan indikator kinerja dalam Penetapan Kinerja eselon I. Target merupakan target kinerja yang harus dicapai sesuai dengan target dalam Penetapan Kinerja yang telah ditetapkan. Rencana Aksi merupakan tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Rencana pelaksanaan kegiatan merupakan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (triwulan I sampai dengan triwulan IV).

Rencana aksi disusun dengan tujuan sebagai acuan dan arahan dalam pelaksanaan tugas dan program di lingkungan Direktorat Perencanaan Tata Ruang mulai dari penyusunan kebijakan, rencana strategis, perencanaan, penganggaran dan evaluasi kegiatan, serta memberikan informasi hasil penyusunan kebijakan, rencana strategis, perencanaan, penganggaran dan evaluasi kegiatan yang dilakukan secara rutin mengikuti perubahan kebijakan setiap tahunnya.

Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang turut berkewajiban untuk menyusun dokumen Rencana Aksi sebagai pelaksanaan akuntabilitas kinerja sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta untuk pemenuhan kelengkapan dokumen pendukung evaluasi LKj berupa rencana aksi capaian kinerja yang diatur dalam Permen PAN dan RB No. 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Target Rencana Aksi per-triwulan disusun berdasarkan rencana kerja masing-masing pekerjaan yang disusun oleh penanggungjawab pekerjaan diawal tahun anggaran. Berdasarkan rencana kerja tersebut dapat diketahui besaran porsentase anggaran yang diperlukan. Target fisik per-triwulan diasumsikan sama dengan target penyerapan anggaran.

Berikut adalah target pencapaian fisik dan anggaran per triwulan tahun 2017.

Page 30: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-10

BAB-II

Tabel 2.4 Rencana Aksi Pekerjaan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 (per triwulan)

Sasaran Kegiatan

Indikator Outcome / Indikator Output

Satuan Jumlah

Kegiatan Perencanaan Tata Ruang

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu

Akumulasi Target 19% 19% 50% 50% 77% 77% 100% 100%

Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional

Jumlah rencana tata ruang nasional/ pulau/kepulauan/ kawasan strategis nasional

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, RDTR Perbatasan , RTR KSN

4% 4% 39% 39% 72% 72% 100% 100%

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

RTRWN 1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 9% 9% 43% 43% 78% 78% 100% 100%

Penyiapan Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan Sektoral 9% 9% 43% 43% 78% 78% 100% 100%

Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

RDTR 8 Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara 2% 2% 29% 29% 59% 59% 100% 100%

Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin

37% 37% 57% 57% 100% 100%

Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan

37% 37% 57% 57% 100% 100%

Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow 37% 37% 57% 57% 100% 100%

Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau dan Paloh Aruk

37% 37% 57% 57% 100% 100%

Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT), Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)

11% 11% 42,8% 42,8% 69% 69% 100% 100%

Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) termasuk KSN Perbatasan

KSN 15 Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional 0% 0% 45% 45% 79% 79% 100% 100%

Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur

40,9% 40,9% 63% 63% 81% 81% 100% 100%

Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN 40,3% 40,3% 57% 57% 92% 92% 100% 100%

Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara

7,5% 7,5% 17% 17% 71% 71% 100% 100%

Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah 8,8% 8,8% 42% 42% 72% 72% 100% 100%

Page 31: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-11

BAB-II

Sasaran Kegiatan

Indikator Outcome / Indikator Output

Satuan Jumlah

Kegiatan Perencanaan Tata Ruang

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu

Akumulasi Target 19% 19% 50% 50% 77% 77% 100% 100%

Jumlah regulasi bidang perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang

Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang)

27% 27% 53% 53% 81% 81% 81% 81%

Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang

NSPK 4 Tanpa Sub Output 53% 53% 53% 53% 81% 81% 100% 100%

Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang 25% 25% 47% 47% 76% 76% 100% 100%

Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional

Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional 29% 29% 59% 59% 85% 85% 100% 100%

Jumlah kegiatan manajerial internal Direktorat Jenderal Tata Ruang

Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perenc 26% 26% 57% 57% 79% 79% 100% 100%

Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Nasional, Pulau/ Kepulauan, KSN

Kebijakan/ Dokumen/ Aplikasi

6 Tanpa Sub Output 26% 26% 57% 57% 79% 79% 100% 100%

Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang

11% 11% 69% 69% 84% 84% 100% 100%

Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang

55% 55% 67% 67% 84% 84% 100% 100%

Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional

47% 47% 60% 60% 91% 91% 100% 100%

Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang 5% 5% 41% 41% 70% 70% 100% 100%

Pengembangan Database GIS Penataan Ruang 13% 13% 49% 49% 64% 64% 100% 100%

Page 32: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-12

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

BAB-II

2.4 Metode Pengukuran

Untuk menilai kinerja suatu instansi pemerintah, maka setelah dilakukan Penetapan Kinerja di awal tahun anggaran, ditetapkan metoda untuk melakukan pengukuran terhadap pencapaian target-target yang telah ditetapkan tersebut. Metoda yang digunakan melalui penggunaan form kinerja bulanan. Form kinerja bulanan digunakan sebagai alat pengukuran capaian kinerja pelaksanaan kegiatan dan dari form kinerja bulanan akan diketahui efektifitas, efisiensi, dan konsistensi pelaksanaan kegiatan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menyandingkan antara target penyerapan anggaran dan fisik (substansi) kegiatan yang telah disusun pada rencana aksi terhadap realisasi yang dilaksanakan pada tiap bulan. Form kinerja bulanan digunakan untuk melihat progress secara bulanan, triwulanan, maupun semesteran

Salah satu metoda yang digunakan adalah dengan menggunakan form kinerja bulanan yang telah dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Kementerian Keuangan melalui aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART). Aplikasi ini dikembangkan sebagai salah satu program unggulan dari berbagai inisiatif strategis Transformasi Kelembagaan di Kementerian Keuangan.

Aplikasi SMART, sebagai produk unggulan dari inisiatif strategis yang dimiliki DJA merupakan sebuah aplikasi berbasis web yang berfungsi untuk mengukur tingkat penyerapan anggaran dan realisasi output. Dengan aplikasi ini, diharapkan proses pelaporan hasil monitoring dan evaluasi anggaran menjadi lebih sederhana, ter-update secara online, data lebih akurat. Aplikasi SMART merupakan embrio dari sistem Single Point of Contact (SPOC) yang merupakan sebuah upaya menyediakan satu tempat yang menjadi tujuan sebuah instansi pemerintah untuk menyampaikan data dan laporan monev, serta menjadikan tempat tersebut sebagai sumber bagi pelaksana monev dalam memperoleh data dan laporan monev sesuai kebutuhannya. Diharapkan dengan dikembangkannya sistem SPOC ini, instansi pemerintah tidak perlu membuat banyak laporan karena sebagian besar data sudah ada di aplikasi, dan pihak yang melakukan monev dapat dengan mudah mengakses data yang dibutuhkan.

Gambar 2.4 Skema Perencanaan dan Monev Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017

Rencana Kegiatan Tahunan (RKT)

Rencana Aksi Form Kinerja Bulanan

Perencanaan Kegiatan dan Anggaran Monitoring dan Evaluasi

“Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan antara realisasi dengan target yang telah ditentukan pada awal tahun pelaksanaan kegiatan. Realisasi dihitung berdasarkan capaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan pemenuhan tahapan yang harus dilakukan agar hasil akhir yang diinginkan dapat tercapai. Tiap tahapan yang harus dicapai memiliki bobot/nilai yang berbeda sesuai dengan tingkat kepentingan dalam pelaksanaan kegiatan dan mempengaruhi penilaian capaian kinerja”

Page 33: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-13

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

BAB-II

Selain aplikasi SMART-DJA, untuk mengukur pencapaian kinerja pekerjaan di lingkungan Direktorat Perencanaan Tata Ruang, juga dilakukan melalui pengisian form aplikasi monitoring dan evaluasi secara berkala yaitu aplikasi e-monev yang dikembangkan oleh Bappenas, aplikasi monev yang dikembangkan oleh Kantor Staf Presiden, SKMPP (Sistem Kendali Mutu Program Pertanahan) yang dikembangkan oleh Kementerian ATR/BPN serta aplikasi e-monitoring yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Tata Ruang. Keseluruhan aplikasi ini akan saling melengkapi sehingga keseluruhan informasi yang dibutuhkan untuk memantau pelaksanaan pekerjaan guna mengukur kinerja instansi pemerintah dapat tersedia real on time.

Adapun mekanisme atau cara kerja pengukuran untuk masing-masing indikator di Direktorat Perencanaan Tata Ruang adalah sebagai berikut :

1. Indikator 1 : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen acuan oleh pemerintah daerah dalam melakukan penyusunan atau peninjauan kembali RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota. Adapun kriteria penyelesaian RTRWN adalah terselesaikannya RTRWN beserta data pendukung seperti matrik sandingan RTRWN dengan Kebijakan Sektoral/Daerah serta rencana rinci, serta pelaksanakan sosialisasi.

2. Indikator 2 : Jumlah Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

Dalam upaya mewujudkan salah satu program NAWACITA yaitu pembangunan kawasan perbatasan Negara, Direktorat Perencanaan Tata Ruang men-support program tersebut dalam bentuk kegiatan penyusunan kegiatan Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara. RDTR Kawasan Perbatasan Negara nantinya akan digunakan sebagai acuan perencanaan tata

ruang dan arahan zonasi di kawasan perbatasan Negara bagi pemerintah daerah serta sektor, terkait keamanan dan pertahanan Negara dan upaya Pemerintah dalam peningkatan pengembangan kawasan perbatasan Negara.

Indikator 1 : Realisasi Penyelesaian RTRWN

Target Penyelesaian RTRWN X 100%

Kerangka Acuan

Pekerjaan

Ruang Lingkup

Pekerjaan

Rencana Aksi

Monitoring dan

Evaluasi

Output Pekerjaan

Indikator 2 : Realisasi Penyelesaian RDTR KPN

Target Penyelesaian RDTR KPN X 100%

Kerangka Acuan

Pekerjaan

Ruang Lingkup

Pekerjaan

Rencana Aksi

Monitoring dan

Evaluasi

Output Pekerjaan

Page 34: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-14

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

BAB-II

3. Indikator 3 : Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Dokumen RTR KSN sebagai dokumen acuan pemerintah daerah dalam melakukan penyusunan program prioritas pada KSN serta menjadi acuan sektor pada Kementerian/Lembaga dalam penyiapan program pembangunan serta program lintas sektor dalam mendukung program prioritas di KSN. Pengukuran penyelesaian kegiatan berdasarkan realisasi RTR KSN yang menjadi dokumen legal (Perpres) terhadap target RTR KSN yang menjadi dokumen legal (Perpres)

4. Indikator4 : Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang

NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang menjadi pedoman yang penting bagi stakeholder baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah baik dalam penyusunan maupun penyelenggaraan Tata Ruang. Pengukuran penyelesaian kegiatan berdasarkan realisasi NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang yang dikerjakan terhadap target NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang yang direncanakan pada awal pelaksanaan kegiatan

2.5 Perencanaan Anggaran

Tahun anggaran 2017 Direktorat Perencanaan Tata Ruang mengalami perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebanyak 6 kali. Perubahan anggaran dan program pada tahun anggaran 2017 sangatlah dinamis di Direktorat Perencanaan Tata Ruang. Perubahan anggaran mengalami revisi hingga 6 kali yang dikarenakan beberapa kebijakan, antara lain adalah redistribusi alokasi anggaran antar paket pekerjaan di lingkungan Direktorat Perencanaan Tata Ruang dan antar Unit Eselon II di lingkungan Ditjen Tata Ruang, penambahan alokasi anggaran karena pagu minus akibat dari kebijakan penetapan besaran penghematan anggaran alokasi per unit eselon II oleh Biro Perencanaan, Kementerian ATR/BPN, dan kebijakan penghematan tahap II.

Berikut adalah histori perubahan pagu anggaran di Direktorat Perencanaan Tata Ruang selama tahun 2017, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Indikator 3 : Realisasi Penyelesaian RTR KSN

Target Penyelesaian RTR KSN X 100%

Kerangka Acuan

Pekerjaan

Ruang Lingkup

Pekerjaan

Rencana Aksi

Monitoring dan

Evaluasi

Output Pekerjaan

Indikator 4 :

Realisasi Penyelesaian NSPK Bidang

Perencanaan Tata Ruang

Target Penyelesaian NSPK Bidang

Perencanaan Tata Ruang

X 100%

Kerangka Acuan

Pekerjaan

Ruang Lingkup

Pekerjaan

Rencana Aksi

Monitoring dan

Evaluasi

Output Pekerjaan

Page 35: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-15

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

BAB-II

DIPA 6

• Desember 2017• Rp. 10.746.205.000• Perubahan KPA

DIPA 5

• November 2017• Rp.10.746.205.000• Perubahan KPA

DIPA 4

• Agustus 2017• Rp.10.746.205.000• Perubahan KPA• penghematan tahap 2• Dilakukan Revisi PK

DIPA 3

• Juli 2017• Rp. 17.311.216.000• menutupi pagu minus

(penghematan tahap 1)

DIPA 2

• Februari 2017• Rp. 16.801.356.000• Perubahan KPA

DIPA 1

• Januari 2017• Rp.16.801.356.000• Redistribusi antar

pekerjaan• Pengalihan dana ke

Setditjen

DIPA 0

• Desember 2016

• Rp. 17.001.356.000

Gambar 2.5 Perubahan Pagu Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017

Adapun penjelasan penyebab revisi untuk masing-masing DIPA adalah sebagai berikut:

i. DIPA 0

Merupakan DIPA awal yang direncanakan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang. Pada DIPA awal anggaran kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebesar Rp. 17.001.356.000 yang sudah termasuk administrasi dan supervisi kegiatan. Jumlah paket kegiatan yang dilaksanakan sebanyak 16 paket kegiatan dengan rincian 4 paket kegiatan merupakan kegiatan kontraktual dan 12 paket kegiatan merupakan kegiatan swakelola.

Target output 29 yang terdiri atas :

1 RTRWN

8 RDTR Perbatasan (Entikong, Motaain, Wini, Motamasin, Nunukan, Skow, Nangabadau dan Paloh Aruk)

11 RTR KSN (Cekungan Bandung, Kedungsepur, Toraja, Heart of Borneo, Perbatasan Aceh-Sumut, Perbatasan Riau-Kepulauan Riau, Jabodetabekpunjur, Gerbangkertasusila, Raja Ampat, Komodo, Timika)

3 Rapermen NSPK (Revisi Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota)

1 Rancangan UU Pengelolaan Ruang Udara Nasional, dan

5 dokumen (Kebijakan Teknis dan pogram perencanaan, monitoring dan evaluasi, sistem informasi perencanaan, Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang dan Pengembangan Database GIS Penataan Ruang)

ii. DIPA revisi 1

DIPA Direktorat Perencanaan Tata Ruang turun menjadi Rp.16.801.356.000, hal tersebut karena pemindahan alokasi anggaran untuk pekerjaan administrasi umum dari Direktorat Perencanaan Tata Ruang ke Sekertariat Direktorat Jenderal Tata Ruang. Anggaran administrasi layanan umum yang berpindah tersebut adalah kesepakatan bersama dengan bagian program Sekertariat Direktorat Jenderal Tata Ruang. Bersamaan dengan dilakukannya revisi DIPA akibat perpindahan alokasi dana antara kegiatan, dilakukan pula redistribusi alokasi anggaran antar paket pekerjaan di lingkungan Direktorat Perencanaan Tata Ruang (dengan tetap tidak mengurangi target output yang telah ditetapkan). Dengan demikian, jumlah paket pekerjaan yang dilakukan bertambah menjadi 17 paket kegiatan yang terdiri atas 4 paket pekerjaan kontraktual dan 13 paket pekerjaan swakelola.

Page 36: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-16

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

BAB-II

Target output 33 yang terdiri atas :

1 RTRWN

8 RDTR Perbatasan (Entikong, Motaain, Wini, Motamasin, Nunukan, Skow, Nangabadau dan Paloh Aruk)

11 RTR KSN (Cekungan Bandung, Kedungsepur, Toraja, Heart of Borneo, Perbatasan Aceh-Sumut, Perbatasan Riau-Kepulauan Riau, Jabodetabekpunjur, Gerbangkertasusila, Raja Ampat, Komodo, Timika)

4 Materi sosialisasi KSN (Perbatasan Kalimantan, Perbatasan Nusa Tenggara Timur, Perbatasan Papua dan Perbatasan Sulut-Gorantalo-Sulteng),

3 Rapermen NSPK (Revisi Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota)

1 Rancangan UU Pengelolaan Ruang Udara Nasional, dan

5 dokumen (Kebijakan Teknis dan pogram perencanaan, monitoring dan evaluasi, sistem informasi perencanaan, Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang dan Pengembangan Database GIS Penataan Ruang)

iii. DIPA revisi 2

Pagu anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang tidak mengalami perubahan masih diangka Rp. 16.801.356.000. DIPA revisi 2 terdapat perubahan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran), yaitu dari Bapak Dr.Ir.Budi Situmorang,MURP menjadi Bapak Dr.Yuswanda A.Tumenggung.

Target output 33 yang terdiri atas :

1 RTRWN

8 RDTR Perbatasan (Entikong, Motaain, Wini, Motamasin, Nunukan, Skow, Nangabadau dan Paloh Aruk)

11 RTR KSN (Cekungan Bandung, Kedungsepur, Toraja, Heart of Borneo, Perbatasan Aceh-Sumut, Perbatasan Riau-Kepulauan Riau, Jabodetabekpunjur, Gerbangkertasusila, Raja Ampat, Komodo, Timika)

4 Materi sosialisasi KSN (Perbatasan Kalimantan, Perbatasan Nusa Tenggara Timur, Perbatasan Papua dan Perbatasan Sulut-Gorantalo-Sulteng),

3 Rapermen NSPK (Revisi Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota)

1 Rancangan UU Pengelolaan Ruang Udara Nasional, dan

5 dokumen (Kebijakan Teknis dan pogram perencanaan, monitoring dan evaluasi, sistem informasi perencanaan, Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang dan Pengembangan Database GIS Penataan Ruang)

iv. DIPA revisi 3

Pada DIPA revisi 3 pagu anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Nasional bertambah menjadi sebesar Rp. 17.311.216.000 karena mendapatkan tambahan dari Sekertariat Direktorat Jenderal untuk menutupi kekurangan pagu minus akibat ditetapkannya pemotongan anggaran per unit eselon II oleh Biro Perencanaan, Kementerian ATR/BPN. Penambahan alokasi ini tidak mengakibatkan penambahan target output, sehingga target output tetap 33. Penambahan alokasi dana untuk memastikan agar tujuan dari kegiatan prioritas masih dapat dilaksanakan dan dicapai di akhir tahun anggaran.

Page 37: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB II-17

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

BAB-II

v. DIPA revisi 4 (APBN)

Di pertengahan tahun anggaran, dikeluarkan Inpres No. 4 Tahun 2017 tentang efisiensi anggaran berupa kebijakan penghematan anggaran pemerintah yang berdampak pada pemotongan anggaran di Direktorat Jenderal Tata Ruang. Hal tersebut berdampak pada pemotongan anggaran di Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebesar Rp. 6,565 M sehingga pagu anggaran berkurang menjadi Rp.10.746.205.000.

Kebijakan penghematan ini tidak mengurangi jumlah target output namun ruang lingkup pekerjaan disesuaikan dengan alokasi dana yang tersedia dan cukup banyak penyesuaian yang harus dilakukan mengingat besaran pemotongan hampir 50% dari pagu anggaran. Implikasi dari kebijakan penghematan ini, untuk pekerjaan-pekerjaan yang tetap dilanjutkan pelaksanaannya disesuaikan ruang lingkupnya namun untuk beberapa kegiatan yang dianggap kurang prioritas dihentikan pelaksanaannya (target dikurangi hanya sampai dengan apa yang telah dilaksanakan di bulan Agustus 2017). Pengurangan alokasi ini tidak mengabatkan penambahan target output, sehingga target output tetap 33 namun terjadi penyesuaian ruang lingkup pekerjaan.

vi. DIPA revisi 5

Pagu anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang tidak mengalami perubahan masih diangka Rp.10.746.205.000. DIPA revisi 5 terdapat perubahan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran), yaitu dari Dr.Yuswanda A.Tumenggung menjadi Ir.Sudarsono, MM, sehingga target output tetap 33.

vii. DIPA revisi 6

Tidak terjadi perubahan pagu anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang (masih tetap Rp.10.746.205.000) namun terjadi perubahan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran), yaitu dari Ir.Sudarsono, MM menjadi Dr.Ir. Abdul Kamarzuki, MPM dan target output tetap 33.

Page 38: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

BAB II-18 Laporan Kinerja Tahun 2017

Tabel 2. 5 Sandingan Pagu per Pekerjaan di Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017

PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/AKTIFITAS

DIPA 0 DIPA 1 DIPA 2 DIPA 3 DIPA 4 DIPA 5 DIPA 6 DIPA 6 (POK 18)

07 Desember 2016 25 Januari 2017 14 Februari 2017 27 Juli 2017 10 Agustus 2017 25 Agustus 2017 29 November 2017 8 Desember 2017

Perencanaan Tata Ruang 17,001,356,000 16,801,356,000 16,801,356,000 17,311,216,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara [Base Line]

14,405,109,000 15,374,242,000 15,374,242,000 15,867,018,000 9,760,112,000 9,821,375,000 9,853,777,000 9,864,010,000

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 1,359,412,000 1,359,412,000 1,359,412,000 1,422,186,000 417,353,000 369,467,000 366,530,000 377,457,000

1 Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan

1,359,412,000 1,359,412,000 1,359,412,000 1,422,186,000 417,353,000 369,467,000 366,530,000 377,457,000

Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara 6,708,402,000 6,408,402,000 6,408,402,000 6,438,402,000 5,469,899,000 5,169,904,000 5,140,439,000 5,119,279,000

2 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin 1,393,089,000 1,193,089,000 1,193,089,000 1,193,089,000 1,193,089,000 1,129,614,000 1,129,614,000 1,129,614,000

3 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan 1,499,157,000 1,299,157,000 1,299,157,000 1,299,157,000 1,299,157,000 1,239,527,000 1,239,527,000 1,239,527,000

4 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow 1,244,741,000 1,244,741,000 1,244,741,000 1,244,741,000 1,244,741,000 1,046,068,000 1,046,068,000 1,046,068,000

5 Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau dan Paloh Aruk

1,450,157,000 1,550,157,000 1,550,157,000 1,550,157,000 1,550,157,000 1,433,588,000 1,433,588,000 1,433,588,000

6 Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT),Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)

1,121,258,000 1,121,258,000 1,121,258,000 1,151,258,000 182,755,000 321,107,000 291,642,000 270,482,000

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) 6,337,295,000 7,606,428,000 7,606,428,000 8,006,430,000 3,872,860,000 4,282,004,000 4,346,808,000 4,367,274,000

7 Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur

1,134,081,000 1,134,081,000 1,134,081,000 1,204,082,000 363,066,000 430,415,000 428,587,000 428,587,000

8 Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN 1,500,000,000 1,500,000,000 1,500,000,000 1,570,000,000 950,748,000 1,058,912,000 1,060,740,000 1,060,740,000

9 Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara

1,069,133,000 521,615,000 521,615,000 551,615,000 253,938,000 262,888,000 320,169,000 330,402,000

10 Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah

647,518,000 647,518,000 677,518,000 368,678,000 388,787,000 363,908,000 363,908,000

Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang

1,850,578,000 1,850,578,000 1,850,578,000 1,950,578,000 954,017,000 1,024,252,000 1,024,252,000 1,024,252,000

Tanpa Suboutput 1,850,578,000 1,850,578,000 1,850,578,000 1,950,578,000 954,017,000 1,024,252,000 1,024,252,000 1,024,252,000

11 Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang 850,578,000 850,578,000 850,578,000 920,578,000 555,527,000 616,765,000 615,631,000 615,968,000

12 Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional

1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,030,000,000 398,490,000 407,487,000 408,621,000 408,284,000

Page 39: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-II

BAB II-19 Laporan Kinerja Tahun 2017

PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/AKTIFITAS DIPA 0 DIPA 1 DIPA 2 DIPA 3 DIPA 4 DIPA 5 DIPA 6 DIPA 6 (POK 18)

07 Desember 2016 25 Januari 2017 14 Februari 2017 27 Juli 2017 10 Agustus 2017 25 Agustus 2017 29 November 2017 8 Desember 2017

Perencanaan Tata Ruang 17,001,356,000 16,801,356,000 16,801,356,000 17,311,216,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000

Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang 3,379,750,000 3,379,750,000 3,379,750,000 3,496,835,000 1,968,506,000 2,041,580,000 2,041,580,000 2,041,580,000

Tanpa Suboutput 3,379,750,000 3,379,750,000 3,379,750,000 3,496,835,000 1,968,506,000 2,041,580,000 2,041,580,000 2,041,580,000

13 Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang

349,990,000 349,990,000 349,990,000 472,841,000 221,617,000 229,398,000 242,515,000 242,515,000

14 Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang

850,000,000 863,804,000 863,804,000 830,584,000 478,266,000 489,255,000 480,320,000 480,320,000

15 Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional 450,000,000 436,196,000 436,196,000 463,650,000 316,210,000 354,385,000 350,203,000 350,203,000

16 Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang 779,760,000 925,275,000 925,275,000 999,612,000 495,262,000 532,766,000 582,122,000 582,122,000

17 Pengembangan Database GIS Penataan Ruang 950,000,000 804,485,000 804,485,000 730,148,000 457,151,000 435,776,000 386,420,000 386,420,000

Page 40: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB III-1

Laporan Kinerja Tahun 2017

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Setiap akhir periode Direktorat Perencanaan Tata Ruang melakukan pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja. Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi Direktorat Jenderal Tata Ruang sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis 2015-2019.

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan di Direktorat Perencanaan Tata Ruang di tahun 2017 dilaksanakan dalam upaya untuk mendukung pencapaian salah satu sasaran strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN yaitu “Terwujudnya ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan“. Kinerja yang dicapai oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang secara langsung maupun tidak langsung akan dapat mempengaruhi pencapaian dari sasaran strategis Kementerian. Oleh karenanya perlu dilakukan pengukuran terhadap capaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang melalui pelaksanaan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap paket pekerjaan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasasan tersebut. Pengukuran keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui pengukuran capaian kinerja.

Upaya pemantauan dan evaluasi secara berkala dilakukan dengan menggunakan beberapa aplikasi monitoring dan evaluasi yang telah dikembangkan baik di level nasional, kementerian maupun internal Direktorat Jenderal Tata Ruang. Aplikasi monitoring evaluasi yang digunakan adalah Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART) yang dikembangkan oleh Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan, E-Monev yang dikembangkan oleh Bappenas, aplikasi monev yang dikembangkan oleh Kantor Staf Presiden (KSP), Sistem Kendali Mutu Program Pertanahan (SKMPP) yang dikembangkan oleh Kementerian ATR/BPN serta e-monitoring yang dikembangkan di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang.

Melalui aplikasi-aplikasi ini secara rutin setiap bulan dilakukan pemantauan untuk mengetahui pencapaian pelaksanaan target-target yang telah ditetapkan di awal tahun anggaran. Apabila terjadi deviasi antara target dan realisasi, maka dapat dilakukan upaya-upaya untuk percepatan maupun penyelesaian masalah agar target yang telah ditetapkan di akhir tahun anggaran akan dapat tercapai. Pemantauan dan evaluasi dilakukan tidak hanya pada aspek pencapaian fisik dan keuangan namun juga terhadap substansi dari tiap-tiap paket pekerjaan yang dilaksanakan.

“Akuntabilitas Kinerja dilakukan sebagai perwujudan kewajiban Direktorat Perencanaan Tata Ruang dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik”

Page 41: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB III-2

Laporan Kinerja Tahun 2017

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

Pengukuran kinerja merupakan perhitungan berdasarkan perbandingan antara realisasi dari suatu target per Indikator Kinerja yang ada dalam Dokumen Rencana Strategis (Renstra) dengan target yang ada dalam DIPA tahun berjalan. Hasil perbandingan antara target dan realisasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk presentase, untuk mengetahui keberhasilan maupun kegagalan suatu target. Namun, pengukuran kinerja tata ruang dari tahun 2015 sampai tahun 2017 (indikator kinerja dan target output) masih menggunakan pengukuran proses suatu kegiatan, dan belum menggambarkan hasil atau manfaat dari suatu kegiatan. Akan tetapi dalam penjelasan akuntabilitas laporan kinerja ini Direktorat Perencanaan Tata Ruang mencoba menjelaskan kinerja (capaian substansi) yang sesungguhnya dari suatu kegiatan.

Penilaian pencapaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang dilakukan dengan melihat realisasi masing-masing paket pekerjaan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian tiap-tiap indikator output berdasarkan target output yang telah ditetapkan serta indikator outcome Direktorat Jenderal Tata Ruang yang pencapaiannya terkait langsung dengan indikator output yang ada di Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

3.1.1. Pemantauan Progres Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2017

Pemantauan proges pelaksanaan kegiatan tahun 2017 dilakukan dengan membandingkan antara target yang direncanakan dengan realisasi pelaksanaan dengan memanfaatkan data dan informasi yang telah diinput bulanan di Form Monitoring dan Evaluasi Kinerja Bulanan. Pemantauan progress pelaksanaan kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang dilaksanakan secara periodik (bulanan) namun untuk penyajian pada dokumen pelaporan monev akan ditampilkan secara triwulan.

Pelaksanaan kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada tahun anggaran 2017 berjalan kurang maksimal. Hal tersebut karena dinamika perubahan anggaran pada pertengahan tahun yang berdampak pada pengurangan pagu kegiatan. Di pertengahan tahun anggaran, Direktorat Perencanaan Tata Ruang terkena kebijakan penghematan anggaran sekitar Rp. 6,5 Milyar (sekitar 50% dari alokasi pagu awal) sehingga membuat seluruh pekerjaan yang dilaksanakan secara swakelola dilakukan penyesuaian ruang lingkup. Bahkan untuk beberapa swakelola yang belum terlalu menjadi prioritas, tidak dilanjutkan pelaksanaannya.

Berdasarkan perubahan Perjanjian Kinerja Revisi Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2017, akibat dari pengurangan anggaran maka kuantitas output kegiatan yang diperjanjikan tidak berkurang namun kualitas output (ruang lingkup) pelaksanaan kegiatan dilakukan penyeseuaian-penyesuaian sehingga tidak dapat sesuai target awal, atau kualitas output terpengaruh pengurangan anggaran disebabkan banyak nya tahapan kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan untuk dapat memenuhi output kegiatan.

Page 42: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-3 Laporan Kinerja Tahun 2017

Tabel 3.1 Realisasi Fisik (Substansi Pekerjaan) di-Direktorat Perencanaan Tahun 2017

Sasaran Kegiatan

Indikator Outcome / Indikator Output Satuan Jumlah

Kegiatan Perencanaan Tata Ruang

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Target Real Target Real Target Real Target Real Ket

Akumulasi Target 19% 21% 50% 43% 77% 55% 100% 66% =100%

Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional

Jumlah rencana tata ruang nasional/ pulau/kepulauan/ kawasan strategis nasional

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, RDTR Perbatasan , RTR KSN

4% 10 39% 29 72% 45 100% 52% = 100%

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

RTRWN 1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 9% 9% 43% 21% 78% 37% 100% 52% = 100%

Penyiapan Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan Sektoral

9% 9% 43% 21% 78% 37% 100% 52% = 100%

Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

RDTR 8 Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

2% 0% 29% 28% 59% 46% 100% 91% = 100%

Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin

37% 35% 57% 57% 100% 100%

Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan

37% 35% 57% 57% 100% 100%

Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow

37% 35% 57% 57% 100% 100%

Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau dan Paloh Aruk

37% 35% 57% 57% 100% 100%

Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT), Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)

11% 7,6% 42,8% 20,5% 69% 39,8% 100% 55% = 100%

Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) termasuk KSN Perbatasan

KSN 15 Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional 0% 23% 45% 37% 79%

52% 100%

56% = 100%

Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur

40,9% 36% 63% 50% 81% 53% 100% 68% = 100%

Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN 40,3% 39% 57% 51% 92% 72% 100% 78% = 100%

Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara

7,5% 8% 17% 11% 71% 43% 100% 38% = 100%

Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah

8,8% 9% 42% 38% 72% 38% 100% 38% = 100%

Page 43: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-4 Laporan Kinerja Tahun 2017

Sasaran Kegiatan

Indikator Outcome / Indikator Output Satuan Jumlah

Kegiatan Perencanaan Tata Ruang

Triwulan I Triwulan II Triwulan III

Triwulan IV

Target Real Target Real Target Real Target Real Ket

Akumulasi Target 19% 21% 50% 43% 77% 55% 100% 66% =100%

Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional

Jumlah regulasi bidang perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang

Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang)

27% 27% 53% 46% 81% 52% 100% 54% = 100%

Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang

NSPK 4 Tanpa Sub Output 27% 27% 53% 46% 81% 52% 100% 54% = 100%

Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang

25% 25% 47% 38% 76% 51% 100% 64% = 100%

Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional

29% 29% 59% 53% 85% 53% 100% 43% = 100%

Jumlah kegiatan manajerial internal Direktorat Jenderal Tata Ruang

Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencencanaan Tata Ruang

26% 24% 57% 55% 79% 68% 100% 79% = 100%

Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Nasional, Pulau/ Kepulauan, KSN

Kebijakan/ Dokumen/ Aplikasi

6 Tanpa Sub Output 26% 24% 57% 55% 79%

68% 100% 79% = 100%

Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang

11% 12% 69% 65% 84% 76% 100% 90% = 100%

Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang

55% 44% 67% 66% 84% 83% 100% 94% = 100%

Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional

47% 48% 60% 60% 91% 91% 100% 93% = 100%

Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang

5% 5% 41% 40% 70% 40% 100% 42% = 100%

Pengembangan Database GIS Penataan Ruang 13% 13% 49% 46% 64% 48% 100% 75% = 100%

Catatan : % realisasi fisik dihitung terhadap target output DIPA awal (sebelum DIPA Penghematan). Bila dilakukan perhitungan terhadap target output DIPA Penghematan maka prosentase capaian realisasi fisik tercapai 100%. Sumber: Hasil Analisis 2017

Page 44: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-5 Laporan Kinerja Tahun 2017

Tabel 3.2 Realisasi Keuangan Kegiatan Direktorat Perencanaan Tahun 2017

Sasaran Kegiatan

Indikator Outcome / Indikator Output Satuan Jumlah

Kegiatan Perencanaan Tata Ruang

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Target Real

(DIPA 0) Target

Real (DIPA 0)

Target Real

(DIPA 0) Real

(DIPA 5) Target

Real (DIPA 0)

Real (DIPA 6)

Akumulasi Target 19% 6.56% 50% 30.78% 77% 48.58% 75.95% 100% 63.78% 99.71%

Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional

Jumlah rencana tata ruang nasional/ pulau/kepulauan/ kawasan strategis nasional

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, RDTR Perbatasan , RTR KSN

4% 6.3% 39% 4.17% 72% 26.57% 72.85% 48.35% 72.85% 99.63%

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

RTRWN 1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 9% 0.63% 43% 5.22% 78% 16.71% 61.48% 100% 27.77% 100.00%

Penyiapan Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan Sektoral

9% 0.63% 43% 5.22% 78% 16.71% 61.48% 100% 27.77% 100.00%

Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

RDTR 8 Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara 2% 0.39% 29% 23.22% 59% 54.61% 67.69% 100% 79.45% 99.45%

Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin

0.00% 37% 26.27% 57% 64.56% 68.19% 100% 94.66% 99.98%

Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan

0.00% 37% 27.58% 57% 64.35% 67.44% 100% 93.75% 98.26%

Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow

0.00% 37% 24.51% 57% 58.29% 69.36% 100% 83.63% 99.51%

Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau dan Paloh Aruk

0.00% 37% 27.24% 57% 64.59% 69.85% 100% 92.41% 99.93%

Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT), Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)

11% 2.21% 42,8% 7.92% 69% 14.87% 51.91% 100% 24.12% 100.00%

Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) termasuk KSN Perbatasan

KSN 15 Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional 0% 11.81% 45% 39.85% 79% 49.12% 87.26% 100% 57.40% 99.98%

Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur

40,9% 7.35% 63% 19.43% 81% 32.08% 84.52% 100% 37.79% 99.98%

Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN 40,3% 18.05% 57% 51.21% 92% 61.48% 87.09% 100% 70.72% 100.00%

Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara

7,5% 7.90% 17% 30.13% 71% 41.84% 83.02% 100% 63.25% 99.86%

Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah

8,8% 8.29% 95.19% 100% 57.15% 101.70%

Page 45: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-6 Laporan Kinerja Tahun 2017

Sasaran Kegiatan

Indikator Outcome / Indikator Output Satuan Jumlah

Kegiatan Perencanaan Tata Ruang

Triwulan I 42% 57.15% 72% 57.15%

Target Real

(DIPA 0) Target

Real (DIPA 0)

Target Real

(DIPA 0) Real

(DIPA 5) Target

Real (DIPA 0)

Real (DIPA 6)

Akumulasi Target 19% 6.56% 50% 30.78% 77% 48.58% 75.95% 100% 63.78% 99.71%

Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional

Jumlah regulasi bidang perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang

Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang)

27% 12.13% 53% 37.86% 81% 46.29% 83.64% 100% 55.29% 99.89%

Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang

NSPK 4 Tanpa Sub Output 27% 12.13% 53% 37.86% 81% 46.29% 83.64% 100% 55.29% 99.89%

Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang

25% 15.34% 47% 44.92% 76% 58.01% 80.00% 100% 72.29% 99.82%

Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional

29% 9.40% 59% 31.85% 85% 36.32% 89.14% 100% 40.83% 100.00%

Jumlah kegiatan manajerial internal Direktorat Jenderal Tata Ruang

Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perenc 26% 11.68% 57% 41.33% 79% 50.60% 83.76% 100% 60.37% 99.95%

Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Nasional, Pulau/ Kepulauan, KSN

Kebijakan/ Dokumen/ Aplikasi

6 Tanpa Sub Output 26% 11.68% 57% 41.33% 79% 50.60% 83.76% 100% 60.37% 99.95%

Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang

11% 10.92% 69% 42.83% 84% 53.11% 81.03% 100% 69.29% 100.00%

Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang

55% 19.20% 67% 43.04% 84% 50.72% 89.55% 100% 55.60% 100.00%

Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional

47% 13.24% 60% 55.03% 91% 66.89% 82.33% 100% 80.29% 100.00%

Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang

5% 8.96% 41% 39.52% 70% 47.00% 81.62% 100% 62.80% 99.82%

Pengembangan Database GIS Penataan Ruang 13% 6.21% 49% 33.51% 64% 44.68% 82.49% 100% 48.03% 100.00%

Sumber: Hasil Analisis 2017

Page 46: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-7 Laporan Kinerja Tahun 2017

Pemantauan progres pelaksanaan masing-masing pekerjaan tiap bulan (dengan mengisi berbagai aplikasi monitoring dan evaluasi) dilaksanakan untuk mengawal rencana aksi yang disusun per triwulan. Rencana aksi triwulanan dijadikan acuan untuk pelaksanaan pekerjaan per bulannya. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan apabila terjadi keterlambatan-keterlambatan (yang mengakibatkan timbulnya gap) dapat diketahui sedini mungkin dan bila terjadi permasalahan dapat dicari solusi agar tidak mempengaruhi target akhir yang ingin dicapai.

Secara garis besar dapat dilihat, mengacu pada sandingan antara Form Kinerja Bulanan diatas, akan terlihat gap yang cukup tinggi antara target dan realisasi capaian fisik (output) kegiatan terutama pada triwulan ke III dan IV. Hal tersebut terjadi karena Form kinerja bulanan disusun berdasarkan DIPA awal sebelum adanya perubahan anggaran, dan ketika adanya perubahan anggaran (pada akhir triwulan II) tidak dilakukan revisi terhadap target form kinerja bulanan yang disesuaikan dengan pagu anggaran baru. Realisasi fisik dan keuangan yang dilaksanakan Direktorat Perencanaan Tata Ruang jika mengacu pada perubahan anggaran DIPA-revisi sudah hampir mencapai 100%. Untuk realisasi fisik dengan mengacu pada perubahan ruang lingkup setelah kebijakan penghematan diterapkan di pertengahan tahun anggaran (seperti yang telah disampaikan pada bab II).

Pemantauan terhadap progres capaian fisik dan keuangan per triwulan adalah sebagai berikut :

1. Tri Wulan Pertama (Januari – Maret 2017)

Target : 19 %

Realisasi : fisik 21 % dan keuangan 6,56 %

Gap/surplus : terjadi surplus realisasi fisik sebesar 2 % diatas target dan gap realisasi keuangan sebesar 12,44 % dibawah target.

Kendala : gap pada realisasi keuangan yang dibawah target disebabkan oleh belum terserapnya kegiatan kontraktual.

Tindak lanjut : melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang telah disusun.

2. Tri Wulan Kedua (April – Juni 2017)

Target : 50 %

Realisasi : fisik 43 % dan keuangan 30,78 %

Gap/surplus : terjadi gap realisasi fisik sebesar 7 % dibawah target dan gap realisasi keuangan sebesar 19,22 % dibawah target.

Kendala : gap pada realisasi fisik yang dibawah target disebabkan oleh pembahasan substansi dengan sektor atau Kementerian/Lembaga yang masih menunggu jadwal untuk pembahasan bersama.

Tindak lanjut : lebih rajin mencari informasi jadwal pembahasan Kementerian Hukum dan HAM dan mengupayakan untuk dapat dipercepat waktu pelaksanaan pembahasan.

3. Tri Wulan Ketiga (Juli – September 2017)

Target : 77 %

Realisasi : fisik 55 % dan keuangan 48,58 % berdasarkan DIPA 0 dan 75,95% Berdasarkan DIPA 6

Gap/surplus : terjadi gap realisasi fisik sebesar 22 % dibawah target dan gap realisasi keuangan sebesar 28,42 % (DIPA 0) dan 1,05% (DIPA 6) dibawah target.

Kendala : gap pada realisasi fisik yang dibawah target disebabkan oleh kebijakan penghematan sehingga target output awal tidak tercapai dan terjadi perubahan ruang lingkup kegiatan.

Tindak lanjut : mempercepat proses penyerapan anggaran dengan melakukan penjadwalan ulang rencana penyerapan.

Page 47: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-8 Laporan Kinerja Tahun 2017

4. Tri Wulan Keempat (Oktober – Desember 2017)

Target : 100 %

Realisasi : fisik 66 % dan keuangan 63,78 % berdasarkan DIPA 0 dan 99,71% Berdasarkan DIPA 6

Gap/surplus : terjadi gap realisasi fisik sebesar 34 % dibawah target dan gap realisasi keuangan sebesar 36,22 % (DIPA 0) dan 0,23% (DIPA 6) dibawah target.

Kendala : gap pada realisasi fisik yang dibawah target disebabkan oleh kebijakan penghematan sehingga target output awal tidak tercapai dan terjadi perubahan ruang lingkup kegiatan. Realisasi fisik dan keuangan yang dilaksanakan Direktorat Perencanaan Tata Ruang jika mengacu pada perubahan anggaran DIPA-revisi sudah hampir mencapai 100%.

Tindak lanjut : melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan agar lebih baik pelaksanaan di tahun anggaran berikutnya.

3.1.2. Realisasi Perjanjian Kinerja 2017

Realisasi kinerja dilakukan dengan membandingkan target dan realisasi kegiatan yang dilaksanakan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan mendapatkan hasil sesuai yang direncanakan pada awal tahun. Berikut adalah target dan realisasi kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2017 sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah disepakati antara eselon I dengan eselon II:

Page 48: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-9 Laporan Kinerja Tahun 2017

Tabel 3.3 Realisasi Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017

No Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Target Awal Target Revisi Realisasi Fisik

(Output) Realisasi Fisik

(%) Manfaat

Keterangan

1. Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional

Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

1 dokumen pendukung RTRWN

1 RTRWN 1 RTRWN

52% Terselesaikannya PP No 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas PP 26 tahun 2008 tentang RTRWN Sebagai pemenuhan amanat Undang-Undang Penataan Ruang No. 26 tahun 2007 dimana Dokumen hasil peninjauan kembali RTRWN akan menjadi dokumen acuan pemerintah daerah dalam melakukan penyusunan maupun peninjauan kembali RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota.

Capaian fisik hanya sebesar 52% akan tetapi presentase ini sama dengan 100% jika mengacu pada perubahan ruang lingkup setelah kebijakan penghematan diterapkan di pertengahan tahun anggaran

Ruang lingkup pekerjaan (sinkronisasi muatan RTRWN dengan sector dan rencana rinci serta sosialisasi) yang belum terlaksana di tahun 2017 akan dilaksanakan di tahun 2018

Jumlah rencana detail tata ruang kawasan perbatasan negara

3 fasleg RDTR Kawasan perbatasan 5 rancangan RDTR kawaan perbatasan

3 rancangan peraturan RDTR kawasan perbatasan 5 rancangan peraturan RDTR kawasan perbatasan

3 rancangan peraturan RDTR kawasan perbatasan 5 rancangan peraturan RDTR kawasan perbatasan

RTR dan RDTR Kawasan Perbatasan Negara sebagai acuan perencanaan tata ruang dan arahan zonasi di kawasan perbatasan Negara bagi pemerintah daerah serta sektor, terkait keamanan dan pertahanan Negara dan upaya Pemerintah dalam peningkatan pengembangan kawasan perbatasan Negara

Capaian fisik hanya sebesar 91% akan tetapi presentase ini sama dengan 100% jika mengacu pada perubahan ruang lingkup setelah kebijakan penghematan diterapkan di pertengahan tahun anggaran

Kegiatan fasilitasi 3 RDTR kawasan perbatasan negara yang terpaksa diberhentikan karena penghematan (sambil menunggu kesepakatan bentuk peraturan untuk RDTR kawasan perbatasan) akan dilanjutkan pelaksanaannya di tahun 2018

Jumlah rencana tata ruang kawasan strategis nasional

11 fasleg RTR KSN 4 dokumen pendukung RTR KSN

6 raperpres RTR KSN sudah fasleg 5 raperpres RTR KSN siap fasleg 4 bahan sosialilsasi RTR KSN

6 raperpres RTR KSN sudah fasleg 5 raperpres RTR KSN siap fasleg 4 bahan sosialilsasi RTR KSN

Dokumen RTR KSN sebagai dokumen acuan pemerintah daerah dalam melakukan penyusunan program prioritas pada KSN serta menjadi acuan sektor pada Kementerian/Lembaga dalam penyiapan program pembangunan serta program lintas sektor dalam mendukung program prioritas di KSN.

Capaian fisik hanya sebesar 56% akan tetapi presentase ini sama dengan 100% jika mengacu pada perubahan ruang lingkup setelah kebijakan penghematan diterapkan di pertengahan tahun anggaran

5 raperpres yang sudah siap untuk fasleg akan dialokasikan anggarannya di 2018

Page 49: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-10 Laporan Kinerja Tahun 2017

No Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Target Awal Target Revisi Realisasi Fisik

(Output) Realisasi Fisik

(%) Manfaat

Keterangan

Jumlah Norma/Standart/ Prosedur/ Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang

3 fasleg NSPK 1 RUU PRUN

1 rapermen NSPK sudah fasleg 1 RUU PRUN

1 rapermen NSPK sudah fasleg 1 RUU PRUN

54% Dokumen Draft NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang akan menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penataan ruang

Capaian fisik hanya sebesar 79% akan tetapi presentase ini sama dengan 100% jika mengacu pada perubahan ruang lingkup setelah kebijakan penghematan diterapkan di pertengahan tahun anggaran

Akan dialokasikan dana untuk meneruskan kegiatan fasilitasi legalisasi NSPK menjadi Permen di tahun 2018

1. Jumlah Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang

6 Kebijakan

6 Kebijakan

6 Kebijakan

79% 1. Tersedianya Dokumen perencanaan yang mendukung penyelenggaraan penataan ruang.

2. Tersedianya dokumen pengelolaan data dan informasi RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan dan RTR KSN dan sebagai salah satu upaya media komunikasi Pemerintah dengan stakeholder terkait.

3. Tersedianya bahan evaluasi untuk mendorong percepatan penyelesaian program perencanaan tata ruang nasional

Capaian fisik hanya sebesar 79% akan tetapi presentase ini sama dengan 100% jika mengacu pada perubahan ruang lingkup setelah kebijakan penghematan diterapkan di pertengahan tahun anggaran

Penembangan sistem informasi pengelolaan RTR nasional dan sosialisasinya akan diteruskan di tahun 2018

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan akan diintensifkan di tahun 2018

Pengembangan aplikasi web GIS tata ruang akan dilanjutkan serta lebih mengintensifkan keterlibatan di kegiatan Kebijakan Satu Peta

Sumber: Hasil Analisis 2017

Page 50: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-11

Perubahan DIPA anggaran karena pemotongan anggaran pada bulan Agustus tidak mengurangi output (kuantitas) kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang, namun secara kualitas pekerjaan yang dilaksanakan berubah sehingga tidak sesuai dengan rencana awal. Hal tersebut terjadi karena terdapat tahapan kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan anggaran. Selain itu banyak faktor eksternal yang cukup mempengaruhi penyelesaian kegiatan seperti pencapaian penyepakatan atau konsensus atas muatan kegiatan yang dikerjakan, proses pembahasan pembahasan kegiatan legalisasi harus menunggu konfirmasi/undangan dari Kementerian/Lembaga, proses legalisasi yang belum menjadi prioritas sehingga tidak terjadwalkan, dan lain sebagainya.

Pada tabel dibawah akan dijelaskan lebih detail hasil kegiatan dan status (capaian) kegiatan yang dikerjakan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang beserta kendala yang dihadapi pada saat proses pengerjaan kegiatan.

Indikator Kinerja Kegiatan 1

Indikator Kinerja Kegiatan 1 pada Direktorat Perencanaan Tata Ruang terdiri dari tiga tipologi Rencana Tata Ruang yaitu, Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN), dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perbatasan Negara.

Tabel 3.4 Status Kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Indikator Kegiatan I

KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi Kendala

Indikator I : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

1.

Penyiapan Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan Sektoral

Tersusunnya matriks kesesuaian muatan RTRWN dengan Rencana Tata Ruang yang lebih rinci maupun Rencana Strategis/Induk Sektoral;

Terlaksananya diskusi-diskusi dan diseminasi/sosialisasi hasil revisi RTRWN dengan pemangku kepentingan terkait;

Integrasi muatan RTRWN dengan Rencana Sektoral

Terlaksananya Pencetakan PP No. 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,

Tersusunnya matriks sandingan muatan RTRWN dengan rencana Sektoral

Tersusunnya Matrik Rencana Sektor: Perhubungan Laut (Pelabuhan), Udara (Bandar Udara), Jaringan Jalan Bebas Hambatan (PUPR), Kelautan dan Perikanan

Berita Acara matriks sandingan muatan RTRWN dengan rencana sektoral Integrasi muatan RTRWN dengan Rencana Rinci

Matrik RTR 7 Pulau/Kepulauan namun hanya 4 pulau yang terakomodasi (Pulau Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Maluku)

Matrik kesesuaian muatan RTR 7 Pulau/Kepulauan namun hanya 4 pulau yang terakomodasi (Pulau Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Maluku

Belum tercapainya BA HAsil Konfirmasi Kesesuaian Matrik

Telah dilaksanakan Sosialisasi dengan Pemerintah Daerah tentang PP. 13 thn 2017

Target tidak tercapai Tidak tersusunnya matriks hasil sandingan RTRWN dengan Kebijakan Sektoral/Daerah serta rencana rinci, serta sosialisasi tidak dapat dilaksanakan

Akibat Pemotongan anggaran, terdapat kegiatan yang tidak dilaksanakan seperti:

Matrik kesesuaian dengan RTR 7 Pulau/Kepulauan hanya bisa dibuat 4 pulau

Tidak mendapatkan BA Konfirmasi Kesesuaian Matrik dengan sector

Kegiatan sosialisasi tidak dapat dilaksanakan

Page 51: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-12

KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi Kendala

Indikator I : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara

Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

2.

Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin (Lokpri Kobalima Timur)

Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:

Pola dan Struktur Ruang

Peraturan Zonasi

Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:

Pola dan Struktur Ruang

Peraturan Zonasi

Target tercapai 1. Tidak mendapat kendala 2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun

2018 berupa penyepakatan dengan pemerintah daerah dan K/L, serta tahap legislasi

3. Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan (Lokpri Nunukan)

Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:

Pola dan Struktur Ruang

Peraturan Zonasi

Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:

Pola dan Struktur Ruang

Peraturan Zonasi

Target tercapai

1. Tidak mendapat kendala 2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun

2018 berupa penyepakatan dengan pemerintah daerah dan K/L, serta tahap legislasi

4. Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow (Lokpri MuaraTami)

Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:

Pola dan Struktur Ruang

Peraturan Zonasi

Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:

Pola dan Struktur Ruang

Peraturan Zonasi

Target tercapai

1. Tidak mendapat kendala 2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun

2018 berupa penyepakatan dengan pemerintah daerah dan K/L, serta tahap legislasi

5

Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau (Lokpri Badau dan Lokpri Putussibau Utara) dan Paloh Aruk (Lokpri Paloh dan Lokpri Sanjingan Besar)

Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:

Pola dan Struktur Ruang

Peraturan Zonasi

Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:

Pola dan Struktur Ruang

Peraturan Zonasi

Target tercapai 1. Tidak mendapat kendala 2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun

2018 berupa penyepakatan dengan pemerintah daerah dan K/L, serta tahap legislasi

6. Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT), Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)

Penyepakatan dan Penetapan rancangan RDTR kawasan perbatasan negara di Motaain dan Wini (yang dilengkapi dengan Peraturan Zonasi (PZ) beserta Lampiran peta) yang siap diproses Legalisasi yang disusun pada tahun 2015 dan dimantapkan pada tahun 2016;

Terumuskannya RDTR yang materi/substansinya telah disepakati dan siap dilegalisasi

Tersedianya Rancangan Peraturan Perundangan tentang RDTR Kawasan Perbatasan Negara di Entikong, Wini dan Motaain

Sudah tersusun batang tubuh rancangan peraturan (draft 0)

Belum mendapatkan BA hasil sinkronisasi dengan sektor dan pemda

Sudah tersusunnya Indikasi program (Draft 1) namun belum final

Target tidak tercapai Tidak tercapainya RDTR yang siap legalisasi beserta kesepakatan antara sektor dan Pemda

1. Akibat pemotongan anggaran pada tengah tahun banyak proses pelaksanaan kegiatan yang tidak bisa dilanjutkan seperti:

Mendapatkan BA kesepakatan dengan sektor dan Pemda

Penyelesaian Indikasi Program 2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun

2018

Page 52: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-13

KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi Kendala

Indikator I : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)

7. Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur

Tercapainya kesepakatan antara sektor daerah (pemerintah daerah) dan pusat (Kementerian/Lembaga) tentang substansi RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur;

Terlaksananya pembahasan dokumen Raperpres RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur di Kementerian Hukum dan HAM

Tersusunnya dokumen Raperpres RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur yang telah siap dibahas oleh Kementerian Hukum dan HAM.

Telah tersusun Roadmap Penyusunan RTR KSN Jabodetabekpunjur

Pembaruan data terkait muatan RTR KSN Jabodetabekpunjur

Tercapainya BA Acara Konsultasi Peta dengan BIG

Belum mendapatkan Naskah Kesepakatan dengan daerah

Belum mendapatkan BA Konsultasi Publik dan Sektor

Pada 2018 diharapkan untuk bisa dilaksanakan pembahasan di Kumham

Target tidak tercapai

1. Akibat pemotongan anggaran pada tengah tahun banyak proses pelaksanaan kegiatan yang tidak bisa dilanjutkan seperti:

Mendapatkan BA atau naskah kesepakatan dengan sektor dan Pemda

Penyelesaian Muatan Dokumen RTR KSN

Pelaksanaan Konsensus untuk mendapatkan kesepakatan

2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun 2018

8. Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN

Raperpres RTR KSN yang telah dibahas dalam proses harmonisasi bersama Kementerian Hukum dan HAM dan Sekretariat Kabinet. a) RTR KSN yang telah dilegalisasi:

Toraja

Jantung Kalimantan

Cekungan Bandung

Kedungsepur b) Draft Raperpres yang siap

dibahas di Kumham

Timika

Komodo

Raja Ampat

Gerbangkertasusila

Timika

Updating data dan informasi muatan RTR KSN Timika Toraja

Telah mendapatkan BA Pembaharuan dengan sektor

Masih dilakukannya Rapat harmonisasi di Kumham, belum bisa lanjut ke Setkab

Jantung Kalimantan

Rapepres Jantung Kalimantan masih dilaksanakan pembahasan di Kumham Cekungan Bandung

Pembahasan Raperpres RTR Cekungan Bandung terhenti di Setkab karena dinamika yang terjadi (isu PSN)

Kedungsepur

Telah menjadi produk legal Perpres No.78 Tahun 2017 Komodo

Masih dalam pembahasan dan penyepakatan muatan dengan sektor terkait muatan RTR KSN

Raja Ampat

Penyusunan Dokumen RTR KSN Raja Ampat

Belum mendapatkan Naskah Kesepakatan di Daerah Gerbangkeratasusila

Telah medapatkan Naskah Kesepakatan daerah dan BA Panitia Antar Kementerian terkait muatan RTR KSN Gerbangkertasusila

Target tidak tercapai dengan maksimal karena hanya Kedungsepur menjadi Produk Legalisasi

1. Akibat pemotongan anggaran pada tengah tahun banyak proses pelaksanaan kegiatan yang tidak bisa dilanjutkan seperti:

Mendapatkan BA atau naskah kesepakatan dengan sektor dan Pemda

Penyelesaian Muatan Dokumen RTR KSN

Pelaksanaan Konsensus untuk mendapatkan kesepaktan

2. Kebijakan di Kumham yang hanya bisa melaksanakan 4 (empat) pembahasan Raperpres saja untuk satu Kementerian

Page 53: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-14

KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi Kendala

Indikator I : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara

9. Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara

RTR KSN Perbatasan Negara (Aceh-Sumatera Utara dan Riau-Kep.Riau) yang telah dilegalisasi

Aceh-Sumut

Masih dilaksanakan pembahasan di Setkab

Belum mendapatkan BA kesepakatan dengan Pemda dan Stakeholder terkait

Terselesaikannya Batang Tubuh muatan Raperpres KSN Perbatasan Aceh-Sumut

Belum terselesaikannya Lampiran Peta RTR KSN Perbatasan Aceh-Sumut yang disepakati

Belum disepakatinya indikasi program pada RTR KSN Aceh-Sumut

Rapepres Aceh-Sumut belum mendapatkan panggilan dari Setkab untuk dibahas

Riau-Kep.Riau

Masih dilaksanakan pembahasan di Setkab

Belum mendapatkan BA penyepakatan dengan Pemda dan Stakeholder terkait

Terselesaikannya Batang Tubuh muatan Raperpres KSN Perbatasan Riau-Kepri

Belum terselesaikannya Lampiran Peta RTR KSN Perbatasan Riau-Kepri yang disepakat

Belum disepakatinya indikasi program pada RTR KSN Riau-Kepri

Rapepres Riau-Kepri belum mendapat kesepakatan batas administrasi dan negara sehingga belum bisa diserahkan kepada Setkab

Target tidak tercapai dengan maksimal karena tidak terlegalisasinya RTR KSN Perbatasan Aceh-Sumut, Riau-Kep.Riau

1. Besarnya faktor eksternal untuk penyelesaian RTR KSN Perbatasan Negara Aceh-Sumut, Riau-Kepri

2. Kegiatan rounding-up yang belum selesai dilanjutkan kembali pada tahun 2018

10.

Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah

Pelaksanaan Sosialisasi ke daerah dan Kementerian/Lembaga terkait RTR Kawasan Perbatasan Negara

Pelaksanaan Sosialisasi di Sulawesi Utara

Belum melaksanakan publikasi ke Kementerian/Lembaga

Belum dapat melaksanakan evaluasi terkait sosialisasi

Target tidak tercapai 1. Akibat Pemotongan anggaran tidak bisa

melaksanakan sosialisasi dan monev hasil sosialisasi

2. Kegiatan terkait sosialisasi tidak dilanjutkan pada tahun 2018

Sumber: Hasil Analisis 2017

Page 54: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-15

Indikator Kinerja Kegiatan 2

Indikator Kinerja 2 Jumlah Dokumen Norma/Standart/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang dicapai melalui pelaksanaan 2 (dua) pekerjaan yaitu :

Tabel 3.5 Status Kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Indikator Kegiatan 2

KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi

Kendala/ Tindak Lanjut

Indikator 2 : Jumlah Norma/Standart/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang

Tanpa Suboutput

11. Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang

Legalisasi Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten, Kota, Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabuopaten/Kota

Review Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota telah selesai progres legalisasinya menunggu tanda tangan dari Menteri ATR/BPN

Belum terselesaikannya Draft Review Pedoman RDTR dan PZ yang siap untuk dibahas dan kemudian dilegalkan karena masih terdapat muatan yang kurang

Target tidak tercapai dengan maksimal

1. Akibat pemotongan anggaran terdapat proses-proses yang tidak dilakukan dan tidak dapat melanjutkan penyelesaian review Pedoman RDTR dan PZ

2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun 2018

12. Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional

Draft RUU tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional

Belum tersusunnya Draft RUU Pengelolaan Ruang Udara yang final, karena masih perlu dilakukan pembahasan dan kajian lebih lanjut

Belum ada pembahasan antar K/L dan temu pakar terkait muatan RUU PRUN

Pada tahun 2018 didrop pada list kegiatan karena substansi yang terdapat pada kajian RUU PRUN dianggap tidak perlu menjadi Undang-Undang tersendiri

Hasil kajian yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai masukan dalam Peraturan yang lain

Target tidak tercapai dengan maksimal

1. Akibat pemotongan anggaran terdapat proses-proses yang tidak dilakukan dan tidak dapat dilanjutkan:

Pembahasan dengan pakar tidak dilakukan

pembahasan dengan K/L terkait substansi pengelolaan ruang udara tidak dilakukan

pembahasan daerah kurang 2. Kegiatan tidak dilanjut pada tahun

2018 karena dirasa tidak perlu disusun PRUN, namun hasil kajian bisa digunakan sebagai bahan masukan kegiatan perencanaan

Sumber: Hasil Analisis 2017

Page 55: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-16

Indikator kinerja kegiatan 3

Indikator Kinerja 3 Jumlah Dokumen Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang dicapai melalui pelaksanaan 5 (lima) paket pekerjaan :

Tabel 3.6 Status Kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Indikator Kegiatan 3

KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi Kendala/ Tindak Lanjut

Indikator 3 : Jumlah Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang

Tanpa Suboutput

13. Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang

Tersusunnya kebijakan pemrograman dan penganggaran Direkorat Perencanaan Tata Ruang tahun anggaran 2018.

Tersusunnya Rencana Kegiatan Tahun Anggaran 2018 Dit.Perencanaan Tata Ruang Hasil Trilaretal Meeting antara Kementerian ATR/BPN, Kementerian Keuangan, dan Bappenas

Tersusunya TOR dan RAB Kegiatan 2018

Merupakan kegiatan tahunan dan Target Tercapai

Target tercapai 1. Dinamika yang tinggi dalam pelaksanaan perencanaan program dan penganggaran sehingga sering mengalami perubahan perubahan

2. Akibat pengurangan anggaara berdampak Kurang maksimal hasil analisis dalam penyusunan laporan Kebijakan Strategis dan Usulan Program Perencanaan Tata Ruang T.A. 2018

3. Merupakan kegiatan tahunan yang akan dilanjutkantiap tahun

14. Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang

Terlaksananya monitoring pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2017;

Tersusunnya dokumen LKj sebagai media pertanggungjawaban pemanfaatan dana APBN Tahun Anggaran 2017;

Tersusunnya dokumen Monev Pengelolaan KSN Tahun 2017.

Tersusunnya Draft Lapran Kinerja Dit.Perencanaan Tata Ruang T.A. 2017

Tersusunya Laporan Monev

Pelaksanaan POK pada tiap bulannya pada TA 2017

Merupakan kegiatan tahunan dan Target Tercapai

Target tercapai 1. Kurang maksimalnya data yang didapat dalam penyusunan laporan monev dan kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang, karena tidak bisa melaksanakan pendampingan saat penyusunan substansi atau substansi yang telah jadi.

2. Merupakan kegiatan tahunan yang akan dilanjutkan tiap tahun

15. Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional

Terbarukannya Database Sistem Informasi Tata Ruang Nasional (SITARUNAS) dengan data yang lebih baru, mutakhir, menarik, informatif, dan mudah diakses melalui fasilitas aplikasi internet (on-line).

Updating data Rencana Tata Ruang Nasional

Pemeliharan web SITARUNAS

Merupakan kegiatan tahunan dan Target Tercapai walau tidak maksimal

Target tercapai 1. Akibat pemotongan anggran sehingga Kurangnya informasi bidang perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan dan KSN kepada stake holder karena minimnya anggaran penyebarluasan SITARUNAS yang memuat data tabular dan tekstual serta peta perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan dan KSN

2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun 2018

Page 56: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-III

BAB III-17

KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi Kendala/ Tindak Lanjut

Indikator 3 : Jumlah Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang

Tanpa Suboutput

16.

Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang

Hasil Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang:

Terintegrasinya Peta Rencana Tata Ruang

Tersusunnya Buku Hasil Integrasi Peta Rencana Tata Ruang di Pulau Kalimantan

Terkompilasi Peta RTRW se Indonesia

Tersusunnya Peta RTRW Nasional, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota dan RTR KSN yang terintegrasi

Target tercapai Adanya pemotongan anggaran yang berdampak pada:

Kurangnya data yang diperoleh dalam proses integrasi untuk Kebijakan Satu Peta

Terhambatnya proses Update-ing data RTRWN

17. Pengembangan Aplikasi Web GIS Penataan Ruang

Pengembangan Database GIS Penataan Ruang:

Tersusunnya Katalog Struktur Database

Penerapan Struktur Database pada Data Spasial RTRW

Migrasi Data Spasial RTR ke Server BPN

Tersusunnya Peta RTRW Nasional, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota dan RTR KSN yang sesuai dengan KUGI

Target tercapai Adanya pemotongan anggaran yang berdampak pada kurangnya masukan yang diperoleh dalam penyusunan struktur database

Sumber: Hasil Analisis 2017

Page 57: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-18

3.1.3. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Pada Tahun

2017 dengan Tahun Sebelumnya

Bagian ini menampilkan perbandingan capaian kinerja dari tahun 2015 sampai tahun 2017. Indikator kinerja yang digunakan sebagai dasar pengukuran adalah indikator kinerja pada tahun 2017, sebab untuk tahun 2015 dan tahun 2016 memiliki indikator kinerja yang berbeda. Hal ini terjadi dikarenakan: a. Indikator tahun 2015 sudah mulai disusun/disiapkan pada tahun 2014 dimana saat itu Ditjen

Tata Ruang masih bergabung dengan Kementerian Pekerjaan Umum dengan nama Ditjen Penataan Ruang. Sehingga saat menyusun indikator kinerja masih menggunakan nomenklatur saat struktur organisasi masih bernama Ditjen Penataan Ruang. Satuan yang digunakan pada waktu menyusun indikator kinerja masih berupa dokumen karena mengikuti ketentuan bahwa untuk level Kegiatan maka indikatornya masih berbentuk Output

b. Indikator kinerja tahun 2016 masih menggunakan indikator yang sama dengan tahun 2015 namun Kementerian ATR/BPN mulai mengarahkan agar indikator kinerja di level Kegiatan tidak berupa output namun sudah bersifat outcome sementara, selain satuan keluaran tidak lagi berbentuk dokumen namun lebih bersifat substansi. Di akhir tahun 2016 mulai dilakukan perbaikan indikator kinerja dengan menggunakan struktur ADIK agar terjadi kesinambungan antara indikator kinerja di Renstra dengan RKA-KL

c. Indikator kinerja tahun 2017 sudah disesuaikan dengan struktur ADIK dan RKA-KL sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan di akhir tahun 2016

d. Pengukuran kinerja tata ruang dari tahun 2015 sampai tahun 2017 (indikator kinerja dan target output) masih menggunakan pengukuran proses suatu kegiatan, dan belum menggambarkan hasil atau manfaat dari suatu kegiatan. Akan tetapi pada tahun 2017 Direktorat Perencanaan Tata Ruang berusaha menggunakan indikator kinerja yang mendekati pengukuran hasil atau manfaat (outcome) dan mengikuti kebijakan money follow programme.

Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2017 perlu memperhatikan beberapa hal seperti perbedaan indikator output pada Perjanjian Kinerja yang telah disepakati oleh Pejabat Eselon 2. Jumlah target dan realisasi kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2017 lebih sedikit dibandingkan pada tahun 2016, hal tersebut karena pagu anggaran pada tahun 2017 jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun tahun 2015 jumlah alokasi dana di Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebesar Rp. 105.426.400.000 untuk melaksanakan 72 paket pekerjaan. Pada 2016 jumlah pagu anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebesar Rp. 42.962.113.000 (setelah penghematan anggaran APBN-P) dengan total pekerjaan yang dikerjakan sebanyak 57 paket pekerjaan sedangkan pada tahun 2017 pagu anggaran sebesar Rp. 10.746.205.000 (setelah penghematan anggaran APBN-P) dengan total paket pekerjaan sebanyak 17 paket. Dapat dilihat walaupun target pekerjaan yang dilaksanakan pada tahun 2017 lebih sedikit dibanding pada tahun 2015 dan 2016 namun realisasi kinerja dapat terpenuhi dengan baik serta prosentase penyerapan keuangan yang lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Sandingan indikator kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2015-2016 dan 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Page 58: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-19

Tabel 3.7 Sandingan Indikator Kinerja Direktorat Perencanaan tahun 2015-2016 dan 2017

No 2015-2016 2017 Keterangan

1 Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang

2 Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

3 Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Pulau Kepulauan

Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Pulau Kepulauan

Tidak muncul di PK 2017 karena tidak ada pekerjaan terkait indikator ini

4 Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

5 Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) termasuk KSN Perbatasan

6 Jumlah Kebijakan Bidang Perencanaan Tata Ruang

Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Nasional, Pulau/ Kepulauan, KSN

7 Jumlah Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang

8 Jumlah Data Informasi Bidang Perencanaan Tata Ruang

Sumber: Hasil Analisis 2017

Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang mulai Tahun 2015 hingga Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.8 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 – 2017

Sasaran Indikator Kinerja

(2017)

2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang

10 NSPK

10 NSPK

13 NSPK

12 NSPK

4 NSPK

5 NSPK

Meningkatnya Kuantitas

Rencana Tata Ruang pada

Tingkat Nasional

Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

1 RTRWN

1 RTRWN

2 RTRWN

3 RTRWN

- -

Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Pulau Kepulauan

1 RTR Pulau/ Kepulauan

1 RTR Pulau

/Kepulauan - - - -

Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

10 Lokpri

10 Lokpri

7 Kawasan

Perbatasan

7 Kawasan

Perbatasan

10 Lokpri

10 Lokpri

Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)

42 KSN

42 KSN

50 KSN

41 KSN

15 KSN

15 KSN

Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Nasional, Pulau/ Kepulauan, KSN

5 Dokumen

5 Dokumen

11 Dokumen

9 Dokumen

1 Dokumen

1 Dokumen

1 Kemitraan

1 Kemitraan

1

Dokumen 1

Dokumen

3 Dokumen

3 Dokumen

3 Dokumen

3 Dokumen

Sumber: Hasil Analisis 2017

Page 59: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-20

Berdasarkan pencapaian kinerja pada tahun 2017 dapat dilihat bahwa capaian kinerja yang dilaksanakan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2017 Direktorat Perencanaan Tata Ruang telah menghasilkan dokumen legal antara lain :

PP No. 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

Perpres No. 11 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Kalimantan Timur - Kalimantan Utara – Sulawesi Utara-Gorontalo-Sulawesi Tengah.

Perpres No.78 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kendal-Demak-Ungaran-Salatiga-Kota Semarang- Purwodadi.

Permen ATR/BPN No.8 tahun 2017 tentang Pedoman Pemberian Persetujuan Substansi dalam Rangka Penetapan Perda RTR Provinsi/Kabupaten/Kota.

Selain menghasilkan dokumen legal capaian Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada tahun 2017 adalah launching aplikasi SITARUNAS (Sistem Tata Ruang Nasional) di website Kementerian ATR/BPN yang dinantinya dapat mempermudah stakeholder, pemangku kepentingan, maupun masyarakat dalam mengakses produk Rencana Tata Ruang yang disusun oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

3.1.4. Perbandingan Target Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2015 –

2019 dengan Capaian Kinerja Tahun 2015 - 2017

Untuk menjabarkan serta mewujudkan amanat rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) maka diperlukan dokumen perencanaan pembangunan nasional yang dapat menjadi acuan pelaksanaan program dan kegiatan untuk mendukung pencapaian program prioritas Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN. Dokumen rencana tersebut adalah Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tata Ruang yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan Direktorat Jenderal untuk melaksanakan tugas dan fungsinya serta berpedoman pada RPJMN 2015-2019 dan bersifat indikatif.

Perjanjian Kinerja sebagai komitmen dan janji yang akan diwujudkan oleh Direktur Perencanaan Tata Ruang sebagai penerima amanah kepada atasan langsungnya yaitu Direktur Jenderal Tata Ruang dengan mengacu pada dokumen DIPA, harus disusun dengan memperhatikan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tata Ruang yang bertujuan tercapainya program Direktorat Jenderal Tata Ruang. Perbandingan antara Rencana Stategis dengan Perjanjian Kinerja, bertujuan untuk mengetahui target apa saja yang telah direalisasikan dan sesuai dengan Rencana Strategis yang telah disusun.

“Renstra sebagai panduan untuk mewujudkan sinkronisasi dan

integrasi seluruh kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang

sesuai dengan visi dan misi Direktorat Jenderal Tata Ruang.

Hasil program dan kegiatan Direktorat Perencanaan Tata

Ruang diharapkan dapat berperan optimal sebagai pedoman

pembangunan nasional sehingga mampu mewujudkan cita-cita

penataan ruang nasional, yaitu ruang wilayah nasional yang

aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan

wawasan nusantara dan ketahanan nasional”

Page 60: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-21

Indikator output dalam dokumen Renstra berbeda dengan indikator output dalam Perjanjian Kinerja tahun 2017. Hal ini dikarenakan pada saat penyusunan Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2015-2019 mengacu terhadap RPJMN 2015-2019. Sementara indikator output dalam Perjanjian Kinerja mengacu pada struktur ADIK yang mulai diterapkan di tahun 2016. Perbandingan antara indikator Output Renstra dan Perjanjian Kinerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.9 Perbandingan Indikator Output Renstra dan Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang

Indikator Output Renstra Indikator Output Perjanjian Kinerja

Keterangan

Jumlah dokumen Kebijakan Teknis, Program Perencanaan Tata Ruang, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja

Tidak masuk dalam Perjanjian Kinerja karena merupakan kegiatan pendukung

Jumlah Dokumen data dan informasi serta kemitraan bidang perencanaan tata ruang

Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk atau mendapatkan fasilitasi pengembangannya dalam perencanaan tata ruang

Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK perencanaan tata ruang Wilayah dan Perdesaan

Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang

Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Wilayah Perkotaan

Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali RTRWN

Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR dan peninjauan kembali RTR Laut Nasional

Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali, dan RTR Pulau/Kepulauan

Jumlah Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan

Tidak ada kegiatan di tahun 2017

Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali, dan RDTR kawasan perbatasan negara

Jumlah Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah I

Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah II

Jumlah dokumen materi teknis dan review RTR KSN Jabodetabekjur

Sumber: Hasil Analisis 2017

Dari perbandingan antara kegiatan yang ada pada Perjanjian Kinerja dengan Renstra Direktorat Jenderal Tahun 2017 dapat diketahui apakah target Renstra sudah dilaksanakan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang untuk Tahun Anggaran 2017.

Page 61: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-22

Tabel 3.10 Perbandingan Target Renstra 2017 dengan Realisasi Kinerja 2017

Sasaran Kegiatan (sesuai Renstra)

Indikator Kinerja (sesuai Renstra)

Target RENSTRA

2017

Perjanjian Kinerja 2017 Selisih Target terhadap Renstra

Target Realisasi

Terwujudnya Perencanaan dan Kemitraan Perencanaan Tata Ruang

1. Jumlah dokumen Kebijakan Teknis, Program Perencanaan Tata Ruang, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja

5 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 2 dokumen (backlog)

2. Jumlah Dokumen data dan informasi serta kemitraan bidang perencanaan tata ruang

3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 0 dokumen

3. Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk atau mendapatkan fasilitasi pengembangannya dalam perencanaan tata ruang

1 kelompok 0 dokumen 0 dokumen 1 dokumen (backlog)

Tersusunnya Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang

1. Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK perencanaan tata ruang Wilayah dan Perdesaan

6 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen (backlog

2. Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Wilayah Perkotaan

4 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 3 dokumen (backlog)

Tersusunnya Dokumen Kajian, Perencanaan, dan Peninjauan Kembali RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, dan Laut Nasional

1. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali RTRWN

0 dokumen 0 dokumen 0 dokumen 0 dokumen

2. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali, dan RTR Pulau/Kepulauan

4 dokumen 0 dokumen 0 dokumen 4 dokumen (backlog)

3. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR dan peninjauan kembali RTR Laut Nasional

1 dokumen 0 dokumen 0 dokumen 1 dokumen (backlog)

Tersusunnya Dokumen Kajian dan Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

1. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali, dan RDTR kawasan perbatasan negara

8 dokumen 5 dokumen 5 dokumen 3 dokumen (backlog)

Tersusunnya Dokumen Kajian, Perencanaan, dan Peninjauan Kembali RTR KSN Wilayah I dan II

1. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah I

3 dokumen/ KSN

3 dokumen/ KSN

3 dokumen/ KSN

0 dokumen

2. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah II

3 dokumen/ KSN

5 dokumen/ KSN

5 dokumen/ KSN

2 dokumen/ KSN (surplus)

3. Jumlah dokumen materi teknis dan review RTR KSN Jabodetabekjur

0 dokumen/ KSN

1 dokumen/ KSN

1 dokumen/ KSN

1 dokumen/ KSN (surplus)

Sumber: Hasil Analisis 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat selisih (backlog maupun surplus) antara target yang ditetapkan dalam renstra dengan realisasi pelaksanaan pekerjaan (perjanjian kinerja) tahun 2017. Beberapa penyebab terjadinya perbedaan tersebut antara lain :

1. Alokasi anggaran yang direncanakan di renstra tahun 2017 berbeda jauh dengan alokasi anggaran yang diperoleh. Pada dokumen Renstra pagu dana Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada tahun 2017 sebesar Rp. 87,44 Milyar dan yang didapat di awal tahun anggaran sebesar Rp. 16,801 M yang kemudia dihemat menjadi Rp. 10,746. Perbedaan alokasi dana yang cukup signifikan ini secara langsung akan mempengaruhi target output yang dilaksanakan di tahun 2017

2. Pendekatan pemrograman mulai tahun 2016 berubah dari semula money follow function menjadi money follow programme sehingga pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di tahun 2017 diprioritaskan untuk pekerjaan yang mendukung pencapaian Prioritas Nasional, salah

Page 62: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-23

satunya adalah Kawasan Perbatasan dengan demikian pekerjaan untuk mendukung indikator lainnya (terutama terkait pekerjaan yang mendukung Prioritas Kementerian/Lembaga) sangat terbatas.

Untuk menutupi backlog pencapaian target renstra tersebut agar dapat mencapai target renstra maka akan diupayakan untuk dialokasikan dana untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan terkait bakclog di tahun 2018. Namun rencana ini akan membutuhkan alokasi dana yang cukup besar sehingga dikhawatirkan tidak tersedia alokasi dana yang cukup untuk memenuhi backlog tersebut. Selain itu akan dilakukan upaya untuk efisiensi pengalokasi anggaran untuk penyelesaian pekerjaan, simplifikasi prosedur penyelesaian pekerjaan, memanfaatkan teknologi informasi untuk mengurangi alokasi anggaran serta penggabungan-penggabungan untuk tahapan pekerjaan yang sama atau pelaksanaan pekerjaan di lokasi yang sama. Satu hal yang cukup siginifikan yang perlu diperbaiki adalah penerapan besaran kebijakan penghematan agar memperhatikan urgensi penyelesaian pekerjaan (apakah mendukung pencapaian program Prioritas nasionala atau tidak), memperhatikan resource alokasi anggaran yang bisa dihemat (sumber penghematan hanya bisa dari alokasi pekerjaan swakelola karena untuk pekerjaan kontraktual dikhawatirkan akan mendapat tuntutan dari pihak ketiga), serta memperhatikan alokasi anggaran yang belum terserap.

Untuk memenuhi target-target Renstra 2015-2019, masih terdapat sisa alokasi waktu selama 2 tahun (2018 dan 2019) sehingga perlu disandingkan keseluruhan backlog pencapaian target tersebut untuk digunakan sebagai acuan pemrograman pekerjaan di tahun 2018 dan 2019. Backlog pencapaian target per indikator kinerja untuk pemenuhan target Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 11 Perbandingan Realisasi Kinerja 2015-2017 dengan Target Renstra

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

Renstra 2015-2017

Realisasi 2015- 2017

Backlog/ Surplus 2015-2017

Target Rentra

2015-2019

Backlog/ Surplus

2015-2019 (sesuai Renstra) (sesuai Renstra)

Terwujudnya Perencanaan dan Kemitraan Perencanaan Tata Ruang

1. Jumlah dokumen Kebijakan Teknis, Program Perencanaan Tata Ruang, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja

13 dokumen

17 dokumen

4 dokumen

25 dokumen

-8 dokumen

2. Jumlah Dokumen data dan informasi serta kemitraan bidang perencanaan tata ruang

9 dokumen

10 dokumen

1 dokumen

15 dokumen

-5 dokumen

3. Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk atau mendapatkan fasilitasi pengembangannya dalam perencanaan tata ruang

3 kelompok

0kelompok

0 kelompok

5 kelompok -5k

elompok

Tersusunnya Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang

1. Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK perencanaan tata ruang Wilayah dan Perdesaan

10 dokumen

10 dokumen

0 dokumen

22dokumen

-12 dokumen

2. Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Wilayah Perkotaan

19 dokumen

10 dokumen

-6 dokumen

29dokumen

-19 dokumen

Tersusunnya Dokumen Kajian, Perencanaan, dan Peninjauan Kembali RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, dan Laut Nasional

1. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali RTRWN

1 dokumen

2 dokumen

1 dokumen

2 dokumen

0 dokumen

2. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali, dan RTR Pulau/Kepulauan

8 dokumen

2 dokumen

-6 dokumen

7 dokumen

-5 dokumen

3. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR dan peninjauan kembali RTR Laut Nasional

3 dokumen

1 dokumen

2 dokumen

1 dokumen

0 dokumen

Page 63: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-24

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

Renstra 2015-2017

Realisasi 2015- 2017

Backlog/ Surplus 2015-2017

Target Rentra

2015-2019

Backlog/ Surplus

2015-2019 (sesuai Renstra) (sesuai Renstra)

Tersusunnya Dokumen Kajian dan Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

1. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali, dan RDTR kawasan perbatasan negara

24 dokumen

26 dokumen

2 dokumen

40 dokumen

-14 dokumen

Tersusunnya Dokumen Kajian, Perencanaan, dan Peninjauan Kembali RTR KSN Wilayah I dan II

1. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah I

36 dokumen/

KSN

31 dokumen/

KSN

-5 dokumen/

KSN

36 dokumen/

KSN

-5 dokumen/

KSN

2. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah II

37 dokumen/

KSN

58 dokumen/

KSN

19 dokumen/

KSN

39 dokumen/

KSN

19 dokumen/

KSN

3. Jumlah dokumen materi teknis dan review RTR KSN Jabodetabekjur

1 dokumen/

KSN

3 dokumen/

KSN

1 dokumen/

KSN

1 dokumen/

KSN

2 dokumen/

KSN

Jika melihat tabel sandingan diatas dapat diketahui pada tahun 2015-2017 Direktorat

Perencanaan Tata Ruang memiliki banyak backlog terhadap indikator kinerja Renstra Direktorat

Jendral Tata Ruang. Tidak tersedianya anggaran kegiatan menjadi salah satu dampak tidak

terpenuhinya target Renstra, selain itu pada tahun 2017 atas arahan BAPPENAS (Badan

Perencanaan Nasional) untuk memenuhi dan mendukung program NAWACITA yaitu membangun

daerah perbatasan, maka program kegiatan Direktorat Perencaan Tata Ruang pada tahun 2017

diarahkan untuk menyusun RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Kawasan Perbatasan Negara.

Tentunya apabila terdapat target pada Renstra telah terpenuhi atau melebihi target tentu akan

menjadi nilai lebih bagi Direktorat Perencanaan Tata Ruang dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya. Namun bila target Renstra belum tercapai dan masih terdapat kekurangan (backlog)

tentu menjadi tantangan bagi Direktorat Perencanaan Tata Ruang untuk dapat menyelesaikan

target Renstra. Dalam upaya Direktorat Perencanaan Tata Ruang untuk memenuhi target Renstra

Direktorat Jenderal Tata Ruang perlu dipersiapkan rencana-rencana strategis sebagai upaya

dalam menyelesaikan/memenuhi backlog capaian Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang 2015-

2019.

Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang setelah tiga tahun anggaran berjalan tentu dibutuhkan

informasi sejauh mana capaian dalam Renstra sudah dilaksanakan dan bagaimana pemenuhan

target atau masih terdapat kekurangan (backlog). Hal ini tentunya menjadi pertimbangan untuk

dapat dilakukan review Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang apakah masih relevan untuk

digunakan sebagai pedoman penyusunan program anggaran dan rencana pelaksanaan kegiatan

atau perlu adanya perubahan muatan Rensta Direktorat Jenderal Tata Ruang.

Sumber: Hasil Analisis 2017

Page 64: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-25

3.1.5. Perbandingan Target RPJMN dengan Realisasi Kinerja Tahun 2017

Pelaksanaan penyelenggaraan penataan ruang tentu mengacu pada target-target RPJMN yang

terkait dengan Program Penyelenggaraan Penataan Ruang. Target-target RPJMN pada Program

Penyelenggaraan Penataan Ruang

terdiri dari realisasi kinerja unit

Eselon 2 yang ada di lingkungan

Direktorat Jenderal Tata Ruang yaitu

Sekretariat Direktorat Jenderal Tata

Ruang, Direktorat Perencanaan Tata

Ruang, Direktorat Pemanfaatan

Ruang, Direktorat Penataan

Kawasan, serta Direktorat

Pembinaan Perencanaan Tata Ruang

dan Pemanfaatan Ruang Daerah.

Terpenuhi dan terlaksananya target

RPJMN akan memperlihatkan

besaran konstribusi Direktorat

Jenderal Tata Ruang dalam

mendukung pembangunan nasional.

Sesuai dengan Peraturan Menteri No. 8 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja

(SOTK) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, tugas dari Direktorat Perencanaan Tata Ruang

adalah melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis

di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis

nasional. Tugas tersebut diwujudkan dalam kegiatan yang dilaksanakan tiap tahunnya oleh

Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

Dalam rangka pemenuhan target RPJMN, Direktorat Perencanaan Tata Ruang masih memiliki

backlog kegiatan. Kendala dalam pemenuhan target RPJMN tersebut adalah tidak tersedianya

anggaran kegiatan dan juga tidak terintegrasinya Rencana Kegiatan Pemerintah (RKP) tahun 2017

yang dikordinasikan oleh BAPPENAS dengan target RPJMN yang ada.

Berikut adalah perbandingan target RPJMN 2015-2019 dengan realisasi kegiatan Direktorat

Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 untuk mengetahui pekerjaan Direktorat Perencanaan Tata

Ruang yang mendukung pelaksanaan RPJMN.

“RPJMN merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Presiden hasil Pemilihan Umum tahun 2015. RPJMN memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayah, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif “

Page 65: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-26

Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017 Dengan Target RPJMN 2015-2019

No. Kegiatan Sasaran Indikator RPJMN Target RPJMN

2017

Realisasi 2017

Pekerjaan

Hasil Pekerjaan

Keterangan

1 Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II

Meningkatnya ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif dan harmonis

Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Penataan Ruang yang sudah Mengakomodasi Kebijakan Sektoral

5 dokumen (10 dokumen)

3 dokumen Legalisasi Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten, Kota, Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota

Review Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota telah selesai progres legalisasinya menunggu tanda tangan dari Menteri ATR/BPN

Total Target : 10 dokumen (Dit. Perencanaan dan Pemanfaatan)

2

Pelaksanaan Penataan Ruang Nasional

Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Wilayah Nasional, Pulau/ Kepulauan, dan Pengelolaan Ruang Udara Nasional

3 dokumen 1 NSPK Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional

Belum tersusunnya Draft RUU Pengelolaan Ruang Udara yang final, karena masih perlu dilakukan pembahasan dan kajian lebih lanjut

Belum ada pembahasan antar K/L dan temu pakar terkait muatan RUU PRUN

Pada tahun 2018 didrop pada list kegiatan karena substansi yang terdapat pada kajian RUU PRUN dianggap tidak perlu menjadi Undang-Undang tersendiri

Hasil kajian yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai masukan dalam Peraturan yang lain

-

Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Wilayah Nasional, Pulau/ Kepulauan, dan Pengelolaan Ruang Laut di atas 12 mil

1 dokumen 0 dokumen - - Telah dilaksanakan pada tahun 2016. Hasil kegiatan menjadi masukan untuk penyusunan RTRWN

Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional

Jumlah Dokumen Kajian, Materi Teknis, Peninjauan Kembali RTRWN

0 dokumen 0 dokumen - - Peninjauan Kembali sudah selesai pada tahun 2016 akhir, dan keluar produk legalnya (PP No.13 Tahun 2017)

Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali, dan RTR Pulau/Kepulauan 4 dokumen

0 dokumen - - Untuk memenuhi backlog terkait RTR Pulau/Kepulauan akan dilaksanakan kegiatan PK pada tahun 2018 dan 2019

Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR dan peninjauan kembali RTR Laut Nasional

1 dokumen

0 dokumen - - Pada tahun 2016 sudah selesai dilakukan kegiatan integrasi RTR Laut dengan RTRWN

Page 66: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-27

No. Kegiatan Sasaran Indikator RPJMN Target RPJMN

2017

Realisasi 2017

Pekerjaan

Hasil Pekerjaan

Keterangan

2 Pelaksanaan Penataan Ruang Nasional

Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional

Jumlah Dokumen Kajian, Materi Teknis, RTR, Peninjauan Kembali, dan RTR KSN Non Perkotaan

6 dokumen 8 KSN / 2 dokumen

Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang (Timika, Toraja, HoB, GKS, Raja Ampat, Komodo)

Timika

Updating data dan informasi muatan RTR KSN Timika

Toraja

Telah mendapatkan BA Pembaharuan dengan sektor

Masih dilakukannya Rapat harmonisasi di Kumham, belum bisa lanjut ke Setkab

Jantung Kalimantan

Rapepres Jantung Kalimantan masih dilaksanakan pembahasan di Kumham, diharapkan pada tahun 2018 sudah bisa dilanjutkan pembahasan di Setkab

Komodo

Masih dalam pembahasan dengan sektor terkait muatan RTR KSN

Raja Ampat

Penyusunan Dokumen RTR KSN Raja Ampat

Belum mendapatkan Naskah Kesepakatan di Daerah

-

Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara (Aceh-Sumut Riau-Kep.Riau)

Aceh-Sumut Masih dilaksanakan pembahasan di Setkab

Belum mendapatkan BA dengan Pemda dan Stakeholder terkait

Terselesaikannya Batang Tubuh muatan Raperpres KSN Perbatasan Aceh-Sumut

Belum terselesaikannya Lampiran Peta RTR KSN Perbatasan Aceh-Sumut yang disepakati

Belum disepakatinya indikasi program pada RTR KSN Aceh-Sumut

Rapepres Aceh-Sumut belum mendapatkan panggilan dari Setkab untuk dibahas

Riau-Kep.Riau Masih dilaksanakan pembahasan di Setkab

Belum mendapatkan BA dengan Pemda dan Stakeholder terkait

Terselesaikannya Batang Tubuh muatan Raperpres KSN Perbatasan Riau-Kepri

Belum selesai Lampiran Peta RTR KSN Perbatasan Riau-Kepri yang disepakat

Belum disepakatinya indikasi program pada RTR KSN Riau-Kepri

Belum mendapat kesepakatan batas administrasi dan negara sehingga belum bisa diserahkan kepada Setkab

Dilanjutkan pada tahun 2018 dengan harapan bisa menjadi produk legal

Page 67: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-28

No. Kegiatan Sasaran Indikator RPJMN Target RPJMN

2017

Realisasi 2017

Pekerjaan

Hasil Pekerjaan

Keterangan

3

Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan

Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional

Jumlah Dokumen Kajian, Materi Teknis, RTR dan Peninjauan Kembali RTR KSN Perkotaan

1 Dokumen/ Raperpres

3 KSN/ 1 dokumen

Rounding Up Penyelesaian RTR KSN (Cekungan Bandung, Kedungsepur, Gerbangkertasusila)

Cekungan Bandung Pembahasan Raperpres RTR Cekungan Bandung

terhenti di Setkab karena dinamika yang terjadi (isu PSN)

Kedungsepur Telah menjadi produk legal Perpres No.78 Tahun 2017

Gerbangkeratasusila Telah medapatkan Naskah Kesepakatan daerah dan BA

Panitia Antar Kementerian terkait muatan RTR KSN Gerbangkertasusila

Tahun 2018 diharapkan dapat dilanjutkan harmonisasi di Kumham

RTR KSN Cekungan bandung dan Gerbangkertasusila dilanjutkan pada tahun 2018 dengan harapan bisa menjadi produk legal

Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Review RTR KSN Jabodetabekpunjur

0 Dokumen/ KSN

1 Dokumen/ KSN

Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur

Telah tersusun Roadmap Penyusunan RTR KSN Jabodetabekpunjur

Pembaruan data terkait muatan RTR KSN Jabodetabekpunjur

Tercapainya BA Acara Konsultasi Peta dengan BIG

Belum mendapatkan Naskah Kesepakatan dengan daerah

Belum mendapatkan BA Konsultasi Publik dan Sektor

Pada 2018 diharapkan untuk bisa dilaksanakan pembahasan di Kumham

Dilanjutkan pada tahun 2018 dengan harapan bisa menjadi produk legal

Meningkatnya ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif dan harmonis

Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Perkotaan

2 NSPK 2 NSPK Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang (RDTR dan PZ)

Belum terselesaikannya Draft Review Pedoman RDTR dan PZ yang siap untuk dibahas dan kemudian dilegalkan karena masih terdapat muatan yang kurang

Dilanjutkan pada tahun 2018 dengan harapan bisa menjadi produk legal

4 Pembinaan program Ditjen Penataan Ruang

Meningkatnya pembinaan kelembagaan penataan ruang

Jumlah Dokumen Kajian Informasi Bidang Penataan Ruang

1 dokumen (4)

3 dokumen Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional

Updating data Rencana Tata Ruang Nasional

Pemeliharan web SITARUNAS

Merupakan kegiatan tahunan dan Target Tercapai walau tidak maksimal

Total target RPJMN ada 4 untuk seluruh Direktorat Jendral Tata Ruang

Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang

Tersusunnya Peta RTRW Nasional, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota dan RTR KSN yang terintegrasi

Pengembangan Aplikasi Web GIS Penataan Ruang

Tersusunnya Peta RTRW Nasional, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota dan RTR KSN yang sesuai dengan KUGI

Jumlah Kelompok Masyarakat dan Dunia Usaha yang Terbina

8 kelompok (35)

- - Total target 35 (Dit. Perencanaan, Pemanfaatan, Tawas dan Pembinaan)

Sumber: Hasil Analisis 2017

Page 68: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-29

Tabel 3.13 Backlog Capaian RPJMN 2015-2019 Direktorat Perencanaan Tata Ruang sampai Tahun 2017

No. Kode Sasaran Indikator RPJMN

2015 2016 2017 Backlog sampai

2017 Target Realisasi Backlog Target Realisasi Backlog Target Realisasi Backlog

1

Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II

Meningkatnya ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif dan harmonis

Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Penataan Ruang yang sudah Mengakomodasi Kebijakan Sektoral

3 1 2 5 7 +2 5 3 2 2

2 Pelaksanaan Penataan Ruang Nasional

Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Wilayah Nasional, Pulau/ Kepulauan, dan Pengelolaan Ruang Udara Nasional

1 1 0 3 1 2 3 1 2 4

Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Wilayah Nasional, Pulau/ Kepulauan, dan Pengelolaan Ruang Laut di atas 12 mil

1 1 0 1 1 0 1 0 1 1

Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional

Jumlah Dokumen Kajian, Materi Teknis, Peninjauan Kembali RTRWN

1 1 0 0 2 +2 0 0 0 +2

Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali, dan RTR Pulau/Kepulauan

0 0 0 4 0 4 4 0 4 8

Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR dan peninjauan kembali RTR Laut Nasional

1 1 0 1 0 1 1 0 1 2

Jumlah Dokumen Kajian, Materi Teknis, RTR, Peninjauan Kembali, dan RTR KSN Non Perkotaan

41 38 3 26 37 +11 6 7 +1 +9

3 Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan

Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional

Jumlah Dokumen Kajian, Materi Teknis, RTR dan Peninjauan Kembali RTR KSN Perkotaan

2 1 1 1 3 +2 1 0 1 0

Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Review RTR KSN Jabodetabekpunjur

1 4 +3 0 1 +1 0 1 +1 +5

Meningkatnya ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif dan harmonis

Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Perkotaan

2 0 2 2 6 +4 2 1 1 +1

4 Pembinaan program Ditjen Penataan Ruang

Meningkatnya pembinaan kelembagaan penataan ruang

Jumlah Dokumen Kajian Informasi Bidang Penataan Ruang

1 1 0 1 3 +2 1 3 +2 +4

Jumlah Kelompok Masyarakat dan Dunia Usaha yang Terbina

8 1 7 8 0 8 8 0 8 25

Sumber: Hasil Analisis 2017

Page 69: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-30

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa cukup banyak backlog sampai dengan tahun 2017 untuk beberapa target RPJMN. Salah satunya adalah Peninjauan Kembali RTRW Pulau/Kepulauan, Penyusunan NSPK dan Kelompok Masyarakat/Dunia Usaha yang terbina. Penyebab dari cukup banyaknya backlog adalah alokasi dana tiap tahun anggaran jauh di bawah alokasi dana yang ditargetkan di RPJMN serta kebijakan money follow programme sehingga alokasi dana diprioritaskan untuk pekerjaan-pekerjaan yang mendukung kebijakan tersebut.

Penyebab lainnya adalah perubahan struktur organisasi dan perpindahan unit organisasi ke kementerian baru dimana saat RPJMN ini disusun, perencanaan target-target RPJMN masih menggunakan struktur organisasi yang lama dan diasumsikan masih bergabung dengan kementerian yang lama.

3.1.6. Analisis Keberhasilan dan Kegagalan Pencapaian Kinerja

Keberhasilan pencapaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang didukung terselesainya pelaksanaan kegiatan terkait rencana tata ruang nasional, yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang KSN, Rencana Tata Ruang serta Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara (KPN) dan Penyusunan NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang. Namun mengingat saat ini pendekatan yang digunakan adalah money follow programme sehingga pekerjaan terkait Penyusunan RDTR Kawasan Perbatasan Negara menjadi prioritas karena mendukung Prioritas Nasional : Kawasan Perbatasan. Alokasi pendanaan untuk pekerjaan terkait KPN hampir 50% dari total alokasi di Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

Output pelaksanaan kegiatan Penyusunan RDTR KPN secara substansi sudah mencapai 95%. Capaian nilai tersebut sangat membantu capaian kinerja yang dilaksanakan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

Pada beberapa kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Perencanaan Tata Ruang terdapat kendala yang menyebabkan output kegiatan tidak tercapai maksimal. Kendala utama yang dihadapi adalah adanya perubahan anggaran (penghematan) yang terjadi pada pertengahan Tahun Anggaran 2017. Hal tersebut berdampak adanya tahapan pelaksanaan kegiatan yang tidak bisa dilakukan Direktorat Perencanaan Tata Ruang dan mempengaruhi output kegiatan dan juga kualitas kegiatan yang dikerjakan.

Penyebab gagal atau tidak tercapainya output pelaksanaan kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang juga dipengaruhi faktor internal maupun eksternal seperti:

a. Sulitnya diperoleh kesepakatan dengan para stakeholder, baik di tingkat Kementerian/Lembaga maupun dengan pemerintah daerah terkait muatan substansi pekerjaan sementara kesepakatan merupakan salah satu prasyarat dalam rangkaian proses penetapan rencana tata ruang nasional menjadi produk hukum

b. Kebijakan penghematan mengakibatkan cukup banyaknya ruang lingkup pekerjaan yang harus disesuaikan. Hal ini berimplikasi pekerjaan yang sudah dilakukan dan terkena penghematan menjadi useless dan harus dialokasikan kembali di tahun anggaran berikutnya

c. Cukup besarnya beban pengematan yang diterapkan tanpa meperhitungkan besaran alokasi dana yang bisa dihemat (hanya dari pekerjaan swakelola) serta sisa alokasi dana yang belum terserap, pekerjaan yang mendukung pencapain Prioritas Nasional mengakibatkan banyak pekerjaan yang harus dihentikan bahkan pekerjaan yang dianggap urgent menjadi harus terkena dampak penghematan.

Page 70: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-31

d. Banyaknya kelanjutan pekerjaan-pekerjaan di Direktorat Perencanaan Tata Ruang yang sangat tergantung kepada institusi lain, baik di dalam maupun di luar lingkungan Kementerian ATR/BPN, terutama untuk proses legalisasi (tergantung Kemenhukham dan Setkab untuk Peraturan Pemerintah dan Perpres, serta Biro Hukum untuk Peraturan Menteri). Hal ini berimplikasi, Direktorat Perencanaan Tata Ruang harus menunggu undangan dari instansi tersebut terlebih dahulu untuk dapat melakukan pembahasan sehingga pembahasan terkait muatan yang akan dilegalkan yang membutuhkan waktu yang cukup lama

e. Kemampuan Kementerian Hukum dan HAM dalam membahas dan melegalkan Peraturan Presiden hanya dibatasi 4 Raperpres untuk satu Kementerian dalam jangka satu tahun. Hal ini berimplikasi cukup banyaknya materi-materi yang secara substansi sudah siap untuk dilegalkan menjadi idle karena terhenti di proses legalisasi dan kondisi ini dapat berimplikasi pada saat substansi tersebut dilegalkan perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian agar sesuai dengan kondisi terkini

f. Ketersediaan sumber daya manusia juga menjadi kendala mengingat cukup banyak beban pekerjaan yang harus diselesaian

Beberapa harapan untuk mengurangi akibat dari kegagalan pelaksanaan pekerjaan di tahun 2017 antara lain :

i. Penerapan kebijakan besaran pemotongan untuk penghematan untuk masng-masing unit eselon II atau eselon I perlu mempertimbangkan besaran alokasi yang tidak mempengaruhi pencapaian pekerjaan yang mendukung Program Prioritas Nasional, tidak mempunyai implikasi terhadap tuntutan dari pihak ketiga serta alokasi dana yang sudah terserap

ii. Koordinasi lebih intensif dengan K/L terkait untuk bersama-sama berkomitmen untuk medukung penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang menjadi target Program Prioritas Nasional maupun RPJMN.

iii. Perlunya integrasi untuk aplikasi monitoring dan evaluasi yang dapat memenuhi kebutuhan monitoring evaluasi untuk berbagai keperluan dari berbagai kepentingan agar tidak terlalu banyak aplikasi yang harus diisi dengan tujuan yang sama

iv. Menggunakan data dan informasi yang telah diinput ke berbagai aplikasi monitoring dan evaluasi untuk perencanan kebijakan pemrograman di tahun mendatang

v. Lebih diberikan fleksibilitas dalam pengalokasian anggaran untuk pemenuhan target program prioritas nasional, prioritas bidang maupun prioritas K/L agar target-target yang telah dibebankan dapat dicapai

vi. Perlu koordinasi intensif dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan terkait kebijakan untuk pemenuhan target kegiatan prioritas nasional dan prioritas bidang yang menjadi tanggungjawab Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

vii. Perlunya penambahan sumber daya manusia mengingat adanya keterbatasan ketersediaan sumber daya manusia yang ada namun di sisi lain target yang dibebankan cukup besar

viii. Perlu dilakukannya peninjauan kembali target-target RPJMN 2015-2019 karena sasaran dan indikator dalam matriks program tidak sesuai dengan struktur organisasi dan tugas fungsi Direktorat Jenderal Tata Ruang di Kementerian ATR/BPN serta adanya kebijakan baru dalam pemrograman (semula money follow function menjadi money follow program)

ix. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tata Ruang dan juga Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2015-2019 perlu ditinjau kembali atau direvisi untuk mengakomodasi tugas, fungsi dan kegiatan masing-masing unit kerja Eselon II yang masih dalam tahap

Page 71: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-32

penyesuaian, serta restrukturisasi sasaran program Ditjen Tata Ruang yang mengarah ke pencapaian outcome dan kinerja Kementerian ATR/BPN.

x. Perlu adanya perencananaan dan tindakan strategis untuk mengatasi kendala penyelesaian kegiatan baik kendala intern maupun dari ekstern sehingga capaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang dapat menjadi lebih baik tiap tahunnya.

xi. Peningkatan koordinasi serta peran aktif dari masing-masing bagian dalam Direktorat Perencanaan Tata Ruang dan juga unit kerja Eselon II lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan swakelola maupun kontraktual.

3.1.7. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Penggunaan sumber daya yang efisien dapat dilihat dari kemampuan atau keberhasilan Direktorat Perencanaan Tata Ruang dalam memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk bisa memberikan hasil optimal terhadap kegiatan atau program yang dilaksanakan. Aspek penilaian sumber daya yang berpengaruh dalam effisiensi adalah sumber daya manusia dan penggunaan sarana prasarana.

a. Perubahan Struktur Organisasi dan Tata Laksana Ditjen Tata Ruang Perubahan struktur organisasi dan tata laksana Ditjen Tata Ruang berdampak terhadap perubahan dan pengaturan tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja. Tahun 2017 masih terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan namun tidak sesuai dengan tugas dan fungsi suatu unit kerja, dikarenakan masih berpaku terhadap target dan SOTK unit kerja yang lama. Ketidaksesuaian alokasi pekerjaan tersebut berdampak terhadap beban kerja yang ditanggung oleh suatu unit kerja dan jumlah sumber daya yang ada didalamnya.

b. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia sangat berpengaruh dalam terselesaikannya suatu kegiatan. Baik ditinjau dari kuantitas maupun kualitas dari sumber daya manusia. Kedua hal tersebut akan mempengaruhi hasil kegiatan yang dilakukan dan juga waktu untuk menyelesaikan.

Bila mengacu pada data analis beban kerja maka jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk menyelesaian tugas pokok dan fungsi Direktorat Perencanaan Tata Ruang adalah 115 orang. Namun total Jumlah pegawai PNS di Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebanyak 51 orang dan jumlah pekerjaan yang dilaksanakan sebanyak 17 paket kegiatan. Dengan demikian masih diperlukan tambahan sumber daya manusia sebanyak 64 orang. Untuk menutupi kekurangan tersebut, pada tahun 2017 dilakukan rekruitmen Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk membantu pekerjaan Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebanyak 16 orang. Namun kondisi ini masih belum mencukup kebutuhan SDM untuk menyelesaikan tugas dan fungsi Direktorat Perencanaan Tata Ruang. Dengan kuantitas Sumber Daya Manusia Direktorat Perencanaan Tata Ruang yang cukup terbatas, maka seluruh SDM yang tersedia dioptimalkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tahun 2017

c. Sarana Prasarana Sarana prasarana yang dimiliki oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang sudah memadai. Keberadaan sarana prasarana juga mendukung kegiatan yang berjalan di Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

d. Anggaran Dinamika perubahan anggaran pada tahun 2017 menjadi salah satu kendala dalam memenuhi target Perjanjian Kinerja. Banyak kegiatan yang terkena dampak penghematan APBN-P yang menyebabkan kegiatan terhenti maupun kualitas hasil kegiatan tidak sesuai harapan.

Page 72: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-33

3.2. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja

organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. Pada realisasi anggaran akan terlihat

persentasi penyerapan anggaran yang dilakukan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

Realisasi anggaran akan menampilkan semua anggaran kegiatan yang dilaksanakan oleh

Direktorat Perencanaan Tata Ruang tidak hanya yang tertulis pada Perjanjian Kinerja 2017.

3.2.1. Realisasi Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang

Seperti yang telah dijelaskan pada Bab 2, Direktorat Jenderal Tata Ruang mengalami perubahan anggaran yang dinamis selama tahun anggaran 2017. Perubahan tersebut juga mempengaruhi anggaran yang dikelola oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang. Dalam perjanjian kinerja DIPA-0 Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada awalnya mengelola anggaran sebesar Rp. 17.001.356.000 yang kemudian berkurang Rp. 200.000.000 untuk administrasi layanan umum ke Sekertariat Direktorat Jenderal sehingga pada DIPA revisi 1 alokasi anggaran menjadi Rp.16.801.356.000. Pada DIPA revisi 4 anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Nasional berkurang menjadi Rp.10.746.205.000 akibat Penghematan anggaran pemerintah melalui Inpres No. 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Anggaran sebesar sekitar Rp. 6,5 Milyar.

Pada tabel dibawah ini akan dijelaskan lebih lanjut perihal perubahan anggaran dari DIPA 1 ke DIPA 6 dan juga realisasi anggaran kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun Anggaran 2017.

Page 73: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-34

BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Tabel 3.14 Perubahan DIPA Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017

PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/AKTIFITAS

DIPA 0 DIPA 1 DIPA 2 DIPA 3 DIPA 4 DIPA 5 DIPA 6 DIPA 6 (POK 18)

07 Desember 2016 25 Januari 2017 14 Februari 2017 27 Juli 2017 10 Agustus 2017 25 Agustus 2017 29 November 2017 8 Desember 2017

Perencanaan Tata Ruang 17,001,356,000 16,801,356,000 16,801,356,000 17,311,216,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara

11,771,028,000 11,571,028,000 11,571,028,000 11,863,803,000 7,823,682,000 7,680,373,000 7,680,373,000 7,680,373,000

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 1,359,412,000 1,359,412,000 1,359,412,000 1,422,186,000 417,353,000 369,467,000 366,530,000 377,457,000

1 Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan

1,359,412,000 1,359,412,000 1,359,412,000 1,422,186,000 417,353,000 369,467,000 366,530,000 377,457,000

Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara 6,708,402,000 6,408,402,000 6,408,402,000 6,438,402,000 5,469,899,000 5,169,904,000 5,140,439,000 5,119,279,000

2 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin

1,393,089,000 1,193,089,000 1,193,089,000 1,193,089,000 1,193,089,000 1,129,614,000 1,129,614,000 1,129,614,000

3 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan

1,499,157,000 1,299,157,000 1,299,157,000 1,299,157,000 1,299,157,000 1,239,527,000 1,239,527,000 1,239,527,000

4 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow

1,244,741,000 1,244,741,000 1,244,741,000 1,244,741,000 1,244,741,000 1,046,068,000 1,046,068,000 1,046,068,000

5 Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau dan Paloh Aruk

1,450,157,000 1,550,157,000 1,550,157,000 1,550,157,000 1,550,157,000 1,433,588,000 1,433,588,000 1,433,588,000

6 Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT),Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)

1,121,258,000 1,121,258,000 1,121,258,000 1,151,258,000 182,755,000 321,107,000 291,642,000 270,482,000

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) 6,337,295,000 7,606,428,000 7,606,428,000 8,006,430,000 3,872,860,000 4,282,004,000 4,346,808,000 4,367,274,000

7 Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur

1,134,081,000 1,134,081,000 1,134,081,000 1,204,082,000 363,066,000 430,415,000 428,587,000 428,587,000

8 Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN 1,500,000,000 1,500,000,000 1,500,000,000 1,570,000,000 950,748,000 1,058,912,000 1,060,740,000 1,060,740,000

9 Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara

1,069,133,000 521,615,000 521,615,000 551,615,000 253,938,000 262,888,000 320,169,000 330,402,000

10 Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah

647,518,000 647,518,000 677,518,000 368,678,000 388,787,000 363,908,000 363,908,000

Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang

1,850,578,000 1,850,578,000 1,850,578,000 1,950,578,000 954,017,000 1,024,252,000 1,024,252,000 1,024,252,000

Tanpa Suboutput 1,850,578,000 1,850,578,000 1,850,578,000 1,950,578,000 954,017,000 1,024,252,000 1,024,252,000 1,024,252,000

11 Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang

850,578,000 850,578,000 850,578,000 920,578,000 555,527,000 616,765,000 615,631,000 615,968,000

12 Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional

1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,030,000,000 398,490,000 407,487,000 408,621,000 408,284,000

Page 74: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-35

BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/AKTIFITAS

DIPA 0 DIPA 1 DIPA 2 DIPA 3 DIPA 4 DIPA 5 DIPA 6 DIPA 6 (POK 18)

07 Desember 2016 25 Januari 2017 14 Februari 2017 27 Juli 2017 10 Agustus 2017 25 Agustus 2017 29 November 2017 8 Desember 2017

Perencanaan Tata Ruang 17,001,356,000 16,801,356,000 16,801,356,000 17,311,216,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000

Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang 3,379,750,000 3,379,750,000 3,379,750,000 3,496,835,000 1,968,506,000 2,041,580,000 2,041,580,000 2,041,580,000

Tanpa Suboutput 3,379,750,000 3,379,750,000 3,379,750,000 3,496,835,000 1,968,506,000 2,041,580,000 2,041,580,000 2,041,580,000

13 Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang

349,990,000 349,990,000 349,990,000 472,841,000 221,617,000 229,398,000 242,515,000 242,515,000

14 Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang

850,000,000 863,804,000 863,804,000 830,584,000 478,266,000 489,255,000 480,320,000 480,320,000

15 Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional

450,000,000 436,196,000 436,196,000 463,650,000 316,210,000 354,385,000 350,203,000 350,203,000

16 Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang 779,760,000 925,275,000 925,275,000 999,612,000 495,262,000 532,766,000 582,122,000 582,122,000

17 Pengembangan Database GIS Penataan Ruang 950,000,000 804,485,000 804,485,000 730,148,000 457,151,000 435,776,000 386,420,000 386,420,000

Sumber: e-monitoring Direktorat Jendera Tata Ruang dan Hasil Analisis 2017

Page 75: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-36

BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Tabel 3.15 Realisasi Triwulan Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 Berdasarkan DIPA 2 (DIPA Awal) dan DIPA 6-POK 18 (DIPA AKhir)

PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/AKTIFITAS

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Januari - Maret % DIPA 2 April - Juni % DIPA 2 Juli - September % DIPA 2 %DIPA 5 Oktober - Desember % DIPA 2 % DIPA 6 (POK 18)

Perencanaan Tata Ruang 1,101,394,950 6.56% 5,172,011,615 30.78% 8,168,015,185 48.62% 76.01% 10,721,701,960 63.81% 99.71%

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara

482,262,500 4.17% 3,074,488,625 26.57% 5,601,206,695 48.41% 72.93% 7,658,048,470 66.18% 99.63%

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 8,529,000 0.63% 71,026,900 5.22% 227,142,620 16.71% 61.48% 377,452,220 27.77% 100.00%

1 Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan

8,529,000 0.63% 71,026,900 5.22% 227,142,620 16.71% 61.48% 377,452,220 27.77% 100.00%

Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara 24,750,000 0.39% 1,487,742,600 23.22% 3,499,735,500 54.61% 67.69% 5,091,328,600 79.45% 99.45%

2 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin - 0.00% 313,426,500 26.27% 770,280,800 64.56% 68.19% 1,129,416,900 94.66% 99.98%

3 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan - 0.00% 358,263,300 27.58% 835,947,700 64.35% 67.44% 1,217,933,100 93.75% 98.26%

4 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow - 0.00% 305,037,000 24.51% 725,521,000 58.29% 69.36% 1,040,974,900 83.63% 99.51%

5 Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau dan Paloh Aruk

- 0.00% 422,200,800 27.24% 1,001,304,700 64.59% 69.85% 1,432,522,400 92.41% 99.93%

6 Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT),Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)

24,750,000 2.21% 88,815,000 7.92% 166,681,300 14.87% 51.91% 270,481,300 24.12% 100.00%

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) 448,983,500 11.81% 1,515,719,125 39.85% 1,874,328,575 49.28% 87.54% 2,183,097,450 57.56% 99.98%

7 Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur

83,330,500 7.35% 220,345,500 19.43% 363,785,500 32.08% 84.52% 428,520,500 37.79% 99.98%

8 Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN 270,772,000 18.05% 768,141,825 51.21% 922,226,825 61.48% 87.09% 1,060,738,500 70.72% 100.00%

9 Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara

41,211,000 7.90% 157,153,600 30.13% 218,238,050 41.84% 83.02% 329,930,450 63.25% 99.86%

10 Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah

53,670,000 8.29% 363,908,000 56.20% 363,908,000 56.20% 93.60% 363,908,000 56.20% 100.00%

Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang 224,491,500 12.13% 700,596,683 37.86% 856,679,683 46.29% 83.64% 1,023,159,683 55.29% 99.89%

Tanpa Suboutput 224,491,500 12.13% 700,596,683 37.86% 856,679,683 46.29% 83.64% 1,023,159,683 55.29% 99.89%

11 Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang 130,475,000 15.34% 382,107,100 44.92% 493,437,100 58.01% 80.00% 614,877,100 72.29% 99.82%

12 Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional

94,016,500 9.40% 318,489,583 31.85% 363,242,583 36.32% 89.14% 408,282,583 40.83% 100.00%

Page 76: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-37

BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/AKTIFITAS

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Januari - Maret % DIPA 2 April - Juni % DIPA 2 Juli - September % DIPA 2 %DIPA 5 Oktober - Desember % DIPA 2 % DIPA 6 (POK 18)

Perencanaan Tata Ruang 1,101,394,950 6.56% 5,172,011,615 30.78% 8,168,015,185 48.62% 76.01% 10,721,701,960 63.81% 99.71%

Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang 394,640,950 11.68% 1,396,926,307 41.33% 1,710,128,807 50.60% 83.76% 2,040,493,807 60.37% 99.95%

Tanpa Suboutput 394,640,950 11.68% 1,396,926,307 41.33% 1,710,128,807 50.60% 83.76% 2,040,493,807 60.37% 99.95%

13 Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang

38,204,700 10.92% 149,896,607 42.83% 185,878,607 53.11% 81.03% 242,511,107 69.29% 100.00%

14 Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang 165,863,750 19.20% 371,753,350 43.04% 438,149,850 50.72% 89.55% 480,297,350 55.60% 100.00%

15 Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional 57,760,000 13.24% 240,035,600 55.03% 291,777,600 66.89% 82.33% 350,202,600 80.29% 100.00%

16 Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang 82,882,500 8.96% 365,672,750 39.52% 434,852,750 47.00% 81.62% 581,062,750 62.80% 99.82%

17 Pengembangan Database GIS Penataan Ruang 49,930,000 6.21% 269,568,000 33.51% 359,470,000 44.68% 82.49% 386,420,000 48.03% 100.00%

Sumber: e-monitoring Direktorat Jendera Tata Ruang dan Hasil Analisis 2017

Page 77: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-38 BAB III-38

Sumber: e-monitoring Direktorat Jendera Tata Ruang dan Hasil Analisis 2017

Dalam melaksanakan penyerapanTahun Anggaran 2017, Direktorat Perencanaan Tata Ruang

mengalami beberapa kendala. Beberapa kendala yang dihadapi dalam rangka penyerapan

anggaran kegiatan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Keterlambatan turunnya DIPA dari waktu yang seharusnya.

b. Keterlambatan DIPA yang turun menyebabkan pelaksanaan kegiatan tertahan selama

satu bulan dan mempengaruhi penyerapan dan pelaksanaan kegiatan.

c. Cukup tingginya dinamika perubahan kebijakan terkait pemprograman dan

penganggaran yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan.

Gambar 3.3 Grafik Sandingan Penyerapan Anggaran DIPA Awal dengan DIPA Akhir Direktorat Perencanaan Tata Ruang T.A. 2017

Sumber: e-monitoring Direktorat Jendera Tata Ruang dan Hasil Analisis 2017

Sumber: e-monitoring Direktorat Jendera Tata Ruang dan Hasil Analisis 2017

Gambar 3. 2 Grafik Penyerapan Anggaran Output Kegiatan DIPA Akhir Direktorat Perencanaan Tata Ruang T.A. 2017

Gambar 3.1 Grafik Penyerapan Anggaran Output Kegiatan DIPA Awal Direktorat Perencanaan Tata Ruang T.A. 2017

Page 78: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB-III BAB-III

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-39 BAB III-39

Sandingan penyerapan dilakukan dengan menyandingkan penyerapan Direktorat Perencanaan

Tata Ruang dengan Direktorat Jenderal Tata Ruang dan Kementerian Agraria dan Tata

Ruang/BPN. Hal tersebut untuk mengetahui besaran konstribusi penyerapan anggaran

Direktorat Perencanaan Tata Ruang terhadap penyerapan anggaran di Direktorat Jenderal Tata

Ruang dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN. Berikut adalah sandingan penyerapan

Direktorat Perencanaan Tata Ruang terhadap Direktorat Jenderal Tata Ruang dan Kementerian

Agraria dan Tata Ruang/BPN.

Tabel 3.16 Penyerapan Anggaran Kementerian ATR/BPN, Direktorat Jenderal Tata Ruang, dan Direktorat Perencanaan Tahun 2017

Keterangan Kementerian ATR/BPN Direktorat

Jenderal Tata Ruang

Direktorat Perencanaan

Pagu 6,618,948,257,000 52,501,341,000 10,746,205,000

Realisasi 5,212,297,064,554 50,127,120,358 10,721,701,960

Persentase Penyerapan 78,75% 95,48% 99.71%

Sumber: Smart DJA Online dan SKMPP

Gambar 3.4 Efisiensi Penyerapan Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang

Sumber: Hasil Analisis 2017

Melihat pada tabel dan bagan diatas dapat diketahui penyerapan anggaran Direktorat Jenderal

Tata Ruang pada tahun 2017 sebesar Rp.50.127.120.358,- atau sebesar 95,48% sedangkan

Kementerian ATR/BPN sebesar Rp. 5,212,297,064,554,- atau 78,75,18% dari pagu. Secara

konstribusi Direktorat Perencanaan Tata Ruang memiliki nilai penyerapan yang paling tinggi

dibandingkan dengan Direktorat yang lain di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang. Hal

tersebut dapat diartikan bahwa dalam penyerapan anggaran, Direktorat Perencanaan Tata

Ruang lebih efisien dibandingkan dengan penyerapan Direktorat Jenderal Tata Ruang

sedangkan jika dibandingkan dengan penyerapan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN

maka penyerapan Direktorat Perencanaan Tata Ruang belum efisien karena penyerapan

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN masih rendah.

Page 79: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-IV

BAB IV-1 Laporan Kinerja Tahun 2017

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Untuk beberapa kegiatan tidak tercapai target

pada substansi akhir yang diharapkan

dikarenakan kebijakan penghematan anggaran

yang cukup besar di tengah tahun anggaran

sehingga memaksa harus dilakukan

penyesuaian ruang lingkup pekerjaan untuk

disesuaikan dengan alokasi anggaran yang

tersedia. Namun secara umum, kinerja

Direktorat Perencanaan Tata Ruang dengan

anggaran yang terbatas dapat menghasilkan

output yang maksimal, sesuai dengan yang

ditargetkan (setelah dilakukan penyesuaian).

Implikasi dari dilakukannya penyesuaian ruang

lingkup tersebut, di tahun–tahun berikutnya

akan ditemui kegiatan yang sama sebagai

bentuk lanjutan/finalisasi/penyelesaian

kegiatan serupa di tahun 2017 yang belum mencapai target output yang ditetapkan di awal tahun

anggaran 2017. Secara kuantitas kegiatan yang dilaksanakan dan diperjanjikan pada Perjanjian

Kinerja dapat dipenuhi oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang, namun secara kualitas masih

belum sesuai dengan yang direncanakan pada awal tahun kegiatan, dalam artian masih berupa

output antara/sementara (karena disesuaikan dengan ketersediaan alokasi anggaran setelah

dilakukan penghematan).

Penghematan anggaran yang terjadi pada pertengahan tahun menjadi kendala yang cukup

signifikan bagi pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan di lingkungan Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

Masih banyak tahapan kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai output kegiatan terpaksa

berhenti karena tidak adanya anggaran. Tindak lanjut yang dilakukan oleh Direktorat Perencanaan

Tata Ruang adalah dengan mempriotaskan tahapan yang dirasa penting dan melanjutkan

penyelesaian kegiatan atau tahapan yang belum dilaksanakan pada tahun 2018.

Pencapaian konsensus/kesepakatan muatan kegiatan antara Direktorat Perencanaan Tata Ruang

dengan stakeholder (Kementerian Lembaga dan Sektor) juga menjadi kendala selain anggaran

dalam penyelesaian kegiatan. Kesepakatan dengan stakeholder tidak bisa didapatkan dengan sekali

pertemuan namun melalui proses yang cukup panjang dan lama. Hal tersebut cukup besar

pengaruhnya terhadap Capain Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang karena sebagian besar

kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan konsensus untuk dapat terselesaikan.

“ Capain kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada tahun 2017 telah menunjukan nilai yang baik, dilihat dari pertanggungjawaban Perjanjian Kinerja untuk realisasi fisik 17 kegiatan atau sebesar 66 % (100% berdasarkan capaian setelah pemotongan pagu anggaran) dan realisasi keuangan Rp.

10.611.395.925,- atau sebesar 99,6

% (berdasarkan pagu anggaran setelah penghematan) “

Page 80: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-IV

BAB IV-2 Laporan Kinerja Tahun 2017

Di sisi lain, masih adanya target Renstra Ditjen Tata Ruang 2015-2019 dan RPJMN 2015-2019 di

tahun berjalan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang yang masih belum terpenuhinya. Masih

terdapat backlog yang cukup tinggi antara target dan realisasi yang dikerjakan. Hal tersebut

dikarena kurang terintegrasinya antara target Renstra Ditjen Tata Ruang 2015-2019 dan RPJMN

2015-2019 dengan target RKP (Rencana Kerja Pemerintah) dikarenakan mulai tahun 2016

pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan pemrograman adalah Money Follow Program

sehingga alokasi anggaran lebih banyak didorong untuk memenuhi kebijakan tahunan Pemerintah

dalam bentuk Program Prioritas Nasional, salah satunya adalah kawasan perbatasan (penyusunan

RDTR). Sementara di dalam Renstra maupun RPJM kebijakan ini bukan merupakan prioritas utama.

Dengan demikian alokasi anggaran untuk pemenuhan target Renstra dan RPJM ‘terkalahkan’ oleh

kebijakan untuk pemenuhan target Program Prioritas Nasional.

4.2 Saran

Harapan-harapan untuk upaya perbaikan terhadap kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang di tahun mendatang antara lain “

a. Penerapan kebijakan besaran pemotongan untuk penghematan untuk masng-masing unit eselon II atau eselon I perlu mempertimbangkan besaran alokasi yang tidak mempengaruhi pencapaian pekerjaan yang mendukung Program Prioritas Nasional, tidak mempunyai implikasi terhadap tuntutan dari pihak ketiga serta alokasi dana yang sudah terserap

b. Koordinasi lebih intensif dengan K/L terkait untuk bersama-sama berkomitmen untuk medukung penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang menjadi target Program Prioritas Nasional maupun RPJMN.

c. Perlunya integrasi untuk aplikasi monitoring dan evaluasi yang dapat memenuhi kebutuhan monitoring evaluasi untuk berbagai keperluan dari berbagai kepentingan agar tidak terlalu banyak aplikasi yang harus diisi dengan tujuan yang sama

d. Menggunakan data dan informasi yang telah diinput ke berbagai aplikasi monitoring dan evaluasi untuk perencanan kebijakan pemrograman di tahun mendatang

e. Lebih diberikan fleksibilitas dalam pengalokasian anggaran untuk pemenuhan target program prioritas nasional, prioritas bidang maupun prioritas K/L agar target-target yang telah dibebankan dapat dicapai

f. Perlu koordinasi intensif dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan terkait kebijakan untuk pemenuhan target kegiatan prioritas nasional dan prioritas bidang yang menjadi tanggungjawab Direktorat Perencanaan Tata Ruang.

g. Perlunya penambahan sumber daya manusia mengingat adanya keterbatasan ketersediaan sumber daya manusia yang ada namun di sisi lain target yang dibebankan cukup besar

h. Perlu dilakukannya peninjauan kembali target-target RPJMN 2015-2019 karena sasaran dan indikator dalam matriks program tidak sesuai dengan struktur organisasi dan tugas fungsi Direktorat Jenderal Tata Ruang di Kementerian ATR/BPN serta adanya kebijakan baru dalam pemrograman (semula money follow function menjadi money follow program)

i. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tata Ruang dan juga Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2015-2019 perlu ditinjau kembali atau direvisi untuk mengakomodasi tugas, fungsi dan kegiatan masing-masing unit kerja Eselon II yang masih

Page 81: $325$1 .,1(5-$...(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan

BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

BAB-IV

BAB IV-3 Laporan Kinerja Tahun 2017

dalam tahap penyesuaian, serta restrukturisasi sasaran program Ditjen Tata Ruang yang mengarah ke pencapaian outcome dan kinerja Kementerian ATR/BPN.

j. Perlu adanya perencananaan dan tindakan strategis untuk mengatasi kendala penyelesaian kegiatan baik kendala intern maupun dari ekstern sehingga capaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang dapat menjadi lebih baik tiap tahunnya.

k. Peningkatan koordinasi serta peran aktif dari masing-masing bagian dalam Direktorat Perencanaan Tata Ruang dan juga unit kerja Eselon II lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan swakelola maupun kontraktual.

Demikian Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun Anggaran 2017 ini disusun untuk dijadikan bahan evaluasi dan rekomendasi tindak lanjut tahun-tahun berikutnya terutama apabila menganalisis pencapaian per triwulan tahun 2017. Selain itu Laporan Kinerja ini disusun sebagai dasar penentuan kebijakan secara internal dan memberikan arahan kebijakan bagi penentu kebijakan. Diharapkan pencapaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 lebih baik daripada tahun 2017.