$325$1 .,1(5-$...(enam) rtr ksn sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) rtr ksn siap untuk...
TRANSCRIPT
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
LAPORANKINERJA2017
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANGKEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 disusun
dengan maksud untuk mengkomunikasikan capaian kinerja tahunan yang
terkait dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam
Perjajian Kinerja (PK) sekaligus sebagai sarana untuk
mempertanggungjawaban tingkat kinerja yang dicapai.
Dokumen Laporan Kinerja (LKj) terdiri dari empat bagian, Pertama,
memaparkan gambaran umum tugas, fungsi direktorat dan struktur organisasi,
serta isu strategis, permasalahan, dan tantangan yang dihadapi oleh Direktorat
Perencanaan Tata Ruang untuk memenuhi target pencapaian kinerja. Kedua, menjelaskan tentang
Rencana Kinerja atau Perjanjian Kinerja Tahunan, termasuk penjelasan terkait perubahan anggaran
yang terjadi selama tahun anggaran 2017 yang mempengaruhi pengukuran kinerja Direktorat
Perencanaan Tata Ruang. Ketiga, menjelaskan tentang akuntabilitas kinerja yang dicapai Direktorat
melalui pengukuran kinerja, perbandingan pencapaian kinerja, dan evaluasi kinerja yang dilengkapi
dengan analisis akuntabilitas kinerja dan tinjauan aspek keuangan, serta hal-hal pokok yang perlu
dipertimbangkan untuk meningkatkan kinerja direktorat pada masa yang akan datang dan Keempat
adalah penutup yang merupakan kesimpulan dari capaian kinerja dan upaya penyelesaian
permasalahan dalam pencapaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
Penilaian akuntabilitas kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang mengacu pada dokumen
Penetapan Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2017 yang ditetapkan di awal tahun
anggaran meskipun kemudian didalam pelaksanaanya terdapat perubahan anggaran dan program
yang dinamis, baik berupa perubahan jumlah paket pekerjaan maupun alokasi dana kegiatan yang
semuanya dilakukan melalui proses revisi anggaran serta tercantum dalam dokumen hasil revisi.
Dengan disusunnya Laporan Kinerja (LKj), di samping sebagai suatu kewajiban, diharapkan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan untuk melakukan evaluasi guna peningkatan kinerja dan
penyempurnaan proses perencanaan dan penganggaran, baik di lingkungan Direktorat
Perencanaan Tata Ruang khususnya maupun kinerja Direktorat Jenderal Tata Ruang pada umumnya
sehingga visi dan misi yang ditetapkan dalam dokumen Renstra dapat tercapai.
Jakarta, Januari 2018
Direktur Perencanaan Tata Ruang
Aria Indra Purnama, ST. MUM
NIP. 19681228 199703 1 003
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
ii Laporan Kinerja Tahun 2017
Ringkasan eksekutif
Direktorat Perencanaan Tata Ruang merupakan salah satu unit eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional. Sementara fungsi yang diemban Direktorat Perencanaan Tata Ruang adalah penyiapan perumusan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional; penyiapan dan pelaksanaan program di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional; penyiapan instrumen dan pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang; penyiapan pengelolaan data dan informasi serta bahan komunikasi; penyusunan pedoman bidang perencanaan tata ruang; penyusunan dan pelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional, termasuk kawasan perbatasan negara; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Mengacu pada isu strategis, tugas pokok dan fungsi, serta kebijakan pemerintah di tahun 2017
maka kegiatan prioritas Direktorat Perencanaan Tata Ruang di tahun 2017 adalah penetapan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) hasil Peninjauan Kembali (telah ditetapkan sebagai
Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2017), Penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Nasional sebagai Peraturan Presiden, Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan
(pemenuhan amanat Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah serta
pemenuhan nawacita terkait pembangunan dari daerah pinggiran), Penyusunan dan Legalisasi
NSPK Bidang Perencanaan (sesuai family tree NSPK dan target RPJMN), serta penyebarluasan
informasi tentang penataan ruang nasional (RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan dan RTR KSN).
Perjanjian Kinerja merupakan pernyataan komitmen dan janji kesepakatan kinerja di Tahun 2017
yang akan diwujudkan oleh Direktur Perencanaan Tata Ruang sebagai penerima amanah kepada
atasan langsungnya yaitu Direktur Jenderal Tata Ruang dengan mengacu pada dokumen DIPA/RKA-
KL tahun 2017. Untuk mendukung pencapaian sasaran kegiatan “meningkatnya kualitas rencana
tata ruang pada tingkat nasional”, Direktorat Perencanaan Tata Ruang memiliki 4 (tiga) indikator
kinerja yaitu :
1. IKK 1 : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, didukung oleh 1 (satu) paket
pekerjaan dengan pagu anggaran Rp. 1,359,412,000 dan target output 1 (satu) RTRWN
2. IKK 2 : Jumlah Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara, didukung oleh 8
(delapan) paket pekerjaan dengan pagu anggaran Rp. 6,408,402,000 dan target output 8
(delapan) RDTR Kawasan Perbatasan
3. IKK 3 : Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN), didukung oleh 4
(empat) paket pekerjaan dengan pagu anggaran Rp. 7,606,428,000 dan target output 15
(lima belas) RTR KSN
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
iii Laporan Kinerja Tahun 2017
4. IKK 4 : Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang, didukung oleh 2 (dua) paket
pekerjaan dengan pagu anggaran Rp. 1.850.578.000, dan target output 3 (tiga) fasleg dan
1 RUU NSPK
Di luar keempat IKK tersebut, ada alokasi dana sebesar Rp. 3.379.750.000 untuk pekerjaan layanan
dukungan manajemen Direktorat Perencanaan Tata Ruang (kebijakan dan kemitraan bidang
perencanaan tata ruang) dengan target output 5 (lima) dokumen.
Dengan demikian, total dana yang dikelola oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang di tahun 2017
sebesar Rp. 16.801.356.000 untuk mendukung pelaksanaan 17 (tujuh belas) paket pekerjaan yang
harus dipertanggungjawabkan sebagaimana tercantum dalam dokumen Perjanjian Kinerja
Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
Namun terdapat revisi Perjanjian Kinerja dikarenakan di pertengahan tahun anggaran terdapat
kebijakan penghematan anggaran, sehingga alokasi anggaran yang dikelola Direktorat Perencanaan
Tata Ruang berubah menjadi Rp. 10.746.205.000. Perubahan ini tidak diikuti oleh penurunan
jumlah output pekerjaan namun terjadi perubahan ruang lingkup pekerjaan, disesuaikan dengan
alokasi anggaran yang tersedia.
Dengan memanfaatkan aplikasi pemantauan dan evaluasi berupa SMART-DJA, e-monev Bappenas,
SKMPP maupuan e-monitoring dapat diketahui kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang di akhir
tahun anggaran untuk masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut :
1. IKK 1 : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, tercapai output 1 (satu) RTRWN,
dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 377,452,220 (100 %)
2. IKK 2 : Jumlah Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara, tercapai output 8
(delapan) Rancangan Peraturan RDTR Kawasan Perbatasan dengan realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 5,091,328,600 (99,45 %)
3. IKK 3 : Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN), tercapai output 6
(enam) RTR KSN sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi, 5 (lima) RTR KSN siap untuk masuk
tahap fasilitasi legalisasi dan 4 (empat) bahan sosialisasi RTR KSN dengan realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 2,183,097,450 (99,98 %)
4. IKK 4 : Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang, tercapai output 3 (tiga) rapermen
NSPK sudah masuk tahap fasilitasi legalisasi dan 1 RUU dengan realisasi fisik 100% dan
realisasi keuangan Rp. 1,023,159,683 (99,89 %).
Untuk pekerjaan layanan dukungan manajamen Direktorat Perencanaan Tata Ruang (kebijakan dan
kemitraan bidang perencanaan tata ruang) tercapai output 5 (lima) dokumen dengan realisasi fisik
100% dan realisasi keuangan Rp. 2,040,493,807 (99,95 %).
Dengan demikian terdapat realisasi sebanyak 33 (tiga puluh tiga) keluaran dengan realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan Rp. 10,721,701,960 dari total alokasi anggaran Rp.
10.746.205.000 (penyerapan keuangan 99,71 %).
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
iv Laporan Kinerja Tahun 2017
Meskipun secara keseluruhan capain kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada tahun 2017
telah menunjukan kinerja yang baik, (realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan 99,71%) namun
cukup banyak target substansi akhir yang ditargetkan di tahun awal perencanaan tidak dapat
dicapai dikarenakan kebijakan penghematan anggaran yang cukup besar di tengah tahun anggaran
sehingga memaksa harus dilakukan penyesuaian ruang lingkup pekerjaan untuk disesuaikan dengan
alokasi anggaran yang tersedia.
Namun untuk upaya perbaikan terdapat beberapa saran atau harapan guna meningkatan kinerja
Direktoran Perencanaan Tata Ruang di tahun mendatang, yaitu :
a. Penerapan kebijakan besaran pemotongan untuk penghematan untuk masng-masing unit eselon II atau eselon I perlu mempertimbangkan besaran alokasi yang tidak mempengaruhi pencapaian pekerjaan yang mendukung Program Prioritas Nasional, tidak mempunyai implikasi terhadap tuntutan dari pihak ketiga serta alokasi dana yang sudah terserap
b. Koordinasi lebih intensif dengan K/L terkait untuk bersama-sama berkomitmen untuk medukung penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang menjadi target Program Prioritas Nasional maupun RPJMN.
c. Perlunya integrasi untuk aplikasi monitoring dan evaluasi yang dapat memenuhi kebutuhan monitoring evaluasi untuk berbagai keperluan dari berbagai kepentingan agar tidak terlalu banyak aplikasi yang harus diisi dengan tujuan yang sama
d. Menggunakan data dan informasi yang telah diinput ke berbagai aplikasi monitoring dan evaluasi untuk perencanan kebijakan pemrograman di tahun mendatang
e. Lebih diberikan fleksibilitas dalam pengalokasian anggaran untuk pemenuhan target program prioritas nasional, prioritas bidang maupun prioritas K/L agar target-target yang telah dibebankan dapat dicapai
f. Perlu koordinasi intensif dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan terkait kebijakan untuk pemenuhan target kegiatan prioritas nasional dan prioritas bidang yang menjadi tanggungjawab Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
g. Perlunya penambahan sumber daya manusia mengingat adanya keterbatasan ketersediaan sumber daya manusia yang ada namun di sisi lain target yang dibebankan cukup besar
h. Perlu dilakukannya peninjauan kembali target-target RPJMN 2015-2019 karena sasaran dan indikator dalam matriks program tidak sesuai dengan struktur organisasi dan tugas fungsi Direktorat Jenderal Tata Ruang di Kementerian ATR/BPN serta adanya kebijakan baru dalam pemrograman (semula money follow function menjadi money follow program)
i. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tata Ruang dan juga Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2015-2019 perlu ditinjau kembali atau direvisi untuk mengakomodasi tugas, fungsi dan kegiatan masing-masing unit kerja Eselon II yang masih dalam tahap penyesuaian, serta restrukturisasi sasaran program Ditjen Tata Ruang yang mengarah ke pencapaian outcome dan kinerja Kementerian ATR/BPN.
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
v Laporan Kinerja Tahun 2017
j. Perlu adanya perencananaan dan tindakan strategis untuk mengatasi kendala penyelesaian kegiatan baik kendala intern maupun dari ekstern sehingga capaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang dapat menjadi lebih baik tiap tahunnya.
k. Peningkatan koordinasi serta peran aktif dari masing-masing bagian dalam Direktorat Perencanaan Tata Ruang dan juga unit kerja Eselon II lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan swakelola maupun kontraktual
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017
vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................... i Executive Summary ............................................................................................................ ii Daftar isi ............................................................................................................................... vi Daftar Tabel ......................................................................................................................... viii Daftar Gambar ..................................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ I-1
1.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ...................................................................... I-3
1.1.1. Tugas dan Fungsi .......................................................................................... I-3
1.1.2. Struktur Organisasi ....................................................................................... I-5
1.2. Arti Penting Organisasi .............................................................................................. I-7
1.3. Permasalahan dan Isu Strategis ................................................................................ I-8
1.4. Harapan Terhadap Organisasi ................................................................................. I-10
BAB II PERENCANAAN KINERJA.......................................................................................... II-1
2.1 Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ........... II-1
2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ........................ II-4
2.3 Rencana Aksi Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ............................... II-9
2.4 Metode Pengukuran ................................................................................................ II-12
2.5 Perencanaan Anggaran ............................................................................................ II-14
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................ III-1
3.1. Capaian Kinerja Organisasi ....................................................................................... III-1
3.1.1. Pemantauan Progres Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2017 ........................... III-2
3.1.2. Realisasi Perjanjian Kinerja 2017 ................................................................. III-8
3.1.3. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Pada Tahun 2017 dengan Tahun Sebelumnya .......................................... III-18
3.1.4. Perbandingan Target Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2015 – 2019 dengan Capaian Kinerja Tahun 2015 - 2017 ............ III-20
3.1.5. Perbandingan Target RPJMN dengan Realisasi Kinerja Tahun 2017 ......... III-25
3.1.6. Analisis Keberhasilan dan Kegagalan Pencapaian Kinerja ......................... III-30
3.1.7. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya........................................................... III-32
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017
vii
3.2. Realisasi Anggaran .................................................................................................. III-33
3.2.1. Realisasi Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang .......................... III-33
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... IV-1
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................... IV-1
4.2 Saran IV-2
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rencana Kegiatan Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 . II-3
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 (DIPA-0)... II-5
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 (Revisi) .... II-6
Tabel 2.4 Rencana Aksi Pekerjaan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 (per triwulan) ................................................................................................ II-10
Tabel 2. 5 Sandingan Pagu per Pekerjaan di Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ................................................................................................... II-18
Tabel 3.1 Realisasi Fisik (Substansi Pekerjaan) di-Direktorat Perencanaan Tahun 2017 . III-4
Tabel 3.2 Realisasi Keuangan Kegiatan Direktorat Perencanaan Tahun 2017 .................. III-6
Tabel 3.3 Realisasi Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ................ III-10
Tabel 3.4 Status Kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Indikator Kegiatan I ..... III-12
Tabel 3.5 Status Kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Indikator Kegiatan 2 .... III-16
Tabel 3.6 Status Kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Indikator Kegiatan 3 .... III-17
Tabel 3.7 Sandingan Indikator Kinerja Direktorat Perencanaan tahun 2015-2016 dan 2017....................................................................................................... III-20
Tabel 3.8 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 – 2017 ......................................... III-20
Tabel 3.9 Perbandingan Indikator Output Renstra dan Perjanjian Kinerja ..................... III-22
Tabel 3.10 Perbandingan Target Renstra 2017 dengan Realisasi Kinerja 2017 .............. III-23
Tabel 3. 11 Perbandingan Realisasi Kinerja 2015-2017 dengan Target Renstra ............. III-24
Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017 Dengan Target RPJMN 2015-2019 ........................................................................................ III-27
Tabel 3.13 Backlog Capaian RPJMN 2015-2019 Direktorat Perencanaan Tata Ruang sampai Tahun 2017 ...................................................................................... III-30
Tabel 3.14 Perubahan DIPA Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 .................................................................................................. III-35
Tabel 3.15 Realisasi Triwulan Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 .................................................................................................. III-37
Tabel 3.16 Penyerapan Anggaran Kementerian ATR/BPN, Direktorat Jenderal Tata Ruang, dan Direktorat Perencanaan Tahun 2017 III-40
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang ............................ I-5
Gambar 1.2 Bagan Struktur Organisasi Direktorat Perencanaan Tata Ruang..................... I-6
Gambar 1.3 Bagan Bisnis Proses Direktorat Perencanaan Tata Ruang .............................. I-7
Gambar 2.1 Unsur Indikator Kinerja ................................................................................... II-2
Gambar 2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang DIPA Awal ............... II-7
Gambar 2.3 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang DIPA Revisi .............. II-8
Gambar 2.4 Skema Perencanaan dan Monev Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ................................................................................................... II-12
Gambar 2.5 Perubahan Pagu Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 ................................................................................................... II-15
Gambar 3.1 Grafik Penyerapan Anggaran Output Kegiatan DIPA Awal.......................... III-38
Gambar 3. 2 Grafik Penyerapan Anggaran Output Kegiatan DIPA Akhir ....................... III-38
Gambar 3.3 Grafik Sandingan Penyerapan Anggaran DIPA Awal dengan DIPA Akhir .... III-38
Gambar 3.4 Efisiensi Penyerapan Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang ......... III-39
BAB-I
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB I-1
BAB I PENDAHULUAN
SAKIP dapat mencerminkan
integrasi dari sistem perencanaan,
sistem penganggaran dan sistem
pelaporan kinerja yang selaras
dengan pelaksanaan sistem
akuntabilitas keuangan. Secara
sederhana, setiap organisasi
diwajibkan mencatat dan
melaporkan setiap penggunaan
keuangan negara serta
kesesuaiannya dengan ketentuan
yang berlaku.
SAKIP akan berguna untuk bisa
mengukur setiap pembangunan
atau kinerja yang dilakukan masing-
masing institusi. Selain itu, sistem
ini bisa juga dijadikan sebagai tolak
ukur untuk mempertanggung-
jawabkan anggaran yang telah
digunakan untuk pelaksanaan
pembangunan. Tujuan dari
penerapan SAKIP adalah untuk
mendorong terciptanya akunta-
bilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang
baik dan terpercaya. Salah satu bentuk dari SAKIP adalah penyusunan Laporan Kinerja (LKj) yang
disusun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang
diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta
pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Tujuan
Laporan kinerja adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat
atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai. Laporan Kinerja juga sebagai upaya perbaikan
berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. Direktorat
Perencanaan Tata Ruang sebagai sebagai salah satu institusi pemerintah memiliki kewajiban untuk
menyusun Laporan Kinerja sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan dana
yang dialokasikan di tahun 2017. Melalui Laporan Kinerja ini akan dapat dilihat kinerja yang
dihasilkan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang di tahun 2017.
“Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) merupakan penerapan manajemen kinerja pemerintah yang sejalan dan konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi pada pencapaian outcome dan upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014, SAKIP didefinisikan sebagai rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran,dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah “
BAB-I
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB I-2
Penyusunan Laporan Kinerja harus mengikuti prinsip-prinsip pelaporan pada umumnya yaitu laporan harus disusun secara jujur, obyektif, akurat, dan transparan. Disamping itu perlu pula diperhatikan:
1. Prinsip lingkup pertanggungjawaban. Hal-hal yang dilaporkan harus proporsional dengan lingkup kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dan memuat baik mengenai kegagalan maupun keberhasilan.
2. Prinsip prioritas. Yang dilaporkan adalah hal-hal yang penting dan relevan bagi pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban instansi yang diperlukan untuk upaya-upaya tindak lanjutnya.
3. Prinsip manfaat. Manfaat laporan harus lebih besar daripada biaya penyusunannya dan laporan harus mempunyai manfaat bagi peningkatan pencapaian kinerja. Dalam hubungan itu, perlu pula diperhatikan beberapa ciri laporan yang baik seperti relevan, tepat waktu, dapat dipercaya dan diandalkan, mudah dimengerti, jelas dan cermat), dalam bentuk yang menarik (tegas dan konsisten, tidak kontradiktif antar bagian), berdaya banding tinggi (reliable), berdaya uji (verifiable), lengkap, netral, padat, dan mengikuti standar laporan yang ditetapkan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang /Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dibentuk pada pemerintahan Presiden Joko Widodo berdasarkan Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2015. Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, Direktorat Perencanaan Tata Ruang merupakan salah satu unit eselon II di bawah Direktorat Jenderal Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.
Sebagai landasan dalam melaksanakan kegiatan untuk mendukung pemenuhan tugas dan fungsinya, Direktorat Perencanaan Tata Ruang mengacu pada target-target yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019 yang tiap tahunnya di-break down dalam RKP, Renstra Kementerian ATR/BPN, Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang serta Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang yang dirinci tiap tahunnya menjadi rencana kerja tahunan (RKT). Pelaksanaan kegiatan tahunan sebagaimana tercantum dalam RKT pada akhir tahun anggaran dipertanggungjawabkan melalui LKj. Dalam melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya tersebut prinsip-prinsip good governance merupakan salah satu prasyarat yang harus dianut sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Salah satu hal penting dalam Laporan Kinerja adalah Pengukuran Kinerja. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang seharusnya terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja ini dilakukan secara berkala yaitu setiap triwulan dan tahunan. Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk terwujudnya organisasi yang akuntabel.
BAB-I
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB I-3
1.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
1.1.1. Tugas dan Fungsi
Direktorat Perencanaan Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perencanaan Tata Ruang menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional;
b. penyiapan dan pelaksanaan program di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional;
c. penyiapan instrumen dan pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang;
d. penyiapan pengelolaan data dan informasi serta bahan komunikasi;
e. penyusunan pedoman bidang perencanaan tata ruang;
f. penyusunan dan pelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional, termasuk kawasan perbatasan negara; dan
g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, dalam menjalankan tugas dan fungsinya Direktorat Perencanaan Tata Ruang terbagi atas 5 (lima) sub direktorat (subdit) yaitu Subdit Perencanaan dan Kemitraan, Subdit Pedoman Perencanaan Tata Ruang, Subdit Perencanaan Tata Ruang Nasional, Subdit Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah I, dan Subdit Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah II.
Adapun penjabaran tugas dan fungsi dari masing-masing subdit adalah sebagai berikut:
a. Subdit Perencanaan dan Kemitraan
Subdirektorat Perencanaan dan Kemitraan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan kebijakan dan strategi, pelaksanaan program, instrumen dan pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat, pengelolaan data dan informasi di bidang perencanaan tata ruang.
Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Perencanaan dan Kemitraan menyelenggarakan fungsi:
1) penyiapan perumusan bahan kebijakan dan strategi operasional, rencana dan program di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional;
BAB-I
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB I-4
2) pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis dan program di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional;
3) penyiapan dan pengelolaan data dan informasi di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional; dan
4) pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis, kriteria, dan pelaksanaan program kemitraan dengan dunia usaha, lembaga pendidikan, dan organisasi nonpemerintah serta pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan tata ruang.
b. Subdit Pedoman Perencanaan Tata Ruang
Subdirektorat Pedoman Perencanaan Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan penyusunan pedoman di bidang perencanaan tata ruang.
Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Pedoman Perencanaan Tata Ruang menyelenggarakan fungsi:
1) pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi kebutuhan pedoman di bidang perencanaan tata ruang; dan
2) penyiapan penyusunan pedoman di bidang perencanaan tata ruang.
c. Subdit Perencanaan Tata Ruang Nasional
Subdirektorat Perencanaan Tata Ruang Nasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi nasional, penyusunan serta peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan perbatasan negara.
Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Perencanaan Tata Ruang Nasional menyelenggarakan fungsi:
1) penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi nasional di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/ kepulauan, dan kawasan perbatasan negara; dan
2) penyiapan bahan penyusunan dan peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan perbatasan negara.
d. Subdit Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah I
Subdirektorat Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi nasional, serta penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang kawasan strategis nasional di wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134, Subdirektorat Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah I menyelenggarakan fungsi:
1) penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan tata ruang kawasan strategis nasional di wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali;
BAB-I
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB I-5
2) penyiapan bahan penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang kawasan strategis nasional di wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali.
e. Subdit Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah II
Subdirektorat Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi nasional, serta penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang kawasan strategis nasional di wilayah Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.
Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Wilayah II menyelenggarakan fungsi:
1) penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan tata ruang kawasan strategis nasional di wilayah Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua; dan
2) penyiapan bahan penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang kawasan strategis nasional di wilayah Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.
1.1.2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang (Ditjen Tata Ruang) dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
SEKRETARIATDIREKTORAT JENDERAL
DIREKTORAT PERENCANAAN
TATA RUANG
DIREKTORAT PEMANFAATAN
RUANG
DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN
DIREKTORAT PEMBINAAN PERENCANAAN TATA
RUANG DAN PEMANFAATAN RUANG
DAERAH
BAB-I
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB I-6
Gambar 1.2 Bagan Struktur Organisasi Direktorat Perencanaan Tata Ruang
Secara garis besar, bisnis proses yang dilakukan di Direktorat Perencanaan Tata Ruang adalah perencanaan rencana tata ruang yang bersifat Nasional serta penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria yang dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah, perkotaan dan perdesaan. Rencana umum tata ruang nasional yang disusun adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Mengacu salah satu muatan dari RTRWN, perlu disusun rencana rinci tata ruang nasional yaitu Rencana Tata Ruang 7 (tujuh) Pulau/Kepulauan dan Rencana Tata Ruang 76 (tujuh puluh enam) Kawasan Strategis Nasional (KSN).
Keseluruhan rencana tata ruang nasional yang disusun oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang akan dijadikan sebagai salah satu acuan oleh Direktorat Pemanfaatan Ruang dan Penataan Kawasan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya serta dijadikan sebagai bahan oleh Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah dalam pemberian persetujuan substansi rancangan peraturan daerah RTRW Provinsi, kabupaten dan Kota. Dalam pemberian persetujuan substansi, Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah juga akan melihat apakah dalam proses penyusunan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, Rencana Rinci Kawasan Strategis Provinsi/Kabupaten, dan Rencana Detail Tata Ruang sudah mengacu pada rencana tata ruang nasional dan NSPK yang dihasilkan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang. Secara garis besar bisnis proses Direktorat Perencanaan Tata Ruang dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
DIREKTORAT
PERENCANAAN TATA RUANG
SUBDIREKTORAT PERENCANAAN DAN KEMITRAAN
Seksi Perencanaan Umum dan Monitoring Evaluasi
Seksi Data, Informasi dan Kemitraan
SUBDIREKTORAT PEDOMAN PERENCANAAN TATA RUANG
Seksi Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Seksi Pedoman Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kawasan
Perdesaan
SUBDIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG NASIONAL
Seksi Perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau dan
Kepulauan
Seksi Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
SUBDIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS WILAYAH II
Seksi Wilayah IIA
Seksi Wilayah IIB
SUBDIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG KAWASAN
STRATEGIS NASIONAL WILAYAH I
Seksi Wilayah IA
Seksi Wilayah IB
Subbagian
Tata Usaha
Kelompok Jabatan Fungsional Umum dan/ Tertentu
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-IV
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB I-7
Gambar 1.3 Bagan Bisnis Proses Direktorat Perencanaan Tata Ruang
1.2. Arti Penting Organisasi
Direktorat Perencanaan Tata Ruang bertugas menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional yang meliputi kegiatan:
a. perencanaan kebijakan teknis pemrograman dan monitoring evaluasi pelaksanaan kebijakan perencanaan tata ruang;
b. pelaksanaan perencanaan dan kemitraan bidang perencanaan tata ruang;
c. penyelenggaraan kajian, penyebarluasan, pengelolaan data dan informasi, komunikasi, serta pengembangan sistem informasi bidang perencanaan tata ruang;
d. penetapan rancangan NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang termasuk penyusunan RUU Pengelolaan Ruang Udara dan Laut Nasional;
e. tindak lanjut penetapan Peraturan Pemerintah RTRWN (kegiatan sinkronisasi dan sosialisasi)
f. penyusunan dan penetapan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
g. penyusunan, penetapan dan sosialisasi Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
h. penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran
Untuk mewujudkan hal tersebut, Direktorat Perencanaan Tata Ruang melakukan koordinasi, fasilitasi, dan evaluasi bersama dengan pihak internal dan pihak eksternal seperti Bappenas, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dll.
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-IV
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB I-8
1.3. Permasalahan dan Isu Strategis
Permasalahan dan isu-isu strategis Direktorat Perencanaan Tata Ruang yang dapat mempengaruhi kinerja Ditjen Tata Ruang dalam penyelenggaraan tata ruang, meliputi:
a. Belum sinkronnya rencana pembangunan dengan rencana tata ruang (RTR).
Rencana pembangunan (nasional dan daerah) dan rencana tata ruang harus dapat saling mengacu dan mengisi. Akan tetapi, saat ini RTR belum menjadi pedoman pembangunan sektoral dan belum selaras dengan rencana pembangunan yang menjadi acuan pembiayaan pembangunan. Sebagai contoh tidak ada kesinambungan antara Rencana Kegiatan Pemeritahan (RKP) tahun 2017 dengan target Rencana Strategis Ditjen Tata Ruang dan RPJMN.
b. Belum tersedianya NSPK bidang perencanaan tata ruang
NSPK bidang perencanaan tata ruang sangat diperlukan dalam penyusunan rencana tata ruang Provinsi/Kabupaten/Kota, kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan..
c. Belum berkembangnya kawasan perbatasan negara
Kawasan perbatasan sebagai ‘beranda negara’ perlu mendapatkan prioritas penanganan seiring dengan berkembangnya berbagai isu dan permasalahan yang dihadapi. Isu utama di daerah perbatasan adalah isu geografis territorial, menyangkut penentuan tapal batas (demarkasi dan delimitasi) wilayah Indonesia dengan tetangga.
Sesuai dengan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Undang-undang No. 43 Tahun 2008 tentang wilayah Negara, kawasan perbatasan memiliki nilai strategis bagi kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan nasional. Sesuai dengan arahan pembangunan jangka panjang nasional, upaya pengembangan kawasan perbatasan dilakukan dengan mengubah arah kebijakan yang cenderung berorientasi kedalam (memandang perbatasan semata-mata pertahanan keamanan) menjadi berorientasi ke luar (memanfaatkan perbatasan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dengan tetangga). Pendekatan pembangunan selain pendekatan keamanan (security approach) juga dilakukan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach).
Saat ini masih banyaknya permasalahan-permasalahan di kawasan perbatasan baik dari aspek sosial, ekonomi, lingkungan, infrastruktur, dan pertahanan serta keamanan, diantaranya:
1) Terisolasi dan tertinggalnya kawasan perbatasan negara merupakan isu utama perbatasan
2) Belum efektifnya pengembangan PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di perbatasan.
3) Masih terdapat segmen batas wilayah negara yang belum disepakati (overlapping claim areas)
4) Pengamanan dan pengelolaan batas wilayah negara belum optimal
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-IV
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB I-9
5) Pengelolaan perbatasan negara belum terintegrasi antarprogram, antar K/L
d. Kurangnya keterpaduan pelaksanaan pembangunan ruang udara, lautan, dan daratan maka perlu integrasi tata ruang udara, lautan dan daratan didukung dengan pengaturan, pemanfaatan ruang dalam tanah, khususnya di perkotaan mengingat intensitas pemanfaatannya semakin meningkat.
Isu strategis utama bidang tata ruang terkait erat dengan agenda pemerataan pembangunan antar wilayah terutama Desa, Kawasan Timur Indonesia dan Kawasan Perbatasan. Namun selain itu, bidang tata ruang juga berkaitan erat dengan berbagai agenda pembangunan lainnya, termasuk di dalamnya agenda memperkuat sistem pertahanan melalui penyusunan peraturan perundangan tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional (PRUN) dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim, salah satunya dengan penetapan RTR Laut Nasional.
e. Kawasan strategis nasional yang mempunyai fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, pertahanan keamanan dan pertumbuhan ekonomi belum seluruhnya memiliki landasan hukum. Hal ini terjadi dikarenakan :
Perubahan kebijakan di daerah yang sangat dinamis mempengaruhi proses penyepakatan muatan rencana tata ruang kawasan strategis nasional.
Perlunya keseimbangan antara kawasan budidaya dengan kawasan lindung.
Perlunya arahan rinci untuk perwujudan kawasan berfungsi pertahanan dan keamanan.
Pembangunan perkotaan menghadapi tantangan besar, yaitu pembangunan perkotaan sebagai pusat-pusat pertumbuhan diarahkan untuk mewujudkan kota-kota berkelanjutan dan berdaya saing, melalui pemerataan pembangunan.
f. Masih kurangnya informasi bidang perencanaan tata ruang
Masih kurangnya informasi dan komunikasi untuk mempermudah para pemangku kepentingan mendapatkan akses langsung informasi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), RTR Pulau/Kepulauan, dan RTR KSN melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Dengan adanya permasalahan dan isu-isu strategis tersebut, Direktorat Perencanaan Tata Ruang berusaha untuk menindaklanjuti ke dalam program dan kegiatan prioritas pada tahun 2017 meliputi:
a. Integrasi Nawacita, RPJMN, dengan RTRWN yang diwujudkan dalam kegiatan Penetapan Peninjauan Kembali RTRWN dan Peraturan Presiden Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
b. Mengembangkan kawasan perbatasan negara yang diwujudkan dalam kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
c. Memadukan pelaksanaan pembangunan ruang udara, lautan dan daratan yang diwujudkan dalam kegiatan Penyusunan materi teknis Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Ruang Udara Nasional
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-IV
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB I-10
d. Mempercepat penataan kawasan metropolitan yang diwujudkan dalam kegiatan Penyusunan reviu Peraturan Presiden No 54 Tahun 2008 tentang Jabodetabekpunjur, Lgalisasi Raperpres RTR KSN Cekungan Bandung.
e. Mempercepat penyelesaian amanat RTRWN melalui legalisasi KSN Heart of Borneo dan Taman Nasional Komodo
f. Legalisasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 15, 16, 17 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota.
g. Menyebarluaskan informasi bidang perencanaan tata ruang yang diwujudkan dalam kegiatan penyebarluasan informasi RTRWN, pulau/kepulauan dan KSN
1.4. Harapan Terhadap Organisasi
Direktorat Perencanaan Tata Ruang melalui kegiatan prioritas, diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan dan isu-isu strategis tata ruang melalui :
a. Perencanaan program/kegiatan tata ruang untuk memenuhi amanat-amanat Undang-Undang Penataan Ruang berupa penyusunan rencana tata ruang nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional. Dengan tersedianya rencana tata ruang nasional yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk rencana tata ruang provinsi, kabupaten kota maka tujuan penataan ruang yaitu mewujdukan mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan akan dapat terwujud.
b. Penyusunan rencana detail di kawasan perbatasan negara (sebagai salah satu amanat UU No 23 tahun 2014) agar tersedia acuan untuk pembangunan di kawasan perbatasan negara khususnya di Pintu Lintas Batas Negara (PLBN) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Hal ini sejalan dengan salah satu Nawacita ketiga yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran
c. Percepatan penyusunan dan fasilitasi legalisasi pedoman maupun rencana tata ruang nasional, pulau/kepulauan dan kawasan strategis nasional agar dapat segera menjadi acuan dan diimplementasikan oleh stakeholders pusat dan daerah.
d. Pelaksanaan pemrograman tahunan guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta amanat-amanat peraturan perundangan yang berlaku dan secara terus menerus melakukan evaluasi yang digunakan sebagai umpan balik untuk penyempurnaan proses perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan.
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-1
BAB II PERENCANAAN KINERJA
2.1 Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017
Penyusunan RKT dilakukan seiring dengan agenda penyusunan program dan kebijakan anggaran oleh pimpinan satuan organisasi yang akan dicapai pada tahun berjalan. RKT merupakan hasil proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis.
Rencana Kinerja tahunan meliputi sasaran strategis, sasaran program, sasaran kegiatan utama, indikator kinerja sasaran dan target yang
ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan dengan melakukan penetapan sasaran, penyusunan indikator sasaran dan menetapkan target. Sasaran yang dimaksud pada rencana kinerja ini adalah sasaran yang dimuat dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) untuk kemudian dipilih sasaran mana yang akan diwujudkan pada tahun yang bersangkutan beserta indikator kinerja sasaran dan rencana tingkat capaiannya. RKT menggambarkan kegiatan tahunan sebagai bentuk komitmen organisasi dalam pelaksanaan pembangunan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun sesuai dengan indikator kinerja beserta target-targetnya berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis.
Komponen rencana kinerja meliputi :
1. Sasaran Sasaran yang dimaksud pada rencana kinerja ini adalah sasaran sebagaimana dimuat dalam dokumen Renstra. Selanjutnya diidentifikasi sasaran mana yang akan diwujudkan pada tahun yang bersangkutan beserta indikator dan rencana tingkat capaiannya (targetnya).
2. Program Program-program yang ditetapkan merupakan program-program yang berada dalam lingkup kebijakan tertentu sebagaimana dituangkan dalam strategi yang diuraikan pada dokumen rencana strategis. Selanjutnya perlu diidentifikasi dan ditetapkan program-program yang akan dilaksanakan pada tahun bersangkutan, sebagai cara untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
3. Kegiatan Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu. Dalam komponen kegiatan ini perlu ditetapkan indikator kinerja kegiatan dan rencana capaiannya.
4. Indikator Kinerja Kegiatan Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan.
“ Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Renstra dan akan dilaksanakan oleh satuan organisasi melalui berbagai kegiatan tahunan”
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-2
Gambar 2.1 Unsur Indikator Kinerja
Sumber : Pedoman Penyusunan Lkj
Indikator kinerja kegiatan yang akan ditetapkan dapat dikategorikan kedalam kelompok input, output, outcome, benefit, dan impact. Indikator-indikator tersebut secara langsung atau tidak langsung dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran. Dalam hubungan ini, penetapan indikator kinerja kegiatan merupakan proses identifikasi, pengembangan, seleksi dan konsultasi tentang indikator kinerja atau ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan dan program-program instansi. Penetapan indikator kinerja kegiatan harus didasarkan pada perkiraaan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data dukung yang harus diorganisasi. Indikator kinerja dimaksud hendaknya: (i) spesifik dan jelas, (ii) dapat diukur secara obyektif, (iii) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan (iv) tidak bias.
Dokumen Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019, Rencana Strategis Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2015 – 2019, dan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja.
Tujuan disusunnya Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 adalah sebagai pedoman/acuan dalam penyusunan program dan kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang beserta pagu anggarannya sesuai dengan sasaran strategik yang telah ditetapkan.
Berdasarkan rancangan output dari unit kerja di Direktorat Perencanaan Tata Ruang, dan untuk mewujudkan outcome dari Direktorat Jenderal Tata Ruang, maka dapat diidentifikasi target kinerja di Direktorat Perencanaan Tata Ruang. Penentuan target kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang berdasarkan target Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang dan Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2015 - 2019. Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebagai unit pelaksana tingkat eselon II yang melaksanakan Program Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang telah menetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang diturunkan dari Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang dan Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2015-2019. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Perencanaan Stratejik
Perencanaan Kinerja
Pelaporan Kinerja
Pengukuran Kinerja
Penganggaran Kinerja
Perjanjian Kinerja
Indikator Kinerja
Indikator Kinerja merupakan unsur
utama akuntabilitas kinerja
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-3
Tabel 2.1 Rencana Kegiatan Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017
PROGRAM/KEGIATAN/SASARAN/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN/OUTPUT SATUAN PRIORITAS
N/B/KL
TARGET
2017
PROGRAM : PERENCANAAN TATA RUANG DAN PEMANFAATAN RUANG
A. Kegiatan: Perencanaan Tata Ruang 1 Terwujudnya Perencanaan dan Kemitraan Perencanaan Tata Ruang
B01 Jumlah dokumen Kebijakan Teknis, Program Perencanaan Tata Ruang, dan pelaksanaan
monitoring dan evaluasi kinerja
Dokumen KL 5
01. Dokumen Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang Dokumen 3
02. Dokumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan perencanaan tata ruang Dokumen 2
B02 Jumlah Dokumen data dan informasi serta kemitraan bidang perencanaan tata ruang Dokumen KL 3
01. Dokumen data dan informasi serta kemitraan bidang perencanaan tata ruang Dokumen 3
B03 Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk atau mendapatkan fasilitasi
pengembangannya dalam perencanaan tata ruang
Kelompok N 1
01. Forum masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk atau mendapatkan fasilitasi
pengembangannya dalam perencanaan tata ruang
Kelompok 1
2 Tersusunnya Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang
B04 Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK perencanaan tata ruang Wilayah dan
Perdesaan
Dokumen N 6
01. Dokumen Materi Teknis NSPK Perencanaan Tata Ruang Wilayah (termasuk ruang udara dan
laut)
Dokumen 3
02. Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Wilayah (termasuk ruang udara dan laut) Dokumen 0
03. Dokumen Materi Teknis NSPK Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perdesaan Dokumen 3
04 Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perdesaan Dokumen 0
B05 Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Wilayah
Perkotaan
Dokumen KL 4
01. Dokumen Materi Teknis NSPK Perencanaan Tata Ruang Perkotaan Dokumen 2
02. Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Perkotaan Dokumen 2
3 Tersusunnya Dokumen Kajian, Perencanaan, dan Peninjauan Kembali RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, dan Laut
Nasional
B06 Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali RTRWN Dokumen N 0
01. Dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali RTRWN Dokumen 0
02. Dokumen RTRWN Dokumen 0
B07 Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali, dan RTR Pulau/Kepulauan Dokumen/
Pulau/
Kepulauan
N 4
01. Dokumen Kajian, Materi Teknis, peninjauan kembali RTR Pulau/Kepulauan Dokumen/
Pulau/
Kepulauan
3
02. Dokumen RTR Pulau/Kepulauan Dokumen/
Pulau/
Kepulauan
1
B08 Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR dan peninjauan kembali RTR Laut Nasional Dokumen N 1
01. Dokumen Kajian dan Materi Teknis RTR Laut Nasional Dokumen 0
02. Dokumen peninjauan kembali RTR Laut Nasional Dokumen 0
03. Dokumen RTR Laut Nasional Dokumen 1
4 Tersusunnya Dokumen Kajian dan Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
B09 Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali, dan RDTR kawasan perbatasan
negara
Dokumen KL 8
01. Dokumen Kajian dan Materi Teknis RTR dan RDTR kawasan perbatasan negara Dokumen 4
02. Dokumen peninjauan kembali RTR dan RDTR kawasan perbatasan negara Dokumen 0
03. Dokumen RTR dan RDTR Kawasan perbatasan negara Dokumen 4
5 Tersusunnya Dokumen Kajian, Perencanaan, dan Peninjauan Kembali RTR KSN Wilayah I dan II
B10 Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah I Dokumen/
KSN
N 3
01. Dokumen Kajian dan Materi Teknis RTR KSN Wilayah I Dokumen 0
02. Dokumen peninjauan kembali RTR KSN Wilayah I Dokumen 1
03. Dokumen RTR KSN Wilayah I Dokumen 2
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-4
PROGRAM/KEGIATAN/SASARAN/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN/OUTPUT SATUAN PRIORITAS
N/B/KL
TARGET
2017
B11 Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah II Dokumen/
KSN
N 3
01. Dokumen Kajian dan Materi Teknis RTR KSN Wilayah II Dokumen 0
02. Dokumen peninjauan kembali RTR KSN Wilayah II Dokumen 0
03. Dokumen RTR KSN Wilayah II Dokumen 3
B12 Jumlah dokumen materi teknis dan review RTR KSN Jabodetabekjur Dokumen/
KSN
N 0
01. Dokumen Materi Teknis RTR KSN Jabodetabekjur Dokumen/
KSN
0
02. Dokumen review RTR KSN Jabodetabekjur Dokumen/
KSN
0
6 Terselenggaranya pengelolaan administrasi Perkantoran
B13 Jumlah laporan pengelolaan administrasi perkantoran Laporan KL 7
01. Laporan Administrasi Umum Direktorat Laporan 3
02. Laporan Pembinaan SDM Laporan 2
03. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Unit 2
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada tahun 2017 tidak mencerminkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang, hal tersebut dikarenakan pelaksanaan pekerjaan tahun 2017 mengikuti kebijakan Rencana Kegiatan Pemerintahan (RKP) 2017 yang merupakan arahan Bappenas. Implikasi perbedaan antara Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perencanaan Tata Ruang berdampak pada pemenuhan target Renstra yang tidak tercapai, karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Rencana Kinerja Tahunan merupakan turunan dari Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja, target yang harus dicapai serta total besaran alokasi dana yang harus dipertanggunjawabkan. Melalui perjanjian kinerja, terwujud komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang menghasilkan output kegiatan pada tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Penyusunan Perjanjian Kinerja dilakukan dengan tujuan :
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur;
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberi pengahargaan dan sanksi
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah;
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-5
Perjanjian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang dilakukan antara Direktur Perencanaan Tata Ruang dengan Direktur Jenderal Tata Ruang. Pada awal tahun anggaran 2017 Direktorat Perencanaan Tata Ruang menandatangani pernyataan berupa Perjanjian Kinerja yang akan dihasilkan pada tahun 2017. Perjanjian Kinerja merupakan pernyataan komitmen dan janji kesepakatan kinerja di Tahun 2017 yang akan diwujudkan oleh Direktur Perencanaan Tata Ruang sebagai penerima amanah kepada atasan langsungnya yaitu Direktur Jenderal Tata Ruang dengan mengacu pada dokumen DIPA/RKA-KL tahun 2017.
Dokumen Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang memuat informasi tentang sasaran yang ingin dicapai dalam Tahun 2017 meliputi sasaran, program, kegiatan dan indikator kinerja untuk mewujudkan sebagian dari sasaran yang harus dicapai oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang yang mengacu kepada Sasaran Strategis, Indikator Kinerja (Outcome dan Output), serta target di Rencana Kinerja Tahunan di tahun 2017. Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perencanaan Tata Ruang DIPA-0 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 (DIPA-0)
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
1 Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional
1. Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
1 Dokumen pendukung RTRWN
2. Jumlah Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
3 Faselg RDTR Kawasan Perbatasan
5 Rancangan RDTR Kawasan Perbatasan
3. Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)
11 Fasleg RTR KSN
4 Dokumen Pendukung RTR KSN
4. Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang
3 Fasleg NSPK 1 RUU PRUN
KEGIATAN ANGGARAN
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara
Rp. 11.571.018.000,-
2. Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang
Rp. 1.850.578.000,-
3. Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Rp. 3.379.750.000,-
PAGU ANGGARAN DIT. PERENCANAAN TATA RUANG Rp. 16.801.356.000,-
Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2017 mengalami revisi pada pertengahan tahun anggaran. Hal tersebut dikarenakan adanya penghematan anggaran dan juga adanya perubahan pejabat eselon 1. Kebijakan penghematan ini tidak mempengaruhi jumlah target output yang ingin dicapai namun terjadi perubahan pada total pagu anggaran yang berimplikasi pada perubahan ruang lingkup dari target yang semula ingin dicapai. Dengan adanya perubahan ruang lingkup maka target yang akan dicapai di akhir tahun anggaran juga mengalami perubahan.
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-6
Hal ini dikarenakan penerapan kebijakan penghematan anggaran disertai dengan kebijakan tidak diperbolehkannya terjadi pengurangan output pekerjaan.
Mengacu pada dokumen Perjanjian Kerja DIPA-0 Tahun 2017 jumlah alokasi dana di Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebesar Rp. 16.801.356.000,- kemudian akibat kebijakan penghematan anggaran berubah menjadi Rp. 10.746.205.000,-. Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perencanaan Tata Ruang DIPA revisi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 (Revisi)
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
1 Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional
1. Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
1 RTRWN
2. Jumlah Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
3 Rancangan Peraturan RDTR Kawasan Perbatasan
5 Rancangan Peraturan RDTR Kawasan Perbatasan
3. Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)
6 Raperpres RTR KSN sudah Fasleg
5 Raperpres RTR KSN siap Fasleg
4 Bahan sosialisasi RTR KSN
4. Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang
3 Rapermen NSPK sudah Fasleg
1 RUU PRUN
KEGIATAN ANGGARAN
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara
Rp. 7.550.359.710,-
2. Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang Rp. 1.027.196.683,-
3. Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Rp. 2.168.648.607,-
PAGU ANGGARAN DIT. PERENCANAAN TATA RUANG Rp. 10.746.205.000,-
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-7
Gambar 2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang DIPA Awal
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-8
Gambar 2.3 Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang DIPA Revisi
Memperhatikan target masing-masing indikator kinerja serta kebijakan pemerintah untuk mendukung pencapaian nawacita dan kebijakan pemrograman yang berubah dari pendekatan money follow function menjadi money follow program dirasa perlu dilakukan review terhadap target-target yang telah ditetapkan dalam Dokumen Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-9
2.3 Rencana Aksi Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017
Salah satu bentuk dari penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) adalah tersusunnya Rencana Aksi pada setiap unit kerja instansi pemerintahan. Tersusunnya Rencana Aksi akan memberikan informasi target yang ingin dicapai oleh instansi pemerintahan dalam kurun waktu satu tahun anggaran.
Rencana Aksi merupakan rencana kegiatan yang disusun secara terjadwal dalam rangka pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Rencana Aksi disusun segera setelah Perjanjian Kinerja ditetapkan dan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan monitoring terhadap pencapaian target kinerja sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan. Rencana Aksi mengandung unsur-unsur sasaran strategis, indikator Kinerja, target, kegiatan, rencana Pelaksanaan, penanggung jawab; dan pelaksana.
Sasaran strategis untuk Rencana Aksi sesuai dengan sasaran strategis dalam penetapan kinerja. Indikator kinerja Rencana Aksi ditetapkan sesuai dengan indikator kinerja dalam Penetapan Kinerja eselon I. Target merupakan target kinerja yang harus dicapai sesuai dengan target dalam Penetapan Kinerja yang telah ditetapkan. Rencana Aksi merupakan tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Rencana pelaksanaan kegiatan merupakan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (triwulan I sampai dengan triwulan IV).
Rencana aksi disusun dengan tujuan sebagai acuan dan arahan dalam pelaksanaan tugas dan program di lingkungan Direktorat Perencanaan Tata Ruang mulai dari penyusunan kebijakan, rencana strategis, perencanaan, penganggaran dan evaluasi kegiatan, serta memberikan informasi hasil penyusunan kebijakan, rencana strategis, perencanaan, penganggaran dan evaluasi kegiatan yang dilakukan secara rutin mengikuti perubahan kebijakan setiap tahunnya.
Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang turut berkewajiban untuk menyusun dokumen Rencana Aksi sebagai pelaksanaan akuntabilitas kinerja sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta untuk pemenuhan kelengkapan dokumen pendukung evaluasi LKj berupa rencana aksi capaian kinerja yang diatur dalam Permen PAN dan RB No. 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Target Rencana Aksi per-triwulan disusun berdasarkan rencana kerja masing-masing pekerjaan yang disusun oleh penanggungjawab pekerjaan diawal tahun anggaran. Berdasarkan rencana kerja tersebut dapat diketahui besaran porsentase anggaran yang diperlukan. Target fisik per-triwulan diasumsikan sama dengan target penyerapan anggaran.
Berikut adalah target pencapaian fisik dan anggaran per triwulan tahun 2017.
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-10
BAB-II
Tabel 2.4 Rencana Aksi Pekerjaan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 (per triwulan)
Sasaran Kegiatan
Indikator Outcome / Indikator Output
Satuan Jumlah
Kegiatan Perencanaan Tata Ruang
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu
Akumulasi Target 19% 19% 50% 50% 77% 77% 100% 100%
Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional
Jumlah rencana tata ruang nasional/ pulau/kepulauan/ kawasan strategis nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, RDTR Perbatasan , RTR KSN
4% 4% 39% 39% 72% 72% 100% 100%
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
RTRWN 1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 9% 9% 43% 43% 78% 78% 100% 100%
Penyiapan Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan Sektoral 9% 9% 43% 43% 78% 78% 100% 100%
Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
RDTR 8 Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara 2% 2% 29% 29% 59% 59% 100% 100%
Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin
37% 37% 57% 57% 100% 100%
Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan
37% 37% 57% 57% 100% 100%
Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow 37% 37% 57% 57% 100% 100%
Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau dan Paloh Aruk
37% 37% 57% 57% 100% 100%
Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT), Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)
11% 11% 42,8% 42,8% 69% 69% 100% 100%
Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) termasuk KSN Perbatasan
KSN 15 Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional 0% 0% 45% 45% 79% 79% 100% 100%
Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur
40,9% 40,9% 63% 63% 81% 81% 100% 100%
Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN 40,3% 40,3% 57% 57% 92% 92% 100% 100%
Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara
7,5% 7,5% 17% 17% 71% 71% 100% 100%
Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah 8,8% 8,8% 42% 42% 72% 72% 100% 100%
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-11
BAB-II
Sasaran Kegiatan
Indikator Outcome / Indikator Output
Satuan Jumlah
Kegiatan Perencanaan Tata Ruang
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu
Akumulasi Target 19% 19% 50% 50% 77% 77% 100% 100%
Jumlah regulasi bidang perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang
Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang)
27% 27% 53% 53% 81% 81% 81% 81%
Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang
NSPK 4 Tanpa Sub Output 53% 53% 53% 53% 81% 81% 100% 100%
Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang 25% 25% 47% 47% 76% 76% 100% 100%
Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional
Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional 29% 29% 59% 59% 85% 85% 100% 100%
Jumlah kegiatan manajerial internal Direktorat Jenderal Tata Ruang
Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perenc 26% 26% 57% 57% 79% 79% 100% 100%
Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Nasional, Pulau/ Kepulauan, KSN
Kebijakan/ Dokumen/ Aplikasi
6 Tanpa Sub Output 26% 26% 57% 57% 79% 79% 100% 100%
Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang
11% 11% 69% 69% 84% 84% 100% 100%
Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang
55% 55% 67% 67% 84% 84% 100% 100%
Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional
47% 47% 60% 60% 91% 91% 100% 100%
Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang 5% 5% 41% 41% 70% 70% 100% 100%
Pengembangan Database GIS Penataan Ruang 13% 13% 49% 49% 64% 64% 100% 100%
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-12
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
BAB-II
2.4 Metode Pengukuran
Untuk menilai kinerja suatu instansi pemerintah, maka setelah dilakukan Penetapan Kinerja di awal tahun anggaran, ditetapkan metoda untuk melakukan pengukuran terhadap pencapaian target-target yang telah ditetapkan tersebut. Metoda yang digunakan melalui penggunaan form kinerja bulanan. Form kinerja bulanan digunakan sebagai alat pengukuran capaian kinerja pelaksanaan kegiatan dan dari form kinerja bulanan akan diketahui efektifitas, efisiensi, dan konsistensi pelaksanaan kegiatan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menyandingkan antara target penyerapan anggaran dan fisik (substansi) kegiatan yang telah disusun pada rencana aksi terhadap realisasi yang dilaksanakan pada tiap bulan. Form kinerja bulanan digunakan untuk melihat progress secara bulanan, triwulanan, maupun semesteran
Salah satu metoda yang digunakan adalah dengan menggunakan form kinerja bulanan yang telah dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Kementerian Keuangan melalui aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART). Aplikasi ini dikembangkan sebagai salah satu program unggulan dari berbagai inisiatif strategis Transformasi Kelembagaan di Kementerian Keuangan.
Aplikasi SMART, sebagai produk unggulan dari inisiatif strategis yang dimiliki DJA merupakan sebuah aplikasi berbasis web yang berfungsi untuk mengukur tingkat penyerapan anggaran dan realisasi output. Dengan aplikasi ini, diharapkan proses pelaporan hasil monitoring dan evaluasi anggaran menjadi lebih sederhana, ter-update secara online, data lebih akurat. Aplikasi SMART merupakan embrio dari sistem Single Point of Contact (SPOC) yang merupakan sebuah upaya menyediakan satu tempat yang menjadi tujuan sebuah instansi pemerintah untuk menyampaikan data dan laporan monev, serta menjadikan tempat tersebut sebagai sumber bagi pelaksana monev dalam memperoleh data dan laporan monev sesuai kebutuhannya. Diharapkan dengan dikembangkannya sistem SPOC ini, instansi pemerintah tidak perlu membuat banyak laporan karena sebagian besar data sudah ada di aplikasi, dan pihak yang melakukan monev dapat dengan mudah mengakses data yang dibutuhkan.
Gambar 2.4 Skema Perencanaan dan Monev Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017
Rencana Kegiatan Tahunan (RKT)
Rencana Aksi Form Kinerja Bulanan
Perencanaan Kegiatan dan Anggaran Monitoring dan Evaluasi
“Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan antara realisasi dengan target yang telah ditentukan pada awal tahun pelaksanaan kegiatan. Realisasi dihitung berdasarkan capaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan pemenuhan tahapan yang harus dilakukan agar hasil akhir yang diinginkan dapat tercapai. Tiap tahapan yang harus dicapai memiliki bobot/nilai yang berbeda sesuai dengan tingkat kepentingan dalam pelaksanaan kegiatan dan mempengaruhi penilaian capaian kinerja”
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-13
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
BAB-II
Selain aplikasi SMART-DJA, untuk mengukur pencapaian kinerja pekerjaan di lingkungan Direktorat Perencanaan Tata Ruang, juga dilakukan melalui pengisian form aplikasi monitoring dan evaluasi secara berkala yaitu aplikasi e-monev yang dikembangkan oleh Bappenas, aplikasi monev yang dikembangkan oleh Kantor Staf Presiden, SKMPP (Sistem Kendali Mutu Program Pertanahan) yang dikembangkan oleh Kementerian ATR/BPN serta aplikasi e-monitoring yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Tata Ruang. Keseluruhan aplikasi ini akan saling melengkapi sehingga keseluruhan informasi yang dibutuhkan untuk memantau pelaksanaan pekerjaan guna mengukur kinerja instansi pemerintah dapat tersedia real on time.
Adapun mekanisme atau cara kerja pengukuran untuk masing-masing indikator di Direktorat Perencanaan Tata Ruang adalah sebagai berikut :
1. Indikator 1 : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen acuan oleh pemerintah daerah dalam melakukan penyusunan atau peninjauan kembali RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota. Adapun kriteria penyelesaian RTRWN adalah terselesaikannya RTRWN beserta data pendukung seperti matrik sandingan RTRWN dengan Kebijakan Sektoral/Daerah serta rencana rinci, serta pelaksanakan sosialisasi.
2. Indikator 2 : Jumlah Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
Dalam upaya mewujudkan salah satu program NAWACITA yaitu pembangunan kawasan perbatasan Negara, Direktorat Perencanaan Tata Ruang men-support program tersebut dalam bentuk kegiatan penyusunan kegiatan Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara. RDTR Kawasan Perbatasan Negara nantinya akan digunakan sebagai acuan perencanaan tata
ruang dan arahan zonasi di kawasan perbatasan Negara bagi pemerintah daerah serta sektor, terkait keamanan dan pertahanan Negara dan upaya Pemerintah dalam peningkatan pengembangan kawasan perbatasan Negara.
Indikator 1 : Realisasi Penyelesaian RTRWN
Target Penyelesaian RTRWN X 100%
Kerangka Acuan
Pekerjaan
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Rencana Aksi
Monitoring dan
Evaluasi
Output Pekerjaan
Indikator 2 : Realisasi Penyelesaian RDTR KPN
Target Penyelesaian RDTR KPN X 100%
Kerangka Acuan
Pekerjaan
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Rencana Aksi
Monitoring dan
Evaluasi
Output Pekerjaan
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-14
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
BAB-II
3. Indikator 3 : Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Dokumen RTR KSN sebagai dokumen acuan pemerintah daerah dalam melakukan penyusunan program prioritas pada KSN serta menjadi acuan sektor pada Kementerian/Lembaga dalam penyiapan program pembangunan serta program lintas sektor dalam mendukung program prioritas di KSN. Pengukuran penyelesaian kegiatan berdasarkan realisasi RTR KSN yang menjadi dokumen legal (Perpres) terhadap target RTR KSN yang menjadi dokumen legal (Perpres)
4. Indikator4 : Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang
NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang menjadi pedoman yang penting bagi stakeholder baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah baik dalam penyusunan maupun penyelenggaraan Tata Ruang. Pengukuran penyelesaian kegiatan berdasarkan realisasi NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang yang dikerjakan terhadap target NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang yang direncanakan pada awal pelaksanaan kegiatan
2.5 Perencanaan Anggaran
Tahun anggaran 2017 Direktorat Perencanaan Tata Ruang mengalami perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebanyak 6 kali. Perubahan anggaran dan program pada tahun anggaran 2017 sangatlah dinamis di Direktorat Perencanaan Tata Ruang. Perubahan anggaran mengalami revisi hingga 6 kali yang dikarenakan beberapa kebijakan, antara lain adalah redistribusi alokasi anggaran antar paket pekerjaan di lingkungan Direktorat Perencanaan Tata Ruang dan antar Unit Eselon II di lingkungan Ditjen Tata Ruang, penambahan alokasi anggaran karena pagu minus akibat dari kebijakan penetapan besaran penghematan anggaran alokasi per unit eselon II oleh Biro Perencanaan, Kementerian ATR/BPN, dan kebijakan penghematan tahap II.
Berikut adalah histori perubahan pagu anggaran di Direktorat Perencanaan Tata Ruang selama tahun 2017, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Indikator 3 : Realisasi Penyelesaian RTR KSN
Target Penyelesaian RTR KSN X 100%
Kerangka Acuan
Pekerjaan
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Rencana Aksi
Monitoring dan
Evaluasi
Output Pekerjaan
Indikator 4 :
Realisasi Penyelesaian NSPK Bidang
Perencanaan Tata Ruang
Target Penyelesaian NSPK Bidang
Perencanaan Tata Ruang
X 100%
Kerangka Acuan
Pekerjaan
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Rencana Aksi
Monitoring dan
Evaluasi
Output Pekerjaan
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-15
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
BAB-II
DIPA 6
• Desember 2017• Rp. 10.746.205.000• Perubahan KPA
DIPA 5
• November 2017• Rp.10.746.205.000• Perubahan KPA
DIPA 4
• Agustus 2017• Rp.10.746.205.000• Perubahan KPA• penghematan tahap 2• Dilakukan Revisi PK
DIPA 3
• Juli 2017• Rp. 17.311.216.000• menutupi pagu minus
(penghematan tahap 1)
DIPA 2
• Februari 2017• Rp. 16.801.356.000• Perubahan KPA
DIPA 1
• Januari 2017• Rp.16.801.356.000• Redistribusi antar
pekerjaan• Pengalihan dana ke
Setditjen
DIPA 0
• Desember 2016
• Rp. 17.001.356.000
Gambar 2.5 Perubahan Pagu Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017
Adapun penjelasan penyebab revisi untuk masing-masing DIPA adalah sebagai berikut:
i. DIPA 0
Merupakan DIPA awal yang direncanakan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang. Pada DIPA awal anggaran kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebesar Rp. 17.001.356.000 yang sudah termasuk administrasi dan supervisi kegiatan. Jumlah paket kegiatan yang dilaksanakan sebanyak 16 paket kegiatan dengan rincian 4 paket kegiatan merupakan kegiatan kontraktual dan 12 paket kegiatan merupakan kegiatan swakelola.
Target output 29 yang terdiri atas :
1 RTRWN
8 RDTR Perbatasan (Entikong, Motaain, Wini, Motamasin, Nunukan, Skow, Nangabadau dan Paloh Aruk)
11 RTR KSN (Cekungan Bandung, Kedungsepur, Toraja, Heart of Borneo, Perbatasan Aceh-Sumut, Perbatasan Riau-Kepulauan Riau, Jabodetabekpunjur, Gerbangkertasusila, Raja Ampat, Komodo, Timika)
3 Rapermen NSPK (Revisi Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota)
1 Rancangan UU Pengelolaan Ruang Udara Nasional, dan
5 dokumen (Kebijakan Teknis dan pogram perencanaan, monitoring dan evaluasi, sistem informasi perencanaan, Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang dan Pengembangan Database GIS Penataan Ruang)
ii. DIPA revisi 1
DIPA Direktorat Perencanaan Tata Ruang turun menjadi Rp.16.801.356.000, hal tersebut karena pemindahan alokasi anggaran untuk pekerjaan administrasi umum dari Direktorat Perencanaan Tata Ruang ke Sekertariat Direktorat Jenderal Tata Ruang. Anggaran administrasi layanan umum yang berpindah tersebut adalah kesepakatan bersama dengan bagian program Sekertariat Direktorat Jenderal Tata Ruang. Bersamaan dengan dilakukannya revisi DIPA akibat perpindahan alokasi dana antara kegiatan, dilakukan pula redistribusi alokasi anggaran antar paket pekerjaan di lingkungan Direktorat Perencanaan Tata Ruang (dengan tetap tidak mengurangi target output yang telah ditetapkan). Dengan demikian, jumlah paket pekerjaan yang dilakukan bertambah menjadi 17 paket kegiatan yang terdiri atas 4 paket pekerjaan kontraktual dan 13 paket pekerjaan swakelola.
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-16
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
BAB-II
Target output 33 yang terdiri atas :
1 RTRWN
8 RDTR Perbatasan (Entikong, Motaain, Wini, Motamasin, Nunukan, Skow, Nangabadau dan Paloh Aruk)
11 RTR KSN (Cekungan Bandung, Kedungsepur, Toraja, Heart of Borneo, Perbatasan Aceh-Sumut, Perbatasan Riau-Kepulauan Riau, Jabodetabekpunjur, Gerbangkertasusila, Raja Ampat, Komodo, Timika)
4 Materi sosialisasi KSN (Perbatasan Kalimantan, Perbatasan Nusa Tenggara Timur, Perbatasan Papua dan Perbatasan Sulut-Gorantalo-Sulteng),
3 Rapermen NSPK (Revisi Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota)
1 Rancangan UU Pengelolaan Ruang Udara Nasional, dan
5 dokumen (Kebijakan Teknis dan pogram perencanaan, monitoring dan evaluasi, sistem informasi perencanaan, Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang dan Pengembangan Database GIS Penataan Ruang)
iii. DIPA revisi 2
Pagu anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang tidak mengalami perubahan masih diangka Rp. 16.801.356.000. DIPA revisi 2 terdapat perubahan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran), yaitu dari Bapak Dr.Ir.Budi Situmorang,MURP menjadi Bapak Dr.Yuswanda A.Tumenggung.
Target output 33 yang terdiri atas :
1 RTRWN
8 RDTR Perbatasan (Entikong, Motaain, Wini, Motamasin, Nunukan, Skow, Nangabadau dan Paloh Aruk)
11 RTR KSN (Cekungan Bandung, Kedungsepur, Toraja, Heart of Borneo, Perbatasan Aceh-Sumut, Perbatasan Riau-Kepulauan Riau, Jabodetabekpunjur, Gerbangkertasusila, Raja Ampat, Komodo, Timika)
4 Materi sosialisasi KSN (Perbatasan Kalimantan, Perbatasan Nusa Tenggara Timur, Perbatasan Papua dan Perbatasan Sulut-Gorantalo-Sulteng),
3 Rapermen NSPK (Revisi Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota)
1 Rancangan UU Pengelolaan Ruang Udara Nasional, dan
5 dokumen (Kebijakan Teknis dan pogram perencanaan, monitoring dan evaluasi, sistem informasi perencanaan, Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang dan Pengembangan Database GIS Penataan Ruang)
iv. DIPA revisi 3
Pada DIPA revisi 3 pagu anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Nasional bertambah menjadi sebesar Rp. 17.311.216.000 karena mendapatkan tambahan dari Sekertariat Direktorat Jenderal untuk menutupi kekurangan pagu minus akibat ditetapkannya pemotongan anggaran per unit eselon II oleh Biro Perencanaan, Kementerian ATR/BPN. Penambahan alokasi ini tidak mengakibatkan penambahan target output, sehingga target output tetap 33. Penambahan alokasi dana untuk memastikan agar tujuan dari kegiatan prioritas masih dapat dilaksanakan dan dicapai di akhir tahun anggaran.
Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB II-17
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
BAB-II
v. DIPA revisi 4 (APBN)
Di pertengahan tahun anggaran, dikeluarkan Inpres No. 4 Tahun 2017 tentang efisiensi anggaran berupa kebijakan penghematan anggaran pemerintah yang berdampak pada pemotongan anggaran di Direktorat Jenderal Tata Ruang. Hal tersebut berdampak pada pemotongan anggaran di Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebesar Rp. 6,565 M sehingga pagu anggaran berkurang menjadi Rp.10.746.205.000.
Kebijakan penghematan ini tidak mengurangi jumlah target output namun ruang lingkup pekerjaan disesuaikan dengan alokasi dana yang tersedia dan cukup banyak penyesuaian yang harus dilakukan mengingat besaran pemotongan hampir 50% dari pagu anggaran. Implikasi dari kebijakan penghematan ini, untuk pekerjaan-pekerjaan yang tetap dilanjutkan pelaksanaannya disesuaikan ruang lingkupnya namun untuk beberapa kegiatan yang dianggap kurang prioritas dihentikan pelaksanaannya (target dikurangi hanya sampai dengan apa yang telah dilaksanakan di bulan Agustus 2017). Pengurangan alokasi ini tidak mengabatkan penambahan target output, sehingga target output tetap 33 namun terjadi penyesuaian ruang lingkup pekerjaan.
vi. DIPA revisi 5
Pagu anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang tidak mengalami perubahan masih diangka Rp.10.746.205.000. DIPA revisi 5 terdapat perubahan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran), yaitu dari Dr.Yuswanda A.Tumenggung menjadi Ir.Sudarsono, MM, sehingga target output tetap 33.
vii. DIPA revisi 6
Tidak terjadi perubahan pagu anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang (masih tetap Rp.10.746.205.000) namun terjadi perubahan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran), yaitu dari Ir.Sudarsono, MM menjadi Dr.Ir. Abdul Kamarzuki, MPM dan target output tetap 33.
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
BAB II-18 Laporan Kinerja Tahun 2017
Tabel 2. 5 Sandingan Pagu per Pekerjaan di Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017
PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/AKTIFITAS
DIPA 0 DIPA 1 DIPA 2 DIPA 3 DIPA 4 DIPA 5 DIPA 6 DIPA 6 (POK 18)
07 Desember 2016 25 Januari 2017 14 Februari 2017 27 Juli 2017 10 Agustus 2017 25 Agustus 2017 29 November 2017 8 Desember 2017
Perencanaan Tata Ruang 17,001,356,000 16,801,356,000 16,801,356,000 17,311,216,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara [Base Line]
14,405,109,000 15,374,242,000 15,374,242,000 15,867,018,000 9,760,112,000 9,821,375,000 9,853,777,000 9,864,010,000
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 1,359,412,000 1,359,412,000 1,359,412,000 1,422,186,000 417,353,000 369,467,000 366,530,000 377,457,000
1 Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan
1,359,412,000 1,359,412,000 1,359,412,000 1,422,186,000 417,353,000 369,467,000 366,530,000 377,457,000
Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara 6,708,402,000 6,408,402,000 6,408,402,000 6,438,402,000 5,469,899,000 5,169,904,000 5,140,439,000 5,119,279,000
2 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin 1,393,089,000 1,193,089,000 1,193,089,000 1,193,089,000 1,193,089,000 1,129,614,000 1,129,614,000 1,129,614,000
3 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan 1,499,157,000 1,299,157,000 1,299,157,000 1,299,157,000 1,299,157,000 1,239,527,000 1,239,527,000 1,239,527,000
4 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow 1,244,741,000 1,244,741,000 1,244,741,000 1,244,741,000 1,244,741,000 1,046,068,000 1,046,068,000 1,046,068,000
5 Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau dan Paloh Aruk
1,450,157,000 1,550,157,000 1,550,157,000 1,550,157,000 1,550,157,000 1,433,588,000 1,433,588,000 1,433,588,000
6 Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT),Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)
1,121,258,000 1,121,258,000 1,121,258,000 1,151,258,000 182,755,000 321,107,000 291,642,000 270,482,000
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) 6,337,295,000 7,606,428,000 7,606,428,000 8,006,430,000 3,872,860,000 4,282,004,000 4,346,808,000 4,367,274,000
7 Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur
1,134,081,000 1,134,081,000 1,134,081,000 1,204,082,000 363,066,000 430,415,000 428,587,000 428,587,000
8 Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN 1,500,000,000 1,500,000,000 1,500,000,000 1,570,000,000 950,748,000 1,058,912,000 1,060,740,000 1,060,740,000
9 Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara
1,069,133,000 521,615,000 521,615,000 551,615,000 253,938,000 262,888,000 320,169,000 330,402,000
10 Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah
647,518,000 647,518,000 677,518,000 368,678,000 388,787,000 363,908,000 363,908,000
Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang
1,850,578,000 1,850,578,000 1,850,578,000 1,950,578,000 954,017,000 1,024,252,000 1,024,252,000 1,024,252,000
Tanpa Suboutput 1,850,578,000 1,850,578,000 1,850,578,000 1,950,578,000 954,017,000 1,024,252,000 1,024,252,000 1,024,252,000
11 Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang 850,578,000 850,578,000 850,578,000 920,578,000 555,527,000 616,765,000 615,631,000 615,968,000
12 Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional
1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,030,000,000 398,490,000 407,487,000 408,621,000 408,284,000
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-II
BAB II-19 Laporan Kinerja Tahun 2017
PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/AKTIFITAS DIPA 0 DIPA 1 DIPA 2 DIPA 3 DIPA 4 DIPA 5 DIPA 6 DIPA 6 (POK 18)
07 Desember 2016 25 Januari 2017 14 Februari 2017 27 Juli 2017 10 Agustus 2017 25 Agustus 2017 29 November 2017 8 Desember 2017
Perencanaan Tata Ruang 17,001,356,000 16,801,356,000 16,801,356,000 17,311,216,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000
Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang 3,379,750,000 3,379,750,000 3,379,750,000 3,496,835,000 1,968,506,000 2,041,580,000 2,041,580,000 2,041,580,000
Tanpa Suboutput 3,379,750,000 3,379,750,000 3,379,750,000 3,496,835,000 1,968,506,000 2,041,580,000 2,041,580,000 2,041,580,000
13 Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang
349,990,000 349,990,000 349,990,000 472,841,000 221,617,000 229,398,000 242,515,000 242,515,000
14 Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang
850,000,000 863,804,000 863,804,000 830,584,000 478,266,000 489,255,000 480,320,000 480,320,000
15 Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional 450,000,000 436,196,000 436,196,000 463,650,000 316,210,000 354,385,000 350,203,000 350,203,000
16 Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang 779,760,000 925,275,000 925,275,000 999,612,000 495,262,000 532,766,000 582,122,000 582,122,000
17 Pengembangan Database GIS Penataan Ruang 950,000,000 804,485,000 804,485,000 730,148,000 457,151,000 435,776,000 386,420,000 386,420,000
BAB III-1
Laporan Kinerja Tahun 2017
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Setiap akhir periode Direktorat Perencanaan Tata Ruang melakukan pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja. Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi Direktorat Jenderal Tata Ruang sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis 2015-2019.
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan di Direktorat Perencanaan Tata Ruang di tahun 2017 dilaksanakan dalam upaya untuk mendukung pencapaian salah satu sasaran strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN yaitu “Terwujudnya ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan“. Kinerja yang dicapai oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang secara langsung maupun tidak langsung akan dapat mempengaruhi pencapaian dari sasaran strategis Kementerian. Oleh karenanya perlu dilakukan pengukuran terhadap capaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang melalui pelaksanaan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap paket pekerjaan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasasan tersebut. Pengukuran keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui pengukuran capaian kinerja.
Upaya pemantauan dan evaluasi secara berkala dilakukan dengan menggunakan beberapa aplikasi monitoring dan evaluasi yang telah dikembangkan baik di level nasional, kementerian maupun internal Direktorat Jenderal Tata Ruang. Aplikasi monitoring evaluasi yang digunakan adalah Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART) yang dikembangkan oleh Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan, E-Monev yang dikembangkan oleh Bappenas, aplikasi monev yang dikembangkan oleh Kantor Staf Presiden (KSP), Sistem Kendali Mutu Program Pertanahan (SKMPP) yang dikembangkan oleh Kementerian ATR/BPN serta e-monitoring yang dikembangkan di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang.
Melalui aplikasi-aplikasi ini secara rutin setiap bulan dilakukan pemantauan untuk mengetahui pencapaian pelaksanaan target-target yang telah ditetapkan di awal tahun anggaran. Apabila terjadi deviasi antara target dan realisasi, maka dapat dilakukan upaya-upaya untuk percepatan maupun penyelesaian masalah agar target yang telah ditetapkan di akhir tahun anggaran akan dapat tercapai. Pemantauan dan evaluasi dilakukan tidak hanya pada aspek pencapaian fisik dan keuangan namun juga terhadap substansi dari tiap-tiap paket pekerjaan yang dilaksanakan.
“Akuntabilitas Kinerja dilakukan sebagai perwujudan kewajiban Direktorat Perencanaan Tata Ruang dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik”
BAB III-2
Laporan Kinerja Tahun 2017
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
Pengukuran kinerja merupakan perhitungan berdasarkan perbandingan antara realisasi dari suatu target per Indikator Kinerja yang ada dalam Dokumen Rencana Strategis (Renstra) dengan target yang ada dalam DIPA tahun berjalan. Hasil perbandingan antara target dan realisasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk presentase, untuk mengetahui keberhasilan maupun kegagalan suatu target. Namun, pengukuran kinerja tata ruang dari tahun 2015 sampai tahun 2017 (indikator kinerja dan target output) masih menggunakan pengukuran proses suatu kegiatan, dan belum menggambarkan hasil atau manfaat dari suatu kegiatan. Akan tetapi dalam penjelasan akuntabilitas laporan kinerja ini Direktorat Perencanaan Tata Ruang mencoba menjelaskan kinerja (capaian substansi) yang sesungguhnya dari suatu kegiatan.
Penilaian pencapaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang dilakukan dengan melihat realisasi masing-masing paket pekerjaan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian tiap-tiap indikator output berdasarkan target output yang telah ditetapkan serta indikator outcome Direktorat Jenderal Tata Ruang yang pencapaiannya terkait langsung dengan indikator output yang ada di Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
3.1.1. Pemantauan Progres Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2017
Pemantauan proges pelaksanaan kegiatan tahun 2017 dilakukan dengan membandingkan antara target yang direncanakan dengan realisasi pelaksanaan dengan memanfaatkan data dan informasi yang telah diinput bulanan di Form Monitoring dan Evaluasi Kinerja Bulanan. Pemantauan progress pelaksanaan kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang dilaksanakan secara periodik (bulanan) namun untuk penyajian pada dokumen pelaporan monev akan ditampilkan secara triwulan.
Pelaksanaan kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada tahun anggaran 2017 berjalan kurang maksimal. Hal tersebut karena dinamika perubahan anggaran pada pertengahan tahun yang berdampak pada pengurangan pagu kegiatan. Di pertengahan tahun anggaran, Direktorat Perencanaan Tata Ruang terkena kebijakan penghematan anggaran sekitar Rp. 6,5 Milyar (sekitar 50% dari alokasi pagu awal) sehingga membuat seluruh pekerjaan yang dilaksanakan secara swakelola dilakukan penyesuaian ruang lingkup. Bahkan untuk beberapa swakelola yang belum terlalu menjadi prioritas, tidak dilanjutkan pelaksanaannya.
Berdasarkan perubahan Perjanjian Kinerja Revisi Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2017, akibat dari pengurangan anggaran maka kuantitas output kegiatan yang diperjanjikan tidak berkurang namun kualitas output (ruang lingkup) pelaksanaan kegiatan dilakukan penyeseuaian-penyesuaian sehingga tidak dapat sesuai target awal, atau kualitas output terpengaruh pengurangan anggaran disebabkan banyak nya tahapan kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan untuk dapat memenuhi output kegiatan.
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-3 Laporan Kinerja Tahun 2017
Tabel 3.1 Realisasi Fisik (Substansi Pekerjaan) di-Direktorat Perencanaan Tahun 2017
Sasaran Kegiatan
Indikator Outcome / Indikator Output Satuan Jumlah
Kegiatan Perencanaan Tata Ruang
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Target Real Target Real Target Real Target Real Ket
Akumulasi Target 19% 21% 50% 43% 77% 55% 100% 66% =100%
Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional
Jumlah rencana tata ruang nasional/ pulau/kepulauan/ kawasan strategis nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, RDTR Perbatasan , RTR KSN
4% 10 39% 29 72% 45 100% 52% = 100%
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
RTRWN 1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 9% 9% 43% 21% 78% 37% 100% 52% = 100%
Penyiapan Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan Sektoral
9% 9% 43% 21% 78% 37% 100% 52% = 100%
Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
RDTR 8 Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
2% 0% 29% 28% 59% 46% 100% 91% = 100%
Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin
37% 35% 57% 57% 100% 100%
Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan
37% 35% 57% 57% 100% 100%
Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow
37% 35% 57% 57% 100% 100%
Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau dan Paloh Aruk
37% 35% 57% 57% 100% 100%
Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT), Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)
11% 7,6% 42,8% 20,5% 69% 39,8% 100% 55% = 100%
Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) termasuk KSN Perbatasan
KSN 15 Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional 0% 23% 45% 37% 79%
52% 100%
56% = 100%
Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur
40,9% 36% 63% 50% 81% 53% 100% 68% = 100%
Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN 40,3% 39% 57% 51% 92% 72% 100% 78% = 100%
Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara
7,5% 8% 17% 11% 71% 43% 100% 38% = 100%
Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah
8,8% 9% 42% 38% 72% 38% 100% 38% = 100%
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-4 Laporan Kinerja Tahun 2017
Sasaran Kegiatan
Indikator Outcome / Indikator Output Satuan Jumlah
Kegiatan Perencanaan Tata Ruang
Triwulan I Triwulan II Triwulan III
Triwulan IV
Target Real Target Real Target Real Target Real Ket
Akumulasi Target 19% 21% 50% 43% 77% 55% 100% 66% =100%
Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional
Jumlah regulasi bidang perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang
Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang)
27% 27% 53% 46% 81% 52% 100% 54% = 100%
Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang
NSPK 4 Tanpa Sub Output 27% 27% 53% 46% 81% 52% 100% 54% = 100%
Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang
25% 25% 47% 38% 76% 51% 100% 64% = 100%
Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional
29% 29% 59% 53% 85% 53% 100% 43% = 100%
Jumlah kegiatan manajerial internal Direktorat Jenderal Tata Ruang
Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencencanaan Tata Ruang
26% 24% 57% 55% 79% 68% 100% 79% = 100%
Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Nasional, Pulau/ Kepulauan, KSN
Kebijakan/ Dokumen/ Aplikasi
6 Tanpa Sub Output 26% 24% 57% 55% 79%
68% 100% 79% = 100%
Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang
11% 12% 69% 65% 84% 76% 100% 90% = 100%
Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang
55% 44% 67% 66% 84% 83% 100% 94% = 100%
Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional
47% 48% 60% 60% 91% 91% 100% 93% = 100%
Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang
5% 5% 41% 40% 70% 40% 100% 42% = 100%
Pengembangan Database GIS Penataan Ruang 13% 13% 49% 46% 64% 48% 100% 75% = 100%
Catatan : % realisasi fisik dihitung terhadap target output DIPA awal (sebelum DIPA Penghematan). Bila dilakukan perhitungan terhadap target output DIPA Penghematan maka prosentase capaian realisasi fisik tercapai 100%. Sumber: Hasil Analisis 2017
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-5 Laporan Kinerja Tahun 2017
Tabel 3.2 Realisasi Keuangan Kegiatan Direktorat Perencanaan Tahun 2017
Sasaran Kegiatan
Indikator Outcome / Indikator Output Satuan Jumlah
Kegiatan Perencanaan Tata Ruang
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Target Real
(DIPA 0) Target
Real (DIPA 0)
Target Real
(DIPA 0) Real
(DIPA 5) Target
Real (DIPA 0)
Real (DIPA 6)
Akumulasi Target 19% 6.56% 50% 30.78% 77% 48.58% 75.95% 100% 63.78% 99.71%
Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional
Jumlah rencana tata ruang nasional/ pulau/kepulauan/ kawasan strategis nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, RDTR Perbatasan , RTR KSN
4% 6.3% 39% 4.17% 72% 26.57% 72.85% 48.35% 72.85% 99.63%
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
RTRWN 1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 9% 0.63% 43% 5.22% 78% 16.71% 61.48% 100% 27.77% 100.00%
Penyiapan Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan Sektoral
9% 0.63% 43% 5.22% 78% 16.71% 61.48% 100% 27.77% 100.00%
Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
RDTR 8 Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara 2% 0.39% 29% 23.22% 59% 54.61% 67.69% 100% 79.45% 99.45%
Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin
0.00% 37% 26.27% 57% 64.56% 68.19% 100% 94.66% 99.98%
Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan
0.00% 37% 27.58% 57% 64.35% 67.44% 100% 93.75% 98.26%
Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow
0.00% 37% 24.51% 57% 58.29% 69.36% 100% 83.63% 99.51%
Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau dan Paloh Aruk
0.00% 37% 27.24% 57% 64.59% 69.85% 100% 92.41% 99.93%
Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT), Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)
11% 2.21% 42,8% 7.92% 69% 14.87% 51.91% 100% 24.12% 100.00%
Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) termasuk KSN Perbatasan
KSN 15 Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional 0% 11.81% 45% 39.85% 79% 49.12% 87.26% 100% 57.40% 99.98%
Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur
40,9% 7.35% 63% 19.43% 81% 32.08% 84.52% 100% 37.79% 99.98%
Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN 40,3% 18.05% 57% 51.21% 92% 61.48% 87.09% 100% 70.72% 100.00%
Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara
7,5% 7.90% 17% 30.13% 71% 41.84% 83.02% 100% 63.25% 99.86%
Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah
8,8% 8.29% 95.19% 100% 57.15% 101.70%
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-6 Laporan Kinerja Tahun 2017
Sasaran Kegiatan
Indikator Outcome / Indikator Output Satuan Jumlah
Kegiatan Perencanaan Tata Ruang
Triwulan I 42% 57.15% 72% 57.15%
Target Real
(DIPA 0) Target
Real (DIPA 0)
Target Real
(DIPA 0) Real
(DIPA 5) Target
Real (DIPA 0)
Real (DIPA 6)
Akumulasi Target 19% 6.56% 50% 30.78% 77% 48.58% 75.95% 100% 63.78% 99.71%
Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional
Jumlah regulasi bidang perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang
Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang)
27% 12.13% 53% 37.86% 81% 46.29% 83.64% 100% 55.29% 99.89%
Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang
NSPK 4 Tanpa Sub Output 27% 12.13% 53% 37.86% 81% 46.29% 83.64% 100% 55.29% 99.89%
Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang
25% 15.34% 47% 44.92% 76% 58.01% 80.00% 100% 72.29% 99.82%
Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional
29% 9.40% 59% 31.85% 85% 36.32% 89.14% 100% 40.83% 100.00%
Jumlah kegiatan manajerial internal Direktorat Jenderal Tata Ruang
Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perenc 26% 11.68% 57% 41.33% 79% 50.60% 83.76% 100% 60.37% 99.95%
Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Nasional, Pulau/ Kepulauan, KSN
Kebijakan/ Dokumen/ Aplikasi
6 Tanpa Sub Output 26% 11.68% 57% 41.33% 79% 50.60% 83.76% 100% 60.37% 99.95%
Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang
11% 10.92% 69% 42.83% 84% 53.11% 81.03% 100% 69.29% 100.00%
Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang
55% 19.20% 67% 43.04% 84% 50.72% 89.55% 100% 55.60% 100.00%
Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional
47% 13.24% 60% 55.03% 91% 66.89% 82.33% 100% 80.29% 100.00%
Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang
5% 8.96% 41% 39.52% 70% 47.00% 81.62% 100% 62.80% 99.82%
Pengembangan Database GIS Penataan Ruang 13% 6.21% 49% 33.51% 64% 44.68% 82.49% 100% 48.03% 100.00%
Sumber: Hasil Analisis 2017
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-7 Laporan Kinerja Tahun 2017
Pemantauan progres pelaksanaan masing-masing pekerjaan tiap bulan (dengan mengisi berbagai aplikasi monitoring dan evaluasi) dilaksanakan untuk mengawal rencana aksi yang disusun per triwulan. Rencana aksi triwulanan dijadikan acuan untuk pelaksanaan pekerjaan per bulannya. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan apabila terjadi keterlambatan-keterlambatan (yang mengakibatkan timbulnya gap) dapat diketahui sedini mungkin dan bila terjadi permasalahan dapat dicari solusi agar tidak mempengaruhi target akhir yang ingin dicapai.
Secara garis besar dapat dilihat, mengacu pada sandingan antara Form Kinerja Bulanan diatas, akan terlihat gap yang cukup tinggi antara target dan realisasi capaian fisik (output) kegiatan terutama pada triwulan ke III dan IV. Hal tersebut terjadi karena Form kinerja bulanan disusun berdasarkan DIPA awal sebelum adanya perubahan anggaran, dan ketika adanya perubahan anggaran (pada akhir triwulan II) tidak dilakukan revisi terhadap target form kinerja bulanan yang disesuaikan dengan pagu anggaran baru. Realisasi fisik dan keuangan yang dilaksanakan Direktorat Perencanaan Tata Ruang jika mengacu pada perubahan anggaran DIPA-revisi sudah hampir mencapai 100%. Untuk realisasi fisik dengan mengacu pada perubahan ruang lingkup setelah kebijakan penghematan diterapkan di pertengahan tahun anggaran (seperti yang telah disampaikan pada bab II).
Pemantauan terhadap progres capaian fisik dan keuangan per triwulan adalah sebagai berikut :
1. Tri Wulan Pertama (Januari – Maret 2017)
Target : 19 %
Realisasi : fisik 21 % dan keuangan 6,56 %
Gap/surplus : terjadi surplus realisasi fisik sebesar 2 % diatas target dan gap realisasi keuangan sebesar 12,44 % dibawah target.
Kendala : gap pada realisasi keuangan yang dibawah target disebabkan oleh belum terserapnya kegiatan kontraktual.
Tindak lanjut : melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang telah disusun.
2. Tri Wulan Kedua (April – Juni 2017)
Target : 50 %
Realisasi : fisik 43 % dan keuangan 30,78 %
Gap/surplus : terjadi gap realisasi fisik sebesar 7 % dibawah target dan gap realisasi keuangan sebesar 19,22 % dibawah target.
Kendala : gap pada realisasi fisik yang dibawah target disebabkan oleh pembahasan substansi dengan sektor atau Kementerian/Lembaga yang masih menunggu jadwal untuk pembahasan bersama.
Tindak lanjut : lebih rajin mencari informasi jadwal pembahasan Kementerian Hukum dan HAM dan mengupayakan untuk dapat dipercepat waktu pelaksanaan pembahasan.
3. Tri Wulan Ketiga (Juli – September 2017)
Target : 77 %
Realisasi : fisik 55 % dan keuangan 48,58 % berdasarkan DIPA 0 dan 75,95% Berdasarkan DIPA 6
Gap/surplus : terjadi gap realisasi fisik sebesar 22 % dibawah target dan gap realisasi keuangan sebesar 28,42 % (DIPA 0) dan 1,05% (DIPA 6) dibawah target.
Kendala : gap pada realisasi fisik yang dibawah target disebabkan oleh kebijakan penghematan sehingga target output awal tidak tercapai dan terjadi perubahan ruang lingkup kegiatan.
Tindak lanjut : mempercepat proses penyerapan anggaran dengan melakukan penjadwalan ulang rencana penyerapan.
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-8 Laporan Kinerja Tahun 2017
4. Tri Wulan Keempat (Oktober – Desember 2017)
Target : 100 %
Realisasi : fisik 66 % dan keuangan 63,78 % berdasarkan DIPA 0 dan 99,71% Berdasarkan DIPA 6
Gap/surplus : terjadi gap realisasi fisik sebesar 34 % dibawah target dan gap realisasi keuangan sebesar 36,22 % (DIPA 0) dan 0,23% (DIPA 6) dibawah target.
Kendala : gap pada realisasi fisik yang dibawah target disebabkan oleh kebijakan penghematan sehingga target output awal tidak tercapai dan terjadi perubahan ruang lingkup kegiatan. Realisasi fisik dan keuangan yang dilaksanakan Direktorat Perencanaan Tata Ruang jika mengacu pada perubahan anggaran DIPA-revisi sudah hampir mencapai 100%.
Tindak lanjut : melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan agar lebih baik pelaksanaan di tahun anggaran berikutnya.
3.1.2. Realisasi Perjanjian Kinerja 2017
Realisasi kinerja dilakukan dengan membandingkan target dan realisasi kegiatan yang dilaksanakan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan mendapatkan hasil sesuai yang direncanakan pada awal tahun. Berikut adalah target dan realisasi kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2017 sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah disepakati antara eselon I dengan eselon II:
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-9 Laporan Kinerja Tahun 2017
Tabel 3.3 Realisasi Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017
No Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Target Awal Target Revisi Realisasi Fisik
(Output) Realisasi Fisik
(%) Manfaat
Keterangan
1. Meningkatnya Kuantitas Rencana Tata Ruang pada Tingkat Nasional
Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
1 dokumen pendukung RTRWN
1 RTRWN 1 RTRWN
52% Terselesaikannya PP No 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas PP 26 tahun 2008 tentang RTRWN Sebagai pemenuhan amanat Undang-Undang Penataan Ruang No. 26 tahun 2007 dimana Dokumen hasil peninjauan kembali RTRWN akan menjadi dokumen acuan pemerintah daerah dalam melakukan penyusunan maupun peninjauan kembali RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota.
Capaian fisik hanya sebesar 52% akan tetapi presentase ini sama dengan 100% jika mengacu pada perubahan ruang lingkup setelah kebijakan penghematan diterapkan di pertengahan tahun anggaran
Ruang lingkup pekerjaan (sinkronisasi muatan RTRWN dengan sector dan rencana rinci serta sosialisasi) yang belum terlaksana di tahun 2017 akan dilaksanakan di tahun 2018
Jumlah rencana detail tata ruang kawasan perbatasan negara
3 fasleg RDTR Kawasan perbatasan 5 rancangan RDTR kawaan perbatasan
3 rancangan peraturan RDTR kawasan perbatasan 5 rancangan peraturan RDTR kawasan perbatasan
3 rancangan peraturan RDTR kawasan perbatasan 5 rancangan peraturan RDTR kawasan perbatasan
RTR dan RDTR Kawasan Perbatasan Negara sebagai acuan perencanaan tata ruang dan arahan zonasi di kawasan perbatasan Negara bagi pemerintah daerah serta sektor, terkait keamanan dan pertahanan Negara dan upaya Pemerintah dalam peningkatan pengembangan kawasan perbatasan Negara
Capaian fisik hanya sebesar 91% akan tetapi presentase ini sama dengan 100% jika mengacu pada perubahan ruang lingkup setelah kebijakan penghematan diterapkan di pertengahan tahun anggaran
Kegiatan fasilitasi 3 RDTR kawasan perbatasan negara yang terpaksa diberhentikan karena penghematan (sambil menunggu kesepakatan bentuk peraturan untuk RDTR kawasan perbatasan) akan dilanjutkan pelaksanaannya di tahun 2018
Jumlah rencana tata ruang kawasan strategis nasional
11 fasleg RTR KSN 4 dokumen pendukung RTR KSN
6 raperpres RTR KSN sudah fasleg 5 raperpres RTR KSN siap fasleg 4 bahan sosialilsasi RTR KSN
6 raperpres RTR KSN sudah fasleg 5 raperpres RTR KSN siap fasleg 4 bahan sosialilsasi RTR KSN
Dokumen RTR KSN sebagai dokumen acuan pemerintah daerah dalam melakukan penyusunan program prioritas pada KSN serta menjadi acuan sektor pada Kementerian/Lembaga dalam penyiapan program pembangunan serta program lintas sektor dalam mendukung program prioritas di KSN.
Capaian fisik hanya sebesar 56% akan tetapi presentase ini sama dengan 100% jika mengacu pada perubahan ruang lingkup setelah kebijakan penghematan diterapkan di pertengahan tahun anggaran
5 raperpres yang sudah siap untuk fasleg akan dialokasikan anggarannya di 2018
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-10 Laporan Kinerja Tahun 2017
No Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Target Awal Target Revisi Realisasi Fisik
(Output) Realisasi Fisik
(%) Manfaat
Keterangan
Jumlah Norma/Standart/ Prosedur/ Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang
3 fasleg NSPK 1 RUU PRUN
1 rapermen NSPK sudah fasleg 1 RUU PRUN
1 rapermen NSPK sudah fasleg 1 RUU PRUN
54% Dokumen Draft NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang akan menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penataan ruang
Capaian fisik hanya sebesar 79% akan tetapi presentase ini sama dengan 100% jika mengacu pada perubahan ruang lingkup setelah kebijakan penghematan diterapkan di pertengahan tahun anggaran
Akan dialokasikan dana untuk meneruskan kegiatan fasilitasi legalisasi NSPK menjadi Permen di tahun 2018
1. Jumlah Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang
6 Kebijakan
6 Kebijakan
6 Kebijakan
79% 1. Tersedianya Dokumen perencanaan yang mendukung penyelenggaraan penataan ruang.
2. Tersedianya dokumen pengelolaan data dan informasi RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan dan RTR KSN dan sebagai salah satu upaya media komunikasi Pemerintah dengan stakeholder terkait.
3. Tersedianya bahan evaluasi untuk mendorong percepatan penyelesaian program perencanaan tata ruang nasional
Capaian fisik hanya sebesar 79% akan tetapi presentase ini sama dengan 100% jika mengacu pada perubahan ruang lingkup setelah kebijakan penghematan diterapkan di pertengahan tahun anggaran
Penembangan sistem informasi pengelolaan RTR nasional dan sosialisasinya akan diteruskan di tahun 2018
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan akan diintensifkan di tahun 2018
Pengembangan aplikasi web GIS tata ruang akan dilanjutkan serta lebih mengintensifkan keterlibatan di kegiatan Kebijakan Satu Peta
Sumber: Hasil Analisis 2017
BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-11
Perubahan DIPA anggaran karena pemotongan anggaran pada bulan Agustus tidak mengurangi output (kuantitas) kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang, namun secara kualitas pekerjaan yang dilaksanakan berubah sehingga tidak sesuai dengan rencana awal. Hal tersebut terjadi karena terdapat tahapan kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan anggaran. Selain itu banyak faktor eksternal yang cukup mempengaruhi penyelesaian kegiatan seperti pencapaian penyepakatan atau konsensus atas muatan kegiatan yang dikerjakan, proses pembahasan pembahasan kegiatan legalisasi harus menunggu konfirmasi/undangan dari Kementerian/Lembaga, proses legalisasi yang belum menjadi prioritas sehingga tidak terjadwalkan, dan lain sebagainya.
Pada tabel dibawah akan dijelaskan lebih detail hasil kegiatan dan status (capaian) kegiatan yang dikerjakan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang beserta kendala yang dihadapi pada saat proses pengerjaan kegiatan.
Indikator Kinerja Kegiatan 1
Indikator Kinerja Kegiatan 1 pada Direktorat Perencanaan Tata Ruang terdiri dari tiga tipologi Rencana Tata Ruang yaitu, Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN), dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perbatasan Negara.
Tabel 3.4 Status Kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Indikator Kegiatan I
KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi Kendala
Indikator I : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
1.
Penyiapan Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan Sektoral
Tersusunnya matriks kesesuaian muatan RTRWN dengan Rencana Tata Ruang yang lebih rinci maupun Rencana Strategis/Induk Sektoral;
Terlaksananya diskusi-diskusi dan diseminasi/sosialisasi hasil revisi RTRWN dengan pemangku kepentingan terkait;
Integrasi muatan RTRWN dengan Rencana Sektoral
Terlaksananya Pencetakan PP No. 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
Tersusunnya matriks sandingan muatan RTRWN dengan rencana Sektoral
Tersusunnya Matrik Rencana Sektor: Perhubungan Laut (Pelabuhan), Udara (Bandar Udara), Jaringan Jalan Bebas Hambatan (PUPR), Kelautan dan Perikanan
Berita Acara matriks sandingan muatan RTRWN dengan rencana sektoral Integrasi muatan RTRWN dengan Rencana Rinci
Matrik RTR 7 Pulau/Kepulauan namun hanya 4 pulau yang terakomodasi (Pulau Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Maluku)
Matrik kesesuaian muatan RTR 7 Pulau/Kepulauan namun hanya 4 pulau yang terakomodasi (Pulau Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Maluku
Belum tercapainya BA HAsil Konfirmasi Kesesuaian Matrik
Telah dilaksanakan Sosialisasi dengan Pemerintah Daerah tentang PP. 13 thn 2017
Target tidak tercapai Tidak tersusunnya matriks hasil sandingan RTRWN dengan Kebijakan Sektoral/Daerah serta rencana rinci, serta sosialisasi tidak dapat dilaksanakan
Akibat Pemotongan anggaran, terdapat kegiatan yang tidak dilaksanakan seperti:
Matrik kesesuaian dengan RTR 7 Pulau/Kepulauan hanya bisa dibuat 4 pulau
Tidak mendapatkan BA Konfirmasi Kesesuaian Matrik dengan sector
Kegiatan sosialisasi tidak dapat dilaksanakan
Laporan Kinerja Tahun 2017
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-12
KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi Kendala
Indikator I : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara
Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
2.
Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin (Lokpri Kobalima Timur)
Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:
Pola dan Struktur Ruang
Peraturan Zonasi
Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:
Pola dan Struktur Ruang
Peraturan Zonasi
Target tercapai 1. Tidak mendapat kendala 2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun
2018 berupa penyepakatan dengan pemerintah daerah dan K/L, serta tahap legislasi
3. Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan (Lokpri Nunukan)
Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:
Pola dan Struktur Ruang
Peraturan Zonasi
Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:
Pola dan Struktur Ruang
Peraturan Zonasi
Target tercapai
1. Tidak mendapat kendala 2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun
2018 berupa penyepakatan dengan pemerintah daerah dan K/L, serta tahap legislasi
4. Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow (Lokpri MuaraTami)
Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:
Pola dan Struktur Ruang
Peraturan Zonasi
Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:
Pola dan Struktur Ruang
Peraturan Zonasi
Target tercapai
1. Tidak mendapat kendala 2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun
2018 berupa penyepakatan dengan pemerintah daerah dan K/L, serta tahap legislasi
5
Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau (Lokpri Badau dan Lokpri Putussibau Utara) dan Paloh Aruk (Lokpri Paloh dan Lokpri Sanjingan Besar)
Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:
Pola dan Struktur Ruang
Peraturan Zonasi
Telah tersusunya dokumen RDTR Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi:
Pola dan Struktur Ruang
Peraturan Zonasi
Target tercapai 1. Tidak mendapat kendala 2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun
2018 berupa penyepakatan dengan pemerintah daerah dan K/L, serta tahap legislasi
6. Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT), Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)
Penyepakatan dan Penetapan rancangan RDTR kawasan perbatasan negara di Motaain dan Wini (yang dilengkapi dengan Peraturan Zonasi (PZ) beserta Lampiran peta) yang siap diproses Legalisasi yang disusun pada tahun 2015 dan dimantapkan pada tahun 2016;
Terumuskannya RDTR yang materi/substansinya telah disepakati dan siap dilegalisasi
Tersedianya Rancangan Peraturan Perundangan tentang RDTR Kawasan Perbatasan Negara di Entikong, Wini dan Motaain
Sudah tersusun batang tubuh rancangan peraturan (draft 0)
Belum mendapatkan BA hasil sinkronisasi dengan sektor dan pemda
Sudah tersusunnya Indikasi program (Draft 1) namun belum final
Target tidak tercapai Tidak tercapainya RDTR yang siap legalisasi beserta kesepakatan antara sektor dan Pemda
1. Akibat pemotongan anggaran pada tengah tahun banyak proses pelaksanaan kegiatan yang tidak bisa dilanjutkan seperti:
Mendapatkan BA kesepakatan dengan sektor dan Pemda
Penyelesaian Indikasi Program 2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun
2018
Laporan Kinerja Tahun 2017
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-13
KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi Kendala
Indikator I : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)
7. Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur
Tercapainya kesepakatan antara sektor daerah (pemerintah daerah) dan pusat (Kementerian/Lembaga) tentang substansi RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur;
Terlaksananya pembahasan dokumen Raperpres RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur di Kementerian Hukum dan HAM
Tersusunnya dokumen Raperpres RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur yang telah siap dibahas oleh Kementerian Hukum dan HAM.
Telah tersusun Roadmap Penyusunan RTR KSN Jabodetabekpunjur
Pembaruan data terkait muatan RTR KSN Jabodetabekpunjur
Tercapainya BA Acara Konsultasi Peta dengan BIG
Belum mendapatkan Naskah Kesepakatan dengan daerah
Belum mendapatkan BA Konsultasi Publik dan Sektor
Pada 2018 diharapkan untuk bisa dilaksanakan pembahasan di Kumham
Target tidak tercapai
1. Akibat pemotongan anggaran pada tengah tahun banyak proses pelaksanaan kegiatan yang tidak bisa dilanjutkan seperti:
Mendapatkan BA atau naskah kesepakatan dengan sektor dan Pemda
Penyelesaian Muatan Dokumen RTR KSN
Pelaksanaan Konsensus untuk mendapatkan kesepakatan
2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun 2018
8. Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN
Raperpres RTR KSN yang telah dibahas dalam proses harmonisasi bersama Kementerian Hukum dan HAM dan Sekretariat Kabinet. a) RTR KSN yang telah dilegalisasi:
Toraja
Jantung Kalimantan
Cekungan Bandung
Kedungsepur b) Draft Raperpres yang siap
dibahas di Kumham
Timika
Komodo
Raja Ampat
Gerbangkertasusila
Timika
Updating data dan informasi muatan RTR KSN Timika Toraja
Telah mendapatkan BA Pembaharuan dengan sektor
Masih dilakukannya Rapat harmonisasi di Kumham, belum bisa lanjut ke Setkab
Jantung Kalimantan
Rapepres Jantung Kalimantan masih dilaksanakan pembahasan di Kumham Cekungan Bandung
Pembahasan Raperpres RTR Cekungan Bandung terhenti di Setkab karena dinamika yang terjadi (isu PSN)
Kedungsepur
Telah menjadi produk legal Perpres No.78 Tahun 2017 Komodo
Masih dalam pembahasan dan penyepakatan muatan dengan sektor terkait muatan RTR KSN
Raja Ampat
Penyusunan Dokumen RTR KSN Raja Ampat
Belum mendapatkan Naskah Kesepakatan di Daerah Gerbangkeratasusila
Telah medapatkan Naskah Kesepakatan daerah dan BA Panitia Antar Kementerian terkait muatan RTR KSN Gerbangkertasusila
Target tidak tercapai dengan maksimal karena hanya Kedungsepur menjadi Produk Legalisasi
1. Akibat pemotongan anggaran pada tengah tahun banyak proses pelaksanaan kegiatan yang tidak bisa dilanjutkan seperti:
Mendapatkan BA atau naskah kesepakatan dengan sektor dan Pemda
Penyelesaian Muatan Dokumen RTR KSN
Pelaksanaan Konsensus untuk mendapatkan kesepaktan
2. Kebijakan di Kumham yang hanya bisa melaksanakan 4 (empat) pembahasan Raperpres saja untuk satu Kementerian
Laporan Kinerja Tahun 2017
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-14
KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi Kendala
Indikator I : Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara
9. Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara
RTR KSN Perbatasan Negara (Aceh-Sumatera Utara dan Riau-Kep.Riau) yang telah dilegalisasi
Aceh-Sumut
Masih dilaksanakan pembahasan di Setkab
Belum mendapatkan BA kesepakatan dengan Pemda dan Stakeholder terkait
Terselesaikannya Batang Tubuh muatan Raperpres KSN Perbatasan Aceh-Sumut
Belum terselesaikannya Lampiran Peta RTR KSN Perbatasan Aceh-Sumut yang disepakati
Belum disepakatinya indikasi program pada RTR KSN Aceh-Sumut
Rapepres Aceh-Sumut belum mendapatkan panggilan dari Setkab untuk dibahas
Riau-Kep.Riau
Masih dilaksanakan pembahasan di Setkab
Belum mendapatkan BA penyepakatan dengan Pemda dan Stakeholder terkait
Terselesaikannya Batang Tubuh muatan Raperpres KSN Perbatasan Riau-Kepri
Belum terselesaikannya Lampiran Peta RTR KSN Perbatasan Riau-Kepri yang disepakat
Belum disepakatinya indikasi program pada RTR KSN Riau-Kepri
Rapepres Riau-Kepri belum mendapat kesepakatan batas administrasi dan negara sehingga belum bisa diserahkan kepada Setkab
Target tidak tercapai dengan maksimal karena tidak terlegalisasinya RTR KSN Perbatasan Aceh-Sumut, Riau-Kep.Riau
1. Besarnya faktor eksternal untuk penyelesaian RTR KSN Perbatasan Negara Aceh-Sumut, Riau-Kepri
2. Kegiatan rounding-up yang belum selesai dilanjutkan kembali pada tahun 2018
10.
Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah
Pelaksanaan Sosialisasi ke daerah dan Kementerian/Lembaga terkait RTR Kawasan Perbatasan Negara
Pelaksanaan Sosialisasi di Sulawesi Utara
Belum melaksanakan publikasi ke Kementerian/Lembaga
Belum dapat melaksanakan evaluasi terkait sosialisasi
Target tidak tercapai 1. Akibat Pemotongan anggaran tidak bisa
melaksanakan sosialisasi dan monev hasil sosialisasi
2. Kegiatan terkait sosialisasi tidak dilanjutkan pada tahun 2018
Sumber: Hasil Analisis 2017
Laporan Kinerja Tahun 2017
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-15
Indikator Kinerja Kegiatan 2
Indikator Kinerja 2 Jumlah Dokumen Norma/Standart/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang dicapai melalui pelaksanaan 2 (dua) pekerjaan yaitu :
Tabel 3.5 Status Kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Indikator Kegiatan 2
KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi
Kendala/ Tindak Lanjut
Indikator 2 : Jumlah Norma/Standart/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang
Tanpa Suboutput
11. Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang
Legalisasi Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten, Kota, Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabuopaten/Kota
Review Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota telah selesai progres legalisasinya menunggu tanda tangan dari Menteri ATR/BPN
Belum terselesaikannya Draft Review Pedoman RDTR dan PZ yang siap untuk dibahas dan kemudian dilegalkan karena masih terdapat muatan yang kurang
Target tidak tercapai dengan maksimal
1. Akibat pemotongan anggaran terdapat proses-proses yang tidak dilakukan dan tidak dapat melanjutkan penyelesaian review Pedoman RDTR dan PZ
2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun 2018
12. Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional
Draft RUU tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional
Belum tersusunnya Draft RUU Pengelolaan Ruang Udara yang final, karena masih perlu dilakukan pembahasan dan kajian lebih lanjut
Belum ada pembahasan antar K/L dan temu pakar terkait muatan RUU PRUN
Pada tahun 2018 didrop pada list kegiatan karena substansi yang terdapat pada kajian RUU PRUN dianggap tidak perlu menjadi Undang-Undang tersendiri
Hasil kajian yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai masukan dalam Peraturan yang lain
Target tidak tercapai dengan maksimal
1. Akibat pemotongan anggaran terdapat proses-proses yang tidak dilakukan dan tidak dapat dilanjutkan:
Pembahasan dengan pakar tidak dilakukan
pembahasan dengan K/L terkait substansi pengelolaan ruang udara tidak dilakukan
pembahasan daerah kurang 2. Kegiatan tidak dilanjut pada tahun
2018 karena dirasa tidak perlu disusun PRUN, namun hasil kajian bisa digunakan sebagai bahan masukan kegiatan perencanaan
Sumber: Hasil Analisis 2017
Laporan Kinerja Tahun 2017
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-16
Indikator kinerja kegiatan 3
Indikator Kinerja 3 Jumlah Dokumen Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang dicapai melalui pelaksanaan 5 (lima) paket pekerjaan :
Tabel 3.6 Status Kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Indikator Kegiatan 3
KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi Kendala/ Tindak Lanjut
Indikator 3 : Jumlah Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang
Tanpa Suboutput
13. Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang
Tersusunnya kebijakan pemrograman dan penganggaran Direkorat Perencanaan Tata Ruang tahun anggaran 2018.
Tersusunnya Rencana Kegiatan Tahun Anggaran 2018 Dit.Perencanaan Tata Ruang Hasil Trilaretal Meeting antara Kementerian ATR/BPN, Kementerian Keuangan, dan Bappenas
Tersusunya TOR dan RAB Kegiatan 2018
Merupakan kegiatan tahunan dan Target Tercapai
Target tercapai 1. Dinamika yang tinggi dalam pelaksanaan perencanaan program dan penganggaran sehingga sering mengalami perubahan perubahan
2. Akibat pengurangan anggaara berdampak Kurang maksimal hasil analisis dalam penyusunan laporan Kebijakan Strategis dan Usulan Program Perencanaan Tata Ruang T.A. 2018
3. Merupakan kegiatan tahunan yang akan dilanjutkantiap tahun
14. Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang
Terlaksananya monitoring pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2017;
Tersusunnya dokumen LKj sebagai media pertanggungjawaban pemanfaatan dana APBN Tahun Anggaran 2017;
Tersusunnya dokumen Monev Pengelolaan KSN Tahun 2017.
Tersusunnya Draft Lapran Kinerja Dit.Perencanaan Tata Ruang T.A. 2017
Tersusunya Laporan Monev
Pelaksanaan POK pada tiap bulannya pada TA 2017
Merupakan kegiatan tahunan dan Target Tercapai
Target tercapai 1. Kurang maksimalnya data yang didapat dalam penyusunan laporan monev dan kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang, karena tidak bisa melaksanakan pendampingan saat penyusunan substansi atau substansi yang telah jadi.
2. Merupakan kegiatan tahunan yang akan dilanjutkan tiap tahun
15. Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional
Terbarukannya Database Sistem Informasi Tata Ruang Nasional (SITARUNAS) dengan data yang lebih baru, mutakhir, menarik, informatif, dan mudah diakses melalui fasilitas aplikasi internet (on-line).
Updating data Rencana Tata Ruang Nasional
Pemeliharan web SITARUNAS
Merupakan kegiatan tahunan dan Target Tercapai walau tidak maksimal
Target tercapai 1. Akibat pemotongan anggran sehingga Kurangnya informasi bidang perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan dan KSN kepada stake holder karena minimnya anggaran penyebarluasan SITARUNAS yang memuat data tabular dan tekstual serta peta perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan dan KSN
2. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun 2018
Laporan Kinerja Tahun 2017
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-III
BAB III-17
KEGIATAN Target Hasil Kegiatan Capaian Substansi Kendala/ Tindak Lanjut
Indikator 3 : Jumlah Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang
Tanpa Suboutput
16.
Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang
Hasil Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang:
Terintegrasinya Peta Rencana Tata Ruang
Tersusunnya Buku Hasil Integrasi Peta Rencana Tata Ruang di Pulau Kalimantan
Terkompilasi Peta RTRW se Indonesia
Tersusunnya Peta RTRW Nasional, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota dan RTR KSN yang terintegrasi
Target tercapai Adanya pemotongan anggaran yang berdampak pada:
Kurangnya data yang diperoleh dalam proses integrasi untuk Kebijakan Satu Peta
Terhambatnya proses Update-ing data RTRWN
17. Pengembangan Aplikasi Web GIS Penataan Ruang
Pengembangan Database GIS Penataan Ruang:
Tersusunnya Katalog Struktur Database
Penerapan Struktur Database pada Data Spasial RTRW
Migrasi Data Spasial RTR ke Server BPN
Tersusunnya Peta RTRW Nasional, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota dan RTR KSN yang sesuai dengan KUGI
Target tercapai Adanya pemotongan anggaran yang berdampak pada kurangnya masukan yang diperoleh dalam penyusunan struktur database
Sumber: Hasil Analisis 2017
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-18
3.1.3. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Pada Tahun
2017 dengan Tahun Sebelumnya
Bagian ini menampilkan perbandingan capaian kinerja dari tahun 2015 sampai tahun 2017. Indikator kinerja yang digunakan sebagai dasar pengukuran adalah indikator kinerja pada tahun 2017, sebab untuk tahun 2015 dan tahun 2016 memiliki indikator kinerja yang berbeda. Hal ini terjadi dikarenakan: a. Indikator tahun 2015 sudah mulai disusun/disiapkan pada tahun 2014 dimana saat itu Ditjen
Tata Ruang masih bergabung dengan Kementerian Pekerjaan Umum dengan nama Ditjen Penataan Ruang. Sehingga saat menyusun indikator kinerja masih menggunakan nomenklatur saat struktur organisasi masih bernama Ditjen Penataan Ruang. Satuan yang digunakan pada waktu menyusun indikator kinerja masih berupa dokumen karena mengikuti ketentuan bahwa untuk level Kegiatan maka indikatornya masih berbentuk Output
b. Indikator kinerja tahun 2016 masih menggunakan indikator yang sama dengan tahun 2015 namun Kementerian ATR/BPN mulai mengarahkan agar indikator kinerja di level Kegiatan tidak berupa output namun sudah bersifat outcome sementara, selain satuan keluaran tidak lagi berbentuk dokumen namun lebih bersifat substansi. Di akhir tahun 2016 mulai dilakukan perbaikan indikator kinerja dengan menggunakan struktur ADIK agar terjadi kesinambungan antara indikator kinerja di Renstra dengan RKA-KL
c. Indikator kinerja tahun 2017 sudah disesuaikan dengan struktur ADIK dan RKA-KL sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan di akhir tahun 2016
d. Pengukuran kinerja tata ruang dari tahun 2015 sampai tahun 2017 (indikator kinerja dan target output) masih menggunakan pengukuran proses suatu kegiatan, dan belum menggambarkan hasil atau manfaat dari suatu kegiatan. Akan tetapi pada tahun 2017 Direktorat Perencanaan Tata Ruang berusaha menggunakan indikator kinerja yang mendekati pengukuran hasil atau manfaat (outcome) dan mengikuti kebijakan money follow programme.
Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2017 perlu memperhatikan beberapa hal seperti perbedaan indikator output pada Perjanjian Kinerja yang telah disepakati oleh Pejabat Eselon 2. Jumlah target dan realisasi kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2017 lebih sedikit dibandingkan pada tahun 2016, hal tersebut karena pagu anggaran pada tahun 2017 jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun tahun 2015 jumlah alokasi dana di Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebesar Rp. 105.426.400.000 untuk melaksanakan 72 paket pekerjaan. Pada 2016 jumlah pagu anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebesar Rp. 42.962.113.000 (setelah penghematan anggaran APBN-P) dengan total pekerjaan yang dikerjakan sebanyak 57 paket pekerjaan sedangkan pada tahun 2017 pagu anggaran sebesar Rp. 10.746.205.000 (setelah penghematan anggaran APBN-P) dengan total paket pekerjaan sebanyak 17 paket. Dapat dilihat walaupun target pekerjaan yang dilaksanakan pada tahun 2017 lebih sedikit dibanding pada tahun 2015 dan 2016 namun realisasi kinerja dapat terpenuhi dengan baik serta prosentase penyerapan keuangan yang lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sandingan indikator kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang tahun 2015-2016 dan 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-19
Tabel 3.7 Sandingan Indikator Kinerja Direktorat Perencanaan tahun 2015-2016 dan 2017
No 2015-2016 2017 Keterangan
1 Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang
2 Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
3 Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Pulau Kepulauan
Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Pulau Kepulauan
Tidak muncul di PK 2017 karena tidak ada pekerjaan terkait indikator ini
4 Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
5 Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) termasuk KSN Perbatasan
6 Jumlah Kebijakan Bidang Perencanaan Tata Ruang
Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Nasional, Pulau/ Kepulauan, KSN
7 Jumlah Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang
8 Jumlah Data Informasi Bidang Perencanaan Tata Ruang
Sumber: Hasil Analisis 2017
Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang mulai Tahun 2015 hingga Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.8 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 – 2017
Sasaran Indikator Kinerja
(2017)
2015 2016 2017
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang
10 NSPK
10 NSPK
13 NSPK
12 NSPK
4 NSPK
5 NSPK
Meningkatnya Kuantitas
Rencana Tata Ruang pada
Tingkat Nasional
Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
1 RTRWN
1 RTRWN
2 RTRWN
3 RTRWN
- -
Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Pulau Kepulauan
1 RTR Pulau/ Kepulauan
1 RTR Pulau
/Kepulauan - - - -
Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
10 Lokpri
10 Lokpri
7 Kawasan
Perbatasan
7 Kawasan
Perbatasan
10 Lokpri
10 Lokpri
Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)
42 KSN
42 KSN
50 KSN
41 KSN
15 KSN
15 KSN
Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang Nasional, Pulau/ Kepulauan, KSN
5 Dokumen
5 Dokumen
11 Dokumen
9 Dokumen
1 Dokumen
1 Dokumen
1 Kemitraan
1 Kemitraan
1
Dokumen 1
Dokumen
3 Dokumen
3 Dokumen
3 Dokumen
3 Dokumen
Sumber: Hasil Analisis 2017
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-20
Berdasarkan pencapaian kinerja pada tahun 2017 dapat dilihat bahwa capaian kinerja yang dilaksanakan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2017 Direktorat Perencanaan Tata Ruang telah menghasilkan dokumen legal antara lain :
PP No. 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Perpres No. 11 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Kalimantan Timur - Kalimantan Utara – Sulawesi Utara-Gorontalo-Sulawesi Tengah.
Perpres No.78 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kendal-Demak-Ungaran-Salatiga-Kota Semarang- Purwodadi.
Permen ATR/BPN No.8 tahun 2017 tentang Pedoman Pemberian Persetujuan Substansi dalam Rangka Penetapan Perda RTR Provinsi/Kabupaten/Kota.
Selain menghasilkan dokumen legal capaian Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada tahun 2017 adalah launching aplikasi SITARUNAS (Sistem Tata Ruang Nasional) di website Kementerian ATR/BPN yang dinantinya dapat mempermudah stakeholder, pemangku kepentingan, maupun masyarakat dalam mengakses produk Rencana Tata Ruang yang disusun oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
3.1.4. Perbandingan Target Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2015 –
2019 dengan Capaian Kinerja Tahun 2015 - 2017
Untuk menjabarkan serta mewujudkan amanat rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) maka diperlukan dokumen perencanaan pembangunan nasional yang dapat menjadi acuan pelaksanaan program dan kegiatan untuk mendukung pencapaian program prioritas Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN. Dokumen rencana tersebut adalah Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tata Ruang yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan Direktorat Jenderal untuk melaksanakan tugas dan fungsinya serta berpedoman pada RPJMN 2015-2019 dan bersifat indikatif.
Perjanjian Kinerja sebagai komitmen dan janji yang akan diwujudkan oleh Direktur Perencanaan Tata Ruang sebagai penerima amanah kepada atasan langsungnya yaitu Direktur Jenderal Tata Ruang dengan mengacu pada dokumen DIPA, harus disusun dengan memperhatikan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tata Ruang yang bertujuan tercapainya program Direktorat Jenderal Tata Ruang. Perbandingan antara Rencana Stategis dengan Perjanjian Kinerja, bertujuan untuk mengetahui target apa saja yang telah direalisasikan dan sesuai dengan Rencana Strategis yang telah disusun.
“Renstra sebagai panduan untuk mewujudkan sinkronisasi dan
integrasi seluruh kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang
sesuai dengan visi dan misi Direktorat Jenderal Tata Ruang.
Hasil program dan kegiatan Direktorat Perencanaan Tata
Ruang diharapkan dapat berperan optimal sebagai pedoman
pembangunan nasional sehingga mampu mewujudkan cita-cita
penataan ruang nasional, yaitu ruang wilayah nasional yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
wawasan nusantara dan ketahanan nasional”
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-21
Indikator output dalam dokumen Renstra berbeda dengan indikator output dalam Perjanjian Kinerja tahun 2017. Hal ini dikarenakan pada saat penyusunan Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2015-2019 mengacu terhadap RPJMN 2015-2019. Sementara indikator output dalam Perjanjian Kinerja mengacu pada struktur ADIK yang mulai diterapkan di tahun 2016. Perbandingan antara indikator Output Renstra dan Perjanjian Kinerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.9 Perbandingan Indikator Output Renstra dan Perjanjian Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang
Indikator Output Renstra Indikator Output Perjanjian Kinerja
Keterangan
Jumlah dokumen Kebijakan Teknis, Program Perencanaan Tata Ruang, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja
Tidak masuk dalam Perjanjian Kinerja karena merupakan kegiatan pendukung
Jumlah Dokumen data dan informasi serta kemitraan bidang perencanaan tata ruang
Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk atau mendapatkan fasilitasi pengembangannya dalam perencanaan tata ruang
Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK perencanaan tata ruang Wilayah dan Perdesaan
Jumlah NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang
Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Wilayah Perkotaan
Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali RTRWN
Jumlah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR dan peninjauan kembali RTR Laut Nasional
Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali, dan RTR Pulau/Kepulauan
Jumlah Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan
Tidak ada kegiatan di tahun 2017
Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali, dan RDTR kawasan perbatasan negara
Jumlah Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah I
Jumlah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah II
Jumlah dokumen materi teknis dan review RTR KSN Jabodetabekjur
Sumber: Hasil Analisis 2017
Dari perbandingan antara kegiatan yang ada pada Perjanjian Kinerja dengan Renstra Direktorat Jenderal Tahun 2017 dapat diketahui apakah target Renstra sudah dilaksanakan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang untuk Tahun Anggaran 2017.
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-22
Tabel 3.10 Perbandingan Target Renstra 2017 dengan Realisasi Kinerja 2017
Sasaran Kegiatan (sesuai Renstra)
Indikator Kinerja (sesuai Renstra)
Target RENSTRA
2017
Perjanjian Kinerja 2017 Selisih Target terhadap Renstra
Target Realisasi
Terwujudnya Perencanaan dan Kemitraan Perencanaan Tata Ruang
1. Jumlah dokumen Kebijakan Teknis, Program Perencanaan Tata Ruang, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja
5 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 2 dokumen (backlog)
2. Jumlah Dokumen data dan informasi serta kemitraan bidang perencanaan tata ruang
3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 0 dokumen
3. Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk atau mendapatkan fasilitasi pengembangannya dalam perencanaan tata ruang
1 kelompok 0 dokumen 0 dokumen 1 dokumen (backlog)
Tersusunnya Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang
1. Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK perencanaan tata ruang Wilayah dan Perdesaan
6 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen (backlog
2. Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Wilayah Perkotaan
4 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 3 dokumen (backlog)
Tersusunnya Dokumen Kajian, Perencanaan, dan Peninjauan Kembali RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, dan Laut Nasional
1. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali RTRWN
0 dokumen 0 dokumen 0 dokumen 0 dokumen
2. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali, dan RTR Pulau/Kepulauan
4 dokumen 0 dokumen 0 dokumen 4 dokumen (backlog)
3. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR dan peninjauan kembali RTR Laut Nasional
1 dokumen 0 dokumen 0 dokumen 1 dokumen (backlog)
Tersusunnya Dokumen Kajian dan Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
1. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali, dan RDTR kawasan perbatasan negara
8 dokumen 5 dokumen 5 dokumen 3 dokumen (backlog)
Tersusunnya Dokumen Kajian, Perencanaan, dan Peninjauan Kembali RTR KSN Wilayah I dan II
1. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah I
3 dokumen/ KSN
3 dokumen/ KSN
3 dokumen/ KSN
0 dokumen
2. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah II
3 dokumen/ KSN
5 dokumen/ KSN
5 dokumen/ KSN
2 dokumen/ KSN (surplus)
3. Jumlah dokumen materi teknis dan review RTR KSN Jabodetabekjur
0 dokumen/ KSN
1 dokumen/ KSN
1 dokumen/ KSN
1 dokumen/ KSN (surplus)
Sumber: Hasil Analisis 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat selisih (backlog maupun surplus) antara target yang ditetapkan dalam renstra dengan realisasi pelaksanaan pekerjaan (perjanjian kinerja) tahun 2017. Beberapa penyebab terjadinya perbedaan tersebut antara lain :
1. Alokasi anggaran yang direncanakan di renstra tahun 2017 berbeda jauh dengan alokasi anggaran yang diperoleh. Pada dokumen Renstra pagu dana Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada tahun 2017 sebesar Rp. 87,44 Milyar dan yang didapat di awal tahun anggaran sebesar Rp. 16,801 M yang kemudia dihemat menjadi Rp. 10,746. Perbedaan alokasi dana yang cukup signifikan ini secara langsung akan mempengaruhi target output yang dilaksanakan di tahun 2017
2. Pendekatan pemrograman mulai tahun 2016 berubah dari semula money follow function menjadi money follow programme sehingga pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di tahun 2017 diprioritaskan untuk pekerjaan yang mendukung pencapaian Prioritas Nasional, salah
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-23
satunya adalah Kawasan Perbatasan dengan demikian pekerjaan untuk mendukung indikator lainnya (terutama terkait pekerjaan yang mendukung Prioritas Kementerian/Lembaga) sangat terbatas.
Untuk menutupi backlog pencapaian target renstra tersebut agar dapat mencapai target renstra maka akan diupayakan untuk dialokasikan dana untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan terkait bakclog di tahun 2018. Namun rencana ini akan membutuhkan alokasi dana yang cukup besar sehingga dikhawatirkan tidak tersedia alokasi dana yang cukup untuk memenuhi backlog tersebut. Selain itu akan dilakukan upaya untuk efisiensi pengalokasi anggaran untuk penyelesaian pekerjaan, simplifikasi prosedur penyelesaian pekerjaan, memanfaatkan teknologi informasi untuk mengurangi alokasi anggaran serta penggabungan-penggabungan untuk tahapan pekerjaan yang sama atau pelaksanaan pekerjaan di lokasi yang sama. Satu hal yang cukup siginifikan yang perlu diperbaiki adalah penerapan besaran kebijakan penghematan agar memperhatikan urgensi penyelesaian pekerjaan (apakah mendukung pencapaian program Prioritas nasionala atau tidak), memperhatikan resource alokasi anggaran yang bisa dihemat (sumber penghematan hanya bisa dari alokasi pekerjaan swakelola karena untuk pekerjaan kontraktual dikhawatirkan akan mendapat tuntutan dari pihak ketiga), serta memperhatikan alokasi anggaran yang belum terserap.
Untuk memenuhi target-target Renstra 2015-2019, masih terdapat sisa alokasi waktu selama 2 tahun (2018 dan 2019) sehingga perlu disandingkan keseluruhan backlog pencapaian target tersebut untuk digunakan sebagai acuan pemrograman pekerjaan di tahun 2018 dan 2019. Backlog pencapaian target per indikator kinerja untuk pemenuhan target Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 11 Perbandingan Realisasi Kinerja 2015-2017 dengan Target Renstra
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Renstra 2015-2017
Realisasi 2015- 2017
Backlog/ Surplus 2015-2017
Target Rentra
2015-2019
Backlog/ Surplus
2015-2019 (sesuai Renstra) (sesuai Renstra)
Terwujudnya Perencanaan dan Kemitraan Perencanaan Tata Ruang
1. Jumlah dokumen Kebijakan Teknis, Program Perencanaan Tata Ruang, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja
13 dokumen
17 dokumen
4 dokumen
25 dokumen
-8 dokumen
2. Jumlah Dokumen data dan informasi serta kemitraan bidang perencanaan tata ruang
9 dokumen
10 dokumen
1 dokumen
15 dokumen
-5 dokumen
3. Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk atau mendapatkan fasilitasi pengembangannya dalam perencanaan tata ruang
3 kelompok
0kelompok
0 kelompok
5 kelompok -5k
elompok
Tersusunnya Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang
1. Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK perencanaan tata ruang Wilayah dan Perdesaan
10 dokumen
10 dokumen
0 dokumen
22dokumen
-12 dokumen
2. Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Perencanaan Tata Ruang Wilayah Perkotaan
19 dokumen
10 dokumen
-6 dokumen
29dokumen
-19 dokumen
Tersusunnya Dokumen Kajian, Perencanaan, dan Peninjauan Kembali RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, dan Laut Nasional
1. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali RTRWN
1 dokumen
2 dokumen
1 dokumen
2 dokumen
0 dokumen
2. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali, dan RTR Pulau/Kepulauan
8 dokumen
2 dokumen
-6 dokumen
7 dokumen
-5 dokumen
3. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR dan peninjauan kembali RTR Laut Nasional
3 dokumen
1 dokumen
2 dokumen
1 dokumen
0 dokumen
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-24
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Renstra 2015-2017
Realisasi 2015- 2017
Backlog/ Surplus 2015-2017
Target Rentra
2015-2019
Backlog/ Surplus
2015-2019 (sesuai Renstra) (sesuai Renstra)
Tersusunnya Dokumen Kajian dan Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
1. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali, dan RDTR kawasan perbatasan negara
24 dokumen
26 dokumen
2 dokumen
40 dokumen
-14 dokumen
Tersusunnya Dokumen Kajian, Perencanaan, dan Peninjauan Kembali RTR KSN Wilayah I dan II
1. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah I
36 dokumen/
KSN
31 dokumen/
KSN
-5 dokumen/
KSN
36 dokumen/
KSN
-5 dokumen/
KSN
2. Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR, peninjauan kembali RTR KSN Wilayah II
37 dokumen/
KSN
58 dokumen/
KSN
19 dokumen/
KSN
39 dokumen/
KSN
19 dokumen/
KSN
3. Jumlah dokumen materi teknis dan review RTR KSN Jabodetabekjur
1 dokumen/
KSN
3 dokumen/
KSN
1 dokumen/
KSN
1 dokumen/
KSN
2 dokumen/
KSN
Jika melihat tabel sandingan diatas dapat diketahui pada tahun 2015-2017 Direktorat
Perencanaan Tata Ruang memiliki banyak backlog terhadap indikator kinerja Renstra Direktorat
Jendral Tata Ruang. Tidak tersedianya anggaran kegiatan menjadi salah satu dampak tidak
terpenuhinya target Renstra, selain itu pada tahun 2017 atas arahan BAPPENAS (Badan
Perencanaan Nasional) untuk memenuhi dan mendukung program NAWACITA yaitu membangun
daerah perbatasan, maka program kegiatan Direktorat Perencaan Tata Ruang pada tahun 2017
diarahkan untuk menyusun RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Kawasan Perbatasan Negara.
Tentunya apabila terdapat target pada Renstra telah terpenuhi atau melebihi target tentu akan
menjadi nilai lebih bagi Direktorat Perencanaan Tata Ruang dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya. Namun bila target Renstra belum tercapai dan masih terdapat kekurangan (backlog)
tentu menjadi tantangan bagi Direktorat Perencanaan Tata Ruang untuk dapat menyelesaikan
target Renstra. Dalam upaya Direktorat Perencanaan Tata Ruang untuk memenuhi target Renstra
Direktorat Jenderal Tata Ruang perlu dipersiapkan rencana-rencana strategis sebagai upaya
dalam menyelesaikan/memenuhi backlog capaian Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang 2015-
2019.
Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang setelah tiga tahun anggaran berjalan tentu dibutuhkan
informasi sejauh mana capaian dalam Renstra sudah dilaksanakan dan bagaimana pemenuhan
target atau masih terdapat kekurangan (backlog). Hal ini tentunya menjadi pertimbangan untuk
dapat dilakukan review Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang apakah masih relevan untuk
digunakan sebagai pedoman penyusunan program anggaran dan rencana pelaksanaan kegiatan
atau perlu adanya perubahan muatan Rensta Direktorat Jenderal Tata Ruang.
Sumber: Hasil Analisis 2017
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-25
3.1.5. Perbandingan Target RPJMN dengan Realisasi Kinerja Tahun 2017
Pelaksanaan penyelenggaraan penataan ruang tentu mengacu pada target-target RPJMN yang
terkait dengan Program Penyelenggaraan Penataan Ruang. Target-target RPJMN pada Program
Penyelenggaraan Penataan Ruang
terdiri dari realisasi kinerja unit
Eselon 2 yang ada di lingkungan
Direktorat Jenderal Tata Ruang yaitu
Sekretariat Direktorat Jenderal Tata
Ruang, Direktorat Perencanaan Tata
Ruang, Direktorat Pemanfaatan
Ruang, Direktorat Penataan
Kawasan, serta Direktorat
Pembinaan Perencanaan Tata Ruang
dan Pemanfaatan Ruang Daerah.
Terpenuhi dan terlaksananya target
RPJMN akan memperlihatkan
besaran konstribusi Direktorat
Jenderal Tata Ruang dalam
mendukung pembangunan nasional.
Sesuai dengan Peraturan Menteri No. 8 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
(SOTK) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, tugas dari Direktorat Perencanaan Tata Ruang
adalah melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis
di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis
nasional. Tugas tersebut diwujudkan dalam kegiatan yang dilaksanakan tiap tahunnya oleh
Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
Dalam rangka pemenuhan target RPJMN, Direktorat Perencanaan Tata Ruang masih memiliki
backlog kegiatan. Kendala dalam pemenuhan target RPJMN tersebut adalah tidak tersedianya
anggaran kegiatan dan juga tidak terintegrasinya Rencana Kegiatan Pemerintah (RKP) tahun 2017
yang dikordinasikan oleh BAPPENAS dengan target RPJMN yang ada.
Berikut adalah perbandingan target RPJMN 2015-2019 dengan realisasi kegiatan Direktorat
Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 untuk mengetahui pekerjaan Direktorat Perencanaan Tata
Ruang yang mendukung pelaksanaan RPJMN.
“RPJMN merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Presiden hasil Pemilihan Umum tahun 2015. RPJMN memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayah, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif “
BAB-III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-26
Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017 Dengan Target RPJMN 2015-2019
No. Kegiatan Sasaran Indikator RPJMN Target RPJMN
2017
Realisasi 2017
Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
Keterangan
1 Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II
Meningkatnya ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif dan harmonis
Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Penataan Ruang yang sudah Mengakomodasi Kebijakan Sektoral
5 dokumen (10 dokumen)
3 dokumen Legalisasi Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten, Kota, Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Review Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota telah selesai progres legalisasinya menunggu tanda tangan dari Menteri ATR/BPN
Total Target : 10 dokumen (Dit. Perencanaan dan Pemanfaatan)
2
Pelaksanaan Penataan Ruang Nasional
Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Wilayah Nasional, Pulau/ Kepulauan, dan Pengelolaan Ruang Udara Nasional
3 dokumen 1 NSPK Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional
Belum tersusunnya Draft RUU Pengelolaan Ruang Udara yang final, karena masih perlu dilakukan pembahasan dan kajian lebih lanjut
Belum ada pembahasan antar K/L dan temu pakar terkait muatan RUU PRUN
Pada tahun 2018 didrop pada list kegiatan karena substansi yang terdapat pada kajian RUU PRUN dianggap tidak perlu menjadi Undang-Undang tersendiri
Hasil kajian yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai masukan dalam Peraturan yang lain
-
Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Wilayah Nasional, Pulau/ Kepulauan, dan Pengelolaan Ruang Laut di atas 12 mil
1 dokumen 0 dokumen - - Telah dilaksanakan pada tahun 2016. Hasil kegiatan menjadi masukan untuk penyusunan RTRWN
Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional
Jumlah Dokumen Kajian, Materi Teknis, Peninjauan Kembali RTRWN
0 dokumen 0 dokumen - - Peninjauan Kembali sudah selesai pada tahun 2016 akhir, dan keluar produk legalnya (PP No.13 Tahun 2017)
Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali, dan RTR Pulau/Kepulauan 4 dokumen
0 dokumen - - Untuk memenuhi backlog terkait RTR Pulau/Kepulauan akan dilaksanakan kegiatan PK pada tahun 2018 dan 2019
Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR dan peninjauan kembali RTR Laut Nasional
1 dokumen
0 dokumen - - Pada tahun 2016 sudah selesai dilakukan kegiatan integrasi RTR Laut dengan RTRWN
BAB-III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-27
No. Kegiatan Sasaran Indikator RPJMN Target RPJMN
2017
Realisasi 2017
Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
Keterangan
2 Pelaksanaan Penataan Ruang Nasional
Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional
Jumlah Dokumen Kajian, Materi Teknis, RTR, Peninjauan Kembali, dan RTR KSN Non Perkotaan
6 dokumen 8 KSN / 2 dokumen
Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang (Timika, Toraja, HoB, GKS, Raja Ampat, Komodo)
Timika
Updating data dan informasi muatan RTR KSN Timika
Toraja
Telah mendapatkan BA Pembaharuan dengan sektor
Masih dilakukannya Rapat harmonisasi di Kumham, belum bisa lanjut ke Setkab
Jantung Kalimantan
Rapepres Jantung Kalimantan masih dilaksanakan pembahasan di Kumham, diharapkan pada tahun 2018 sudah bisa dilanjutkan pembahasan di Setkab
Komodo
Masih dalam pembahasan dengan sektor terkait muatan RTR KSN
Raja Ampat
Penyusunan Dokumen RTR KSN Raja Ampat
Belum mendapatkan Naskah Kesepakatan di Daerah
-
Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara (Aceh-Sumut Riau-Kep.Riau)
Aceh-Sumut Masih dilaksanakan pembahasan di Setkab
Belum mendapatkan BA dengan Pemda dan Stakeholder terkait
Terselesaikannya Batang Tubuh muatan Raperpres KSN Perbatasan Aceh-Sumut
Belum terselesaikannya Lampiran Peta RTR KSN Perbatasan Aceh-Sumut yang disepakati
Belum disepakatinya indikasi program pada RTR KSN Aceh-Sumut
Rapepres Aceh-Sumut belum mendapatkan panggilan dari Setkab untuk dibahas
Riau-Kep.Riau Masih dilaksanakan pembahasan di Setkab
Belum mendapatkan BA dengan Pemda dan Stakeholder terkait
Terselesaikannya Batang Tubuh muatan Raperpres KSN Perbatasan Riau-Kepri
Belum selesai Lampiran Peta RTR KSN Perbatasan Riau-Kepri yang disepakat
Belum disepakatinya indikasi program pada RTR KSN Riau-Kepri
Belum mendapat kesepakatan batas administrasi dan negara sehingga belum bisa diserahkan kepada Setkab
Dilanjutkan pada tahun 2018 dengan harapan bisa menjadi produk legal
BAB-III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-28
No. Kegiatan Sasaran Indikator RPJMN Target RPJMN
2017
Realisasi 2017
Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
Keterangan
3
Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan
Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional
Jumlah Dokumen Kajian, Materi Teknis, RTR dan Peninjauan Kembali RTR KSN Perkotaan
1 Dokumen/ Raperpres
3 KSN/ 1 dokumen
Rounding Up Penyelesaian RTR KSN (Cekungan Bandung, Kedungsepur, Gerbangkertasusila)
Cekungan Bandung Pembahasan Raperpres RTR Cekungan Bandung
terhenti di Setkab karena dinamika yang terjadi (isu PSN)
Kedungsepur Telah menjadi produk legal Perpres No.78 Tahun 2017
Gerbangkeratasusila Telah medapatkan Naskah Kesepakatan daerah dan BA
Panitia Antar Kementerian terkait muatan RTR KSN Gerbangkertasusila
Tahun 2018 diharapkan dapat dilanjutkan harmonisasi di Kumham
RTR KSN Cekungan bandung dan Gerbangkertasusila dilanjutkan pada tahun 2018 dengan harapan bisa menjadi produk legal
Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Review RTR KSN Jabodetabekpunjur
0 Dokumen/ KSN
1 Dokumen/ KSN
Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur
Telah tersusun Roadmap Penyusunan RTR KSN Jabodetabekpunjur
Pembaruan data terkait muatan RTR KSN Jabodetabekpunjur
Tercapainya BA Acara Konsultasi Peta dengan BIG
Belum mendapatkan Naskah Kesepakatan dengan daerah
Belum mendapatkan BA Konsultasi Publik dan Sektor
Pada 2018 diharapkan untuk bisa dilaksanakan pembahasan di Kumham
Dilanjutkan pada tahun 2018 dengan harapan bisa menjadi produk legal
Meningkatnya ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif dan harmonis
Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Perkotaan
2 NSPK 2 NSPK Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang (RDTR dan PZ)
Belum terselesaikannya Draft Review Pedoman RDTR dan PZ yang siap untuk dibahas dan kemudian dilegalkan karena masih terdapat muatan yang kurang
Dilanjutkan pada tahun 2018 dengan harapan bisa menjadi produk legal
4 Pembinaan program Ditjen Penataan Ruang
Meningkatnya pembinaan kelembagaan penataan ruang
Jumlah Dokumen Kajian Informasi Bidang Penataan Ruang
1 dokumen (4)
3 dokumen Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional
Updating data Rencana Tata Ruang Nasional
Pemeliharan web SITARUNAS
Merupakan kegiatan tahunan dan Target Tercapai walau tidak maksimal
Total target RPJMN ada 4 untuk seluruh Direktorat Jendral Tata Ruang
Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang
Tersusunnya Peta RTRW Nasional, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota dan RTR KSN yang terintegrasi
Pengembangan Aplikasi Web GIS Penataan Ruang
Tersusunnya Peta RTRW Nasional, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota dan RTR KSN yang sesuai dengan KUGI
Jumlah Kelompok Masyarakat dan Dunia Usaha yang Terbina
8 kelompok (35)
- - Total target 35 (Dit. Perencanaan, Pemanfaatan, Tawas dan Pembinaan)
Sumber: Hasil Analisis 2017
BAB-III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-29
Tabel 3.13 Backlog Capaian RPJMN 2015-2019 Direktorat Perencanaan Tata Ruang sampai Tahun 2017
No. Kode Sasaran Indikator RPJMN
2015 2016 2017 Backlog sampai
2017 Target Realisasi Backlog Target Realisasi Backlog Target Realisasi Backlog
1
Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II
Meningkatnya ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif dan harmonis
Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Penataan Ruang yang sudah Mengakomodasi Kebijakan Sektoral
3 1 2 5 7 +2 5 3 2 2
2 Pelaksanaan Penataan Ruang Nasional
Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Wilayah Nasional, Pulau/ Kepulauan, dan Pengelolaan Ruang Udara Nasional
1 1 0 3 1 2 3 1 2 4
Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Wilayah Nasional, Pulau/ Kepulauan, dan Pengelolaan Ruang Laut di atas 12 mil
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional
Jumlah Dokumen Kajian, Materi Teknis, Peninjauan Kembali RTRWN
1 1 0 0 2 +2 0 0 0 +2
Jumlah dokumen kajian, materi teknis, peninjauan kembali, dan RTR Pulau/Kepulauan
0 0 0 4 0 4 4 0 4 8
Jumlah dokumen kajian, materi teknis, RTR dan peninjauan kembali RTR Laut Nasional
1 1 0 1 0 1 1 0 1 2
Jumlah Dokumen Kajian, Materi Teknis, RTR, Peninjauan Kembali, dan RTR KSN Non Perkotaan
41 38 3 26 37 +11 6 7 +1 +9
3 Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan
Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional
Jumlah Dokumen Kajian, Materi Teknis, RTR dan Peninjauan Kembali RTR KSN Perkotaan
2 1 1 1 3 +2 1 0 1 0
Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Review RTR KSN Jabodetabekpunjur
1 4 +3 0 1 +1 0 1 +1 +5
Meningkatnya ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif dan harmonis
Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Perkotaan
2 0 2 2 6 +4 2 1 1 +1
4 Pembinaan program Ditjen Penataan Ruang
Meningkatnya pembinaan kelembagaan penataan ruang
Jumlah Dokumen Kajian Informasi Bidang Penataan Ruang
1 1 0 1 3 +2 1 3 +2 +4
Jumlah Kelompok Masyarakat dan Dunia Usaha yang Terbina
8 1 7 8 0 8 8 0 8 25
Sumber: Hasil Analisis 2017
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-30
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa cukup banyak backlog sampai dengan tahun 2017 untuk beberapa target RPJMN. Salah satunya adalah Peninjauan Kembali RTRW Pulau/Kepulauan, Penyusunan NSPK dan Kelompok Masyarakat/Dunia Usaha yang terbina. Penyebab dari cukup banyaknya backlog adalah alokasi dana tiap tahun anggaran jauh di bawah alokasi dana yang ditargetkan di RPJMN serta kebijakan money follow programme sehingga alokasi dana diprioritaskan untuk pekerjaan-pekerjaan yang mendukung kebijakan tersebut.
Penyebab lainnya adalah perubahan struktur organisasi dan perpindahan unit organisasi ke kementerian baru dimana saat RPJMN ini disusun, perencanaan target-target RPJMN masih menggunakan struktur organisasi yang lama dan diasumsikan masih bergabung dengan kementerian yang lama.
3.1.6. Analisis Keberhasilan dan Kegagalan Pencapaian Kinerja
Keberhasilan pencapaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang didukung terselesainya pelaksanaan kegiatan terkait rencana tata ruang nasional, yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang KSN, Rencana Tata Ruang serta Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara (KPN) dan Penyusunan NSPK Bidang Perencanaan Tata Ruang. Namun mengingat saat ini pendekatan yang digunakan adalah money follow programme sehingga pekerjaan terkait Penyusunan RDTR Kawasan Perbatasan Negara menjadi prioritas karena mendukung Prioritas Nasional : Kawasan Perbatasan. Alokasi pendanaan untuk pekerjaan terkait KPN hampir 50% dari total alokasi di Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
Output pelaksanaan kegiatan Penyusunan RDTR KPN secara substansi sudah mencapai 95%. Capaian nilai tersebut sangat membantu capaian kinerja yang dilaksanakan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
Pada beberapa kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Perencanaan Tata Ruang terdapat kendala yang menyebabkan output kegiatan tidak tercapai maksimal. Kendala utama yang dihadapi adalah adanya perubahan anggaran (penghematan) yang terjadi pada pertengahan Tahun Anggaran 2017. Hal tersebut berdampak adanya tahapan pelaksanaan kegiatan yang tidak bisa dilakukan Direktorat Perencanaan Tata Ruang dan mempengaruhi output kegiatan dan juga kualitas kegiatan yang dikerjakan.
Penyebab gagal atau tidak tercapainya output pelaksanaan kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang juga dipengaruhi faktor internal maupun eksternal seperti:
a. Sulitnya diperoleh kesepakatan dengan para stakeholder, baik di tingkat Kementerian/Lembaga maupun dengan pemerintah daerah terkait muatan substansi pekerjaan sementara kesepakatan merupakan salah satu prasyarat dalam rangkaian proses penetapan rencana tata ruang nasional menjadi produk hukum
b. Kebijakan penghematan mengakibatkan cukup banyaknya ruang lingkup pekerjaan yang harus disesuaikan. Hal ini berimplikasi pekerjaan yang sudah dilakukan dan terkena penghematan menjadi useless dan harus dialokasikan kembali di tahun anggaran berikutnya
c. Cukup besarnya beban pengematan yang diterapkan tanpa meperhitungkan besaran alokasi dana yang bisa dihemat (hanya dari pekerjaan swakelola) serta sisa alokasi dana yang belum terserap, pekerjaan yang mendukung pencapain Prioritas Nasional mengakibatkan banyak pekerjaan yang harus dihentikan bahkan pekerjaan yang dianggap urgent menjadi harus terkena dampak penghematan.
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-31
d. Banyaknya kelanjutan pekerjaan-pekerjaan di Direktorat Perencanaan Tata Ruang yang sangat tergantung kepada institusi lain, baik di dalam maupun di luar lingkungan Kementerian ATR/BPN, terutama untuk proses legalisasi (tergantung Kemenhukham dan Setkab untuk Peraturan Pemerintah dan Perpres, serta Biro Hukum untuk Peraturan Menteri). Hal ini berimplikasi, Direktorat Perencanaan Tata Ruang harus menunggu undangan dari instansi tersebut terlebih dahulu untuk dapat melakukan pembahasan sehingga pembahasan terkait muatan yang akan dilegalkan yang membutuhkan waktu yang cukup lama
e. Kemampuan Kementerian Hukum dan HAM dalam membahas dan melegalkan Peraturan Presiden hanya dibatasi 4 Raperpres untuk satu Kementerian dalam jangka satu tahun. Hal ini berimplikasi cukup banyaknya materi-materi yang secara substansi sudah siap untuk dilegalkan menjadi idle karena terhenti di proses legalisasi dan kondisi ini dapat berimplikasi pada saat substansi tersebut dilegalkan perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian agar sesuai dengan kondisi terkini
f. Ketersediaan sumber daya manusia juga menjadi kendala mengingat cukup banyak beban pekerjaan yang harus diselesaian
Beberapa harapan untuk mengurangi akibat dari kegagalan pelaksanaan pekerjaan di tahun 2017 antara lain :
i. Penerapan kebijakan besaran pemotongan untuk penghematan untuk masng-masing unit eselon II atau eselon I perlu mempertimbangkan besaran alokasi yang tidak mempengaruhi pencapaian pekerjaan yang mendukung Program Prioritas Nasional, tidak mempunyai implikasi terhadap tuntutan dari pihak ketiga serta alokasi dana yang sudah terserap
ii. Koordinasi lebih intensif dengan K/L terkait untuk bersama-sama berkomitmen untuk medukung penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang menjadi target Program Prioritas Nasional maupun RPJMN.
iii. Perlunya integrasi untuk aplikasi monitoring dan evaluasi yang dapat memenuhi kebutuhan monitoring evaluasi untuk berbagai keperluan dari berbagai kepentingan agar tidak terlalu banyak aplikasi yang harus diisi dengan tujuan yang sama
iv. Menggunakan data dan informasi yang telah diinput ke berbagai aplikasi monitoring dan evaluasi untuk perencanan kebijakan pemrograman di tahun mendatang
v. Lebih diberikan fleksibilitas dalam pengalokasian anggaran untuk pemenuhan target program prioritas nasional, prioritas bidang maupun prioritas K/L agar target-target yang telah dibebankan dapat dicapai
vi. Perlu koordinasi intensif dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan terkait kebijakan untuk pemenuhan target kegiatan prioritas nasional dan prioritas bidang yang menjadi tanggungjawab Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
vii. Perlunya penambahan sumber daya manusia mengingat adanya keterbatasan ketersediaan sumber daya manusia yang ada namun di sisi lain target yang dibebankan cukup besar
viii. Perlu dilakukannya peninjauan kembali target-target RPJMN 2015-2019 karena sasaran dan indikator dalam matriks program tidak sesuai dengan struktur organisasi dan tugas fungsi Direktorat Jenderal Tata Ruang di Kementerian ATR/BPN serta adanya kebijakan baru dalam pemrograman (semula money follow function menjadi money follow program)
ix. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tata Ruang dan juga Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2015-2019 perlu ditinjau kembali atau direvisi untuk mengakomodasi tugas, fungsi dan kegiatan masing-masing unit kerja Eselon II yang masih dalam tahap
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-32
penyesuaian, serta restrukturisasi sasaran program Ditjen Tata Ruang yang mengarah ke pencapaian outcome dan kinerja Kementerian ATR/BPN.
x. Perlu adanya perencananaan dan tindakan strategis untuk mengatasi kendala penyelesaian kegiatan baik kendala intern maupun dari ekstern sehingga capaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang dapat menjadi lebih baik tiap tahunnya.
xi. Peningkatan koordinasi serta peran aktif dari masing-masing bagian dalam Direktorat Perencanaan Tata Ruang dan juga unit kerja Eselon II lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan swakelola maupun kontraktual.
3.1.7. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penggunaan sumber daya yang efisien dapat dilihat dari kemampuan atau keberhasilan Direktorat Perencanaan Tata Ruang dalam memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk bisa memberikan hasil optimal terhadap kegiatan atau program yang dilaksanakan. Aspek penilaian sumber daya yang berpengaruh dalam effisiensi adalah sumber daya manusia dan penggunaan sarana prasarana.
a. Perubahan Struktur Organisasi dan Tata Laksana Ditjen Tata Ruang Perubahan struktur organisasi dan tata laksana Ditjen Tata Ruang berdampak terhadap perubahan dan pengaturan tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja. Tahun 2017 masih terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan namun tidak sesuai dengan tugas dan fungsi suatu unit kerja, dikarenakan masih berpaku terhadap target dan SOTK unit kerja yang lama. Ketidaksesuaian alokasi pekerjaan tersebut berdampak terhadap beban kerja yang ditanggung oleh suatu unit kerja dan jumlah sumber daya yang ada didalamnya.
b. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia sangat berpengaruh dalam terselesaikannya suatu kegiatan. Baik ditinjau dari kuantitas maupun kualitas dari sumber daya manusia. Kedua hal tersebut akan mempengaruhi hasil kegiatan yang dilakukan dan juga waktu untuk menyelesaikan.
Bila mengacu pada data analis beban kerja maka jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk menyelesaian tugas pokok dan fungsi Direktorat Perencanaan Tata Ruang adalah 115 orang. Namun total Jumlah pegawai PNS di Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebanyak 51 orang dan jumlah pekerjaan yang dilaksanakan sebanyak 17 paket kegiatan. Dengan demikian masih diperlukan tambahan sumber daya manusia sebanyak 64 orang. Untuk menutupi kekurangan tersebut, pada tahun 2017 dilakukan rekruitmen Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk membantu pekerjaan Direktorat Perencanaan Tata Ruang sebanyak 16 orang. Namun kondisi ini masih belum mencukup kebutuhan SDM untuk menyelesaikan tugas dan fungsi Direktorat Perencanaan Tata Ruang. Dengan kuantitas Sumber Daya Manusia Direktorat Perencanaan Tata Ruang yang cukup terbatas, maka seluruh SDM yang tersedia dioptimalkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tahun 2017
c. Sarana Prasarana Sarana prasarana yang dimiliki oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang sudah memadai. Keberadaan sarana prasarana juga mendukung kegiatan yang berjalan di Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
d. Anggaran Dinamika perubahan anggaran pada tahun 2017 menjadi salah satu kendala dalam memenuhi target Perjanjian Kinerja. Banyak kegiatan yang terkena dampak penghematan APBN-P yang menyebabkan kegiatan terhenti maupun kualitas hasil kegiatan tidak sesuai harapan.
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-33
3.2. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja
organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. Pada realisasi anggaran akan terlihat
persentasi penyerapan anggaran yang dilakukan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
Realisasi anggaran akan menampilkan semua anggaran kegiatan yang dilaksanakan oleh
Direktorat Perencanaan Tata Ruang tidak hanya yang tertulis pada Perjanjian Kinerja 2017.
3.2.1. Realisasi Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang
Seperti yang telah dijelaskan pada Bab 2, Direktorat Jenderal Tata Ruang mengalami perubahan anggaran yang dinamis selama tahun anggaran 2017. Perubahan tersebut juga mempengaruhi anggaran yang dikelola oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang. Dalam perjanjian kinerja DIPA-0 Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada awalnya mengelola anggaran sebesar Rp. 17.001.356.000 yang kemudian berkurang Rp. 200.000.000 untuk administrasi layanan umum ke Sekertariat Direktorat Jenderal sehingga pada DIPA revisi 1 alokasi anggaran menjadi Rp.16.801.356.000. Pada DIPA revisi 4 anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Nasional berkurang menjadi Rp.10.746.205.000 akibat Penghematan anggaran pemerintah melalui Inpres No. 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Anggaran sebesar sekitar Rp. 6,5 Milyar.
Pada tabel dibawah ini akan dijelaskan lebih lanjut perihal perubahan anggaran dari DIPA 1 ke DIPA 6 dan juga realisasi anggaran kegiatan Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun Anggaran 2017.
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-34
BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Tabel 3.14 Perubahan DIPA Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017
PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/AKTIFITAS
DIPA 0 DIPA 1 DIPA 2 DIPA 3 DIPA 4 DIPA 5 DIPA 6 DIPA 6 (POK 18)
07 Desember 2016 25 Januari 2017 14 Februari 2017 27 Juli 2017 10 Agustus 2017 25 Agustus 2017 29 November 2017 8 Desember 2017
Perencanaan Tata Ruang 17,001,356,000 16,801,356,000 16,801,356,000 17,311,216,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara
11,771,028,000 11,571,028,000 11,571,028,000 11,863,803,000 7,823,682,000 7,680,373,000 7,680,373,000 7,680,373,000
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 1,359,412,000 1,359,412,000 1,359,412,000 1,422,186,000 417,353,000 369,467,000 366,530,000 377,457,000
1 Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan
1,359,412,000 1,359,412,000 1,359,412,000 1,422,186,000 417,353,000 369,467,000 366,530,000 377,457,000
Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara 6,708,402,000 6,408,402,000 6,408,402,000 6,438,402,000 5,469,899,000 5,169,904,000 5,140,439,000 5,119,279,000
2 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin
1,393,089,000 1,193,089,000 1,193,089,000 1,193,089,000 1,193,089,000 1,129,614,000 1,129,614,000 1,129,614,000
3 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan
1,499,157,000 1,299,157,000 1,299,157,000 1,299,157,000 1,299,157,000 1,239,527,000 1,239,527,000 1,239,527,000
4 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow
1,244,741,000 1,244,741,000 1,244,741,000 1,244,741,000 1,244,741,000 1,046,068,000 1,046,068,000 1,046,068,000
5 Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau dan Paloh Aruk
1,450,157,000 1,550,157,000 1,550,157,000 1,550,157,000 1,550,157,000 1,433,588,000 1,433,588,000 1,433,588,000
6 Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT),Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)
1,121,258,000 1,121,258,000 1,121,258,000 1,151,258,000 182,755,000 321,107,000 291,642,000 270,482,000
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) 6,337,295,000 7,606,428,000 7,606,428,000 8,006,430,000 3,872,860,000 4,282,004,000 4,346,808,000 4,367,274,000
7 Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur
1,134,081,000 1,134,081,000 1,134,081,000 1,204,082,000 363,066,000 430,415,000 428,587,000 428,587,000
8 Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN 1,500,000,000 1,500,000,000 1,500,000,000 1,570,000,000 950,748,000 1,058,912,000 1,060,740,000 1,060,740,000
9 Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara
1,069,133,000 521,615,000 521,615,000 551,615,000 253,938,000 262,888,000 320,169,000 330,402,000
10 Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah
647,518,000 647,518,000 677,518,000 368,678,000 388,787,000 363,908,000 363,908,000
Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang
1,850,578,000 1,850,578,000 1,850,578,000 1,950,578,000 954,017,000 1,024,252,000 1,024,252,000 1,024,252,000
Tanpa Suboutput 1,850,578,000 1,850,578,000 1,850,578,000 1,950,578,000 954,017,000 1,024,252,000 1,024,252,000 1,024,252,000
11 Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang
850,578,000 850,578,000 850,578,000 920,578,000 555,527,000 616,765,000 615,631,000 615,968,000
12 Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional
1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,030,000,000 398,490,000 407,487,000 408,621,000 408,284,000
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-35
BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/AKTIFITAS
DIPA 0 DIPA 1 DIPA 2 DIPA 3 DIPA 4 DIPA 5 DIPA 6 DIPA 6 (POK 18)
07 Desember 2016 25 Januari 2017 14 Februari 2017 27 Juli 2017 10 Agustus 2017 25 Agustus 2017 29 November 2017 8 Desember 2017
Perencanaan Tata Ruang 17,001,356,000 16,801,356,000 16,801,356,000 17,311,216,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000 10,746,205,000
Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang 3,379,750,000 3,379,750,000 3,379,750,000 3,496,835,000 1,968,506,000 2,041,580,000 2,041,580,000 2,041,580,000
Tanpa Suboutput 3,379,750,000 3,379,750,000 3,379,750,000 3,496,835,000 1,968,506,000 2,041,580,000 2,041,580,000 2,041,580,000
13 Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang
349,990,000 349,990,000 349,990,000 472,841,000 221,617,000 229,398,000 242,515,000 242,515,000
14 Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang
850,000,000 863,804,000 863,804,000 830,584,000 478,266,000 489,255,000 480,320,000 480,320,000
15 Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional
450,000,000 436,196,000 436,196,000 463,650,000 316,210,000 354,385,000 350,203,000 350,203,000
16 Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang 779,760,000 925,275,000 925,275,000 999,612,000 495,262,000 532,766,000 582,122,000 582,122,000
17 Pengembangan Database GIS Penataan Ruang 950,000,000 804,485,000 804,485,000 730,148,000 457,151,000 435,776,000 386,420,000 386,420,000
Sumber: e-monitoring Direktorat Jendera Tata Ruang dan Hasil Analisis 2017
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-36
BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Tabel 3.15 Realisasi Triwulan Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 Berdasarkan DIPA 2 (DIPA Awal) dan DIPA 6-POK 18 (DIPA AKhir)
PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/AKTIFITAS
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Januari - Maret % DIPA 2 April - Juni % DIPA 2 Juli - September % DIPA 2 %DIPA 5 Oktober - Desember % DIPA 2 % DIPA 6 (POK 18)
Perencanaan Tata Ruang 1,101,394,950 6.56% 5,172,011,615 30.78% 8,168,015,185 48.62% 76.01% 10,721,701,960 63.81% 99.71%
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, KSN, dan Kawasan Perbatasan Negara
482,262,500 4.17% 3,074,488,625 26.57% 5,601,206,695 48.41% 72.93% 7,658,048,470 66.18% 99.63%
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 8,529,000 0.63% 71,026,900 5.22% 227,142,620 16.71% 61.48% 377,452,220 27.77% 100.00%
1 Sinkronisasi Perubahan Muatan RTRWN Terhadap Rencana Rinci dan Rencana Pembangunan
8,529,000 0.63% 71,026,900 5.22% 227,142,620 16.71% 61.48% 377,452,220 27.77% 100.00%
Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara 24,750,000 0.39% 1,487,742,600 23.22% 3,499,735,500 54.61% 67.69% 5,091,328,600 79.45% 99.45%
2 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Motamasin - 0.00% 313,426,500 26.27% 770,280,800 64.56% 68.19% 1,129,416,900 94.66% 99.98%
3 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di PKSN Nunukan - 0.00% 358,263,300 27.58% 835,947,700 64.35% 67.44% 1,217,933,100 93.75% 98.26%
4 Penyempurnaan Rancangan RDTR Perbatasan Negara di Skow - 0.00% 305,037,000 24.51% 725,521,000 58.29% 69.36% 1,040,974,900 83.63% 99.51%
5 Penyempurnaan Rancangan RDTR kawasan Perbatasan Negara di PKSN Nangabadau dan Paloh Aruk
- 0.00% 422,200,800 27.24% 1,001,304,700 64.59% 69.85% 1,432,522,400 92.41% 99.93%
6 Fasilitasi Penetapan RDTR Kawasan Perbatasan Negara di PKSN Entikong (Lokpri Entikong, Kalbar), Wini (Lokspri Insana Utara NTT),Motaain (Lokpri Tasifeto Timur NTT)
24,750,000 2.21% 88,815,000 7.92% 166,681,300 14.87% 51.91% 270,481,300 24.12% 100.00%
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN) 448,983,500 11.81% 1,515,719,125 39.85% 1,874,328,575 49.28% 87.54% 2,183,097,450 57.56% 99.98%
7 Penyelesaian Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur
83,330,500 7.35% 220,345,500 19.43% 363,785,500 32.08% 84.52% 428,520,500 37.79% 99.98%
8 Rounding Up Penyelesaian Raperpres RTR KSN 270,772,000 18.05% 768,141,825 51.21% 922,226,825 61.48% 87.09% 1,060,738,500 70.72% 100.00%
9 Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden Tentang KSN Kawasan Perbatasan Negara
41,211,000 7.90% 157,153,600 30.13% 218,238,050 41.84% 83.02% 329,930,450 63.25% 99.86%
10 Sinkronisasi Kebijakan Dan Strategi RTR KSN Perbatasan Negara Dengan Sektoral Dan Daerah
53,670,000 8.29% 363,908,000 56.20% 363,908,000 56.20% 93.60% 363,908,000 56.20% 100.00%
Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) Bidang Perencanaan Tata Ruang 224,491,500 12.13% 700,596,683 37.86% 856,679,683 46.29% 83.64% 1,023,159,683 55.29% 99.89%
Tanpa Suboutput 224,491,500 12.13% 700,596,683 37.86% 856,679,683 46.29% 83.64% 1,023,159,683 55.29% 99.89%
11 Rounding Up Penyelesaian Pedoman Perencanaan Tata Ruang 130,475,000 15.34% 382,107,100 44.92% 493,437,100 58.01% 80.00% 614,877,100 72.29% 99.82%
12 Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional
94,016,500 9.40% 318,489,583 31.85% 363,242,583 36.32% 89.14% 408,282,583 40.83% 100.00%
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-37
BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/AKTIFITAS
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Januari - Maret % DIPA 2 April - Juni % DIPA 2 Juli - September % DIPA 2 %DIPA 5 Oktober - Desember % DIPA 2 % DIPA 6 (POK 18)
Perencanaan Tata Ruang 1,101,394,950 6.56% 5,172,011,615 30.78% 8,168,015,185 48.62% 76.01% 10,721,701,960 63.81% 99.71%
Kebijakan dan Kemitraan Bidang Perencanaan Tata Ruang 394,640,950 11.68% 1,396,926,307 41.33% 1,710,128,807 50.60% 83.76% 2,040,493,807 60.37% 99.95%
Tanpa Suboutput 394,640,950 11.68% 1,396,926,307 41.33% 1,710,128,807 50.60% 83.76% 2,040,493,807 60.37% 99.95%
13 Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Program Perencanaan Tata Ruang
38,204,700 10.92% 149,896,607 42.83% 185,878,607 53.11% 81.03% 242,511,107 69.29% 100.00%
14 Monev Pelaksanaan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang 165,863,750 19.20% 371,753,350 43.04% 438,149,850 50.72% 89.55% 480,297,350 55.60% 100.00%
15 Pemeliharaan dan Updating Sistem Informasi Tata Ruang Nasional 57,760,000 13.24% 240,035,600 55.03% 291,777,600 66.89% 82.33% 350,202,600 80.29% 100.00%
16 Pemuktahiran dan Integrasi Peta Rencana Tata Ruang 82,882,500 8.96% 365,672,750 39.52% 434,852,750 47.00% 81.62% 581,062,750 62.80% 99.82%
17 Pengembangan Database GIS Penataan Ruang 49,930,000 6.21% 269,568,000 33.51% 359,470,000 44.68% 82.49% 386,420,000 48.03% 100.00%
Sumber: e-monitoring Direktorat Jendera Tata Ruang dan Hasil Analisis 2017
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-38 BAB III-38
Sumber: e-monitoring Direktorat Jendera Tata Ruang dan Hasil Analisis 2017
Dalam melaksanakan penyerapanTahun Anggaran 2017, Direktorat Perencanaan Tata Ruang
mengalami beberapa kendala. Beberapa kendala yang dihadapi dalam rangka penyerapan
anggaran kegiatan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Keterlambatan turunnya DIPA dari waktu yang seharusnya.
b. Keterlambatan DIPA yang turun menyebabkan pelaksanaan kegiatan tertahan selama
satu bulan dan mempengaruhi penyerapan dan pelaksanaan kegiatan.
c. Cukup tingginya dinamika perubahan kebijakan terkait pemprograman dan
penganggaran yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan.
Gambar 3.3 Grafik Sandingan Penyerapan Anggaran DIPA Awal dengan DIPA Akhir Direktorat Perencanaan Tata Ruang T.A. 2017
Sumber: e-monitoring Direktorat Jendera Tata Ruang dan Hasil Analisis 2017
Sumber: e-monitoring Direktorat Jendera Tata Ruang dan Hasil Analisis 2017
Gambar 3. 2 Grafik Penyerapan Anggaran Output Kegiatan DIPA Akhir Direktorat Perencanaan Tata Ruang T.A. 2017
Gambar 3.1 Grafik Penyerapan Anggaran Output Kegiatan DIPA Awal Direktorat Perencanaan Tata Ruang T.A. 2017
BAB-III BAB-III
DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
Laporan Kinerja Tahun 2017 BAB III-39 BAB III-39
Sandingan penyerapan dilakukan dengan menyandingkan penyerapan Direktorat Perencanaan
Tata Ruang dengan Direktorat Jenderal Tata Ruang dan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN. Hal tersebut untuk mengetahui besaran konstribusi penyerapan anggaran
Direktorat Perencanaan Tata Ruang terhadap penyerapan anggaran di Direktorat Jenderal Tata
Ruang dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN. Berikut adalah sandingan penyerapan
Direktorat Perencanaan Tata Ruang terhadap Direktorat Jenderal Tata Ruang dan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/BPN.
Tabel 3.16 Penyerapan Anggaran Kementerian ATR/BPN, Direktorat Jenderal Tata Ruang, dan Direktorat Perencanaan Tahun 2017
Keterangan Kementerian ATR/BPN Direktorat
Jenderal Tata Ruang
Direktorat Perencanaan
Pagu 6,618,948,257,000 52,501,341,000 10,746,205,000
Realisasi 5,212,297,064,554 50,127,120,358 10,721,701,960
Persentase Penyerapan 78,75% 95,48% 99.71%
Sumber: Smart DJA Online dan SKMPP
Gambar 3.4 Efisiensi Penyerapan Anggaran Direktorat Perencanaan Tata Ruang
Sumber: Hasil Analisis 2017
Melihat pada tabel dan bagan diatas dapat diketahui penyerapan anggaran Direktorat Jenderal
Tata Ruang pada tahun 2017 sebesar Rp.50.127.120.358,- atau sebesar 95,48% sedangkan
Kementerian ATR/BPN sebesar Rp. 5,212,297,064,554,- atau 78,75,18% dari pagu. Secara
konstribusi Direktorat Perencanaan Tata Ruang memiliki nilai penyerapan yang paling tinggi
dibandingkan dengan Direktorat yang lain di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang. Hal
tersebut dapat diartikan bahwa dalam penyerapan anggaran, Direktorat Perencanaan Tata
Ruang lebih efisien dibandingkan dengan penyerapan Direktorat Jenderal Tata Ruang
sedangkan jika dibandingkan dengan penyerapan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
maka penyerapan Direktorat Perencanaan Tata Ruang belum efisien karena penyerapan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN masih rendah.
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-IV
BAB IV-1 Laporan Kinerja Tahun 2017
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk beberapa kegiatan tidak tercapai target
pada substansi akhir yang diharapkan
dikarenakan kebijakan penghematan anggaran
yang cukup besar di tengah tahun anggaran
sehingga memaksa harus dilakukan
penyesuaian ruang lingkup pekerjaan untuk
disesuaikan dengan alokasi anggaran yang
tersedia. Namun secara umum, kinerja
Direktorat Perencanaan Tata Ruang dengan
anggaran yang terbatas dapat menghasilkan
output yang maksimal, sesuai dengan yang
ditargetkan (setelah dilakukan penyesuaian).
Implikasi dari dilakukannya penyesuaian ruang
lingkup tersebut, di tahun–tahun berikutnya
akan ditemui kegiatan yang sama sebagai
bentuk lanjutan/finalisasi/penyelesaian
kegiatan serupa di tahun 2017 yang belum mencapai target output yang ditetapkan di awal tahun
anggaran 2017. Secara kuantitas kegiatan yang dilaksanakan dan diperjanjikan pada Perjanjian
Kinerja dapat dipenuhi oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang, namun secara kualitas masih
belum sesuai dengan yang direncanakan pada awal tahun kegiatan, dalam artian masih berupa
output antara/sementara (karena disesuaikan dengan ketersediaan alokasi anggaran setelah
dilakukan penghematan).
Penghematan anggaran yang terjadi pada pertengahan tahun menjadi kendala yang cukup
signifikan bagi pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan di lingkungan Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
Masih banyak tahapan kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai output kegiatan terpaksa
berhenti karena tidak adanya anggaran. Tindak lanjut yang dilakukan oleh Direktorat Perencanaan
Tata Ruang adalah dengan mempriotaskan tahapan yang dirasa penting dan melanjutkan
penyelesaian kegiatan atau tahapan yang belum dilaksanakan pada tahun 2018.
Pencapaian konsensus/kesepakatan muatan kegiatan antara Direktorat Perencanaan Tata Ruang
dengan stakeholder (Kementerian Lembaga dan Sektor) juga menjadi kendala selain anggaran
dalam penyelesaian kegiatan. Kesepakatan dengan stakeholder tidak bisa didapatkan dengan sekali
pertemuan namun melalui proses yang cukup panjang dan lama. Hal tersebut cukup besar
pengaruhnya terhadap Capain Kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang karena sebagian besar
kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan konsensus untuk dapat terselesaikan.
“ Capain kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang pada tahun 2017 telah menunjukan nilai yang baik, dilihat dari pertanggungjawaban Perjanjian Kinerja untuk realisasi fisik 17 kegiatan atau sebesar 66 % (100% berdasarkan capaian setelah pemotongan pagu anggaran) dan realisasi keuangan Rp.
10.611.395.925,- atau sebesar 99,6
% (berdasarkan pagu anggaran setelah penghematan) “
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-IV
BAB IV-2 Laporan Kinerja Tahun 2017
Di sisi lain, masih adanya target Renstra Ditjen Tata Ruang 2015-2019 dan RPJMN 2015-2019 di
tahun berjalan oleh Direktorat Perencanaan Tata Ruang yang masih belum terpenuhinya. Masih
terdapat backlog yang cukup tinggi antara target dan realisasi yang dikerjakan. Hal tersebut
dikarena kurang terintegrasinya antara target Renstra Ditjen Tata Ruang 2015-2019 dan RPJMN
2015-2019 dengan target RKP (Rencana Kerja Pemerintah) dikarenakan mulai tahun 2016
pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan pemrograman adalah Money Follow Program
sehingga alokasi anggaran lebih banyak didorong untuk memenuhi kebijakan tahunan Pemerintah
dalam bentuk Program Prioritas Nasional, salah satunya adalah kawasan perbatasan (penyusunan
RDTR). Sementara di dalam Renstra maupun RPJM kebijakan ini bukan merupakan prioritas utama.
Dengan demikian alokasi anggaran untuk pemenuhan target Renstra dan RPJM ‘terkalahkan’ oleh
kebijakan untuk pemenuhan target Program Prioritas Nasional.
4.2 Saran
Harapan-harapan untuk upaya perbaikan terhadap kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang di tahun mendatang antara lain “
a. Penerapan kebijakan besaran pemotongan untuk penghematan untuk masng-masing unit eselon II atau eselon I perlu mempertimbangkan besaran alokasi yang tidak mempengaruhi pencapaian pekerjaan yang mendukung Program Prioritas Nasional, tidak mempunyai implikasi terhadap tuntutan dari pihak ketiga serta alokasi dana yang sudah terserap
b. Koordinasi lebih intensif dengan K/L terkait untuk bersama-sama berkomitmen untuk medukung penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang menjadi target Program Prioritas Nasional maupun RPJMN.
c. Perlunya integrasi untuk aplikasi monitoring dan evaluasi yang dapat memenuhi kebutuhan monitoring evaluasi untuk berbagai keperluan dari berbagai kepentingan agar tidak terlalu banyak aplikasi yang harus diisi dengan tujuan yang sama
d. Menggunakan data dan informasi yang telah diinput ke berbagai aplikasi monitoring dan evaluasi untuk perencanan kebijakan pemrograman di tahun mendatang
e. Lebih diberikan fleksibilitas dalam pengalokasian anggaran untuk pemenuhan target program prioritas nasional, prioritas bidang maupun prioritas K/L agar target-target yang telah dibebankan dapat dicapai
f. Perlu koordinasi intensif dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan terkait kebijakan untuk pemenuhan target kegiatan prioritas nasional dan prioritas bidang yang menjadi tanggungjawab Direktorat Perencanaan Tata Ruang.
g. Perlunya penambahan sumber daya manusia mengingat adanya keterbatasan ketersediaan sumber daya manusia yang ada namun di sisi lain target yang dibebankan cukup besar
h. Perlu dilakukannya peninjauan kembali target-target RPJMN 2015-2019 karena sasaran dan indikator dalam matriks program tidak sesuai dengan struktur organisasi dan tugas fungsi Direktorat Jenderal Tata Ruang di Kementerian ATR/BPN serta adanya kebijakan baru dalam pemrograman (semula money follow function menjadi money follow program)
i. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tata Ruang dan juga Renstra Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2015-2019 perlu ditinjau kembali atau direvisi untuk mengakomodasi tugas, fungsi dan kegiatan masing-masing unit kerja Eselon II yang masih
BAB - III BAB - III BAB - III BAB - III DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG
BAB-IV
BAB IV-3 Laporan Kinerja Tahun 2017
dalam tahap penyesuaian, serta restrukturisasi sasaran program Ditjen Tata Ruang yang mengarah ke pencapaian outcome dan kinerja Kementerian ATR/BPN.
j. Perlu adanya perencananaan dan tindakan strategis untuk mengatasi kendala penyelesaian kegiatan baik kendala intern maupun dari ekstern sehingga capaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang dapat menjadi lebih baik tiap tahunnya.
k. Peningkatan koordinasi serta peran aktif dari masing-masing bagian dalam Direktorat Perencanaan Tata Ruang dan juga unit kerja Eselon II lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan swakelola maupun kontraktual.
Demikian Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun Anggaran 2017 ini disusun untuk dijadikan bahan evaluasi dan rekomendasi tindak lanjut tahun-tahun berikutnya terutama apabila menganalisis pencapaian per triwulan tahun 2017. Selain itu Laporan Kinerja ini disusun sebagai dasar penentuan kebijakan secara internal dan memberikan arahan kebijakan bagi penentu kebijakan. Diharapkan pencapaian kinerja Direktorat Perencanaan Tata Ruang Tahun 2017 lebih baik daripada tahun 2017.