materi teknis raperpres ksn-tn gunung merapi - rev jogja
TRANSCRIPT
RAPERPRES RENCANA TATA RUANG
KAWASAN STRATEGIS NASIONAL TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI
Sumber: Wiendu Nuryanti, 2010
Juli - 2011
Pasal 14 ayat (3) dan Pasal 21 ayat (1), menetapkan:Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
Amanat Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Pasal 78 ayat (2):Peraturan Presiden yang diamanatkan Undang-Undang ini diselesaikan paling lambat 5 (lima) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diberlakukan.
Penjelasan Pasal 78 ayat (2)Batas akhir penyelesaian peraturan presiden paling lambat 5 (lima) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diberlakukan mengandung pengertian bahwa Pemerintah harus segera memulai proses penyusunan peraturan presiden yang diamanatkan Undang-Undang ini sehingga dalam waktu paling lambat 1 (satu) tahun sudah ada peraturan presiden yang ditetapkan. Peraturan presiden yang disusun dan ditetapkan mencakup pula Peraturan Presiden tentang penetapan rencana tata ruang kawasan strategis nasional.
LATAR BELAKANG
KEDUDUKAN RTR KSNW
ILA
YA
HP
ER
KO
TA
AN
RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG
RTR KWS METROPOLITAN
RTR PULAU / KEPULAUAN
RTR KWS STRA. NASIONAL
RTR KWS STRA KABUPATEN
RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN
RTRW KOTARTR BAGIAN WIL KOTA
RTR KWS STRA KOTA
RDTR WIL KABUPATEN
RTR KWS STRA. PROVINSI
RDTR WIL KOTA
RTRW NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTRW KABUPATEN
sebagai perangkat operasional rencana umum tata ruang
Sebagai dasar penyusunan peraturan zonasi
a. rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan/atau
b. rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum dioperasionalkan
disusun apabila:
Pasal 82 ayat (1) Penetapan kawasan strategis nasional sebagaimana dimaksuddalam Pasal 80, tercantum dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkandari Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 123 Ayat (3) Rencana tata ruang kawasan strategis nasional disusun untuk setiap kawasan strategis nasional.ayat (4) menetapkan rencana tata ruang kawasan strategis nasional ditetapkan dengan Peraturan Presiden
Lampiran X PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional:
Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta) (I/B/1)
Keterangan:I : Tahapan Pengembangan sebagai Pengembangan Tahap IB : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis Nasional dengan Sudut Kepentingan Lingkungan HidupB/1 : Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan
Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, ditetapkan dengan kriteria:a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;b. merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;c. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara;d. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;e. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;f. rawan bencana alam nasional; ataug. sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
KSN Taman Nasional Gunung Merapi merupakan KSN dari kepentingan lingkungan hidup.
3. MITIGASI BENCANAGunung Merapi merupakan salah satu gunung api yang paling aktif di Pulau Jawa. karena termasuk dalam salah satu rangkaian gunung vulkanik yang berada pada gugusan cincin Pasifik (ring of fire). Pada tahun 2010 terjadi letusan hebat Gunung Merapi yang menghancurkan kawasan di sekitarnya. Kehancuran dan kerusakan yang terjadi tidak hanya secara fisik dan menimbulkan korban jiwa/ kerugian harta benda, namun juga non-fisik (kerusakan ekonomi dan sosiologis masyarakat)
2. REHABILITASI DAN REVITALISASI SOSIAL BUDAYADi Gunung Merapi terdapat kelompok masyarakat dengan berbagai aktivitas kehidupannya (sosial budaya dan ekonomi) yang telah ada sebelum kawasan tersebut ditetapkan sebagai taman nasional.
ISU KSN TN GUNUNG MERAPI
1. REHABILITASI EKOSISTEMMerupakan kawasan unik dengan kekhasan Geosystem, Biosystem, dan Sociosystem.Sumber air dan udara bersih, serta kenyamanan lingkungan bagi kawasan sekitarnyaMemiliki kekayaan keanekaragaman hayati dan lingkungan, termasuk terdapat berbagai jenis flora dan fauna langka Memiliki potensi wisata bernuansa vulkan (kawah, batu-batuan, dll.), termasuk wisata alam dengan keunikan yang khas Gunung MerapiTerdapat kehidupan tradisional masyarakat lokal dan memiliki ikatan batin terhadap Gunung Merapi, yang berpotensi sebagai wisata budaya
Outline Raperpres KSN TN Gunung MerapiMenimbangMengingat Menetapkan
BAB I KETENTUAN UMUMBagian Kesatu Pengertian
Bagian KeduaRuang Lingkup Pengaturan
Bagian KetigaPeran dan Fungsi Rencana Tata Ruang Kawasan
Bagian KeempatCakupan Kawasan
BAB IITUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANGBagian KesatuTujuan Penataan Ruang Kawasan
Bagian KeduaKebijakan Penataan Ruang Kawasan
Bagian KetigaStrategi Penataan Ruang Kawasan
BAB IIIRENCANA STRUKTUR RUANG KAWASANBagian Kesatu UmumBagian KeduaRencana Sistem Pusat KegiatanBagian KetigaRencana Sistem Jaringan Prasarana
BAB IVRENCANA POLA RUANG KAWASANBagian KesatuKawasan LindungBagian KeduaRencana Kawasan Budi Daya
BAB VARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASANBagian KesatuUmumBagian KeduaIndikasi Program Utama Perwujudan Struktur Ruang KawasanBagian KetigaIndikasi Program Utama Perwujudan Pola Ruang Kawasan
BAB VIARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASANBagian KesatuUmum
Bagian KeduaArahan Peraturan Zonasi
Bagian KetigaArahan Perizinan
Bagian KeempatArahan Insentif dan Disinsentif
Bagian KelimaArahan Sanksi
BAB VIIPENGELOLAAN KAWASAN
BAB VIIIPERAN MASYARAKAT
BAB IXKETENTUAN PERALIHAN
BAB XKETENTUAN PENUTUP
Tujuan Rencana Tata Ruang KSN TN Gunung Merapi adalah untuk:1.Mewujudkan Rencana Tata Ruang KSN TN Gunung Merapi sebagai landasan operasional yang komprehensif dan terpadu bagi pelaksanaan program kegiatan sektor terkait dalam rangka melestarikan lingkungan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan melaksanakan mitigasi bencana.2.Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam pada KSN TN Gunung Merapi dalam rangka pembangunan berkelanjutan yang menjamin kelestarian lingkungan; kesejahteraan masyarakat; dan mitigasi bencana;3.Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh dengan tetap menghjargai budaya lokal4.Mewujudkan keharmonisan pembangunan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan
TUJUAN PENATAAN RUANG
KEBIJAKAN 1 :Terwujudnya Kelestarian Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan KSN TN Gunung Merapi
STRATEGI:1.Mempertahankan fungsi konservasi kelanjutan hidup ekosistem dan keanekaragaman hayati serta habitatnya;2.Merehabilitasi bagian dari taman nasional yang mengalami kerusakan baik akibat bencana alam Gunung Merapi maupun penyebab lainnya, melalui kegiatan pemulihan komunitas hayati dan ekosistemnya;3.Melarang kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi lindung; 4.Mengembangkan kegiatan budidaya yang mendukung fungsi lindung, antara lain: penelitian, penangkaran satwa, dan wisata alam.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEBIJAKAN 2:Peningkatan Fungsi Kawasan Lindung KSN TN Gunung Merapi sebagai Payung Ekologis bagi Kawasan Budidaya di Bawahnya
STRATEGI:1. Mengintegrasikan antara fungsi kawasan lindung dan fungsi kawasan budidaya di bawahnya2. Melindungi dan mengembangkan daerah resapan air dan tata air alami;3. Melindungi dan merehabilitasi sumber daya alam penunjang ekosistem.
KEBIJAKAN 3 :Terwujudnya Kawasan Pariwisata KSN TN Gunung Merapi yang berbasis potensi alam dan lingkungan
STRATEGI:1. Mengembangkan potensi pariwisata berbasis suaka alam;2. Mengembangkan potensi pariwisata berbasis keunikan vulkanik, termasuk artefak unik pasca bencana; 3. Mengembangkan potensi pariwisata berbasis kekhasan sosial budaya, pada KSN TN dengan klasifikasi rawan bencana tingkat rendah (I)
KEBIJAKAN 4 : Terwujudnya Pengembangan KSN TN Gunung Merapi Berbasis Mitigasi Bencana
STRATEGI:1.Mengendalikan permukiman yang telah ada dengan konsep Living in Harmony with Disaster dan Zerro Growth 2.Mengembangkan KSN TN Gunung Merapi sebagai Buffer Kawasan Rawan Bencana dengan meningkatkan penghijauan sebagai pengendali banjir dan penahan longsor3.Meningkatkan kapasitas daerah aliran sungai yang berpotensi sebagai jalur lahar dingin4.Menetapkan jalur dan ruang evakuasi bencana
RENCANA STRUKTUR DI KAWASAN GUNUNG MERAPI DAN SEKITARNYA
PKN
PKW
PKL
PPK
PPL
Jl Arteri Primer
Jl LokalPrimer
Jl TOL
Sumber: •RTRW Nasional•RTRW Propinsi Jateng & DI Yongyakarta•RTRW Kabupaten Terkait
Peraturan Menteri Kehutanan No.: P. 56 /Menhut-ii/2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional
Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, pasal 30 ayat (2) menetapkan pengelolaan taman nasional didasarkan sistem zonasi yang terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba dan atau zona lainnya
Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
Taman Nasional (TN) adalah kawasan pelestarian alam baik daratan maupun perairan yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
SISTEM ZONASI TAMAN NASIONAL
Pasal 4(1) Dalam kawasan taman nasional sekurang-kurangnya terdiri dari zona inti, zona rimba dan zona pemanfaatan.(2) Penentuan zona lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d pada setiap kawasan taman nasional dilakukan secara variatif sesuai kondisi setempat.(3) Masing-masing zona sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dalam setiap kawasan taman nasional dapat lebih dari satu tergantung pada potensi kawasan, kondisi kawasan, sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar taman nasional.
Pasal 3(1) Zona dalam kawasan taman nasional terdiri dari:a. Zona inti;b. Zona rimba; Zona perlindungan bahari untuk wilayah perairanc. Zona pemanfaatan;d. Zona lain, antara lain:1. Zona tradisional;2. Zona rehabilitasi;3. Zona religi, budaya dan sejarah;4. Zona khusus.(2) Penataan zona taman nasional didasarkan pada potensi dan fungsi kawasan dengan memperhatikan aspek ekologi, sosial, ekonomi dan budaya.
Peraturan Menteri Kehutanan No.: P. 56 /Menhut-ii/2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional
Zonasi taman nasional adalah suatu proses pengaturan ruang dalam taman nasional menjadi zona-zona, yang mencakup kegiatan tahap persiapan, pengumpulan dan analisi data, penyusunan draft rancangan rancangan zonasi, konsultasi publik, perancangan, tata batas, dan penetapan, dengan mempertimbangkan kajian-kajian dari aspek-aspek ekologis, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
Zona taman nasional adalah wilayah di dalam kawasan taman nasional yang dibedakan menurut fungsi dan kondisi ekologis, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
Zona inti adalah bagian taman nasional yang mempunyai kondisi alam baik biota ataupun fisiknya masih asli dan tidak atau belum diganggu oleh manusia yang mutlak dilindungi, berfungsi untuk perlindungan keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas.
Zona rimba, untuk wilayah perairan laut disebut zona perlindungan bahari adalah bagian taman nasional yang karena letak, kondisi dan potensinya mampu mendukung kepentingan pelestarian pada zona inti dan zona pemanfaatan.
Zona pemanfaatan adalah bagian taman nasional yang letak, kondisi dan potensi alamnya, yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisi/jasa lingkungan lainnya.
Zona tradisional adalah bagian dari taman nasional yang ditetapkan untuk kepentingan pemanfaatan tradisional oleh masyarakat yang karena kesejarahan mempunyai ketergantungan dengan sumber daya alam.
Zona rehabilitasi adalah bagian dari taman nasional yang karena mengalami kerusakan, sehingga perlu dilakukan kegiatan pemulihan komunitas hayati dan ekosistemnya yang mengalami kerusakan.
Zona religi, budaya dan sejarah adalah bagian dari taman nasionai yang didalamnya terdapat situs religi, peninggalan warisan budaya dan atau sejarah yang dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan, perlindungan nilai-nilai budaya atau sejarah.
Zona khusus adalah bagian dari taman nasional karena kondisi yang tidak dapat dihindarkan telah terdapat kelompok masyarakat dan sarana penunjang kehidupannya yang tinggal sebelum wilayah tersebut ditetapkan sebagai taman nasional antara lain sarana telekomunikasi, fasilitas transportasi dan listrik.
Kelompok masyarakat adalah sekumpulan orang yang karena kondisi kesejarahan, ikatan ekonomi, religi, sosial dan budaya yang hidup dan tinggal secara bersama-sama dalam wilayah tertentu.
Pasal 8 Ayat (3) Wewenang Pemerintah dalam pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional meliputi:a.penetapan kawasan strategis nasional;b. perencanaan tata ruang kawasan strategis nasional;c. pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional; dand. pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional.
Ayat (4) Pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dan huruf d dapat dilaksanakan Pemerintah Daerah melalui dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan.
Penjelasan Pasal 8Ayat (4)Kewenangan Pemerintah dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional mencakup aspek yang terkait dengan nilai strategis yang menjadi dasar penetapan kawasan strategis.Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tetap memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan aspek yang tidak terkait dengan nilai strategis yang menjadi dasar penetapan kawasan strategis.
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Wewenang Penyelenggaraan Penataan Ruang KSN