laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tahun 2012sakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakip...
TRANSCRIPT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertaniani
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAKIP Badan Ketahanan Pangan Tahun 2012 disusun sebagai salah satu
bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan kinerja yang dicapai oleh
Badan Ketahanan Pangan selama tahun 2012. Dalam mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi Kementerian Pertanian, Badan Ketahanan Pangan (BKP)
Kementerian Pertanian melaksanakan tugas pengkajian, pengembangan, dan
koordinasi di bidang ketahanan pangan, sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres)
Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan (DKP), BKP juga
ditetapkan secara ex-officio sebagai Sekretariat DKP yang diketuai oleh Presiden
dan Ketua Harian oleh Menteri Pertanian. DKP yang dibentuk diarahkan untuk
memperkuat koordinasi peningkatan ketahanan pangan antar sektor, antar wilayah,
dan antar waktu.
Berdasarkan Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan 2010 – 2014 edisi
revisi Juni 2011, Visi Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian: ”menjadi
institusi yang handal, inovatif, dan aspiratif dalam pemantapan ketahanan
pangan”. Untuk mencapai visi tersebut, maka disusun misi Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian: (1) Peningkatan kualitas pengkajian dan perumusan
kebijakan pembangunan ketahanan pangan; (2) Pengembangan dan pemantapan
ketahanan pangan masyarakat, daerah, dan nasional; (3) Pengembangan
kemampuan kelembagaan ketahanan pangan daerah; dan (4) Peningkatan
koordinasi dalam perumusan kebijakan, pengembangan ketahanan pangan, serta
pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya.
Badan Ketahanan Pangan telah menyusun Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2012
sebagai acuan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja yang akan dicapai pada tahun
2012 sebagai berikut : (1) Penurunan penduduk rawan pangan per tahun sebesar 1
%; (2) Skor PPH Peningkatan Diversifikasai Pangan sebesar 89,6; (3) Penurunan
konsumsi beras per kapita tiap tahun sebesar 1,5 %; dan (4) Lembaga Distribusi dan
Lumbung Pangan dalam Pengembangan Stabilisasi Pangan Pokok sebanyak 1.265
gapoktan dan 1.040 lumbung pangan. Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan
Ketahanan Pangan Tahun 2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara
target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Untuk mencapai sasaran dan
indikator tersebut, Badan Ketahanan Pangan melaksanakan satu program yaitu :
Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat. Secara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanianii
umum kegiatan aksi program peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan
masyarakat, dampaknya hanya berhasil pada wilayah/kelompok sasaran, belum
berdampak secara nasional.
Upaya mewujudkan diversifikasi pangan terkait erat dengan perilaku
masyarakat/manusia. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mewujudkan
diversifikasi pangan pada tahun 2012 adalah : (1) pendapatan masyarakat masih
rendah dibandingkan harga kebutuhan pangan secara umum, sehingga menurunnya
daya beli masyarakat yang lebih disebabkan oleh kenaikan harga pangan daripada
masalah ketersediaan; (2) konsumsi gandum (terigu) cenderung meningkat
walaupun konsumsi beras per kapita cenderung turun; (3) penggunaan teknologi
pengolahan pangan non beras atau pangan lokal masih rendah; (4) kampanye dan
promosi penganekaragaman konsumsi pangan masih kurang; (5) beras sebagai
komoditas superior ketersediaannya masih terjamin dengan harga yang murah; (6)
kualitas konsumsi pangan masih rendah, kurang beragam dan masih didominasi
pangan sumber karbohidrat, serta masih rendahnya konsumsi protein hewani, umbi-
umbian, aneka kacang, serta sayur dan buah; (7) terdapatnya konsep makan yang
salah dalam masyarakat “belum makan kalau belum makan nasi”; (8) pemanfaatan
dan produksi sumber-sumber pangan lokal seperti aneka umbi, jagung, dan sagu
masih rendah; dan (9) bencana alam dan perubahan iklim yang sangat ekstrim.
Terpaut dengan berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam
kinerja pembangunan ketahanan pangan tahun 2012, maka dalam upaya
peningkatan kinerja Badan Ketahanan Pangan ke depan diperlukan berbagai
perbaikan dan inovasi dengan pendekatan antara lain: 1) membangun dukungan dan
komitmen dari seluruh pemangku kepentingan dalam upaya perwujudan ketahanan
pangan; 2) meningkatkan peranan eksekutif dan legislatif dalam penentuan
kebijakan ketahanan pangan wilayah, serta peningkatan pemahaman daerah dalam
pembangunan ketahanan pangan melalui sosialisasi, seminar/workshop, advokasi,
pemanfaatan multi media yang tersedia, penyebaran bahan informasi berupa booklet
dan leaflet yang praktis tentang ketahanan pangan, dan lainnya; 3) meningkatkan
kemampuan dan kualitas SDM Aparat, dengan: pendidikan, pelatihan, dan
pengembangan jejaring kerja melalui akses informasi ketahanan pangan khususnya
dalam pengembangan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pelaksanaan
kegiatan ketahanan pangan; 4) menyelaraskan kebijakan pembangunan ketahanan
pangan pusat dan daerah melalui berbagai upaya pemberdayaan masyarakat; 5)
Mengembangkan sistem kordinasi dan pembinaan dalam pemupukan cadangan
pangan pemerintah dan cadangan pangan masyarakat yang bersifat pokok sesuai
pola pangan setempat, guna mengantisipasi terjadinya kasus rawan pangan kronis
dan transien, serta mendukung stabilisasi harga pangan pokok; 6) Meningkatkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanianiii
sosialisasi, advokasi, dan pembinaan bagi daerah dalam mengimplementasikan
berbagai peraturan dan pedoman ketahanan pangan yang disusun di pusat.
Dalam mencapai target program peningkatan diversifikasi dan ketahanan
pangan masyarakat, Badan Ketahanan Pangan perlu dukungan dari instansi lain
baik lintas sektor maupun lingkup Kementerian Pertanian. Dukungan tersebut
adalah: (1) peningkatan produksi tanaman khusus tanaman pangan selain padi; (2)
peningkatan produksi dan budidaya hortikultura dan bimbingan teknis budi daya
untuk kelompok wanita dalam pemanfaatan pekarangan; (3) pengembangan produk
olahan sebagai bahan pangan pilihan pengganti beras dan terigu; (4) pelatihan bagi
aparat, kelompok melalui penyuluh pertanian, serta penyuluhan di pedesaan; (5)
teknologi tepat guna dalam optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan pengolahan
pangan lokal berbasis tepung-tepungan; serta (6) penyediaan benih unggul dan
bersertifikat baik benih tanaman pangan dan hortikultura.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan kKementerian Pertanianiv
DAFTAR ISI
Hal
RINGKASAN EKSEKUTIF i
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi 3
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 6
A. Perencanaan Kinerja 6
B. Penetapan Kinerja 14
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 15
A. Hasil Pengukuran Kinerja 15
B. Pengukuran Kinerja 16
C. Akuntabilitas Keuangan 38
BAB IV. PENUTUP 43
A. Tinjauan Utama 43
B. Permasalahan, Kendala Utama, dan Upaya Perbaikan 44
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan kKementerian Pertanianiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penetapan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2011
Tabel III.1. Pengukuran Pencapaian Sasaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2011
Tabel III.2. Pengukuran Pencapaian Sasaran Meningkatnya Penganekaragaman KonsumsiPangan dan Keamanan Pangan Segar Tahun 2011
Tabel III.3 Kumulatif Jumlah Lokasi Kegiatan P2KPG/P2KP Tahun 2007-2011
Tabel III.4. Pengukuran Pencapaian Sasaran Meningkatnya Kemampuan Kelembagaan
Distribusi dan Cadangan Pangan serta Stabilitas Harga Pangan
Tabel III.5. Perbandingan Kegiatan Utama Penguatan LDPM Tahun 2010 dan 2011
Tabel III.6. Penyebaran Gapoktan dan jumlah bansos yang dialokasikan dan yang dicairkan
untuk kegiatan Penguatan LDPM Tahun 2011
Tabel III.7. Perbandingan Kegiatan Panel Harga dan Pasokan Pangan Tahun 2010 dan 2011
Tabel III.8. Pengukuran Pencapaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Analisis Ketersediaan dan
Akses Pangan, dan Penanganan Rawan Pangan Tahun 2011
Tabel III.9. Perkembangan Jumlah Lokasi dan Anggota Pengembangan Demapan Tahun 2006– 2011
Tabel III.10. Perbandingan Alokasi Anggaran Lingkup BKP pada TA. 2010 dan 2011
Tabel III.11. Alokasi Anggaran Berdasarkan Jenis Pendanaan pada TA. 2011(dalam Rp. 000)
Tabel III.12. Realisasi Penyerapan dan Sisa Anggaran BKP Pusat dan Daerah pada TA.2011
Tabel III.13. Alokasi Anggaran Badan Ketahanan Pangan per Kegiatan Utama Tahun 2011
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketahanan pangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan
bangsa karena pemenuhan pangan merupakan hak azasi setiap manusia. Selain itu,
ketahanan pangan juga merupakan salah satu pilar ketahanan nasional suatu bangsa,
dan menunjukkan eksistensi kedaulatan bangsa. Terkait dengan hal tersebut, ketahanan
pangan tidak akan dapat terwujud dengan hanya melibatkan satu komponen bangsa, tapi
harus melibatkan seluruh komponen bangsa, baik pemerintah maupun masyarakat,
harus bersama-sama membangunan ketahanan pangan secara sinergi. Hal inilah yang
kemudian dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
yang merumuskan ketahanan pangan sebagai “kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, halal, merata, dan terjangkau” dan ketahanan pangan merupakan
tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Undang-undang tentang
Pangan tersebut kemudian dijabarkan dalam berbagai Peraturan Pemerintah untuk
diimplementasikan dalam keputusan Pimpinan Pemerintah.
Dalam rangka mencapai ketahanan pangan yang mantap dan berkesinambungan,
ada 3 (tiga) komponen pokok yang harus diperhatikan: (1) Ketersediaan pangan yang
cukup dan merata; (2) Keterjangkauan pangan yang efektif dan efisien; serta (3)
Konsumsi pangan yang beragam dan bergizi seimbang. Ketiga komponen tersebut perlu
diwujudkan sampai tingkat rumah tangga, dengan: (1) Memanfaatkan potensi
sumberdaya lokal yang beragam untuk peningkatan ketersediaan pangan dengan
teknologi spesifik lokasi dan ramah lingkungan; (2) Mendorong masyarakat untuk mau
dan mampu mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman untuk
kesehatan; (3) Mengembangkan perdagangan pangan regional dan antar daerah,
sehingga menjamin pasokan pangan ke seluruh wilayah dan terjangkau oleh masyarakat
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); (4) Memanfaatkan pasar
pangan internasional secara bijaksana bagi pemenuhan konsumen yang beragam; serta
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian2
(5) Memberikan jaminan bagi masyarakat miskin di perkotaan dan perdesaan dalam
mengakses pangan yang bersifat pokok.
Upaya untuk mewujudkan pemantapan ketahanan pangan tersebut, kemudian
dijabarkan dalam berbagai program dan kegiatan pembangunan ketahanan pangan yang
dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP). Guna mengetahui perkembangan
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan ketahanan pangan tersebut selama
tahun 2012, disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BKP
Tahun 2012.
A.1. Landasan Hukum
Pembentukan Badan Ketahanan Pangan (BKP) sebagai salah satu unit kerja
setingkat Eselon I dalam struktur organisasi Kementerian Pertanian, ditetapkan dalam :
Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, yang menetapkan tugas
Badan Ketahanan Pangan yaitu: "Melaksanakan pengkajian, pengembangan, dan
koordinasi di bidang pemantapan ketahanan pangan". Disamping itu, sesuai dengan
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006, bahwa BKP juga secara ex-officio sebagai
Sekretariat DKP.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) didasarkan
pada :
a) Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999, tanggal 15 Juni 1999 dalam rangka
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, serta kewenangan
pengelolaan sumberdaya dan kebijaksanaan yang dipercayakan berdasarkan
perencanaan stratejik yang telah dirumuskan;
b) Pertauran Pemerintah No 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
c) Peraturan Menteri Pertanian No. 31 Tahun 2010 tentang Pedoman Sistem
Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian3
A.2. Maksud dan Tujuan
Laporan Akuntabilitas Pemerintah (LAKIP) tahun 2012 disusun sebagai
pertanggungjawaban kinerja Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian kepada
Menteri Pertanian selaku pimpinan tertinggi kementerian.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi kewajiban Badan
Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama tahun 2012 dan
digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan LAKIP pada tingkat kementerian.
A.3. Sistematika Penyusunan LAKIP 2011
Sistematika penyusunan LAKIP berdasarkan format yang tercantum dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB)
No. 29 tahun 2010 yaitu tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja (PK) dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
B. Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi
Tugas BKP berdasarkan Permentan Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 yaitu:
"Melaksanakan pengkajian, pengembangan, dan koordinasi di bidang pemantapan
ketahanan pangan". Dalam melaksanakan tugasnya, BKP menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan
pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan
kerawanan pangan;
2. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan
pemantapan distribusi pangan dan cadangan pangan;
3. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan
pemantapan pola konsumsi dan penganekaragaman pangan;
4. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan
pengawasan keamanan pangan segar; serta
5. Pelaksanaan administrasi Badan Ketahanan Pangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian4
Mengingat luasnya substansi dan banyaknya pelaku yang berperan dalam
pembangunan ketahanan pangan, maka sangat diperlukan kerjasama yang sinergis dan
terarah antar institusi dan komponen masyarakat serta koordinasi program dan kegiatan
berbagai subsektor dan sektor. Guna mewujudkan sinergi dan harmonisasi kebijakan
dan program, serta memperkuat koordinasi peningkatan ketahanan pangan antar sektor,
antar wilayah, dan antar waktu, dibentuk Dewan Ketahanan Pangan (DKP) yang
bertugas merumuskan kebijakan serta melaksanakan evaluasi dan pengendalian dalam
mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui Keppres Nomor 132 Tahun 2001 yang
disempurnakan dengan Perpres Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan
Pangan (DKP), menetapkan BKP secara ex-officio sebagai Sekretariat DKP yang
diketuai oleh Presiden dan Ketua Harian oleh Menteri Pertanian.
BKP selaku Sekretariat DKP memfasilitasi pelaksanaan tugas Menteri Pertanian
selaku Ketua Harian DKP dalam membantu Presiden RI untuk: (1) Merumuskan
kebijakan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional; dan (2) Melaksanakan
evaluasi dan pengendalian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Tugas Dewan meliputi kegiatan di bidang: penyediaan pangan, distribusi pangan,
cadangan pangan, penganekaragaman pangan, serta pencegahan dan penanggulangan
masalah pangan dan gizi.
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, BKP didukung oleh empat Eselon II
dengan struktur organisasi, yaitu:
1. Sekretariat Badan, mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan
administratif kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Ketahanan
Pangan.
2. Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, mempunyai tugas melaksanakan
pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan
pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan
kerawanan pangan.
3. Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, mempunyai tugas melaksanakan
pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan
pemantapan distribusi pangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian5
4. Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, mempunyai tugas
melaksanakan pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan,
pemantauan, dan pemantapan konsumsi dan keamanan pangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian6
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
Rencana Strategik
Mengingat pada tahun 2012 telah terjadi beberapa perubahan kebijakan, target
dan sasaran pembangunan pertanian, maka Badan Ketahanan Pangan juga
melaksanakan perubahan Renstra yang disesuaikan dengan Permentan No.
83.1/Permentan/RC.110/12/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian
2010 – 2014. Dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pada tahun 2012,
Badan Ketahanan Pangan disusun dengan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan
kegiatan sebagai berikut :
1. Visi
Mengacu visi, arah, dan kebijakan pembangunan pertanian, maka Visi BKP
Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 ”menjadi institusi yang handal, aspiratif,
dan inovatif dalam pemantapan ketahanan pangan”. Handal berarti mampu
mengerjakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban dengan
penuh tanggung jawab berdasarkan pada target sasaran yang telah ditetapkan.
Aspiratif berarti mempu menerima dan mengevaluasi kembali atas saran, kritik, dan
kebutuhan masyarakat. Inovatif berarti mampu mengikuti perkembangan informasi dan
teknologi yang terbaru. Pemantapan Ketahanan Pangan adalah upaya mewujudkan
kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, maka disusun Misi BKP Kementerian Pertanian
dalam tahun 2010-2014 sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian7
a. Peningkatan kualitas pengkajian dan perumusan kebijakan pembangunan
ketahanan pangan;
b. Pengembangan dan pemantapan ketahanan pangan masyarakat, daerah, dan
nasional;
c. Pengembangan kemampuan kelembagaan ketahanan pangan daerah;
d. Peningkatan koordinasi dalam perumusan kebijakan, pengembangan ketahanan
pangan, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya.
3. Tujuan
Seiring visi dan misi serta memperhatikan perkembangan masalah, tantangan,
potensi, dan peluang, disusun tujuan pembangunan ketahanan pangan Tahun 2010-
2014, memberdayakan masyarakat agar mampu mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya yang dikuasainya untuk mewujudkan ketahanan pangan secara
berkelanjutan, dengan cara :
a. Meningkatkan ketersediaan dan cadangan pangan dengan mengoptimalkan
sumberdaya yang dimilikinya/dikuasainya secara berkelanjutan;
b. Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan
pangan;
c. Mengembangkan sistem distribusi, harga, dan cadangan pangan untuk memelihara
stabilitas pasokan dan harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat;
d. Mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang
dan aman guna meningkatkan kualitas SDM dan penurunan konsumsi beras
perkapita;
e. Mengembangkan sistem penanganan keamanan pangan segar.
4. Sasaran Strategis
Berdasarkan visi, misi, dan tujuan strategis Badan Ketahanan Pangan, disusunlah
sasaran stategis Badan Ketahanan Pangan tahun 2012 yang hendak dicapai, terdiri dari:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian8
a. Ketersediaan energi per kapita dipertahankan minimal 2.200 kilokalori/hari dan
penyediaan protein per kapita minimal 57 gram/hari;
b. Jumlah penduduk rawan pangan berkurang minimal 1% setiap tahun;
c. Jumlah konsumsi pangan per kapita untuk memenuhi kecukupan energi minimal
2.000 kilokalori/hari dan protein minimal sebesar 52 gram/hari;
d. Konsumsi beras per tahun menurun sebesar 1,5% per tahun yang diimbangi
dengan kenaikan konsumsi umbi-umbian dan sumber protein hewani, buah-buahan
dan sayuran, sehingga terjadi peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat
yang diindikasikan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2014 sebesar
93,3;
e. Terpantaunya distribusi pangan yang lancar sehingga dapat menjaga stabilitas
harga dan pasokan pangan yang terjangkau oleh masyarakat;
f. Tersedianya cadangan pangan pemerintah provinsi di 17 provinsi dan cadangan
pangan pemerintah kabupaten/kota di 100 kabupaten/kota, serta berkembangnya
2.600 lumbung pangan masyarakat di 2.000 desa.
g. Meningkatnya pengawasan keamanan pangan segar melalui peran dan partisipasi
masyarakat;
h. Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan
Ketahanan Pangan.
5. Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran strategis ketahanan pangan tahun 2012 tersebut, ditempuh
melalui strategi, kebijakan, program, kegiatan yang masih mengacu pada tahun
sebelumnya sebagai berikut:
5.1. Strategi
Strategi yang akan ditempuh Badan Ketahanan Pangan 2010-2014 yaitu :
a. Melaksanakan koordinasi secara sinergis dalam penyusunan kebijakan ketersediaan,
distribusi, konsumsi pangan, dan keamanan pangan segar;
b. Mendorong pengembangan cadangan pangan, sistem distribusi pangan,
penganekaragaman konsumsi dan pengawasan keamanan pangan segar;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian9
c. Mendorong peran serta swasta, masyarakat umum, dan kelembagaan masyarakat
lainnya dalam ketersediaan, distribusi, konsumsi, dan pengawasan keamanan
pangan segar;
d. Menyelenggarakan program aksi pemberdayaan masyarakat dalam memecahkan
permasalahan ketahanan masyarakat;
e. Mendorong sinkronisasi pembiayaan program aksi antara APBN, APBD dan dana
masyarakat;
f. Memecahkan permasalahan strategis ketahanan pangan melalui koordinasi Dewan
Ketahanan Pangan
Implemantasi dari Strategi Badan Ketahanan Pangan tahun 2010-2014 tersebut,
dilaksanakan melalui :
a. Pemantapan ketersediaan pangan, penanganan kerawanan dan akses pangan;
b. Pemantapan system distribusi, stabilisasi harga dan cadangan pangan;
c. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan
aman;
d. Penajaman keamanan pangan segar; dan
e. Penguatan kelembagaan dan manajemen ketahanan pangan pemerintah dan
masyarakat.
Langkah operasional yang ditempuh dalam mengakomodasi strategi diatas adalah
sebagai berikut :
a. Pemantapan ketersediaan pangan, penanganan kerawanan pangan dan akses
pangan, melalui : (a) Mendorong kemandirian pangan melalui swasembada pangan
untuk komoditas strategis (beras, jagung, kedelai, gula dan daging sapi); (b)
Meningkatkan keragaman produksi pangan berdasarkan potensi sumberdaya
lokal/wilayah; (c) Revitalisasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG); (d)
Memberdayakan masyarakat di daerah rawn pangan; dan (e) Meningkatkan akses
pangan di tingkat wilayah dan rumahtangga.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian10
b. Pemantapan distribusi, stabilisasi harga dan cadangan pangan, melalui : (a)
Mendorong pembentukan cadangan pangan pokok pemerintah daerah (provinsi,
kabupaten/kota, desa) dan cadangan pangan masyarakat; (b) Mengembangkan
penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat (penguatan LDPM) di daerah
sentra produksi padi dan jagung; dan (c) Memantau stabilisasi pasokan dan harga
komoditas pangan serta daya beli masyarakat.
c. Percepatan penganekaragaman konsumsi beragam, bergizi seimbang dan aman,
melalui : (a) Sosialisasi, promosi dan edukasi budaya pangan beragam, bergizi
seimbang dan aman; (b) Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan; (c)
Menumbuhkan dan mengembangkan industry pangan berbasis tepung-tepungan
berbahan baku lokal (non beras, non terigu); (d) Melakukan kemitraan dengan
perguruan tinggi, asosiasi, dan lembaga swadaya masyarakat; dan (e) Pengawasan
keamanan pangan segar.
d. Penguatan kelembagaan dan manajemen ketahanan pangan, dilakukan melalui :
(a) Koordinasi program pembangunan ketahanan pangan lintas sector; (b)
Peningkatan motivasi dan partisipasi masyarakat; (c) Koordinasi evaluasi dan
pengendalian pencapaian kondisi ketahanan pangan; (d) Peningkatan pelayanan
perkantoran dan perlengkapan terhadap program diversifikasi dan ketahanan
pangan masyarakat; (e) Pengembangan pemberdayaan masyarakat ketahanan
pangan; dan (f) Efektivitas peran dan fungsi Dewan Ketahanan Pangan.
Untuk menopang berbagai strategi tersebut, diperlukan strategi penunjang yang tidak
terlepas dari Tugas Pokok dan Fungsi BKP, yaitu sebagai berikut:
a. Melaksanakan manajemen pembangunan ketahanan pangan yang profesional,
bersih, peduli, transparan, dan bebas KKN.
b. Meningkatkan koordinasi perencanaan ketahanan pangan.
c. Merumuskan produk hukum bidang ketahanan pangan yg berpihak kepada petani.
d. Membangun sistem evaluasi dan pengendalian pembangunan ketahanan pangan
yang efektif.
e. Meningkatkan kemampuan SDM aparatur dalam penanganan ketahanan pangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian11
5.2. Kebijakan
Kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan pangan yang bersifat umum dan
strategis tidak sepenuhnya berada dalam kewenangan BKP, tetapi menyebar di berbagai
subsektor lingkup Kementerian Pertanian dan instansi terkait lainnya. Beberapa
kebijakan yang berada dalam kewenangan dan penanganan dari BKP antara lain:
a. Peningkatan ketersediaan, penanganan kerawanan pangan dan akses pangan,
diarahkan untuk: (i) Meningkatkan dan menjamin kelangsungan produksi dalam
negeri menuju kemandirian pangan; (ii) Mencegah dan menanggulangi kondisi
rawan pangan secara dinamis; (iii) Mengembangkan koordinasi sinergis lintas ektor
dalam pengelolaan ketersediaan pangan, peningkatan akses pangan dan
penanganan kerawanan pangan.
b. Peningkatan sistem distribusi, stabilitasi harga dan cadangan pangan, kebijakannya
diarahkan untuk : (i) Mengembangkan sistem distribusi pangan yang efektif dan
efisien untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan; (ii) Mengembangkan
kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat secara
sinergis dan partisipatif; (iii) Mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor
dalam pengelolaan distribusi, harga dan cadangan pangan; dan (iv) Meningkatkan
peranserta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga
dan cadangan pangan.
c. Peningkatan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan, antara lain:
(i) Mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal; (ii)
Mengembangkan teknoogi pengolahan pangan, terutama pangan lokal non beras
dan non terigu, guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosial; (iii) Meningkatkan
pengawasan keamanan pangan segar; dan (iv) Mengembangkan koordinasi
sinergis lintas sek tor dalam pengelolaan konsumsi dan keamanan pangan.
d. Peningkatan peran Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan, antara lain: (i)
Mendorong koordinasi program ketahanan pangan lintas sektor dan lintas daerah;
(ii) Meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat bersama pemerintah dalam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian12
rangka memantapkan ketahanan pangan; (iii) Meningkatkan peranan kelembagaan
formal dan informal dalam pelaksanaan ketahanan pangan.
Dalam pelaksanaan implementasi kebijakan-kebijakan tersebut, diperlukan dukungan
kebijakan, antara lain : (i) Peningkatan dukungan penelitian dan pengembangan pangan;
(ii) Peningkatan kerjasama internasional; (iii) Peningkatan pemberdayaan dan peranserta
masyarakat; (iv) Penguatan kelembagaan dan koordinasi ketahanan pangan; serta (v)
Dorongan terciptanya kebijakan makro ekonomi dan perdagangan yang kondusif bagi
ketahanan pangan.
6. Program
Berbagai strategi dan kebijakan sebagai upaya untuk mencapai sasaran strategis
ketahanan pangan tahun 2012, dioperasionalkan melalui penyelenggaraan berbagai
program pembangunan pertanian yang mengacu pada program pembangunan tahun
2010-2014 yaitu Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat, sasaran (outcome) yang hendak dicapai dalam program tersebut adalah
meningkatnya ketahanan pangan melalui pengembangan ketersediaan, distribusi,
konsumsi, dan keamanan pangan segar serta terkoordinasinya kebijakan ketahanan
pangan.
Adapun indikator sasaran program (outcome) yaitu: (1) Penurunan jumlah
penduduk rawan pangan 1 (satu) persen per tahun; (2) Peningkatan diversifikasi/
penganekaragaman konsumsi pangan dengan pencapaian skor PPH menjadi 93,3 untuk
tahun 2014; (3) Penurunan konsumsi beras per kapita tiap tahun sebesar 1,5 persen;
serta (4) Pengembangan lembaga distribusi masyarakat pada tahun 2014 menjadi 1.750
gapoktan, 2.000 lumbung dan 17 cadangan pangan pemerintah (propinsi) untuk menjaga
kestabilan pangan pokok.
Program tersebut dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan utama yaitu :
a. Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan, sasaran yang
hendak dicapai yaitu meningkatnya kemampuan kelembagaan distribusi dan
cadangan pangan serta stabilitas harga pangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian13
b. Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan, sasaran yang
hendak dicapai yaitu meningkatnya kualitas analisis ketersediaan dan akses pangan,
serta penanganan rawan pangan.
c. Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan
Keamanan Pangan Segar, sasaran yang hendak dicapai yaitu meningkatnya
penganekaragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan segar.
d. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan, dengan
sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya pelayanan administrasi dan
manajemen terhadap penyelenggaran ketahanan pangan. Kegiatan yang
dilaksanakan meliputi: (a) Pengelolaan gaji, honorarium, dan tunjangan, untuk
meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan berbagai kegiatan; (b)
Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran, untuk menunjang
pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan; dan (c) Pelayanan Publik atau Birokrasi,
yang diarahkan untuk mendukung perencanaan, pemantauan, evaluasi, dan
kerjasama dalam penyelenggaraan ketahanan pangan. Namun demikian, kegiatan
ini tidak dicantumkan dalam laporan ini karena kegiatan tersebut merupakan
kegiatan rutin yang dilakukan oleh setiap instansi, sehingga dianggap tidak dapat
mewakili kinerja Badan Ketahanan Pangan.
7. Rencana Kinerja Tahun 2012
Rencana kinerja yang direncanakan pada tahun 2012 merupakan implementasi rencana
jangka menengah ke dalam rencana kerja jangka pendek, yang mencakup tujuan dan
sasaran kegiatan beserta indikator kinerja. Sasaran Kinerja Tahun 2012 berdasarkan
visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Badan Ketahanan Pangan adalah meningkatnya
ketahanan pangan melalui pengembangan ketersediaan, distribusi, konsumsi dan
keamanan pangan, dengan indikator kinerjanya sebagai berikut :
a. Menurunnya jumlah penduduk rawan pangan per tahun sebesar 1, 5 %;
b. Menurunnya jumlah penduduk yang mengkonsumsi pangan per kapita per tahun
sebesar 1 %;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian14
c. Meningkatnya skor PPH pada tahun 2012 menjadi 89,6.
d. Berkembangnya Lembaga Distribusi dan Lumbung Pangan dalam Pengembangan
Stabilisasi Pangan Pokok sebanyak 1.265 Gapoktan dan 1.040 Lumbung Pangan.
B. PENETAPAN KINERJA
Sebagai tindaklanjut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Badan Ketahanan Pangan telah
menyusun Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2012 sebagai acuan tolok ukur evaluasi
akuntabilitas kinerja yang akan dicapai pada tahun 2012 sebagai berikut :
Tabel 1. Penetapan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2012
Unit Organisasi Eselon I : Badan Ketahanan Pangan
Tahun Anggaran : 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Meningkatnya ketahananpangan melaluipengembanganketersediaan, distribusi,konsumsi dan keamananpangan
1. Penurunan penduduk rawan panganper tahun
1 %
2. Skor PPH Peningkatan DiversifikasiPangan
89,6
3. Penurunan Konsumsi Beras per kapitatiap tahun
1,5 %
4. Lembaga Distribusi dan LumbungPangan dalam PengembanganStabilisasi Pangan Pokok
1.265 Gap,1.040 LP
Jumlah Anggaran :Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat :Rp. Rp. 695.250.000.000,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian15
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Hasil Pengukuran Kinerja
Berdasarkan Indikator Kinerja Utama Badan Ketahanan Pangan Kementerian
Pertanian pada tahun 2012, telah ditetapkan 1 (satu) sasaran Program Peningkatan
Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat BKP dan 4 (empat) sasaran Kegiatan
utama Eselon II yang akan dicapai kelima sasaran tersebut yaitu: (1) meningkatnya
ketahanan pangan melalui pengembangan ketersediaan, distribusi, konsumsi dan
keamanan pangan; (2) Meningkatnya pemantapan penganekaragaman konsumsi
pangan dan keamanan pangan; (3) Meningkatnya pemantapan distribusi dan harga
pangan; (4) Meningkatnya pemantapan ketersediaan pangan dan penanganan rawan
pangan; (5) Meningkatnya manajemen dan pelayanan administrasi dan keuangan secara
efektif dan efisien dalam mendukung pengembangan dan koordinasi kebijakan
ketahanan pangan. Masing-masing sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan
menggunakan indicator kinerja. Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Ketahanan
Pangan Tahun 2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator
kinerja sasaran dengan realisasinya. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing
indikator sasaran tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian16
Tabel. Pengukuran Pencapaian Sasaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2012
No. SasaranIndikator Kinerja
Uraian Target Capaian Keterangan1. Meningkatnya
ketahananpangan melaluipengembanganketersediaan,distribusi,konsumsi dankeamananpangan
a.Penurunanpenduduk rawanpangan per tahun
1 % 2,01 % Tahun 2011 = 42.080.210(17,41 %)
Tahun 2012 = 47.485.345(19,42 %) (Triwulan II)
b.Skor Pola PanganHarapan (PPH) 89,8 75,4 83,9 persen
c.Penurunan konsumsiberas per tahun
1,5 % 5,05 % Tahun 2011 = 102,8 kg/kap/tahunTahun 2012 = 97,6 kg/kap/tahun
d. Pengembanganlembaga distribusistabilisasi pangan
1.265 Gap1.040 LP
1.248 Gap1.037 LP
98.66%99,71
Sumber data penurunan penduduk rawan pangan : BPS tahun 2009 - 2011, diolah BKP Kementerian Pertanian.
B. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2012
Analisis dan evaluasi capaian kinerja diperoleh dari hasil pengukuran kinerja
kegiatan yang mendukung tercapainya sasaran. Beberapa sasaran dapat dilaksanakan
melalui beberapa kegiatan yang saling terkait untuk mencapai sasaran tersebut. Hasil
analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2012 Badan Ketahanan Pangan Kementerian
Pertanian dapat dijelaskan sebagai berikut :
B.1. Penurunan Penduduk Rawan Pangan
Kemiskinan berhubungan erat dengan kerawanan pangan yang ditinjau dalam dua
dimensi: (a) kedalaman dengan kategori ringan, sedang, dan berat; serta (b) jangka
waktu/periode kejadian dengan kategori kronis untuk jangka panjang dan transien untuk
jangka pendek/fluktuasi. Tingkat kedalaman kerawanan pangan ditunjukkan dengan
indikator kecukupan konsumsi kalori per kapita per hari dengan nilai Angka Kecukupan
Gizi (AKG) 2.000. Jika konsumsi per kapita: kurang atau lebih kecil dari 70 persen dari
AKG dikategorikan sangat rawan pangan, 70 hingga 90 persen dari AKG dikategorikan
rawan pangan, dan lebih dari 90 persen dari AKG termasuk kategori tahan pangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian17
Menurunnya jumlah penduduk miskin di Indonesia periode 2009 – 2011, belum
memberikan indikasi penurunan jumlah penduduk yang rentan terhadap rawan pangan,
seperti tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Penduduk Rawan Pangan Tahun 2009–2011
Rincian 2009 2010 2011Pertumbuhan
(%/Tahun)1.Jumlah penduduk (Juta Jiwa) 231,4 237,6 na2.Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa) 32,53 31,02 30,02 (3,93)3.Jumlah Penduduk Sangat Rawan
Pangan a):a. Jumlah (juta Jiwa)b. Persentase
33,2914,47
35,7115,34
42,0817,41
12,559,75
4.Jumlah Penduduk Rawan b):a. Jumlah (juta Jiwa)b. Persentase
61,5727,46
72,4431,12
78,4932,48
13,008,85
5.Jumlah Penduduk Tahan Pangan c):a. Jumlah (juta Jiwa)b. Persentase
123,9653,90
124,6153,53
121,0150,10
(1,18)(3,55)
Sumber data: BPS tahun 2009 - 2011, diolah BKP Kementerian Pertanian.Catatan: (a) Konsumsi kalori perkapita perhari kurang < 70% dariAKG; (b) Konsumsi kalori perkapita perhari 70-90% dari AKG; dan (c)Kosumsi kalori perkapita perhari > 90% dari AKG.
Jumlah penduduk yang rawan pangan serta jumlah daerah rawan bencana masih
cukup banyak, terutama pada berbagai daerah yang terisolir dan pada waktu-waktu
tertentu terkena musim kering, musim ombak besar, dan sebagainya. Penduduk dan
daerah yang rawan tersebut, perlu ditangani secara komprehensif sebagai upaya
antisipasi timbulnya kasus kerawanan pangan.
Jumlah penduduk : (a) sangat rawan pangan pada tahun 2009 sekitar 33,29 juta
atau 14,47 persen, bertambah menjadi 35,71 juta atau 15,34 persen pada tahun 2010,
pada tahun 2011 bertambah menjadi 42,08 juta atau 17,41 persen; (b) rawan pangan
pada tahun 2009 mencapai 61,57 juta atau 27,46 persen, bertambah menjadi 72,44 juta
atau 31,12 persen pada tahun 2010, dan bertambah lagi menjadi 78,48 juta atau 32,48
persen pada tahun 2009; serta (c) tahan pangan pada tahun 2009 sebanyak 123,96 juta
atau 53,90 persen, bertambah menjadi 124,61 juta atau 53,53 persen pada tahun 2010,
tetapi pada tahun 2011 berkurang menjadi 121,01 juta atau 50,10 persen. Hal ini
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian18
menunjukkan adanya pergeseran dari jumlah penduduk yang tahan pangan menjadi
tidak tahan pangan.
Kalau dibandingkan antara jumlah penduduk miskin dan penduduk rawan pangan
dari data tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, menunjukkan terdapat trend yang
berbanding terbalik. Dari tahun 2009 sampai dengan 2011 menunjukkan penurunan
jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun. Sedangkan peduduk rawan pangan justru
mengalami peningkatan, hal ini perlu mendapat penjelasan secara lebih mendalam dan
tindak lanjut yang lebih serius. Kenaikan tersebut disebabkan oleh : pendapatan
masyarakat dibandingkan harga kebutuhan pangan secara umum masih rendah, pola
konsumsi pangan yang tidak seimbang, bencana alam. Secara teknis penyebabnya
adalah : (a) pelaksanaan SKPG belum berjalan secara optimal dan hasil deteksi dini dari
SKPG kurang ditindaklanjuti; (b) belum semua Provinsi dan Kabupaten melakukan
penyusunan juklak dan juknis; (c) belum terbentuk Tim Investigasi di beberapa daerah;
dan (d) Tingginya tingkat mutasi aparat sehingga petugas sering berganti yang
mempengaruhi proses administrasi.
Program dan kegiatan yang dikelola oleh Badan Ketahanan Pangan dalam rangka
mewujudkan penurunan penduduk rawan pangan yaitu penanganan daerah rawan
pangan dan pengembangan Desa Mandiri Pangan. Kedua kegiatan tersebut secara
nasional belum mampu memberikan dampak secara signifikan karena target kegiatan
penanganan daerah rawan pangan pada tahun 2012 sebanyak 410 kabupaten/kota
sedangkan yang merealisasikan sebanyak 143 kab/kota atau 35 %. Sedangkan kegiatan
pengembangan desa mandiri pangan pada tahun 2012 ditargetkan sebanyak 398 desa.
Hasil kajian dampak kegiatan Desa Mandiri Pangan (pelaksanaan tahun 2006,
2007 dan 2008) terhadap penurunan angka kemiskinan yang dilakukan Badan
Ketahanan Pangan bekerjasama dengan PSEKP Badan Litbang Pertanian di 19 provinsi
(Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Kep. Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku) dapat memberikan dampak
pengurangan angka kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan pada tingkat kelompok
sasaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian19
Tabel 2. Dinamika Tingkat Kemiskinan Rumah Tangga Demapan menurut Wilayah diIndonesia, Awal Program dan tahun 2012
No Wilayah/UraianAnggota KA
Bukan Anggota KA2012Awal Program 2012
1. Jawa
Sangat Miskin (%) 13.86 4.36 7.70
Miskin (%) 41.22 36.43 44.25
Kurang Sejahtera (%) 39.41 39.08 28.03
Sejahtera (%) 1.24 20.13 20.03
2. Luar Jawa
Sangat Miskin (%) 14.05 5.30 8.62
Miskin (%) 61.53 42.15 49.58
Kurang Sejahtera (%) 17.30 38.15 32.42
Sejahtera (%) 0.94 7.86 2.47
3. Indonesia
Sangat Miskin (%) 14.01 5.12 8.44
Miskin (%) 57.72 41.08 48.58
Kurang Sejahtera (%) 21.45 38.32 31.60
Sejahtera (%) 0.99 10.16 5.76
Kalau dibandingkan keluarga miskin yang paling banyak terdapat di luar pulau
Jawa, baik anggota kelompok afinitas maupun yang bukan anggota kelompok afinitas. Di
luar pulau Jawa baik pada awal menerima program sampai tahun 2012 paling banyak
adalah keluarga miskin dan persentasenya mengalami perubahan menjadi keluarga
kurang sejahtera, yaitu dari 61.53% keluarga miskin turun menjadi 42.15%, dan dari
17.30% keluarga kurang sejahtera naik menjadi 38.15%. Kondisi yang berbeda terjadi di
pulau Jawa dimana keluarga yang paling banyak adalah keluarga kurang sejahtera yaitu
55.78% pada awal kegiatan turun menjadi 41.38% pada tahun 2012. Sementara
keluarga sejahtera naik menjadi 32.07% tahun 2012 dari 2.07% pada saat baru
menerima program.
Dari hasil analisis dampak kegiatan Desa Mapan terhadap dinamika dan komparasi
tingkat kemiskinan rumah tangga diperoleh informasi penting sebagai berikut: (1) Di
Jawa dengan posisi awal tingkat kemiskinan yang lebih rendah, kegiatan Desa Mapan
memberikan dampak positif yang lebih besar terhadap peningkatan rumah tangga
dengan katagori “sejahtera”, yaitu dari 2,07% menjadi 32,07%; (2) Di luar Jawa dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian20
posisi awal tingkat kemiskinan yang relatif tinggi, kegiatan Desa Mapan memberikan
dampak positif yang relatif signifikan terhadap penurunan proporsi rumah tangga dengan
katagori “sangat miskin” dan “miskin”, yang selanjutnya diikuti oleh peningkatan yang
besar pada rumah tangga yang katagori “kurang sejahtera” dari 17,30% menjadi
38,15%; (3) Secara agregat nasional dapat disimpulkan telah terjadi penurunan rumah
tangga miskin, dan pada saat bersamaan terjadi peningkatan tingkat kesejahteraan
rumah tangga sejahtera dengan adanya program Desa Mapan. Secara nasional rumah
tangga “sangat miskin” menurun dari 13,00% menjadi 4,89% dan rumah tangga
“sejahtera” meningkat dari 1,15% menjadi 12,40%
B.2. Skor Pola Pangan Harapan Per Tahun
Pola konsumsi pangan yang ditunjukkan dengan Pola Pangan Harapan (PPH)
pada tahun 2012 tidak sesuai dengan target, seperti dalam tabel 3. Meskipun secara
agregat telah terjadi penurunan konsumsi beras, tetapi kurang diimbangi dengan
kenaikan konsumsi protein hewani dan nabati, sayur dan buah; serta umbi-umbian
sebagai pendongkrak skor PPH. Kendala lain adalah : pendapatan penduduk rendah
yang berakibat pada daya beli masyarakat diprioritaskan pada pemenuhan karbohidrat;
perubahan perilaku pola konsumsi masyarakat belum terlihat; serta koordinasi secara
intens dalam menyosialisasikan tentang pola konsumsi yang seimbang masih tergantung
pada pemerintah, kurang melibatkan dengan swasta.
Tabel 3. PPH Tahun 2012 Triwulan I dibanding PPH Ideal
Gram Energi%
AKG
Skor
PPHGram Energi
%
AKG
Skor
PPH
1. Padi-padian 299,9 1.167 58,4 25,0 275,0 1.000 50,0 25,0
2. Umbi-umbian 30,6 40 2,6 1,0 100,0 120 6,0 2,5
3. Pangan hewani 91,7 165 8,4 16,5 150,0 240 12,0 24,0
4. Minyak dan lemak 23,7 212 10,2 5,0 20,0 200 10,0 5,0
5. Buah/biji berminyak 5,5 30 1,7 0,7 10,0 60 3,0 1,0
6. Kacang-kacangan 20,0 54 2,8 5,4 35,0 100 5,0 10,0
7. Gula 19,2 70 4,1 1,8 30,0 100 5,0 2,5
8. Sayur dan buah 199,1 80 4,2 20,0 250,0 120 6,0 30,0
9. Lain-lain 60,4 35 1,9 - - 60 3,0 -
Total 1.853 96,3 2.000 100,0
Skor PPH 75,4 100,0
No Kelompok Pangan
2012 Triwulan 1 PPH Ideal
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian21
Seperti pada tabel 4, bahwa perkembangan agregat konsumsi pangan
menunjukkan penurunan, penurunan kuantitas konsumsi energi tersebut sebagian besar
dipengaruhi oleh penurunan konsumsi beras sebesar 5 % selama tahun 2011-2012
(konsumsi tahun 2011 sebesar 281,71 gram/kap/hari atau 102,82 kg/kap/tahun menjadi
267,49 gram/kap/hari atau 97,63 kg/kap/tahun pada tahun 2012).
Tabel 4. Perkembangan Rata-rata Konsumsi Energi dan Protein Tahun 2007 - 2012
UraianKonsumsi PerKapita Perhari WNPG
VII20042007 2008 2009 2010 2011
2012
Energi(kkal/kap/hari) 2.015 2.038 1.927 1.926 1.952
1.853 2.000
Protein(gram/kap/hari) 57,65 57,49 54,35 55,05 56,25
53,14 52
Skor PPH 82,8 81,9 75,7 77,5 77,3 75,4 100Sumber data : Susenas BPS 2007– 2011, BPS; diolah BKP Kementerian Pertanian
Berdasarkan Hasil Susenas tahun 2012 menunjukkan konsumsi pangan
penduduk dalam bentuk energi di tingkat rumah tangga secara nasional mengalami
penurunan dari 1.952 kkal/kap/hari pada tahun 2011 menjadi 1.853 kkal/kap/hari pada
tahun 2012 (masih dibawah angka kecukupan energi sebesar 2.000 kkal/kap/hari).
Penurunan kuantitas konsumsi energi tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh
penurunan konsumsi beras sebesar 5,19 % selama tahun 2011-2012 (konsumsi tahun
2011 sebesar 281, 71 gram/kap/hari atau 102,82 kg/kap/tahun menjadi 267,49
gram/kap/hari atau 97,63 kg/kap/tahun pada tahun 2012). Disamping itu terjadi
penurunan konsumsi pada kelompok umbi-umbian (-24%), gula (-13,6 %), buah/biji
berminyak (-9,5 %), kacang-kacangan (-3,3 %), sayur dan buah (-3,8 %), pangan hewani
(-1,8 %), serta kelompok pangan lainnya (-10,6 %). Rata-rata konsumsi Rumah Tangga
per Kelompok Pangan tahun 2011-2012 dari sisi komposisi, keragaman konsumsi energi
kelompok pangan terhadap Angka Kecukupan Energi (AKE) menunjukkan masih
didominasi kelompok padi-padian diatas 58 persen, lebih besar dari proporsi ideal 50
persen, dan konsumsi umbi-umbian berkisar 2 persen atau kurang dari proporsi ideal 6
persen, seperti dalam Tabel 5.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian22
Tabel 5. Rata-rata Konsumsi Rumah Tangga Per Kelompok Pangan Tahun 2011-
2012
NoKelompok
Pangan
Th. 2011 Th. 2012 Laju (%)
Energi%
AKGEnergi
%AKG
Energi%
AKG1. Padi-padian 1236 61,8 1167 58,4 -5,6 -5,62. Umbi-umbian 53 2,6 40 2,0 -24,0 -24,03. Pangan hewani 168 8,4 165 8,2 -1,8 -1,8
4.Minyak danlemak
204 10,2 212 10,6 4,2 4,2
5.Buah/bijiberminyak
33 1,6 30 1,5 -9,5 -9,5
6.Kacang-kacangan
56 2,8 54 2,7 -3,3 -3,3
7. Gula 81 4,1 70 3,5 -13,6 -13,68. Sayur dan buah 83 4,2 80 4,0 -3,8 -3,89. Lain-lain 39 1,9 35 1,7 -10,6 -10,6
Total 1952 97,6 1853 92,6 -5,1 -5,1Sumber: Susenas, 2011 dan 2012 triwulan 1; BPS diolah BKPKeterangan : Angka Kecukupan Energi 2000 kkal/kap/hari (Widya Karya Pangan dan Gizi VIII, 2004)
- Energi : dalam kkal- Gram : untuk berat jenis pangan menurut kelompok- AKG : Angka Kecukupan Gizi
B.3. Penurunan Konsumsi Beras Per Tahun
Secara kuantitas perkembangan konsumsi nasional selama tahun 2011-2012
seperti tertera pada Tabel 6. Penurunan kuantitas konsumsi energi tersebut sebagian
besar dipengaruhi oleh penurunan konsumsi beras sebesar 5 % selama tahun 2011-
2012 (konsumsi tahun 2011 sebesar 281,71 gram/kap/hari atau 102,82 kg/kap/tahun
menjadi 267,49 gram/kap/hari atau 97,63 kg/kap/tahun pada tahun 2012).
Secara agregat telah terjadi penurunan konsumsi beras, namun untuk mencapai
kualitas konsumsi pangan yang lebih baik perlu ditingkatkan konsumsi umbi-umbian,
pangan hewani, kacang-kacangan, serta sayur dan buah. Banyak faktor yang
mempengaruhi konsumsi pangan masyarakat antara lain: masih tingginya angka
kemiskinan, rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pola pangan
sehat, masih adanya keterbatasan aksesibilitas terhadap pangan, kurang
berkembanganya teknologi untuk memproduksi maupun mengolah bahan pangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian23
terutama pangan lokal non beras, belum optimalnya kerjasama antar
kementerian/lembaga, serta lemahnya partisipasi masyarakat
Selain itu, dari sisi ketersediaan umbi-umbian bahwa : (a) produksi umbi-umbian
masih belum stabil, sehingga mempengaruhi harga umbi-umbian dipasar; (b) keterlibatan
swasta dan pemerintah dalam teknologi pengolahan pangan lokal/umbi-umbian (seperti
tepung-tepungan) belum mampu berproduksi secara besar-besaran, sehingga harga
pangan karbohidrat lokal masih tinggi di tingkat pasaran dan masyarakat belum mampu
mengaksesnya; (c) teknologi penyimpanan pangan lokal/umbi-umbian dalam jangka
waktu yang panjang belum banyak dan belum tersosialisasikan ke masyarakat.
Tabel 6. Perkembangan Konsumsi nasional secara kuantitas pada tahun 2011-2012
Konsumsi
Kelompok Bahan Pangan gram/kap/hari Kg/kap/thn
2011 2012 2011 2012
I. Padi-padian
a. Beras 281,71 267,49 102,82 97,63
b. Jagung 4,30 5,19 1,57 1,90
c. Terigu 29,93 27,24 10,92 9,94
II. Umbi-umbian
a. Singkong 27,59 20,02 10,07 7,31
b. Ubi jalar 8,11 6,59 2,96 2,41
c. Kentang 4,31 4,02 1,57 1,47
d. Sagu 1,33 1,19 0,48 0,44
e. Umbi lainnya 1,84 1,22 0,67 0,45
III. Pangan Hewani
a. Daging ruminansia 5,54 7,63 2,02 2,79
b. Daging unggas 13,03 12,04 4,75 4,40
c. Telur 19,56 19,16 7,14 6,99
d. Susu 5,74 4,63 2,09 1,69
e. Ikan 51,99 48,27 18,98 17,62
IV. Minyak dan Lemak
a. Minyak kelapa 4,11 2,82 1,50 1,03
b. Minyak sawit 18,09 20,51 6,60 7,49
c. Minyak lainnya 0,57 0,33 0,21 0,12
V. Buah/biji berminyak
a. Kelapa 5,12 4,75 1,87 1,73
b. Kemiri 0,89 0,70 0,32 0,26
VI. Kacang-kacangan
a. Kedelai 20,71 19,41 7,56 7,08
b. Kacang tanah 0,92 0,77 0,34 0,28
c. Kacang hijau 0,78 0,75 0,28 0,27
d. Kacang lain 0,28 0,62 0,10 0,23
VII. Gula
a. Gula pasir 20,23 17,75 7,38 6,48
b. Gula merah 1,98 1,45 0,72 0,53
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian24
VIII. Sayuran dan buah
a. Sayur 133,70 129,98 48,80 47,44
b. Buah 63,61 69,14 23,22 25,24
IX. Lain-lain
a. Minuman 49,89 49,64 18,21 18,12
b. Bumbu-bumbuan 11,33 10,73 4,13 3,92
Dalam mewujudkan penurunan konsumsi beras per tahun tidak hanya
dilaksanakan melalui kegiatan lingkup Badan Ketahanan Pangan melainkan banyak
dipengaruhi oleh Eselon I lainnya lingkup Kementerian Pertanian, sektor dan pemangku
kepentingan terkait. Dalam hal ini Badan Ketahanan Pangan melaksanakan kegiatan :
(a) Pemberdayaan kelompok wanita dengan jumlah kelompok wanita P2KP sebanyak
6.000 desa, melalui : optimalisasi pemanfaatan pekarangan, dan pengembangan usaha
pengolahan pangan lokal; (b) Pengembangan Pangan Lokal, sebanyak 9 provinsi dan 10
kab/kota; (c) Sosialisasi dan Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan sejak usia
dini pada SD/MI; dan (d) Pengembangan KRPL
B.4. Pengembangan Distribusi Dan Stabilisasi Harga
Kegiatan Penguatan LDPM dilaksanakan dalam rangka perlindungan dan
pemberdayaan petani/kelopoktani/Gapoktan padi dan jagung terhadap jatuhnya harga di
saat panen raya dan masalah aksesibilitas pangan di saat paceklik. Melalui kegiatan
Penguatan-LDPM yang dilaksanakan sejak tahun 2009, pemerintah menyalurkan dana
Bantuan Sosial dari APBN kepada Gapoktan untuk memberdayakan kelembagaan
Gapoktan agar mampu mendistribusikan hasil produksi pangan dari anggotanya
sehingga harga yang diterima di tingkat petani maupun di wilayah stabil, serta
menyediakan cadangan pangan dalam rangka penyediaan aksesibilitas pangan bagi
anggotanya. Melalui penguatan modal usaha, diharapkan Gapoktan bersama-sama
dengan anggotanya mampu secara swadaya membangun sarana untuk penyimpanan,
mengembangkan usaha di bidang distribusi pangan, dan menyediakan pangan minimal
bagi anggotanya yang kurang memiliki akses terhadap pangan disaat paceklik.
Dukungan dana Bansos yang bersumber dari APBN pada kegiatan Penguatan-
LDPM hanya diberikan kepada Gapoktan Tahap Penumbuhan dan Pengembangan, yaitu
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian25
pada tahun pertama dan tahun kedua. Sementara itu pada tahun ketiga, Gapoktan hanya
akan menerima pembinaan dan/atau bimbingan dari pendamping, Tim Teknis
Kabupaten/Kota dan Tim Pembina Provinsi. Sasaran Penguatan Lembaga Distribusi
Pangan Masyarakat (LDPM) sebanyak 1.265 gapoktan tetapi gapoktan yang sudah
melaksanakan sebanyak 1.248 gapoktan atau sebesar 98.66 %.
Keberhasilan yang telah dicapai pada periode 2009 – 2012 pelaksanaan kegiatan
Penguatan-LDPM sebagai berikut:
Tabel 8. Perkembangan Pelaksanaan Penguatan-LDPM periode 2009-2012
Tahapan
Jumlah GapoktanTotal
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Penumbuhan 546 204 235 281 1266
Pengembangan 545 237 235 1017
Kemandirian 512 220 732
Pasca kemandirian 512 512
Total 546 749 984 1248
Keterangan :*) 1 Gapoktan tahun 2009 kembalikan dana bansos Tahap Penumbuhan**) 33 Gapoktan tahun 2010 kembalikan dana Bansos Tahap Pengembangan***) 17 Gapoktan tahun 2011 kembalikan dana Bansos Tahap Pengembangan****) Tidak lagi didukung pendanaan APBN untuk pembinaan tahap Pasca Kemandirian, selanjutnyadibina oleh provinsi dan kabupatan/kota melalui APBD
1. Pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM dimulai pada tahun 2009, dimana pada
tahun pertama tersebut ditumbuhkan sebanyak 546 Gapoktan. Seleksi calon
Gapoktan yang akan ikut kegiatan Penguatan-LDPM dilakukan secara berjenjang
mulai dari kabupaten/kota yang melakukan inventarisasi dan identifikasi calon
Gapoktan, Setelah kabupaten/kota melakukan identifikasi kemudian diusulkan ke
provinsi untuk selanjutnya dilakukan verifikasi. Hasil verifikasi provision kemudian
ditetapkan oleh Kepala Badan/Dinas/Kantor/Unit ketahanan pangan sebagai
Gapoktan pelaksana kegiatan Penguatan-LDPM yang layak menerima dana bansos
tahap pertama sebesar Rp. 150 juta. Pada akhir tahun 2009, 1 (satu) Gapoktan dari
provinsi Gorontalo bermasalah dikarena adanya ketidakharmonisan diantara
pengurus Gapoktan yang tidak dapat lagi diselesaikan secara musyarawarah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian26
sehingga penanggung jawab pelaksana kegiatan Penguatan-LDPM menarik dana
bansos yang ada di Gapoktan dan mengembalikannya ke kantor Kas Negara.
2. Tahun 2010 merupakan tahun kedua pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM, Pada
tahun kedua ditumbuhkan sebanyak 204 Gapoktan yang akan menerima dana
Bansos sebesar Rp 150 juta pada tahap pertama dan 545 Gapoktan yang masuk ke
Tahap Pengembangan dan akan menerima dana bansos tahap kedua sebesar Rp 75
juta. Sebelum dana bansos tahap kedua disalurkan ke Gapoktan, tim Pembina
provinsi dan tim teknis kabupaten/kota melakukan evaluasi terhadap kinerja dari
masing-masing Gapoktan yang dinyatakan benar-benar layak untuk masuk ke Tahap
Pengembangan. Hingga akhir tahun 2010 Gapoktan yang memenuhi persyaratan
sebagaimana yang ada dalam Pedum Pelaksanaan Penguatan-LDPM 2010, hanya
512 Gapoktan yang layak mendapatkan tambahan dan penguatan modal usaha
sebesar Rp 75 juta sedangkan 33 Gapoktan lainnya tidak layak untuk mendapatkan
tambahan dana bansos sehingga dana bansos tersebut dikembalikan ke kas negara.
Namun demikian daerah masih diberikan kesempatan untuk melakukan pembinaan
dan dapat diusul kembali di tahun berikutnya untuk mendapat tambahan modal
usaha.
3. Tahun 2011 merupakan tahun ketiga pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM,
dimana pada tahun ketiga ditumbuhkan sebanyak 235 Gapoktan, 237 Gapoktan yang
memasuki tahap Pengembangan (204 gapoktan yang ditumbuhkan tahun 2010 dan
33 Gapoktan merupakan luncuran dari Gapoktan yang ditumbuhkan tahun 2009), dan
512 Gapoktan yang masuk tahap Kemandirian. Gapoktan yang masuk pada Tahap
Penumbuhan akan menerima dana bansos sebesar Rp 150 juta, tahap
Pengembangan akan menerima dana bansos sebesar Rp 75 juta, dan tahap
Kemandirian tidak lagi menerima dana bansos namun provinsi dan kabupaten/kota
tetap melakukan pembinaan agar dana bansos tetap dikelola dengan baik oleh
Gapoktan sebagai modal usaha yang berkembang secara berkelanjutan. Pada akhir
tahun 2011 dari 237 Gapoktan setelah dilakukan evaluasi dan pembinaan, hanya 220
Gapoktan yang layak untuk masuk tahap Pengembangan dan dapat menerima dana
Bansos sebesar Rp 75 juta, dan selanjutnya dana bansos yang telah dialokasi bagi
17 Gapoktan dikembalikan ke kantor Kas Negara.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian27
4. Tahun 2012 merupakan tahun keempat pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM,
dimana pada tahun keempat ditumbuhkan sebanyak 281 Gapoktan, 235 Gapoktan
yang masuk ke tahap Pengembangan, 220 Gapoktan yang masuk ke tahap
Kemandirian dan 512 Gapoktan yang masuk Tahap Kemandirian. Gapoktan yang
masuk pada Tahap Penumbuhan akan menerima dana bansos sebesar Rp 150 juta,
tahap Pengembangan akan menerima dana bansos sebesar Rp 75 juta, dan tahap
Kemandirian dan Pasca Kemandirian tidak lagi menerima dana bansos namun
provinsi dan kabupaten/kota tetap melakukan pembinaan agar dana bansos yang
diterima pada tahun pertama dan kedua tetap dikelola dengan baik oleh Gapoktan
sebagai modal usaha yang berkembang secara berkelanjutan. Pada akhir tahun 2012
dari 235 Gapoktan setelah dilakukan evaluasi dan pembinaan, hanya 224 Gapoktan
yang layak untuk masuk tahap Pengembangan dan dapat menerima dana Bansos
sebesar Rp 75 juta, dan selanjutnya dana bansos yang telah dialokasi bagi 11
Gapoktan dikembalikan ke kantor Kas Negara.
Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat pada tahun
2012 yang di biayai melalui dana dekonsentrasi dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahapan
yaitu tahap penumbuhan, tahap pengembangan, dan tahap kemandirian. Tahap
penumbuhan mencakup identifikasi lokasi dan pembangunan fisik lumbung melalui DAK
Bidang Pertanian, tahap pengembangan mencakup identifikasi kelompok lumbung
pangan dan pengisian cadangan pangan melalui dana Bansos, sedangkan tahap
kemandirian mencakup penguatan modal untuk pengembangan usaha kelompok melalui
dana Bansos.
Tahap Penumbuhan dilaksanakan di 2 provinsi yaitu Provinsi Papua 7 kelompok
dan Papua Barat 2 kelompok yang dialokasikan dana Bantuan Sosial sebesar Rp. 40 juta
untuk pembangunan lumbung. Tahap Pengembangan dilaksanakan di 31 provinsi yang
dialokasikan dana Bantuan Sosial sebesar Rp. 20 juta kepada kelompok lumbung pangan
yang telah mendapatkan bantuan pembangunan fisik lumbung melalui DAK Tahun 2010
dan 2011 sebanyak 613 kelompok. Dana Bansos tersebut dipergunakan untuk penisian
cadangan pangan. Sedangkan Tahap Kemandirian dilaksanakan di 31 provinsi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian28
dialoksikan dana Bansos sebesar Rp. 20 juta untuk penguatan usaha kelompok.
Kelompok lumbung pangan yang masuk tahap kemadirian adalah kelompok yang telah
mendapatkan dana Bansos untuk pengisian cadangan pangan pada tahun 2010 dan telah
terseleksi serta dinyatakan layak masuk tahap kemandirian. Sasaran Tahap Kemandirian
sebanyak 418 kelompok. Alokasi daba bansos per provinsi dapat dilihat pada table
berikut ini :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian29
Tabel 9. Alokasi Dana Bansos Kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat
Tahun 2012
1 DKI Jakarta - - - -2 Banten - 12 5 173 Jawa Barat - 25 27 524 Jawa Tengah - 72 29 1015 DIY - 10 12 226 Jawa Timur - 62 24 867 Aceh - 13 12 258 Sumatera Utara - 14 23 379 Sumatera Barat - 22 12 34
10 Riau - 1 8 911 Jambi - 8 12 2012 Sumatera Selatan - 37 22 5913 Bengkulu - 6 10 1614 Lampung - 53 21 7415 Bangka Belitung - 0 5 516 Kepulauan Riau - 1 0 117 Kalimantan Barat - 13 16 2918 Kalimantan Tengah - 22 5 2719 Kalimantan Selatan - 25 16 4120 Kalimantan Timur - 4 1 521 Sulawesi Utara - 24 21 4522 Sulawei Tengah - 20 18 3823 Sulawesi Selatan - 25 22 4724 Sulawesi Tenggara - 16 18 3425 Gorontalo - 11 9 2026 Sulawesi Barat - 2 5 727 Bali - 6 9 1528 N T B - 42 10 5229 N T T - 52 18 7030 Maluku - 6 8 1431 Maluku Utara - 5 8 1332 Papua Barat 2 1 4 733 Papua 7 3 8 18
9 613 418 1040Total
TotalNo Provinsi Penumbuhan Pengembangan Kemandirian
Pencairan dana Bansos kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat dari
sasaran sebesar Rp. 20,98 milyar untuk 1040 kelompok, s/d 28 Desember 2012 telah
terealisasi sebesar Rp. 20,92 Milyar atau 1.037 kelompok (99,71 %) yang terdiri
dari Tahap Penumbuhan sebesar 360 juta atau 9 kelompok (100%), Tahap
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian30
Pengembangan sebesar 12,40 milyar atau 620 kelompok (101,14%), dan Tahap
Kemandirian sebesar 8,14 milyar atau 408 kelompok( 97,61%). Rincian Realisasi
kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat dapat di lihat pada table berikut
ini.
Tabel 10. Realisasi Dana Bansos Kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat
Tahun 2012
No Provinsi Penumbuhan Pengembangan Kemandirian Jumlah Presentase
1 DKI Jakarta 0 0 0
2 Banten 12 5 17 100.00
3 Jawa Barat 25 27 52 100.00
4 Jawa Tengah 71 30 101 100.00
5 DIY 10 12 22 100.00
6 Jawa Timur 62 24 86 100.00
7 Aceh 13 12 25 100.00
8 Sumatera Utara 14 23 37 100.00
9 Sumatera Barat 22 12 34 100.00
10 Riau 1 8 9 100.00
11 Jambi 8 12 20 100.00
12 Sumatera Selatan 37 22 59 100.00
13 Bengkulu 6 10 16 100.00
14 Lampung 53 21 74 100.00
15 Bangka Belitung 0 5 5 100.00
16 Kepulauan Riau 1 1 100.00
17 Kalimantan Barat 15 14 29 100.00
18 Kalimantan Tengah 22 5 27 100.00
19 Kalimantan Selatan 25 16 41 100.00
20 Kalimantan Timur 3 1 4 80.00
21 Sulawesi Utara 24 21 45 100.00
22 Sulawei Tengah 20 18 38 100.00
23 Sulawesi Selatan 25 22 47 100.00
24 Sulawesi Tenggara 18 16 34 100.00
25 Gorontalo 11 9 20 100.00
26 Sulawesi Barat 2 5 7 100.00
27 Bali 13 2 15 100.00
28 N T B 42 10 52 100.00
29 N T T 52 18 70 100.00
30 Maluku 4 8 12 85.71
31 Maluku Utara 5 8 13 100.00
32 Papua Barat 2 1 4 7 100.00
33 Papua 7 3 8 18 100.00
9 620 408 1,037 99.71Total
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian31
Realisasi dana bansos yang mencapai 100 persen terdapat 30 provinsi, sedang provinsi
yang realisasi dana bansosnya tidak mencapai 100 persen adalah Kalimantan Timur 80
persen (1 Kelompok tidak teralisasi), dan Maluku 85,71 persen (2 Kelompok tidak
teralisasi). Di provinsi Kalimantan Timur tidak mencapai 100 persen disebabkan lumbung
DAK tahun 2011 tidak teralisasi pembangunannya, sedangkan untuk provinsi Maluku
tidak teralisasi 2 kelompok yaitu 1 kelompok berada di kabupaten Maluku Tenggara Barat
disebabkan karena yang dibangun berada dilokasi yang sangat terpencil dan akses
menuju lokasi sangat sulit sehingga menyebabkan kelompok kesulitan dalam membuka
rekening bank, sedangkan untuk kelompok tahap kemandirian yang berada di
kabupaten Seram Bagian Barat mengalami permasalahan dengan perbankan.
Hasil evaluasi Tahap Kemandirian di 3 provinsi terdapat 11 kelompok yang dinilai tidak
layak masuk tahap kemandiirian yaitu Kalimantan Barat (2 Kelompok), Sulawesi
Tenggara (2 Kelompok) dan Bali (7 Kelompok). Alokasi dana Bansos Tahap Kemandirian
tersebut dialihkan pada kelompok tahap pengembangan yang telah mendapatkan alokasi
pembangunan lumbung melalui DAk tahun 2011, sehingga realisasi Tahap
Pengembangan mencapai 620 kelompok dari target 613 kelompok (101, 14 %).
Tabel 11. Relokasi Dana Bansos TA. 2012 Dari Tahap Kemandirian ke Tahap
Pengembangan
No Provinsi Tahap Kemandirian Tahap Pengembangan
Semula Menjadi Semula Menjadi
1. Kalimantan Barat 16 14 13 15
2. Sulawesi Tenggara 18 16 16 18
3. Bali 9 2 6 13
Total 43 32 35 46
Data perkembangan kondisi cadangan pangan yang telah dilaporkan oleh 21
provinsi pada periode Juli - September 2012 dari stock awal dan pengadaan/pembelian
sebesar 6.223.959 kg gabah, 925.822 kg beras dan 68.195 kg pangan spesifik lokasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian32
(jagung, sagu). Sebagian bahan pangan tersebut disalurkan kepada anggota yang
membutuhkan yaitu sebesar 1.859.911 kg gabah, 509.104 kg beras dan 41.724 kg
pangan spesifik lokasi (jagung, sagu), sehingga stock yang ada di masyarakat pada
posisi September adalah sebesar 4.364.049 kg gabah, 416 kg beras dan 26.471 kg
pangan spesifik lokasi (jagung, sagu), sedangkan 10 provinsi belum menyampaikan
laporan adalah Provinsi Aceh, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Jawa tengah, Bali,
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Papua dan Papua
Barat.
C. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2012
Dalam melanjutkan pembangunan ketahanan pangan, pada TA. 2012 Badan
Ketahanan Pangan (BKP) beserta lembaga ketahanan pangan di propinsi dan
kabupaten/kota memperoleh alokasi anggaran senilai Rp. 687,547 milyar. Jumlah alokasi
anggaran tersebut bertambah Rp. 66,284 milyar atau naik 10,54 persen dibanding
alokasi tahun 2011 sebesar Rp. 628,970 milyar. Kenaikan tersebut di tingkat pusat
sebesar Rp. 11,370 milyar atau 17,15 %; dan di tingkat daerah sebesar Rp. 54,914
milyar atau 82,85 %.
Tabel 12. Perbandingan Alokasi Anggaran Lingkup BKP pada TA. 2011 dan 2012
(dalam ribuan)
No Uraian Alokasi 2011 Alokasi 2012 Pertumbuhan
Rp.000 % Rp.000 % Rp.000 %
1 Pusat 72.200.500 11,48 83.570.550 12,02 11.370.050 17,15
2 Daerah : 556.765.500 88,52 611. 679.455 87,98 54.913.955 82,85
a. Propinsi 374.993.600 59,62 257. 518.980 37,04 17.265.000 26,05
b. Kab/Kota 181.775.900 28,90 354. 160.480 50,94 37.644.955 56,79
Jumlah 628.970.000 100,00 695.250.000 100,00 66.284.005 100,00
Naiknya alokasi anggaran antara lain disebabkan oleh bertambahnya bansos yang
diberikan melalui dana Tugas Pembantuan (TP) ke daerah yaitu kegiatan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) yang berbasis Kawasan Rumah Pangan
Lestari (KRPL); Pengembangan daerah rawan pangan; Pengembangan desa mandiri
pangan; Pengembangan lumbung pangan; serta Penguatan Lembaga Distribusi
Masyarakat (LDPM).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian33
Seluruh anggaran 2012 dialokasikan dalam 223 satker berupa : (a) Dana
Sentralisasi di Pusat Rp. 83,570 milyar atau 12,02 persen; (b) Dana Dekonsentrasi
(Dekon) di 33 propinsi Rp. 392,259 milyar atau 64,13 persen; (c) Dana Tugas
Pembantuan Propinsi dan Kabupaten/kota sebesar Rp. 219,421 milyar atau 35,87 persen.
Untuk kabupaten/kota yang tidak berdiri sendiri, anggarannya masuk dalam provinsi
melalui dana dekonsentrasi.
Pada tahun 2012 ada perubahan kebijakan pemanfaatan anggaran nasional untuk
menambah subsidi kenaikan harga BBM, sehingga anggaran 2012 mengalami
penghematan di tingkat pusat sebesar Rp. 7.702.817,- atau 9,22 persen. Sehingga
anggaran yang dikelola Badan Ketahanan Pangan berubah menjadi Rp. 687,547 milyar.
Tabel 13. Perbandingan Alokasi Anggaran Tahun 2011 dan 2012
No Uraian Alokasi 2011 Alokasi 2012
Rp.000 % Rp.000 %
1 Pusat 72.200.500 11,48 75.867.728 12,02
2 Daerah : 556.765.500 88,52 611.679.455 87,98
a. Propinsi 374.993.600 59,62 257. 518.980 37,04
b. Kab/Kota 181.775.900 28,90 354. 160.480 50,94
Jumlah 628.970.000 100,00 687.547.183 100,00
Sedangkan untuk alokasi anggaran per kegiatan utama pada tahun 2012 sebelum
penghematan adalah sebagai berikut :
No KegiatanPusat
(Rp. Juta)
Daerah
(Rp. Juta)
Jumlah
(Rp. Juta)
1 Pengembangan Ketersediaan
Pangan dan Penanganan Rawan
Pangan
10.124,70 194.362,00 204.486,70
2 Pengembangan Sistem Distribusi
dan Stabilitas Harga Pangan
8.270,50 135.940,00 144.210,50
3 Pengembangan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan dan Peningkatan
Keamanan Pangan Segar
10.924,35 186.519,00 197.443,35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian34
Setelah dilaksanakan evaluasi kegiatan dan anggaran program ketahanan pangan, maka
realisasi keuangan pusat dan daerah adalah sebagai berikut :
Tabel. Realisasi Penyerapan dan Sisa Anggaran BKP Pusat dan Daerah pada
TA.2012
(dalam Rp. Juta)
UraianAlokasi Realisasi Sisa Anggaran
Rp. % Rp. % Rp. %
1. Pusat 75.868 11,04 63.376 83,53 12.492 18,81
2. Daerah :
a. Propinsi 392.259 57,05 359.874 91,74 32.385 48,78
b. Kab/Kota 219.421 31,91 197.904 90,19 21.517 32,40
Jumlah 687.547 100,00 621.154 90,34 66.394
Sedangkan realisasi anggaran per jenis belanja adalah sebagai berikut :
Tabel. Realisasi Penyerapan dan Sisa Anggaran BKP Pusat dan Daerah per
Jenis Belanja pada TA.2012
(dalam Rp. Juta)
No Satker Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Sosial Jumlah AnggaranPagu Reals % Pagu Reals % Pagu Real
s% Pagu Reals % Pagu Reals %
IKANTORPUSAT
21.105 18.296 86,7 51.728 42.469 82,1 3.034 2.611 86,0 0 0 0 75.868 63.376 83,5
IIDEKONSENTRASI
0 0 238.013
212.454
89,3 0 0 0 154.246
147.420
95,6 392.259
359.874
91,7
III TUGASPEMBAN
TUAN
0 0 144.515
127.680
88,3 3.920 1.307 33,3 70.986 68.917 97,1 219.421
197.904
90,2
PROPINSI
0 0 11.818 4.975 42,1 3.920 1.307 33,3 0 0 0 15.738 6.282 39,9
KAB/KOTA
0 0 132.697
122.705
92,5 0 0 0 70.986 68.917 97,1 203.683
191.622
94,1
TOTALPUSAT/D
K/TP
21.105 18.296 86,7 434.256
382.603
88,1 6.954 3.918 56,3 225.232
216.337
96,0 687.547
621.154
90,3
4 Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya pada Badan Ketahanan
Pangan
54.251,00 94.858,46 149.109,45
Jumlah 83.570,55 611.679,46 695.250,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian35
Belum optimalnya penyerapan anggaran lingkup BKP antara lain disebabkan oleh:
(1) Belum semua laporan satker yang masuk merupakan realisasi bulan terakhir
(2) Sebagian besar satker propinsi hanya menyampaikan laporan realisasi dana
Dekonsentrasi, sedangkan dana TP Propinsi yang juga dialokasikan untuk
pelaksanaan program dan kegiatan di kabupaten/kota belum di laporkan; (3)
Sebagian besar realisasi anggaran satker belum dirinci per program dan kegiatan;
(4) Adanya sistem desentralisasi dan otonomi daerah menyebabkan sulitnya bagi
propinsi untuk melakukan pembinaan atau pengawasan dalam penggunaan dana
TP di kabupaten, sehingga terkadang propinsi terkesan lepas tangan dalam hal
pembinaan penggunaan anggaran khususnya dana bansos; (5) Keterbatasan
sarana dan prasarana, serta banyaknya satker yang ditangani khususnya di
tingkat kabupaten/kota menyebabkan kesulitan dalam menyusun dan
menyampaikan laporan; dan (6) Adanya hambatan yang dialami oleh beberapa
kabupaten dalam melakukan revisi MAK, sehingga tidak dapat segera mencairkan
anggaran untuk kegiatan; (7) Pergantian pejabat (kepemimpinan) dan pelaksana
kegiatan ketahanan pangan, serta bentuk kelembagaan di daerah yang
mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan anggaran dan terjadinya beberapa
revisi anggaran; dan (8) Keterlambatan penerbitan SK Pengelola Keuangan.
Anggaran yang digunakan tidak seluruhnya dilaporkan dalam laporan ini karena
LAKIP bukan merupakan laporan pertanggungjawaban keuangan, tetapi lebih
kepada laporan pertanggungjawaban kinerja. Dengan demikian, anggaran yang
tercantum pada laporan ini hanya anggaran program dan kegiatan strategis Badan
Ketahanan Pangan lingkup Pusat dan Daerah.
LAKIP Badan Ketahanan Pangan disusun berdasarkan Penetapan Kinerja Badan
Ketahanan Pangan Tahun 2012 yang telah disepakati dan ditandatangani oleh
Kepala Badan Ketahanan Pangan dengan Menteri Pertanian.
Alokasi anggaran Badan Ketahanan Pangan sebesar Rp. 687,55 milyar yang
digunakan untuk melaksanakan empat kegiatan utama dengan sasaran kegiatan
yang terdapat dalam laporan ini dengan rincian yaitu: (a) Pengembangan
penganekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar;
(b) Pengembangan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan; (c)
Pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan pangan; dan (d) Dukungan
manajemen teknis lainnya, dengan rincian sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian36
NO KEGIATAN UTAMA PAGU
ANGGARAN
REALISASI
ANGGARAN %
1 Pengembangan Sistem Distribusi
dan Stabilitas Harga Pangan
142,476,460,000 137.165.877.861 96,28
2 Pengembangan Ketersediaan dan
Penanganan Rawan Pangan
202,592,700,000 178.390.139.280 88,05
3 Pengembangan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan dan Peningkatan
Keamanan Pangan Segar
195,639,100,000 184.820.125.556 94,47
4 Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya Badan Ketahanan Pangan
146,838,923,000 120.777.890.370 82,25
687,547,183,000 621.154.033.067 90.34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian37
BAB IVPENUTUP
A. Tinjauan Umum
Secara umum kegiatan aksi program peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan
masyarakat, dampaknya hanya berhasil pada wilayah/kelompok sasaran yaitu : (1)
membangun kesadaran kelompok sasaran untuk mendukung pola konsumsi pangan
yang beragam, bergizi seimbang dan aman (6000 Kelompok wanita dan 4400 SD/MI); (2)
terwujudnya stabilitas harga gabah/ beras, dan jagung di wilayah gapoktan
(Pencapaian target Penumbuhan = 281 gapoktan dan tahap Pengembangan = 224
gapoktan); (3) tercukupinya kebutuhan pangan lingkup kelompok Lumbung Pangan
Masyarakat, yaitu : tahap Penumbuhan = 9 kelompok, tahap Pengembangan = 613
kelompok, tahap Kemandirian = 418 kelompok; serta (4) menurunkan KK miskin di Desa
Mapan : tahap Persiapan = 429 desa, tahap Penumbuhan = 838 desa, tahap
Pengembangan = 829 desa, dan Kemandirian = 359 desa.
Dampak di wilayah kelompok sasaran secara nasional belum bisa mencapai target
program secara nasional, sehingga belum cukup berperan dalam penurunan konsumsi
beras secara nasional karena itu perlu introduksi komponen kegiatan di dalam dan luar
lahan pekarangan untuk pengembangan umbi-umbian, pangan hewani, kacang-
kacangan serta buah dan sayur. Kegiatan pemanfaatan pekarangan P2KP belum dapat
diukur secara nyata pengaruhnya terhadap penurunan konsumsi beras, walaupun sudah
ada anggota kelompok yang mulai mengkonsumsi karbohidrat non beras dalam pola
konsumsi harian rumah tangga. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh komponen
kegiatan pemanfaatan pekarangan yang dikelola oleh Kelompok Wanita cenderung pada
budidaya tanaman sayuran dan buah, namun belum optimal dalam hal pengembangan
pangan lokal sumber karbohidrat. Kegiatan penumbuhan usaha pengolahan pangan
berbasis tepung-tepungan belum dapat tercapai secara berkelanjutan, terutama karena
kurangnya dorongan motivasi dan kemampuan kerja sama usaha kelompok. Kegiatan
promosi untuk meningkatkan motivasi, partisipasi dan aktivitas masyarakat dan anak usia
dini dalam penganekaragaman konsumsi pangan belum menunjukkan pengaruh
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian38
langsung terhadap penurunan konsumsi beras, karena tidak diiringi dengan sosialisasi
lanjutan kepada keluarga/orang tua siswa.
Dalam mencapai target program peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan
masyarakat, Badan Ketahanan Pangan perlu dukungan dari instansi lain baik lintas
sektor maupun lingkup Kementerian Pertanian. Dukungan tersebut adalah : (1)
peningkatan produksi tanaman khusus tanaman pangan selain padi; (2) peningkatan
produksi dan budidaya hortikultura dan bimbingan teknis budi daya untuk kelompok
wanita dalam pemanfaatan pekarangan; (3) pengembangan produk olahan sebagai
bahan pangan pilihan pengganti beras dan terigu; (4) pelatihan bagi aparat, kelompok
melalui penyuluh pertanian, serta penyuluhan di pedesaan; (5) teknologi tepat guna
dalam optimalisasi pekarangan dan pengolahan pangan lokal berbasis tepung-tepungan;
serta (6) penyediaan benih unggul dan bersertifikat baik benih tanaman pangan dan
hortikultura.
B. Hambatan dan Kendala
Dalam rangka mewujudkan diversifikasi pangan terkait erat dengan perilaku
masyarakat/manusia. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mewujudkan
diversifikasi pangan pada tahun 2012 adalah : (1) pendapatan masyarakat masih rendah
dibandingkan harga kebutuhan pangan secara umum, sehingga menurunnya daya beli
masyarakat yang lebih disebabkan oleh kenaikan harga pangan daripada masalah
ketersediaan; (2) walaupu konsumsi beras per kapita cenderung turun, tetapi konsumsi
gandum (terigu) cenderung meningkat; (3) teknologi pengolahan pangan non beras atau
pangan lokal masih rendah; (4) kampanye dan promosi penganekaragaman pangan
masih kurang; (5) beras sebagai komoditas superior ketersediaannya masih terjamin
dengan harga yang murah; (6) kualitas pangan masih rendah, kurang beragam dan
masih didominasi pangan sumber karbohidrat, serta masih rendahnya konsumsi protein
hewani, umbi-umbian, aneka kacang, serta sayur dan buah; (7) terdapatnya konsep
makan“belum makan kalau belum makan nasi” yang salah dalam masyarakat; (8)
pemanfaatan dan produksi sumber-sumber pangan lokal seperti aneka umbi, jagung, dan
sagu masih rendah; dan (9) bencana alam dan perubahan ilkim yang sangat ekstrim.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian39
Secara teknis program dan kegiatan ketahanan pangan yang dikelola oleh Badan
Ketahanan Pangan, hambatan dan kendala yang dihadapi adalah :
(1) pelaksanaan SKPG belum berjalan secara optimal dan hasil deteksi dini dari
SKPG kurang ditindaklanjuti pada tahun 2012.
(2) PDRP termasuk dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan & bencana, dimana
mekanisme penyaluran bansos dalam bentuk barang lewat pihak ketiga (Perpres
No.54 tahun 2010 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah). Berdasarkan hasil
evaluasi bahwa ada kabupaten/kota yang mengalami kejadian bencana tidak
ditangani melalui pencairan bansos PDRP, penyebabnya : a) tidak adanya TIM
Investigasi, b) Dana Investigasi daerah yang terbatas, dan c) Informasi yang tidak
sampai/terlambat, karena sangat jauhnya lokasi bencana.
(3) Mutasi Pejabat daerah, sehingga mengalami keterlambatan dalam penetapan SK
Desa Mapan,
(4) Jarak tempuh lokasi KPPN untuk TP kegiatan Desa Mapan yang di Provinsi
sehingga menyulitkan proses pencairan dana apabila terjadi kesalahan,
(5) Proses pencairan terhadap kab/kota yang menginduk Provinsi terkendala
kesalahan pengadministrasian, infrastruktur transportasi.
(6) Fortifikasi terdapat kegiatan senilai Rp 1.4 M (hibah) yg tidak dapat dilaksanakan
karena belum ada persetujuan dari ADB karena ada perubahan ruang lingkup
kegiatan. Pengadaan peralatan pencampuran beras dilaksanakan oleh ADB
sehingga BKP tidak bisa melaksanakan proses pencampuran beras.
(7) Mindset petugas tentang keberhasilan kinerja instansi dan program masih seputar
realisasi keuangan, sedangkan realisasi fisik masih belum dianggap penting;
(8) Petugas kegiatan evaluasi yang merangkap dengan kegiatan lain;
(9) Seringnya terjadi mutasi pejabat/pegawai di daerah;
(10) Keterlambatan dan kurang kontinue pelaporan evaluasi khusunya laporan fisik
kegiatan;
(11) Belum semua kabupaten/kota yang menggunakan aplikasi Simonev;
(12) Website ketahanan pangan belum dikembangkan dan dimanfaatkan secara
optimal; dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian40
(13) Kurang optimalnya partisipasi aparat provinsi dan kabupaten/kota dalam
pembinaan dan pemenuhan kebutuhan peralatan yang diperlukan kelompok unit
usaha kecil untuk pengembangan tepung-tepungan sebagai bahan baku olahan
pangan lokal di lokasi penerima manfaat.
C. Upaya dan Tindak Lanjut
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan upaya dan tindak lanjut
sebagai berikut:
(1) fasilitasi kepada kelompok penerima manfaat untuk pengembangan bisnis pangan
lokal dan makanan tradisional,
(2) mendorong peran aktif swasta dan dunia usaha dalam pengembangan industri
dan bisnis pangan lokal,
(3) peningkatan kerja sama antara Perguruan Tinggi dengan institusi yang menangani
Ketahanan Pangan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta pemangku
kepentingan (stakeholders) lainnya,
(4) sinkronisasi kebijakan baik antar kementerian maupun dengan pihak swasta yang
diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan sesuai kewenangan masing-
masing namun saling mendukung,
(5) mengembangkan kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep
KRPL,
(6) melaksanakan kegiatan Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L),
(7) perlu upaya kampanye, promosi, sosialisasi, gerakan secara terstruktur dan
komprehensif guna mendorong percepatan diversifikasi pangan.
(8) meningkatkan peran swasta dalam memanfaatkan keragaman sumber daya lokal,
(9) mengembangkan bisnis dan industri pangan lokal, melalui: fasilitasi UMKM untuk
pengembangan bisnis pangan lokal, industri bahan baku, industri pangan olahan
dan pangan siap saji yang aman berbasis sumberdaya lokal dan advokasi,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian41
sosialisasi dan penerapan standar keamanan dan mutu pangan bagi pelaku usaha
pangan terutama usaha rumah tangga dan UMKM.
(10) meningkatkan investasi agroindustri pangan berbasis pangan lokal dilakukan
melalui pengembangan bisnis pangan lokal bagi UKM, pengembangan kemitraan
dengan dunia usaha (bekerja sama dengan Ditjen PPHP), pengembangan gerai
atau outlet pangan lokal, pengembangan teknologi pengolahan pangan lokal
(bekerja sama dengan Balitbang dan Perguruan Tinggi) dan memastikan
peningkatan keanekaragaman pangan sesuai karakteristik daerah (dalam bentuk
kajian yang akan dilaksanakan pada 2013).
&&&&&&&&&&&&&&&&&&
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014► 90 90 95 95 100 373,85 537,47 605,54 688,11 775,02 2.979,99
► 95 95 95 95 100
► 95 95 95 95 100
► 95 95 95 95 100
11.1 2.000 Desa 4.000 Desa 6.000 Desa 8.000 Desa 10.000 Desa 8,00 31,59 44,10 56,06 68,03 207,77
1 Pusat / Prop /
383 Kab
1 Pusat / 33 Prop
/ 400 Kab
1 Pusat / 33 Prop
/ 425 Kab
1 Pusat / 33
Prop / 450 Kab
1 Pusat / 33 Prop
/ 450 Kab
78,40 44,15 37,09 32,76 30,67 223,07
► 2.000 Desa 4.000 Desa 6.000 Desa 8.000 Desa 10.000 Desa 18,67 17,01 20,90 22,81 24,27 103,66
► 33/236 Prop/kab 1 Pusat / 33
Prop / 100 Kab
1 Pusat / 33 Prop
/ 150 Kab
1 Pusat / 33
Prop / 200 Kab
1 Pusat / 33
Prop / 250 Kab
37,33 87,95 86,54 84,10 79,20 375,12
► 33 Prop 33 Prop 33 Prop 33 Prop 33 Prop 8,80 6,01 7,31 9,23 11,61 42,96
► 33 Prop 33 Prop 33 Prop 33 Prop 33 Prop 8,80 5,24 5,14 5,26 5,59 30,02
160,00 191,94 201,08 210,22 219,36 982,60
11.2 ► 750 Gap 900 Gap 1.250 Gap 1.500 Gap 1.750 Gap 114,07 137,70 145,04 152,44 159,85 709,10
► 750 Gap 900 Gap 1.250 Gap 1.500 Gap 1.750 Gap 2,63 2,98 2,95 2,91 3,61 15,09
11. Program Peningkatan Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan Masyarakat
Meningkatnya ketahanan pangan
melalui konsumsidan keamanan
pangan segar, distribusi dan
pemberdayaan ditingkat masyarakat
serta terkoordinasinya kebijakan
ketahanan pangan.
Pengembangan Desa P2KP
(Percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan, dan Promosi dalam
rangka percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan,
Penyediaan tenaga/petugas lapang
seperti penyuluh (Pendampingan
Penguatan LDPM)
►
Pengembangan Sistem Distribusi dan
Stabilitas Harga Pangan.
Pengembangan sistem distribusi dan
stabilitas harga pangan melalui
Penyediaan Pembiayaan dalam
Kegiatan Penguatan Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM).
% Realisasi koordinasi analisis dan
rumusan kebijakan ketahanan pangan.
% Realisasi gerakan percepatan
penganekaragaman konsumsi dan
keamanan pangan dalam peningkatan
konsumsi pangan beragam dan bergizi
seimbang.
% Realisasi penguatan kelembagaan
distribusi pangan masyarakat dalam
stabilisasi harga dan cadangan pangan
masyarakat.
Lampiran 2. TARGET DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010-2014
TOTAL
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
PROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGETNO
% Realisasi pengembangan Desa
Mandiri Pangan dalam mengurangi
jumlah penduduk rawan pangan
Penanganan keamanan pangan segar di
tingkat produsen dan konsumen
Pengembangan penganekaragaman
konsumsi pangan dan peningkatan
keamanan pangan segar
Tersedianya data dan informasi tentang
pola konsumsi, penganekaragaman dan
keamanan pangan.
Meningkatnya pemantapan
penganekaragaman konsumsi
pangan dan keamanan pangan
Meningkatnya pemantapan
distribusi dan harga pangan.
Penyediaan tenaga/petugas lapang
seperti penyuluh (Pendampingan
P2KP)
Terlaksananya pemantauan dan
pemantapan penganekaragaman
konsumsi pangan dan keamanan pangan
(Percepatan diversifikasi pangan)
Sub Total
205
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
Lampiran 2. TARGET DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010-2014
TOTAL
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
PROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGETNO
► 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
6,65 8,26 8,39 8,66 8,05 40,01
► 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
6,65 7,09 7,08 6,88 6,81 34,50
130,00 156,03 163,46 170,89 178,32 798,70
11.3 Pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan pangan.Meningkatnya pemantapan ketersediaan pangan dan penanganan rawan pangan. 1.750 Desa 2.550 Desa 2.800 Desa 3.050 Desa 3.300 Desa 45,58 123,50 160,47 207,60 257,77 794,93
800 Lb 700 Lb 800 Lb 900 Lb 1.000 Lb 4,57 12,62 16,80 22,20 27,26 83,45
► 1.750 Desa 2.550 Desa 2.800 Desa 3.050 Desa 3.300 Desa 2,33 5,58 6,58 7,75 8,69 30,93
► 350
Kab
400
Kab
425
Kab
450
Kab
450
Kab
3,33 6,87 7,64 7,98 8,18 33,99
► 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
1,88 4,70 5,19 6,16 7,18 25,11
► 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
1,15 2,37 2,66 3,16 3,63 12,97
► 33 Prop 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
1,15 2,37 2,66 3,16 3,63 12,97
60,00 158,00 202,00 258,00 316,34 994,34
► 4 Paket / 33 Prop 4 Paket / 33 Prop 4 Paket / 33
Prop
4 Paket / 33 Prop 23,85 31,50 39,00 49,00 61,00 204,35
► 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 23,85 31,50 39,00 49,00 61,00 204,35
► 1 Paket / 1.760
KK / 22 Desa
1 Paket / 5.360
KK / 53 Desa
1 Paket / 12.890
KK / 106 Desa
1 Paket / 18.420
KK / 165 Desa
23,85 31,50 39,00 49,00 61,00 204,35
11.4
Sub Total
Tersedianya data dan informasi tentang
distribusi, harga dan akses pangan.
Koordinasi ketahanan pangan (Dewan
Ketahanan Pangan), serta Koordinasi
dalam perumusan kebijakan dan
pemantauan ketersediaan, distribusi
dan konsumsi dan keamanan pangan
Tersedianya Data & Informasi tentang
ketersediaan, cadangan dan daerah rawan
pangan.
Dukungan Manajemen dan teknis lainnya
pada Badan Ketahanan Pangan.
Meningkatnya manajemen serta
pelayanan administrasi dan
keuangan secara efektif dan efisien
dalam mendukung pengembangan
dan koordinasi kebijakan ketahanan
pangan.
Terlaksananya pemantauan dan
pemantapan distribusi, harga dan akses
pangan. (Peningkatan efisiensi
distribusi dan akses pangan)
►Pengembangan Desa Mandiri Pangan
dan Lumbung Pangan.
Penanganan daerah/lokasi Rawan
Pangan
Penyediaan tenaga/petugas lapang
seperti penyuluh (Pendampingan Desa
Mandiri Pangan)
Sub Total
Terlaksananya peningkatan kesejahteraan
petani kecil (SOLID)
Jumlah dokumen perencanaan, keuangan,
umum serta evaluasi dan pelaporan
Program Pengembangan Koordinasi
Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan
Terlaksananya pemantauan dan analisis
ketersediaan dan kebutuhan pangan ,
serta pemantauan dan pemantapan
kerawanan pangan.
Menyusun skenario penyediaan pangan
berbasis wilayah.
Sub Total
206
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014► 90 90 95 95 100 397,68 618,97 719,87 827,46 938,52 3.502,49
► 95 95 95 95 100
► 95 95 95 95 100
► 95 95 95 95 100
11.1 2.000 Desa 4.000 Desa 6.000 Desa 8.000 Desa 10.000 Desa
1 Pusat / Prop
/ 383 Kab
1 Pusat / 33
Prop / 400 Kab
1 Pusat / 33
Prop / 425 Kab
1 Pusat / 33
Prop / 450 Kab
1 Pusat / 33
Prop / 450 Kab
► 2.000 Desa 4.000 Desa 6.000 Desa 8.000 Desa 10.000 Desa
► 33/236
Prop/kab
1 Pusat / 33
Prop / 100 Kab
1 Pusat / 33
Prop / 150 Kab
1 Pusat / 33
Prop / 200
Kab
1 Pusat / 33
Prop / 250 Kab
► 33 Prop 33 Prop 33 Prop 33 Prop 33 Prop
► 33 Prop 33 Prop 33 Prop 33 Prop 33 Prop
64,46 203,00 259,53 332,02 406,37 1.265,37
11.2 ► 750 Gap 900 Gap 1.250 Gap 1.500 Gap 1.750 Gap
► 750 Gap 900 Gap 1.250 Gap 1.500 Gap 1.750 Gap
Lampiran 4.
11. Program Peningkatan
Diversifikasi dan Ketahanan
Pangan Masyarakat
Meningkatnya ketahanan
pangan melalui konsumsidan
keamanan pangan segar,
distribusi dan pemberdayaan
ditingkat masyarakat serta
terkoordinasinya kebijakan
ketahanan pangan.
% Realisasi pengembangan Desa
Mandiri Pangan dalam mengurangi
jumlah penduduk rawan pangan
Pengembangan penganekaragaman
konsumsi pangan dan peningkatan
keamanan pangan segar
Pengembangan Sistem Distribusi dan
Stabilitas Harga Pangan.
Penanganan keamanan pangan
segar di tingkat produsen dan
konsumen
Tersedianya data dan informasi
tentang pola konsumsi,
penganekaragaman dan keamanan
pangan.
Penyediaan tenaga/petugas lapang
seperti penyuluh (Pendampingan
P2KP)
Meningkatnya pemantapan
penganekaragaman konsumsi
pangan dan keamanan pangan
Meningkatnya pemantapan
distribusi dan harga pangan.
► Pengembangan Desa P2KP
(Percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan, dan Promosi
dalam rangka percepatan
penganekaragaman konsumsi
pangan,
% Realisasi koordinasi analisis dan
rumusan kebijakan ketahanan
pangan.
% Realisasi gerakan percepatan
penganekaragaman konsumsi dan
keamanan pangan dalam
peningkatan konsumsi pangan
beragam dan bergizi seimbang.
% Realisasi penguatan kelembagaan
distribusi pangan masyarakat dalam
stabilisasi harga dan cadangan
pangan masyarakat.
Terlaksananya pemantauan dan
pemantapan penganekaragaman
konsumsi pangan dan keamanan
pangan (Percepatan diversifikasi
pangan)
Pengembangan sistem distribusi dan
stabilitas harga pangan melalui
Penyediaan Pembiayaan dalam
Kegiatan Penguatan Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM).
Sub Total
Penyediaan tenaga/petugas lapang
seperti penyuluh (Pendampingan
Penguatan LDPM)
TARGET DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010-2014
TOTAL
ALOKASI ANGGARAN BASELINE
KEGIATAN PRIORITAS(Milyar Rp)
PROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARANNO INDIKATOR
TARGET
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010-2014
TOTAL
ALOKASI ANGGARAN BASELINE
KEGIATAN PRIORITAS(Milyar Rp)
PROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARANNO INDIKATOR
TARGET
► 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
► 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
130,22 136,73 143,31 149,80 156,29 716,35
11.3 1.750 Desa 2.550 Desa 2.800 Desa 3.050 Desa 3.300 Desa
800 Lb 700 Lb 800 Lb 900 Lb 1.000 Lb
► 1.750 Desa 2.550 Desa 2.800 Desa 3.050 Desa 3.300 Desa
► 350
Kab
400
Kab
425
Kab
450
Kab
450
Kab
► 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
► 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
► 33 Prop 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
162,14 192,24 198,36 206,16 214,24 973,14
► 4 Paket / 33
Prop
4 Paket / 33
Prop
4 Paket / 33
Prop
4 Paket / 33
Prop
4 Paket / 33
Prop
► - 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket
► - 1 Paket / 1.980
KK / 44 Desa
1 Paket / 4.545
KK / 57 Desa
1 Paket / 8.625
KK / 76 Desa
1 Paket / 10.260
KK / 76 Desa
40,85 87,00 118,68 139,49 161,62 547,64
Jumlah dokumen perencanaan,
keuangan, umum serta evaluasi dan
pelaporan Program Pengembangan
Koordinasi Perumusan Kebijakan
Ketahanan Pangan
Sumber : BKP;
Sub Total
►Pengembangan Desa Mandiri
Pangan dan Lumbung Pangan.
Penanganan daerah/lokasi Rawan
Pangan
Penyediaan tenaga/petugas lapang
seperti penyuluh (Pendampingan
Desa Mandiri Pangan)
Pengembangan ketersediaan pangan
dan penanganan kerawanan pangan.
Meningkatnya pemantapan
ketersediaan pangan dan
penanganan rawan pangan.
Sub Total
Terlaksananya peningkatan
kesejahteraan petani kecil (SOLID)
Terlaksananya pemantauan dan
analisis ketersediaan dan
kebutuhan pangan , serta
pemantauan dan pemantapan
kerawanan pangan.
11.4 Dukungan Manajemen dan teknis
lainnya pada Badan Ketahanan
Pangan.
Koordinasi ketahanan pangan
(Dewan Ketahanan Pangan), serta
Koordinasi dalam perumusan
kebijakan dan pemantauan
ketersediaan, distribusi dan
konsumsi dan keamanan pangan
Tersedianya Data & Informasi
tentang ketersediaan, cadangan dan
daerah rawan pangan.
Meningkatnya manajemen serta
pelayanan administrasi dan
keuangan secara efektif dan
efisien dalam mendukung
pengembangan dan koordinasi
kebijakan ketahanan pangan.
Menyusun skenario penyediaan
pangan berbasis wilayah.
Sub Total
Terlaksananya pemantauan dan
pemantapan distribusi, harga dan
akses pangan. (Peningkatan
efisiensi distribusi dan akses
pangan)
Tersedianya data dan informasi
tentang distribusi, harga dan akses
pangan.
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014► 1% 1% 1% 1% 1% 397,68 618,97 763,28 858,49 967,31 3.605,71
► 86,4 88,1 89,8 91,5 93,3
► 1,5% 1,5% 1,5% 1,5% 1,5%
► 750 Gap/800
LB
900 Gap/700
LB
1.250 Gap/800
LB/6 CPP
1.500 Gap/900
LB/12 CPP
1.750
Gap/1.000
LB/17 CPP
11.1 ► 2.000 Desa 4.000 Desa 6.000 Desa 8.000 Desa 10.000 Desa
► 1 Pusat / Prop /
383 Kab / Lap
1 Pusat / 33
Prop / 400 Kab
/ Lap
1 Pusat / 33
Prop / 425 Kab
/ Lap
1 Pusat / 33
Prop / 450 Kab
/ Lap
1 Pusat / 33
Prop / 450 Kab
/ Lap
► 1 Pusat / Prop /
383 Kab / Lap
1 Pusat / 33
Prop / 400 Kab
/ Lap
1 Pusat / 33
Prop / 425 Kab
/ Lap
1 Pusat / 33
Prop / 450 Kab
/ Lap
1 Pusat / 33
Prop / 450 Kab
/ Lap
► 1 Pst/33 Prop /
Lap
1 Pst/33 Prop /
Lap
1 Pst/33 Prop /
Lap
1 Pst/33 Prop /
Lap
1 Pst/33 Prop /
Lap
► 19 Lap 29 Lap 29 Lap 29 Lap 29 Lap
► 1 Pusat / 33
Prop / Lap
1 Pusat / 33
Prop / Lap
1 Pusat / 33
Prop / Lap
1 Pusat / 33
Prop / Lap
1 Pusat / 33
Prop / Lap
► 1 Pusat/33
Prop/236
Kab/Lap
1 Pusat / 33
Prop / 100 Kab
/ Lap
1 Pusat / 33
Prop / 150 Kab
/ Lap
1 Pusat / 33
Prop / 200 Kab
/ Lap
1 Pusat / 33
Prop / 250 Kab
/ Lap
► - - 15 Lap/prop 20 Lap/prop 25 Lap/prop
64,46 203,00 300,53 360,64 432,76 1.361,39
11.2 ► 750 Gap 900 Gap 1.250 Gap 1.500 Gap 1.750 Gap
► 800 Lb 700 Lb 1.200 Lb
6 CPP
1.600 Lb 12
CPP
2.000 Lb
17 CPP
► 12 Lap / Prop 12 Lap / Prop 16 Lap / Prop 16 Lap / Prop 16 Lap / Prop
► 1 pusat / 33
Lap / Prop
1 pusat / 33
Lap / Prop
1 pusat / 33
Lap / Prop
1 pusat / 33
Lap / Prop
1 pusat / 33
Lap / Prop
► 12 Lap / Prop 12 Lap / Prop 12 Lap / Prop 16 Lap / Prop 19 Lap / Prop
130,22 136,73 145,71 152,20 158,69 723,55
11.3 ► 1.750 Desa 2.550 Desa 2.800 Desa 3.050 Desa 3.300 DesaMeningkatnya pemantapan
ketersediaan pangan dan
penanganan rawan pangan.
Jumlah hasil kerjasama dengan
perguruan tinggi
Jumlah hasil pemantauan dan
pengawasan keamanan pangan
Sub Total
Pengembangan Sistem Distribusi dan
Stabilitas Harga Pangan.
Meningkatnya pemantapan
distribusi dan harga pangan.
Jumlah Kelembagaan Distribusi
Pangan Masyarakat (LDPM).
Jumlah hasil pengembangan olahan
pangan lokal
Jumlah desa yang diberdayakan
dalam P2KP
Jumlah hasil promosi P2KP
Jumlah hasil koordinasi keamanan
pangan segar
Jumlah hasil
pemantauan/pengumpulan data
distribusi, harga dan cadangan
pangan
Jumlah hasil analisis pola konsumsi
pangan penduduk
Jumlah hasil pemantauan,
monitoring, evaluasi dan perumusan
kebijakan P2KP
Jumlah kelembagaan cadangan
pangan
Jumlah hasil panel harga pangan
pokok
Jumlah hasil pengembangan model
pemantauan distribusi, harga dan
cadangan pangan
Pengembangan ketersediaan pangan
dan penanganan kerawanan pangan.
Sub Total
Jumlah Desa yang
diberdayakan/Demapan
Meningkatnya ketahanan
pangan melalui pengembangan
ketersediaan, distribusi,
konsumsi dan keamanan pangan
Penurunan penduduk rawan pangan
per tahun
Skor PPH Peningkatan Diversifikasi
Pangan
Penurunan Konsumsi Beras per
kapita tiap tahun
Pengembangan Lembaga Distribusi
Stabilisasi Pangan Pokok
Pengembangan penganekaragaman
konsumsi pangan dan peningkatan
keamanan pangan segar
Meningkatnya pemantapan
penganekaragaman konsumsi
pangan dan keamanan pangan
Lampiran 1.
TARGET DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010-2014
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
ALOKASI ANGGARAN BASELINE
KEGIATAN PRIORITASTOTAL
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah Tahun 2012
(Milyar Rp)
11. Program Peningkatan
Diversifikasi dan Ketahanan
Pangan Masyarakat
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010-2014
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
ALOKASI ANGGARAN BASELINE
KEGIATAN PRIORITASTOTAL(Milyar Rp)
► 350
Kab
400
Kab
425
Kab
450
Kab
450
Kab
► 14 Lap /
Prop
14 Lap /
Prop
22 Lap /
Prop
25 Lap /
Prop
33 Lap /
Prop
► 1 Pusat / 33
Prov / Lap
1 Pusat / 33
Prov / Lap
1 Pusat / 33
Prov / Lap
1 Pusat / 33
Prov / Lap
1 Pusat / 33
Prov / Lap
► 34 Lap/
1 Pst/33 Prop
34 Lap/
1 Pst/33 Prop
34 Lap/
1 Pst/33 Prop
34 Lap/
1 Pst/33 Prop
34 Lap/
1 Pst/33 Prop
162,14 192,24 198,36 206,16 214,24 973,14
► 1 Pusat / 33
Prop / Dok
1 Pusat / 33
Prop / Dok
1 Pusat / 33
Prop / Dok
1 Pusat / 33
Prop / Dok
1 Pusat / 33
Prop / Dok
► 33 Prop / Lap 33 Prop / Lap 33 Prop / Lap 33 Prop / Lap 33 Prop / Lap
► 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok
► 1 Tahun 1 Tahun 1 Tahun 1 Tahun 1 Tahun
► 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan
► - 132 Kel 368 Kel 649 Kel 732 Kel
► - 44 Fd 108 Fd 195 Fd 259 Fd
► - 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln
► - - 44 Unit 64 Unit 87 Unit
► - 44 Paket 64 Paket 87 Paket 64 Paket
40,85 87,00 118,68 139,49 161,62 547,64
Meningkatnya koordinasi
perumusan kebijakan, evaluasi
dan pengendalian ketahanan
pangan melalui Dewan
Ketahanan Pangan
Jumlah hasil sidang pleno,
konferensi dan sidang regional
ketahanan pangan
Sub Total
Sumber : BKP;
Meningkatnya model
pengembangan pemberdayaan
masyarakat dalam pemantapan
ketahanan pangan keluarga
Jumlah kelompok masyarakat
mandiri yang dibina SOLID
Jumlah federasi / gapoktan
masyarakat yang dibina SOLID
Jumlah demonstrasi plot yang
dilakukan di desa binaan SOLID
Jumlah dokumen manajemen dan
administrasi SOLID
Jumlah prasarana desa yang
dibangun dalam SOLID
penanganan rawan pangan.
Jumlah hasil analisis ketersediaan,
rawan pangan dan akses pangan
Jumlah laporan pelatihan aparat
yang ditingkatkan pengetahuan dan
keterampilan
11.4
Jumlah waktu pelaksanaan
pelayanan keuangan dan
perlengkapan
Jumlah dokumen kepegawaian,
organisasi, humas dan hukum
Jumlah Penanganan daerah/lokasi
Rawan Pangan
Jumlah Hasil Penyusunan FSVA
Sub Total
Dukungan Manajemen dan teknis
lainnya pada Badan Ketahanan
Pangan.
Meningkatnya manajemen dan
pelayanan administrasi dan
keuangan secara efektif dan
efisien dalam mendukung
pengembangan dan koordinasi
kebijakan ketahanan pangan.
Jumlah dokumen perencanaan,
program dan anggaran
Jumlah laporan hasil pemantauan
dan evaluasi program dan kegiatan
2010 2011 2012 2013 2014► 24 paket 24 paket 24 paket 24 paket 24 paket
► 2.500 2.850 4.200 4.500 5.000
► 1,5 trilyun 2 trilyun 2 trilyun 2 trilyun 2,5 trilyun
► 4 trilyun 5 trilyun 6 tilyun 7 trilyun 8 trilyun
► 200 200 200 200 200
► 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
1.1 4 4 4 4 4
1.2 4 4 4 4 4
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
1 Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Departemen Pertanian
Peningkatan pelaksanaan kegiatan
Departemen Pertanian melalui
dukungan koordinasi, pembinaan
dan pelayanan administrasi
Jumlah dokumen perencanaan, keuangan
& perlengkapan, hukum & humas,
kerjasama luar negeri, organisasi dan
kepegawaian, statistik dan sistem
informasi pertanian
Jumlah ijin usaha pertanian, ijon
pemasukan/pengeluaran benih/bibit, obat
hewan dan pakan ternak, produk ternak
dan agensia hayati, serta rekomendasi
produk pangan
Realisasi penyaluran kredit program
untuk pertanian (KKP-E, KUR)
Realisasi penyaluran pembiayaan syariah
dan pembiayaan komersial untuk sektor
pertanian
Jumlah sentra-sentra usaha pertanian di
perdesaan
Jumlah Gapoktan PUAP (unit)
Koordinasi dan pembinaan perencanaan
Departemen Pertanian
Peningkatan koordinasi dan
pembinaan penyusunan rencana
kerja kebijakan dan program,
anggaran, evaluasi dan pelaporan
serta ketatausahaan
Jumlah dokumen koordinasi dan pembinaan
penyusunan rencana kerja kebijakan dan
program, anggaran, evaluasi dan pelaporan
serta ketatausahaan (paket)
Pengelolaan keuangan dan perlengkapan
departemen serta pemeliharaan sarana dan
prasarana kantor pusat Departemen
Pertanian
Peningkatan pengelolaan keuangan
dan perlengkapan secara akuntabel
dan transparan
Jumlah dokumen koordinasi dan pembinaan
perbendaharaan dan penerimaan negara
bukan pajak, verifikasi dan akuntansi,
perlengkapan serta rumah tangga (paket)
Lampiran 1.
102
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
1.3 4 4 4 4 4
1.4 4 4 4 4 4
1.5 4 4 4 4 4
► 2500 2850 4200 4500 5000
► 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
► 1,5 trilyun 2 trilyun 2 trilyun 2 trilyun 2,5 trilyun
► 4 trilyun 5 trilyun 6 tilyun 7 trilyun 8 trilyun
Pembinaan hukum dan peraturan perundang-
undangan di bidang pertanian serta
koordinasi humas dan komunikasi publik di
bidang pertanian
Terbitnya produk hukum dan
peraturan perundang-undangan di
bidang pertanian, serta terbitnya
produk humas dan terlaksananya
komunikasi publik di bidang
informasi pembangunan pertanian
Jumlah dokumen pembinaan, koordinasi
produk hukum dan peraturan perundang-
undangan di bidang pertanian, produk
humas serta terlaksananya komunikasi
publik dan tersedianya sistem informasi
pembangunan pertanian (paket)
Pengembangan kerjasama luar negeri untuk
bidang pangan dan pertanian dalam
kerangka bilateral, regional, multilateral
serta PBB
Peningkatan kerja sama luar negeri
di bidang pertanian melalui forum
bilateral, regional, multilateral serta
PBB
Jumlah dokumen koordinasi dan pembinaan
kerja sama luar negeri di bidang pertanian
melalui forum bilateral, regional,
multilateral serta PBB (paket)
Peningkatan kualitas kelembagaan,
ketatalaksanaan dan kepegawaian
Penataan kelembagaan, pelayanan
administrasi dan perencanaan serta
pengembangan pegawai dan mutasi
Jumlah dokumen koordinasi dan pembinaan
penataan kelembagaan, tatalaksana
perencanaan dan pengembangan pegawai,
mutasi, serta reformasi birokrasi (paket)
1.6 Pelayanan perizinan dan investasi pertanian
(Prioritas Nasional dan Bidang)
Peningkatan penerimaan penyiapan
bahan analisa, fasilitas proses teknis
permohonan ijin, pendaftaran di
bidang pupuk, pestisida dan alat
mesin pertanian, benih/bibit, produk
ternak dan pangan segar serta
penyiapan bahan pemantauan dan
evaluasi
Jumlah ijin usaha pertanian, ijon
pemasukan/pengeluaran benih/bibit, obat
hewan dan pakan ternak, produk ternak
dan agensia hayati, serta rekomendasi
produk pangan
Bahan informasi dan bahan kebijakan
pengembangan investasi pertanian
(publikasi, pameran, bahan analisis untuk
kebijakan pertanian)
1.7 Pelayanan pembiayaan pertanian,
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
(PUAP) (Prioritas Nasional dan Bidang)
Peningkatan realisasi penyaluran
kredit program (KKP-E dan KUR)
pembiayaan komersial, pembiayaan
syariah, pengembangan sentra usaha
pertanian perdesaan, dan
pengembangan Gapoktan PUAP
Realisasi penyaluran kredit program
untuk pertanian (KKP-E, KUR)
Realisasi penyaluran pembiayaan syariah
dan pembiayaan komersial untuk sektor
pertanian
103
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 200 200 200 200 200
► 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
1.8 4 4 4 4 4
1.9 300 400 500 600 700
► 384 384 384 384 384
► 100% 100% 100% 100% 100%
►
65% 75% 80% 85% 90%
79% 79% 79% 79% 79%
Jumlah sentra-sentra usaha pertanian di
perdesaan
Jumlah Gapoktan PUAP (unit)
Pengembangan perstatistikan dan sistem
informasi pertanian
Tersedianya data, metodologi, hasil
analisis dan sistem informasi
pertanian
Jumlah data, metodologi, hasil analisis
tanaman pangan dan peternakan,
hortikultura dan perkebunan, sistem
informasi pertanian serta tata usaha (paket)
Pengembangan perlindungan dan
pendaftaran varietas tanaman (Prioritas
Bidang)
Peningkatan kinerja pelayanan
teknis, hukum dan administrasi
perlindungan varietas tanaman
Jumlah pelayanan teknis, hukum dan
administrasi perlindungan varietas tanaman
(buah)
2 Program Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur Departemen
Pertanian
Pelaksanaan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas di Departemen
Pertanian
Jumlah pelaksanaan kegiatan pengawasan
intern pada unsur Departemen Pertanian
untuk mewujudkan good governance dan
clean government (Kinerja/Satker)
% proses administrasi dan dukungan
teknis Itjen tepat waktu
% temuan laporan audit internal
Departemen Pertanian ditindaklanjuti
• Tahun Tunggal (awal)
• Rata-rata 5 tahun
104
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
2.1 34 34 34 34 34
► 96 96 96 96 96
► 33 33 33 33 33
Dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya pada Inspektorat Jenderal
Meningkatnya kapasitas manajemen
administrasi, sumberdaya, sarana
dan prasarana, anggaran serta
piranti lunak organisasi lingkup
Inspektorat Jenderal
Jumlah rumusan rencana, program, dan
anggaran pengawasan; pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan program serta
tersusunnya laporan kegiatan dibidang
pengawasan; pelaksanaan urusan organisasi,
ketatalaksanaan, kepegawaian, hubungan
masyarakat, dan urusan peraturan perundang-
undangan; pengelolaan urusan keuangan,
tata usaha, perlengkapan, dan rumah tangga;
pemantauan, analisis, evaluasi dan penilaian
penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan;
dan kegiatan pembinaan SPI pada unit kerja
lingkup Departemen Pertanian (Paket)
2.2 Peningkatan pelaksanaan pengawasan pada
Satker lingkup Sekretariat Jenderal,
Direktorat Jenderal Hortikultura, dan
Badan Pengembangan SDM Pertanian
Meningkatnya pelaksanaan
pemeriksaan kinerja dan pengelolaan
keuangan lingkup Sekretariat
Jenderal, Direktorat Jenderal
Hortikultura, dan Badan
Pengembangan SDM Pertanian
Jumlah kegiatan pemeriksaan kinerja dan
pengelolaan keuangan pada Satker
lingkup Sekretariat Jenderal, Direktorat
Jenderal Hortikultura, dan Badan
Pengembangan SDM Pertanian (Satker
dan Pelaporan)
Jumlah kegiatan evaluasi LAKIP, review
laporan keuangan, dan pemeriksaan
anggaran bantuan luar negeri pada unit
kerja lingkup Sekretariat Jenderal,
Direktorat Jenderal Hortikultura, dan
Badan Pengembangan SDM Pertanian
(Laporan )
105
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 2 2 2 2 2
► 96 96 96 96 96
► 9 9 9 9 9
► 2 2 2 2 2
Jumlah kegiatan pemantauan/pengawalan
dan evaluasi pada Satker lingkup
Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal
Hortikultura, dan Badan Pengembangan
SDM Pertanian (Kegiatan dan Pelaporan)
2.3 Peningkatan pelaksanaan pengawasan pada
Satker lingkup Direktorat Jenderal PLA,
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan &
Badan Ketahanan Pangan
Meningkatnya pelaksanaan
pemeriksaan kinerja dan pengelolaan
keuangan lingkup Direktorat
Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air,
Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan, dan Badan Ketahanan
Pangan
Jumlah kegiatan pemeriksaan kinerja dan
pengelolaan keuangan pada Satker
lingkup Direktorat Jenderal Pengelolaan
Lahan dan Air, Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan, dan Badan Ketahanan
Pangan (Satker dan Pelaporan)
Jumlah kegiatan evaluasi LAKIP, review
laporan keuangan, dan pemeriksaan
anggaran bantuan luar negeri pada unit
kerja lingkup Direktorat Jenderal
Pengelolaan Lahan dan Air, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, dan Badan
Ketahanan Pangan (Laporan)
Jumlah kegiatan pemantauan/
pengawalan dan evaluasi pada Satker
lingkup Direktorat Jenderal Pengelolaan
Lahan dan Air, Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan, dan Badan Ketahanan
Pangan (Kegiatan dan Pelaporan)
106
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 96 96 96 96 96
► 17 17 17 17 17
► 2 2 2 2 2
► 96 96 96 96 96
Jumlah kegiatan pemeriksaan kinerja dan
pengelolaan keuangan pada Satker
lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan,
Direktorat Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian, dan Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian
(Satker dan Pelaporan)
Jumlah kegiatan evaluasi LAKIP, review
laporan keuangan, dan pemeriksaan
anggaran bantuan luar negeri pada unit
kerja lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan, Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian, dan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian (Laporan)
Jumlah kegiatan pemantauan/pengawalan
dan evaluasi pada Satker lingkup
Direktorat Jenderal Perkebunan,
Direktorat Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian, dan Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian
(Kegiatan dan Pelaporan)
2.4 Peningkatan pelaksanaan pengawasan pada
Satker lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan, Direktorat Jenderal P2HP, dan
Badan Litbang Pertanian
Meningkatkan pelaksanaan
pemeriksaan kinerja dan pengelolaan
keuangan lingkup Direktorat
Jenderal Perkebunan, Direktorat
Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian, dan Badan
Penelitian dan Pengembangan
Pertanian
2.5 Peningkatan pelaksanaan pengawasan pada
Satker lingkup Direktorat Jenderal
Peternakan, Badan Karantina Pertanian,
dan Inspektorat Jenderal
Meningkatkan pelaksanaan
pemeriksaan kinerja dan pengelolaan
keuangan lingkup Direktorat
Jenderal Peternakan, Badan
Karantina Pertanian, dan Inspektorat
Jenderal
Jumlah kegiatan pemeriksaan kinerja dan
pengelolaan keuangan pada Satker
lingkup Direktorat Jenderal Peternakan,
Badan Karantina Pertanian, dan
Inspektorat Jenderal (Satker dan
Pelaporan)
107
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 9 9 9 9 9
► 2 2 2 2 2
► 38 38 38 38 38
► 50 50 50 50 50
► 2.969,49 3.401,81 3.737,28 4.137,78 4.493,31
2.6 Peningkatan pelaksanaan Pemeriksaan
Khusus dan Tujuan Tertentu
Meningkatnya pelaksanaan
pemeriksaan khusus dan
pengawasan untuk tujuan tertentu
atas petunjuk Menteri Pertanian
Jumlah kegiatan evaluasi LAKIP, review
laporan keuangan, dan pemeriksaan
anggaran bantuan luar negeri pada unit
kerja lingkup Direktorat Jenderal
Peternakan, Badan Karantina Pertanian,
dan Inspektorat Jenderal (Laporan)
Jumlah kegiatan pemantauan/
pengawalan dan evaluasi pada Satker
lingkup Direktorat Jenderal Peternakan,
Badan Karantina Pertanian, dan
Inspektorat Jenderal (Kegiatan dan
Pelaporan)
3 Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Pangan Untuk Mencapai Swasembada
dan Swasembada Berkelanjutan
Perluasan penerapan budidaya
tanaman pangan yang tepat yang
didukung oleh sistem penyediaan
sarana produksi dan benih serta
Luas areal penerapan budidaya tanaman
pangan yang tepat (ribu ha)
Jumlah rumusan kebijakan bidang
pengawasan yang dihasilkan,
pemeriksaan khusus dan pengusutan
terhadap pengaduan masyarakat dan atas
petunjuk/instruksi Menteri, pemeriksaan
sanggahan terhadap LHP, pelaksanaan
kegiatan intelejen terhadap dugaan
pelanggaran peraturan perundang-
undangan dibidang pertanian, serta
laporan hasil pemeriksaan/kegiatan
lingkup Inspektorat Khusus (Kasus dan
Pelaporan)
Jumlah Unit Kerja lingkup Departemen
pertanian yang ditetapkan sebagai Unit
Kerja Wilayah Bebas dari Korupsi (Unit
Kerja)
108
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
►
• 13.836 14.989 16.110 17.235 18.354
• 63 63 63 63 63
• 11,06 11,32 11,6 11,89 12,2
• 178,18 211,99 217,55 222,19 226,92
► 147,5 169,25 186 206 223,75
• 12.544,00 13.798,40 14.425,60 15.052,80 15.680,00
Padi hibrida (ribu ton) 1.509,20 1.886,50 2.263,80 3.018,40 3.773,00
Padi lahan kering (ribu ton) 1.234,80 1.440,60 1.646,40 1.852,20 2.058,00
• 926,25 1.080,63 1.235,00 1.389,38 1.543,75
• 380,00 460,56 542,69 665,57 790,86
• 83,17 172,40 268,01 370,36 383,84
• 3,96 12,49 25,26 25,54 32,28
• 155,09 159,69 164,68 169,82 175,39
• 117,33 126,28 139,88 149,29 159,53
• 64,00 64,00 64,00 64,00 64,00
Padi hibrida (ku/ha) 77,00 77,00 77,00 77,00 77,00
Padi lahan kering (ku/ha) 42,00 42,00 42,00 42,00 42,00
dan Swasembada Berkelanjutan sarana produksi dan benih serta
pengamanan produksi yang efisien
untuk mewujudkan produksi
tanaman pangan yang cukup dan
berkelanjutan
Jumlah sarana produksi yang disediakan
dan disalurkan serta lembaga perbenihan
tanaman pangan yang dibina di lokasi
penerapan budidaya tanaman pangan
yang tepat:
Kacang tanah (ribu ton )
Kacang hijau (ribu ton)
Padi non hibrida (ku/ha)
Pupuk (Juta ton)
Sarana Produksi (Unit)
Lembaga perbenihan (Balai)
Jumlah subsidi pupuk dan benih :
Jagung (ribu ton)
Benih (ribu ton)
Luas areal yang aman dari serangan OPT
dan DFI pada pertanaman pangan yang
menerapkan budidaya tanaman yang
tepat (ribu ha)
Produksi:
Padi non hibrida (ribu ton)
Kedelai (ribu ton)
Ubi kayu (ribu ton)
Ubi jalar (ribu ton)
Produktivitas:
109
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
• 65,00 65,00 65,00 65,00 65,00
• 16,00 16,16 16,32 16,48 16,65
• 17,51 18,15 18,81 19,49 20,20
• 13,00 13,15 13,29 13,44 13,59
• 250,00 257,03 264,25 271,67 279,31
• 130,00 133,46 142,27 146,05 149,94
• 2.000,00 2.200,00 2.300,00 2.400,00 2.500,00
Padi hibrida (ribu ha) 200,00 250,00 300,00 400,00 500,00
Padi lahan kering (ribu ha) 300,00 350,00 400,00 450,00 500,00
• 150,00 175,00 200,00 225,00 250,00
• 250,00 300,00 350,00 425,00 500,00
• 50,00 100,00 150,00 200,00 200,00
• 3,21 10,00 20,00 20,00 25,00
• 6,53 6,54 6,56 6,58 6,61
• 9,50 9,96 10,35 10,76 11,20
• 1.960,00 2.156,00 2.254,00 2.352,00 2.450,00
Padi hibrida (ribu ha) 196,00 245,00 294,00 392,00 490,00
Padi lahan kering (ribu ha) 294,00 343,00 392,00 441,00 490,00
• 142,50 166,25 190,00 213,75 237,50
• 237,50 285,00 332,50 403,75 475,00
• 47,50 95,00 142,50 190,00 190,00
• 3,05 9,50 19,00 19,00 23,75
• 6,20 6,21 6,23 6,25 6,28
• 9,03 9,46 9,83 10,22 10,64
Kedelai (ku/ha)
Jagung (ku/ha)
Kacang tanah (ku/ha)
Luas Panen:
Padi non hibrida (ribu ha)
Jagung (ribu ha)
Kedelai (ribu ha)
Kacang tanah (ribu ha)
Kacang hijau (ribu ha)
Kacang hijau (ku/ha)
Ubi kayu (ku/ha)
Ubi kayu (ribu ha)
Ubi jalar (ribu ha)
Luas Lahan:
Ubi jalar (ku/ha)
Padi non hibrida (ribu ha)
Jagung (ribu ha)
Kedelai (ribu ha)
Ubi kayu (ribu ha)
Ubi jalar (ribu ha)
Kacang tanah (ribu ha)
Kacang hijau (ribu ha)
110
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
►
• 2.000,00 2.200,00 2.300,00 2.400,00 2.500,00
• 200,00 250,00 300,00 400,00 500,00
• 300,00 350,00 400,00 450,00 500,00
• 150,00 175,00 200,00 225,00 250,00
• 0,10 0,13 0,15 0,18 0,20
• 0,10 0,13 0,15 0,18 0,20
• 1 1 1 1 1
• 1 1 1 1 1
►
• 250,00 300,00 350,00 425,00 500,00
• 50,00 100,00 150,00 200,00 200,00
• - 10,00 20,00 20,00 25,00
• 3,21 - - - -
• 6,53 6,54 6,56 6,58 6,61
• 9,50 9,96 10,35 10,76 11,20
• 0,05 0,06 0,08 0,09 0,10
• 1 1 1 1 1
3.1 Pengelolaan produksi tanaman serealia
(Prioritas Nasional dan Bidang)
Meningkatnya perluasan penerapan
budidaya tanaman serealia yang
tepat dan berkelanjutan untuk
peningkatan produksi melalui
peningkatan produktivitas per satuan
luas.
Luas areal penerapan budidaya serealia
yang tepat dan berkelanjutan termasuk
untuk bahan bakar nabati (ribu ha) :
SLPTT padi non hibrida (ribu ha)
SLPTT padi hibrida (ribu ha)
SLPTT Padi lahan kering (ribu ha)
SLPTT Jagung hibrida (ribu ha)
Pengembangan peningkatan produksi
gandum (ribu ha)
Pengembangan peningkatan produksi
sorghum (ribu ha)
Peta sentra produksi komoditas
serealia (paket)
Data luas tanam komoditas serealia
(paket)
3.2 Pengelolaan produksi tanaman kacang-
kacangan dan umbi-umbian (Prioritas
Nasional dan Bidang)
PTT ubi kayu (ribu ha)
PTT ubi jalar (ribu ha)
Meningkatnya perluasan penerapan
budidaya tanaman kacang-kacangan
dan umbi-umbian yang tepat dan
berkelanjutan untuk peningkatan
produksi melalui peningkatan
produktivitas per satuan luas.
Luas areal penerapan budidaya tanaman
kacang-kacangan dan umbi-umbian yang
tepat dan berkelanjutan termasuk untuk
bahan bakar nabati (ribu ha) :
PTT pangan lokal (ribu ha)
Peta sentra produksi beberapa
komoditas Kabi (paket)
SLPTT kacang hijau (ribu ha)
PTT kacang hijau (ribu ha)
SLPTT kedelai (ribu ha)
SLPTT kacang tanah (ribu ha)
111
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
• 1 1 1 1 1
► - - - - -
• 1 1 1 1 1
• 1 1 1 1 1
• 1 1 1 1 1
• 32 32 32 32 32
• 31 31 31 31 31
3.4 178,18 211,99 217,55 222,19 226,92
►
• 200 300 500 800 1.200
• 623 685 754 829 912
• 7 8 8 9 10
• 350 385 423 466 512
• 8.747 8.535 8.354 8.201 8.071
• 2.864 3.581 4.019 4.245 4.313
• 585 1.015 1.552 2.155 2.792
BPSBTPH (Balai)
BBI (Balai)
3.3 Pengelolaan sistem penyediaan benih
tanaman pangan (Prioritas Bidang)
Terselenggaranya sistem pembinaan
lembaga perbenihan tanaman pangan
yang efisien dan berkelanjutan di
lokasi penerapan budidaya tanaman
pangan yang tepat
Lembaga perbenihan tanaman pangan
yang dibina di lokasi penerapan budidaya
tanaman pangan yang tepat :
Tersusunnya kebijakan sistem subsidi
benih (paket)
Tersusunnya rancangan revitalisasi
perbenihan (paket)
Data luas tanam beberapa komoditas
Kabi (paket)
Tersusunnya roadmap kebutuhan &
ketersediaan benih (paket)
Penyaluran subsidi benih tanaman pangan
(Prioritas Nasional dan Bidang)
Tersalurnya benih tanaman pangan
bersubsidi
Jumlah benih tanaman pangan bersubsidi
(ribu ton)
Bantuan Traktor R-4 (unit)
Pengelolaan sistem penyediaan dan
pengawasan sarana produksi tanaman
pangan (Prioritas Bidang)
Penguatan UPJA pemula (unit)
Terselenggaranya sistem penyediaan
dan pengawasan sarana produksi
tanaman pangan yang efisien dan
berkelanjutan di lokasi penerapan
budidaya tanaman pangan yang
tepat.
Sarana produksi tersedia dan terawasi di
lokasi penerapan budidaya tanaman
pangan yang tepat (unit) :
Bantuan RPPPO (unit)
Bantuan Traktor R-2 (unit)
Bantuan pompa air (unit)
Penguatan UPJA berkembang (unit)
Penguatan UPJA profesional (unit)
3.5
112
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
• 430 450 470 500 514
• 30 30 30 30 30
• 30 30 30 30 30
• 1 1 1 1 1
► 1 1 1 1 1
► 11,06 11,32 11,6 11,89 12,2
Penguatan KP3 (unit)
Penyaluran pupuk bersubsidi (Prioritas
Nasional dan Bidang)
Tersalurnya pupuk bersubsidi
Penguatan PPNS Pupes (orang)
Tersusunnya kebijakan subsidi pupuk
(paket)
Jumlah pupuk bersubsidi (juta ton)
Skrening pestisida (unit)
Tersusunnya roadmap kebutuhan &
penyediaan pupuk & alsintan (paket)
3.6
113
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 59,00 67,70 74,40 82,40 89,50
► 88,50 101,55 111,60 123,60 134,25
► 8 8 8 8 8
► 8 8 8 8 8
► 30 30 30 30 30
► 15 20 25 25 25
► 5 5 5 5 5
► 8 8 8 8 8
► 6 9 12 15 18
3.10 1 1 1 1 1
Jumlah luas areal tanaman pangan yang
terserang OPT (ribu ha)
Tersedianya informasi dan model
peramalan Organisme Penganggu
Tumbuhan (OPT) sebagai rujukan
dalam pengamanan produksi
tanaman pangan dan hortikultura
Berkembangnya metode pengujian
mutu benih dan penerapan sistem
mutu laboratorium pengujian benih
tanaman pangan dan hortikultura
Jumlah luas areal tanaman pangan yang
terkena DFI (ribu ha)
3.8 Pengembangan metode pengujian mutu
benih dan penerapan sistem mutu
laboratorium pengujian benih (Prioritas
Bidang)
3.7 Penguatan perlindungan tanaman pangan
dari gangguan OPT dan DFI (Prioritas
Nasional dan Bidang)
Terkendalinya serangan OPT dan
DFI di lokasi penerapan budidaya
tanaman pangan yang tepat
Jumlah propinsi yang menerapkan
teknologi pengamatan, peramalan dan
pengendalian OPT (propinsi)
Dukungan manajemen dan teknis lainnya
pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
3.9 Pengembangan peramalan serangan
Organisme Penganggu Tumbuhan (Prioritas
Bidang)
Jumlah metode pengujian mutu benih
yang dikembangkan, divalidasi dan
disyahkan (metode)
Jumlah laboratorium yang menerapkan
sistem mutu (laboratorium)
Jumlah laboratorium peserta uji
profisiensi (laboratorium)
Jumlah pelaksanaan uji petik mutu benih
yang beredar (contoh benih)
Jumlah informasi peramalan serangan
OPT (unit)
Jumlah teknologi pengamatan, peramalan
dan pengendalian OPT (model)
Terselenggaranya pelayanan
administrasi dan pelayanan teknis
lainnya secara profesional dan
berintegritas di lingkungan
Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
Jumlah dokumen perencanaan, keuangan,
umum serta evaluasi dan pelaporan program
pengelolaan produksi tanaman pangan ,
kebijakan subsidi terpadu, data luas lahan,
(paket)
114
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
►
19.216.575 20.235.053 21.347.981 22.543.468 23.805.903
10.483.440 10.881.811 11.295.320 11.769.723 12.264.052
216.675.019 230.758.895 245.758.223 261.732.508 278.745.121
511.416.046 531.872.688 553.147.595 575.273.499 598.284.439
5,00% 5,30% 5,50% 5,60% 5,60%
3,50% 3,80% 3,80% 4,20% 4,20%
6,00% 6,50% 6,50% 6,50% 6,50%
3,50% 4,00% 4,00% 4,00% 4,00%
►
• 10,00% 10,00% 10,00% 10,00% 10,00%
•
5,00% 5,00% 5,00% 5,00% 5,00%
5,00% 5,00% 5,00% 5,00% 5,00%
•
5,00% 5,00% 5,00% 5,00% 5,00%
5,00% 5,00% 5,00% 5,00% 5,00%
5,00% 5,00% 5,00% 5,00% 5,00%
5,00% 5,00% 5,00% 5,00% 5,00%
4. Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Produk
Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
Meningkatnya produksi,
produktivitas dan mutu produk
tanaman hortikultura yang aman
konsumsi berdaya saing dan
berkelanjutan
• Laju Pertumbuhan Produksi :
- Buah
- Biofarmaka
- Sayuran
- Tanaman hias
Produksi dan Laju Pertumbuhan
Produksi Hortikultura
- Biofarmaka (kg)
- Tanaman hias (tangkai)
- Buah (ton) :
- Sayuran (ton) :
• Produksi :
- Buah (kebun)
- Sayuran (lahan usaha)
Peningkatan Mutu Produk Tanaman
Hortikultura :
Peningkatan jumlah pelaku usaha
panutan (champion) dan
gapoktan/asosiasi hortikultura
- Tanaman hias (lahan usaha)
- Biofarmaka (lahan usaha)
Laju peningkatan ketersediaan produk
hortikultura Kualitas Ekspor.
- Buah
- Tanaman Hias
Laju Peningkatan Produktivitas
kebun/lahan usaha hortikultura
(mengajukan registrasi)
115
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► Benih buah 3
%, benih sayur
umbi 2 %,
benih sayur biji
1 %, benih
tanaman hias 2
%
Benih buah 3
%, benih sayur
umbi 2 %,
benih sayur
biji 1 %, benih
tanaman hias
2 %
Benih buah 3 %,
benih sayur umbi
2 %, benih sayur
biji 1 %, benih
tanaman hias 2 %
Benih buah 3
%, benih
sayur umbi 2
%, benih
sayur biji 1
%, benih
tanaman hias
2 %
Benih buah 3
%, benih
sayur umbi 2
%, benih
sayur biji 1
%, benih
tanaman hias
2 %
► Maksimal 5 %
terhadap luas
panen
Maksimal 5 %
terhadap luas
panen
Maksimal 5 %
terhadap luas
panen
Maksimal 5
% terhadap
luas panen
Maksimal 5
% terhadap
luas panen
4.1 1 1 1 1 1
► 19.216.575
(5,0%)
20.235.053
(5,30 %)
21.347.981
(5,50%)
22.543.468
(5,60%)
23.805.903
(5,60)
►
• 5% 5% 5% 5% 5%
• 10% 10% 10% 10% 10%
• 5% 5% 5% 5% 5%
►
Proporsi luas serangan OPT utama
hortikultura terhadap total luas panen.
Peningkatan ketersediaan benih bermutu
(%)
Dukungan manajemen dan teknis lainnya
pada Direktorat Jenderal Hortikultura
Meningkatnya kapasitas manajemen
administrasi, sumberdaya manusia,
sarana dan prasarana anggaran serta
piranti lunak organisasi
pengembangan produksi hortikultura
Jumlah dokumen pendukung pengembangan
produksi, produktivitas dan mutu produk
hortikultura: (perecanaan dan
penganggaran, kerjasama internasional,
pengelolaan SDM, humas, keuangan, sarana
dan prasarana, pelaksanaan, monitoring dan
pelaporan, evaluasi pro
4.2 Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan
Mutu Produk Tanaman Buah
Berkelanjutan (Prioritas Nasional dan
Bidang)
Meningkatnya produksi,
produktivitas dan mutu buah yang
aman konsumsi, berdaya saing dan
berkelanjutan
Produksi Tanaman Buah (ton), dan laju
pertumbuhan produksi (%)
Laju Peningkatan mutu produk tanaman
buah:
Laju peningkatan ketersediaan produk
buah Kualitas Ekspor
Laju Peningkatan Produktivitas kebun
buah (mengajukan registrasi)
Jumlah pelaku usaha panutan
(Champion), Gapoktan/Asosiasi
Hortikultura
4.3 Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan
Mutu Produk Tanaman Sayuran dan
Biofarmaka Berkelanjutan (Prioritas
Meningkatnya produksi,
produktivitas dan mutu produk
sayuran dan biofarmaka yang cukup
Produksi dan laju pertumbuhan Tanaman
Sayuran dan biofarmaka :
116
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
• 10.483.440
(3,5 %)
10.881.811
(3,8 %)
11.295.320
(3,8 %)
11.769.723
(4,2 %)
12.264.052
(4,2%)
• 511.416.046
(3,5 %)
531.872.688
(4,0 %)
553.147.595
(4,0%)
575.273.499
(4,0%)
598.284.439
(4,0 %)
►
• 5% 5% 5% 5% 5%
• 10% 10% 10% 10% 10%
► 216.675.019
(6,50%)
230.758.895
(6,50%)
245.758.223
(6,50%)
261.732.508
(6,50%)
278.745.121
(6,50%)
►
• 5,00% 5,00% 5,00% 5,00% 5,00%
• 10,00% 10,00% 10,00% 10,00% 10,00%
• 5,00% 5,00% 5,00% 5,00% 5,00%
4.5 Benih buah 3
%, benih sayur
umbi 2 %,
benih sayur biji
1 %, benih
tanaman hias 2
%
Benih buah 3
%, benih sayur
umbi 2 %,
benih sayur
biji 1 %, benih
tanaman hias
2 %
Benih buah 3 %,
benih sayur umbi
2 %, benih sayur
biji 1 %, benih
tanaman hias 2 %
Benih buah 3
%, benih
sayur umbi 2
%, benih
sayur biji 1
%, benih
tanaman hias
2 %
Benih buah 3
%, benih
sayur umbi 2
%, benih
sayur biji 1
%, benih
tanaman hias
2 %
Biofarmaka (Kg)
Laju Peningkatan mutu produk tanaman
sayuran dan biofarmaka
Laju Peningkatan Produktivitas lahan
usaha tanaman sayuran dan
biofarmaka
4.4 Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan
Mutu Produk Tanaman Hias Berkelanjutan
(Prioritas Bidang)
Meningkatnya produksi,
produktivitas dan mutu tanaman
hias yang berdaya saing dan
berkelanjutan
Produksi dan laju pertumbuhan produksi
Tanaman Hias (tangkai)
Laju Peningkatan mutu produk tanaman
hias
Laju Peningkatan Produktivitas lahan
usaha tanaman hias (mengajukan
registrasi)
Jumlah pelaku usaha panutan
(Champion), Gapoktan/Asosiasi
Hortikultura
Biofarmaka Berkelanjutan (Prioritas
Nasional dan Bidang)
sayuran dan biofarmaka yang cukup
dan aman konsumsi serta
berkelanjutan
Sayuran (ton)
Pengembangan Sistem Perbenihan, Pupuk
dan Sarana Produksi lainnya (Prioritas
Bidang)
Terfasilitasinya penyediaan benih
bermutu dalam mendukung
peningkatan produksi, produktivitas
dan mutu produk tanaman
hortikultura
Jumlah pelaku usaha panutan
(Champion), Gapoktan/Asosiasi
Hortikultura
Laju peningkatan ketersediaan produk
tanaman hias Kualitas Ekspor
Peningkatan ketersediaan benih bermutu
(%)
117
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
4.6 Maksimal 5 %
terhadap luas
panen
Maksimal 5 %
terhadap luas
panen
Maksimal 5 %
terhadap luas
panen
Maksimal 5
% terhadap
luas panen
Maksimal 5
% terhadap
luas panen
► - - - - -
•
- Tebu (hablur) 2.996 3.449 3.902 4.355 4.806
•
•
- Kapas 26 33 40 57 63
- Cengkeh 78 80 83 84 86
•
- Tembakau 181 182 183 183 184
- Nilam 91 97 106 116 124
- Kopi 698 709 718 728 738
- Teh 168 171 174 177 182
- Kakao 988 1.074 1.342 1.539 1.648
- Lada 83 85 87 89 92
- Jambu mete 145 148 152 156 159
- Karet 2.681 2.711 2.741 2.771 2.801
•
Pengembangan Sistem Perlindungan
Tanaman Hortikultura (Prioritas Nasional
dan Bidang)
Berkembangnya sistem perlindungan
tanaman dalam mendukung
pengembangan produksi hortikultura
Proporsi luas serangan OPT utama
hortikultura terhadap total luas panen.
Pengembangan komoditas ekspor
Swasembada gula nasional
Koordinasi dalam perumusan
kebijakan dan pemantauan
ketersediaan dan distribusi pangan
di 33 Provinsi
5. Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan
Peningkatan produksi, produktivitas
dan mutu tanaman perkebunan yang
berkelanjutan melalui upaya
pengembangan tanaman semusim,
tanaman rempah dan penyegar,
tanaman tahunan, dukungan
penyediaan benih unggul bermutu
dan sarana produksi, perlindungan
perkebunan serta dukungan
manajemen dan teknis lainnya
Capaian produksi (ribu ton) komoditi
unggulan perkebunan (tebu, kapas, nilam,
tembakau, kopi, teh, kakao, lada,
cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu
mete dan jarak pagar);
Pengembangan komoditas
pemenuhan konsumsi dalam negeri
Penyediaan bahan tanaman sumber
bahan bakar nabati (bioenergi)
118
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
- Jarak pagar 15 20 24 29 35
- Kelapa 3.266 3.290 3.317 3.348 3.380
- Kelapa Sawit 23.200 24.429 25.710 27.046 28.439
- Kemiri sunan 0 0 0 0 0
►
•
- Tebu 6.450 6.900 7.200 7.210 7.230
•
- Kapas 1.750 1.900 2.000 2.200 2.500
- Cengkeh 266 274 281 284 300
•
- Tembakau 885 888 890 892 893
- Nilam 6.300 6.400 6.500 6.550 6.600
- Kopi 780 840 900 900 900
- Teh 1.520 1.600 1.680 1.760 1.780
- Kakao 1.000 1.100 1.200 1.400 1.500
- Lada 694 713 722 734 760
- Karet 999 1.000 1.009 1.014 1.019
- Jambu Mete 537 569 579 616 640
• Penyediaan bahan tanaman sumber
bahan bakar nabati (bioenergi)
Swasembada gula nasional
Pengembangan komoditas
pemenuhan konsumsi dalam negeri
Pengembangan komoditas ekspor
bahan bakar nabati (bioenergi)
Peningkatan produktivitas (kg/ha)
tanaman unggulan perkebunan (tebu,
kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao,
lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit,
jambu mete dan jarak pagar);
119
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
- Jarak Pagar 1.000 1.250 1.500 1.750 2.000
- Kelapa 1.105 1.119 1.135 1.151 1.200
- Kelapa Sawit 3.888 3.997 4.109 4.225 4.344
- Kemiri Sunan 0 0 0 0 0
► 76 77 78 79 80
►
• 45 50 56 61 65
►
• 210 225 240 255 270
• 59 73 88 99 114
►
• 500 515 530 546 563
►
bahan bakar nabati (bioenergi)
Jumlah areal pengendalian OPT (hektar)
dan penurunan titik api (hot spot) serta
penanganan gangguan usaha perkebunan
Jumlah kelembagaan perlindungan
tanaman
Jumlah penggunaan sarana produksi
(%) ( Revitalisasi perbenihan dan
pembibitan)
Penguatan kelembagaan pengawas dan
kelembagaan usaha perbenihan
(Revitalisasi perbenihan dan perbibitan)
Jumlah kelembagaan perbenihan (unit)
Penggunaan benih unggul bermutu,
sarana produksi serta sumber benih bina
perkebunan
SL-PHT
Peningkatan mutu (% populasi standar)
tanaman unggulan perkebunan (tebu,
kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao,
lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit,
jambu mete dan jarak pagar);
Jumlah kelembagaan UPJA (unit
usaha)
120
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
• 2.500 2.250 2.025 1.823 1.640
•
- Tebu 465 509 553 597 641
•
- Kapas 15 18 20 24 25
•
- Tembakau 205 205 205 205 205
- Nilam 14 15 16 17 18
- - - - -
•
- Kopi 1.291 1.308 1.328 1.331 1.354
- Teh 129 130 130 130 130
- Kakao 1.655 1.746 1.837 1.929 2.020
- Lada 192 193 194 195 196
Jumlah penurunan titik api
Swasembada Gula Nasional
5.1 Peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu tanaman semusim (Prioritas Nasional
dan Bidang)
Terfasilitasinya pengembangan
budidaya tanaman semusim
(tebu,kapas, tembakau dan nilam)
Capaian luas areal (ribu hektar) pembinaan
dan pengembangan tanaman semusim
(tebu, kapas, nilam, tembakau, dan aneka
tanaman semusim lainnya) (Intensifikasi,
diversifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi)
Pengembangan Komoditas
Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri
Pengembangan Komoditas Ekspor
Peningkatan luas areal (ribu hektar)
pembinaan dan pengembangan tanaman
rempah dan penyegar (kopi, teh, kakao,
lada, cengkeh dan aneka tanaman rempah
dan penyegar lainnya) (Intensifikasi,
diversifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi):
Pengembangan Komoditas Ekspor
5.2 Peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu tanaman rempah dan penyegar
(Prioritas Nasional dan Bidang)
Terfasilitasinya pengembangan
budidaya tanaman rempah dan
penyegar (kopi, teh, kakao, lada,
cengkeh)
121
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
•
- Cengkeh 465 469 474 479 484
•
- Rehabilitasi 81,85 93,15 15,00 15,00 10,00
- Intensifikasi 30,55 49,45 15,00 20,00 20,00
- Peremajaan 22,60 27,40 5,00 5,00 5,00
- Pengendalian OPT 135,00 170,00 35,00 40,00 35,00
- Pemberdayaam petani (kelompok
Tani)
6.750,00 8.500,00 1.750,00 2.000,00 1.750,00
- - - - -
•
- Karet 3.445 3.456 3.466 3.476 3.487
- Jambu Mete 573 574 575 576 577
•
- Jarak Pagar 10 12 15 18 21
- Kelapa 3.807 3.814 3.820 3.827 3.833
- Kelapa Sawit 8.127 8.342 8.557 8.772 8.987
- Kemiri sunan 1 2 4 7 10
•
- Kelapa sawit 125 153 153 153 148
- Karet 10 53 53 53 51
Penyediaan bahan tanaman sumber
bahan bakar nabati (bio energi)
Revitalisasi perkebunan
Peningkatan luas areal (ribu hektar)
pembinaan dan pengembangan tanaman
tahunan (Intensifikasi, diversifikasi,
rehabilitasi dan ekstensifikasi)
5.3 Peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu tanaman Tahunan (Prioritas Nasional
dan Bidang)
Terfasilitasinya pengembangan
budidaya tanaman tahunan (kelapa,
kelapa sawit, karet, jambu mete,
jarak pagar)
Gerakan Peningkatan Produksi dan
Mutu Kakao Nasional (ribu ha)
Pengembangan Komoditas
Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri
Pengembangan Komoditas Ekspor
122
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
- Kakao 0 34 34 34 32
•
- Pengembangan Desa Mandiri
Energi (DME)
-
-
- 27 28 29 30 31
•
- Jumlah penggunaan benih unggul
bermutu
45 48 52 55 60
- - - -
• 51.467 52.291 53.128 53.978 54.841
• 36 38 40 42 44
5.4 Dukungan penyediaan benih unggul
bermutu dan sarana produksi perkebunan
(Prioritas Bidang)
Terfasilitasinya penyediaan benih
unggul bermutu dalam rangka
mendukung peningkatan
produktivitas dan mutu tanaman
perkebunan
5.5 Dukungan perlindungan perkebunan dan
penanganan gangguan usaha perkebunan
(Prioritas Bidang)
Terfasilitasinya pengamatan dan
pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan (OPT)
tanaman perkebunan pada 13
komoditas perkebunan
Revitalisasi Perlindungan Perkebunan
Areal pengendalian OPT dan
intensitas serangan OPT (ha)
Koordinasi dengan pihak terkait
dalam menyediakan insentif pajak
untuk mendorong pemantapan
energy terbarukan
Berpartisipasi aktif dalam Tim
Koordinasi Interdept
pengembangan bio-fuel
Revitalisasi Perbenihan
Pengembangan integrasi kebun-
ternak (paket)
Jumlah penggunaan benih unggul bermutu
dan sarana produksi perkebunan (%)
(Dukungan pengembangan tanaman
perkebunan berkelanjutan)
Penanganan gangguan usaha
perkebunan (dukungan pengembangan
tanaman perkebunan berkelanjutan)
Penyusunan kebijakan Pengembangan
bio energi
123
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
32 Propinsi 32 Propinsi 32 Propinsi 32 Propinsi 32 Propinsi
•
•
•
5.6 Dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya Direktorat Jenderal Perkebunan
Terfasilitasinya pelayanan bidang
perencanaan, evaluasi, data dan
informasi, keuangan, dan pelayanan
kepegawaian, organisasi,
kehumasan, ketatausahaan, rumusan
di bidang kesekretariatan yang
berkualitas
Penyelesaian PP, Keppres, Perpres,
Kepmentan sebagai turunan dari UU
No. 18/2004
Provinsi yang memperoleh pelayanan
dibidang perencanaan program dan
penganggaran dan kerjasama; Evaluasi
pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data
dan informasi yang berkualitas; Pelaksanaan
pengelolaan administrasi keuangan dan asset
yang berkualitas; Pelayanan organisasi
kepegawaian, humas dan administrasi
perkantoran yang berkualitas.
(Dukungan pengembangan tanaman
perkebunan berkelanjutan)
Pembinaan dan penilaian usaha
perkebunan
Penyediaan tenaga/petugas lapang
seperti penyuluh, pengendali OPT,
pengawas benih, inseminator, mantri
tani/statistik, paramedik, petugas
penyedia layanan informasi pasca,
petugas revit perkebunan
124
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
• 12301 12916 13561 14239 14950
• 5 5 6 6 6
• 188975 208344 218761 228938 240384
► Dukungan pengujian dan pengawasan
mutu benih serta penerapan teknologi
proteksi tanaman perkebunan BBP2TP
Medan
►
Terlaksananya penerapan
►
►
►
Terlaksananya pengawasan dan
pengujian benih tanaman
perkebunan
Pelaksanaan analisa data serangan, situasi
dan identifikasi OPT, koleksi OPT penting,
pengembangan metode pengamatan, teknik
survailance, model peramalan, teknik
survailance, model peramalan OPT,
fenomena iklim dan ganguan usaha serta
taksasi kehilangan hasil, teknik
pengendalian OPT dengan PHT
Jumlah bibit yang tersertifikasi (dalam
1.000 batang)
Terlaksananya pengawasan dan
pengujian benih tanaman
perkebunan
Terlaksananya penerapan
teknologi proteksi tanaman
perkebunan
Pelaksanaan bimbingan teknis dan
pengawasan mutu benih, pengembangan
teknik dan metode pengujian mutu benih,
adaptasi dan kelayakan, fasilitasi sertifikasi
benih dan pemantauan peredaran benih
Jumlah bibit yang tersertifikasi (dalam
1.000 batang)
Pelaksanaan analisadata serangan, situasi
dan identifikasi OPT, koleksi OPT penting,
pengembangan metode pengamatan, teknik
survailance, model peramalan, teknik
survailance, model peramalan OPT,
fenomena iklim dan ganguan usaha serta
taksasi kehilangan hasil, teknik
pengendalian OPT dengan PHT
5.7 ► Dukungan pengujian dan pengawasan
mutu benih serta penerapan teknologi
proteksi tanaman perkebunan BBP2TP
Surabaya
Jumlah teknologi terapan
perlindungan perkebunan (paket)
Eksplorasi dan invetarisasi koleksi, teknik
125
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
• 5 6 8 9 10
• 266 343 465 486 535
• 9 9 9 9 9
► 2.201.214 2.283.287 2.370.527 2.456.302 2.584.432
► 1.506.837 1.574.017 1.647.973 1.720.833 1.791.609
► 727.539 853.761 986.135 1.125.375 1.297.034
► 18,7 19,2 19,8 20,6 21,1
► 14,7 15 15,3 15,4 15,5
► - 720 828 935 1050
teknologi proteksi tanaman
perkebunan
6. Program Pencapaian Swasembada
Daging Sapi dan Peningkatan
Penyediaan Pangan Hewani yang Aman,
Sehat, Utuh dan Halal
►Meningkatnya ketersediaan
pangan hewani (daging, telur,
susu)
Meningkatnya kontribusi ternak
domestik dalam penyediaan
pangan hewani (daging dan telur)
►
Produksi daging meningkat 4,10% per
tahun (ton)
Produksi telur meningkat 4,42% per
tahun (ton)
► Terlaksananya pengawasan dan
pengujian benih tanaman
perkebunan
► Terlaksananya penerapan
teknologi proteksi tanaman
perkebunan
Jumlah teknologi terapan
perlindungan perkebunan (paket)
Jumlah pengawasan pelestarian plasma
nutfah
Jumlah bibit yang tersertifikasi (dalam
1.000 batang)
Jumlah eksplorasi dan invetarisasi koleksi,
teknik perbanyakan/pengembangan
pelepasan dan evaluasi pemanfaatan musuh
alami, agens hayati dan pestisida nabati
► Dukungan pengujian dan pengawasan
mutu benih serta penerapan teknologi
proteksi tanaman perkebunan BBP2TP
Ambon
perbanyakan/pengembangan pelepasan dan
evaluasi pemanfaatan musuh alami, agens
hayati dan pestisida nabati
Jumlah teknologi terapan
perlindungan perkebunan (paket)
Produksi susu meningkat 15,56% per
tahun (ton)
Kontribusi daging sapi domestik terhadap
total produksi daging sapi nasional
meningkat (%)
Kontribusi daging ayam buras terhadap
total produksi daging ayam nasional
meningkat (%)
Penyediaan sumber pembiayaan
pertanian (PUAP, SMD, LDPM, LM3,
LKM) kelompok
126
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► Meningkatnya ketersediaan
protein hewani asal ternak
6,4 6,6 6,7 6,9 7,2
► Tersedianya daging sapi domestik
sebesar 90 persen
70,2 75,53 80,5 85,29 90
2.700 3.050 3.400 3.700 4.000
400 490 580 640 700
► Peningkatan bibit sapi 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000
► Penambahan propinsi peserta
KUPS
20 20 25 30 33
► UPT yang menjadi BLU 0 0 1 2 0
►
21.000 23.760 26.136 28.750 31.625
► 76 76 81 85 90
► 1.666.667 1.833.333 2.016.667 2.218.333 2.440.167
► 0 10.000 10.000 10.000 10.000
► 100 150 200 250 300
Revitalisasi persusuan (ekor)
Pemanfaatan kotoran ternak menjadi
pupuk organik dan pemberian paket
bantuan sosial pupuk organik (rumah
kompos)
Produksi daging sapi domestik terhadap
total penyediaan daging sapi nasional (%)
Ketersediaan protein hewani asal ternak per
kapita meningkat 0,03% per tahun
(g/kapita/hr)
Peningkatan produksi ternak ruminansia
dengan pendayagunaan sumber daya lokal
(Prioritas Nasional dan Bidang)
6.2
6.1 Peningkatan kuantitas dan kualitas benih
dan bibit dengan mengoptimalkan sumber
daya lokal (Prioritas Bidang)
► Peningkatan kualitas dan
kuantitas benih dan bibit ternak
(sapi potong, sapi perah)
Revitalisasi perbenihan dan perbibitan
(semen ribu dosis)
Peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu peternakan (embrio ekor)
Penyediaan bibit sapi 200 ribu ekor per tahun
Penambahan jumlah peserta dan pembinaan
pelaksanaan KUPS (propinsi)
Peningkatan produksi dan produktivitas
ternak (sapi ekor)
Swasembada daging sapi (share produk
dalam negeri %)
Pengusulan 2 UPT peternakan menjadi
Bahan Layanan Umum (BLU)
Meningkatnya populasi dan
produksi ternak ruminansia
Pengembangan dan pembinaan Biogas
Asal Ternak Bersama Masyarakat
(BATAMAS) terutama di sentra
terpencil dan padat ternak (unit)
127
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 75 83 91 100 110
► 0 720 828 935 1050
► 0 100 150 250 200
► 230 290 350 410 470
► 25 35 50 60 70
► Pelaksaan vaksinasi dan
pengobatan
100 100 120 130 140
► Perlindungan hewan terhadap
penyakit eksotik
100 250 250 250 250
► Penguatan peran dan fungsi
lembaga otoritas veteriner
0 100 200 300 400
► Peningkatan jaminan produk
hewan ASUH dan daya saing
produk hewan
169 210 260 310 400
Penyediaan sumber pembiayaan
pertanian (PUAP, SMD, LDPM, LM3,
LKM) kelompok
Pemanfaatan 700 ribu ha lahan
kehutanan untuk pengembangan
peternakan
Meningkatnya populasi dan
produksi, serta meningkatnya
pendayagunaan sumber daya lokal
ternak non ruminansia
Restrukturiasi perunggasan (kelompok)
Pengembangan pakan ternak (Unit)
Penyediaan tenaga/petugas lapang seperti
penyuluh, pengendali OPT, pengawas
n=benih, Inseminator, mantri tani/statistik,
paramedik, petugas penyedia layanan
informasi pasca , petugas revit bun
Penguatan sistem kesehatan hewan
(vaksin/obat dlm juta dosis)
Pengendalian dan penanggulangan penyakit
hewan menular strategis dan penyakit
zoonosis (Prioritas Nasional dan Bidang)
6.3 Peningkatan produksi ternak non
ruminansia dengan pendayagunaan sumber
daya lokal (Prioritas Nasional dan Bidang)
Pengembangan integrasi ternak dan
tanaman melalui pengelolaan kotoran
ternak (padat & cair) menjadi pupuk
organik dan pengolahan limbah tanaman
untuk ternak terutama di sentra
perkebunan, tanaman pangan dan holti
kulture (klp)
6.5 Penjaminan pangan asal hewan yang aman
dan halal serta pemenuhan persyaratan
produk hewan non pangan (Prioritas
Nasional dan Bidang)
6.4
Jaminan produk pangan asal hewan yang
ASUH RPH/RPA
Peningkatan sertifikasi nomor veteriner
yang ASUH 400 unit usaha
128
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► Perlindungan hewan dan penyakit
hewan
2 12 0 0 0
► Meningkatnya pelayanan prima
kepada masyarakat
33 33 33 33 33
► Menurun
0,2 – 5% /thn
Menurun
0,2 – 5% /thn
Menurun
0,2 – 5% /thn
Menurun
0,2 – 5% /thn
Menurun
0,2 – 5% /thn
► 5%/thn 5%/thn 5%/thn 5%/thn 5%/thn
► 5%/thn 5%/thn 5%/thn 5%/thn 5%/thn
► 15%/thn 15%/thn 15%/thn 15%/thn 15%/thn
► 1800 poktan/
gapoktan
1980 poktan/
gapoktan
2178 poktan/
gapoktan
2396 poktan/
gapoktan
2636 poktan/
Gapoktan
► 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn
► 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn
► 1.200 unit 1.200 unit 1.200 unit 1.200 unit 1.200 unit
► 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn
Koordinasi dalam perumusan kebijakan dan
pemantauan ketersediaan dan distribusi
pangan 33 propinsi
Penyelesaian PP, Kepmen, turunan dari UU
No 18 th 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan
6.6 Dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya pada Direktorat Jenderal
Peternakan
7. Program Peningkatan Nilai Tambah,
Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran
dan Ekspor Hasil Pertanian
% peningkatan ekspor dan surplus neraca
perdagangan hasil pertanian
Meningkatnya usaha pengolahan
dan pemasaran hasil pertanian
berkelanjutan
% penurunan kehilangan/kerusakan hasil
tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan peternakan
% peningkatan jumlah lembaga
pemasaran petani dan penyerapan pasar
hasil pertanian di pasar domestik
% peningkatan produk dan jenis olahan
hasil pertanian yang bermutu untuk
ekspor dan substitusi impor
Jumlah kelompok tani yang menerapkan
penanganan pasca panen sesuai GHP dan
standar mutu
7.1 Pengembangan penangangan pasca panen
pertanian (Prioritas Nasional dan Bidang)
Meningkatnya penanganan pasca
panen hasil pertanian
% Peningkatan produksi kakao
fermentasi, karet bokar, mete
% Peningkatan produksi pakan ternak
berbahan baku lokal
7.2 Pengembangan pengolahan hasil pertanian
(Prioritas Nasional dan Bidang)
Berkembangnya pengolahan hasil
pertanian yang berkelanjutan
% Peningkatan agroindustri susu segar
Jumlah usaha pengolahan hasil pertanian
yang bernilai tambah dan berdaya saing
129
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 5 %/thn 5 %/thn 5 %/thn 5 %/thn 5 %/thn
► 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn
330 unit 330 unit 330 unit 330 unit 330 unit
+ 54 unit
organik
+ 54 unit
organik
+ 54 unit organik + 54 unit
organik
+ 54 unit
organik
► 42 sertifikat 42 sertifikat 42 sertifikat 42 sertifikat 42 sertifikat
Jumlah usaha pasca panen dan
pengolahan yang menerapkan sistem
jaminan mutu.
Jumlah pengujian mutu alat mesin
pertanian
% Peningkatan produksi tepung cassava
fermentasi
►
% Peningkatan produksi gula rakyat non
tebu.
7.3 Pengembangan mutu dan standardisasi
pertanian (Prioritas Nasional dan Bidang)
Meningkatnya mutu dan keamanan
pangan hasil pertanian
130
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 186 pasar 195 pasar 205 pasar 214 pasar 223 pasar
► 0% 2% 3% 4% 5%
► 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn 10 %/thn
► 10 %/thn 10 %/thn 100 kab/thn 100 kab/thn 100 kab/thn
7.5 Meningkat
15% dan
meningkat 30%
Meningkat
15% dan
meningkat
30%
Meningkat 15%
dan meningkat
30%
Meningkat
15% dan
meningkat
30%
Meningkat
15% dan
meningkat
30%
► Putih Putih Putih Putih Putih
► Gold Gold Gold Gold Gold
► WTP WTP WTP WTP WTP
► Meningkat
25%
Meningkat
25%
Meningkat 25% Meningkat
25%
Meningkat
25%
► peningkatan
kualitas SDM
& manajemen
peningkatan
kualitas SDM
& manajemen
peningkatan
kualitas SDM &
manajemen
peningkatan
kualitas SDM
& manajemen
peningkatan
kualitas SDM
& manajemen
Pengembangan pemasaran internasional
(Prioritas Nasional dan Bidang)
Meningkatnya pemasaran hasil
pertanian
7.4 Pengembangan pemasaran domestik
(Prioritas Bidang)
Nilai laporan keuangan
Meningkatnya manajemen
pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian
Nilai layanan publik
Jumlah kelembagaan pemasaran bagi
petani
Jumlah hasil pertanian yang diserap pasar
dalam negeri
% Peningkatan kerjasama pasar modern
dan tradisional
Meningkatnya pemasaran
internasional hasil pertanian
Jumlah ekspor dan surplus neraca
perdagangan hasil pertanian
% Peningkatan jaringan informasi harga
antar Kab/Kota
Nilai peta kerawan penyimpangan
Perencanaan, Keuangan dan kepegawaian
7.6 Dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya pada Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Nilai laporan akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP)
131
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► - - - - -
► - - - - -
► - - - - -
8.1 32.505 519.570 483.965 482.600 481.360
► 1.005 2.035 1.520 1.520 1.520
► 108.486 497.434 490.000 485.000 479.080
► 464 5.794 8.050 8.092 8.100
Terlaksananya 830.000 (Ha) perluasan
areal lahan Pertanian
Terlaksananya 1.000.000 Ha optimasi
lahan pertanian (pupuk organik), dan
11.000 Km JUT/Jalan produksi
8. Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian
Terlaksananya pengembangan
fasilitasi dalam pengelolaan lahan
dan air melalui upaya pemberdayaan
lahan pertanian, pengelolaan air
irigasi pertanian dan perluasan areal
pertanian
Terlaksananya 1.148.000 (ha),
25,884unit kegiatan pengelolaan air
irigasi
Perluasan areal pertanian (Prioritas
Nasional dan Bidang)
Meningkatnya luasan areal baru
lahan pertanian dalam mendukung
peningkatan produksi pertanian
Luasan (Ha) perluasan areal Tanaman
pangan (saawah dan lahan Kering),
hortikultura, perkebunan dan kawasan
peternakan
8.2 Pengelolaan air untuk pertanian (Prioritas
Nasional dan Bidang)
Meningkatnya ketersediaan air
irigasi dalam mendukung produksi
pertanian
Tersedianya (unit) pengembangan
sumber air alternatif skala kecil (melalui
irigasi pedesaan, pengembangan sumber
air tanah, pompanisasi air permukaan)
yang berfungsi.
Tersedianya optimasi pemanfaatan Air
irigasi (melalui perbaikan JITUT/JIDES
dan pengembangan TAM) yang
berfungsi (ha)
Tersedianya (unit) pengembangan
Konservasi air (melalui pengembangan
Embung, chek dam, sumur resapan,
Antisipasi kekeringan dan banjir) yang
berfungsi
132
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 25.709 139.821 144.670 138.500 133.300
► 952 3.481 2.867 2.600 2.600
► 62 538 600 500 300
8.4 6 6 6 6 6
► 98 117 140 168 200
► 35 35 35 35 35
► 33 33 33 33 33
► 32 32 32 32 32
8.3 Pengembangan pengelolaan lahan pertanian
(Prioritas Nasional dan Bidang)
Meningkatnya produktivitas lahan
pertanian, dan prasarana Jalan Usaha
Tani/Jalan Produksi serta
pengendalian lahan untuk
mendukung peningkatan produksi
pertanian
Luasan (Ha) lahan yang dioptimasi,
dikonservasi dan direhabilitasi,
direklamasi (Pengembangan rumah
kompos)
Panjang jalan (Km) Usaha Tani dan Jalan
Produksi, serta tersedianya data bidang
tanah Petani yang layak disertifikasi
Terlaksananya pengembangan System of
Rice Intensification (SRI) 2.000 paket
(Adaptasi Iklim)
9 Program Penciptaan Teknologi dan
Varietas Unggul Berdaya Saing
Peningkatan inovasi dan adopsi
teknologi pertanian
Inovasi teknologi benih, bibit, pupuk,
obat hewan dan tanaman, alsintan, dan
produk olahan (paket)
Rekomendasi kebijakan pertanian (paket)
Adopsi inovasi teknologi benih, bibit,
pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan
dan produk olahan (propinsi)
Inovasi teknologi pengelolaan
sumberdaya pertanian (paket)
Dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya pada direktorat pengelolaan lahan
dan air
Meningkatnya fasilitasi pelayanan
teknis dan administrasi untuk
mendukung pelaksanaan kerja
Direktorat Jenderal
Tersedianya dokumen (Paket) perencanaan
program, anggaran dan kerjasama (Renja-
KL, RKA-KL, DIPA, POK, MOU
Kerjasama PBIS, TOR)
133
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 65 65 65 65 65
► 200 200 200 150 150
► 20 40 60 80 100
► 5-6 5-7 8-9 10-12 14-15
► 5 5 8 7 8
► 800 800 800 800 800
BS 10 ton BS 10 ton BS 15 ton BS 15 ton BS 15 ton
FS 20 ton FS 20 ton FS 20 ton FS 20 ton FS 20 ton
► 2 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg
► 40 131 235 414 1032
Jumlah aksesi sumberdaya genetik (SDG)
padi, serealia, kacang-kacangan dan umbi-
umbian terkoleksi, teridentifikasi dan
terkonservasi untuk perbaikan sifat
varietas
► Jumlah produksi benih sumber (BS, FS)
padi, serealia, kacang-kacangan & umbi-
umbian dengan SMM ISO 9001-2000
dari 100 varietas tanaman pangan
9.2
9.3 Penelitian dan pengembangan tanaman
hortikultura
Meningkatnya inovasi teknologi
tan.hortikultura mendukung
Jml VUB yg diminati konsumen
Jumlah penelitian konsorsium padi,
kedelai, dan gandum
Penelitian dan pengembangan tanaman
pangan
Penyediaan benih sumber dan
varietas sangat genjah,
pendampingan SLPTT dan
peningkatan inovasi teknologi
tanaman pangan mendukung P2BN
Jumlah varietas sangat genjah dan unggul
baru padi, serealia, kacang-kacangan &
umbi-umbian
Jumlah teknologi budidaya, panen dan
pasca panen primer
9.1 Dukungan manajemen, fasilitasi dan
instrumen teknis dalam pelaksanaan
kegiatan litbang pertanian
Pengembangan manajemen
perencanaan program dan anggaran,
kerjasama, pengelolaan sumberdaya,
dan hasil litbang pertanian
Jumlah paket dokumen perencanaan
program, anggaran, dan laporan
pelaksanaan program/ kegiatan litbang
seluruh Satker Badan Litbang Pertanian
Jumlah judul kerjasama kemitraan,
sinergi penelitian pertanian, dan
pemanfaatan hasil dengan Perguruan
Tinggi
Jumlah sertifikat paten untuk dilindungi,
promosi teknologi litbang, dan naskah
perjanjian kerja sama lisensi
134
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 20 Bw, 455
acc, 3925
600 acc 3978 600 acc 4020 600 acc 4060 600 acc 4100
►
• 20.000 GO
20 ton
22.000 GO
25 ton
24.000 GO
16 ton
26.000 GO
35 ton
28.000 GO
40 ton• 14335 batang
(15 var)
15035 batang
(5 var)
16000 batang (2
var)
17200 batang
(3 var)
18700 batang
(2 var)
• 960 960 960 960 960
• 151800;
30 var
202400;
30 var
253100 253700 254000
• 100.000 500.000 1.000.000 2.500.000 5.000.000
► 12 12 12 12 12
10 var; 10 var; 10 var; 12 var; 15 var;
10 juta bibit 15 juta bibit 15 juta bibit 20 juta bibit 20 juta bibit
► 42 47 47 52 52
► 20 24 24 29 33
► 3 Keg 3 Keg 3 Keg 3 Keg 3 Keg
► 10 10 10 10 10
pengembangan kawasan hortikutura Jumlah PN yang terkonservasi dan
terkarakterisasi
Jml benih sumber :
Jumlah teknologi budidaya produksi
hortikultura ramah lingkungan
Sayuran
VUB buah tropik dan sub tropik
Aksesi mutasi buah trop
Planlet, benih, stek tan. Hias
Penyediaan jumlah bibit kakao (batang)
melalui teknologi SE mendukung Gernas
Kakao
Jumlah teknologi untuk peningkatan
produtivitas tanaman perkebunan
Jumlah varietas/klon unggul tanaman
perkebunan
Jumlah benih bt bwh dan bt atas hsl
SE
Penelitian dan pengembangan tanaman
perkebunan
Peningkatan inovasi tek. tan.
perkebunan untuk meningkatkan
produktivitas, diversifikasi dan nilai
tambah tanaman perkebunan
►
Jumlah produk olahan tanaman
perkebunan
Jumlah penelitian konsorsium kelapa
sawit, kakao, dan jarak pagar
9.4
9.5 Penelitian dan pengembangan peternakan
dan veteriner
Meningkatkan Inovasi Teknologi
Peternakan dan Veteriner
Mendukung Program Percepatan
Produksi Swasembada Daging Sapi
(P2SDS)
Jumlah rekomendasi pembangunan
peternakan dan veteriner, diseminasi,
promosi, publikasi hasil penelitian dan
koordinasi dengan stakeholders
135
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 112 112 112 112 112
► 6 6 8 8 8
► 22 24 22 22 25
► 2 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg
•
•
•
•
•
•
Jumlah SDG peternakan, TPT dan
veteriner yang dikonservasi dan
dikarakterisasi
Jumlah galur (bangsa) baru ternak dan
TPT spesifik lokasi
Jumlah inovasi peternakan berupa
twinning technology , aplikasi TPT
murah dan teknologi veteriner
(teknologi diagnosis, vaksin,
epidemiologi, dan strategi pengendalian
penyakit hewan strategis) yang dihasilkan
dan didesiminasikan kepada pengguna
Jumlah penelitian konsorsium sapi perah
dan sapi potong
Pengelolaan sumberdaya pert. &
pembangunan infrastruktur pert.;
Pengembangan kelembagaan dan
paraturan mendorong iklim usaha yg
kondusif;
9.6
9.7 Pengembangan perpustakaan dan
penyebaran teknologi pertanian
Meningkatnyapenyebaran teknologi
hasil litbang pertanan mendukung
ketahanan dan kemandirian pangan
►
Penelitian/analisis sosial ekonomi dan
kebijakan pertanian
Hasil penelitian/analisis sosial
ekonomi dan rekomendasi kebijakan
pertanian
Jumlah rekomendasi kebijakan tentang
Makro ekonomi mendorong
pertumbuhan sektor pertanian;
Penguatan daya saing dan
perlindungan usaha pertanian;
Konsorsium karakteristik sosek petani
padi
65 UK/UPT65 UK/UPT 65 UK/UPT 65 UK/UPT
13 Jdl
65 UK/UPT
12
13 Jdl13 Jdl 13 Jdl13 Jdl
1212 1212
Pembangunan pert.& perdesaan
►
Jumlah judul jurnal primer dan publikasi
bibliografis
Jumlah perpustakaan yang dibina dan
ditata
136
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
30 jdl /
3 dtbase
► 8 Keg 8 Keg 8 Keg 8 Keg 8 Keg
► 4 4 4 4 4
► 3 3 3 3 3
► 1 1 1 1 1
► 9 paket 9 paket 9 paket 8 paket 8 paket
3 paket; 3 paket; 3 paket;
1 model
prediksi
bencana
pertanian; 1
peta kalender
tanam
2 model
prediksi
bencana perta-
nian; 1 peta
kalender
tanam
2 model
pengelolaan
SDA; 1 peta
kalender tanam
Jumlah tambahan koleksi 50 jdl / 4
dtbase
45 judul /
4 dtbase
40 judul / 4
dtbase
35 jdl / 4
dtbase
►
Prototipe alsin yang didiseminasikan
(Paket)
Jumlah informasi, pengelolaan
sumberdaya iklim & air, model prediksi
bencana pertanian serta paket komponen
teknologi perubahan iklim global,
mitigasi dan adaptasinya terhadap sektor
pertanian
ditata
Inovasi teknologi dan sistem mekanisasi
pertanian untuk peningkatan;
produktivitas, efisiensi, kualitas, nilai
tambah komoditas utama pertanian dan
limbahnya
Kerjasama litbang mektan, konsorsium
alsintan serta bahan rekomendasi
kebijakan (paket)
►
Jumlah kegiatan diseminasi dan
perpustakaan
2,5 juta ha di
Sulawesi, NT
& lainnya
3,5 juta ha di
Maluku dan
Papua
2,5 juta ha di
Sulawesi dan
daerah lainnya
3 paket; 2
model
pengelolaan
SDA; 1 peta
kalender
tanam
3,5 juta ha di
Papua, dan
daerah
lainnya
3,5 juta ha di
Papua, di
daerah
lainnya
3 paket; 2
model
pengelolaan
SDA; 1 peta
kalender
tanam
9.8 Penelitian/perekayasaan dan pengembangan
mekanisasi pertanian
Meningkatnya inovasi dan adopsi
teknologi mekanisasi pertanian
untuk peningkatan produktiifitas,
efisiensi dan nilai tambah produk
pertanian dan limbahnya
Tersedianya peta potensi sumberdaya
lahan pertanian terlantar
9.9
Jumlah informasi, paket komponen
teknologi pengelolaan SDL (lahan
kering, lahan sawah, rawa, pasang surut,
air, formula pupuk dan pembenah tanah,
dan lingkungan pertanian)
Penelitian dan pengembangan sumberdaya
lahan pertanian
Tersedianya data, informasi dan
peningkatan inovasi teknologi
pengelolaan sumberdaya lahan
pertanian
►
137
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 2 paket 2 paket 2 paket 2 paket 2 paket
► 2250 aksesi
SDGP; 4
database
2250 aksesi
SDGP; 4
database
2250 aksesi
SDGP; 4
database
2250 aksesi
SDGP; 4
database
2250 aksesi
SDGP; 4
database
► Galur gandum
transgenik
mengandung
gen
ZmDreb2A
Galur gandum
adaptif iklim
hasil pengujian di
FUT
Galur gandum
adaptif iklim
LUT
Galur
gandum
adaptif iklim
LUT
► 20 isolat
potensial
biofertilizer
20 isolat
potensial
biofertilizer
3 formula bahan
pembawa
2 biofertilizer
padi
1 biofertilizer
tebu
51 galur
kedelai dan
padi; 3
populasi baru
padi; 6 galur
transgenik
Jumlah rekomendasi kebijakan
penanganan perubahan iklim, dan
konsorsium pengelolaan perubahan iklim
dan lahan kering
9.10 Penelitian dan pengembangan bioteknologi
dan sumber daya genetik pertanian
Peningkatan inovasi dan adopsi hasil
bioteknologi dan pemanfaatan
sumberdaya genetik pertanian
(SDGP) untuk mendukung
ketahanan pangan dan peningkatan
daya saing produk pertanian
Jumlah aksesi SDGP dan database yang
dikonservasi atau diremajakan
►
Jumlah biofertilizer untuk padi dan tebu
Jumlah galur harapan gandum tropis
Jumlah galur padi dan jagung efisien
penggunaan pupuk sintetik
Jumlah varietas unggul atau galur
harapan padi, kedelai, dan jagung
berproduktivitas tinggi dan berumur
genjah melalui somatik embriogenesis,
genom sequencing
► 125 galur calon
hibrida jagung
unggul
Keragaman 50
galur kedelai;
1 varietas padi
unggul; Galur
baru padi; 5
Galur
transgenik
(FUT)
Varietas
unggul
kedelai;
Galur
harapan baru
padi; 5 Galur
transgenik
(LUT)
2 Galur
harapan
jagung
hibrida dan
padi
transgenik
2-4 varietas
unggul
hibrida
jagung; Galur
padi
transgenik
50 galur harapan
kedelai; 2 galur
harapan baru
padi; Galur baru
padi; 5 Galur
transgenik (FUT)
8-10 galur
hibrida jagung
harapan dan padi
harapan
Galur terpilih;
1 var. unggul
padi baru;
Galur baru
terseleksi
padi; 5 Galur
transgenik
(LUT)
20-35 galur
hibrida jagung
adaptif
kondisi pupuk
rendah
138
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 2 metode
regenerasi dan
transformasi
2 metode
transformasi
dan
perbanyakan
2 jenis tanaman
transgenik putatif
2 jenis
tanaman
transgenik
Bahan
sambungan
► 7 sekuens
whole genom
258 sekuens
DNA target
3 sistem kit dan
peta gen
► 3 mutan biologi
padi terseleksi;
3 klon gen
faktor
transkripsi; 3
transkrip
cDNA
3 klon gen
target
kandidat; 3
gen faktor
transkripsi; 3
konstruksi
cDNA
6 gen target
fungsional; 3 gen
faktor transkripsi
fungsional
Jumlah peta gen sifat-sifat penting pada
kelapa sawit, jarak pagar dan sapi
Jumlah tanaman manggis dan durian
tanpa biji
Jumlah klon gen pengendali sifat toleran
kekeringan, produktivitas dan umur
genjah
139
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 2 4 6 8 10
► 10 koordinasi 10 koordinasi 10 koordinasi 10 koordinasi 10 koordinasi
► 34 advokasi 69 advokasi 69advokasi 69 advokasi 69 advokasi
► 64 teknologi 96 teknologi 96 teknologi 96 teknologi 96 teknologi
► 329 kegiatan 446 kegiatan 446 kegiatan 446 kegiatan 446 kegiatan
► 48.853 66.982 75.982 85.983 102.983
► 19.091 29.080 29.277 29.278 29.278
5► Jumlah teknologi penanganan segar
produk hortikultura dan daging
Jumlah koordinasi penyusunan
penganggaran, pelaksanaan dan monev
kegiatan di Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian
Jumlah advokasi teknis, pendampingan,
dan kebijakan operasional pembangunan
pertanian wilayah, regional, dan nasional
(termasuk PUAP)
► Jumlah produk diversifikasi pangan dan
substitusi pangan impor
Jumlah produk pengembangan/ product
development untuk peningkatan nilai
tambah
Jumlah adaptasi teknologi spesifik lokasi
Jumlah diseminasi inovasi pertanian
8
4
6 6
4 4 2
6 6
9.11
9.12 Pengkajian dan percepatan diseminasi
inovasi teknologi pertanian
Pengembangan teknologi pertanian
serta pembinaan dan koordinasi
kegiatan Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian
Penelitian dan pengembangan pasca panen
pertanian
Meningkatnya inovasi teknologi
pascapanen dan pengembangan
produk hasil pertanian
10. Program Pengembangan SDM
Pertanian dan Kelembagaan Petani
Pengembangan SDM pertanian,
melalui pemberdayaan SDM dan
kelembagaan petani
Jumlah aparatur di sektor pertanian yang
diberdayakan dan dikembangkan
kapasitasnya melalui kegiatan
penyuluhan, pendidikan dan pelatihan,
serta sertifikasi profesi SDM pertanian
(orang)
Jumlah non aparatur di sektor pertanian
yang diberdayakan dan dikembangkan
kapasitasnya melalui kegiatan
penyuluhan, pendidikan dan pelatihan,
serta sertifikasi profesi SDM pertanian
(orang)
140
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 28.344 28.554 51.764 63.974 72.880
► 80 80 80 80 80
► 3 3 3 3 3
►Mengembangkan kelembagaan
pendidikan pertanian
25 19 25 25 25
► 600 600 600 600 600
► 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
► 100 100 100 100 100
► 750 600 600 600 600
► 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
► 600 600 600 600 600
10.1 Pengembangan reorientasi pendidikan
pertanian (Prioritas Bidang)
►Mengembangkan progam
pendidikan pertanian
►
Jumlah kelembagaan pendidikan yang
ditingkatkan kualitasnya (lembaga)
Persentase jumlah kegiatan pendidikan
pertanian yang dirancang dan
dianggarkan(%)
Jumlah kelembagaan Petani yang
ditumbuhkembangkan dan diberdayakan
kapasitasnya melalui penyuluhan dan
pelatihan pertanian (unit)
Jumlah SDM Pertanian yang
ditingkatkan kompetensinya melalui
pendidikan SPP(orang)
Jumlah jenis profesi SDM Pertanian yang
terstandarisasi dan tersertifikasi (jenis)
Mengembangkan ketenagaan
pendidikan pertanian
Jumlah tenaga fungsional dan profesi
yang sesuai dengan standar kompetensi
(orang)
Jumlah SDM Pertanian yang
ditingkatkan kompetensinya melalui
Diklat Fungsional dan Diklat Profesi
yang sesuai dengan standar
kompetensi(orang)
Jumlah aparatur yang meningkat jenjang
pendidikan formal
Jumlah lulusan DIV di bidang RIHP
Jumlah lulusan yang mengikuti retooling
di bidang pertanian
141
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► Peningkatan kerjasama
pendidikan pertanian di dalam
dan luar negeri
60 60 60 60 60
►Menumbuh kembangkan
kelembagaan pelatihan dan
kelembagaan petani
40 250 460 670 880
►Meningkatkan kualitas dan
kuantitas ketenagaan pelatihan
pertanian
- Mengembangkan pelatihan
aparatur pertanian
17.010 27.982 27.982 27.983 27.983
- Mengembangkan pelatihan non
aparatur pertanian
14.491 24.480 24.677 24.678 24.678
►Meningkatkan penyelenggaraan
pelatihan pertanian
60 70 80 85 90
►Mengembangkan kerjasama
pelatihan pertanian
15 15 15 15 15
►Menata dan menguatkan
kelembagaan penyuluhan
pertanian
245 345 410 458 491
►Menumbuhkembangkan
kelembagaan petani
28.304 38.304 51.304 63.304 72.000
►Meningkatnya BPP model 336 350 380 425 458
Jumlah kegiatan kerjasama pelatihan dan
prosentase jumlah jenis pelatihan yang
dirancang dan dilaksanakan (paket)
10.2 Pemantapan sistem pelatihan pertanian
Persentase Jumlah kegiatan kerjasama
pendidikan di dalam dan di luar negeri yang
dirancang dan dilaksanakan (%)
jumlah kelembagaan UPT Pusat dan P4S
yang terakreditasi
Jumlah aparatur pertanian yang ditingkatkan
kompetensinya melalui pelatihan (orang)
Jumlah non aparatur pertanian yang
ditingkatkan kompetensinya melalui
pelatihan(orang)
Persentase jumlah kegiatan yang
mendukung penyelenggaraan pelatihan
pertanian yang dirancang dan dianggarkan
(%)
10.3 Pemantapan sistem penyuluhan pertanian
(Prioritas Nasional dan Bidang)
Jumlah kelembagaan penyuluhan pertanian
yang terbentuk sesuai UU No. 16 Tahun
2006 tentang SP3K(Bakorluh dan Bapeluh)
jumlah kelembagaan petani (gapoktan)
Jumlah BPP model
142
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
►Meningkatkan kualitas dan
kuantitas ketenagaan penyuluh
pertanian
27.393 36.000 45.000 55.000 72.000
►Meningkatkan mutu
penyelenggaraan penyuluhan
pertanian
30 50 65 80 100
Meningkatnya kapasitas
administrasi, manajemen sumber
daya manusia, sarana dan
prasarana anggaran serta piranti
lunak organisasi pengembangan
SDM Pertanian
18 18 18 18 18
- pemantapan sistem perencanaan
- pemantapan sistem pengelolaan
keuangan dan perlengkapan
- Pemantapan sisdur pengelolaan
peraturan perundang-undangan,
organisasi, ketatalaksanaan dan
kepegawaian
- Pemantapan sistem monitoring,
evaluasi dan pelaporan
- Pengelolaan gaji dan
operasional perkantoran
►Meningkatnya kapasitas SDM
pengelola LM3
9 9 9 9 9
Jumlah Ketenagaan penyuluhan pertanian
yang ditingkatkan kualitas dan
kuantitasnya(orang)
10.4 Dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya pada Badan Pengembangan SDM
Pertanian
► Jumlah Dokumen perencanaan, keuangan,
umum, serta evaluasi dan pelaporan
program pengembangan SDM pertanian
(paket)
Jumlah kegiatan dalam rangka koordinasi
LM3 (paket)
Persentase jumlah kegiatan yang
mendukung penyelenggaraan penyuluhan
pertanian yang dirancang dan dianggarkan
(%)
143
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 90 90 95 95 100
► 95 95 95 95 100
► 95 95 95 95 100
► 95 95 95 95 100
2.000 Desa 4.000 Desa 6.000 Desa 8.000 Desa 10.000 Desa
383 Pusat /
Prop / Kab
434 Pusat /
Prop / Kab
484 Pusat / Prop
/ Kab
484 Pusat /
Prop / Kab
484 Pusat /
Prop / Kab
► 2.000 Desa 4.000 Desa 6.000 Desa 8.000 Desa 10.000 Desa
► 33/236
Prop/kab
33/236
Prop/kab
33/236 Prop/Kab 33/350
Prop/Kab
33/350
Prop/Kab
► 33 Prop 33 Prop 33 Prop 33 Prop 33 Prop
% Realisasi pengembangan Desa Mandiri
Pangan dalam mengurangi jumlah
penduduk rawan pangan
% Realisasi penguatan kelembagaan
distribusi pangan masyarakat dalam
stabilisasi harga dan cadangan pangan
masyarakat.
Penanganan keamanan pangan segar di
tingkat produsen dan konsumen
Terlaksananya pemantauan dan
pemantapan penganekaragaman
konsumsi pangan dan keamanan pangan
(Percepatan diversifikasi pangan)
11. Program Peningkatan Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan Masyarakat
Meningkatnya ketahanan pangan
melalui konsumsidan keamanan
pangan segar, distribusi dan
pemberdayaan ditingkat masyarakat
serta terkoordinasinya kebijakan
ketahanan pangan.
% Realisasi koordinasi analisis dan
rumusan kebijakan ketahanan pangan.
% Realisasi gerakan percepatan
penganekaragaman konsumsi dan
keamanan pangan dalam peningkatan
konsumsi pangan beragam dan bergizi
seimbang.
11.1 Pengembangan Desa P2KP
(Percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan, dan Promosi dalam
rangka percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan,
Pengembangan penganekaragaman
konsumsi pangan dan peningkatan
keamanan pangan segar
Meningkatnya pemantapan
penganekaragaman konsumsi
pangan dan keamanan pangan
►
Penyediaan tenaga/petugas lapang
seperti penyuluh (Pendampingan P2KP)
144
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 33 Prop 33 Prop 33 Prop 33 Prop 33 Prop
► 750 Gap 1.000 Gap 1.250 Gap 1.500 Gap 2.500 Gap
► 750 Gap 1.000 Gap 1.250 Gap 1.500 Gap 2.500 Gap
► 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
► 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
1.750 Desa 2.550 Desa 3.350 Desa 4.150 Desa 5.000 Desa
800 Lb 1225 Lb 1.650 Lb 2.075 Lb 2.500 Lb
► 1.750 Desa 2.550 Desa 3.350 Desa 4.150 Desa 5.000 Desa
► 350
Kab
400
Kab
450
Kab
450
Kab
450
Kab
► 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
11.2 Pengembangan Sistem Distribusi dan
Stabilitas Harga Pangan.
Pengembangan sistem distribusi dan
stabilitas harga pangan melalui
Penyediaan Pembiayaan dalam
Kegiatan Penguatan Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM).
Tersedianya data dan informasi tentang
pola konsumsi, penganekaragaman dan
keamanan pangan.
Meningkatnya pemantapan
ketersediaan pangan dan
penanganan rawan pangan.
►
Penyediaan tenaga/petugas lapang
seperti penyuluh (Pendampingan
Penguatan LDPM)
Tersedianya data dan informasi tentang
distribusi, harga dan akses pangan.
Terlaksananya pemantauan dan
pemantapan distribusi, harga dan akses
pangan. (Peningkatan efisiensi distribusi
dan akses pangan)
Pengembangan Desa Mandiri Pangan
dan Lumbung Pangan.
Penyediaan tenaga/petugas lapang
seperti penyuluh (Pendampingan Desa
Mandiri Pangan)
Meningkatnya pemantapan distribusi
dan harga pangan.
Tersedianya Data & Informasi tentang
ketersediaan, cadangan dan daerah rawan
pangan.
Penanganan daerah/lokasi Rawan
Pangan
11.3 Pengembangan ketersediaan dan
penanganan rawan pangan.
145
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 33
Prop
33
Prop
33 Prop 33
Prop
33
Prop
► 33 Prop 33
Prop
33
Prop
33
Prop
33
Prop
► 5 Pkt / 33
Prop 350
kab
5 Pkt / 33
Prop 350
kab
5 Pkt / 33
Prop 350
kab
5 Pkt /
33 Prop
350 kab
5 Pkt /
33 Prop
350 kab
► 33 Prop
350 Kab
33 Prop
350 Kab
33 Prop 350
Kab
33 Prop
350 Kab
33 Prop
350 Kab
► 50% 75% 80% 85% 90%
► 90% 90% 90% 90% 95%
► 75% 85% 90% 90% 95%
12.1 3 3 3 3 3
Menyusun skenario penyediaan pangan
berbasis wilayah.
Peningkatan Sitem Karantina Hewan
(Prioritas Bidang)
11.4 Dukungan Manajemen dan teknis lainnya
pada Badan Ketahanan Pangan.
Tingkat kepatuhan dan kepuasan
pengguna jasa karantina pertanian
Terlaksananya pemantauan dan analisis
ketersediaan dan kebutuhan pangan ,
serta pemantauan dan pemantapan
kerawanan pangan.
12.
Kebijakan teknis Karantina Hewan
yang efektif dalam operasional
pencegahan masuk, menyebar dan
keluarnya HPHK.
Program Karantina Pertanian dan
Keamanan Hayati
Meningkatnya efektifitas pelayanan
karantina dan pengawasan keamanan
hayati
Meningkatnya manajemen serta
pelayanan administrasi dan
keuangan secara efektif dan efisien
dalam mendukung pengembangan
dan koordinasi kebijakan ketahanan
pangan.
Koordinasi ketahanan pangan (Dewan
Ketahanan Pangan), serta Koordinasi
dalam perumusan kebijakan dan
pemantauan ketersediaan, distribusi
dan konsumsi dan keamanan pangan
Jml Rumusan Kebijakan teknis operasional
karantina hewan yang
dihasilkan/disempurnakan dan dapat
berimplementasi (paket)
Efektifitas pengendalian resiko masuk
dan menyebarnya HPHK dan OPTK,
serta pangan yang tidak sesuai standar
keamanan pangan
Efektifitas pelayanan ekspor komoditas
pertanian dan produk tertentu.
Jumlah dokumen perencanaan, keuangan,
umum serta evaluasi dan pelaporan
Program Pengembangan Koordinasi
Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan
146
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
12.2 3 3 3 3 3
► 2 2 2 2 2
► 40% 50% 75% 80% 90%
► 25% 50% 50% 50% 25%
► 350 rb 400 rb 420 rb 450 rb 450 rb
► 10% 20% 5% 5% 5%
► 0% 0% 0% 0% 0%
► 15% 15% 10% 10% 10%Peningkatan Indeks kepuasan dan
kepatuhan pengguna jasa
Vol. dan frek. operasional tindakan
karantina pertanian dan pengawasan
keamanan hayati (sertifikasi karantina)
Prosentase peningkatan indeks
kesesuaian operasional tindakan
karantina dan pengawasan terhadap
kebijakan, standar, teknik dan metoda
yang diberlakukan
Prosentase penolakan kiriman barang
ekspor yang disertifikasi karantina
pertanian
12.4 Peningkatan Kualitas Pelayanan karantina
Pertanian dan Pengawasan Keamanan
Hayati.(Prioritas Nasional dan Bidang)
Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan
(Prioritas Bidang)
Pelayanan karantina pertanian dan
pengawasan keamanan hayati yang
efektif
Kebijakan teknis Karantina
Tumbuhan yang efektif dalam
operasional pencegahan masuk dan
menyebarnya OPTK
Jml Rumusan Kebijakan teknis operasional
karantina tumbuhan yang
dihasilkan/disempurnakan dan dapat
berimplementasi (paket)
12.3 Pengembangan Sistem Informasi dan
Peningkatan sistem Pengawasan Keamanan
Hayati (prioritas Bidang)
Kebijakan teknis pengawasan
keamanan hayati yang efektif dalam
operasional pengawasan keamanan
hayati hewani dan Nabati; dan
sistim informasi yang optimal dalam
mendukung operasional Program
Barantan
Jml Rumusan Kebijakan teknis
operasional pengawasan keamanan hayati
yang dihasilkan/disempurnakan dan
dapat berimplementasi
Tingkat kesiapan infrastruktur sistem
informasi Barantan
Prosentase peningkatan akses informasi
melalui jaringan ke pusat data Barantan
oleh instansi terkait, pengguna jasa dan
unit kerja lingkup Barantan
147
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2010-2014
DEPARTEMEN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITASSASARAN INDIKATOR
TARGET
Lampiran 1.
► 4 10 2 2 2
► 5000 6000 7200 8000 8000
► 4 6 2 2 2
► WTP WTP WTP WTP WTP
► 100% 100% 100% 100% 100%
► 5% 25% 5% 5% 5%
► ≥ 70 ≥ 70 ≥ 70 ≥ 70 ≥ 70
► 3 3 3 3 3
► 3 3 3 3 3
Jumlah rancangan peraturan yang
diselesaikan/disempurnakan berdasarkan
rumusan kebijakan teknis (paket)
Jumlah kehadiran dalam agenda
pertemuan internasional (bilateral,
regional, dan multilateral) (paket)
Indeks budaya kerja
Peningkatan indeks kesesuaian
kompetensi terhadap standar pelayanan
Kualifikasi laporan kinerja minimal baik
12.5 Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan
laboratorium Uji Standar Karantina
Pertanian (Prioritas Nasional dan Bidang)
Penyelenggaraan laboratorium yang
berkualitas dalam mendukung
efektifitas penilaian dan
pengendalian resiko ditempat
pemasukkan dan pengeluaran
Jml teknik dan metoda tindakan
karantina dan pengawasan keamanan
hayati yang diujicobakan dan
dikembangkan
Jumlah sampel lab. yang diperiksa sesuai
ruang lingkup pengujian (Uji Standar,
rujukan, konfirmasi dan profisiensi)
Jumlah laboratorium karantina yang
diakreditasi
12.6 Dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya pada Badan Karantina Pertanian
Meningkatnya kualitas manajemen
kinerja penyelenggaraan karantina
pertanian dan pengawasan keamanan
hayati
Opini laporan keuangan
148
2010 2011 2012 2013 20141 1.417,41 1.488,27 1.562,69 1.640,82 1.722,86
1.1 86,67 91,00 95,55 100,33 105,34
1.2 134,57 141,30 148,37 155,78 163,57
1.3 44,00 46,20 48,51 50,94 53,48
1.4 16,16 16,97 17,81 18,70 19,64
1.5 45,24 47,51 49,88 52,37 54,99
1.6 11,61 12,19 12,80 13,44 14,11
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya Departemen Pertanian
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Koordinasi dan pembinaan perencanaan Departemen
Pertanian
Pengelolaan keuangan dan perlengkapan departemen
serta pemeliharaan sarana dan prasarana kantor pusat
Departemen Pertanian
Pembinaan hukum dan peraturan perundang-undangan
di bidang pertanian serta koordinasi humas dan
komunikasi publik di bidang pertanian
Pengembangan kerjasama luar negeri untuk bidang
pangan dan pertanian dalam kerangka bilateral,
regional, multilateral serta PBB
Peningkatan kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan
dan kepegawaian
Pelayanan perizinan dan investasi pertanian (Prioritas
Nasional dan Bidang)
Lampiran 2.
133 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
1.7 1.017,38 1.068,25 1.121,66 1.177,75 1.236,63
1.8 54,78 57,51 60,39 63,41 66,58
1.9 7,00 7,35 7,72 8,10 8,51
2 66,11 67,51 69,01 70,51 72,01
2.1 33,13 34,53 36,03 37,53 39,03
2.2 5,38 5,38 5,38 5,38 5,38
Program Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur Departemen Pertanian
Pengembangan perstatistikan dan sistem informasi
pertanian
Pelayanan pembiayaan pertanian, Pengembangan
Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) (Prioritas
Nasional dan Bidang)
Pengembangan perlindungan dan pendaftaran varietas
tanaman (Prioritas Bidang)
Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya
pada Inspektorat Jenderal
Peningkatan pelaksanaan pengawasan pada Satker
lingkup Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal
Hortikultura, dan Badan Pengembangan SDM
Pertanian
134 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
2.3 5,38 5,38 5,38 5,38 5,38
2.4 5,38 5,38 5,38 5,38 5,38
2.5 5,38 5,38 5,38 5,38 5,38
2.6 11,46 11,46 11,46 11,46 11,46
Peningkatan pelaksanaan pengawasan pada Satker
lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat
Jenderal P2HP, dan Badan Litbang Pertanian
Peningkatan pelaksanaan pengawasan pada Satker
lingkup Direktorat Jenderal PLA, Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan & Badan Ketahanan Pangan
Peningkatan pelaksanaan Pemeriksaan Khusus dan
Tujuan Tertentu
Peningkatan pelaksanaan pengawasan pada Satker
lingkup Direktorat Jenderal Peternakan, Badan
Karantina Pertanian, dan Inspektorat Jenderal
135 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
3 892,37 1.204,86 1.471,30 1.838,73 2.280,80
3.1 360,74 469,80 616,30 825,60 1.094,40
3.2 84,24 174,10 233,70 316,50 402,20
3.3 53,50 60,50 66,00 72,50 80,00
3.4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3.5 50,37 107,30 135,90 177,20 228,40
3.6 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengelolaan produksi tanaman serealia (Prioritas
Nasional dan Bidang)
Penyaluran subsidi benih tanaman pangan (Prioritas
Nasional dan Bidang)
Pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan sarana
produksi tanaman pangan (Prioritas Bidang)
Penyaluran pupuk bersubsidi (Prioritas Nasional dan
Bidang)
Pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan
(Prioritas Bidang)
Pengelolaan produksi tanaman kacang-kacangan dan
umbi-umbian (Prioritas Nasional dan Bidang)
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai
Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
136 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
3.7 60,56 95,00 105,00 115,00 125,00
3.8 1,50 1,95 2,54 3,30 4,29
3.9 2,70 3,51 4,56 5,93 7,71
3.10 278,76 292,70 307,30 322,70 338,80
4. 330,28 363,30 417,80 501,36 626,70
4.1 94,39 103,83 119,40 143,28 179,10
Dukungan manajemen dan teknis lainnya pada
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Pengembangan peramalan serangan Organisme
Penganggu Tumbuhan (Prioritas Bidang)
Penguatan perlindungan tanaman pangan dari
gangguan OPT dan DFI (Prioritas Nasional dan
Bidang)
Pengembangan metode pengujian mutu benih dan
penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih
(Prioritas Bidang)
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Produk Tanaman Hortikultura
Berkelanjutan
Dukungan manajemen dan teknis lainnya pada
Direktorat Jenderal Hortikultura
137 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
4.2 64,45 70,90 81,53 97,84 122,30
4.3 67,52 74,28 85,42 102,50 128,13
4.4 21,48 23,63 27,18 32,61 40,77
4.5 46,14 50,75 58,36 70,04 87,54
4.6 36,29 39,92 45,90 55,09 68,86
5. 454,10 478,37 504,00 531,11 559,74
Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk
Tanaman Buah Berkelanjutan (Prioritas Nasional dan
Bidang)
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
Pengembangan Sistem Perbenihan, Pupuk dan Sarana
Produksi lainnya (Prioritas Bidang)
Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk
Tanaman Hias Berkelanjutan (Prioritas Bidang)
Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk
Tanaman Sayuran dan Biofarmaka Berkelanjutan
(Prioritas Nasional dan Bidang)
Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman
Hortikultura (Prioritas Nasional dan Bidang)
138 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
5.1 45,57 47,85 50,24 52,76 55,39
5.2 46,07 48,38 50,79 53,33 56,00
5.3 79,15 83,11 87,26 91,63 96,21
5.4 30,66 32,19 33,80 35,49 37,27
5.5 23,03 24,19 25,39 26,66 27,99
5.6 165,76 175,61 186,12 197,32 209,28
► Dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih
serta penerapan teknologi proteksi tanaman
perkebunan BBP2TP Surabaya
16,42 17,23 18,10 19,01 19,95
32,32 33,93 35,63 37,41 39,28
5.7
► Dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih
serta penerapan teknologi proteksi tanaman
Dukungan penyediaan benih unggul bermutu dan
sarana produksi perkebunan (Prioritas Bidang)
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
Tahunan (Prioritas Nasional dan Bidang)
Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya
Direktorat Jenderal Perkebunan
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
rempah dan penyegar (Prioritas Nasional dan Bidang)
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
semusim (Prioritas Nasional dan Bidang)
Dukungan perlindungan perkebunan dan penanganan
gangguan usaha perkebunan (Prioritas Bidang)
139 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
15,12 15,88 16,67 17,50 18,37
serta penerapan teknologi proteksi tanaman
perkebunan BBP2TP Medan
► Dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih
serta penerapan teknologi proteksi tanaman
perkebunan BBP2TP Ambon
140 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
940,69 1.473,10 1.692,86 1.902,05 2.141,00
6.1 93,50 114,50 132,00 142,50 147,40
6.2 346,00 740,10 830,86 930,55 1.022,60
6.3 81,50 104,50 130,00 153,00 176,00
6.4 187,69 225,00 265,00 285,00 305,00
6. Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan
Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang
Aman, Sehat, Utuh dan Halal
Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit
dengan mengoptimalkan sumber daya lokal (Prioritas
Bidang)
Peningkatan produksi ternak ruminansia dengan
pendayagunaan sumber daya lokal (Prioritas Nasional
dan Bidang)
Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan
menular strategis dan penyakit zoonosis (Prioritas
Nasional dan Bidang)
Peningkatan produksi ternak non ruminansia dengan
pendayagunaan sumber daya lokal (Prioritas Nasional
dan Bidang)
141 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
6.5 179,00 220,00 270,00 320,00 410,00
6.6 53,00 69,00 65,00 71,00 80,00
7. 326,81 431,06 569,03 751,75 993,89
7.1 35,30 46,24 60,58 79,36 103,96
7.2 125,83 168,61 225,94 302,76 405,69
22,57 30,69 41,74 56,77 77,21
Pengembangan penangangan pasca panen pertanian
(Prioritas Nasional dan Bidang)
7.3 Pengembangan mutu dan standardisasi pertanian
(Prioritas Nasional dan Bidang)
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing,
Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil
Pertanian
Penjaminan pangan asal hewan yang aman dan halal
serta pemenuhan persyaratan produk hewan non
pangan (Prioritas Nasional dan Bidang)
Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya
pada Direktorat Jenderal Peternakan
Pengembangan pengolahan hasil pertanian (Prioritas
Nasional dan Bidang)
142 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
7.4 64,48 85,12 112,36 148,31 195,77
7.5 33,46 44,84 60,09 80,52 107,89
7.6 45,17 55,55 68,33 84,05 103,38
8. 755,20 5.275,19 5.056,28 4.956,15 4.900,20
8.1 225,35 3.418,00 3.150,65 3.148,94 3.142,87
8.2 313,23 769,69 860,75 855,96 850,08
8.3 214,62 1.085,50 1.042,88 949,25 905,25Pengembangan pengelolaan lahan pertanian (Prioritas
Nasional dan Bidang)
Perluasan areal pertanian (Prioritas Nasional dan
Bidang)
Pengelolaan air untuk pertanian (Prioritas Nasional dan
Bidang)
Program Penyediaan dan Pengembangan
Prasarana dan Sarana Pertanian
Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya
pada Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian
Pengembangan pemasaran domestik (Prioritas Bidang)
Pengembangan pemasaran internasional (Prioritas
Nasional dan Bidang)
143 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
8.4 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
9 908,28 981,06 1.096,15 1.191,79 1.305,86
9.1 94,28 103,71 114,08 125,49 138,04
9.2 118,16 141,79 170,15 204,18 245,02
9.3 51,95 59,75 68,71 79,01 90,87
9.4 94,98 125,07 163,71 157,92 170,04
9.5 66,48 76,44 87,92 100,71 115,97
Penelitian dan pengembangan tanaman pangan
Dukungan manajemen, fasilitasi dan instrumen teknis
dalam pelaksanaan kegiatan litbang pertanian
Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya
pada direktorat pengelolaan lahan dan air
Program Penciptaan Teknologi dan Varietas
Unggul Berdaya Saing
Penelitian dan pengembangan peternakan dan veteriner
Penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan
Penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura
144 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
9.6 16,17 17,79 19,57 21,52 23,68
9.8 13,44 14,24 16,57 18,33 19,88
9.10 45,73 26,34 29,69 33,51 37,85
9.11 15,28 16,80 19,30 22,20 25,50
9.12 318,74 318,75 318,75 331,65 332,05
18,7212,78 14,06
80,24 88,26
15,47
72,2460,29 66,31
Penelitian/analisis sosial ekonomi dan kebijakan
pertanian
17,02
9.9 Penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan
pertanian
Penelitian/perekayasaan dan pengembangan
mekanisasi pertanian
Pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi
teknologi pertanian
Penelitian dan pengembangan pasca panen pertanian
Penelitian dan pengembangan bioteknologi dan sumber
daya genetik pertanian
9.7 Pengembangan perpustakaan dan penyebaran teknologi
pertanian
145 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
10. 1.161,79 1.287,61 1.374,28 1.461,59 1.537,94
10.1 84,21 85,68 88,15 89,60 90,85
10.2 155,62 183,05 203,20 211,72 218,47
10.3 738,43 813,19 858,54 893,70 924,63
10.4 183,54 205,69 224,40 266,57 304,00
11. 397,68 657,00 883,01 1.147,99 1.507,34
11.1 60,00 158,00 202,00 258,00 316,34
Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya
pada Badan Pengembangan SDM Pertanian
Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan
Pangan Masyarakat
Pemantapan sistem penyuluhan pertanian (Prioritas
Nasional dan Bidang)
Pemantapan sistem pelatihan pertanian
Pengembangan penganekaragaman konsumsi
pangan dan peningkatan keamanan pangan segar
Pengembangan reorientasi pendidikan pertanian
(Prioritas Bidang)
Program Pengembangan SDM Pertanian dan
Kelembagaan Petani
146 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
11.2 130,00 183,00 243,00 308,00 432,00
11.3 157,68 253,00 360,01 483,99 637,00
11.4 50,00 63,00 78,00 98,00 122,00
12. 387,42 608,44 526,57 631,86 758,19
12.1 4,71 8,00 9,60 11,52 13,82
12.2 3,62 8,00 9,60 11,52 13,82
Peningkatan Sitem Karantina Hewan (Prioritas Bidang)
Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan (Prioritas
Bidang)
Dukungan Manajemen dan teknis lainnya pada Badan
Ketahanan Pangan.
Program Karantina Pertanian dan Keamanan
Hayati
Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga
Pangan.
Pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan
pangan.
147 ]
2010 2011 2012 2013 2014
KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN PERTANIAN
NOPROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN
PRIORITAS(Milyar Rp)
Lampiran 2.
12.3 5,29 19,24 15,60 18,72 22,46
12.4 291,53 449,84 384,83 461,79 554,15
12.5 12,57 18,86 16,34 19,61 23,54
12.6 69,70 104,50 90,60 108,70 130,40
8.038,13 14.315,76 15.222,98 16.625,71 18.406,53
Pengembangan Sistem Informasi dan Peningkatan
sistem Pengawasan Keamanan Hayati (prioritas
Bidang)
TOTAL
Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya
pada Badan Karantina Pertanian
Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan laboratorium
Uji Standar Karantina Pertanian (Prioritas Nasional
dan Bidang)
Peningkatan Kualitas Pelayanan karantina Pertanian
dan Pengawasan Keamanan Hayati.(Prioritas Nasional
dan Bidang)
148 ]
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian
LAMPIRAN 4. STRUKTUR ORGANISASI BADAN KETAHANAN PANGAN
PUSATPENGANEKARAGAMAN
KONSUMSI DANKEAMANAN PANGAN
BADAN KETAHANANPANGAN
PUSATKETERSEDIAAN DAN
KERAWANANPANGAN
PUSATDISTRIBUSI DAN
CADANGAN PANGAN
SEKRETARIATBADAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Tabel 20. Realisasi Penyerapan dan Sisa Anggaran BKP Pusat dan Daerah per Jenis Belanja pada TA.2012
(dalam Rp. Juta)
No Satker Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Sosial Jumlah AnggaranPagu Reals % Pagu Reals % Pagu Reals % Pagu Reals % Pagu Reals %
IKANTORPUSAT
21.105 18.296 86,7 51.728 42.469 82,1 3.034 2.611 86,0 0 0 0 75.868 63.376 83,5
IIDEKONSE
NTRASI0 0 238.013 212.454 89,3 0 0 0 154.246 147.420 95,6 392.259 359.874 91,7
III TUGASPEMBANT
UAN
0 0 144.515 127.680 88,3 3.920 1.307 33,3 70.986 68.917 97,1 219.421 197.904 90,2
PROPINSI 0 0 11.818 4.975 42,1 3.920 1.307 33,3 0 0 0 15.738 6.282 39,9
KAB/KOTA 0 0 132.697 122.705 92,5 0 0 0 70.986 68.917 97,1 203.683 191.622 94,1
TOTALPUSAT/DK
/TP
21.105 18.296 86,7 434.256 382.603 88,1 6.954 3.918 56,3 225.232 216.337 96,0 687.547 621.154 90,3
RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN 2012
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2011
i
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi
Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk
melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi sebagai wujud pertanggungjawaban
dalam mencapai misi dan tujuan organisasi, salah satu kegiatan yang harus
dilakukan adalah menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang selanjutnya
dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT).
Sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dalam Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas
melaksanakan pengkajian, pengembangan dan koordinasi di bidang ketahanan
pangan.
Sebagai realisasi tugas dan fungsi tersebut, maka disusun Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) yang mampu menterjemahkan tugas dan fungsi dimaksud. RKT
Badan Ketahanan Pangan Tahun 2012 memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan
strategi untuk mencapai tujuan kegiatan Badan Ketahanan Pangan.
Dengan disusunnya RKT Tahun 2012 diharapkan dapat memandu pelaksanaan tugas dan fungsi serta meningkatkan kinerja Badan Ketahanan Pangan.
Jakarta, Oktober 2011 Kepala Badan Ketahanan Pangan,
Ahmad Suryana
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
Bab 1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................ 2
C. Sasaran ............................................................................................... 2
D. Dasar Hukum ....................................................................................... 3
Bab 2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ................................................................... 4
A. SEKRETARIAT BADAN .......................................................................... 4
B. PUSAT KETERSEDIAAN DAN KERAWANAN PANGAN ............................... 5
C. PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN ....................................... 5
D. PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN ...... 6
Bab 3. VISI, MISI DAN TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI .............................. 7
A. Visi ...................................................................................................... 7
B. Misi ..................................................................................................... 8
C. Tujuan ................................................................................................ 8
D. Arah Kebijakan Badan Ketahanan Pangan .............................................. 8
E. Strategi Badan Ketahanan Pangan ...................................................... 10
Bab 4. PROGRAM DAN KEGIATAN ................................................................... 13
A. Program ............................................................................................ 13
B. Kegiatan ............................................................................................ 13
Formulir Badan Ketahanan Pangan Tahun 2012 .. Error! Bookmark not defined.
1
Bab 1 . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 2012 merupakan tahun ketiga pelaksanaan program dan kegiatan
ketahanan pangan sesuai dengan Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan
Tahun 2010-2014. Program yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan
adalah Program Peningkatan Diversifikasi dan Peningkatan Ketahanan
Pangan Masyarakat. Program tersebut mencakup 4(empat) kegiatan, yaitu: (1)
Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Kerawanan Pangan; (2)
Pengembangan Distribusi dan Stabilisasi Harga Pangan; (3) Pengembangan
Penganekaragaman Konsumsi dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar; dan (4)
Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Badan Ketahanan Pangan.
Kegiatan kesatu sampai ketiga merupakan kegiatan prioritas nasional yang
ditujukan dalam rangka pemantapan ketahanan pangan masyarakat yang
membutuhkan partisipasi dan peranserta instansi terkait sesuai dengan masing-
masing program yang dilaksanakan, serta melalui kerjasama dengan
stakeholders/pemangku kepentingan di pusat dan daerah.
Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan tahun 2012 merupakan lanjutan dari
tahun sebelumnya dengan program-program aksinya sebagai berikut :
1. Program aksi pada Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan
Kerawanan Pangan yaitu : (1) Pengembangan Desa Mandiri Pangan, dan
(2) Penanganan Daerah Rawan Pangan (PDRP).
2. Program aksi pada Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga
pangan, yaitu : (1) Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM); dan (2) Pemberdayaan Lumbung Pangan Masyarakat.
3. Program aksi pada Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
dan Peningkatan Keamanan Pangan segar, diarahkan pada Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) yang meliputi: (1)
Pemanfaatan Pekarangan oleh Kelompok Keluarga Ketahanan Pangan;
(2) Sosialisasi P2KP bagi siswa SD/MI; (3) Pengembangan Tepung-
tepungan bagi UMKM.
Selain itu, juga dilakukan peningkatan peran Sekretariat Dewan Ketahanan
Pangan yang diarahkan dengan : (1) mendorong peningkatan koordinasi lintas
sektor dan lintas daerah; (2) meningkatkan peran kelembagaan formal dan
2
informal dalam pelaksanaan ketahanan pangan; serta (3) meningkatkan
perumusan kebijakan, pelaksanaan pemantauan/monitoring, evaluasi, dan
pelaporan ketahanan pangan.
Pada tahun 2012 Badan Ketahanan Pangan melaksanakan pengembangan
model pemberdayaan ketahanan pangan masyarakat pada tahun kedua, dengan
program aksinya adalah “Peningkatan Kesejahteraan Petani Kecil/SOLID dalam
rangka Pemantapan Ketahanan Pangan Keluarga”. Program aksi tersebut didanai
oleh IFAD dan dilaksanakan di Propinsi Maluku dan Propinsi Maluku Utara.
Untuk meningkatkan pelaksanaan kinerja kegiatan ketahanan pangan dalam
pencapaian sasaran tahun 2012, perlu mempertimbangkan : (1) keberlanjutan
program dan kegiatan yang disesuaikan dengan perubahan struktur organisasi
dan tupoksi kelembagaan ketahanan pangan yang baru; (2) fokus dan penajaman
pada implementasi tugas pokok dan fungsi kelembagaan dalam mendorong
peningkatan kesejahteraan petani/masyarakat pedesaan; (3) dilakukan sinergi
antar program/kegiatan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan tahun
sebelumnya; dan (4) sinkronisasi antara program pusat dan daerah.
B. Tujuan
Rencana Kinerja Tahunan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2012 merupakan
penjabaran dari Renstra Badan Ketahanan Pangan yang telah disesuaikan dengan
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012 dan Rencana Kerja (Renja) Kementerian
Pertanian Tahun 2012. Rencana Kinerja Tahunan ini bertujuan untuk menyediakan
dokumen yang akan digunakan dalam penyusunan Penetapan Kinerja oleh Eselon
I dan Eselon II lingkup Badan Ketahanan Pangan, serta dapat digunakan sebagai
acuan dalam penyusunan rencana dan anggaran ketahanan pangan Tahun 2012.
C. Sasaran
Tersedianya dokumen Rencana Kinerja Tahunan Badan Ketahanan Pangan
Tahun 2012 yang selanjutnya akan digunakan dalam penyusunan Penetapan
Kinerja sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian
kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu
berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi tersebut.
3
D. Dasar Hukum
Dasar hukum untuk penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Badan Ketahanan
Pangan Tahun 2012 adalah:
1. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010
tentang Organisasi dan tata Kerja Kementerian Pertanian;
2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 15/Permentan/RC.110/1/2010
tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014;
3. Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2010-2014;
4. Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012;
5. Rencana Kinerja Kementerian Pertanian 2012.
4
Bab 2 . TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian, Badan Ketahanan Pangan adalah unsur pendukung pada Kementerian
Pertanian yang bertugas melaksanakan pengkajian, pengembangan dan
koordinasi di bidang pemantapan ketahanan pangan. Adapun fungsinya meliputi:
1. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan,
dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan
penanggulangan kerawanan pangan;
2. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan,
dan pemantapan distribusi dan cadangan pangan;
3. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan,
dan pemantapan pola konsumsi dan penganekaragaman pangan;
4. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan,
dan pengawasan keamanan pangan segar;
5. Pelaksanaan administrasi Badan Ketahanan Pangan.
Badan Ketahanan Pangan terdiri dari:
1. SEKRETARIAT BADAN;
2. PUSAT KETERSEDIAAN DAN KERAWANAN PANGAN;
3. PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN;
4. PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN.
A. SEKRETARIAT BADAN
Sekretariat Badan mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Ketahanan
Pangan. Adapun fungsinya meliputi:
1. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerja
sama di bidang ketahanan pangan;
2. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;
5
3. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, pengelolaan
urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-
undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik;
4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan;
5. Pelaksanaan urusan tata usaha Badan Ketahanan Pangan.
B. PUSAT KETERSEDIAAN DAN KERAWANAN PANGAN
Pusat ini mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, penyiapan rumusan
kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan
pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan. Dalam
melaksanakan tugasnya, Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan,
pemantauan dan evaluasi ketersediaan pangan;
2. Pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan,
pemantauan dan evaluasi akses pangan;
3. Pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan,
pemantauan dan evaluasi kerawanan pangan.
C. PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN
Pusat ini mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, penyiaapan perumusan
kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan distribusi pangan
dan cadangan pangan. Pusat Distribusi dan Candangan Pangan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan,
pemantauan dan evaluasi distribusi pangan;
2. Pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan,
pemantauan dan evaluasi harga pangan;
3. Pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan,
pemantauan dan evaluasi cadangan pangan.
6
D. PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN
Pusat ini mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, penyiapan perumusan
kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan pola konsumsi,
penganekaragaman pangan serta pengawasan keamanan pangan segar. Pusat
Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
1. Pengkajian, penysunan kebijakan, pengembangan, pemantapan,
pemantauan, dan evaluasi konsumsi pangan;
2. Pengkajian, penysunan kebijakan, pengembangan, pemantapan,
pemantauan, dan evaluasi penganekaragaman pangan;
3. Pengkajian, penysunan kebijakan, pengembangan, pemantapan,
pemantauan, dan evaluasi keamanan pangan segar.
7
Bab 3 . VISI, MISI DAN TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Visi
Visi merupakan suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan
cita dan citra yang ingin diwujudkan. Visi adalah suatu harapan dan tujuan yang
akan dicapai, dalam mencapai visi tersebut memerlukan waktu yang panjang dan
kerja keras, karena akan berkembang sesuai dengan kondisi lingkungan pertanian
khususnya pembangunan ketahanan pangan. Untuk itu, Badan Ketahanan Pangan
mempunyai visi tahun 2010-2014, yaitu:
Menjadi institusi yang handal, aspiratif, dan inovatif dalam pemantapan
ketahanan pangan
Handal berarti mampu mengerjakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi yang diemban dengan penuh tanggungjawab berdasarkan pada target
sasaran yang telah ditetapkan.
Aspiratif berarti mampu menerima dan mengevaluasi kembali atas saran,
kritik, dan kebutuhan masyarakat.
Inovatif berarti mampu mengikuti perkembangan informasi dan teknologi
yang terbaru.
Pemantapan ketahanan pangan adalah upaya mewujudkan kondisi
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
Badan Ketahanan Pangan sebagai salah satu eselon I di lingkungan
Kementerian Pertanian mendukung dan menjabarkan visi Kementerian Pertanian
tahun 2010-2014 terutama pada aspek ketahanan pangan.
8
B. Misi
Untuk mencapai visi di atas, Badan Ketahanan Pangan mengemban misi
dalam tahun 2010-2014, yaitu:
1. Peningkatan kualitas pengkajian dan perumusan kebijakan pembangunan
ketahanan pangan;
2. Pengembangan dan pemantapan ketahanan pangan masyarakat, daerah,
dan nasional;
3. Pengembangan kemampuan kelembagaan ketahanan pangan daerah;
4. Peningkatan koordinasi dalam perumusan kebijakan, dan pengembangan
ketahanan pangan, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya.
C. Tujuan
Memberdayakan masyarakat agar mampu mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya yang dikuasainya untuk mewujudkan ketahanan pangan secara
berkelanjutan, dengan cara:
1. Meningkatkan ketersediaan pangan dengan mengoptimalkan sumberdaya
yang dimilikinya/dikuasainya secara berkelanjutan;
2. Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan
pangan;
3. Mengembangkan sistem distribusi, harga dan cadangan pangan untuk
memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan yang terjangkau bagi
masyarakat;
4. Mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan beragam, bergizi
seimbang dan aman guna meningkatkan kualitas SDM dan penurunan
konsumsi beras perkapita;
5. Mengembangkan sistem pengawasan keamanan pangan segar.
D. Arah Kebijakan Badan Ketahanan Pangan
Pembangunan ketahanan pangan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional yang telah ditetapkan pada RPJMN 2010-2014, yang
menyatakan bahwa pembangunan ketahanan pangan menjadi program prioritas
9
yang kelima. Arah pembangunan ketahanan pangan juga mengacu pada hasil KTT
Pangan 2009, yang antara lain menyepakati untuk menjamin pelaksanaan
langkah-langkah yang mendesak pada tingkat nasional, regional dan global untuk
merealisasikan secara penuh komitmen Millenium Development Goals (MDGs)
tahun 2000 dan Deklarasi World Food Summit (WFS) 1996, untuk mengurangi
penduduk dunia yang menderita lapar dan malnutrisi hingga setengahnya pada
tahun 2015.
Dengan mengacu pada RPJMN dan kesepakatan KTT pangan, arah kebijakan
umum pembangunan ketahanan pangan nasional 2010-2014 adalah untuk: (1)
meningkatkan ketersediaan, penanganan kerawanan pangan dan akses pangan,
(2) meningkatkan sistem distribusi dan stabilisasi harga dan cadangan pangan,
serta (3) meningkatkan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan.
Kebijakan ketahanan pangan dalam aspek ketersediaan dan kerawanan
pangan diarahkan untuk: (a) meningkatkan dan menjamin kelangsungan produksi
dalam negeri menuju kemandirian pangan; (b) mencegah dan menanggulangi
kondisi rawan pangan secara dinamis; (c) mengembangkan koordinasi sinergis
lintas sektor dalam pengelolaan ketersediaan pangan, peningkatan akses pangan
dan penanganan kerawanan pangan.
Dalam aspek peningkatan sistem distribusi, stabilitasi harga dan cadangan
pangan, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk: (a) mengembangkan
sistem distribusi pangan yang efektif dan efisien untuk menjamin stabilitas
pasokan dan harga pangan; (b) mengembangkan kemampuan pengelolaan
cadangan pangan pemerintah dan masyarakat secara sinergis dan partisipatif; (c)
mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan distribusi,
harga dan cadangan pangan; dan (d) meningkatkan peranserta kelembagaan
masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga dan cadangan pangan.
Sedangkan pada aspek peningkatan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan
keamanan pangan, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk: (a)
mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, (b)
mengembangkan teknologi pengolahan pangan, terutama pangan lokal non beras
dan non terigu, guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosial, (c)
meningkatkan pengawasan keamanan pangan segar, dan (d) mengembangkan
10
koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan konsumsi dan keamanan
pangan.
Dalam pelaksanaan implementasi kebijakan-kebijakan tersebut, diperlukan
dukungan kebijakan, antara lain: (a) peningkatan dukungan penelitian dan
pengembangan pangan; (b) peningkatan kerjasama internasional, (c)
peningkatan pemberdayaan dan peranserta masyarakat; (d) penguatan
kelembagaan dan koordinasi ketahanan pangan; serta (e) dorongan terciptanya
kebijakan makro ekonomi dan perdagangan yang kondusif bagi ketahanan
pangan.
E. Strategi Badan Ketahanan Pangan
Strategi Badan Ketahanan Pangan dalam melaksanakan pembangunan
ketahanan pangan tahun 2010-2014 diarahkan untuk mencapai tujuan dan
sasaran dalam pemantapan ketahanan pangan masyarakat dengan mengacu pada
peningkatan diversifikasi pangan (salah satu target utama pembangunan
pertanian) dan “Lima Prinsip Roma (Five Rome Principles for Sustainable
Global Food Security)” yang dihasilkan melalui KTT Pangan tahun 2009, yaitu:
(1) Memberikan dukungan dan bantuan internasional kepada negara berkembang
untuk menerapkan program-program nasional yang bertujuan untuk
membangunan sektor pertanian dan mencapai ketahanan pangan; (2)
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama di tingkat nasional, regional dan
internasional dengan seluruh pemangku kepentingan terkait dengan sektor
pertanian dan ketahanan pangan; (3) Menerapkan strategi comprehensive twin-
track approach untuk ketahanan pangan dengan: (a) segera mengambil langkah-
langkah jangka pendek untuk membantu kelompok rentan, dan (b) menerapkan
kebijakan jangka menengah dan panjang untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan di sektor pertanian, mencapai ketahanan pangan, dan mengatasi
akar permasalahan dari masalah kelaparan dan kemiskinan; (4) Sepakat untuk
meningkatkan effiensi, koordinasi, dan effektivitas badan-badan multilateral yang
menangani pertanian dan ketahanan pangan; (5) Meningkatkan investasi dan
pendanaan untuk sektor pertanian dan ketahanan pangan, termasuk dengan
menempatkan sektor pertanian sebagai prioritas dalam anggaran belanja negara.
11
Memperhatikan target peningkatan diversifikasi pangan dan Lima Prinsip KTT
Pangan Roma tahun 2009 tersebut di atas, maka strategi yang akan ditempuh
Badan Ketahanan Pangan 2010-2014 yaitu :
1. Melaksanakan koordinasi secara sinergis dalam penyusunan kebijakan
ketersediaan, distribusi, konsumsi pangan, dan keamanan pangan segar;
2. Mendorong pengembangan cadangan pangan, sistem distribusi pangan,
penganekaragaman konsumsi dan pengawasan keamanan pangan segar;
3. Mendorong peranserta swasta, masyarakat umum, dan kelembagaan
masyarakat lainnya dalam ketersediaan, distribusi, konsumsi, dan pengawasan
keamanan pangan segar;
4. Menyelenggarakan program aksi pemberdayaan masyarakat dalam
memecahkan permasalahan ketahanan pangan masyarakat;
5. Medorong sinkronisasi pembiayaan program aksi antara APBN, APBD dan dana
masyarakat;
6. Memecahkan permasalahan strategis ketahanan pangan melalui koordinasi
Dewan Ketahanan Pangan.
Strategi Badan Ketahanan Pangan tahun 2010-2014 tersebut,
diimplementasikan melalui: (a) pemantapan ketersediaan pangan, penanganan
kerawanan dan akses pangan; (b) pemantapan sistem distribusi, stabilisasi harga
dan cadangan pangan; (c) percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
beragam, bergizi seimbang dan aman; (d) penajaman keamanan pangan segar;
dan (e) penguatan kelembagaan dan manajemen ketahanan pangan pemerintah
dan masyarakat.
Langkah operasional yang ditempuh dalam mengakomodasi strategi diatas
adalah sebagai berikut :
1. Pemantapan ketersediaan pangan, penanganan kerawanan pangan dan akses
pangan, melalui :
a. Mendorong kemandirian pangan melalui swasembada pangan untuk
komoditas strategis (beras, jagung, kedelai, gula dan daging sapi);
b. Meningkatkan keragaman produksi pangan berdasarkan potensi
sumberdaya lokal/wilayah;
c. Revitalisasi Sistem Kewaspadaan Pangan Gizi (SKPG);
12
d. Memberdayakan masyarakat di daerah rawan pangan;
e. Meningkatkan akses pangan di tingkat wilayah dan rumahtangga.
2. Pemantapan distribusi, stabilisasi harga dan cadangan pangan, melalui :
a. Mendorong pembentukan cadangan pangan pokok pemerintah daerah
(Provinsi, kabupaten/kota, desa) dan cadangan pangan masyarakat;
b. Mengembangkan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(Penguatan LDPM) di daerah sentra produksi padi dan jagung;
c. Memantau stabilisasi pasokan dan harga komoditas pangan, serta daya
beli masyarakat.
3. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang
dan aman, melalui :
a. Sosialisasi, promosi dan edukasi budaya pangan beragam, bergizi
seimbang dan aman;
b. Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan;
c. Menumbuhkan dan mengembangkan industri pangan berbasis tepung-
tepungan berbahan baku lokal (non beras, non terigu);
d. Melakukan kemitraan dengan Perguruan Tinggi, Asosiasi, dan Lembaga
Swadaya Masyarakat;
e. Pengawasan keamanan pangan segar.
4. Penguatan kelembagaan dan manajemen ketahanan pangan, dilakukan
melalui :
a. Koordinasi program pembangunan ketahanan pangan lintas sektor;
b. Peningkatan motivasi dan partisipasi masyarakat;
c. Koordinasi evaluasi dan pengendalian pencapaian kondisi ketahanan
pangan;
d. Peningkatan pelayanan perkantoran dan perlengkapan terhadap program
diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat;
e. Pengembangan pemberdayaan masyarakat ketahanan pangan;
f. Efektivitas peran dan fungsi Dewan Ketahanan Pangan.
13
Bab 4 . PROGRAM DAN KEGIATAN
A. Program
Program yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan pada tahun 2010–
2014 sesuai dengan visi dan misi, tugas pokok dan fungsi serta memperhatikan
permasalahan dan potensi ketahanan pangan; adalah Program Peningkatan
Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat. Pada tahun 2012
merupakan pelaksanaan program tahun ketiga pada Renstra BKP 2010-2014.
Sasaran program (outcome) yang hendak dicapai dalam program tersebut
adalah meningkatnya ketahanan pangan melalui pengembangan ketersediaan,
distribusi, konsumsi, dan keamanan pangan segar serta terkoordinasinya
kebijakan ketahanan pangan. Adapun indikator sasaran program (outcome) yaitu:
(1) Penurunan jumlah penduduk rawan pangan 1 (satu) persen per tahun;
(2) Peningkatan diversifikasi/penganekaragaman konsumsi pangan dengan
skor PPH 89,8;
(3) Penurunan konsumsi beras per kapita tiap tahun sebesar 1,5 persen;
(4) Lembaga distribusi dan lumbung pangan masyarakat dalam pengembangan
stabilisasi harga pangan: 1.265 gapoktan, dan 1040 lumbung
B. Kegiatan
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi eselon II lingkup Badan Ketahanan
Pangan, Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
dijabarkan dalam 3 (tiga) kegiatan prioritas nasional yaitu (a) Pengembangan
ketersediaan pangan dan penanganan kerawanan pangan, (b) Pengembangan
sistem distribusi dan stabilitas harga pangan, (c) Pengembangan
penganekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar,
dan satu kegiatan pendukung yaitu dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
pada Badan Ketahanan Pangan. Kegiatan prioritas nasional tersebut dibagi dalam
28 sub kegiatan.
Cakupan masing-masing kegiatan dan sub kegiatan dari program Peningkatan
Divesifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, dengan output dan indikator
keberhasilan, adalah sebagai berikut:
14
1. Pengembangan ketersediaan pangan dan penanganan
kerawanan pangan (prioritas nasional)
Sasaran output kegiatan adalah meningkatnya pemantapan
ketersediaan pangan dan penanganan kerawanan pangan. Kegiatan
prioritas ini terdiri dari 5 sub kegiatan yaitu:
a. Pengembangan Desa Mandiri Pangan, adalah kegiatan
pemberdayaan masyarakat di desa rawan pangan untuk
mewujudkan ketahanan pangan masyarakat dengan pendekatan
penguatan kelembagaan masyarakat, pengembangan sistem
ketahanan pangan dan koordinasi lintas sektor. Untuk desa yang
telah dibina selama 4 tahun dan telah mandiri dilakukan replikasi
untuk membina 3 desa rawan pangan di sekitarnya melalui gerakan
sekolah lapangan (SL) desa mandiri pangan;
b. Penanganan Daerah Rawan Pangan (PDRP), adalah kegiatan
untuk membangun komitmen dan memfasilitasi pemerintah daerah
di daerah rawan pangan, agar secara cepat dan tepat dapat
mengantisipasi apabila terjadi bencana rawan pangan kronis dan
transien. Kegiatan dipadukan dengan penerapan instrumen Sistem
Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), melalui tahap pengumpulan
data, analisis, pemetaan, peramalan dan intervensi melalui
penyediaan dana bansos;
c. Penyusunan peta ketahanan dan kerentanan pangan (Food
Security and Vulnerability Atlas – FSVA). Tujuan dari
penyusunan FSVA adalah untuk menyediakan informasi bagi
pengambil keputusan dalam perencanaan program, penentuan
sasaran/lokasi, penanganan kerawanan pangan dan gizi di tingkat
provinsi, kabupaten, dan kecamatan dan desa;
d. Analisis ketersediaan, rawan pangan, dan akses pangan.
Adalah kegiatan dalam rangka penyediaan data dan informasi serta
hasil analisis, secara berkala dan berkelanjutan untuk perumusan
kebijakan dan program ketersediaan, rawan pangan dan akses
pangan, antara lain : Neraca Bahan Makanan (NBM), Rencana
15
Ketersediaan Pangan, Prognosa Kebutuhan Pangan menjelang hari
besar keagamaan dan nasional, Analisis Pemantauan Ketersediaan
Pangan, dan Informasi Akses Pangan;
e. Apresiasi aparat untuk peningkatan ketersediaan pangan,
adalah rangkaian kegiatan untuk meningkatkan metode
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data serta evaluasi kegiatan
program aksi dalam pelaksanaan pemantauan produksi,
penanggulangan rawan pangan, penanganan akses pangan; bagi
aparat di daerah dan pusat.
Indikator sasaran output kegiatan pengembangan ketersediaan
pangan dan penanganan daerah rawan pangan tersebut pada tahun 2012
adalah (a) pengembangan desa mandiri pangan sebanyak 2.958 desa; (b)
penanganan daerah rawan pangan di 33 propinsi dan 410
kabupaten/kota; (c) tersusunnya peta ketahanan dan kerentanan pangan
(Food Security and Vulnerability Atlas – FSVA) di tingkat propinsi dan
kabupaten/kota pada 22 provinsi; (d) tersusunnya laporan analisis
ketersediaan, kerawanan, dan akses pangan di 33 provinsi dan 1 pusat;
(e) tersedianya laporan pelatihan aparat dalam peningkatan pengetahuan
dan keterampilan analisis dan evaluasi ketersediaan, kerawanan, dan
akses pangan yang diikuti peserta dari daerah (33 provinsi) dan pusat,
sebanyak 34 laporan.
2. Pengembangan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan
(prioritas nasional).
Sasaran output kegiatan adalah meningkatnya pemantapan distribusi
pangan dan stabilisasi harga pangan. Kegiatan prioritas ini terdiri dari 5
sub kegiatan yaitu:
a. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat/LDPM,
adalah kegiatan pemberdayaan Gapoktan dalam rangka meningkatkan
kemampuan unit usaha yang dikelolanya melalui pengembangan unit
usaha distribusi/pemasaran/pengolahan dan pengelolaan cadangan
pangan serta pembangunan sarana penyimpanan sehingga dapat
16
meningkatkan posisi tawar petani, meningkatkan nilai tambah
produksi petani dan mendekatkan akses terhadap sumber pangan.
Pemberdayaan Gapoktan dilakukan di daerah sentra produksi padi dan
jagung selama 3 tahun untuk mewujudkan stabilisasi harga pangan di
tingkat petani dan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga petani;
b. Pengembangan Kelembagaan Cadangan Pangan, adalah
kegiatan pengembangan cadangan pangan di daerah rawan untuk
antisipasi masa panen/masa paceklik. Cadangan pangan terdiri dari
cadangan pemerintah daerah dan cadangan pangan masyarakat.
Selain itu dalam mempercepat fungsinya cadangan pangan tersebut,
diusulkan adanya pengisian pangan untuk lumbung dari APBN, serta
dipadukan dengan pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang
Pertanian untuk pembangunan fisik lumbung;
c. Analisis Panel Harga dan Pasokan Pangan, serta Daya Beli
Masyarakat, adalah kegiatan dalam rangka penyediaan data dan
informasi serta hasil analisis, melalui pemantauan secara berkala dan
berkelanjutan untuk perumusan kebijakan harga pangan;
d. Pemantauan / pengumpulan data distribusi, harga dan
cadangan pangan, adalah kegiatan pengumpulan data pasokan,
harga, dan cadangan pangan oleh pusat dan provinsi yang dilaporkan
secara periodik dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga
pangan pokok;
e. Pengembangan model pemantauan jaringan distribusi, adalah
kegiatan penyediaan data dan informasi melalui pengumpulan data,
pengolahan dan analisis data distribusi secara cepat yang dilaksanakan
dengan akurasi data yang signifikan.
Indikator sasaran kegiatan pengembangan sistem distribusi, harga
dan cadangan pangan pada tahun 2012 adalah : (a) Penguatan Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat sebanyak 1.250 gapoktan; (b)
Pemberdayaan lumbung pangan masyarakat sebesar 971 lumbung, (c)
persentasi data panel harga, pasokan dan daya beli pada 16 provinsi; (d)
pemantauan pasokan harga dan cadangan pangan sebanyak 33 laporan
17
dari 33 provinsi; serta (e) analisis model pemantauan jaringan distribusi,
harga dan cadangan pangan dari 13 provinsi.
3. Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan
peningkatan keamanan pangan segar (prioritas nasional)
Sasaran output kegiatan ini adalah meningkatnya
penganekaragaman konsumsi pangan dan penanganan keamanan pangan
segar. Kegiatan prioritas tersebut mempunyai 8 sub kegiatan yaitu:
a. Pemberdayaan Kelembagaan dalam P2KP (Percepatan
penganekaragaman konsumsi pangan), yaitu kegiatan-kegiatan
untuk mendorong gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan (P2KP) melalui : (1) pemberdayaan kelompok wanita terutama
kelompok dasa wisma; (2) optimalisasi pemanfaatan pekarangan
dalam penyuluhan pangan dan gizi; (3) pendidikan dan penyuluhan
pangan yang baragam dan bergizi seimbang untuk siswa SD/MI; (4)
pemberdayaan kelompok wanita sebagai usaha mikro kecil bidang
pangan dalam pengembangan pangan lokal berbasis tepung-
tepungan;
b. Pemantauan, monitoring, evaluasi dan perumusan kebijakan
P2KP, yaitu kegiatan untuk melaporkan perkembangan P2KP,
memecahkan permasalahan yang dihadapi di lapangan, dan evaluasi
untuk perbaikan kegiatan pada waktu yang akan datang;
c. Pengembangan promosi tentang peningkatan kepedulian dan
kesadaran masyarakat terhadap konsumsi pangan beragam,
bergizi seimbang dan aman, adalah upaya untuk membangun
kesadaran seluruh komponen masyarakat secara terprogram dan
berkelanjutan tentang pentingnya penganekaragaman konsumsi
pangan berbasis sumber daya lokal dan penurunan konsumsi beras
per kapita di tingkat rumah tangga, dengan diimbangi konsumsi
pangan hewani, sayuran dan buah yang dilaksanakan melalui media
elektronik, media cetak, media luar ruang dan pameran, kerjasama
dengan lintas sektor dan swasta;
18
d. Analisis pola konsumsi pangan penduduk, adalah menganalisis
dan melaporkan pola konsumsi pangan penduduk yang terjadi di
masyarakat secara periodik berdasarkan data sekunder dan survey
kecil yang dilakukan secara mandiri;
e. Kerjasama Perguruan Tinggi dalam Diversifikasi Pangan
adalah kegiatan pengkajian pengembangan penganekaragaman
pangan lokal, melalui kerjasama dengan Perguruan Tinggi/Universitas
dalam rangka pemantapan ketahanan pangan masyarakat;
f. Peningkatan koordinasi pelaksanaan keamanan pangan
segar, yaitu upaya meningkatkan koordinasi pengawasan keamanan
pangan segar di pasar melalui: kegiatan sosialisasi, promosi dan
edukasi, serta pertemuan instansi terkait tentang keamanan pangan
segar kepada konsumen;
g. Pemantauan, monitoring, evaluasi dan perumusan serta
pengawasan keamanan pangan segar, adalah kegiatan dalam
rangka penyediaan data dan informasi serta hasil analisis, secara
berkala dan berkelanjutan untuk perumusan kebijakan keamanan
pangan segar;
h. Pengembangan Olahan Pangan Lokal, adalah upaya
mengembangkan diversifikasi pangan melalui pengembangan industri
pangan olahan dalam rangka mendukung bantuan pangan bagi rumah
tangga miskin (Pangkin) di beberapa lokasi sentra produksi pangan
lokal, sekaligus pola makan masyarakatnya menggunakan bahan
pangan lokal.
Indikator sasaran kegiatan pengembangan penganekaragaman
konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar pada tahun
2012 adalah : (a) jumlah kelembagaan desa yang diberdayaan dalam
P2KP (Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan) sebanyak
5.990 desa; (b) Jumlah hasil pemantauan, monitoring, evaluasi dan
perumusan kebijakan P2KP sebanyak 1 laporan Pusat dan 33
laporan/provinsi; (c) jumlah hasil promosi tentang peningkatan
kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap konsumsi pangan
19
beragam, bergizi seimbang dan aman sebanyak 424 laporan (di pusat, 33
provinsi dan 390 kabupaten); (d) jumlah hasil analisis pola konsumsi
pangan penduduk sebanyak 1 laporan pusat dan 33 laporan/provinsi; (e)
jumlah hasil kajian kerjasama PT dalam diversifikasi pangan sebanyak 5
laporan; (f) jumlah hasil peningkatan kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya keamanan pangan segar sebanyak 33 laporan/provinsi; (g)
jumlah hasil pemantauan, monitoring, evaluasi dan perumusan serta
pengawasan keamanan pangan di pusat dan 33 provinsi dan 100
kabupaten, dan laporan pengembangan olahan pangan local untuk orang
miskin (pangkin).
4. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Badan
Ketahanan Pangan (kegiatan pendukung).
Sasaran output kegiatan adalah: (1) Meningkatnya pelayanan
manajemen dan administrasi keuangan secara efektif dan efisien dalam
mendukung pengembangan dan koordinasi kebijakan ketahanan pangan,
(2) Meningkatnya koordinasi perumusan kebijakan, evaluasi dan
pengendalian ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan, serta
(3) Meningkatnya model pengembangan pemberdayaan masyarakat
dalam pemantapan ketahanan pangan keluarga.
Untuk mencapai sasaran output pertama, ada 4 sub kegiatan
yang dilaksanakan, yaitu:
a. Perencanaan program dan keuangan pada ketahanan
pangan, yaitu aktivitas yang dilakukan dalam perencanaan dan
penganggaran secara berjenjang dari tingkat kabupaten/kota hingga
tingkat nasional melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang);
b. Pemantauan dan evaluasi Program dan Kegiatan Ketahanan
Pangan, adalah kegiatan pemantauan program dan kegiatan
ketahanan pangan secara periodik dilaporkan, serta evaluasi setiap
semester untuk perbaikan kegiatan kedepan. Kegiatan tersebut
dilakukan secara berjenjang dari tingkat daerah;
20
c. Penanganan Kepegawaian, Organisasi, Humas, dan Hukum,
adalah aktivitas pelayanan kepegawaian, organisasi, humas dan
hukum terhadap operasional kantor Badan Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian;
d. Pelayanan Keuangan dan Perlengkapan, adalah aktivitas
pelayanan keuangan dan perlengkapan untuk menjalankan
operasional sekretariat kantor Badan Ketahanan Pangan yang
berkaitan dengan kebutuhan gaji, sarana dan prasarana kantor.
Untuk mencapai sasaran output kedua, hanya ada satu sub
kegiatan, yaitu Koordinasi Perumusan Kebijakan, Evaluasi dan
Pengendalian Ketahanan Pangan melalui Dewan Ketahanan
Pangan.
Untuk mencapai sasaran output ketiga, ada 5 sub kegiatan yang
dilaksanakan dalam Peningkatan model pengembangan
pemberdayaan masyarakat dalam pemantapan ketahanan
pangan keluarga/Smallholder Livelihood Development (SOLID),
yang bekerjasama dengan International Food for Agricultural
Development (IFAD) di 11 kabupaten di provinsi Maluku dan Maluku
Utara, yaitu:
a. Pembinaan Kelembagaan Kelompok Masyarakat Mandiri,
adalah upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan kelompok
masyarakat petani dalam meningkatkan kesejahteraannya melalui
pemberdayaan masyarakat secara terprogram, terpadu dan
terkoordinasi dalam pelaksanaannya;
b. Pembinaan Kelembagaan Gabungan Kelompok/Federasi,
adalah upaya untuk menggabungkan beberapa kelompok dalam
suatu desa sehingga mempunyai kekuatan ekonomi dan sosial
sebagai modal dalam melakukan kemitraan dengan kelembagaan
yang setaraf kemampuannya;
c. Manajemen dan Administrasi terhadap SOLID, adalah aktivitas
untuk melayani manajemen dan administrasi terhadap
penyelenggaraan SOLID di pusat, propinsi dan kabupaten;
21
d. Pembangunan Prasarana Desa, adalah aktivitas pembangunan
prasarana pedesaan yang dibutuhkan dalam pengembangan pangan
dan pertanian yang merupakan kebutuhan prioritas masyarakat
pedesaan;
e. Demonstrasi Plot yang dilakukan di desa binaan SOLID,
adalah aktivitas yang dilakukan dalam penyebaran innovasi kepada
masyarakat pedesaan secara cepat dengan melibatkan masyarakat
yang dipandu oleh pendamping teknis secara komprehensif.
Indikator Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Badan
Ketahanan Pangan pada tahun 2012 untuk Sasaran output pertama
adalah: (a) Jumlah perencanaan program dan anggaran sebanyak 444
dokumen (1 pusat/dokumen, 33 provinsi/dokumen, 410
kabupaten/kota/dokumen), (b) Jumlah hasil pemantauan dan evaluasi
program dan kegiatan sebanyak 44 laporan (1 pusat/laporan dan 33
provinsi/laporan), (c) Jumlah dokumen kepegawaian, organisasi, humas
dan hukum sebanyak 1 dokumen, dan (d) Pelaksanaan pelayanan
keuangan dan perlengkapan selama 1 (satu) tahun; Sasaran Output
kedua yaitu: Jumlah laporan hasil koordinasi perumusan kebijakan,
evaluasi dan pengendalian ketahanan pangan sebanyak 1 (satu) laporan;
serta Sasaran output ketiga yaitu: (a) Jumlah kelembagaan kelompok
masyarakat mandiri yang dibina SOLID sebanyak 368 kelompok; (b)
Jumlah kelembagaan gapoktan/federasi masyarakat yang dibina SOLID
sebanyak 108 federasi; (c) Jumlah dokumen manajemen dan
administrasi terhadap SOLID selama 12 (duabelas) bulan; (i) Jumlah
prasarana desa yang terbangun sebanyak 44 unit; serta (j) Jumlah
demostrasi plot yang dilakukan di desa binaan SOLID sebanyak 64 unit di
Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
Keberhasilan pencapaian program dan kegiatan terhadap target
yang ditetapkan, dipengaruhi pula oleh peranserta unit kerja eselon I
lingkup Kementerian Pertanian dan Kementerian lainnya yang meliputi:
Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian
Koordinator Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
22
Keuangan, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perdagangan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pendidikan Nasional,
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
Kementerian Perindustrian, Badan POM, Badan Pusat Statistik (BPS),
Badan Urusan Logistik (BULOG), serta pemangku kepentingan lainnya
yang peduli terhadap ketahanan pangan.
23
Lampiran 1.
Rencana Kinerja Tahunan
Badan Ketahanan Pangan
Unit Eselon I : Badan Ketahanan Pangan Tahun : 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Meningkatnya ketahanan pangan melalui pengembangan ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan.
Penurunan penduduk rawan pangan per tahun;
Skor PPH Peningkatan Diversifikasi Pangan;
Penurunan Konsumsi Beras per kapita tiap tahun;
Pengembangan Lembaga Distribusi Stabilisasi Pangan Pokok.
1 % 89,8 1,5 % 1.265 Gapoktan 1.040 Lumbung Pangan
PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012 TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I/SATUAN KERJA KEMENTERIAN LEMBAGA
/SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Achmad Suryana Jabatan : Kepala Badan Ketahanan Pangan Selanjutnya disebut pihak pertama Nama : Suswono Jabatan : Menteri Pertanian Selaku atasan langsung pihak pertama Selanjutnya disebut pihak kedua Pihak pertama pada tahun 2012 ini, berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan, sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut, menjadi tanggung jawab pihak pertama. Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan, serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini, dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Jakarta, Januari 2012 Pihak Kedua, Pihak Pertama,
(Suswono) (Achmad Suryana)
FORMULIR PENETAPAN KINERJA TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I KEMENTERIAN/LEMBAGA
Unit Organisasi Eselon I : Badan Ketahanan Pangan Tahun Anggaran : 2012
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(0) (1) (2) (3)
1. Meningkatnya ketahanan pangan melalui pengembangan ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan
1. Penurunan penduduk rawan pangan per tahun
1%
2. Skor PPH Peningkatan Diversifikasi Pangan
89,8
3. Penurunan Konsumsi Beras per kapita tiap tahun
1,5%
4. Lembaga Distribusi dan Lumbung Pangan dalam Pengembangan Stabilisasi Pangan Pokok
1.265 Gap,
1.040 LP
Jumlah Anggaran : Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat : Rp. 695.250.000.000,00
Jakarta, Pebruari 2012 Menteri Pertanian, Kepala Badan Ketahanan Pangan, (Suswono) (Achmad Suryana)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Lampiran 2
Sasaran Strategis Target Penanggung Jawab
(1) (2) (3) (4)
1. Meningkatnya ketahanan pangan melalui 1. Penurunan penduduk rawan pangan per tahun 1% Pusat Ketersediaan Dan Kerawanan Panganpengembangan ketersediaan, distribusi,
konsumsi dan keamanan pangan
2. Skor PPH Peningkatan Diversifikasi Pangan 89,8 Pusat Penganekaragaman KonsumsiDan Keamanan Pangan
3. Penurunan Konsumsi Beras per kapita tiap tahun 1,5% Pusat Penganekaragaman KonsumsiDan Keamanan Pangan
4. Pengembangan Lembaga Distribusi 1.265 Gap Pusat Distribusi Dan Cadangan Pangan
Stabilisasi Pangan Pokok 1.040 LB
Indikator Kinerja
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2012