bkp - badan ketahanan panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/bahan 2020/pp... · bkp - badan...

102
SALINAN FRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2019 TENTANG KEAMANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPIJBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (2), Pasal 65 ayat (3), Pasal 7l ayat (3), Pasal 72 ayat (3), Pasal 75 ayat (2), Pasal 76 ayat (3), Pasal 77 ayat (4), Pasal 78 ayat (21, Pasal 79 ayal (3), Pasal 81 ayat (3), Pasal 83 ayat (3), Pasal 85 ayat (3), Persal 86 ayat (6), Pasal 87 ayat (3), Pasal 88 ayat (4), Pasal 94 ayaL (3), Pasal ll2, dan Pasal 131 ayat (21 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, tcntang Pangan perlu menetapkan Pcrai-uran Pemcrintah tentang Keamanan Pangan; Mengingat 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2Ol2 tcntang Pangan (Lcmbaran Ncgara Republik Indoncsia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoncsia Nomor 5360); MtrMUTUSKAN: McNetapKan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEAMANAN PANGAN. SK No 019457 A BAB I

Upload: others

Post on 08-Oct-2020

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

SALINAN

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 86 TAHUN 2019

TENTANG

KEAMANAN PANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPIJBLIK INDONESIA,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (2),Pasal 65 ayat (3), Pasal 7l ayat (3), Pasal 72 ayat (3), Pasal 75ayat (2), Pasal 76 ayat (3), Pasal 77 ayat (4), Pasal 78 ayat (21,Pasal 79 ayal (3), Pasal 81 ayat (3), Pasal 83 ayat (3), Pasal 85ayat (3), Persal 86 ayat (6), Pasal 87 ayat (3), Pasal 88 ayat (4),Pasal 94 ayaL (3), Pasal ll2, dan Pasal 131 ayat (21

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, tcntang Pangan perlumenetapkan Pcrai-uran Pemcrintah tentang KeamananPangan;

Mengingat 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2Ol2 tcntang Pangan(Lcmbaran Ncgara Republik Indoncsia Tahun 2012Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndoncsia Nomor 5360);

MtrMUTUSKAN:

McNetapKan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEAMANAN PANGAN.

SK No 019457 A

BAB I

Page 2: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

1

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

BAB I

KETtrNTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

Pangan adalah scgala sesuatu yang berasal dari sumberhayati produk pcrtanian, perkebunan, kehutanan,perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yangdiolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagaimakanan atau minuman bagi konsumsi manusia,termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan,dan bahan lainnya yang digunakan dalam prosespenyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makananatau minuman.

Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yangdiperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinancemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapatmengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatanmanusia serta tidak bertentangan dengan agama,keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga amanuntuk dikonsumsi.

Rantai Pangan adalah urutan tahapan dan operasi didalam prodriksi, pengolahan, distribusi, penyimpanan,dan penanganan suatu Pangan dan bahan bakunyamulai dari produksi hingga konsumsi, termasuk bahanyang berhubungan dengan Pangan hingga Pangan siapdikonsumsi.

Produksi Pangan adalah kegiatan atau prosesmenghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat,mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan f ataumengubah bentuk Pangan.

Penyimpanan Pangan adalah proses, cara, dan/ataukegiatan menyimpan Pangan, baik pada sarana Produksimar-tpun distribusi.

Pcngangkutan Pangan adalah setiap kegiatan atauscrangkaian kegiatan dalam rangka memindahkanPangan dari satu tempat- kc tempat lain dengan cara atausarana angkutan dalam rangka Produksi, Peredaran,dan I atau Pcrdagangan Pangan.

2

3

4

5

6

SK No 019458 A

7. Peredaran

Page 3: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

a-J-

7. Peredaran Pangan adalah setiap kegiatan atauserangkaian kegiatan dalam rangka penyaluran Pangankepada masyarakat, baik diperdagangkan maupun tidak.

8. Perdagangan Pangan adalah setiap kegiatan atauserangkaian kcgiatan dalam rangka penjualan dan/ataupembclian Pangan termasuk penawaran untuk menjualPangan dan kegiatan lain yang berkenaan denganpemindahtanganan Pangan dengan memperoleh imbalan.

9. Pangan Segar adaiah Pangan yang belum mengalamipengolahan yang dapat dikonsumsi langsung dan/atauyang dapat menjadi bahan baku pengolahan Pangan.

10. Pangan Olatran adalah makanan atau minuman hasilproscs dengan cara atau metode tertentu dengan atautanpa bahan tambahan.

11. Pangan Olahan Siap Saji adalah makanan dan/atauminuman yang sudah diolah dan siap untuk langsungdisajikan di tempat usaha atau di luar tempat usahaseperti Pangan yang disajikan di jasa boga, hotel,rcstoran, rumah makan, kafetaria, kantin, kaki lima,gerai makanan keliling (food tntck), dan penjaja makanankeliling atau usaha scjr:nis.

bahan yangmempengaruhi

13. Sertihkasi adalah rangkaian kegiatan penilaiankesesuaian yang berkaitan dengan pemberian jaminantertulis bahwa Pangan telah memenuhi standarKeamanan Pangan dan Mutu Pangan.

14. Impor Pangan adalah kegiatan memasukkan Pangan kedalam daerah pabean negara Republik Indonesia yangmeliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara diatasnya, tempat-tempat tertentu di zorta ekonomieksklusif, dan landas kontinen.

15. Sanitasi Pangan adalah upaya untuk menciptakan danmcmpertahankan kondisi Pangan yang sehat dan higienisyang bebas dari bahaya cemaran biologis, kimia, danbcnda Iain.

16. Pcrsyaratan Sanitasi adalah standar kebersihan dankcsehatan yang harus dipcnuhi untuk menjamin SanitasiPangan.

12. Bahan Tambahan Panganditambahkan ke dalam Pangansifat atau bcntuk Pangan.

adalahuntuk

SK No 019459 A

17. Iradiasi

Page 4: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-+-

17. Iradiasi Pangan adalah metode penanganan Pangan, baikdengan menggunakan zat radioaktif maupun akseleratoruntuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan,membebaskan Pangan dari jasad renik patogen, sertamencegah pertumbuhan tunas.

i8. Rekayasa Genetik Pangan adalah suatu proses yangmeiibatkan pemindahan gen (pcmbawa sifat) dari suatujcnis hayati kc jcnis hayati lain yang berbeda atau samauntuk mendapatkan jenis baru yang mampumenghasilkan produk Pangan yang lebih unggul.

19. Pangan Produk Rekayasa Gcnetik adalah Pangan yangdiproduksi atau yang menggunakan bahan baku, BahanTambahan Pangan, danf atau bahan lain yang dihasilkandari proses rekayasa genetik.

20. Cemaran Pangan adalah bahan yang tidak sengaja adadan/atau tidak dikehendaki dalam Pangan yang berasaldari lingkungan atau scbagai akibat proses di sepanjangRantai Pangan, baik bcrupa ccmaran biologis, cemarankimia logam berat, mikotoksin, zat radioaktif, dancemaran kimia lainnya, residu obat hewan dan pestisidamaupun benda lain yang dapat mengganggu, merugikan,dan membahayakan kcsehatan manusia.

21. Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan untukmewadahi dan latau membungkus Pangan, baik yangbersentuhan langsung dengan Pangan maupun tidak.

22. Zat Kontak Pangan adalah zat penyusun KemasanPangan yang dalam penggunaannya bersentuhanlangsung dengan Pangan.

23. Mutu Pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasarkriteria keamanan dan kandungan Gizi Pangan.

24. Grzi adalah zaL atau senyawa yang terdapat dalamPangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak,vitamin, mincral, serat, air, dan komponen lain yangbermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.

25. Setiap Orang adalah orang perscorangan atau korporasi,baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadanhukum.

26. Kepala Badan adalah kepala lembaga pemerintahnonkemcnterian yang mclaksanakan tugas pemerintahandi bidang pengawasan obat dan makanan.

SK No 019460 A

27. Komisi

Page 5: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

tr.

27. Komisi adalah Komisi Kcamanan Hayati Produk RekayasaGenctik sebagaimana dimaksud dalam peraturanperundang-undangan di bidang keamanan hayati produkrekayasa genetik.

28. Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan yang selanjutnyadisebut KLB Keracunan Pangan adalah suatu kejadianyang terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakitdengan gejala yang sama atau hampir sama setelahmengonsumsi Pangan, dan berdasarkan analisisepidemiologi, Pangan tersebut terbukti sebagai sumberkeracunan.

29. Kajian Risiko Keamanan Pangan adalah bagian analisisrisiko dalam bentuk kegiatan kajian ilmiah aspekKeamanan Pangan yang mencakup identifikasi bahaya,karakterisasi bahaya, kajian paparan, dan karakterisasirisiko.

30. Pelaku Usaha Pangan adalah Setiap Orang yang bergerakpada satu atau lcbih subsistem agribisnis Pangan, yaitupenyedia masukan produksi, proses produksi,pengolahan, pemasaran, perdagangan, dan penunjang.

31. Standar Nasional Indone sia yang selanjutnya disingkatSNI adalah standar yang ditetapkan oleh BadanStandardisasi Nasional dan berlaku di wilayah NegaraKcsatuan Rcpublik Indonesia.

32. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yangdigunakan untuk mcnyelenggarakan upaya pelayanankesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupunrehabiliratif yang dilakukan oleh Pemerintah pusat,pemerintah daerah, danf atau masyarakat.

33. Kedaruratan Kcamanan Pangan adalah suatu kondisiserius yang diakibatkan oleh risiko Keamanan panganyang berdampak terhadap kcsehatan masyarakat yangmemerlukan tindakan segera, baik disengaja maupuntidak.

Pasal 2

(1) Keamanan Pangan diselenggarakan melalui:a. Sanitasi Pangan;b. pengaturan tcrhadap Bahan Tambahan pangan;c. pcngaturan terhadap Pangan produk Rekayasa

Genetik;

SK No 019461 A

d. pengaturan

Page 6: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

d. pengaturan terhadap Iradiasi Pangan;e. penetapan standar Kemasan Pangan;f. pemberian jaminan Keamanan Pangan dan Mutu

Pangan; dang. jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan.

(2) Selain penyelenggaraan Keamanan Pangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Kcamanan Pangan dilakukanmelalui pengawasan, penanganan keiadian luar biasadan penanganan cepat terhadap Kedaruratan KeamananPangan, dan peran serta masyarakat.

BAB II-

PENYELENGGARAAN KEAMANAN PANGAN

Bagian KesatuSanitasi Pangan

Pasal 3

(1) Sanitasi Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2ayat (1) huruf a dilakukan agar Pangan aman untukdikonsumsi.

(2) Sanitasi Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dalam kegiatan atau proses Produksi Pangan,Penyimpanan Pangan, Pengangkutan Pangan, dan/atauPeredaran Pangan.

Pasal 4

(1) Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atauproses Produksi Pangan, Penyimpanan Pangan,Pengangkutan Pangan, dan/atau Peredaran Pangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) wajib:a. memenuhi Persyaratan Sanitasi; danb. menjamin Keamanan Pangan dan/atau keselamatan

manusia.

SK No 019462 A

(2) Persyaratan...

Page 7: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

(2) Persyaratan Sanitasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a paling sedikit berupa:a. penghindaran penggunaan bahan yang dapat

mcngancam Keamanan Pangan di sepanjang RantaiPangan;

b. pemenuhan persyaratan Cemaran Pangan;c. pengendalian proses di sepanjang Rantai Pangan;d. penerapan sistem ketertelusuran bahan; dane. pencegahan penurunan atau kehilangan kandungan

Gizi Pangan.

(3) Persyaratan Sanitasi sebagaimana dimaksud padaayaL (2) diatur dalam pedoman cara yang baik.

(41 Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman cara yang baiksebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalamperaturan menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang pertanian, menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkelautan dan pcrikanan, mentcri yang menyelenggarakanurusan pemcrintahan di bidang kesehatan, menteri yangmcnyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperindustrian, atau Kepala Badan sesuai dengankewenangannya.

Pasal 5

(1) Persyaratan Ccmaran Pangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayaL (2) huruf b ditetapkan oleh menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpcrtanian atau menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kclautan dan perikanan sesuaidengan kewenangannya dalam hal Pangan Segar.

(2) Persyaratan Ccmaran Pangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayaL (2) huruf b ditetapkan oleh KepalaBadan dalam hal Pangan Olahan.

(3) Dalam hal Pangan Olahan sebagaimana dimaksud padaayat (2) berupa Pangan Olahan Siap Saji, persyaratanCcmaran Pangan ditetapkan oleh menteri yangmcnyelenggarakan urusan pcmerintahan di bidangkesehatan.

(4) Persyaratan Cemaran Pangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkanberdasarkan Kajian Risiko Kcamanan Pangan.

SK No 019463 A

Pasal 6

Page 8: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-8-

Pasal 6

(1) Setiap Orang yang memproduksi dan latau mengedarkanperalatan yang digunakan untuk memproduksi Panganwajib memenuhi persyaratan keamanan dan mutuperalatan.

(2) Persyaratan keamanan dan mutu peralatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:a. menggunakan bahan yang tidak membahayakan

kesehatan; danb. Pangan yang dihasilkan memenuhi persyaratan

Keamanan Pangan dan Mutu Pangan.

(3) Ketentuan mengenai persyaratan keamanan dan mutuperalatan yang digunakan untuk memproduksi Pangansebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalamperaturan menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kesehatan.

(4) Peralatan yang digunakan untuk memproduksi Pangansebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasukperalatan yang digunakan untuk memproduksi Panganyang wajib memperoleh izin edar.

(5) Pengawasan terhadap penerapan persyaratan keamanandan mutu peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kesehatan, gubernur,atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya.

Bagian KeduaPengaturan Bahan Tambahan Pangan

Pasal 7

Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan untukdiedarkan dilarang menggunakan:a. Bahan Tambahan Pangan yang melampaui ambang batas

maksimal yang ditetapkan; dan/ataub. bahan yang dilarang digunakan sebagai Bahan Tambahan

Pangan.

SK No 019464 A

Pasal 8

Page 9: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-9-

Pasal 8

(1) Ambang batas maksimal Bahan Tambahan Panganscbagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a mencakupgolongan Bahan Tambahan Pangan, jenis BahanTambahan Pangan, kategori Pangan, spesifikasi, danbatas maksimal.

(2) Ambang batas maksimal sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan dengan memperhatikan fungsiteknologi dan risiko Keamanan Pangan pada setiapgolongan Bahan Tambahan Pangan dan kategori Pangan.

Pasal 9

(1) Golongan Bahan Tambahan Pangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)meliputi:a. antibuih (antifoaming agent);b. antikempal (aruticaking agerut);c. antioksidan (antioxidarfi);d. bahan pengkarbonasi (carbonating agent);e. garam pengemulsi (emulstfaing salt);f. gas untuk kemasan Qtackaging gas);g. humektan (Ltumectant);h. pelapis (glazing agent);i. pemanis (sueeteruer);j pcmbawa (carriefl;k. pcmbentuk gel (gelling agent);l. pembuih (foaming agent);m. pengatur keasarnan (acidity regulator);n. pengawet (preseruatiuel;o. pengembang (raising agent\;p. pcngemulsi (emulsifie4;q. pengental (thickener);r. pengeras (firming agent);s. penguat rasa (flauour enhancef;t. peningkat volume (bulking agent);u. pcnstabil (stabilizefl;v. perctensi warna (colour retention agent);w. pcrisa (flauounng);x. pcrlakuan tepung (f7our treatment agent);y. pe\^rarna (colout);z. propclan (ltropellant); danaa. sekuestran (sequestrant).

SK No 019465 A

(2) Golongan

Page 10: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-10-

(2) Golongan Bahan Tambahan Pangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) memuat jenis Bahan TambahanPangan.

(3) Dalam hal terdapat kajian ilmiah sesuai denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidangKeamanan Pangan, terhadap golongan Bahan TambahanPangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilakukan perubahan.

(4) Perubahan golongan Bahan Tambahan Pangansebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan denganPeraturan Kepala Badan setelah berkoordinasi dengankementerian/lembaga pemerintah nonkementerianterkait.

Pasal 10

(1) Golongan dan jenis Bahan Tambahan Pangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) tercantumdalam Lampiran I yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

(2) Perubahan jenis Bahan Tambahan Pangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan PeraturanKepala Badan.

Pasal 1 1

(1) Penggunaan Bahan Tambahan Pangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10 dilarang melebihibatas maksimal penggunaan dalam kategori Pangan.

(2) Ketentuan mengenai batas maksimal penggunaan dalamkategori Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan Peraturan Kepala Badan.

Pasal 12

Perubahan jenis Bahan Tambahan Pangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dan perubahan batasmaksimal penggunaan dalam kategori Pangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) harus mempertimbangkan:a. pcrsyaratan kesehatan berdasarkan bukti ilmiah yang

sahih; danb. kajian paparan Bahan Tambahan Pangan.

SK No 019466 A

Pasal 13

Page 11: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESTDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

Pasal 13

(1) Bahan Tambahan Pangan yang akan diproduksi,dimasukkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia, dan diedarkan wajib memiliki izin edar dariKepala Badan.

(2) Persyaratan untuk memperoleh izin edar dari KepalaBadan scbagaimana dimaksud pada ayat (1) palingsedikit meliputi:a. memenuhi standar dan persyaratan dalam Kodeks

Makanan Irrdonesia yang ditetapkan oleh menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan; dan

b. memiliki izin usaha industri sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Dalam hal tidak terdapat standar dan persyaratan dalamKodeks Makanan Indonesia sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf a, dapat mengacu pada standarinte rnasional.

(4) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata carapermohonan dan penerbitan izin edar diatur dalamPeraturan Kepala Badan.

Pasal 14

(1) Bahan yang dilarang digunakan sebagai BahanTambahan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7huruf b ditetapkan berdasarkan analisis risiko KeamananPangan.

(2) Analisis risiko Keamanan Pangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dengan mempertimbangkantingkat bahaya yang dapat ditimbulkan terhadapkeschatan atau jiwa manusia.

(3) Bahan yang dilarang digunakan sebagai BahanTambahan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)untuk Pangan Segar ditetapkan oleh menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpertanian atau menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kelautan dan perikanan sesuaidcngan kervcnangannya.

(4) Bahan yang dilarang digunakan sebagai BahanTambahan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)untuk Pangan Olahan ditctapkan oleh Kepala Badan.

SK No 019467 A

Bagian

Page 12: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLTK INDONESIA

,),2-

Bagian KetigaPengaturan Pangan Produk Rckayasa Genetik

Pasal l5

(1) Setiap Orang dilarang memproduksi Pangan ProdukRekayasa Genetik yang belum mendapatkan persetujuanKeamnnan Pangan sebelum diedarkan.

(2) Sctiap Orang dilarang mengedarkan Pangan ProdukRekayasa Genetik sebelum mendapatkan persetujuanKeamanan Pangan.

(3) Persetujuan Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetiksebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)ditetapkan oleh Kepala Badan setelah mendapatrckomendasi dari Komisi.

(4) Rckomendasi dari Komisi sebagaimana dimaksud padaayat (3) diberikan setelah dilaksanakan pengkajiankeamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik.

Pasal 16

(1) Pengkajian keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetiksebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) meliputi:a. metode Rekayasa Genetik Pangan yang digunakan

mengikuti proseCur baku yang secara ilmiah dapatdipertan ggungj awabkan ke sahihannya;

b. kandungan Grzi Pangan Produk Rekayasa Genetiksccara substansial harus sepadan dengan kandunganGizi Pangan yang bukan Pangan Produk RekayasaGenctik;

c. kandungan senyawa beracun, antigizi, dan penyebabalcrgi dalam Pangan Produk Rekayasa Genetik secarasubstansial harus sepadan dengan Pangan yangbukan Pangan Produk Rekayasa Genetik;

d. protein yang disandi gen yang dipindahkan tidakbersifat alcrgen; dan

e. cara pemusnahan yang digunakan bila terjadipcnyimpangan.

(2) Ketentuan mengenai pedoman pengkajian keamananPangan Produk Rekayasa Genetik sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Badan.

SK No 019468 A

Pasal 17

Page 13: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES !DENREPUBLIK INDONESIA

- 13 -

Pasal 17

(1) Pengkajian keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetiksebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (41

dilaksanakan berdasarkan permohonan tertulis yangdiajukan oleh pemohon kepada Kepala Badan.

(2) Permohonan tertulis sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus dilengkapi dengan dokumen pengkajiankeamanan Pangan Produk Rekayasa Genetiksebagaimana dimaksud dalam Pasal i6 ayat (1).

(3) Kcpala Badan menyampaikan permohonan kepadaKomisi untuk rnclakukan pengkajian dan memberikanrekomendasi kcamanan Pangan Produk RekayasaGenetik setelah menerima permohonan sebagaimanadimaksud pada ayat (1).

(4) Komisi menugaskan Tim Teknis Keamanan HayatiProduk Rekayasa Genetik Bidang Keamanan Panganuntuk melakukan pengkajian dan uji lanjutan jikadiperlukan setelah menerima permohonan Kepala Badansebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Dalam rangka pengkajian sebagaimana dimaksud padaayat (4) Tim Teknis Keamanan Hayati Produk RekayasaGcnetik Bidang Keamanan Pangan melakukanpemeriksaan terhadap:a. kelengkapan administrasi;b. dokumen pcngkajian keamanan Pangan Produk

Rckayasa Genetik sebagaimana dimaksud dalamPasal 16 ayat (1); dan

c. hasil pengujian kcamanan Pangan Produk RekayasaGcnetik yang dilakukan oleh institusi yangbcrkompeten.

(6) Hasit pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat (4)disampaikan oleh Tim Teknis Keamanan Hayati ProdukRekayasa Genetik Bidang Keamanan Pangan kepadaKomisi sebagai bahan penyusunan rekomendasiKeamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik.

Pasal i8

(1) Komisi menugaskan Balai Kliring Keamanan Hayatiuntuk mengumumkan ringkasan hasil pengkajiansebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (6) di tempatyang dapat diakses oleh masyarakat.

SK No 019469 A

(2) Selama

Page 14: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-\4-

(2) Selama jangka waktu pengumuman sebagaimanadimaksud pada ayat (1) masyarakat mempunyaikesempatan untuk memberikan tanggapan kepadaKomisi.

Pasal 19

(1) Komisi menyampaikan rekomendasi keamanan PanganProduk Rekayasa Genetik kepada Kepala Badanberdasarkan hasil pengkajian sebagaimana dimaksuddalam Pasal 77 ayat (6) dan tanggapan dari masyarakatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2).

(2) Kepala Badan menetapkan persetujuan keamananPangan Produk Rekayasa Genetik berdasarkanrekomendasi keamanan Pangan Produk RekayasaGenetik dari Komisi sebagaimana dimaksud padaayat (1).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperolehpersetujuan keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetikdiatur dengan Peraturan Kepala Badan.

Pasal 20

(1) Setiap Orang yang melakukan penelitian, pengembangan,dan pemanfaatan metode Rekayasa Genetik Pangandalam kegiatan atau proses Produksi Pangan wajibmencegah dan/atau menanggulangi dampak negatifkegiatannya pada kesehatan manusia dan lingkunganhidup.

(2) Pengujian Pangan Produk Rekayasa Genetik selamadalam proses penelitian, pengembangan, danpemanfaatan metode Rekayasa Genetik Pangan harusdiiakukan di laboratorium.

(3) Persyaratan dan prinsip penelitian, pengembangan, danpemanfaatan metode Rekayasa Genetik Pangandilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang penelitian,pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan danteknologi.

Pasal 21

Pangan Produk Rekayasa Genetik yang dihasilkan darikegiatan penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan metodeRekayasa Genetik Pangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 20 sebelum diedarkan harus memenuhi persyaratankeamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik.

SK No 019470 ABagian

Page 15: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONES!A

_15_

Bagian KcempatIradiasi Pangan

Pasal22

(1) Iradiasi Pangan dapat dilakukan dengan menggunakanzat r adroaktif maupun akselerator.

(2) Penggunaan zal radioaktif maupun akselerator untukIradiasi Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib dilakukan di fasilitas iradiasi yang telah memilikiizin pemanfaatan sumber radiasi pengion dari kepalalembaga pemerintah nonkementerian yang meiaksanakantugas di bidang pengawasan tenaga nuklir.

(3) Izin pemanfaatan sumber radiasi pengion sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diberikan setelah memenuhipersyaratan:a. kesehatan;b. teknik dan peralatan;c. konstruksi bangunan atau fasilitas;d. penanganan limbah dan penanggulangan bahaya zat

radioaktif;e. keselamatan kerja; danf. kelestarian lingkungan.

(4) Persyaratan dan tata cara permohonan dan pemberianizin pcmanfaatan sumber radiasi pengion sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 23

(1) Iradiasi Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22dapat dilakukan oleh Pelaku Usaha Pangan.

(2) Pelaku Llsaha Pangan yang melakukan Iradiasi Pangansebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhipersyaratan yang paling sedikit meliputi:a. sumber radiasi;b. dosis serap maksimum;c. jenis Pangan dan kemasan yang dapat diiradiasi;d. tujuan iradiasi;e. cara Iradiasi Pangan yang baik; danf. pelaporan dan pengawasan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemenuhan persyaratanIradiasi Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)diatur dengan Peraturan Kepala Badan.

SK No 0l94ll A

Bagian

Page 16: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

-16_

Bagian KelimaStandar Kemasan Pangan

Pasal 24

(1) Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan dalamkemasan wajib menggunakan bahan Kemasan Panganyang tidak n-rcmbahayakan kesehatan manusia.

(2) Bahan Kcmasan Pangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) yang bersentuhan langsung dengan Pangan wajibmenggunakan Zal Kontak Pangan yang aman danmemcnuhi persyaratan batas migrasi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengcnai Zat Kontak Pangansebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur denganPeraturan Kepala Badan.

Pasal 25

(1) Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan dalamkemasan untuk diedarkan, dilarang menggunakan bahanKemasan Pangan yang mengandwng Zat Kontak Panganyang dilarang yang dapat melepaskan cemaran yangmembahayakan kesehatan manusia.

(2) Ketentuan mengenai jenis Zat Kontak Pangan yangdilarang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Kepala Badan.

Pasal 26

(1) Setiap Orang dilarang membuka kemasan akhir panganuntuk dikcmas kembali dan dipcrdagangkan.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikecualikan terhadap Pangan yang pengadaannya dalamjumlah besar dan lazim dikemas kembali dalam jumlahkecil untuk diperrlagangkan.

Pasal 27

(1) Setiap Orang yang mengemas Pangan harus memenuhitata cara pcngemasan Pangan.

SK No 019472 A

(2) Tata cara .

Page 17: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-17-

(2) Tata cara pengemasan Pangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) paling sedikit harus memenuhi persyaratan:a. melindungi dan mempertahankan Mutu Pangan dari

pengaruh luar;b. tahan terhadap perlakukan selama pengolahan,

Pengangkutan Pangan, dan Peredaran Pangan;c. melindungi Pangan dari cemaran, mencegah

kerusakan, dan memungkinkan pclabelan yang baik;dan

d. bahan Kemasan Pangan harus disimpan danditangani pada kondisi higienis dan terpisah daribahan baku dan produk akhir.

Bagian KeenamPemberian Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan

Paragraf 1

Umum

Pasal 28

(1) Setiap Orang yang memproduksi dan memperdagangkanPangan wajib memenuhi standar Keamanan Pangan danMutu Pangan.

(2) Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasukPangan untuk tujuan hibah, bantuan, programpemerintaln, danf atau untuk keperluan penelitian.

(3) Standar Keamanan Pangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi ketcntuan mengenai:a. Sanitasi Pangan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 sampai dengan Pasal 6;b. Bahan Tambahan Pangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 14;c. Pangan Produk Rekayasa Genctik sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15 sampai dengan Pasal 21;d. Iradiasi Pangan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 22 sarnpai dengan Pasal 23;e. Kemasan Pangan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 24 sampai dengan Pasal 27; danf. penggunaan bahan lainnya.

(4) Standar Mutu Pangan sebagairnana dirnaksud padaayat (1) merupakan karakteristik dasar Mutu Pangansesuai dengan jenis Pangan dalam keadaan normal yangdidasarkan pada kriteria organoleptik, fisik, komposisi,dan/atau kandungan Gizi Pangan.

SK No 019473 A

Pasal 29

Page 18: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUEUK INDONESIA

- 18 -

Pasal 29

(1) Pemenuhan standar Keamanan Pangan dan MutuPangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28dilakukan melalui penerapan sistem jaminan KeamananPangan dan Mutu Pangan.

(2) Pcnerapan sistem jaminan Keamanan Pangan dan MutuPangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukansccara bertahap scsuai dengan jenis Pangan dan/atauskala usaha.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan sistemjaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan penerapansecara bertahap sebagaimana dimaksud pada ayat (2)diatur oleh menteri yang mcnyclenggarakan urusanpemerintahan di bidang pertanian, menteri yangmenye le nggarakan urusan pemerintahan di bidangkelautan dan perikanan, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kesehatan, menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperindustrian, atau Kepala Badan sesuai dengankewcnangannya.

Pasal 30

(1) Mentcri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan,menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang perindustrian, KepalaBadan, atau bupati/wa1i kota sesuai dengankewcnangannya dan/atau lembaga Sertifikasi yangterakreditasi oleh Pemerintah dapat memberikansertifikat jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan.

(2) Pcmberian sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan secara bertahap sesuai dengan jenis Pangandanlatau skala usaha.

SK No 019474 A

(3) Pemberian

Page 19: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_19_

(3) Pemberian sertifikat jaminan Keamanan Pangan danMutu Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan melalui Sertifikasi oleh menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpertanian, menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kelautan dan perikanan,mcnteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang perindustrian, KepalaBadan, atau bupati/wali kota sesuai dengankewenangannya atau dapat dilakukan oleh lembagaSertifikasi yang terakreditasi oleh Pemerintah.

(4) Dalam hal lembaga Sertifikasi yang terakreditasi olehPemerintah belum tersedia, menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpertanian, menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kelautan dan perikanan,menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang perindustrian, KepalaBadan, atau bupati/wali kota dapat menunjuk lembagaSertifikasi sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 3 1

(1) Setiap Orang yang memproduksi Pangan denganmenggunakan bahan lainnya sebagaimana dimaksuddalam Pasal 28 ayat (3) huruf f untuk diedarkan wajibmenggunakan bahan lainnya yang diizinkan.

(2) Bahan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat berupa bahan penolong.

(3) Jenis, golongan atau fungsi, dan/atau batas maksimalbahan penolong sebagaimana dimaksud pada ayat (2)untuk Pangan ditetapkan oleh Kepala Badan.

(4) Penetapan jenis dan batas maksimal bahan penolongsebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukanberdasarkan Kajian Risiko Keamanan Pangan.

SK No 019475 A

Pasal 32

Page 20: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-20-

Pasal 32

(1) Standar Mutu Pangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 2E ayat (4) dapat ditetapkan melalui penyusunanSNI oleh mcntcri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang pertanian, menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkelautan dan perikanan, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kehutanan, menteri yangmcnyelcnggarakan urusan pemerintahan di bidangperindustrian, menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kesehatan, atau Kepala Badanscsuai dengan kcwcnangannya.

(2) Dalam hal Pangan mempunyai tingkat risiko KeamananPangan yang tinggi, selain standar Mutu Pangansebagaimana dimaksud pada ayat (1), menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpertanian, mentcri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kelautan dan perikanan, atauKepala Badan scsuai dengan kewenangannyamenetapkan ketentuan Mutu Pangan di luar SNI.

Paragraf 2Pendaftaran Sarana Produksi

Pasal 33

(1) Setiap Orang yang memproduksi Pangandiedarkan harus melakukan pendaftaranproduksi.

(2) Pendaftaran sarana produksi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dikccualikan bagi petani, peternak, nelayan,dan Pelaku Usaha Pangan tertentu yang ditetapkanbcrdasarkan Kajian Risiko Keamanan Pangan.

(3) Tata cara pendaftaran sarana produksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan pengecualian sebagaimanadimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpertanian, menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang keiautan dan perikanan, menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperindustrian, Kepalzr Badan, atau bupati/wali kotasesuai dengan kcwcnangannya.

untuksarana

SK No 019476 A

Paragraf3...

Page 21: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-21 -

Paragraf 3Pemberian lzin Edar Pangan Olahan

Pasal 34

(1) Setiap Pangan Olahan yang diproduksi di dalam negeriatau yang diimpor untuk diperdagangkan dalamkemasan eccran sebelum diedarkan wajib memiliki izincdar, kecuali Pangan Olahan tertentu yang diproduksioleh industri rumah tangga.

(2) lzin edar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diterbitkan oleh Kepala Badan berdasarkan hasilpcnilaian Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan GrzrPangan Olahan.

(3) Ketentuan lcbih lanjut mengenai tata cara pemberian izinedar untuk Pangan Olahan sebagaimana dimaksud padaayat (2) diatur dengan Peraturan Kepala Badan.

Pasal 35

(1) Pangan Olahan tertentu yang diproduksi oleh industrirumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34ayat (1) wajib memiliki rzin produksi Pangan Olahanindustri rumah tangga.

(2) Izin produksi Pangan Olahan yang diproduksi olehindustri rumah tangga sebagaimana dimaksud padaayat (1) diberikan dalam bentuk sertifikat produksiPangan Olahan industri rumah tangga yang diterbitkanoleh bupati/wali kota.

(3) Pcnerbitan sertifikat sebagaimana dimaksud padaayal (2) harus memenuhi persyaratan yang meliputi:a. jenis Pangan;b. tata cara penilaian; danc. tata cara pemberian izin produksi.

(4) Penerbitan sertifikat produksi Pangan Olahan industrirumah tangga dilaksanakan dengan mengacu padapedoman sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undarngan.

SK No 019477 A

Pasal 36

Page 22: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESTA

-22-

Pasal 36

Kewajiban rnemiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalamPasal 34 dan kewajiban memiliki izin produksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 35 dikecualikan terhadap PanganOiahan yang:a. memiliki umur simpan kurang darr 7 (tujuh) hari;b. digunakan lebih lanjut sebagai bahan baku Pangan dan

tidak dijual secara langsung kcpada konsumcn akhir; danc. dimasukkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Repubiik

Indonesia dalam jumlah terbatas untuk keperluan:1. permohonan surat persetujuan pendaftaran;2. penelitian; atau3. konsumsi sendiri.

Pasal 37

(1) Setiap Orang yang memproduksi Pangan Olahan SiapSaji untuk diperdagangkan harus menggunakan saranaproduksi yang memiliki sertifikat untuk menjaminKeamanan Pangan dan Mutu Pangan.

(2) Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diterbitkan oleh bupati/wali kota.

(3) Dalam hal sarana produksi Pangan Olahan Siap Sajiberada di wilayah pclabuhan, bandar udara, atau pospemeriksaan lintas batas, sertifikat sebagaimanadimaksud pada ayaL (1) diterbitkan oleh menteri yangmenyelenggarakan urusan peme rintahan di bidangkesehatan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberiansertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdalam peraturan menteri yang menyelenggarakan urusanpcmerintahan di bidang kesehatan.

Paragraf 4Pemberian Nomor Registrasi untuk Pangan Segar Asal Hewan dan

Pemberian Nomor Pendaftaran untuk Pangan scgar Asal Tumbuhan

Pasal 38

(1) Setiap Pangan Scgar asal hewan yang diedarkan diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yangdiproduksi di dalam negeri atau yang diimpor untukdiperdagangkan dalam kemasan berlabel wajib memilikinomor registrasi.

(2) Setiap...

SK No 019418 A

Page 23: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES!DENREPUBLIK INDONESIA

-23-

(2) Setiap Pangan Segar asal tumbuhan yang diedarkan diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yangdiproduksi di dalam negeri atau diimpor untukdiperdagangkan dalam kemasan berlabel wajib memilikinomor pendaftaran.

(3) Nomor registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan nomor pcndaftaran sebagaimana dimaksud padaayat (2) diterbitkan oleh mentcri yang menyelenggarakanurusan pcmerintahan di bidang pertanian, gubernur,atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya.

(4) Persyaratan dan tata cara penerbitan nomor registrasidan nomor pendaftaran dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 5Pemberian Sertifikat untuk Pangan Segar Asal Ikan

Pasal 39

(1) Setiap Pangan Segar asal ikan yang diedarkan di wilayahNcgara Kcsatuan Rcpublik Indonesia yang diproduksi didalam negcri atau diimpor untuk diperdagangkan dalamkemasan berlabel wajib memiliki sertifikat kelayakanpengolahan, sertifikat penerapan program manajemenmutu tcrpadu, dan sertifikat kesehatan produkpengolahan ikan.

(2) Sertifikat scbagaimana dimaksud pada ayat (1)

diterbitkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kelautan dan perikanan denganmelibatkan pemerintah daerah.

(3) Persyaratan dan tata cara penerbitan sertifikatsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakansesueri dengan ketentuan pcraturan perundang-undangan.

Paragraf 6Penguj ian Laboratorium

Pasal 40

(1) Pengujian laboratorium mcrupakan persyaratan dalamrangka:a. pcmberian sertifikat jaminan Keamanan Pangan dan

Mutu Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30;

SK No 019479 A

b. pendaftaran

Page 24: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

b. pendaftaran sarana produksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 33;

c. pemberian tzin edar Pangan Olahan sebagaimanadimaksud dalam Pasai 34;

d. pemberian sertifikat produksi Pangan Olahan industrinrmah tangga sebagairnana dimaksud dalamPasal 35;

e. penerbitan nomor registrasi dan nomor pendaftaransebagaimana dimaksud dalam Pasal 38; dan

f. penerbitan sertifikat untuk pangan segar asal Ikansebagaimana dimaksud dalam Pasal 39.

(2) Pengujian laboratorium sebagaimana dimaksud padaayat (1) paling sedikit meliputi:a. jenis Pangan;b. parameter uji; danc. metode pengujian.

(3) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian atau mcntcri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikananberwenang rncnctapkan persyaratan Keamanan Pangandan mutu Pangan Segar yang harus diuji secaralaboratoris sebclum diedarkan.

(4) Kepala Badan menetapkan persyaratan KeamananPangan dan Mutu Pangan Olahan yang harus diuji secaralaboratoris scbelum diedarkan.

(5) Dalam hal Pangan Olahan bcrupa Pangan Olahan SiapSaji, menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kesehatan menetapkanpersyaratan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan OlahanSiap Saji yang harus diuji sccara laboratoris.

(6) Penetapan persyaratan pengujian laboratoriumsebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), danayat (5) dilakukan secara bertahap berdasarkan KajianRisiko Keamanan Pangan.

(7) Pengujian laboratorium sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2) dilakukan di laboratorium yangditunjuk olch dan/atau yang telah memperoleh akreditasidari mcnteri yang mcnyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang pertanian, menteri yangrnenyelenggarakan uru.san pemerintahan di bidangkelautan dan perikanan, menteri yang menyelenggarakanurusan pemcrintahan di bidang kesehatan, atau KepalaBadan.

SK No 019480 A

Paragraf 7

Page 25: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

(1)

(2)

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-25-

Paragraf 7Pangan Tcrccmar

Pasal 4 1

Setiap Orang dilarang mengedarkan Pangan tercemar.

Pangan tcrcemar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bcrupa Pangan yang:a. mengandung bahan beracun, berbahaya, atau yang

dapat membahayakan kesehatan atau jiwa manusia;b. mengandung cemaran yang melampaui ambang batas

maksimal yang ditetapkan;c. mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam

kcgiatan atau proscs Produksi Pangan;d. mengandung bahan yang kotor, busuk, tengik,

terurai, atau mengandung bahan nabati atau hewaniyang berpenyakit atau berasal dari bangkai;

e. diproduksi dcngan cara yang dilarang; danlatauf. sudah kedaluwarsa.

Paragraf 8Impor Pangan

Pasal42

(1) lmpor Pangan yang dilakukan untuk memenuhikcbutuhan konsumsi dalam negeri wajib memenuhi:a. standar Keamanan Pangan dan Mutu Pangan; danb. tidak bertcntangan dengan agama, keyakinan, dan

budaya masyarakat.

(2) Pemenuhan standar Keamanan Pangan dan MutuPangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 28 ayal (3) dan ayat (4).

(3) Ketentuan mengenai pemenuhan persyaratan yang tidakbertentangan dcngan agama, keyakinan, dan budayamasyarakat scbagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 43

Setiap Orang yang mengimpor Pangan untuk diperdagangkanwajib memcnuhi standar Kcamanan Pangan dan Mutu Pangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayaL (3) dan ayat (4).

SK No 019481 A

Pasal 44

Page 26: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-26-

Pasal 44

(1) Impor Pangan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 42dan Pasal 43 wajib mendapatkan persetujuan impor.

(2) Persetujuan impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan setelah memenuhi persyaratan yang meliputi:a. Pangan telah diuji, diperiksa, danf atau dinyatakan

memcnuhi persyaratan Keamanan Pangan dan MutuPangan oleh pihak yang berwenang di Indonesia sertatidak bcrtentangan dengan agama, keyakinan, danbudaya masyarakat; atau

b. Pangan telah diuji, diperiksa, danfatau dinyatakanmemcnuhi perslraratan Keamanan Pangan dan MutuPangan oleh pihak yang berwenang di negara asalyang telah menjalin kesepakatan saling pengakuandengan pihak yang berwenang di Indonesia sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Pangan yang berdasarkan kajian diduga dapatmenimbulkan risiko keschatan, persetujuan imporPangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanyadapat diberikan setelah dilakukan pengujianlaboratorium olch pihak yang berwenang di Indonesia.

(4) Dalam hal Pangan impor tidak mendapat atau tidakmemiliki persetujuan impor, Pelaku Usaha Pangan wajibmemusnahkan atau mengeluarkan Pangan dari wilayahNegara Kcsatuan Rcpublik Indonesia.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperolehpersetujuan impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan penanganan Pangan yang tidak mendapat atau tidakmemiliki persetujuan impor sebagaimana dimaksud padaayat (4) diatur dengan peraturan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpertanian, mcnteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kelautan dan perikanan, menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperdagangan, atau Kepala Badan sesuai dengankewenangannya.

Pasal 45

Persetujuan impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44ayat (1) juga berlaku untuk impor di wilayah kawasanperdagangan bebas dan pelabuhan bebas serta kawasanberikat.

SK No 019482 A

Bagian .

Page 27: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

Bagian KetujuhJaminan Produk Halal Bagi yang Dipersyaratkan

Pasal 46

(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukanpengawasan terhadap penerapan sistem jaminan produkhalal bagi yang dipersyaratkan terhadap Pangan.

(2) Pencrapan sistem jaminan produk halal bagi yangdipersyaratkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanpcrundang-undangan.

BAB III

PENGAWASAN

Bagian KesatuUmum

Pasal 47

(1) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratanKeamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan untukPangan Segar dilaksanakan oleh menteri yangmenyclenggarakan urusan pemerintahan di bidangpertanian, menteri yang menyelenggarakan urusanpemcrintahan di bidang kelautan dan perikanan,gubernur, dan/atau bupati/wali kota sesuai dengankewenangannya.

(2) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratanKcamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan untukPangan Olahan dilaksanakan oleh Kepala Badan danmenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang perindustrian sesuai dengan kewenangannya.

(3) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratanKeamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan untukPangan Olahan industri rumah tangga dilaksanakan olehKcpala Badan danlatau bupati/wali kota secara sendiriatau bersama-sama.

(4) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratanKeamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan untukPangan Olahan Siap Saji dilaksanakan oleh menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkesehatan, Kepala Badan, atau bupati/wali kota sesuaidengan kewenangannya.

SK No 019483 APasal 48

Page 28: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-28-

Pasal 48

Dalam rangka penerapan SNI. spesifikasi teknis, danlataupedoman tata cara secara wajib, menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperindustrian, menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang pertanian, menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautandan perikanan, atau Kepala Badan sesuai dengankewenangannya melakukan pengawasan penerapan danpemberlakuan SNI sesuai dengan ketentuan peraturanperundangan-undangan.

Pasal 49

(1) Pengawasan tcrhadap Kemasan Pangan dilakukan olehmenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang perindustrian, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang perdagangan, atauKepala Badan sesuai dengan kewenangannya.

(2) Dalam hal tertentu, pengawasan terhadap KemasanPangan ditindaklanjuti melalui koordinasi menteri yangmcnyelcnggarakan urusan pemerintahan di bidangperindustrian, menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perdagangan, Kepala Badan, danbupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 50

Dalam rangka penguatan pengawasan terhadap KeamananPangan, Mutu Pangan, dan Gtzi Pangan, Kepala Badanmengoordinasikan kegiatan:a. Kajian Risiko Keamanan Pangan;b. manajemcn risiko Keamanan Pangan; danc. komunikasi risiko Keamanan Pangan.

Bagian KeduaPelaksanaan Pengawasan

Pasal 51

(1) Pelaksanaan penga\ /asan sebagaimana dimaksud dalamPasal 47 diselenggarakan secara berkala, intensif dalamwaktu tcrtentu, dan dalam hal adanya dugaanpclanggaran.

SK No 019484 A(2) Peiaksanaan

Page 29: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-29-

(2\ Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan melalui pemeriksaan terhadapkegiatan atau proses Produksi, Penyimpanan,Pengangkutan, dan I atau Perdagangan Pangan.

(3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan dengan:a. memasuki setiap tempat yang diduga digunakan

dalam kegiatan atau proses Produksi, Penyimpanan,Pcngangkutan, danlatau Perdagangan Pangan untukmcmeriksa, meneliti, dan mcngambil contoh Pangandan segala scsuatu yang diduga digunakan dalamkegiatan Produksi, Penyimpanan, Pengangkutan,dan I atau Perdagangan Pangan;

b. menghentikan, memeriksa, dan mencegah setiapsarana angkutan yang diduga atau patut didugadigunakan dalam Pengangkutan Pangan sertamengambil dan memeriksa contoh Pangan;

c. membuka dan meneliti setiap Kemasan Pangan;d. memeriksa setiap buku, dokumen, atau catatan lain

yang diduga memuat keterangan mengenai kegiatanProduksi, Penyimpanan, Pengangkutan, danlatauPerdagangan Pangan, termasuk menggandakan ataumcngutip keterangan;

e. mcmerintahkan untuk memperlihatkan tzin usahadanlatau dokumen lain yang sejenis; danlatau

f. melakukan pengujian.

Pasal 52

(1) Dalam hal adanya dugaan pelanggaran persyaratanKeamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan disetiap Rantai Pangan, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang pertanian, menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkelautan dan perikanan, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kesehatan, KepalaBadan, atau bupati/wali kota sesuai dengankewenangannya dapat:a. menghentikan kegiatan atau proses Produksi;b. menghentikan kegiatan distribusi; dan/atauc. melakukan pengamanan Pangan.

SK No 019485 A

(2) Dugaan

Page 30: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-30-

(2) Dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud padaayat (1) melipuli:a. tidak memenuhi Persyaratan Sanitasi;b. tidak menjamin Keamanan Pangan dan/atau

keselamatan manusia;c. penggunaan peralatan yang tidak memenuhi

persyaratan mutu dan keamanan;d. penggunaan Bahan Tambahan Pangan yang

mclampaui ambang batas maksimal yang ditetapkandan/atau yang tidak sesuai dengan peruntukannya;

e. penggunaan bahan yang dilarang digunakan sebagaiBahan Tambahan Pangan;

f. mcmproduksi, menggunakan, danlatau mengedarkanPangan Produk Rekayasa Genetik yang belummendapatkan persetujuan Keamanan Pangan;

g. melakukan kegiatan Iradiasi Pangan di fasilitasiradiasi yang belum memiliki tzin pemanfaatansumber radiasi pengion;

h. tidak memenuhi persyaratan Iradiasi Pangan;i. pe nggunaan bahan Kemasan Pangan dan bahan

Kemasan Pangan yang mengandung Zat KontakPangan yang membahayakan kesehatan manusia;

j penggunaan ZaL Kontak Pangan yang belumditetapkan dan tidak memenuhi persyaratan batasmigrasi untuk bahan Kemasan Pangan yangberscntuhan langsung dengan Pangan;

k. membuka kemasan akhir Pangan untuk dikemaskcmbali dan diperdagangkan, kecuali terhadapPangan yang pengadaannya dalam jumlah besar danlazirn dikcmas kembali dalam jumlah kecil untukdiperdagangkan;

1. pcnggunaan bahan lainnya yang tidak diizinkan;m. pengedaran Pangan tercemar;n. tidak memenuhi persyaratan Keamanan Pangan,

Mutu Pangan, dan Gizi Pangan, serta bertentangandcngan agama, keyakinan, dan budaya masyarakatuntuk Pangan impor;

o. tidak mcmiliki rzin edar; danlataup. tidak memiliki sertifikat kelayakan pengolahan,

sertifikat penerapan program manajemen mututerpadu, dan sertifikat kesehatan produk pengolahanikan untuk Pangan Segar asal ikan.

SK No 019486 A

(3) Dugaan

Page 31: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 31 -

(3) Dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud padaayal (2\ harus didukung dengan hasil pemeriksaan atauhasil pengujian dari laboratorium yang ditunjuk olehmenteri yang rnenyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan,mentcri l/ang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan, Kepala Badan, atau bupati/wali kotasesuai dcngan kcwenangannya, dan/atau yang telahmempcroleh akreditzrsi dari Pemcrintah Pusat.

Pasai 53

(1) Pelaksanaan pengawasan untuk Pangan Olahansebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) danPangan Olahan industri rumah tangga sebagaimanadimaksud dalam Pasal 47 ayat (3) dilakukan olehpengawas Pangan.

(2) Pelaksanaan pengawasan untuk Pangan Olahan Siap Sajisebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (4)

dilakukan oleh pengawas Pangan danlatau sanitarian.

(3) Pengawas Pangan scbagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2) harus memiliki kompetensi di bidangKeamanan Pangan yang mencakup Sanitasi Pangan,Cemaran Pangan, Bahan Tambahan Pangan, bahan yangdilarang scbagai Bahan Tambahan Pangan, dan KemasanPangan.

(4) Sanitarian scbagaimana dimaksud pada ayat (2) harusmemiliki kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang tenaga kesehatan.

(5) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib dilengkapidengan surat pcrintah pengawasan dan/ataupemeriksaan serta tanda pengcnal.

(6) Dalam hal pengawasan tidak dilengkapi dengan suratperintah pcngawasan danf atau pemeriksaan serta tandapengenal, Pelaku Usaha Pangarr dapat menolak untukdilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalamPasal 51 ayat (3).

SK No 019487 A

(7) Dalam. . .

Page 32: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-32-

(7\ Dalam hal penga\^/asan Keamanan Pangan Olahanindustri rumah tangga dan Pangan Olahan Siap Saji,bupati/wali kota mengembangkan sistem pengawasanKeamanan Pangan dan sumbcr daya di daerah sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 54

(1) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalamPasal 47 ayat (1) untuk Pangan Segar dilakukan olehpengawas Pangan yang ditunjuk oleh menteri yangmenyelcnggarakan urusan pemerintahan di bidangpertanian, menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kelautan dan perikanan,gubernur, atau bupati/wali kota.

(2) Pengawas Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

hanrs memiliki kompetensi pengawas keamanan PanganSegar.

(3) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan oleh Pengawas Mutu Hasil Pertanian,Inspektur Mutu, Pembina Mutu, dan PengawasKeamanan Pangan Segar yang memiliki kompetensi dibidang Keamanan Pangan.

(4) Pengawas Pangan dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilengkapidengan suraL perintah pengawasan dan/ataupemeriksaan scrta tanda pengenal.

(5) Dalam hal pengawas Pangan tidak dilengkapi dengansurat perintah pengawasan dan/atau pemeriksaan sertatanda pengcnal, Pelaku Usaha Pangan dapat menolakuntuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 51 ayat (3).

(6) Gubernur atau bupati/wali kota dalam melaksanakanpengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mengembangkan sistem pengawasan Keamanan Pangandan sumber daya di daerah sesuai dengan ketentuanpcraturan pcrundang-undangan.

Pasal 55

(1) Persyaratan kompetcnsi pengawas Pangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 53ditctapkan oleh Kepala Badan.

Olahanayat (3)

SK No 019488 A

(2) Persyaratan

Page 33: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-33-

(21 Persyaratan kompetensi pengawas Keamanan PanganSegar sebagaimana dinraksud dalam Pasal 54 ayat (2)

ditetapkan olch menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang pertanian atau menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkelautan dan perikanan sesuai dengan kewenangannya.

(3) Mcnteri yang mcnyelcnggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian, mcnteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan,menteri yang mcnyelcnggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan, Kcpaia Badan, atau bupati/wali kotasesuai dengan kewenangannya melakukan pembinaanterhadap pengawas Pangan secara terpadu danberkelanjutan.

Pasal 56

Dalam rangka melaksanakan pengawasan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 53 ayat (7) dan Pasal 54 ayat (6),bupati/wali kota wajib mcmpunyai unit yang bertanggungjawab dalam pengawasan dcngan mendayagunakan sumberdaya di daerah.

Pasal 57

(1) Menteri yang mcnyclenggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian, menteri yang menyelenggarakanurusan pemcrintahan di bidang kelautan dan perikanan,mcnteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan, Kepala Badan, gubernur, dan/ataubupati/u'ali kota scsuai dengan kewenangannya dapatmengumumkan hasil pengawasan produk Panganmclalui media massa.

(2) Sebelum pengumuman hasil pengawasan produk Panganmelalui media massa sebagaimana dimaksud padaayat (1), mcntcri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang pertanian, menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkclautan dan perikanan, menteri yang menyelenggarakanurlrsan pemerintahan di bidang kcsehatan, KepalaBadan, gubernur, danf atau bupati/wali kota sesuaidengan kewenangannya melakukan koordinasi terlebihdahulu dengan kcmenterian/lembaga pemerintahnonkementerian tcrkait.

SK No 019489 A

Pasal 58

Page 34: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-34-

Pasal 58

(1) Dalam rangka pengawasan terhadap Keamanan Pangan,Mutu Pangan, dan Gizi Pangan dilaksanakan surveilanKeamanan Pangan.

(21 Surveilan Keamanan Pangan sebagaimana dimaksudpada ayat (i) dilaksanakan berdasarkan profil risiko.

(3) Hasil pclaksanaan surveilan Keamanan Pangansebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagaidasar dalam penyusunan kebijakan Keamanan Pangan.

(4) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian, mentcri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan,menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang keschatan, atau Kepala Badan sesuai dengankewenangannya menyusun norma, standar, prosedur,dan kriteria terkait surveilan Keamanan Pangan.

BAB IV

SANKSI ADMINiSTRATIF

Pasal 59

(1) Setiap Orang yang meianggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), Pasal 6 ayat (1),Pasal 7, Pasal 13 ayat (1), Pasal 14 ayat (1), Pasal 15ayat (1) dan ayat (2), Pasal 22 ayat (2), Pasal 23 ayat (2),Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 25 ayat (1), Pasal 26ayat (1), Pasal 28 ayat (1), Pasal 31 ayat (1), Pasal 38ayat (1) dan ayat (2), Pasal 39 ayat (1), Pasal 41 ayat (1),Pasal 42 ayat (1), Pasal 43, dan/atau Pasal 44 ayat (l)dikenai sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud padaayat (1) berupa:a. denda;b. penghentian sementara dari kegiatan, Produksi

Pangan, dan/atau Peredaran Pangan;c. pcnarikan Pangan dari Peredaran Pangan oleh

produsen;d. ganti rugi; danlataue. pencabutart rzin.

(3) Ketentuan mcngenai ganti rugi dilaksanakan sesuaidengan ketentuan peraturan pcrundang-undangan.

SK No 019490 A

Pasal 6O

Page 35: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-35-

Pasal 60

(1) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksuddalam Pasal 59 dilaksanakan:a. bertahap;b. tidak bertahap; danlatauc. kumulatif.

(21 Pengcnaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan olch menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang pertanian, menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkelautan dan perikanan, menteri yang menyelenggarakanurusan pemcrinLahan di bidang perindustrian, KepalaBadan, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengankewcnangannya.

Pasal 61

(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaks,-rC dalam Pasal 4 ayat (1) dan/atau Pasal 6ayat (1) untuk pcrtama kali dikenai peringatan tertulis.

(2) Dalam hal peringatan tertulis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diabaikan, dikenai sanksi administratifberupa denda.

(3) Dalam hal dcnda sebagaimana dimaksud pada ayat (2\

diabaikan, dikenai sanksi administratif berupapenghentian sementara dari kegiatan, Produksi Pangan,dan I atau Peredaran Pangan.

(4) Dalam hal penghentian sementara dari kegiatan,Produksi Pangan, danlatau Peredaran Pangansebagaimana dimaksud pada ayat (3) diabaikan, dikenaisanksi administratif berupa penarikan Pangan dariPeredaran Pangan olch produsen.

(5) Dalam hal pcnarikan Pangan dari Peredaran Pangan olehprodusen sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

diabaikan, dikcnai sanksi administratif berupapencabutan tzin.

Pasal 62

(1) Setiap Orang yang mclanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 6 ayat (1)

untuk kcdua kaii, dikcnai sanksi administratif secarabertahap yang meliputi:

a.penghentian...

SK No 019491 A

Page 36: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-36-

a. penghentian sementara dari kegiatan, ProduksiPangan, dan/atau Peredaran Pangan;

b. dalam hal penghentian sementara sebagaimanadimaksud dalam huruf a diabaikan, dikenai sanksiadministratif berupa penarikan Pangan dariPeredaran Pangan oleh produsen; dan

c. dalam hal penarikan Pangan dari Peredaran Panganoleh produsen scbagaimana dimaksud dalam huruf bdiabaikan, dikenai sanksi administratif berupapencabutan rzin.

(2) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 6 ayat (1)untuk kctiga kali, dikenai sanksi administratif berupa:a. denda dan disertai dengan perintah untuk penarikan

Pangan dari Peredaran Pangan; danb. pencabutan tzin.

(3) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 6 ayat (1)lebih dari tiga kali, dikenai sanksi administratif berupapencabutan rzin.

Pasal 63

(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 huruf a, Pasal 14 ayat (1),Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 25 ayat (1), Pasal 28ayat (1), Pasal 31 ayat (1), Pasal 41 ayat (2) huruf b,Pasal 42 ayat (1), Pasal 43, dan/atau Pasal 44 ayat (l)untuk pertama kali dikenai peringatan tertulis.

(2) Dalam hal peringatan tertulis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diabaikan, dikenai sanksi administratifberupa penarikan Pangan dari Peredaran Pangan olehprodusen.

(3) Daiam hal pcnarikan Pangan dari Peredaran Pangan olehprodusen sebagaimana dimaksud pada ayat (2)diabaikan, dikenai sanksi administratif berupa denda.

(4) Dalam hal denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3)diabaikan, dikcnai sanksi administratif berupapencabutan rzin.

SK No 019492 A

Pasal 64

Page 37: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-37 -

Pasal 64

(i) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 huruf a, Pasal 14 ayat (1),Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 25 ayat (1), Pasal 28ayat (1), Pasal 31 ayat (1), Pasal 41 ayat (2) huruf b,Pasal 42 ayaL (1), Pasal 43, danlatau Pasal 44 ayat (l)untuk kedua kali dikenai sanksi administratif secarabertahap berupa penghcntian sementara dari kegiatan,Produksi Pangan, darr/atau Peredaran Pangan.

(2) Dalam hal penghentian sementara sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diabaikan, dikenai sanksiadministratif berupa pencabutan izin.

(3) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 huruf a, Pasal 14 ayat (1),Pasal 24 ayal (1) dan ayat (2), Pasal 25 ayal (1), Pasal 28ayat (1), Pasal 31 ayat (1), Pasal 41 ayat (2) huruf b,Pasal 42 ayat (1), Pasal 43, danlatau Pasal 44 ayat (l)untuk ketiga kali dikenai sanksi administratif berupapencabutan rzin.

Pasal 65

(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 huruf b, Pasal 13 ayat (1),Pasal 15 ayat (1) dan ayat \2), Pasal 22 ayat (2), Pasal 23ayat (2), Pasal 26 ayat (1), dan/atau Pasai 41 ayat (2)

huruf a, huruf c, huruf d, dan/atau huruf e untukpcrtama kali dikenai sanksi administratif secara bertahapberupa denda, penghentian sementara dari kegiatan,Produksi Pangan, Peredaran Pangan, danf atau penarikanPangan dari Percdaran Pangan oleh prodLrsen.

(2) Dalam hal sanksi administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diabaikan, dikenai sanksi administratifberupa pcncabut an rzin.

(3) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 huruf b, Pasal 13 ayat (1),Pasal 15 ayat (1) dan ayat(2\, Pasal 22 ayaL (2), Pasal 23ayal (2), Pasal 26 ayal (1), dan/atau Pasal 41 ayaL (2)hurl f a, hurr.rf c, humf d, dan/atau huruf e urrtuk keduakali dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin.

SK No 019493 A

Pasal 66

Page 38: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-38-

Pasal 66(1) Setiap Orang yang mclanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4l ayaL (2) huruf f untuk pertamakali dikenai peringatan tertulis.

(2) Dalam hal peringatan tcrtulis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diabaikan, dikenai sanksi administratifberupa penarikan Pangan dari Peredaran Pangan olehprodusen.

(3) Dalam hal penarikan Pangan dari Peredaran Pangan olehprodusen sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diabaikan, dikcnai sanksi administratif berupapencabutan rzin.

Pasal 67

(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4l ayat (2) huruf f untuk keduakali dikenai sanksi administratif secara kumulatif berupadenda, perintah penarikan Pangan dari PeredaranPangan oleh produsen, dan penghentian sementara darikegiatan, Produksi Pangan, danlatau Peredaran Pangan.

(2) Dalam hal sanksi administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diabaikan, dikenai sanksi administratifberupa pencabut an tzin.

(3) Sc1-iap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4l ayat (2) huruf f untuk ketigakali dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin.

Pasal 68(1) Pengenaan sanksi administratif berupa denda

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6\, Pasal 62,Pasal 63, Pasal 65, dan Pasal 67 besaran dendaditentukan berdasarkan kritcria pelanggaran dan skalausaha.

(2) Kriteria pelanggaran sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:a. pelanggaran ringan;b. pelanggaran sedang; danc. pcianggaran berat.

(3) Skala usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:a. skala usaha besar;b. skala usaha menengah;c. skala usaha kccil; dand. skala usaha mikro.

(4) Kriteria .

SK No 019494 A

Page 39: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-39-

(4) Kriterizr pelanggaran sebagaimana dimaksud padaayat (2) ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang pertanian, menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkelautan dan perikanan, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kesehatan, atau KepalaBadan sesuai dengan kewenangannya.

(5) Besaran denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditentukan sebagai berikut:a. untuk jenis pelanggaran berat dan skala usaha besar,

dikenai denda sebesar Rp100.000.000,00 (seratusjuta rupiah);

b. untuk jenis pelanggaran berat dan skala usahamenengah, dikenai denda sebesar 50% (lima puluhpersen) dari denda sebagaimana dimaksud dalamhuruf a;

c. untuk jenis pelanggaran berat dan skala usaha kecil,dikenai denda sebesar 2Oo/o (d:ua puluh persen) daridenda sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

d. untuk jenis pelanggaran berat dan skala usaha mikt'o,dikenai denda sebesar 10% (sepuluh persen) daridenda sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

e. untuk jenis pelanggaran sedang dan skala usahabcsar, dikenai dcnda sebesar 50% (lima puluh persen)dari dcnda sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

f. untuk jenis pelanggaran sedang dan skala usahamcnengah, dikenai denda sebesar 207o (dua puluhpersen) dari denda sebagaimana dimaksud dalamhuruf a;

g. untuk jenis pelanggaran sedang dan skala usahakecil, dikenai denda sebesar lO% (sepuluh persen)dari denda sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

h. untuk jenis pelanggaran sedang dan skala usahamikro, dikenai denda sebesar 5% (lima persen) daridcnda sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

i. untuk jenis pelanggaran ringan dan skala usahabesar, dikenai denda sebesar 2O'/o (dwa puluh persen)clari denda sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

j untuk jenis pelanggaran ringan dan skala usahamenengah, dikenai denda sebesar 7oo/o (sepuluhpersen) dari dcnda sebagaimana dimaksud dalamhuruf a'

SK No 019495 A

k. untuk . .

Page 40: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_40_

k. untuk jenis pelanggaran ringan dan skala usahakecil, dikenai denda sebesar 5%o (lima persen) daridenda sebagaimana dimaksud dalam huruf a; dan

l. untuk jcnis pelanggaran ringan dan skala usahamikro, dikenai denda sebesar 2%o (dua persen) daridenda sebagaimana dimaksud dalam huruf a.

Pasal 69

Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, Pasal 62,Pasal 63, Pasal 65, dan Pasal 67 merupakan penerimaannegara bukan pajak yang dilaksanakan sesuai denganketentuan pcraturan perundang-undangan.

Pasal 70

Pengenaan sanksi administratif berupa penghentiansementara dari kegiatan, Produksi Pangan, danlatauPeredaran Pangan dan penarikan Pangan dari PeredaranPangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, Pasal 62,Pasal 63, Pasal 64, Pasal 65, Pasal 66, dan Pasal 67,pelaksanaannya didasarkan pada:a. hasil pengambilan contoh dan/atau pengujian;b. temuan kriteria hasil audit atau inspeksi atas pedoman

cara yang baik; danlatauc. hasil keputusan menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pertanian, menteri yangmenyelcnggarakan urusan pemerintahan di bidangkelautan dan perikanan, mentcri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang perindustrian, KepalaBadan, gubenur, atau bupati/wali kota.

Pasal 71

Ketentuan lebih lanjut mengenai jangka waktu pengenaansanksi administratif, kriteria pelanggaran, pedomanpengenaan denda, pedoman pcnarikan Pangan dari PeredaranPangan, dan pedoman pencabutan rzin diatur denganperaturan menteri yang menyclcnggarakan urusanpemerintahan di bidang pertanian, peraturan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautandan perikanan, peraturan Kepala Badan, peraturan gubernur,atau peraturan bupati/wali kota sesuai dengankewenangannya.

SK No 019496 A

BAB V

Page 41: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONES!A

_4t_

BAB V

KEJADIAN LUAR BIASA DAN KEDARURATAN KEAMANAN PANGAN

Bagian kesatuKejadian Luar Biasa

Pasal 72

(1) Setiap Orang yang mengetahui adanya dugaankeracunan Pangan yang dialami lebih dari 1 (satu) orangharus melaporkan kepada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

(21 Dalam hal dugaan keracunan Pangan terdapat di wilayahpelabuhan, bandar udara, atau pos pemeriksaan lintasbatas, Setiap Orang yang mengetahui adanya dugaankeracunan Pangan yang dialami lebih dari 1 (satu) orangwajib mclaporkan kepada kantor kesehatan pelabuhan,bandar udara, atau pos pemeriksaan lintas batassetempat.

(3) Dalam hal terdapat indikasi KLB Keracunan Pangan,Fasilitas Pelayanan Kcsehatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan kantor kesehatan pelabuhan, bandarudara, atau pos pemeriksaan lintas batas sebagaimanadimaksud pada ayat (2) wajib segera mengambil contohPangan yang diduga atau patut diduga sebagai penyebabKLB Keracunan Pangan.

(4) Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) wajib memberikan laporan kepadabupati/wali kota dengan tembusan kepada menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkesehatan dan Kepala Badan dalam waktu palinglama \x24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak laporansebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima.

(5) Kepala kantor kesehatan pelabuhan, bandar udara, ataupos pemcriksaan lintas batas sebagaimana dimaksudpada ayaL (2) wajib segera melaporkan kepada menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkesehatan dengan tembusan kepada Kepala Badan,gubernur, dan bupati/wali kota dalam waktu palinglama lx24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak laporansebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterima.

(6) Kepala. . .

SK No 019497 A

Page 42: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_42_

(6) Kepala Badan berdasarkan ternbusan laporansebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)melakukan penyelidikan dan/atau pengujianlaboratorium terhadap contoh Pangan untuk mendukungpencntuan penyebab KLB Keracunan Pangan.

Pasal 73

(1) Kepala kantor kesehatan pelabuhan, bandar udara, pospemeriksaan lintas batas, atau bupati/wali kota wajibmelakukan pengkajian terhadap laporan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 72 ayat (2) atau laporansebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (4) dalamwaktu paling lama Ix24 (satu kali dua puluh empat) jamsejak laporan diterima.

(2) Dalam hal hasil pengkajian menunjukkan terjadinya KLBKeracunan Pangan, kepala kantor kesehatan pelabuhan,bandar udara, pos pemeriksaan lintas batas, ataubupati/wali kota wajib menetapkan KLB KeracunanPangan dalam waktu paling lama 1x24 (satu kali duapuluh empat) jam sejak hasil pengkajian diperoleh.

(3) Kepala kantor kesehatan pelabuhan, bandar udara, ataupos pcmeriksaan lintas batas sebagaimana dimaksudpada ayat (2) wajib melakukan penanggulangan KLBKeracunan Pangan serta melaporkan kepada menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeschatan dan ditembuskan kepada Kepala Badan.

(4) Bupati/wali kota scbagaimana dimaksud pada ayat (2)wajib melakukan penanggulangan KLB KeracunanPangan serta melaporkan pelaksanaan penanggulanganKLB kepada gubernur dan ditembuskan kepada KepalaBadan.

(5) Kcpala kantor kesehatan pelabuhan, bandar udara, pospcmeriksaan lintas batas, atau bupati/wali kota harusmencabut pcnetapan suatu kejadian sebagai KLBKeracunan Pangan, apabila berdasarkan laporanperkcmbangan situasi KLB Keracunan Pangan sudahtidak ditcmukan adanya korban baru.

Pasal 74

(1) Upaya penanggulangan KLB Keracunan Panganscbagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (3) danayat (4) meliputi pertolongan pada korban, penyelidikanepidcmiologi, dan pencegahan.

(2) Bupati...

SK No 019498 A

Page 43: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_43_

(2) Bupati/wali kota, kepala kantor kesehatan pelabuhan,bandar udara, atau pos pemeriksaan lintas batas dalammelakukan upaya pcncegahan meluasnya KLBKeracunan Pangan berkoordinasi dengan Kepala Badan.

(3) Ketentuan lebih lanjrrt mengenai pelaporan, pengkajian,penetapan, pencabutan, dan penanggulangan KLBKeracunan Pangan diatur dengan peraturan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkesehatan.

(4) Ketentuan lcbih ianjut mcngenai tata cara pengambilancontoh Pangan, pcngujian laboratorium, dan pelaporanpenyebab kcracunan Pangan diatur dengan PeraturanKepala Badan.

Bagian KeduaKedaruratan Keamanan Pangan

Pasal 75

(1) Masalah Keamanan Pangan berpotensi menjadiKedaruratan Keamanan Pangan.

(2) Kedaruratan Keamanan Pangan scbagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan berdasarkan kriteria:a. bercdarnya Pangan yang sangat membahayakan

kesehatan;b. beredarnya informasi Keamanan Pangan yang

menyesatkan di masyarakat; dan latauc. terjadinya masalah Kcamanan Pangan akibat

bencana.

(3) Menteri yang menyelcnggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian, rnenteri yang menyelenggarakanurusan pcmerintahan di bidang kelautan dan perikanan,menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan, Kepala Badan, gubernur, ataubupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya segeramelakukan tindakan penanganan cepat terhadapKedaruratan Keamanan Pangan sebagaimana dimaksudpada ayat (2).

(4) Tindakan penanganan ccpat terhadap KedaruratanKeamanan Pangan scbagaimana dimaksud pada ayat (3)dilakukan melalui:a. kajian risiko Kedaruratan Keamanan pangan;

SK No 019499 A

b. manajemen

Page 44: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-44-

b. manajcmen risiko Kedaruratan Keamanan Pangan;dan

c. komunikasi risiko Kedaruratan Keamanan Pangan.

(5) Ketentuan lebih lanjrrt mengenai tata cara penanganancepat Kedaruratan Keamanan Pangan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) diatur dengan peraturan menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpertanian, peraturan menteri yang menyelenggarakanurusan pemcrintahan di bidang keiautan dan perikanan,peraturan rrrenteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kesehatan, atau peraturanKepala Badan sesuai dengan kewenangannya.

(6) Dalam hal Kedaruratan Keamanan Pangan bersifat lintassektor, penanganan Kedaruratan Keamanan Pangandikoordinasikan oleh kementerian yangmenyelenggarakan koordinasi urusan pemerintahan dibidang pembangunan manusia dan kebudayaan.

BAB VI

PERAN SERTA MASYARAKAT

Bagian KesatuUmum

Pasal 76

Masyarakat dapat berperan serta dalam mengampanyekanKeamanan Pangan melalui media cetak atau media elektronikdan bertanggung jawab terhadap kebenaran informasi yangdisampaikan scsuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 77

Dalam rangka meningkatkan kesadaran terhadap KeamananPangan, masyarakat dapat berperan serta dalarnmenyampaikan permasalahan, masukan, dan/atau carapenyelesaian masalah Keamanan Pangan.

SK No 019500 A

Bagian

Page 45: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-45-

Bagian KeduaTata Cara Penyampaian Permasalahan, Masukan, dan/atau

Cara Penyelesaian Masalah Keamanan Pa-ngan

Pasal 78

(1) Masyarakat dapat menyampaikan permasalahandan/atau mcmberikan masukan secara lisan atautertulis mengenai dugaan adanya pelanggaran terhadapKeamanan Pangan kepada menteri yangmcnyelenggarakan urusan pemerintalran di bidangpertanian, menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kelautan dan perikanan, menteriyang menyelcnggarakan urusan pcmcrintahan di bidangkesehatan, Kepala Badan, atau bupati/wali kota sesuaidengan kewenangannya.

(2) Menyampaikan permasalahan dan/atau memberikanmasukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdilakukan secara bertanggungjawab sesuai denganketentuan pcraturan perundang-undangan, agama,norma kesusilaan, dan kesopanan.

Pasal 79

(1) Pcrmasalahan dan/atau masukan dari masyarakat yangdisampaikan sccara lisan atau tertulis sebagaimanadimaksud dalam Pasal 78 harus disertai:a. data mengenai idcntitas pelapor, pimpinan organisasi

masyarakat, atau pimpinan lembaga swadayamasyarakat dcngan melampirkan fotokopi kartutanda penduduk atau identitas diri lain; dan

b. keterangan mengcnai dugaan adanya pelanggarantcrhadap Kemananan Pangan dilengkapi denganbukti- bukti pcrmulaan.

SK No 019280 A

(2) Menteri .

Page 46: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_46_

(2) Menteri yang menyclenggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan,menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan, Kcpala Badan, dan/atau bupati/waiikota merahasiakan identitas pelapor sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a.

(3) Terhadap permasalahan danlatau masukansebagaimana dimaksud pada ayat (1) diklarifikasi lebihianjut oleh menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang pertanian, menteri yangmenyelenggarakan urusan pemcrintahan di bidangkelautan dan perikanan, menteri yang menyeienggarakanurusan pemerintahan di bidang kesehatan, KepalaBadan, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengankewenangannya.

Pasal 80

(1) Masyarakat berhak memperoleh pclayanan dan jawabandari Kepala Badan dan/atau bupati/wali kota ataspermasalahan danlatau masukan yang disampaikankepada Ke.pala Badan dan/atau bupati/wali kota.

(2) Dalam hal tertentu Kcpala Badan danlatau bupati/walikota dapat menolak memberikan isi informasi ataumembcrikan jawaban atas masukan atau pendapatsebagaimana dimaksud pada ayaL (1) sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 81

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelesaianmasalah dan/atau masukan dari masyarakat ditetapkan olehmenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian, menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang keiautan dan perikanan, menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan,atau Kcpala Badan scsuai dengan kewenangannya.

SK No 019281 A

BABVII ...

Page 47: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-47-

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 82

Dalam rangka membcrikan kemudahan untuk memperolehpertzinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintahini, dilakukan melaltii pelayanan perizinan berusahaterintegrasi secara elektrorrik sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 83

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:a. Semua peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah

Nomor 28 Tahun 2OO4 tcntang Keamanan, Mutu, dan GiziPangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4Nomor 107 Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonsia Nomor 4424) dinyatakan masih tetap berlakusepanjang tidak bertentangan dengan PeraturanPemerintah ini; dan

b. Peraturan Pcmerintah Nomor 28 Tahun 2OO4 tentangKeamanan, Mutu, dan Gizi Pangan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor lO7 TambahanLembaran Negara Republik Indonsia Nomor 4424) dicabutdan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 84

Peraturan Pemerintahdiundangkan.

ini mulai berlaku pada tanggal

SK No 019310 A

Agar

Page 48: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

rtd.

.JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 26 Desembe r 2019

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,REPUBLIK INDONESIA

rtd

YASONNA H. LAOLY

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

BL]K INDONESIAm dan Pcrundang-undangan,

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_48_

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pcnrerintah ini denganpenempatannya cialam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 26 Desember 2019

PRESIDEN REPUBLIK INDONBSIA,

tlr.s

r(

i.i;'' 1

SK No 019283 A

1a ilvanna Djaman

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 9

Z210
Typewritten text
TAHUN 2019
Z210
Typewritten text
NOMOR 249
Page 49: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

PEI\.'trLASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 86 TAHUN 2019

TENTANG

KEAMANAN PANGAN

UMUM

Keamanan Pangan merupakan salah satu faktor penting dalampenyelenggaraan sistem Pangan. Penyelenggaraan Keamanan Panganbertujuan agar negara dapat mcmberikan perlindungan kepada rakyatuntuk mengonsumsi Pangan yang aman bagi keschatan dan keselamatanjiwanya. Untuk menjamin Pangan yang ters;cdia aman dikonsumsi makapenyelenggaraan Keamanan Pangan harus diterapkan di sepanjang RantaiPangan, mulai dari tahap produksi (budi daya), pemanenan, pengolahan,penyimpanan, distribusi, peredaran hingga sampai di tangan konsumen.Kegiatan atau proses produksi untuk menghasilkan Pangan yang amandikonsumsi di sepanjang Rantai Pangan dilakukan melalui penerapanpersyaratan Keamanan Pangan.

Kemajuan ilmu pcngetahuan dan teknologi di bidang Pangan serta makinmaju dan terbukanya dunia perdagangan baik domestik maupunantarnegara akan menrbawa dampak pada semakin beragamnya jenisPangan yang beredar dalam masyarakat baik yang diproduksi di dalamnegeri maupun yang berasal dari impor.Pangan yang dikonsumsi masyarakat pada dasarnya melalui suatu matarantai proses yang meliputi produksi, penyimpanan, pengangkutan,peredaran hingga tiba di tangan konsumen. Agar keseluruhan mata rantaitersebut memenuhi persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, danGizi Pangan, maka perlu diwujudkan suatu sistem pengaturan,pembinaan, dan pengawasan yang cfcktif di bidang Kearrranan Pangandalam bentuk Peraturan Pemerintah tentang Keamanan Pangan yangmerupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 18Tahun 2Ol2 tentang Pangan.

Peraturan Pemerintah ini disr-rsun untuk menyelenggarakan KeamananPangan yang terpadu sepanjang Rantai Pangan, berbasis analisis risiko,transparansi, ketertelusuran produk. harmonisasi standar,pertanggungjawaban, ketcrpaduan antarotoritas kompeten, konsisten, dantidak berpihak.

SK No 019284 A

Keamanan

Page 50: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

II

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

Keamanan Pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untukmencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan bendalain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatanmanusia serta tidak bertentangan dcngan agama, keyakinan, dan budayamasyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Ketentuan KeamananPangan terkait dengan agama dan keyakinan diatur dalamUndang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halaldan peraturan pelaksanaannya.

Secara umum Peraturan Pemerintah ini memuat materi-materi pokokyang disusun secara sistematis sebagai berikut: penyelenggaraanKeamanan Pangan; pengawasan; sanksi administratif; kejadian luar biasadan Kedaruratan Keamanan Pangan; dan peran serta masyarakat.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2Cukup jelas.

Pasal 3Cukup jelas.

Pasal 4Ayat (1)

Huruf aPersyaratan Sanitasi dalam ketentuan ini telah mencakuppersyaratan higienis.

Huruf bCukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Penggunaan bahan yang dapat mengancam KeamananPangan di sepanjang Rantai Pangan antara lainpenggunaan bahan biologi yang dapat membahayakankesehatan dan jiwa manusia, dan penggunaan bahandengan tujuan pemalsuan.

Huruf bCukup jelas

Huruf cRantai Pangan dalam ketentuan ini juga mencakup budidaya dan penanganan pascapanen.

SK No 019285 A

Huruf d

Page 51: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

--J-

Huruf dCukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Ayat (3)Pedoman cara yang baik ditujukan untuk para Pelaku UsahaPangan agar dalam melaksanakan kegiatannya juga selalumemperhatikan Keamanan Pangan. Pedoman cara yang baikdapat ditcrapkan secara sukarela namun jika suatu kegiatandianggap kritis maka pedoman tersebut dapat ditetapkan secarawajib.

Kegiatan yang dianggap kritis adalah kegiatan dalam RantaiPangan yang membutuhkan pcnanganan sangat hati-hati,schingga tidak mungkin dilaksanakan dengan baik jika hanyadiserahkan secara sukarela kepada pelaku kegiatan tersebut.Sebagai contoh, pedoman cara penanganan susu segar yangbaik dapat drjadikan wajib karena risiko pencemaran biologisyang tinggi sehingga membutuhkan penanganan yang sangathati-hati.

Pedoman cara yang baik antara lain cara budi daya tanamanyang baik, cara budi daya ternak yang baik, cara pembenihanikan yang baik, cara budi daya ikan yang baik, cara pengelolaanpakan yang baik, cara penangkapan ikan yang baik, carapenanganan pascapanen Pangan yang baik, cara ProduksiPangan Olahan yang baik, cara Penyimpanan Pangan yang baik,cara Pengangkutan Pangan yang baik, cara Peredaran Panganyang baik, cara Perdagangan Pangan yang baik, cara produksiPangan Olahan Siap Saji yang baik, cara penjajaan Panganjajanan yang baik, dan cara pengelolaan restoran yang baik.

Cara Produksi Pangan Olahan yang baik termasuk cara produksiyang baik untuk Pangan Olahan tertentu.

Pangan Olahan tertentu mencakup Pangan Olahan yangdiperuntukkan bagi kelompok tertentu, misalnya formula bayi,Pangan yang diperuntukkan bagi ibu hamil atau menyusui,Pangan untuk kcperluan medis khusus, Pangan lain sejenisyang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangankualitas kesehatan manusia. Termasuk pula Pangan yangdiproduksi dengan proses tertentu rnisalnya Pangan ProdukRekayasa Gcnctik, Pangan hasil Iradiasi Pangan, dan Panganorganik.

Ayat (4)

SK No 019286 A

Page 52: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESI,A

-4-

Ayat (a)Cukup jelas

Pasal 5Ayat (I)

Persyaratan Cemaran Pangan mcliputi jenis dan batas maksimalCemaran Pangan.

Yang dimaksud dcngan "Pangan Segar" meliputi:a. Pangan yang belum mcngalami pengolahan yang dapat

dikonsumsi langsung atau yang sudah mcngalami perlakuanminimal be rupa pcncucian, pengupasan, pengeringan,penggilingan, pemotonS4an, penggaraman, pembekuan,pencampttran, pelilinan, danlatau blansir serta tanpapenambahan Bahan Tambahan Pangan; dan

b. Pangan yang belum mcngalami pengolahan yang dapatmenjadi bahan baku pengolahan Pangan.

Ayat (2)Persyaratan Cemaran Pangan meliputi jenis dan batas maksimalCemaran Pangan.

Ayat (3)Persyaratan Cemaran Pangan meliputi jenis dan batas maksimalCemaran Pangan.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Pasal 6Ayat (1)

Peralatan yang digunakan untuk memproduksi Pangan antaralain peralatan yang digunakan untuk pengolahan air yangditujukan untuk dikonsumsi langsung, seperti depo air minumisi ulang, alat penyaring air, dan alat untuk mengubah tingkatkeasatnan air.

Mengedarkan dalam ketentuan ini termasuk pada tempatpenyimpanan produk Pangan sepcrti gudang.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

SK No 019287 A

Ayat (a)

Page 53: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

Ayat (a)Cukup jelas.

Ayat (s)Cukup jelas.

Pasal 7Huruf a

Diedarkan dalam kcLentuan ini termasuk pada tempatpenyimpanan produk sepcrti gudang.

Bahan Tambahan Pangan tidak dikonsumsi sebagai makanandan bukan merupakan ingredienfs makanan, dan mempunyaiatau tidak mempunyai nilai Gtzi yang sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk tujuan teknologi pada pembuatan,pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan,penyimpanan, danlatau Pengangkutan Pangan untukmenghasilkan atau diharapkan menghasilkan suatu komponenatau mempengaruhi sifat makanan tersebut, baik secaralangsung maupun tidak langsung.

Bahan Tambahan Pangan tidak mencakup bahan yangditambahkan ke dalam Pangan untuk mempertahankan ataumeningkatkan nilai Grzi. Contohnya asam askorbat bukanmerupakan Bahan Tambahan Pangan antioksidan, jika tujuanpenambahannya untuk memperbaiki nilai Gizi. Yang termasukBahan Tambahan Pangan antara lain pewarna, pengawet,antioksidan, pemanis, pcnguat rasa, perisa, anti kempal, danpengental.

Huruf bYang dimaksud dengan "bahan yang dilarang digunakan sebagaiBahan Tambahan Pangan" adalah bahan yang karena sifatbahayanya atau mcngandung bahan yang berbahaya sehinggadilarang ditambahkan pada proses produksi dan distribusiPangan.

Pasal 8Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "spesifikasi" Bahan Tambahan Panganadalah standar atau monografi yang mencakup antara lainpemerian, kelarutan, kemurnian, dan uji identifikasi.

Ayat (2)Cukup jclas

SK No 019288 A

Pasal 9

Page 54: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-6-

Pasal 9Cukup jelas

Pasal 10Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Perubahan jenis Baharr 'lambahan Pangan meliputi penambahandan/atau pengurangan jenis Bahan Tambzrhan Pangan.

Pasal 1 1

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Dalam menyusun Peraturan Kepala Badan melibatkankementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan dan kementerian/lembaga pemerintahnonkementerian terkait lainnva.

Pasal 12Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bKajian paparan Bahan Tambahan Pangan dilakukan denganmenggunakan antara lain:a. nilai asupan harian yang dapat diterima (Acceptable Daily

Intake-ADI), asupan maksimum harian yang dapatditoleransi (Moximum Tolerable Daily Intake-MTDI), atauasupan mingguan sementara yang dapat ditoleransi(Prouisional Tolerable Weekly Intake-YIWI) ; dan

b. jumlah konsumsi Pangan.

Pasal 13Cukup jelas.

Pasal 14Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "bahan yang dilarang" adalah bahanyang karena sifat bahayanya atau mengandung bahan yangberbahaya sehingga ciilarang ditambahkan pada proses produksidan distribusi Pangan.

Ayat (2)Cukup jelas.

SK No 019289 A

Ayat (3)

Page 55: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

Ayat (3)Yang dimaksud dengan "Pangan Seqar" meliputi:a. Pangan yang bclum mengalami pengolahan yang dapat

dikonsumsi langsung atal yang sudah mengalami perlakuanrninimal berupa pencucian, pengupasan, pengeringan,penggilingan, pcmotongan, penggaraman, pembekuan,pencampuran, pclilinan, dan/atau blansir serta tanpapenambahan Bahan Tambahan Pangan; dan

b. Pangan yang bclum mcngalami pengolahan yang dapatmenjadi bahan baku pengolahan Pangan.

Ayat (a)Cukup jelas

Pasal 15Ayat (1)

Diedarkan dalam ketentuan ini termasuk pada tempatpenyimpanan produk Pangan seperti gudang.

Ayat (2)Mengedarkan dalam ketentuan ini termasuk pada tempatpenyimpanan produk Pangan scperti gudang.

Ayat (3)Pcrsetujuan Keamanan Pangan Produk Rekayasadinyatakan sebagai sertifikat Kcamanan PanganRekayasa Genetik.

Ayat (a)Cukup jelas.

GenetikProduk

Pasal 16Ayat (1)

Huruf aMetodc rekayasa gcnetik meliputi informasi genetik,deskripsi organisme donor, deskripsi modifikasi genetik,karakterisasi modifikasi genetik, dan informasi KeamananPangan.

Huruf bKandungan Grzi Pangan Produk Rekayasa Genetik meliputikarbohidrat, protein, abu, lemak, serat, asam amino, asamlernak, mineral, dan vitamin.

Huruf cCukup jelas.

SK No 019290 A

Huruf d

Page 56: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-8-

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 17Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (a)

Tim Teknis Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik BidangKeamanan Pangan adalah tim yang diberi tugas membantuKomisi dalam melakukan evaluasi dan pengkajian teknisKeamarran Pangan Produk Rekayasa Genetik.

Ayat (5)Huruf a

Kelengkapan administrasi termasuk identitas pemohonyang meliputi akta pendirian/legalitas hukum dan NomorPokok Wajib Pajak (NPWP).

Huruf bCukup jelas.

Huruf cInstitusi yang berkompeten antara lain universitasdan/atau lembaga penelitian yang memiiiki fasilitas dankemampuan yang mcmadai.

Ayat (6)Cukup jelas.

Pasal 18Ayat (1)

Balai Kliring Kearnanan Hayati Produk Rekayasa Genetik adalahperangkat Komisi yang Lrerfungsi sebagai sarana komunikasiantara Komisi dengan pemangku kepentingan.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 19Ayat (1)

Cukup jelas

SK No 019291 A

Ayat (2)

Page 57: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-9-

Ayat (2)Persetujuan Keamanan Pangan Produk Rekayasadinyatakan sebagai sertifikat Keamanan PanganRekayasa Genetik.

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 20Ayat (1)

Cukup jelas

Pasal 21Cukup jelas

Pasal 22Cukup jelas.

Pasal 23Cukup jelas

Pasal24Ayat (1)

Bahan Kemasan Pangan antara lain kertas dan plastik.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 25Cukup jelas.

Ayat (2)Laboratorium dalam ketentuan ini merupakan laboratoriumyang terakreditasi atau yang ditunjuk oleh Pemerintah Pusatatau laboratorium yang telah menerapkan good laboratorypractices.

Ayat (3)Cukup jelas

GenetikProduk

SK No 019292 A

Pasal26...

Page 58: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_10_

Pasal 26Ayat (1)

Kemasan akhir Pangan adalah kemasan produk Pangan yanglazirn dilakukan pada tahap akhir proses pengemasan padakegiatan Produksi Pangan dan siap diedarkan.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 27Cukup jelas

Pasal 28Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "setiap orang yang memperdagangkan"termasuk distributor, pedagang, pengecer, dan perdagangansecara elektronik.

Ayat (2)Penelitian dalam ketentuan ini termasuk riset dan uji pasar.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas

Pasal 29Ayat (1)

Sistem jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Panganmerupakan upaya pcncegahan yang perlu diperhatikandanlatau dilaksanakan dalam rangka menghasilkan Panganyang aman bagi keschatan manusia dan bermutu, yanglazirnnya diselenggarakan sejak awal kegiatan Produksi Pangansampai dengan siap untuk diperdagangkan dan merupakansistem pe ngawasan dan pengendalian mutu yang selaluberkembang menyesuaikan dengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

SK No 019293 A

Pasal 30

Page 59: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11 -

Pasal 30Ayat (1)

Sertifikat jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Panganmerupakan pengakuan tertulis atas penerapan sistem jaminanKeamanan Pangan dan Mutu Pangan scbagai pemenuhanterhadap standar Kcamanan Pangan dan Mutu Pangan.

Sertifikat jaminan Keamaniln Pangan dan Mutu Pangan meiiptrtisarana dan produk.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (a)Cukup jelas

Pasal 31Ayat (1)

Diedarkan dalam ketentuan ini tcrmasuk pada tempatpenyimpanan produk Pangan seperti gudang.

Yang dimaksud dengan "bahan lainnya" adalah bahan yangtidak termasuk bahan baku maupun Bahan Tambahan Pangan.

Ayat (2)Yang dimaksud dcngan "bahan penolong" adalah bahan, tidaktermasuk peralatan, YenB lazimnya tidak dikonsumsi sebagaiPangan, yang digunakan dalam pengolahan Pangan untukmemenuhi tujuan teknologi tcrtentu dan tidak meninggalkanresidu pada produk akhir, tetapi apabila tidak mungkindihindari, residu danlatau turunannya dalam produk akhirtidak menimbulkan resiko tcrhadap kesehatan serta tidakmempunyai fungsi teknologi.

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (a)Cukup jelas

Pasal 32Ayat (1)

Cukup jelas

SK No 019294 A

Ayat (2) .

Page 60: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_12_

Ayat (2)

Pangan yang mempunyai tingkat risiko Keamanan Pangan yangtinggi misalnya Pangan Olahan tertcntu.

Pangan Olahan tertentu mencakup Pangan Olahan yangdiperuntukkan bagi kelompok tertentu, misalnya formula bayi,Pangan yang diperuntukkan bagi ibu hamil atau menyusui,Pangan untuk keperluan medis khusus, Pangan lain sejcnisyang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangankualitaskesehatan manusia. Termasuk pula Pangan yangdiproduksi dengan proses tertentu misalnya Pangan ProdukRekayasa Genetik, Pangan iradiasi, dan Pangan organik.

Pasal 33Ayat (1)

Diedarkan dalam ketentuan ini termasuk pada tempatpenyimpanan produk Pangan seperti gudang.

Ayat (2)

Pclaku Usaha Pangan tertentu adalah Pelaku Usaha Panganyang termasuk dalam Usaha Mikro dan Kecil sebagaimanadiatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan tentangusaha mikro, kecil, dan menengah yang telah dilakukan KajianRisiko Keamanan Pangan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 34Ayat (1)

Diedarkan dalam ketentuan ini termasuk pada tempatpenyimpanan produk Pangan seperti gudang.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 35Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "industri rumah tangga" adalahperusahaan Pangan yang memiliki tempat usaha di tempattinggal dengan peralatan pengolahan Pangan manual hinggasemi otomatis.

Ayat (2)Cukup jeias.

SK No 019295 A

Ayat (3)

Page 61: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-13-

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (a)

Cukup jelas

Pasal 36Huruf a

Pangan yang memiliki umur simpan kurang dan 7 (tujuh) hariantara lain mie basah, kuc basah, dan Pangan Olahan Siap Saji.Sedangkan Pangan yang harus disimpan pada suhu rendah baikdingin maupun beku dengan umur simpan lebih dan 7 (tujuh)hari tetap diwajibkan memilikt rzin edar.

Huruf bYang dimaksud dengan 'Jumlah terbatas" adalah besaran jumlahsecukupnya ya.ng dibutuhkan hanya untuk keperluan terkait,sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

Huruf cYang dimaksud dengan "bahan baku Pangan" adalah bahandasar yang dapat berupa Pangan Segar dan Pangan Olahan yangdapat digunakan untuk memproduksi Pangan.

Pasal 37Cukup jelas

Pasal 38Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Pangan Segar" meliputi:a. Pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat

dikonsumsi langsung atau yang sudah mengalami perlakuanminimal berupa pcncucian, pengupasan, pengeringan,penggilingan, pemotongan, penggaraman, pembekuan,pencampuran, pelilinan, dan/atau blansir serta tanpapenambahan Bahan Tambahan Pangan; dan

b. Pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapatmcnjadi bahan baku pcngolahan Pangan.

Diedarkan dalam ketentuan ini termasukpenyimpanan produk Pangan seperti gudang.

pada tempat

Ayat (2)Cukup jelas

SK No 019296 A

Ayat (3)

Page 62: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-1.4-

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (a)Cukup jelas

Pasal 39Cukup jelas

Pasal 4OAyat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Diedarkan dalam kctentuan ini termasuk pada tempatpenyimpanan produk Pangan seperti gudang.

Ayat (a)

Diedarkan dalam kctentuan ini termasuk pada tempatpenyimpanan produk Pangan seperti gudang.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas

Ayat (7)Cukup jelas

Pasal 41Ayat (1)

Mengedarkan dalam ketentuan ini termasukpenyimpanan produk Pangan seperti gudang'

pada tempat

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas

Huruf bCukup jelas

SK No 019297 A

Huruf c

Page 63: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESI.A

- 15 -

Huruf cYang dimaksud dcngan "bahan yang dilarang" adaiahbahan yang karcna sifat bahayanya atau mengandungbahan yang berbahaya sehingga dilarang ditambahkanpada proses produksi dan distribusi Pangan.

Huruf dCukup jelas

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf fYang dimaksud dengan "sudah kedaluwarsa" adalahPangan dalam kemasan yang sudah melewati batas tanggalkedaluwarsa yang dinyatakan pada label kemasan.

Pasal 42Ayat (1)

Huruf aCukup jclas

Huruf bTidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budayamasyarakat, antara lain Pangan yang memenuhipersyaratan halal bagi umat Islam atau Pangan yangdilarang dikonsumsi menurut agama, keyakinan, danbudaya masyarakat di Indonesia.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 43Cukup jelas

Pasal 44Cukup jelas

Pasal 45Yang dimaksud dengan "kawasan perdagangan bebas dan pelabuhanLrebas" adalah suatu kawasan yang berada dalam wilayah hukumNegara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari daerahpabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajakpertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah, dan cukai.

SK No 019298 A

Yang. . .

Page 64: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-t6-

Yang dimaksud dcngan "kawasan berikat" adalah tempatpenimbunan berikat untuk menimbun barang impor dan/ataubarang yang berasal dari tcmpat lain dalam daerah pabean gunadiolah atau digabungkan, yang hasih-rya terutama untuk diekspor.

Pasal 46Cukup jelas.

Pasal 47Ayat (1)

Cukup jelas

Pasal 48Cukup jelas

Pasal 49Ayat (1)

Cukup jelas

Pasal 50Cukup jelas

Pasal 51Cukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (a)Pengawasan yang dilakukan oleh menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatandilakukan di wilayah pintu masuk ncgara yaitu pelabuhan,bandar udara, dan pos lintas batas darat negara.

Dalam melaksanakan pengawasan terhadap pemenuhanpersyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Panganuntuk Pangan Olahan Siap Saji, Kepala Badan berkoordinasidengan bupati/wali kota.

Ayat (2)Dalam hal tertentu antara lain adanya dugaan pelanggaran yangmelibatkan lintas scktor.

SK No 019299 A

Pasal 52

Page 65: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

17-

Pasal 52Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan "pengamanan Pangan" adalahtindakan yang dilakukan oleh pengawas untuk melakukaninventarisasi, pengambilan contoh untuk uji laboratorium,d.anlatau penye gelan dalam pengawasan PeredaranPangan.

Ayat (2)

Huruf aCukup jeias.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cPeralatan yang digunakan untuk memproduksi Pangandalam ketentuan ini antara lain peralatan yang digunakanuntuk pengolahan air yang ditujukan untuk dikonsumsilangsung, seperti depo air minum isi ulang, alat penyaringair, dan alat untuk mengubah tingkat keasaman air'

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Yang dimaksud dengan "bahan yang dilarang" adalahbahan yang karena sifat bahayanya atau mengandungbahan yang berbahaya sehingga dilarang ditambahkanpada proses produksi dan distribusi Pangan'

Huruf fPersetujuan Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetikdinyatakan sebagai sertifikat Keamanan Pangan ProdukRekayasa Gcnetik.

Mengedarkan dalam ketentuan ini termasuk pada tempatpenyimpanan produk Pangan seperti gudang.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

SK No 019300 A

Huruf i

Page 66: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-18-

Huruf iCukup jelas

Huruf jCukup jelas

Huruf kYang dimaksud dengan "kemasan akhir Pangan" adalahkemasan produk Pangan yang lazrrn dilakukan pada tahapakhir proses pengemasan pada kegiatan Produksi Pangandan siap diedarkan.

Huruf IYang dimaksud dengan "bahan lainnya" adalah bahan yangtidak termasuk bahan baku maupun Bahan TambahanPangan.

Huruf mPengedaran dalam ketentuan ini termasuk tempatpenyimpanan sebclum diedarkan antara lain gudang'

Huruf nTidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budayamasyarakat, antara lain Pangan yang memenuhipersyaratan halal bagi umat lslam atau Pangan yangdilarang dikonsumsi menurut agama, keyakinan, danbudaya masyarakat di Indoncsia.

Huruf oCukup jelas

Huruf pCukup jclas

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 53Cukup jelas

Pasal 54Cukup jelas.

Pasal 55Cukup jelas

SK No 019301 A

Pasal 56

Page 67: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t9-

Pasal 56Cukup jelas

Pasal 57Cukup jclas

Pasal 58Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "surveilan Keamanan Pangan" adalahkegiatan pemantauan Kcamanan Pangan yang dilaksanakansecara terus-menerus dan sistematis daiam bentuk pengumpulandan analisis data untuk digunakan sesuai kebutuhan oleh pihakterkait.

AyaL (2)yang dimaksud dengan "profil risiko" adalah profii masalahKeamanan Pangan yang disusun berdasarkan tingkat bahayad.an risikonya untuk tujuan prioritas manajemen risiko.

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (a)Cukup jelas

Pasal 59Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf e

Pencabutan rzin dalam ketentuan ini misalnya pencabutanizin edar untuk Pangan Olahan.

SK No 019302 A

Pencabutan

Page 68: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_20_

Pencabutan tztn termasuk pencabutan sertifikat antara lainpencabutan sertifikat laik higiene sanitasi untuk PanganOlahan Siap Saji, pencabutan sertilikat produksi PanganOlahan industri rumah tangga untuk Pangan Olahanindustri rumah tangga, pencabutan sertifikat prima dansertifikat nomor kontrol veteriner, sertifikat kelayakanpcngoiahan, scrtifikat penerapan program manajemen mututerpadu, sertifikat kcschatan produk pengolahan ikan ataunomor registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)

untuk Pangan Scgar.

Pencabutan izinjuga berupa pencabutan rzin usaha.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 60Cukup jelas.

Pasal 61Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup je1as.

Ayat (a)Cukup jelas.

Ayat (5)Pencabutan tzin dalam ketentuan ini misalnya pencabutan rztncdar untuk Pangan Olahan.

Pencabutan rzin termasuk pcncabutan sertifikat antara lainpencabutan sertifikat laik higiene sanitasi untuk Pangan OlahanSiap Saji, pencabutan sertifikat produksi Pangan Olahanindustri rumah tangga untuk Pangan Olahan industri rumahtangga, pencabutan sertifikat prima dan sertifikat nomor kontrolveterincr, sertifikat kelayakan pengolahan, sertifikat penerapanprogram manajemen mutu terpadu, sertifikat kesehatan produkpengolahan ikan atau nomor rcgistrasi Pangan Segar AsalTumbuhan (PSAT) untuk Pangan Segar.

Pasal 62Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

SK No 019303 A

Huruf b

Page 69: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

'21 -

Huruf bCukup jclas

Huruf cPencabutan rzin dalam ketentuan ini misalnya pencabutanizin usaha.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup je1as.

Pasal 63Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Pencabutan izin dalam ketentuan ini misalnya pencabutan rzrnedar untuk Pangan Olahan.

Pencabutan rzin termasuk pencabutan sertifikat antara lainpencabutan sertifikat laik higiene sanitasi untuk Pangan OlahanSiap Saji, pencabutan scrtifikat produksi Pangan olahanindustri rumah tangga untuk Pangan Olahan industri rumahtangga, pencabutan scrtifikat prima dan sertifikat nomor kontrolveteriner, sertifikat kclayakan pengolahan, sertifikat penerapanprogram manajemen mutu terpadu, sertifikat kesehatan proclukpengolahan ikan atau nomor registrasi Pangan Segar AsalTumbuhan (PSAT) untuk Pangan Segar.

Pasal 64Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bPencabutan rzrn dalam kctentuan ini misalnya pencabutanizin usaha.

Ayat (2)Cukup jelas

SK No 019304 A

Pasal 65

Page 70: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-22-

Pasal 65Ayat (i)

Huruf aCukup jclas.

Huruf bPencabutan rzin dalam kctcntuan ini misalnya pencabr.rtantzin edar untuk Pangan Olahan.

Pencabutan tzin termasuk pencabutan sertifikat antara lainpencabutan sertifikat laik higiene sanitasi untuk PanganOlahan Siap Saji, pencabutan sertifikat produksi PanganOlahan industri rumah tangga untuk Pangan Olahanindustri rumah tangga, pencabutan sertifikat prima dansertifikat nomor kontrol veteriner, sertifikat kelayakanpengolahan, sertifikat penerapan program manajemen mututerpadu, sertifikat kcsehatan produk pengolahan ikan ataunomor registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)

untuk Pangan Segar.

Ayat (2)Pencabutan rzrn dalam ketentuan ini misalnya pencabutan rzinusaha.

Pasal 66Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Pencabutan izin dalam ketcntuan ini misalnya pencabutan rzinedar untuk Pangan Olahan.

Pencabutan izin termasuk pencabutan sertifikat antara lainpencabutan sertifikat laik higicne sanitasi untuk Pangan OlahanSiap Saji, pencabutan sertifikat produksi Pangan Olahanindustri rumah Langga untuk Pangan Olahan industri rumahtangga, pencabutan scrtifikat prima dan sertifikat nomor kontrolveteriner, scrtifikat kelayakan pengolahan, sertifikat penerapanprogram manajemcn mutu terpadu, sertifikat kesehatan produkpengolahan ikan atau nolTror registrasi Pangan Segar AsalTumbuhan (PSAT) untuk Pangan Segar.

SK No 019305 A

Pasal 67

Page 71: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-23-

Pasal 67Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bPencabutan tzin dalam ketentuan ini misalnya pencabutanizin usaha.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 68Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)Huruf a

Peianggaran rinmempengaruhiPangan.

gan adalah pelanggaran yang berpotensiefisiensi pcngendalian keamanan produk

Huruf b

Huruf c

Ayat (3)Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

pelanggaran sedang adalah pelanggaran yang berpotensimempengaruhi keamanan produk Pangan.

Pelanggaran berat adalah pelanggaran yang mempengaruhikeamanan produk Pangan secara langsung.

Yang dimaksuci dengan "usaha menengah" adalah usahaekonomi produktif yang berdiri scndiri, yang dilakukan olehorang perscorangan atau badan usaha yang bukanmerupakan auak perusahaan atau cabang perusahaan yangdimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsungmaupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usahabesar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualantahunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang usaha mikro, kecil, dan menengah.

SK No 0i9306 A

Huruf c

Page 72: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

Huruf cYang dimaksud dcngan "usaha kecil" adalah usaha ekonomiproduktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orangperseorangan atau badan usaha yang bukan merupakananak perusahaan atau bukan cabanq perusahaan yangdimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsungmaupun tidak langsung dari usaha menengah atau usahabesar yang memcnuhi kritcria usaha kecil sesuai denganketentuan peraturarl perundang-undangan di bidang usahamikro, kecil, dan menengah.

Huruf dYang dimaksud dengan "usaha mikro" adalah usahaproduktif milik orang perseorangan dan/atau badan usahayang memenuhi kriteria usaha mikro sesuai dengankctentuan peraturan perundang-undangan di bidang usahamikro, kccil, dan menengah.

Ayat (a)Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 69Cukup jelas

Pasal 70Cukup jelas

Pasal 71Pedoman pcnarikan antara lain cara penarikan, jangka wakLupenarikan. dan cara pemusnahan.

Pasal 72Cukup jelas

Pasal 73Cukup jelas

Pasal74Cukup jelas

Pasal 75Ayat (i)

Cukup jelas

SK No 019307 A

Ayat (2)

Page 73: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-25-

Ayat (2)Huruf a

Yang dimaksud dengan "beredarnya Pangan yang sangatmembahayakan kcsehatan" adalah beredarnya Pangansecara luas di masyarakat atau lintas negara, baik akibatpemalsuan atau penggunaan bahan biologi yang dapatmembahayakan kesehatan.

Huruf bBeredarnya informasi Keamanan Pangan yang mcnyesatkandi masyarakat antara iain berupa penyebaran informasiyang tidak benar (hoax) mengcnai Keamanan Panganmelalui media secara luas termasuk media sosial.

Huruf cBencana dalam ketentuan ini merupakan bencanasebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang penanggulangan bencana.

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (a)

Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Ayat (6)

Kedaruratan Keamanan Pangan yang bersifat lintas sektormisalnya kasus aflatoksin dalam pala yang mana kementerianyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpertanian sebagai koordinator.

Pasal 76Masyarakat dalam ketcntuan ini antara lain perseorangan, organisasimasyarakat, lembaga swadaya masyarakat, akademisi atau peneliti,pelaku usaha, asosiasi produsen makanan, himpunan profesi, danmedia massa.

Pasal 77Cukup jelas

Pasal 78Cukup jelas.

SK No 019308 A

Pasal 79

Page 74: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES!DENREPUBLIK INDONESIA

-26-

Pasal 79Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan "pelapor" adalah orang yangmemberi suatu informasi kepada Kepala Badan danlataubupati/wali kota mcngenai adanya pe langgaran ataudugaan adanya pelanggaran Keamanan Pangan.

Huruf bCukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Pasal 80Cukup jclas

Pasal 81Cukup jelas

Pasal 82Perizinan Berusaha adalah pendaftaran yang diberikan kepadaPelaku Usaha untuk mcmulai dan menjalankan usaha danlataukegiatan yang diberikan dalam bentuk persetujuan yang dituangkandalam bentuk surat/kcputusan atau pemenuhan persyaratandanlatau komitmen.

Pasal 83Cukup jelas

Pasal 84Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6442

SK No 019309 A

Page 75: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

1

PRESTDENREPUBLIK INDONESIA

LAMPIRANPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 86 TAHUN 2019TENTANGKEAMANAN PANGAN

GOLONGAN DAN JENIS BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Antibuih (Antifu aming Ag ent)Antibuih (Antifoaming Agent) adalah bahan tambahanmencegah atau mcngurangi pcmbcntukan buih.

pangan untuk

Jenis BTP Antibuih (Antifoaming Agent) INS

Kalsium alginat (Calcium alginate\

Mono dan digliserida asam lemak (Mono- 471a acids)

Antikemp al (Anticaking Ag ent)Antikempal (Anticaking Agent) adalah bahan tambahan pangan untukmencegah mcngcmpalnya produk pangan.

Jenis BTP Antikempal (Aruticaking Agent\

Kalsium karbonat (Calcium carbonate)

Trikalsium fosfat (Tncalciumort hos

aJ

Selulosa mikrokristalin (Microcrystallinecellulos

--l

I

404

2

eI4

5

Selulosa bubuk (Poudered cellulose) 460 11

Asam miristat, palmitat dan stearat dangaramnya (Myristic, palmitic & stearic acidsattd lheir salts):Asam miristat, palmitat dan stearat dangaramnya (kalsium, kalium, dan natrium(Ca, K,Ifa) (Myistic, palmitic & stearic acidsand their calcium, potassium and sodium

47o(i)

K, nq) q4tql470(iii)

No.

1

2

No

1

2

INS

170 (i)

34 1(iii)

460(i)

SK No 019429 A

Magnesium stcara L (Magne sium stearate)

6. Garam-garam

Page 76: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

Jenis BTP Antikempal (Anticaking Agent)

6 Garam-garam dari asam oleat dengankalsium, kalium dan natrium (Ca, K, Na)(Salts of oleic acid utith calcium, potassium,arud sodium (9o K' as))

7 Natrium karbonat (Sodium carboruate) soo(i)

Magnesium karbonat (Magnesium s04(i)carbona

9 M nestum oltde) 530

10Natrium bcsi (ll) sianida (Sodium 535ferrocyanrclg) _

11Kalium besi (lI) sianida (Potassium 536ftyocyary4lgl

t2 Kalsium besi (II) sianida (Calcium 538

Silikon dioksida halus (Silicon dioxide,551

amol4 Kalsium siiikat alcium silicatel 552

15Natrium aluminosilikat (Sodium 554alu

'Jq. M sium sili ilica

Antioksid an (Antio xid ant)Antioksidan (Antioxidant) adalah bahan tambahan pangan untukmencegah atau menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi.

INS

Asam askorbat (Ascorbic acid) 300Sodium ascorbqte)

470(r)

3

Natrium askorbat 3013 Kalsium askorbat p*qlciury9e79!Qql{_ 302

Kalium askorbat (Potassiu m ascorbate) 303

5

67

Askorbil palmitat (Ascorbyl p almitate) 304Askorbil stearat (Ascorbgl stearate) 305'l'o ko fc ro I (To co phe r o[)

d-alfa tokofcrol (d-alpha-Tocophero[)

Tokofcrol campuran pekat (Mixed tocopherolconcerutradl-alfa tokoferol (dl- alpha Tocopherot)

Gama tokofero t_(95llu_qTocophefoll _

(

4

INSNo

8

553 I

No. Jenis BTP Antioksidan (Antioxidarutl

1

2

3O7a

307b

3O7c308

SK No 019430 A

Propil galat (Propyl gallate\ 310

9. Asam

umo

Lrolt"L13

Page 77: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

4

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

--.)-

9

10

Asam eritorbat (Erythorbic acid)

Natrium eritorbat (Sodium erythorbate)315316

11 Butil hidrokinon tersier/TBHQ (Tertiarybutulhydroquinone\

319

t2 320

13. 321

Butil hidroksi anisol/BHA (Butylated

Butil hidroksi toluen/BHT (Butylatedto

Bahan Pengkarbonasi (Carbonating Agent)Bahan Pengkarbonasi (Carbonating Agent) adalah bahan tambahanpangan untuk membentuk karbonasi di dalam pangan.

NoJenis BTP Bahan Pengkarbonasi

(Carbonatinq AqentlINS

1 290Karbon dioksida (Carboru dioxide)

Garam Pengemulsi (Enrulsifuing Salt)Garam Pengemulsi (Emulsifuing Salt) adalah bahan tambahan panganuntuk mendispersikan protein dalam keju sehingga mencegah pemisahanlemak.

5

NoJenis BTP Garam Pengemulsi (Emulsifying

Salt)INS

1 Natrium dihidrogendihydrogen citrate)

sitrat (Sodium

Trinatrium sitrat (Trisodium c-itrate)__Kalium dihidrogen sitrat (PotassiumdihydrogenTrikalium sitrat (Tnpotassium citrate)Mononatrium fosfat (Monosodiumorthophosphate)

331(i)

2 331(iii)3 332(i)

4 332(ii)

5 33e(i)

33e(ii)6 _D_tnCqtLUqioSlellPi"_qalA*pU| pplrpypLr"tLTrinatrium fosfat (Tisodiumorthophosphate)Monokaliumorthophosphatel

fosfat (Monopotassium

7 33e(iii)

8 s4o(i)

9 s40(ii)

10)pt LUtpt Lo

11.r2

Dikaiium fosfat (Dipotassiumo fihgp\os_phat9)Trikalium fosfat (Tipotassium

340(iii)o te)Gelatin Edible 428

4

SK No 019431 A

Dinatrium difosfat Disodium diphosphate)

QroxuurLLSoLe

u, vL

l|.LuLLr t

J(1

ASDP HUKUM
Typewritten text
13. Tetranatrium . . .
Page 78: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-4-

NoJenis BTP Garam Pengemulsi (Emulsifuing

Salt)INS

13Tetranatriumdiphosphate)

difosfat (Tetrasodium 4s0(iii)

l4 Tetrakalium difosfat (Tetrapotassium

15. Dikalsium difo sfat (Dicalcium diphosp16 Natrium tripolifosfat (Sodium

t7 Kalium tripolifosfat (Potassium

18 Natrium polifosfat (Sodium19. Kalium osfat Potassium ol20. Kalsium lifosfat Calcium ha2t. Ester asam lemak dan asetat dari gliserol

Acetic and acid esters o22

as0(v)

a50(vi)

4s 1(i

4s 1(ii)

4s2(1\452(lL)a52$v)

472a

472b

23 472c

24

)l qLqcetuL472e

57625.

Ester asam lemak dan laktat dari gliserolLactic and acid esters oEster asam lemak dan sitrat dari gliserolCitric and acid esters o

Ester asam lemak dan diasetiltartrat darigliserol (Diacetyltartaric and fatty acidestersNa g-lyco

6 Gas Untuk Kemasan (Packaging Gas)Gas Untuk Kemasan (Packaging Gas) adalah bahan tambahan panganberupa gas, yang dimasukkan ke dalam kemasan pangan sebelum, saatmaupun setelah kemasan diisi dengan pangan untuk mempertahankanmutu pangan dan melindungi pangan dari kerusakan.

Jenis BTP Gas Untuk Kemasan (Packaging

Karbon dioksida (Carbon dioxide)

Nitrogen (Nitrogen)

Humektan (Humectant)Humektan (Humectant) adalah bahan tambahan pangan untukmempertahankan kelembaban pangan.

Jenis BTP Humektan (Humectantl

Natrium laktat Sodium Iqqaq

No INS

1 2902 94t

No. INS

1 3252 326

SK No 019432 A

Kalium laktat (Potassium lactate)

3. Natrium

JrypluptteqpbeLe) _ _

-!4pplupl-eph4e)

Page 79: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

3

4

5

67

8

PRES ! DENREPUBLIK INDONESIA

-5-

Natrium hidrogen malat (sodium hydrogenmalNatrium malat SodiumGliserol (Glycerot)

Polidekst r osa (Poly dextro se s)

Triasetin gtvgeLl 15 18

Pelapis (Gla-zing Agent)eelapis (Glazing Agent) adaiah bahan tambahan pangan untuk melapisipermukaan pangan sehingga mcmberikan efek perlindungan dan/ataupenampakan mengkilap.

Jenis BTP Pelaprs (Glozing Agent)

Malam (

Lilin kandelila Candelilla utur)Lilin karnauba (Carn rylg:v_e4)S lak 904Lilin mikro lri s talin_ lMipf o9ry494!!9l4ax) 905

Pemanis (Sweetener)Pemanis (sueetener) adalah bahan tambahan pangan berupa pemanisalami dan pemanis buatan yang membcrikan rasa manis pada produkpangan.

a. Pemanis Alami (Natural Sweetener)Pemanis Alami (Natural Su-teetener) adalah pemanis yang dapatditemukan dalam bahan alam mcskipun prosesnya secara sintetikataupun fermentasi.

Jenis BTP Pemanis Alamr (NaturalSuteetener

Sorbitol 420Sorbitol Sirup lSorbitol syrup\ 420Manitol Mannit9L 421Isomalt Isomaltitol Sorygl!/ lsomaltrtp!-_Glikosida stcviol (Steuiol glycostdesl

5Maltitol sirup (Maltitol

67

LaktitolSilitol 967

9

1

4223s0(ii

3so(i)

t200

INSNo

9011

90229033

45

INSNo.

95323

9604e6s(i)

96696

8

SK No 019433 A

Eritritol !!r-tg!

earyp)

968

b. Pemanis

Beesutaxl

11

Page 80: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-6-

b. Pemanis Buatan (Artificial Suteetener)Pcmanis Buatan (Artificial Sweetener) adalah pemanis yang diprosessecara kimiawi dan scnyawa tcrscbut tidak terdapat di alam.

NoJenis BTP Pemanis Buatan (Artificial INS

StueeteAsesulfam-K Ql9ep4ffqrye po_tassiumlAs artam LAppelq!ryel 951Asam sikiama t \9vslqryc-acid) 952Kalsium siklamat 19_q@rycyclamate) _ _ 952 11

Natrium siklamat SodiumSakarin (Saccha ,inl 954Kalsium sakarin ( Calcium sacchan 954 11

Kalium sakarin lP_plgZstttttgqgg4gfn) _954

Natrium sakarin (Sodium sacchq4tn)__ 954 1V

Sukralosa 955Sucralose/ Tichloro la

6 Neotam Ne 961

10. Pembawa (CarriefiPembawa (Carrier) adalah bahan tambahan pangan yang digunakan untukmemfasilitasi penanganan, aplikasi atau penggunaan bahan tambahanpangan lain atau zaL gizi di dalam pangan dengan cara melarutkan,mengencerkan, mendispersikan atau memodifikasi secara fisik bahantambahan pangan lain atau zaL grzi tanpa mengubah fungsinya dan tidakmempunyai efek teknologi pada pangan.

Jenis BTP Pembawa (Carrier)

Sukrosa asetat isobutirat (Sucrose acetateISO ra-

2 Trietil sitrat I citPro ilen i\q\ llrqpvlery gVsq4- -Polietilen elikol (Polyethy lgng gtasp!) l52l

1 1. Pembentuk Gel (Gellirug Agent\Pembentuk Gel (Gelling Agent\ adalah bahan tambahan pangan untukmembentuk gei.

Jenis BTP Pembentuk Gel (Gelling Agentl

Asam al t \4gi!e-e44)Natrium algrryel j!_o!i"ggtglry"tLKalium nal iPotassium alginate\

4

otamgl

1

tsl

9501

952-,--l

23

4

5

INSNo

1 520

444

1 505-.)4

No.

1

2J

INS

400401402

SK No 019434 A

Kalsium m alginate) 404

5. Agar-agar

at

Page 81: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

56

7

89

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

n)

Rumput laut cucheuma olahan (Processedeucheuma seaweed\Gom ge lan (

Gelatin Edible wl@ry)10 Pektin Pectins

12 Pembuih (Foaming Agent)Pembuih (Foaming Agent) adalah bahan tambahan pangan untukmembentuk atau memelihara homogenitas dispersi fase gas dalam pangan

berbentuk cair atau padat.

No Jenis BTP Pembuih (Foaming agent)

Gom xanthan (Xanthan gum\

2 Selulosa mikrokristalin (MicrocrystallinecelluEtil metil sel ul ethul cellu

i3. Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)Pengatur keasaman (Acidity Regulator) adalah bahan tambahan panganuntuk mengasamkan, menetralkan, dan/atau mempertahankan derajatkeasaman pangan.

1

No.Jenis BTP Pengatur Keasaman (Acidity

RegulatofiINS

170(i)

23

260

456

891011

326327328

t2

330

1 Kalsium karbonat lCglcry4ry_ carbonat'Asam asetat (Apet "_eo\LNatrium asetat Sodium acetate)Kalsium asetaL_Q"!"yry_q9919t4_Asam laktat Lt_qcttq agLdl_Asam malat Malic actdL_ _Asam fumarqt (Fyryanc q9t-d)

Natrium I lactate)Kalium laktat Potassium lactaKalsium laktat Calcium lactaL-amonium laktat (L-arrtmonium lactaAsam sitrat dan garamnya (Citric acid andils sAsam sitrNatrium dihidrogendihydrogen citrate\

262263270296297325

331(i)

406407

4O7a

418428440

INS

415

460(i)

465-.)

SK No 019435 A

sitrat (Sodium

Dinatrium

Page 82: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

INSNo

331 111

332

332(i)

333(iii)

334

336 (i)

13.

338t4.15 3s0(i)

1617.

Jenis BTP Pengatur Keasaman (Acidity

Dinatrium monohidrogen sitrat (Disodium

Kalium dihidrogen sitrat (Potassium

Asam tartrat dan kalium hidrogen tartrat(Tartaric acid and Potassium hydrogen

Kalium hidrogen tartrat (Potassium

Natrium hidrogen malat (Sodium hgdrogenLrpphoppho"p scrq

Kalsium Dl-malat Calcium DL-ma

Asam fosfat \Qrt

aN umtri alam t tumSod am la

citruohmoTrinatrium sitrat Tisodium

L4dih d n citra

mTicalciukalTri Sslum trat

Asam tartrat Tartaric

mal

lato

mTrikalium sitrat

tartra

tqrye@ --

350352

Asam adipat dan garamnya (Adipic acid and

tAsam adiits sa

355356357

s00(i)1920

2t

s00(ii)

501

22 s01(ii)

23 s03(i)

s03(ii)24

25.

26

s04(i)

50727 s 14(i)28.29

s 1s(i)516

30 52431. 52532

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

-8-

18

Natrium adipat (Sodium adipatesKalium adi Potassiumt

331(ii)

526

Natrium ke&q!_e t_ ( F p 4 iy rry sq, b_qrygj4Natrium hidrogen

carbonate)karbonat (Sodium

Kalium karbona sium carboKalium hidrogen karbonat (Potassium

carboAmonium karbonat (Ammoniunt carbonat,Amonium hidrogen karborrat (Ammonium

carbonaMagnesium karbonatcarbonate)

(Magnesium

Asam hidroklorida (Hy drochloric acid)Natrium sulfat (SoQi;um gulphgte)Kalium su Potassium sulphate)Kalsium sulfat (Calcium su haNatrium hidroksida SodiumKalium hidroksida Potassium

SK No 019436 A

Kalsium hidroksida (Calcium h.

roxid

33. Magnesium

Page 83: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-9-

No.Jenis BTP Pengatur Keasaman (Acidity

Requlator)INS

33.Magnesium hidroksida (Magnesium

Kalsium oksida (Calcium oxide)

528

34 52935 Glukono delta lakton (Glucono delta lactgne) 57536 Kalsium ukonat lc"lqit4!!,g4499!ate) _ 578

14. Pengawet (Preseruatiue)Pengawet (Preseruatiue) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegahatau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakanlainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme.

Jenis BTP Pengawet (Preseruatiue)

Kalium benzoat Potassium benzoat'Kalsium benzoat Glqyry bstzo_st3_Etil para-hidroksibenzoat (Ethyl para-

Metil para-hidroksibenzoat (Methyl parahSulfit SuBelqler\s llots{s ls"tpbut 4i9ri44Natrium sulfit SodiumNatrium bisulfit (Sodium bisulphate\Natrium metabisulfit (SodiummetabisuKalium metabisulfit (PotassiummetabisuKalium sulfit {449-sslUtn sulphite)Kalsium bisulfitKalium

INSNo

20020t202203

1

2to

Asam sorbat dan garamnya (Sorbic acid and

Asam benzoaL dan garainnya (Benzoic acidand its sal/s):

BenzoicsamA abenzo tNatrium benzoat Sodium benzo

Natrium sorbat Sodium soKalium sorbat Potassium sorKalsium sorbat Calcium sorba

Asam sorbat Sorbicits sa

2tl212273

2

3 214

2184

22022L222

223

224

225227

5

228

6 234

SK No 019437 A

Nisin (Irisin)

Calcium bisulphite)

7. Nitrit

m bisu

Page 84: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

No INS

249250

7

825t252

280

9

10 1 105

281282283

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_10_

Jenis BTP Pengawet (Preseruatiue)

NitritKalium n i tri t

_.1i Po tas_s ru m_n :

Natrium nitrit (Sodi4m n i!?tANitrc! 11v'!Natrium nitrat (Sodium nitrate:Kalium nitrat (Potassium nAsam propionat dan garamnya (Propionicacid and its saltsAsam prgpLoqq!.!\ppyo_nipgo4lNatrium propionqtelKalsium tionate Calcium propionate)Kalium p ro p i o n a!g_lP_o tqs q tU ^

pl gplo n at e)

Lisozim hidroklorida (Lysozymeh drochlo

15. Pengembang (Raising Agent)Pengembang (Raising Agent) adalah bahan tambahan pangan berupasenyawa tunggal atau campuran untuk melepaskan gas sehinggameningkatkan volume adonan.

Jenis BTP Pengembang (Raising agent)

Na i4m cqlppryqtA_Natrium hidrogen karbonat (Sodium

ro'gen c9fu94qL4_-Kalium hidrogen

carbonate)karbonat (Potassium

Amonium karbonat (Ammonium carbonat

5Amonium hidrogen karbonat (Ammonium

carbonate)Natrium aluminiumaluminium phosphates)

fostat (Sodium

Glukono deltaDekstrinPati qqq!4t (F!grc!, ggetqle)

No INS

1 so0(i)

2 soo(ii)

s01(ii)3

4 s03(i)

s03(ii)

6

789

s41(i)

5751 4001420

SK No 019438 A

16. Pengernulsi

Page 85: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

16. Pengemulsi (Emulsifier)Pengemulsi (Emulsiftefi adalah bahan tambahan pangan untuk membantuterbentuknya campuran yang homogen dari dua atau lebih fase yang tidaktercampur seperti minyak dan air.

401Kalium alginat (Potassium algina 402Kalsium elginqt Calcium 404Propilen glikol alginat (Propylene glycola.

lAse4n C'

Gom (Locust bean gum)Gom guar (Guar gum)Gorn t n nt4 sylrL 413Gom arab (Arabic m) 4t4Gom karaya (Karaua 416

422

410_4t2

_l

No INSJenis BTP Pengemulsi (Emulsifier)

1

---1]01'I- -322(it325327

2345

33 1(i)

6

7

9 332

331 111

331(ii)

332(i)

33e(i)

33e(ii)

13

33e(iii)

340(i)

340(ii)

340(iii)

400

l4

15

16l7

Kalsir-rm karbonat (Calcium carb

Natrium dihidrogen sitrat (Sodium

Dinatrium monohidrogen sitrat (Disodium

Kalium dihidrogen sitrat (Potassium

Mononatrium fosfat (Monosodium

orthoph,ggpbgtg)

orthophosphalg)

Lesitin (Lecithinsl

10

(Trisodium

(Monopotassium

fosfat (Dipotassium

fosfat (Tripotassium

Natrium

8

dium lactate\Kalsium lak9Lp44rtm tqet_qle)

Natrium laktat

Trinatrium sitrat citrate)

@!sllc-eerq-SA am tnaalginat Sodium a

D an utri m lu m ort

te)

nkalTri u S1m ,atr t

m citrat

ortho11

t2

dih

o

Trinatrium fosfat

Dikaliumprtlpphppphqle)Trikalium

si!rq!-e)--

Monokalium fosfat

1819

20 405

2l22

406407

23.242526

SK No 019439 A

Glise rol GI q

gum)

29. Gelatin

22

m

noh

Page 86: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

INSNo

42829

432

433

434

Jenis BTP Pengemulsi (Emulsifier)

Polisorbat 20 (Polyoxyethylene (20) sorbitan

Polisorbat 80 (Polyoxyethylene (20) sorbitan

Polisorbat 40 (Poly o xy etLtglene (2 0) sorbitan

Polisorbat 60 (Polyoxyethylene (20) sorbitanmon

Gelatin EdiblePolisorbat Pol so

\lotL99lgatA _

monol'

monostearate435

30

31

Polisorbat 65 (Polyoxyethylene (20) sorbitan

Pektin Petristearate 436

44032. Ester gliserol rcsin kayu (Glycerol ester of

tuood44s(iii)

450 I--JJ.

34 4

35. 4s0(iii)

36

Tetranatrium difosfat (Tetrasodium

Tetrakalium difosfat (Tetrapotassium

Dinatrium difosfat DisodiumdifotriTrina um sfa Tisodiut m

t

as0(v)

37 438

as0(vii)

39 452 1

40

452(11t)

4524l

42. 452 1

43460(i)

44 460 11

45 46146

463

47.464

48. 465

49466

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-12-

Dikalsium difo mdKalsium difosfat (Calcium Dihydrogen

hosNatrium lifosfat SodiumKalium lifosfat (Potassium po lgphospNatrium kalsium polifosfat (Sodium calcium

Kalsium fosfat CalciumSelulosa mikrokristalin (MicrocrystallinecelluSelulosa bubuk (Poutdered cellulosMetil selulosaHidroksipropil sclulosa (Hydroxypropyl

Hidroksipropil metil seluiosaI meJhy I cellulose)

Pqg!- sg_lslqqe_1 Methy t e_th I cellul'

Natrium karboksimctil selulosa (Sodiumcarb o xy methy I cellul o s e)

SK No 019440 A

50. Asam

11

Page 87: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 13 -

No Jenis BTP Pengemulsi (Emulsifiefl50 Asam miristat, palnritat dan stearat dan

garamnya(kalsium, kalium, dan natrium(Ca, K, Ifa)) (Myristic, palmitic & steaicacids and their calcium, potassium andsodium C' I[, Sa

51 Garam-garam dari asam oleat dengankalsium, kalium dan natrium (Ca, K, Na)(Sal/s of oleic acid uith calcium, potassium,

K, Na))52 Mono dan digliserida asam lemak (Mono-

and d:_gly"9r4ep_ol_f qtfu _egtlpL=Ester asam lemak dan asetat dari gliscrolAqetic and fatty acid esters of lycerol)Ester asam lemak dan laktat dari gliserolLactic and fatty acid esters of glucero\Ester asam lemak dan sitrat dari gliserolCitric and fattg_qcl4 setglp lf gtyger_olL

Estcr asam lemak dan diaseLiltartrat darigliserol (Diacetyltaic and fattya acid estersoEster sukrosa asam lemak (Sucrose esterso

Ester poligliserol asam lcmak (Polyglycerol

Ester poligliserol asam risinoicatterinteresterifikasi (Polyglycerol esters ofintere eic acid)Ester propilen glikol asam lemak (Propylene

INS

47o(1)

47o(tl

e9!9!s of fatty_qgyQslNatrium stearoil-2-laktilat (Sodium stearoyl-2-4gAg!A-Ester sorbitan asam lemak (Sorbitan esters

col

o

Sorbitan monostearat (Sorbitanmo npstlegrat)Sorbitan tristearart lS o_r ! tt qn t r1s_t gqlq[Malam \F_ggqyqx)Lilin kandelila elillaPolidekstrosa Po S

Pati modifikasi asam (Acid treleltpucat

47\

472a

472b

472c55

53

54

56472e

57

58

473

475

476

477

59

60

61481(i)

49t492

62

636465

9019021200

6766 1401

140368

SK No 019441 A

Pati oksidasi (Oxidized slgfc_Ll

qte4__slq,qLl

1404

69. Pati

and sodium

Bleached starchl

Page 88: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-14-

Fosfat dipati fosfat (Phosphated distarch

Dipati fosfat terasetilasi (AcetylateddistrarchPati asetat Starch acetaDipati adipat terasetilasi (Acetylateddistarch adHidroksipropil pati (Hy droxapropal starch)

Hidroksipropil dipati fosfat (HydroxgpropyldistarchPati natrium oktenilsuksinat (Starchsodium o I succiAsetil pati oksidasi (Acetglated oxidizedsta

80 Natrium kaseina! 6p4ill^ cqsglL

17 . Pengental (Thickener)Pengental (Thickener) adalah bahan tambahan pangan untukmeningkatkan viskositas pangan.

No Jenis BTP Pengental (Thickener) INS

1 2632J

325327

4 4005 401

40267 404

4058

9 40610 40711

t2.

4O7a

41013 412l4 4t3

Kalsium asetat (Calcium acetate)NatriumKalsium laktat (Calcium lactAsam alginat (AlginicNatrium t_Gq4!,qLKalium at Potassium aKal lcium alginate)Propilen glikol alginat (Propylene glycol

n enanRumput laut eucheuma olahan (ProcessedeucheumaGorrr ry9_uGom Guar

INSNo.

140569

14 1070.

Jenis BTP Pengemulsi (Emulsifier)

Pati modifikasi enzim (Enzymed treated

Monopati fosfat (Mono starch phosphate)starch)

7I Dipati fosfat (Distarch pho sphate) t4t272

14 13

73?rLoSprLuLe

t4l474

75

t420

1422

76t440

7442

145078

79 1451

SK No 019442 A

Gom Wqsq9snttr_gy!!)_

15. Gom

phosphates)

LLt l Lr LL,4"Le

,"r -d.xa.r l^L,tta.t

t

lokus

Page 89: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- l5 -

Jenis BTP Pengental (Thickener)

Gom arab Arabic gum)Gom xanthan Xanthan gum)Gqlq-E4rere-I{grquegury)Gom tara ggls gum)__Gom Gsllq" svry)Gom tti GumGliserolGelatin

23 Pcktrnllepl!ry924 Ester gliscrol resin kayu (Glycerol ester of

wood rosiry)

25 Alfa-Siklodekstrin odexti,Gama-Siklodekstrin ammaSelulosa mikrokristalin (MicrocrystallinecelluSelulosa bubuk Poudered celluloseM UdeEAEtil selulosa (Ethyl cellu

4144154t6417418419422428440

44s(iii)

457

Iqq4---Hidroksipropil selulosa (Hydroxypropylcel lulose)Hidroksipropil metil selulosa

4tp*wrpput r.4ul pe-t\4bleL --Etil metil selulosa I eth lceNatrium karboksimetil selulosa (Sodium

lulose)35 Natrium karboksimetil selulosa hidrolisa

enzim (Sodium carboxymethyl cellulose,ql1zanlslipel!4_Lw4r9Upe4L_

36 Mono dan digliserida asam lcmak (Mono'and diglWen4ge p_ffqLtg agtdpl _

37 Kalium klorida (Pofassium chloideKaisium klorida lc_otqrt* pblq!44-Kalsium sulfat Calcium suKalium hidroksida stum droxidBromelain lain)Polidekstrosa Po S

Dekstrin Ds4ryrypL_Pati modifikasi aSqqIAcid treatedPati modifikasi basa (Alkaline treatedstaPati at Bleached starc

47t

INSNo

15.16.17.1819.20.2122

4582627.

28.

3031

29460

460(i)

463

464

46246r

32

3334. 466

469

508509385163952540

4t 1 101(iii)42.4344

1200

1401

t40245

4647

1403t404

SK No 019443 A

Pati oksid asi (Oxidized4)_

1400

48. Pati

lGlttceroA

- 465

Page 90: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

48

52

5354

Qlpat_i fosfa! (

Fosfat dipati

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- i6_

Jenis BTP Pengental (Thickenefl

Pati modifikasi enzim (Enzymed treatecj

Mono ati fosfat (MpnoBt_qr_cbllto:phatg) 14 10Distarch hosphate) 14t2

fosfat (Phosphated distarch14 13

hatg)Dipatidistrarch

fosfat terasetilasi (Acetylated t414

Pati age!4! (Starch 1420Dipati adipat terasctilasi (Acetylated 1422distarch ad aHidroksi I sta

56 Hidroksipropil dipati fosfat (Hydroxypropyldistarch hosPati natrium oktcnilsuksinat (Starchsodium octena I succinate)

58Asetil pati oksidasi (Acetylated oxidizedsta

59 Natrium kaseinat Sodium

18. Pengeras (Firming Agerut)Pengeras (Firuning Agent) adalah bahan tambahan panganmemperkeras, mempertahankan jaringan buah dan sa)'uran,berinteraksi dengan bahan pembentuk gel untuk mcmperkuat geI.

Jenis BTP Pengeras (Firming Agent)

Kalsium laktat Calcium lacta!e)

hat{_

14 ____

untukatau

Trikalsium sitrat Ticalcium citraKali ium chlondeKalsium klorida Calcium chlorydg)

5 Kalsium sulfat l9@jy* sy p_halsL6 Kalsium ukonat Calcium

No INS

1405

495051

1440

1442

I 450

1451

INS

508509

327333(iii)

516578

No

1

234

SK No 019444 A

19. Penguat. .

55

57

Page 91: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-17-

Penguat rasa (Flauour Enhancer)Penguat Rasa (Flauour Enhancer) adalah bahan tambahan pangan untukmemperkuat atau memodifikasi rasa danlatau aroma yang telah adadalam bahan pangan tanpa memberikan rasa dan/atau aroma baru.

t9

No. Jenis BTP Penguat Rasa (Flauour Enhancer) INS

1

2

620

621

626

627

628

6293

4

630

631

632

633

634

635

Asam L-glutamat dan garamnya (L-Glutamic

Asam L- utamatMononatrium L-glutamatc (Monosodium L-

lutMonokalium L-glutamatc (Monopotassium 622L lutamateKalsium di-L-glutamat (Calsium di-L' 623

lutamate)Asam guanilat dan garamnya (Guanglicacid and its salts):Asam 5'- str4qi!4j_I F -c"snatt" sqt4l_Dinatrium 5'-guanilat (Dzsodium 5'-

Dikalium 5'-guanilal (Dipotassium 5'-an

Kalsium 5'-Asam inosinat dan garamnya (Inosinic acidand itsAsam 5'- inosinat l1'-lnosinic gcidl __Dinatrium 5'- inosinat (Disod.ium 5'-

Dikalium 5'- inosinat (Dipotassium 5''inosinate)Kalsium 5'- inosinat { Calcium 5'- inosGaram-garam dari 5'- ribonuklcotida (Saltso 5'- riKalsium 5'- ribonukle<>tida (Calcium 5'-ibortucleotideslDinatrium 5'- ribonuklcotida (Disodium 5'ibonu

ilat Calcium 5'- I

SK No 019445 A

20.Peningkat...

acid and its

Page 92: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-18-

20. Peningkat Volumc (Bulking Agent\Peningkat Volume (Bulking Agent) adalah bahan tambahan pangan untukmeningkatkan volume pangan.

No Jenis BTP Peningkat volume (Bulkirug agentl

Natrium laktat_(Sodium lacta_te) 325

4"e4-ele14et t4 lsv"q q@)-J Natrium nat Sodium a

Propilen glikol alginat (Propylene glycola

406(Caryageenan) _

Gom arGrqr gvry) 4t2Gom thGom arab (ArablggumlGom K,

11Ester gliserol resin kayu (Glycerol ester ofwood Rosin)

12Se lulosa mikrokristalin (Microcrystalline

Selulosa bubuk Poutdered cellulopglMetil selulos a_Wethy! tglugsAEtil selulosa

16Hidroksipropil metil selulosa

yl m J\yl _cglulgs_el

t7 Natrium karboksimetil selulosa (Sodium 466ca ryLe_lhg!sellul,o_s_e)

18.Mono dan digliserida asam lcmak (Mono-

471and Q_i g U eglld 9 s 9l Iatty a ct4 s)

Kalsium sulfat Q{"iyl: gutpbat_eL_ 516Polidekstrosa (P_o_lyQe-x{gse!)

Pati modifikasi asa treated starch)Pati modifikasi basa (Alkaline treated

Pati tPati oksid ast (Oxidi-z,ed 49 ryLlLPati modifikasi enzim (Enzymed treatedstarch)

Uo.ropgt,&qq!Di ti fosfat

2

qll

Fosfat dipati fosfat (Phosphated distarchphosphate)

1

4

56n

8

109

13l415

192021..

22.

2324

25.

2627

28

INS

400401

405

407

4t34t4416

44s(iii)

460(i)

460(ii)46t462

464

1200

t404

1405

1403

1401

t402

i4 101412

SK No 019446 A

14 13

29. Dipati

Kar

Page 93: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESTDENREPUBLIK INDONESIA

-19-

Jenis BTP Peningkat volume (Bulking agent)

Dipati fosfat- terasetilasi (Acetylateddistrarch hosphate)Dipati adipat terasetilasi (Acetylateddistarch adipatelHidroksi i1 ati re{UpLopgl s}g_\g

F{idroksipropil dipati fosfat (Hydroxypropyldt_sJqchptregpbg!{_

21. Penstabil (Stabilizer)Penstabil (stabilizer) adalah bahan tambahan pangan untuk menstabilkansistem dispersi yang homogen pada pangan.

Kalsium karbonat Calcium carboKalsium asctat (Calcium

4S qL1_ Ulq qrq! _llyryt qryp Lqld) _ _Lesitin Lecithins )

13

17

18

Natrium laktat Sodium lactat9)Kalsium lak!a![Calcium lactate)Natrium dihidrogcn sitrat (Sodiumd giJratg) _Dinatrium monohidrogen sitrat (Disodiummonoh d rycitlalg|Trinatrium g1[4t (?nsodium gt!ryte) _Kalium dihidrogen sitrat (Potassium

4*radfeg9" "ttqte)Trikalium sitra otassium citraTrikalsium sitrat TricalciumMononatrium fosfat (Monosodiumort hosphatelDinatrium fosfat Lolzo4a ryort hosTrinatrium fosfat (TrisodiumoMonokalium fosfat (Monopotasslum

hosDikalium fosfat (DipotassiumortTrikalium fosfat (Tipotassiumo4qpb"tphSt.)

19 Kalsium fosfat (9"tpq4!ry_plgtp hates

332(i)

332

340(ii)

34o(iii)

34r341(i)

No INS

r4t429

1422

t44031

30

t44232

INSNo Jenis BTP Penstabil (Stabilizer)

170(i)263

1

c

322(t)2973

432553276

.7

331(i)

s31(ii)8

331(iii)910

11

333(iii)r2

33e(i)

33e(ii)t4

33e(iii)15

340(i)t6.

SK No 019447 A

Monokalsium fosfat (Monocalcium

Dikalsium

Page 94: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-20-

Jenis BTP Penstabil (Stabilizefl

Dikalsium fosfat DicalciumTrikalsium fosfat (TncalciumorthoAsam adi at Ad tcAsam alginat (Alqinic acid)

22 Nat4Ury 41gt4q! -( ,Sq4 tyryq_tLtnqleL _ _

Kalium alginat (Potassium 4wqt"L-Cal !ryqt4

Propilen glikol alginat (Propylerue glycol

Rumput laut eucheuma olahan (Processed

Go ry_Eqcelg_loEqq (tq rySt bgqn gulrL9q* S_rlq Gy"f SyoGonr tragakan lTfqggg*rtb gvrnLGom ara i.-wLGom xanthan t4qtbqrysvlr)Gom kar aye.\KalggaGom tara Tara 9_14ry)

Go L9ettqt gumLGom tri-l9v^-qhqUL -GliserolGelatin EdiblePektin Pectirus)

Ester gliserol resin ka17u (Glycerol ester ofutood rosDinatrium difosfat Disodium d hosTrinatrium difosfqll Trisodium ho hatTetranatrium difosfat (TetrasodiumdTetrakalium difosfat (TetrapotassiumdDikalsium difosfat haNatrium tripolifosfat (Sodium

hosphate)Kalium tripolifosfat (Potassium

hate)Natrium polifosfat {Sodivm ha

50.

INS

341 11

34 1(iii)

23t

No.

355202t 400

401402

24

25

26.27

404

405

406407

4O7a28

4104t2

2930.31 4t3

4143241533

34353637

4164t74184t942238

3940.4T

4243 4s0(ii)

4s0(iii)

428440

44s(iii)

4s0(i)

44

aso(v)45

46. a50(vi)

4s 1(i)47

4B 4s 1(ii)

4s2(i)494s2(\t)

SK No 019448 A

Kalium polifo s fat (Potassiu m p oly pho sphate)

51. Natrium

n

Dicalcium

Page 95: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

No INS

4s2(lll)51

as2(iv)524575345854

460(i)55

460(ii)56.46t57

46358

46459

465

Jenis BTP Penstabil (Stabilizer)

Natrium kalsium polifosfat (Sodium calcium

Selulosa mikrokristalin (Microcrystallirue

selulosa (Hgdroxypropyl

@94-ayp!9pAl_ryyltty!__cSttutogg)

Natrium karboksimetil selulosa (Sodium60

hosphate\

LplwspLatelolifosfat ( Calcium p

osa)

Etil metil selulosa (Me

thgl cellul'Metil selulosa

thUl llu

meth I cellulo

lPpyt4"ts4s9!rt99{_Se oul bSA buku

Alfa-Siklodekstrin a haqryp{a4o4eEnnama S oikr ed trinksG (g

Kalsium

CA

cellu

I{idroksipropil metil selulosa

Hidroksipropilcellulose)

62

466

468

46963

47o(t)

64

47o(i)

65

47166

472a

472b

67

68

69472c

70

61

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-21 -

Natrium kroskarmclos (Croscarmellose

Natrium karboksimetil selulosa hidrolisaenzim (Sodium carboxgmethyl cellulose,

t!y_\ydrotgsedlAsam miristat, palmitat dan stearat dangaramnya(kalsium, kalium, dan natrium(Ca, K, Na) (Mynstic, palmitic & steaic acidsand their calcium, potassium and sodium(Ca, K, Na) QeEq-Garam-garam dari asam olcat dcngankalsium, kalium dan natrium (Ca, K, Na)(Salfs of oleic acid with calcium, potassiunt,arud sodiumMono dan digliserida asam lemak (Monoand cerides ,o;[_fu"ttU acidslEster asam lemak dan asctat dari gliserolAcetic and fatty acid estersEster asam lemak dan laktat dari gliserolLactic and acid esters oEster asam lemak dan sitrat dari gliserol(Citric and fattg acid esters of glycerot)

Ester asam lemak dan diasetiltartrat darigliserol (Diacetyltanc. and fatty acid esters ofglycerot)

SK No 019449 A

472e

71. Ester

Page 96: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-22-

Jenis BTP Penstabil (Stubilizer)

Ester poligliserol asam risinoleatterinteresterifikasi (Polyglycerol esters ofinteres ricinoleicNatrium karbonat Sodium carbonala_Natrium hidrogen karbonat (Sodium

carboKalium karbonat Potassium carbonaKalium hidrogen karbonat (Potassium

carbonaAmonium karbonat nium carboryate)Amonium hidrogen karboncrt (Ammoniumh carbortaKalium klorida Potassium chloride)

_

Kalsium klorida CalciumKalsium sulfat Calcium suKalium hidroksida (Pofassium h droxid

82 Kalsium hidroksida Calcium hu4rq44")83

Magnesium hidroksida (Magnesiumd

Malam Bee.PaBromelain BromelaiPolideks !Io!e l 40_ U4 _"t! fo_t

" d _

DekstrinPati modifikasi asam Acid treated staPati modifikasi basa (Alkaline treated

Pati cat Bleached staPati oksi 9-!9!cLlPati modifikasr enzim (Enzymed treated

Mono ati fosfat Morto starchD ipati fo sfat (Pistarch p_h9 Bphat_el_Fosfat dipati fosfat (Phosphate distarch

Dipati fosfat tcrasetilasi (Acetylateddistrarclt hatePati asetat Starch acetaDipati adipat tcrasetilasi (Acetylated

1422distarch ad!pe!eL

t440

No INS

7t476

7273

7475

s01(i)

s00(i)

s01(ii)

soo(ii)

7677

s0!14

s0s(ii)

78 50879 50980 51681 525

526

528

8485 1 101

901

86 1 101(iii)87 120088 140089 1401

90 1402

9t 140392 1404

93.

94.

1405

14 1095

96

t4t214 13

97 1474

98 t42099

100

SK No 019450 A

Hidroksipropil paLi (Lly droxApropAl starch)

10i. Hidroksipropil . .

Page 97: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-23-

Jenis BTP Penstabil (Stabilizer)

Hidroksipropil dipati fosfat (Hydrox.ypropgldiSlgf"hphosphate)Pati natrium oktenilsuksirrat (Starchsodium octe'ryAl s19g!ngte) _Asetil pati oksidasi (Acetylated oxidized

l04 Natrium kaseinat Sodium caseina

22. Peretcnsi Warna (Colour Retention Agent)Peretensi Warna (Colour Retention Agent) adalah bahan tambahan panganyang dapat mempertahankan, menstabilkan, atau memperkuat intensitaswarna pangan tanpa menimbulkan warna baru.

Magnesium karbonat (MagnesiumcarboMagnesium hidroksida (Magnesium

528h d

23. Perisa (Flauouring)Perisa (Flauouring) adalah bahan tambahan pangan berupa preparatkonsentrat dengan atau tanpa ajudan perisa (flauouring adjunct) yangdigunakan untuk membcri flauour dengan pengecualian rasa asin, manis,dan asam.

Perisa (Flauourina) dikelompokkan menjadi :

1. Perisa alami;2. Perisa identik alami; dan3. Perisa artifisial.

Kelompok di atas dapat terdiri dari satu atau lebih jenis yang ada dalamtabel berikut.

Jenis BTP Perisa (Flauouing)Bahan baku aromatik alami (Natural aromatic rau)materiat)adalah bahan baku yang berasal dari tumbuhan atauhewan yang cocok digunakan dalampenyiapan/pembuatan fpengolahan perisa alami. Bahanbaku tersebut termasuk bahan pangan, rcmpah-rempah,herbal, dan sumber tumbuhan lainnya yang tepat untukaplikasibubukdan irisr

yang dimaksud, antara lain bubuk bawang,irisan daun jeruk, potongan daun salam,

1

No. INS

1442

1450

101

702

103 1451

NoJenis BTP Peretensi Warna

Colour Retention n INS

1 s04(i)

2

No

SK No 019451 A

cabe,

2. Preparat

Page 98: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

Jenis BTP Perisa (Flauouring)

Preparat perisa (Flauouring preparation)adalah bahan yang disiapkan atau diproses untukmemberikan Jlauour yang diperoleh melalui proses fisik,mikrobiologis atau enzimatis dari bahan pangantumbuhan maupun hewan yang diperoleh secaralangsung atau setelah melalui proses pengolahan. Bahantersebut sesuai untuk konsumsi manusia pada kadarpenggunaannya tetapi tidak ditujukan untuk dikonsumsilangsung, antara lain orange oil, tea extract, paprikaoleoresin, cheese dan ueast extract.Perisa asap (Smoke flauouring)adalah preparat perisa yang diperoleh dari kayu kerastermasuk serbuk gergaji, tempurung, dan tanamanberkayu yang tidak mengalami perlakuan dan tidakterkontaminasi melalui proses pcmbakaran yangterkontroi atau distilasi kering atau perlakuan denganuap yang sangat panas, dan sclanjutnya dikondensasiserta difraksinasi untuk mendapatkan flauour yang

Perisa hasil proses panas (Process flauouing)adalah preparat perisa dari bahan atau campuran bahanyang diqinkan digunakan dalam pangan atau yang secaraalami terdapat dalam pangan atau diijinkan digunakandalam pembuatan perisa hasil proses panas pada kondisiyang setara dengan suhu dan waktu tidak lebih dari180'C dan 15 menit serta pH tidak lebih dari 8,0, antaralain pcrisa yang dihasilkan dari gula pereduksi dan asamamino.

24. Perlakuan Tepung (Flour Treatment Agent)Perlakuan Tepung (Flour Treatment Agent) adalah bahan tambahanpangan yang ditambahkan pada tepung untuk memperbaiki warna, mutuadonan dan/atau pemanggangan, termasuk bahan pengembang adonan,pemucat, dan pematang tepung.

L-Amonium laktat (L-Ammonium lactNatrium stearoil-2-laktilat (Sodium stearoyl-2 .!qslslqleL_Amoni ehlery4eLKalsium _q+Uqt19 qlgit1m sulp hat,

5 529

2

I

No

3

4

No.Nama BTP Perlakuan Tepung

(llour Treatment Ag entl INS

i 3282

481(i)

3 5104 516

SK No 019452 A

Kalsium oksida Calciu m o4i!.s)

e

6. cr-Amilase

Page 99: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

6

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

_25_

cr-Amilase (karbohidrase) dari Bacilluslicheruiformis (alpha-Amylase from Bacillusliqbelaferryi.'1eqrbp @sp4L _cr-Amilase dari Aspergillus oryzae, Var(alpha-Amylase from Aspergillus oryzae,u-qL

1100(vi)

1100(i))_

cr-Amilasc dari Bacillus stearothermophilus(alpha Amylase from Bacillus

cr-Amilasc dari Bacillus stearothermophilusyang dinyatakan dalam Bacillus subtilis(alpha-Amylase from Bacillusstearothermophilus expressed in Bacillus

cr-Amilasc dari Bacillus subtilis (alpha-Am lase rom Bacillus su ullLs)-

11 a-Amilase dari Bacillus megaterium yangdinyatakan dalam Bacillus subtilis (alpha-Amglase from Bacillus megateium 1100(iv)

in Bacillus subtilisProtease dari Aspergillus oryzae, Var. 1i01(i)Protease S uaPa Vgpq4_ _ 1101

tqrL- 1 101

25. Pewarna (ColoufiPewarna (Colour) adalah bahan tambahan pangan berupa pewarna alamidan pewarna sintetis yang ketika ditambahkan atau diaplikasikan padapangan mampu memberi atau memperbaiki warna.

a. Pewarna Alami (Natural Colour)Pewarna Alami (Natural Colour) adalah Pe'*,arna yang dibuat melaluiproses ekstraksi, isolasi, atau dcrivatisasi (sintesis parsial) daritumbuhan, hewan, mineral, atau sumber alami lain, termasukPewarna identik alami.

Nama BTP Pewarna alami (Natural coloulKurkumin CI. No. 75300 (Cytr4^j"L_

2 Riboflavin (Btbo./lauins\:

R,b"[ayr"_ Gir11!9 S

Riboflavin 5'- natrium fosfat \RiboJlauin S'-hate sodivr)

Riboflavin dan Bacilius subtilis (Riboflauin r 0 1 (iii)

7

8

9

10

t2.

13t4

1100(iii)

1100(ii)

1100(v)

No. INS1 100(i)

1o 1(i)1o1(ii)

SK No 019453 A

SSUb!ilis))

3. Karmin

m

Page 100: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

No. INSNama BTP Pewarna alami (Natural colouflKarmin dan ekstrak cochineal CI. No75470 (Carmines and cochineal

Ekstrak cochineal No. 75470 (CochinealKarmin CL No. 75470 Carmine,

extra

r20

120

4 1405

6

14l-

1 50a7

1 5Oc

1 50d

153

10

8

9

16oa(ii)

160b(i)

160a(i)

16oa(iii)

160e

t2

i3l415

.)

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-26-

Klorofil CI. No. 75810 ChlorgpfuKlorofil dan klorofilin tembaga kompleks CI.No. 758lO (Chlorophylls and chlorophyllins,

erKaramel I (Caramel I- pJqL_Karamel III amonia proses (Caramel Iil -ammonta plqqe-sj)Karamel IV amonia sulfit proses (CaramelIV-su hite ammoniqp-{qc1u9LKarbon tanaman CI. 77266 (VegetablecarPeABeta-karoten (sayuran) CI. No. 75130Carotenes, bet le)l

11 Ekstrak anato CI. No. 75120 (berbasisbixin Annatto extract,s_, lQyin basedlKarotenoid oids):Beta-karoten (sintetik) Cl. No. 40800 (beta-

Lr44Beta-karoten dari Blakeslea trispota (beta-

erqLBeta-apo-S'-karotenal CI. No. 4082O (beta-

Etil ester dari beta-apo-8'asam karotenoatCL No. 40825 (beta-apo-8'-Carotenoic acideth I estMerah bit Beet reqAntosianin @t lboegaryr"{Titanium dioksida CI. No. 77891 (Titaniumdioxid

160f

t62163

t7t

SK No 019454 A

b. Pewarna

Page 101: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

b. Per,r,arna Sintetis (Synthetic Colour)Pewarna Sintetis (Sgnthetic Colour) adalah Pewarna yang diperolehsecara sintesis kimiawi.

Nama BTP Pewarna sintetrs (Syntheticcolour)

Tartrazin CI. No. 19140 TgUsziry4Kuning kuinolin CI. No. 47OO5 (Quinolineae-t!swLKuning FCF CI. No. 15985 (Sunsef yellow

4 Karmoisin CL No. 14720 (CaPonceau 4R CI. No. 16255 PonceauEritrosin CI. No. 45430Merah allura CI. No. 16035 llurat4{gqtt" C!. No. 73015Biru berlian FCF CI No. 42O9O (BilliantblueHi au FCF CI. No. 4205

110

tCoklat HT CI. No. 20285 LB.o_ wn 155

26. Propelan (Propellarut)Propelan (Propellartt) adalah bahan tambahan pangan berupa gas untukmendorong pangan keluar dari kemasan.

Jenis BTP Propelan (Propellant) INS

NiDinitrogen monooksida (dinitrogen

No

1

INS

lo4

t02

2

3

5122124

678

127129132

9

10

133

I4311

No

1

2

3

94t942

944

SK No 019455 A

27. Sekuestran . .

Page 102: BKP - Badan Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan 2020/PP... · BKP - Badan Ketahanan Pangan

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

_28_

27 . Sekuestran {SequestrantlSekuestran (Sequestrant) adalah bahzrn tambahan pangan yang dapatmengikat ion logam polivalen unLuk membcntuk kompleks sehinggameningkatkan stabilitas dan kualitas pangan.

Jcnis BTP Sekuestran lSequestrarutlKalsium dinatrium etilen diamin tetraasetat (Calcium disodium ethylene diaminetetra acetqls)-_

pt1 rlqel \lgoproegl ci!1at99)NetfLrq elukqqe! 1Qe4ry^ Stuggna 576

ry€Lr1!q!e!l&1e-s_e tum 577

I'RDSIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

JOKO WIDODO

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NtrGARA

REPUBLIK INDONESIADe m dan Perundang-undangan,

1

L3,4.

S vanna Djaman

No INS

385

3t]4

SK No 019456 A