laporan agroklim - copy

16
Tugas Individu Mata Kuliah Agroklimtologi LAPORAN PRAKTIKUM KABUPATEN PINRANG-SIDRAP AMALIA OKTAVIANTY G111 11 308 KELAS B PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Upload: wawank-dsaditas

Post on 12-Aug-2015

105 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Agroklim - Copy

Tugas IndividuMata Kuliah Agroklimtologi

LAPORAN PRAKTIKUM

KABUPATEN PINRANG-SIDRAP

AMALIA OKTAVIANTY

G111 11 308

KELAS B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: Laporan Agroklim - Copy

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Selain teknik dan waktu pelaksanaan, dalam budidaya pertanian juga harus

memperhatikan hal-hal mengenai klimatologi yang berhubungan dengan cuaca dan iklim. Ini

merupakan salah satu faktor luar yang dapat mempengaruhi produksi dan kualitas hasil

pertanian. Seperti yang diketahui, cuaca dan iklim di suatu wilayah sangat berbeda, baik itu

curah hujan, maupun lama penyinaran nya. Oleh sebab itu, hama dan penyakit yang

menyerang juga dapat berbeda jenis dan jumlah populasinya. Serangan hama dan peyakit ini

dapat berpengaruh langsung pada efisiensi produksi pertanian karena dapat menurunkan

kualitas dan kuantitas nya.

Sebagai contoh, Kabupaten Sidrap dan Pinrang merupakan daerah yang memiliki

produksi pertanian yang tinggi, utamanya bahan pangan seperti padi. Bahkan, kota Sidrap

sendiri dikenal sebagai kota beras. Areal lahan pertanian yang cukup luas, menjadikan kota

ini dapat menghasilkan produk pertanian dalam jumlah banyak. Misalnya saja pada tahun

2010, produksi padi mencapai 326.063,02 ton pada luas panen 98.963,46 ha (Anonim, 2011).

Selain itu, masalah irigasi juga sangat penting dalam peningkatan hasil produksi,

utamanya padi yang memerlukan pengairan yang baik. Seperti di Kabupaten Pinrang yang

memiliki salah satu bendung yang dapat mengairi dua kabupaten yakni, Pinrang dan Sidrap.

Jadi, semua kecamatan dari dua kabupaten ini memperoleh sumber irigasi yang diatur

sedemikian rupa. Masalah pengairan juga perlu diperhatikan dalam pelaksanaan produksi

pertanian.

Kemajuan teknologi adalah faktor penting yang dapat meningkatkan suatu hasil

produksi dari teknik tradisional menjadi teknik mekanisasi. Metode ini tidak hanya

berpengaruh dalam hasil produksi nya, tapi juga kinerja para petani. Tentunya, dengan

kemajuan teknologi, petani bisa mendapatkan kemudahan dengan tingkat produksi yang

tinggi. Beberapa kota di Indonesia telah menerapkan konsep tersebut, termasuk Kabupaten

Sidrap.

Page 3: Laporan Agroklim - Copy

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka perlu diadakan praktikum mengenai

pengamatan tentang teknik produksi pertanian serta klimatologi di suatu wilayah, dalam hal

ini, Kabupaten Sidenreng-Rappang dan Pinrang.

I.2 Tujuan Praktikum

Pelaksanaan pengamatan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keadaan lahan pertanian di Kab. Sidrap dan Pinrang.

2. Untuk mengetahui produksi hasil pertanian Kab. Sidrap dan Pinrang serta faktor-faktor

yang dapat mempengaruhinya, termasuk hama dan penyakit yang dapat menyerang.

3. Untuk mengetahui cara-cara pengendalian hama dan penyakit terhadap tanaman pangan

yang ada di Kab. Sidrap dan Pinrang.

Page 4: Laporan Agroklim - Copy

BAB II

METODOLOGI

II.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini diadakan dua hari dengan tiga lokasi kunjungan, sebagai berikut:

1. Pada hari Sabtu, 22 desember 2012 pukul 15.00 WITA di Bendung Benteng, Kabupaten

Pinrang. Lokasi kedua yakni Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura IP3OPT

Tiroang, Kabupaten Pinrang.

2. Pada hari Ahad, 23 Desember 2012 pukul 10.00 WITA di BPP Model Sereang,

Maritengngae, Kabupaten Sidenreng-Rappang.

II.2 Prosedur Praktikum

Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini yakni:

1. Mengadakan kunjungan di Bendung Benteng, IP3OPT, BPP, dan lahan sawah.

2. Mengadakan pemberian materi serta penjelasan terkait masalah pertanian di Kab.

Sidrap dan Pinrang.

3. Mengadakan diskusi bersama kepala balai serta petani.

Page 5: Laporan Agroklim - Copy

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil

Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum ini yakni:

Bendung Benteng, Pinrang

Pengendalian Populasi Hama, IP3OPT Tiroang, Pinrang

Lahan pertanian, BPP Model Maritengngae, Sidrap

Page 6: Laporan Agroklim - Copy

III. 2 Pembahasan

III.2.1 Bendung Benteng, Pinrang

Untuk mengatasi masalah irigasi, bendung Benteng memiliki peran yang besar bagi

Kabupaten Pinrang dan Sidrap. Pasalnya, setiap kecamatan memperoleh surplus air dari

bendung ini. Bendung ini merupakan peninggalan Hindia Belanda selesai dibangun pada

tahun 1939. Pelayanan air nya sudah mencapai debet air 28.5444 m3/detik. Bendung ini

mengairi 62.203 Ha dengan pemakaian air 1,5 ltr/ha. Tinggi muka air nya dapat diketahui dri

sebuah alat bahkan melalui satelit.

III.2.2 Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura IP3OPT Tiroang, Pinrang.

Balai ini merupakan balai proteksi tanaman pangan dan hortikultura, serta tempat

pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT untuk wilayah V di Kab. Pinrang, terletak di

Kecamatan Tiroang. Salah satu kegiatan di balai ini adalah mengamati perkembangan

populasi wereng coklat terhadap beberapa varietas padi, sehingga dapat diketahui cara-cara

pengendalian hama tersebut.

Salah satu hama yang banyak menyerang pada musim hujan adalah wereng coklat dan

kepik hitam. Seperti yang kita ketahui, bahwa wereng coklat (Nilaparvata lugens) biasa

dikenal sebagai wereng batang karena biasa mengisap cairan batang padi. Selain

menyebabkan kehilangan hasil, hama ini juga merupakan vektor virus penyebab kerdil

rumput (Anonim, 2012).

Siklus hidup wereng coklat dimulai dari fase telur. Wereng coklat betina meletakan

telur didalam pelapah dan tulang daun. Pada 7-9 hari setelahnya, telur tersebut menetas dan

menjadi nimpa. Nimfa inilah fase yang paling berbahaya. Nimfa itu kemudian merusak

tanaman dengan cara memakan dan menghisap cairan yang ada dalam tanaman padi. Nimfa

Page 7: Laporan Agroklim - Copy

itu sendiri terbagi atas 5 instar. Instar pertama berwarna putih dan selanjutnya berubah coklat.

Pada usia 13-15 hari, nimfa berkembang menjadi serangga dewasa.

Nilaparvata lugens

Pada batang padi yang terserang, ditempat bekas hiasapan akan tumbuh cendawan

jelaga. Daun dan batang tanaman padi akan kering dan mati. tanaman menjadi kerdil dengan

bagian ujung daun berwarna kuning hingga kuning kecoklatan. Malai yang di hasilkan kecil.

Pada Populasi yang tinggi dapat menyebabkan tanaman menguning atau kering seperti

terbakar (hopper burn).

Kepik hitam (Paraeucosmetus pallicornis Dallas) merupakan hama yang juga sering

menyerang pada musim hujan. Siklus hidup kepik hitam dimulai dari stadia telur. Jumlah

telur yang diletakkan oleh setiap betina ± 17 butir. Stadium telur berlangsung 2,9 hari. Nimfa

P. pallicornis berbentuk ramping dan berwarna hitam menyerupai serangga dewasanya,

kecuali instar awalnya yang berwarna merah. Nimfa terdiri dari lima instar. Instar 1

berukuran panjang 1,5 mm, sedangkan instar 5 berukuran panjang 6,4 mm. Lama

perkembangan nimfa rata-rata 30 hari. Kepik dewasa berukuran panjang 7 – 7,5 mm. Femur

tungkai depan agak membesar serta mempunyai duri delapan buah, tungkai tengah berukuran

lebih kecil daripada tungkai belakang (Baskoro, 2009).

Paraeucosmetus pallicornis Dallas

Page 8: Laporan Agroklim - Copy

Gambar berikut merupakan sampel yang digunakan untuk mengetahui populasi

wereng coklat dari tujuh varietas padi, yaitu Cisantan, Cigeulis, Inpari 7, Membramo,

Cisadane, Mekongga, IR 66, Ciliwung, Swasembada 168, dan Ciherang. Dari lahan yang

telah ada dan terserang hama, sampel dari ketujuh varietas diambil dan diletakkan di atas,

sehingga dapat menyerang sampel yang tidak terserang wereng coklat. Dari sini, populasi

hama wereng coklat dapat diketahui, sehingga ke depannya dapat memudahkan dalam

pengendalian hama wereng.

Tidak hanya populasi wereng coklat dan kepik hitam, balai ini juga mengamati

populasi tikus yang merupakan hama utama di daerah ini. Dalam pengendaliannya, populasi

tikus dapat ditekan dengan menggunakan perangkap yang diletakkan di pinggir sawah dekat

pematang. Cara yang efisien juga dapat diletakkan ular di dalam sangkar perangkap tersebut

sebagai musuh alami.

Page 9: Laporan Agroklim - Copy

Selain sebagai tempat pengamatan dan balai proteksi, tempat ini juga memiliki alat-

alat yang digunakan untuk mengamatai cuaca dan iklim yang berguna bagi proses

bertani.alat-alat tersebut diantaranya:

a.

III.2.3 BPP Model Sereang, Maritengngae, Sidenreng-Rappang.

Kabupaten Sidrap dapat dikatakan daerah yang memiliki produksi yang tinggi pada

tanaman pangan tiap tahunnya. Secara teknik, wilayah ini telah menerapkan metode

mekanisasi (transplanting) yang menggunakan mesin pada tiap proses nya, misalnya saja

menggunakan power tressure pada saat panen. Traktor yang digunakan pun tidak lagi berasal

dari energi hewan (kerbau atau sapi), tapi telah menggunakan traktor bertenaga mesin. Hal ini

merupakan salah satu kegiatan yang dicanangkan dan diterapkan oleh BPP Model Sereang,

Maritengngae, untuk para petani. Berikut adalah lahan-lahan pertanian di Kab. Sidrap yang

telah menerapkan konsep mekanisasi serta teknik budidaya pertanian yang teratur.

Sawah-sawah yang menerapkan pola tanam system legowo

Berdasarkan narasumber, pengendalian hama yang dilakukan pada lahan-lahan

pertanian ini bermacam-macam. Salah satunya dengan perangkap ‘bom tikus’. Pada

pematang-pematang sawah ini terdapat lubang-lubang yang merupakan tempat tinggal tikus.

Bom tikus yang digunakan berbahan dasar belerang yang dapat mematikan tikus. Namun,

dalam penggunaannya harus berhati-hati karena dapat berbahaya bagi petani yang

menggunakan. Cara pemakaiannya adalah bom tikus yang berbentuk tabung pipih ini harus

menggunakan pengaman yang dapat melindungi tangan si pemakai. Kemudia, bom ini

dibakar dan perlahan-lahan diletakkan di lubang yang terdapat tikus. Jadi sebelum digunakan,

Page 10: Laporan Agroklim - Copy

kita harus memeriksa ada atau tidaknya tikus tersebut. Harga per buah nya dapat mencapai

Rp1000.

Tikus yang berhasil ditangkap dari lubang yang ada di pematang

Page 11: Laporan Agroklim - Copy

BAB IV

PENUTUP

IV. 1 Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa:

a. Keadaan lahan pertanian di Kabupaten Sidrap dan Pinrang telah memperoleh produksi

yang tinggi tiap tahunnya. Konsep yang diterapkan juga telah menggunakan teknik

mekanisasi.

b. Keadaan lahan pertanian di Kabupaten Sidrap dan Pinrang dipengaruhi oleh irigasi,

cuaca dan iklim, serta serangan hama dan penyakit, juga teknik budidaya seperti pola

tanam, dll.

c. Cara-cara pengendalian hama yang digunakan diantaranya yakni dengan perangkap

seperti sangkar, pengambilan sampel sehingga dapat diteliti populasinya, serta dengan

alat peledak seperti belerang.

IV. 2 Saran

Dalam tahapan pelaksanaan budidaya pertanian, sebaiknya memperhatikan faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi produksi pertanian, misalnya masalah irigasi, utamanya

tentang pengendalian hama dan penyakit. Karena hal itu dapat menurunkan kualitas hasil

pertanian.

Page 12: Laporan Agroklim - Copy

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Potensi Pertanian Kabupaten Sidrap. http://www.sidenrengraappangkab.go. id/pertanian.html diakses pada tanggal 1 Januari 2013

Anonim. 2012. Wereng Batang Coklat. http://ppwardoy.blogspot.com/2012/06/wereng-batang-coklat-nilaparvata-lugens.html diakses pada tanggal 1 Januari 2013

Baskoro, 2009. Awas, Hama Baru Menyerang Padi. Bulletin Peramalan OPT Balai Besar Peramalan OPT Jatisari, Jawa Barat.

Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura IP3OPT Tiroang, Kabupaten Pinrang

BPP Model Sereang, Maritengngae, Kabupaten Sidenreng-Rappang

Page 13: Laporan Agroklim - Copy

LAMPIRAN