copy of laporan plumbing

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu ilmu pengetahuan muncul dan berkembang untuk melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang penyediaan fasilitas dan infrastruktur, dimana hal tersebut melibatkan komponen-komponen manusia, material, mesin dan teknologi. Hal ini juga menyangkut manajemen dan pengelolaan kegiatan konstruksi dengan pertimbangan kelayakan teknis serta kelayakan sosio-ekonomis. Peran seorang engineer merupakan problem solver. Engineer dalam dunia Teknik bukan merupakan orang yang semata-mata ahli dalam perhitungan desain belaka melainkan juga mampu untuk menjadi leader dalam suatu proyek konstruksi. Engineer tidak hanya dituntut sebagai perekayasa dalam hal desain, melainkan juga sebagai pelopor, pengorganisir, pelaksana, bahkan meliputi pengontrol kualitas dan pemberi solusi mengenai suatu permasalahan. Di samping itu seorang engineer juga harus mampu mempertahankan pendapatnya sendiri. Kegiatan konstruksi dan Perguruan Tinggi merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Seorang mahasiswa Teknik perlu memahami kondisi nyata yang ada mengenai dunia konstruksi saat ini. Mahasiswa tidak hanya paham dan hafal teori saja namun juga perlu mengerti akan kondisi kegiatan konstruksi yang sesungguhnya yang tidak dipelajari di bangku kuliah. Banyak hal yang terjadi di lapangan merupakan penerapan logika engineer, bukan teoritis engineering. Melalui kerja praktek pada perusahaan-perusahaan atau instansi tertentu diharapkan mahasiswa dapat memiliki gambaran yang lebih mendalam tentang kondisi nyata di dunia kerja, sekaligus dapat menambah pengalaman serta membuka cakrawala yang lebih luas yang mungkin tidak didapatkan di

Upload: kurnia-zuliana

Post on 03-Jul-2015

1.131 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of laporan plumbing

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu ilmu pengetahuan muncul dan berkembang untuk melayani dan

memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang penyediaan fasilitas dan

infrastruktur, dimana hal tersebut melibatkan komponen-komponen manusia,

material, mesin dan teknologi. Hal ini juga menyangkut manajemen dan

pengelolaan kegiatan konstruksi dengan pertimbangan kelayakan teknis serta

kelayakan sosio-ekonomis. Peran seorang engineer merupakan problem

solver.

Engineer dalam dunia Teknik bukan merupakan orang yang semata-mata ahli

dalam perhitungan desain belaka melainkan juga mampu untuk menjadi

leader dalam suatu proyek konstruksi. Engineer tidak hanya dituntut sebagai

perekayasa dalam hal desain, melainkan juga sebagai pelopor, pengorganisir,

pelaksana, bahkan meliputi pengontrol kualitas dan pemberi solusi mengenai

suatu permasalahan. Di samping itu seorang engineer juga harus mampu

mempertahankan pendapatnya sendiri.

Kegiatan konstruksi dan Perguruan Tinggi merupakan satu kesatuan yang

saling berkaitan. Seorang mahasiswa Teknik perlu memahami kondisi nyata

yang ada mengenai dunia konstruksi saat ini. Mahasiswa tidak hanya paham

dan hafal teori saja namun juga perlu mengerti akan kondisi kegiatan

konstruksi yang sesungguhnya yang tidak dipelajari di bangku kuliah. Banyak

hal yang terjadi di lapangan merupakan penerapan logika engineer, bukan

teoritis engineering.

Melalui kerja praktek pada perusahaan-perusahaan atau instansi tertentu

diharapkan mahasiswa dapat memiliki gambaran yang lebih mendalam

tentang kondisi nyata di dunia kerja, sekaligus dapat menambah pengalaman

serta membuka cakrawala yang lebih luas yang mungkin tidak didapatkan di

Page 2: Copy of laporan plumbing

bangku kuliah. Dengan terjun langsung dan menemukan realita permasalahan

yang ada untuk kemudian akan dianalisa dengan tujuan untuk melatih

mahasiswa agar dapat memecahkan permasalahan tersebut.

1.1 Tujuan

Tujuannya agar mahasiswa dapat memahami, mengerti dan menghayati

bagaimana perhitungan beban-beban alat plambing dari suatu pembangunan.

Page 3: Copy of laporan plumbing

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Umum

Air adalah unsur penting yang sangat berperan dalam semua kehidupan,

termasuk kehidupan manusia. Tidak saja karena sekitar (65-80) % dari tubuh

manusia, terdiri dari cairan, tetapi juga karena di dalam air itu terdapat

berbagai mineral dan unsur kimia, seperti Ca, Fe, F, J, dan lain-lain yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk menjaga kesehatan manusia.

Selain dari pada itu air juga merupakan tempat hidup binatang–binatang air,

mulai dari ikan sampai mikroorganisme. Mikroorganisme–mikroorganisme

yang hidup di dalam air sangat bermacam–macam, ada yang pathogen

(membahayakan bagi kesehatan manusia) dan ada yang tidak pathogen. Oleh

karena itu, air disamping sebagai kebutuhan hidup juga sebagai media/sarana

penularan penyakit. Sejumlah penyakit menular, terutama penyakit– penyakit

perut yang tergolong dalam “ Water borne deseases” , seperti typus, cholera,

dan gastrolenteritis ( common diarhea ), adalah penyakit–penyakit yang dapat

berkembang dan ditularkan melalui air. Hal ini dapat dijelaskan sebagai

berikut : “Bila sumur tidak hygienis dan letaknya dekat sekali dengan kakus,

dimana pada kakus itu ada faeses (kotoran manusia) yang mengandung

kuman-kuman cholera, maka kuman-kuman cholera tadi akan ikut dengan air

yang merembes masuk kedalam sumur. Bila air sumur yang telah

terkontaminasi oleh kuman-kuman cholera digunakan oleh manusia tanpa

pengolahan terlebih dahulu, maka kuman-kuman cholera itu akan masuk

kedalam perut manusia dan akan berkembang biak, maka manusianya akan

sakit”.

Disamping air sebagai media penularan penyakit perut, air pun merupakan

pelarut yang sangat baik. Oleh karena itu di dalam air banyak dijumpai zat-zat

kimia atau mineral-mineral. Zat kimia dan mineral-mineral itu kadar di dalam

air tergantung dari daerah yang di laluinya.

Page 4: Copy of laporan plumbing

Agar supaya air itu bisa digunakan oleh manusia secara aman (tidak

mengganggu/membahayakan kesehatan), maka organisme-organisme, bahan-

bahan kimia dan mineral-mineral tadi keberadaannya harus pada batas-batas

tertentu, dengan kata lain air tersebut harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Syarat ini dinamakan syarat kualitas air minum.

Air minum bisa didefinisikan sebagai berikut : “Air minum adalah air yang

telah memenuhi syarat kualitas air minum (syarat fisik, kimiawi dan

bakteriologi)”, yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik

Indonesia.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2005,

tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, pasal 1 ayat 2. Air

Minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau

tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum.

Syarat-syarat kualitas air minum adalah :

- Syarat fisik : Jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau,

dan sejuk (temperatur dibawah suhu kamar).

- Syarat kimiawi : Air mengandung zat-zat kimia atau mineral-

mineral dalam kadar tertentu.

- Syarat bakteriologi : Air tidak boleh mengandung bakteri-bakteri

pathogen. Didalam bangunan gedung air minum digunakan untuk berbagai

keperluan yang menunjang kegiatan penghuninya, diantaranya adalah :

keperluan untuk memasak, mandi, minum, mencuci, penggelontor kakus,

menyiram tanaman, kolam renang, dan lain sebagainya.

2.2 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Sistem penyediaan air minum dalam suatu bangunan gedung ada 3 (tiga)

sistem, yaitu :

Page 5: Copy of laporan plumbing

a) Sistem sambungan langsung

Sistem sambungan langsung adalah sistem dimana pipa distribusi

kebangunan gedung disambung langsung dengan pipa cabang dari sistem

penyediaan air minum secara kolektif/sistem perpipaan (dalam hal ini pipa

cabang distribusi PDAM). Karena terbatasnya tekanan air di pipa distribusi

PDAM, maka sistem ini hanya bisa untuk bangunan kecil atau bangunan

rumah sampai dengan 2 (dua) lantai. Pada umumnya sumber air yang

digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal dari pipa cabang sistem

penyediaan air minum secara kolektif (dalam hal ini pipa cabang distribusi

PDAM). Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar 1

b) Sistem tangki tekan

Biasanya sistem ini digunakan bila air yang akan masuk kedalam

bangunan, pengalirannya menggunakan pompa. Prinsip kerja sistem ini

dapat dijelaskan sebagai berikut : Air dari sumur atau yang telah

ditampung dalam tangki bawah dipompakan ke dalam suatu bejana

(tangki) tertutup, sehingga air yang ada didalam tangki tertutup tersebut

dalam keadaan terkompresi. Air dari tangki tertutup tersebut dialirkan ke

dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang

diatur oleh suatu detektor tekanan, yang menutup/membuka saklar motor

listrik penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan dalam

tangki telah mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan, dan bekerja

kembali setelah tekanan dalam tangki mencapai suatu batas minimum

yang ditetapkan. Daerah fluktuasi tekanan biasanya ditetapkan antara 1,00

kg/cm2 sampai 1,50 kg/cm2 . Pada umumnya sumber air yang digunakan

pada sistem ini adalah, air yang berasal dari reservoir bawah (yang

sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau dari PDAM dan sumur)

atau langsung dari sumur (air tanah). Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat

dilihat pada Gambar 2, dan Gambar 3.

Page 6: Copy of laporan plumbing

c) Sistem tangki atap

Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai hal tidak dapat

diterapkan, maka dapat diterapkan sistem tangki atap. Dalam sistem ini, air

ditampung terlebih dahulu pada tangki bawah, lalu dipompakan ke tangki

atas. Tangki atas dapat berupa tangki yang disimpan diatas atap atau

dibangunan yang tertinggi, dan bisa juga berupa menara air. Pada

umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang

berasal dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari

sumur atau dari PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah).

Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar 4, dan Gambar

5.

Agar supaya sistem penyediaan air minum di dalam bangunan gedung

(plambing air minum) dapat berfungsi secara optimal, maka perlu memenuhi

beberapa persyaratan diantaranya adalah :

a) Syarat kualitas :

Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem

plambing air minum, harus memenuhi syarat kualitan air minum, yaitu

syarat fisik, syarat kimiawi, dan syarat bakteriologi, yang sesuai dengan

peraturan pemerintah, dalam hal ini Departmen Kesehatan.

b) Syarat kuantitas :

Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem

plambing air minum, harus memenuhi syarat kuantitas air minum, yaitu

kapasitas air minum harus mencukupi berbagai kebutuhan air minum

bangunan gedung tersebut. Untuk menghitung besarnya kebutuhan air

minum dalam bangunan gedung didasarkan pada pendekatan sebagai

berikut :

- Jumlah penghuni gedung, baik yang permanen maupun yang tidak

permanen.

- Unit beban alat plambing

- Luas lantai bangunan

Page 7: Copy of laporan plumbing

Perhitungan kebutuhan air berdasarkan luas lantai banguan hanya digunakan

untuk menentukan kebutuhan air pada waktu pra rancangan, tidak untuk bangunan

gedung yang sudah selesai rancangannya. Perhitungan berdasarkan jumlah

penghuni, dipakai untuk bangunan gedung rumah tinggal.

2.3 Dasar-dasar Sistem Penyaluran Air Buangan

Jenis Air Buangan

Air buangan atau sering juga disebut air limbah adalah semua cairan yang

dibuang baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-

tumbuhan maupun yang mengandung sisa-sisa proses industri.

Air buangan dapat dibedakan atas :

- Air kotor

Air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet dan air buangan

mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat plambing lainnya;

- Air bekas

Air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti: bak

mandi (bath tub), bak cuci tangan, bak dapur, dan lain-lain;

- Air hujan

Air hujan yang jatuh pada atap bangunan;

- Air buangan khusus

Air buangan ini mengandung gas, racun atau bahan-bahan berbahaya,

seperti: yang berasal dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat

pengobatan, rumah sakit, tempat pemotongan hewan, air buangan yang

bersifat radioaktif atau mengandung bahan radioaktif, dan air buangan

yang mengandung lemak.

Page 8: Copy of laporan plumbing

Sistem Penyaluran Air Buangan

Sistem pembuangan air terdiri atas :

- Sistem pembuangan air kotor dan air bekas

Sistem ini terdiri atas 2 macam yaitu:

a. Sistem tercampur: sistem pembuangan yang mengumpulkan dan

mengalirkan air kotor dan air bekas kedalam satu saluran;

b. Sistem terpisah: sistem pembuangan yang mengumpulkan dan

mengalirkan air kotor dan air bekas kedalam saluran yang berbeda.

Sistem Penyaluran Air Hujan

Pada dasarnya air hujan harus disalurkan melalui sistem pembuangan yang

terpisah dari sistem pembuangan air bekas dan air kotor. Jika

dicampurkan, maka apabila saluran tersebut tersumbat, ada kemungkinan

air hujan akan mengalir balik dan masuk kedalam alat plambing terendah

dalam sistem tersebut.

Dalam sistem penyaluran air buangan, air buangan yang biasanya

mengandung bagian-bagian padat harus mampu dialirkan dengan cepat.

Untuk maksud tersebut pipa pembuangan harus mempunyai ukuran dan

kemiringan yang cukup dan sesuai dengan banyak dan jenis air buangan

yang akan dialirkan. Sistem penyaluran air hujan pada prinsipnya hanya

mengalirkan debit hujan yang terjadi di atap bangunan ke tempat yang

diinginkan, seperti: drainase perkotaan.

Perangkap Air Buangan

Tujuan utama sistem pembuangan adalah mengalirkan air buangan dari

dalam gedung keluar gedung, ke dalam instalasi pengolahan atau riol

umum, tanpa menimbulkan pencemaran pada lingkungan maupun terhadap

gedung itu sendiri. Karena alat plambing tidak terus menerus digunakan,

pipa pembuangan tidak selalu terisi air dan dapat menyebabkan masuknya

gas yang berbau ataupun beracun, bahkan serangga. Untuk mencegah hal

ini, harus dipasang suatu perangkap sehingga bisa menjadi “penyekat” atau

penutup air yang mencegah masuknya gas-gas tersebut.

Page 9: Copy of laporan plumbing

Suatu perangkap harus memenuhi syarat-syarat berikut :

Kedalaman air penutup

Kedalaman air penutup ini biasanya berkisar antara 50 mm sampai 100

mm. Pada kedalaman 50 mm, kolom air akan tetap dapat diperoleh

penutup air sebesar 25 mm dengan tekanan (positif maupun negatif)

sebesar 25 mm. Angka 100 mm merupakan pedoman batas maksimum,

walaupun batas ini tidak mutlak. Ada beberapa alat plambing khusus

yang mempunyai kedalaman air penutup lebih dari 100 mm, tetapi

perangkapnya dibuat dengan konstruksi yang mudah dibersihkan;

Konstruksinya harus sedemikian rupa agar selalu bersih dan tidak

menyebabkan kotoran tertahan atau mengendap;

Konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga fungsi air sebagai

“penutup” tetap dapat terpenuhi;

Kriteria yang harus dipenuhi untuk syarat ini adalah:

o Selalu menutup kemungkinan masuknya gas dan serangga;

o Mudah diketahui dan diperbaiki kalau ada kerusakan;

o Dibuat dari bahan yang tidak berkarat.

Konstruksi perangkap harus cukup sederhana agar mudah

membersihkannya karena endapan kotoran lama kelamaan akan tetap

terjadi;

Perangkap tidak boleh dibuat dengan konstruksi di mana ada bagian

bergerak ataupun bidang-bidang tersembunyi yang membentuk sekat

penutup.

Perangkap alat plambing dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Yang dipasang pada alat plambing

- Perangkap jenis “P”, berbentuk menyerupai huruf “P” dan banyak

digunakan. Perangkap jenis ini dapat diandalkan dan sangat stabil

kalau dipasang pipa ven. Perangkap jenis “P” biasanya dipasang

pada kloset, lavatory, dan lain-lain;

- Perangkap jenis “S”, berbentuk menyerupai huruf “S” dan seringkali

menimbulkan kesulitan akibat efek siphon, biasanya dipasang pada

lavatory.

Page 10: Copy of laporan plumbing

Yang dipasang pada pipa pembuangan

- Perangkap jenis “U”, berbentuk menyerupai huruf “U” dan dipasang

pada pipa pembuangan mendatar, umumnya untuk pembuangan air

hujan. Kelemahan jenis ini adalah memberikan tambahan tahanan

terhadap aliran. Perangkap jenis ini biasanya dipasang pada

peturasan, pada pipa pembuangan air hujan di dalam tanah;

- Perangkap jenis “tabung”, mempunyai sekat berbentuk “tabung”,

sehingga mengandung air lebih banyak dibandingkan jenis-jenis

lainnya sehingga air penutup tidak mudah hilang, biasanya dipasang

pada floor drain dan bak cuci dapur.

Yang menjadi satu dengan alat plambing

Perangkap jenis ini merupakan bagian dari alat plambing itu sendiri,

misalnya pada kloset dan beberapa jenis peturasan;

Yang dipasang di luar gedung

Contoh jenis ini adalah bak perangkap, yang berfungsi sebagai

perangkap bila ujung pipa pembuangan terbenam dalam air di dalam

bak tersebut.

2.4. Dasar-dasar Sistem Ven

Sistem ven merupakan bagian penting dalam sistem suatu pembuangan,

sedangkan tujuan dari sistem ven ini antara lain :

Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan;

Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan;

Mensirkulasi udara dalam pipa pembuangan.

Karena tujuan utama dari sistem ven ini adalah menjaga agar perangkap

tetap mempunyai sekat air, oleh karena itu pipa ven harus dipasang

sedemikian rupa agar mencegah hilangnya sekat air tersebut.

Jenis Sistem Ven

Sistem itu sendiri dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu :

Page 11: Copy of laporan plumbing

Sistem ven tunggal (individual)

Pipa ven dipasang untuk melayani satu alat plambing dan disambungkan

kepada sistem ven lainnya atau langsung terbuka ke udara luar;

Sistem ven lup

Pipa ven yang melayani dua atau lebih perangkap alat plambing dan

disambungkan kepada ven pipa tegak;

Sistem ven tegak

Pipa ini merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan diatas

cabang mendatar pipa air buangan tertinggi;

Sistem ven lainnya, diantaranya:

- Ven bersama

Pipa ven yang melayani perangkap dari dua alat plambing yang

dipasang bertolak belakang atau sejajar dan dipasang pada tempat di

mana kedua pipa pengering alat plambing tersebut disambungkan

bersama

- Ven basah

Ven yang juga berfungsi sebagai pipa pembuangan

- Ven menerus

Ven tegak yang merupakan kelanjutan dari pipa pembuangan yang

dilayaninya

- Ven sirkit

Ven cabang yang melayani dua perangkap atau lebih dan berpangkal

dari bagian depan penyambungan alat plambing terakhir suatu cabang

datar pipa pembuangan sampai ke pipa tegak ven;

- Ven pelepas

Pipa ven yang dipasang pada tempat khusus untuk menambah

sirkulasi udara antara sistem pembuangan dan sistem ven.

Page 12: Copy of laporan plumbing

Persyaratan pipa ven

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam sistem plambing

diantaranya :

Kemiringan pipa ven

Pipa ven harus dibuat dengan kemiringan cukup agar titik air yang

terbentuk atau air yang terbawa masuk kedalamnya dapat mengalir secara

gravitasi ke pipa pembuangan;

Cabang pada pipa ven

Dalam membuat cabang pipa ven harus diusahakan agar udara tidak akan

terhalang oleh masuknya air kotor atau air bekas manapun. Pipa ven

untuk cabang mendatar pipa air buangan harus disambungkan secara

vertikal pada bagian tertinggi dari penampang pipa cabang tersebut, jika

terpaksa dapat disambungkan dengan sudut tidak lebih dari 45o terhadap

vertikal. Syarat ini bertujuan untuk mencegah masuknya air buangan

pada pipa yang dalam keadaan penuh ke dalam pipa ven;

Letak bagian mendatar pipa ven

Dari tempat sambungan pipa ven dengan cabang mendatar pipa air

buangan, pipa ven tersebut harus dibuat tegak sampai sekurang-

kurangnya 150 mm di atas muka air banjir alat plambing tertinggi yang

dilayani oleh ven tersebut, sebelum dibelokkan mendatar atau

disambungkan kepada cabang pipa ven. Walaupun demikian cukup

banyak ditemukan keadaan di mana terpaksa dipasang “pipa ven di

bawah lantai”. Pipa ven semacam itu melayani pipa cabang mendatar air

buangan dan dari tempat sambungannya dengan cabang mendatar

tersebut pipa ven hanya dibuat pendek dari sambungannya dari arah

tegak kemudian langsung dibelokkan mendatar masih dibawah lantai

(tetapi letaknya masih berada di atas cabang mendatar tersebut);

Ujung pipa ven

Ujung pipa ven harus terbuka ke udara luar, tetapi harus dengan cara

yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan.

Page 13: Copy of laporan plumbing

Dasar-dasar Sistem Pencegahan Kebakaran

Prinsip dari sistem pencegahan kebakaran ini adalah harus selalu tersedia

volume air yang cukup untuk keperluan pencegahan kebakaran, tanpa

mengganggu pemakaian air bersih.

Pipa Tegak dan Slang Kebakaran

Pipa tegak dan slang kebakaran adalah suatu rangkaian perpipaan, katup,

penyambung slang kebakaran, slang kebakaran, dan sistem penyediaan air

yang digunakan untuk menanggulangi kebakaran.

Sistem dari pipa tegak dan slang kebakaran mempunyai berbagai jenis yaitu:

1. Wet Stand Pipe System

Yaitu pipa tegak dengan pipa yang selalu berisi air dan tekanan air pada

sistem di jaga tetap. Katup suplai air pada sistem ini selalu dalam kondisi

terbuka dan bila katup slang kebakaran dibuka maka air akan mengalir

keluar;

2. Dry Stand Pipe System

Suatu pipa tegak yang tidak berisi air, di mana peralatan penyediaan air

akan mengalirkan air ke sistem secara otomatis jika katup slang

kebakaran dibuka;

3. Sistem pipa tegak dengan pengadaan air ke sistem melalui operasi

manual

Yaitu dengan menggunakan kontrol jarak jauh yang terletak pada kotak

selang kebakaran untuk menghidupkan suplai air;

4. Sistem pipa tegak tanpa suplai air yang permanen

Jenis ini digunakan untuk mengurangi waktu yang diperlukan petugas

pemadam kebakaran untuk membawa slang kebakaran ke lantai atas pada

gedung tinggi dan suplai air diperoleh dari mobil tangki pemadam

kebakaran.

Page 14: Copy of laporan plumbing

Jika dilihat dari manusia yang mengoperasikannya maka sistem pipa tegak dan

slang kebakaran digolongkan atas 3 kelas pelayanan, yaitu:

Kelas 1

Sistem pipa tegak dan slang kebakaran yang dioperasikan oleh petugas

pemadam kebakaran dan mereka yang terlatih untuk menangani kebakaran

besar dan ukuran slang yang digunakan berdiameter 2,5″;

Kelas 2

Sistem pipa tegak dan slang kebakaran yang dioperasikan oleh penghuni

bangunan sendiri sambil menunggu petugas pemadam kebakaran datang

dan ukuran slang yang digunakan berdiameter 1,5″;

Kelas 3

Sistem pipa tegak dan slang kebakaran yang dioperasikan oleh penghuni

bangunan dan petugas pemadam kebakaran dan ukuran slang yang

digunakan berdiameter 1,5″ dan 2,5″.

Page 15: Copy of laporan plumbing

BAB III

METODOLOGI PRAKTEK

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat :

Pensil Mekanik

Penggaris

Kalkulator

Laptop

3.1.2 Bahan :

Kertas

Buku

Denah Gedung Perpustakaan

3.2 Metode Kerja

1. Dibaca dan dipahami cara pada buku panduan

2. Dicari contoh denah 3 lantai

3. Dihitung beban alat plumbing pada denah yang telah ditentukan

4. Digambar isometri

5. Dihitung dan ditentukan system

6. Digambar pipa buangan

Page 16: Copy of laporan plumbing

BAB IV

PERHITUNGAN

4.1 Pemakaian Air Gedung Perpustakaan

LANTAI 1

Luas Bangunan = 458,5 m2

Luas tidak efektif

Tangga = 28,75 m2

Teras ME = 40 m2

Teras = 11,25 m2

Gudang = 24 m2

Lift barang = 2,25 m2 +

Ʃ Luas Tidak Efektif = 106,25 m2

Luas Efektif = Luas Bangunan – Luas Tidak Efektif

= 458,5 m2 – 106, 25 m

2

= 352,25 m2

Kepadatan 5 m2/org

Jumlah penghuni 70,45 orang 71 orang

Asumsi per orang untuk pemakaian air gedung perpustakaan adalah 25

liter/hari/org

Untuk 71 orang Qd = 71 orang 25 liter/hari/org

= 1.775 liter/hari

Qh 295,83 liter/jam

C1 = 2 ; C2 = 3

Page 17: Copy of laporan plumbing

Qh-max = C1 Qh

= 2 295,83 liter/jam

= 591,66 liter/jam

Qm-max = C2

= 3

= 14,791 liter/menit

Jenis dan Jumlah Alat Plumbing

Kloset 13 liter x 4 x 3 kali/jam = 156 liter/jam

Bak cuci tangan 10 liter x 5 x 1 kali/jam = 50 liter/jam

Urinal 9 liter x 4 x 3 kali/jam = 108 liter/jam +

Jumlah = 314 liter/jam

Faktor pemakaian (%) Alat Plumbing

Kloset 156 liter/jam x 75% = 117 liter/jam

Alat plumbing biasa 158 liter/jam x53,25% = 84,135 liter/jam +

Jumlah = 201,135 liter/jam

Unit Beban Alat Plumbing

Jumlah alat

plumbing

Unit beban alat

plumbing

Jumlah unit beban

alat plumbing

Kloset katup glontor 4 10 40

Bak cuci tangan 5 2 10

Urinal Stall 4 3 12

Jumlah 62

Dengan gambar 3.61 (b) kurva (2), diperoleh pemakaian air lantai 1 kira-kira

sebesar 110 liter/menit

LANTAI 2

Luas Bangunan = 458,5 m2

Page 18: Copy of laporan plumbing

Luas tidak efektif

Tangga = 28,75 m2

Lift barang = 2,25 m2 +

Ʃ Luas Tidak Efektif = 31 m2

Luas Efektif = Luas Bangunan – Luas Tidak Efektif

= 458,5 m2 – 31 m

2

= 427,5 m2

Kepadatan 5 m2/org

Jumlah penghuni 85,5 orang 86 orang

Asumsi per orang untuk pemakaian air gedung perpustakaan adalah 25

liter/hari/org

Untuk 86 orang Qd = 86 orang 25 liter/hari/org

= 2.150 liter/hari

Qh 358,3 liter/jam

C1 = 2 ; C2 = 3

Qh-max = C1 Qh

= 2 358,3 liter/jam

= 716,6 liter/jam

Qm-max = C2

= 3

= 17,915 liter/menit

Jenis dan Jumlah Alat Plumbing

Kloset 13 liter x 3 x 3 kali/jam = 117 liter/jam

Bak cuci tangan 10 liter x 4 x 1 kali/jam = 40 liter/jam

Page 19: Copy of laporan plumbing

Urinal 9 liter x 4 x 3 kali/jam = 108 liter/jam +

Jumlah = 265 liter/jam

Faktor pemakaian (%) Alat Plumbing

Kloset 117 liter/jam x 87,5% = 102,375 liter/jam

Alat plumbing biasa 148 liter/jam x 55% = 81,4 liter/jam +

Jumlah = 183,775 liter/jam

Unit Beban Alat Plumbing

Jumlah alat

plumbing

Unit beban alat

plumbing

Jumlah unit beban

alat plumbing

Kloset katup glontor 3 10 30

Bak cuci tangan 4 2 8

Urinal Stall 4 3 12

Jumlah 50

Dengan gambar 3.61 (b) kurva (2), diperoleh pemakaian air lantai 2 kira-kira

sebesar 102 liter/menit

LANTAI 3

Luas Bangunan = 458,5 m2

Luas tidak efektif

Tangga = 28,75 m2

Lift barang = 2,25 m2

Teras belakang = 28,75 m2

Teras depan = 37,5 m2

+

Ʃ Luas Tidak Efektif = 97,25 m2

Luas Efektif = Luas Bangunan – Luas Tidak Efektif

= 458,5 m2 – 97, 25 m

2

= 361,25 m2

Kepadatan 5 m2/org

Page 20: Copy of laporan plumbing

Jumlah penghuni 72,25 orang 73 orang

Asumsi per orang untuk pemakaian air gedung perpustakaan adalah 25

liter/hari/org

Untuk 73 orang Qd = 73 orang 25 liter/hari/org

= 1.825 liter/hari

Qh 304,17 liter/jam

C1 = 2 ; C2 = 3

Qh-max = C1 Qh

= 2 304,17 liter/jam

= 608,34 liter/jam

Qm-max = C2

= 3

= 15,208 liter/menit

Jenis dan Jumlah Alat Plumbing

Tempat Wudhu 10 liter x 6 x 2 kali/jam = 120 liter/jam +

Jumlah = 120 liter/jam

Faktor pemakaian (%) Alat Plumbing

Alat plumbing biasa 120 liter/jam x 65% = 78 liter/jam +

Jumlah = 201,135 liter/jam

Unit Beban Alat Plumbing

Jumlah alat

plumbing

Unit beban alat

plumbing

Jumlah unit beban

alat plumbing

Bak cuci tangan

(tempat wudhu)

6 2 12

Jumlah 12

Page 21: Copy of laporan plumbing

Dengan gambar 3.61 (b) kurva (2), diperoleh pemakaian air lantai 3 kira-kira

sebesar 40 liter/menit

Reservoir tangki atas

Qmax = Ʃ Qh-max

= 591,66 liter/jam + 716,6 liter/jam + 608,34 liter/jam

= 1.916,6 liter/jam = 31,94 liter/menit

Qmax = Qpu = 31,94 liter/menit

Tp = 30 menit

Tpu = 10 menit

VE = (Qp – Qmax)Tp – Qpu x Tpu

VE = (47,914 liter/menit – 31,94 liter/menit)30 menit – 31,94 liter/menit x 10

menit

VE = 159,82 liter 160 liter

Reservoir tangki bawah

Qd = 1.775 liter/hari + 2.150 liter/hari + 1.825 liter/hari

= 5.777 liter/hari

Ʃ Qh = 295,83 liter/jam + 358,3 liter/jam + 304,17 liter/jam

= 958,3 liter/jam

Qs = Ʃ Qh

= 958,3 liter/jam

= 638,867 liter/jam

VR = Qd – Qs x T

VR = 5.777 liter/hari – 638,867 liter/jam x 6 jam

VR = 1.943,798 liter

Page 22: Copy of laporan plumbing

DAFTAR PUSTAKA

http://tonnyloe.wordpress.com/2011/01/27/plumbing/

http://rangminang.web.id/2010/06/sistem-air-buangan-dan-sprikler-plumbing/

http://rangminang.web.id/2010/06/plumbing/