laporan 2

13
I. MATERI DAN METODA 1.1. Materi 1.1.1.Alat Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu baki parafin, pensil gambar. 1.1.2.Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ikan Lele Clarias batracus ), ikan Mas ( Cyprinus carpio ), ikan Nilem ( Osteochilus hasselti ( Pangasius sp. ), ikan a!es ( Puntius sp. ), ikan Bandeng ( Chanos chanos ), ikan "akap ( Lutjanus niger ), ikan "embung ( Rastrelliger sp. ), ikan "urisi ( sp. ), dan ikan #ngk#l ( Euthynnus sp. ) 1.2. Metoda 30

Upload: satrio-haryu-w

Post on 04-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Ikhtio Acara 2, Morfologi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman

TRANSCRIPT

I. MATERI DAN METODA1.1.Materi 1.1.1. AlatAlat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu baki parafin, pensil dan buku gambar.1.1.2. BahanBahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ikan Lele ( Clarias batracus ), ikan Mas ( Cyprinus carpio ), ikan Nilem ( Osteochilus hasselti ), ikan Patin ( Pangasius sp. ), ikan Tawes ( Puntius sp. ), ikan Bandeng ( Chanos chanos ), ikan Kakap ( Lutjanus niger ), ikan Kembung ( Rastrelliger sp. ), ikan Kurisi ( Nemipterus sp. ), dan ikan Tongkol ( Euthynnus sp. )1.2. Metoda

II. HASIL DAN PEMBAHASAN2.1. HasilTabel MorfologiNo.NamaGambarBentuk TubuhBentuk MulutPosisi MulutBentuk Sirip EkorCiri KhususPosisi Sirip Perut terhadap Dada

1.Ikan Lele

Clarias batracusFusiformDepressed Compressed Tidak bisa disembulkanInferiorRoundedSungutAbdominal

2.Ikan Mas

Cyprinus carpioCompressed Bisa disembulkanTerminalTruncate-Thoracic

3.Ikan Nilem

Osteochilus hasseltiCompressed Tidak bisa disembulkanTerminalEmarginate-Subabdominal

4.Ikan Patin

Pangasiussp.

Compressed Tidak bisa disembulkanInferior EmarginateSungutAbdominal

5.Ikan Tawes

Puntiussp.Compressed Bisa disembulkanTerminal Emarginate -Subabdominal

6.Ikan Bandeng

ChanoschanosFusiformTidak bisa disembulkanTerminal Forked-Abdominal

7.Ikan Kakap

LutjanusnigerCompressed Bisa disembulkanTerminalTruncate-Thoracic

8.Ikan Kembung

Rastrelligersp.FusiformTidak bisa disembulkanTerminal Forked-Thoracic

9.Ikan Kurisi

Nemipterussp.

FusiformTidak bisa disembulkanTerminalEmarginate-Thoracic

10.Ikan Tongkol

Euthynnussp.FusiformTidak bisa disembulkanTerminal LunateKeelThoracic

2.2. Pembahasan2.2.1. Pengertian morfologi ikanMorfologi adalah studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya. Penelitian ini dapat dibagi menjadi: anatomi (pandangan makroskopik) dan histologi (tampilan mikroskopis). Morfologi merupakan alat fundamental untuk identifikasi dan klasifikasi spesies. Gambaran morfologi didasarkan pada pengamatan struktur yang ada dalam tubuh manusia, yang mengarahkan studi organisasi struktural organisme, yang memungkinkan perbandingan antara berbagai jenis organisasi struktural, yaitu anatomi perbandingan (Matnuh, 2012).Bentuk tubuh ikan beradaptasi dengan cara, tingkah laku, dan kebiasaan hidup di dalam suatu habitat hidup ikan. Dengan kata lain, habitat atau lingkungan dimana ikan itu hidup akan berpengaruh terhadap bentuk tubuh; sedangkan cara bergerak maupun tingkah lakunya akan berbeda dari satu habitat ke habitat lainnya. Ikan akan menyesuaikan diri terhadap faktor-faktor fisika, kimia, biologi dari habitat ikan yang bersangkutan, misalnya kedalaman air, suhu air, arus air, pH, salinitas, dan makhluk-makhluk lainnya seperti plankton, jasad-jasad renik, benthos, dan sebagainya (Saanin H,1968).Pengertian dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Morfologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan bentuk organisme hidup. Bentuk tubuh, letak mulut dan ukurannya, bentuk ekor, dan warna tubuh dapat memberi indikasi kehidupan binatang tersebut (Dadang, 2012).2.2.2. Deskripsi Morfologi Ikan2.2.2.1. Ikan Bandeng (Chanos chanos)Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau. Ikan bandeng ini mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor bercabang dan sisiknya halus. Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian bawah dan agak gelap pada punggungnya (Mudjiman, 1998).Ciri umum ikan bandeng adalah tubuh memanjang agak gepeng, mata tertutup lapisan lemak (adipase eyelid), pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik, tipe sisik cycloid lunak, warna hitam kehijauan dan keperakan bagian sisi, terdapat sisik tambahan yang besar pada sirip dada dan sirip perut. Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna sisik tubuh cerah dan mengkilap keperakan serta memiliki dua lubang kecil di bagian anus yang tampak jelas pada jantan dewasa (Hadie, 2000). Ikan bandeng hidup di Samudra Hindia dan menyeberanginya sampai Samudra Pasifik, mereka cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak(Adzriair, 2012).Berdasarkan dari praktikum yang telah kami lakukan telah kami lakukan mengenai morfologi ikan Bandeng. Ikan Bandeng memiliki bentuk tubuh fusiform, dengan mulut yang tidak bisa disembulkan, dan posisi mulut yang terminal. Bentuk sirip ekor dari ikan Bandeng adalah forked dan posisi sirip perut terhadap sirip dadanya bertipe abdominal.2.2.2.2. Ikan Kakap ( Lutjanus niger )Kakap putih sebenarnya adalah ikan liar yang hidup di laut. Namun setelah di lakukan penelitian kakap putih memiliki habitat yang sangat luas. Kakap putih dapat hidup di daerah laut yang berlumpur, berpasir, serta di ekosistem mangrove. Nelayan sering mendapatkan kakap putih ketika melaut. Ikan kakap yang hidup di laut lebih besar ukurannya di bandingkan yang di pelihara di air payau atau di air tawar. Hal itu mungkin di sebabkan karena makanannya banyak di habitat aslinya. Kakap putih juga dapat hidup di air payau. Kakap putih akan menuju daerah habitat aslinya jika akan memijah yaitu pada salinitas 30-32 ppt. Telur yang menetas akan beruaya menuju pantai dan larvanya akan hidup di daerah yang bersalinitas 29-30 ppt. Semakin bertambah ukuran larvanya maka ikan kakap putih tersebut akan beruaya ke air payau (Mayunar,2002).Ciri-ciri morfologi kakap adalah sebagai berikut: bentuk tubuh agak pipih, punggung lebih tinggi, kepala lebih lancip, punggung sampai moncong lebih terjal, tulang rahang atas terbenam ketika mulut terbuka, deretan sisik di ataslinnea lateralisyang bagian depan sejajar denganlinnea lateralis, sedangkan bagian yang dibawah sirip punggung keras, bagian belakang sirip punggung miring kearah punggung, deretan sisik dibawahlinnea lateralissejajar dengan poros badan, sirip ekor modifikasihomocercal, berwarna merah darah pada bagiandorsal,pinna dorsalisterdiri dari 10 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lemah,pinna analisterdiri dari 3 jari-jari keras dan 8-19 jari-jari lemah,pinna pectoralistediri dari 14-15 jari-jari lemah. Baris sisik yang terdapat pada tubuh kakap merahLutjanus argentimaculatusdapat digunakan untuk membedakan dengan kakap merah yang lainnya (Purba, 1994).Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan didapatkan hasil mengenai morfologi ikan Kakap. Ikan Kakap memiliki bentuk tubuh compressed, dengan bentuk mulut yang dapat disembulkan, dan posisi mulut berupa terminal. Ikan Kakap ekornya berbentuk truncate dan posisi sirip dada terhadap sirip perutnya adalah thoracic.2.2.2.3. Ikan Kembung (Rastrelliger sp.)Ikan kembung memiliki bentuk tubuh compressed posisi mulut terminal, bentuk sirip ikan forked, ikan kembung memiliki ciri khusus finlet, posisi sirip perut terhadap sirip dada thoracic.Ikan ini memiliki bentuk tubuh seperti torpedo dengan panjang tubuh serta hidup di sekitar dasar perairan dan permukaan perairan laut, tergolong ikan pelagis yangada diperairan bersalinitastinggi, suka hidup secara bergerombol baik diperairanpantaimaupun dilepas pantai. Kebiasaan makanannya adalah memakan plankton besar atau kasar, copepoda dan crustacea. Ciri lain dari morfologi ikan kembung ini adalah memiliki sirip ekor bercagak dua dan lekukkan dari cagak tersebut dimulai dekat pangkalnya.Pangkal sirip ekor bentuknya bulat kecil.Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada pangkalnya. Di belakang sirip punggung dan dubur,terdapat sirip-sirp tambahan yang kecil(Dwi, 2009).Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah kami lakukan mengenai morfologi ikan Kembung. Ikan Kembung memiliki bentuk tubuh fusiform dengan mulut yang tidak bisa disembulkan. Ikan Kembung memiliki posisi mulut terminal dan bentuk ekornya forked, serta posisi sirip dada terhadap sirip perut berupa thoracic.2.2.2.4. Ikan Kurisi (Nemipterus sp.)Ikan kurisi memiliki bentuk tubuh compressed posisi mulut terminal, bentuk sirip ikan emarginate, posisi sirip perut terhadap sirip dada thoracic.Ikan kurisi berbadan langsing agak gepeng. Kepala tanpa duri dan bagian depannya tidak bersisik. Sirip punggung berjari-jari keras 10 dan 9 lemah. Jari-jari keras pertama dan kedua tumbuh memenjang seperti serabut, demikian juga jari-jari teratas lembaran sirip ekornya.Sirip dubur berjari-jari keras 3 dan 7 jari-jari lemah (Rasyid, 2012).

Warna kepala dan gigir punggung kemerahan. Satu totol kuning terdapat pada awal garis rusuk.Cambuk pada sirip punggung maupun ekornya berwarna kuning. Sirip punggung abu-abu keunguan dengan warna kuning ditengah-tengahnya demikian juga sirip dubur.Sirip ekor sedikit kegelapan. Sirip perut dan dada putih sedikit kecoklatan. Ukuran ikan kurisi dapat mencapai panjang 25 cm, umumnya 12-18 cm(Rasyid, 2012).Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil mengenai morfologi ikan Kurisi. Ikan Kurisi memiliki bentuk tubuh berupa fusiform, dengan mulut yang tidak bisa disembulkan dan posisi mulutnya terminal. Bentuk ekor dari ikan Kurisi adalah emarginate dan posisi sirip dada terhadap sirip perut adalah thoracic.2.2.2.5. Ikan Lele (Clarias batracus)Ikan lele termasuk ikan jenis catfish atau kata lain ikan yang memiliki kumis. Ciri dari ikan lele yaitu bentuk tubuh memanjang dan agak bulat, pada sirip dada terdapat duri yang keras dan runcing/tajam (patil), warna tubuh belang dengan kepala pipih dan terdapat kumis serta licin karena tidak memiliki sisik. Ikan Lele selain itu memiliki alat pernafasan tambahan berupa dari modifikasi dari busur insangnya yaituarborescent(Jefry, 2009).Fungsi sungut bawah adalah sebagai alat peraba ketika berenang dan sebagai sensor ketika mencari makan. Sirip lele sangkuriang terdiri atas lima bagian yaitu sirip dada, sirip perut, sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung. Sirip dada lele sangkuriang dilengkapi dengan patil (sirip yang keras) yang berfungsi untuk alat pertahanan diri(Jefry, 2009).Habitatikan lele adalahsungaidengan arus air yang tenang seperti danau, rawa, telaga dan waduk. Ikan lele memiliki sifat nokturnal, yaitu aktif dan bergerak mencari makanan pada malam hari sedangkan pada siang hari hanya berdiam diri dan berlindung di tempat gelap(Afiesh, 2013).Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan mengenai morfologi dari ikan Lele. Ikan Lele memiliki bentuk tubuh compressed, despressed, serta fusiform dan bentuk mulut yang tidak bisa disembulkan. Posisi mulut dari ikan Lele adalah inferior, dengan bentuk sirip ekor berupa rounded, dan ikan Lele memiliki ciri khusus yaitu mempunyai sungut. Sirip dada terhadap sirip perut dari ikan Lele adalah abdominal.

2.2.2.6. Ikan Mas (Cyprinus carpio)Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Bagian pada anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Bagian di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham.Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapavarietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran) (Cahyono, 2008).Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjarikeras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.(Cahyono, 2008).Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan mengenai morfologi dari ikan Mas. Ikan Mas memiliki bentuk tubuh compressed dengan bentuk mulut yang dapat disembulkan, posisi mulut dari ikan mas adalah terminal. Bentuk ekor dari ikan Mas adalah truncate dan posisi sirip dada terhadap sirip perut adalah thoracic. Hal ini sesuai dengan refensi yang telah kami temukan.2.2.2.7. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup di sungai sungai dan rawa rawa. Ciri ciri ikan nilem hampir serupa dengan ikan mas. Ciri cirinya yaitu pada sudut sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut sungut peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga jari jari keras dan 12 18 jari jari lunak. Sirip ekor berjagak dua, bentuknya simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari jari keras dan 5 jari jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari jari keras dan 13 15 jari jari lunak. Jumlah sisik sisik gurat sisi ada 33 36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph, ujung mulut runcing dengan moncong (rostral) terlipat, serta bintim hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan nilem. Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempel yang disebut epifition dan perifition (Djuhanda, 1985). Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa morfologi dari ikan Nilem. Ikan Nilem memiliki bentuk tubuh seperti ikan mas yang memiliki famili yang sama yaitu compressed. Bentuk mulut dari ikan ini tidak dapat disembulkan dengan posisi mulut yang terminal. Bentuk sirip ekor dari ikan ini adalah truncate dan posisi sirip dada terhadap sirip perutnya thoracic. Hal ini sesuai dengan referensi yang telah didapatkan.2.2.2.8. Ikan Patin (Pangasius sp.)Ikan patin (Pangasiussp.) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongancatfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. (Subagja, 2009).Morfologi ikan patin (Pangasiussp) mempunyai badan memanjang dan pipih, posisi mulut sub terminal dengan 4 buah sungut. Sirip punggung berduri dan bersirip tambahan serta terdapat sirip lengkung mulai dari kepala sampai pangkal sirip ekor. Bentuk sirip tersebut agak bercagak dengan bagian tepi berwarna putih dan garis hitam di tengah. Ikan ini mempunyai panjang maksimum 150 cm (Subagja, 2009).Ikan patin sangat toleransi terhadap derajat keasaman (pH) air. Artinya, ikan ini dapat bertahan hidup pada kisaran pH air yang lebar, dari perairan yang agak asam (pH 5) sampai perairan yang basa (pH 9). Kandungan oksigen terlarut yang dibutuhkan bagi kehidupan ikan patin adalah berkisar antara 3-6 ppm, sementara karbondioksida yang bias ditolerir berkisar antara 9-20 ppm, dengan alkalinitas antara 80-250. Suhu air media pemeliharaan yang optimal berada dalam kisaran 28-30C (Subagja, 2009).Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan mengenai morfologi dari ikan Patin. Ikan Patin memiliki bentuk tubuh compressed dan depressed, dengan bentuk mulut yang tidak dapat disembulkan. Posisi mulut dari ikan patin adalah inferior dengan bentuk sirip ekor berbentuk emarginate. Ikan Patin juga memiliki ciri khusus, yaitu memiliki sungut, dengan posisi sirip dada terhadap sirip perutnya abdominal. Hal ini sesuai dengan referensi bahwa morfologi dari ikan patin sesuai dengan apa yang telah kita praktikumkan.

2.2.2.9. Ikan Tawes (Puntius sp.)Ikan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes memiliki nama ilmiah Puntius javanicus. Namun, berubah menjadi Puntius gonionotus, dan terakhir berubah menjadi Barbonymus gonionotus. Ikan tawes memiliki nama lokal tawes (Indonesia), taweh atau tawas, lampam Jawa (Melayu). Di Danau Sidendreng ikan tawes disebut bale kandea (Amri dan Khairuman, 2008).Ikan tawes termasuk ke dalam famili Cyprinidae seperti ikan mas dan ikan nilem. Bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung meninggi,kepala kecil, moncong meruncing, mulut kecil terletak pada ujung hidung, sungut sangat kecil atau rudimenter. Di bawah garis rusuk terdapat sisik 5 buah dan 3-3 buah di antara garis rusuk dan permulaan sirip perut. Garis rusuknya sempurna berjumlah antara 29-31 buah. Badan berwarna keperakan agak gelap di bagian punggung. Pada moncong terdapat tonjolan-tonjolan yang sangat kecil. Sirip punggung dan sirip ekor berwarna abu-abu atau kekuningan, dan sirip ekor bercagak dalam dengan lobus membulat, sirip dada berwarna kuning dan sirip dubur berwarna oranye terang. Sirip dubur mempunyai 6 jari-jari bercabang (Kottelat et al., 1993).Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan mengenai morfologi ikan Tawes, bahwa ikan Tawes memiliki bentuk tubuh compressed. Ikan Tawes memiliki bentuk mulut yang dapat disembulkan dengan posisi mulut terminal. Bentuk sirip ekor dari ikan Tawes adalah emarginate dan posisi sirip perut terhadap sirip dada subabdominal.2.2.2.10. Ikan Tongkol (Euthynnus sp.)Ikan tongkol (Euthynnus sp.) merupakan golongan dari ikan tuna kecil. Badannya memanjang, tidak bersisik kecuali pada garis rusuk. Sirip punggung pertama berjari-jari keras 15, sedang yang kedua berjari-jari lemah 13, diikuti 8- 10 jari-jari sirip tambahan (fin ilet). Ukuran asli ikan tongkol cukup besar, bisa mencapai 1 meter dengan berat 13,6 kg. Rata-rata, ikan ini berukuran sepanjang 50-60 cm. Ikan Tongkol memiliki kulit yang licin berwarna abu-abu, dagingnya tebal, dan warna dagingnya merah tua (Carpenter. 2001).Ikan tongkol memiliki 10 12 jari-jari sirip punggung, 10 13 jari-jari halus sirip punggung, 10 14 jari-jari halus sirip dubur, dengan warna punggung kebiru-biruan, ungu tua bahkan berwarna hitam pada bagian kepala. Sebuah pola 15 garis-garis halus, miring hampir horisontal, garis bergelombang gelap di daerah scaleless diatas gurat sisi (linea lateralis). Bagian bawah agak putih (cerah). Dada dan sirip perut ungu, sisi bagian dalam mereka hitam. Badan kuat, memanjang dan bulat. Gigi kecil dan berbentuk kerucut, dalam rangkaian tunggal. Sirip dada pendek, tapi mencapai garis vertikal melewati batas anterior dari daerah scaleless atas corselet. Sebuah flap tunggal besar (proses interpelvic) antara sirip perut. Tubuh telanjang kecuali untuk corselet, yang dikembangkan dengan baik dan sempit di bagian posterior (tidak lebih dari 5 skala yang luas di bawah asal-sirip punggung kedua). Sebuah keel pusat yang kuat pada setiap sisi dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel ( Nurrahman, 2011 ).Ikan tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan asia. Ikan Tawes di Indonesia banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau migratory yang tersebar disekitar perairan samudera atlantik, hindia dan pasifik, terutama di perairan indonesia timur dan samudra Indonesia. Ikan Tongkol adalah jenis ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27 28C. Ikan Tongkol adalah jenis ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27 28C.(Nurrahman, 2011).

III. KESIMPULAN DAN SARAN3.1. KesimpulanBerdasarkan hasil dan pembahasan Morfologi Ikan, dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya. Penelitian ini dapat dibagi menjadi: anatomi (pandangan makroskopik) dan histologi (tampilan mikroskopis).3.2. SaranPraktikum kali ini, praktikan sebaiknya lebih disiplin dan teratur pada jalannya acara praktikum. Praktikan seharusnya menjaga kondisi saat praktikum sehingga tidak menimbulkan kekeliruan yang menyebabkan kesalahan dalam praktikum.

31