lapkas kpd indah
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
KETUBAN PECAH DINI
Pendahuluan
Pecah ketuban merupakan proses yang pasti akan dilalui setiap wanita yang
melahirkan. Pecah ketuban merupakan hal yang umum terjadi sebelum proses melahirkan,
namun ada juga kasus “Pecah ketuban dini” dan diikuti proses melahirkan.4
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.9
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan
dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda persalinan. Ketuban pecah dini
merupakan masalah penting dalam bidang kesehatan yang berkaitan dengan penyulit
kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, serta menyebabkan
infeksi pada ibu yang menyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi .
Ketuban pecah dini kemungkinan besar menimbulkan risiko tinggi infeksi dan bahaya
kompresi tali pusat, maka dalam penatalaksanaan perawatannya dianjurkan untuk
pemantauan ibu maupun janin dengan ketat.9
KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan morbiditas dan
mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi. Kematian
perinatal yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat kurang bulan,
dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan
yang sering dijumpai pada pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif .
Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama
pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus menunggu sampai terjadinya proses persalinan,
sehingga masa tunggu akan memanjang berikutnya akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi. Sedangkan sikap konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan
kurang bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang
cukup. 9
Indah Kory’ah 05310067 1
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Defenisi
Kantung ketuban adalah sebuah kantung berdinding tipis yang berisi cairan dan janin
selama masa kehamilan. Dinding kantung ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disebut
amnion, terdapat di sebelah dalam. Sedangkan, bagian kedua, yang terdapat di sebelah luar
disebut chorion.5
Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ini
dihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing
janin, serta cairan otak pada anensefalus.5
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda-tanda npartu yaitu
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi kurang dari 5 cm. Bila periode laten
terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat
meningkatkan angka kematian ibu dan anak.9
Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II persalinan. Bisa
juga belum pecah sampai saat mengedan, sehingga kadang perlu dipecahkan (amniotomi).8
Prinsip – prinsip dasar ketuban pecah dini 9 :
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetric berkaitan
dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi khoriokarsinoma
sampai sepsis, yang meningkatkaan morbiditas dan mortalitas perinatal dan
menyebabkan infeksi ibu.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane
atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua faktjor tersebut.
Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks.
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi,
adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda
persalinan.
Indah Kory’ah 05310067 2
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Epidemiologi
Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1% dari
semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan. KPD merupakan
penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%. 7
Air Ketuban
Anatomi dan struktur Membran Fetal
Amnion manusia terdiri dari lima lapisan yang berbeda. Lapisan ini tidak
mengandung pembuluh darah maupun saraf, sehingga nutrisi disuplai melalui cairan
amnion. Lapisan paling dalam dan terdekat pada fetus ialah epithelium amniotik.
Epitel amniotik ini mensekresikan kolagen tipe III dan IV dan glikoprotein non
kolagen ( laminin , nidogen dan fibronectin ) dari membrane basalis, lapisan amnion
disebelahnya.
Lapisan kompakta jaringan konektif yang melekat pada membrane basalis ini
membentuk skeleton fibrosa dari amnion. Kolagen dari lapisan kompakta disekresikan
oleh sel mesenkim dari lapisan fibroblast. Kolagen interstitial ( tipe I dan III )
mendominasi dan membentuk parallel bundles yang mempertahankan integritas
mekanikan amnion. Kolagen tipe V dan VI membentuk koneksi filamentosa antara
kolagen interstitial dan membrane basalis epithelial. Tidak ada interposisi dari materi
yang menyusun fibril kolagen pada jaringan konektif amniotic sehingga amnion dapat
mempertahankan tensile strength selama stadium akhir kehamilan normal.Lapisan
fibroblast merupakan lapisan amniotic yang paling tebal terdiri dari sel mesenkimal
dan makrofag diantara matriks seluler. Kolagen pada lapisan ini membentuk jaringan
longgar dari glikoprotein non kolagenosa.Lapisan intermediate ( spongy layer atau
zona spongiosa ) terletak diantara amnion dan korion. Lapisan ini banyak
mengandung hydrated proteoglycan dan glikoprotein yang memberikan sifat
“spongy” pada gambaran histology. Lapisan ini juga mengandung nonfibrillar
meshwork yang terdiri sebagian besar dari kolagen tipe III. Lapisan intermediate ini
mengabsorbsi stress fisik yang terjadi. Walaupun korion lebih tebal dari amnion,
amnion memiliki tensile strength yang lebih besar. Korion terdiri dari membrane
epithelial tipikal dengan polaritas langsung menunggu desidua maternal. Pada proses
kehamilan, vili trofoblastik diantara lapisan korionik dari membrane fetal ( bebas
plasenta ) mengalami regresi. Dibawah lapisan sitotrofoblas ( dekat janin ) merupakan
Indah Kory’ah 05310067 3
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
membrane basalis dan jaringan knektif korionik yang kaya akan serat kolagen.
Membran fetal memperlihatkan variasi regional. Walaupun tidak ada bukti yang
menunjukan adanya titik lemah dimana membrane akan pecah, observasi harus
dilakukan untuk menghindari terjadinya perubahan struktur dan komposisi membrane
yang memicu terjadinya ketuban pecah dini.8
Ciri-ciri kimiawi 2
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira1000-1500 cc
Air ketuan berwara putih keruh
Berbau amis
Berasa manis
Reaksi agak alkalis atau netral
Berat jenis 1,008
Komposisi air ketuban 2
98 % terdiri dari air
Protein 2,6% g/l (albumin)
Urea
Asam uric
Kreatinin
Sel-sel epitel
Rambut lanugo
Vernik kaseosa
Garam anorganic
Lesitin dan sfingomielin
Fungsi air ketuban 2
Untuk proteksi janin
Mencegah pelekan janin dengan amnion
Agar janin dapat bergerak dengan bebas
Regulasi terhadap panas dan perubaha suhu
Untuk menambah suplai cairan janin dengan cara ditelan atau diminum yang
kemudian dikeluarkan melalui kencing janin,
Indah Kory’ah 05310067 4
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Diperkirakan janin menelan lebih kurang 8-10 cc air ketuban atau 1 persen
dari seluruh volume dalam tiap jam
Meratakan tekanan intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban
pecah
Untuk diagnosis, seperti
o Jenis kelamin bayi
o Golongan darah ABO
o Rhesus iso-imunisasi
o Maturitas janin
o Pemeriksaan tentang penyakit-penyakit
Asal air ketuban 2
Kencing janin
Transudasi dari darah ibu
Sekresi dari epitel amnion
Asal campuran
Cara membedakan air ketuban dengan air seni 4
1. Warna
Air ketuban umumnya tidak berwarna/transparan, bila bercampur dengan lendir
akan menjadi pink tipis. Air seni umumnya berwarna agak kekuningan.
2. Bau
Air seni berbau amoniak, tapi air ketuban berbau seperti cairan sperma.
3. Bisa tidaknya dihentikan.
Bila anda menahan daerah sekitar anus dan berhenti, maka itu adalah air seni. Bila
tidak berhenti maka merupakan air ketuban. Bila keluar saat anda bergerak itu pun
adalah air ketuban.
Indah Kory’ah 05310067 5
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Klasifikasi
Ada 2 macam pecah ketuban
1. Pecah ketuban posisi atas
Selaput yang robek adalah yang jauh dari mulut rahim, dan hanya menyebabkan
basahnya celana dalam, dan sulit membedakan apakah ini air seni yang bocor atau air
ketuban.
2. Pecah ketuban total
Pecah ketuban total”, selaput yang robek adalah yang berada dekat mulut rahim, dan
air ketuban yang keluar banyak 4
Etiologi
Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti.
Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan KPD, namun
faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Kemungkinan yang menjadi faktor
penyebabnya adalah 9:
Indah Kory’ah 05310067 6
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
1. Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari
vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.
2. Servik yang inkompetensia,
kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat
persalinan, curetage).
3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
(overdistensi uterus)
Misalnya trauma, hidramnion, gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati
sebagai faktor predisisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat
misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amnosintesis
menyebabakan terjadinya KPD karena biasanya disertai infeksi.
4. Kelainan letak
Misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas
panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.
Beberapa faktor risiko yang memicu terjadinya ketuban pecah dini ialah 8:
Kehamilan multiple : kembar dua ( 50%) , kembar tiga ( 90 %).
Riwayat persalinan preterm sebelumnya : risiko 2-4x
Tindakan coitus : tidak berpengaruh kepada risiko, kecuali jika hygiene
buruk , predisposisi terhadap infeksi.
perdarahan pervaginam : trimester pertama ( risiko 2x ) , trimester
kedua/ketiga ( 20x )
Bakteriuria : risiko 2x ( prevalensi 7 % )
PH vagina di atas 4,5 : risiko 32% ( vs. 16%)
Servix tipis / kurang dari 39 mm : risiko 25% ( vs 7%)
Flora vagina abnormal : risiko 2-3x
Fibronectin > 50 mg/ml : risiko 83% ( vs 19% )
Indah Kory’ah 05310067 7
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Kadar CRH ( corticotropoin releasing hormone ) maternal tinggi misalnya
pada stress psikologis , dsb. Dapat menjadi stimulasi persalinanpreterm.
Patofisiologi
Mekanisme terjadinya ketuban pecah adalah selaput ketuban berfungsi untuk
menahan air ketuban keluar dari kantongnya,ini semua dipengaruhi oleh infeksi, tekanan intra
uteri,cervik yang inkompiten, apa bila factor –faktor diatas ada kelainan umpanya tekanan
intra uteri meningkat maka uterus menegang sehingga selaput ketuban makin tipis dan lemah
tidak sanggup menahan dorongan dari dalam sehingga pecah dan keluarlah air ketuban.
Gambaran Klinis
Tanda yang terjadi adalah 3,7
Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.
Warnanya putih agak keruh
Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak
Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai
kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah
terletak di bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk
sementara.
Uterus lunak
Kalau ada gejala seperti ini: demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut,
denyut jantung janin bertambah cepat menunjukkan kalau infeksi sudh terjadi.
Indah Kory’ah 05310067 8
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Hal-hal yang harus diperhatikan jika mengalami KPD 4,5
Hindari Infeksi
Usahakan daerah vagina selalu bersih untuk menghindari infeksi. Bersihkan
selalu daerah ini dari arah depan ke belakang. Jangan sekali-kali melakukan
dengan gerakan sebaliknya.
Puasa
Untuk sementara waktu, hindari melakukan hubungan seksual bila ada
indikasi yang menyebabkan ketuban pecah dini, seperti mulut rahim yang
lemah.
Istirahat
Istirahatlah sesuai anjuran dokter. Jangan merasa diri wanita super dengan
melakukan semua kegiatan. Ingatlah, setiap kehamilan selalu berbeda.
Menjaga Kebersihan
Bila cairan ketuban merembes, gunakanlah pembalut yang dapat menyerap air
ketuban. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan sebaiknya gunakan
pembalut tipis pada celana dalam agar terasa segar dan nyaman.
Indah Kory’ah 05310067 9
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Sebab, pada umumnya pengeluaran cairan dari vagina akan lebih banyak.
Penggunaan pembalut ini pun berguna untuk memudahkan untuk
membedakan cairan ketubaan dengan urin.
Yang harus segera dilakukan:
Pakai pembalut atau handuk yang bersih.
Tenangkan diri sambil bersiap mau kerumah sakit . Jangan bergerak terlalu
banyak pada saat ini. Ambil nafas dan tenangkan diri
Yang tidak boleh dilakukan:
Tidak boleh berendam dalam bath tub, karena bayi ada resiko terinfeksi
kuman.
Jangan bergerak mondar-mandir atau berlari ke sana kemari, karena air
ketuban akan terus keluar. Berbaringlah dengan pinggang diganjal supaya
lebih tinggi.
Diagnosa
Menegakkan diagnosa KPD secara tepat sangat penting. Karena diagnosa yang positif
palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirkakn bayi terlalu awal atau melakukan
seksio yang sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negatif palsu berarti
akan membiarkan ibu dan janin mempunyai resiko infeksi yang akan mengancam kehidupan
Indah Kory’ah 05310067 10
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
janin, ibu atau keduanya. Oleh karena itu diperlukan diagnosa yang cepat dan tepat. Diagnosa
KPD ditegakkan dengan cara :
1. Anamnesa Penderita merasa basah pada vagina
Mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir
Cairan berbau khas
His belum teratur atau belum ada, dan belum ada pengeluaran lendir darah
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila
ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan
lebih jelas.
Auskultasi
Denyut jantung janin cepat (fetal distress)
Inspekulum.
Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan tampak keluar cairan dari
orifisium uteri eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar, fundus uteri
ditekan, penderita diminta batuk, megejan atau megadakan manuvover valsava,
atau bagian terendah digoyangkan, akan tampak keluar cairan dari ostium uteri
dan terkumpul pada fornik anterior.
Pemeriksaan dalam (VT)
Didapat cairan di dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi.
Mengenai pemeriksaan dalam vagina dengan vagina tocher perlu
dipertimbangkan, pada kehamilan yang kurang bulan yang belum dalam
persalinan tidak perlu diadakan pemeriksaan dalam. Karena pada waktu
pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan mengakumulasi segmen bawah rahim
dengan flora vagina yang normal. Mikroorganisme tersebut bisa dengan cepat
menjadi patogen. Pemeriksaan dalam vagina hanya diulakaukan kalau KPD yang
sudah dalam persalinan atau yang dilakukan induksi persalinan dan dibatasi
sedikit mungkin.
Indah Kory’ah 05310067 11
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
3. Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan laboraturium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau dan pH
nya. Cairan yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban mungkin juga urine
atau sekret vagina. Sekret vagina ibu hamil pH : 4-5, dengan kertas nitrazin tidak
berubah warna, tetap kuning.
a.Tes Lakmus (tes Nitrazin)
Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya air
ketuban (alkalis). pH air ketuban 7 – 7,5, darah dan infeksi vgina dapat
mengahsilakan tes yang positif palsu.
b.Mikroskopik (tes pakis)
Dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.
2.Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit.
Walaupun pendekatan diagnosis KPD cukup banyak macam dan caranya,
namun pada umumnya KPD sudah bisa terdiagnosis dengan anamnesa dan
pemeriksaan sederhana.9
Penanganan
Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau umur kehamilan tidak
diketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaann ultrasonografi (USG) untuk
mengetahui umur kehamilan dan letak janin. Resiko yang lebih sering pada KPD dengan
janin kurang bulan adalah RDS dibandingkan dengan sepsis. Oleh karena itu pada kehamilan
kurang bulan perlu evaluasi hati-hati untuk menentukan waktu yang optimal untuk
persalinan. Pada umur kehamilan 34 minggu atau lebih biasanya paru- paru sudah matang,
Indah Kory’ah 05310067 12
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
chorioamnionitis yang diikuti dengan sepsi pada janin merupakan sebab utama meningginya
morbiditas dan mortalitas janin. Pada kehamilan cukup bulan, infeksi janin langsung
berhubungan dengan lama pecahnya selaput ketuban atau lamanya perode laten. 9
1. Penatalaksanaan KPD pada kehamilan aterm (> 37 Minggu)
Beberpa penelitian menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD keduanya
mempunyai hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian infeksi dan
komplikasi lain dari KPD. Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari
persalinan disebut periode latent = L.P = “lag” period. Makin muda umur kehamilan
makin memanjang L.P-nya. Pada hakekatnya kulit ketuban yang pecah akan
menginduksi persalinan dengan sendirinya. Sekitar 70-80 % kehamilan genap bulan
akan melahirkan dalam waktu 24 jam setelah kulit ketuban pecah.Bila dalam 24 jam
setelah kulit ketuban pecah belum ada tanda-tanda persalinan maka dilakukan induksi
persalinan,dan bila gagal maka dilakukan bedah caesar.
Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu.
Walaupun antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin dalam uterus namun pencegahan
terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatanya sehingga pemberian
antibiotik profilaksis perlu dilakukan. Waktu pemberian antibiotik hendaknya
diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan dengan pertimbangan : tujuan
profilaksis, lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi telah terjadi, proses persalinan
umumnya berlangsung lebih dari 6 jam.
Beberapa penulis meyarankan bersikap aktif (induksi persalinan) segera
diberikan atau ditunggu sampai 6-8 jam dengan alasan penderita akan menjadi inpartu
dengan sendirinya. Dengan mempersingkat periode laten durasi KPD dapat
diperpendek sehingga resiko infeksi dan trauma obstetrik karena partus tindakan dapat
dikurangi.
Pelaksanaan induksi persalinan perlu pengawasan yang sangat ketat terhadap
keadaan janin, ibu dan jalannya proses persalinan berhubungan dengan
komplikasinya. Pengawasan yang kurang baik dapat menimbulkan komplikasi yang
fatal bagi bayi dan ibunya (his terlalu kuat) atau proses persalinan menjadi semakin
kepanjangan (his kurang kuat). Induksi dilakukan dengan mempehatikan pelvis score
jika > 5 induksi dapat dilakukan, sebaliknya < 5, dilakukan pematangan servik, jika
tidak berhasil akhiri persalinan dengan seksio sesaria. 9
Indah Kory’ah 05310067 13
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
2. penatalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (< 37 minggu)
Pada kasus-kasus KPD dengan umur kehamilan yang kurang bulan tidak
dijumpai tanda-tanda infeksi pengelolaanya bersifat koservatif disertai pemberian
antibiotik yang adekuat sebagai profilaksis
Penderita perlu dirawat di rumah sakit,ditidurkan dalam posisi trendelenberg,
tidak perlu dilakukan pemeriksaan dalam untuk mencegah terjadinya infeksi dan
kehamilan diusahakan bisa mencapai 37 minggu, obat-obatan uteronelaksen atau
tocolitic agent diberikan juga tujuan menunda proses persalinan.
Tujuan dari pengelolaan konservatif dengan pemberian kortikosteroid pada
penderita KPD kehamilan kurang bulan adalah agar tercapainya pematangan paru,
jika selama menunggu atau melakukan pengelolaan konservatif tersebut muncul
tanda-tanda infeksi, maka segera dilakukan induksi persalinan tanpa memandang
umur kehamilan
Induksi persalinan sebagai usaha agar persalinan mulai berlangsung dengan
jalan merangsang timbulnya his ternyata dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi
yang kadang-kadang tidak ringan. Komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi gawat
janin sampai mati, tetani uteri, ruptura uteri, emboli air ketuban, dan juga mungkin
terjadi intoksikasi.
Kegagalan dari induksi persalinan biasanya diselesaikan dengan tindakan
bedan sesar. Seperti halnya pada pengelolaan KPD yang cukup bulan, tidakan bedah
sesar hendaknya dikerjakan bukan semata-mata karena infeksi intrauterin tetapi
seyogyanya ada indikasi obstetrik yang lain, misalnya kelainan letak, gawat janin,
partus tak maju, dll.
Selain komplikasi-kompilkasi yang dapat terjadi akibat tindakan aktif.
Ternyata pengelolaan konservatif juga dapat menyebabakan komplikasi yang
berbahaya, maka perlu dilakukan pengawasan yang ketat. Sehingga dikatan
pengolahan konservatif adalah menunggu dengan penuh kewaspadaan terhadap
kemungkinan infeksi intrauterin.
Sikap konservatif meliputi pemeriksaan leokosit darah tepi setiap hari,
pem,eriksaan tanda-tanda vital terutama temperatur setiap 4 jam, pengawasan denyut
jamtung janin, pemberian antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya
stiap 6 jam.
Indah Kory’ah 05310067 14
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Pemberian kortikosteroid antenatal pada preterm KPD telah dilaporkan secara
pasti dapat menurunkan kejadian RDS. The National Institutes of Health (NIH) telah
merekomendasikan penggunaan kortikosteroid pada preterm KPD pada kehamilan 30-
32 minggu yang tidak ada infeksi intramanion. Sedian terdiri atas betametason 2 dosis
masing-masing 12 mg i.m tiap 24 jam atau dexametason 4 dosis masing-masing 6 mg
tiap 12 jam.9
Kesimpulan penanganan KPD 8,9
1. Kehamilan > 37 minggu
Setelah ketuban pecah tunggu samapai 8 jam,selama menunggu
diberikan medikamentosa seperti antibiotik dan kortikosteroid
o Jika selama 8 jam ada tanda –tanda inpartu maka lahir
spontan
o Jika tidak ada tanda-tanda inpartu maka lakuan induksi
persalinan
o Jika induksi persalanan gagal maka lakukan sesar
caesarea
2. Kehamilan < 37 minggu
Kehamilan dipertahankan dengan melakukan tindakan
konserfatif seperti
o Anti biotic untuk mencegah infeksi
Pemberian antibiotic pada pasien ketuban pecah dini
dapat menekan infeksi neonatal dan memperpanjang
periode latensi. Sejumlah antibiotik yang digunakan
meliputi ampisilin 2 gram dengan kombinasi eritromisin
250 mg setiap 6 jam selama 48 jam, diikuti pemberian
amoksisilin 250 mg dan eritromisin 333 mg setiap 8 jam
untuk lima hari. Pasien yang mendapat kombinasi ini
dimungkinkan dapat mempertahankna kandungan
selama 3 minggu setelah penghentian pemberian
antibiotik setelah 7 hari.
Indah Kory’ah 05310067 15
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
o Kortikosteroid untuk pematangan paru janin bila
kehamilan tidak bisa dopertahankan
Pemberian kortikosteroid dapat menekan morbiditas
dan mortalitas perinatal pasca ketuban pecah dini
preterm. Kortikosteroid juga menekan risiko terjadinya
sindrom distress pernafasan ( 20 – 35,4% ), hemoragi
intraventrikular ( 7,5 – 15,9% ), enterokolitis
nekrotikans ( 0,8 – 4,6% ).National Institute of Health
merekomendasikan pemberian kortikosteroid sebelum
masa gestasi 30 – 23 minggu, dengan asumsi viabilitas
fetus dan tidak ada infeksi intra amniotik.
o Agent tokolitik
Pemberian agent tokolitik diharapkan dapat
memperpanjang periode latensi namun tidak
memperbaiki luaran neonatal. Tidak banyak data yang
tersedia mengenai pemakaian agen tokolitik untuk
ketuban pecah dini. Pemberian agen tokolitik jangka
panjang tidak diperkenankan dan hingga kini masih
menunggu hasil penelitian lebih jauh
o Posisi tredelenburg
Kehamilan diterminasi bila ada tanda-tanda infeksi dengan
cara
o Induksi persalinan,jika gagal maka lakukan sesar
caesarea
Indah Kory’ah 05310067 16
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Komplikasi
1. Tali pusat menumbung
2. Prematuritas, persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm.
3. Oligohidramnion, bahkan sering partus kering (dry labor) karena air ketuban
habis.
4. infeksi
5. komplikasi ibu : endometritis, penurunan aktifitas miometrium (distonia, atonia),
sepsis CEPAT (karena daerah uterus dan intramnion memiliki vaskularisasi sangat
banyak), dapat terjadi syok septik sampai kematian ibu.
6. komplikasi janin : asfiksia janin, sepsis perinatal sampai kematian janin. 7
Prognosis
Morbiditas ketuban pecah dini menjadi kurang serius bila terjadi pada kehamilan yang
mendekati term dibandingkan kehamilan yang lebih awal. Pada kasus ketuban pecah dini
biasanya 80-90% akan mengalami partus dalam kurun waktu 24 jam. Ada beberapa hal perlu
dipertimbangkan pada ketuban pecah dini :
Indah Kory’ah 05310067 17
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Ketuban pecah dini merupakan penyebab pentingnya persalinan premature dan
prematuritas janin.
Resiko terjadinya ascending infection akan lebih tinggi jika persalinan
dilakukan setelah 24 jam onset
Insiden prolaps tali pusat ( cord prolapse ) akan meningkat bila dijumpai
adanya malpresentasi
Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan
dry labour atau persalinan kering
Hipoplasia pulmonal janin sangat mengancam janin, khususnya pada kasus
oligohidramnion.8
Kesimpulan
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda-tanda inpartu
Penanganan KPD terganung pada usia kehamian
Prognosisnya semakain jelek apa bila KPD teradi sebelum usia kehamia 37 mingu
Medikamentosa seperti antibiotic,kortikosteroid dan anti tokolitik perlu diberikan
pada kasus KPD terutama pada usia kehamilan <37 minggu
Indah Kory’ah 05310067 18
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran Bandung
Obstetri Fisiologi, Elstar offset,Bandung,1981
2. Moctar,rustam.Sinopsis Obstetri,EGC,Jakarta,1998
3. Taber Ben-Zion,Kedaruratan Obstetric dan Ginekologi,EGC,Jakarta,1994
4. http://ibudanbayi.grc.jp/
5. http://istikuma.wordpress.com/2008/03/17/yang-terjadi-ketika-ketuban-pecah-dini/
6. http://www.ayahbunda.co.id/artikel/Kehamilan/Gizi+dan+Kesehatan/
ketuban.pecah.dini/001/001/1790/2
7. http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2011/04/04/249/ketuban-pecah-dini
8. http://www.indogamers.com/showthread.php?t=12429&page=1
9. http://www.scribd.com/doc/23903855/Asuhan-Keperawatan-Ibu-Hamil-Dengan-
Masalah-Ketuban-Pecah-Dini
Indah Kory’ah 05310067 19
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
STATUS PASIEN
ANAMNESA PRIBADI
Nama : Ny. Risa Maylin
Umur : 28 Tahun
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : DII
Alamat : Kel.Bela Rakyat Kuala
Nama Suami : Suka Wahyudi
Tgl. Masuk : 16 April 2013 pukul 12:00 Wib
No RM : 038688
ANAMNESA PENYAKIT
KU : Keluar Cairan dari vagina
Telaah : Os datang ke RSUD.DR.R.M.DJOELHAM dengan keluhan keluar
cairan dari alat kelamin berwarna putih agak kekeruhan,tapi tanda-tanda
inpartu tidak ada hal ini dialami os hari ini pukul 07:00 wib 4 jam sebelum
kerumah sakit,os juga mengeluh cairan terus terusan keluar,tidak bisa ditahan
dan jumlahnya cukup bayak,riwayat terjatuh disangkal tapi os mengaku tadi
malam melakukan hubungan intim dengan suami setelah bangun ,paginya
langsung keluar cairan dari alat kelamin, badan os agak demam.
Riwayat mentruasi sebelumnya:
Menarche : 14 Tahun
Siklus : 28 hari
Banyak : 2 kali ganti duk
Indah Kory’ah 05310067 20
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Lamanya : 7 hari
HPHT : 12 – 07- 2012
TTP : 19 – 04 – 2013
Riwayat persalinan: Hamil ini
RPT : (-)
RPO : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
1. Keadaan Umum
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/80mmHg
Respirasi Rate : 24x/menit
Heart Rate : 100x/menit
Suhu : 37,7 0 C
2. Keadaan Penyakit
Anemia : (-)
Sianosis : (-)
Dyspnoe : (-)
Ikterus : (-)
Edema : (-)
Status Lokalisata
1. Kepala
Mata : conjungtiva palpebra superior pucat (-/-)
Telinga : dbn
Hidung : dbn
Leher : pembesaran kelenjar getah brning (-/-)
Indah Kory’ah 05310067 21
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
2. Thorax
Inspeksi : simetris
Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+),suara tambahan (-/-)
3. Abdomen
Inspeksi : Abdomen sudah tampak membesar,striae gravidarum (+),
bekas operasi (-),
Palpasi : Hati tidak teraba, Lien tidak teraba, nyeri tekan abdomen (+)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltic usus normal
4. Ektremitas
Superior : dbn
Inferior : dbn
Status Obstetri dan Ginekologi
1. Abdomen
Inspeksi : Abdomen sudah tampak membesar, striae gravidarum (+),
bekas operasi (-),
Palpasi : Leopold I :3 jari dibawah proc.xipoideus
Leopold II :Punggung kiri (puki)
Leopold III :Letak kepala (LK)
Leopold :Belum masuk (U)
Nyeri tekan abdomen (+)
Indah Kory’ah 05310067 22
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Gerakan janin (+)
HIS (-)
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : Terdengar denyut jantung janin : 156x/i
2. Genetalia Ekterna
Inspeksi :Tampak cairan keluar dari vagina dan cairan itu bukan air seni
3. Genetalia Interna
Vaginal Thoucer :Ada pembukaan 1 cm
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Dilakukan pada tanggal 16 April 2013 hasilnya adalah :
Janin tunggal
Air ketuban sedikit
Plasenta di fundus
DJJ (+): 156x/i
Gerak (+)
Usia kehamilan 38-40 minggu
2. Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 16 April 2013
Darah rutin :
Hb : 11,4 gr/dl
Leukosit : 15.000 mm3
Hematokrit : 37,4%
Trombosit : 213.000 mm3
Golongan Darah : “O”
Urin rutin : Negatif
Indah Kory’ah 05310067 23
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
RESUME
ANEMNESA
KU : Keluar cairan dari alat kelamin
Telaah : Os datang ke RSUD.DR.R.M.DJOELHAM dengan keluhan keluar
cairan dari alat kelamin berwarna putih agak kekeruhan,tapi tanda-tanda
inpartu tidak ada hal ini dialami os hari ini pukul 07:00 wib 4 jam sebelum
kerumah sakit,os juga mengeluh cairan terus terusan keluar,tidak bisa ditahan
dan jumlahnya cukup bayak,riwayat terjatuh disangkal tapi os mengaku tadi
malam melakukan hubungan intim dengan suami setelah bangun ,paginya
langsung keluar cairan dari alat kelamin, badan os agak demam.
PEMERIKSAAN FISKIK
Status Present
1. Keadaan Umum
Heart Rate : 100x/menit
Suhu : 37,7 0 C
Status Obstetri dan Ginekologi
1. Abdomen
Inspeksi : Abdomen sudah tampak membesar, striae gravidarum (+),
bekas operasi (-),
Palpasi : Leopold I :3 jari dibawah proc.xipoideus
Leopold II :Punggung kiri (puki)
Leopold III :Letak kepala (LK)
Leopold :Belum masuk (U)
Indah Kory’ah 05310067 24
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Nyeri tekan abdomen (+)
Gerakan janin (+)
HIS (-)
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : Terdengar denyut jantung janin : 156x/i
2. Genetalia Ekterna
Inspeksi :Tampak cairan keluar dari vagina dan cairan itu bukan air seni
3. Genetalia Interna
Vaginal Thoucer :Ada pembukaan 1 cm
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Dilakukan pada tanggal 16 April 2013 hasilnya adalah :
Janin tunggal
Air ketuban sedikit
Plasenta di fundus
DJJ (+): 156x/i
Gerak (+)
Usia kehamilan 38-40 minggu
2. Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 16 April 2013
Darah rutin :
Hb : 11,4 gr/dl
Leukosit : 15.000 mm3
Hematokrit : 37,4%
Trombosit : 213.000 mm3
Golongan Darah : “O”
Urin rutin : Negatif
DIAGNOSA KERJA
Indah Kory’ah 05310067 25
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
PG + KDR (38-40 minggu) + LK + AH + JT + KPD
PENATALAKSANAAN
- IVFD RL 20 gtt/ menit
- Inj.Cefotaxim 1gr/12 Jam
- Diet MB
- Awasi kemajuan persalinan dan DJJ
LAPORAN PENGAWASAN DJJ
- Pukul 13:00 :155x/i
- Pukul 17:00 :155x/i
- Pukul 21:00 :157x/i
- Pukul 01:00 :160x/i
- Pukul 05:00 :162x/i
RENCANA
- Induksi persalinan,jika gagal maka dilakukan SC
USULAN
- Cek ulang darah rutin
LAPORAN INDUKSI PERSALINAN
Dilakukan pada tanggal 17 April 2013 pukul 01:15 wib
- Drip syntosinon 5 UI (1/2 ampul) dalam RL 500 cc (prosedur biasa)
- 01:15 wib : 4 gtt (HIS tidak ada)
- 02:10 wib : 8 gtt (HIS tidak ada)
- 02:25 wib : 12 gtt(HIS tidak ada)
- 02:40 wib : 16 gtt (HIS tidak ada)
- 02:55 wib : 20 gtt (HIS tidak ada)
- 03:10 wib : 24 gtt (HIS tidak ada)
- 03:25 wib : 28 gtt (HIS tidak ada)
- 03:40 wib : 32 gtt (HIS tidak ada)
- 03:55 wib : 36 gtt (HIS tidak ada)
- 04:10 wib : 40 gtt (HIS 1x dalam 10 menit selama 15 detik
Indah Kory’ah 05310067 26
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
LAPORAN SESAR CAESAREA
Dilakukan pada tanggal 17 April 2013 pukul 08:00 wib
Operator :Dr.Herizal,Sp.OG
Dokter anestesi :Dr.Roni.D,Sp.An
Penata anestesi :Berti dan Idrus
- Ibu dalam posisi litotomi
- Sebelumnya kateter dan infuse terpasamg dengan baik
- Dilakukan anestesi lumbal
- Dilakukan inssi pada abdomen
- Diakukan insisi pada SBR
- Lahir bayi dengan melahirkan kepala jenis kelamin perempuan dengan berat 2800 gr
scor apgar 7/8
- Plasenta lahir lengkap
- Dilakukan penjahitan pada uterus
- Evaluasa perdarahan uterus
- Dinding perut dijahit lapis demi lapis
TERAPI POST SC
- IVFD RL 30 gtt /i
- Inj.Sefotaksim 1 gr/12 Jam
- Inj.Gentamisin 80 gr / 8 Jam
- Inj.Kalnex /8 Jam
- Kaltropen Supp / 8 Jam
LAPORAN CEK ULANG DARAH RUTIN
Dilakukan pada tanggal 17 April 2013 pukul 22:09 wib
Leukosit :17000 mm3
Hb :11,4 gr/dl
Hematokrit :30,9 %
Trombosit :181000 mm3
Indah Kory’ah 05310067 27
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
FOLLOW UP
FOLLOW
UP
Tgl 17April 2013
pukul 14:00 Wib
Tgl 18April
2013 pukul
18 :00 Wib
Tgl 19April 2013
pukul 06:00 Wib
Tgl 20April 20113
pukul 14:00 Wib
Tgl 21April 2013
pukul 14:00 Wib
KU Baik, kontraksi
uterus baik,TFU 3
jari dibawah pusat
Baik,kontraksi
uterus baik,
TFU 3 jari
dibawah pusat
Baik,kontraksi
uterus baik, TFU
3 jari dibawah
pusat
Baik, kontraksi
uterus baik, TFU 3
jari dibawah pusat
Baik,kontraksi
uterus baik TFU 3
jari dibawah
pusat,
Kesadaran CM CM CM CM CM
Keluhan - Nyeri bekas
operasi
-Perdarahan
pervagina (+) 20
cc
-Flatus (-)
-Nyeri bekas
operasi,pat
disuruh
mika/miki
-Perdarahan
pervagina (+) 5
cc
-Flatus (+)
Peristaltik
usus(+)
-Nyeri bekas
operasi,pat
disuruh belajar
duduk
-Perdarahan
pervagina (+) 5
cc
- Peristaltik
usus(+)
- Nyeri bekas
operasi,pat disuruh
belajar berjalan
-Perdarahan
pervagina (+) 5cc
- Peristaltik usus(+)
- Nyeri bekas
operasi,pat
disuruh belajar
berjalan
-Perdarahan
pervagina (+) 5cc
- Peristaltik
usus(+)
Vital Sign TD :120/70
mmhg
RR :24x/i
HR :112x/i
T :37,9 0 C
TD :120/70
mmHg
RR :24x/i
HR :100x/i
T : 37,7 0 C
TD :120/80
mmHg
RR :20x/i
HR :88x/i
T : 36,8 0 C
TD :120/70 mmhg
RR :20x/i
HR :80x/i
T :36,5 0 C
TD :120/70
mmHg
RR :20x/i
HR :84x/i
T : 36,5 0 C
Indah Kory’ah 05310067 28
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
Terapi -IVFD RL 30
gtt /i
-Inj.Sefotaksim 1
gr/12 Jam
-Inj.Gentamisin
80 gr / 8 Jam
-Inj.Kalnex /8
Jam
-Kaltropen Supp /
8 Jam
-Diet M I
-IVFD RL 30 gtt
/i
-Inj.Sefotaksim
1 gr/12 Jam
-Inj.Gentamisin
80 gr / 8 Jam
-Inj.Kalnex /8
Jam
-Kaltropen Supp
/ 8 Jam
-Diet M II
-Infus diaff
-Ciprofloksasin
500 mg 3x1
-Asam
Mefenamat 500
mg 3x1
-Metronidazol
500 mg 3x1
-Viferron 1x1
-Diet MB
-Ciprofloksasin
500 mg 3x1
-Asam Mefenamat
500 mg 3x1
-Metronidazol 500
mg 3x1
-Viferron 1x1
-Diet MB
-Ciprofloksasin
500 mg 3x1
-Asam
Mefenamat 500
mg 3x1
-Metronidazol
500 mg 3x1
-Viferron 1x1
-Diet MB
Indah Kory’ah 05310067 29
LAPORAN KASUS Ketuban Pecah dini
KESIMPULAN
Bayi lahir SC pada pukul 08:15 wib,BB 2800 gr,PB 40 cm, JK perempuan,scor apgar
7/8
Kurretage dilakukan setelah bayi lahir tepatnya pada pukul 22:45wib
Pada tanggal 21 April 2013 pukul 11:30 wib Pasien PBJ
Terapi PBJ adalah
Ciprofloksasin 500 mg 3x1
Asam Mefenamat 500 mg 3x1
Metronidazol 500 mg 3x1
Viferron 1x1
Pasien pulang dalam kondisi sehat
Indah Kory’ah 05310067 30