lapkas ispa

Upload: yenti-sukarida

Post on 04-Mar-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

who

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangInfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri. ISPA akan menyerang host apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Bayi di bawah lima tahun adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit. Secara global, tingkat kematian balita mengalami penurunan sebesar 41%, dari tingkat estimasi 87 kematian per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 51 kematian per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011 (WHO, 2012). World Health Organization (WHO) memperkirakan insidensi ISPA di negara berkembang 0,29% (151 juta jiwa) dan negara industri 0,05% (5 juta jiwa) (WHO, 2012). ISPA menempati urutan pertama penyakit yang diderita pada kelompok bayi dan balita di Indonesia. Prevalensi ISPA di Indonesia adalah 25,5% dengan morbiditas pneumonia pada bayi 2,2% dan pada balita 3%, sedangkan mortalitas pada bayi 23,8% dan balita 15,5% (Depkes, 2007). Penyakit ISPA sering menduduki peringkat pertama dari 10 jenis penyakit rawat jalan di Puskesmas. Status imunisasi merupakan faktor risiko ISPA. Pemberian imunisasi menunjukkan konsistensi dalam memberi pengaruh terhadap kejadian ISPA. Pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua terutama ibu berperan dalam pengambilan keputusan apabila ada anggota keluarga yang sakit. Penyakit ISPA juga dipengaruhi oleh kualitas udara dalam rumah. Selain itu, pencemaran udara di dalam rumah dilihat dari paparan asap rokok.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi ISPA ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut: 1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikro organisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.2. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernafasan, bagian bawah (termaksud jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termaksud dalam saluran pernafasan (respiratory tract).3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.

2.2 Etiologi Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih jenis virus, bakteri, riketsia dan jamur. Virus penyebab ISPA antara lain golongan mikrovirus (termasuk di dalamnya virus influenza, virus pra-influensa dan virus campak) dan adenovirus. Bakteri penyebab ISPA misalnya Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus, Pneumokokus, Haemofilus influenza, Bordetella pertusis dan Corinebacterium diffteria. Bakteri tersebut di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri tersebut menyerang anak-anak yang kekebalan tubuhnya lemah. Golongan virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (termasuk di dalamnya virus para-influenza, virus influenza, dan virus campak) dan adenovirus. Virus para-influenza merupakan penyebab terbesar dari sindroma batuk rejan, bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas bagian atas. Untuk virus influenza bukan penyebab terbesar terjadinya sidroma saluran pernafasan kecuali hanya epidemi-epidemi saja. Pada bayi dan anak-anak, virus influenza merupakan penyebab terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas dari pada saluran nafas bagian bawah. Jumlah penderita infeksi pernapasan akut sebagian besar terjadi pada anak. Infeksi pernapasan akut mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal, dan masalah kesehatan yang ada.

2.3 KlasifikasiInfeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dibagi menjadi dua, yaitu:1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Bagian Atas Adalah infeksi-infeksi yang terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas di sebelah atas laring. Kebanyakan penyakit saluran nafas mengenai bagian atas dan bawah secara bersama-sama atau berurutan, tetapi beberapa di antaranya adalah nasofaringitis akut (salesma), faringitis akut (termasuk tonsilitis dan faringotositilitis) dan rhinitis.2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Bawah Adalah infeksi-infeksi yang terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas bagian bawah mulai dari laring sampai dengan alveoli. Penyakit-penyakit yang tergolong Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) bagian bawah: laringitis, asma bronchial, bronchitis akut maupun kronis, broncho pneumonia atau pneumonia (suatu peradangan tidak saja pada jaringan paru tetapi juga pada brokioli.

Klasifikasi ISPA berdasarkan kelompok umur 1. Kelompok pada anak umur kurang dari 2 bulan dibagi atas: a. Pneumonia berat Pada kelompok umur ini gambaran klinis pneumonia, sepsis dan meningitis dapat disertai gejala klinis pernafasan yang tidak spesifik untuk masing-masing infeksi, maka gejala klinis yang tampak dapat saja diduga salah satu dari tiga infeksi serius tersebut, yaitu berhenti menyusu, kejang, rasa kantuk yang tidak wajar atau rasa sulit bangun, stidor pada anak yang tenang, mengi (wheezing), demam (38C) atau suhu tubuh yang rendah (dibawah 35,5C), pernafasan cepat, penarikan dinding dada, sianosis sentral, serangan apnea, distensi abdomen dan abdomen tegang. b. Bukan pneumonia Jika bernafas dengan frekuensi kurang dari 60 kali permenit dan tidak terdapat tanda pneumonia.

2. Kelompok pada anak umur 2 bulan hingga 5 tahun dibagi atas: a. Pneumonia berat Batuk atau kesulitan bernafas, tarikan dinding dada, tanpa disertai sianosis dan tidak dapat minum. b. Pneumonia Batuk atau kesulitan bernafas dan pernafasan cepat tanpa disertai penarikan dinding dada. c. Bukan Pneumonia Batuk atau kesulitan bernafas tanpa pernafasan cepat atau penarikan dinding dada.

Klasifikasi ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah:a. ISPA ringanSeseorang yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan gejala batuk, pilek dan sesak.

b. ISPA sedangISPA sedang apabila timbul gejala sesak nafas, suhu tubuh lebih dari 390C dan bila bernafas mengeluarkan suara seperti mengorok.c. ISPA berat Gejala meliputi: kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak teraba, nafsu makan menurun, bibir dan ujung nadi membiru (sianosis) dan gelisah.

2.4 Faktor ResikoFaktor resiko timbulnya ISPA, yaitu:a. Faktor demografi, faktor demografi terdiri dari 3 aspek, yaitu:1. Jenis kelaminBila dibandingkan antara orang laki-laki dan perempuan, laki-laki lah yang banyak terserang penyakit ISPA karena mayoritas orang laki-laki merupakan perokok dan sering berkendaraan, sehingga mereka sering terkena polusi udara.2. UsiaAnak balita dan ibu rumah tangga yang lebih banyak terserang penyakit ISPA. Hal ini disebabkan karena banyaknmya ibu rumah tangga yang memasak sambil menggendong anaknya.3. PendidikanPendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam kesehatan, karena lemahnya manajemen kasus oleh petugas kesehatan serta pengetahuan yang kurang di masyarakat akan gejala dan upaya penanggulangannya, sehingga banyak kasus ISPA yang datang kesarana pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan berat karena kurang mengerti bagaimana cara serta pencegahan agar tidak mudah terserang penyakit ISPA.b. Faktor biologis, faktor biologis terdiri dari 2 aspek, yaitu:1. Status giziMenjaga status gizi yang baik, sebenarnya bisa juga mencegah atau terhindar dari penyakit terutama penyakit ISPA. Misal dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan memperbanyak minum air putih, olah raga yang teratur serta istirahat yang cukup. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh akan semakin menigkat, sehingga dapat mencegah virus (bakteri) yang akan masuk kedalam tubuh.2. Faktor rumahSyarat-syarat rumah yang sehat:a) Bahan bangunan.1. Lantai2. Dinding3. Atap Genteng4. Lain-lain (tiang, kaso dan reng)b) Ventilasic) Cahaya

2.5 Patofisiologi Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas. Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga hidung, refleksi batuk, refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan fagositosis. Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya terjadi invasi di daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah.

2.6 Tanda dan GejalaISPA merupakan proses inflamasi yang terjadi pada setiap bagian saluran pernafasan atas maupun bawah, yang meliputi infiltrat peradangan dan edema mukosa, kongestif vaskuler, bertambahnya sekresi mukus serta perubahan struktur fungsi siliare.Tanda dan gejala ISPA banyak bervariasi antara lain demam, pusing, malaise (lemas), anoreksia (tidak nafsu makan), vomitus (muntah), photophobia (takut cahaya), gelisah, batuk, keluar sekret, stridor (suara nafas), dyspnea (kesakitan bernafas), retraksi suprasternal (adanya tarikan dada), hipoksia (kurang oksigen) dan dapat berlanjut pada gagal nafas apabila tidak mendapat pertolongan dan mengakibatkan kematian (Nelson, 2003).Sedangkan tanda gejala ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah:a. Gejala dari ISPA RinganSeseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:1. Batuk.2. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal pada waktu berbicara atau menangis).3. Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.4. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba.b. Gejala dari ISPA SedangSeorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:1. Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan dengan menghitung jumlah tarikan nafas dalam satu menit. Untuk menghitung dapat digunakan arloji.2. Suhu lebih dari 390C (diukur dengan termometer).3. Tenggorokan berwarna merah.4. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.5. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.6. Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).7. Pernafasan berbunyi menciut-ciut.c. Gejala dari ISPA BeratSeorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:1. Bibir atau kulit membiru.2. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas.3. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.4. Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah.5. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.6. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.7. Tenggorokan berwarna merah.

2.7 PenatalaksanaanKriteria yang digunakan untuk pola tatalaksana panderita ISPA pada anak adalah anak dengan gejala batuk dan atau kesukaran bernapas yaitu: 1. Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan untuk mengidentifikasi gejala yang ada pada penderita. 2. Penentuan ada tidaknya tanda bahaya Tanda bahaya, pada bayi umur kurang dari 2 bulan adalah tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing, demam atau dingin. Tanda bahaya pada umur 2 bulan sampai