lap.ii. sterilisasi dan penyiapan alat
DESCRIPTION
MikrobiologiTRANSCRIPT
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
1
LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES DEPKES MAKASSAR
“STERILISASI DAN PEYIAPAN ALAT”
O L E H :
KELOMPOK : A.2
ANGGOTA : Hamriani ( PO.71.3.251.09.1.016 )
Jayanti Umar ( PO.71.3.251.09.1.022 )
Mismayal Khaerat ( PO.71.3.251.09.1.025 )
Muliadi ( PO.71.3.251.09.1.027 )
Nurhikmah Mansyur ( PO.71.3.251.09.1.034 )
Nursahidah Galuh ( PO.71.3.251.09.1.031 )
Pembimbing : Drs. Ismail ibrahim, Apt
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN
MAKASSAR
2010
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan kita tergantung pada kemampuan kita mengendalikan
mikroorganisme. Mikroorganisme dapat dikendalikan yaitu dengan
dibasmi, dihambat atau juga ditiadakan dari lingkungan dengan
proses yang dinamakan sterilisasi. Sterilisasi adalah suatu usaha atau
proses mematikan semua mokroorganisme yang hidup.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang bedah untuk mencegah
pancemaran organisme luar, pada bidang bedah untuk
mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan
obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini
juga penting.
Pengetahuan tentang cara-cara mematikan, menyingkirkan, dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme merupakan salah satu hal
yang penting dalam mikrobiologi. Disamping itu, kita juga harus
mengetahui dan mempersiapkan alat-alat yang dipakai dalam
mensterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikium yang
merupakan hal yang melatarbelakangi dilakukan percobaan sterilisasi
dan penyiapan alat ini.
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
3
B. MAKSUD PERCOBAAN
Adapun maksud dari praktikum ini untuk mengetahui dan
memahami cara mensterilkan alat-alat dari mikroorganisme dengan
menggunakan autoklaf dan oven.
C. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui capa penyiapan alat, cara sterilisasi alat dan
bahan prkatikum pengamatan.
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI UMUM
Hal terpenting untuk bekerja pada laboratorium mikrobiologi adalah
penyiapan alat dan bahan. Penyiapan alat meliputi pencucian,
pengeringan, pengemasan dan sterilisasi. Sterilisasi dalam hal ini
bersifat mutlak, sehingga penyiapan alat dan sterilisasi tidak dapat
dipisahkan.(Pakadang, Sesilia, 2010 hal : 6 )
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan
semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (
protozoa , fungi, bakteri, mycoplasma, virus). Yang terdapat pada ? di
dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biodikal agent atau
proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme .
Sterilisas di desain untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari
metode dan tipe mikroorganismenya, yaitu tergantung dari asam
nukleat, protein, atau membrane mikrorgnisme tersebut. Agen kimia
untuk sterilisasi di sebut sterilant.
Mikroorganisme memiliki sensivitas yang berbeda-beda terhadap
metode sterilisasi tertentu. Endospora bakteri resisten terhadap panas,
iradiasi, , dan detergen; virus tanpa envelope resisten terhadap
pelarut organic dan detergen ; mycoplasma dan virus tidak dapat di
hilangkan dengan filter steril yang memiliki ukuran pori 0,2 um.
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
5
Dalam praktek sterilisasi alat-alat, bahan serta media, dilakukan
dengan banyak cara yaitu :
a. Secara fisik, misalnya dengan pemanasan, penggunaan sinar
gelombang pendek seperi sinar-X, sinar – gamma, sinar ultra violet
dan sebagainya.
b. Secara kimia, misalnya dengan penggunaan desinfektans, larutan
alcohol, larutan formalin, larutan AMC (campuran HCl dengan
garam Hg), dan sebagainya.
c. Secara mekanik, misalnya dengan penggunaan saringan (filter).
(Suriawirja,unus,1986).
Sterilisasi Secara Fisik
Sterilisasi secara fisik, di dalam sterilisasi fisika ini terbagi berbagai
macam cara sterilisasi antara lain: (pakadang, 2009).
a. Strelisasi dengan pemijaran
Cara ini terutama dipakai untuk sterilisasi alat-alat yamg tidak
rusak oleh api seperti alat-alat dari logam, misalnya ose, pinset,
pisau, gunting, Vaccinostil dan lain-lain. Alat-alat tersebut dibakar
diatas nyala api lampu spiritus atau gas hingga memijar.
b. Sterilisasi dengan udara panas dan kering.
Cara ini dipakai untuk menstrilkan alat-alat gelas seperti
Erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi labu ukur, gelas takar dan
lain-lain. Sterilisasi ini dilakukan dengan incubator atau oven (hot
air sterilizer) yang suhu dapat diatur sampai 180°C. lama sterilisasi
1 - 2 jam pada suhu 160 °– 180° atau 12 - 24 jam padea suhu
110° -120°C. alat-alat yang akan disterilkan dimasukkan kedalam
oven sewaktu masih dingin. Setelah pemanasan selesai sumber
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
6
panas dimatikan, oven biasa dibuka setelah panasnya kira-kira
sama dengan suhu kamar.
Perlu diperhatikan juga bahwa sterilisasi tergantung dari jumlah
alat-alat yang disterilkan dengan ketahanan alat-alat terhadap
panas.
Yang dapat disterilkan dengan pamanasan oven :
a. Pipet c. Kaca objek
b. Tabung d. Jarum
c. Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan
Sterilisasi dengan cara ini merupakan sterilisasi yang paling baik
jika dibandingkan dengan cara sterilisasi lainnya : karena adanya
tekanan akan memudahkan penetrasi panas ke dalam badan sel
bakteri.
Alat yang digunakan untuk sterilisasi ini adalah autoklaf, yang
dapat mencapai suhu lebih 120°C dengan tekanan 2 atm atau
lebih.
Sterilisasi media dengan alat ini dilakukan pada suhu 110°C -
120°C. takanan 1 - 2 atm (± 15 lbs) selama 10 – 20menit.
Apabila sterilisasi telah selesai, maka autoklaf dibiarkan dingin
sampai tekanan menjadi nol, baru dapat dibuka. Alat ini dilengkapi
dengan termometer, monometer dan katup pengaman.
Yang dapat disterilkan dengan autoklaf :
a. Tabung-tabung f. Jas lab
b. Saringan g. Alat-alat
c. Kultur biakan h. Sarung tangan
d. Karet penghisab i. Rak
e. Gelas objek.
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
7
d. Sterilisasi dengan air mendidih
Yang dapat disterilkan dengan cara ini hanyalah alat-alat yang
tidak rusak oleh panasnya air, misalnya gunting, pinset, pisau,
spoit, kaca, dan jarumnya serta alat-alat gelas terutama yang
infeksius sehabis pemakaian. Sterilisasi dilakukan dengan
menggodok sampai 100°C (mendidih) selama minimal 15 menit.
e. Sterilisasi dengan penyinaran
Cahaya-cahaya dengan panjang gelombang pendek mempunyai
daya tubuh terhadap mikroba secara ionisasiradiasi, seperti
cahaya ultr violet / UV, sinar Rontgen, sinar kosmos dan lain-lain.
Sterilisasi Secara Kimiawi
Sterilisasi secara kimia, yaitu banyak digunakan sebagai
desinfektan antara lain larutan CuSO4, AgNO3, HgCl2, ZnO, dan
sebagainya serta larutan alkohol dan campurannya, juga formalin atau
formaldehida yang merupakan senyawa yang mudah larut di dalam air
tetapi sangat efektif sebagai desinfektan dengan kadar antara 4
sampai 20% (Djiwoseputro, 1989).
Metode sterilisasi kimia dilakukan untuk bahan-bahan yang rusak
baik bila disterilkan pada suhu tinggi ( misalnya bahan-bahan dari
plastik ). Kekuatan agen antimikroba kimiawi diklasifikasikan atas
dasar efisiensinya dalam membunuh mikroorganisme. Seluruh
germisida diklkasifikasikan sebagai kategori tingkat tinggi karena
efektif terhadap seluruh bentuk kehidupan termasuk endospora
bakteri. Agen dengan kategori sedang di definiikan sebagai
tuberkuloisidal karena mapu membunuh mycobacterium tuberculosis
dan umumnya efektif terhadap banyak virus yang resisten seperti
halnya virus hepatitis dan rhinovirus, namun tidak efektif terhadap
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
8
endospora bakteri. Agen dengan kategori rendah tidak bersifat
tuberkuloisidal , tidak efektif terhadap endospora bakteri dan berbagai
spora fungi, serta tidak aktif terhadap naked virus ( virus telanjang,
tidak memiliki amplop ) .
Metode sterilisasi kimia dapat di lakukan dengan menggunakan
gas ( dengan cara fumigasi dan pengasapan ) atau radiasi. Beberapa
bahan kimia yang dapat di gunakan untuk sterilisasi gas adalah etilen
oksida, kimia dapat juga dilakukan dengan penggunaan cairan
disenfektan berupa senyawa aldehid, hipoklorit, fenolik, alcohol.
Sterilisasi Secara Mekanik
Sterilisasi secara mekanik, untuk beberapa bahan akibat
pemanasan tinggi ataupun tekanan tinggi akan mengalami perubahan
ataupun pengeringan, suatu sterilisasi harus dilakukan secara
mekanik, misalnya dengan penyaringan. Di dalam bidang mikroba,
penyaringan secara fisik yang paling banyak digunakan adalah dengan
menggunakan filter khusus (Djiwoseputro, 1989)
Dikembangkannya filter berefisiensi tinggi untuk menyaring
udara yang berisikan partikel (High Efficiency Particulate Air Filter,
atau HEPA) telah memungkinkan dialirkannya udara bersih (bebas
debu) ke dalam ruang tertutup. Tipe filtrasi udara semacam ini
bersama dengan sistem aliran udara laminar (Laminar Air Flow) kini
banyak digunakan untuk menyediakan udara yang bebas dari debu
dan bakteri. Filter udara digunakan dalam ruang transfer mikrobiologis
untuk mencegah timbulnya kontaminasi pada area-area isolasi untuk
mencegah penyebaran infeksi, dan di dalam ruangan-ruangan yang
digunakan untuk merakit peralatan elektronik miniatur karena
kontaminasi oleh partikel-partikel bahkan sekecil apapun bakteri dapat
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
9
merusak daya guna komponen peralatan tersebut. (Pelczar. Chan,
1988).
Sinar ultraviolet biasanya digunakan untuk membantu
mengurangi kontaminasi di udara dan permukaan selama
pemprosesan lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh
mikroorganisme (germisida) dari lampu kabut merkuri dipancarkan
secara eksklusif pada panjang gelombang 2537 satuan Amstrong
(253,7 milimikron). Ketika sinar UV melewati bahan, energi
dibebaskan ke orbital elektron dalam atom konstituen. Energi yang
terserap ini menyebabkan meningginya keadaan energi atom-atom
dan mengubah reaktivitasnya. (Lachman, 1994).
Sebelum kita melakukan sterilisasi alat, kita harus melakukan
persiapan sterilisasi yakni pencucian alat-alat gelas, baik yang masih
baru maupun yang sudah dipakai, alat gelas bekas dipakai (infeksius),
pipet dan alat-alat lainnya yang sering disebut Dekontaminasi.
Dekontaminasi adalah usaha untuk membebaskan ruangan dari
cemaran mikroorganisme. Dekontaminasi ruangan wajib dilakukan
sebelum bekerja secara aseptis. Ruangan yang telah didekontaminasi
akan memberikan hasil yang akurat, karena tidak ada kontaminasi dari
mikroba yang ada dalamk ruangan tempat bekerja. Tujuan
penggunaan Laminari Air Flow sebagai tempat bekerja secara aseptis
untuk menghindari kontaminasi dari udara terhadap sample yang akan
dikerjakan (pakadang,sesilia.2009)
Dekontaminasi ruang laboratorium memerlukan gabungan antara
disinfeksi cair dan fumigas. Permukaan tempat kerja didenkontaminasi
dengan disinfektan cair sedangkan untuk ruangan dan alat didalamnya
digunakan fumigas. Fumigas dapat dilakukan dengan gas formaldehid.
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
10
Umumnya dengan memanaskan paraformaldehid (10,8 g/m3)
atau dengan mendidihkan formalin (35 ml/m3). Untuk menghindari
pemanasan dapat digunakan paraformaldehid (10.8 g/m3) yang
dicampur dengan dua bagian kalium permanganate. Jika ditambahkan
air, campuran akan segera panas dan akanmenghasilkan gas
formaldehid. Semua jendela dan pintu harus ditutp rapat sebelum
difumigas.
Lama fumigas minimum delapanjam pada suhu 21°C dan
kelembaban kurang dari 70 %. Setelah fumigas, semua ruangan harus
dibuka minimal 1 jam sebelum orang diperbolehkan masuk. Hindari
reservoir air karena formalin mudah larut dalamnya. Petugas yang
melakukan fumigas sebaiknya menggunakan masker dan kaca mata
pelindung. (pakadang,sesilia.2009)
B. UARAIAN ALAT
1. Autoklaf.
Digunakan sebagai alat sterilisasi atau medium yang tidak tahan
panas dan alat keras. Sterilisasi dengan autoklaf disebut sterilisasi
basah yaitu menggunakan uap air bertekanan pada suhu 121°C
selama 15 menit.
2. Oven
Digunakan sebagai alat sterilisasi media maupun alat-alat yang
yang tidak menjadi rusak, menyala, hangus, atau menguap pada
suhu yang digunakan untuk sterilisasi panas dan digunakan pada
medium yang tidak tahan air dan membunuh bakteri pada suhu
kering.
3. Tabung reaksi
Digunakan sebagai tempat medium, medium padat maupun cair.
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
11
4. Cawan petri.
Digunakan sebagai wadah / tempat media agar/lempeng agar
yang akan digunakan untuk pembenihan mikroba yang berisikan
sample.
5. Jarum Inokulasi (ose)
Ose bulat digunakan untuk mengambil biakan, terus digoreskan
pada permukaan medium dengan bentuk zig zag dan ose lurus
digunakan untuk mengambil mikroorganisme dalam proses
inokulasi dan isolasi.
6. Lampu spiritus.
Digunakan untuk memanaskan, untuk membunuh bakteri, dan
menghindari kontaminasi dengan udara dan mensterilkan ose dan
selalu digunakan untuk kondisi aseptis.
7. Miskroskop
Digunakan untuk mengamati suatu objek yang ukurannya sangat
kecil.
8. Objek galas dan penutupnya.
Digunakan sebagai tempat untuk melekatkan preparat / sediaan
yang akan dilihat dibawah miskroskop.
9. Pipet volume.
Digunakan untuk mengambil cairan yang volumenya tepat sesuai
dengan volume yang tertera pada pipetnya.
10. Erlemeyer
Digunakan sebagai wadah medium / air steril
11. Gelas kimia
Digunakan sebagai wadah.
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
12
BAB III
METODE KERJA
A. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Autoklaf
2. Batang Pengaduk
3. Beaker Glass
4. Bunsen
5. Cawan petri Colony counter
6. Erlenmeyer
7. Gelas ukur
8. Kapas
9. Kompor gas
10. Objek gelas dan penutupnya.
11. Ose
12. Oven
13. Pipet tetes
14. Rak tabung
15. Spoit
16. Tabung reaksi
17. Tabung durham
18. Timbangan analitik
B. CARA KERJA
1. Diambil alat yang ingin di sterilkan.
2. Untuk mensterilkan semua alat yang digunakan sebelumnya harus
dicuci bersih kemudian dilap hingga bersih dan kering.
3. Alat-alat yang tahan pemanasan seperti alat-alat gelas dibungkus
dengan kertas kemudian dimasukan kedalam oven dengan
temperature 1800 Selama 2 jam.
4. Kemudian alat-alat yang tidak taham pemanasan di sterilakan di
autoklaf dengan temperature 1200 C selama 15 menit.
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
13
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan, adapun fungsi serta prinsip kerja
dari setiap alat adalah sebagai berikut :
1. Autoklaf.
Alat-alat yang digunakan ketika penanaman harus dalam
keadaan steril. Alat-alat logam dan gelas dapat disterilkan dalam
autoklaf. Alat tanam seperti pinset dan gunting dapat juga
disterilkan dengan pembakaran atau dengan pemanasan, dalam
bacticinerator. Khusus untuk scapel, gagangnya dapat disterilkan
dengan pemanasan, namun (blade) dapat menjadi tumpul bila
dipanaskan dalam suhu tinggi. Oleh karena itu bladenya dianjurkan
cara sterilisasi dengan pencelupan dalam alkohol atau larutan
kaporit (Michael, 1986).
Alat-alat dan kertas saring dibungkus rapi dengan kertas tebal
atau ditaruh dalam baki stainles steel dan bakinya dibungkus
dengan kain tebal sebelum dimasukkan dalam autoclave.
Aluminium foil tidak direkomendasikan sebagai pembungkus,
karena tidak dapat masuk kedalam bungkusan. Suhu yang
digunakan untuk sterilisasi adalah 121o C pada tekanan 17,5 psi
(pounds per square inch) selama 1 jam. Perhitungan waktu
sterilisasi dimulai setelah tekanan yang diinginkan tercapai
(Michael, 1986).
Autoclave yang dapat digunakan ada bermacam-macam,
mulai dari an sederhana sampai yang programable. Autoclave yan
sederhana menggunakan sumbar uap dari pemanasan air yang
ditambahkan kedalam autoclave. Pemanasan air dapat
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
14
menggunakan kompor atau api bunsen. Pada autocleve sederhana
ini, tekanan dan suhu diatur denan jumlah panas dari api.
Kelemahan autoclave ini adalah bahwa perlu penjagaan dan
pengaturan panas secara manual, selama masa sterilisasi
dilakukan. Disamping kelemahannyam penggunaan autoclave ini
juga keuntungannnya yaitu; sederhana, harganya relatif murah,
tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan problema
untuk negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat
dari autoclave listrik yang seukuran dan setaraf (Hans, 1994).
Autoclave yang lebih komplit merupakan sumber energi dari
listrik. Alatnya dilengkapi dengan timer dan thermostat. Bila
penatur aotomatic ini berjalan dengan baik, maka autoclave dapat
dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan lain. Kelemehannya
adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja, maka pekerjaan
persiapan media sia-sia, dan kemungkinan menyebabkan
kerusakan total pada autoclave. Seperti halnya air yang ada
didalam autoclave (Hadioetomo, Ratna S, 1990).
Untuk laboratorium komersil, diperlukan autoclave dengan
kapasitas besar dan sumber uap biasanya dari boiler yang terpisah.
Autoclave ini sangat cepat dan dapat diprogram waktu sterilisasi,
serta waktu pendinginan. Setelah sterilisasi bahan atau alat
selesai, suhu dan tekanan autoclave diturunkan secara perlahan-
lahan selama 15-20 menit. Pada autoclave yang programmable,
pengunaan oanas ang berjalan secara automatic, sedangkan pada
autoclave yang sederhana pengaturan panas harus dilakukan
secara manual (Dwidjoseputro, 1990).
Media dan aquadest juga disterilkan dalam autoclave. Untuk
aquadest sebaiknya dimasukkan kedalam wadah yang kecil
misalnya erlenmeyer 250 ml dengan isi maksimum 100 ml, agar
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
15
sterilisasi lebih efektif. Waktu sterilisai sama dengan waktu
sterilisai alat-alat, yaitu 1 jam pada tekanan 17,5 psi (Natsir,
2005).
Otoklaf dibuat pertama kali dan digunakan sewaktu zaman
Napoleon untuk memasak makanan bagi tentaranya. Alat ini
sebenarnya sama saja dengan “presure cooker” hanya saja ada
pengatur tekanan dan kelep pengaman. Uap panas dalam tempat
tertutup ini menyebabkan peningkatan tekanan, peningkatan
tekanan haruslah berkaitan dengan peningkatan suhu. Otoklaf
menggunakantekanan ibs dan suhu 121 0C , meskipun kadang-
kadang digunakan suhu yang lebih rendah untuk media yang tidak
tahan panas (Natsir, 2005).
Prinsip dari otoklaf adalah terjadinya koagulasi yang lebih
cepat dalam keadaan basah dibandingkan dengan keadaan kering
harus diperhatikan bahwa dalam sterilisasi dengan otoklaf udara
harus dikeluarkan terlebih dahuluwsebelum klep ditutup, sehingga
didalamnya hanya terdapat uap panas, inilah yang memiliki daya
kerja sterilisasi. Bila terdapat udara selain uap panas,maka suhu
yang diperoleh tidak mematikan spora ( Suriawiria, Unus, 1986)
Prosedur sterilisasi dengan menggunakan panas kering
memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan panas
basah. Hal ini disebabkan panas kering lebih rendah daya
merusaknya dibandingkan dengan uap panas. Keuntungan dari
cara ini adalah tidak adanya uap air yang membasahi bahan/alat
yang disterilkan. Selain itu peralatan yang dipergunakan untuk
sterilisasi dengan uap kering (oven) lebih murah dibandingkan
dengan uap basah. Namun demikian, tidak semua bahan/alat
dapat disterilkan dengan cara ini. Bahan yang terbuat dari karet
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
16
atau pelastik tidak dapat disterilakan dengan uap kering
(Suriawiria, Unus, 1986)
2. Oven
Merupakan alat pensterilan yang digunakan untuk
mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap pemnasan tinggi.
Prinsip kerjanya adalah sterilisasi dengan menggunakan udara
kering/panas pada suhu 170oC selama 2-3 jam.
Sterilisasi dengan panas kering yaitu sterilisasi dengan
menggunakan peralatan gelas seperti cawan petri, tabung reaksi,
pipet dan sebagainya yang kesemuanya tahan terhadap panas
tinggi. Untuk sterilisasi dengan cara ini digunakan suhu sekitar
160oC – 170oC selama kurang lebih 2-3 jam. Sebelum disterilkan
cawan petri dan tabung reaksi harus dibungkus terlebi dahulu
dengan karton koran atau kertas doorlag. Makin tebal kertas yang
digunakan maka makin lama waktu sterilisasinya. Oleh karena
daya penetrasi panas kering tidak sebaik panas basah, maka waktu
yang diperlukan pada sterilisasi dengan cara ini lebih lama yakni 2-
3 jam. Disamping itu hal ini juga disebabkan karena tanpa
kelembaban tidak ada panas laten. Oleh karena itu sterilisasi panas
kering memerlukan waktu lebih lama dibanding panas basah.
Pada pintu oven jangan dibuka sebelum suhu turun mencapai
suhu kamar. Hal ini untuk menghindari retaknya gelas atau
masuknya udara yang mengandung partikel debu.
Keuntungan dari alat ini adalah udara yang terkurung dalam oven
yang dipanaskan, sehingga alat-alat menjadi steril dari mikroba
karena proteinnya terdenaturasi sehingga terjadi kematian
mikroba.
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
17
Cara menggunakannya yaitu alat-alat gelas yang akan
disterilkan dimasukkan ke dalam oven yang sebelumnya telah
dibungkus dengan kertas aluminium foil, agar ketika selesai
disterilkan alat tidak terkontaminasi ketika dikeluarkan dari oven.
Setelah 2 jam alat (oven) di-offkan dan dibiarkan sampai mencapai
suhu kamar, barukemudian alat dapat dikeluarkan.
3. Gelas ukur
Alat yang digunakan untuk mengukur volume cairan atau
media yang akan digunakan, namuntidak dengan ketelitian tinggi.
Sterilisasi dengan menggunakan udara panas. Alat ini disterilkan di
dalam oven pada suhu 160-180oC selama 2-3 jam. Caranya ialah
dengan menggunakan udara dalam oven tersebut dalam gas atau
listrik.
4. Beker gelas
Alat yang digunakan untuk mengukur volume, mencampur
atau pun menyimpan media atau baan pembuat media. Sterliisasi
dengan menggunakan uadara panas : alat ini disterilkan diadalam
oven pada suhu 160o-180o C selama 2-3 jam. Caranya iala dengan
memanaskan udara dalam oven tersebut dengan gas atau listrik.
5. Erlenmeyer
Wadah yang digunakan untuk mencampur media,
mensterilkan media kemudian menimpannya. Untuk
mensterilkannya, karena erlenmeyer memiliki skala yang akan
memuai dengan pemanasan yang akan menyebabkan hasil
pengukuran tidak akurat lagi, maka digunakan auotoklaf untuk
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
18
mensterilkannya yakni dengan menutup mulut labu dengan kapas
yang dibungkus dengan kertas.
6. Tabung reaksi
Berfungsi untuk membiakkan atau menumbuhkan bakteri
mikroba dalam kultur murninya atau dalam jumla yang relative
sedikit (suatu biakan yang hanya terdiri dari satu jenis spesies).
Prinsipnya yaitu larutan dimasukkan kedalam tabung reaksi.
7. Tabung durham
Berfungsi untuk menampung gas hasil fermentasi yang
dihasilkan oleh bakteri dengan cairan di letakkan terbalik didalam
tabung reaksi yang di dalamnya terdapat medium. Prinsipnya
adalah tabung dimasukkan kedalam reaksi yang berisi medium dan
sampel.
8. Rak tabung
Berfungsi untuk menympan tabung reaksi.
9. Pipet
Berfungsi untuk mengambil zat-zat atau larutan untuk volume
tertentu.
10. Ose
Ose terdiri dari dua jenis yaitu ose lurus dan ose bulat. Ose
lurus adalah alat yang digunakan untuk menginokulasikan bakteri
yang bersifat anaerob dengan menusuk dan menancapkan
kedalam medium agar tegak, sedangkan ose bulat untuk bakteri
aerob dengan cara menggoreskan pada permukaan medium agar
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
19
cawang atau agar miring. Prinsipnya yaitu meletakkan sampai
ujung ose ditanamkan pada media.
11. Cawan petri
Merupakan alat yang terdiri dari wadah, penutup dan biasanya
pencadangan biasanya digunakan untuk isolasi dan penyimpan
bakteri. Alat ini digunakan sebagai wadah medium padat untuk
menumbuhkan mikroba. Prinsipnya adalah cawan petri diisi agar,
medium diletakkan terbalik.
12. Colony counter
Menghitung jumlah koloni mikroorganisme. Prinsipnya adalah
electron dan beraliran listrik dan pencatat akan menunjukkan
angka jumlah kontak.
13. Spoit.
Berfungsi mengambil medium, sample yang menghambat baik
sintetik maupun non sintetik dan untuk mengambil larutan dengan
ukuran tertentu. Prinsipnya yaitu jarumnya dimasukkan kedalam
larutan kemudian dipegang pada ujung batang tertarik agar
larutan tersebut terhisap masuk, kemudian larutan dikeluarkan
kembali dengan mendorong ujung tabung tersebut.
14. Timbangan analitik
Berfungsi untuk menimbang bahan-bahan yang akan di
praktekkan secara analitik. Timbangan analitik mempunyai
ketelitian sampai 0,1 mg bahkan 1 μg.
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
20
15. Objek gelas dan penutupnya.
Digunakan sebagai wadah untuk melihat bakteri yang
diletakkan di bawah mikroskop dan alat untuk menutup mikroba
dari asil fiksasi ole objek glass di bawah mikroskop.
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
21
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Steril adalah suatu keadaan dimana bahan atau benda bebas dari
mikroorganisme terbentuknya sporanya.
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua
jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme
(protozoa , fungi, bakteri, mycoplasma, virus). Yang terdapat pada di
dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biodikal agent atau
proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme .
B. SARAN
Dalam melakukan praktikum diharapkan praktikan dapat
memahami serta mengetahui cara mensterilkan alat yang digunakan
dalam laboratorium.
LAB. BIOLOGI FARMASI Kelompok : A.2
22
DAFTAR RUJUKAN
Djide,M. Natsir. 2005. “Penuntun Praktikum Instrumentasi
Mikrobiologi Farmasi Dasar”. Universitas Hasanuddin:
Makassar
Djiwoseputro, D. 1989. “Dasar-Dasar Mikrobiologi”. Penerbit
Djambatan : Malang.
Suriawiria, Unus. 1986.“Pengantar Mikrobiologi Umum”. Angkasa:
Bandung
Hadioetomo, S. 1990.“Mikrobiologi Dasar dan Praktek”. PT.
Gramedia: Jakarta.
Lachman, L., et all. 1994. “Teori dan Praktek Farmasi Industri III”.
Edisi Ketiga. Penerbit UI: Jakarta.
Pakadang, Sesilia R. 2010. “Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Farmasi “. Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar :
Makassar.
Pelczar, Michael J. 1986. “Dasar-Dasar Mikrobiologi”. UI Press:
Jakarta.
Pratiwi, Sylvia, T. 2008. “mikrobiologi Farmasi”. Erlangga Medical
Series : Jakarta.