fixpengenalan alat dan teknik keselamatan kerja dan pembuatan media, teknik aseptik, sterilisasi...
DESCRIPTION
laporan mikrobiologiTRANSCRIPT
-
PENGENALAN ALAT DAN TEKNIK KESELAMATAN KERJA
DAN
PEMBUATAN MEDIA, TEKNIK ASEPTIK, STERILISASI DAN DESINFEKSI
RABU, 24 APRIL 2013
JURNAL
MIKROBIOLOGI FARMASI
OLEH :
FAUZAN ARROZI
122210101035
BAGIAN BIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2013
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada saat sekarang ini alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan
suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan
berlangsungnya praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan.
Selain itu tata tertib juga sangat berpengaruh dalam lancarnya dan juga keberhasilan
praktikum yang dilakukan.
Pengenalan alat-alat laboratorium dan juga mengetahui tata tertib juga penting
dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium
biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan
prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat
diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan
prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin. Hal ini penting supaya
saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat akan
meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Selain itu, bahan dan peralatan yang
digunakan dalam penelitian harus dalam kondisi steril. Untuk mencapainya, maka
diperlukan teknik sterilisasi. Dimana sterilisasi ialah proses-proses untuk menjadikan
peralatan dan bahan-bahan bebas dari semua bentuk kehidupan. Tujuan utamanya adalah
supaya sebelum digunakan untuk praktikum terlebih dahulu dimatikan dulu
mikroorganisme, karena kita ketahui bahwa alat-alat laboratorium mikrobiologi itu ada
bakterinya atau miroorganisme yang hidup atau yang menempel, maka dari itu perlu
dilakukan proses sterilisasi ataupun desinfeksi.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui
teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan prinsip kerja setiap alat
laboratorium mikrobiologi. Dan juga untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan dalam
praktikum yang dilakukan, untuk itu perlu halnya untuk mengetahui bagaimana cara
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan kemungkinan terjadi dan juga cuci
tangan aseptis yang benar agar tubuh kita steril dari mikroba (bakteri) yang menempel
pada tubuh kita saat praktikum. Selanjutnya praktikum ini juga dilakukan untuk
menambah pengetahuan tentang cara pembuatan medium dan juga cara menstrilisasikan
medium tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Pengenalan Alat dan Teknik Keselamatan Kerja
1.2.1.1 Apa saja tata tertib yang harus diperhatikan dalam melakukan praktikum mikrobiologi?
1.2.1.2 Bagaimana cara melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan? 1.2.1.3 Apa saja alat-alat yang dibutuhkan dalam melakukan praktikum
mikrobiologi serta apa kegunaannya?
1.2.1.4 Bagaimana cara mencuci tangan dengan baik dan benar?
1.2.2 Pembuatan Media, Teknik Aseptik, Sterilisasi Dandesinfeksi
1.2.2.1 Apa saja jenis-jenis medium yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba serta bagaimana proses pembuatannya?
1.2.2.2 Bagaimanakah cara melakukan proses sterilisasi dan desinfeksi?
-
1.3 TUJUAN
1.3.1 Pengenalan Alat dan Teknik Keselamatan Kerja
1.3.1.1 Mahasiswa mengenal dan melaksanakan dengan baik tata tertib laboratorium mikrobiologi
1.3.1.2 Mahasiswa mengenal dan dapat melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan
1.3.1.3 Mahasiswa dapat mengenal dan menggunakan alat-alat yang dibutuhkan dalam mikrobiologi beserta kegunaannya
1.3.1.4 Mahasiswa mampu mencuci tangan dengan baik dan benar
1.3.2 Pembuatan Media, Teknik Aseptik, Sterilisasi Dandesinfeksi
1.3.2.1 Mahasiswa mengenal jenis-jenis medium dan proses pembuatannya 1.3.2.2 Mahasiswa memahami proses sterilisasi dan desinfeksi
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan Alat dan Teknik Keselamatan Kerja
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip
kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkan namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri
dengan kata meter seperti thermometer,hygrometer dan spektrofotometer,dll. Alat-alat
pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan graph seperti thermograph,barograph ( Moningka, 2008).
Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung
kegiatan praktikum. Siswa akan terampil dalam praktikum apabila mereka mempunyai
pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat, fungsi alat, dan cara
menggunakannya. Pengetahuan alat yang kurang akan mempengaruhi kelancaran saat
praktikum. Sebagai contoh, selama praktikum siswa dilibatkan aktif dengan pemakaian alat
dan bahan kimia. Siswa yang menguasai alat dengan baik akan lebih terampil dan teliti dalam
praktikum sehingga siswa memperoleh hasil praktikum seperti yang diharapkan (Laila, 2006).
Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis alat alat yang digunakan, salah satu jenis alat yang sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah alat sterilisasi.
Dalam laboratorium, sterilisasi media dilakukan dengan menggunakan autoklaf yang
menggunakan tekanan yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat mencapai 1210C.
Sterilisasi dapat terlaksana bila mencapai tekanan 15 psi dan suhu 1210C selama 15 menit.
Media biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup agar tidak dicemari oleh
mikroorganisme yang terdapat disekelilingnya. (Lay,W.B,1994). Pemanasan basah
bertekanan tinggi (autoklaf) dapat digunakan untuk mensterilkan larutan komponen media,
bahan dan alat-alat yang tahan terhadap pemanasan tinggi. Sterilisasi ini lebih baik
dibandingkan sterilisasi dengan pemanasan kering karena dengan autoklaf tidak hanya
mematikan mikroorganisme tapi juga mematikan sporanya. Waktu sterilisasi sangat
bervariasi, tergantung dari ukuran obyek yang disterilkan. Lamanya waktu sterilisasi bahan
cair (air, media) tergantung pada volume cairan yang disterilkan. Sterilisasi alat gelas dan
metal dapat dilakukan dengan pemanasan kering (oven) (Novilia, 2008).
Bahan-bahan yang digunakan meliputi bahan tanaman yang berupa daun M. citrifolia
muda dan bahan kimia yang meliputi akuades, detergen cair, alkohol absolut, desinfektan
(mengandung natrium hipoklorit 5,25%), komposisi media dasar Murashige-Skoog (MS),
sukrosa, ZPT (NAA dan kinetin), CaCl2.2H2O, CuSO4.5H2O, Agar, HCl 1 N, NaOH 1 N,
dan diklorometan. Adapun alat-alat yang digunakan meliputi botol kultur, laminar air flow,
cawan petri, hot plate, gelas ukur, magnetik stirer, vortex, erlenmeyer, keranjang autoklaf,
oven, skalpel, gelas beker, pinset, bunsen burner, gunting, neraca analitik, alumunium foil, pH
meter, tissue gulung, kertas label, pipet volumetrik, pipet, tetes, autoklaf, mortal, corong kaca,
gelas piala, tabung reaksi, rak tabung reaksi, rak media, kuvet, dan spektrofotometer UV-VIS
Shimadzu.
Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri atas dua
faktor. Faktor pertama yaitu penambahan Ca2+ dengan tiga taraf yang meliputi C0
(konsentrasi 0 mg/l), C1 (konsentrasi 440 mg/l), dan C2 (konsentrasi 880 mg/l). Sedangkan
faktor kedua yaitu penambahan Cu2+ dengan tiga taraf yang meliputi E0 (konsentrasi 0 mg/l),
E1 (konsentrasi 2,5 mg/l), dan E2 (konsentrasi 5 mg/l). Sehingga menghasilkan 9 kombinasi
perlakuan, masing-masing dengan tiga ulangan (Ika Ariningsi, 2003).
Vortex tube banyak digunakan dalam industri, karena memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan alat pendinginan komersial biasa, yaitu : sederhana, tidak ada bagian
yang bergerak, murah, tidak menggunakan listrik dan bahan kimiawi, tidak menggunakan
refrigerant, kecil, ringan, temperatur yang dihasilkan dapat diatur, minim perawatan, tahan
-
lama (terbuat dari stainless stell) dan pendiginannya instant. Tetapi alat ini memiliki
kelemahan yaitu efisiensi thermal rendah tidak lebih dari 20 persen serta menimbulkan suara
yang bising. Pada alat ini hanya mengunakan udara bertekanan dari kompresor sebagai
sumbernya (Anonim,).
Dalam praktikum pengenalan alat dan teknik praktikum akan dijelaskan secara detail
mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Contoh
peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi dijelaskan sebagai berikut :
Mikroskop
Mikroskop berfungsi untuk melihat benda-benda atau organisme yang berukuran
sangat kecil. Pembesaran oleh suatu mikroskop merupakan hasil dari 2 sistem lensa, yaitu :
Lensa Obyektif, terletak di dekat obyek. Lensa obyektif terdiri dari kombinasi lensa
konveks dan lensa konkaf.
Lensa okuler, terletak di bagian atas di dekat mata orang yang melihat.
Cawan Petri Cawan petri berfungsi sebagai tempat untuk menumbuhkan dan memelihara
mikroorganisme secara kuantitatif dan sebagai tempat pengujian sampel. Cawan petri tersedia
dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dan dapat
menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup
menampung media sebanyak 10 ml.
Untuk menghindari kontaminasi dengan lingkungan luar, perlu diperhatikan cara
membuka dan menutup cawan petri dengan baik. Ketika membuka dan menutup cawan petri
diusahakan selalu dekat dengan pembakar bunsen yang fungsinya adalah untuk menghindari
kontaminasi. Perlu diperhatikan pula ketika inkubasi, letakkanlah cawan petri dalam posisi
terbalik agar uap yang tersisa pada bagian tutup tidak jatuh membasahi media.
Sebelum disterilisasi, cawan petri harus dibungkus terlebih dahulu dengan kertas
coklat atau kertas putih satu per satu dengan tujuan meminimalisir terjadinya kontaminasi.
Cara membungkusnya yaitu dengan menggulung sisa kertas yang telah menyelimuti cawan
pada bagian atasnya, kemudian ujung-ujungnya dilipat seperti kado.
Cara memindahkan kultur ke cawan petri juga harus diperhatikan. Ada cara khusus,
yaitu dengan menggunakan jarum inokulasi atau Ose yang disebut dengan streak agar. Ose
yang telah dicelupkan pada media berisi mikroorganisme kemudian digoreskan pada cawan
secara zig-zag.
Tabung Reaksi Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk menyimpan mikroorganisme
dalam medium cair (broth) maupun padat. Agar tabung reaksi tetap steril, maka dalam
penggunannya dapat digunakan sumbat atau penutup. Macam-macam sumbat, antara lain
sumbat kapas, sumbat ulir, sumbat logam (stainless steel), dan sumbat plastik. Pada
praktikum kali ini, tabung reaksi disumbat menggunakan kapas yang dibulatkan dan
dibungkus dengan kasa. Dalam pembuatan sumbat kapas harus sangat diperhatikan.
Banyaknya kapas yang digunakan harus pas sehingga dapat menutup tabung reaksi dengan
sangat rapat. Jika tidak maka mikroorganisme dalam tabung rekasi akan mudah
terkontaminasi dengan mikroorganisme di lingkungan sekitar.
Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk
menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (Deep Tube Agar) dan agar miring (Slants Agar).
-
Untuk menyimpan tabung reaksi digunakan rak tabung reaksi. Ukurannya bermacam-
macam dan jumlah lubangnya pun beragam. Ada dua jenis tabung reaksi yaitu yang terbuat
dari kayu dan besi. Penggunaan rak tabung kayu lebih baik karena tidak menghantarkan panas
dan lebih nyaman dipakai. Pada bagian rak tabung terdapat bagian khusus yang dipakai untuk
tabung reaksi yang baru dicuci sehingga sisa air dalam tabung terbuang keluar dan
mempercepat pengeringan dari tabung tersebut. Dengan cara itu mikroorganisme akan sulit
tumbuh.
Pipet Ukur Pipet ukur adalah alat yang terbuat dari gelas atau plastik, yang berfungsi untuk
memindahkan kultur secara steril. pipet ini memiliki skala 1 ml, 5 ml, dan 10 ml. Selain itu
dapat digunakan untuk mengambil larutan dengan volume terttentu. Untuk mengambil larutan
digunakan ball pipet.
Ball Pipet Ball pipet adalah alat untuk menyedot dan mengeluarkan larutan yang dapat dipasang
pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan ball pipet merupakan karet yang resisten bahan
kimia. Ball pipet memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang
bersimbol A (Aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (Suction)
merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas.
Kemudian katup E (Exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
Dengan menggunakan bulb pipet ini akan memudahkan mengambil atau menaruh cairan
karena kecepatan dan ketepatan banyaknya cairan dapat kita atur sesuai dengan kebutuhan.
Hati-hati jangan sampai zat cair masuk ke bagian atas ball pipet, karena hal ini akan
menyebabkan kerusakan dalam praktikum mikrobiologi pangan. Ball pipet digunakan untuk
mengambil sampel dari tabung reaksi dan menaruh sampel ke dalam cawan petri.
Jarum Inokulasi / Ose Ose berfungsi untuk memindahkan kultur mikroorganisme Ada 2 macam ose, yaitu
ose lurus (Inoculating Needle/Transfer Needle) untuk menanam mikroorganisme dan ose
bulat (Inoculating Loop/Transfer Loop) untuk menggores mikroorganisme yang biasanya
secara zig-zag. Ose terbuat dari nichrome atau platina sehingga dapat berpijar jika terkena
panas.
Beaker Glass Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Penggunaan beaker glass
dalam praktikum mikrobiologi pangan adalah sebagai alat untuk menampung berbagai macam
bahan kimia, alat pembantu penimbangan menggunakan neraca analitik, dan untuk
melarutkan media yang biasanya berupa serbuk agar.
Labu Erlenmeyer Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan atau cairan. Labu Erlenmeyer dapat
digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung
akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain. Terdapat beberapa pilihan
berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300
ml, 500 ml, 1000 ml, dan sebagainya.
Cara menyumbat labu Erlenmeyer sama dengan cara menyumbat tabung reaksi yaitu
menggunakan kapas. Penyumbatan dengan kapas dilakukan ketika labu Erlenmeyer tersebut
akan disterilisasi.
Gelas Ukur
-
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer,
gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur
volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
Gelas ukur dapat disterilisasi menggunakan oven bersama peralatan praktikum lainnya,
karena bila terjadi pemuaian tidak akan memengaruhi hasil akhir yang diamati.
Spatula Digunakkan untuk mengambil padatan, misalnya media yang digunakan untuk
pertumbuhan mikroorganisme.
Kaca Preparat Merupakan lempengan kaca tipis yang digunakan untuk menyimpan sampel (objek
glass) yang akan diamati melalui mikroskop. Biasanya setelah sampel diletakkan, digunakan
kaca lain (cover glass) untuk menutupi sampel tersebut sehingga posisinya tidak berubah.
Tabung Durham Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil
dan berfungsi sebagai indikator terjadinya fermentasi yaitu dengan ditandai dengan adanya
gas yang tertampung dalam tabung tersebut. Tabung ini bekerja dengan metode MPN (Most
Probable Number). Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam
sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara). Tabung durham dapat disterilisasi
menggunakan autoclave.
Bunsen Bunsen berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril. Biasanya untuk sterilisasi
jarum ose, mulut tabung reaksi, dan cawan petri. Bagian api yang paling cocok untuk
memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru. Perubahan bunsen dapat menggunakan
bahan bakar gas atau metanol.
Autoclave Autoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan alat ataupun bahan dalam
bidang mikrobiologi menggunakan uap air bertekanan tinggi pada 120C selama sekita 15-20
menit. Alat ini bekerja dengan sistem sterilisasi basah.
Inkubator Inkubator digunakan untuk alat penyimpan kultur. Alat ini dapat mempertahankan
temperature dimana mikroorganisme akan tumbuh pesat pada suhu optimumnya. Alat ini
bekerja seperti oven (panas kering) dengan suhu yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Colony Counter Colony counter adalah alat yang digunakan untuk mempermudah kita dalam
menghitung banyaknya mikroorganisme yang ada dalam suatu biakan atau kultur. Dalam
penggunaannya kita dapat menghitung mikroorganisme yang ada dalam cawan petri.
Vortex Mixer Vortex mixer adalah alat yang digunakan untuk mencampur larutan yang ada dalam
tabung reaksi. Alat ini terdiri dari sebuah motor listrik dengan drive shaft berorientasi vertikal
dan melekat pada sepotong karet. Ketika tabung reaksi atau wadah lain yang sesuai ditekan
pada cangkir karet vortex mixer maka gerak akan ditransmisikan ke dalam cairan dan
terbentuk pusaran.
-
Waterbath Alat ini digunakan untuk meyimpan media yang baru diambil dari autoclave. Biasanya
media-media tersebut ada yang langsung dipakai, ada yang tidak. Sehingga untuk menjaga
suhu media tersebut tetap konstan (sekitar 50C) maka digunakan alat ini.
Neraca analitik Alat ini berfungsi deperti timbangan. Alat ini mempunya ketelitian 0,0001 gram dan
kapasitas sebesar 210 g. Sehingga hasil yang didapat menggunakan neraca ini sangat akurat.
Lemari es Lemari es dalam bidang mikrobiologi digunakan untuk menyimpan medium steril
untuk mencegahnya dari kekeringan, mempertahankan masa simpan mikroorganisme, dan
untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
Oven Alat ini merupakan salah satu alat untuk sterilisasi kering. Alat ini menggunakan
sistem panas kering dalam suhu 160C-180C. Biasanya digunakan untuk mensterilkan alat-
alat gelas.
2.2 Pembuatan Media, Teknik Aseptik, Sterilisasi dan Desinfeksi
Dalam melakukan diagnosa mikrobiologi sterilisasi sangat diutamakan baik alat
maupun medianya. Suatu alat dikatakan steril apabila alat atau bahan bebas dari mikroba baik
bentuk vegetative maupun spora. Untuk itu sebagai pemula dalam mikrobiologi sangat perlu
mengenal teknik sterilisasi, pembuatan media serta teknik penanaman .
Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan khususnya mikrobia
dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah
suatu proses untuk mematikan semua mikroorgansime yang terdapat pada atau didalam suatu
benda. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila panas digunakan bersama-sama
dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi
kering.
Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
diatas atau didalamnya. Sebelum menumbuhkan mikroorganisme, pertama-tama kita harus
memahami kebutuhan dasarnya lalu mencoba memformulasikan suatu medium yang
memberikan hasil baik.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan percobaan untuk menambah pengetahuan
tentang cara pembuatan medium dan juga cara menstrilisasikan medium.
Teknik aseptik adalah usaha mempertahankan klien sedapat mungkin bebas dari
mikroorganisme.
Asepsis ada 2 macam:
1. Asepsis medis Teknik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah penyebaran
mikroorganisme Contoh : mencuci tangan,mengganti linen tempat tidur, dan menggunakan
cangkir untuk obat.
2. Asepsis bedah Teknik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dari
suatu daerah.
-
Prinsip-Prinsip Tindakan Asepsis Yang Umum
1. Semua benda yang menyentuh kulit yang merekah atau diamsukkan ke dalam kulit untuk
menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh, atau yang dimasukkan ke dalam rongga badan yang
dianggap steril, haruslah steril.
2. Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.
3. Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan demikian objek-objek itu
selalu akan terlihat jelas dan ini mencegah terjadinya kontaminasi diluar pengawasan.
4. Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang steril
5. Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas yang sudah steril.
6. Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung pembungkusnya tidak
mengarah pada si petugas.
7. Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek yang tidak steril.
8. Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang sehingga cairan
desinfektan menyentuh bagian yang steril, maka forcep itu sudah tercemar.
Desinfeksi adalah menghancurkan atau membunuh kebanyakan kebanyakan
organisme patogen pada benda atau instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia cair.
Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.
2. Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
3. Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya.
4. Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan
5. Struktur fisik benda
6. Suhu dan PH dari proses desinfeksi.
-
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Pengenalan Alat dan Teknik Keselamatan Kerja
1. Alat-alat gelas atau kaca
(a) Tabung reaksi
(b) Erlenmeyer
(c) Gelas ukur
(d) Pipet
(e) Cawan petri
(f) Buret
2. Alat-alat berbahan porselen
3. Alat-alat berbahan silika
4. Alat-alat dari logam
5. Alat-alat dari plastik atau karet
6. Alat-alat instrumen
(a) Neraca analitik
(b) pH meter
(c) Higrometer
(d) Mikroskop
(e) Alat-alat sterilisasi
Autoclave Oven
(f) Automatic Colony Counter
(g) Inkubator
(h) Laminar Air Flow Cabinet
3.1.2 Pembuatan Media, Teknik Aseptik, Sterilisasi dan Desinfeksi
1. Pembuatan Media
Alat Neraca
Erlenmeyer 500ml
Kompor
Korek api
Batang pengaduk
Cawan Petri
Tabung Reaksi
Kapas
Autoclaf
Bahan Nutrient agar
Aquades
2. Sterilisasi
Alat Autoclaf
Tabung reaksi
Wadah
Oven
Bahan -
3. Desinfeksi
-
Alat Lempeng agar
Lidi
Oven
Bahan Sabun biasa
Sabun antiseptik
Air
3.2 CARA KERJA
3.2.1 Pengenalan Alat dan Teknik Keselamatan Kerja
1. Pengenalan Alat
2. Teknik Keselamatan Kerja
Amati alat-alat yang ada di laboratorium
satu persatu beserta bagian bagiannya.
Pahami bentuk beserta fungsinya
Letakkan tas dan barang-barang lain yang tidak diperlukan pada
tempat yang tersedia. Benda-benda tersebut jangan diletakkan di
atas meja laboratorium.
Pakailah jas laboratorium selama bekerja di laboratorium
Sekalah meja laboratorium dengan desinfektan sebelum dan
sesudah kegiatan praktikum.
Jangan merokok, makan, dan minum di laboratorium.
Cucilah tangan menggunakan sabun dan cairan antiseptik sebelum
dan sesudah kegiatan laboratorium.
Jauhkan tangan anda dari mulut, hidung, dan telinga selama bekerja
di laboratorium.
-
3.2.2 Pembuatan Medium Padat
1. Penyiapan medium
Perlakukan semua organisme yang ditangani sebagai patogen
Setelah kegiatan selesai, alat-alat praktikum segera dibersihkan sesuai
ketentuan di laboratorium.
Lup inokulasi atau jarum inokulasi disterilkan dengan cara
memijarkan seluruh panjang kawat sebelum dan sesudah setiap
penggunaan.
Sampah yang terkontaminasi harus dibuang di tempat yang
disediakan.
Hubungi petugas laboratorium atau dosen jika terkontaminasi atau
terluka.
Semua biakan yang tidak terpakai lagi dan akan dibuang maka
harus diletakkan di tempat khusus
Apabila biakan mikroorganisme tumpah atau tercecer ke lantai atau
meja maka segera tuangkan desinfektan ke atasnya dan bersihkan.
Biakan mikroorganisme apapun tidak boleh dibawa keluar dari
laboratorium.
Ambillah bahan medium nutrient agar (NA). Perhatikan formula atau
petunjuk pembuatan.
Timbanglah medium NA sekian gram untuk dilarutkan dalam 250ml
aquades.
-
2. Pembuatan medium agar cawan dan medium agar miring
Masukkan aquades tersebut ke dalam erlenmeyer 500ml kemudian
didihkan selama 15 menit di atas hotplate atau kompor
Siapkan 2 cawan petri dan 4 tabung reaksi untuk setiap kelompok.
Selama pendidihan, tambahkan NA sedikit demi sedikit sambil diaduk
hingga homogen
Tuangkan 10ml medium NA ke dalam dua tabung reaksi dan 5ml ke
dalam dua tabung raksi yang lain.
Ambillah tabung reaksi yang berisi 5 ml medium dan langsung letakkan
tabung tersebut pada papan miring hingga memadat dan menjadi dingin.
Sumbatlah semua tabung reaksi dengan kapas.
Sterilkan dalam autoklaf pada 121C . selama 15 menit.
Setelah dikeluarkan dari autoklaf, letakkanlah tabung-tabung reaksi yang
memuat 10 ml medium ke dalam penangas air bersuhu 50. dan biarkan
selama 5 menit.
-
3. Sterilisasi Panas Basah
Ambillah tabung yang berisi 10 ml medium dan tuangkan satu per satu ke
dalam cawan petri steril secara aseptik. Pastikan seluruh permukaan
cawan tertutup rata oleh medium
Biarkan medium tersebut menjadi dingin dan memadat.
Tunggulah selama 24 jam. Apabila medium tetap bersih dan tidak
ditumbuhi bakteri atau jamur maka medium tersebut bisa dipakai.
Atur suhu sterilisasi pada 121.selama 15 menit.
Tatalah bahan atau wadah yang akandisterilisasi sedemikian sehingga
tersedia ruang bebas untuk gerak uap air.
Tutuplah autoklaf dengan benar.
Tuangkan aquades secukupnya ke dalam autoklaf
Siapkan tabung-tabung reaksi berisi medium yang telah dikemas
sedemikian rupa. Perhatikan cara pengemasannya.
-
4. Sterilisasi Panas Kering
Amati lama proses mulai dari awal menjalankan alat hingga pendinginan
Perhatikan oven yang tersedia dan pelajari bagian-bagiannya.
Siapkan peralatan gelas yang hendak disterilisasi hingga dikemas dengan
baik.
Masukkan peralatan tersebut ke dalam oven dan tempatkan secara
merata.
Tutuplah oven dengan baik.
Atur temperatur sterilisasi pada 170.selama 1 jam.
Pada akhir proses, matikan pemanasan dan tunggu hingga tekanan dalam
autoklaf menjadi nol
Jalankan autoklaf
-
5. Desinfeksi
Jalankan oven.
Cuci ibu jari tangan dengan sabun biasa dan air, kemudian ulangi
langkah ke-2 pada permukaan sektor II.
Pada akhir proses, matikan pemanasan dan tunggu hingga oven menjadi
dingin.
Amati lama proses mulai dari awal menjalankan alat hingga pendinginan
Siapkan lempeng agar dan bagi ke dalam 4 sektor atau kuadran.
Remas-remaslah jari jemari dan telapak tangan kiri atau tangan kanan
kemudian biarkan dalam posisi terbuka.
Ambil lidi kapas steril dan usapkan pada telapak tangan lalu oleskan
pada sektor I dari permukaan agar.
-
Inkubasikan lempeng agar pada suhu 37.selama 24 jam.
Cuci jari kelingking dengan larutan alkohol 70%, lalu ulangi langkah ke-
2 pada permukaan sektor IV.
Cuci jari telunjuk dengan sabun antiseptik dan air, selanjutnya ulangi
langkah ke-2 pada permukaan sektor III.
-
DAFTAR PUSTAKA
Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Laila, Khusucidah, 2006, Krelasi Antara Pengetahuan Alat Praktikum dengan Psikomotorik
Siswa kelas XII IPA SMAN 11 Semarang Materi pokok, Univ. Negeri semarang.
Lay, W. B. (1994). Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta : Penerbit PT. Raja
Grafindo Persada. Hal. 32, 71-73.
Novilia, 2008. Artikel Ilmiah Penelitian Mikroba. Gramedia. Indonesia.
Winarno, 1999. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Industri Pangan. Pustaka Harapan.
Jakarta