1.pengenalan alat dan sterilisasi

27
Mikrobiologi Dasar 2013 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Anton (2003), Sterilisasi yaitu proses mematikan semua mikroorganisme dengan pemanasan, dengan tujuan untuk membebaskan bahan dari semua mikroba perusak. Sterilisasi cepat dan efektif dilakukan pada tekanan tinggi agar tidak merusak bahan dalam kaleng, selama 10 menit pada suhu tinggi 121 C. Menurut Sutedjoet al.,(1991), macam sterilisasi beserta kelebihan dan kekurangannya yaitu : 1. Sterilisasi dengan pemijaran Digunakan untuk mensterilkan jamur batang.Sterilisasi ini tidak dapat mematikan mikroba yang tahan suhu rendah. 2. Sterilisasi dengan udara kering panas Sterilisasi ini kurang efisien dan membutuhkan suhu lebih tinggi dan waktu yang lebih lam, dikarenakan tanpa kelembaban tidaki ada panas laten. Kelebihannya dapat diterapkan pada apa saja yang tidak menjadi rusak, menyala, hangus, atau menyerap suhu setinggi itu. 3. Sterilisasi dengan uap air panas Bahan yang disterilkan dengan cara ini umumnya adalah media yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Dengan cara ini daiharapkan bahan menjadi benar – benar steril, tetapi kenyataannya masih banyak bakteri spora yang tidak mati. 4. Sterilisasi dengan uap panas bertekanan Pengenalan Alat dan Sterilisasi

Upload: septiana-sari

Post on 22-Nov-2015

113 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

doc

TRANSCRIPT

Mikrobiologi Dasar 2013

Mikrobiologi Dasar 20132

1. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMenurut Anton (2003), Sterilisasi yaitu proses mematikan semua mikroorganisme dengan pemanasan, dengan tujuan untuk membebaskan bahan dari semua mikroba perusak. Sterilisasi cepat dan efektif dilakukan pada tekanan tinggi agar tidak merusak bahan dalam kaleng, selama 10 menit pada suhu tinggi 121 C.Menurut Sutedjoet al.,(1991), macam sterilisasi beserta kelebihan dan kekurangannya yaitu :1. Sterilisasi dengan pemijaranDigunakan untuk mensterilkan jamur batang.Sterilisasi ini tidak dapat mematikan mikroba yang tahan suhu rendah.2. Sterilisasi dengan udara kering panasSterilisasi ini kurang efisien dan membutuhkan suhu lebih tinggi dan waktu yang lebih lam, dikarenakan tanpa kelembaban tidaki ada panas laten. Kelebihannya dapat diterapkan pada apa saja yang tidak menjadi rusak, menyala, hangus, atau menyerap suhu setinggi itu.3. Sterilisasi dengan uap air panasBahan yang disterilkan dengan cara ini umumnya adalah media yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Dengan cara ini daiharapkan bahan menjadi benar benar steril, tetapi kenyataannya masih banyak bakteri spora yang tidak mati.4. Sterilisasi dengan uap panas bertekananMerupakan cara yang paling baik dengan suhu 121C, dapat digunakan untuk menterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air.

Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi ialah suatu proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika anda untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhhnya anda telah menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan peralatan dan media yang umjum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif (Hadioetomo, 1985).Sterilisasi merupakan proses membebaskan alat dan bahan dari segala macam bentuk kehidupan. Sterilisasi berhubungan antara bahan yang disterilkan agar terbebas dari kontaminasi pihak luar. Sterilisasi bertujuan untuk menghilangkan bakteri patogen.

1.2 Maksud dan TujuanMaksud dari Praktikum Mikrobiologi Dasar materi Pengenalan Alat dan Sterilisasi adalah agar para praktikan dapat mengetahui alat - alat besar dan alat kecil yang digunakan dalam Praktikum Mikrobiologi Dasar beserta fungsinya dan agar praktikan dapat mengetahui cara sterilisasi basah menggunakan autoklaf.Tujuan dari Praktikum Mikrobiologi Dasar materi Pengenalan Alat dan Sterilisasi adalah agar praktikandapat melakukan strerilisai menggunakan autoklaf dan memiliki keterampilan dalam menggunakan alat alat besar dan alat alat kecil serta dapat memvisualisasikan keadaan peralatan baik sebelum dan sesudah proses sterilisasi.

1.3 Waktu dan TempatPraktikum Mikrobiologi Dasar materi Pengenalan Alat dan Sterilisasi dialksanakan pada hariSenin, tanggal 18 Maret 2013, pukul 15.00 18.00 WIB di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian dan Tujuan SterilisasiMenurut Sutedjo et al.,(1995), proses sterilisasi juga termasuk pemanasan. Apabila pasteurisasi hanya bertujuan membunuh bakteri bakteri patogen maka sterilisasi bertujuan untuk membunuh semua bakteri baik patogen maupun non patogen. Suhu yang digunakan lebih tinggi dari suhu pasteurisasi yaitu sekitar 194 140 CProses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan disebut sterilisasi. Suatu benda uang steril, dipandang dari sudut mikrobiologi artinya bebas dari mikroba atau mikroorganisme hidup. Suatu benda atau substansi hanya dapat steril atau tidak steril, tidak akan pernah mungkin setengah steril atau hampir steril (Pelczar dan Chan, 1988).Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi ialah suatu proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika anda untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhhnya anda telah menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif (Hadioetomo, 1985).

2.2 Macam Sterilisasi beserta Kelebihan dan KekuranganMenurut Adawyah (2007), sterilisasi dengan pemanasan dibedakan atas:a. Sterilisasi dengan pemijaran, biasanya dilakukan untuk alat alat seperti jarum ose dan menggunakan pembakaran bunsen.b. Sterilisasi dengan udara panas, alat yang digunakan adalah oven dengan suhu 170 180 C selama 2 jam, dan peralatan yang disterilisasi kan biasanya alat alat dari kaca yang tahan terhadap suhu tinggi.c. Sterilisasi dengan uap air panas, biasanya menggunakan peralatan dandang sama halnya seperti mengukus, yaitu menggunakan uap air panas.d. Sterilisasi dengan uap panas bertekanan, alat yang digunakan adalah autoclave, biasanya digunakan untuk mensterilkan media.Menurut Waluyo (2007), beberapa metode sterilisasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada pemanasan basah dengan autoklaf memerlukan waktu yang lebih cepat untuk sterilisasi mikroba, sedangkan metode sterilisasi panas dengan menggunakan oven membutuhkan waktu yang lebih lama dan penetrasi panasnya tidak sebaik metode pemanasan basah. Pembakaran juga cara yang ampuh dan 100% efektif, tetapi penggunaannya terbatas pada alat alat yang tidak hangus ketika dibakar.Sterilisasi secara kimia, bahan yang sering digunakan adalah alkohol, umumnya adalah isopropil alkohol 70 - 90 % dan merupakan yang paling murah dan efisien, tetapi tidak mampu membunuh spora.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Produk SterilisasiAda 3 cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi, yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilsiasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering. Sedang kan sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang disterilkan.Karena metode sterilisasi umum yang digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi ialah yang menggunakan panas.Sterilisasi basah biasanhya dilakukan dalam autoklaf (pada hakikatnya autoklaf adalah pressure cooker berukuran besar) atau sterilisator yang mudah diangkat (portable) dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 C selama 25 menit.Karena naiknya titik didih air menjadi 121 C itu disebabkan oleh tekanan 1atmosfer (atm). Pada ketinggian permukaan laut, maka daur sterilisasi tersebut seringkali juga dinyatakan sebagai : 1 atm selama 15 menit (Hadioetomo, 1985).Menurut Umiyasihet al., (1990) dalam Sawearniet al., (1973), sterilisasi dilakukan dengan cara penerangan/dikukus dengan menggunakan dandang dalam waktu masing masing selama 10 menit, 20 menit, dan 30 menit dihitung sejak air mulai mendidih. Selanjutnya susu disimpan pada suhu kamar, kemudiandilakukan analisis kualitas yang meliputi : uji alkohol, kadar lemak, kadar kasein dan angka keasaman setiap 12 jam sampai susu rusak/pecah. Sebagai pelengkap dilakukan pula pengamatan organoleptik yang meliputi uji bau, rasa, dan warna.

3. METODOLOGI3.1 Alat dan FungsiAlat alat kecil yang digunakan pada Praktikum Mikrobiologi Dasar materi Pengenalan Alat dan Sterilisasi antara lain : Beaker glass 1000 ml: sebagai tempat pembuatan media kaldu Erlenmeyer 250 ml : sebagai tempat pembuatan media NA dan PDA Gelas ukur 100 ml: untuk mengukur volume larutan Cawan petri: untuk tempat penanaman bakteri dan jamur, juga sebagai wadah isolasi bakteri Mortar dan alu: untuk menghaluskan sampel Pipet volume: untuk mengambil larutan dalam skala 1 10 ml Pipet serologis: untuk mengambil larutan dalam skala 0.1 1 ml Sprayer: sebagai wadah alkohol 70 % Washing bottle: sebagai wadah aquadest Bunsen: sebagai alat pemanas skala kecil dan pengkondisian aseptis Tabung reaksi: sebagai wadah untuk mereaksikan larutan Rak tabung reaksi: untuk meletakkan tabung reaksi Jarum ose: untuk membantu menginokulasi media dari padat ke padat Jarum loop: untuk membantu menginokulasi dari media cair ke padat dan sebaliknya Bola hisap: untuk membantu memindahkan larutan dengan pipet volume Pipet tetes: untuk memindahkan larutan dalam skala kecil Spatula : untuk memebantu menghomogenkan larutan Triangle: sebagai alat untuk membantu saat metode sebar Object glass: sebagai wadah sampel untuk diamati di bawah mikroskop Cover glass: untuk menutup preparat yang akan diamati Object glass cekung: untuk wadah sampel jamur yang akan diamati Crushable tang: untuk mengambil benda benda panas Kaca arloji: sebagai alas pada saat menimbangAlat alat besar yang digunakan pada Praktikum Mikrobiologi Dasar materi Pengenalan Alat dan Sterilisasi antara lain : Mikroskop: Untuk mengamati dan melihat pergerakan benda- benda mikroskopis Kulkas: Untuk menyimpan bahan dalam suhu rendah Cooling incubator: Untuk menginkubasi pada suhu rendah Inkubator: Untuk menginkubasi pada suhu yang bisa ditentukan Hot plate: Untuk memanaskan media agar tetap cair Timbangan digital: Untuk menimbang massa suatu bahan dengan ketelitian 0.01 Waterbath: Untuk menyimpan media tetap cair dengan suhu yang dapatditentukan Oven: Sebagai alat sterilisasi kering Colony counter: Untuk menghitung jumlah koloni bakteri dan jamur menggunakan sensor sentuh Kompor: Sebagai sumber panas Panci: Untuk tempat perebusan Autoklaf: Sebagai alat sterilisasi basah Incase: Untuk menginkubasi pada suhu ruang Vortex mixer: Untuk membantu menghomogenkan larutan dan pengenceran pada tabung reaksi Etalase bakteri: Untuk menginkubasi bakteri pada suhu 29-310C

3.2 Bahan dan FungsiBahan bahan yang digunakan pada Praktikum Mikrobiologi Dasar materi Pengenalan Alat dan Sterilisasi antara lain : Kertas koran: sebagai pembungkus alat alat yang akan disterilisasi Tali: untuk mengikat alat yang telah dibungkus dengan kertas koran agar tidak mudah terlepas Kapas: untuk menutup lubang pada peralatan yang akan disterilisasi Air : untuk mengisi autoklaf dan mencuci peralatan Kertas label: untuk menandai peralatan yang akan disterilisasi agar tidak tertukar dengan kelompok lain Aquadest: sebagai pelarut pada pembuatan media Spirtus: sebagai bahan bakar pada bunsen

3.3 Cara Kerja

Pipet SerologisDiikat dengan taliDicuci dengan airDikeringkanDi tutup kapas pada pangkalnyaDikeringkan dengancara diangin- anginkanDibungkus kertas koranCawan PetriDibungkus kertas koran koranDicuci dengan airDiikat dengan tali

Dimasukkan alat yang akan disterilisasiDiisi air sampai elemen pemanasDitutup secara diagonalDimatikan komporDitunggu 15 20 menitDitunggu sampai tekanan 1 atm (0.15 Mpa)HasilDinyalakan komporDitunggu sampai tekanan 0 atm ( 0 MPa)Dibuka tutupnya secara diagonalDibuka klep uap perlahan lahan Autoklaf ManualDikecilkan api kompor

Gambar 1. Skema Kerja Sterilisasi

4 PEMBAHASAN4.1 Analisa ProsedurDalam praktikum Mikrobiologi Dasar materi Pengenalan Alat da Sterilisasi, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan. Adapun peralatan yang diperlukan diantaranya mikroskop, kulkas, cooling incubator, incubator, hot plate, timbangan digital, waterbath, oven, coloni counter, kompor, panci, autoclave, incase, vortex mixer, beaker glass 1000 ml, erlenmeyer 200 ml, gelas ukur 100 ml, cawan petri, mortar, alu, pipet volum, pipet tetes, pipet serologis, sprayer, Bunsen, washing bottle, tabung reaksi, rak tabung reaksi, jarum oase, jarum loop, bola hisap, spatula, crushable tang, triangle, objek glass, objek glass cekung, cover glass. Sedangkan bahan bahan yang dibutuhkan diantaranya yaitu air, tali, koran, kapas dan kertas label. Setelah alat dan bahan siap, praktikum dapat segera dimulai.Untuk materi pengenalan alat, praktikan hanya menulis atau mencatat, mengamati, menggambar, dan memberi fungsi dari semua alat dan bahan yang telah disiapkan di laboratorium dengan tujuan agar dapt membedakan fungsi dari tiap tiap alat dan bahan selain itu dapat memudahkan penggunaan alat dan bahan dalam praktikum di kemudian hari.Selanjutnya memulai materi sterilisasi, langkah pertama yang dilakukan adalah mencuci alat alat menggunakan air.Pencucian alat alat bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang tertinggal dalam alat itu. Lalu alat alat tersebut ( cawan petri dan pipet serologis ) dikeringkkan dan di angin-anginkan . Kemudian untuk cawan petri langsung dibungkus koran, namun untuk pipet serologis sebelum di bungkus ditutup terlebih dahulu sumbat pangkal pipet serologis dengan menggunakan kapas dengan tujuan agar uap air tidak masuk kedalam pipet tersebut dan menjaga agar pipet tersebut tetap steril. Tujuan dari pembungkusan menggunakan kertas koran yaitu karena kertas koran mudah menyerap air disamping itu kertas koran mudah didapat dan murah. Setelah ditutup kapas, pipet serologis segera di bungkus koran. Untuk pembungkusannya ujung pipet serologis dimasukkan pada lipatan koran yang dilipat 2-3 kali dengan tujuan sepaya kertas koran tidak mudah robek selain itu untuk melindungi ujung pipet serologis yang mudah rapuh. Setelah pipet serologis terbungkus koran , lalu diikat dengan tali agar koran tidak lepas. Kemudian diberi tanda pada bagian ujung supaya tidak terjadi kesalahan saat pembukaan dan pengambilan pipet serologis tersebut.Untuk pembungkusan cawan petri juga perlu diperhatikan. Pada susunan cawan petri yang akan dibungkus, pada bagian belakang dibalik agar pada saat pengambilan pada autoclave tidak pecah. Lalu dibungkus menggunakan koran dan kemudian diikat dengan tali agar koran tidak lepas.Setelah cawan petri dan pipet serologis terbungkus maka dimasukkan kedalam autoclave.Namun sebelumnya dilihat isi air dalam autoclave, jika kurang dari batas pemanas maka air tersebut ditambah hingga batas pemanas.Tujuan ditambah air hingga batas pemanas karena pada autoclave listrik sumberpanas yang dihasilkan yaitu dari perubahan energy listrik ke panas dengan elemen tersebut. Jadi apabila air dalam autoclave tersebut tidak mencapai elemen pemanas maka air tersebut didak akan panas. Berbeda dengan autoclave manual yang hanya menggunakan kompor sebagai sumber panasnya, dengan dipanaskan oleh kompor maka lama kelamaan air yang ada di dalam autoclave menjadi panas. Selanjutnya ditutup autoclave tersebut secara diagonal dengan tujuan diasumsikan tutup tersebut dengan kunci diagonal benar-benar rapat sehingga tidak ada uap air yang keluar.Kemudian dinyalakan kompor sebagai sumber panas. Ditunggu sampai tekanan 1 atm (0,15 Mpa) dan kecilkan nyala api. Lalu ditunggu selama 15 20 menit.Hal tersebut berarti menggunakan sterilisasi basah dengan mematikan semua mikroorganisme pada peralatan tersebut.Setelah itu dimatikan kompor dan ditunggu hingga tekanan 0 atm dan untuk mempercepat penurunan tekanan 0 atm maka klep uap dibuka.Setelah itu dibuka tutup dan kemudian diperoleh cawan petri dan pipet serologis yang steril.Menurut Sastrahidayat (1994), apabila suhu sterilisasi terlah tercapai dalam autoklaf, maka meurunkan suhu hendaknya perlahan lahan agar supaya medium dalam peralatan tadi tidak bergolak yang menyebabkan kapas penutup menjadi basah sehingga tidak berfungsi dengan baik. Untuk itu caranya dengan membuka katup pengaman berkali kali. Setelah tekanan autoklaf sama dengan tekanan udara luar setelah dibuka, segeralah isinya dikeluarkan dan tidak menunggu terlalu lama.

4.2 Analisa HasilDari hasil sterilisasi didapatkan hasil bahwa alat alat yang telah disterilisasi dengan autoclave pada suhu 1210 C dengan tekanan 1 atm atau 0,15 Mpa selama 15-20 menit telah didapatkan alat yang bersih dan steril, yang artinya telah terbebas dari kontaminasi, mikroorganisme yan g tidak diinginkan. Pada cawan petri sebelum disterilisasi terlihat agak kotor dan warna cawan petri agak buram.Tetapi setelah disterilisasi cawan petri bagian pinggir bersih, bagian tengah agak buram terdapat uap dan bagian luarnya basah.Sedangkan pada pipet serologis keadaan pipet sebelum distrilisasi terlihat agak buram juga dan setelah distrilisasi keadaan pipet bersih. Hal ini menunjukan bahwa kertas koran telah menghisap bakteri dan air pada saat sterilisasi

Tabel 1. Hasil Visualisasi AlatNama AlatSebelum SterilisasiSesudah Sterilisasi

Cawan Pettri Agak kotor Warna buram Bagian pinggir bersih Bagian tengah buram Bagian luar basah

Pipet Serologis Warna agak buram Warna cerah

Dapat dimaklumi andaikata medium dan alat alat yang kita pergunakan itu tidak steril , niscaya kita tidak akan mungkin memperoleh piaraan bakteri yang diinginkan. Maka langkah-langkah pertama ialah mengusahakan sterilnya medium serta alat alat pelengkapnya ( Dwijoseputro, 2005).

Berikut ini adalah adalah peralatan yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi Dasar:

Tabel 2. Alat-Alat Kecil, Fungsi Beserta GambarAlat Alat Kecil

No.Nama AlatFungsiGambar

01.Beaker glass 1000 mlSebagai tempat menghomogenkan larutan / untuk pembuatan media kaldu

02.Beaker glass 250 mlSebagai tempat menghomogenkan larutan / untuk pembuatan media kaldu

03.Erlenmeyer 250 mlSebagai tempat pembuatan media PDA dan NA

04.Gelas ukur 100 mlUntuk mengukur volume larutan

05.Cawan petriSebagai tempat penanaman dan isolasi

06.Mortar+aluSebagai tempat menghaluskan sampel

07.Pipet volumeDigunakan untuk mengambil larutan sebanyak 1 10 ml

08.Pipet serologisDigunakan untuk mengambil larutan sebanyak 0,1 1 ml

09.Pipet tetesDigunakan untuk mengambil larutan dalam skala kecil

10,SprayerDigunakan sebagai tempat alcohol 70%

11.BunsenSebagai alat pemanas skala kecil dan digunakan dalam pengkondisian aseptis

12.Washing bottleDigunakan sebagai wadah aquadest

13.Tabung reaksiDigunakan untuk melakukan pengenceran bertingkat / untuk mereaksikan larutan

14.Rak tabung reaksiSebagai tempat tabung reaksi

15.Jarum oseDigunakan untuk menginokulasi media padat ke padat

16.Jarum loopDigunakan untuk menginokulasi media padat ke cair dan sebaliknya

17.Bola hisapDigunakan membantu pipet volume dan serologis dalam pengambilan larutan

18.SpatulaDigunakan sebagai alat bantu menghomogenkan larutan

19.TriangleDigunakan sebagai alat bantu pananaman / menebar

20.Crushable tangDigunakan untuk mengangkat alat alat ketika dala keadan panas

21.Object glassSebagai wadah sampel / preparat yang akan diamati

22.Object glass cekungDigunakan pada saat pengamatan jamur

23.Cover glassDigunakan untuk menutup sampel pada objek glass

Tabel 3. Alat-Alat Besar, Fungsi Beserta GambarAlat Alat Besar

No.Nama AlatFungsiGambar

01.MikroskopDigunakan untuk melihat benda benda mikro yang tidak bias dilihat dengan mata terlanjang

02.KulkasDigunakan untuk menyimpan bahan dalam suhu rendah

03.Cooling incubatorDigunakan utuk menginkubasi pada suhu rendah

04.InkubatorDigunakan untuk menginkubasi sesuai suhu yang diinginkan

05.Hot plateDigunakan sebagai pemanas

06.Timbangan digitalDigunakan untuk menimbang bahan dengan ketelitian 0,01 gram

07.WaterbathDigunakan untuk menimpan media supaya tetap cair dengan suhu yang diinginkan

08.OvenDigunakan untuk mensterilisasi kering

09.Colony counterDigunakan untuk menghitung jumlah koloni bakteri / jamur

10.KomporDigunakan sebagai sumber panas

11.PanciDigunakan sebagai tempat mendidihkan media

12.AutoklafDigunakan sebagai tempat sterilisasi kering maupun basah

13.IncaseDigunakan untuk menginkubasi dalam suhu kamar (25 - 270 C)

14.Vortex mixerDigunakan untuk menghomogenkan sampel dalam tabung reaksi

15.Etalase bakteriDigunakan untuk menginkubasi bakteri dan jamur pada suhu 29-31oC

Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat dari segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroba. Dalam praktek, sterilisasi alat-alat dapat dilakuakan secara mekanik misalnya dengan cara penyaringan, secara kimia menggunakan defintektor, atau secara fisik menggunakan pemanasan sinar UV, X dan I (Sutedjo et al., 1991).

5. PENUTUP5.1 KesimpulanDari praktikum Mikrobiologi Dasar meteri Pengenalan Alat dan Sterilisasi dapat disimpulkan sebagai berikut: Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat alat dan bahan sari segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroba sehingga dengan proses sterilisasi dapat menghindarkan kontaminasi dari pihak luar. Tujuan dari sterilisasi yaitu agar terjadi denaturasi protein pada sel bakteri serta tidak aktifnya enzim yang digunakan untuk metabolism bakteri dan ada pun panas dari proses ini adalah untuk mematikan spora bakteri. Alat alat kecil yang dikenalkan dalam materi ini sejumlah 23 buah dan alat alat besarnya sejumlah 15 buah. Visualisasi kondisi dari cawan petri dan pipet serologis sebelum dilakukan sterilisasi yaitu meskipun telah dicuci dengan air keadaannya masih buram serasa masih kotor, namun setelah di sterilisasi kondisi dari cawan petri dan pipet serologis menjadi bersih dalam arti bersih dari kehidupan mikroorganisme (steril). Keadaan kertas koran sebagai pembungkus dari pipet serologis dan cawan petri saat sterilisasi yaitu mengkerut karena koran telah menyerap uap air yang dihasilkan saat sterilisasi / pemanasan. Sterilisasi yang digunakan dalam materi ini yaitu dengan metode sterilisasi basah menggunakan autoclave manual dengan tekanan 1 atm selama 15 20 menit.

5.2 SaranDalam praktikum ini sebaiknya praktikan harus mentaati peraturan dan melaksanakan praktikum dengan serius, hati-hati dan sesuai prosedur. Sehingga akan menghasilkan data yang valid sekaligus waktu yang lebih efektif dan efisien.Komunikasi antara praktikan dan asisten perlu ditingkatkan agar informasi yang disampaikan dapat diterima secara utuh.

DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, Rabiatul. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Kanisius: Yogjakarta

Anton, Whud. 2008. Mikrobiologi Umum. Universitas Brawijaya: Malang

Dwijosaputro, D. 2005. Dasar Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta

Hadioetomo, Ratna.S. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Pelczar, Michael J dan E.C.S. Chan. 1988.Dasar Dasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta

Sastrahidaya, Ika Rochdjatun. 1994. Medium Buatan untuk Jamur dan Bakteri. Fakultas Pertanian UB: Malang.

Sutedjo, Mulyani; A.E. Kartasapoetra; S.Sastroadmodjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta: Jakarta

Umiyasih. 1990. Biologi edisi keempat. Erlangga: Jakarta

Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press: Malang.

Pengenalan Alat dan Sterilisasi