kegiatan 1 pengenalan dan sterilisasi alat tujuan...

20
Modul Kultur Jaringan Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura 1 Kegiatan 1 PENGENALAN DAN STERILISASI ALAT Tujuan Instruksional Umum Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa dapat mengenal dan memahami fungsi alat yang digunakan untuk kegiatan kultur jaringan Tujuan Instruksional Khusus 1. Mengetahui nama, fungsi dan prosedur penggunaan alat untuk kegiatan kultur jaringan 2. Memahami prosedur sterilisasi alat Dasar Teori Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat yang diperlukan terpenuhi. Syarat-syarat tersebut meliputi pemilihan eksplan, penggunaan medium yang cocok, keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik.(Daisy dan Ari, 1994) Untuk mendapatkan keadaan yang aseptic, salah satunya adalah alat-alat yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan harus dalam keadaan steril. Alat-alat yang steril akan mampu meminimalkan kontaminan pada media dan plantlet yang dikulturkan. Sterilisasi Alat Semua alat yang akan digunakan di ruang penaburan (LAF) termasuk LAF itu sendiri harus dalam keadaan steril. Menurut bentuk dan fungsinya sterilisasi alat yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan ada beberapa macam: 1. Sterilisasi secara fisik yaitu menggunakan panas a. Sterilisasi menggunakan panas basah dengan autoklaf Autoklaf adalah alat sterilisasi untuk alat dan medium kultur jaringan. Alat yang berupa glassware maupun dissecting kit sebelum digunakan harus disterilkan terlebih dahulu, begitupun juga media yang telah dibuat dan aquadest. Dengan Pemanasan dalam autoklaf maka bakteri dan mikrobia dapat mati akibat suhu tinggi (120 o C) dan tekanan uap air yang besar (1,5 kg/cm 2 ) selama 15 menit. b. Sterilisasi menggunakan panas kering dengan oven Pada kegiatan kultur jaringan lebih banyak menggunakan autoklaf daripada oven. Namun pada hakikatnya oven juga bisa digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan seperti glassware maupun dissecting kit.

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    1

    Kegiatan 1

    PENGENALAN DAN STERILISASI ALAT

    Tujuan Instruksional Umum

    Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa dapat mengenal dan memahami fungsi alat yang digunakan

    untuk kegiatan kultur jaringan

    Tujuan Instruksional Khusus

    1. Mengetahui nama, fungsi dan prosedur penggunaan alat untuk kegiatan kultur jaringan

    2. Memahami prosedur sterilisasi alat

    Dasar Teori

    Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat yang diperlukan terpenuhi. Syarat-syarat tersebut meliputi pemilihan eksplan, penggunaan medium yang cocok, keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik.(Daisy dan Ari, 1994)

    Untuk mendapatkan keadaan yang aseptic, salah satunya adalah alat-alat yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan harus dalam keadaan steril. Alat-alat yang steril akan mampu meminimalkan kontaminan pada media dan plantlet yang dikulturkan.

    Sterilisasi Alat

    Semua alat yang akan digunakan di ruang penaburan (LAF) termasuk LAF itu sendiri harus dalam keadaan steril. Menurut bentuk dan fungsinya sterilisasi alat yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan ada beberapa macam:

    1. Sterilisasi secara fisik yaitu menggunakan panas

    a. Sterilisasi menggunakan panas basah dengan autoklaf

    Autoklaf adalah alat sterilisasi untuk alat dan medium kultur jaringan. Alat yang berupa glassware

    maupun dissecting kit sebelum digunakan harus disterilkan terlebih dahulu, begitupun juga media yang

    telah dibuat dan aquadest. Dengan Pemanasan dalam autoklaf maka bakteri dan mikrobia dapat mati

    akibat suhu tinggi (120o C) dan tekanan uap air yang besar (1,5 kg/cm2) selama 15 menit.

    b. Sterilisasi menggunakan panas kering dengan oven

    Pada kegiatan kultur jaringan lebih banyak menggunakan autoklaf daripada oven. Namun pada

    hakikatnya oven juga bisa digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan kultur

    jaringan seperti glassware maupun dissecting kit.

    http://eshaflora.com/

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    2

    Alat tanam seperti pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau dengan

    pemanasan dalam bacticinerator.

    2. Sterilisasi secara kimia yaitu menggunakan bahan kimia, pada umummnya yang digunakan larutan

    alcohol 70 %

    Ruang penabur atau Laminar Air Flow juga membutuhkan kondisi steril. Untuk membuat kondisi tersebut

    selain menggunakan sinar UV, sebelum dan sesudah penggunaan LAF harus disemprot dan dibersihkan

    dengan alcohol 70 %. Khusus untuk scapel, gagangnya dapat disterilkan dengan pemanasan namun

    pisaunya dapat menjadi tumpul bila dipanaskan dalam temperatur tinggi. Oleh karena itu dianjurkan

    cara sterilisasi dengan pencelupan dalam alkohol atau larutan kaporit.

    Bahan dan Alat

    Bahan:

    1. Alkohol 70 %

    2. Kertas Pembungkus atau aluminium foil

    Alat – Alat:

    1 Laminar Air Flow(Ruang Penabur)

    2 Autoclave : Sterilisasi Basah

    3 Glassware (petridish, beckerglass, labu ukur,elemeyer , gelas ukur, pipet ukur, botol media,

    pengaduk,)

    4 Pinset, scalpel, gunting :alat untu menanam

    5 Timbangan analitik: Menimbang Bahan

    6 Hot plate dan Stirer : Memanaskan dan mengaduk bahan/media

    7 Bunsen: sterilisasi dengan panas

    8 sprayer alcohol : sterilisasi secara kimia

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    3

    Prosedur Kegiatan

    A. Pengenalan Alat

    Semua alat yang ada digambar/difoto disertai keterangan tentang fungsi dan cara kerja dari masing-

    masing alat.

    B. Sterilisasi Alat

    1. Alat-alat yang akan disterilkan seperti pinset, petridish, skalpel, pinset, gunting terlebih dahulu

    dicuci bersih dan dikeringkan kemudian dibungkus kertas aluminium.

    2. Hubungkan stop kontak dengan listrik

    3. Buka sedikit pengatur udara

    4. Buka tutup Autoclave dengan memutar pegangan kebalikan arah jarum jam

    5. Angkat keluar kedua keranjang

    6. Isi autoclave dengan air aquades sampai batas

    7. isi pembuangan udara dengan air aquades 1/3 bagian

    8. masukkan alat dan atau bahan yang akan diautoclave kedalam keranjang

    9. masukkan keranjang beserta alat dan atau bahan ke dalam autoclave

    10. tutup autoclave dengan memutar pegangan searah jarum jam

    11. Proses Autoclave dimulai dengan menekan tombol start sampai terdengar bunyi ‘teet’ 2 kali

    12. Suhu dan Tekanan akan naik, tunggu sehingga terdengar bunyi mendidih pada pembuangan

    udara kemudian tutup rapat pengatur udara

    13. Proses Autoclave ini akan berakhir ketika alat berbunyi teet teet teet

    14. tunggu sampai jarum tekanan dan suhu turun sampai batas aman

    15. buka pengatur udara, kemudian buka tutup autoclave

    16. keluarkan alat/bahan yang disterilisasi dan letakkan di tempat yang aman

    17. setelah kegiatan selesai lepas stop kontak.

    18. Setelah selesai, alat-alat yang disterilisasi diletakkan di tempat yang aman dan terlindung agar

    tetap steril seperti di dalam ruang kultur.

    C. Sterilisasi Laminar Air Flow

    I.SEBELUM DIGUNAKAN

    1. Hidupkan LAF dengan menghubungkannya dengan sumber listrik

    2. Hidupkan Fan dan Light (khusus untuk LAF ESCO: jika fan hidup maka otomatis UV tidak bisa

    dihidupkan begitu juga sebaliknya)

    3. Bersihkan semua bagian dalam LAF dengan disemprot alkohol dan kemudian dibersihkan

    dengan kertas tissue

    4. Alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan kultur disemprot alcohol 70% terlebih dahulu

    kemudian masukkan ke dalam LAF

    5. Fan dan Light dimatikan

    6. Hidupkan lampu UV (selama 30 menit)

    7. Setelah lampu UV mati, hidupkan Fan dan Light penanaman di LAF siap dilakukan

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    4

    II.SETELAH DIGUNAKAN

    1. Jika kegiatan penanaman sudah selesai dilakukan keluarkan semua alat yang digunakan

    2. Bersihkan semua bagian dalam LAF dengan disemprot alkohol dan kemudian dibersihkan

    dengan kertas tissue

    3. Fan dan Light dimatikan

    4. Hidupkan lampu UV (selama 30 menit)

    5. Setelah lampu UV mati, cabut stop kontak

    Data Pengamatan

    No Naman Alat Fungsi Cara kerja

    Laporan Kegiatan

    Laporan kegiatan ini berisi uraian tentang : latar belakang dan tujuan melakukan sterilisasi, tinjauan

    pustaka tetang sterilisasi, pembahasan tentang kegiatan yang dilakukan, kesimpulan dan daftar pustaka.

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    5

    Kegiatan 2

    PEMBUATAN LARUTAN STOK

    Tujuan Instruksional Umum

    Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa mampu membuat larutan stok

    Tujuan Instruksional khusus

    Memahami prosedur pembuatan larutan stok

    Dasar Teori

    Penimbangan satu per satu komponen media untuk setiap pembuatan media kultur adalah tidak praktis,

    dan hanya dapat dilakukan jika jumlah zatnya cukup besar untuk ditimbang. Selain itu akan

    menghabiskan banyak waktu dan mengurangi ketepatan. Kadang-kadang pula timbangan yang

    dibutuhkan untuk menimbang sejumlah kecil bahan tidak tersedia dalam laboratorium. Kendala ini dapat

    diatasi dengan membuat larutan stok terlebih dahulu.

    Larutan stok adalah larutan yang berisi satu atau lebih komponen media yang konsentrasinya lebih tinggi

    daripada konsentrasi komponen yang diperlukan dalam formulasi media yang akan dibuat. Larutan stok

    dalam kegiatan kultur jaringan dikelompokkan dalam: larutan stok unsur makro, larutan stok unsur

    mikro, larutan stok Fe, larutan stok vitamin dan larutan stok hormon. Larutan stok bisa dibuat dengan

    konsentrasi 10, 100, atau bahkan 1000 kali lebih pekat.

    Larutan stok sebaiknya disimpan dalam ruang gelap dan bersuhu rendah, karena ada beberapa bahan

    yang tidak tahan cahaya dan suhu tinggi. Larutan stok vitamin tidak dapat disimpan terlalu lama, bisa

    dibuat untuk digunakan dalam 1 – 2 minggu, larutan stok hormon dapat disimpan antara 2 – 4 minggu,

    sedangkan larutan stok unsur hara dapat disimpan 4 – 3 minggu. Larutan stok yang sudah tersimpan

    lama biasanya mengendap dan ditumbuhi mikroorganisme. Larutan yang sudah terkontaminasi

    mikroorganisme ini tidak dapat digunakan lagi. Oleh sebab itu kondisi tempat simpan dan wadah larutan

    harus diusahakan sesteril mungkin. Dengan adanya larutan stok ini maka pembuatan media kultur

    selanjutnya dilakukan hanya dengan teknik pengenceran dan pencampuran saja.

    Jika seluruh larutan stok yang dibutuhkan sudah dibuat, gula dan pemadat medianya ditimbang sesuai

    kebutuhan, setelah itu kita dapat meramu dan membuat media sesuai dengan yang kita inginkan. Secara

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    6

    umum media yang cocok untuk semua jenis tanaman terutama herba adalah medi MS (Murashige and

    Skoog) sedangkan untuk tanaman anggrek adalah media VW (Vacin and Went)

    Tabel 1. Tabel larutan stok untuk Media Murashige and Skoog

    No Makronutrient

    Konsentrasi larutan

    (mg/liter)

    1 NH4NO3 1650

    2 KNO3 1900

    3 CaCL2.2H2O 440

    4 MgSO4.7H2O 370

    5 KH2PO4 170

    Mikronutrient

    6 MnSO4.4H2O 22,3

    7 ZnSO4.7H2O 8,6

    8 H3BO3 6,2

    9 KI 0,83

    10 CuSO4.5H2SO4 0,025

    11 NaMoO4.2H2O 0,25

    12 CoCl2.6H2O 0,025

    13 FeSO4.7H2O 27,8

    14 NaEDTA.2H2O 37,3

    Vitamin

    15 Mio-Inositol 100

    16 Thiamin HCl 0,1

    17 Nikotinic Acid 0,5

    18 Peridoksin HCl 0,5

    19 Glysin 2

    Bahan Tambahan

    20 IAA 1,0 – 3,0

    21 Kinetin 0,04 – 10

    22 Sukrosa 30000

    23 Agar 7000

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    7

    T/abel 2. Bahan yang diperlukan untuk media Vacin and Went untuk tanaman anggrek

    No Nama bahan

    kebutuhan per 6 liter

    media

    1 Ca3PO4 0,20 g

    2 KNO3 0,25 g

    3 KH2PO4 0,25 g

    4 MgSO4 0,25 g

    5 FeSO4 2,8 g

    6 MnSO4 0,8 g

    7 NH4SO4 0,25 g

    8 Na2 EDTA 3,8 g

    9 Air kelapa muda 11 ml

    10 Pisang 900 g

    11 Kentang 5 g

    12 Agar-agar 55 g

    13 Gula 120 g

    14 Bayfolan 5 ml

    15 Fish Emulsion 25 ml

    16 Vitamin B-1 25 ml

    17 Atonik 5 ml

    18 Arang Aktif 100 g

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    8

    Bahan dan Alat

    1. Bahan kimia : seperti pada tabel 1 atau tabel 2, aquadest steril

    2. Alat : labu ukur, gelas ukur, becker glass, pipet ukur, timbangan analitik, scapel, corong

    Prosedur Kerja

    Skema Pembuatan Media Kultur

    Larutan stok komponen media MS dengan volume 100x

    Masing-masing dikali 10 ml

    Ditambah 100 mg mio inositol

    Ditambah 30 gr sukrosa

    Ditambah air suling sampai + ¾ volume akhir

    pH diatur 5,6 – 5,7 dengan NaOH 0,1 N atau HCl 0,1 N

    ditambah agar 7 g dan ditambah air suling sampai volume akhir

    panaskan sampai larut

    masukkan botol

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    9

    autoklaf selama 20 menit, 121 C

    simpan di ruang yang bersuhu 25 C

    Laporan Kegiatan

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    10

    Kegiatan 3

    PEMBUATAN MEDIA

    Tujuan Instruksional Umum

    Memahami pentingnya meramu media kultur jaringan

    Tujuan Instruksional khusus

    Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa mampu membuat media MS (Murashige and Skoog)

    Dasar Teori

    Media kultur in vitro adalah media buatan yang mengandung senyawa organic, anorganik dan zat

    pengatur tumbuh. Media ini mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai penyedia nutrisi dan mengarahkan

    pertumbuhan melalui zat pengatur tumbuh. Oleh karena itu media yang memenuhi syarat adalah yang

    mengandung unsure hara makro dan mikro dengan perbandingan tertentu, sumber energy seperti

    sukrosa, vitamin dan zat pengatur tumbuh. Keseimbangan dari komponen tersebut akan tampak pada

    pertumbumbuhan yang terjadi.

    Berdasarkan fisik dari media dibedakan menjadi media padat dan media cair. Media ini mengandung

    semua komponen kimia yang dibutuhkan oleh tanaman hanya saja untuk media padat ditambahkan zat

    pemadat berupa agar-agar batangan, agar-agar bubuk, atau agar-agar kemasan kaleng yang yang

    memang khusus digunakan untuk media padat kultur jaringan

    Bahan dan Alat

    1. Bahan yang digunakan adalah

    larutan stok yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya

    sukrosa/ gula

    agar-agar

    aquadest steril

    2. Alat yang digunakan:

    timbangan analitik,

    tabung erlenmeyer,

    gelas ukur besar dan kecil,

    pipet ukur dan pipet pump,

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    11

    pengaduk kaca dan atau stirer,

    kompor gas dan atau hot plate,

    pH meter atau kertas pH ,

    botol media dan plastik tahan panas penutup botol

    Prosedur percobaan

    1. Menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan, yaitu :

    2. Mencampurkan larutan stok hara makro, mikro, Fe-chelat, vitamin dan hormon sesuai kebutuhan

    ke dalam erlenmeyer sambil digoyangkan agar larutan dapat homogen.

    3. Menambahkan gula dalam larutan media tersebut kemudian menera larutan tersebut dengan

    aquades steril dengan menggunakan gelas ukur sesuai volume media yang dibutuhkan kemudian

    mengaduknya dengan stirer hingga semua bahan tercampur dengan sempurna

    4. Melakukan pengukuran pH, (pastikan pH meter sudah dikalibrasi terlebih dahulu), kadar pH yang

    dibutuhkan adalah 5,8. Apabila pH masih dibawah 5,8 maka perlu ditambahkan beberapa tetes

    NaOH atau KOH sampai mencapai kadar pH 5,8. Tetapi jika kadar pH terlalu tinggi atau lebih dari

    5,8 maka perlu ditambahkan beberapa tetes HCl sampai kadar pH 5,8.

    5. Memasukkan pemadat media (agar-agar 7g/L) ke dalam larutan media. Setelah itu media dapat

    langsung dipanaskan dengan menggunakan hotplate atau dipanaskan di atas kompor gas. Selama

    pemanasan berlangsung, hendaknya larutan media tersebut diaduk terus-menerus hingga agar-

    agar terlarut seluruhnya. Pemanasan dihentikan sampai larutan terlihat bening dan mulai terlihat

    gelembung-gelembung udara

    6. Setelah larut, menuangkan media tersebut ke dalam botol-botol media yang telah dipersiapkan

    sesuai kebutuhan tergantung besar kecilnya botol. Kemudian menutup botol yang sudah terisi

    media dengan menggunakan plastik tahan panas atau aluminium foil. Diusahakan supaya botol

    benar-benar tertutup rapat.

    7. Memasukkan botol-botol tersebut ke dalam autoclaf dan disterilisasi dengan suhu 121°C dengan

    tekanan 1,5 kg/cm2 selama 20-30 menit.

    8. Menyimpan media yang sudah disterilisasi di dalam ruang penyimpanan media ber-AC (suhu 24 -

    26°C) selama 3 hari sebelum digunakan untuk memastikan bahwa media tersebut tidak

    terkontaminasi.

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    12

    Laporan Kegiatan

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    13

    Kegiatan 4

    PENANAMAN I DI LAMINAR AIR FLOW (SUBKULTUR )

    Tujuan Instruksional Umum

    Mahasiswa dapat memahami manfaat dari tahapan prosedur penanaman eksplant

    Tujuan Instruksional khusus

    Setelah melakukan kegiatan ini mampu melakukan penanaman di laminar air flow

    Bahan dan Alat

    1. Bahan : eksplat streril, media tanam, alkohol 70%,

    2. Alat : Laminar air flow, Pinset, Spatula, Petridish, Bunsen, gunting

    Dasar Teori

    Kultur in vitro merupaka teknik budidaya (kultur) sel, jaringan maupun organ di dalam botol gelas (in

    vitro) dalam lingkungan terkendali dan aseptic (bebas mikroorganisme). Kondisi yang tidak aseptic akan

    mengakibatkan kontaminasi pada bahan tanam/eksplat dan media kultur yang mengakibatkan kematian

    jaringan eksplant dan kerusakan komposisi media kultur.

    Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem.

    Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah,

    dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Teknik kultur jaringan sebenarnya sangat

    sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik

    diletakkan dan dipelihara dalam medium padat atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan

    cara demikian sebagian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk

    kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan ke dalam medium diferensiasi yang cocok, maka akan

    terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini maka

    dengan hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi

    planlet dalam jumlah yang besar.

    Prosedur kerja

    1. Buka pintu Laminair Air Flow .

    2. Kemudian semprot semua ruangan dalam Laminair menggunakan alkohol 70 % dan dibersihkan

    menggunakan tissue steril.

    3. Masukkan semua alat (pinset, pisau skalpel, api bunsen, korek api, karet, petridis, botol kecil,

    plastik) dan bahan ( eksplan dan media) ke dalam laminair

    4. Tutup kembali pintu laminair dan nyalakan sinar UV selama 1 jam.

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    14

    5. Setelah 1 jam, matikan sinar UV dan kemudian nyalakan blower dan lampu neon serta buka

    kedua pintu laminar

    6. Sebelumnya lepas semua asesoris yang dipakai(untuk mengurangi kontaminasi), kemudian

    semprot tangan dengan alcohol 70% sebelum bekerja di LAF

    7. Setelah itu masukkan eksplan yang akan ditanam/disubkultur kedalam laminair

    8. Sebelum dan sesudah menggunakan pinset, gunting atau scalpel harus selalu di bakar diatas

    Bunsen dan dicelup alcohol 70%

    9. Eksplan selanjutnya diletakkan pada media tanam dengan cara membuka tutup botol media

    sambil mendekatkan mulut botol ke api bunsen dan menutupnya kembali.

    10. Selanjutnya dilakukan penyimpanan ke dalam rak kultur dengan penerangan lampu neon 20 watt

    serta mengatur suhu pada temperature 18-21ºC.

    11. Setelah semua kegiatan menanam selesai, keluarkan semua alat dan bahan dari laminair, serta

    semprot dengan alkohol 70% bagian dalam laminair untuk menjaga kondisi tetap steril,

    kemudian hidupkan UV kembali.

    Prosedur penanaman Sub kultur anggrek

    Yaitu memindahkan tanaman hasil kultur jaringan yang pada botol sebelumnya sudah terlalu

    padat populasinya dan media sudah akan habis ke botol media baru.

    1. Semprot alcohol botol anggrek kemudian masukkan ke LAF

    2. Kegiatan didalam LAF, buka tutup botol anggrek

    3. Ambil beberap tanaman anggrek kecil dengan pinset panjang kemudian letakkan di petri

    steril

    4. Pindahkan tanaman dari petri steril ke botol media yang sudah disiapkan dengan pinset yang

    lebih kecil.

    5. Tutup botol dan letakkan hasil subkultur di rak yang tersedia

    6. Sebelum dan sesudah menggunakan pinset, gunting atau scalpel harus selalu di bakar diatas

    Bunsen dan dicelup alcohol 70%

    Laporan Kegiatan

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    15

    Kegiatan 5

    PENANAMAN I I DI LAMINAR AIR FOLOW DAN

    STERILISASI BAHAN TANAM/EKSPLANT

    Tujuan Instruksional Umum

    Mahasiswa dapat memahami manfaat sterilisasi bahan tanam (eksplan)

    Tujuan Instruksional khusus

    Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan proses sterilisasi bahan tanam (eksplan)

    Bahan dan Alat

    1. Bahan :

    bahan Eksplant (dapat berupa biji dan atau tanaman),

    aquadest steril,

    Fungisida dan Bakterisida,

    HgCl2,

    Sodium hipoklorit atau Klorox/bayclin,

    betadine

    Alkohol 70 %

    2. Alat :

    dissecting kit (pinset, scalpel, gunting) steril,

    petridish steril,

    glassware berupa beckerglass , gelas ukur steril

    Dasar Teori

    Sterilisasi eksplan dapat dilaksanakan dengan dua acara yaitu secara mekanik dan kimia.

    a. Sterilisasi eksplan secara mekanis

    Cara ini digunakan untuk eksplan yang keras atau berdaging, yaitu dengan membakar eksplan

    diatas lambu spirtus sebanyak 3 kali. Eksplan yang di sterilkan dengan cara ini misalkanya biji

    salak, biji kapulaga, buah anggrek, buah anturium dll.

    b. Sterilisasi eksplan secara kimiawi

    Sterilisasi secarakimiawi digunakan untuk eksplan yang lunak (jaringan muda) seperti daun,

    tangkai daun, anther dan sebagainya. Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk sterilisasi antara

    lain:

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    16

    1. sodium hipoklorit (nama dagangnya bayclin) konsentrasi yang digunakan antara 5-10 %

    tergantung kelunakan eksplan dengan waktu perendaman 5-10 menit. Pembuatan larutan

    clorox missal dengan perbandingan 1:4 (25 ml Clorox ditambah aquades steril 100 ml

    kemudian ditambah tween -20 1 tetes.

    2. Mercuri klorit (nama dagang sublimat 0,05%) penggunaan bahan kimia ini harus hati-hati

    karena bersifat racun. Cara perlakuan sterilisasi dengan sublimat sama dengan sterilisasi

    dengan Clorox hanya waktunya lebih pendek. Bila sterilisasi terlalu lama dapat menyebabkan

    kerusakan pada eksplan (berwarna coklat) sehingga ekplan tersebut tidak mampu tumbuh

    menjadi kalus

    3. Alkohol 70% penggunaan bahan ini sama dengan cara penggunaan bahan yang lain diatas.

    Sterilisasi eksplan merupakan bagian yang paling rumit dalam proses produksi bibit melalui kultur

    jaringan. Sterilisasi biasanya dilakukan dalam beberapa tahap yaitu eksplan dicuci dengan deterjen atau

    bahan pencuci lain, selanjutnya direndam dalam bahan-bahan sterilan baik yang bersifat sistemik atau

    desinfektan. Apabila kontaminan tetap ada maka konsentrasi dan lamanya perendaman dalam sterilan

    dapat ditingkatkan. Bahan yang digunakan serta metode sterilisasi biasanya berbeda untuk setiap bahan

    tanaman, sehingga bahan dan cara tersebut belum tentu berhasil apabila diaplikasikan pada bahan yang

    berbeda serta waktu yang berlainan. Dengan demikian, setiap pekerjaan kultur jaringan, cara sterilisasi

    eksplan harus dicoba beberapa kali.

    Prosedur Kerja

    A. Untuk eksplan dari batang daun, daun

    1. Mengambil Eksplan tanaman yang sudah disiapkan

    2. bahan eksplant dibersihkan dengan menggunakan air mengalir hingga kotoran yang menempel

    hilang

    3. Memotong bagian tanaman dan menjadikan eksplan

    4. Merendam eksplan kedalam larutan antiseptic sebanyak 3-5 tetes membawa kedalam laminar air

    flow cabinet

    5. Bilas dengan air steril sebanyak 3 kali

    6. Membuat larutan clorox 5% & 10%

    7. Merendam eksplan kelarutan clorox 10 % selama 5 menit

    8. Bilas dengan air steril sebanyak 3 kali

    9. Merendam eksplan kelarutan clorox 5 % selama 10 menit

    10. Bilas dengan air steril sebanyak 3 kali

    11. Merendam eksplan kedalam larutan antiseptic sebanyak 3-5 tetes

    12. Penanaman/ inisiasi eksplant siap dilakuakan

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    17

    Prosedur 3 sampai 12 dilakukan di dalam Laminar Air Flow

    B. Prosedur kerja Untuk bahan tanam dari Buah anggrek

    1. Mengambil biji dari tanaman yang sebelumnya sudah disiapkan

    2. Biji dicuci bersih dengan sabun dan air mengalir

    3. Semprot alcohol 70%

    4. Simpan di Petridis steril dan bawa masuk ke LAF

    5. Kegiatan didalam LAF ambil buah dan bakar di Bunsen 3 x

    6. Letakkan Petridis steril yang lain kemudian buka kulit buah

    7. Biji anggrek yang seperti debu ambil menggunakan scalpel steril dan dikulturkan pada botol

    media yang sudah disiapkan

    8. Setelah selesai proses kultur, tutup botol dan letakkan hasil kultur di rak yang tersedia

    Laporan Kegiatan

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    18

    Kegiatan 6

    AKLIMATISASI TANAMAN ANGGREK

    Aklimatisasi adalah suatu proses yang terjadi pada suatu tanaman atau organisme hidup lain agar dapat

    menyesuaikan diri dengan kondisi atau situasi lingkungan dan iklim yang baru dengan bantuan manusia.

    Perbanyakan tanaman anggrek menggunakan teknik kultur jaringan yang hasilnya dikemas dalam botol.

    Bibit tanaman anggrek dalam botol ini memiliki kondisi lingkungan yang aseptic dan kebutuhan

    nutrisinya tersedia dengan cukup namun selama proses tumbuhnya dari biji menjadi tanaman selalu

    dalam kondisi linkungan yang suhu, kelembaban dan sinar/cahayanya diatur didalam laboratorium dan

    biasanya lebih rendah dari suhu lingkungan luar. Pemindahan bibit tanaman anggrek keluar dari botol

    menuju lingkungan luar inilah yang disebut aklimatisasi. Oleh karena itu perlu dilakukan proses adaptasi

    (aklimatisasi) agar tanaman secara perlahan mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang baru dan

    mampu memenuhi sendiri kebutuhan untuk pertumbuhannya.

    TUJUAN :

    Untuk mengetahui proses aklimatisasi bibit anggrek dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

    serta meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melakukan aklimatisasi anggrek.

    ALAT :

    Alat yang digunakan adalah pinset , penyemprot (hand sprayer) , bak plastic, pot plastic kecil (

    fleksibel pot), koran bekas, gabus, potray

    BAHAN :

    Bahan yang digunakan adalah spagnum, bibit anggrek dalam botol, pupuk anggrek ‘Adaptan7’

    (mengandung senyawa organic dan 0,07 % zpt) , fungisida ‘Dithane’.

    Prosedur kerja :

    A. Persiapan media :

    1. Memotong gabus dengan ukuran potongan 1x1 cm (sesuai ukuran pot)

    2. Mempersiapkan spagnum sebagai media tumbuh

    B. Persiapan bibit :

    1. Membuat larutan fungisida (1 g/L air)

    2. Keluarkan bibit anggrek dari dalam botol dengan menggunakan pinset secara hati-hati

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    19

    3. Bersihkan bibit anggrek dari media agar-agar dalam bak plastic yang telah diisi larutan

    fungisida

    4. Tiriskan bibit tersebut pada alas koran bekas, bibit yang terpilih dihitung jumlah akar dan

    daunnya

    C. Penanaman

    1. Isilah dasar fleksibel pot dengan 2-3 potongan gabus untuk membuat media tumbuh tidak

    tergenang air

    2. Letakkan 1-2 bibit anggrek di atas potongan gabus kemudian tambahkan spagnum sampai

    permukaan fleksibel pot

    3. Letakkan fleksibel pot yang telah ditanami bibit anggrek pada tray kemudian simpan di

    rumah plastic (usahakan suhu lebih rendah dari lingkungan luar untuk memberi kesempatan

    tanaman beradaptasi)

    4. Lakukan penyiraman dengan air secukupnya menggunakan penyemprot

    D. Pemeliharaan

    1. Menjaga kelembaban media dengan cara melakukan penyiraman dengan air setiap hari

    2. Setelah bibit berumur 1 minggu setelah tanam (sudah keluar akar baru), lakukan pemupukan

    menggunakan “Adaptan7” (1 cc/L air) setiap 4 hari sekali.

  • Modul Kultur Jaringan

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

    20

    PETUNJUK PRAKTIKUM

    KULTUR JARINGAN TANAMAN

    Oleh:

    Ir. Sinar Suryawati,Msi Yusy Purwaningsih, SP Yusy Purwaningsih,SP

    Digunakan untuk kalangan sendiri

    PRODI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

    Nama Praktikan : ……………………………… NRP : ……………………………...