alat sterilisasi kj

149
alat sterilisasi Alat sterilisasi baik media maupun peralatan yang digunakan untuk proses isolasi dan penanaman eksplan yang sering digunakan adalah autoklaf. Tipe autoklaf yang dapat digunakan untuk sterilisasi ada bermacam- macam, mulai dari yang sederhana sampai digital (terprogram). Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau api Bunsen. Dengan autoklaf sederhana ini, tekanan dan temperatur diatur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan autoklaf ini adalah bahwa perlu penjagaan dan pengaturan panas secara manual, selama masa sterilisasi dilakukan. Tetapi autoklaf ini mempunyai keuntungan: sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan problema untuk negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf. Autoklaf yang lebih komplit menggunakan sumber energi dari listrik. Alatnya dilengkapi dengan timer dan thermostat. Bila pengatur automatis ini berjalan dengan baik. Maka autoklaf dapat dijalankan sambil mengerjakan

Upload: ade-tamaris

Post on 19-Oct-2015

367 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

alat sterilisasiAlat sterilisasi baik media maupun peralatan yang digunakan untuk proses isolasi dan penanaman eksplan yang sering digunakan adalah autoklaf. Tipe autoklaf yang dapat digunakan untuk sterilisasi ada bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai digital (terprogram). Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau api Bunsen. Dengan autoklaf sederhana ini, tekanan dan temperatur diatur dengan jumlah panas dari api.Kelemahan autoklaf ini adalah bahwa perlu penjagaan dan pengaturan panas secara manual, selama masa sterilisasi dilakukan. Tetapi autoklaf ini mempunyai keuntungan: sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan problema untuk negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf.Autoklaf yang lebih komplit menggunakan sumber energi dari listrik. Alatnya dilengkapi dengan timer dan thermostat. Bila pengatur automatis ini berjalan dengan baik. Maka autoklaf dapat dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan lain. Kelemahannya adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja, maka pekerjaan persiapan media menjadi sia-sia dan kemungkinan menyebabkan kerusakkan total pada autoklaf. Sebagai sumber uap, juga berasal dari air yang ditambahkan ke dalam autoklaf dan didihkan.Untuk laboratorium komersial, diperlukan autoklaf dengan kapasitas besar dan sumber uap biasanya dari boiler yang terpisah. Autoklaf ini sangat cepat dan dapat diprogam waktu sterilisasi, serta waktu pendinginan. Setelah sterilisasi bahan atau alat selesai, temperatur dan tekanan autoklaf diturunkan secara perlahan-lahan dalam waktu 15-20 menit. Pada autoklaf yang programmable, panas ini diatur secara atomatis. Tetapi pada autoklaf yang sederhana hal ini harus diatur secara manual.

Autoklaf

Pada prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan dari uap air. Temperature sterilasi biasanya 121o C, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama menyebabkan :1. Penguraian gula.2. Degradasi vitamin dan asam-asam amino.3. Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.4. Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar.

Autoklaf gas atau listrik portable pada umumnya mempergunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf, sedangkan autoklaf besar pada laboratorium komersil pada umumnya menggunakan uap dari boiler sentral.

Bagian-bagian autoklaf :1. Panci luar.2. Panci dalam tempat meletakkan botol dengan alur tempat saluran uap.3. Tutup beserta penunjuk tekanan dan saluran uap.4. Katup pengeluaran uap.5. Pengunci atau klem.

Sterilisasi Media Mmenggunakan Autoklaf Portable(Pemanasan menggunakan api)

1. Isi panci luar dengan air, kalau dapat dengan aquadest untuk menghindarkan pengendapan Ca yang biasa terdapat pada air ledeng, sebanyak 1 liter untuk autoklaf kecil, dan 1.5 liter untuk autoklaf besar.2. Botol-botol media yang akan disterilkan, dimasukkan ke dalam panel-dalam. Susun botol-botol tersebut hingga mencapai permukaan panel.3. Atur posisi panci dengan memperhatikan alur tempat saluran uap yang terdapat pada tutup dan lingkaran permukaan panci-luar .4. Tutup dengan erat. (kencangkan pengunci tanpa menggunakan alat)5. Biarkan katup pengeluaran uap dalam keadaan terbuka.6. Letakkan autoklaf di atas kompor gas atau pembakar Bunsen.7. Panaskan sampai air dalam autoklaf mendidih dan uap mulai keluar dari katup pengeluaran uap.8. Biarkan uap keluar selama 5 menit (minimum), untuk mengeluarkan udara mengeluarkan udara yang terperangkap dalam autoclave.9. Tutup katup pengeluaran uap.10. Amati kenaikan temperature dan tekanan.11. Setelah tekanan mencapai 15 psi, api kompor dikecilkan.12. Jaga keadaan tekanan 15 psi ini dengan mengatur besar kecilnya api kompor secara manual. Selama sterilisasi, jangan meninggalkan autoklaf dan mengerjakan hal lain diruang lain, karena tekanan dapat meningkat sampai melewati batas. Keadaan ini berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan alat.13. Setelah waktu sterilisasi tercapai, matikan api kompor.14. Uap dikeluarkan sedikit-sedikit dengan mengatur katup pengeluaran uap (buka sedikit-sedikit). Jangan sekali-kali membuka katup dan membiarkan uap keluar sekaligus. Keadaan ini menyebabkan media atau air bubble up15. Setelah tekanan turun sampai 0, buka pengunci dan keluarkan panci yang berisi media.

Sterilisasi Aquadest dan Media MenggunakanAutoklaf Listrik (Digital Atau Non Digital)

Dalam sterilisasi aquadest, lebih efektif bila digunakan wadah yang mempunyai volume antara 300 500 ml. Isi wadah tersebut sampai 80% volume, dan tutup dengan kertas, serta kencangkan dengan karet gelang.Media disterilkan dalam autoklaf. Untuk aquadest sebaiknya dimasukkan dalam wadah kecil misalnya erlemeyer 250 ml dengan isi maksimum 100 ml, agar sterilisasi lebih efektif. Waktu sterilisasi sama dengan waktu untuk sterilisasi alat-alat waktu 30 menit pada tekanan 15 psi. atau 1 atm.Untuk media kultur yang tidak mengandung bahan-bahan yang Heat-labile, sterilisasi dilakukan dengan autoklaf pada temperatur 121oC, tekanan antara 15 psi atau 1 atm dengan waktu antara 20-25 menit tergantung dari volume wadah dan volume media. Untuk 15-50 ml media dalam tabung reaksi atau botol kecil berukuran 50-100 ml, sterilisasi dilakukan pada tekanan 15 psi dengan waktu 20 menit. Untuk 20 botol volume 1 liter membutuhkan waktu yang lebih lama yaitu 34 menit, 10 botol volume 2 liter memerlukan waktu 37 menit, 5 botol 4 liter waktu yang digunakan 52 menit. Dengan waktu yang lebih lama. Dalam sterilisasi aquadest dan media, setelah waktu sterilisasi yang diinginkan sudah tercapai, autoklaf tidak boleh diturunkan tekanannya secara mendadak. Bila tekanan diturunkan mendadak, cairan didalamnya mendidih dan meluap (bubbled up).Untuk bahan-bahan yang heat-labile dalam bentuk larutan, sterilisasi dilakukan dengan menyaring larutan melalui filter yang mempunyai ukuran pori 0.20-0.22 um. Diameter filter yang bermacam-macam tergantung dari volume larutan yang ingin disterilkan. Untuk volume larutan 10 ml, dipergunakan filter yang dipasang di ujung jarum suntik. Bahan yang heat labile antara lain : GA3, Thiamin-HCL, Ca-panthothenate, Antibiotik: carbenocilin.

Sterilisasi Peralatan Kultur

1. Botol bersih diberi beberapa tetes aquadest dan tutup dengan kertas atau aluminium foil (jangan terlalu kencang bila menggunakan al-foil). Untuk botol-botol yang mempunyai tutup yang autoclaveable, jangan tutup terlalu kencang, karena selama pemanasan terjadi pemuaian.2. Alat-alat yang perlu disterilkan sebelum penanaman adalah: pinset, gunting, gagang skalpel, kertas saring, petri-dish, botol-botol kosong, jarum dan pipet.3. Alat-alat dan kertas saring dibungkus rapi dengan kertas tebal atau ditaruh dalam baki stainless steel dan bakinya dibungkus dengan kain tebal sebelum dimasukkan dalam autoklaf. Alumunium foil tidak direkomendasikan sebagai pembungkus, karena uap tidak dapat masuk ke dalam bungkusan. Alat-alat sektio seperti pinset, gunting, gagang skalpel, dan jarum, dibungkus dengan kertas kopi atau kertas merang. Hindarkan penggunaan Al-foil karena uap sukar masuk kedalam bungkusan sehingga sterilisasi kurang efektif.4. Petri-dish akan disterilkan, juga dibungkus dengan kertas kopi atau kertas merang.5. Temperatur yang digunakan untuk sterilisasi botol kultur kosong dan alat-alat yang akan digunakan untuk menanam eksplan, adalah 121o C pada tekanan 15 psi (pound per square inch) atau 1 atm selama 30-60 menit. Penghitungan waktu sterilisasi dimulai setelah tekanan dan temperatur yang diinginkan tercapai..Alat-alat yang dipakai ketika penanaman, harus dalam keadaan steril. Alat-alat logam dan gelas dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam bacticinerator. Khusus untuk skalpel, gagangnya dapat disterilkan dengan pemanasan, namun mata pisaunya (blade) dapat menjadi tumpul bila dipanaskan dalam temperature tinggi. Oleh karena itu untuk mata pisaunya dianjurkan cara sterilisasi dengan pencelupan dalam alkohol atau larutan kaporit.

Sterilisasi menggunakan Oven

Botol-botol/tabung reaksi/erlenmeyer yang dipergunakan sebagai wadah, biasanya disterilkan dalam oven. Botol-botol yang sudah dicuci bersih, dimasukkan ke dalam oven dan dipanaskan selama 4 jam pada temperatur 160o C. Setelah disterilkan dapat langsung digunakan. Bila botol akan disimpan untuk beberapa lama, maka sewaktu sterilisasi, mulut botol harus ditutup dengan alumunium foil.

Sterilisasi GasSterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat, sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh.Sterilisasi yang digunakan dalam bidang farmasi untuk mensterilkan bahan-bahan dan menghilangkan dari bahan yang disterilkan pada akhir jalur sterilisasi, gas ini tidak inert, dan kereaktifannya terhadap bahan yang disterilkan harus dipertimbangkan misalnya thiamin, riboflavin, dan streptomisin kehilangan protein ketika disterilkan dengan etilen oksida.Etilen oksida bereaksi sebagai bakterisida dengan alkalis asam amino, hidroksi atau gugus sulfur dari enzim seluler atau protein. Beberapa lembab dibutuhkan untuk etilen oksida berpenetrasi dan menghancurkan sel. Kelembaban rendah misalnya minimal 20%, angka kematian tidak logaritmik (tidak nyata).Tetapi mikroorganisme muncul peningkatan resistensinya dengan penurunan kelembaban. Dalam prakteknya, kelembaban dalam chamber pensteril ditingkatkan dari 50-60% dan dipegang untuk suatu waktu pada permukaan dan kelembaban membran sel sebelum penggunaan etilen oksida.Etilen oksida bersifat eksplosif ketika dicampur dengan udara. Penghilangan sifat eksplosif dengan menggunakan campuran etilen oksida dan karbondioksida. Seperti Carboxide, Oxyfume 20, campuran etilen oksida dengan hidrokarbon terflouronasi seperti Storoxide 12.Keduanya diluent inert yang mempunyai tekanan uap yang tinggi dan bereaksi sebagai pembakar etilen oksida keluar dari silinder masuk ke dalam chamber steril. Komponen terfloronasi mempunyai keuntungan over karbondioksida yang disimpan dalam wadah yang ringan dan campuran mengizinkan tekanan parsial tinggi dari etilen oksida pada chamber pensteril pada tekanan total yang sama.Sterilisasi gas berjalan lambat waktu sterilisasi tergantung pada keberadaan kontaminasi kelembaban, temperatur dan konsentrasi etilen oksida. Konsentrasi minimum etilen oksida dalam 450 mg/L, 271 Psi, konsentrasi ini 85C dan 50% kelembaban relativ dibutuhkan 4-5 jam pemaparan. Di bawah kondisi sama 1000 mg/L membutuhkan sterilisasi 2-3 jam. Dalam partikel 6 jam pemaparan etilen oksida digunakan untuk menyiapkan tepi yang aman dan memperbolehkan waktu untuk penetrasi gas ke dalam bahan sterilisasi.Sisa gas dihilangkan dengan terminal vakum dilanjutkan oleh pembersihan udara yang difiltrasi. Cara ini digunakan untuk mensterilkan obat serbuk seperti penisilin, juga telah digunakan untuk sterilisasi benang, plastik tube. Penggunaan etilen oksida untuk sterilisasi akhir peralatan parenteral tertentu seperti kertas karf dan lapisan tipis polietilen. Semprot aerosol etilen oksida telah digunakan untuk mensterilkan daerah sempit dimana dilakukan teknik aseptis.Gas yang biasa digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau campuran dengan gas inert lainnya. Gas ini sangat mudah menguap dan sangat mudah terbakar. Merupakan agen alkilasi yang menyebabkan dekstruksi mikroorganisme termasuk sel-sel spora dan vegetatif. Sterilisasi dilakukan dalam ruang/chamber sterilisasi.Sterilisasi menghasilkan bahan toksik seperti etilen klorohidrin yang menghasilkan ion klorida dalam bahan-bahan. Digunakan untuk sterilisasi ala-alat medis dan baju-baju medis, bahan-bahan seperti pipet sekali pakai dan cawan petri yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Residu etilen oksida adalah bahan yang toksik yang harus dihilangkan dari bahan bahan yang disterilkan setelah proses sterilisasi, yang dapat dilakukan dengan mengubah suhu lebih tinggi dari suhu kamar. Juga perlu dilakukan perlindungan terhadap personil dari efek berbahaya gas ini.Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan distribusi gas dalam chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung pada adanya kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan pengemas, pada pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain khusus pada bahan pengemas.Mekanisme aksi etilen oksidaEtilen oksida dianggap menghasilkan efek letal terhadap mikroorganisme dengan mengalkilasi metabolit esensial yang terutama mempengaruhi proses reproduksi. Alkilasi ini barangkali terjadi dengan menghilangkan hidrogen aktif pada gugus sulfhidril, amina, karboksil atau hidroksil dengan suatu radikal hidroksi etil metabolit yang tidak diubah dengan tidak tersedia bagi mikroorganisme sehingga mikroorganisme ini mati tanpa reproduksi.B. STERILISASI SECARA MEKANIK

Filter BakteriCara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat melaluinya.Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain. Teknologi tinggi membran filtrasi meningkatkan penggunaan sterilisasi filtrasi, khusunya jika digunakan berpasangan dengan sistem proses aseptik.Keefektifan sterilisasi filtrasi dapat merupakan fungsi magnitude dari beban mikroorganisme, selama tersumbat pada penyaring dapt terjadi pada konsentrasi yang tinggi dari mikroorganisme. Tekanan, laju aliran, dan karakteristik dari peenyaring adalah parameter yang harus dikontrol untuk mencapai sterilisasi pada produk yang dapat diprediksi dan reproduksibel.Ukuran nominal pori penyaring 0,2 ?m atau kurang dan penyaring dibuat dari berbagai jenis bahan seperti selulosa asetat, selulosa nitrat, florokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil klorida, vinil, nilon, politef, dan berbagai tipe bahan lain termasuk memban logam.Larutan dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan spora bakteri dengan melalui filter bakteri, filter bakteri tidak membebaskan larutan dari virus. Bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah dan adanya virus, secara prinsip oleh adsorbsi pada dinding filter dan penghilangan partikel besar dari bahan yang mengandung virus.Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik atau bahan biologi yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda dengan metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas bakteri. Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptik yang benar. Sediaan obat yang disterilkan dengan metode ini dibutuhkan yang mengandung bahan, bakteristatik, kecuali dinyatakan lain. Larutan yang ditujukan untuk injeksi intratekal atau merupakan larutan dosis tunggal intravena dengan volume lebih dari 15 ml, tidak boleh ditambahkan bahan bakterisida.Paraffin cair dan minyak lain, tidak disterilkan dengan metode ini karena dapat meningkatkan permeabilitas dari filter bakteri. Untuk membuat larutan bebas dari bakteri dan steril, filter dengan berbagai tipe digunakan. Tipe ini termasuk filter yang terbuat dari silikon murni (diatomaccus atau klesegurh), porcelin, asbes dan gelas fritled. Karena alat-alat ini mudah dibersihkan filter seitz yang menggunakan lapisan asbes dan filter-glass mungkin lebih berguna untuk farmasis.Filter dengan pori yang lebih kecil menghilangkan bakteri tetapi beberapa filtrasi sangat lambat untuk tujuan praktis. Dengan meningkatnya kekentalan dari lilin filter sangat menghasilkan filtrasi yang efektif, tetapi kekurangannya adalah banyak dari bahan aktif larutan dihilangkan oleh adsorbsi pada lilin.Bagaimanapun, dengan mengatur ukuran pori dan kekentalan dari filter sampai optimum. Filter dapat menjadi sangat efisien dan sangat cepat. Faktor lain dari filter bakteri yaitu keseimbangan permukaan antara bahan dari filter dengan bakteri dari larutan, tekanan yang digunakan, waktu filtrasi, muatan listrik dan filter, pH dari bahan yang disaring dan absorpsi dari protein dan bahan lain.Filter seitz

Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar wadah besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat dibuang setelah digunakan dan untuk masalah ini pembersihannya berkurang. Efisiensi dari filter ini tergantung pada pengembangan serat dan lapisan filter oleh air. Karena larutan alkohol pekat tidak mengembang, filter ini tidak digunakan untuk mensterilkan larutan yang mengandung alcohol dengan jumlah besar. Filter ini mampu dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100 ml.Kerugian pertama dari filter ini cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrat. Bahan alkalin ini dapat menyebabkan pengendapan dari alkaloid bebas dari garamnya dan dapat menginaktifkan bahwa yang sensitiv seperti insulin, ekstrak pituitary, epinefrin, dan apomorphin. Hal ini dapat diatasi dengan perawatan pertama dengan filter dengan dibasahkan dengan HCl dan kemudian dibilas dengan air.Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat dari lapisan filtrat, membuat larutan tidak cocok untuk injeksi. Ini dapat diatasi dengan menempatkan ayakan dari nilon atau sutra, di bawah lapisan filter sebelum menempatkan lapisan di dalam filter atau sebuah fritted glass dapat ditempelkan pada saluran. Kedua untuk menghilangkan serat. Filter seitz juga cenderung menghilangkan substrat dari filtrate dengan absorpsi.Filter SwinnySebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.Filter Fritted-GlassFilter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk, tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk menempatkan ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti corong Buchner.Filter Berkefeld dan MandlerMandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld disusun juga dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas berdasarkan permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.Filter SelasFilter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang tidak menyerang silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter semata-mata bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.Filter Candles-Pasteur-ChamberlandAda pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.C. STERILISASI SECARA FISIKA1. Pemanasan Keringa. Udara Panas OvenBahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu elemen penting dalam sterilisasi dengan menggunakan uap autoklaf. Atau dengan adanya lembab dan penembusannya ke dalam bahan yang telah disterilkan.Sebagai contoh, organisme pembentuk spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121o C (suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah pemanasan sampai 45 menit). Untik alasan ini, autoklaf merupakan metode yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali.Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150C sampai 170C selama 1-4 jam.Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 160C paling cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya. Bagaimanapun juga range 150-170C digunakan untuk streilisasi panas kering dan lain-lain, sebagai contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada suhu 170oC. dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus disterilkan pada suhu rendah dan waktu yang lebih lama.Secara umum, panas kering digunakan untuk sterilisasi bahan bahan melalui proses pengabuan dari mikroorganisme. Proses ini merupakan kelanjutan atau sekumpulan proses yang dilakukan dalam sebuah oven dengan temperatur sekelilingnya 170C untuk sterilisasi atau 250C untuk depirogenisasi. Panas kering digunakan untuk sterilisasi/depirogenisasi alat-alat gelas yang akan digunakan untuk proses produksi secara aseptik.Suhu yang digunakan ini, terlalu tinggi untuk wadah-wadah plastik. Sama seperti sterilisasi uap air, prosesnya dapat diprediksi dan hasilnya dapat dikontrol. Sterilisasi panas kering biasa digunakan untuk depirogenisasi alat-alat gelas dan bahan-bahan lain yang memiliki kemampuan bertahan pada suhu yang digunakan. Secara umum, validasi untuk alur depirogenisasi untuk proses panas kering selalu termasuk proses sterilisasinya.Panas kering pada temperatur lebih 160oC efektif menghancurkan mikroorganisme hidup dengan sebuah proses kehilangan kelembaban secara inversible. Proses ini berjalan relatif lambat, mengisyaratkan sedikitnya 1 jam pada suhu 160oC tetapi lebih cepat pada temperatur yang tinggi. Panas kering ini sering merugikan beberapa produk.Penerapan panas dengan keberadaan lembab lebih fektif untuk pembunuhan mikroorganisme diisyaratkan 15 menit pada suhu 121oC.Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, paling baik disterilkan dengan panas kering,. Misalnya petrolatum jelly, minyak mineral, lilin, wax, serbuk talk. Karena panas kering kurang efisien dibanding panas lembab, pemaparan lama dan temperatur tinggi dibutuhkan. Range luas waktu inaktivasi dalam temperatur bervariasi telah diterapkan berdasarkan tipe indikator steril yang digunakan, kondisi kelembaban dan faktor lain.Jumlah air dalam sel mikroba diketahui mempengaruhi resistensinya terhadap destruksi panas kering. Umumnya, ini diterima bahwa sel mikroba dalam daerah yang betul-betul kering menunjukkan resistensi terhadap inaktivasi panas kering. Ini jelas bahwa perhatian harus diberi untuk mendisain siklus sterilisasi panas kering untuk produk-produk rumah sakit dan validasi sistematis sterilisasi dengan metode sterilisasi standar.Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas.Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven :* 170C (340 F) sampai 1 jam* 160C (320 F) sampai 2 jam* 150C (300 F) sampai 2,5 jam* 140C (285 F) sampai 3 jamb. Minyak dan penangas lain

Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel dapat disterilisasi dengan mencelupkannya, dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 1620C. larutan jenuh panas dari natrium atau ammonia klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan metode yang mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup.c. Pemijaran langsungPemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini.Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.

2. Panas lembaba) Uap bertekanan

Stelisisasi termal menggunakan tekanan uap jenuh dalam sebuah autoklaf. Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa digunakan dalam industri farmasi, karena dapat diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi bakteri, dan parameter-parameter sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat dengan mudah dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam satu siklus yang divalidasi.Secara umum, sterilisasi panas lembab dilakukan pada suhu 121C dibawah tekanan 15 psig. Pada suhu ini konsep letal dilakukan dengan F0 yang juga dilakukan bila suhu sterilisasi berbeda dari 121C. F0 dari proses ini tidak jauh pada 121C dengan waktu yang dibutuhkan, dalam menit, untuk menghasilkan kematian yang setara dengan hasil pada 121C pada waktu tertentu.Penggunanaan uap bertekanan atau metode sterilisasi yang paling umum memuaskan dan efektif yang ada. Ini adalah metode yang diinginkan untuk sterilisasi larutan yang ditujukan untuk infeksi pada tubuh, pembawa pada sediaan mata, bahan-bahan gelas. Untuk penggunaan darurat, pakaian dan alat kesehatan dan benda-benda karet. Kerugian yang paling prinsip dan penggunaan uap ini adalah ketidaksesuaiannya untuk penggunaan pada bahan sensitif terhadap panas dan kelembaban.Metode ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi misalnya, produk yang dibuat dari basis minyak dan serbuk. Uap jenih pada 120C mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme hidup dalam waktu menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora vegetatif yang tahan terhadap pemanasan tinggi. Keefektifan sterilisasi uap bertekanan tergantung pada 4 sifat dari uap jenuh kering yaitu : Suhu Panas tersembunyi yang berlimpah Kemapuan untuk membentuk kondensasi air Kontraksi volume yang timbul selama kondensasiWaktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan larutan saat suhu 121oC selama 12 menit, ditambah waktu tambahan untuk larutan dalam wadah untuk mencapai 121C setelah termometer pensteril menunjukkan suhu ini. Secara umum larutan dalam botol 100-200 ml akan membutuhkan kurang 5 menit botol 500 ml antara 10-15 menit.Panas lembab merupakan bentuk uap jenuh di bawah tekanan yang merupakan cara sterilisasi yang paling banyak digunakan. Penyebab kematian dengan cara sterilisasi panas terhadap lembab berbeda dengan cara panas kering, kematian mikroorganisme oleh panas lembab adalah hasil koagulasi protein sel, berbeda dengan cara panas kering, kematian mikroorganisme yang paling penting adalah proses oksidasi.USP menentukan sterilisasi uap sebagai penerapan uap jenuh di bawah tekanan paling kurang 15 menit dengan temperatur minimal 121oC dalam jaringan tekanan. Bentuk yang paling sederhana dari autoklaf adalah home pressure cooker.b). Uap panas pada 100oCUap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora sering gagal tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan.Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan, suatu perpanjangan pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi berjeda yang juga disebut sterilisasi tidak berlanjut. Penjedahan dan bertahap adalah tindalisasi digunakan. Dengan metode ini bahkan dipaparkan pada uap mengalir pada periode waktu bervariasi dari 20-60 menit setiap hari selama 3 menit.Antara pemaparan bahan terhadap uap yang disimpan pada suhu kamar atau pada inkubator pada 37oC. prinsip dari metode ini adalah pada saat waktu pertama kali pemaparan pada uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selam 24 jam, banyak spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat.c). Pemanasan dengan bakterisidaIni menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap pans pada 100oC. adanya bakterisida sangat meningkatkan efektifitas metode ini. Metode ini digunakan untuk larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada temperatur yang biasa diterapkan pada autoklaf.Larutan yang ditumbuhkan bakterisida ini dpanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100oC selama 20 menit dalam pensterilisasi uap atau penangas air. Bakterisida yang dapat digunakan termasuk 0,5%, fenol, 0,5% klorbutanol, 0,2% kresol atau 0.002% fenil merkuri nitrat saat larutan dosis tunggal lebih dari 15 ml larutan obat untuk injeksi intratekal atau gastro intestinal sehingga tidak dibuat dengan metode ini.d). Air mendidihPenangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat kondisi bahan-bahan logam.3. Cara Bukan Panas

Sinar ultravioletSinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm .Sinar UV menembus udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi suatu penambahan garam atau bahan tersuspensi dalam air atau udara menyebabakan penurunan derajat penetrasi dengan cepat. Untuk kebanyakan pemakaian lama penetrasi dihindarkan dan setiap tindakan membunuh mikroorganisme dibatasi pada permukaan yang dipaparkan.Aksi letalKetika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan meningginya keadaan tertinggi atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit utamnya, organisme itu mati atau tidak dapat berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang panjang.Radiasi pengionRadiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotop radioaktif seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh percepatan mekanis elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar katode, sinar beta). Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak karena tidak menyebabkan kerusakan mekanik, namun demikian, kekurangan sinar ini adalah di hentikan dari, mekanik elektron akselerasi (yang dipercepat) keuntungan elektron yang dipercepat adalah kemampuannya memberikan output laju doisis yang lebih seragam.Aksi letal radiasi pengionan menghacurkan mikroorganisme dengan menghentikan rep-roduksi sebagai hasil mutasi letal. Mutasi ini disebabkan karena transformasi radiasi menjadi molekul penerima pada sinar x, menurut teori langsung. Mutasi ini dapat disebabkan oleh tindakan tidak langsung, dimana molekul-molekul air diubah menjadi kesatuan yang berenergi tinggi seperti hidrogen dan ion hidroksil. Semua ini pada akhirnya, menyebabkan perubahan energi pada asam nukleat dan molekul lain sehingga hilangnya keberadaannya bagi metabolisme molekul sel bakteri.Dekstruksi bakteri untuk menghasilkan kondisi steril dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi pengion, dengan efek pada asam nukleat dari mikroorganisme yang nonreversibel. Pembentukan radikal bebas dan peroksida yang merupakan senyawa reaktif juga memberikan kontribusi pada letalitas dari proses sterilisasi ini. Dua tipe radiasi pengion yang dapat digunakan yaitu radiasi sinar gamma dan radiasi electron.Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk alat-alat medis yang sensitive terhadap panas dan jika residu etilen oksida tidak diharapkan. Pengukuran presisi dari dosis radiasi, yang tidak berhubungan dengan suhu, adalah merupakan faktor kontrol dalam sterilisasi radiasi selama dengan waktu iradiasi. Monitoring dan kotrol proses sangat sederhana, tetapi kehati-hatian akan keamanan harus dilakukan oleh operator sterilisasi.Radiasi pengion juga digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan obat dan bahan-bahan formulasi. Kompabilitas dari bahan yang disterilkan dengan radiasi adalah factor yang harus diperhatikan sejak bahan-bahan dan alat-alat dipengaruhi oleh radiasi, mungkin tidak dengan segera dilakukan penanganan tetapi setelah stabilitas produk dapat dipengaruhi. Untuk bahan-bahan medis dan plastik, perubahan dari sterilisasi etilen oksida ke sterilisasi radiasi membutuhkan penentuan efek radiasi jangka pendek dan jangka panjang, dan kadang membutuhkan modifikasi produksi bahan plastik dan karet untuk membuatnya sesuai dengan sterilisasi radiasi.Penerapan untuk sterilisasi iniElektron dipercepat atau sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan produk-produk pilahan dengan suatu proses berkesinambungan. Kebanyakan prosedur sterilisasi produk lain harus diselenggarakan dalam batch setrilisasi dengan proses berkesinambungan memerlukan pengendalian yang tepat, sehingga tidak ada bagian yang lepas dari keefektifan sterilisasi.Radiasi ionisasi digunakan untuk sterilisasi industri untuk alat-alat rumah sakit, vitamin, antibiotik, steroid hormon dan transplantasi tulang dan jaringan dan alat pengobatan seperti alat untuk suntik plastik, jarum, alat beda, tube palstik, katter, benang bedah dan cawan Petri. Radiasi ioniasasi dapat menghasilkan perubahan dalam molekul organik yang dapat mempengaruhi kemujaraban sediaan atau dapat menginduksi toksisitas. Radiasi produk juga dapat menghasilakn perubahan warna dan kerapuhan beberapa wadah gelas dan bahan plastik.Sterilisasi radiasi dapat dilakukan baik dengan radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik dan energi foton, termasuk ultra dari bahan radioaktif seperti kobalt 60 atau sesium 137 adalah yang paling sering digunakan sebagai sumber energi sterilisasi adhesi elektromagnetik. Radiasi partikel atau molekul termasuk daftar partikel yang steril.Satu-satunya sekarang yang digunakan untuk sterilisasi radiasi pada obat-obat rumah sakit dan laboratorium. Bagaimanapun banyak prosedur sterilisasi industri manggunakan radiasi, termasuk penjelasan singkatnya. Beberapa informasi mengenai efek sterilisasi ultraviolet juga dihadirkan.Prinsip bermuatan negatif sepeti elektron yang berinteraksi langsung dengan bahan menyebabkan ionisasi seperti elektron elektromagnetik menyebabkan ionisasi pada mekanisme yang bervariasi yang menghasilkan perpindahan suatu orbital elektron dengan mekanisme jumlah tertentu dari energi yang ditransfer dalam insiden sinar gamma. Perpindahan elektron ini kemudian bentindak sebagai partikel beta dalam reduksi. Oleh sebab itu baik partikel maupun elektromagnetik, dipertimbangkan sebagai radiasi ionisasi yang berbeda dengan radiasi sinar ultraviolet.Kerugian penggunaan germisida radiasi sinar UV adalah penetrasinya terbatas, pada panjang gelombang 253,7 nm, diserap oleh banyak bahan dan membuat penggumpalan organisme dan hal tersebut dilindungi oleh debu dan puing-puing. Untuk menghindari aksi letal panggunaan radiasi sinar UV sebagai cara sterilisasi tidak direkomendasikan lemak jika bahan-bahan yang diradiasi sangat bersih dan bebas yang dapat melindungi mikroorganisme.KESIMPULAN :Metode sterilisasi yaitu :1. Metode Kimiaa. Menggunakan bahan kimiaDalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 70%, fenol 5%.b. Sterilisasi gasDalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik. Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus SH, -OH, -COOH,-NH2 dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga protein mengalami kerusakan dan mikroba mati.2. Metode mekanikFiltrasiDigunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini menggunakan filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik dalam melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus.3. Metode Fisikaa. Pemanasan keringPrinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering. Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.- Udara panas ovenDigunakan untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat bedah, minyak lemak, parafin, petrolatum, serbuk stabil seperti talk, kaolin, ZnO. Suhu sterilisasi yang digunakan adalah 170oC selama 1 jam, 160oC selama 2 jam, 150oC selam 3 jam.- Pemijaran langsungDigunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata. Suhu yang digunakan 500-600oC dalam waktu beberapa detik, untuk alat logam sampai berpijar.- Minyak dan penangas lainDigunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai lubrikan menjaga ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam ampul. Bahan atau alat dicelupkan dalam penangas dicelupkan dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 160oC. Larutan natrium atau amonium klorida jenuh dapat digunakan pula sebagai pengganti minyak mineral.b. Pemanasan basahPrinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba.- Uap bertekanan (autoklaf)Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk diinjeksikan ke dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.- Pemanasan dengan bakterisidaDigunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air. Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol; 0,5% klorobutanol; 0,002 % fenil merkuri nitrat; 0,2% klorokresol.- Air mendidihDigunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.c. Cara bukan panasSterilisasi dengan radiasiPrinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar ?) dan arus partikel kecil (sinar ? dan ?).

HANYA Rp.80rb,MESIN UANG anda jalan OTOMATISCara Praktis Pemula Bikin Web MESIN UANG dgn 70 Rb

UANG MENCARI ANDACARA CERDIK BISNIS LEWAT INTERNET

Miliki aset di InternetPANDUAN BERBISNIS DI INTERNET (RECOMMENDED)

Cara Praktis Menghasilkan UangAnda Mau Jadi Jutawan Baru?

Ladang Uang OnlinePELUANG DAHSYAT PASIVE INCOME

HIDUP INI INDAHHEBOH Tinggal Klik UANG NGALIR

KumpulBlogger.com

Pustaka :* Scovilles : The Art of Compounding, Glenn L. Jenkins et.all., 1957, New York : MC-Graw Hill Book Companies.* Pharmaceutical Technology, Eugene L. Parrott, 1974, Minneapolis : Burgess Publishing Company.* Teori dan Praktek Farmasi Industri (terjemahan), Leon Lachmann et.all., 1998, jakarta : UI-Press.* Remingtons Pharmaceutical Sciences 18 th Edition, A.R. Gennaro, 1990, Pennsylvania : Mack Publishing Company.* Parenteral Manual Technology, Michael J. groves, 1988, USA : Interpharm Press Inc.* Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version),diposkan olehhari mulyakno santosodi20.59label:sterilisasiKultur jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik pemeliharaanjaringanatau bagian dari individu secara buatan (artifisial). Yang dimaksud secara buatan adalah dilakukan di luar individu yang bersangkutan. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro, sebagai lawan dari in vivo. Dikatakan in vitro (bahasa Latin, berarti di dalam kaca) karena jaringan dibiakkan di dalam tabunginkubasiataucawan Petridarikacaatau material tembus pandang lainnya. Kultur jaringan secara teoretis dapat dilakukan untuk semua jaringan, baik daritumbuhanmaupunhewan(termasukmanusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisimediatertentu.Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:1) Pembuatan media2) Inisiasi3) Sterilisasi4) Multiplikasi5) Pengakaran6) AklimatisasiMedia merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan seranganhamapenyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap seranganhamapenyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji diIndonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat .Tidak Sulit Belajar Kultur Jaringan

Anggapan orang selama ini bahwa teknik kultur jaringan sangat sulit dilakukan oleh orang awam dan biayanya sangat mahal tidak betul. Teknologi ini pada awalnya memang hanya dilakukan di kalangan perguruan tinggi dengan menggunakan peralatan yang canggih dan mahal. Tujuan kultur jaringan banyak sekali, diantaranya adalah untuk mendapatkan tanaman bebas penyakit/virus, mendapatkan tanaman yang tahan terhadap stres tertentu (stres kekeringan, stres salinitas, dll). Selain itu juga untuk menyelamatkan tanaman langka agar tidak punah dan juga untuk memperbanyak tanaman dalam jumlah banyak. Tujuan terakhir inilah yang rupanya saat ini menarik perhatian banyak orang.Di negara-negara tetangga kita, kultur jaringan sudah bukan hal yang asing lagi. Teknologi ini sudah dikenalkan pada para petani sejak lama, sehingga mereka sangat leluasa untuk menghasilkan produk2 tanaman yang berkualitas bagus.Sekarang ini banyak bibit-bibit tanaman hias hasil kultur jaringan yang masuk keIndonesia, sebut saja : Aglaonema, anthurium, calladium, anggrek, dll.Tidak SulitBetul sekali apabila dikatakan kultur jaringan tidak sulit. Pada intinya kita hanya melakukan isolasi tanaman, bisa bagian protoplasma, sel, jaringan ataupun organ tanaman yang selanjutnya ditanam dalam kondisi steril di dalam botol menggunakan media buatan. Tanaman dalam botol itulah yang kita pelihara hingga saatnya dikeluarkan dan ditanam di luar.Kultur jaringan hanya butuh ketelatenan dari yang mengerjakannya, dengan jam terbang yang semakin tinggi maka akan semakin dirasakan bahwa teknik kultur jaringan sama sekali tidak sulit.Tidak MahalPeralatan kultur jaringan seringkali menjadi momok bagi orang awam yang ingin terjun di bidang ini. Menurut mereka, semua alat-alat yang digunakan dalam proses kultur jaringan membutuhkan biaya yang sangat mahal. Anggapan tersebut tidak 100% betul, karena beberapa alat bisa dimodifikasi sehingga dapat diberdayagunakan seperti alat-alat yang canggih dan mahal tsb. Saat ini sudah banyak tersedia di pasaran alat-alat kultur jaringan dengan harga terjangkau, misalnya : dengan uang 1 juta sudah bisa mendapatkan entkas (alat untuk menanam dalam kondisi steril)Bahan-bahan kimia untuk membuat media kultur juga sering dituding menjadi mahalnya teknologi ini. Sebetulnya untuk media tumbuh bisa disiasati dengan misalnya : membeli media kultur jaringan jadi di pasaran atau membeli nempil (eceran) di laboratorium-laboratorium kuljar atau bahkan bisa mencari media alternatif dari bahan-bahan alami.Nah, sekarang menjadi tidak mahal lagi bukan?Tahapan Kultur JaringanTahapan dalam kultur jaringan diawali dengan pemilihan pohon induk yang bagus, sehat dan berkarakter khusus. Pohon induk tsb nantinya akan dijadikan sebagai sumber eksplan. Selanjutnya eksplan disterilkan menggunakan zat tertentu, demikian juga semua peralatan yang akan digunakan perlu disterilkan dalam autoklaf. Tahap berikutnya adalah mengiris eksplan dalam ruang steril. Tahap inilah yang perlu teknik-teknik khusus, beberapa tanaman yang mengeluarkan getah akan lebih bagus bila diiris dalam larutan pencegah browning. Selanjutnya tanaman ditanam dalam botol dan dipelihara hingga siap untuk diaklimatisasi (dipindahkan dari botol ke pot).Pemilihan eksplan perlu mendapat perhatian karena itulah yang nanti akan menentukan kualitas bibit yang akan dihasilkan. Paling bagus apabila eksplan berasal dari jaringan yang masih muda karena sel-selnya masih aktif membelah (meristematis). Semua bagian tumbuhan dapat dijadikan eksplan, mulai dari bunga, biji, akar, batang hingga daun.Harapan Untuk Petani & Pengusaha TanamanUntuk lebih menggairahkan pertanian diIndonesiadan agar tidak luar negeri minded artinya agar kita tidak berfikir bahwa tanaman-tanaman dari luar negeri pasti bagus maka kita harus berani berubah. Sudah saatnya para petani dan pengusaha tanaman mengetahui bermacam-macam teknologi yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil tanamannya, baik kuantitas dan kualitasnya.Laboratorium kultur jaringan fakultas pertanian UPN Jogjakarta yang berada di ring road utara condongcatur telp 0274-486693 siap untuk mentranfer ilmu tentang teknologi kultur jaringan pada masyarakat umum dengan metode praktis dan mudah diikuti. Tidak perlu background pertanian untuk mendalaminya, bahkan para pensiunanpun akan mudah mengikuti praktek mandirinya.

BAB IIMANFAAT KULTUR JARINGANPerbanyakan bibit dengan teknik kultur jaringan, kultur organ, dan embiogenesis somatik dapat pula diterapkan pada jaringan hewan dan manusia. Tidak seperti pada tumbuhan, kultur pada hewan dan manusia tidak dapat dikembangkan menjadi individu baru. Pengadaan bibit tidak tergantung musim Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit) Bibit yang dihasilkan seragam Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu) Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah Dalam proses pembibitan bebas dari gangguanhama, penyakit, dan deraan lingkunganlainnyaKULTUR jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untukmembuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuhmenjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas).Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dantanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat samaatau seragam dengan induknya. Contoh tanaman yang sudah lazimdiperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman anggrek.

Alat-alatyang dipakai dalam penanaman dalamkultur jaringanharus dalam keadaan steril. Alat-alat logam dan gelas dapat disterilkan dalamautoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalambacticineratorkhusus untuk scapel, gagangnya dapat disterilkan dengan pemanasan namun pisaunya dapat menjadi tumpul bila dipanaskan dalam temperatur tinggi. Oleh karena itu untuk bladenya dianjurkan cara sterilisasi dengan pencelupan dalam alkohol atau larutan kaporit.

Alat-alat kultur jaringan yang perlu disterilisasi sebelum penanaman adalah; Pinset, Gunting, - Gagang scapel, Kertas saring, Petridish, Botol-botol kosong, Jarum, Pipet

Autoklafyang dapat digunakan ada bermacam-macam mulai dari yang sederhana sampai yang Programable. Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan kedalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau api bunsen. Dengan autoklaf sederhana ini tekanan dan temperatur diatur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan autoklaf ini adalah bahwa perlu penjagaan dan pengaturan panas selama masa sterilisasi dilakukan secara manual. Tetapi autoklaf ini mempunyai keuntungan: sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan problema untuk negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf.

Media dan AquadesMedia dan aquadest yang akan digunakan dalam kultur jaringan (kuljar)juga disterilisasikan dalam autoklaf. Untuk aquadest sebaiknya dimasukkan dalam wadah kecil misalnya Erlenmeyer 250 ml dengan isi maksimum 100 ml, agar sterilisasi lebih efektif. Waktu sterilisasi sama dengan waktu untuk sterilisasi alat-alat yaitu 1 jam pada tekanan 17,5 psi.

Untuk media kulturjaringan (kuljar) yang tidak mengandung bahan-bahan yang Heat-labile, sterilisasi dilakukan dengan autoklaf pada temperatur 121C, tekanan antara 15-17.5 psi dengan waktu antara 20-25 menit tergantung dari volume wadah dan volume media. Untuk 15 ml media dalam tabung reaksi atau botol kecil berukuran 75ml, sterilisasi dilakukan tekanan 15 psi dengan waktu 20 menit. Volume yang lebih besar membutuhkan tekanan yang lebih tinggi dengan waktu yang lebih lama. Dalam sterilisasi aquadest dan media, setelah waktu sterilisasi yang diinginkan sudah tercapai, autoklaf tidak boleh diturunkan tekanannya secara mendadak. Bila tekanan diturunkan mendadak, cairan didalamnya mendidih dan meluap (Bubbled up).

Untuk bahan-bahan kultur jaringan (kuljar) yang heat-labile,dalam bentuk larutan, sterilisasi dilakukan dengan menyaring larutan melalui filter yang mempunyai ukuran pori 0.20-0.22 dm. Diameter filter bermacam-macam tergantung dari volume larutan yang ingin disterilkan. Untuk volume larutan 10 ml, dipergunakan filter yang dipasang di ujung jarum suntik.Bahan yang heat labileseperti: GA3, Thiamin-HCI, Ca-panthothenate dan antibiotik: carbenocillin.

Botol-botol/tabung reaksi/erlenmeyeryang dipergunakan sebagai wadah kultur jaringan biasanya disterilisasi dalam oven. Botol-botol yang sudah dicuci bersih dimasukkan dalam oven dan dipanaskan selama 4 jam pada temperatur 160C. Setelah disterilisasi dapat langsung digunakan. Bila botol akan disimpan untuk beberapa lama maka sewaktu sterilisasi, mulut botol harus ditutup dengan aluminium foil.

EnkasSebelum digunakanenkaskultur jaringan harus disterilisasi dengan menggunakan hand sprayer berisi spirtus atau campuran formalin 10% dan alkohol 70% dengan perbandingan 1:1. Setelah enkas tersebut disemprot kemudian dibiarkan terlebih dahulu kurang lebih lebih 10 menit, baru kemudian boleh digunakan. Sebab, bila enkas yang baru disemprot tersebut langsung digunakan. Maka formalin yang belum kering bila terkena api spirtus dapat meledak sehingga memecahkan enkas.

LaminarPenggunaaan formalin dalamlaminar air flowdalam kultur jaringan,

"penggunaan formalin tidak dibenarkan sama sekali, karena uap formalin dapat terhembus kearah dada sipenabur sehingga berbahaya bagi kesehatannya. Strerilisasi pada laminar air flow yang dibenarkan adalah dengan spirtus atau alkohol 70%. "

Sebelum mulai bekerja, permukaan tempat kerja darilaminar air flow cabinetdilap dengan kapas yang telah dicelup dalam 70% alkohol atau dalam larutan kaporit. Ada juga tipe laminar air flow cabinet yang dilengkapi dengan lampu ultra violet. Sebelum kerja, lampu ultra violet dinyalakan selama beberapa waktu antara 1-2 jam untuk mematikan kontaminan dipermukaan tempat kerja. Laminar air flow cabinet harus dijaga sebersih mungkin. Setelah bekerja, permukaan tempat kerja dibersihkan dengan alkohol 70% atau dengan lampu ultra violet selama 1-2 jam.AUTOCLAVE ALAT UNTUK STERILISASI ALAT DAN MEDIUM DALAM KULTUR JARINGAN TUMBUHANAUTOCLAVE ALAT UNTUK STERILISASI ALAT DAN MEDIUM DALAM KULTUR JARINGAN TUMBUHAN

Sterilisasi adalah setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme atau usaha untuk membebaskan alat dan bahan dari seala bentuk kehidupan terutama mikrobia.Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau bahan tersebut bebas dari mikrobia, baik dalam bentuk veetatif ataupun spora.Suatu benda atau substansi hanya dapat dikatakan steril atau tidak steril, tidak akan pernah munkin ada setengah steril atau hamper steril.Untuk sterilisasi alat dan medium diunakan sterilisasi dengan mengunakan alat yang disebut autoclave. Autoclaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan medium kultur jaringan tumbuhan denan mengunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 121C . Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media kultur jarinan tumbuhan yang disterilkan memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibandingkan dengan udara panas. Biasanya untuk mensterilkan media diunakan suhu 121C dan tekanan 15 lb/in (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan 121C atau 249,8F adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100C, sedangkan untuk autoclave yan diletakkan pada ketingian yang sama, mengunakan tekanan 15 psi maka air akan mendidih pada suhu 121C. Kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium yang terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu diseting ulang. Misalnya autoclave diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121C dan tekanan 15 psi selama 15 menit.

Autoclave dengan sumber panas menggunakan kompor

Autoclave dengan sumber panas menggunakan listrik

Autoclave dengan sumber panas menggunakan kompor gas dan listrik

Cara menggunakan autoclaveAutoclave merupakan alat yang terdiri dari bejana tahan tekanan tinggi yang dilengkapi dengan manometer, thermometer, dan klep bahaya. Langkah-langkah penggunaan autoclave adalah sebagai berikut :Pertama kali masukkan aquadest ke dalam bejana autoclave sampai batas yang ditentukan (tanda batas terdapat di dalam bejana autoclave) setelah memasukkan aquadest masukkan ansang ke dalam autoclave.

Setelah itu alat-alat dan media kultur jaringan tumbuhan yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam bejana autoclave (alat seperti scalpel, pinset, petridisk dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan kertas payung atau untuk botol kultur, erlenmeyer bagian mulutnya ditutup dengan menggunakan aluminium foil).

Kemudian autoclave dihubungkan dengan sumber listrik apabila autoclavenya mengunakan sumber panas dari listrik atau letakkan autoclave di atas kompor gas untuk autoclave yang menggunakan api dari kompor gas sebagai sumber panasnya.Pada saat sumber panas dinyalakan air dalam autoclave lama-kelamaan akan mendidih dan uap air yan terbentuk mendesak udara yan mengisi autoclave. Setelah semua udara dalam autoclave diganti dengan uap air, katup uap atau udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoclave naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoclave tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi. Setelah autoclave tekanannya 0 psi dan sudah dingin maka autoclave baru boleh dibuka. Dan alat ataupun media kultur jaringan tumbuhan yang disterilisasi dengan mengunakan autoclave yang sudah steril dipindahkan ke tempat yang steril.

Alat-alat dan media yang bisa disterilisasi menggunakan autoclave

Adapun alat yang dapat disterilisasi dengan menggunakan autoclave antara lain petridisk, botol jam, pinset, scalpel. Setelah dilakukan sterilisasi maka alat-alat tersebut menjadi steril. Untuk tetap menjaga sterilitas alat-alat tersebut, setelah diangkat dari dalam autoclave kemudian dimasukkan ke dalam oven untuk penyimpanannya.I.PENDAHULUAN

A.Latar BelakangKultur jaringan merupakan suatu teknik budidaya yang dilakukan secara invitro, tanaman dikembangkan dengan cara dicukupi kebutuhannya secara lengkap dan diperhitungkan secara tepat kadar kebutuhannya. Dasar dari teknik budidaya kultur jaringan adalah teori totipotensi sel, suatu teori yang mengungkapkan bahwa suatu sel mampu berkembang biak menjadi tanaman yang sempurna apabila diletakkan pada media dan kondisi lingkungan yang sesuai.Berdasarkan teori tersebut maka dalam kultur jaringan harus menggunakan media yang sesuai untuk tanaman yang dikulturkan dan kondisi lingkungan juga harus sesuai. Kondisi lingkungan yang sesuai meliputi suhu, kelembaban, pencahayaan dan hal yang paling utama yaitu kondisi harus aseptis. Keadaan yang aseptis merupakan syarat mutlak dalam kultur jaringan. Kondisi aseptis tidak hanya sebatas pada kondisi lingkungan, semua bahan dan sesutu yang berhubungan dengan kegiatan tersebut haruslah dalam kondisi aseptis.Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman dilakukan berdasarkan teori totipotensi sel yaitu kemampuan setiap sel untuk tumbuh menjadi tanaman sempurna apabila diletakkan pada lingkungan yang cocok dalam keadaan aseptik.Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila semua persyaratan dipenuhi yaitu: media yang cocok, kondisi atmosfer yang sesuai dan kondisi aseptik. Kondisi aseptik berlaku untuk eksplan (bahan tanam), ruangan dan peralatan yang digunakan. Apabila kondisi aseptik tidak dipenuhi, maka kultur akan gagal karena kontaminasi.Untuk itu perlu dilakukan sterilisasi peralatan yang akan digunakan. Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoclave (pakai kompor atau listrik), dengan suhu dan tekanan tertentu.

B.Tujuan PraktikumPraktikum ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melakukan sterilisasi peralatan dengan autoclave.

II.METODE PELAKSANAANA.WaktuPraktikum dilakukan pada tanggal 26 November 2012B.Tempat pelaksanaanPraktikum dilakukan di Laboratorium Agronomi Fakultas PertanianC.Alat dan Bahan-Autoclave.-Kompor.-Glass ware(botol kultur, erlenmeyer, petridish).-Dissecting kit (pinset dan skalpel).-Kertas payung-Alumunium foil-Karet gelang-Pipet-Pengaduk-Sabun-Air.D.Prosedur Kerja-Glass ware(botol kultur, erlenmeyer, petridish) dan dissecting kit (pinset dan skalpel) dicuci bersih dengan sabun, dibilas dengan air lalu dikeringkan. Setelah kering mulut botol ditutup dengan aluminium foil dan kertas payung dan diikat dengan karet gelang. Pinset dan skalpel dibungkus dengan kertas atau aluminium foil.-Glass waredan dissecting kit disterilisasi dengan autoclave pada suhu 1200C pada tekanan 15 psi selama 15-30 menit.-Selama sterilisasi autoclave ditutup rapat sehingga tekanan didalam autoclave naik.-Tekanan tinggi itu dipertahankan selama 30 menit dengan mengecilkan api.-Kompor dimatikan setelah proses sterilisasi selesai dan katup dibuka untuk membuang uap air hingga tekanan 0 psi.-Autoclave dibuka dan diambil peralatan yang sudah ada di dalamnya diambil.-Peralatan yang sudah disterilisasi disimpan ditempat yang bersih.

III.HASIL DAN PEMBAHASANA.HasilNoNama AlatGambarFungsi

1AutoclaveUntuk mensterilisasi peralatan dan media

2Magnetic StirerUntuk mengaduk dan mencampur larutan

3pH meterUntuk mengukur pH

4Timbangan analitik

Untuk menimbang bahan-bahan kimia

NoNama AlatGambarFungsi

5Laminar Air FlowUntuk melakukan penanaman eksplan dalam kultur jaringan

6ErlenmeyerUntuk menampung larutan

7Beaker glassUntuk menampung dan membuat media

8Botol kulturUntuk tempat kultur (eksplan)

9Gelas ukur

Untuk mengukur larutan

NoNama AlatGambarFungsi

10PinsetUntuk mengambil eksplan

11ScalpelUntuk memotong eksplan

12PipetUntuk mengambil dan memindah larutan

13SuntikanUntuk mengambil larutan dalam jumlah kecil

14Hand sprayerUntuk sterilisasi dengan alcohol

15PetridishUntuk meletakkan eksplan

16Pembakar BunsenUntuk memflamir eksplan, pinset, scalpel dan mulut botol

17Alumunium foilUntuk menutup mulut botol

18Rak kulturUntuk meletakkan botol kultur yang sudah ditanami eksplan

19TisuUntuk mengeringkan alat

20Kertas payungUntuk membungkus petridis dan alat-alat dari logam untuk disterilisasi

21Pengaduk kacaUntuk mengaduk larutan

B.PembahasanRuang dan alat yang digunakan dalam kutur jaringan harus dalam kondisi steril. Sterilisasi ruang dapat dilakukan dengan menggunakan lampu UV dan alcohol 90%. Tujuan dari sterilisasi ruang adalah untuk menghindari kontaminasi yang disebabkan mikroorganisme yang ada di alat maupun beterbangan di udara sekitar ruangan. Srerilisasi ruang seperti tersebut mutlak dilakukan pada ruang penabur atau tempat yang untuk jaringan. Ruang-ruang yang tidak lebih harus 100% steril karena tidak berhubungan langsung dengan media maupun jaringan yang akan ditanam. Peralatan yang akan digunakan juga harus dalam keadaan steril juga dapat biasanya menggunakan autoclave untuk sterilisasinya. Tujuan dari sterilisasi alat ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi oleh mikro organisme seperti jamur dan bakteri, yang menempel pada alat sehingga dapat mengggagalkan kultur jaringan(Soebardini M dan Slamet Rachadi, 2011).Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi jika kita akan menggunakan teknik kultur jaringan untuk menumbuhkan suatu tanaman. Persyaratan tersebut adalah adanya peralatan yang mendukung teknik kultur jaringan dan pengetahuan dasar mengenai teknik kultur jaringan misalnya teknik aseptik dalam kultur jaringan. Peralatan minimum yang harus dimiliki oleh suatu laboratorium seperti alat sterilisasi, laminar atau kotak steril, peralatan untuk membuat media, bahan-bahan kimia, alat-alat kaca, dan ruang penyimpanan kultur. Teknik aseptik dalam kultur jaringan berhubungan dengan cara-cara melakukan sterilisasi. Ada beberapa cara sterilisasi yang digunakan dalam teknik kultur jaringan adalah sebagai berikut:Sterilisasi Kering,Sterilisasi ini digunakan untuk peralatan yang terbuat dari logam, kaca, atau kertas, contohnya pinset, gagang pisau, batang pengaduk, cawan petri, dan kertas saring. Dalam sterilisasi ini, alat yang akan disteril harus dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan aluminium foil atau kertas. Kemudian peralatan tersebut dmasukkan dalam oven bersuhu 120 0 C, dan waktu yang dibutuhkan minimal 1 jam. Setelah steril, peralatan disimpan di tempat yang kering dan bersih.Sterilisasi Basah,Sterilisasi basah sering digunakan untuk peralatan dan bahan-bahan, seperti media, akuades. Umumnya peralatan yang disterilkan menggunakan cara ini adalah peralatan logam, kaca, atau peralatan apapun yang tahan terhadap suhu dan tekanan yang tinggi. Hal ini karena teknik sterilisasi ini menggunakan Autoclave dengan tekanan 1,5 atm dan suhu 121 0 C dengan waktu yang dibutuhkan 1-20 menit. Setelah sterilisasi selesai, bahan atau peralatan disimpan di tempat yang kering dan bersih.Sterilisasi dengan Sinar Ultraviolet (UV),Sterilisasi ini dilakukan pada laminar air flow atau kotak alir udara, dengan tujuan agar kotak menjadi steril sehingga bisa digunakan untuk penanaman. Kotak alir udara dilengkapi dengan lampu UV. Sebelum lampu UV dinyalakan, permukaan dalam kotak dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70%. Lampu UV dinyalakan minimal 1 jam sebelum pemakaian, dan pada saat pemakaian jangan lupa untuk mematikan lampu UV-nya.Sterilisasi dengan Bahan Kimia,Bahan-bahan yang biasanya digunakan untuk sterilisasi ini antara lain alkohol, natrium hipoklorit (NaOCl), kalsium hipoklorit atau kaporit (CaOCl), sublimat (HgCl2), dan hidrogen peroksida (H2O2).Sterilisasi dengan Menggunakan Filter,Teknik sterilisasi ini adalah dengan menggunakan sterilisasi filter untuk bahan-bahan yang tidak tahan terhadap panas seperti antibiotika dan hormon. Sterilisasi biasanya dilakukan dengan filter ukuran 0,2 m.Ada beberapa peralatan yang digunakandan fungsinyadalam teknik kultur jaringan, antara lain :1.Aluminium foil : alat ini digunakan untuk meletakkan bahan bahan kimia pada saat ditimbang dan juga digunakan untuk menutup serta membungkus botol erlemeyer agar larutan stok tidak rusak.2.Plastik dan karet : alat ini digunakan untuk menutup botol kultur agar mikroba penyebab kontaminasi tidak dapat masuk ke dalam.3.Petridish : digunakan sebagai tempat untuk meletakkan eksplan pada saat penanaman.4.Erlenmeyer : digunakan sebagai tempat untuk menuangkan air suling, sebagai tempat menampung media maupun stok media. Erlenmeyer juga bisa digunakan sebagai tempat pananaman karena mempunyai dasar yang lebar dan mulut yang sempit. Sebab mulut yang lebar memperbesar peluang kontaminasi.5.Keras buram : alat ini digunakan untuk membungkus alat alat kultur dan petridish sebelum disterillisasikan.6.Stirrer : digunakan sebagai pengaduk media hingga media menjadi menjadi homogen secara otomatis.7.Gelas ukur:untuk mengukur larutan bahan kimia atau larutan stok yang akan digunakan untuk pembuatan media.8.Gelas piala :digunakan sebagai tempat untuk pembuatan media Ms.9.Pinset : untuk mengambil eksplan pada saat eksplan akan ditanam.10.Kertas label : untuk memberi keterangan pada botol kultur yang digunakan.11.Panci dan pengaduk : alat ini digunakan untuk memasak media yang akan digunakan serta untuk mengaduk media.12.Magnetic stirrer : Alat ini berfungsi untuk menggojog dan pemanas. Alat ini digunakan dalam pembuatan stok media. Batang pengaduk magnetik dimasukkan ke dalam erlenmeyer, sehingga pada saat dinyalakan pengaduk akan bergerak memutar. Sehingga bahan kimia di dalamnya dapat larut dengan cepat dan baik.13.Bunsen : digunakan untuk membakar dissecting kit, blade dan pinset pada saat penanaman eksplan.14.Tissue : untuk membersihkan alat alat kultur dan LAF.15.Sprayer : digunakan sebagai alat penyemprot yang berisi alkohol 70% dan 90% untuk mensterilkan alat dan ruang penanaman.16.Corong : untuk menuangkan media ke dalam botol kultur.17.Pipet tetes : untuk mengambil larutan yang akan digunakan atau protoplas.18.Scalpel :digunakan sebagai tempat untuk meletakkan blade.19.Blade : untuk memotong eksplan pada saat penanaman.20.Botol kutur : sebagai tempat yang berisi media yang bernutrisi dan juga sebagai tempat pertumbuhan serta perkembangan eksplan.21.pH meter : digunakan untuk mengukur pH larutan stok.22.Timbangan analitik : untuk menimbang larutan stok yang akan digunakan.23.LAF : berfungsi sebagai tempat untuk penanaman eksplan. LAF harus selalu dalam kondisi steril. Sterilisasi LAF dapat dilakukan dengan menyemprot dan mengelapnya menggunakan alkohol 96 % atau formalin 5 % dan disinari dengan sinar UV.24.Rak kultur : untuk meletakkan botol botol kultur.25.Kompor gas : untuk memanaskan autoclave dan untuk memasak media.26.Autoclave : Autoclave digunakan untuk sterilisasi peralatan dan media. Pemanasan autoclave biasanya digunakan kompor gas. Pengaturan tekanan dapat dilakukan dengan mengatur katup pada tutup autoclave. Bila tekanan dalam autoclave naik maka secara otomatis katupnya akan terbuka untuk mengurangi tekanan. Dengan demikian tekanan akan dapat dipertahankan disebabkan sebagaian uap keluar (Daisy dan Ari, 2002). Pada praktikum kali ini . untuk sterilisasi alat dibutuhkan waktu sekitar 30 menit. Suhu dalam autoclave dipertahankan antara 1200C dan tekanan17,5Psi dengan cara membesar atau mengecilkan nyala api kompor.

Carakerja menggunakan Autocalve,LAF, pH meter, dan Hot Plate Magnetic Stirer.1.Autoclave:-Botol bersih diberi beberapa tetes aquadest dan tutup dengan kertas atau aluminium foil (jangan terlalu kencang bila menggunakan aluminium foil).Untuk botol-botol yang mempunyai tutup yang autoclaveable, jangan tutup terlalu kencang, karena selama pemanasan terjadi pemuaian.-Alat-alat yang perlu disterilkan sebelum penanaman adalah: pinset, gunting, gagang skalpel, kertas saring, petridish, botol kultur, jarum dan pipet.-Alat-alat dan kertas saring dibungkus rapi dengan kertas tebal atau ditaruh dalam baki stainless steel dan bakinya dibungkus dengan kain tebal sebelum dimasukkan dalam autoklaf. Alumunium foil tidak direkomendasikan sebagai pembungkus, karena uap tidak dapat masuk ke dalam bungkusan. Alat-alat sektio seperti pinset, gunting, gagang skalpel, dan jarum, dibungkus dengan kertas kopi atau kertas merang. Hindarkan penggunaan Al-foil karena uap sukar masuk kedalam bungkusan sehingga sterilisasi kurang efektif.-Petridish akan disterilkan, juga dibungkus dengan kertas kopi atau kertas merang.-Temperatur yang digunakan untuk sterilisasi botol kultur kosong dan alat-alat yang akan digunakan untuk menanam eksplan, adalah 121C pada tekanan 15 psi (pound per square inch) atau 1 atm selama 30-60 menit. Penghitungan waktu sterilisasi dimulai setelah tekanan dan temperatur yang diinginkan tercapai.

2.LAF:-Nyalakan lampu U.V., minimum selama 30 menit, sebelum laminar air flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata.-Siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang dimasukkan ke dalam Laminar Air Flow Cabinet, disemprot terlebih dahulu dengan alcohol 70% atau spiritus.-Meja dan dinding dalam LAF disemprot dengan alkohol 70% atau spiritus untuk mensterilkan LAF.-Blower pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air flow.-Nyalakan lampu dalam LAF.-LAF sudah siap untuk digunakan.3.pH meter:-Meletakkan pH-meter pada keadaan standby on jika tidak dipakai; jangan ditekan off.-Menyiram electrode dengan aquades perlahan sebelum digunakan. Lalu masukkan ujung pH meter ke dalam larutan. Menyiram electrode dengan aquades kembali sesudah digunakan dan letakan pada silinder kembali.-Jangan dibiarkan elektrode diluar larutan pada waktu yang lama.4.Hot Plate Magnetik Stirer:-Nyalakan Heater, lalu letakkan bekker glass di atas heater.-Letakkan stirrer di dalam becker glass.-Masukkan larutan satu per satu ke dalam bekker glass.-Tunggu beberapa saat sampai larutan menjadi homogen.IV.PENUTUP

A.KesimpulanBerdasarkan praktikum yang sudah dilakaukan dapat diketahui, bahwaSterilisasi adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme. Semua alat alat dan media yang akan digunakan dalam kultur jaringan harus disterillisasi dahulu menggunakan autoclave agar mikroba penyebab kontaminasi hilang dan mati, dan dalam kegiatan kultur jaringan, semua ruangan dan peralatan kultur harus selalu dalam keadaan steril.

DAFTAR PUSTAKA

Chatimatun Nisadan Rodinah, 2005.Kultur Jaringan Beberapa Kultivar Buah Pisang (Musa paradisiacaL.)Dengan PemberianCampuran Naa Dan Kinetin.Volume 2, Nomor 2, Juli 2005, Halaman 23-36.Rahardja, P. C. 1995.Kultur Jaringan : Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern. Penerbit Swadaya, Jakarta.M, Soebardini dan Slamet Rochdi. 2011. Handout Kultur Jaringan Tanaman Hortikultura. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.Murashige, T. 1974. Plant propogation through tissue culture. Ann. Rev. Plant Physiology.Pierik, R. L. M. 1975. Callus multiplication ofAunthurium andraenumL. in liquid media.Neth. J. Agric. Sci.: 229.Sriyanti, Daisy P. dan Ari Wijayani. 2002.Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern. Kanisius, Yogyakarta.Suryowinoto, Moeso. 2000.Pemuliaan Tanaman Secara In-Vitro. Kanisius, Yogyakarta.Widarto, L. 2000.Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung, Okulasi dan Kultur Jaringan.Kanisius, Yogyakarta.Dasar Teori.Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas,protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan maupun organ , serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptikserta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap(Sany 2007: 1). Adapun prinsip-prinsip dalam kultur jaringan sendiri kita ketahui antara lain (1). Totipotensi Sel: Setiap sel dari manapun asalnya, akan mampu tumbuh menjadi tanaman sempurna kalau diletakkan pada lingkungan yang sesuai (Scheleiden & Sachwan, 1901), (2). Regenerasi Tanaman: Proses menuju diferensiasi ke arah pembentukan organ baru, (3). Bebas Kontaminasi Mikroorganisme, dan (4). Lingkungan (media) yang sesuai dengan pertumbuhan jaringan. Dapat dilihat salah satu prinsipadalah terbebas dari kontaminasi mikroorganisme. Ini artinya kultur jaringan merupakan perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman, menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.Lingkungan yang sesuai dapat dipenuhi dengan menentukan media tumbuh yang sesuai dan penempatan pada kondisi yang terkendaliberkaitan dengan intensitas dan periodisitas, cahaya, temperatur, dan kelembaban serta keharusan sterilisasi(Hendaryono & Wijayani 1994: 2). Sterilisasi merupakan hal yang erat dengan pembuatan medium isolasi dan pembiakan mikroorganisme secara murni. Pengertian umum sterilisisasi adalah suatu proses yang berusaha membebaskan bahan atau alat dari mikroorganisme. Namun perlu diketahui bahwa bahan atau alat yang telah melalui proses sterilisasi tidak akan benar-benar bebas dari mikroorganisme. Tujuan utama sterilisasi adalah untuk meminimalkan gangguan oleh mikroorganisme yang tidak dikehendaki (kontaminan), sekaligus meminimalkan gangguan akibat proses sterilisasi itu sendiri sekecil mungkin(Sany 2007: 1). Sterilisasi dalam segala kegiatan kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu dilaminar flowdan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan pun juga harus dalam keadaan steril.Tidak hanya terbatas pada peralatan, namun ruangan yang akan digunakan pun harus dalam kondisi aseptik. Tujuan utama dari sterilisasi ruangan maupun peralatan kultur pada dasarnya untuk menghindari kontaminasi oleh mikro organisme yang ada di peralatan maupun di udara bebas sekitar ruangan. Perlakuan tersebut mutlak dilakukan terutama pada ruang penabur atau tempat yang digunakan untuk penanaman eksplan (Fardiaz 1992: 2). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan kultur jaringan yaitu bahan sterilisasinya, kandungan unsur kimia dalam media, hormon yang digunakan, substansi organik yang ditambahkan dan terang atau gelapnya saat inkubasi. Dari sekian banyak permasalahan yang harus diteliti dan diperhatikan adalah komposisi media tumbuh pada kultur jaringan karena sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya. Teknik aseptik merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam kutur jaringan. Keaseptikan harus dijaga dalam proses pengkulturan, selain itu juga termasuk sterilisasi bahan tanaman (eksplan). Pada tahap ini dilakukan berbagai perlakuan untuk membersihkan kotoran yang ada di permukaan bahan tanaman (disinfestasi). Selain itu, zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tanaman (Daisy 1994: 4).1.2. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara serta prinsip-prinsip sterilisasi alat dan bahan dalam teknik kultur jaringan tumbuhan.BAB IITINJAUAN PUSTAKASterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Sterilisasi basah dapat digunakan untukmensterilkan bahan apa saja yang dapat tembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110-121. Sterilisasi dalam setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme atau usaha untuk membebaskan alat dan bahan dari segala bentuk kehidupan terutama mikrobia (Fardiaz 1992: 4).Menurut Hamdan (2012: 11), bahwa sterilisasi dalam setiap proses yang umum dilakukan dapatberupa: (a). Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat bejana/ruang panas (oven dengan temperatur 170180dan waktu yang digunakan 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas),(b). Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin), (c). Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba).Autoclaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan medium kultur jaringan tumbuhan denan mengunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 121C . Sterilisasi dengan autoklaf adalah salah satu metode sterilisasi dengan uap airdi bawah tekanan. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media kultur jarinan tumbuhan yang disterilkan memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibandingkan dengan udara panas. Biasanya untuk mensterilkan media diunakan suhu 121C dan tekanan 15 lb/in (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit (Torres 1989: 1).Menurut Yuan (2012: 2), bahwa dalam metode kultur jaringan diperlukan lingkungan yang steril. Ada beberapa metode sterilisasi alat dan bahan tanaman. Sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan pembakaran, pemanasan kering, pemanasan basah, penyaringan atau secara kimiawi.Sterilisasi dengan pembakaranyaitualat-alat yang terbuat dari logam dapat disterilkan dengan cara memanaskan atau membakar di atas lampu spirtus. Sterilisasi dengan udara panas/keringpadaalat-alat dari gelas seperti cawan petri, erlenmeyer, tabung piala, botol eksplan, tabung reaksi dan sebagainya dapat disterilkan dengan udara panas (oven) pada suhu 130 160oC selama 1 2 jam. Alat-alat ditata tidak terlalu rapat agar sirkulasi udara antar tumpukan alat dapat berjalan lancar, sehingga semua alat dapat disterilkan dan dapat dengan mudah dijaga kesterilannya saat dikeluarkan dari alat sterilisasi.Sterilisasi dengan uap panas (basah)padabahan atau alat dapat disterilkan dengan uap panas atau secara basah pada uap panas biasa atau uap panas dengan tekanan tinggi, secara terus menerus (kontinyu) atau secara terputus putus (diskontinyu), khususnya medium pada suhu atau tekanan yang rendah. Untuk sterilisasi dengan cara ini sering kali menggunakan otoklaf. Sterilisasi medium biasanya dilakukan pada suhu 121oC dengan tekanan 1 atm selama 15-30 menit, namun untuk medium yang tidak mudah rusak dapat dilakukan pada suhu atau tekanan yang sedikit lebih tinggi. Sterilisasi dengan bahan kimiayaitubahan kimia tertentu sering digunakan untuk sterilisasi alat maupun bahan. Etanol 70% sering digunakan untuk sterilisasi permukaan pada alat yang sering dikombinasi dengan pembakaran pada api. NOCl (natrium hipoklorit) dan formalin juga sering digunakan untuk sterilisasi permukaan atau disinfestasi permukaan atau disinfeksi permukaan(Torres 1989: 1).Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau bahan tersebut bebas dari mikrobia, baik dalam bentuk vegetative ataupun spora. Suatu benda atau substansi hanya dapat dikatakan steril atau tidak steril, tidak akan pernah mungkin ada setengah steril atau hampir steril. Untuk sterilisasi alat dan medium digunakan sterilisasi dengan mengunakan alat yang disebut autoclave. Sterilisasi dilakukan untuk membunuh bakteri dan cendawan yang melekat pada eksplan maupun pada alat serta bahan yang digunakan dalam penanaman eksplan (Fardiaz 1992: 4).Menurut Pramono (2007: 1), bahwa metode sterilisasi alat dan bahan tanaman juga dilakukansterilisasi dalam kegiatan kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi lingkungan kerja yaitu sterilisasi yang dilakukan dalam penanaman eksplan agar mendapat tempat atau ruang yang steril dan bebas dari mikroorganisme. Tempat untuk menanam dan memindahkan eksplan yaitu disebut Laminar Air Flow. Dengan dihembuskannya aliran udara halus dari blower melalui suatu filter HEPA (High Efficiency Particulate Air) dengan pori-pori kurang dari 0,3 m. Fungsi aliran udara ini yaitu dapat mencegah kontaminan yang air borne selama penanaman. Sebelum bekerja, bagian dalam laminar disterilkan dengan alcohol 70% dan diratakan dengan tissue, kemudian dilanjutkan dengan menyalakan lampu UV selama 0,5-1 jam untuk mematikan kontaminan di permukaan tempat kerja.Sterilisasi alat dan media dilakukan pada alat-alat seperti botol, erlenmeyer, beaker glass, petridish, pinset, scalpel, gunting, jarum ose, dll sebaiknya sebelum disterilisasi peralatan dicuci denga detergen kemudian dibilas dengan aquades dan dikeringkan. Kemudian dibungkus dengan kertas merang. Temperatur yang digunakan untuk sterilasasi alat-alat dengan autoclave 121C pada tekanan 17,5 psi selama 20-30 menit. Sterlisasi bahan tanam yaitu bahan tanam yang ada dilapangan banyak mengandung debu, kotoran-kotoran dan berbagai kontaminan hidup pada permukaan. Apabila kontaminan ini tidak dihilangkan maka media yang mengandung gula, vitamin, dan mineral merupakan sumber energy bagi kontaminan yang ada. Prinsip sterilasasi eksplan adalah dapat mematikan kontminan tanpa membunuh eksplan, karena baik kontaminan maupun eksplan merupakan benda hidup. Berhasilnya teknik sterilsasi merupakan langkah awal keberhasilan dalam kerja kultur in vitro(Hadioetomo 1993: 1).BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM3.1. Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 06 November 2012 pada pukul 09.00 s/d selesai. Bertempat di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sriwijaya Indralaya.3.2.Alat dan BahanAlat yang digunakan pada praktikum ini adalah aluminium foil, autoklaf, botol kultur, erlenmeyer, gunting kultur, kertas pembungkus, lampu bunsen, petridish, pinset dan scapel, sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah aquades dan medium.3.3. Cara Kerja Disiapkan alat-alat yang berupa aluminium foil, Erlenmeyer, gunting, petridish, pinset tetes, scapel kemudian dibungkus dengan kertas pembungkus. Botol kultur ditutup dengan aluminium foil. Sedangkan bahan-bahan berupa aquades dan medium disterilisasikan dengan cara dimasukkan dalam botol lalu ditutup dengan aluminium foil. Disterilisasi alat dan bahan dengan autoklaf pada suhu 121C dengan tekanan 15 psi selama 20-30 menit.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1.HasilBerdasarkan praktikum didapatkan hasil sebagai berikut :No.Nama AlatGambarKeterangan

1.AutoklafAutoklaf adalah alat sterilisasi untuk alat dan medium kultur jaringan. Suhunya 121oC, tekanan uap 15 selama 15 menit

2.Magnetic StirerMagnetic stirer memilikifungsi untuk menggojokdenganpemanas.Denganmenggunakan listrik, alat ini berfungsi sebagai komporselain digunakansebagai penggojok.

3.Elenmeyer

Alat ini digunakan dalam kultur jaringan tanaman sebagai sarana menuangkan air suling maupun untuk tempat media dan penanaman eksplan.

4.Gelas ukurGelas ukur digunakan untuk menakar air suling dan bahan kimia yang akan digunakan.

5.Pipet tetesPipet tetes digunakan untuk mengambil supernatan (larutan) protoplas atau untuk menambahkan KOH, HCL, menetralkan pH.

6.Botol kulturBotol ini digunakan untuktempat menanam eksplan

7.Gelas piala

Alat ini digunakan untuk menuangkan ataumempersiapkan bahan kimia dan air suling dalam pembuatan medium

8.Gunting kultur

Alat ini digunakan untuk mengiris bagian tanaman atau eksplan.

9.Aluminium foilAluminium foil berfungsi untuk menutup botol kultur.

10.PinsetPinset digunakan untuk memegang atau mengambil irisan eksplan atau untuk menanam eksplan

11.Cawan petriAlat ini digunakan untuk tempat eksplan

12.Scalpel

Alat ini digunakan untuk mengiris bahan isolasi protoplas

13.Kertas PembungkusKertas digunakanuntuk membungkus alat-alat yang akan di sterilisasi

4.2. Pembahasan Berdasarkan hasil praktikumyang dilakukan diketahui beberapa alat-alat seperti erlenmeyer, pipet tetes, pinset, disseting set, gunting, magnetic stirer, scaple, botol kultur dan lain-lain. Dari alat-alat yang mempunyai fungsi dan cara pemakaian yang berbeda, namun disterilisasikan bersama menggunakan autoklaf.Sterilisasi adalah segala kegiatan dalam kultur jaringan yang sangat penting dan harus dilakukan ditempat yang steril, yaitu di laminar flow. Seperti yang diungkapkanWetherell (1976: 1), bahwalingkungan aseptic sebagai salah satu syarat utama suksesnya kegiatan kultur jaringan perlu diter