sterilisasi mikrobio

35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sterilisasi merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilakukan dan merupakan aturan standar dalam sebuah kerja mikrobiologi. Sterilisasi dapat dikatakan sebagai proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari segala bentuk kehidupan. Dalam bidang bioteknologi, kata seterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar media biakan atau membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme. Saat melakukan praktikum atau kerja mikrobiologi, praktikan atau pelaksana kerja akan banyak bersinggungan dengan mikrooorganisme yang kasat mata. Kontaminasi mikroba dapat terjadi saat penggunaan alat dan bahan. Potensi terkontaminasi mikroba sangatlah besar jika tidak dilakukan sterilisasi. Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Sterilisasi tidak dapat dilakukan jika kita tidak mengenal dan mengetahui spesifikasi serta prinsip kerja alat-alat sterilisasi tersebut. Kesalahan prosedur penggunaan alat sterilisasi dapat membahayakan keselamatan. Alat dan proses steriliasi tergantung pada jenis alat dan bahan yang digunakan selama praktikum. 1

Upload: rahmah-martiyasih

Post on 06-Dec-2014

247 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

laporan sterilisasi mikrobiologi

TRANSCRIPT

Page 1: sterilisasi mikrobio

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sterilisasi merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilakukan dan

merupakan aturan standar dalam sebuah kerja mikrobiologi. Sterilisasi dapat

dikatakan sebagai proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari

segala bentuk kehidupan. Dalam bidang bioteknologi, kata seterilisasi sering dipakai

untuk menggambarkan langkah yang diambil agar media biakan atau membunuh

semua bentuk kehidupan mikroorganisme.

Saat melakukan praktikum atau kerja mikrobiologi, praktikan atau pelaksana

kerja akan banyak bersinggungan dengan mikrooorganisme yang kasat mata.

Kontaminasi mikroba dapat terjadi saat penggunaan alat dan bahan. Potensi

terkontaminasi mikroba sangatlah besar jika tidak dilakukan sterilisasi. Kontaminasi

yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat

aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan

dari pelaksana kegiatan tersebut.

Sterilisasi tidak dapat dilakukan jika kita tidak mengenal dan mengetahui

spesifikasi serta prinsip kerja alat-alat sterilisasi tersebut. Kesalahan prosedur

penggunaan alat sterilisasi dapat membahayakan keselamatan. Alat dan proses

steriliasi tergantung pada jenis alat dan bahan yang digunakan selama praktikum.

Karena pentingnya cara-cara mematikan, menyingkirkan dan menghambat

pertumbuhan mikroorganime dalam mikrobiologi maka proses sterilisi sangat

diperlukan. Selain itu, diperlukan pemahaman yang baik menegnai alat sterilisasi

yang mekanismenya tergantung pada alat dan bahan yang beragam. Oleh karena itu,

percobaan ini dilakukan agar praktikan mengenal standar yang dipakai

dilaboratorium serta mengetahui cara-cara yang digunakan dalam proses sterilisasi,

agar kedepannya praktikan dapat mengerjakan prosedur percobaan sesuai dengan

tujuan dan praktikum berjalan dengan lancar.

B. Tujuan

Praktikum “STERILISASI” ini bertujuan untuk mengenal dan mengetahui

spesifikasi alat sterilisasi, mengenal dan mengetahui prinsip kerja alat-alat

sterilisasi, serta menguasai teknik kerja aseptis

1

Page 2: sterilisasi mikrobio

BAB II

MATERI DAN METODE

2.1 MATERI

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah saringan Zeitz, erlenmeyer

yang dapat dipasang vakum, pompa vakum, jarum ose, jarum inakoluasi, jarum

spatula, pinset, scalpel, pembakar bunsen, lampu spirtus, tabung reaksi, gelas piala

atau beaker glass, pipet, oven, arnold steam sterilizer, pengukus nasi atau dandang,

autoklaf, kompor gas, autoklaf listrik, BSC (Biological Safety Cabinet) serta LAF

(Laminar Air Flow).

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ekstrak enzim, bahan

medium tertentu dengan senyawa gula, garam fisiologis, natrium bikarbonat,

medium cair, ekstrak buah atau sayur, dan medium agar.

2.2 METODE

Beberapa metode pada proses sterilisasi antara lain:

A. Sterilisasi Secara Mekanik (Filtrasi)

Saringan disterilkan sebelum digunakan, misal melalui tyndalisasi, dan dibungkus

dahulu dengan aluminium foil

Lapisan atau membran penyaring (asbes, kertas saring khusu) disterilkan dalam

cawan petri dengan tyndalisasi

Membran penyaring dipasang dalam alat penyaring dan dikerjakan didalam ruang

steril

Bahan yang akan disaring dituangkan kedalam saringan dengan hati-hati, pekerjaan

dilakukan di dalam ruang steril

Saringan dihubungkan dengan Erlenmeyer yang sudah steril dan dilakukan di ruang

2

Page 3: sterilisasi mikrobio

steril

Erlenmeyer dihubungkan dengan pompa vakum dan pompa vakum dihidupkan

dengan hati-hati

Cairan bahan hasil saringan pada erlenmeyer dipindahkan kedalam botol lainnya

yang sudah steril secara aseptis

Botol ditutup dengan kapas steril dan aluminium foil dan disimpan pada suhu dingin

sebelum digunakan lebih lanjut

B. Sterilisasi secara Fisik (Pemanasan atau Penyinaran)

1) Sterilisasi dengan pemijaran

Jarum ose, jarum inakulasi, jarum spatula dipegang tangkai dan ujungnya dikenakan

pada lidah api sampai membara

Pinset dan scalpel dikenakan pada lidah api cukup lama tetapi tidak sampai membara

Alat-alat digunakan secara langsung setelah sebelumnya dibiarkan beberapa saat

sehingga tidak mematikan jasad renik

Alat-alat kemudian didinginkan sampai kira-kira 40-45oC

2) Sterilisasi dengan panas kering

Alat-alat yang akan disterilkan dibungkus dengan aluminium foil

Pengatur suhu oven diatur mencapai suhu 160-1800C

3

Page 4: sterilisasi mikrobio

Proses sterilisasi sekitar 2-3 jam

3) Sterilisasi dengan uap air panas

Bahan yang akan disterilkan (dalam botol) diletakkan dalam alat sterilisasi

Alat sterilisasi dipanaskan sampai thermometer menunjukkan 1000C dan dibiarkan

selama 30 menit

Bahan dari alat sterilisasi diambil dan disimpan selama 24 jam pada suhu kamar,

agar spora dapat hidup menjadi sel vegetatif

Sterilisasi alat yang disimpan dengan alat sterilisasi yang dipanaskan sampai

thermometer menunjukkan 1000C dan dibiarkan selama 30 menit

Bahan dari alat sterilisasi diambil dan disimpan selama 24 jam pada suhu kamar,

agar spora dapat hidup menjadi sel vegetative (dilakukan 2 kali)

4) Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan

Akuades diisikan ke dalam autoklaf sampai dibawah sarangan (dasar tempat

meletakkan benda-benda)

Medium diletakkan dalam botol pada sarangan

Perapian dihidupkan

Tutup autoklaf dipasang dengan mengencangkan sekrup-sekrup

Katup pengeluaran uap dibiarkan tetap terbuka untuk mengeluarkan uap udara yang

masih terbuka yang masih ada dalam autoklaf sampai beberapa saat

4

Page 5: sterilisasi mikrobio

Katup pengeluaran uap ditutp setelah uap banyajk keluar dari autoklaf

Sterilisasi dilangsungkan dan diamati alat pencatat suhu

Suhu dan tekanan dipastikan menunjukkan pada botol sterilisasi pada 1210C 15 ib/psi

(2 atm) selama 15 menit

Kompor dimatikan selama 15 menit

5) Sterilisasi dengan penyinaran ultraviolet

Lampu UV dihidupkan selama 2 jam, dan dimatikan dengan segera sebelum

memulai pekerjaan

Kaca penutup dipastikan terkunci pada posisi terendah

Lampu neon dan blower dinyalakan dan dibiarkan selama 5 menit

Tangan dan lengan dicuci dengan sabun germisidal/alkohol 70%

Permukaan interior BSC diusap dengan alkohol 7% atau desinfektan yang cocok dan

dibiarkan menguap

Alat dan bahan yang akan dikerjakan dimasukan, tetapi jangan terlalu penuh karean

memperbesar resiko kontaminan

Bahan dan alat yang telah dimasukkan diatur sedemikian rupa sehingga efektif dalam

bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril

5

Page 6: sterilisasi mikrobio

Pembakar Bunsen yang digunakan berbahan bakar gas

Pekerjaan dilakukan secara aseptis dan polaaliran udara jangan sampai terganggu

Setelah selesai bekerja, pekerjaan dibiarkan 2-3 menit agar kontaminan tidak keluar

dari BSC

Permukaan interior BSC diusap dengan alkohol 70% dan dibiarkan menguap

Tangan dibasuh dengan desinfektan

Lampu neon dan blower dimatikan

A.

6

Page 7: sterilisasi mikrobio

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama praktikum, berikut beberapa

alat sterilisasi beserta prinsip kerja dan spesifiikasi alat yang disterilisasi.

No Alat Sterilisasi Prinsip Kerja Spesifikasi Alat

1

Oven

Panas kering.

Suhu 1600-1800C

Lama 2-3 jam.

Alat yang akan

disterilisasikan

dibungkus

dengan

alumunium foil.

Bisa untuk

sterilisasi alat

dan bahan.

Cocok untuk alat

yang terbuat dari

kaca

(ex. Erlenmeyer,

tabung reaksi,

dll)

7

Page 8: sterilisasi mikrobio

2

Autoklaf

Uap panas

bertekanan

Suhu 1210 C

Tekanan 2 atm

Lamanya 15

menit.

Dapat

membunuh

bakteri sampai

tingkat spora

Untuk sterilisasi

alat dibutuhkan

waktu 20 menit,

sedangkan

sterilisasi bahan

dibutuhkan

waktu 15 menit.

Cocok

digunakan untuk

sterilisasi

medium

pertumbuhan

jasad renik.

Digunakan untuk

sterilisasi

medium atau

larutan atau alat-

alat yang tidak

tahan suhu

tinggi.

3

Arnold Steam Sterilizer

Uap air panas,

suhu 1000 C

selama 30 menit

dan diulang tiga

kali dengan

interval waktu

24 jam.

Cocok untuk

bahan-bahan

berair

(ex. Ekstrak buah

atau sayur)

8

Page 9: sterilisasi mikrobio

4

Incubator

Kisaran untuk

inkubator

produksi

Heraeus B5042

misalnya 100-700

C.

Untuk

menginkubasi

atau mengeram

mikroba pada

suhu optimum

pertumbuhannya.

5

sartorius membrane filter

Secara mekanik

(filtrasi).

Digunakan untuk

bahan cair yang

peka panas,

seperti enzim,

antibiotik,dll.

6

BSC (Biological Safety

Cabinet)

Penyiaran ultra

violet

Sebelum

digunakan

nyalakan neon

dan blower

selama 5 menit,

kemudian

semprot alkohol

70%.

Lamanya 2 jam.

Digunakan untuk

sterilisasi alat

dan bahan.

Alat dan bahan

yang akan

disterilisasikan

jangan terlalu

penuh karena

akan

menimbulkan

kontaminan.

B. Pembahasan

Steril merupakan keadaan dimana alat-alat yang digunakan sudah terbebas

dari bakteri yang mengkontaminasi. Sedangkan sterilisasi adalah proses

penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme

9

Page 10: sterilisasi mikrobio

(protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda.

Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk

membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk

membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi

tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat,

protein atau membran mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut

sterilant (Pratiwi, 2006).

Sterilisasi dapat didefinisikan sebagai proses yang efektif membunuh atau

menghilangkan agen menular (seperti jamur, bakteri, virus dan prion) dari

permukaan, peralatan, makanan, obat-obatan, atau media kultur biologis. Dalam

prakteknya sterilitas dicapai oleh paparan dari obyek yang akan disterilkan untuk

kimia atau agen fisik untuk waktu yang ditentukan. Berbagai agen yang digunakan

sebagai steriliants adalah: suhu tinggi, radiasi pengion, cairan kimia atau gas.

Keberhasilan proses tergantung pada pilihan metode yang diterapkan untuk sterilisasi

(Sultana, Y, 2007).

1. Kekeringan perangkat untuk diproses

2. Suhu dan kelembaban daerah pengolahan

3. Ada atau tidaknya perangkat yang disiapkan dan disusun pada alat sterilisasi

4. Ada tidaknya agen sterilisasi yang nyata dalam sistem

5. Kondisi sterilisasi dan protokol perawatan

6. Benar atau tidak metode sterilisasi yang benar dan siklus yang digunakan

(Sultana, Y, 2007).

Menurut Vinay, et al dalam Sterilization Methods in Orthodontics (2011)

Sterilisasi adalah suatu proses di mana sebuah partikel, permukaan atau media

dibebaskan dari semua mikro-organisme baik dalam keadaan vegetatif atau spora.

Teknik sterilisasi pada dasarnya dapat ditempuh melalui tiga cara:

1. Secara fisik

2. Secara kimia/chemical

3. Secara mekanik

1. STERILISASI SECARA FISIK

A. Metode Radiasi

10

Page 11: sterilisasi mikrobio

Dalam mikrobiologi, radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak

digunakan adalah radiasi sinar ultraviolet, radiasi sinar gamma atau sinar X dan

sinar matahari.

Sinar matahari banyak mengandung sinyal ultraviolet, sehingga secara

langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi. Sinar ultraviolet bisa diperoleh

dengan menggunakan katoda panas (reaksi termis) yaitu kedalam tabung katoda

bertekanan rendah diisi dengan uap air raksa; panjang gelombang yang dihasilkan

dalam proses ini biasanya dalam orde 2.500 s/d 2.600 Angstrom (Gabriel JF, 1996).

Radiasi untuk sterilisasi lainnya adalah menggunakan sinar gamma (γ) aitu

radiasi ionisasi. Sinar γ memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dan energy

yang lebih besar sehingga memberikannya kekuatan penetrasi yang baik. Efek dari

radiasi ionisasi adalah terbentuknya radikal bebas yang sangat reaktif yang akan

merusak struktur makromolekul seperti DNA dan protein. Peralatan bedah seperti

syringe dan rubber gloves umum disterilisasi menggunakan sinar γ dari isotop cobalt

60 (60 Co). Radiasi sinar gamma digunakan dimana saat sterilisasi panas dapat

menimbulkan efek pada tekstur, rasa dan penampakan bahan seperti pada buah dan

sayur. Sinar γ juga mampu menembus kemasan / packaging produk (Hogg, 2005)

B. Metode pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (auto clave)

Autoclaving adalah metode yang paling populer dari sterilisasi dan dianggap

sebagai standar emas untuk prosedur sterilisasi. Prinsip dasarnya adalah bahwa

ketika tekanan di dalam ruang tertutup meningkat, temperatur di mana air mendidih

juga meningkat (Vinay, et al, 2011)

Menurut Morello et al. (2003:81) tekanan yang digunakan untuk sterilisasi

pada umumnya 15 Psi atau sekitar 1 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi

tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi =

15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan adalah 15 menit pada

suhu 121oC. Dengan syarat suhu, tekanan dan waktu tersebut maka segala bentuk

mikroorganisme dapat dimatikan.

11

Page 12: sterilisasi mikrobio

Adanya udara dalam wadah saat sterilisasi dapat mengakibatkan kurang

efisiennya sterilisasi. Autoklaf hanya dapat mencapai suhu maksimal pada kondisi

uap air murni (Hogg, 2005).

Sebagian besar media sangat terpengaruh oleh pemanasan yang berlebihan,

tetapi sterilisasi menggunakan autoklaf adalah cara yang paling memuaskan untuk

sterilisasi media atau bahan yang tahan panas lebih dari 100oC. Kombinasi waktu dan

tekanan untuk sterilisasi media umumnya menggunakan suhu 115 °C (0.69 kg/cm2)

selama 20 menit atau 121 °C (1.06 kg/cm2) selama 15 menit. Penetrasi suhu dan

tekanan akan semakin menurun pada volume yang besar. Oleh karena itu jika

mensterilisasi cairan melebihi 1L disarankan untuk melebihkan waktu sterilisasi.

Wadah seperti tabung, erlenmeyer, botol sebaiknya diberi ruang kosong (head space)

antara mulut wadah dengan batas cairan. Setelah selesai sterilisasi sebaiknya alat dan

bahan dibiarkan dingin sampai 80oC di dalam autoklaf sebelum diangkat (Barrow

dan Feltham, 1993).

C. Metode pemanasan secara kering

Sterilisasi panas kering merusak oksidasi konstituen, denaturasi protein dari

bakteri, dan kerusakan oksidatif pada sel bakteri. Mikroorganisme akan mengalami

kekeringan jika dipaparkan pada suhu tinggi dan akibatnya sel akan lisis dan mati.

Kekurangan sterilisasi panas kering yaitu masih bertahannya endospora bakteri

(Vinay, et al, 2011). Alat yang dipakai untuk sterilisasi panas kering yaitu:

12

Page 13: sterilisasi mikrobio

Oven

Oven adalah suatu wadah yang mampu menjaga suhu pada 160-170 °C.

Umumnya alat-alat yang disterilisasi dengan oven adalah alat gelas seperti cawan

atau pipet ukur dan bukan untuk alat plastik atau karet. Sterilisasi dapat dilakukan

pada suhu 170oC selama 1 jam. Waktu sterilisasi dihitung setelah oven mencapai

suhu yang diinginkan. Oven yang baik memiliki termostat dan termometer atau

alat perekam temperatur, dan juga dilengkapi indikator waktu dan pemprograman

waktu. Setelah disterilisasi peralatan gelas sebaiknya didinginkan pada oven untuk

mencegah keretakan karena penurunan suhu mendadak. Untuk pengecekan

kinerja oven (verifikasi) dapat dilakukan dengan pengujian kehomogenan

temperatur di seluruh sudut oven pada pemakaian pertama atau setelah adanya

perbaikan. Verifikasi ini dilakukan dengan termometer terkalibrasi (ISO7128

2007:17-18).

Berbeda sedikit dengan peraturan ISO, Collins et al. (2004) menyatakan

bahwa sterilisasi panas kering dilakukan pada suhu 160oC selama 2 jam atau

180oC selama 30 menit dengan waktu pemanasan (heating-up) selama 1 jam dan

waktu penurunan suhu (cooling down) selama 2 jam.

Peletakan alat-alat pada oven sebaiknya memperhatikan distribusi panas

yang dihasilkan elemen. Disarankan untuk menghindari loading yang terlalu

banyak dan penempatan tanpa jeda sehingga mampu mengurangi penetrasi panas.

Semua alat sebaiknya dibungkus dengan bahan yang tidak mudah meleleh terkena

panas seperti kertas sampul (kraft paper) bukan dengan plastik.

Microwave oven

Microwave oven adalah alat yang mampu memanaskan dengan gelombang

mikro pada tekanan atmosfer. Pemanasan yang terjadi adalah hasil interaksi antara

bolak medan elektromagnetik dan bahan dielektrik. Dibandingkan dengan

pemanas konvensional menggunakan air atau uap sebagai media pemanas,

microwave memiliki potensi yang lebih baik. Penggunaan alat ini selain untuk

sterilisasi peralatan gelas dapat juga untuk memanaskan bahan cair atau

mencairkan agar (Tang et al, 2008).

D. Metode pemanasan dengan uap air panas

13

Page 14: sterilisasi mikrobio

Cara uap air panas membunuh mikroorganisme adalah bukan dengan

mengeringkannya tetapi dengan menonaktifkan enzim-enzimnya sehingga

metabolisme berhenti bekerja. alat-alat yang menggunakan cara ini untuk sterilisasi

antara lain:

Steamers dan boiling water baths

Steamers dan boiling water baths adalah semua alat yang terdiri dari suatu

wadah untuk menampung air yang memiliki elemen pemanas dan bertutup

(closefitting lid). Uap air yang dihasilkan alat ini berada pada tekanan atmosfer.

Boiling waterbath mampu memanaskan air sampai atau hamper mendekati titik

didih dengan atau tanpa menghasilkan uap air. Penggunaan umum alat ini adalah

untuk mencairkan media agar atau membuat media tidak tahan panas dan tekanan.

Steaming (tyndallization)

Steaming (tyndallization) yang dikembangkan oleh John Tyndall adalah

istilah untuk cara sterilisasi dengan uap air panas yang dapat mencapai suhu

100°C pada wadah tanpa tekanan. Sterilisasi menggunakan uap air panas dapat

dilakukan sekali atau tiga kali (tahap) dengan hari yang berlainan dengan

memanaskannya pada 80 °C selama satu jam (Barrow and Feltham, 1993).

Sedangkan menurut Hogg (2005:341) tindalisasi dilakukan pada suhu 90-

100 °C selama 30 menit secara bertahap 3 kali. Selama jeda tahapan media

diinkubasi pada 37°C semalam. Pemanasan tiga tahap dimaksudkan untuk

memberi kesempatan endospora untuk berkecambah sehingga akan mati pada

tahap pemanasan selanjutnya.

E. Metode incineration (pembakaran langsung)

Pemijaran dapat langsung membunuh mikroorganisme (termasuk endospora)

yang disterilkan dengan cara membakar mikroorganisme sehingga cara ini adalah

cara paling cepat. Namun kekurangannya adalah sangat terbatasnya cakupan alat

yang disterilisasi menggunakan pemijaran dan ketidakpraktisan dalam mensterilisasi

alat berukuran besar. Alat yang dipakai untuk sterilisasi dengan api yaitu: Bunsen

burner dan pembakar spirtus (Hogg, 2005).

14

Page 15: sterilisasi mikrobio

Bunsen burner dan pembakar spirtus digunakan untuk sterilisasi alat

inokulasi dengan pembakaran seperti sterilisasi jarum inokulum atau spreader.

Untuk memastikan kesterilannya jarum inokulum dibakar sampai membara dan

spreader dapat dicelupkan alkohol lalu dibakar. Bunsen burner berbahan bakar gas

yang disalurkan melalui pipa sedangkan pembakar spirtus berbahan bakar spirtus

(methanol). Namun pembakar spirtus lebih mudah ditemukan di banyak laboratorium

karena efisien dan portable (Hogg, 2005).

2. STERILISASI SECARA KIMIAWI

Sterilisasi secara kimia yaitu memaparkan alat atau bahan yang mengandung

mikroba terhadap suatu senyawa kimia sehingga dengan suatu reaksi tertentu dapat

membunuh atau menghentikan pertumbuhan mikroba tersebut tanpa merusak bahan

atau alat yang disterilisasi. Selain waktu sterilisasi, efektivitas suatu senyawa kimia

dalam membunuh mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Jumlah mikroorganisme. Semakin besar jumlah kontaminan maka semakin

lama waktu sterilisasi.

2. Keadaan populasi mikroorganisme. Seringkali kontaminan yang harus

dimusnahkan bukan satu spesies, melainkan campuran bakteri, jamur,

spora dan virus sehingga membutuhkan spektrum bahan antimikroba yang

luas.

3. Temperatur dan pH dari lingkungan

4. Konsentrasi (dosis) senyawa antimikroba.

5. Cara senyawa antimikroba dalam membunuh (mode of action).

6. Adanya pelarut, senyawa organic lain yang menginterferensi dan inhibitor

seperti saliva, darah dan feces (Talaro dan Talaro, 2002:323).

Sterilisasi dengan metode ini bersifat desinfeksi. Disinfeksi dapat memberi

kesempatan beberapa mikroorganisme dapat survive. Disinfektan adalah agen kimia

yang digunakan untuk mendisinfeksi objek tidak hidup (inanimate) seperti

permukaan benda. Terminologi sanitasi digunakan untuk mendeskripsikan kombinasi

disinfeksi dan pembersihan. Proses perusakan sel yang disebabkan disinfektan dapat

berupa koagulasi atau denaturasi protein karena bereaksi dengan enzim

mikroorganisme (Hogg, 2005).

15

Page 16: sterilisasi mikrobio

Berikut adalah beberapa jenis senyawa kimia yang bersifat disinfektan

menurut Hogg (2005:344-347).

a. Alkohol

Alkohol merupakan antiseptik kulit yang paling efektif dan desinfektan

untuk alat-alat medis. Etil dan isoprofil adalah yang paling banyak digunakan.

Konsentrasi yang efektif antara 50-70%. Alkohol mendenaturasi protein dan

lipid yang mengebabkan desintegrasi membran sel. Alkohol lebih efisien dalam

mematikan mikroorganisme pada konsentrasi dibawah 100%. Dengan adanya

air bercampur alkohol maka denaturasi protein lebih mudah terjadi (seperti

halnya uap panas lebih efisien disbanding panas kering). Konsentrasi yang

sering digunakan untuk disinfektan adalah 70%. Selain mendenaturasi protein,

alcohol juga dapat melarutkan lemak sehingga berpengaruh terhadap membran

sel dan kapsul beberapa jenis virus. Sel vegetatif dan hifa dapat dimatikan

dengan alkohol, namun spora seringkali resisten (Vinay, et al, 2011).

b. Halogen

Salah satu jenis halogen adalah klorin. Klorin (Chlorine) efektif sebagai

disinfeksi dalam bentuk gas bebas dan sebagai senyawa pelepas klorin seperti

chlorite dan chloramines. Gas klorin (compressed) umumnya digunakan

sebagai disinfektan pada pengolahan air, kolam renang atau untuk keperluan

industry. Bentuk senyawa klorin lainnya adalah Sodium hypochlorite (bleach)

yang dapat mengoksidasi gugus sulphydryl (-SH) dan disulphide (S-S) pada

protein. Seperti klotrin, hipoklorit dapat diinaktivasi dengan keberadaan materi

organic. Senyawa lain yang lebih stabil yaitu chloramines yang memiliki

keunggulan lebih tahan terhadap bahan organik. chloramines juga lebih tidak

beracun dan mampu melepas klorin secara perlahan sehingga memperpanjang

efek bakterisidal disinfektan ini. Jenis halogen lain adalah iodine. Daya kerja

iodine adalah bereaksi dengan residu tyrosine pada protein. Efek disinfeksi

iodine dapat ditingkatkan dengan melarutkannya pada ethanol 70% (iodine 1%

+ ethanol 70%).

c. Senyawa fenol (Phenolics)

16

Page 17: sterilisasi mikrobio

Senyawa fenol memiliki gugus asam karboksilat yang bersifat

mematikan dengan daya kerja merusak protein dan membrane. Salah satu

keuntungan menggunakan senyawa fenol adalah tetap aktif walaupun terdapat

senyawa organik dan detergen. Disinfektan seperti Dettol, Lysol dan

Chlorhexidine adalah derivatif dari senyawa fenol. Salah satu senyawa fenol

bernama Hexachlorophene sangat efektif membunuh bakteri gram positif

seperti staphylococci atau streptococci sehingga digunakan sebagai salah

satubahan pembuatan sabun, deodorant dan shampo.

3. STERILISASI SECARA MEKANIK

Prinsip sterilisasi secara mekanik (filtrasi) yaitu menyaring suatu cairan non

steril dengan kertas membran sehingga cairan yang melewatinya akan terbebas

mikroba (steril). Pada umumnya bahan yang disterilkan melalui cara ini adalah bahan

yang mengandung senyawa tidak tahan suhu tinggi atau tekanan tinggi seperti serum

darah, antibiotik, glukosa dan lain-lain.

Medium disaring dengan saringan porselin atau dengan tanah diatom. Dengan

jalan ini, maka zat-zat organik tidak akan mengalami penguraian sama sekali. Hanya

sayang, virus tak dapat terpisah dengan penyaringan semacam ini. Oleh karena itu,

sehabis penyaringan, medium masih perlu dipanaskan dengan autoclave meskipun

tidak selama 15 menit dengan teperatur 121oC (Dwidjoseputro, 2005).

Sterilisasi tidak hanya pada alatnya saja, tetapi saat pembiakan atau transfer

biakan juga perlu dijaga sterilisasinya, atau dikenal dengan istilah aseptis. Agar

tercipta suasana aseptis, harus memperhatikan dan memahami beberapa hal berikut

ini.

1. Desinfeksi Meja Kerja

a. Singkirkan semua barang yang tidak diperlukan dari meja dan ruang kerja

b. Semprotkan meja kerja denga alkohol 70 % beberapa kali hingga merata

c. Kemudian semprotkan lagi alkohol pada tlapak tangan

d. Letakkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan pada meja kerja dan

semprotkan kembali alkohol pada semua peralatan.

17

Page 18: sterilisasi mikrobio

e. Setelah itu diamkan beberapa saat dan kembali semprotkan alkohol ke

seluruh permukaan tangan ketika hendak mulai bekerja.

f. Letakkan pembakar spiritus lalu biarkan.

www.chem-is-try.org

2. Memindahkan Biakan secara Aseptis

a. Persiapkan alat dan bahan seperti spirirtus,jarum inokulum(jarum ose), rak

tabung dan dua buah tabung tertutup yang berisi biakan bakteri/virus.

b. Bakarlah ujung hingga pangkal jarum inokulum dengan pembakar spirirtus.

c. Buka tutup kedua tabung dan bakar mulut kedua buah tabung tersebut dengan

pembakar spiritus agar kontaminan mati.

d. Ambil satu ulasan pada tabung pertama dengan jarum inokulum kemudian

masukkan jarum tadi pada tabung kedua dengan teknik spread zig-zag.

e. Bakar kembali mulut tabing agar kontamina pada proses transfer mati.

f. Tutup kembali tabung tersebut, dan bakar ujung jarum inokulum untuk

memebunuh sisa bakteri yang ada (Dayat, 2009)

18

Page 19: sterilisasi mikrobio

www.chem-is-try.org

3. Memindahkan Biakan dari Cawan

a. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Bakar mulut cawan bagian tepi dengan memutarnya di atas api, serta

pijarkan jarum inokulum dan di dinginkan.

c. Buka mulut cawan yang berisi biakan koloni dan ambil koloni

tunggalnya dengan menempelkan jarum inokulum loop.

d. Kemudian tanamkan kembali koloni yang sudah diambil tadi pada media

yang baru dengan teknik spread kontinyu.

e. Panaskan kembali mulut cawan dan tutup rapat serta panaskanjarum

inokulum yang telah digunakan (Dayat, 2009)

19

Page 20: sterilisasi mikrobio

www.chem-is-try.org

4. Memindahkan Cairan dengan pipet

a. Persiapkan alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.

b. Lepaskan bungkus pipat dan panaskan ujung pipet pada pembakar

spiritus. (Usahakan daerah ujung pipet berdekatan dengan api).

c. Ambil dua buah tabung dan buka tutpnya untuk dipanaskan bagian ujung

mulut tabung.

d. Pipet cairan pada tabung pertama dengan menekan tombol S pada filter

dengan volume tertentu. Kemudian pindahkan ke tabung lainnya dan

keluarkan cairan tersebut dengan menekan E pada filter.

e. Setelah itu bakar kedua mulut tabung tadi dan tutup kembali dengan rapat

(Dayat, 2009)

20

Page 21: sterilisasi mikrobio

www.chem-is-try.org

5. Menuangkan Media

a. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan.

b. Panaskan mulut erlenmeyer yang berisi media pertumuhan

mikroorganisme.

c. Tuangkan media dalam erlemneyer ke cawan petri yang berisi biakan

murni.

d. Ratakan dengan menggoyangkan cawan (Dayat, 2009)

21

Page 22: sterilisasi mikrobio

www.chem-is-try.org

22

Page 23: sterilisasi mikrobio

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,

dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,

mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda.

2. Sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara fisik, kimiawi,

dan mekanik

3. Secara fisik sterilisasi dapat dilakukan dengan cara Radiasi dengan sinarr

UV atau gamma. Pemanasan secara kering dengan menggunakan oven

atau microwave; pemanasan dengan uap air bertekanan menggunakan

autoklaf, pemanasan dengan uap air melalui Steamers, boiling water

baths dan Steaming (tyndallization); pembakaran langsung (pemijaran)

memanfaatkan Bunsen dan pembakar spirtus. Secara kimiawi dapat

menggunakan alkohol, beberapa senyawa halogen, dan fenol. Secara

mekanik dilakukan dengan filtasi, yaitu penyaringan langsung.

4. Proses sterilisasi menggunakan alat sterilisasi disesuaikan dengan jenis

alat dan bahan yang akan disuci hamakan

5. Seluruh proses kerja transfer biakan harus dilakukan secara aseptis.

Untuk menjaga tempat kerja tetap steril, dilakukan desinfeksi meja kerja

B. Saran

Menjaga lingkungan kerja tetap aseptis serta harus menguasai prinsip kerja

masing-masing alat sterilisasi. Usahakan untuk menguasai teknik transfer biakan dan

teknik pipetting agar memudahkan dalam melakukan percobaan selama praktikum.

23

Page 24: sterilisasi mikrobio

DAFTAR PUSTAKA

Barrow, G.I. and R.K.A. Feltham. (1993). Cowan and Steel’s, Manual for the

Identification of Medical Bacteria. New York : Cambridge University Press.

Collins, et al. 2004. Collin and Lyne’s, Microbiological Methods. 8th Edition. Arnold

Publishers, London.

Dayat. (2009). Metode Sterilisasi Mikrobiologi.

http://ghalapunk.blogspot.com/2009/03/metode-sterillisasi-

mikrobiologi.html diakses 4 April 2013, pukul 10.00 WIB

Dwidjoseputro,D. (2005). Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta

Gabriel JF. (1996). Fisika Kedokteran. EGC: Jakarta

Hogg, Stuart. (2005). Essential Microbiology. John Wiley and Sons, Ltd.

ISO 7218:2007(E). Microbiology of food and animal feeding stuffs — General

requirements and guidance for microbiological examinations, 3rd edition.

Morello et al. (2003). Laboratory Manual and Workbook in Microbiology,

Application to Patient Care. 7th Edition. Mc Graw Hill Companies.

Pratiwi, Sylvia T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Erlangga: Bandung

Sultana, Yasmin. (2007). Pharmaceutical Microbiology and Biotechnology ;

sterilization methods and principles. Dept of pharmaceutics, Jamia

Hamdard: New Delhi

Talaro, K.P. and Arthur Talaro. (2002). Foundation in Microbiology, 4th Edition. Mc

Graw Hill Companies.

Tang et al. (2008). Microwave sterilization of sliced beef in gravy in 7-oz trays.

Journal of Food Engineering 89: 375–383

Vinay, P et al. (2011). Sterilization Methods in Orthodontics. International Journal

of Dental Clinics:3(1 ) :44-47

24