lap pli saye.docx

66
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PLI Praktek Lapangan Industri (PLI) yang dilaksanakan di PT. Ansar Terang Crushindo, merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kerja praktek serta melengkapi kurikulum di D2 Teknik Pertambangan AKPDD Kota Sawahlunto jurusan teknik pertambangan, dengan adanya Praktek Lapangan Industri ini mahasiswa mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang didapat dan penerapanya di Dunia Usaha atau di Dunia Industri (DU/DI). Selain memberikan gambaran langsung tentang kegiatan penambangan, serta megaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dalam perkuliahan dengan pengetahuan dan keterampilan praktis yang ada di lapangan industri pertambangan. Penulis melaksanakan PLI di PT. Ansar Terang Croshindo Pertambangan Batu Andesit karena penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang Teknik

Upload: muhammad-yudha-guntara

Post on 28-Jan-2016

84 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: lap PLI saye.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PLI

Praktek Lapangan Industri (PLI) yang dilaksanakan di PT. Ansar

Terang Crushindo, merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kerja praktek

serta melengkapi kurikulum di D2 Teknik Pertambangan AKPDD Kota

Sawahlunto jurusan teknik pertambangan, dengan adanya Praktek Lapangan

Industri ini mahasiswa mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan

pelajaran yang didapat dan penerapanya di Dunia Usaha atau di Dunia Industri

(DU/DI). Selain memberikan gambaran langsung tentang kegiatan

penambangan, serta megaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dalam

perkuliahan dengan pengetahuan dan keterampilan praktis yang ada di

lapangan industri pertambangan.

Penulis melaksanakan PLI di PT. Ansar Terang Croshindo

Pertambangan Batu Andesit karena penulis ingin mengetahui lebih jauh

tentang Teknik pertambangan yang diterapkan pada perusahaan ini. Saat ini

Kerja Praktek adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diselesaikan oleh

Mahasiswa Teknik Pertambangan Akademi Komunitas Negeri Sawahlunto.

Dalam kegiatan PLI ini, Mahasiswa diharapkan dapat melakukan

pembelajaran yang berbeda dengan yang di dapat saat kuliah. Aktivitas yang

dilakukan selama dilapangan dapat dituliskan kedalam laporan PLI yang sangat

Page 2: lap PLI saye.docx

2

memadai. PT. Ansar Terang Crushindo adalah perusahaan yang bergerak

dalam industri batu gunung (Galian C).

Pada tahun 2015, kebutuhan batu semakin besar karena kemajuan

pembangunan, seperti pembuatan pondasi, jembatan, jalan, dan lain-lain.

Untuk menunjang kegiatan pembangunan tersebut di butuhkan material batu

gunung yang memadai.

PT. Ansar Terang Crushindo melakukan sistem penambangan

dengan metode tambang terbuka Open Pit Mining yang meliputi kegiatan land

clearing, pengupasan tanah penutup, pemboran, peledakan, pembongkaran

material hasil peledakan, pemuatan, pengangkutan, dan pengolahan material

crusher untuk mencapai produksi 25.000 Ton/bulan. Luas area penambangan

20 Ha dan cadangan lahan seluas 30 Ha, dengan cadangan deposit bahan galian

batuan sebanyak kurang lebih 1,5 MT (15 juta ton).

B. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah PT. Ansar Terang Crushindo

PT. Ansar terang crushindo merupakan salah satu perusahaan di

provinsi Sumatera Barat yang bergerak di bidang pertambangan. PT. Ansar

Terang Crushindo yang lebih dikenal dengan PT. ATC ini, berdiri pada tahun

2009 yang di prakarsai oleh Ir. M. Saleh Z sebagai direktur utama dan Thedy

Antoni sebagai Dewan Komisaris. Pada tahun 2009, PT. Ansar Terang

Crushirndo memulai usahanya dari bawah dengan perkerjaan penambangan

batu gunung (batu andesit) dan membuka stone crusher dengan berbekal

Page 3: lap PLI saye.docx

3

pengalaman dan didukung oleh para staff ahli yang professional dan berlatar

belakang pendidikan sarjana.

PT. Ansar terang crushindo mulai dikenal di Sumatera Barat dan Riau

semenjak membuka lokasi penambangan batu andesit dan stone crusher di

Pangkalan, Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota. Berdasarkan keputusan

Bupati Lima Puluh Kota pada tanggal 30 April 2010, usaha pertambangan

batuan PT. Ansar Terang Crushindo ini telah memiliki izin usaha

pertambangan operasi produksi dengan No. 04/IUP/KPPT-LK/2010.

Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota menyadari

banyaknya potensi sektor tambang, maka dari itu pemerintah daerah Kabupaten

Lima Puluh kota berupaya untuk lebih mengembangkan berbagai sektor

pembangunan dari hasil penambangan yang diharapkan dapat meningkatkan

perekonomian daerah. Untuk menanggapi tantangan tersebut, PT. Ansar

Terang Crushindo tertarik untuk terlibat langsung dalam kegiatan

penambangan batu andesit yang merupakan salah satu potensi tambang yang

ada di Kabupaten Lima Puluh Kota. Hadirnya PT. Ansar Terang Crushindo

pun telah mendapat respon positif dari Pemerintah Daerah Kabupaten Lima

Puluh Kota. Terbukti dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bupati Lima

Puluh Kota Nomor: 04 / IUP/ KPPT-LK / 2010. Berlandaskan Surat Keputusan

Bupati tersebutlah PT. Ansar Terang Crushindo melaksanakan kegiatan

eksplorasi dan penambangan batu andesit seluas 20 Ha di Jorong Lubuk Jantan

Nagari Manggilang Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh

Kota. Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT. Ansar Terang

Page 4: lap PLI saye.docx

4

Crushindo ini, diperkirakan akan menimbulkan dampak positif dan juga negatif

bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar area penambangan.

PT. Ansar Terang Crushindo dalam melakukan kegiatan

penambangan selalu berpedoman pada dokumen UKL/UPL yang telah disusun.

Penyusunan dokumen UKL/UPL adalah sebagai acuan pengelolaan dan

pemantauan seluruh kegiatan penambangan mulai dari kegiatan persiapan,

tahap penambangan (konstruksi dan operasional) serta tahap purna tambang

(pasca operasional). Dengan demikian dampak positif yang ditimbulkan dapat

lebih ditingkatkan dan dampak negatif dapat diminimalisir agar pembangunan

yang berguna dapat diwujudkan.

2. Lokasi Kerja PT. Ansar Terang Crushindo

Secara administratif lokasi pertambangan PT. Ansar Terang

Crushindo berada di Jorong Pauh Anok Nagari Pangkalan Kecamatan

Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.

Secara detail koordinat Izin Usaha Pertambangan PT. Ansar Terang Crushindo

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1: Koordinat IUP PT. Ansar Terang Crushindo

Page 5: lap PLI saye.docx

5

NOBujur Timur Lintang Selatan

Keteranganº ´ ´´ º ´ ´´

12345

100100100100100

4444444444

17,623,823,81,51,6

0000000000

44444

31,231,28,99,232,9

Total LuasArea20 Ha

(Sumber : PT. Ansar Terang Crushindo)

Untuk mencapai wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi

PT. Ansar Terang Crushindo dari Ibu Kota Provinsi dapat ditempuh dengan

menggunakan jalur transportasi sebagai berikut:

a. Padang–Payakumbuh dengan jalur transportasi darat ditempuh dengan

kendaraan roda 4 atau roda 2 melalui jalan aspal sejauh ± 135 km dapat

ditempuh dalam waktu ± 3 jam.

b. Payakumbuh–Pangkalan dengan kendaraan roda 4 atau roda 2 melalui jalan

aspal sejauh ± 50 km yang ditempuh dalam waktu ± 1 jam.

(Sumber:PT. Ansar Terang Crushindo)

Page 6: lap PLI saye.docx

6

Gambar 1. Peta Kesampaian Daerah PT. Ansar Terang Crushindo

3. Topografi

PT. Ansar Terang Crushindo terletak di Kecamatan Pangkalan Koto

Baru. Topografi daerah ini bervariasi antara datar dan berbukit-bukit dengan

tinggi tempat terendah dari permukaan laut berada di waduk PLTA di Nagari

Tanjung Pauh (90 mdpl) dan daerah tertinggi berada pada Bukit Gadih (1330

mdpl) di Nagari Koto Alam. Kecamatan ini juga dikaruniai banyak sungai yang

telah dimanfaatkan masyarakatnya untuk keperluan sehari-hari seperti mandi

cuci dan kakus, sebagai sumber irigasi, sebagai bahan galian C serta sebagai

sarana transportasi yang menggunakan perahu untuk membawa hasil gambir

dan kare. Topografi PT. Ansar Terang Crushindo dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

(sumber: PT.Ansar Terang Crushindo)

Gambar 2. Peta Topografi PT. Ansar Terang Crushindo

Page 7: lap PLI saye.docx

7

4. Organisasi

a. Daftar Nama Karyawan PT. Ansar Teran Crusindo Divisi Tambang

No NAMA KARYAWAN JABATAN

1 SUYITNO KTT2 FAUZAN KTT3 DEDY ROSADI WKTT4 FAISAL Humas5 MANAP. M Foreman6 ERISMAN Juru Ledak7 SYAFRIZAL Crew Blast8 SYAFRUDIN Crew Blast9 JUNAIDI Crew Blast

10 GUSRIZON.H Kep.Gd.Handak11 HENDRI HARTONO SATPAM12 ZULHENDRI SATPAM13 ZULFIKRI SATPAM14 GUSRI ARDI SATPAM15 DODY ZULFIARDI SATPAM16 RIDO TRI PUTRA SATPAM17 RIZAL EFENDI SATPAM19 ONDRI CHANIAGO ADM20 MARIZON SINAGA Opr.Pc 400.0121 AFUAN SIREGAR Opr.CAT 32922 RINTO SINAGA Opr.Pc 400.0223 JONI NAINGGOLAN Help.Pc 400.0224 KASMURI Opr.CRD25 ALI SABRI Help.CRD26 EFAN Help.CAT 32927 ARI Opr.Dozer28 SAFRI SINAGA Opr.HITACHI29 SUMIATI JURU MASAK

Tabel 2: Daftar Nama Karyawan Div. Tambang

b. Struktur Organisasi Lihat (Lampiran )

Page 8: lap PLI saye.docx

8

C. Diskripsi Kegiatan Industri

1. Keadaan Cadangan

a. Ganesa Batuan

Andesit adalah jenis batuan beku yang berasal dari produk

gunung api. Batu andesit ini dapat dibagi dua jenis berdasarkan tempat

terbentuknya. Batuan andesit pertama adalah batuan beku yang membeku

atau terbentukannya didalam tanah. Sedangkan batuan andesit yang

kedua, pebekuannya terjadi di permukaan yang disebut lafa.

b. Sebaran Bahan alian

Berdasarkan kondisi singkapan dilapangan, bahan alian

mengarah 25º SW.

2. Penambangan

a. Sistem Dan Metoda Penambangan

Kegiatan penambangan PT. Ansar Terang Crushindo dilakukan

dengan sistem tambang terbuka. Dari setiap kegiatan penambangan

persatuan waktu, baru dilakukan dengan perencanaan dilapangan.

Sehinga untuk tahapan-tahapan penambangan untuk jangka lebih lama

Page 9: lap PLI saye.docx

9

dan penentuan Pit Limit serta penentuan batas Break Even Cut Off Grade

masih belum dapat ditentukan.

b. Persiapan Penambangan

Sebelum melakukan kegiatan penambangan, tahapan yang

dilakukan seperti :

1) Land Clearing

Sebelum pengupasan top soil, dilakukan kegiatan land clearing

terlebih dahulu. Agar tumbuhan-tumbuhan yang ada diatas permukaan

dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Baik untuk kebutuhan

perusahaan maupun membatu kebutuhan masyarakat disekitar.

2) Pengupasan Tanah Penutup

Setelah pembersihan lahan dilakukan, untuk penanganan top soil

dan over burden ditumpuk pada disposal area yang telah ditentukan.

c. Cleaning Area untuk Peboran dan Peledakan

Sebelum kegiatan pemboran untuk peledakan dilakukan, maka

lokasi kegiatan harus dibersihkan terlebih dahulu, mengingat dampak-

dampak yang akan timbul dari hasil kegiatan peledakan seperti flying

rock ataupun lontaran material disekitar lubang bor yang mempunyai

dampak negative terhadap para pekerja dan masyarakat di sekitar lokasi

tambang. Setelah Cleaning Area dilakukan, maka kegiatan pemboran

dapat dilakukan berdasarkan geometri peledakan yang telah di

rencanakan sebelumnya.

d. Kegiatan Pemboran

Page 10: lap PLI saye.docx

10

Kegiatan pemboran bertujuan untuk membuat lubang ledak yang

nantinya akan dimasukkan bahan peledak dan steaming ke dalam lubang

tersebut. Untuk alat yang di pakai dala kegiatan pemboran adalah

Crawler Rock Drill (CDR) atau jenis bor tipe perayap. Kedalaman rata-

rata lubang bor mencapai 3 m dan berdiameter 3 inci.

(sumber:Dokumentasi penulis)

Gambar 3. Crawler Rock Drill

(sumber:Dokumentasi penulis)Gambar 4. Lubang yang selesai di Bor

Page 11: lap PLI saye.docx

11

(sumber:Dokumentasi penulis)

Gambar 5. Kegiatan Pengisian Bahan Peledak

(sumber:Dokumentasi penulis)

Gambar 6. Kegiatan Peledakan

e. Loading Dan Hauling Raw Material

Setelah batu andesit yang telah di blasting tadi menjadi loss

(terpisah dengan batuan induknya) maka raw material tersebut dapat di

loading dan di sortir berdasarkan fragmentasinya. Jika material tersebut

cukup besar, (framentasi batuan > 1/3 ukuran bucket alat muat) maka

sebelum material tersebut di loading harus dilakukan pengecilan ukuran

Page 12: lap PLI saye.docx

12

butir kembali. Dalam hal ini, kita melakukan dengan menggunakan

breaker.

(sumber:Dokumentasi penulis)

Gambar 7. Breaker Boulder

Setelah fragmentasi batuan yang di breaker cukup seragam,

maka raw material tersebut dapat di angkut ke tempat pengolahan.

(sumber:Dokumentasi

penulis)

Gambar 8. Loading Raw Material

f. Pengolahan Raw Material

Raw material yang di angkut dari lokasi tambang, selanjutnya di

tumpuk dan di lakukan prosessing untuk menjadikan raw material

tersebut menjadi material spec yang nantinya siap dipasarkan. Dalam hal

ini prosessing yang dimaksud yaitu perubahan fragmentasi batuan

Page 13: lap PLI saye.docx

13

menjadi seragam berdasarkan asing-asing tumpukan sehinga

memudahkan penjualan tergantung permintaan konsumen.

(sumber:Dokumentasi penulis)

Gambar 9. Loading Raw Materia

(sumber:Dokumentasi penulis)

Gambar 10. Prosessing Batuan Pada Cruser

D. Perencanan Kegiatan PLI

Dalam praktek lapangan industri ini saya mengharapkan bisa mengkuti

kegiatan-kegiatan di lapangan yang berkaiatan dengan ilmu yang saya peroleh

di bangku perkuliahan, diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2: Perencanaan kegiatan PLI

Page 14: lap PLI saye.docx

14

No. Tanggal Kegiatan Catatan

1. 05 Desember 2014

Kedatangan diperusahaan

2.

06 Desember 2014 s/d 10 Desember 2014

Pengenalan lapangan dan Orientasi

3.

11 Desember 2014 s/d 05 Maret 2015

Kegiatan serta dalam aktifitas penambangan dilapangan

(Sumber: Catatan penulis)

E. Pelaksanan Kegiatan PLI

PT. Ansar Terang Crusindo mulai dari jam 08.00-17.00 (jam istirahat

mulai dari jam 12.00-13.00) Kegiatan lapangan bertujuan untuk memperoleh

pengetahuan dan pengamatan nyata di lapangan tentang teknis perencanaan,

pelaksanaan dan pengolahan pekerjaan penambangan, dalam rangka

melengkapi pengetahuan teoritis yang telah di peroleh di bangku perkulihan.

Adapun kegiatan lapangan yang penulis lakukan selama praktek di PT. Ansar

Terang Croshindo dari tanggal 05 Desember 2014 sampai tanggal 05 Maret

2015.

a. Pengenalan perusahaan

Pertama kali sampai di kantor PT. ATC penulis diberikan

pembekalan tentang kegiatan-kegiatan dilapangan PT. Ansar Terang

Croshindo terletak di Jl. Negara Padang – Pekanbaru Km 176 Jorong Pauh

Anok Nagari Pangkalan, Kec. Pangkalan Koto Baru Lima Puluh Kota.

Page 15: lap PLI saye.docx

15

Sesuai dengan surat perjanjiaan dengan PT. ATC dan yang sedang di

kerjakan di wilayah izin usaha pertambangan masih di lakukan

penambangan operasi produksi tambang terbuka. Dalam melakukan

kegiatanya perusahaan memiliki ±30 karyawan dan di dukung oleh fasilitas

seperti:

1. Kantor

2. Tempat Tinggal Karyawan

3. Klinik

b. Mengamati kegiatan lapangan

Proses penambangan batu andesit di PT. Ansar Terang Crosindo

melakukan sistem tambang terbuka dengan metode pemboran dan

peledakan.

Adapun kegiatan – kegiatan yang diikuti antara lain:

1) Pembuatan Akses Jalan

Pembuatan jalan dimaksudkan untuk memberi akses dalam

kegiatan pertambangan. Untuk kegiatan penambangan batu andesit PT.

Ansar Terang Crushindo dibutuhkan jalan masuk (akses road) dan jalan

tambang. Jalan tambang dan jalan masuk berfungsi sebagai jalur lintasan

kendaraan atau peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan penambangan

batu andesit. Jalan ini dibuat dengan lebar ±6 meter. Jalan ini dibuat

dengan konstruksi jalan tanah kemudian diperkeras melalui proses

pemadatan. Jalan yang dibuat PT. Ansar Terang Crushindo dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

Page 16: lap PLI saye.docx

16

(sumber:Dokumentasi penulis)

Gambar 11. Menuju ke lokasi tambang

2) Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan land clearing merupakan tahap awal dari

kegiatan penambangan. Kegiatan pembersihan lahan ini mutlak

dilakukan sebelum pembongkaran lapisan tanah penutup overburden

dilakukan. Tujuan dari pembersihan lahan ini adalah untuk

menyingkirkan pohon-pohon besar maupun kecil, semak belukar dan

bongkahan batuan di area yang akan dibongkar tanah penutupnya.

Pembersihan lahan ini dilakukan menggunakan alat berat bulldozer,

excavator dan juga dilakukan penebangan menggunakan mesin

chainsow.

3) Pengupasan Tanah Pucuk (Pre Stripping top soil)

Setelah pembukaan dan pembersihan lahan, kegiatan selanjutnya

adalah pengupasan lapisan top soil yang sangat kaya akan unsur hara.

Ketebalan tanah pucuk bervariasi berkisar antara 20-30 cm. Pengupasan

tanah pucuk ini dilakukan terlebih dahulu dan ditempatkan terpisah

Page 17: lap PLI saye.docx

17

terhadap batuan penutup over burden, agar pada saat pelaksanaan

reklamasi dapat dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini

dilakukan sampai pada batas lapisan subsoil, yaitu pada kedalaman

dimana telah sampai di lapisan batuan penutup tidak mengandung unsur

hara.

Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang

digali masih berupa awal yang asli belum pernah digali/ditambang.

Sedangkan untuk lahan yang bekas peti penambangan liar biasanya

lapisan top soil tersebut telah tidak ada, sehingga kegiatan tambang

diawali langsung dengan penggalian batuan penutup.

Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun dan

dikumpulkan pada lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah Top Soil

Bank. Untuk selanjutnya tanah pucuk yang terkumpul di top soil bank

pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis teratas pada lahan

disposal yang telah berakhir dan memasuki tahapan program reklamasi.

(sumber: dokumentasi penulis)

Gambar 12. Pengupasan Tanah Pucuk

Page 18: lap PLI saye.docx

18

4) Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (overburden)

Pengupasan overburden dilakukan setelah kegiatan pembersihan

lahan dan pengupasan tanah bagian atas top soil. Pengupasan dilakukan

secara bertahap serta dibuat jenjang bench, hal ini dilakukan untuk

menghindari terjadinya longsoran. Pengupasan overburden dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a) Direct-Digging

Pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan

penggalian langsung oleh excavator. Penggalian langsung ini hanya

untuk material tanah penutup yang sangat lunak.

b) Riping-Dozing

Pengupasan tanah penutup dilakukan dengan excavator

untuk menggali hingga tanah terbongkar dan dozzer untuk mendorong

tanah penutup yang relatif lunak untuk kemudian diangkut oleh dump

truck.

(sumber:Dokumentasi penulis)

Gambar 13. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup

Page 19: lap PLI saye.docx

19

5) Penimbunan Tanah Penutup ke Disposal Area

Sebagai kelanjutan dari pengupasan tanah penutup overburden,

maka perlu disediakan suatu tempat khusus untuk penumpukan dan

penyimpanan tanah penutup tersebut yang diambil dari pit, yang biasa

disebut dengan disposal area. Untuk pengangkutan dari pit ke disposal

area digunakan dump truck.

(sumber: Dokumentasi penulis)

Gambar 14. Penimbunan Tanah Penutup ke Disposal Area

6) Pemuatan (loading)

Pemuatan OB dilakukan oleh alat exscavator dan dump druck

OB dibutuhkan waktu pengangkutan OB berkisar 2 menit.

Page 20: lap PLI saye.docx

20

(sumber:Dokumentasi penulis)

Gambar 15. Pemuatan (Loading)

7) Pengangkutan (Hauling) ke stockpile

Pengangkutan bertujuan memindahkan material tanah penutup

over burden dari tambang ke lokasi penimbunan atau pembuangan OB

(sumber:Dokumentasi penulis)

Gambar 16. Penimbunan atau pembuangan OB

F. Hambatan Dan Penyelesaian

Dalam melakukan kegiatan praktek lapangan industri di PT. Ansar

Terang Crushindo, selain melakukan penelitian studi kasus penulis juga

mengikuti pekerjaan yang dikerjakan oleh perusahaan. Pekerjaan yang

Page 21: lap PLI saye.docx

21

dikerjakan selama di lapangan terkadang mendapat hambatan dan harus segera

diselesaikan agar tidak mengganggu kegiatan penambangan batu andesit.

Hambatan tersebut antara lain adalah:

1. Tidak sesuainya prosedur kerja karyawan, kurangnya kedisiplinan

dengan peraturan yang ada di PT. ATC.

2. Mesin yang sering rusak.

3. Cuaca yang tidak mendukung seperti hujan, di saat hujan semua

kegiatan di Tambang di hentikan karna resiko sangat banyak.

4. Hambatan yang tak terduga seperti terjepitnya batang bor, kerusakan

pada sambungan selang udara.

5. Hambatan yang dihindari seperti lokasi pemboran yang belum

dipersiapkan.

6. Pelumas dan solar pada mesin bor atau kompesor dengan waktu yang

tidak teratur.

Penyelesaian dari beberapa masalah tersebut adalah dengan

meningkatkan perawatan mesin serta menambah jam kerja.

G. Temuan Menarik

Selama penulis melakukan kegiatan praktek lapangan industri di PT.

Ansar Terang Crushindo yang dilakukan dari tanggal 05 Desember 2014

Page 22: lap PLI saye.docx

22

sampai 05 Maret 2015, penulis menemukan beberapa temuan menarik sebagai

berikut :

1. Produktivitas mesin bor tidak maksimal disebabkan areal pengeboran

yang tidak rata sehingga memperlambat waktu edar.

2. Batang bor patah saat di lakukan pemboran.

3. Cepatnya berkurang ketajaman mata bor(bit).

Sehubungan dengan temuan menarik yang ada, maka penulis

tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pemboran pada Batuan

Andesit di PT. Ansar Terang Crushindo”

BAB II

TOPIK BAHASAN

Page 23: lap PLI saye.docx

23

A. Latar Belakang Pemilihan Topik

Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam

suatu operasi  peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat

sejumlah lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan

peledak dan steming untuk diledakkan. Bukan hanya untuk pembuatan lubang

ledak tetapi pemboran memiliki fungsi lain seperti :

1. Untuk kegiatan sipil

2. Untuk kegiatan penelitian / eksplorasi

3. Untuk kegiatan air tanah

4. Untuk kegiatan minyak dan gas bumi

5. Pengumpulan data sebaran cadangan.

Karena pentingnya kegiatan pemboran maka perlu adanya materi

yang menjelaskan tetang  pemboran serta segala sesuatu yang ada di dalam

kegiatan pemboran secara terperinci sebagai  bahan acuan dalam melakukan

kegiatan pemboran. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja  pemboran

antara lain geometri peledakan, keterampilan operator serta kondisi alat bor

yang digunakan dalam proses pemboran. Hal tersebut wajib diketahui jika

diinginkan hasil pemboran yang maksimal sehingga dapat meningkatkan hasil

produksi. Dalam masing-masing metode  pemboran yang digunakan memiliki

kelebihan serta kekurangan yang harus dipertimbangkan agar mendapat metode

pemboran yang paling sesuai dengan keadaan dilapangan. Untuk alat yang di

pakai dalam kegiatan pemboran di PT. Ansar Terang Crushindo adalah

Page 24: lap PLI saye.docx

24

Crawler Rock Drill (CDR) atau jenis bor tipe perayap. Kedalaman rata-rata

lubang bor mencapai 3 m dan berdiameter 3 inci.

(sumber:Dokumentasi penulis)

Gambar 17. Mesin Bor CRD

B. Kajian Teoritis

Pemboran adalah suatu tahapan yang pertama dalam sebuah proses

pembentukan lubang pengisian bahan peledak. Pemboran dan peledakan

merupakan salah satu metode yang efektif untuk membongkar dan

memindahkan massa batuan dalam volume yang sangat besar. Oleh karena itu,

pemboran dan peledakan merupakan faktor utama dalam meningkatkan target

produksi yang diinginkan tercapai.

1. Metode pemboran dapat dilakukan dengan 3 macam alat bor khusus :

a). Rotary, adalah jenis pemboran dimana distribusi energinya disalurkan

lewat batang bor yang berputar bersamaan dengan mata bornya. Biasa

digunakan untuk pemboran tambang terbuka.

b). Rotary Percussion, merupakan jenis pemboran yang menggunakan

metode tumbukan. Piston pemboran memukul kawat bor sehingga

Page 25: lap PLI saye.docx

25

timbul gelombang kejut yang ditransmisikan ke mata bor. Energi

disalurkan pada dasar lubang bor dan meremukkan permukaan batuan.

Cutting dikeluarkan dari lubang dengan flusing oleh udara/air.

c). Down the hole (DTH) Drilling adalah jenis pemboran yang mata bor

sistem nya rotary dan batang bor memberi energi pukulan kepada mata

bor, digunakan pada pemboran batuan yang sangat keras.

2. Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam pemboran adalah

a). Jenis batuan

Jenis dan sifat batuan sangat berperan penting dalam

menentukan pemilihan alat bor yang digunakan. Sifat batuan yang

diklarisifikasikan yang didasarkan pada sumber atau asal dari batuan

tersebut adalah :

- Batuan beku (igneous rock) seperti batu granit, andesit, basalt,

batu kali.

- Batuan sedimen seperti sandstone, silt stone, batu lempung.

- Batuan metamorphic feldspar, mica, quartz (batu kwarsa)

biasanya terbentuk dari silika, ada juga yang berasosiasi dengan

limestone.

Tabel 3: Breaking Characteristic Pada Batuan

Page 26: lap PLI saye.docx

26

(Sumber : Dokementasi PLI)

b). Tinggi jenjang

Tinggi jenjang adalah parameter yang dihubungkan dengan

ukuran lainnya. Tinggi jenjang maksimum ditentukan oleh peralatan bor

yang tersedia misalnya panjang batang bor dan ukuran alat bor. Kerugian

pemboran pada jenjang yang tinggi adalah kehilangan tenaga sambungan

batang bor dan deviasi dalam pemboran akan menyimpang dari arah

yang direncanakan.

c). Diameter lubang Tembak

Diameter lubang ledak yang besar akan memberikan produksi

yang lebih tinggi. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan ukuran

diameter lubang tembak adalah fragmentasi batuan dan batas getaran

yang direncanakan. Diameter lubang tembak berpengaruh terhadap

panjang stemming. Untuk menghindari getaran tanah dan batuan terbang

flyrock maka lubang tembak yang berdiameter besar harus mempunyai

stemming yang panjang. Sedangkan lubang tembak yang berdiameter

100 200120 22040 150

0.1 – 20.1 – 2

0.1

2.72.72.7

MarbleQuartziteSlate

Metamorf

50 20030 7050 120

0.1 – 11

1 – 2

2.2 2.5

2.3 2.6

2.1 2.6

SandstoneShaleLimestone

Batuan Sedimen

170 300200 350300 400250 400

1.5 – 30.1 – 2

0.10.1

2.65 2.852.6 2.72.5 2.72.7 2.8

DioriteGraniteAndesiteBasalt

Batuan Beku

Comp. Strength

MPa

Ukuran

(mm)

Sp. GravTons/

m3

Batuan

Tipe

Page 27: lap PLI saye.docx

27

kecil maka stemming yang digunakan menjadi lebih pendek agar tidak

terjadi bongkahan pada hasil peledakan. Jika stemming terlalu panjang

maka energi ledakan tidak mampu menghancurkan batuan daerah

disekitar stemming tersebut. Diameter lubang tembak juga dibatasi oleh

tinggi jenjang. Untuk tinggi jenjang tentu terdapat batas minimum

diameter lubang tembak tentu pula, apabila batas minimum ini tidak

tercapai maka akan terjadi penyimpangan yang berlebihan yang bersifat

merusak, yaitu pemecahan yang tidak merata disepanjang lantai jenjang

serta akan menyebabkan getaran tanah.

d). Kondisi lapangan

Kondisi lapangan sangat berpengaruh pada pemilihan alat yang

akan digunakan.

3. Arah Pengeboran (Drill Direction)

Arah pemboran untuk lubang ledak yang paling umum dipakai

dalam penabangan terbuka adalah pemboran vertikal dan pemboran miring.

Tetapi biasanya perusahaan tambang yang mengunakan alat bor jenis putar-

tumbuk menerapakan sistem pemboran miring, akan tetapi pada perusahaan

tambang terbuka yang mempunyai daerah operasi yang besar cenderung

mengunakan sistem pemboran tegak. Untuk menentukan arah pemboran,

diperlukan perhatian keuntungan dan kerugian dari masing-masing arah

pemboran, adapun keuntungan dan kerugian untuk arah lubang tembak

miring yaitu:

Page 28: lap PLI saye.docx

28

a. Keuntungan dari sistem pemboran miring adalah:

1). Fragmentasi hasil peledakan lebih baik dan seragam.

2). Tinggi jenjang dan lantai jenjang yang dihasilkan relatif lebih rata.

3).Mengurangi pecah berlebihan pada baris lubang tembak bagian

belakang back break.

4).Memperkecil bahaya longsoran pada jenjang, sehingga keamanan

untuk para pekerja dan alat lebih aman.

5). Bidang bebas yang terbentuk menjadi lebih besar.

6). Powder faktor lebih rendah, ketika gelombang kejut yang dipantulkan

untuk menghacurkan batuan pada lantai jenjang lebih efisien.

7).Produksi wheel loder tinggi karena tampilkan hasil peledakan

muckpile lebih rendah dan seragam.

8).Subdrilling lebih pendek, sehingga pengunaan energi peledakan lebih

efisien dan getaran yang dihasilkan lebih kecil.

b. Kerugian dari sistem pemboran miring adalah:

Page 29: lap PLI saye.docx

29

1).Kesulitan dalam menentukan sudut kemiringan yang sama antar

lubang tembak sangat dibutuhkan lebih banyak ketelitian dalam

pembuatan lubang bor.

2).Panjang lubang ledak dan waktu yang dibutuhkan untuk pemboran

lebih panjang.

3). Mengalami kesulitan dalam pengisian handak.

4).Dalam pemboran lubang ledak dalam, sudut deviasi yang dibentuk

akan semakin besar.

c. Keuntungan lubang ledak tegak adalah:

1). Pemboran dapat dilakukan lebih mudah dan lebih akurat.

2).Untuk tinggi jenjang sama lubang ledak akan lebih pendek jika

dibanding dengan lubang ledak miring.

d. Kerugian lubang ledak tegak adalah:

1).Kemungkinan timbulya tonjolan pada lantai jenjang remnant toe

besar.

2).Kemungkinan timbulnya retakan kebelakang jenjang back break dan

getaran ganah lebih besar.

3).Lebih banyak menghasilkan bongkahan pada daerah disekitar

stemming.

Page 30: lap PLI saye.docx

30

(Sumber: search google.com)

Gambar 18. Pemboran Lubang Vertikal (tegak) dan Pemboran Lubang

Miring

Arah lubang tembak yang diterapkan pada operasi pemboran di PIT

PT. Ansar Terang Crusindo untuk kegiatan penambangan batuan andesit

adalah lubang tembak vertikal. Lubang tembak vertikal dipilih karena

mempertimbangkan faktor efektifitas alat yang digunakan dan keadaan

geologi.

4. Pola Pemboran

Pola permboran sangat penting didalam proses peledakan, karena

akan memberikan hasil peledakan yang diinginkan. Pola pemboran lubang

tembak yang biasa digunakan dapat dikualisifikasikan menjadi 3 macam,

yaitu:

a). Pola bujur sangkar square pattern merupakan suatu pola pemboran yang

mempuyai jarak burden dan spacing yang sama.

Page 31: lap PLI saye.docx

31

b).Pola persegi panjang rectangular pattern Merupakan suatu pola

pemboran dimana jarak spacing dalam suatu baris lebih besar dari pada

jarak burden.

c). Pola zig-zag staggered pattern Merupakan suatu pola pemboran lubang

tembak selang–seling atau zig–zag baik pada square drill patern maupun

pada retanggular dril lpatern.

(Sumber: search google.com)

Gambar 19. Pola pengeboran pada tambang terbuka

5. Hal – Hal Yang perlu diperhatikan sebelum melakukan operasi alat bor

a). Drain kandungan air pada Tangki solar dan Tangki oli kompresor.

Page 32: lap PLI saye.docx

32

b). Cek level oli Engine dan kompresor.

c). Cek level solar kompresor.

d). Cek kekencangan baut pada drifter.

e). Cek Level oil Hydraulic dan Oli Rockdrill (ALMO 527).

6. Perawatan

a). Ganti oli engine Setiap 250 jam.

b). Ganti Filter Solar dan Filter oli engine setiap 250 jam.

c). Ganti Filter oli kompresor setiap 500 jam.

d). Ganti Filter udara kompresor setiap 1000 jam, Bersihkan setiap 50 jam.

e). Ganti Separator Element kompresor setiap 1000 jam.

f). Bersihkan Radiator, Oil Cooler setiap selesai melakukan operasi.

g). Ganti oli pada Air Motor Pump setiap hari (ALMO 527) 0.5 liter.

h). Ganti oli Final Drive PCR setiap 1000 jam.

i). Ganti oli Transmisi Feed Motor setiap 500 jam.

j). Ganti oli Hydraulic PCR setiap 1000 jam.

k). Grease sambungan – sambungan setiap 500 jam.

Page 33: lap PLI saye.docx

33

C. Proses Pelaksanaan Kegiatan/Produksi

Kegiatan praktek lapangan industri dilakukan di PT. Ansar Terang

Crushindo yang berlangsung 05 sejak desember 2014 sampai dengan 05 maret

2015. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman

yang nyata di lapangan mengenai teknis perencanaan, pelaksanaan dan

pengolahan dalam bidang pertambangan, sehingga memperkaya teori yang

diperoleh di perguruan tinggi dan memahami aplikasi di lapangan. Adapun

kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Pemboran

Batu andesit adalah batuan yang kompak dan memiliki tingkat

kekerasan yang tinggi, karena itu untuk penambangan batu andesit

digunakan proses peledakan. Pemboran adalah salah satu kegiatan

penambangan untuk pembuatan lubang ledak. Pelaksanaan dilapangan,

kegiatan pemboran yang dilakukan oleh PT. Ansar Terang Crushindo adalah

pemboran vertikal (tegak lurus) dengan alasan sebagai berikut:

- Lebih mudah dalam pengerjaannya

- Kemungkinan terjadinya lontaran batuan flyrock lebih sedikit.

Kegiatan pemboran pada PT. Ansar Terang Crushindo menggunakan

mesin bor tipe Crawler Rock Drill merk Furukawa dengan diameter mata

bor 3 inch dan panjang batang bor 3 meter. Pemilihan alat bor ini adalah

berdasarkan pertimbangan kondisi batuan, kondisi lapangan, dan

kemampuan kerja alat bor.

2. Tahapan pekerjaan pemboran

Page 34: lap PLI saye.docx

34

a. Pengambilan posisi sebelum melakukan pemboran.

b. Melakukan pengecekan alat bor Crowlling Rock Driil dan compressor

apakah dalam keadaan baik atau rusak.

c. Compressor distar dan dibiarkan beberapa saat. Letak compressor harus

diperhitungkan, agar tidak mengganggu pada saat proses pemboran.

d. Setelah itu baru dilakukan pengeboran.

(sumber:Dokumentasi penulis)

Gambar 20. Proses Pemboran

e. Setelah didapatkannya lubang bor, lubang tersebut ditutupi dengan

plastik/karung yang berisi cutting-cutting hasil pengeboran, agar material

lain tidak masuk kedalam lubang bor dan mencegah air masuk kedalam

lubang bor pada saat hari hujan.

3. Waktu edar alat bor (Cycle Time)

Alat bor sangat mempengaruhi besar kecilnya lapisan tanah penutup

yang akan dibongkar dalam satu tambang. Untuk mengetahui produktifitas

Page 35: lap PLI saye.docx

35

alat bor ini harus dilakukan pengamatan langsung di lapangan. Dalam

menghitung kemampuan produksi alat bor tersebut maka harus dihitung

Kecepatan pemboran. Dalam menentukan kecepatan pemboran harus

diketahui waktu edar pemboran.

Waktu edar pemboran adalah waktu yang dibutuhkan untuk

membuat lubang bor dari permukaan sampai kedalaman tertentu. Waktu

edar pemboran dapat dihitung dengan cara menjumlahkan setiap bagian

waktu dari gerakan-gerakan yang dilakukan oleh mesin bor.

Ct = Pt + Bt + Lt + Ht

Keterangan:

Ct = waktu edar pemboran (menit)

Pt = waktu mengambil posisi (menit)

Bt= waktu membor dari permukaan sampai kedalaman tertentu

(menit)

Lt = waktu untuk mengangkat, menembah, dan melepas batang

bor

Ht = waktu untuk mengatasi hambatan

(Sumber PT.Ansar Terang Crushindo)

4. Cepat atau lambatnya laju pemboran sangat dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu:

Page 36: lap PLI saye.docx

36

a. Faktor yang berhubungan dengan alat bor dengan pemberian tekanan

udara dari kompresor, yaitu:

1. Tekanan udara yang diberikan.

2. Konsumsi udara yang diberikan.

3. Berat alat bor, dimana alat bor yang mempunyai kontruksi lebih berat

akan memberikan kecepatan pemboran yang lebih besar jika

dibandingkan dengan alat bor yang mempunyai kontruksi ringan

4. Berkurangnya efisiensi alat bor, misalnya karena umur alat sudah tua

atau berkurangnya ketajaman mata bor(bit).

b. Faktor yang berhubungan dengan lubang ledak, yaitu:

1. Kemiringan lubang ledak.

2. Ukuran diameter lubang ledak.

3. Kedalaman lubang ledak.

c. Faktor yang berhubungan dengan struktur batuan, yaitu:

1. Adanya rekahan pada batuan.

2. Kemiringan dari struktur batuan.

3. Kemampuan batuan untuk menggerus mata bor akibat adanya suatu

kecepatan penembusan sehingga mata bor semakin tumpul.

4. Mudah tidaknya batuan untuk ditembus alat bor.

Page 37: lap PLI saye.docx

37

d. Faktor yang berhubungan dengan operasi kerja, yaitu ;

1. Ketinggian lokasi kerja.

2. Keterampilan operator dalam mengoperasikan alat bor.

3. Penempatan alat bor.

D. Pembahasan

1. Proses pemboran yang kedalaman yang sama saja walau batuan tidak rata.

Sehingga mengakibatkan hasil yang tidak rata juga ke bawahnya untuk

pemboran berikutnya.

2. Karena kebanyakan bollder dari dasil peledakan, maka membuat batuan

harus diperkecil lagi dengan breaker dan memakan cos lagi, pemboran

sangat berpengaruh terhadap hasil peledakan.

BAB III

PENUTUP

Page 38: lap PLI saye.docx

38

A. Kesimpulan

Kegiatan pengeboran menggunakan Furukawa Crawler Rock Drill tipe

PCR 200 dengan jenis mata bor button bit berdiameter 3 inch. Pola pengeboran

yang diterapkan adalah pola pengeboran selang-seling (staggered pattern)

dengan arah pengeboran tegak (vertikal). Metode peledakan yang digunakan

merupakan kombinasi antara metode arus listrik dan sumbu ledak. Berdasarkan

hasil penelitian dilapangan, ditemukan penyebab-penyebab terjadinya bollder

pada kegiatan peledakan antara lain, yaitu:

a. Kondisi massa batuan yang berupa bollder–bollder andesit.

b. Keterbatasan penerapan arah peledakan berdasarkan struktur batuan

dilapangan.

c. Ketidak tepatan penggunaan material stemming tambahan.

d. Konsistensi susunan isian bahan peledak.

e. Ketidak tepatan pengisian jumlah bahan peledak.

Untuk mengurangi jumlah bollder yang dihasilkan, maka dilakukan

usaha perbaikan terhadap penyebab-penyebab yang diperkirakan menjadi

alasan terjadinya bollder hasil peledakan. Namun demikian, kondisi massa

batuan yang berupa bollder-bollder andesit dan dijumpainya bollder hasil

peledakan dengan ukuran yang besar (> 85 cm), menimbulkan perkiraan bahwa

geometri peledakan yang diterapkan, terutama burden dan spasi masih terlalu

besar sehingga hanya akan menyebabkan batuan terlepas dan tidak terpecah

secara lebih maksimal. Atas alasan tersebut, maka geometri peledakan perlu

dikaji kembali.

Page 39: lap PLI saye.docx

39

B. Saran

1. Sebaiknya pada kegiatan peledakan dilakukan penggantian stemming dari

hasil cutting pemboran menjadi material yang mendistribusikan tekanan,

agar hasil peledakan merata dan airblast dan juga flyrock dapat di

minimalisirkan

2. Melakukan evaluasi secara menyeluruh mulai dari kegiatan pemboran,

proses memasukkan bahan peledak ke dalam lubang ledak, rangkaian

peledakan, dan prosedur peledakan yang baik dan benar.

3. Untuk menghasilkan kondisi medan kerja yang optimal bagi kinerja alat bor

maupun alat yang lainnya, setelah pekerjaan loading material sebaiknya

areal peledakan diratakan ataupun dibersihkan terlebih dahulu supaya saat

pemboran tidak terlalu sulit, dan lubang tidak tertutup kembali oleh batuan

yang ada dipermukaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Data-data Laporan dan Arsip PT. Ansar Terang Chrusindo

Page 40: lap PLI saye.docx

40

Buku Panduan PLI D2 Teknik Pertambangan. Universitas Negeri Padang.

Search Google. Com

LAMPIRAN 1

Page 41: lap PLI saye.docx

41

Mesin CRD akan memulai pemboran

Mesin CRD Beroperasi pemboran

Page 42: lap PLI saye.docx

42

Mesin CRD selesai beroperasi

Hasil dari pemboran Mesin CRD

Page 43: lap PLI saye.docx

43

Lubang bor di tutup dengan plastik/karung

Mahasiswa AKPDD Pertambangan Sawahlunto

Di atas Mesin CRD PT. ATC

Page 44: lap PLI saye.docx

44

Penulis berdiri di atas batu hasil peledakan yang bullder

Crusser tempat pengolahan Batu Andesit dari lokasi tambang

Page 45: lap PLI saye.docx

45

Wakil KTT, Kep.Juru ledak,Kru Juru ledak,Kep.TT,Kru Juru Ledak,Mahasiswa PLI Deby Mitnick

Mahasiswa AKPDD PLI di PT. ATC

Page 46: lap PLI saye.docx

Operator

Driller

Kep. Gudang Handak

Security

Drill and Blast Engineer

KTT

Dir. Operasional

Wakil KTT

Surpervisor

Foreman

Blaster

Helper Drilling

Blasting Crew

46

LAMPIRAN 2

STRUKTUR ORGANISASI DI TAMBANG PT. ATC

Page 47: lap PLI saye.docx

47

LAMPIRAN 3

CATATAN HARIAN KEGIATANPRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI

NO TGL JAM KEGIATAN PARAF

1 05desember 08. Kedatangan di pt. atc2 06 08. Pengenalan lokasi tambang3 07 Memperhatikan pekerjaan di pit

tambang4 08 Mengukur luas tambang5 09 Membantu mengangkat handak6 10 Menghitung trip dumptruc7 11 Mengikuti kegiatan pemboran8 12 Hujan9 13 Hujan10 14 Mencuci alat excavator

Membersihkan gudang11 15 Mengikuti alat memuat material ke

dumptruk12 16 Mengikuti kegiatan pemboran13 17 Mengangkat handak

Merangkai peledakan14 18 Mengikuti pemboran

Menghitung wajktu pemboran15 19 Menganti selang bak kontrol16 20 Mengeluarkan air dalam lubang bor17 21 Mengikuti pemboran18 22 Belajar mmbawa alat bor19 23 Belajar alat bor20 24 Merangkai peledakan 21 05 januari Mengikuti pemboran22 06 Menghitung luas pit tambang23 07 Menghitung luas liokafsi tAMbang24 08 Mengikuti alat boldosser membuang

ob25 09 Mengikuti pemboran26 10 Mengeluarkan air dalam lubang bor

Merangkai peledakan27 11 Memancing28 12 Memperhatikan ecx mengisi material

ke dumptruck29 13 Hujan

Page 48: lap PLI saye.docx

48

30 14 Membersihkan jalan31 15 Mengikuti pemboran

Merangkai peledakan32 16 Mengomok alat

Mengikuti pemboran33 17 Mengikuti pemboran34 18 Libur35 19 Libur36 20 Libur37 21 Libur38 22 Libur39 23 Libur40 24 Libur41 25 Mengikuti kegiatan di lokasi tambang42 26 Merangkai peledakan43 27 Mengikuti pemboran44 28 Belajar membawa alat bor45 29 Menghitung waktu edar alat bor46 30 Mengikuti pemboran47 31 Merangkai peledakan48 01februari Mengikuti pemboran49 02 Mengikuti kegiatan di lokasi tambang50 03 Mengikuti kegiatan di lokasi tambang51 05 Mencuci alat excavator

Membersihkan gudang52 06 Mengikuti alat memuat material ke

dumptruk53 07 Mengikuti kegiatan pemboran54 08 Mengangkat handak

Merangkai peledakan55 09 Mengikuti pemboran

Menghitung wajktu pemboran56 10 Menganti selang bak kontrol57 11 Mengeluarkan air dalam lubang bor58 12 Mengikuti pemboran59 13 Belajar mmbawa alat bor60 14 Belajar alat bor61 15 Merangkai peledakan 62 16 Mengikuti pemboran63 17 Menghitung luas pit tambang64 18 Menghitung luas liokafsi tAMbang65 19 Mengikuti alat boldosser membuang

ob66 20 Mengikuti pemboran

Page 49: lap PLI saye.docx

49

67 21 Mengeluarkan air dalam lubang borMerangkai peledakan

68 22 Memancing69 23 Memperhatikan ecx mengisi material

ke dumptruck70 24 Hujan71 25 Membersihkan jalan72 26 Mengikuti pemboran

Merangkai peledakan73 27 Mengomok alat

Mengikuti pemboran74 28 Mengikuti pemboran75 29 Libur76 01maret Libur77 02 Merangkai peledakan78 03 Mengikuti pemboran

Merangkai peledakan79 04 Membersihkan mess80 05maret 08. Persiapan pulang