lap. intervensi anemia fix
DESCRIPTION
kesehatanTRANSCRIPT
PRAKTIKUM INTERVENSI GIZI
INTERVENSI GIZI BERBASIS PENDIDIKAN MENGENAI ANEMIA
PADA REMAJA PUTRI SMA NEGERI BATURADEN PURWOKERTO
Disusun oleh :
Umi Faza Rokhmah G1H012026
Widya Lestari N. G1H012029
Zidna Akmala Dewi G1H012038
Endah Utami Tri K G1H012039
Adani Taqiyyah Nurzaman G1H012046
Oktaviani Ajeng Wigiyandiaz G1H012048
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan,
baik secara fisik, mental, dan aktivitas sehingga, kebutuhan makanan yang
mengandung zat-zat gizi menjadi cukup besar. Remaja putri banyak
mengalami kekurangan zat-zat gizi dalam konsumsi makanan sehari-
harinya (Agus, 2009). Satu dari empat masalah gizi yang masih dihadapi
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, adalah masalah anemia
zat gizi besi (Depkes, 2010). Anemia defisiensi besi lebih rentan terjadi
pada remaja puteri karena meningkatnya kebutuhan zat besi selama masa
pertumbuhan. Ditambah lagi, kehilangan darah pada masa menstruasi juga
meningkatkan risiko terjadinya anemia (Gibney, 2005).
Menurut data Riskesdas (2013), prevalensi anemia di Indonesia
yaitu 21,7%, dengan proporsi 20,6% di perkotaan dan 22,8% di pedesaan
serta 18,4% laki-laki dan 23,9 % perempuan. Berdasarkan kelompok
umur, penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan sebesar
18,4% pada kelompok umur 15-24 tahun (Riskesdas, 2013). Angka
anemia pada remaja putri di Jawa Tengah pada tahun 2010 adalah 43,2%
(Dinkes Jawa Tengah, 2010). Sedangkan menurut kampanye Sangobion
Indonesia Bebas Anemia, remaja yang positif anemia di Purwokerto
adalah 31% (Syatriani dan Aryani, 2010).
Akibat jangka panjang anemia defisiensi besi pada remaja putri
adalah apabila remaja putri nantinya hamil, maka ia tidak akan mampu
memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya dan juga janin dalam kandungannya
serta pada masa kehamilannya anemia ini dapat meningkatkan frekuensi
komplikasi, risiko kematian maternal, angka prematuritas, BBLR, dan
angka kematian perinatal. Salah satu pencegahan anemia defisiensi besi
pada remaja putri adalah dengan meningkatkan pengetahuan tentang
anemia defisiensi besi itu sendiri (Wetipulinge, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian Lutfiah dkk (2013) terhadap remaja
puteri di FKM Unhas mengenai pengetahuan masalah gizi dan status gizi,
menunjukkan bahwa sebagian besar (98,8%) responden memiliki
pengetahuan anemia yang kurang. Pengetahuan gizi berperan dalam
memberikan cara memilih pangan dengan baik sehingga dapat mencapai
keadaan gizi yang cukup (Asmika, 2006). Berdasarkan hal tersebut maka
dilakukanlah kegiatan intervensi pendidikan kepada remaja putri
khususnya SMA 1 Baturaden sebagai upaya untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai Anemia Defisiensi Besi (AGB).
B. Tujuan
Adapun tujuan intervensi gizi di SMA N Baturaden yaitu terdiri dari:
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan Remaja Putri SMA Negeri
Baturraden Purwokerto mengenai Anemia Gizi Besi melalui
kegiatan intervensi berbasis pendidikan gizi.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui perbedaan pengetahuan responden tentang anemia,
baik sebelum dan sesudah pendidikan gizi dengan metode
ceramah.
Mengetahui efektivitas intervensi pendidikan dengan metode
ceramah terhadap peningkatan pengetahuan tentang anemia pada
remaja putri di SMA N Baturaden.
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Menambah kemapuan dalam memberikan penyuluhan atau
pendidikan gizi
Memberikan pengalaman dan pembelajaran mengenai pemberian
intervensi gizi berbasis pendidikan pada remaja
Berkontribusi untuk membantu mengatasi masalah- masalah gizi
di masyarakat
2. Bagi Prodi/Universitas
Dapat menjalin hubungan yang baik dengan sekolah
Dapat berkontribusi dalam upaya memperbaiki masalah gizi di
daerah
3. Bagi siswa
Meningkatkannya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi,
terutama Anemia Gizi Besi
Membantu meningkatkan produktivitas dan konsentrasi belajar
siswa melalui pencegahan anemia
4. Bagi sekolah
Terjalin kerjasama yang baik dengan prodi/unversitas
Meningkatnya tingkat kehadiran dan prestasi belajar siswa
BAB II
PERENCANAAN
A. Analisis Situasi
Diskusi kelompok terarah atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Forum Group Discussion (FGD) merupakan salah satu teknik pengumpulan
data kualitatif yang didesain untuk memperoleh informasi yang berkenaan
dengan keinginan, kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman
peserta tentang suatu topik, dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau
moderator. Tujuan FGD adalah untuk mengeksplorasi masalah yang spesifik,
yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Teknik ini digunakan dengan
tujuan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap
masalah yang diteliti. FGD juga digunakan untuk menarik kesimpulan
terhadap makna-makna intersubjektif yang sulit diberi makna sendiri oleh
peneliti karena dihalangi oleh dorongan subjektivitas peneliti (Kresno S. dkk.,
2002). Atas dasar tersebut, maka dilakukan Forum Group Discussion (FGD)
pada siswi SMA Negeri Baturaden untuk menganalisis situasi dan menggali
informasi yang berkaitan dengan masalah gizi. Topik yang diberikan dalam
diskusi tersebuat adalah mengenai Anemia Gizi Besi (AGB) dan kebiasaan
hidup.
Menurut Krueger (2000), jumlah peserta dalam FGD cukup 7–10
orang, namun dapat diperbanyak hingga 12 orang, sehingga memungkinkan
setiap individu mempunyai kesempatan mengeluarkan pendapatnya. Selain
itu, dalam FGD peserta harus mempunyai ciri-ciri yang sama atau homogen.
Ciri-ciri yang sama ini ditentukan oleh tujuan atau topik diskusi dengan tetap
menghormati dan memperhatikan perbedaan ras, etnik, bahasa, kemampuan
membaca dan menulis, penghasilan dan gender. Biasanya FGD
dilangsungkan selama 60–120 menit dan dapat dilakukan beberapa kali. FGD
yang dilakukan pada pada siswi SMA Negeri Baturraden berlangsung selama
15 menit dengan peserta sebanyak 7 orang dalam setiap kelompok.
Berdasarkan hasil analisis situasi yang di dapatkan dengan teknik
Focus Group Discussion (FGD) diketahui bahwa remaja putri sudah
mengetahui mengenai anemia, namun mereka tidak mengetahui lebih dalam
dampak dari anemia dan bagaimana cara mencegah sampai
menanggulanginya. Permasalahan yang ada dikarenakan remaja putri kurang
mendapatkan informasi mengenai anemia, di sekolah maupun
dilingkungannya. Selama ini yang mereka tahu, anemia sama dengan darah
rendah atau bila kita ditensi dan hasilnya kurang dari normal itu disebut
anemia. Padahal berdasarkan teori anemia merupakan kondisi berkurangnya
sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin tidak
bisa memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh jaringan
(Wasnidar, 2007).
Untuk masalah anemia ini masih dihiraukan karena ketidaktahuan
akan dampak yang ditimbulkan anemia. Berdasarkan hasil analisis situasi
juga didapatkan bahwa kurangnya pengetahuan tentang anemia dikarenakan
di lingkungan keluarga dan disekolah jarang sekali mendapatkan informasi –
informasi kesehatan terutama masalah anemia. Selain itu, di sekolah juga
tidak ada mata pelajaran yang memberikan pengetahuan tentang kesehatan
dan gizi. Pengetahuan merupakan hal yang penting karena mendasari perilaku
dan kebiasaan sehari- hari (Ali Khomsan, 2000). Siswi di SMA Baturaden
belum mengetahui penyebab anemia, diantaranya seperti asupan besi yang
tidak memenuhi kebutuhan, gangguan penyerapan zat besi, dan proses
kehilangan darah yang menetap seperti mentruasi (Hoffbrand dkk, 2005).
Banyak diantara siswi yang mengetahui gejala-gelaja apa saja yang
ditimbulkan akibat anemia seperti lemas, letih, lesu, dan lunglai. Akan tetapi,
dampak yang lebih serius dari anemia seperti penurunan prestasi belajar
belum diketahui.
Pengetahuan siswi mengenai cara menanggulangi anemia sudah
cukup baik. Para siswi mengetahui bahwa anemia dapat disembuhkan dengan
mengonsumsi makanan yang mengandung sumber zat besi (Fe). Namun,
pengetahuan mengenai keanekaragaman makanan sumber zat besi masih
sangat kurang. Siswi-siswi tersebut hanya menyebutkan bayam sebagai
makanan sumber Fe. Padahal, banyak sekali bahan makanan yang
mengandung tinggi Fe seperti daging merah, putih telur, brokoli dan lain
sebagainya.
Memang di Indonesia sendiri belum ada pendidikan yang
dikhususkan untuk kesehatan, walaupun ada pendidikan jasmani dan
kesehatan akan tetapi mata pelajaran tersebut hanya secara umum
mengajarkan akan kesehatan, tetapi kurang spesifik. Padahal menurut
Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO pendidikan
kesehatan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya,
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial (Mubarak, 2009). Selain
itu ada beberapa perilaku pada para siswi yang meningkatkan resiko
terjadinya anemia seperti menonton film dan belajar ataupun begadang
hingga larut malam. Kebiasaan- kebiasaan tersebut muncul dari kurangnya
pengetahuan terkait kesehatan dan gizi.
B. Identifikasi Masalah
Berikut adalah beberapa masalah yang teridentifikasi dari hasil FGD
yang dilakukan bersama siswi SMA Negeri Baturaden :
Pengetahuan yang masih rendah terkait anemia.
Pengetahuan yang rendah pada siswi SMA Negeri Baturraden terkait
anemia disebabkan oleh kurangnya informasi- informasi kesehatan dan
gizi. kebanyakan siswi hanya mengetahui pengertian dari anemia dan
memberikan jawaban yang kurang tepat terkait tanda dan gejala, akibat,
pencegahan dan penanggulangan anemia.
Tidak adanya pemberian materi mengenai gizi di sekolah.
Saat dilaksanakan diskusi semua peserta FGD menjawab tidak pernah
mendapat pengetahuan ataupun informasi yang berkenaan dengan gizi dan
kesehatan terutama anemia
Kurangnya pendidikan gizi di lingkungan keluarga
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi
peningkatan pengetahuan dan sikap seorang anak. Keluarga yang memiliki
pengetahuan rendah mengenai kesehatan kecil kemungkinannya untuk bisa
mengajarkan kesehatan terhadap anak- anaknya.
Kebiasaan tidur malam ketika tugas menumpuk atau ada keperluan lain
Tidur merupakan saat terbaik untuk mengistirahatkan tubuh dan waktu
efektif untuk memproduksi berbagai sel baru, termasuk sel darah merah.
Oleh karena itu, kurang tidur terutama pada malam hari dapat
mengakibatkan gangguan pada pembentukan sel darah merah.
Rendahnya konsumsi tablet tambah darah selama menstruasi
Selama menstruasi, wanita dianjurkan mengkonsumsi tablet tambah darah
1 kapsul/hari untuk mencegah terjadinya anemia akibat kehilangan darah.
Pada saat FGD, peserta menjawab tidak pernah mengkonsumsi tablet
tambah darah selama menstruasi karena dirasa tidak perlu dan baunya
yang membuat mual.
C. Analisis Tujuan
1. Mengetahui perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan
Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan isinya termasuk manusia dan kehidupannya (Keraf, 2001). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek (Notoatmodjo, 2005). Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan para siswi SMA N
Baturaden mengenai anemia, baik sebelum dan sesudah pemberian
pendidikan adalah menggunakan nilai pre dan posttes. Apabila nilai pretes
dan posttes rendah, maka pengetahuan para siswi terkait anemia rendah.
Sebaliknya apabila dari hasil tes yang diberikan tinggi maka pengetahuan
para siswi sudah baik.
2. Mengetahui efektifitas metode ceramah terhadap peningkatan pengetahuan
mengenai anemia pada remaja putri di SMA N Baturaden
Peningkatan pengetahuan para siswi SMA N Baturaden mengenai anemia
dapat diketahui dari perbedaan nilai pretes dan posttes. Apabila nilai
posttes yang dilakukan jauh lebih tinggi dari pretes maka intervensi gizi
berbasis pendidikan yang dilakukan memberikan pengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan siswi SMA N Baturaden.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Sasaran Intervensi gizi
Intervensi yang dilakukan berupa pendidikan gizi kepada siswi
kelas X dan XI SMA Negeri Baturaden. Pada awalnya, direncanakan
terdapat 30 siswi yang menjadi subjek penyuluhan. Namun dikarenakan
penyuluhan dilaksanakan pada minggu class meeting/sesudah ujian
kenaikan kelas, sehingga banyak subjek yang mengikuti ujian perbaikan
(remidial), sehingga total subjek yang berpartisipasi saat penyuluhan
adalah sebanyak 21 orang.
B. Waktu dan Tempat
Penyuluhan dilakukan pada hari Senin, 8 Juni 2015 pukul 08.00 di
SMA Negeri Baturraden Purwokerto.
C. Proses Pelaksanaan Intervensi
Acara penyuluhan dibuka dengan memperkenalkan diri serta
menjelaskan tujuan dilakukannya penyuluhan, kemudian dilanjutkan
dengan pre-test seputar anemia. Setelah itu, dilakukan FGD (Forum Group
Discussion) untuk menganalisis situasi yang ada di SMA Negeri
Baturaden terkait dengan pengetahuan siswi terhadap anemia. Siswi dibagi
menjadi 3 kelompok dengan 3 mediator. Setiap kelompok terdiri dari 7
siswi dan dipimpin oleh 1 mediator. Dari FGD tersebut didapat beberapa
masalah mengenai kurangnya pengetahuan siswi mengenai anemia seperti
penyebab, gejala, dampak dan penanggulangan anemia, serta masih
rendahnya penyuluhan tentang anemia di SMA Negeri Baturaden.
Acara selanjutnya adalah pemberian materi melalui metode
ceramah yang disajikan dalam bentuk powerpoint. Materi yang diberikan
diantaranya adalah penyebab, gejala, dampak bagi pelajar, makanan yang
dapat menghambat penyerapan zat besi, makanan yang dapat membantu
penyerapan zat besi, sumber sumber makanan yang mengandung zat besi
dan lain sebagainya. Pada saat akan diberikan materi, terlebih dahulu
siswi-siswi dibagikan leaflet anemia. Selanjutnya dilakukan pemutaran
video untuk lebih menarik minat dan lebih memahami materi yang
diberikan, yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pada sesi ini banyak
partisipan yang aktif bertanya terkait dengan materi yang diberikan. Setiap
anak yang bertanya diberikan hadiah. Acara penyuluhan anemia ditutup
dengan post-test dan kuisioner pelaksanaan, serta sesi foto.
Selesai penyuluhan, dilanjutkan dengan advokasi kepada pihak
sekolah melalui perantara kepala kurikulum SMA Negeri Baturaden.
Advokasi yang dilakukan berupa penyampaian informasi hasil analisis
situasi serta hasil pre-test dan post-test. Kami juga memberikan poster
anemia kepada sekolah agar menyadarkan siswa untuk melakukan
pencegahan anemia dan menggugah pihak sekolah untuk lebih
memperhatikan masalah anemia remaja putri. Diharapkan setelah
penyuluhan ini, pihak sekolah dapat mendukung pencegahan permasalahan
anemia terutama pada remaja putri dengan menyisipkan materi anemia di
mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan.
D. Teknik atau metode pendidikan gizi
Metode dan teknik pendidikan gizi merupakan kombinasi antara
cara- cara atau metode dan alat bantu atau media yang digunakan dalam
setiap pelaksanaan promosi kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Salah satu
cara yang dapat digunakan dalam promosi kesehatan dan pendidikan gizi
adalah metode ceramah. Ceramah pada dasarnya merupakan proses
komunikasi dan yang paling umum digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan. Dengan metode ini lebih dapat dipastikan tersampaikannya
informasi yang telah disusun dan disiapkan. Apalagi jika waktu yang
tersedia sangat minim, maka metode inilah yang dapat menyampaikan
banyak pesan dalam waktu singkat. Namun metode ceramah mempunyai
kelemahan yaitu jika ceramahnya berlangsung terus-menerus selama 1 jam
atau lebih, akan terjadi kebosanan sehingga pesan/materi pelajaran mudah
dilupakan setelah beberapa lama sesudahnya (Lunandi, 1993).
Pada pelaksanaanya, metode ceramah ini cukup efektif bagi siswa
di SMA Negeri Baturaden karena siswa aktif bertanya dan tertarik
terhadap materi yang diberikan. Metode lain yang digunakan adalah
metode diskusi. Diskusi merupakan salah satu metode yang ampuh dan
menarik. Diskusi diarahkan pada keterampilan berdialog, peningkatan
pengetahuan, peningkatan pemecahan masalah secara efisien, dan untuk
memengaruhi para anggota agar mau mengubah sikap. Pada diskusi
terdapat interaksi yang timbal-balik, suasana bebas dan arus pemberian
informasi seluas-luasnya (Kartono, 1998). Seperti metode ceramah,
metode diskusi juga mempunyai kelemahan yaitu jika peserta kurang
berpartisipasi secara aktif untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan
serta adanya dominasi pembicaraan oleh satu atau beberapa orang saja.
E. Media Pendidikan Gizi
Penggunaan kombinasi berbagai media akan sangat membantu
dalam proses penyuluhan kesehatan. Menurut Edgar Dale dalam
Notoatmodjo (2003), semakin banyak indera yang digunakan untuk
menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula
pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Penggunaan alat peraga dalam
melakukan penyuluhan akan membantu penyampaian pesan kepada
seseorang/masyarakat secara lebih jelas dan dapat diterima dengan jelas.
Dalam pelaksanaan intervensi ini digunakan beberapa alat bantu untuk
meningkatkan pemahaman terhadap materi yang disampaikan yaitu
dengan pemutaran video dan pemberian leaflet. Video atau bisa juga
disebut film merupakan karya cipta seni dan budaya yang merupakan
komuniksi massa pandang- dengar yang dibuat dengan cara merekam
suatu kegiatan. Sedangkan Leaflet merupakan penyampaian informai atau
pesan- pesan kesehatan melalui lembaran yag dilipat. Isi informasi dapat
dalam bentuk gambar, kalimat ataupun kombinasinya (Notoatmodjo,
2005)
BAB IV
PELAKSANAAN MONITORING EVALUASI
A. Asumsi Awal situasi
Berdasarkan hasil analisis masalah yang di dapatkan dengan teknik
Focus Group Discussion (FGD) untuk menggali data mengenai persepsi, opini,
kepercayaan dan sikap terhadap suatu produk, pelayanan, konsep atau ide pada
remaja putri di SMA Negeri Baturaden, maka hasil analisis masalah tersebut
didapatkan bahwa remaja putri sudah mengetahui mengenai anemia, namun
mereka tidak mengetahui secara lebih dalam dampak dari anemia dan
bagaimana cara mencegah sampai menanggulanginya.
Permasalahan yang ada yaitu dikarenakan remaja putri tidak
mendapatkan paparan informasi mengenai anemia, di sekolah maupun
dilingkungannya sendiri masih kurang mendukung. Karena selama ini yang
mereka tahu bahwa anemia itu sama dengan darah rendah atau bila kita ditensi
dan hasilnya kurang dari normal itu disebut anemia. Padahal berdasarkan teori
anemia merupakan kondisi berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin tidak bisa memenuhi fungsinya sebagai
pembawa oksigen ke seluruh jaringan (Wasnidar, 2007).
B. Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Kegiatan
1. Evaluasi Terhadap Input
Kegiatan intervensi yang dilaksanakan pada siswi SMA Negeri
Baturaden telah mendapat respon dan dukungan yang baik dari para siswi dan
pihak sekolah. Terjalin hubungan yang baik antara pihak penyelenggara
kegiatan dengan pihak SMA Negeri Baturaden. Hal ini terlihat dari
antusiasme kepala sekolah dan guru yang juga turut mendukung kegiatan ini.
Selain itu, pihak sekolah juga membantu menyediakan sarana dan prasarana
yang mendukung pelaksanaan kegiatan, seperti ruang kelas, LCD, pengeras
suara dan perlengkapan lain Pada kegiatan ini jumlah peserta kurang sesuai
dengan target yang ingin dicapai hanya sejumlah 21 siswi dari target 30 siswi
terdiri dari siswi perempuan siswa kelas X dan XI SMA IPA dan IPS.
Keberhasilan suatu program intervensi juga dibutuhkan dukungan
dana dan material alat untuk mencapai target intervensi. Alat dan media yang
digunakan untuk mendukung kegiatan intervensi, seperti kuesioner pre dan
post tes, poster, video, leaflet, materi presentasi, dan snacking tersedia dan
tidak mengalami gangguan.
Penggunaan waktu yang digunakan untuk sebuah metode ceramah
yang diberikan kepada responden yaitu 10 menit. Dimulai dari pemberian
materi sampai pada sesi tanya jawab, 10 menit merupakan waktu yang efektif
karena tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat tetapi tidak mengurangi inti
dari materi yang disampaikan.
2. Evaluasi Terhadap Output
Keberhasilan unsur output yaitu terselenggaranya kegiatan
penyuluhan dengan baik. Kegiatan dimulai dari pukul 08.00 hingga pukul
09.30 diawali dengan pemberian pre-test dilanjutkan dengan FGD, materi
penyuluhan, pemutaran video edukasi, snacking dan ditutup dengan post test.
FGD dilakukan dengan tujuan menggali masalah yang ada pada responden
remaja. Materi penyuluhan adalah informasi mengenai anemia serta
bagaimana mencegah terjadinya anemia pada remaja. Ada beberapa metode
yang dapat digunakan dalam melakukan pendidikan kesehatan antara lain
metode ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat, panel, bermain peran,
demonstrasi, simposium, dan seminar. Dimana masing-masing metode
mempunyai kelebihan dan kekurangan (Notoatmodjo, 2003).
Metode yang digunakan pada pendidikan kesehatan khususnya pada
saat intervensi ini adalah menggunakan metode ceramah. Selain sederhana,
metode ceramah juga efektif dalam upaya penyampaian informasi secara
cepat kepada kelompok sasaran yang cukup besar (Notoatmodjo, 2003).
Dengan penampilan video edukatif dan pemberian leflet menunjang
tersampaikanya maksud dari materi intervensi tersebut. Materi yang
disampaikan dalam ceramah membuat para siswi tertarik dan mudah untuk
dimengerti . Diharapkan untuk intervensi selanjutnya penambahan peralatan
yang memadai seperti ada nya flip cart yang lebih menarik, alat peraga, dan
games ditambahkan agar responden lebih tertarik dan lebih mudah lagi dalam
menerima materi yang disampaikan. Namun,. Kegiatan intervensi ini secara
keseluruhan berjalan dengan baik dilihat dari antusiasme dan tanggapan
positif para siswi yang ada pada kuesioner evaluasi pelaksanaan kegiatan.
3. Evaluasi terhadap Outcome
Outcome dievaluasi dengan metode kuantitatif dengan melihat nilai
kuisioner pretest dan posttest yang berisi sejumlah pertanyaan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan responden. Hasil evaluasi dapat memberikan
gambaran mengenai indikator keberhasilan pelaksanaan intervensi yang
sudah dilaksanakan, dengan melihat banyaknya responden yang telah berhasil
menjawab pertanyaan–pertanyaan dengan benar pada kuisioner yang
diberikan. Intervensi tersebut dikatakan berhasil dalam pencapaian tujuan
apabila responden yang dapat menjawab pertanyaan–pertanyaan kuisioner
dengan benar mengalami peningkatan, yakni menjawab benar lebih dari 50%
(Notoatmodjo, 2003). Terjadi peningkatan pengetahuan pada siswi SMA
Negeri Baturaden tentang anemia gizi besi. Ini terlihat dari kenaikan yang
cukup signifikan hasil post test yang diberikan setelah melakukan intervensi.
C. Faktor eksternal
Terdapat factor eksternal yang dapat mengganggu terlakasananya
intervensi anemia terhadap remaja di SMA Negeri Baturaden, yaitu waktu
pelaksanaan yang kurang tepat pada hari Senin dimana siswi melakukan
upacara sebelum pelaksanaan intervensi dimulai sehingga waktu intervensi
sedikit terlambat. Selain itu pelaksanaan pada tanggal 8 Juni 2015 dimana
para siswi terdapat agenda remedial dari sekolah sehingga responden pada
intervensi ini kurang dari target, yaitu 30 siswi sedangkan yang dapat hadir
hanya 21 siswi terdiri dari siswi kelas X dan XI SMA IPA dan IPS.
DAFTAR PUSTAKA
Dhaki, R.H., Hadi, H., dan Sudargo, T. 2000. Evaluasi Kegiatan Pemberian
MakananTambahan dalam Program Jaringan Perlindungan Sosial Bidang
Kesehatan di Kodya Yogyakarta. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan.
Departemen Kesehatan, RI.1999. Petunjuk Teknis Program JPS-BK Bagi
Puskesmas. Jakarta.
Hoffbrand, A.V., Pettit, J.E., Moss, P.A.H., 2005. Kapita Selekta Hematologi.
EGC. Jakarta
Lunandi, A.G., 1993. Pendidikan Orang Dewasa, Sebuah Uraian Praktis Untuk
Pembimbing Penatar Pelatih dan Penyuluh Lapangan, Jakarta: Gramedia
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas; Konsep dan
Aplikasi. Salemba Medika. Jakarta
Notoatmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya, Jakarta: cetakan
pertama, Rineka Cipta
Kartono, K., 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Pemimpin Abnormal
Itu?, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Khomsan, Ali. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Jurusan Gizi
Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. IPB. Bogor
Krueger, Richard A. 2000. FOCUS GROUPS: A Practical Guide for Applied
Research. SAGE Publications. California.
Kresno S, Ella Nurlaela H, Endah Wuryaningsih, Iwan Ariawan. 2002. Aplikasi
Penelitian Kualitatif dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia bekerja
sama dengan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman Depkes RI. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PTRineka
Cipta
Notoatmodjo, S 2005, Metodologi penelitian kesehatan edisi revisi, PT. Rineka
Cipta, Jakarta
Trisnantoro, L. 1996. Prinsip-Prinsip Manajemen Pelayanan Kesehatan. Gadjah
Mada University Press.Yogyakarta
Wasnidar. 2007. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan
Penatalaksanaan. Trans Info Media. Jakarta
LAMPIRAN
Para siswa sedang mendengarkan
materi penyuluhan anemia
Para siswa sedang mendengarkan
materi penyuluhan anemia
Pelaksanaan FGD untuk
menganalisis situasi pengetahuan
siswa (kelompok 1)
Pelaksanaan FGD untuk
menganalisis situasi pengetahuan
siswa (kelompok 2)
Pelaksanaan FGD untuk
menganalisis situasi pengetahuan
siswa (kelompok 3)
Pemberian materi intervensi
anemia kepada siswa SMA
Baturaden
Salah satu isi slide presentasi anemia
pada remaja putriIntervensi dengan media video
tentang masalah anemia remaja
Para siswa sedang melakukan tanya
jawab dengan penyuluh
Pemberian cinderamata buah jeruk
bagi perwakilan siswa
Para siswa sedang mengerjakan soal
pre test intervensi anemia
Para siswa sedang mengerjakan
soal post-test intervensi anemia dan
kuisioner pelaksanaan
Foto bersama remaja putri SMA
Baturaden
ANGGARAN DANA PRAKTIKUM
Nama Satuan Jumlah
Persiapan
Print laporan 4 x 7.500 Rp 30.000
Jilid laporan 4 x 3.000 Rp 12.000
Cetak leaflet 40 x 1.500 Rp 60.000
Fotokopi kuisioner pre test 80 x 125 Rp 10.000
Fotokopi kuisioner post test 40 x 175 Rp 7.000
Fotokopi kuisioner
pelaksanaan40 x 150
Rp 6.000
Frame 1 x 29.500 Rp 29.500
Print poster 1 x 9.000 Rp 9.000
Lain Lain
Jeruk 5 x 2.500 Rp 12.500
Brounies 1 x 32.000 Rp 32.000
Snack 50 x 2.500 Rp 75.000
Air mineral 1 x 25.000 Rp 25.000
Kenang –kenangan 1x 45.000 Rp 45.000
Akomodasi perjalanan 3x 15.000 Rp 45.000
TOTAL Rp 398.050
KUESIONER PRETEST INTERVENSI PENDIDIKAN MENGENAI ANEMIA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI BATURRADEN
PURWOKERTO
Nama Lengkap :
Usia :
Kelas :
Alamat :
1. Apakah yang dimaksud dengan anemia?a. Darah rendahb. Kurang darahc. Haemoglobin rendah dalam darahd. Darah kurang
2. Mengapa remaja putri rentan mengelami anemiaa. Kurang olahraga dan makan banyakb. Menstruasi dan tidur larut malamc. Aktifitas padat dan makan banyakd. Tidur larut malam dan stress
3. Apakah tanda dan gejala anemiaa. Letih, lemah, pucatb. Letih,lapar, pucat c. Lapar, lunglai, pusingd. Luka, lunglai, pucat
4. Apakah dampak dari anemia bagi remaja putria. Sakit perutb. Prestasi menurunc. Marah dan emosid. Telat menstruasi
5. Apakah penyebab anemia adalaha. Cacing, begadang, kurang makan sumber Feb. Begadang, makan banyak, minum teh bersamaan dengan makanc. Cacing, minum teh bersamaan dengan makan, makan banyakd. Menstruasi, makan banyak, begadang
6. Mineral apakah yang digunakan untuk membuat sel darah merah?a. Zink b. Ferrumc. Calsiumd. Natrium
7. Bagaimana mencegah dan menanggulangi anemiaa. Minum obat
b. Makan sumber zat besic. Makan sumber zat besi dan suplemend. Makan sumber zat besi dan minum obat
8. Manakah yang termasuk sumber utama zat besia. Jambu, jeruk, ayamb. Bayam, hati, dagingc. Daging, jeruk, nasid. Nasi, bayam, alpukat
9. Manakah yang dapat meningkatkan dan menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh
a. Es jeruk, es tehb. Es teh, es jerukc. Es teh, teh panasd. Susu, es jeruk
10. Apakah perilaku yang mendukung pencegahan anemia pada remaja putria. Memakai alas kaki saat bepergianb. Minum air putihc. Mandi dengan air bersihd. Makan nasi yang cukup
KUESIONER POSTTEST INTERVENSI PENDIDIKAN MENGENAI ANEMIA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI BATURRADEN
PURWOKERTO
Nama Lengkap :
Usia :
Kelas :
Alamat :
1. Apakah yang dimaksud dengan anemia?a. Darah rendahb. Kurang darahc. Haemoglobin rendah dalam darahd. Darah kurang
2. Mengapa remaja putri rentan mengelami anemiaa. Kurang olahraga dan makan banyakb. Menstruasi dan tidur larut malamc. Aktifitas padat dan makan banyakd. Tidur larut malam dan stress
3. Apakah tanda dan gejala anemiaa. Letih, lemah, pucatb. Letih,lapar, pucat c. Lapar, lunglai, pusingd. Luka, lunglai, pucat
4. Apakah dampak dari anemia bagi remaja putria. Sakit perutb. Prestasi menurunc. Marah dan emosid. Telat menstruasi
5. Apakah penyebab anemia adalaha. Cacing, begadang, kurang makan sumber Feb. Begadang, makan banyak, minum teh bersamaan dengan makanc. Cacing, minum teh bersamaan dengan makan, makan banyakd. Menstruasi, makan banyak, begadang
6. Mineral apakah yang digunakan untuk membuat sel darah merah?a. Zink b. Ferrumc. Calsiumd. Natrium
7. Bagaimana mencegah dan menanggulangi anemiaa. Minum obatb. Makan sumber zat besic. Makan sumber zat besi dan suplemen
d. Makan sumber zat besi dan minum obat8. Manakah yang termasuk sumber utama zat besi
a. Jambu, jeruk, ayamb. Bayam, hati, dagingc. Daging, jeruk, nasid. Nasi, bayam, alpukat
9. Manakah yang dapat meningkatkan dan menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh
a. Es jeruk, es tehb. Es teh, es jerukc. Es teh, teh panasd. Susu, es jeruk
10. Apakah perilaku yang mendukung pencegahan anemia pada remaja putria. Memakai alas kaki saat bepergianb. Minum air putihc. Mandi dengan air bersihd. Makan nasi yang cukup
KUESIONER PELAKSANAAN KEGIATAN INTERVENSI PENDIDIKAN
MENGENAI ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI
BATURRADEN
1. Bagaimana kesan pelaksanaan kegiatan ini?a. tidak menarikb. agak menarikc. menarikd. sangat menarik
2. Apakah kegiatan ini memberikan manfaat positif bagi anda?a. Tidak bermanfaatb. Agak bermanfaatc. Bermanfaatd. Sangat bermanfaat
3. Apakah kegiatan yang dilaksanakan berjalan secara teratur dan sistematis?a. Tidak teratur dan tidak sistematisb. Agak teratur dan agak sistematisc. Teratur dan sistematisd. Sangat teratur dan sistematis
4. Apakah suasana penyampaian materi nyaman dan menyenangkan?a. Tidak nyaman b. Agak nyamanc. Nyamand. Sangat nyaman
5. Apakah kegiatan Forum Group Discussion (FGD)/ diskusi kelompok yang membahas anemia menarik bagi anda?a. Tidak menarikb. Menarikc. Menarikd. Sangat menarik
6. Apakah anda faham terhadap materi yang di sampaikan?a. tidak paham b. agak paham c. paham d. sangat paham
7. Bagaimana penyampaian materi oleh pemateri?a. tidak menarikb. agak menarikc. menarikd. sangat menarik
8. Apakah materi yang telah disampaikan menarik menurut anda?a. Tidak menarikb. Agak menarikc. Menarikd. Sangat menarik
9. Apakah media pendukung (Leaflet, video) yang diberikan dalam penyampaian materi menarik bagi anda?a. Tidak menarikb. Agak menarikc. Menarikd. Sangat menarik
10. Apakah kritik dan saran untuk pelaksanaan selanjutnya?........................................................................................................................
LEAFLET ANEMIA
POSTER ANEMIA