lap 1 verteb

10
METODA – METODA LAPANGAN Di dalam dunia taksonomi, para ahli sangat memikirkan bagaimana cara mengidentifikasi hewan-hewan yang ada di lapangan. Ada dua macam metoda yang dapat digunakan untuk menangkap hewan di lapangan, yaitu metoda pasif dan metoda aktif. Metoda pasif merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan hewan vertebrata dengan mengunakan kecanggihan alat yang kita gunakan. Sedangkan metoda aktif adalah suatu metoda yang digunakan untuk menangkap hewan secara langsung di lapangan (peneliti terjun langsung ke lapangan). Setelah mendapatkan hewan vertebrata yang kita inginkan, maka kita bisa langsung mengidentifikasinya, dan memberi nama, atau mencari tahu namanya. Beberapa metoda pasif yang dapat digunakan untuk menangkap hewan target adalah sebagai berikut: 1. Fish Trap Fish Trap merupakan metode yang digunakan untuk menangkap ikan. Alat ini biasanya berbentuk segi empat yang terbuat dari rajutan tali dan kawat-kawat kecil. alat ini termasuk alat pasif, karena kita menggunakan kecanggihan alat ini untuk mendapatkan ikan. Cara penggunaan Fish Trap ini pertama kali dibuka tutupnya, kemudian diikatkan pelet sebagai umpan ikan didalam Fish Trap agar ikan mau mendekat ke Fish Trap. Celah tempat masuk ikan dipasangkan menghadap mengarah kea rah datangnya arus, agar ikan dengan mudah masuk ke alat ini, kemudian masukan batu kedalam alat ini agar alat ini tidak hanyut terbawa arus air, ikatkan

Upload: rahmatika-putri

Post on 02-Jul-2015

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap 1 verteb

METODA – METODA LAPANGAN

Di dalam dunia taksonomi, para ahli sangat memikirkan bagaimana cara mengidentifikasi

hewan-hewan yang ada di lapangan. Ada dua macam metoda yang dapat digunakan untuk

menangkap hewan di lapangan, yaitu metoda pasif dan metoda aktif. Metoda pasif merupakan

metode yang digunakan untuk mendapatkan hewan vertebrata dengan mengunakan kecanggihan

alat yang kita gunakan. Sedangkan metoda aktif adalah suatu metoda yang digunakan untuk

menangkap hewan secara langsung di lapangan (peneliti terjun langsung ke lapangan). Setelah

mendapatkan hewan vertebrata yang kita inginkan, maka kita bisa langsung mengidentifikasinya,

dan memberi nama, atau mencari tahu namanya.

Beberapa metoda pasif yang dapat digunakan untuk menangkap hewan target adalah

sebagai berikut:

1. Fish Trap

Fish Trap merupakan metode yang digunakan untuk menangkap ikan. Alat ini biasanya

berbentuk segi empat yang terbuat dari rajutan tali dan kawat-kawat kecil. alat ini termasuk alat

pasif, karena kita menggunakan kecanggihan alat ini untuk mendapatkan ikan. Cara penggunaan

Fish Trap ini pertama kali dibuka tutupnya, kemudian diikatkan pelet sebagai umpan ikan

didalam Fish Trap agar ikan mau mendekat ke Fish Trap. Celah tempat masuk ikan dipasangkan

menghadap mengarah kea rah datangnya arus, agar ikan dengan mudah masuk ke alat ini,

kemudian masukan batu kedalam alat ini agar alat ini tidak hanyut terbawa arus air, ikatkan alat

ini dengan tali pada pepohonan terdekat, hal ini bertujuan agar alat yang kita pasang ini tidak

hanyut juga.Adapun alat-alat lain yang bisa digunakan untuk menangkap ikan adalah pancing

ikan, yang biasanya berbentuk tongkat panjang. Sentruman, digunakan untuk menangkap ikan

dengan mengalirkan listrik ke dalam air.

2. Pit Fiil Trap

Merupakan metode yang digunakan untuk menangkap hewan melata/Herpetofauna

(Reptil & Amphibia). Metode penangkapan amphibi menggunakan dua metode, yaitu metode

aktif dan metode pasif. Metode aktif terbagi dua, yaitu night visual encounter, yaitu pencarian

binatang herpetofauna di lakuakan saat malam hari dan day visual encounter, yaitu biasa di

Page 2: Lap 1 verteb

lakukan pada siang hari. Sedangkan metode pasif ada Pit fall trap – drift fences methods

merupakan metoda gabungan antara perangkap dengan pemakaian pagar pengarah. Metoda

biasanya diterapkan pada daerah teresterial untuk menangkap hewan amphibi atau reptil yang

aktif bergerak dan berukuran lebih kecil. Alat ini biasanya dipasang pada muara sungai dimana

hewan amphibi air hidup sebagai habitatnya.

Alat dan bahan yang di gunakan pada metode ini adalah;1).Bambu;2).Terpal hitam; 3).

Kaleng berukuran sedang sebanyak 4 buah atau lebih; 4). Oli.

Cara kerjanya, pertama tancapkan bambu ke tanah, ikat terpal ke bambu, masukkan ke dalam

tanah kira-kira dengan kedalaman 10 cm. Tanah di gali dibalik terpal tersebut sebagai tempat

meletakkan beberapa ember. Posisi ember di kanan kiri dibuat secara zig-zag agar hewan yang

datang tidak akan mudah lolos. Pada permukaan bawah ember tersebut sebaiknya dilobangi

supaya air yang masuk bisa keluar dengan mudah dan tidak tergenang dalam ember. Letakkan

serasah supaya terjadi kelembapan dalam ember tersebut. Oleskan oli di mulut ember supaya

licin. Agar hewan yang terperangkap tidak bisa keluar lagi.

Pemasangan hedaknya pada sore hari, dan dibiarkan semalam. Paginya di cek apakah ada reptil

atau amphibi yang terjebak, hal ini dilakukan karena hewan Herpetofauna hanya aktif pada

malam hari.

3. Mist net Burung

Mist net burung merupakan alat yang digunakan untuk menangkap burung. Alat ini bentuknya

seperti jala dengan lebar 2,5 meter. Panjang mist net ada yang 12,9, dan 6 meter.  Alat dan bahan

yang digunakan untuk memasang mist net adalah: pancang, mist net, Tonggak (bambu), tali,

kantong burung, tali, kayu/tongkat.

Cara memasang alat ini yaitu: yang pertama tentukan dahulu tempat dan daerah kondusif yang

diperkirakan banyak burungnya. Seperti di punggung bukit, dekat aliran sungai, dan tempat

lainya. Kemudian rentangkan mist net dengan mengikatkanya ke tonggak atau bambu, Alat ini

dipasang berjarak 50 cm dari permukaan tanah agar mamalia yang berjalan tidak ikut terjebak

pada alat ini. Dalam pemasangan mist net ada beberapa hal yang harus diperhatikan, pertama

hindari pemakaian alat-alat asesoris seperti cincin kalung dan lainya dalam pemasangan mist net,

Page 3: Lap 1 verteb

karena bisa mengakibatkan mist net kusut. Kedua hendaknya pemasangan mist net ini dilakukan

jam 6 pagi, dan dilepas jam 7 sore. Hal ini bertujuan agar burung yang didapatkan banyak,

karena waktu aktif dari burung adalah dari jam 6 pagi sampai jam 7 malam. Setelah dipasang

dilakukan pengecekan 1 jam sekali, karena jika burung yang didapatkan dibiarkan saja terjebak

di Mist net akan berakibat fatal, karena burung bisa mati. hal ini dikarenakan burung memiliki

stress yang tinggi.

4. Digiscoping

Digiscoping merupakan alat yang digunakan untuk mengamati hewan-hewan yang

letaknya jauh. Alat ini merupakan perpaduan antara teropong monokuler dengan kamera digital.

Jadi ketika kita melihat hewan yang ingin kita amati di teropong maka kita bisa

langsung memoto objek tersebut. Alat ini sangat bagus diguanakan untuk mengamati hewan-

hewan liar dan suka terbang.

Cara kerjanya, letakkan alat tersebut di atas tanah, kemudian pasangkan tripodnya,

monokuler, lensa okuler, focus. Lalu lihat atau cari sasaran dengan melihatnya melalui teropong.

Setelah sasarannya dapat, kita akan mudah melihat bagian morfologinya melalui teropong itu.

Kita juga bisa mengambil foto nya dengan menggunakan camera digital, ataupun handphone

pribadi.

Penggunaan digiscoping ini memang kurang efektif karena membutuhkan ketelitian

dan kesabaran yang tinggi. Pada saat melakukan pengamatan dengan menggunakan metode ini

sebaiknya mengenakan pakaian yang berwarna gelap, karena pakaian yang cerah dapat dikenali

oleh burung.

5. Harpa Trap

Harpa trap adalah alat yang digunakan untuk menangkap kelelawar yang ada di dalam gua. Alat

ini disebut harpa trap, karena alat ini mirip dengan alat music harpa. Kelebihan dari Harpa Trap

ini adalah bisa menangkap dalam jumlah banyak. Terdiri dari 2 layer. Ada yang 3-4 layer, tapi

yang kita gunakan di sini adalah menggunakan 2 layer. Semakin banyak layer maka akan

semakin baik alat ini digunakan untuk menangkap kelelawar. Layer yang digunakan adalah

Page 4: Lap 1 verteb

berwarna bening agar kelelawar tidak bisa dengan mudah mengetahui keberadaan dari harpa trap

ini.

Selain layer, juga terdapat tiang penggulung layer, kantung perangkap, plastik pengarah

agar kelelawar yang didapat akan turun ke kantung perangkap. Alat ini bisa dibongkar pasang

dengan mudah, sehingga membawa alat ini sangat mudah kemanapun.

Pada saat melakukan penelitian ini sebaiknya menggunakan sarung tangan agar tidak

luka karena layer yang digunakan bias melukai tangan kita, head lamp sebagai penerang,

kantung kelelawar dan alat-alat hitung lainnya. Tinggi dari alat ini bisa di atur ukurannya tapi

lebarnya tidak bisa. Harpa Trap ini sebaiknya digunakan dimulut gua.

Alat ini biasanya dipasangkan di mulut gua. Jadi ketika kelelawar yang mau keluar

ataupun masuk gua akan terjebak di alat ini. Alat ini dilakukan pemasangan pada saat menjelang

senja sampai pagi hari, karena sama-sama kita ketahui bahwa kelelawar waktu aktifnya adalah

malam hari.

7. Kamera Trap

Kamera trap sering digunakan oleh para peneliti untuk mengidentifikasi hewan-hewan

vertebrata, mamalia besar khususnya, karena penggunaan alat ini sangat mudah dan lebih efisien

waktu dan biaya. kamera trap terbagi menjadi dua, yaitu: kamera trap manual dan kamera trap

digital.

Kamera Trap manual adalah kamera trap yang menggunakan kamera biasa, Bagian –

bagiannya terdiri dari; 1) Kamera pocket; 2). Sensor , yang terdiri dari 4 buah tombol, yaitu; a).

Kamera (atas), laser (bawah); b). Delay A untuk tenggang waktu 1 menit dan Delay B untuk

tenggang waktu 5 menit, untuk pemotretan selanjutnya, apabila ada objek yang tersensor lainnya;

c). Start, untuk memulai dan memanaskan kamera; d). tombol 24 hours (kamera aktif 24 jam

penuh), day only (aktif 12 jam saja atau siang hari saja), masa aktif dari kamera.

Cara kerja alat ini pertama diukur ketinggian pemasangan kamera, sebaiknya 60 – 70 cm

dari permukaan tanah tergantung jenis hewan yang akan diamati. Pilih Delay A atau Delay B.

sebaiknya pilih Delay A (1 menit) supaya jika ada hewan yang lewat dalam kurun waktu satu

menit bisa diamati. Setelah itu pilih tombol ‘day only (24 jam)’ agar kamera ini aktif tiap saat.

Terakhir naikkan ke atas tombol start untuk memulai mengaktifkan kamera. Tombol start ditekan

Page 5: Lap 1 verteb

sampai konstan dengan kedipan lampu, apabila lampu tidak berkedip lagi maka kamera siap

digunakan.

Kelebihan dari kamera ini ialah kamera ini dapat menghasilakan foto yang berwarna,

sedangkan kekurangannya, kamera ini hanya mampu bertahan dalam kurun waktu 12 jam dan

hanya menggunakan batterai biasa. Untuk melindungi kamera ini dari panas dan hujan, maka di

atas kamera ini dipasang seng bekas yang berkarat, bukan seng yang baru, karena seng bekas

warnanya tidak mencolok dan hewan-hewan yang lewat tidak akan mengetahui keberadaan seng

ini.. Di dalam kamera ini diletakkan silica gel secukupnya untuk menyerap kelembapan.

Hendaklah kamera ini diletakkan pada daerah yang kemungkinan dilewati oleh mammalia besar

dan diukur jaraknya dengan menggunakan lampu sensor.

Yang kedua adalah kamera trap digital Kamera ini terdiri dari : 1). Blitz yang berfungsi

untuk pencahayaan. 2). Aim untuk mengukur ketinggian. 3). Status light untuk menandakan

kamera sudah aktif. 4). Camera untuk mengambil gambar. 5). Layar sebagai pemandu, yang akan

kita atur, seperti waktu, berapa gambar yang diambil. 6) Mode untuk mengaktifkan kamera atau

untuk memulai merekam. 7). Rest delete untuk menghapus gambar. 8). Sensor untuk menangkap

gambar. 9) Select untuk mengubah angka/huruf atau perpindahan. Kelebihan dari kamera ini

adalah kamera ini sedah menggunakan memory dan usb digital. Jadi kita akan dengan mudah

memindahkan data yang ada dalam kamera ini ke laptop dengan mudah. Selain itu di kamera ini

terdapat video untuk merekam dan bisa menyimpan banyak foto, yaitu 3726 foto. Jadi kita tidak

perlu takut kehabisan memory jika menggunakan kamera ini. Sedangkan kekurang dari kamera

ini adalah apabila kamera ini dipasang pada tempat yang ternaung dan agak gelap akan

menghasilkan gambar yang kurang bagus atau tidak berwarna.. Setiap pemeriksaan dilakukan

pembersihan kamera, pergantian silica gel, penggantian baterai jika diperlukan dan penggantian

memory card, serta pemeriksaan hasil foto yang didapat. Hendaklah kamera ini diletakkan pada

daerah yang kemungkinan dilewati oleh mammalia besar dan diukur jaraknya dengan

menggunakan lampu sensor.

8. Small Mammal Trap

Small mammal trap merupakan perangkap yang digunakan untuk menangkap jenis hewan

mamalia yang berukuran kecil. Perangkap ini termasuk ke dalam metode pasif. Bagian-

bagiannya: pintu tempat memasukkan umpan dan mengeluarkan target. Kunci dan penahan

Page 6: Lap 1 verteb

pintunya agar target yang didapat tidak bisa keluar lagi. Jika kita akan memasang umpan

sebaiknya kita menggunakan sarung tangan agar aroma buah yang dipasang sebagai umpan kita

tidak tinggal dan lengket ke tangan karena hewan ini dapat mencium aroma yang tinggal di

tangan tadi. Umpan tersebut harus diletakkan di ujung pengait. Klau ada hewan yang

terperangkap jangan mengeluarkannya pada waktu hewan itu masih hidup. Masukkan dulu

hewan tersebut ke air sampai mati atau pingsan setelah itu baru dikeluarkan. Karena apabila

hewan tersebut diambil hidup-hidup akan membahayakan kita, bisa saja hewan itu menggigit

tangan kita.

Umpan yang biasa digunakan adalah ikan asin, ikan teri, buah-buahan dan bungkit

kelapa. Alat ini biasanya diletakan disudut-sudut ruangan (Mencit. Tikus), Diikatkan pada pohon

(Tupai, Musang) yang pintunya mengarah kebagian atas.

9. Audotory Census

Auditory sensus merupakan metoda yang digunakan untuk menghitung, mengidentifikasi suatu

hewan dengan cara mendengarkan suara hewan yang akan diidentifikasi, biasanya untuk

keluarga Hylobatidae. seperti ungko dan siamang. Alat-alat yang digunakan : kompas, alat tulis

dan peta lokasi.

Cara kerja dari metode ini adalah pertama tentukan tempat yang senyaman mungkin

untuk mengamati dan mendengarkan suara-suara binatang, seperti dibawah pohon atau tempat

lainya. Setelah itu tentukan arah utara tempat posisi kita berada, dengan menggunakan kompas

dan peta. Kemudian dengarkanlah suara binatang terutama suara-suara primate, karena suara

primate memilki cirri yang khas, sehingga mudah dikenali. Lalu tentukan berapa derajat suara

binatang itu berasal dari arah utara. Kemudian tentukan jarak suara tersebut dari posisi kita.

Selain itu, dengarkan juga suara-suara dari arah lainya. kemudian suara tersebut diidentifikasi.

Pada umumnya didaerah kita para peneliti lebih cenderung untuk meneliti ungko dan

siamang, karena kedua hewan ini memiliki suara yang khas daripada hewan lainnya. Siamang

memiliki suara yang khas, yaitu suaranya hanya satu-satu, sedangkan ungko memiliki suara yang

bertingkat.