l6 - reaktansi kapsitif dan reaktansi induktif
DESCRIPTION
silahkan download bagi yang membutuhkanTRANSCRIPT
PERCOBAAN L6
REAKTANSI KAPASITIF DAN INDUKTIF
I. MAKSUD
1. Memahami prinsip reaktansi induktif dan kapastif pada rangkaian arus bolak-balik.
2. Menentukan nilai reaktansi induktif dan kapasitif.
3. Mempelajari rangkaian seri dan paralel kapasitor.
4. Mempelajari rangkaian seri dan paralel induktor.
5. Memahami prinsip kapasitor pada arus bolak-balik dan searah.
6. Memahami prinsip induktor pada arus bolak-balik dan searah.
II. ALAT-ALAT
1. Catu daya
2. Induktor 150 lilitan
3. Induktor 500 lilitan
4. Induktor 1000 lilitan
5. Multimeter digital
6. Oscilloscope
7. Kabel penghubung (9 buah)
8. Kapasitor 5 µF
9. Kapasitor 10 µF
10. Pemegang baterai (6 buah)
III. TEORI
Gejala umum dari listrik mengalir baik arus searah maupun arus bolak balik tetap sama
sehingga hukum-hukum dasar yang berlaku pada arus searah tetap berlaku terhadap arus listrik
bolak balik seperti hukum Ohm, hukum Kirchoff dan lain-lain.
Arus bolak balik mengalir dengan arah yang berbalik secara periodik sedangkan arus searah
mengalir tetap arahnya. Pengertian hambatan dalam arus searah berbeda dengan hambatan
dalam arus bolak balik yang biasa disebut impedansi. Tidak saja resistor namun kapasitor dan
induktor pun memiliki sifat menghambat arus listrik. Sifat menghambat arus listrik dari
kapasitor dan induktor dalam arus bolak balik disebut reaktansi.
Apabila sebuah komponen listrik (misalnya lampu) diberi beda potensial, maka di dalamnya
akan dialiri arus listrik.
JEPRI NOVRIYANTO
Pada umumnya untuk suatu hambatan yang biasa, grafik
karakteristik I terhadap V adalah linier dan memenuhi hukum
Ohm:
V = I R...........................................(1)
dengan:
V = beda potensial antara ujung-ujung hambatan / komponen (Volt)
I = kuat arus yang melalui hambatan / komponen (Ampere)
R = besarnya hambatan di seluruh rangkaian (Ohm)
Gambar 1
Hubungan yang sama juga berlaku dalam rangkaian AC yang tersusun dari sebuah kapasitor
dengan kapasitansi C dan tegangan V. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk:
V = I XC................................................................................................(2)
dengan XC disebut reaktansi kapasitif.
Untuk kapasitor yang dirangkai seri, kapasitor total (CT ) dirumuskan sebagai berikut:
1CT
= 1C1
+ 1C2
+ 1C3
.................................................................................(3)
sedangkan untuk kapasitor yang dirangkai paralel, kapasitor total (CT ) dirumuskan sebagai
berikut:
CT=C1+C2+C3 ....................................................................................(4)
JEPRI NOVRIYANTO
Gambar 2
Serupa juga dalam rangkaian AC yang tersusun dari sebuah induktor dengan induktansi L dan
tegangan V. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk :
V = I XL................................................................................................(5)
dengan XL disebut reaktansi induktif.
Untuk induktor yang dirangkai seri, induktor total ( LT ) dirumuskan sebagai berikut:
LT=L1+L2+L3 .....................................................................................(6)
sedangkan untuk induktor yang dirangkai paralel, induktor total ( LT ) dirumuskan sebagai
berikut:
1LT
= 1L1
+ 1L2
+ 1L3
...................................................................................(7)
Nilai reaktansi berasal dari nilai hambatan yang ada pada kapasitor dan induktor. Beban
kapasitif menyatakan impedansi yang kapasitansinya lebih besar dari induktansinya. Demikian
sebaliknya, beban induktif menyatakan bahwa induktansi pada rangkaian itu lebih besar
dibandingkan dengan kapasitansinya.
JEPRI NOVRIYANTO
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Catat keadaan ruang sebelum percobaan!
2. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 1 dengan menggunakan sumber AC 6 V, serta
gunakan kapasitor 5 µF dan oscilloscope sebagai voltmeter!
3. Hubungkan rangkaian ke sumber tegangan setelah disetujui asisten!
4. Nyalakan catu daya catat nilai tegangan yang ditampilkan pada oscilloscope!
5. Catat nilai kuat arus yang terukur! Lakukan pengamatan berulang sebanyak 3 kali!
6. Ulangi langkah V.4 dan V.5 dengan menggunakan kapasitor 10 µF, dua buah kapasitor
dipasang seri, dan dua buah kapasitor dipasang paralel!
7. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 2 dengan menggunakan induktor 150 lilitan!
8. Nyalakan catu daya catat nilai tegangan yang ditampilkan pada oscilloscope!
9. Catat nilai kuat arus yang terukur! Lakukan pengamatan berulang sebanyak 3 kali!
10. Ulangi langkah V.8 dan V.9 dengan menggunakan induktor 500 lilitan, induktor 1.000
lilitan, tiga buah induktor dipasang seri, dan tiga buah induktor dipasang paralel!
11. Ulangi langkah V.2 s.d V.10 untuk sumber DC 6 V!
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
V. DATA PENGAMATAN
5.1. Data Ruang
Awal AkhirSuhu (oC) (2.6 ± 0.1)10 (2.6 ± 0.1)10
Kelembaban (%) (7.00 ± 0.05)10 (6.70 ± 0.05)10Tekanan (mmHg) (7.080 ± 0.005)102 (7.080 ± 0.005)102
5.2. Data Percobaan
KapasitorTeg Catu
DayaVp-p+ Vp-p- I+ (mA) I- (mA)
5 µF
2 6 6 2.7 2.74 11 11 5.9 5.96 17 17 9.1 9.48 22.5 23 12.7 12.610 29 29 15.9 15.912 35 35 18.8 18.8
10 µF
2 5 6 5.3 5.54 11 11 11.9 12.16 17 17 18.4 18.38 24 23 25 24.710 30 30 31.3 31.412 35 35 37.3 37.3
Rangkaian seri
2 5 5 1.7 1.64 11 11 3.9 3.96 17 17 6 6.18 23 23 8.2 8.310 29 29 10.5 10.512 35 35 12.4 12.4
Rangkaian paralel
2 5 5 8.2 8.34 11 11 17.3 17.56 17 17 27.2 27.28 23 23 36.4 36.510 29 30 46 46.512 35 35 55 55
JEPRI NOVRIYANTO
Induktor eg Catu Daya
Vp-p+ Vp-p- I m(A)+ I (mA)
JEPRI NOVRIYANTO
500 lilitan
2 5 5 0.28 0.294 10 10 0.65 0.636 15 16 1.02 0.988 20 21 1.4 1.3310 26 27 1.81 1.6812 31 32 2.12 2.12
1000 lilitan
2 6 6 0.11 0.114 12 12 0.26 0.266 17 17 0.42 0.428 23 23 0.56 0.5610 29 29 0.71 0.7112 34 34 0.84 0.84
Rangkaian seri
2 6 6 0.08 0.084 12 12 0.18 0.196 17 17 0.30 0.308 23 23 0.41 0.4110 28 29 0.52 0.5212 34 34 0.62 0.62
Rangkaian paralel
2 6 6 0.37 0.394 12 12 0.88 0.856 17 17 1.41 11.328 23 23 1.91 1.7710 29 29 2.37 2.2312 35 35 2.75 2.66
VI. PENGOLAHAN DATAKapasitor
JEPRI NOVRIYANTO
Kapasitor Teg Catu Daya
Vp-p+ Vp-p- Veff+ Veff- V V rata2 I (mA) + I (mA) - I (mA)I rata2 (mA)
Xc C (µF)
2 6 6 2.12132 2.12132 2.12132 2.7 2.7 2.74 11 11 3.889087 3.889087 3.889087 5.9 5.9 5.96 17 17 6.010408 6.010408 6.010408 9.1 9.4 9.258 22.5 23 7.954951 8.131728 8.04334 12.7 12.6 12.6510 29 29 10.25305 10.25305 10.25305 15.9 15.9 15.912 35 35 12.37437 12.37437 12.37437 18.8 18.8 18.82 5 6 1.767767 2.12132 1.944544 5.3 5.5 5.44 11 11 3.889087 3.889087 3.889087 11.9 12.1 126 17 17 6.010408 6.010408 6.010408 18.4 18.3 18.358 24 23 8.485281 8.131728 8.308505 25 24.7 24.8510 30 30 10.6066 10.6066 10.6066 31.3 31.4 31.3512 35 35 12.37437 12.37437 12.37437 37.3 37.3 37.32 5 5 1.767767 1.767767 1.767767 1.7 1.6 1.654 11 11 3.889087 3.889087 3.889087 3.9 3.9 3.96 17 17 6.010408 6.010408 6.010408 6 6.1 6.058 23 23 8.131728 8.131728 8.131728 8.2 8.3 8.2510 29 29 10.25305 10.25305 10.25305 10.5 10.5 10.512 35 35 12.37437 12.37437 12.37437 12.4 12.4 12.42 5 5 1.767767 1.767767 1.767767 8.2 8.3 8.254 11 11 3.889087 3.889087 3.889087 17.3 17.5 17.46 17 17 6.010408 6.010408 6.010408 27.2 27.2 27.28 23 23 8.131728 8.131728 8.131728 36.4 36.5 36.4510 29 30 10.25305 10.6066 10.42983 46 46.5 46.2512 35 35 12.37437 12.37437 12.37437 55 55 55
7.115262
7.188919
7.071068
7.100531
5 µF
10 µF
Rangkaian seri
Rangkaian paralel
4.864E-06
9.543E-06
3.209E-06
1.424E-05
10.86667
21.54167
7.125
31.75833
0.654779
0.333722
0.992431
0.22358
Induktor
JEPRI NOVRIYANTO
Induktor Teg Catu Daya
Vp-p+ Vp-p- Veff+ Veff- V V rata2 I (mA) + I (mA) - I (mA)I rata2 (mA)
XL (x 10^3)
L (mH)
2 5 5 1.767767 1.767767 1.767767 0.28 0.29 0.2854 10 10 3.535534 3.535534 3.535534 0.65 0.63 0.646 15 16 5.303301 5.656854 5.480078 1.02 0.98 18 20 21 7.071068 7.424621 7.247845 1.4 1.33 1.365
10 26 27 9.192388 9.545942 9.369165 1.81 1.68 1.74512 31 32 10.96016 11.31371 11.13693 2.12 2.12 2.12
2 6 6 2.12132 2.12132 2.12132 0.11 0.11 0.114 12 12 4.242641 4.242641 4.242641 0.26 0.26 0.266 17 17 6.010408 6.010408 6.010408 0.42 0.42 0.428 23 23 8.131728 8.131728 8.131728 0.56 0.56 0.56
10 29 29 10.25305 10.25305 10.25305 0.71 0.71 0.7112 34 34 12.02082 12.02082 12.02082 0.84 0.84 0.84
2 6 6 2.12132 2.12132 2.12132 0.08 0.08 0.084 12 12 4.242641 4.242641 4.242641 0.18 0.19 0.1856 17 17 6.010408 6.010408 6.010408 0.3 0.3 0.38 23 23 8.131728 8.131728 8.131728 0.41 0.41 0.41
10 28 29 9.899495 10.25305 10.07627 0.52 0.52 0.5212 34 34 12.02082 12.02082 12.02082 0.62 0.62 0.62
2 6 6 2.12132 2.12132 2.12132 0.37 0.39 0.384 12 12 4.242641 4.242641 4.242641 0.88 0.85 0.8656 17 17 6.010408 6.010408 6.010408 1.41 11.32 6.3658 23 23 8.131728 8.131728 8.131728 1.91 1.77 1.84
10 29 29 10.25305 10.25305 10.25305 2.37 2.23 2.312 35 35 12.37437 12.37437 12.37437 2.75 2.66 2.705
1.71530828
46.97996815
64.15079618
9.503140127
1000 Lilitan
Rangkaian seri
Rangkaian paralel
500 Lilitan 6.422887
7.129993
7.100531
7.188919
1.1925
0.483333
0.3525
2.409167
5.386068
14.75171
20.14335
2.983986
JEPRI NOVRIYANTO
VII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN
1. Gambarkan rangkaian percobaan disertai dengan kutub positif dan negatifnya!
Gambar VII.A Rangkain Kapasitor
Gambar VII. B Rangkain Paralel Kapasitor
Gambar VII. C Rangkain Seri Kapasitor
JEPRI NOVRIYANTO
Gambar VII. D Rangkain Induktor
Gambar VII. E Rangkain Paralel Kapasitor
Gambar VII. F Rangkain Seri Kapasitor
JEPRI NOVRIYANTO
2. Apa perbedaan reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif?
Jawaban:
Reaktansi induktif adalah hambatan yang timbul akibat adanya GGL induksi karena
dipasangnya lilitan apabila dialiri arus ac. Dc short
Reaktansi kapasitif adalah hambatan aliran elektron ketika melewati kapasitor pada rangkaian
AC. Sedangkan untuk pakai dc hanya satu keping
3. Sebutkan reaktansi yang dihasilkan pada tiap-tiap rangkaian!
Jawaban :
Kapasitor :
5 micro F : 4.86 mF
10 micro F : 9.54 mF
Seri : 3.209 mF
Paralel : 14.24 mF
Induktor :
500 lilitan : 1.715 mH
1000 lilitan : 46.979 mH
Seri : 64.15 mH
Paralel : 12.26 mH
Nilainya jauh mendekati karena adanya sisa induksi, seharus ada resistensi untuk meredam.
4. Apa pengaruh reaktansi induktif terhadap rangkaian?
Jawaban : menimbulkan GGL induksi apabila dialiri arus AC
5. Apa pengaruh reaktansi kapasitif terhadap rangkaian?
Jawaban :
Reaktansi induktif adalah hambatan semu pada induktor jika dihubungkan dengan arus bolak-
balik XL = ωL, dan pengaruhnya akan menyimpan muatan apabila dialiri arus AC
JEPRI NOVRIYANTO
6. Bagaimana nilai arus dan tegangan pada semua rangkaian percobaan yang menggunakan sumber
tegangan DC? Jelaskan!
Jawaban :
7. Apa pengaruhnya dengan arus jika induktor dirangkai:
a. Rangkain Induktor Seri : tegangannya besar tetapi kuat arus yang mengalir pada rangkaian
kecil
b. Rangkain Induktor Paralel : tegangannya kecil tetapi kuat arus yang mengalir pada
rangkaian besar
8. Apa pengaruhnya dengan arus jika kapasitor dirangkai:
a. Rangkain Kapasitor Seri : tegangannya kecil tetapi kuat arus yang mengalir pada rangkaian
besar
b. Rangkain Kapasitor Paralel : tegangannya besar tetapi kuat arus yang mengalir pada
rangkaian kecil
JEPRI NOVRIYANTO
VIII. ANALISIS
Berdasarkan hasil praktikum ada beberapa yang perlu dianalisa diantaranya:
a. Nilai Induktor
500 lilitan : 1.715 mH
1000 lilitan : 46.979 mH
Seri : 64.15 mH
Paralel : 12.26 mH
Sedangkan hasil pengukuran dengan multimeter didapat
500 lilitan : 4.875 mH
1000 lilitan : 20.76 mH
Seri : mH
Paralel : mH
Hasil pengukuran dengan percobaan sangat berbeda
Penyebabnya adalah:
induktor akan terjadi induksi apabila dilakukan pengukuran berulang-ulang,
sehingga nilai yang didapat bukan nilai yang sebenarnya ada pengaruh dari
induksi tersebut.
Solusi untuk mendapatkan nilai yang sebenarnya pengukuran dilakukan sekali
dan harus ditambahkan R sebagai penghambat induksi
Faktor kualitas atau "Q"
Sebuah induktor ideal tidak menimbulkan kerugian terhadap arus yang
melewati lilitan. Tetapi, induktor pada umumnya memiliki resistansi lilitan dari
kawat yang digunakan untuk lilitan. Karena resistansi lilitan terlihat berderet
dengan induktor, ini sering disebut resistansi deret. Resistansi deret induktor
mengubah arus listrik menjad bahang, yang menyebabkan pengurangan
kualitas induktif. Faktor kualitas atau "Q" dari sebuah induktor adalah
perbandingan reaktansi induktif dan resistansi deret pada frekuensi tertentu,
dan ini merupakan efisiensi induktor. Semakin tinggi faktor Q dari induktor,
induktor tersebut semakin mendekati induktor ideal tanpa kerugian.
JEPRI NOVRIYANTO
Faktor Q dari sebuah induktor dapat diketahui dari rumus berikut,
dimana R merupakan resistansi internal dan adalah resistansi
kapasitif atau induktif pada resonansi:
Dengan menggunakan inti feromagnetik, induktansi dapat ditingkatkan untuk
jumlah tembaga yang sama, sehingga meningkatkan faktor Q. Inti juga
memberikan kerugian pada frekuensi tinggi. Bahan inti khusus dipilih untuk
hasil terbaik untuk jalur frekuensi tersebut. Pada VHF atau frekuensi yang
lebih tinggi, inti udara sebaiknya digunakan.
Lilitan induktor pada inti feromagnetik mungkin jenuh pada arus tinggi,
menyebabkan pengurangan induktansi dan faktor Q yang sangat signifikan.
Hal ini dapat dihindari dengan menggunakan induktor inti udara. Sebuah
induktor inti udara yang didesain dengan baik dapat memiliki faktor Q hingga
beberapa ratus.
Sebuah kondensator nyaris ideal (faktor Q mendekati tak terhingga) dapat
dibuat dengan membuat lilitan dari kawat superkonduktor pada helium atau
nitrogen cair. Ini membuat resistansi kawat menjadi nol. Karena induktor
superkonduktor hampir tanpa kerugian, ini dapat menyimpan sejumlah besar
energi listrik dalam lilitannya
Q=ω/R
b. Kapasitor
Toleransi nilai sumber tegangan
Sisa muatan
JEPRI NOVRIYANTO
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dan hasil yang didapat kami dapat menyimpulkan diantaranya:
a. Reaktansi kapasitif adalah hambatan semu pada kapasitor jika dihubungkan dengan arus
bolak-balik
XC = 1/ωC
b. Reaktansi induktif adalah hambatan semu/sesaat pada induktor jika dihubungkan dengan
arus bolak-balik
XL = ωL
c. Kita dapat memahami prinsip reaktansi induktif dan kapastif pada rangkaian arus bolak-
balik.
d. Tugas akhir dari nomor 6 dan 7 dan nilai-nilai dengan pelaporannya
X. PUSTAKA
Andar Soeprapto, Drs., Ridwan. M, ST., MT., 2011. Buku Petunjuk Praktikum Fisika
Dasar. Bandung: ITENAS.
JEPRI NOVRIYANTO
LAMPIRAN
1. H
2. Arus dan tegangan bolak-balik (AC) yaitu arus dan tegangan yang besar dan
arahnya berubah terhadap waktu secara periodik.
a. Nilai Efektif, Nilai Maksimum dan Nilai Rata-rata
Nilai efektif adalah nilai yang ditunjukkan oleh voltmeter/amperemeter.
Sedangkan Nilai maksimum adakah nilai yang ditunjukkan oleh osiloskop.
hubungan ketiga jenis nilai tersebut sebagai berikut :
JEPRI NOVRIYANTO
Keterangan :
Vm = tegangan maksimal (V)
Vef = tegangan efektif (V)
Im = arus maksimal (A)
Ief = arus efektif (A)
Vr = tegangan rata-rata (V)
Ir = arus rata-rata (A)
b. Rangkaian Resesif, Induktif dan Kapasitif Murni
Rangkaian Resesif Murni (R)Pada rangkaian resesif murni arus dan tegangan sefase, artinya dalam waktu yang sama besar sudut fasenya sama
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
http://gaungzelina.wordpress.com/2013/03/08/arus-dan-tegangan-listrik-
bolak-balik/#respond
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO