pendekatan deduktif dan induktif

22
TUGAS FILSAFAT ILMU PENDEKATAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF Oleh: Isaac Hamonangan Oktovianto : 270110130104 Kelas D Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran Jatinangor 2014

Upload: hanssimeon

Post on 12-Apr-2016

275 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Pendekatan Deduktif Dan Induktif

TRANSCRIPT

Page 1: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

TUGAS FILSAFAT ILMU

PENDEKATAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF

Oleh:

Isaac Hamonangan Oktovianto : 270110130104

Kelas D

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran

Jatinangor

2014

Page 2: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya  sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini penulis susun sebagai tugas dari mata kuliah Filsafat ilmu dengan judul “Pendekatan Deduktif dan Induktif ” , yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari ilmu filsafat sebagai mahasiswa teknik geologi.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi setiap orang.

Bandung, 11 Maret 2014

Isaac Hamonangan Oktovianto

(270110130104)

ii

Page 3: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................................iii

Bab I : Pendahuluan...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................1

1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................1

1.4 Sistematika Penulisan.....................................................................................2

Bab II : Pembahasan..............................................................................................................3

2.1 Penelitian........................................................................................................3

2.2 Pendekatan Terhadap Suatu Penelitian..........................................................4

2.3 Penalaran dan Berpikir Deduktif dan Berpikir Induktif dan Aplikasinya di

Bidang Geologi...............................................................................................6

Bab III : Kesimpulan.............................................................................................................11

Daftar Pustaka.......................................................................................................................12

iii

Page 4: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara filsafat dan saat analisis suatu penelitian, digunakan dua cara pendekatan untuk

menarik kesimpulan saat penarikan kesimpulan yaitu pendekatan induktif dan deduktif.

Pendekatan deduktif berarti pendekatan dari teori menghasilkan pengamatan-pengamatan ilmiah

yang lebih bersifat kusus sedangkan pendekatan induktif yaitu kebalikannya. Pendekatan

induktif berarti pendekatan dari persepsi dan hasil pengamatan kita saat penelitian kita

menghasilkan suatu teori, suatu ilmu dasar yang bersifat umum. Pada saat penelitian, dua

pendekatan inilah yang berperan untuk menarik kesimpulan.

Pengetahuan tentang filsafat ilmu biasanya diberikan kepada mahasiswa sebagai pondasi

dalam memahami filosofi bidang ilmunya pada saat para mahasiswa melakukan kegiatan

penelitian ilmiah atau seminar ilmiah. Manfaat setelah memperoleh pengetahuan filsafat ilmu

adalah semakin meningkatkan kesadaran kita dalam meletakkan hakekat kebenaran tentang suatu

hal pada tempat yang tepat. Kita semakin menyadari bahwa kebenaran dalam ilmu pengetahuan

yang kita peroleh ternyata bersifat relative. Dalam konteks inilah latar belakang tulisan ini

dihadapkan pada persoalan bagaimana perkembangan ilmu saat ini. Masalah yang dibahas

tampak sederhana namun menurut hemat penulis hal yang sederhana tersebut justru memiliki

implikasi yang sangat luas dan mendalam.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah:

1. Mahasiswa dapat mempelajari hal yang berkaitan dengan pendekatan deduktif dan induktif.

2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apa itu pendekatan deduktif?

2. Apa itu pendekatan induktif?

3. Bagaimana aplikasinya dalam bidang geologi?

1

Page 5: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

4. Apa perbedaan pendekatan deduktif dan induktif pada penelitian?

1.4 Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun dengan sistematika pembahasan yang meliputi: BAB I :

PENDAHULUAN Menyajikan latar belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah dan

sistematika penulisan; BAB II : PEMBAHASAN Membahas tentang pendekatan deduktif dan

induktif serta macam-macamnya. BAB III : PENUTUP menyajikan kesimpulan.

2

Page 6: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penelitian

Pengetahuan yang diperoleh melalui proses berpikir yang teratur dan sistematis dikenal

sebagai produk kegiatan penelitian ilmiah atau penelitian yang memenuhi syarat keilmuan.

Kegiatan berpikir teratur dan sistematis mengantar kita dalam memasuki dunia keilmuan. Sebuah

gejala di muka bumi misalnya, sebagai sebuah fakta, terjadi secara beraturan dan tidak terjadi

secara kebetulan karena dapat dijelaskan dalam kerangka konsep keilmuan. Siklus hidrologi

merupakan contoh gejala alam yang berlangsung secara teratur dan sistematis.

Dalam konteks kegiatan penelitian, mengenali sebuah fakta, merumuskan masalah,

menyusun hipotesa, melakukan analisis dan menarik kesimpulan merupakan contoh proses

berpikir teratur dan sistematis. Menurut Sandy (1973) hal tersebut adalah ciri sebuah ilmu

termasuk ilmu geografi. Sebuah kesimpulan penelitian mencerminkan “pengetahuan” yang

dihasilkan dari rasa “ingin tahu” yang diungkap dalam kalimat pertanyaan penelitian.

Para peneliti, pada instansi pertama umumnya menghadapi persoalan bagaimana

merumuskan pertanyaan penelitian yang benar agar memperoleh pengetahuan baru yang

bermakna. Sebagian besar waktu dihabiskan untuk merumuskan masalah, selebihnya untuk

mengumpulkan data, melakukan analisis dan menarik kesimpulan. Jika rumusan pertanyaannya

benar maka akan diperoleh jawaban yang benar, jika cara yang digunakan untuk menjawab

benar. Sebaliknya, jika pertanyaan penelitiannya diungkap dalam kalimat yang tidak jelas maka

jawabannya pasti sulit diperoleh atau bahkan tidak akan ditemukan, bagaimanapun caranya

meneliti. Hal yang sama jika dikaitkan dengan kebenaran data yang digunakan dalam penelitian.

Dalam upaya menjawab masalah, ada tiga pilihan metode yang dapat digunakan yaitu

metode deduktif, metode induktif dan gabungan metode deduktif dan induktif. Namun demikian

saat ini gabungan ke dua metode deduktif dan metode induktif menjadi pilihan banyak peneliti

dalam menetapkan metode penelitiannya. Pilihan ini dilandasi pada pemikiran bahwa apa yang

3

Page 7: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

diteliti merupakan usaha untuk memperkuat konsep atau teori yang sudah ada dan adanya

keinginan untuk menghasilkan konsep atau teori baru.

Metode metode yang dimaksud merupakan penjabaran konsep berpikir epistemologis

dalam upaya menjawab pertanyaan yang diajukan. Sehubungan dengan hal itu ada perbedaan

pilihan metode dalam penelitian bidang pengetahuan alam dan bidang pengetahuan sosial terkait

dengan karakteristik masalah dan jumlah variable penelitian. Sebuah dalil fisika seperti teori

gravitasi misalnya, akan berlaku kapanpun dan dimanapun. Di sisi lain, teori sosial yang berlaku

di Negara maju tidak selalu tepat digunakan untuk mengatasi masalah sosial di Negara

berkembang karena karakteristik masalah dan variable yang terkait berbeda.

2.2 Pendekatan Terhadap Suatu Penelitian

Terdapat dua metode pendekatan analisis dan penarikan kesimpulan yang didapatkan

dari perguruan tinggi, yaitu metode deduktif dan induktif.

Metode Deduktif

Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum yang diuraikan menjadi

contoh-contoh kongkrit atau fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau generalisasi

yang bersifat khusus tersebut. Dalam deduktif telah diketahui kebenarannya secara umu,

kemudian bergerak menuju pengetahuan baru tentang kasus-kasus atau gejala-gejala

khusus atau individual. Jadi deduksi adalah proses berfikir yang bertolak dari sesuatu

yang umum (prinsip, hukum, teori, keyakinan) menuju hal khusus. Berdasarkan sesuatu

yang umum itu ditariklah kesimpulan tentang hal-hal yang khusus yang merupakan

bagian dari kasus atau peristiwa itu.

o Macam-Macam Penalaran Deduktif

1) Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua

proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan

yang merupakan proposisi ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat

dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung

didalamnya.

2) Entimem

4

Page 8: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

Dalam kehidupan sehari-hari kita jarang menggunakan bentuk

silogisme yang lengkap. Demi kepraktisan, bagian silogisme yang dianggap

telah dipahami, dihilangkan. Inilah yang disebut entimem.

Metode Induktif

Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan

berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan

pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Induksi merupakan cara berpikir

dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat

individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-

pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun

argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum

o Macam-Macam Penalaran Induktif

1) Generalisasi

Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik

kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau

peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.

Contoh :

Generalisasi juga di sebut induksi tidak sempurna ( lengkap ). Guna

menghindari generalisasi yang terburu – buru, Aristoteles berpendapat bahwa

bentuk induksi semacam ini harus di dasarkan pada pemeriksaan atas seluruh

fakta yang berhubungan, tapi semacam ini jarang di capai. Jadi kita harus

mencari jalan yang lebih prakis guna membuat generalisasi yang sah.

2) Analogi

Pemikiran ini berangkat dari suatu kejadian khusus ke suatu kejadian

khususnya lainnya, dan menyimpulkan bahwa apa yang benar pada yang satu

juga akan benar pada yang lain.

Contoh ;

Sartono sembuh dari pusing kepalanya karena minum obat ini.

Pengetahuan secara analogis adalah suau metode yang menjelaskan

barang – barang yang tidak biasa dengan istilah – istilah yang di kenal ide –

5

Page 9: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

ide baru bisa di kenal atau dapat di terima apabila di hubungkan dengan hal –

hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.

Analogi Induktif adalah suatu cara berfikir yang di dasarkan pada

persamaan yang nyata dan terbukti. Jika memiliki suatu kesamaan dari yang

penting, maka dapat di simpulkan serupa dalam beberapa karakteristik

lainnya. Apabila hanya terdapat persamaan kebetulan dan perbandingan untuk

sekedar penjelasan, maka kita tidak dapat membuat suatu kesimpulan.

3) Hubungan Kausalitas

Berupa sebab sampai kepada kesimpulan yang merupakan akibat atau

sebaliknya. Pada umumnya hubungan sebab akibat dapat berlangsungdalam

tiga pola, yaitu sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Namun,

pola yang umum dipakai adalah sebab ke akibat dan akibat ke sebab.

4) Perbandingan

Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam

penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau

memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan

padat.

Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan

tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk

memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.

Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang

proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.

2.3 Penalaran dan Berpikir Deduktif dan Berpikir Induktif dan Aplikasinya di Bidang

Geologi

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi

empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang

sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi

yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang

sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi

6

Page 10: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis dan hasil kesimpulannya disebut

dengan konklusi. Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik

suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki

ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan

sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu.

Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan

konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu

kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio

atau fakta. Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran mengembangkan

paham rasionalisme, sedangkan mereka yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat

pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran mengembangkan paham empirisme.

Berpikir Deduktif

Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari

keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi

Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik

kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya

mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah

pernyataan dan sebuah kesimpulan.

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum

terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Pada induksi kita berjalan dari bukti naik ke undang. Pada cara deduksi adalah

sebaliknya. Kita berjalan dari Undang ke bukti. Kalau kita bertemu kecocokan antara undang dan

bukti, maka barulah kita bisa bilang, bahwa undang itu benar.

Kalau kita sudah terima, bahwa semua benda kehilangan berat dalam semua cair, maka

kita ambil satu benda dan satu zat cair buat penglaksanaan. Kita ambil sepotong timah, kita

timbang beratnya di udara. Kita dapat B gram. Kita masukkan timah tadi ke dalam air. Kita

timbang beratnya air yang dipindahkan oleh timah tadi, kita dapati b gram. Menurut undang

Archimedes timah tadi mesti kehilangan berat b gram. Jadi ditimbang dalam air, beratnya

7

Page 11: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

menurut Archimedes mestinya (B-b) gram. Sekarang kita ambil beratnya dan timbangan timah

yang terbenam tadi. Betul kita dapat (B-b) gr. Jadi betul cocok dengan undang Archimedes.

Sekarang induction sudah beralasan deduction, kebenaran undang sudah di sokong oleh

penglaksanaan. Berulang-ulang kita lakukan pemeriksaan kita dengan benda dan zat cair

berlainan dan berulang-ulang kita saksikan kebenaran undangnya Archimedes, pemikir Yunani.

Berpikir Induktif

Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus

untuk menentukan hukum yang umum.

Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum

dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan

mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas

dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.

Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-

hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi

fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu

bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu

persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang

diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.

Buat contoh penegasan kita kembali pada masyarakat Yunani, masyarakat yang

sebenarnya merintis kesopanan manusia. Lama sudah terpendam dalam otaknya Archimedes,

pemikir Yunani yang hidup 250 tahun sebelum Masehi, persoalan: apa sebab badan yang masuk

barang yang cair itu, jadi enteng kekurangan berat? Ketika mandi, maka jawab persoalan tadi

tiba-tiba tercantum di matanya dan kegiatan yang memasuki jiwanya menyebabkan dia lupa akan

adat istiadat negara dan bangsanya. Dengan melupakan pakaiannya, ia keluar dari tempat

mandinya dengan bersorak-sorakkan “heureuka” saya dapati, saya dapati, adalah satu contoh lagi

dari kuatnya nafsu ingin tahu dan lazatnya obat haus “ingin” tahu itu. Archimedes menjalankan

experiment yang betul, ialah badannya sendiri, yang jadi benda yang dicemplungkan ke dalam

air buat mandi. Dengan cara berpikir, yang biasa dipakainya sebagai pemikir besar, ia bisa

8

Page 12: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

bangunkan satu undang yang setiap pemuda yang mau jadi manusia sopan mesti mempelajari

dalam sekolah di seluruh pelosok dunia sekarang.

Menurut undang Archimedes, maka kalau benda yang padat (solid) terbenam pada barang

cair, maka benda tadi kehilangan berat sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda

itu.Tegasnya kalau berat Archimedes di luar air umpamanya B gram dan berat air yang

dipindahkan oleh badan Achimedes b gram, maka berat Archimedes dalam air tidak lagi B gram,

melainkan (B-b) gr.

Dengan contoh dirinya sendiri sebagai benda dan air sebagai barang cair, maka simpulan

yang didapatkan Archimedes dalam tempat mandi itu belumlah boleh dikatakan undang. Semua

benda dalam alam, kalau dicemplungkan ke dalam semua zat cair mestinya kekurangan berat

sama dengan berat-zat cair yang dipindahkan oleh benda itu. Kalau semuanya takluk pada

kesimpulan tadi, barulah kesimpulan itu akan jadi Undang dan barulah Archimedes tak akan

dilupakan oleh manusia sopan, manusia yang betul-betul terlatih sebagai bapak undang itu.

(Madilog. hal 100-101 Tan Malaka, Pusat Data Indikator).

Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan

induktif. Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran

induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten

dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta

dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan

rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini biasanya

disebut hipotesis.

Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis

dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian

hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris

untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis

tersebut dapat diterima atau ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa nalar deduktif dan nalar

induktif diperlukan dalam proses pencarian pengetahuan yang benar.

Pengaplikasiaanya pada bidang geologi.

Penggaplikasian pendekatan deduktif dan induktif terlihat pada bidang geografis terutama

di dalam aspek etimologinya. Aspek etimologis geografi sejalan dengan etimologis ilmu lainnya

9

Page 13: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

yaitu menggunaka pendekatan deduktif dan induktif. Pendekatan deduktif geografi bertitik tolak

pada pendekatan secara umum, yaitu dari prostulat, dalil atau premis yang dianggap sudah diakui

secara umum. Kemudian dari hasil pengamatan secara umum kini diambil kesimpulan secara

khusus. Pola pendekatan induksi berpangkal dari pengamatan dan pengkajian yang bersifat

kusus, berdasarkan fakta dari gejala yang diamati dan dari sini diambil suatu kesimpulan secara

umum. Dengan metode induksi pada geografi maka dalil-dalil dan teori-teori geografi hanya

berlaku di suatu tempat dan waktu-waktu tertentu, sebab hokum, dalil, maupun teori geografi,

sangat bergantung pada kondisi lingkungan setempat. Oleh karena itu geografis menggunakan

metode refleksi dengan menggabungkan metode deduktif dan induktif dalam penelitian geografi.

Pendekatan deduktif dan induktif dalam pengaplikasiannya melahirkan SIG (sistem informasi

geografi) yang menggunakan penalaran logika dan menjelaskan data dari gejala geografis.

10

Page 14: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

BAB III

KESIMPULAN

Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum yang diuraikan menjadi

contoh-contoh kongkrit atau fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau generalisasi yang

bersifat khusus tersebut. Dalam deduktif telah diketahui kebenarannya secara umu, kemudian

bergerak menuju pengetahuan baru tentang kasus-kasus atau gejala-gejala khusus atau

individual.

Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan

berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan

pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.

Beberapa cara pengambilan kesimpulan pada berbagai penelitian. Pendekatan Induksi

merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai

kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan

pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun

argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan pendekatan

Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan

yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola

berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah

kesimpulan.

Penggaplikasian pendekatan deduktif dan induktif terlihat pada bidang geografis terutama

di dalam aspek etimologinya. Aspek etimologis geografi sejalan dengan etimologis ilmu lainnya

yaitu menggunaka pendekatan deduktif dan induktif. Pendekatan deduktif geografi bertitik tolak

pada pendekatan secara umum, yaitu dari prostulat, dalil atau premis yang dianggap sudah diakui

secara umum. Kemudian dari hasil pengamatan secara umum kini diambil kesimpulan secara

khusus. Pola pendekatan induksi berpangkal dari pengamatan dan pengkajian yang bersifat

kusus, berdasarkan fakta dari gejala yang diamati dan dari sini diambil suatu kesimpulan secara

umum. Pendekatan deduktif dan induktif dalam pengaplikasiannya melahirkan SIG (sistem

informasi geografi) yang menggunakan penalaran logika dan menjelaskan data dari gejala

geografis.

11

Page 15: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, T. M. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. PT Raja Grafindo Pustaka, Jakarta.

www.iss.stthormas.edu/studyguides/Indonesia-Malay/genius.com.

www.iss.stthormas.edu/studyguides/Indonesia-Malay/crtthn.htm

Anonimus. 2003. Mengembangkan Kemampuan Belajar dan Berpikir Kritis

http://penakayu.blogdrive.com/comments?id=112

12

Page 16: Pendekatan Deduktif Dan Induktif

13