kumpulan asuhan keperawatan sistem pernafasan

205
OLEH : NS. FENI EKA DIANTY. S.KEP

Upload: uda-yengki

Post on 13-Aug-2015

129 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

OLEH :NS. FENI EKA DIANTY. S.KEP

Page 2: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

INFEKSI JALAN NAFAS ATAS (ISPA)

PENGERTIAN

Infeksi Saluran Pernapasan Atas adalah infeksi akut yang terjadi pada saluran napas atas termasuk adneksanya.

Page 3: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

EtiologiPikornavirus, koronavirus, miksovirus, paravirus, adenoviris dan rhinovirus.

Manifestasi Klnik sakit tenggorok, bersin-bersin, malaise,

demam, menggigil, dan sering sakit kepala serta sakit otot, kadang-kadang ada batuk. Gejala berlangsung 5 – 14 hari

Page 4: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

TERAPY MEDIKPemberian cairan yang adekuat Istirahat Pencegahan menggigil Dekongestan nasal aqueous Vitamin C Ekspectoran sesuai kebutuhan Kumur air garam hangat dapat mengurangi nyeri tenggorok

Page 5: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Jenis ISPAPenggolongan Tanda dan gejala

ISPA RINGAN

ISPA SEDANG (PNEUMONIA)

ISPA BERAT

Batuk pilek, kadang di sertai demam

Batuk pilek disertai nafas cepat dan demam

Batuk pilek di sertai sesak nafas

Page 6: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Klasifikasi

Secara anatomis yang termasuk Infeksi pernapasan akut :

Rinitis, faringiti, Sinusitis,Laringitis

Page 7: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Laringitis

Page 8: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 9: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

LARINGITIS peradangan pada laring yang terjadi karena banyak sebab. Inflamasi laring sering terjadi sebagai akibat terlalu banyak menggunakan suara, pemajanan terhadap debu, bahan kimiawi, asap

Page 10: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

MANIFESTASI KLINIK

Laringitis akut ditandai Dengan suara serak atau tidak dapat

mengeluarkan suara sama sekali (afonia) dan batuk berat.

Laringitis kronis ditandai Dengan suara serak yang persisten. Laringitis

kronis mungkin sebagai komplikasi dari sinusitis kronis dan bronchitis kronis.

Page 11: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

PENATALAKSANAAN MEDIS Mengistirahatkan suara, menghindari

merokok, istirahat di tempat tidurPengobatan Konservative Jika laryngitis merupakan bagian dari infeksi

pernafasan yang lebih luas akibat organisme bakteri , terapi antibiotic yang tepat perlu diberikan. Sebagian besar pasien dapat sembuh Dengan pengobatan konservatif

Page 12: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Untuk laringits kronis, pengobatannya termasuk mengistirahatkan suara, menghilangkan setiap infeksi traktus respiratorius primer yang mungkun ada, dan membatasi merokok.

Page 13: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

V.PROSES KEPERAWATANPengkajian :

Riwayat kesehatan pasien menunjukkan kemungkinan tanda dan gejala sakit kepala, sakit tenggorok, dan nyeri sekitar mata dan pada kedua sisi hidung, kesilutan menelan, batuk, suara serak, demam, hidung tersumbat, dan rasa tidak nyaman dan keletihan.

Page 14: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Menetapkan gejala yg timbul apa yang menjadi pencetusnya, apa yang bisa menghilangkan atau

meringankan gejala tersebut, dan apa yang memperburuk gejala tersebut

adalah bagian dari pengkajian, juga mengidentifikasi setiap riwayat alergi atau adanya penyakit yang timbul bersamaan.

Page 15: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Inspeksi

Tenggorok diamati Dengan meminta klien membuka mulutnya lebar-lebar dan nafas dalam. Tonsil dan faring diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti warma kemerahan, asimetris

Page 16: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Palpasi

Sinus frontal dan maksilaris dipalpasi terhadap nyeri tekan, yang menunjukkan inflamasi.

pembengkakan, atau eksudat dan polip hidung, yang mungkin terjadi dalam rhinitis kronis.

Page 17: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Nyeri yang berhubungan dengan iritasi laring sekunder akibat infeksi.Kemungkinan dibuktikan oleh : sakit kepala, nyeri otot dan sendi, sakit menelan

Intervensi :Berikan tindakan nyaman mis : pijtan punggung, perubahan posisi,relaksasi/ latihan nafas.R/: Tindakan non analgetik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memeperbesar efek terapi analgetik

Page 18: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Berikan cairan sedikitnya 2500 mL /hari (kecuali kontraindikasi) Tawarkan air hangat, daripada dingin.R/: Cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi dan mengeluarkan secret.KolaborasiBerikan obat sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesic.R/: Alat untuk menurunkan spasme bronkus Dengan mobilisasi secret. Analgesik diberikan untuk memperbaiki batuk Dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan secara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk atau menekan pernafasan

Page 19: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Sinusitis

Page 20: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

SINUSITIS suatu peradangan pada sinus yang terjadi

karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur.

Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis ,sfinoidalis )

Page 21: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 22: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung selama 3 minggu atau kurang)

maupun kronis (berlangsung selama 3-8 minggu tetapi dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun).

Page 23: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Penyebab Sinus Akut· Infeksi virus.

Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya pilek).

· Bakteri.Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.

Page 24: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Penyebab Sinus Kronis

· Asma · Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika) · Gangguan sistem kekebalan atau kelainan

sekresi maupun pembuangan lendir

Page 25: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena:

Page 26: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Sinus MaksilarisSinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi

tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.

Page 27: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Sinus FrontalisSinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.

Page 28: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Sinus EtmoidalisSinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.

Page 29: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

· Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher

Page 30: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Gejala lain- tidak enak badan, demam, letih lesu- batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari- hidung meler atau hidung tersumbat.

Page 31: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 32: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

DIAGNOSADiganosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala, foto rontgen sinus dan hasil pemeriksaan fisik.

Untuk menentukan luas dan beratnya sinusitis, bisa dilakukan pemeriksaan CT scan.

Pada sinusitis maksilaris, dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk mengetahui adanya abses gigi

Page 33: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pengobatan Sinusitis akutUntuk sinusitis akut biasanya diberikan:

· Dekongestan untuk mengurangi penyumbatan · Antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri · Obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa

nyeri.Dekongestan dalam bentuk tetes hidung atau obat semprot hidung hanya boleh dipakai selama waktu yang terbatas (karena pemakaian jangka panjang bisa menyebabkan penyumbatan dan pembengkakan pada saluran hidung).

Page 34: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Sinusitis kronisDiberikan antibiotik dan dekongestan.Untuk mengurangi peradangan biasanya diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid.Jika penyakitnya berat, bisa diberikan steroid per-oral (melalui mulut).

Jika tidak dapat diatasi dengan pengobatan tersebut, maka satu-satunya jalan untuk mengobati sinusitis kronis adalah pembedahan

Page 35: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 36: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 37: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus berhubungan dengan peradangan pada hidung2. Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis(irigasi sinus/operasi)3. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi /adnya secret yang mengental4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hiidung buntu., nyeri sekunder peradangan hidung

Page 38: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

INTERVENSI RASIONALISASI

a. Kaji tingkat nyeri klien

b. Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya

c. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi

d. Observasi tanda tanda vital dan keluhan klien

e. Kolaborasi dngan tim medis : Terapi konservatif :- obat Acetaminopen; Aspirin, dekongestan hidung

aMengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnya

b. Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk mengurangi nyeri

c. Klien mengetahui tehnik distraksi dn relaksasi sehinggga dapat mempraktekkannya bila mengalami nyeri

d. Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien.

e. Menghilangkan /mengurangi keluhan nyeri klien

Page 39: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis (irigasi/operasi)Tujuan : Cemas klien berkurang/hilangKriteria :- Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya- Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta pengobatannya.

Page 40: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

intervensi Rasionalisasi

a. Kaji tingkat kecemasan klien

b. Berikan kenyamanan dan ketentamanpada klien :

- Temani klien- Perlihatkan rasa empati

( datang dengan menyentuh klien )

c. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakit yang dideritanya

perlahan, tenang seta gunakan kalimat yang jelas, singkat mudah

dimengerti

.

a. Menentukan tindakan selanjutnya

b. Memudahkan penerimaan klien terhadap informasi yang

diberikan

c. Meingkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut sehingga

klien lebih kooperatif

Page 41: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi (penumpukan secret hidung) sekunder dari peradangan sinusTujuan : Jalan nafas efektif setelah secret dikeluarkanKriteria :- Klien tidak bernafas lagi melalui mulut- Jalan nafas kembali normal terutama hidung

Page 42: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

intervensi Rasionalisasi

a. kaji penumpukan secret yang ada

b. Observasi tanda-tanda vital.

c. Koaborasi dengan tim medis untuk pembersihan

sekret

a. Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan

selanjutnyab. Mengetahui

perkembangan klien sebelum dilakukan operasi

c. Kerjasama untuk menghilangkan

penumpukan secret/masalah

Page 43: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung buntu, nyeri sekunder dari proses peradanganTujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyamanKriteria :- Klien tidur 6-8 jam sehari

Page 44: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

INTERVENSI RASIONALISASI

a. kaji kebutuhan tidur klien.b. ciptakan suasana yang

nyaman.c. Anjurkan klien bernafas

lewat mulutd. Kolaborasi dengan tim

medis pemberian obat

a. Mengetahui permasalahan klien dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidurb. Agar klien dapat tidur

dengan tenangc. Pernafasan tidak

terganggu.d. Pernafasan dapat efektif

kembali lewat hidung

Page 45: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Rinitis

Page 46: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

1Suatu inflamasi membran mukosa hidung di kelompokan sebagai Rhinitis Alergika

Manifestasi : gatal pada nasal, Bersin-bersinSakit kepala jika terdapat sinusitis`

Page 47: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Rhinitis alergika

Page 48: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Penatalaksanaan Medis

Tergantung PenyebabMenanyakan dengan pasien kemungkinan

pemanjanan terhadap alergan dirumah, tempat tinggal, tempat kerja

Jika terdapat gejala menunjukkan Rhinitis alergika maka pendidikan kesehatan menghindari alergan

Terapy obat-obatan : antihistamin, Dekongestan, kortikosteroid

Page 49: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Intervensi keperawatanPasin dengan Rhinitis Alergika di anjurkan

menghindari alergan seperti : Debu, Tepung, Sprai, asap

Sprai nasal membantu menyejukkan membran mukosa dan melunak kan sekresi yang kering

Page 50: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Faringitis Faringitis (pharyngitis) didefinisikan sebagai

peradangan faring.Akut : terjadi dalam waktu yang cepat

(hitungan hari ; umumnya dengan batasan 1 minggu)

Page 51: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Faringitis

Page 52: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Etiologi Etiologi faringitis akut adalah bakteri atau virus yang ditularkan secara

droplet infection atau melalui bahan makanan / minuman / alat makan. Penyakit ini dapat sebagai permulaan penyakit lain, misalnya : morbili, Influenza

Page 53: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Penularan infeksi ini menular melalui kontak dan secret (lendir) dari hidung maupun ludah (droplet infection).

Page 54: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Gejala dan Tanda -      Pada gejala awal penyakit, penderita

umumnya merasakan rasa gatal dan kering pada tenggorokannya.

-      Malaise (kelemahan) dan juga sakit kepala merupakan gejala yang sering ditemukan karena adanya proses peradangan pada faring.

-      Selain itu, suhu tubuh bisa mengalami sedikit kenaikan (subfebris).

Page 55: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Suara menjadi parau/serak karena peradangan juga mengenali laring.

Selain itu, biasanya penderita mengalami kesulitan menelan (disfagia) akibat nyeri telan.

Nyeri bisa dirasakan hingga ke telinga.Pada pemeriksaan akan dijumpai faring yang

berwarna kemerahan dan kering.Pada jaringan limfoid tampak berwarna

kemerahan dan bengkak.

Page 56: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Penatalaksanaa MedisPemberian anti microbial spt : penicillin, jika

pasien yang alergi penicillin maka dapat di ganti Eritromicin,,

Diberikan selama 10 hari untuk menghilangkan Streptococus Grup A dari Oroparing

Diet cair dianjurkan jika sakit sekali menelanMemperbanyak minum 2-3 Lt/hr

Page 57: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Intervensi Kep/ Pendidikan pasienDiinstruksikan di TT selama tahap febrisSakit tenggorokan hebat dapat di gunakan

Coller es dan medikasi analgetik misal aspirin 3-6jam

Pasien dan keluarga di jelaskan pentingnya menyelesaikan terapy antibiotik

Page 58: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Faringitis KronisTerjadi pada Individu Dewasa yang bekerja di

lingkungan berdebu, dan penderita batuk Kronis

MANIFESTASI KLINIK :Sensasi iritasi dan sesak tenggorokarn yang

terus menerusPenatalaksanaan Medis : Berdasar kan

penghilangan Gejala dan menghindari faktor pencetus

Page 59: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

ASUHANKEPERAWATANA. Pengkajian1. Data Dasar2. Riwayat Kesehatan.3. Pemeriksaan FisikPada farmgitis kronis , pengkajian head to toe yang dilakukan lebih difokuskan pada: a. Sistem pernafasan :Batuk, sesak

Page 60: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan rubor, dolor, kalor, tumor, fungsiolaesa pada mukosaTujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan dan kolaboratif untuk pemberian analgetik

Page 61: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Intervensi Keperawatan:a. Kaji lokasi,intensitas dan karakteristik nyerib. Identifikasi adanya tanda-tanda radangc. Monitor aktivitas yang dapat meningkatkan nyerid. Kompres es di sekitar lehere. Kolaborasi untuk pemberian analgetik

Page 62: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan intake yang kurang , kesulitan menelan ditandai dengan penurunan berat badan, pemasukan makanan berkurang, nafsu makan kurang, sulit untuk menelan, HB kurang dari normal

Tujuan: gangguan pemenuhan nutrisi teratasi setelah dilakukan asuhan keperawatan yang efektif

Page 63: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Intervensi Keperawatan :a. Monitor balance intake dengan outputb. Timbang berat badan tiap haric. Berikan makanan cair / lunakd. Beri makan sedikit tapi sering

Page 64: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

. Resiko tinggi penularan penyakit berhubungan dengan kontak, penularan melalui udara Tujuan: Resiko tinggi penularan penyakit dapat dihindari

Intervensi keperawatanMengajarkan pasien tentang pentingnya peningkatan kesehatan dan pencegahan infeksi lebih lanjut:a. Menganjurkan pasien untuk istirahatc. Menutup mulut bila batuk / bersind. Mencuci tangane. Makan- makan bergizif. Menghindari penyebab iritasi

Page 65: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

TONSILITIS

Page 66: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

amandel = tonsilAda dua buah letaknya di pangkal rongga mulut kiri dan kanan. Fungsinya adalah salah satu kelenjar utk pertahanan tubuh dari infeksi kuman terutama yang masuk melalui saluran pernafasan. Dapat membesar jika terjadi infeksi saluran pernafasan atas dan dapat membengkak karena mengalami peradanganan. Jika diperiksa terlihat tonsil membesar dan berwarna lebih merah dari jaringan sekitarnya (hiperemis)

Page 67: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

MANIFESTASI KLINIS:Sakit tenggorokanDemamKesulitan menelanSering sakit kepala

Page 68: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Indikasi operasi pengangkatan amandel atau tonsilektomi antara lain :Jika terjadi tonsilitis yang sering/ berulang /hypertropy misalnya dalam 6 bulan sampai 3 - 5 kali

Page 69: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 70: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 71: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 72: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Intervensi (post operasi)Posisi kepala di palingkan ke samping..

Memungkinkan drainase dari mulut dan faringCollar es di pasang kan pada leher

Page 73: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Tisue di siapkan untuk eksepetorasi darah dan lendir

Pantau TTV

Page 74: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Bila tidak terjadi perdarahan lebih lanjut beri air minum dan sesapan es

Anjurkan/hindari banyak bicara krn akan menyebabkan nyeri

Page 75: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pendidikan untuk pasienPost op hari ke 1 atau hari ke 2 pasien pulangLapor jika ada tanda-tanda hemoragi

( biasanya 12-24 jam)Bilas mulut dengan air hangat utk mengatasi

lendir yang kentalDiet cair/ semi cair selama beberapa hariHindari makanan pedas, asam dan panasSusu dan produk lunak (es krim) di batasi krn

akan meningkatkan jumlah mukus

Page 76: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 77: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

ASTHMA BRONKHIALEAsthma adalah penyakit jalan nafas obstruktif

intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).Asthma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon.trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas

Page 78: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 79: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 80: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

ETIOLOGI Faktor predisposisi Genetik

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asthma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan

Page 81: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Faktor presipitasiAlergen

Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.Seperti : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.2. Ingestan, yang masuk melalui mulut.Seperti : makanan dan obat-obatan.3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.seperti : perhiasan, logam dan jam tangan

Page 82: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Perubahan cuaca.Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.

Page 83: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

o Stress.Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.

Page 84: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

o Lingkungan kerja.Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.o Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat.Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.

Page 85: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 86: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 87: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

. Klasifikasi Asthma

1. Ekstrinsik (alergik)Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asthma ekstrinsik.

Page 88: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

2. Intrinsik (non alergik)Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.

Page 89: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

3. Asthma gabunganBentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.

Page 90: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Manifestasi Klinik pada pasien asthma adalah batuk, dyspne, dari wheezing. Dan pada

sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan

Page 91: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

BRONCHITIS Bronchitis adalah suatu peradangan pada

bronkus (saluran udara keparu-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna.

Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius

Page 92: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Bronchitis

Page 93: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

BRONCHITIS KRONISAdanya batuk produktif yang berlangsung

3bulan dalam satu tahun selama 2tahun berturut – turut.

Sekresi yang menumpuk dalan bronkioles mengganggu pernafasan efektif

Page 94: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

B R O N C H I T I SEtiologi

Adalah 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu

rokok, infeksi dari polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.

Page 95: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

RokokMenurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.

Page 96: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

InfeksiEksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie.

Page 97: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

PolusiPulusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis adalah zat – zat pereduksi seperti O2, zat – zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.

Page 98: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

KeturunanBelum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada penderita defisiensi alfa – 1 – antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru

Page 99: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Faktor sosial ekonomiKematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.

Page 100: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

PatofisiologiPenemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah.Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan – perubahan pada sel – sel penghasil mukus dan sel – sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.

Page 101: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

BRONCHITIS

Page 102: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 103: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

MANIFESTASI KLINIS

KeluhanBatuk, mulai dengan batuk – batuk pagi hari, dan makin lama batuk makin berat, timbul siang hari maupun malam hari, penderita terganggu tidurnya.Dahak, sputum putih/mukoid. Bila ada infeksi, sputum menjadi purulen atau mukopuruen dan kental.Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, kadang – kadang disertai tanda – tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang menetap

Page 104: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 105: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pemeriksaan fisikPada stadium dini tidak ditemukan kelainan fisis. Hanya kadang – kadang terdengar ronchi pada waktu ekspirasi dalam. Bila sudah ada keluhan sesak, akan terdengar ronchi pada waktu ekspirasi maupun inspirasi disertai bising mengi.

Page 106: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Juga didapatkan tanda – tanda overinflasi paru seperti barrel chest, kifosis, pada perkusi terdengar hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih ke bawah, pekak jantung berkurang, suara nafas dan suara jantung lemah, kadang – kadang disertai kontraksi otot – otot pernafasan tambahan

Page 107: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pemeriksaan diagnostikPemeriksaan radiologis

Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal.Corak paru bertambah

Page 108: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 109: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Tes fungsi paru : Untuk menentukan penyebab dispnoe, melihat obstruksi, memperkirakan derajat disfungsi.

Page 110: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Analisa gas darahPa O2 : rendah (normal 25 – 100 mmHg)Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44 mmHg).Saturasi hemoglobin menurun.Eritropoesis bertambah.

Page 111: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Penanganan/tindakan supotif

Pendidikan bagi pasien dan keluarganya tentang :Menghindari merokokMenghindari iritan lainnya yang dapat terhirup.Mengontrol suhu dan kelembaban lingkungan.Nutrisi yang baik.Hidrasi yang adekuat.Terapi khusus (pengobatan).BronchodilatorKortikosteroidTerapi pernafasanTerapi oksigen

Page 112: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Jika menderita bronchitis kronis, segera hentikan kebiasaan merokok atau hindari perokok aktif.

Pencegahan lainnya, hindari segala sesuatu yang bisa mencetuskan gejala bronchitis, mis. polusi udara atau alergen (hal-hal yang menyebabkan alergi: debu, filter AC yang kotor,zat-zat kimia, dll.)

Page 113: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

TreatmentJika memang penyebabnya virus (bronchitis akut biasanya disebabkan virus, terjadi setelah mengalami flu atau batuk), penggunaan antibiotik SAMA SEKALI tidak menolong. The best treatment hanya dengan ISTIRAHAT, MINUM banyak cairan, atau gunakan obat penurun demam/nyeri jika diperlukan (misal obat yang mengandung paracetamol, dijual bebas di toko-toko obat).

Page 114: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

P N E U M O N I APengertian Pnemonia

Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).

Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun.

Page 115: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

PNEUMONIA

Page 116: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 117: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).

Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius

Page 118: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 119: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis.

Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian.

Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru

Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar

Page 120: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 121: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau mikoplasma

( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum adalah streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus misalnya virus influensa.

Page 122: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pneumonia Oleh Bakteribakteri penyebab pneumonia yang paling

umum adalah Streptococcus pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.

Page 123: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pneumonia virusGejala Pneumonia oleh virus sama saja

dengan influensa, yaitu demam, batuk kering sakit kepala, ngilu diseluruh tubuh. Dan letih lesu, selama 12 ? 136 jam, napas menjadi sesak, batuk makin hebat dan menghasilkan sejumlah lendir. Demam tinggi kadang membuat bibir menjadi biru.

Page 124: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Manifestasi KlinisGejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari

. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau.

Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala.

Page 125: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Tanda dan Gejala berupa:

Batuk nonproduktifIngus (nasal discharge)Suara napas lemahRetraksi intercostaPenggunaan otot bantu nafasDemamRonchiiCyanosis

Page 126: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pengobatan Pneumoniaantibiotika dan oksigen untuk meningkatkan

jumlah oksigen dalam darah. Pada pasien yang berusia pertengahan,

diperlukan istirahat lebih panjang untuk mengembvalikan kondisi tubuh.

Namun, mereka yang sudah sembuh dari dari pneumonia akan letih lesu dalam waktu yang panjang. Secara rutin, pasien yang sudah sembuh dari pneumonia dilarang kembali melakukan aktifitasnya.

Page 127: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pemeriksaan DiagnostikSinar XMengidentifikasikan distribusi strukstural (mis. Lobar, bronchial); dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada. LED à meningkat

Fungsi paru à hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat dan komplain menurun.

Page 128: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pengobatan Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.

.Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.

Page 129: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas :

Oksigen 1-2 L/menit.IVFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.

Page 130: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi

Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian

Page 131: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIANIdentitas : -Umur : Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus dibanding dewasa Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besarTempat tinggal : Lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar

Page 132: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Riwayat MasukAnak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun

Riwayat Penyakit Dahulu

penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit Pneumonia.

Page 133: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pemeriksaan FisikSistem Integumen Subyektif : - Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan

Sistem PulmonalSubyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengengObyektif : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,

Page 134: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Sistem Cardiovaskulero Subyektif : sakit kepalao Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah menurun

Sistem NeurosensoriSubyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejangObyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi

Page 135: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Sistem Musculoskeletalo Subyektif : lemah, cepat lelaho Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan

Sistem genitourinaria§ Subyektif : -§ Obyektif : produksi urine menurun/normal,

Sistem digestifo Subyektif : mual, kadang muntaho Obyektif : konsistensi feses normal/diare

Page 136: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Diagnosa keperawatan

Ø .Kerusakan Pertukaran Gas berhubungan dengan Gangguan pengiriman oksigen.

Ø Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan utama.

Ø Ketdakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.

Page 137: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Intervensi

Ø Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen.Keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan jalannya gas (Oksigen dan Karbondioksida) yang aktual

§ Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak ada gejala distres pernapasan.

Page 138: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Intervensi:1) Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas.R : Manifestasi distres pernapasan tergantung pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum.2) Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif.R : Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiki ventilasi.

Page 139: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

3) Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktivitas senggang.R : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/konsumsi oksigen untuk memudahkan perbaikan infeksi.4) Observasi penyimpangan kondisi, catat hipotensi banyaknya jumlah sputum merah muda/berdarah, pucat, sianosis, perubahan tingkat kesadaran, dispnea berat, gelisah.R : Syok dan edema paru adalah penyebab umum kematian pada pneumonia dan membutuhkan intervensi medik segera

Page 140: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Ø Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan

KH:· Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi.· Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi

Page 141: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Intervensi:1) Pantau tanda vital dengan ketat, khusunya selama awal terapi.R : Selama periode waktu ini, potensial komplikasi fatal (hipotensi/syok) dapat terjadi.

2) Anjurkan pasien memperhatikan pengeluaran sekret (mis., meningkatkan pengeluaran daripada menelannya) dan melaporkan perubahan warna, jumlah dan bau sekret.R : Meskipun pasien dapat menemukan pengeluaran dan upaya membatasi atau menghindarinya, penting bahwa sputum harus dikeluarkan dengan cara aman.

Page 142: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

3) Tunjukkan/dorong tehnik mencuci tangan yang baik.R : Efektif berarti menurunkan penyebaran /tambahan infeksi.4) Batasi pengunjung sesuai indikasi.R : Menurunkan pemajanan terhadap patogen infeksi lain

Page 143: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Ketdakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.Suatu Keadaan di mana seorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernapasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif.KH:· Tidak mengalami aspirasi· Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru

Page 144: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Intervensi :1) Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada.R : Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan/atau cairan paru.

Page 145: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

2) Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas adventisius, mis., krekels, megi.R : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas bronkial (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronki, dan mengi terdengar pada inspirasi dan/atau ekspirasi pada respons terhadap pengumpulan cairan, sekret kental, dan spasme jalan napas/obstruksi.

Page 146: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

3) Bantu pasien napas sering. Tunjukkan/bantu pasien mempelajari melakukan batuk, mis., menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.R : Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru/jalan napas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan napas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan napas paten. Penekanan menurunkan ketidaknyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya napas lebih dalam dan lebih kuat.

Page 147: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

4) Penghisapan sesuai indikasi.R : Merangsang batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada pasien yang tak mampu melakukan karena batuk tak efektif atau

Page 148: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Tuberkulosisi Paru

Page 149: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

TBC Paru atau sering dikenal dengan TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tubeculosis.

Cara penularan TB paru dapat terjadi secara langsung melalui percikan dahak yang mengandung kuman TB, terisap oleh orang sehat melalui jalan napas dan kemudian berkembang biak di paru.

Page 150: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

ETIOLOGIMicobacterium tuberculosis yang di tularkan

melalui udara dari individu yang terinfeksi melalui percikan batuk, udara, bersin dan berbicara.

(Nelson, 1999)

Page 151: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

TANDA DAN GEJALA TBBatuk lama lebih dari 3 minggu Demam Berat badan menurun Keringat malam Mudah lelah Nafsu makan hilang Nyeri dada Batuk berdarah

Page 152: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

TBC dapat sembuh jika…

Minum obat teratur dan benar sesuai anjuran dokter selama enam bulan

Melibatkan anggota keluarga untuk mengawasi dan memastikan penderita TBC, minum obat dengan teratur dan benar

Page 153: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Penatalaksanaan Pendidikan keluarga dan peran serta keluarga

: Jelaskan bahwa TBC dapat sembuh Minum obat secara teratur dan benar selama

6 bulan / lebih terus-menerus Makan yang baik dengan menu gizi seimbang Istirahat yang cukup

Page 154: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pemeriksaan Diagnostik Apa saja yang diperiksa untuk penyakit TBC?Anamnesis Tes mantoux Pemeriksaan dahak mikroskopik Pemeriksaan foto rontgen paru

Page 155: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

a. Kultur sputum: Mikobakterium Tuberkulosis positif pada tahap akhir penyakit.

b. b. Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam).

Page 156: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

mantoux lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada ½ bagian atas lengan bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit). Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi.

Page 157: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Hasil uji mentoux1. Pembengkakan (Indurasi) : 0–4mm,uji

mantoux negatif.Arti klinis : tidak ada infeksi Mikobakterium tuberkulosa.

2. Pembengkakan (Indurasi) : 3–9mm,uji mantoux meragukan.Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi silang dengan Mikobakterium atipik atau setelah vaksinasi BCG.

Page 158: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

3. Pembengkakan (Indurasi) : ≥ 10mm,uji mantoux positif.Arti klinis : sedang atau pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa.

4. indurasi > 15 mm uji mentoux positif

Page 159: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

c. Poto torak: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas ; Pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas ; Pada kavitas bayangan, berupa cincin ; Pada kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.

Page 160: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

TUBERKULOSISI

Page 161: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

d. Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena TB paru.e. Darah: peningkatan leukosit dan Laju Endap Darah (LED

Luekosit meningkat

Page 162: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Penatalaksanaan MedisPemberian OATTujuan OAT :Mengurangi keluhan pasien dalam jangka

waktu pendekMencegah kematian o/k proses penyakit

dalam keadaan lebih lanjutMencegah penyebaran kuman lebih luas ke

masyarakat

Page 163: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Penting :Jenis,jumlah dan dosis obat yang cukup Keteraturan berobat. Mengapa harus melakukan pemeriksaan rutin? Memantau kemajuan pengobatan Mengetahui ada/tidaknya efek samping obat Memeriksa kesehatan dan memberikan

informasi Memberikan obat-obatan

Page 164: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengobatan :Relative tidak penting :

Istirahat Perumahan Diet Perawatan Iklim

Page 165: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Mencegah TBCHidup sehat Makan yang bergizi Istirahat cukup Olahraga teratur Hindari stress Bila batuk ditutup mulutnya Jangan meludah sembarangan Lingkungan sehat Vaksinasi pada bayi dan anak

Page 166: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

PROSES KEPERAWATAN1. PengkajianData-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan Tuberkulosis paru (Doengoes, 2000) ialah sebagai berikut :1. Riwayat PerjalananPenyakita. Pola aktivitas dan istirahatSubjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. sesak (nafas pendek), sulit tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari.Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap, lanjut; infiltrasi radang sampai setengah paru), demam subfebris (40 -410C) hilang tim

Page 167: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pola nutrisiSubjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan

Page 168: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Riwayat Penyakit Sebelumnya:a. Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh.b. Pernah berobat tetapi tidak sembuh.c. Pernah berobat tetapi tidak teratur.d. Riwayat kontak dengan penderita Tuberkulosis Paru.e. Daya tahan tubuh yang menurun.f. Riwayat vaksinasi yang tidak teratur.

Page 169: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

. Riwayat Pengobatan Sebelumnya:a. Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya.b. Jenis, warna, dosis obat yang diminum.c. Berapa lama. pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan penyakitnya.d. Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.

Page 170: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Riwayat Sosial Ekonomi:a. Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu dan tempat bekerja, jumlah penghasilan.b. Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikisi dengan bebas, menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang marnpu, masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak, masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus harapan.

Page 171: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Faktor Pendukung:a. Riwayat lingkungan.b. Pola hidup.Nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur, kebersihan diri.c. Tingkat pengetahuan/pendidikan pasien dan keluarga tentang penyakit, pencegahan

Page 172: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien dengan Tuberkulosis paru adalah sebagai berikut:1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan: Sekret kental atau sekret darah, Kelemahan, upaya batuk buruk. Edema trakeal/faringeal.2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan: Berkurangnya keefektifan permukaan paru, atelektasis, Kerusakan membran alveolar kapiler, Sekret yang kental, Edema bronchial

Page 173: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

3. . Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan: Daya tahan tubuh menurun, fungsi silia menurun, sekret yang inenetap, Kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar, Malnutrisi, Terkontaminasi oleh lingkungan, Kurang pengetahuan tentang infeksi kuman.

Page 174: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

4. Perubahan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan: Kelelahan, Batuk yang sering, adanya produksi sputum, Dispnea, Anoreksia, Penurunan kemampuan finansial.5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan berhubungan dengan: Tidak ada yang menerangkan, Interpretasi yang salah, Informasi yang didapat tidak lengkap/tidak akurat, Terbatasnya pengetahuan/kognitif

Page 175: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan
Page 176: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Askep Efusi PlauraEfusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada

rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi

Page 177: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat cairan berlebihan dirongga pleura, dimana kondisi ini jika dibiarkan akan membahayakan jiwapenderitanya (John Gibson, MD, 1995,Waspadji Sarwono (1999, 786)

Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairandari dalam kavum pleura diantara pleura parietalis dan pleura viseralisdapat berupa cairan transudat atau cairan eksudat ( Pedoman DiagnosisdanTerapi / UPF ilmu penyakit paru, 1994, 111).

Page 178: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Terdapat empat tipe cairan yang dapat ditemukan

pada efusi pleuraCairan serus (hidrothorax) Darah (hemothotaks) Chyle (chylothoraks) Nanah (pyothoraks atau empyema)

Page 179: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

ETIOLOGI

Penyebab paling sering efusi pleura transudat adalah oleh karena penyakit gagal jantung kiri, emboli paru, dan sirosis hepatis,

sedangkan penyebab efusi pleura eksudatif disebabkan oleh pneumonia bakteri, keganasan (ca paru, ca mamma, dan lymphoma merupakan 75 % penyebab efusi pleura oleh karena kanker), infeksi virus.

Page 180: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Manifestasi KlinikTimbulnya cairan di mulai dgn perasaan sakit

karena pergesekan,, setelah cairan banyak sakit nya hilang,, penderita merasakan sesak nafas.

Gejala lain : tergantung Penyebab,, misal panas tinggi (cocus).. TBC banyak keringat,, batuk

Page 181: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Perbedaan Eksudat & TransudatEksudat Transudat

Lebih keruh, warna lebih tuaMengadung protein >>39%Bj lebih dari 1,016%Mengadung sel-sel radang (Leukosit, limposit, makrofak)

Lebih jernih,warna merahMengadung protein << 39%Berat jenis kurang dari 1,016%Mengadung sel-sel maseteloid

Page 182: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

PenatalaksanaanPenatalaksasnan tergantung pada penyakit

yang mendasari terjadinya efusi pleura. Aspirasi cairan menggunakan jarum dapat dilakukan untuk mengeluarkan cairan pleura, apabila jumlah cairan banyak dapat dilakukan pemasangan drainase interkostalis atau pemasangan WSD

Page 183: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

WSD

Page 184: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Patifisiologi Bakteri TBC, Neoplasma, Virus, bakteri,

Page 185: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Askep Empisema PENGERTIAN

Suatu perubahan anatomis paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara bagian distal bronkus terminal, yang disertai kerusakan dinding alveolus.

Page 186: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

PENYEBAB1. FAKTOR GENETIKFactor genetic mempunyai peran pada penyakit emfisema. Factor genetic diataranya adalah atopi yang ditandai dengan adanya eosinifilia atau peningkatan kadar imonoglobulin E (IgE) serum, adanya hiper responsive bronkus, riwayat penyakit obstruksi paru pada keluarga, dan defisiensi protein alfa – 1 anti tripsin.

Page 187: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

HIPOTESIS ELASTASE-ANTI ELASTASEDidalam paru terdapat keseimbangan antara enzim proteolitik elastase dan anti elastase supaya tidak terjadi kerusakan jaringan. Perubahan keseimbangan menimbulkan jaringan elastik paru rusak. Arsitektur paru akan berubah dan timbul emfisema.

Page 188: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

ROKOKRokok adalah penyebab utama timbulnya bronkitits kronik dan emfisema paru. Secara patologis rokok berhubungan dengan hyperplasia kelenjar mucus bronkus dan metaplasia epitel skuamus saluran pernapasan.

INFEKSIInfeksi menyebabkan kerusakan paru lebih hebat sehingga gejalanyapun lebih berat. Infeksi pernapasan bagian atas pasien bronchitis kronik selalu menyebabkan infeksi paru bagian dalam, serta menyebabkan kerusakan paru bertambah. Bakteri yang di isolasi paling banyak adalah haemophilus influenzae dan streptococcus pneumoniae

Page 189: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

POLUSISebagai factor penyebab penyakit, polusi tidak begitu besar pengaruhnya tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi.. FAKTOR SOSIAL EKONOMIEmfisema lebih banyak didapat pada golongan social ekonomi rendah, mungkin kerena perbedaan pola merokok, selain itu mungkin disebabkan factor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.

Page 190: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

PATOFISIOLOGIPenyempitan saluran nafas terjadi pada emfisema paru. Yaitu penyempitan saluran nafas ini disebabkan elastisitas paru yang berkurang. Penyebab dari elastisitas yang berkurang yaitu defiensi Alfa 1-anti tripsin. Dimana AAT merupakan suatu protein yang menetralkan enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan paru. Dengan demikian AAT dapat melindungi paru dari kerusakan jaringan pada enzim proteolitik. Didalam paru terdapat keseimbangan paru antara enzim proteolitik elastase dan anti elastase supaya tidak terjadi kerusakan. Perubahan keseimbangan menimbulkan kerusakan jaringan elastic paru. Arsitektur paru akan berubah dan timbul emfisema.Sumber elastase yang penting adalah pankreas. Asap rokok, polusi, dan infeksi ini menyebabkan elastase bertambah banyak. Sedang aktifitas system anti elastase menurun yaitu system alfa- 1 protease inhibator terutama enzim alfa -1 anti tripsin (alfa -1 globulin). Akibatnya tidak ada lagi keseimbangan antara elastase dan anti elastase dan akan terjadi kerusakan jaringan elastin paru dan menimbulkan emfisema. Sedangkan pada paru-paru normal terjadi keseimbangan antara tekanan yang menarik jaringan paru keluar yaitu yang disebabkan tekanan intra pleural dan otot-otot dinding dada dengan tekanan yang menarik jaringan paru kedalam yaitu elastisitas paru.Pada orang normal sewaktu terjadi ekspirasi maksimal, tekanan yang menarik jaringan paru akan berkurang sehingga saluran nafas bagian bawah paru akan tertutup.Pada pasien emfisema saluran nafas tersebut akan lebih cepat dan lebih banyak yang tertutup. Cepatnya saluran nafas menutup serta dinding alveoli yang rusak, akan menyebabkan ventilasi dan perfusi yang tidak seimbang. Tergantung pada kerusakannya dapat terjadi alveoli dengan ventilasi kurang/tidak ada akan tetapi perfusi baik sehingga penyebaran udara pernafasan maupun aliran darah ke alveoli tidak sama dan merata. Sehingga timbul hipoksia dan sesak nafas.

Page 191: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

MANIFESTASI KLINISEmfisema paru adalah suatu penyakit menahun, terjadi sedikit demi sedikit bertahun-bertahun. Biasanya mulai pada pasien perokok berumur 15-25 tahun.Pada umur 25-35 tahun mulai timbul perubahan pada saluran nafas kecil dan fungsi paru. Umur 35-45 tahun timbul batuk yang produktif. Pada umur 45-55tahun terjadi sesak nafas, hipoksemia dan perubahan spirometri. Pada umur 55-60 tahun sudah ada kor-pulmonal, yang dapat menyebabkan kegagalan nafas dan meninggal dunia.

Page 192: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

PEMERIKSAAN PENUNJANG1.Pemeriksan radiologisPemeriksaan foto dada sangat membantu dalam menegakkan diagnosis dan menyingkirkan penyakit-penyakit lain.Foto dada pada emfisema paruTerdapat dua bentuk kelainan foto dada pada emfisema paru, yaitu :# Gambaran defisiensi arteri- overinflasiTerlihat diafragma yang rendah dan datar,kadang-kadang terlihat konkaf.-oligoemiaPenyempitan pembuluh darah pulmonal dan penambahan corakan kedistal.# corakan paru yang bertambahSering terdapat pada kor pulmonal, emfisema sentrilobular dan blue bloaters. Overinflasi tidak begitu hebat.

Page 193: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pemeriksaan fungsi paruPada emfisema paru kapasitas difusi menurun karena permukaan alveoli untuk difusi berkurang.3.Analisis Gas DarahVentilasi yang hampir adekuat masih sering dapat dipertahankan oleh pasien emvisema paru. Sehingga PaCO2 rendah atau normal. Saturasi hemoglobin pasien hampir mencukupi.

Page 194: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Penata laksanaan emfisema paru terbagi atas :1. penyuluhan2. pencegahan3. terapi farmakologi4. fisioterapi dan rehabilitasi5. Pemberian O2 dalam jangka panjang

Page 195: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

PENYULUHANMenerangkan pada para pasien hal-hal yang dapat memperberat penyakit, hal-hal yang harus dihindarkan dan bagaimana cara pengobatan dengan baik.

PENCEGAHAN1. ROKOKMerokok harus dihentikan meskipun sukar. Penyuluhan dan usaha yang optimal harus dilakukan2. menghindari lingkungan polusiSebaiknya dilakukan penyuluhan secara berkala pada pekerja pabrik, terutama pada pabrik-pabrik yang mengeluarkan zat-zat polutan yang berbahaya terhadap saluran nafas3. VAKSINDianjurkan vaksinasi untuk mencegah eksaserbasi, terutama terhadap influenza dan infeksi pneumokokus.

Page 196: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

TERAPI FARMAKOLOGITujuan utama adalah untuk mengurangi obstruksi jalan nafas yang masih mempunyai komponen yang reversible meskipun sedikit. Hal ini dapat dilakukan dengan :1. pemberian bronkodilator2. pemberian kortikosteroid3. mengurangi sekresi mucus

Page 197: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

1. Pemberian bronkodilatora. golongan teofilinBiasanya diberikan dengan dosis 10-15 mg/kg BB per oral dengan memperhatikan kadar teofilin dalam darah. Konsentrasi dalam darah yang baik antara 10-15 mg/Lb. golongan agonis B2Biasanya diberikan secara aerosol/nebuliser. Efek samping utama adalah tremor,tetapi menghilang dengan pemberian agak lama.

Page 198: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pemberian kortikosteroidPada beberapa pasien, pemberian kortikosteroid akan berhasil mengurangi obstruksi saluran nafas.Hinshaw dan Murry menganjurkan untuk mencoba pemberian kortikosteroid selama 3-4 minggu. Kalau tidak ada respon baru dihentikan.3. Mengurangi sekresi mucus? Minum cukup,supaya tidak dehidrasi dan mucus lebih encer sehingga urine tetap kuning pucat.? Ekspektoran, yang sering digunakan ialah gliseril guaiakolat, kalium yodida, dan amonium klorida.? Nebulisasi dan humidifikasi dengan uap air menurunkan viskositas dan mengencerkan sputum.? Mukolitik dapat digunakan asetilsistein atau bromheksin.Fisioterapi dan RehabilitasiTujuan fisioterapi dan rehabilitasi adalah meningkatkan kapasitas fungsional dan kualitas hidup dan memenuhi kebutuhan pasien dari segi social, emosional dan vokasional.

Page 199: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Fisioterapi dan RehabilitasiTujuan fisioterapi dan rehabilitasi adalah meningkatkan kapasitas fungsional dan kualitas hidup dan memenuhi kebutuhan pasien dari segi social, emosional dan vokasional.Program fisioterapi yang dilaksanakan berguna untuk :? Mengeluarkan mucus dari saluran nafas.? Memperbaiki efisiensi ventilasi.? Memperbaiki dan meningkatkan kekuatan fisisPemberian O2 jangka panjangPemberian O2 dalam jangka panjang akan memperbaiki emfisema disertai kenaikan toleransi latihan. Biasanya diberikan pada pasien hipoksia yang timbul pada waktu tidur atau waktu latihan. Menurut Make, pemberian O2 selama 19 jam/hari akan mempunyai hasil lebih baik dari pada pemberian 12 jam/hari.

Page 200: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

ASUHAN KEPERAWATAN1. Pemeriksaan fisik :Inspeksi:- Paru hiperinflasi, ekspansi dada berkurang, kesukaran inspirasi, dada berbentuk barrel chest, dada anterior menonjol, punggung berbentuk kifosis dorsal.Palpasi :- Ruang antar iga melebar, taktik vocal fremitus menurun,Perkusi :- Terdengar hipersonor, peningkatan diameter dada anterior posterior.Auskultasi :- Suara napas berkurang, ronkhi bisa terdengar apabila ada dahak

Page 201: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Pengkajian:1. Kaji status pernapasan.2. Kaji adanya sianosis.3. Kaji fremitus faktil kedua paru.4. Lakukan pemeriksaan tanda vital lengkap.5. Kaji adanya nyeri tekan bila napas.6. Lakukan pemeriksaan jantung dan paru, cari kemungkinan adanya payah jantung dan komplikasi COPD lainnya

Page 202: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Diagnosa1). Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen.# Tujuan : -pasien bernafas dengan efektif-mengatasi masalah intoleransi aktivitas pada pasien.# Kriteria hasil : -pasien bisa mengidentifikasikan factor-faktor yangMenurunkan toleran aktivitas.- pasien memperlihatkan kemajuan khususnya dalam hal mobilitas- pasien memperlihatkan turunnya tanda-tanda# Intervensi : - kaji respon individu terhadap aktivitas• Ukur tanda vital saat istirahat dan segera setelah aktivitas serta frekuensi, irama dan kualitas.• Hentikan aktifitas bila respon klien : nyeri dada, dyspnea, vertigo/konvusi, frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah sistolik menurun.- meningkatkan aktifitas secara bertahap.- Ajarkan klien metode penghematan energi untuk aktifitas.# Rasionalisasi : - mendapatkan tanda fital pasien normal, baik saat istirahat ataupun setelah beraktifitas-masalah intoleransi aktivitas pada pasien dapat teratasi

Page 203: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Gangguan pertukaran gas berrhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi.# Tujuan : - Pertukaran gas pasien kembali normal-Tidak terjadi perubahan fungsi pernapasan.# Kriteria hasil : - pasien bisa bernapas normal tanpa menggunakan otot tambahan pernapasan.- pasien tidak mengatakan nyeri saat bernapas.# Intervensi : - Lakukan latihan pernapasan dalam dan tahan sebentar untuk membiarkan diafragma mengembangkan secara optimal.- Posisikan pasien dengan posisi semi fowler agar pasien bisa melakukan respirasi dengan sempurna.- Kaji adanya nyeri dan tanda vital berhubungan dengan latihan yang diberikan.- Ajari pasien tentang teknik penghematan energi.- Bantu pasien untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang bisa diselesaikan.# Rasionalisasi : - Pasien bernapas dengan lancer tanpa gangguan.- Fungsi paru kembali normal.

Page 204: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ventilasi alveoli# Tujuan : - Tidak terjadi perubahan dalam frekwensi pola pernapasan.- Tekanan nadi (frekwensi, irama, kwalitas) normal.# Kriteria hasil : - Pasien memperlihatkan frekwensi pernapasan yang efektif dan mengalami perbaikan pertukaran gas pada paru.- Pasien menyatakan factor penyebab, jika mengetahui.# Intervensi : - Pastikan pasien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.- Alihkan perhatian pasien dari pemikiran tentang keadaan ansietas (cemas) dengan meminta pasien mempertahankan kontak mata dengan perawat.- Latih pasien napas perlahan-lahan, bernapas lebih efektif.- Jelaskan pada pasien bahwa dia dapat mengatasi hiperventilasi melalui control pernapasan secara sadar.# Rasionalisasi : - Pola pernapasan pasien efektif.- Ventilasi alveoli normal.- Tidak terjadi gangguan perubuhan fungsi pernapasan.

Page 205: Kumpulan Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan

Wsd