kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

14

Upload: sodikin-ali

Post on 14-Apr-2017

192 views

Category:

Presentations & Public Speaking


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian
Page 2: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

Pengertian Pola kebudayaan (Sajogyo)

• Pola bersikap yg berlandaskan nilai budaya dan pola berpikir,

• Pola bertindak dan berkelakuan dlm keg. masyarakat,

• Pola sarana benda-benda (fisik).

Kebudayaan Asal kata dari kata buddayah (akal/budi)

• Semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat

• Bersifat kompleks yg mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dll.

• Berkenaan dg segala unsur yg telah diterima oleh masyarakat secara luas.

Page 3: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

7 unsur yg terdpt pd kebudayaan masy. (Culture Universals) :

1. Peralatan dan perlengkapan hidup (pakaian, rumah, alat rumah tangga, dll.),

2. Mata pencaharian dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, perikanan, dll.),

3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan),

4. Bahasa (lisan/tulisan),

5. Kesenian (seni tari, seni rupa, seni suara, dll.),

6. Sistem pengetahuan, dan

7. Sistem kepercayaan.

► Kebudayaan = Culture (Colere) ≠ Kebiasaan (Habit)

Page 4: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

Adat pola kebudayaan dpt ditinjau dr beberapa aspek :

1. Tingkat nilai budaya : hakikat bidang manusia, kedudukan manusia dlm ruang dan waktu, karya manusia, hub. manusia dg lingkungan alam, hakikat hubungan antar manusia,

2. Tingkat norma-norma : cara, kebiasaan, tata kelakuan, dan adat istiadat,

3. Sistem hukum : tata kelakuan dlm kehidupan sehari-hari baik secara tertulis atau tidak tetapi nyata akibat hukumnya,

4. Aturan-aturan khusus : aturan jual beli, aturan sopan santun, dll.

Page 5: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

Tingkat Kemajuan Masyarakat Desa

1. Departemen Dalam Negeri Th. 1972 telah menyusun “Typologi Desa” untuk mengukur tingkat kemajuan suatu desa dg melihat keragaman dan jumlah lembaga di desa.

2. Typologi Desa : Teknik untuk mengenal desa beserta tingkat perkembangannya berdasarkan potensi yg dimiliki desa.

3. Potensi desa : kemampuan yg tersedia untuk melakukan pembangunan, mencakup potensi alam dan manusia, serta hasil kerja manusia itu sendiri.- Potensi alami ; lokasi, luas, air, tanah, flora dan fauna.

- Manusia ; jumlah dan penyebaran penduduk, karakteristiknya (susunan usia & kelamin, adat & agama, ormas, inisiatif, pendidikan, kesehatan & tk. nutrisi, swadaya masyarakat)- Keg. Ekonomi ; Agraris (primer), industri/kerajinan (sekunder),

perdagangan/jasa-jasa (tersier).

Page 6: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

- Prasarana ; perhubungan, komunikasi, pengairan, pasar, pendidikan, dan kesehatan.

Tk. Perkembangan desa ditentukan oleh :

1. Imbang daya unsur-unsur dr dlm desa itu sendiri,

2. Pengaruh unsur-unsur dr luar lingkungan desa yg ditentukan oleh posisi desa terhadap wilayah yg lebih maju (fasilitas),

3. Komposisi jenis dan karakteristik keg. ekonomi.

Page 7: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

Tahap perkembangan desa berdasarkan typologi desa :

1. Desa swadaya : peran pemimpin besar, potensi belum termanfaatkan, dan jenis dan kuantitas usaha pembangunan pd bangunan fisik non produktif,

2. Desa swakarya : terdpt rencana pemb. yg riil, pengambilan keputusan melalui musyawarah, & usaha pemb. Merupakan kehendak bersama,

3. Desa swasembada : Terdpt keterampilan dlm pengunaan potensi pembangunan, terdpt partisipasi masyarakat dlm pembangunan, & pembangunan sesuai dg rencana dan fungsinya.

Page 8: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

Hubungan Desa dan Kota :

1. Pola kebudayaan : masyarakat kota memiliki pengaruh besar dlm perkembangan kebudayaan di wilayah pedesaan,

2. Hubungan ekonomi : desa merupakan kawasan produsen produk pertanian (wilayah pendukung) dan kota merupakan pasar bagi produk pertanian (sbg pusat perekonomian),

3. Pemerintahan negara : hubungan rakyat (+ 65% hidup di wil. pedesaan) yg patuh pd pemerintahan yg berpusat di kota.

Ciri-ciri Petani di Indonesia :

1. H. Suwardi : empati, kurang aspiratif, fatalis, tidak dpt berhemat, kurang kosmopolit, kurang inovatif, familism, jangkauan ke masa depan terbatas, tergantung pd pemerintah, selalu curiga,

Page 9: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

2. Koentjaraningrat : bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, kurang mampu menguasai alam, berorientasi hanya untuk kehidupan masa kini, memiliki ketergantungan yg tinggi pd sesamanya.

Faktor-faktor yg mempengaruhi keberhasilan proses perubahan :

1. Kemampuan berkomunikasi,

2. Kesesuaian peranan dg kebutuhan masyarakat,

3. Kemampuan untuk memanfaatkan pola tradisional setempat (kepemimpinan, adat, dll.), dan

4. Adanya partisipasi masyarakat sasaran,

5. Kemampuan untuk memilih waktu dan tempat yg tepat untuk memperkenalkan ide-ide baru pd masyarakat.

Page 10: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

BAHAN DISKUSI I

KAITAN ANTARA MODERNISASI, CIRI PETANI INDONESIA, DAN PERAN AGEN PEMBAHARUAN DALAM PEMBANGUNAN

Pertanyaan :

1. Apakah yg dimaksud dg modernisasi ?

2. Faktor penting dlm proses modernisasi ?

3. Pada kondisi petani yg bagaimanakah proses modernisasi di wilayah pedesaan dpt berjalan dg baik ?

4. Bagaimanakah peran agen pembaharu dlm pembangunan/ modernisasi di wilayah pedesaan ?

Page 11: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

• Modernisasi merupakan suatu proses perubahan baik dlm tingkat individu maupun masyarakat dari keadaan semula ke dalam keadaan baru yg serba rasional, efisien, dan lebih baik (Arif Budiman, 1991)

• Modernisasi sangat menekankan faktor manusia dan budayanya sebagai pokok persoalan.

Ciri-ciri Petani di Indonesia :

1. H. Suwardi : empati, kurang aspiratif, fatalis, tidak dpt berhemat, kurang kosmopolit, kurang inovatif, familism, jangkauan ke masa depan terbatas, tergantung pd pemerintah, selalu curiga,

2. Koentjaraningrat : bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, kurang mampu menguasai alam, berorientasi hanya untuk kehidupan masa kini, memiliki ketergantungan yg tinggi pd sesamanya.

Page 12: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

Adat pola kebudayaan dpt ditinjau dr beberapa aspek :

1. Tingkat nilai budaya : hakikat bidang manusia, kedudukan manusia dlm ruang dan waktu, karya manusia, hub. manusia dg lingkungan alam, hakikat hubungan antar manusia,

2. Tingkat norma-norma : cara, kebiasaan, tata kelakuan, dan adat istiadat,

3. Sistem hukum : tata kelakuan dlm kehidupan sehari-hari baik secara tertulis atau tidak tetapi nyata akibat hukumnya,

4. Aturan-aturan khusus : aturan jual beli, aturan sopan santun, dll.

Peran agen pembaharu dlm proses modernisasi/pembangunan :

Inisiator (memperkenalkan inovasi), Simulator (menghubungkan antara inovasi dg kebutuhan sasaran), Motivator (pendorong perubahan), Katalisator (penggerak perubahan), Linker (penghubung), Fasilitator (pemandu proses).

Page 13: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

Hubungan Pola Kebudayaan dg Lingkungan Alam :

1. Ilmu Antophogeografi : Ilmu yg mempelajari sampai sejauhmana dan dg cara bagaimana pola kebudayaan suatu masyarakat itu dibentuk oleh kondisi lingkungan alam.

2. Teori Posibelisme : Alam merupakan pembatas penyeleksi hal-hal yg mungkin terjadi (possible) pada suatu masyarakat.

Pengukuran Tingkat Kemajuan Desa :

1. Typologi Desa → Potensi alami

2. Pendekatan Steward : Pendekatan dg menggunakan pola ekologi kebudayaan yg melihat adanya suatu ekosistem kesaling-ketergantungan antara masyarakat serta lingkungan alam tempat masyarakat hidup.

Berdasarkan kondisi alam di Indonesia, terdapat dua pola pertanian yg dikembangkan oleh masyarakat yaitu pola pertanian sawah dan pola pertanian ladang.

Page 14: Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian

Orientasi Nilai Budaya Thd Lingkungan :

1. Orientasi Instrumental : bermaksud untuk memanfaatkan lingkungan, adanya penguasaan teknologi yg feasible dan selaras dg alam, teknologi yg berkembang adalah teknologi ke arah pengembangan usahatani, adanya penguasaan terhadap SDA (tanah, air, dsb.).

2. Orientasi Menguasai Wilayah Lingkungan : Berkembangnya persekutuan-persekutuan adat yg melembaga sbg organisasi pemerintahan wilayah setempat, organisasi pemerintahan berwenang untuk memberi pertimbangan dan keputusan yg berkenaan dg pengelolaan SDA setempat (tanah, air, dsb.).

3. Orientasi Pencapaian Integrasi Masyarakat : Dg adanya persekutuan adat dpt menghindarkan dari berbagai konflik yg mungkin timbul di masyarakat (politik, ekonomi, dll.).